Modul ke:
Akuntansi Keuangan Kontemporer EARNINGS MANAGEMENT Dr.Harnovinsah M.Si,Ak,CA
Fakultas
Pasca Sarjana Program Studi
gister Akuntansi
www.mercubuana.ac.id
Earning Management 1
Pengertian Earning Management, Apa saja Faktor2 yg mempengaruhi ?
2
Pola Dalam Earning Management dan Pengukurannya
3
Reaksi Pasar Modal (harga saham) Terhadap Earning Management
4
Apa saja Kebaikan dan Keburukan Earning Management ?
5
Isue – Isue Penelitian Mengenai Earning Management
6
Kesimpulan
1
Apakah Earning Management dan Faktor2 yg Mempengaruhi ?
Dalam proses penyusunan laporan keuangan, manajemen sering melakukan intervensi terhadap proses penyusunan laporan keuangan, hal ini dilakukan karena manajemen mempunyai beberapa motivasi untuk hal ini, di antaranya agar laba terlihat bagus atau stabil, dengan demikian akan meningkatkan nilai perusahan dan pada akhirnya akan menarik minat investor. Tindakan yang dilakukan oleh manajemen tersebut dikenal dengan earnings management Scott (2003:369) mendefinisikan earning management sebagai ”the choice by a manager of accounting policies so as to achieve some specific objective” yang kurang lebih memiliki arti : “Pilihan yang dilakukan oleh manajer dalam menentukan akuntansi untuk mencapai beberapa tujuan tertentu”
1 Menurut Sugiri (1998) yang dikutip oleh Widyaningdyah (2001), Definisi Earning Management dibagi dalam dua definisi, yaitu: a. Definisi Sempit, dan b. Definisi Luas Definisi Sempit : Earning management dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi. Earning management dalam arti sempit di definisikan sebagai perilaku manajer untuk “bermain” dengan komponen discretionary accruals dalam menentukan besarnya earning. Definisi Luas : Earning management merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut.
1
Menurut Healy dan Wahlen menyatakan bahwa Earning Management terjadi ketika para manajer menggunakan keputusannya dalam pelaporan keuangan dan dalam melakukan penyusunan transaksi untuk mengubah laporan keuangan baik untuk menimbulkan gambaran yang salah bagi stakeholder tentang kinerja ekonomis perusahaan, ataupun untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang bergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan. Berdasarkan definisi-definisi di atas maka Earning Management adalah suatu usaha atau upaya mengatur pendapatan atau keuntungan untuk kepentingan-kepentingan tertentu yang dilandasi oleh factor-faktor ekonomi tertentu.
1 Ada dua cara memahami earning management yaitu sebagai berikut: 1. Memandang earning management sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, utang dan cost politik. 2. Memandang earning manajemen dari perspektif kontrak efisien, artinya earning manajemen memberi fleksibilitas bagi manajer untuk melindungi diri dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian, manajer mungkin dapat mempengaruhi nilai pasar perusahaan melalui Earning Management
Ada 1 beberapa perkiraan yang menjadi tujuan dan sasaran dari tindakan earnings management ini, menurut Foster (1986:224) terdapat beberapa bidang yang berpotensi diintervensi oleh manajemen dalam usaha untuk melakukan earnings management, yaitu: 1. Yang Berhubungan dengan Penjualan : • Timing of invoice, contohnya adalah memindahkan penjualan yang dilakukan pada periode yang akan datang ke periode saat ini dengan melakukan pemunduran tanggal pada invoice. • phony orders, misalnya melaporkan penjualan pada customer yang semu pada periode ini dan kemudian direvisi pada periode yang akan datang • downgrading product, misalnya pengklasifikasian barang tidak rusak sebagai barang rusak dalam rangka melakukan penjualan pada customer dengan harga yang paling rendah 2. Yang Berkaitan dengan Beban : • splitting invoices, misalnya melakukan split atas satu order pembelian menjadi beberapa order dengan tanggal invoice lebih dari satu akuntansi • record prepayment expense, misalnya mencatat advertising prepayment sebagai beban dalam periode tersebut, yaitu saat pembayaran dilakukan
3. 1 Political Motivation Perusahaan besar yang sebagian besar kegiatan usahanya menyentuh masyarakat pada umumnya cenderung mengurangi laba yang dilaporkan untuk mengurangi political cost. ”This is the case for very large firms, simply because their activities touch large numbers of people. Such firms may want to manage earnings so as to reduce their visibility'. This would entail, for example accounting practices and procedures to minimize reported income........" 4. Taxation Motivation Pajak penghasilan adalah mungkin merupakan motivasi yang paling nyata untuk earning management. Perusahaan cenderung mengurangi laba yang dilaporkan agar pajak penghasilan yang dibayarkan perusahaan semakin kecil. Menurut Scott “Income taxation is perhaps the most obvious motivation for earning management. However, taxation authorities tend to impose their own accounting rules for calculation of taxable income, thereby reducing firm's room to manouvre. Consequently, taxation should not play a major role in earning management decisions in general."
