AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Provinsi Gorontalo tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (RPJMD/Renstra) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ataupun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Perjanjian Kinerja (PK) Pemerintah Provinsi Gorontalo, pun tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri sebagai fungsi Actuating dari berbagai piranti perencanaan yang sudah dibuat tersebut, hingga kemudian sampailah pada saat pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan yang mengerahkan seluruh sumber daya manajemen pendukungnya. Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Pertanggung jawaban pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program, dan sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat. 3.1.1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA Adapun pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap Indokator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah Kinerja (performance gap). Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan Kinerja dimasa yang akan datang (performance improvement). Dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap sasaran, menggunakan skala pengukuran 4 (empat) kategori sebagai berikut : Tabel 3.1 Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2015 Terdapat dua jenis skala penilaian pengukuran : a. Bilamana Indikator Sasaran mempunyai makna progres positif, maka skala yang digunakan sebagai berikut :
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
57
Skor
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Rentang Capaian
Kategori Capaian
4
Lebih dari 100 %
Sangat Baik
3
75 % sampai 100 %
Baik
2
55 % sampai 75 %
Cukup
1
Kurang dari 55 %
Kurang
b. Sebaliknya bilamana Indikator Sasaran mempunyai makna progress negatif, maka skala yang digunakan sebagai berikut : Skor
Rentang Capaian
Kategori Capaian
1
Lebih dari 100 %
Kurang
2
75 % sampai 100 %
Cukup
3
55 % sampai 75 %
Baik
4
Kurang dari 55 %
Sangat Baik
3.1.2. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA Pengukuran kinerja Pemerintah Provinsi Gorontalo tahun 2015 menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran Pemerintah Provinsi Gorontalo Tahun 2015 disajikan sebagai berikut :
1. Tujuan Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Tujuan Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah dijabarkan dalam 4 (empat) sasaran strategis Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan 9 (sembilan) indikator kinerja yang dapat di lelaskan sebagai berikut: Tujuan 1 Meningkatkan Ekonomi Daerah
Sasaran 1 Pertumbuhan Terwujudnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
58
AKUNTABILITAS KINERJA Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan KIKKKKINERJA dalam tabel sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja Sasaran Terwujudnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah
Capaian (%)
KATEGORI
4
5
18 PMA/PMDN
120 %
SANGAT BAIK
4,124 Triliun
127 %
SANGAT BAIK
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
1
2
3
15 PMA/PMDN
3,255 Triliun
Jumlah Investor Berskala Nasional PMA dan PMDN Jumlah nilai investasi Berskala Nasional PMA dan PMDN
Investasi merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi perekonomian suatu wilayah. Investasi akan dapat mendorong berbagai hal antara lain kesempatan kerja sampai dengan kesempatan untuk memperoleh pendapatan. Provinsi Gorontalo yang merupakan daerah relatif baru, keberadaan investasi akan dapat membantu dalam mensejajarkan dengan provinsi lain yang relatif sudah lama terbentuk. Berdasarkan hasil pengukuran atas kinerja sasaran diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja Terwujudnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah di Provinsi Gorontalo tergolong Sangat Baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran dimana keduanya melampaui target yang di tetapkan. Indikator kinerja atas peningkatan jumlah investor di Provinsi Gorontalo yang di targetkan sebanyak 15 PMA/PMDN, terealisasi sebesar 18 PMA/PMDN atau 120% sehingga total sampai dengan Tahun 2015
capaiannya adalah 43 PMA/PMDN dengan jumlah nilai
investasi dari target sebesar 3,255 Triliun terealisasi sebesar 4,124 Triliun atau 127 persen. Jumlah Investor Berskala Nasional PMA dan PMDN Jika pengeluaran pemerintah meningkat dan digunakan untuk proyek-proyek yang produktif maka ini juga akan meningkatkan PDRB. Realisasi jumlah investor dalam negeri dan investor luar negeri empat tahun terakhir memperlihatkan kecenderungannya meningkat target yang ditetapkan tiap tahun. Tahun 2012 realisasi jumlah investor sebanyak 6 (enam) investor dari target 4 (empat) investor dengan nilai investasi sebesar 2.189 Triliun, pada tahun 2013 realisasi jumlah investor sebanyak 5 (lima) investor dari target 4 (empat) investor dengan nilai
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
59
AKUNTABILITAS KINERJA investasi 1.331 Triliun dan KIKKKKINERJA pada tahun 2014 realisasi jumlah investor sebanyak 14 (empat belas) investor dari target sebanyak 13 (tiga belas) investor dengan nilai investasi sebesar 3.243 Triliun. Dan peningkatan jumlah investor dan jumlah investasi di Provinsi Gorontalo ini berlanjut di tahun 2015, sehingga totalnya menjadi 43 investor PMA/PMDN dengan nilai investasi juga meningkat sebesar 4,124 Triliun. Kecenderungan peningkatan jumlah investasi yang terjadi di Provinsi Gorontalo ini disebabkan oleh beberapa hal: -
Adanya komitmen pemerintah provinsi Gorontalo dalam meningkatkan potensi investasi daerah seperti menggalang kerjasama investasi dengan investor dalam dan luar
negeri
dan
mempertemukan Pemerintah
dengan
Investor dalam dan luar negeri secara langsung melalui
event
Temu
Bisnis
sebagai
upaya
untuk
menarik
minat
investor menanamkan
dalam modalnya
di Provinsi Gorontalo. - Promosi Investasi Promosi investasi yang dilakukan oleh
Pmerintah Provinsi Gorontalo yaitu dengan
mengembangkan website investasi yang menarik lengkap dan terupdate serta menjaring Investor melalui internet. -
Menyelenggarakan Gelar Potensi Investasi Daerah Tingkat Provinsi yang bertujuan untuk mempromosikan potensi investasi Provinsi Gorontalo baik di tingkat Nasional maupun di tingkat Internasional serta menarik minat investor untuk berinvestasi di Provinsi Gorontalo. - Perumusan Kebijakan Investasi
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
60
AKUNTABILITAS KINERJA Selanjutnya, kebijakan pemerintah Provinsi Gorontalo menyangkut peningkatan jumlah KIKKKKINERJA investasi di Provinsi Gorontalo adalah membuat aturan/payung hukum yang akan digunakan untuk pelaksanaan penanaman modal di daerah yang difokuskan pada merumuskan kebijakan-kebijakan investasi di Provinsi Gorontalo sehingga menjamin rasa
aman
dan
kemudahan
dalam
berinvestasi. - Pengembangan
Potensi
Investasi Bagi Masyarakat Kegiatan
ini
untuk
pengembangan
managerial
bertujuan Skill
bagi
pelaku UMKM serta pelaku investasi masyarakat yang paham/mengetahui adanya potensi investasi. - Data Potensi Investasi Dan Dokumen Studi Kelayakan Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan data dan informasi yang akurat mengenai kelayakan investasi
tentang potensi – potensi uanggulan daerah yang bermanfaat
bagi investor dalam merencanakan investasinya di Provinsi Gorontalo. Sehingga para investor yang akan berinvestasi di Provinsi Gorontalo bisa beroleh kepastian tentang potensi investasi dimaksud. Tabel Capaian Indikator Jumlah Investor Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
2015 Target
Jumlah Investor 5 14 15 6 Berskala Nasional PMA/PMDN PMA/PMDN PMA/PMDN PMA/PMDN PMA dan PMDN Sumber Data : Badan Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Gorontalo
Realisasi 18 PMA/PMDN
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD 19 PMA/PMDN
Dari tabel capaian diatas, dapat diketahui perkembangan jumlah investor di Provinsi Gorontalo dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015. Pada tahun 2012 realisasi jumlah investor nasional PMA dan PMDN sebesar 6 investor dari target yang di tetapkan sebesar 9 PMA/PMDN. Tahun 2013 jumlah investor turun dari jumlah tahun sebelumnya menjadi hanya 5
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
61
AKUNTABILITAS KINERJA investor dari target yang diKIKKKKINERJA tetapkan sebesar 11 PMA/PMDN. Pada tahun 2014 terealisasi sebesar 14 investor dari target sebesar 13 PMA/PMDN. Untuk tahun 2015, dari target yang di tetapkan 15 PMA/PMDN, terealisasi sebesar 18 PMA/PMDN sehingga capaian sampai dengan Tahun 2015 sebanyak 43 PMA/PMDN. Di lihat dari hasil capaian, ini berarti bahwa terdapat efisiensi terhadapa penggunaan anggaran pada pencapaian sasaran peningkatan jumlah investor di Provinsi Gorontalo. Target capaian pada Akhir periode RPJMD adalah sebesar 19 PMA/PMDN yang berarti bahwa capaian sampai dengan tahun 2015, sudah melampaui target Akhir periode RPJMD. Jumlah Nilai investasi Berskala Nasional PMA dan PMDN Di Provinsi Gorontalo, terdapat berbagai potensi investasi yang saat ini menarik para investor untuk berinvestasi di provinsi ini. Untuk Penanaman Modal Asing (PMA), beberapa sektor yang menarik para investor adalah: 1. Sektor industri gula; 2. Sektor pertambangan emas dan mineral; 3. Sektor perdagangan besar industri pengeringan jagung; 4. Sektor budidaya mutiara; 5. Sektor industri minyak kasar dari nabati dan kemasan plastik; 6. Sektor pertanian dan peternakan; 7. Sektor jasa akomodasi (hotel); 8. Setor
perdagangan
eceran
berskala besar; 9. Sektot industri pembuatan logam dasar bukan besi. Selain PMA, terdapat beberapa bidang usaha di Provinsi Gorontalo yang menarik para investor dalam negeri (PMDN) yaitu: 1. Bidang usaha PLTU 11 MEGA WATT dengan lokasi di Molotabu, Kabupaten Bone Bolango; 2. Bidang usaha perkebunan kelapa sawit dengan lokasi di Kabupaten Pohuwato; 3. Bidang usaha perkebunan kelapa sawit dengan lokasi di Popayato, Kabupaten Pohuwato;
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
62
4. Bidang usaha
AKUNTABILITAS KINERJA perkebunan kelapa sawit dengan lokasi di Popayato Barat, Kabupaten KIKKKKINERJA
Pohuwato. Selanjutnya untuk peningkatan nilai investasi itu sendiri, khusus PMDN sangat dipengaruhi oleh tabungan masyarakat, karena dari tabungan masyarakat merupakan sumber dana yang membuka peluang bagi berlangsungnya penanaman modal dalam negeri. Dengan semakin meningkatnya tabungan masyarakat maka dana yang dimiliki pemerintah semakin besar sehingga pengeluaran pemerintah untuk pembangunan mencukupi. Selain PMDN, salah satu investasi yang juga menunjang perekonomian suatu daerah adalah Penanaman Modal Asing (PMA). Berdasarkan data RPJMD tahun 2012 – 2017, nilai investasi baik PMDN maupun PMA besaran targetnya cenderung naik. Tabel Capaian Indikator Jumlah Nilai Investasi Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Jumlah Nilai 2,189 1,331 3,243 investasi Berskala Triliun Triliun Triliun Nasional PMA dan PMDN Sumber Data : Badan Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Gorontalo
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
3,255 Triliun
4,124 Triliun
5,087 Triliun
2015
Dari tabel capaian indikator diatas, dapat diketahui tentang perkembangan nilai investasi dari tahun 2012 sampai tahun 2015. Tahun 2012, nilai investasi sebesar 2.189 Triliun. Tahun 2013 sebesar 1.331 Triliun dan tahun 2014 sebesar 3.243 Triliun. Pada tahun 2015, jumlah nilai investasi di Provinsi Gorontalo naik dari tahun sebelumnya menjadi 4,124 Triliun atau naik sebesar 0,9 persen dari target yang telah di tetapkan sebesar 3,255 Triliun Rupiah. Sebagaimana peningkatan jumlah investor di Provinsi Gorontalo, capaian jumlah nilai investasipun di tahun 2015 ini menggambarkan adanya efisiensi sumber daya, dimana capaian melebihi target yang telah ditetapkan. Dan kondisi yang di harapkan di akhir periode RPJMD, tahun 2017 adalah sebesar 5,087 Triliun. Tujuan 1
Sasaran 2
Meningkatkan Pertumbuhan Meningkatkan Kinerja Ekspor Komoditi Ekonomi Daerah Unggulan Daerah dan Diversifikasi Komoditi Lainnya Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut :
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
63
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatkan Kinerja Ekspor Komoditi Unggulan Daerah dan Diversifikasi Komoditi Lainnya
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
1 Jumlah ekspor komoditi unggulan daerah
2
3
Jumlah Perdagangan antar Pulau
Capaian (%)
KATEGORI
4
5
142.897 Ton
144.291 ton
101 %
SANGAT BAIK
844.663 Ton
80.810 ton
9,6 %
KURANG
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran pada tabel pengukuran kinerja diatas, dapat di ketahui bahwa capaian target kinerja meningkatkan kinerja ekspor komoditi unggulan daerah tergolong belum berhasil dengan baik. Hal ini dapat di ketahui dari hasil pengukuran terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran masih ada indikator yang capaiannya dalam kategori kurang. Jumlah Ekspor komoditi unggulan Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam perkonomian setiap negara. Dewasa ini tidak ada satu negara pun di dunia yang tidak melakukan hubungan dagang dengan pihak luar negeri. Perekonomian setiap negara praktis sudah terbuka bagi dan terjalin dengan dunia internasional. Perdagangan luar negeri menjadi semakin penting, bukan saja
dalam
kaitan
dengan
haluan
pembangunan yang berorientasi ke luar, yakni membidik masyarakat di negaranegara
lain
produksi
sebagai
dalam
pasar
negeri,
hasil-hasil tapi
juga
pengadaan barang-barang modal untuk memacu industry dalam negeri. Mengenali
kecenderungan
serta
kinerja ekspor dan impor dapat diketahui keunggulan dan kelemahan ekspor negara yang
bersangkutan,
perilaku
konsumsi
masyarakat, serta kerentanan sektor industri negara itu akan kesinambungan pasok bahan baku atau barang modal dari luar negeri. Kegiatan ekspor merupakan salah satu faktor penentu
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
64
AKUNTABILITAS KINERJA dalam menentukan roda perekonomian di negara kita. Seperti yang kita ketahui, Indonesia KIKKKKINERJA sebagai negara yang sangat kaya raya dengan hasil bumi dan migas, selalu aktif terlibat
dalam
perdagangan internasional. Pengertian ekspor secara umum adalah Kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain atau sebagai proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Pencapaian kinerja sasaran ini dihasilkan dari pelaksanaan program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Komoditi Unggulan dengan menitik beratkan pada koordinasi program pengembangan ekspor dengan instansi terkait/asosiasi/eksportir/ pengusaha dengan tujuan antara lain untuk meningkatkan koordinasi program dengan pemerintah daerah kabupaten/kota dan pusat melalui rapat koordinasi, yang bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi
program
pengembangan
ekspor daerah dan pusat, dalam rangka mendorong peningkatan ekspor nasional. Dukungan
selanjutnya
adalah
melalui
Pelatihan prosedur ekspor impor dalam rangka membangun pemahaman bersama para pelaku usaha di daerah terhadap prosedur dan mekanisme ekspor-impor, termasuk didalamnya standarisasi mutu barang ekspor impor. Jumlah volume dan nilai ekspor di pengaruhi pula oleh standarisasi mutu barang ekspor berupa Pengujian Komoditi dan Penerbitan Sertifikasi Mutu Produk Ekspor dalam rangka peningkatan pengawasan dan pengendalian mutu barang ber-SNI dan komoditi ekspor impor serta pengujian dan Sertifikasi. Ekspor komoditi unggulan Provinsi Gorontalo sebaimana uraian target capaian indikator RPJMD, dimana target untuk volume ekspor komoditi unggulan Provinsi Gorontalo Tahun 2012 sebesar 17.012 ton dengan pencapaian realisasi di tahun yang sama sebesar 72.173 ton dengan jumlah nilai ekspor sebesar 12.557.709 US Dolar. Pada Tahun 2013, volume ekspor
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
65
AKUNTABILITAS KINERJA komoditi unggulan di targetkan sebesar 68.046 ton dan terealisasi pada Tahun 2013 sebesar KIKKKKINERJA 30.706 ton atau turun sebesar 42,54 persen dari pencapaian tahun sebelumnya dengan nilai ekspor sebesar 12.287.250 US Dolar. Untuk tahun 2014, volume ekspor komoditi ungggulan di targetkan sebesar 102.070 ton dan terealisasi sebesar 72.608 ton dengan nilai ekspor sebesar 14.220.886 US Dollar. Dalam kurun waktu empat tahun terakhir volume ekspor bersifat fluktuatif dimana untuk tahun 2015 ini volume ekspor komoditi unggulan di targetkan sebesar 142.663 ton dan terealisasi sebesar 144.291 ton dengan nilai ekspor sebesar 31.311.664 US Dollar. Meningkatnya capaian ini disebabkan oleh meningkatnya komoditi jagung kuning dan gula tetes dan dengan dukungan Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Komoditi Unggulan, dengan kegiatan : 1) Koordinasi program pengembangan ekspor dengan instansi terkait/asosiasi/eksportir/ pengusaha yang bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi program pengembangan ekspor daerah dan pusat, dalam rangka mendorong peningkatan ekspor nasional. 2) Pelatihan prosedur ekspor impor. Melalui kegiatan ini terbangun pemahaman bersama para
pelaku
usaha
di
daerah
terhadap prosedur dan mekanisme ekspor-impor, termasuk didalamnya standarisasi
mutu
barang
ekspor
impor. 3) Pengembangan
Informasi
Peluang
Pasar Perdagangan Luar Negeri yang antara
lain
penyebaran
sebagai informasi
sarana tentang
peluang pasar di Negara-negara Asia, Eropa dan Amerika, serta informasi tentang
mutu
produk
sesuai
permintaan pasar luar negeri. Meskipun target telah tercapai, masih terdapat permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran tahun 2015 antara lain program dan kegiatan lintas provinsi, kabupaten/kota dan pusat meski telah terkoordinasi dengan baik, namun masih dirasakan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
66
AKUNTABILITAS KINERJA belum terarah dan focus pada pengembangan ekspor secara komprehensif, dan masih bersifat KIKKKKINERJA parsial mengingat sumber pendanaan yang berbeda-beda. Selain itu dari sisi produksi terjadi penurunan produksi komoditi unggulan daerah utamanya Jagung yang mengakibatkan terbatasnya persediaan/stock. Hal ini disebabkan oleh anomali cuaca pada tahun 2015 yang tidak menentu, sehingga mengakibatkan penurunan produksi pertanian. Disamping itu pula, pengaruh perbedaan harga ekspor dan antar pulau menjadi salah satu penyebab utama penurunan ekspor Gorontalo, dimana pada tahun 2015 harga ekspor lebih rendah dibandingkan dengan antar pulau sehingga para eksportir lebih memilih menjual produknya melalui perdagangan antar pulau. Dalam rangka perbaikan kinerja Ekspor komoditi unggulan Daerah
di provinsi
Gorontalo, langkah-langkah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah adalah:
Pembangunan Infrastruktur pendukung seperti pelabuhan laut dan pelabuhan udara perlu terus disempurnakan untuk mendorong peningkatan eksport.
