MANAJEMEN KONSTRUKSI BANGUNAN APARTEMEN (STUDI KASUS APARTEMEN PANTAI MUTIARA-JAKARTA)
Ir. Manlian Ronald. A, MT, IAI *
Abstract Develop complex projects are not as easy as the simple ones. In order to have successful! in investing projects, especially apartment building in Jakarta, by this case in this paper will be established using the Construction Management approach since the feasibility process until the construction. The Construction Management approach in this paper will be analyzed that consist of : Built environment and the community, Feasibility Study, Procurement, Construction Technology. By the Construction Management in planning, actating and controlling projects, then will make the apartment projects invest well. Keywords: Construction Management, Built environment and the community, Feasibility Study, Procurement, Construction Technology
PENDAHULUAN Latar Belakang Apartemen Pantai Mutiara termasuk salah satu proyek bangunan yang unik karena merupakan satu-satunya proyek bangunan tinggi yang didirikan di atas lahan hasil reklamasi murni di Indonesia. Keunikannya terlihat pada sistem substruktur dan perlakuan finishing serta materialnya. Dengan kompleksitas pelaksanaan proyek yang ada, perlu suatu perencanaan, pengendalian dan dokumentasi proyek yang komprehensif, melalui proses manajemen konstruksi mulai dari ide awal proyek sampai implementasi/ konstruksi. Beberapa tahapan yang paling mendasar sejak ide (feasibility study) sampai pada penerapannya (implementation) meliputi:
Dosen Tetap Fakultas Desain dan Teknik Perencanaan / Magister Teknik Sipil Universitas Pelita Harapan
Vol.VI. No.3. Desember 2003
Manajemen Konstruksi Bangunan Apartemen ...
59
1. 2. 3. 4.
Built environment and the community Feasibility Study Procurement Teknologi Konstruksi
Gambar 1. Gambar Proyek Apartemen Pantai Mutiara - Jakarta Utara
BUILT ENVIRONMENT & THE COMMUNITY Sebelum Pembangunan (Pre-Development) Yang dimaksud dengan site anayisis sebelum pembangunan adalah kondisi yang ada pada saat site tersebut belum dibangun dan masih merupakan tanah kosong atau dalam proyek ini, kawasan lepas pantai yang akan digarap, antara lain: 1. Batasan Site yang akan Direklamasi 2. Kebisingan 3. Sirkulasi 4. Kontur 5. Drainase Karena site ini mempunyai kontur yang berbeda dari ketinggian level tanah pada bagian Timur lebih tinggi daripada ketinggian level tanah pada bagian Barat (Laut), maka drainase air mengalir dari arah Timur ke arah Barat. 6. View 7. TataKota
60
>
Peruntukan
>
Ketinggian max
:
3 Lantai
Daerah Pemukiman
>
KDB
:
60%
Manajemen Konstruksi Bangunan Apartemen ...
Vol.VI, No.3, Desember 2003
> KLB > GSB > GSL 8. Potensi
:
3 Timur - 5 meter Barat 15m, Utara 15 meter, Selatan 15 meter
Situs ini mempunyai potensi yang sangat bagus karena: < Berada di areal rencana reklamasi Pantai Utara < Akses mudah menuju Tomang, Grogol dan Sudirman < Akan dibangun jalan tol sepanjang Pantura < Daerah tersebut direncanakan pemerintah untuk daerah waterfront city Sesudah Pembangunan (Post-Development) Sedangkan yang dimaksud dengan sesudah pembangunan adalah kondisi site yang ada pada saat setelah dilakukannya pembangunan, sehingga terjadilah beberapa kondisi yang berubah dari sebelum bangunan tersebut dibangun, diantaranya : 1. Batasan Langsung Site 2. Kontur Sebelum pembangunan ini dimulai kontur yang tadinya mempunyai level yang berbeda diratakan ketinggian level tanahnya dengan mengikuti ketinggian level tanah pada bagian Timur (jalan utama). Mengikuti siklus 25 tahunan dan mengantisipasi siklus 50 tahunan naiknya permukaan laut, permukaan tanah pada site apartemen ini dinaikkan 50 cm lebih tinggi daripada sisi Timur site. Perbedaan ketinggian ini juga berfungsi sebagai tanggul yang tidak terlihat (virtual barrier) mengingat kawasan ini adalah kawasan permukiman mewah sehingga kehadiran tanggul akan menimbulkan image 'kawasan banjir' yang akan menurunkan nilai jual kawasan (dari sisi pemasaran). Tata Kota Setelah mengadakan perundingan dengan pihak pemerintah dan meyakinkan bahwa pada daerah tersebut akan menjadi daerah hunian eksklusif dengan izin pengembangan kawasan reklamasi untuk berdirinya 16 tower apartement tambahan berikut fasilitasnya. Kawasan ini akan menjadi bagian dari Mega proyek Waterfront City Kota Jakarta.