5. 1 Changes of Chief Executive Officer (CEO) CEO yang mengundurkan diri atau pensiun cenderung membuat kondisi perusahaan terlihat bagus dengan meningkatkan pendapatan atau laba. Hal ini dilakukan agar bonus yang mereka terima pada saat pengundiiran diri/pension dapat meningkat. Disamping itu CEO yang tidak menampilkan kinerja yang bagus pada perusahaan cenderung melindungi diri dengan meningkatkan pendapatan atau laba agar tidak diperhentika dari pekerjaannya. 6. Initial Public Offering (IPO) IPO adalah peristiwa dimana untuk pertama kalinya suatu perusahaan menjual atau menawarkan sahamnya kepada khalayak ramai (public) di pasar modal. Penetapan harga dasar penawaran (offerings price) beberapa saham suatu perusahaan yang untuk pertama kalinya menawarkan sahamnya ke publik (gopublic) merupakan hal yang tidak mudah untuk dilakukan karena ketetapan harga penawaran dalam pasar perdana akan konsekuensi langsung terhadap kesejahteraan pemilik lama (issuer).
Perusahaan go public cenderung menampilkan kondisi perusahaan yang sehat sehingga 1 mendorong manajemen untuk memanage pendapatan dengan meningkatkan laba perusahaan. Hal tersebut dilakukan agar saham yang ditawarkan pada publik bernilai tinggi. 7. To Communicate Information to Investor Manajemen perusahaan selalu menyajikan informasi yang bagus mengenai prospek perkembangan perusahaan di masa yang akan datang agar investor tertarik untuk menanamkan modalnya. Oleh sebab itu perusahaan cenderung menaikkan pendapatan/laba agar dapat menampilkan kesan positif. (Scott 2001)'Wow it is management that typically has the best information about future earning prospects. If reported earnings are managed to a number that represents management's best estimate of persistent earning power, and the market realizes this, share will quickly reflect this inside information."
2
Pola Dalam Earning Management dan Pengukurannya
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh manajer untuk mempengaruhi waktu, jumlah, atau makna transaksi dalam pelaporan keuangan dengan melakukan pemilihan metode akuntansi dan accounting judgment. Menurut Scott (2003:383) berbagai pola yang sering dilakukan manajer dalam earning management adalah: 1. Taking a Bath Terjadinya taking a bath pada periode stress atau reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru. Bila pemisahaan harus melaporkan laba yang tinggi, manajer dipaksa untuk melaporkan laba yang tinggi, konsekuensinya manajer akan menghapus aktiva dengan harapan laba yang akan datang dapat meningkat. Bentuk ini mengakui adanya biaya pada periode yang akan datang sebagai kerugian pada periode berjalan, ketika kondisi buruk yang tidak menguntungkan tidak dapat dihindari pada periode tersebut. Untuk itu manajemen harus menghapus beberapa aktiva dan membebankan perkiraan biaya yang akan datang pada saat ini serta melakukan clear the desk* sehingga laba yang dilaporkan di periode yang akan datang meningkat.