Pemerintah perlu melakukan kebijakan subtitusi impor terutama pada produk-produk yang potensial dihasilkan oleh Gorontalo.
Meningkatkan peran UPTD BPSMB dalam rangka pengawasan dan pengendalian mutu barang yang ber SNI dan pengawasan eksport – import sehingga geliat eksport komoditi unggulan daerah lebih bersemangat. Tabel Capaian Indikator Kinerja Ekspor Komoditi Unggulan
Indikator Kinerja Jumlah Ekspor komoditi unggulan
2012
2013
2014
2015
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
72.173 ton
12.557 ton
72.608 ton
142.897 ton
144.291 ton
Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD 240.068 ton
Sumber Data : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja sasaran jumlah ekspor komoditi unggulan pada tahun 2012 sebesar 72.173 ton. Di Tahun 2013, ekspor komoditi unggulan sebesar 12.557 ton dan pada Tahun 2014 sebesar 72.608 ton. Pada tahun 2015, capaian sebesar 144.291 ton dari target yang telah ditetapkan sebesar 142.897 ton atau capaian sebesar 101 persen dan capaian ini melebihi target yang telah ditetapkan. Dari capaian tersebut dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi terhadap sumber daya yang di gunakan dalam mendukung pencapaian sasaran ini. Target capaian samapai dengan akhir RPJMD untuk ekspor komoditi unggulan sebesar 240.068 ton.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
67
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA
Jumlah Perdagangan antar Pulau
Pencapaian kinerja sasaran di peroleh dari pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan yang di laksanakan dalam rangka meningkatkan Kerjasama Dagang Antar Daerah, dengan target capaian menunjang pencapaian sasaran program adalah kantor perwakilan dagang antar pulau Gorontalo di Surabaya. Dengan adanya kantor perwakilan dagang maka perdagangan antar pulau Gorontalo ke Surabaya dapat difasilistasi dalam proses transaksi jual beli. Pencapaian kinerja ini di dukung pula oleh kegiatan-kegiatan Pengawasan Barang Beredar dan Perlindungan Konsumen, program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan melalui peningkatan pengawasan peredaran barang dan jasa dengan tujuan harga / stok kebutuhan pokok di kabuapten/kota se Provinsi Gorontalo tetap terjaga, sehingga mampu
menciptakan
iklim
usaha
yang
sehat
dan
kondusif.
Fasilitasi
penyelesaian
permasalahan-permasalahan pengaduan konsumen, Operasional dan pengembangan UPT Kemetrologian Daerah dengan tujuan tercipta tertib ukur dan tertib usaha dikalangan pelaku usaha sehingga mendorong peningkatan ketaatan pelaku usaha dalam penggunaan alat UTTP serta meningkatnya jaminan dan kepastian hukum penggunaan alat UTTP didaerah. Selain tersebut, sasaran
kegiatan-kegiatan pencapaian
ini
kinerja
dihasilkan
dari
pelaksanaan program dan kegiatan adalah
Program
Peningkatan
Standarisasi Mutu Barang Ekspor, dengan kegiatan : 1. Bimtek
dan
standarisasi
Sosialisasi
Mutu
Barang
melalui kegiatan peningkatan pengawasan
dan
pengendalian mutu barang ber-SNI dan komoditi ekspor impor dengan kegiatan antara lain terlaksanaya pengawasan mutu barang dan terlaksananya sosialisasi peran dan fungsi BPSMB kepada masyarakat dan pelaku usaha/eksportir di daerah.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
68
2.
AKUNTABILITAS KINERJA Pengujian dan Sertifikasi dengan kegiatan ini adalah peningkatan SDM tenaga penguji KIKKKKINERJA mutu barang, terselenggaranya uji banding laboraturium, tersedianya sarana peralatan laboraturium, peralatan kalibirasi, uji mutu dan penerbitan Sertifikasi Mutu. Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran tahun 2015 antara lain
program dan kegiatan lintas provinsi, kabupaten/kota dan masih keterbatasan data perdagangan antar pulau yang melalui jalur darat. Hal ini karena sulitnya memperoleh data tersebut. Data perdagangan antar pulau hanya data dari administrasi pelabuhan yaitu perdagangan antar pulau melalui jalur laut. Tabel Capaian Indikator Kinerja Perdagangan Antar Pulau Indikator
2012
2013
2014
Kinerja
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
768.736 ton
789.492 ton
66.126 ton
844.663 ton
80.810 ton
Jumlah Perdagangan Antar Pulau
2015
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD 920.621 ton
Sumber Data : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja sasaran jumlah perdagangan antar pulau pada tahun 2012 sebesar 768.736 ton. Di Tahun 2013, jumlah perdagangan antar pulau sebesar 789.492 ton atau naik sebesar 2,70 persen dan pada Tahun 2014 ralisasi turun menjadi 66.126 ton dari target yang telah di tetapkan sebesar 810.617 ton atau mengalami kekurangan pencapaian target sebesar 92 persen. Pada tahun 2015 capaian sebesar 80.810 ton dari target yang di tetapkan sebesar 844.663 ton atau 9,6 persen. Target RPJMD dari indikator sasaran ini adalah sebesar 920.621 ton. Tujuan 1 Meningkatkan Ekonomi Daerah
Sasaran 3
Pertumbuhan Terwujudnya Pertumbuhan Koperasi dan UMKM
Usaha
Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut : Pengukuran Kinerja Sasaran Terwujudnya Pertumbuhan Usaha Koperasi dan UMKM
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
69
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Indikator Kinerja
Target
1
Capaian (%)
KATEGORI
2
3
4
5
20 unit
15 unit
75 %
BAIK
67.413 UMKM
96.124 UMKM
143%
SANGAT BAIK
750 UMKM
1.240 UMKM
165 %
SANGAT BAIK
Jumlah Koperasi berkualitas Jumlah UMKM
Realisasi
Jumlah wira usaha baru yang di fasilitasi oleh modal usaha
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja Pertumbuhan Koperasi dan UMKM di Provinsi Gorontalo tergolong Baik. Hal ini dapat di lihat dari 2 (dua) indikator kinerja yang di gunakan untuk mengukur kinerja tersebut, 1 (satu) indikator dalam kategori Sangat Baik dan 1 (satu) indikator dalam kategori Baik. Indikator jumlah koperasi yang berkualitas mencapai 75 persen dan pencapaian jumlah UMKM sebesar 143 persen. Capaian kinerja tersebut diakibatkan oleh semakin baiknya koordinasi dan implementasi program dan kegiatan antara Provinsi dan Kabupaten / Kota, serta kerjasama dengan para stakeholder yang terkait dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan. Jumlah Koperasi yang Berkualitas Upaya pemberdayaan koperasi di tujukan untuk mewujudkan lingkungan usaha yang mampu menstimulasi, memfasilitasi serta menciptakan iklim usaha yang kondusif pada berbagai tingkat pemerintahan agar koperasi memiliki daya saing yang tinggi di dalam dan luar
negeri.
Koperasi
berkualitas
adalah
koperasi sebagai badan usaha yang dicirikan oleh prinsip-prinsip kohesivitas dan partisipasi anggota yang kuat dengan kinerja usaha yang semakin sehat dan berorientasi kepada usaha anggota serta memiliki kepedulian sosial. Instrument
yang
digunakan
dalam
menetapkan kualitas koperasi adalah hasil pelaksanaan masing
klasifikasi
koperasi.
terhadap
Pelaksanaan
masingklasifikasi
koperasi didasarkan pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
70
Republik Indonesia,
AKUNTABILITAS KINERJA NomorKIKKKKINERJA : 22/PER/M.KUKM/IV/2007 tentang Pedoman Pemeringkatan
Koperasi. Dalam keputusan tersebut di tetapkan bahwa pemeringkatan koperasi di dasarkan kepada penilaian terhadap 6 (enam) aspek koperasi berkualitas yang terdiri dari : 1. Aspek badan usaha aktif; 2. Aspek kinerja usaha yang semakin sehat; 3. Aspek kohesivitas dan partisipasi anggota; 4. Aspek orientasi kepada pelayanan anggota; 5. Aspek pelayanan terhadap masyarakat; 6. Aspek kontribusi terhadap pembangunan daerah. Di Provinsi Gorontalo, pertumbuhan jumlah koperasi semakin naik dari tahun ke tahun. Untuk koperasi berkualitas itu sendiri, dari 20 koperasi berkualitas yang di targetkan, tercapai 75 persen. Hal ini karena adanya dukungan program dan kegiatan yang berpengaruh terhadap pencapaian tersebut antara lain program Pengembangan KUKM yakni Kegiatan Penumbuhan Koperasi Baru berupa Fasilitasi Akta pendirian Koperasi Melalui Notaris sebanyak 20 Koperasi, Penguatan Modal dana pengembangan Usaha sebanyak 20 koperasi serta
Kegiatan
Pengembangan Koperasi Berkualitas berupa Bantuan Pengembangan Koperasi Berkualitas sebanyak 15 Koperasi. Selain itu Kegiatan Fasilitasi Kredit Perbankan kepada KUKM telah berhasil memfasilitasi 541 KUKM dalam mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Tabel Capaian Indikator Kinerja Koperasi Indikator Kinerja
Jumlah Koperasi berkualitas
2012
2013
2014
2015
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
11 unit
13 unit
10 unit
20 unit
15 unit
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD 115 unit
Sumber Data : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja jumlah koperasi berkualitas di Tahun 2012 sebesar 11 unit koperasi dan di Tahun 2013, jumlah unit koperasi berkualitas naik menjadi 13 unit koperasi. Pada tahun 2014, capaian kinerja mencapai 10 unit koperasi. Pada tahun 2015, capaian sebesar 15 unit koperasi dari 20 koperasi yang di targetkan di tahun 2015 atau capaian sebesar 75 persen. Target kinerja di RPJMD untuk jumlah koperasi berkualitas adalah sebesar 115 unit koperasi. Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Pada Tahun 2015, semakin membaiknya iklim usaha dan investasi di daerah melalui peran dan kontribusi pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam mendorong
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
71
pertumbuhan sektor riil,
AKUNTABILITAS KINERJA serta makin tingginya dukungan perbankan terhadap permodalan KIKKKKINERJA
UMKM sehingga usaha-usaha kecil di Provinsi Gorontalo terangkat menjadi usaha menengah. Perkembangan UMKM di Provinsi Gorontalo selama Tahun 2012-2015 dapat di lihat dari tabel 3.3 sebagai berikut : TABEL 3.3 UMKM PROVINSI GORONTALO TAHUN 2012-2015
Indikator
-
2012
Jumlah UMKM Usaha Mikro
-
Usaha Kecil
-
Usaha Menengah
2013
2014
2015
62.054 53.192
63.434 54.128
70.590 56.166
96.124 81.701
8.540
8.981
11.754
11.754
321
325
2.669
2.669
Trend (%) 68,74 68,74 0 0
Sumber Data : Dinas Kumperindag Prov. Gorontalo tahun 2015
Dari tabel 3.3 dapat di lihat perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Provinsi Gorontalo. Pada tahun 2012 jumlah UMKM sebesar 62.054 unit, di tahun 2013 jumlah UMKM sebesar 63.434 unit dan di tahun 2014 sebesar 70.590 unit UMKM. Pada tahun 2015 UMKM Provinsi Gorontalo sebesar 96.124 Capaian kinerja ini akibat semakin membaiknya iklim usaha dan investasi di daerah
melalui
pemerintah
peran
pusat,
kabupaten/kota
dalam
dan
kontribusi
provinsi
dan
mendorong
pertumbuhan sektor riil, makin tingginya dukungan perbankan terhadap permodalan UMKM, serta termanfaatkannya Bantuan Modal Wira Usaha Baru yang diberikan kepada masyarakat. Keberhasilan dari capaian kinerja ini di dukung pula oleh pelaksanaan program Pengembangan UMKM melalui kegiatan penyelenggaraan promosi produk UMKM dimana kegiatan ini berupa penyelenggaraan promosi / pameran produk UMKM Gorontalo, terealisasinya sewa galeri UMKM di Jakarta dan terjalinnya
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
72
AKUNTABILITAS KINERJA kemitraan usaha melalui MoU tentang promosi produk UMKM. Selain itu juga kegiatan Fasilitasi KIKKKKINERJA Pendampigan Pos Daya dan SHAT telah berhasil memfasilitasi sebanyak 25 orang pengelola pos daya dalam meningkatkan SDM dan keterampilan dalam pengelolaan pos daya. Tabel Capaian Indikator Kinerja UMKM Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
2015 Target
Realisasi
62.054 63.434 70.590 67.413 96.124 UMKM UMKM UMKM UMKM UMKM Sumber Data : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Prov. Gorontalo Jumlah UMKM
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD 70.274 UMKM
Pencapaian kinerja terhadap jumlah UMKM dimana pada Tahun 2012 berjumlah 62.054 unit UMKM, di Tahun 2013 berjumlah 63.434 dan pada Tahun 2014 naik menjadi 70.590 unit UMKM. Pencapaian di Tahun 2014 melebihi target yang telah di tetapkan yaitu sebesar 65.705 unit UMKM. Pada tahun 2015 capaian kinerja ini sebesar 96.124 UMKM atau Perkembangan jumlah UMKM ini yang akan menggambarkan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah di Provinsi Gorontalo itu berarti bahwa, dengan berkembangnya UMKM akan berdampak pada tingkat kesejahteraan dan ekonomi masyarakat. Dari hasil capaian di tahun 2015, dapat di ketahui pula bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sehingga capaian melebihi target yang telah ditetapkan. Capaian pada akhir periode RPJMD yaitu tahun 2017 sebesar 70.274 UMKM. Wira Usaha Baru yang di Fasilitasi Modal Usaha Dalam rangkan membangun ekonomi kerakyatan, Pemerintah Provinsi Gorontalo memberikan pehatian khusus untuk pemberdayaan maupun pemberian bantuan usaha kepada masyarakat yang kurang mampu dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan memberikan lapangan kerja bagi masyarakat. Dengan persentase pencapaian indikator sasaran sebesar 165%, pencapaian target sasaran tersebut dihitung berdasarkan peningkatan jumlah wirausaha baru dari target yang ditetapkan sebanyak 750 UMKM dari target Renstra dengan tingkat realisasi sebesar 1.240 UMKM. Tingginya capaian kinerja tersebut diakibatkan oleh semakin baiknya koordinasi dan sinergi antara pusat, provinsi, dan kabupaten/kota baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program serta dukungan BPS Provinsi Gorontalo dalam monitoring pelaksanaan dan evaluasi capaian sasaran.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
73
AKUNTABILITAS KINERJA Keberhasilan dari pencapaian kinerja sasaran ini dihasilkan dari pelaksanaan program KIKKKKINERJA Peningkatan dan Pengembangan Wira Usaha Baru melalui kegiatan fasilitasi pengembangan usaha bagi KK miskin sebanyak 90 KK, Pengembangan Usaha Bagi WUB Potensial sebanyak 1.050 UKM dan Pengembangan Usaha Bagi Mahasiswa sebanyak 100 Mahasiswa. Output kegiatan
ini
yang
mendukung
pencapaian kinerja sasaran dan program
adalah