Vol.VI. No.3, Desember 2003
Manajemen Konstruksi Bangunan Apartemen ...
61
FEASIBILITY STUDY Aspek Teknik 1. Peruntukan pemerintah 2. GSL (Garis Sempadan Laut)
: Lahan Reklamasi : 15 meter
Aspek Manajemen Dalam proyek ini terdapat pihak Manajemen Konstruksi (Construction Management), yang memegang proyek ini hingga selesai sampai pada penyerahan ke pihak Building Operation Management. Di samping itu terdapat beberapa konsultan lainnya untuk bidang masing-masing. Pihak PT Dharmala Intiland sebagai owner Kawasan Pantai Mutiara mempunyai keinginan untuk membangun apartemen unik di atas lahan hasil reklamasi. Rencana awal yang dirancang oleh tim arsitek dari PT JATI MAKMUR EKABUANA adalah 16 tower apartemen 032 lantai dengan rancangan struktur oleh Ove Arup. Konstruksi dimulai pada 1993 dengan pemancangan tiang pancang tower A sedalam 45 meter. Sayangnya, pada saat pemancangan ini baru berjalan ± 50%, krisis moneter memaksa proyek tersebut dihentikan begitu saja. Pada 1999, PT Dharmala Intiland terpikir untuk menghidupkan kembali proyek ini. Mereka kemudian mengajak PT Famharindo sebagai co-owner untuk membentuk Badan Kerjasama Apartemen Pantai Mutiara. Pihak Manajemen Konstruksi kemudian melakukan tender yang akhirnya menunjuk konsultan-konsultan tersebut di atas (DAVY SUKAMTA & PARTNERS, PT MARKA ABHIRAMA, PT CITRA PESONA HIJAU, PT METAKOM PRANATA, PT WASTU ADI OLAH RUPA) untuk melaksanakan proyek ini. Dengan perhitungan efisiensi dan strategi bisnis, rencana awal 16 tower @32 lantai berubah menjadi 20 tower @24 lantai dengan tahap awal 4 tower. Pihak owner kemudian melakukan kontrak dengan para kontraktor konstruksi untuk melanjutkan pembangunan tower A dan melihat performa penjualan sebelum menentukan apakah tower B juga tetap dibangun. Penjualan temyata sangat baik dan tower B pun dibangun dan juga berhasil dipasarkan dengan sangat baik. Pihak Manajemen Konstruksi kemudian melakukan 'repeat order' dengan para kontraktor untuk membangun tower C dan D dengan desain yang sedikit berbeda dengan kedua tower sebelumnya. Sistem MK Dalam proyek ini, sistem Manajemen Konstruksi yang digunakan adalah sistem OCM (Owner Construction Management) dimana pihak Manajemen Konstruksi, dalam hal ini ditunjuk oleh pihak owner (Badan Kerjasama Apartemen Pantai Mutiara). Manajemen Konstruksi untuk proyek ini ditunjuk PT Inti Era Cipta.
62
Manajemen Konstruksi Bangunan Apartemen...
Vol.VI, No.3, Desember 2003
CONSTRUCTION MANAGEMENT
SITE
OWNER 7~V
DESIGN TEAM ARCHITECTURE
LANDSCAPE
STRUCTURE
INTERIOR
M&E
Gambar 2. Sistem MK di Proyek Pantai Mutiara Apartemen
PROCUREMENT Aktivitas pada tahap ini ada 2 yaitu : 1. Aktivitas kontraktor utama dan sub-kontraktor yang meliputi pekerjaan umum dan spesifik. 2. Penyediaan alat dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan proyek. Penempatan tanggung jawab yang tepat dari kedua fungsi ini sangat bervariasi, tergantung dari kontrak yang disepakati dari suatu proyek.