2. 1 Income Minimization Bentuk ini mirip dengan "taking a bath", tetapi lebih sedikit ekstrim, yakni dilakukan sebagai alasan politis pada periode laba yang tinggi dengan mempercepat penghapusan aktiva tetap dan aktiva tak berwujud dan mengakui pengeluaran-pengeluaran sebagai biaya. Pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan maksud agar tidak mendapat perhatian secara politis, kebijakan yang diambil dapat berupa penghapusan atas barang modal dan aktiva tak berwujud, biaya iklan dan pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan, hasil akuntansi untuk biaya eksplorasi. 3. Income Maximization Tindakan ini bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Perencanaan bonus yang didasarkan pada data akuntansi mendorong manajer untuk memanipulasi data akuntansi tersebut guna menaikkan laba untuk meningkatkan pembayaran bonus tahunan. Jadi tindakan ini dilakukan pada saat laba menurun. Perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang mungkin akan memaksimalkan pendapatan.
1
4. Income Smoothing Bentuk ini mungkin yang paling menarik. Hal ini dilakukan dengan meratakan laba yang dilaporkan untuk tujuan pelaporan eksternal, terutama bagi investor karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.
1 Teknik merekayasa Laba dikelompokkan Menjadi 3 Kelompok, yakni : 1. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi, antara lain : estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud dan estimasi biaya garansi. 2. Mengubah Metode Akuntansi : Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi, contoh : mengubah metode depresiasi aktiva tetap yaitu dari metode angka tahun ke metode garis lurus. 3. Menggeser periode Biaya atau Pendapatan : misalnya mempercepat atau menunda pengeluaran sampai periode akuntansi berikutnya.
1 Pendekatan lain dalam mengendalikan Net Income, yakni : 1. Dengan mengendalikan transaksi2 Akrual, dimana transaksi akrual memiliki pengaruh terhadap pendapatan dan biaya, namun tidak tampil dalam Arus Kas (Cash Flow). Contoh : amortisasi dan depresiasi adalah sepenuhnya dikuasai oleh perusahaan dalam hal menentukan masa manfaatnya sehingga perusahaan dapat mengatur besarnya pembebanan dalam rangka mencapai hasil akhir pada Net Income yang diinginkan. 2. Mengubah Kebijakan Akuntansi : Namun hasrat manajemen untuk melaksanakan hal ini tidak sekuat accrual items, alasannya adalah manajemen harus menjelaskan dalam disclosure pada laporan keuangan tahunan. Contohnya merubah metode pencatatan dari LIFO menjadi FIFO
Pengukuran Manajemen Laba Menurut Dechow et al (1995) terdapat 5 cara pengukuran Earning Management,yaitu : a. The Healy Model (1985) b. The DeAngelo Model (1986) c. The Jones Model (1991) d. The Modified Jones Model (1991) e. The Industry Model (1991) Dari kelima model yang disebutkan di atas, model yang paling sering digunakan dalam penelitian mengenai earnings management adalah The Modified Jones Model (1991). Alasannya adalah Modified Jones Model dipercaya mempunyai kemampuan dalam mendeteksi manajemen laba dengan lebih baik dibandingkan model yang lain, dalam beberapa penelitian dibuktikan bahwa model tersebut adalah yang paling sering berhasil dalam menolak hipotesis nol
3
Reaksi Pasar Modal (harga saham) Terhadap Earning Management
Motivasi pasar modal bermula dari kecenderungan meningkatnya harga saham perusahaan jika kinerja perusahaan meningkal, yang ditandai dengan peningkatan angka laba. Hubungan ini akan memicu manajer untuk memainkan angka laba sehingga dapat meningkatkan harga saham perusahaan. Peningkatan harga saham akan menyenangkan para pemegang saham karena investasi yang mereka lakukan telah berkembang. Perkembangan ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan harga saham saat ini dibandingkan dengan harga saham pada saat pertama kali mereka beli. Tindakan manajer yang ingin memaksimalkan kemakmuran dan kesejahteraan ekonomi para pemegang saham dengan meningkatkan harga saham perusahaan ini akan dinilai baik oleh pemegang saham. Selain itu peningkatan laba perusahaan juga akan menarik minat investor di pasar untuk menanamkan modalnya karena investor beranggapan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang optimal sehingga mampu memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Adanya fenomena tersebut, maka diduga manajer perusahaan melakukan praktek earning management.
4
Apa saja Kebaikan dan Keburukan Earning Management ?