penyaluran
bantuan hibah modal usaha serta terlaksananya
Bimtek
Kewirausahaan bagi 90 KK miskin, 1.050
WUB Potensial dan 100
WUB Mahasiswa calon penerima bantuan modal usaha. Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran tahun 2015 adalah belum berkembangnya semangat wirausaha di kalangan KK miskin akibat tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki tergolong rendah. Hal ini berdampak pada rendahnya produktivitas dan kemampuan mengembangkan usaha, sehingga target penyerapan tenaga kerja dari wira usaha baru KK miskin belum terpenuhi sesuai harapan. Untuk itu, upaya peningkatan kualitas SDM KK Miskin perlu dikembangkan dan ditingkatkan dimasa yang akan datang. Disamping itu, perlu dikembangkan pola bantuan hibah yang tidak hanya terbatas bagi kalangan KK miskin, tetapi juga menyentuh UKM atau PKL potensial serta usaha-usaha kolektif yang diselenggarakan lembaga pendidikan (SMK, Pontren, dan lain-lain) sehingga multiplier effect yang ditimbulkan menjadi lebih luas. Tabel Capaian Indikator Kinerja Wira Usaha Baru yang di Fasilitasi Modal Usaha Indikator Kinerja
Jumlah Wira Usaha Baru yang di Fasilitasi Modal Usaha
2012
2013
2014
2015
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
500 UMKM
816 UMKM
850 UMKM
750 UMKM
1.240 UMKM
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
4.260 UMKM
Sumber Data : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Prov. Gorontalo
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
74
AKUNTABILITAS KINERJA Pencapaian kinerja sasaran pada Tahun 2012 sebesar 500 UMKM dan Tahun 2013 KIKKKKINERJA capaian kinerja naik menjadi 816 UMKM. Pada Tahun 2014 capaian kinerja sasaran naik melampaui target yang telah di tetapkan sebesar 650 UMKM menjadi 850 UMKM atau dengan capaian realusasi sebesar 131 persen dan pada tahun 2015, capaian ini sebesar 1.240 UMKM dari target yang telah ditetapkan sebesar 750 UMKM atau capaian sebesar 165 persen. Realisasi capaian di tahun ini melampaui target yang telah ditetapkan, juga berarti bahwa terdapat sumber daya yang efektif dalam pencapaian sasaran ini. Target yang di tetapkan untuk sasaran ini terlampaui sebesar 490 UMKM. Target RPJMD untuk capaian sasaran ini adalah sebesar 4.260 UMKM.
Tujuan 1
Sasaran 4
Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Peningkatan Lapangan Kerja
Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Lapangan Kerja
Indikator Kinerja
1
Target
Realisasi
Capaian (%)
KATEGORI
2
3
4
5
Angka pengangguran terbuka
4,00 %
4,65 %
116 %
KURANG
Tingkat partisipasi angkatan kerja
65,40 %
63,65 %
97 %
BAIK
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja sasaran peningkatan lapangan kerja, belum memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan. Hal ini terlihat dari kedua indikator yang gunakan untuk mengukur pencapaian sasaran ini, keduanya masih dibawah target yang di harapakan. Target penurunan angka pengangguran terbuka sampai 4,00 persen di tahun 2015, ternyata angka pengngguran terbuka masih cukup tinggi yaitu 4,65 persen. Begitupun pada indikator kedua,
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
75
AKUNTABILITAS KINERJA tingkat partisipasi angkatan KIKKKKINERJA kerjapun sedikit melemah tetapi masih dalam kategori baik yaitu sebesar 63,65 persen dari target sebesar 65,40 persen. Angka Pengangguran Terbuka. Tingkat pengangguran (terbuka) dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen dengan rumus Jumlah penganggur terbuka usia angkatan kerja di bandingkan dengan jumlah penduduk angkatan kerja di kali 100 persen. Berbagai terobosan dan inovasi telah di lakukan Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam rangka menekan angka pengangguran terbuka di Provinsi Gorontalo. Hal tersebut di tuangkan dalam program-program dan kegiatan yang mendukung tercapainya penurunan angka pengangguran. Salah satunya adalah program kualitas dan produktivitas tenaga kerja adalah program yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas tenaga kerja melalui pelatihan
ketrampilan,
pengembangan
dan
penguatan
kelembagaan,
pemagangan,
pengembangan jejaring kerjasama peran serta masyarakat dan dunia usaha. Yang kedua adalah program penempatan dan perluasan kesempatan kerja yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kerja seluas luasnya serta pembentukan kelompok-kelompok usaha yang akan menyerap tenaga kerja. Hal yang menjadi permasalahan pengangguran di provinsi Gorontalo adalah semakin banyaknya pengangguran yang terdidik. Berdasarkan hasil identifikasi issu dan masalah sentral ketenagakerjaan di provinsi Gorontalo adalah: 1. Kecenderungan tenaga kerja untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). 2. Kultur memilih-milih pekerjaan sehingga lowongan pekerjaan yang ada akan terisi oleh tenaga kerja luar daerah. 3. Rendahnya kualitas dan kapasitas SDM sehingga tenaga kerja lokal tidak mampu bersaing dengan tenaga kerja dari luar daerah, ini sangat mempenagruhi pada tingkat pengangguran. 4. Rendahnya kemampuan menciptakan kesempatan kerja serta rendahnya jiwa wirausaha sehingga banyak orang luar daerah yang cukup berhasil di provinsi Gorontalo. Juga turut mempengaruhi angka pengangguran di Gorontalo adalah perekonomiannya masih bertumpu pada sektor pertanian, sehingga pemerintah perlu menggenjot sektor lain di luar pertanian dalam upaya menekan angka pengangguran. Selama setahun terakhir, sektor yang mengalami penurunan pekerja adalah sektor pertanian dan sektor industri dimana sektor
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
76
AKUNTABILITAS KINERJA ini adalah merupakan tumpuan perekonomian, dengan penurunan jumlah pekerja untuk sektor KIKKKKINERJA pertanian sebesar 16.929 orang atau 9,00 persen, sedangkan penurunan jumlah pekerja untuk sektor industry sebesar 5.481 orang atau sebesar 13,31 persen. Jumlah penganggur pada tahun 2015 di Provinsi Gorontalo sebesar 24.101 orang atau bertambah 3.182 orang dari tahun 2014 sebesar 20.919 orang. Dari total penduduk bekerja di Gorontalo, pada tahun 2015 status pekerjaan utama terbanyak adalah sebagai buruh/karyawan sebesar 33,26 persen, diikuti berusaha sendiri berjumlah 25,21 persen dan berusaha dibantu buruh tidak tetap sebanyak 14,25 persen. Sejalan dengan naiknya angka pengangguran di Provinsi Gorontalo, maka selama tahun 2015 di lakukan Peningkatan perluasan kesempatan kerja melalui kegiatan Teknologi Tepat Guna, Tenaga Kerja Mandiri, Tenaga Kerja Sukarela, Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional, Padat Karya Produktif dan Wirausaha baru mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sehingga perluasan kesempatan kerja semakin berkembang melalui program peningkatan kesempatan kerja. Selama tahun 2015, Jumlah perluasan kesempatan kerja melalui semua jenis kegiatan mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya, kecuali TKPMP dimana jumlah tenaga kerjanya sama dengan tahun-tahun sebelumnya, ini dikarenakan anggaran dan banyaknya permintaan masyarakat pada jenis kegiatan lain. Pada kegiatan TTG mengalami peningkatan sekitar 100% dibanding tahun sebelumnya ini dikarenakan banyaknya permintaan masyarakat. Pada kegiatan TKM dan padat Karya Produktif mengalami kenaikan sangat tinggi sekitar 200% lebih. Kegiatan Tenaga Kerja Sukarela juga menalami kenaikan sekitar 10% dibanding tahun sebelumnya. Pada Wira Usaha Baru mengalami perununan sebanyak 60 orang atau sekitar 60% ini dikarenakan anggaran dan banyaknya kegiatan yang diarahkan ke kegiatan lain. Dengan adanya sasaran meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja maka semakin meningkat dan luas pula kesempatan kerja. Jumlah Penempatan Tenaga Kerja di tahun 2015 semakin menurun disbanding tahun sebelumnya ini dikarenakan banyaknya tenaga kerja yang tidak terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo. Namun semakin banyak lahan pekerjaan yang terbuka di Gorontalo dan bertumbuhnya wira usaha baru. Dibanding tahun 2014 menyerap tenaga kerja sebesar 1500 orang, dan di tahun 2015 menyerap sekitar 666 orang. Jadi pada Tahun 2015 ini ada sekitar 23.805 tenaga kerja terdaftar di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Gorontalo dimana Perempuan 5.615 orang dan Laki-laki 18.190 orang.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
77
AKUNTABILITAS KINERJA Informasi Pasar KerjaKIKKKKINERJA (IPK) mempunyai peranan sangat penting dalam mendukung penurunan angka pengangguran yang diantaranya adalah sebagai berikut: 1.
Menggambarkan profil kebutuhan dan persediaan tenaga kerja di pasar kerja;
2.
Menggambarkan jumlah kebutuhan dan persediaan tenaga kerja;
3.
Menggambarkan kualitas kebutuhan dan persediaan tenaga kerja;
4.
Menggambarkan kecenderungan perubahan jumlah dan kualitas kebutuhan dan persediaan tenaga kerja;
5.
Menggambarkan berbagai masalah atau faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah dan kualitas kebutuhan dan persediaan tenaga kerja. Peranan informasi pasar kerja sangat penting dalam mempertemukan pencari kerja
dengan pekerjaan yang diinginkan dan antara penguna tenaga kerja dengan tenaga kerja yang dibutuhkkan. Dengan demikian, informasi pasar kerja harus mampu menyediakan informasi atau data yang berkaitan dengan pencari kerja lengkap dengan kualifikasinya dan lowongan kerja lengkap dengan kondisinya dan syarat jabatannya. Dalam informasi pasar kerja secara cepat akurat dan lengkap, maka Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI telah berusaha untuk membantu seluruh instansi
yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan di
provinsi dan kabupaten/kota berupa bantuan peralatan bursa kerja online (BKOL) diharapkan dapat didayagunakan secara maksimal. Tabel Capaian Indikator Kinerja Angka Pengangguran Terbuka Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Angka 4,44 % 4,15 % 4,18 % Pengangguran Terbuka Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo
2015 Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
4,00 %
4,65 %
3,50 %
Dari tabel capaian indikator kinerja di atas, dapat di lihat bahwa angka pengangguran terbuka di provinsi Gorontalo cenderung mengalami kenaikan dalam kurun empat tahun terakhir, pada tahun 2012 angka pengangguran terbuka sebesar 4,44 persen. Pada tahun 2013 angka pengangguran terbuka turun menjadi 4,15 persen. Pada tahun 2014 angka pengangguran terbuka di Provinsi Gorontalo sebesar 4,18 persen atau naik sebesar 0,03 persen dari tahun sebelumnya. Dan pada tahun 2015, angka pengangguran terbuka kembali naik
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
78
AKUNTABILITAS KINERJA menjadi 4,65 persen atau naik sebesar 0,47 persen di bandingkan dengan tahun 2014. Target KIKKKKINERJA capaian di akhir RPJMD adalah sebesar 3,50 persen. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah suatu indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survei. Indikator yang dapat mengambarkan partisipasi angkatan kerja yaitu Rasio Aktifitas Ekonomi Umum, rasio ini khusus untuk penduduk usia kerja, atau biasa disebut Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK adalah indikator yang biasa digunakan untuk menganalisa partisipasi angkatan kerja dengan rumus : Jumlah angkatan kerja di bagi jumlah penduduk usia kerja dikali 100 persen. Angkatan kerja atau labour force adalah jumlah penduduk dengan usia produktif, yaitu 15-64 tahun yang sedang bekerja maupun mencari pekerjaan. Usia produktif tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu : a. Bukan angkatan kerja Bukan angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang tidak bersedia bekerja atau belum bekerja. Misal, pelajar dan mahasiswa yang masih bersekolah. b. Angkatan kerja Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang sudah mempunyai pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan. Tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Untuk mengetahui banyaknya jumlah angkatan kerja yang dapat diserap oleh pasar kerja, biasanya dipakai suatu ukuran yang dinamakan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK). Kesempatan kerja dapat diartikan sebagai permintaan tenaga kerja, yaitu suatu keadaan yang menggambarkan adanya kesempatan kerja yang siap diisi oleh penawar kerja (pencari kerja). Oleh karena itu, terjadi hubungan antara permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja di pasar tenaga kerja. Di Indonesia, jumlah penduduk yang besar mengakibatkan kelebihan tenaga kerja (pencari pekerjaan) yang tidak sesuai dengan permintaannya. Kesempatan kerja yang tidak seimbang dengan angkatan kerja menyababkan terjadinya pengangguran. Sejalan dengan meningkatnya angka pengangguran terbuka, tingkat partisipasi angkatan kerja di Provinsi Gorontalo tiga tahun terakhir cenderung mengalami fluktuatif yakni:
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
79
AKUNTABILITAS KINERJA tahun 2011 sebesar 64,12%, pada tahun 2012 sebesar 63,08% atau mengalami penurunan KIKKKKINERJA sebesar 1,62%, dan pada tahun 2013 sebesar 64,82% atau mengalami kenaikan sebesar 2,76%. Dan pada tahun 2014 turun menjadi 62,84 % atau mengalami penurunan sebesar 1,98 % dan pada tahun 2015, partisipasi angkatan kerja sebesar 63,65 %. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2015 sebesar 517.788 orang dengan jumlah Penduduk Usia Kerja (Penduduk 15 Tahun keatas) sebanyak 493.687 orang, dengan partisipasi angkatan kerja 63,65%. Dari angktan kerja yang ada, penduduk yang bekerja 95,35%, sedangkan pencari kerja yang tidak/belum terserap di pasar kerja atau TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) sebesar 4,65%. Tabel 3.1 Perkembangan Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Gorontalo Dalam 3 Tahun Terakhir URAIAN AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2014 AGUSTUS 2015
NO
1. 2. 3.