TEKNOLOGI KONSTRUKSI Metode konstruksi merupakan salah satu cara atau tahap-tahap yang digunakan dalam suatu proses konstruksi yang mempunyai tujuan agar proses konstruksi tersebut berlangsung secara sistematis dan efisien. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi (menentukan) pelaksanaan metode konstruksi. Faktor-faktor tersebut adalah: Manajemen konstruksi, peraturan yang dipakai, site of the project, desain, sistem struktur, temporary works and equipment, peralatan konstruksi, bahan konstruksi. Tahap-tahap pelaksanaan metode konstruksi meliputi:
Vol VI, No.3, Desember 2003
Manajemen Konstruksi Bangunan Apartemen ...
63
1. Pekerjaan persiapan lahan. 2. Struktur bangunan bawah. 3. Struktur bangunan atas Pekerjaan Persiapan Analisis tanah Dilakukan 2 (dua) jenis analisa tanah standar sebelum memulai konstruksi di atas lahan reklamasi ini yaitu Boring Log dan Sondir test.
Gambar 3. Analisis Tanah Persiapan Pekerjaan persiapan lahan terdiri dari: 1. Pembersihan lapangan dari jaringan kabel, saluran dan pipa bawah tanah. 2. Pengurukan dan pemerataan lapangan hingga padat dan kering serta memadai untuk dilakukan pengeboran alat yang biasanya digunakan untuk pengurugan. 3. Pemagaran, pembuatan jalan masuk, penerangan, penyediaan air kerja, pengadaan listrik kerja, keamanan lapangan, serta mobilisasi dan demolisasi peralatan ke lapangan. Benchmarking of building's site Benchmarking merupakan kegiatan untuk menentukan batas lahan proyek, yang salah satu cara dilakukan dengan membuat dinding pembatas. Hal ini dilakukan karena bangunan yang akan berdiri ini mempunyai kontur yang berbeda. Selain itu, kegunaan dinding pembatas ini adalah untuk menahan tanah (untuk
64
Manajemen Konstruksi Bangunan Apartemen...
Vol.VI, No.3, Desember 2003
pengisian tanah atau fill) agar konturnya sama dengan bagian depan gedung dan lebih pentingnya lagi, untuk memperjelas batasan site yang akan dibangun Pekerjaan Struktur Bangunan Bawah Secara umum struktur bangunan bawah disebut juga pondasi. Jenis pondasi yang digunakan pada proyek pembangunan Apartemen Pantai Mutiara ini adalah pondasi dalam. Dengan demikian, struktur pondasi itu menyangkut tiang (dalam hal ini adalah tiang bor). Land reclamation Perlu kita ingat kembali bahwa daerah daratan di mana apartemen ini dibangun adalah daratan hasil reklamasi. Proses reklamasi ini adalah proses yang cukup rumit yang meliputi proses seperti berikut ini. Pada awalnya, laut yang akan direklamasi pada sekelilingnya diberi dinding pembatas yang terbuat dari rakitan bambu tua setebal 2 (dua) meter. Di atas rangka bambu ini ditumpukkan batu kali untuk memperkuat pancangan bambu agar tidak lepas. Pada batas sekeliling ini kemudian disiapkan celah untuk memasukkan pasir laut, suatu proses yang juga akan mendorong keluar air laut yang masih tersisa di dalamnya (dewatering). Pasir laut ini digunakan karena mempunyai sifat cohesive di dalam air laut. Sebelumnya dicoba untuk menggunakan tanah merah, suatu kesalahan besar karena tanah merah yang bercampur dengan air tentunya akan menjadi bubur. Setelah proses ini dilakukan maka dimulailah proses pengendapan dimana level air laut diharapkan akan turun dan lapisan pasir memadat sampai benar-benar settle. Proses ini adalah proses yang sangat lama karena level air laut masih berada pada ketinggian 25 cm dan dengan rate penurunan sebanyak 2.5 cm per tahun maka dibutuhkan waktu sekitar 10 (sepuluh) tahun sampai daratannya benar-benar padat. Setelah padat, di sekeliling area yang di reklamasi ini ditumpukkan tetraport yang fungsinya sebagai strutting untuk menahan rangka reklamasi tadi untuk memperkecil kemungkinan erosi.