Sisi baik managemen laba, Alasan lain untuk perkembangan manajemen laba adalah bahwa ada "baik" sisi untuk itu. Seperti disebutkan, kita dapat mempertimbangkan sisi baik dari manajemen laba baik dari kontraktor dan perspektif pelaporan keuangan. Dari perspektif kontrak sejauh mana laba manajemen bisa baik berhubungan dengan kontrak yang efisien versus oportunistik bentuk teori akuntansi positif. Berdasarkan kontrak yang efisien, maka diinginkan untuk memberikan manajer beberapa kemampuan untuk mengelola pendapatan di dalam menghadapi kontak lengkap dan kaku. Kita harus berhati-hati untuk tidak selalu menafsirkan bukti manajemen laba untuk bonus, perjanjian hutang, dan alasan-alasan politik sebagai buruk. Manajemen laba bisa menjadi alat untuk menyampaikan informasi kepada pasar, sehingga harga saham dapat lebih mencerminkan prospek masa depan perusahaan.
Sisi buruk management laba, antara lain : a) Menurut Healy, Manajemen laba mengaburkan informasi kinerja ekonomis perusahaan karena ada kondisi dimana manajer perusahaan memiliki akses informasi secara langsung sementara sebagian stakeholder tidak. Ada sebagian informasi yang tidak tersampaikan ke stakeholder. Manajer disisi lain, memang dapat menggunakan kebijakan untuk membuat laporan keuangan lebih informatif, mencerminkan kinerja perusahaan sesungguhnya, misalnya melalui pemilihan metode akuntansi atau estimasi untuk memberikan sinyal yang memadai agi penilaian kinerja perusahaan. Akan tetapi kebijakan akuntansi untuk membuat laporan keuangan lebih informatif kepada pengguna tidak masuk dalam definisi. b) Kontroversi muncul ketika manajemen laba dikaitkan dengan moral/etika, apakah tindakan manajer melakukan manajemen laba tidak akan menyesatkan pemakai laporan keuangan. Apalagi karena laba merupakan komponen penting yang dipantau para pemakai laporan keuangan. Ditinjau dari legalitas, tidak ada yang dilanggar karena pemilihan metode akuntansi tidak melanggar standar akuntansi yang berlaku di samping merupakan kewenangan manajer untuk memilih metode akuntansi yang akan dipakai. Menilai etis atau tidaknya manajemen laba dapat dilihat dari sudut pandang pencapaian keseimbangan antara kepentingan individu (manajer) dengan kewajiban terhadap pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan (stakeholder).
Yang dimaksud dengan stakeholder adalah pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, kreditur dan investor. Penilaian tersebut hanya dapat dilakukan kalau manajer melakukannya secara sadar, artinya menyadari implikasi jangka panjang yang ditimbulkan. Tekanan persaingan untuk menghasilkan laba yang tinggi bisa menyebabkan perilaku tidak etis, terutama untuk perusahaan yang menggunakan angka akuntansi untuk penilaian kinerja secara mutlak. Manajer dengan kinerja keuangan yang buruk dan perusahaan dengan laba rendah lebih mudah melakukan tindakan tidak etis dibandingkan manajer dengan kinerja keuangan baik dan perusahaan dengan laba. Moral Hazard menimbulkan Agency cost Contoh : pada saat ada pemeriksaan maka manajemen akan bersikap baik sedang pd saat tanpa ada pemeriksaan maka manajemen lebih bersikap negativ atau kurang baik. • Biaya Audit / External : Monitoring Cost • Pengembangan Teknologi : Abbonding Cost
6
Kesimpulan
1. Perilaku manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen ternyata mengandung pemahaman yang kontroversial, disatu sisi selalu dipandang sebelah mata, bahkan dianggap tidak bermoral karena cendrung menyesatkan. Sebaliknya disisi seberangnya justru tidak direspon negative, 6 bahkan dapat dikatakan disetujui karena dapat mengurangi resiko/efisiensi operasi perusahaan dan cendrung menunjang keberlangsungan jalannya perusahaan. 2. Pemahaman motivasi manajemen laba yang dilakukan manajemen hendaknya disikapi dengan hati-hati karena kendati disikapi dengan sinis, disisi lain manajemen laba tetap berjalan karena ada beberapa hal yang menyebabkan perilaku tersebut tetap “dibutuhkan”.