Angkatan Kerja : - Bekerja - Penganggur Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
468.380 449.104 19.276
497.137 20.919 500.056
493.687 24.101 517.788
4.12
4.18
4.65
62.00
62.84
63.65
Sumber: BPS Prov. Gorontalo 2015 (diolah oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo)
Di tahun 2015 jumlah rencana tenaga kerja semakin meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ini dikarenakan banyaknya lapangan kerja yang ada di Gorontalo, namun disini masih kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat ini dikarenakan anggaran dan kurangnya SDM untuk mensosialisasikan sarana usaha yang ada. Tenaga kerja/pencari kerja yang ditempatkan di sektor formal menunjukkan trend positif. Dari tahun ke tahun semakin banyak tenaga kerja atau pencari kerja yang terserap di sektor formal. Pada tahun 2015, dari target 666 penempatan pencari kerja, realisasi sebesar 666. Adapun jumlah pencari kerja yang ditempatkan di tahun 2015 tersebut sebanyak 666 orang dari pencari kerja yang terdaftar sebanyak 666 orang.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
80
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Tabel Capaian Indikator Kinerja Partisipasi Angkatan Kerja 2012
2013
2014
2015
Indikator Kinerja
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
Presentase tingkat partisipasi angkatan kerja
62,59 %
61,46 %
62,84 %
65,40 %
63,65 %
66,25 %
Sumber Data : BPS Provinsi Gorontalo
Dari tabel capaian indikator kinerja diatas, dapat di lihat tingkat partisipasi angkatan kerja dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2017. Pada tahun 2012, realisasi angkatan kerja sebesar 62,59 persen. Tahun 2013, partisipasi angkatan kerja sebesar 61,46 persen atau turun sebesar 1,13 persen dari tahun sebelumnya. Di tahun 2014, partisipasi angkatan kerja kembali naik 1,38 persen atau realisasi sebesar 62,84 persen. Pada tahun 2015, persentase tingkat partisipasi angkatan kerja kembali naik sebesar di bandingkan tahun sebelumnya sebesar 63,65 persen, tetapi capaian ini belum memenuhi target yang di tetapkan sebesar 65,40 persen. Kondisi kinerja yang di harapkan pada akhir RPJMD sebesar 66,25 persen.
2. Tujuan Menyediakan Infrastruktur untuk Percepatan Pembangunan Daerah. Pembangunan infrastruktur memiliki peranan yang sangat strategis bagi peningkatan daya saing dan sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Olehnya, penyediaan infrastuktur masuk dalam indikator kinerja utama Pemerintah Provinsi Gorontalo dan juga merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Provinsi Gorontalo sebagaimana tertuang dalam visi dan misi dalam RPJMD 2012-2017. Prioritas pembangunan infrastruktur terdiri dari 7 (tujuh) substansi inti program aksi Antara lain: (1)Tanah dan tataruang; (2) Jalan; (3) Perhubungan; (4) Perumahan rakyat; (5) Pengendalian banjir; (6) Telekomunikasi dan (7) Transportasi. Dalam rangka untuk mendukung upaya pencapaian sasaran prioritas provinsi tersebut maka arah kebijakan pembangunan infrastruktur akan difokuskan untuk: (1) Mewujudkan percepatan penyelesaian peraturan perundangan bidang penataan ruang sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan infrastruktur; (2) Meningkatkan pelayanan infrastruktur sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM); (3) Mendukung peningkatan daya saing sektor riil; (4) Meningkatkan Kerjasama Pemerintah-Swasta. Kebijakan yang ditempuh Pemerintah dalam meningkatkan konektivitas antara lain
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
81
dilakukan melalui:
AKUNTABILITAS KINERJA (1) Mewujudkan percepatan penyelesaian Rencana Tata Ruang KIKKKKINERJA
Wilayah dan Rencana Terpadu dari Program Investasi Jangka Menengah sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan infrastruktur, (2) meningkatkan keterhubungan (konektivitas) antar kawasan untuk mendukung kelancaran distribusi barang/jasa serta mobilitas penumpang melalui preservasi dan peningkatan kapasitas prasarana jalan. Disamping itu, daya saing suatu daerah juga sangat dipengaruhi frekuensi kejadian bencana banjir karena dapat melumpuhkan jalur-jalur distribusi, menghambat aktivitas masyarakat, mengganggu kegiatan perekonomian serta menyebabkan potensi kerugian materi dan jiwa. Kebijakan yang ditempuh dalam mengurangi dampak banjir antara lain memprioritaskan pembangunan beberapa prasarana pengendalian banjir melalui pembangunan sarana/prasarana pengendali banjir dan penanganan secara terpadu. Tujuan Menyediakan Infrastruktur untuk Percepatan Pembangunan Daerah dijabarkan dalam 4 (empat) Sasaran Strategis Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan 12 (dua belas) indikator kinerja yang dapat di uraikan sebagai berikut:
Tujuan 2
Sasaran 1
Menyediakan Infrastruktur untuk Percepatan Pembangunan Daerah
Meningkatnya Infrastruktur Daerah
Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan tahun 2015 disajikan dalam tabel sebagai berikut : Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Infrastruktur Daerah
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
KATEGOR I
1 Terbangunnya Prasarana dan Sarana Gedung Rumah Sakit Provinsi Jumlah Jiwa yang terlayani oleh akses air bersih
2
3 58,13 %
4 58 %
5 CUKUP
2.648 jiwa
11 %
CUKUP
1.366 Meter
86 %
BAIK
Penanganan erosi, longsor dan sedimentasi pada tebing-tebing, badan sungai ke areal pertanian,
100 % ( tahap I) 25.000 jiwa
1.580 M
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
82
persawahan masyarakat
dan
AKUNTABILITAS KINERJA pemukiman KIKKKKINERJA
Jumlah panjang pemeliharaan rutin jalan Provinsi
239,04 km
Terbangunnya Prasarana dan sarana Gedung Perkantoran
194,07 km
81 %
BAIK
4 Unit
3 unit
75 %
BAIK
Jumlah jaringan irigasi pertanian yang di rehabilitasi dan di tingkatkan
11.500 M
11.791,50 M
102 %
SANGAT BAIK
Jumlah luas areal jaringan dan bangunan irigasi pertanian yang direhabilitasi yang di pelihara
17.131 Ha
17.131 Ha
100 %
BAIK
Berdasarkan hasil pengukuran terhadapa sasaran pada tabel diatas, dapat di ketahui bahwa pencapaian kinerja pembangunan infrastruktur di Provinsi Gorontalo tergolong Baik. Hal ini dapat di lihat dari 7 (tujuh) indikator kinerja sasaran, terdapat 1 (satu) indikator yang melampaui target yang telah di tetapkan sehingga mendapatkan kategori sangat baik dan 4 (empat) indikator kinerja yang belum mencapai target yang telah di tetapkan tetapi masih dalam kategori baik dan 2 (dua) indikator kinerja sasaran dalam kategori Cukup. Terbangunnya Prasarana dan Sarana Gedung Rumah Sakit Provinsi Pembangunan sarana dan prasarana, rumah sakit daerah Provinsi Gorontalo di bangun sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada Tahun 2014 pembangunan sarana dan prasarana rumah sakit ini belum tercapai. Rumah sakit umum daerah dr. Hasri Ainun Habibie di bentuk oleh Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2013 yang masuk dalam lembaga teknis daerah yang pada Tahun 2014 masih memfokuskan pada
penataan
kelembagaannya beserta aparatur dan tenaga teknis di dalamnya. Pada tahun 2015, pembangunan rumah sakit provinsi melalui Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit yang akan melayani penderita Sakit Jiwa, paruparu dan mata dengan kegiatan Pembangunan Prasarana dan Sarana Gedung Rumah Sakit Provinsi. Pada tahun 2014, penganggaran untuk pembangunan sarana dan prasarana Rumah Sakit Daerah untuk tahap I telah di anggarkan, tetapi belum terealisasi. Pada tahun 2015, pembangunan sarana dan prasaranan Rumah Sakit Daerah ini di anggarkan kembali dengan paket pekerjaan pembangunan Gedung IGD RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Tahap I Yang direncanakan selesai fisik 100 persen. Tetapi dalam proses pembangunannya mengalami kendala pelaksanaan kegiatan pekerjaan yang disebabkan oleh kesalahan dan kelalaian pihak ketiga sehingga berdasarkan dengan ketentuan dan peraturan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
yang berlaku, maka
83
dilaksanakan pemutusan
AKUNTABILITAS KINERJA kontrak pelaksanaan pekerjaan secara sepihak dengan capaian KIKKKKINERJA
pembangunan fisik terakhir mencapai 58.13 persen. Target RPJMD untuk pembangunan sarana dan prasarana Rumah Sakit Provinsi ini sebesar 100 persen terbangunnya sarana dan prasarana gedung Rumah Sakit. Tabel Capaian Kinerja Pembangunan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Umum Daerah Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
-
-
100 % (tahap I)
58,13 %
100 %
Terbangunnya Prasarana dan Sarana Gedung Rumah Sakit Provinsi Sumber Data : RSUD Provinsi Gorontalo
2015
Pencapaian kinerja sasaran atas pembangunan sarana dan prasarana gedung rumah sakit daerah Provinsi Gorontalo belum terealisasi dari target yang telah di tetapkan. Pada tahun 2015, pembangunan sarana prasarana gedung rumah sakit daerah Provinsi Gorontalo sudah memulai untuk tahap I dengan capaian sebesar 58,13 persen. Target capaian sampai dengan akhir periode RPJMD adalah 100 persen untuk pembangunan seluruh sarana dan prasarana rumah sakit yang di rencanakan di laksanakan dala 3 (tiga) tahap pembangunan yaitu gedung IGD (Instalasi Gawat Darurat), gedung IRINA (Instalasi Rawat Inap) dan Poliklinik. Jumlah Jiwa yang terlayani oleh akses air bersih Untuk mencapai sasaran strategis meningkatkan infrastruktur daerah, salah satu indikatornya adalah jumlah infrastruktur yang di bangun sesuai dengan standar. Pembangunan infrastuktur yang di maksud adalah meliputi berbagai pembangunan yang akan memudahkan bagi masyarakat untuk memperoleh akses yang sesuai dengan kebutuhan. Pembangunan infrastruktur tersebut antara lain adalah Jumlah jiwa yang terlayani oleh akses air bersih melalui fasilitasi dan sistem penyediaan air bersih dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan. Pencapaian indikator kinerja sasaran ini telah dilaksanakan kegiatan penyediaan Sarana dan Prasarana Air
Minum dengan Jaringan Perpiaan dan bukan jaringan Perpipaan bagi
masyarakat. Dari target sebesar 25.000 Jiwa, realisasi sebesar 2.648 Jiwa atau sebesar 11 %. Rendahnya realisasi dari indikator ini adalah di sebabkan oleh keterbatasan anggaran yang di alokasikan untuk menunjang pembangunan ini. Anggaran yang teralokasi untuk pembangunan di tahun 2015 hanya di peruntukkan sebesar 2.648 jiwa. Guna mencapai target yang di
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
84
harapkan di akhir
AKUNTABILITAS KINERJA RPJMD, KIKKKKINERJA pemerintah mengambil kebijakan untuk mengevaluasi kembali
perencanaan dan penganggarannya sehingga semua target yang telah di tetapkan bisa di realisasikan. Olehnya di tahun 2017, penganggaran untuk membangun jaringan perpipaan dan bukan perpipaan untuk penyediaan sarana dan prasarana air bersih bagi masyarakat akan di anggarkan sesuai target yang telah di tetapkan dalam RPJMD. Tabel Capaian Kinerja Jumlah Jiwa yang terlayani oleh akses air bersih Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Jumlah Jiwa yang terlayani oleh akses air 2.265 Jiwa 1.895 Jiwa 8.370 Jiwa bersih Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
Pencapaian
kinerja
sasaran
pembangunan
2015 Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
25.000 Jiwa
2.648 jiwa
134.266 jiwa
perpipaan
untuk
akses
air
bersih
sebagaimana tabel diatas, pada tahun 2012 sebesar 2.265 jiwa yang memperoleh layanan akses air bersih. Di Tahun 2013, layanan akses air bersih bagi masyarakat terealisasi sebesar 1.895 jiwa. Pada Tahun 2014 capaian kinerja dari sasaran ini naik menjadi 8.370 jiwa. Tetapi capaian ini masih jauh dari target yang telah di tetapkan sebesar 25.000 jiwa. Pada tahun 2015, capaian sebesar 2.648 jiwa dari target yang telah di tetapkan sebesar 25.000 jiwa. Target capaian di akhir periode RPJMD adalah sebesar 134.266 jiwa. Penanganan erosi, longsor dan sedimentasi pada tebing-tebing, badan sungai ke areal pertanian, persawahan dan pemukiman masyarakat Untuk pencapaian kinerja pada indikator ini, terdapat beberapa jenis bangunan yang di laksanakan yaitu pembangunan pengamanan badan sungai dan tebing, yaitu penguatan tebing sungai, pembangunan tanggul sungai, pembangunan tanggul banjir sungai, pembangunan penanggulangan banjir sungai serta perk tebing sungai. Pada tahun 2015, kegiatan pembangunan di arahkan pada daerah-daerah yang rawan akan erosi dan longsor. Adapun pembangunan tersebut adalah Pengamanan Badan Sungai dan Tebing, yaitu Perkuatan Tebing Sungai Desa Wanggahu, Pembangunan Tanggul Sungai Desa Bonda Raya, Pembangunan Tanggul Sungai Huangobotu, Pembangunan Tanggul Banjir Sungai Daenaa di sekitar Jembatan Mohiyolo, termasuk Pemeliharaan bangunan infrastruktur pengendali banjir (tersebar) dan Normalisasi dan pembuatan Tanggul Banjir Sungai Ohulingo, Poluo, Olunga.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
85
AKUNTABILITAS KINERJA Selain daripada itu, telah dilaksanakan pula pembangunan prasarana pengaman pantai KIKKKKINERJA yang terdiri dari pengaman abrasi pantai sepanjang 1.366 meter. Tabel Capaian Kinerja Penanganan erosi, longsor dan sedimentasi pada tebing-tebing, badan sungai ke areal pertanian, persawahan dan pemukiman masyarakat Indikator Kinerja Penanganan erosi, longsor dan sedimentasi pada tebing-tebing, badan sungai ke areal pertanian, persawahan dan pemukiman masyarakat
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
6.690 M
2.001,29 M
838,29 M
1.580 M
1.366 M
14.357 M
2015
Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
Dari tabel di atas dapat di ketahui pula perkembangan capaian kinerja terhadap pembangunan penanganan pengaman badan sungai dan tebing dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 atau sampai tahun ke 4 RPJMD Provinsi Gorontalo. Pada Tahun 2012, realisasi capaian dari sasaran ini sebesar 6.690 meter dari target yang di tetapkan sebesar 4.877 meter. Tahun 2013 capaian ini turun menjadi 2.001,29 meter tetapi melampaui target yang di tetapkan tahun 2013 yaitu sebesar 730 meter. Realisasi capaian sasaran ini untuk Tahun 2014 turun menjadi 838,29 meter atau sebesar 42 persen di bandingkan tahun sebelumnya dan belum mencapai target yang telah ditetapkan sebesar 1.120 meter. Pada tahun 2015, dari target yang telah di tetapkan sebesar 1.580 meter, capaian realisasinya sebesar 1.366 meter. Target capaian pada akhir periode RPJMD adalah sebesar 14.357 Meter. Jumlah panjang pemeliharaan rutin jalan Provinsi Pembangunan infrastruktur selanjutnya adalah terlaksananya pemeliharaan rutin jalan provinsi. Pemeliharaan ini dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Secara rinci tentang lokasi-lokasi pembangunan tersebut dapat di ungkapkan sebagai berikut : pemeliharaan pada Ruas