Gambar 4. Gambar Reklamasi
Vol.VI, No.3, Desember 2003
Manajemen Konstruksi Bangunan Apartemen ...
65
Dewatering Pekerjaan pengeringan (dewatering) merupakan pekerjaan untuk menurunkan muka air tanah sehingga tidak mengganggu proses pembuatan basement. Pekerjaaan ini dilaksanakan setelah selama pekerjaan penggalian tanah. Pengontrolan terhadap tinggi muka air harus dilaksanakan dengan baik selama waktu kerja ataupun setelah pengecoran. Beton yang baru dicor belum memiliki cukup kekuatan untuk menahan tekanan air. Dalam hal ini pompa harus tetap berfungsi sampai konstruksi benarbenar telah kedap air dan cukup mendapat beban bangunan untuk menahan gaya tekan ke atas dari air. Pada musim hujan terdapat lebih banyak air yang meresap ke dalam tanah sehingga perlu diperhitungkan kapasitas pompa yang memadai untuk menyalurkan air tersebut. Jika tidak, akan menyebabkan kerusakan dan menghambat kerusakan dan menghambat kelancaran pelaksanaan proyek. Sistem pondasi Beberapa tipe pondasi dalam proyek ini, antara lain : /. Matt Foundation Pada bangunan Apartemen Pantai Mutiara ini, terdapat satu keunikan dalam pembuatan pondasi bangunan. Proyek ini menggunakan sistem pondasi bernama matt-foundation, khusus untuk keempat towernya. Matt-foundation ini pada intinya adalah sebuah matras (matt) beton raksasa berdimensi panjang x lebar sama dengan tower (27m x 27m) setebal 2 meter dan 2.5 meter pada pit lift. Bantalan beton ini berada di atas 2500 titik tiang pancang yang berada di bawah-nya (±1 tiap 0.5m). Antara lapisan matt-foundation ini dengan lantai semi basement diaplikasikan sistem waterproofing membrane yang diimpor khusus dari Jepang. Pondasi seperti ini digunakan pada proyek bangunan tinggi lepas pantai seperti ini mengingat bangunan ini dibangun di atas tanah hasil reklamasi dan berisiko tinggi. Matt-foundation ini terpisah dengan pondasi dan lantai kerja podium. 2. Pondasi Bored Pile Pondasi adalah bagian dari struktur bangunan yang amat penting, karena berfungsi sebagai landasan atau basis atau dasar bangunan yang meneruskan seluruh beban bangunan ke permukaan tanah yang daya dukungnya kuat. Dengan adanya penyelidikan tanah yang dilakukan terlebih dahulu, maka dianjurkan untuk menggunakan pondasi tiang bor (bored pile). Hal ini dikarenakan kondisi lapisan tanah yang cukup kuat di lokasi dan daya dukung tanah yang memang memungkinkan di lakukan boring serta sifat tanah yang homogen. Selain itu, faktor-faktor lain juga disebabkan dengan adanya banyak pemukiman di sekitar site. Maka dari itu sangatlah tepat menggunakan pondasi bored pile karena pondasi ini tidak menimbulkan suara maupun getaran yang berarti sehingga tidak mengganggu pemukiman yang berada di sekitar site. Pondasi bored pile mengandalkan atau mengutamakan tahanan ujung dan
66
Manajemen Konstruksi Bangunan Apartemen ...
Vol.VI, No.3, Desember 2003
kekerasan pada dinding tiang bored pile (friction). Dengan demikian pondasi bored pile ini harus berdiri atau bertumpu pada tanah keras sehingga mampu mendukung beban yang dipikul kepadanya. Adapun keuntungan menggunakan pondasi bored pile ini antara lain: 1. Panjang tiang dapat disesuaikan ke kedalaman lapisan pendukung. 2. Tanah maupun cadas atau batuan dapat diperiksa untuk dicocokan dengan data hasil penelidikan tanah. 3. Diameter tiang dapat dibuat cukup besar (> 5 meter). 4. Peralatan bor dapat memecahkan bebatuan sehingga dapat ditembus. 5. Instalasi tiang tidak menimbulkan suara maupun getaran yang berarti. 6. Tidak menimbulkan pergerakan tanah. 7. Dapat diinstalasi di dalam lokasi tertutup (beratap rendah). Proyek Apartemen Pantai Mutiara ini mempergunakan bored pile hanya untuk Tower A dengan diameter yang bervariasi, tetapi sebagian besar berdiameter 500 mm yang juga di bor sampai ke kedalaman yang bervariasi tergantung dari kedalaman lapis pendukung. Mutu beton yang dipergunakan adalah FC-250 dengan kuat karakteristik 350 Kg/cm2 dan ketinggian slump yang diisyaratkan 12+2 cm. Untuk besi beton utama digunakan besi ulir dengan diameter 29 mm dan 32 mm dari mutu beton U-39 yang dipasang bergantian. Metode pelaksanaan pondasi bored pile dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu: 1. Penentuan titik-titik tiang bor (bored pile,) 2. Perietakan alat bor 3. Pengeboran 4. Pemasangan casing 5. Pembersihan Dasar Lubang 6. Pembesian (Install Bar; 7. Pemasukan Tremie Pipe 8. Pengecoran 9. Pengangkatan Casing Setelah pekerjaan pengecoran selesai, pipa casing yang berada didalam lubang bor diangkat perlahan-lahan untuk memberikan kesempatan pada beton dalam casing turun mengisi rongga-rongga diluar casing. Dengan diangkatnya pipa casing dari dasar lubang bor maka beton pondasi atau menyatu dengan tanah tepi pondasi tersebut. Pondasi tiang pancang Pile Driving Equipment merupakan suatu alat khusus yang digunakan pada pekerjaan pemancangan tiang. Alat ini berfungsi untuk memegang tiang pada saat pemancangan. Pada setiap pemancangan dihasilkan sebuah grafik pemancangan.
Vol.VI, No.3, Desember 2003
Manajemen Konstruksi Bangunan Apartemen ...
67
Operator juga melakukan record jumlah ketukan dan kedalaman pemancangan yang sudah dilakukan.
Gambar 5. Gambar Pemasangan Pondasi Tiang Pancang
Dinding penahan tanah Proyek Apartemen Pantai Mutiara ini tidak memiliki lantai basement, tetapi lantai semi-basemenf yang permukaan ±0.00 nya justru berada ±50 cm di atas permukaan jalan lingkungan. Water proofing Air memiliki sifat kapilaritas yaitu kemampuan untuk merembes melalui badan atau material lain. Pada struktur yang langsung berhubungan dengan tanah perlu diberi lapisan kedap air {waterproofing) untuk mencegah naiknya air tanah ke bagian dalam bangunan.
Gambar 6. Gambar Pelaksanaan Water Proofing Sebelum dipasang tulangan, ada lantai kerja diberikan adukan pasir dan semen sehingga terbentuk lantai kerja yang rata, Pada proyek Apartemen Pantai Mutiara ini bentuk water proofing yang digunakan adalah lembaran-lembaran lapisan aspal dan pasir yang disambung satu dengan yang lain. Penyambungan ini dilakukan dengan melakukan pembakaran atau pemanasan disekitar bagian lembaran yang akan disambung. Waterproofing jenis ini kita kenal dengan nama
68
Manajemen Konstruksi Bangunan Apartemen ...