Gorontalo-Suwawa-Tulabolo,
Hunggaluwa,
Gorontalo-Batudaa,
Batudaa-Isimu,
Boidu-Longalo-Dulamayo,
Molombulahe-Bubaa,
Dehuwalolo-
Biluhu-Bilato-Tangkobu,
Biluhu-
Bilato,Gorontalo—Biluhu, Gorontalo-Kantor Gubernur, Gorontalo-Tapa-Owata, Kabila-Tapa, Toto Utara, Duhiadaa-Imbodu, Motolohu-Marisa IV, Tangkobu-Pentadu, ditargetkan 100 Km realisasi
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
86
AKUNTABILITAS KINERJA capaian 194,07 Km atau 194,07%. Dibanding Tahun lalu dari 244,30 Km yang ditargetkan KIKKKKINERJA Realisasi mencapai 209,41 Km (14,28% dibawah target). Selain pemeliharaan jalan secara rutin, di lakukan pula pemeliharaan/Peningkatan berkala. Dalam pembangunan ini, target yang di tetapkan sebesar 11,5 Km realisasi mencapai 22,99 Km atau 199,91 % diatas target yang ditetapkan, hal ini disebabkan selain adanya optimalisasi sisa hasil tender (SHT) juga karena tambahan anggaran sebesar 9,4 Milyar untuk penanganan jalan sepanjang 3,7 Km. Dibanding tahun anggaran sebelumnya target 10 Km realisasi hanya mencapai 8,14 Km disebabkan adanya 3 paket yang diputuskontrakan. Tabel Capaian Kinerja Jumlah panjang pemeliharaan rutin jalan Provinsi Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Jumlah panjang pemeliharaan 6.690 KM 2.001,29 KM 838,29 KM rutin jalan Provinsi Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
2015 Target
Realisasi
239,04 KM
194,07 KM
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD 259,04 KM
Capaian kinerja sebagaimana tabel diatas adalah pemeliharaan jalan provinsi secara rutin. Pada tahun 2012, realisasi sebesar 6.690 kilo meter. Tahun 2013, pemeliharaan jalan terealisasi sebesar 2.001,29 kilo meter dan tahun 2014 realisasi sebesar 838,29 kilo meter. Pada tahun 2015, realisasi sebesar 194,07 kilo meter dari target yang di tetapkan sebesar 239,04 kilo meter atau capaian sebesar 81 persen. Target capaian pada akhir periode RPJMD adalah sebesar 259,04 kilo meter. Jumlah Sarana dan Prasarana Gedung Perkantoran Dalam pencapaian indikator kinerja ini telah dilaksanakan kegiatan Pembangunan sarana dan Prasranan Gedung perkantoran, terdiri dari Pembangunan kantor Pemerintah Provinsi. Dari target 4 unit realisasi 3 unit atau capain 75 persen dibawah target, hal ini disebabkan oleh sebagian kecil lahan untuk pembangun belum dapat dibebaskan serta tidak teralokasinya dana untuk pembangunan. Pada tahun 2015, hanya teralokasi dana pembangunan untuk 3 unit gedung kantor pemerintah. Pembangunan prasarana gedung perkantoran ini merupakan pembangunan lanjutan dari tahun-tahun sebelumnya. Target RPJMD untuk pembangunan prasarana gedung kantor sebesar 14 unit. Sampai dengan tahun ke empat, telah terealisasi sebesar 10 unit gedung kantor. Dan untuk target selanjutnya yaitu 4 gedung kantor, akan di
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
87
AKUNTABILITAS KINERJA selesaikan di tahun 2016 sebanyak 2 unit bangunan kantor dan di tahun 2017 sebanyak 2 unit KIKKKKINERJA bangunan kantor. Tabel Capaian Jumlah Sarana dan Prasarana Gedung Perkantoran Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
3 Unit
4 Unit
3 Unit
14 Unit
Terbangunnya sarana 4 Unit dan Prasarana Gedung Perkantoran Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
2015
Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa, pencapaian kinerja indikator sasaran di Tahun 2012 belum tercapai. Pada Tahun 2013 pencapaian sebesar 4 unit gedung perkantoran dari target sebesar 4 unit atau 100 persen. Pada Tahun 2014 dengan target yang telah di tetapkan sebesar 4 unit, hanya terealisasi 3 unit saja atau capaian sebesar 75 persen. Dan pada tahun 2015, realisasi sebesar 75 persen dengan jumlah unit perkantoran yang di bangun sebesar 3 unit dari target sebesar 4 unit. Capaian kinerja yang diharapkan pada akhir periode RPJMD adalah sebesar 14 unit sarana dan prasarana gedung Perkantoran Pemerintah Provinsi Gorontalo. Jumlah Jaringan Irigasi Pertanian yang di rehabilitasi dan ditingkatkan. Pada indikator ini telah dilaksanakan kegiatan Rehabilitasi/Peningkatan Jaringan Irigasi Pertanian pada 7 (tujuh) daerah irigasi yang ada di Provinsi Gorontalo. Pembangunan irigasi pertanian ini sangat strategis dan sangat di butuhkan oleh masyarakat guna meningkatkan hasil produksi pertanian dan kualitas produksi. Banyak aspek yang akan di timbulkan dengan baiknya jaringan irigasi pertanian, dengan
meningkatnya
pertanian
yang
peningkatan kesejahteraan petani
juga
lengkapnya pembangunan
di
kualitas
hasil
produksi
barengi
dengan
produksi,
masyarakat akan untuk irigasi
maka
khususnya
meningkat.
Lebih
lokasi/daerah pertanian
adalah
sebagai berikut : Daerah Irigasi Bongo, Bulia, Huludupitango, Pilohayanga, Tabulo Latula, Taluduyunu, Tolinggula. Dari 11.500 Meter
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
88
AKUNTABILITAS KINERJA yang ditargetkan, realisasi mencapai 11.791,50 Meter atau 102 persen. Pembangunan yang KIKKKKINERJA dilaksanakan disesuai dengan proporsi anggaran yang diterima oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo. Di tahun 2015, Pemerintah Provinsi Gorontalo murni hanya menangani 7 (tujuh) daerah irigasi yang menjadi kewenangan provinsi. Itupun sudah termasuk Optimalisasi Anggaran Sisa Hasil Tender (SHT-DAK) yang menyumbangkan penanganan sepanjang ± 3.176 Meter. Dibandingkan dengan tahun anggaran 2014, dari 11.000 Meter yang ditargetkan realisasi mencapai 9.911 Meter atau 90,10%, jumlah penanganan termasuk daerah irigasi kewenangan Kabupaten Kota. Tabel Capaian Jumlah Jaringan Irigasi Pertanian Yang di Rehabilitasi dan ditingkatkan Indikator Kinerja Jumlah Jaringan Irigasi Pertanian Yang di Rehabilitasi dan ditingkatkan
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
7.975,34 M
13.305,75 M
9.911 M
11.500 M
11.791,50 M
68.287 M
2015
Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
Pencapaian sebagaimana pada tabel diatas, dapat di ketahui bahwa jumlah jaringan irigasi pertanian yang di rehabilitasi dan di tingkatkan fungsi dan kualiasnya adalah sebesar 7.975,34 Meter di tahun 2012. Pada tahun 2013 sebesar 13.305,75 Meter dan tahun 2014 realisasi capainnya sebesar 9.911 Meter. Selanjutnya, pada tahun 2015, realisasi capaian sebesar 11.791,50 Meter dari target yang telah di tetapkan sebesar 11.500 Meter atau mencapai 102 persen. Capaian di tahun 2015 melebihi target yang telah di tetapkan sehingga dapat di ketahui efisiensi sumber daya yang menghasilkan kelebihan capaian sebesar 291,50 dari target yang telah di tetapkan. Capaian akhir RPJMD adalah sebesar 68.287 meter. Jumlah Luas Areal Jaringan Irigasi Pertanian Yang Direhabilitasi Dan Di Pelihara. Rehabilitasi dan pemeliharaan terhadap jaringan irigasi bertujuan untuk memperluas areal luas lahan pertanian yang dapat memanfaatkan irigasi. Semakin luas areal lahan yang dapat di jangkau oleh jaringan irigasi, maka swasembada padi di Provinsi Gorontalo akan cepat terwujud. Adapun optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun adalah yang khususnya biaya operasi pemeliharaan dari 7 (tujuh) daerah irigasi yang ditangani provinsi dan 22 (dua puluh dua) daerah irigasi kewenangan kabupaten kota. Dari 17.131 Ha yang ditargetkan, realisasi mencapai 100% sesuai target yang telah ditetapkan. Operasi dan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
89
AKUNTABILITAS KINERJA pemeliharaan yang dilakukanKIKKKKINERJA dalam rangka menjaga infrastruktur jaringan irigasi agar tetap terpelihara
dan
berfungsi
mestinya.
Pelaksanaan
diharapkan
dapat
sebagaimana
pembangun
memberikan
ini
peningkatan
produksi padi sebesar 82.363 ton dengan asumsi produksi
sebesar
4,6
ton/Ha,
sehingga
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya. Dari pencapaian tersebut, masih terdapat permasalahan umum yang terjadi terkait dengan rehabilitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi ini yaitu keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan akibat musim tanam dari masingmasing daerah irigasi belum seragam ataupun terlambat atau tidak sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Tabel Capaian Jumlah Luas Areal Jaringan Irigasi Pertanian yang direhabilitasi dan di pelihara Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Jumlah Luas Areal Jaringan Irigasi 17.131 Ha 17.131 Ha 17.131 Ha Pertanian yang direhabilitasi dan di pelihara Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
2015 Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
17.131 Ha
17.131 Ha
17.131 Ha (pemeliharaan 29 daerah irigasi)
Tabel di atas menggambarkan pencapaian sasaran dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 sama dan capaian ini sebagimana target yang telah di tetapkan sebesar 17.131 Ha. Atau capaian sebesar 100 persen. Target akhir RPJMD adalah 17.131 Ha.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
90
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA
Tujuan 2
Sasaran 2
Menyediakan Infrastruktur untuk Percepatan Pembangunan Daerah
Meningkat dan Berkembangnya Jalan Akses ke Pusat-Pusat Produksi
Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Meningkat dan Berkembangnya Jalan Akses ke Pusat-Pusat Produksi
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
KATEGORI
1 Jumlah panjang ruas jalan strategis provinsi yang di bangun dan yang di tingkatkan Jumlah panjang ruas jalan provinsi yang di bangun dan yang ditingkatkan
2
3
4
5
5 KM
10,12 KM
202 %
SANGAT BAIK
10 KM
13,81 KM
138 %
SANGAT BAIK
Berdasarkan hasil pengukuran terhadapa sasaran pada tabel diatas, dapat di ketahui bahwa pencapaian kinerja sasaran meningkat dan berkembangnya jalan akses ke pusat-pusat produksi di Provinsi Gorontalo tergolong
Sangat Baik. Hal ini dapat di lihat dari 2 (dua)
indikator kinerja sasaran, realisasi capaian keduanya melampaui target yang telah di tetapkan. Jumlah Panjang Ruas Jalan Strategis Provinsi Yang Di Bangun Dan Yang Di Tingkatkan Sebagai provinsi yang baru mulai berkembang, sangatlah perlu membangun infrastruktu yang memadai utamanya pembangunan infrastruktur jalan yang menuju ke pusat-pusat produksi. Provinsi Gorontalo yang memiliki produksi unggulan jagung, dimana area produksi jagung terletak di desa-desa yang membutuhkan waktu tempuh lumayan panjang untuk menjangkaunya, maka sangatlah strategis bila akses jalan menuju pusat-pusat produksi tersebut selalu mendapat perhatian pemerintah. Hal ini di maksudkan agar memperpendek waktu tempuh dan meningkatkan kelancaran pemasaran hasil-hasil produksi. Dengan demikian, dampak yang di timbulkan dari berbagai kelancaran akses ini, mampu meningkatkan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
91
AKUNTABILITAS KINERJA pendapatan ekonomi masyarakat. Lebih lengkapnya tentang lokasi pembangunannya adalah KIKKKKINERJA sebagai berikut: Pembangunan Ruas Jalan Boidu - Longalo-Dulamayo Lanjutan, Peningkatan Jalan Labanu Tolongio dan Peningkatan Jalan Brigjen Piola Isa. Dari target 5 Km yang ditetapkan realisasi 10,12 Km atau 202 persen diatas target yang telah di tetapkan. Dibanding tahun sebelumnya, telah dilaksanakan pula indikator dimaksud sepanjang 5,7 Km dari target sebesar 5 Km (42,5% melebihi target). Tabel Capaian Kinerja Jumlah panjang ruas jalan strategis provinsi yang di bangun dan yang di tingkatkan Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
5,7 Km
5 Km
10,12 Km
27,5 Km
Jumlah panjang ruas jalan strategis provinsi 21,38 Km 7,12 Km yang di bangun dan yang di tingkatkan Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
2015
Pencapaian kinerja sasaran sebagaimana tergambar pada tabel di atas adalah pada Tahun 2012 sebesar 21,38 Km. Di Tahun 2013, realisasi sebesar 7,12 Km dan pada Tahun 2014 capaian turun menjadi 5,7 Km. Tetapi capaian di Tahun 2014 ini masih melampui target yang telah di tetapkan sebesar 5 Km. Dan pda tahun 2015, realisasi capaian sebesar 10,12 Km dari target yang telah ditetapkan sebesar 5 Km atau capaian sebesar 202 persen. Dari hasil capaian kinerja di tahun 2015, terdapat efisiensi sumber daya baik anggaran maupun sumber daya lain yang
mendukung
pencapaian
sasaran
ini
sehingga capaian melebihi target yang telah ditetapkan. Capaian kinerja di akhir periode RPJMD sebesar 27,5 Km. Jumlah Panjang Ruas Jalan Provinsi Yang Di Bangun Dan Yang Di Tingkatkan Jalan dikategorikan dalam kondisi mantap jika kondisi jalan tersebut dalam kondisi baik dan sedang, dan dikategorikan dalam kondisi yang tidak mantap jika kondisi jalan tersebut dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat. Konsep Kemantapan Jalan adalah pelayanan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
92
(performance)
dimana
AKUNTABILITAS KINERJA pengguna jalan bisa merasakan nyaman, aman dan KIKKKKINERJA
dapat
memanfaatkan kecepatan secara optimum sehingga jalan dapat berfungsi secara fungsional. Pemeliharaan/Peningkatan Berkala Jalan Provinsi terdapat di lokasi yang tersebar di Kab/Kota yaitu Rehab. Berkala Ruas Jalan Bilato - Tangkobu, Rehab. Berkala Ruas Jalan Tangkobu - Pentadu, Rehab. Berkala Ruas Jalan Motolohu-Marisa IV, Peningkatan Ruas Jalan Molombulahe - Bubaa, Rehab Berkala Ruas Jalan Gorontalo-Tapa-Atinggola (Optimalisasi), Peningkatan Ruas Jalan Gorontalo-Batudaa-Isimu (Tambahan DAK/perubahan). Dari target 11,5 Km realisasi mencapai 22,99 Km atau 199,91 % diatas target yang ditetapkan, hal ini disebabkan selain adanya optimalisasi sisa hasil tender (SHT) juga karena tambahan anggaran sebesar 9,4 Milyar untuk penanganan jalan sepanjang 3,7 Km. Dibanding tahun anggaran sebelumnya target 10 Km realisasi hanya mencapai 8,14 Km. Tabel Capaian Kinerja ruas jalan provinsi yang di bangun dan yang di tingkatkan Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