Vol.VI, No.3, Desember 2003
Bitumen. Beberapa lapis di bawah lapisan bitumen ini, khususnya pada pembuatan lantai kerja tepat di atas adukan, ditempelkan dulu lapisan sintetis bernama Bituthene berwarna hitam. Lapisan ini diproduksi secara komersial di Singapura dan dikemas dalam bentuk gulungan (roll) 30 meter. Setelah aplikasi lapisan ini, baru di atasnya dilapisi screed atau lapisan penghalus yang merupakan Cementious Floor Hardener. Waterproofing yang digunakan untuk melapis lantai kerja sebelum pengecoran pile-cap dan sloof memiliki tingkat anti air yang lebih baik dari Bituthene dan berwarna putih. Sementara itu untuk waterproofing Matt Foundation dari Tower, digunakan waterproofing khusus fiber Jepang yang mutu dan harganya sangat tinggi. Hal ini dikarenakan proyek Apartemen Pantai Mutiara ini dibangun di atas tanah reklamasi di mana level permukaan air laut dapat meningkat dengang cepat. Pekerjaan pile cap & sloof Konstruksi pile cap dibuat di atas kelompok pondasi bored pile dimana pelaksanaan pembuatannya sangat dipengaruhi oleh letak dan jumlah pondasi yang pasang dalam setiap kelompok. Pile cap harus memiliki kedalaman yang cukup untuk memindahkan gaya atau beban dari kolom-kolom menuju cap dan dari cap menuju pondasi. Fungsi dari pile cap adalah sebagai berikut: 1. Untuk menyatukan kelompok pondasi. 2. Untuk membagi beban diatasnya yang diterima agar terbagi rata kesetiap pondasi bored pile. Beban-beban tersebut adalah berat sendiri gedung, beban barang yang ada di dalam gedung dan beban bergerak lainnya. Proses Pembuatan Pile Cap, yaitu: Penggalian tanah Pemotongan pondasi Pemasangan tulangan Pembuatan Bekisting Pile Cap Pengecoran
Vol.VI, No.3, Desember 2003
Manajemen Konstruksi Bangunan Apartemen ...
69
Gambar 7. Gambar Pemotongan Pondasi
Gambar 8. Gambar Pemasangan Tulang
Gambar 9. Gambar Pengecoran Pile Cap
70
Manajemen Konstruksi Bangunan Apartemen ...
Vol.VI, No.3, Desember 2003
Pekerjaan lantai kerja konstruksi
Gambar 10. Gambar Pekerjaan Lantai Kerja Konstruksi
Pembuatan lantai kerja konstruksi dalam proyek ini sama seperti pembuatan lantai kerja pada umumnya. Material yang digunakan pada umumnya pasir urug sedalam 50 cm yang dibatasi oleh dinding batu bata kualitas rendah untuk membatasi antara lantai kerja dengan ruang yang akan di cor untuk sloof dan pile cap. Setelah dilakukan pengurugan pasir, lantai kerja kemudian ditutup dengan adukan biasa, lalu lapisan waterproofing bituthene yang ditempelkan di atas coating hitam yang mengandung bensin dan kemudian lapisan screed 2 cm yang sebenarnya merupakan lapisan cementitious floor hardener. Setelah pekerjaan ini selesai, baru dilakukan peletakkan pipa-pipa seperti pipa air bersih, air kotor dan pipa saluran limbah dengan cara membongkar kembali lantai kerja tadi hanya pada jalur pipa tersebut. Lantai semi basement Setelah pekerjaan lantai kerja konstruksi selesai, dilakukan pemasangan waterproofing membrane pada ruang-ruang untuk pile cap dan sloof. Membrane yang digunakan disini berwarna putih dan berkualitas lebih baik daripada membrane yang digunakan pada lantai kerja konstruksi tadi. Setelah itu pembesian untuk pile cap dan sloof dipasang, diikuti dengan pembesian lantai semi-basement setinggi 12 cm. Untuk menjamin bahwa pembesian lantai ini ketebalannya sama, maka digunakan penahan besi berbentuk U yang berfungsi seperti tahu beton pada pembesian pile cap. Pengecoran lantai semi-basement ini kemudian dilakukan bersamaan dengan pengecoran pile cap dan sloof. Pengecorannya dilakukan dengan menggunakan pouring bucket dan kemudian diratakan secara manual oleh pekerja menggunakan pile-cap.
Vol.VI, No.3, Desember 2003
Manajemen Konstruksi Bangunan Apartemen...
71
Pekerjaan lantai strutting Pada saat pengecoran lantai kerja, pada titik-titik tertentu dipasangkan besi beton vertikal sebagai strutting untuk menahan bekisting baja yang akan digunakan pada saat pengecoran dinding semi-basement. Setelah pengecoran dinding selesai maka batang besi yang berfungsi sebagai strutting ini akan dipotong kembali.
Gambar 11. Gambar Pekerjaan Lantai Strutting Pemasangan dinding basement Bersamaan dengan pembuatan lantai basement, maka dilanjutkan dengan pembesian untuk dinding basement. Pada lantai basement yang sebagian telah di cor, maka pada bagian itu lengsung menuju tahap pembuatan dinding basement. Setelah pembesian dinding basement, dilanjutkan dengan bekisting baja yang kemudian dilapisi kayu di sisi luarnya.
Gambar 12. Gambar Pemasangan Dinding Basement Sebelum dikunci, bekisting baja ini diberikan coating minyak solar/diesel agar mudah dilepas setelah beton cor mengering. Lapisan-lapisan bekisting ini dipasangi steger dan alat pengunci agar pada proses pengecoran dinding basement tersebut, kayu atau cetakan tersebut tidak lepas pada saat beton memuai sehingga pengecoran dapat berlangsung dengan aman dan lancar.
72
Manajemen Konstruksi Bangunan Apartemen ...
Vol.VI, No.3, Desember 2003
Pekerjaan pengurugan tanah Seteiah pekerjaan lower structure (semi-basemenf) selesai maka pengisian tanah dilakukan agar sebagian dinding semi-basement ini tertutup oleh permukaan tanah dan landscape. Kesan inilah yang kemudian memberikan kesan semibasement pada bangunan meskipun pada kenyataannya permukaan lantai semi basement ini masih lebih tinggi 50 cm di atas permukaan jalan untuk mengantisipasi air laut pasang agar tidak membanjiri areal parkir kendaraan penghuni di semibasement. Pekerjaan Struktur Bangunan Atas Komponen struktur bangunan atas, yaitu: 1. Kolom. Bersamaan dengan itu dilakukan juga pekerjaan pemasangan dinding kolom, pembuatan ini dilakukan secara bertahap perlantai dan pengerjaannya secara konvensional yaitu dengan pemakain bekisting dan pengecoran. 2. Core-Shear Wall. Dalam proyek pembuatan core erat kaitannya dengan pembuatan elevator shaft. Maka itu proses pembuatannya adalah sebagai berikut: pembuatan lantai pit-lift, pembuatan dinding core, pembuatan ruang mesin lift dan pintu mesin yang dibarengi dengan pemasangan separator beam (baja/beton), pekerjaan support mesin lift, pemasangan track car lift dan terakhir instalasi car-lift.
Gambar 13. Gambar Pemasangan Core Shear Wall 3. Dinding. Pembuatan dinding-dinding pembatas ruangan dilakukan seteiah pekerjaan kolom selesai. Pekerjaan dinding ini juga dilakukan perlantai dan konvensional. 4. Lantai. Pekerjaan lantai dilakukan seteiah pembuatan bekisting kolom dan dinding selesai. Pekerjaan ini dilakukan perlantai dan secara konvensional. Seperti telah diungkapkan sebelumnya, pada tower A dan B, sistem perlantaian yang digunakan adalah semi-flat slab sedangkan pada tower C dan D yang digunakan adalah sistem pure flat slab. Ada perbedaan yang cukup signifikan dari segi waktu kerja. Sistem semi-flat slab memakan waktu 8 (delapan) hari untuk pekerjaan 1 lantai sedangkan sistem pure flat-slab hanya memerlukan waktu 4 (empat) hari per lantainya.
Vol.VI, No.3. Desember 2003
Manajemen Konstruksi Bangunan Apartemen ...