27,86 Km
10 Km
13,81 Km
327,56 Km
Jumlah panjang ruas jalan provinsi yang di 10 Km bangun dan yang di tingkatkan Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
2015
Pada Tahun 2012 belum terdapat capaian kinerja sasaran ini dan pada Tahun 2013, capaian kinerja sasaran sebesar 10 Km. pada Tahun 2014 capaian kinerja ini sebesar 27,86 Km atau naik sebesar 178 persen di bandingkan dngan pencapaian pada Tahun 2013. Pencapaian kinerja di Tahun 2014 belum sesuai dengan target yang telah di tetapkan sebesar 33 Km. Pada tahun 2015 ini, realisasi capaian mencapai 138 persen dengan panjang jalan 13,81 Km dari target yang ditetapkan sebesar 10 Km. Dari hasil capaian di tahun 2015 dapat di lihat bahwa terdapat efisiensi terhadap sumber daya sehingga capaian melebihi target yang telah ditetapkan sebesar 3,81 km. Capaian kinerja yang di harapkan pada akhir periode RPJMD adalah sebesar 327,56 Km. Tujuan 2 Menyediakan Infrastruktur untuk Percepatan Pembangunan Daerah
Sasaran 3 Membangun Kemandirian Desa
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
93
AKUNTABILITAS KINERJA Indikator kinerja, target KIKKKKINERJA dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut : Pengukuran Kinerja Sasaran Membangun Kemandirian Desa
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
1
2
3
Jumlah Desa Maju dan Mandiri
3 Desa dan 3 Kelurahan
3 Desa dan 3 Kelurahan
Capaian (%)
KATEGORI
4
5
100%
BAIK
Capaian indikator kinerja ini antara lain diperoleh lewat program peningkatan partispasi masyarakat yaitu terlaksananya pencanangan BBGRM tingkat Provinsi Gorontalo dan Pelaksanaan Lomba Desa dan Kelurahan yang merupakan bagian integral dari program pembangunan Nasional dan Daerah serta bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Desa dan Kelurahan sebagaimana yang diharapkan dalam amanat undang-undang dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Peningkatan kualitas hidup masyarakat Khususnya Masyarakat di tingkat desa dan kelurahan pada hakekatnya dilaksanakan dengan berbasis pada kemampuan swadaya dan sumber daya masyarakat yang didukung dengan fasilitasi Pemerintah dalam melakukan penguatan kelembagaan, peningkatan motivasi dan partisipasi secara terarah, terpadu antara masyarakat dan Pemerintah dalam membangun Desa dan Kelurahan, dengan demikian diharapkan pula program pemerintah provinsi Gorontalo Membangun Gorontalo dari Desa dan Kelurahan dapat direalisasikan sebagaimana yang diharapakan oleh semua pihak dan diharapkan dapat menciptakan desa yang maju dan mandiri. Dalam upaya menilai keberhasilan pembangunan Desa dan Kelurahan, perlu dilakukan Lomba Desa dan Kelurahan dengan membandingkan data lingkup perkembangan Desa dan Kelurahan 2 (dua) tahun terakhir berdasarkan data profil Desa dan Kelurahan sesuai indikator penilaian yang mengacu pada peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2007 tentang penyelenggaraan perlombaan Desa dan Kelurahan, serta amanat Permendagri Nomor 12 Tahun 2007. Pelaksanaan lomba desa dan kelurahan di provinsi Gorontalo didahului dengan kegiatan rapat antara Pejabat PMD Kabupaten/ Kota serta monitoring dan pembinaan Ke-Seluruh Kecamatan yang desa dan kelurahan memperoleh juara pertama.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
94
Juara lomba desa
AKUNTABILITAS KINERJA dan kelurahan tingkat provinsi akan mengikuti lomba desa KIKKKKINERJA
dan
kelurahan tingkat Nasional, bersaing dengan desa-desa di seluruh Indonesia. Hal ini dapat dijadikan ajang sharing pengetahuan untuk peningkatan kualitas desa yang lebih baik lagi. Tujuan utama yang ingin di capai pada sasaran ini yaitu tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar Masyarakat Desa Tertinggal. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan di desa khususnya di desa tertinggal. Tabel Capaian Kinerja Membangun Kemandirian Desa Indikator
2012
2013
2014
Kinerja
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
3 Desa dan 3 Kelurahan
18 Desa dan 18 Kelurahan
2015 Target
3 Desa dan 3 3 Desa Jumlah Desa 3 Desa dan 3 Desa dan 3 Kelurahan dan 3 Maju dan 3 Kelurahan Kelurahan Kelurahan Mandiri Sumber Data : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan PDT Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja sasaran pada Tahun 2012 capaiannya 3 Desa dan 3 Kelurahan atau 100 persen dari target yang telah di tentukan dan pencapaian Tahun 2013 adalah 3 Desa dan 3 Kelurahan atau 100 persen capaian dari target yang telah di tetapkan. Begitupun dngan pencapaian Tahun 2014 sudah mencapai target yang telah di tetapkan yaitu 3 Desa dan 3 Kelurahan atau realisasi sebesar 100 persen. Pada tahun 2015, capaian kinerja sasaran inipun terlaksana 100 persen. Target capaian pada akhir RPJMD sebesar 18 Desa dan 18 Kelurahan. Tujuan 2 Menyediakan Infrastruktur untuk Percepatan Pembangunan Daerah
Sasaran 4 Meningkat dan berkembangnya infrastruktur Desa
Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut : Meningkat dan berkembangnya infrastruktur Desa
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
95
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
KATEGORI
4
5
1
2
3
Jumlah kawasan yang dibangun sarana dan prasarana fasilitas layanan umum
1 kawasan
5 kawasan
500 %
SANGAT BAIK
Jumlah Unit sarana sanitasi yang di bangun
120 Unit
28 unit
23 %
KURANG
Berdasarkan hasil pengukuran terhadapa sasaran pada tabel diatas, dapat di ketahui bahwa pencapaian kinerja sasaran meningkat dan berkembangnya infrastruktur desa di Provinsi Gorontalo tergolong kurang baik dan itu berarti bahwa terdapat factor-faktor penghambat kelancaran pembangunan akses layanan umum di daerah. Hal ini dapat di lihat dari 2 (dua) indikator kinerja sasaran, terdapat 1 (satu) indikator kinerja yang realisasi capaiannya melampaui target yang telah di tetapkan sementara 1 (satu) indikator kinerja lainnya realisasi masih kurang. Jumlah Sarana dan Prasarana fasilitas layanan Umum Pembangunan sarana dan prasarana fasilitas umum di maksudkan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat utamanya pada kawasan-kawasan wisata yang ada di Provinsi Gorontalo dan kawasan-kawasan yang mendukung fasilitas layanan kepada masyarakat. Pada tahun 2015, Pembangunan Sarana dan Prasarana Penunjang Fasilitas Layanan Umum yakni Kawasan 1 meliputi Pembangunan Cottage Desa Botutonuo Kab. Bone Bolango, Pembangunan Gapura Taludaa Lanjutan Rehab Tugu dan Taman Simpang Lima Andalas dan Penataan Simpang Tamalate/Pauwo. Kawasan 2 : Revitalisasi Lapangan Atinggola. Kawasan 3 : Penataan Landsekap Masjid DPRD Prov. Gorontalo, Pengaspalan Halaman Kantor DPRD dan Kantor Gubernur
Gorontalo,
Pembangunan
Gapura/Gerbang
Kantor
Gubernur,
Perencanaan
Pembangunan Gapura/ Gerbang Kantor Gubernur. Kawasan 4 : Pembangunan Pagar Makam Islam Gorontalo di Manado dan Kawasan 5 meliputi Pembuatan Patung dan Landscape Taman Bandara Jalaludin Provinsi Gorontalo, Perencanaan Pembuatan Patung dan Landscape Taman Bandara Jalaludin Provinsi Gorontalo.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
96
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Tabel Capaian KinerjaJumlah Sarana dan Prasarana fasilitas layanan Umum
Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Jumlah kawasan yang dibangun 8 Kws 5 Kws sarana dan prasarana fasilitas layanan umum Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
2015 Target
Realisasi
1 Kws
5 Kws
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
6 Kws
Pencapaian kinerja untuk Tahun 2012 dari target sebesar 1 kawasan, tetapi belum bisa terealisasi dan pada Tahun 2013 capaian kinerja mencapai 8 kawasan. Pada Tahun 2014, capaian melampaui target yang telah di tetapkan sebesar 1 kawasan dengan capaian sebesar 5 kawasan atau capaian sebesar 500 persen.
Pada tahun 2015, realisasi capaian juga 500
persen, dari target yang di tetapkan sebesar 1 kawasan, tapi terealisasi sebesar 5 kawasan. Capaian di tahun 2015, dimana target yang telah di tetapkan terlampaui sebesar 4 kawasan. Hal ini memperlihatkan bahwa terdapat efisiensi sumber daya yang di gunakan dalam mencapai sasaran. Capaian akhir periode RPJMD adalah sebesar 6 kawasan. Jumlah unit sarana sanitasi yang terbangun Pembangunan sarana sanitasi pada lokasi-lokasi fasilitas umum sangatlah penting untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat utamanya masarakat perdesaan. Penyediaan Prasarana dan Sarana Sanitasi bagi Masyarakat, yaitu berupa Pembangunan MCK di Kota Gorontalo, MCK di Kabupaten Gorontalo , MCK di Kabupaten Bone Bolango , MCK di Kabupaten Boalemo , MCK di Kabupaten Pohuwato , MCK di Kabupaten Gorontalo Utara , MCK di Dusun Hungayomamu Desa Bululi Kec. Asparaga (Rumah KAT) Kabupaten Gorontalo. Dari target 120 unit MCK yang di tetapkan di tahun 2015, baru terealisasi 28 unit atau 23% dari target yang telah ditetapkan. Rendahnya realisasi dari indikator ini adalah di sebabkan oleh keterbatasan anggaran yang di alokasikan untuk menunjang pembangunan ini. Anggaran yang teralokasi untuk pembangunan di tahun 2015 hanya di peruntukkan sebesar 28 unit atau sebesar 23 persen dari target yang di tetapkan. Guna mencapai target yang di harapkan di akhir RPJMD, pemerintah
mengambil
kebijakan
untuk
mengevaluasi
kembali
perencanaan
dan
penganggarannya sehingga semua target yang telah di tetapkan bisa di realisasikan. Olehnya di tahun 2017, penganggaran untuk membangun sanitasi bagi masyarakat akan di anggarkan sesuai target yang telah di tetapkan dalam RPJMD.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
97
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Tabel Capaian Kinerja Jumlah unit sarana sanitasi yang terbangun Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
149 unit
52 unit
64 unit
120 unit
28 unit
666 unit
Jumlah unit sarana sanitasi yang terbangun
2015
Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja pada Tahun 2012 terhadap indikator unit sarana sanitasi yang terbangun adalag sebesar 149 unit. Di Tahun 2013 pencapaian sebesar 52 unit atau turun jika di bandingkan dngan pencapaian tahun sebelumnya. Pada Tahun 2014, capaian terhadap indikator sasaran ini naik jika dibandingkan dengan capaian Tahun sebelumnya. Pencapaian di Tahun 2014 sebesar 64 unit belum mencapai target yang telah di tetapkan sebesar 120 unit. Dan pada tahun 2015, capaian realisasi baru mencapai 23 persen dari target yang telah ditetapkan. Capaian kinerja yang di harapkan di akhir periode RPJMD adalah sebesar 666 unit sarana sanitasi yang di bangun. Permasalahan dan Isu Strategis terhadap Pembangunan Infrastruktur di Provinsi Gorontalo. Permasalahan dibidang infrastruktur diantaranya adalah masih adanya ketimpangan pembangunan antara lintas sektor di wilayah Provinsi Gorontalo serta antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan; makin maraknya pemekaran daerah yang seringkali menyebabkan penurunan kualitas pelayanan infrastruktur di daerah tersebut; dan juga keterbatasan kapasitas pelayanan infrastruktur yang dikhawatirkan akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Secara lebih khusus, dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur daerah ada beberapa tantangan yang dihadapi diantaranya: Bidang Sumber Daya Air 1) Laju alih fungsi lahan pertanian beririgasi 2) Pengelolaan resiko guna memperkecil kerugian yang diakibatkan oleh daya rusak air seperti banjir, abrasi pantai dan pengaruh menurunnya kapasitas sumber air akibat sedimentasi. 3) Dampak negatif perubahan iklim global, khususnya banjir, kekeringan dan kenaikan muka air laut
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
98
4)
AKUNTABILITAS KINERJA Kualitas SDM dalam pengelolaan SDA terpadu berbasis teknologi informasi KIKKKKINERJA
5) Jaringan pelayanan irigasi yang belum memadai. 6) Keterbatasan dana pengendalian banjir & abrasi pantai. 7) Pengembangan beberapa mega proyek seperti: waduk Dumbaya Bulan, Revitalisasi Danau Limboto, Kanal Banjir Tamalate-Bone, dan Bendung Randangan. 8) Kejadian bencana alam seperti banjir dan tanah longsor berdampak pada rusaknya Daerah Aliran Sungai dan berbagai infrastruktur yang dibangun. 9) Rusaknya lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan illegal loging, illegal minning dan aktivitas perladangan berpindah. 10) Pemanfaatan sumber air yang tidak ramah lingkungan serta tidak memperhatikan aspek berkelanjutan. 11) Belum optimalnya sinergitas dan koordinasi antara stakeholder terkait dalam pengelolaan sumber daya air di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota Bidang Bina Marga 1) Pemenuhan kebutuhan prasarana jalan yang berbasiskan pada tata ruang dan sistem transportasi harus memenuhi standar keselamatan jalan dan berwawasan lingkungan dalam menunjang sektor riil, pusat kegiatan ekonomi kreatif dalam rangka pencapaian MDGs. 2) Meningkatkan
kesadaran
masyarakat
pengguna
maupun
pemanfaat
jalan
dalam
memanfaatkan prasarana jalan yang tersedia. 3) Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan serta operasi dan pemeliharaan prasarana jalan untuk meningkatkan rasa memiliki terhadap prasarana jalan yang ada. 4) Mempertahankan peran dan fungsi prasarana jaringan jalan sebagai pengungkit dan pengunci dalam pengembangan wilayah diantara berbagai gangguan bencana alam, maupun kesalahan penggunaan dan pemanfaatan jalan, disamping juga memenuhi kebutuhan aksesibilitas kawasan produksi dan industri serta outlet lainnya. 5) Meningkatkan keterpaduan sistem jaringan transportasi dan penyelenggaraan secara umum jalan daerah di tengah-tengah desentralisasi dan otonomi daerah dan situasi kelembagaan penyelenggaraan jalan yang masih memerlukan perkuatan terutama dalam menyiapkan produk-produk pengaturan, fasilitasi jalan daerah, dan meningkatkan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan jalan.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
99
6)
AKUNTABILITAS KINERJA Mengupayakan penyelesaian masalah pengadaan tanah untuk pembangunan jalan dan/atau KIKKKKINERJA pelebaran jalan melalui koordinasi dengan pemerintah daerah Kabupaten/Kota.