73
Tahapan pelaksanaan pekerjaan Struktur Bangunan Atas, yaitu: 1. Bekisting Dinding Core (Shear Wall). 2. Pembesian dinding. 3. Pengecoran Dinding Core (Shear Wall). 4. Pembongkaran Bekisting Dinding Core (Shear Wall). 5. Kolom. 6. Balok perimeter. 7. Pelatlantai. Pelaksanaan pekerjaan pelat lantai sangat berhubungan erat dengan pekerjaan balok, karena antara balok dengan pelat lantai merupakan struktur yang tak terpisahkan satu sama lainnya. Adapun urutan pelaksanaan pekerjaannya adalah sebagai berikut: a. Pelat lantai Flat Slab. b. Pelat lantai konvensional. c. Delatasi. Untuk proyek Apartemen Pantai Mutiara ini, terdapat dua delatasi yaitu delatasi tower dan delatasi podium. Yang dimaksud dengan delatasi tower adalah delatasi yang dibuat di sekeliling masing-masing tower dan sedangkan delatasi podium adalah delatasi yang adanya di garis tengah podium. Dengan adanya delatasi tower, maka keempat tower ini tidak merupakan satu kesatuan dengan podiumnya. Podium dan tower baru disambung pada saat tower telah dibangun sampai pada ketinggian 22 lantai agar benar-benar telah kokoh (settle). Material yang digunakan untuk delatasi ini diberi nama 'basket', sejenis karet ban berwarna hitam.
Gambar 14. Gambar Pekerjaan Delatasi Lantai 8. 9. 10. 11.
Pekerjaan Dinding Pre-Cast. Pekerjaan Pengukuran. Penentuan As kolom. Pekerjaan bekisting.
Manajemen Konstruksi Bangunan Apartemen ...
Vol.VI, No.3, Desember 2003
a. Bekisting kolom. b. Bekisting Balok. c. Bekisting Pelat Lantai.
Gambar 15. Gambar Pekerjaan Bekisting Kolom Pekerjaan 1. 2. 3.
pembesian Pembesian Kolom. Pembesian balok. Pembesian Pelat Lantai.
Gambar 16. Gambar Pekerjaan Pembesian Kolom
Gambar 17. Gambar Pekerjaan Pembesian Pelat Lantai
Pekerjaan pengecoran Pekerjaan pengecoran dilaksanakan setelah diadakan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan pembesian, bekisting, pengukuran dan acuan, serta kebersihan areal pengecoran. Setelah hasil pemeriksaan disetujui, kontraktor mempersiapkan peralatan dan pekerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan pengecoran. 1. Pengecoran Kolom 2. Pengecoran Balok dan Pelat Lantai Pekerjaan pembongkaran bekisting
Vol.VI, No.3, Desember 2003
Manajemen Konstruksi Bangunan Apartemen ...
75
KESIMPULAN Dalam merealisasikan bangunan bertingkat tinggi memerlukan pemikiran yang sangat kompleks dari segi perencanaan serta pelaksanaannya. Pelaksanaan metode konstruksi yang kompleks memerlukan sistem manajemen yang baik dan terencana sehingga proyek dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Proyek Apartemen Pantai Mutiara ini menjadi salah satu studi lapangan mengenai metode konstruksi terutama sekali karena memang proyek seperti ini (bangunan tinggi lepas pantai) baru pertama kalinya dilakukan di Indonesia. Dengan manajemen konstruksi yang diawali sejak feasibility study, procurement dan tahap konstruksi, pembangunan proyek Apartemen Pantai Mutiara, proyek ini dapat dikontrol sesuai dengan rencana awal proyek yang ditetapkan si pemberi tugas. PUSTAKA Barrie, Paulson, 1993. "Manajemen Konstruksi Profesionaf, Erlangga. Council on Tall Buildings and Urban Habitat, 1995. "Structural Systems for Tall Buildings", McGraw-Hill. Rochmanhadi, 1992."Alat-Alat Indonesia.
Berat & Penggunaannya", Dunia Grafika
Ronald, 2003. "Manajemen Pembangunan", PT Grafikatama Abdiwacana. Sandaker, Eggen, 1992. "The Structural Basis of Architecture", Whitney Library of Design, USA. Soeharto, 1995. "Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasionaf, Erlangga. Tomlimson, 1995. "Foundation Design & Construction", Longma Singapore Publishers.
76
Manajemen Konstruksi Bangunan Apartemen ...
Vol.VI, No.3, Desember 2003