7) Belum adanya alternatif jalan lainnya untuk mengantisipasi pertumbuhan kepadatan pengguna jalan yang menunjang aktivitas sosial, ekonomi dan budaya pada lintas kabupaten/ kota. 8) Belum terealisasinya rencana aksesibilitas jalan dalam rangka pengembangan ekonomi daerah dan masyarakat serta terbatasnya akses jalan bagi masyarakat daerah terpencil dan pesisir. 9) Inkonsistensi
pembangunan
jalan
&
jembatan
antara
pemerintah
provinsi
dan
kabupaten/kota. 10) Kurangnya peralatan pendukung operasional untuk tanggap darurat dan pemeliharaan jalan. 11) Belum optimalnya pelayanan prasarana jalan dan jembatan disebabkan karena banyaknya jalan rusak terutama pada jalur-jalur ekonomi Produktif. 12) Perlu adanya peningkatan kapasitas berupa pelebaran jalan provinsi. 13) Ruas jalan yang masih terbentur dengan kawasan hutan lindung seperti Ruas jalan AladiTulabolo, ruas jalan Tapa - Atinggola. 14) Perlu pemanfaatan as buton untuk pembangunan ruas jalan provinsi Bidang Cipta Karya 1) Pemenuhan target Millennium Development Goals (MDGs) yang menetapkan bahwa pada tahun 2015 separuh dari proporsi masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman harus dapat dengan mudah mengakses air untuk kebutuhan air minum. 2) Meningkatkan keterpaduan penanganan drainase dari lingkungan terkecil hingga wilayah yang lebih luas dalam satu wilayah administrasi maupun antar kabupaten/kota. 3) Makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap aspek kesehatan menuntut pelayanan sanitasi yang sesuai dengan kriteria kesehatan dan standar teknis. 4) Memperluas akses pelayanan sanitasi dan peningkatan kualitas fasilitas sanitasi masyarakat yang berpengaruh terhadap kualitas kehidupan, daya saing daerah serta sebagai bagian dari jasa layanan publik dan kesehatan. 5) Mengembangkan kemampuan masyarakat dalam penyediaan air minum baik dalam pengolahan maupun pembiayaan penyediaan air minum. Tindak Lanjut Yang Diperlukan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
100
Dukungan
AKUNTABILITAS KINERJA infrastruktur sumber daya air dalam mendukung pencapaian prioritas KIKKKKINERJA
pembangunan daerah pada tahun 2015 terus dilanjutkan untuk menyelesaikan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD. Dan untuk memulihkan kondisi lingkungan / meningkatkan ketersediaan air bagi masyarakat serta mendukung program ketahanan pangan nasional dan daerah
meningkatkan kinerja layanan prasana irigasi, pada tahun ini sedang dilaksanakan
beberapa kegiatan yang termasuk dalam kegiatan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi dan jaringan pengairan lainnya. Penyelenggaraan jaringan transportasi ditujukan untuk mewujudkan media penghubung antar wilayah kabupaten/kota, pusat permukiman, kawasan produksi, kawasan industri, pelabuhan laut, bandara dan wilayah pontensial, sehingga terbentuk satu kesatuan sistem transportasi darat, laut dan udara. Jaringan jalan, sebagai bagian dari elemen tata ruang dan elemen pembentukan struktur ruang wilayah serta bagian dari komponen infrastruktur wilayah, memiliki peran yang sangat vital bagi pemenuhan akesesibilitas dan mobilitas penduduk pada suatu wilayah. Dengan adanya pembangunan jalan diharapkan dapat memberikan pelayanan akses kepada masyarakat yang pada gilirannya dapat memberikan manfaat yang lebih luas, seperti mobilitas meningkat, distribusi produksi lebih lancar, dan lain sebagainya, yang pada gilirannya dapat memberikan kemanfaatan bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Program Penyelenggaraan Jalan
memiliki kegiatan utama yaitu pemeliharaan rutin jalan,
pemeliharaan berkala jalan, dan kegiatan pemeliharaan dan rehabilitasi jembatan terutama yang ada di Ruas Jalan Provinsi dan Strategis Provinsi. Perumahan dan permukiman yang layak merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan menjadi faktor penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga pemerintah memiliki tanggung jawab dan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut. Beberapa upaya yang akan dilakukan antara lain memberikan fasilitasi penyediaan infrasutuktur bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), IPM rendah serta pendukung lainnya. Sasaran
strategis
dalam
rangka
mendukung
prioritas
provinsi
bidang
pembangunan
infrastruktur daerah pada tahun 2015, yang didasarkan pada pagu indikatif 2015, adalah Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah serta Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
101
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA 3. Tujuan Meningkatkan Kualitas Pendidikan. Tujuan Meningkatkan Kualitas Pendidikan dijabarkan dalam 2 (dua) Sasaran Strategis
Pemerintah
Provinsi
Gorontalo
dengan
7
(tujuh)
indikator
kinerja.
Selengkapnya tentang sasaran strategis dan indikator kinerja serta capaiannya dapat di jelaskan sebagaimana tabel-tabel sebagai berikut: Tujuan 3
Sasaran 1
Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Meningkatnya Aksesibilitas Pendidikan
Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Aksesibilitas Pendidikan Indikator Kinerja
1 Angka Melek Huruf
Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka Partisipasi Kasar (APK)
Rasio Ketersediaan sekolah/penduduk usia
Target
Realisasi
Capaian (%)
KATEGORI
2
3
4
5
96,50 %
99,71 %
103 %
SANGAT BAIK
APM SD/MI/Paket A 98,00 %
101,66 %
103 %
SANGAT BAIK
APM SMP/MTs/Paket B 92,25 %
77,10 %
84 %
BAIK
APM SMA/MA/SMK/Paket C 70,05 %
71,34 %
102 %
SANGAT BAIK
APK TK/PAUD 54,47 %
83,51 %
153 %
SANGAT BAIK
APK SD/MI 111,20 %
114,23 %
103 %
SANGAT BAIK
APK SMP/MTs 99,80 %
102,27 %
102 %
SANGAT BAIK
APK SMA/SMK/MA 88,09 %
89,92 %
102 %
SANGAT BAIK
SMP/MTs :99,65 %
100 %
101 %
SANGAT BAIK
SMA/MA/SMK :98,50 %
100 %
102 %
SANGAT BAIK
SD/MI : 73,00
71,92
98 %
BAIK
SMP/MTs : 60,50
57,18
95 %
BAIK
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
102
AKUNTABILITAS KINERJA 143 % KIKKKKINERJA SANAGAT BAIK SMA/MA/SMK :15,50 22,12
sekolah Rasio Guru /murid per kelas rata-rata
SD/MI 628.38
622,62
SMP/MTs 736.24
765,52
SMA/MA/SMK 766.45
703,06
99 %
BAIK
104 %
SANGAT BAIK
92 %
BAIK
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran dari tujuan meningkatnya aksesibilitas pendidikan pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja pendidikan di Provinsi Gorontalo rata-rata Sangat Baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran terhadap 5 (lima) indikator kinerja sasaran, hampir seluruhnya dengan kategori Sangat Baik. Angka Melek Huruf Berbagai strategi dan kebijakan telah di ambil oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam rangka menuntaskan buta aksara atau meningkatkan angka melek huruf kepada masyarakat. Pemilihan strategi yang tepat dalam mewujudkan visi berpengaruh terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, oleh karena itu guna mengoptimalkan pencapaian tujuan dan sasaran pendidikan di Provinsi Gorontalo dirumuskan beberapa langkah strategis yakni : [1] Meningkatkan daya tampung sekolah dan pembangunan RKB, USB; [2] Memberikan bantuan perlengkapan sekolah; [3] Meningkatkan kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan; [4] Meningkatkan kelengkapan prasarana pembelajaran;[5] Meningkatkan kompetensi para kepala sekolah. Kebijakan selanjutnya diarahkan pada [1] Program Pendidikan Gratis; [2] Pemenuhan dan perbaikan ruang kelas dan sarana pendidikan; [3] Pemberian bantuan perlengkapan belajar bagi siswa miskin; [4] Meningkatkan mutu dan relevansi melalui Diklat PTK dan peningkatan kualifikasi;
[5]
Pemenuhan
prasarana
belajar
seperti
komputer,
perpustakaan;
[6]
Melaksanakan lomba-lomba; [7] Meningkatkan kapasitas para kepala sekolah; [8] Melakukan penilaian secara berkala terhadap prestasi satuan pendidikan. Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya, tanpa harus mengerti apa yang di baca/ditulisnya terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas. Melek huruf merupakan bagian darifokus pembangunan untuk k peningkatan sumber daya manusia. Hal ini mengingat peran sentral pendidikan baik sebagai bagian dari pemenuhan hak warga negara, maupun karena daya ungkit pendidikan terhadap tujuan pembangunan dan pemerataan ekonomi dan
pembangunan yang lain seperti
sosial. Terlebih lagi, dalam RPJMD Provinsi
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
103
AKUNTABILITAS KINERJA Gorontalo 2012-2017, penegasan akan pentingnya pendidikan juga bisa ditemukan dalam visi KIKKKKINERJA misi tentang Membangun
Kualitas Pendidikan telah menjadi arah bagi
pembangunan di
Provinsi Gorontalo. Grafik 3.1 Perkembangan pencapaian Angka Melek Huruf Tahun 2012-2015
Berdasarkan data tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa pencapaian Huruf dapat direalisasikan sebesar
99,71% tahun dari target
Angka Melek
sebesar 96.50%, dengan
persentase capaian kinerja sebesar 103,33%. Peningkatan realisasi tercapai sesuai target, dan dibandingkan dengan Tahun 2014 angka realisasi mengalami peningkatan sebesar 0.03%. Pada tahun 2015 dari target 96.50% terealisasi sebesar 99.71%, dengan persentase capaian kinerja sebesar 103,83%. Keberhasilan peningkatan capaian Angka Melek Huruf (AMH) dari tahun
sebelumnya
didukung dengan adanya alokasi anggaran dari pemerintah Provinsi Gorontalodan kerja keras semua pihak yang cukup memadai untuk bidang pendidikan serta meningkatnya aksesibilitas Pendidikan Non Formal. Peningkatan angka melek huruf juga terkait dengan perluasan dan peningkatan pendidikan non formal. Tabel Capaian Indikator Kinerja Angka Melek Huruf Indikator Kinerja
Angka Melek Huruf
2012
2013
2014
2015
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
95,00 %
99,68 %
99,68 %
96,50 %
99,71 %
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
97,50 %
Sumber Data : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
104
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Angka melek huruf dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Dari target awal RPJMD tahun 2012-2017 yaitu tahun 2012, persentase angka melek huruf di Provinsi Gorontalo sebesar 8.971 orang dengan capaian sebesar 95,00 persen. Sedangkan pada tahun ke 2 (dua) RPJMD Provinsi Gorontalo yaitu tahun 2013 sebesar 5.471 orang dengan capaian sebesar 99,68 persen. Kenaikan ini sangat jelas tidak memenuhi target RPJMD dikarenakan berbagai hambatan dan kendala yang dihadapi. Dan pada Tahun 2014 angka melek huruf di Provinsi Gorontalo masih belum berubah dari angka Tahun 2013 yaitu sebesar 99,68 persen. Pada tahun 2015, capaian realisasi sebesar 99,71 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar 96,50 persen. Capaian di tahun ini melampaui target yang telah di tetapkan, hal ini berarti terdapat penghematan atau efisiensi sumberdaya yang di gunakan dalam mencapai sasaran ini sehingga capaian terlampaui sebesar 3,21 persen. Target capaian yang di harapkan di akhir periode RPJMD adalah sebesar 97,50 persen. Angka Partisipasi Murni (APM) Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan yang memenuhi standar nasional pendidikan maka Pemerintah Provinsi Gorontalo telah menetapkan sebuah Program Inovasi mulai tahun 2012. Program tersebut dikenal dengan sebutan Program Pendidikan Untuk Rakyat. Program ini dimaksudkan untuk membantu masyarakat yang tidak mampu agar mendapatkan layanan pendidikan yang layak, sehingga dapat beroleh pelayanan pendidikan sesuai dengan tuntutan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Provinsi Gorontalo menjadikan Pendidikan dan Kesehata untuk rakyat gratis. Program Pendidikan Untuk Rakyat adalah program pendidikan dalam bentuk pemberian bantuan operasional pada satuan pendidikan untuk peningkatan pelayanan di bidang pendidikan. Sasaran semua satuan pendidikan pada jenjang Pendidikan dasar dan menengah, baik negeri maupun swasta se provinsi gorontalo berupa : bantuan operasional sekolah pada jenjang
SMA/SMALB/MA
dan
SMK,
Penyediaan
sarana
RKB
SMA/SMK,
peningkatan
kesejahteraan pendidikan dan tenaga kependidikan (Gudacil), Insentif guru kontrak, insentif pendidik PAUD. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase jumlah anak pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan. APM digunakan untuk mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu. Bila seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu, maka APM akan mencapai nilai 100.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
105
AKUNTABILITAS KINERJA a. Angka Partisipasi MurniKIKKKKINERJA SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Murni SD/MI/Paket A dapat diketahu dengan menggunakan rumus jumlah penduduk usia 7-12 tahun yang sekolah di pada jenjang SD/MI/Paket A di bagi dengan jumlah penduduk umur 7-12 tahun di kali 100. Memfasilitasi wajib belajar 12 tahun dan paket A,B dan C adalah merupakn suatu kewajiban bagi pemerintah baik pusat maupun daerah. Capaian Kinerja Bidang Pendidikan Dasar ini di dukung pleh program-program yang sangat relevan dengan tuntutan akan pendidikan dasar di daerah. Di Provinsi Gorontalo, untuk mendukung tercapainya wajib belajar 12
tahun,
maka
di
program-program
laksanakan
dan
kegiatan
Bidang Pendidikan Dasar Tahun 2015, yaitu : a.
Fasilitasi
Perluasan
Akses
Pendidikan Dasar, dengan kelompok Penyediaan Prasarana
sasaran Sarana
dan
Pendidikan
Dasar. b.
Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar, dengan kelompok sasaran Training of Center (TC) Siswa PK-LK tingkat Nasional, Olimpiade Olahraga Siswa nasional (O2SN) SD dan SMP, Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) SD dan SMP, Olimpiade Sains Nasional (OSN) SD dan SMP.
c.
Fasilitasi Peningkatan Tata Kelola/Manajemen Pendidikan Dasar, dengan kelompok sasaran Manajemen BOS Provinsi.
APM SD/MI/Paket A jika dibandingkan dengan target kinerja yang ditetapkan, pada tahun 2015 Indikator Kinerja ini telah berhasil mencapai target, bahkan melebihi dari target yang ditetapkan. Dari target yang ditetapkan sebesar 96,87% berhasil terealisasi sebesar 101,66% dengan persentase capaian kinerja sebesar 104.94%. Jumlah penduduk usia 712 tahun mencapai 137.746. Peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) Usia 7 – 12 tahun dapat dicapai jika terjadi peningkatan persentase jumlah penduduk usia 7-12 tahun yang mendapatkan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
106
pelayanan pendidikan
AKUNTABILITAS KINERJA jenjang SD/SDLB/MI/Paket A. Pada tahun 2015 jumlah penduduk KIKKKKINERJA
usia 7-12 tahun sebanyak 137.746 orang, sedangkan Jumlah siswa usia 7-12 tahun yang bersekolah di SD/SDLB/Paket A adalah sebanyak 138.108 siswa, dengan distribusi sebagai berikut: SD sebanyak 133.224 siswa dan MI sebanyak 4.848 siswa. Dibandingkan dengan capaian APM SD/SDLB/Paket A tahun 2014 sebesar 100.97%, terdapat peningkatan sebesar 0.69%. Kenaikan ini disebabkan antara lain oleh adanya penurunan jumlah penduduk usia 7-12 tahun, sementara jumlah siswa usia tersebut meningkat. Bantuan Siswa Miskin (BSM-SD), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan penyelenggaraan paket A setara SD, RKB SDLB Negeri Kota Gorontalo Maesa Kota Gorontalo, rehabilitasi SD dan RKB SLB Negeri Pohuwato. Grafik 3. 2 Grafik perkembangan APM SD/MI/Paket A Tahun 2012-2015.
b. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B dapat di ketahui dengan rumus jumlah penduduk umur 13-15 yang sekolah di pada jenjang SMP/MTs/Paket B di bagi dengan jumlah penduduk umur 13-15 tahun di kali 100. Untuk 76,28%, baru
tahun 2015 APM SMP/MTs/Paket B usia 13 – 15 tahun ditargetkan dapat
terealisasi
sebesar
77,10%
dengan
capaian
kinerja
sebesar sebesar
101,07%. Jumlah penduduk usia 13 – 15 tahun sebanyak 68,863 orang, sedangkan jumlah siswa yang bersekolah di jenjang SMP/MTs/SMPLB/Paket B sebanyak 51.507 siswa. Indikator Kinerja APM Usia 13 - 15 Tahun jenjang SMP/MTs/SMPLB/Paket B sebesar
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
107
77,1% telah mencapai
AKUNTABILITAS KINERJA target, begitu pula jika dibandingkan dengan capaian Nasional target KIKKKKINERJA
Indikator Kinerja APM Usia 13 – 15
tahun
SMP/MTs/SMPLB
Provinsi Gorontalo lebih rendah sebesar 3,63%.
sebesar
80,73%,
capaian
Beberapa intervensi yang dilakukan Dinas
Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga dalam meningkatkan APM Usia 13 – 15 Tahun, antara lain melalui pemberian hanya bantuan operasional sekolah (BOS) kepada 326 sekolah SMP negeri dan swasta, selain dari pemerintah pusat, kontribusi peningkatan APM juga berasal pemerintah daerah dan masyarakat. Berikut Grafik pencapaian angka partisipasi murni siswa SMP/SMPLB/Paket B selama empat tahun terakhir (2012-2015). Grafik 3.3 Grafik Perekmbangan APM SMP/MTs/ Paket B
C. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK/Paket C Untuk mengetahui nilai Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK/Paket C
dapat
digunakan rumus jumlah penduduk umur 16-18 tahun yang sekolah pada jenjang SMA/MA/SMK/Paket C di bagi jumlah penduduk umur 16-18 tahun di kali 100. Guna peningkatan mutu pendidikan menengah ini, telah dilakukan Perluasan akses pendidikan menengah melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang lebih baik. APM SMA/SMK/MA/Paket C dengan target kinerja yang ditetapkan, pada tahun 2015 Indikator Kinerja ini sudah berhasil mencapai target. Dari target yang ditetapkan sebesar 70,05% baru berhasil terealisasi sebesar 71,34% dengan persentase capaian kinerja sebesar 101,84%.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
108
AKUNTABILITAS KINERJA Jumlah penduduk usia 16-18 tahun mencapai 60. 515 orang, sedangkan siswa usia 16-18 KIKKKKINERJA tahun yang bersekolah di SMA/SMK/MA/SMLB/Paket C mencapai 43.488 siswa. Peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) Usia 16 – 18 Tahun dapat
dicapai peningkatan persentase
jumlah penduduk usia 16-18 tahun yang mendapatkan pelayanan pendidikan jenjang SMA/SMK/MA/Paket C. Distribusi siswa SMA sebanyak 19.315 siswa, MA sebanyak 8.747 siswa, SMK sebanyak 14,645, Paket C sebanyak 629 siswa dan SMALB sebanyak 152 siswa. Grafik 3.4 Grafik Tren APK SMA/MA/SMK/PAKET C TAHUN TAHUN 2012-2015
Dibandingkan dengan capaian APM Usia 16-18 Tahun pada tahun 2014 65,87%, terdapat kenaikan sebesar 5,47%. Kenaikan ini disebabkan
sebesar
antara lain oleh
peningkatan dilakukan melalui pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM-SM), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pembanguan ruang kelas SMK sebanyak 23 ruang, pembangunan ruang kelas baru SMA sebanyak 18 ruang.
Berikut grafik perkembangan pencapaian angka
partisipasi murni Usia 16 – 18 tahun selama empat tahun terakhir dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
109
AKUNTABILITAS KINERJA Tabel Capaian KIKKKKINERJA Indikator Kinerja Angka Partisipasi Murni (APM) Indikator
2012
2013
2014
Kinerja
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
SD/MI/Paket A 96,37 %
SD/MI/Paket A 98,65 %
SD/MI/Paket A 100,97 %
SD/MI/Paket A 98,00 %
SD/MI/Paket A 100,81 %
SD/MI/Paket A 98,50 %
SMP/MTs/Pa ket B 69,99 %
SMP/MTs/Pa ket B 71,95 %
SMP/MTs/Pake t B 73,06 %
SMP/MTs/Pake t B 92,25 %
SMP/MTs/Pake t B 77,10 %
SMP/MTs/Paket B 95,00 %
SMA/MA/SM K/Paket C 55,3
SMA/MA/SM K/Paket B 64,75
SMA/MA/SMK/ Paket C 65,87
SMA/MA/SMK/ Paket C 70,05 %
MA/MA/SMK/P aket C 71,34 %
MA/MA/SMK/Paket C 83,05 %
Persentase Angka Partisipasi Murni (APM)
2015
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
Sumber Data : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo
Pada tabel diatas dapat di ketahui bahwa Capaian kinerja Bidang Pendidikan Dasar merupakan salah satu program penting Provinsi Gorontalo. Program ini dilaksanakan untuk mendukung sasaran program Perluasan Akses, Peningkatan mutu dan Peningkatan Tata Kelola/Manajemen pada jenjang Pendidikan Dasar. Persentase APM SD/MI/Paket A di peroleh dari Jumlah Siswa usia 7-12 tahun pada jenjang SD/MI/Paket A dibagi Jumlah Penduduk kelompok usia 7-12 tahun dikali 100 persen. Realisasi Capaian dari indikator ini di Tahun 2012 sebesar 96,37 persen, Tahun 2013 naik menjadi 98,65 persen dan pada Tahun 2014, naik lagi menjadi 100,97 persen dari target yang telah di tetapkan sebesar 97, 50 persen atau naik ratarata sebesar 2 persen per tahun. Dan pada tahun 2015, capaian realisasi mencapai 100,81 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar 98,00 persen. Target capaian di akhir periode RPJMD adalah 98,50 persen. Persentase Angka Partisipasi Murni SMP/MTs/Paket B dihitung dari Jumlah Siswa usia 1315 tahun pada jenjang SMP/MTs/Paket B dibagi Jumlah Penduduk kelompok usia 13-15 tahun dikali 100 persen. Dari hasil capaian terhadap indikator, pada Tahun 2012 terealisasi sebesar 96,99 persen, Tahun 2013 terealisasi sebesar 71,95 persen dari target 85,50 persen dan pada Tahun 2014 terealisasi sebesar 73,95 persen dari target yang ditetapkan sebesar 90,50 persen. Dan pada tahun 2015, realisasi mencapai 77,10 persen dari target yang telah di tetapkan sebesar 95,25 %. Capaian di akhir peride RPJMD di harapkan sebesar 95,00 persen. Selanjutnya, Persentase Angka Partisipasi Murni SMA/SMK/MA/Paket C dihitung dari Jumlah Siswa usia 16-18 tahun pada jenjang SMA/SMK/MA/Paket C dibagi Jumlah Penduduk kelompok usia 16-18 tahun dikali 100 persen. Dari capaian indikator kinerja dapat diketahui bahwa di Tahun 2012 realisasi capaian kinerja sebesar 55,3 persen dan pada Tahun 2013
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
110
AKUNTABILITAS KINERJA meningkat menjadi 64,75 persen dari target yang telah di tetapkan sebesar 60,70 persen. Pada KIKKKKINERJA Tahun 2014, capaian kinerja dari indikator kinerja tersebut sebesar 65,87 persen dari target yang ditetapkan sebesar 65,87 persen. Hal ini berarti bahwa realisasi capaian atas indikator naik setiap tahun sebesar 8,35 persen di Tahun 2013 dan 1,12 persn di Tahun 2014. Dan pada tahun 2015, realisasi capaian kinerjanya sebesar 71,34 dari target yang telah di tetapkan sebesar 70,05 persen. Target capaian kinerja di akhir periode RPJMD adalah sebesar 83,05 persen. Angka Partisipasi Kasar (APK) Keberhasilan pembangunan suatu wilayah di tentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu cara meningkatkan kulitas sumber daya manusia tersebut. Olehnya, peningkatan mutu pendidikan harus terus di upayakan, dimulai dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengenyam pendidikan, hingga pada peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan. Untuk melihat partisipasi sekolah dalam suatu daerah, biasa di kenal beberapa indikator untuk mengetahuinya antara lain Angka Partisipasi Kasar (APK). APK menunjukkan partisipasi penduduk yang sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya. APK merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada seuatu jenjang pendidikan (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. APK digunakan untuk mengukur keberhasilan
program
pembangunan
pendidikan
yang
diselenggarakan
dalam
rangka
memperluas kesempatan bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap masyarakat usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. a. Angka Partisipasi Kasar TK dan PAUD Angka Partisipasi Kasar pada TK dan PAUD, dapat di ketahui dengan formula Jumlah peserta TK/PAUD usia 3-6 Tahun di bandingkan dengan jumlah penduduk usia 3-6 Tahun di kali 100 persen. Peningkatan kinerja tersebut merupakan dukungan keberhasilan dari program dan kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terhadap penguatan kelembagaan, pemenuhan sarana dan prasarana, penguatan kurikulum dan pembinaan kesiswaan PAUD di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
111
AKUNTABILITAS KINERJA Pencapaian Kinerja yang tercermin dalam APK PAUD pada tahun 2015 sudah sangat baik, KIKKKKINERJA sehingga dapat diartikan bahwa semakin meningkatnya jumlah anak usia 1 – 6 tahun yang terlayani oleh PAUD baik melalui jenjang Formal (TK) maupun Nonformal (KB,TPA,SPS). Upaya pemerintah melalui Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo untuk meningkatkan jumlah layanan PAUD formal maupun nonformal dengan memperluas akses layanan PAUD melalui penambahan dana bantuan biaya operasional PAUD dan sosialisasi ke masyarakat juga semakin ditingkatkan dengan menggalakkan PAUD di masyarakat luas. Sedangkan dalam hal peningkatan mutu pendidikan pemerintah berupaya menyelenggarakan orientasi teknis pembelajaran PAUD. APK PAUD dari tahun ke tahun selalu
menunjukkan
peningkatan
dari
target yang ditetapkan. Capaian Tahun 2014sebesar 85,37%. Pada tahun 2015 Indikator yang
Kinerja
ditetapkan
ini
sudah melebihi
yaitu dengan
target
75,00% dan capaian hasil 87,92%, diatas dari capaian tahun Angka
Partisipasi
dicapai
jika
2014. Peningkatan Kasar
PAUD
terjadi
dapat
peningkatan
persentase jumlah penduduk usia jenjang PAUD
yang
mendapatkan
pelayanan
pendidikan jenjang PAUD. Pada tahun 2015 jumlah penduduk usia jenjang PAUD sebanyak 85,650 orang, sedangkan Jumlah siswa usia yang bersekolah PAUD sebanyak 75.302 siswa. Untuk
tahun 2015, capaian kinerja APK PAUD menunjukkan kinerja yang tinggi,
Capaian ini juga menyumbang sebanyak 144,9% dari target
pada akhir RPJMD (2017).
Pencapaian target Indikator Kinerja APK PAUD sebesar 87,92% berkat dukungan dan kontribusi,
baik
dari
pemerintah
daerah
maupun
masyarakat.
Dinas
Pendidikan
Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalomemberikan kontribusi melalui program pendidikan non formal. Indikator
kinerja
pendukung
dalam
upaya
meningkatkan
APK
tersebut dilakukan melalui penyediaan 761 buah TK, 63 buah RA dan Kelompok Bermain (KB) 985 buah, Tempat Penitipan Anak (TPA) 36 lembaga, SPS sebanyak 198 lembaga, sehingga total lembaga PAUD 1.981 buah. Selain itu pemberian bantuan operasional PAUD,
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
112
publikasi dan sosialisasi
AKUNTABILITAS KINERJA pendidikan non formal serta Pengembangan data dan informasi KIKKKKINERJA
pendidikan non formal. Secara kelembagaan tren perkembangan jumlah lembaga PAUD dari tahun ke tahun
semakin
meningkat.
Jumlah
lembaga
PAUD
yang
makin
meningkat tersebut
berdasarkan satuan kelembagaan PAUD yaitu Taman Kanak- Kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), Tempat Penitipan Anak (TPA), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS). Walaupun upaya dalam peningkatan APK dan mutu
layanan
PAUD telah
banyak dilakukan, namun
masih
ditemukan sejumlah hambatan dan kendala yang terjadi di lapangan. Hambatan yang ditemui adalah sering terjadi mutasi pendidik/ tutor. Untuk mengantisipasi
hambatan
dan
kendala
yang
dihadapi
tersebut
di atas,
beberapa langkah terobosan telah dilakukan: a. Menyempurnakan Permendikbud
penyusunan
Nomor
146
Kurikulum
tahun
2014,
2013 dan
PAUD
dengan
dikeluarkannya
pelaksanaan TOT bagi pelaksanaan
kurikulum 2013 PAUD. b. Penyusunan
Pedoman
Pelaksanaan
PAUD
Holistik-Integratif
untuk
menunjang
pelaksanaan PP Nomor 60 tahun 2013 tentang PAUD c. Hasil pembangunan rehabilitasi ruang kelas d. Penyusunan Revisi Standar PAUD melalui Permendikbud Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar PAUD. e. Penyusunan Kebijakan Wajib PAUD untuk anak usia 5-6 tahun, dan pengalokasian anggaran untuk k menunjang pelaksanaan Wajib PAUD. f. Sosialisasi program PAUD pada pemerintah daerah. g.
Fasilitasi Perluasan Akses PAUD, dengan kelompok sasaran Rintisan PAUD dan Pelaksanaan Peringatan Hari Anak Nasional.
h.
Fasilitasi Peningkatan Kompetensi dan Kesejahteraan PTK PAUD, dengan kegiatan Rakor PAUDNI, Orientasi Pendidikan Karakter Anak dan Insentif PTK PAUD.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
113
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Grafik 3.5 Grafik perkembangan APK PAUD 2012-2015
Dalam menunjang pencapaian kinerja program pada Bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dilaksanakan 3 (tiga) kegiatan pada tahun 2015 diantaranya adalah : a.
Kegiatan Peningkatan Ketrampilan Pendidikan Non Formal dengan sub kegiatan Hibah Pengembangan Life Skill untuk 30 Kelompok, Hibah untuk penuntasan Tuna Aksara Dasar untuk 250 Kelompok, Hibah barang untuk Akreditasi PNF sebanyak 15 Lembaga dan Pelaksanaan Kegiatan Hari Aksara Internasional dengan sasaran 300 orang.
b.
Peningkatan Kompetensi dan Kesejahteraan PTK PAUD meliputi kegiatan Rakor PAUDNI, Orientasi Pendidikan Karakter Anak untuk 100 peserta, dan Insentif PTK PAUD sebanyak 672 orang dengan rincian sasaran Kota Gorontalo 104 orang, Kabupaten Gorontalo 223 orang, Kabupaten Boalemo 95 orang, Kabupaten Pohuwato 90 orang, Kabupaten Bone Bolango 79 orang dan Kabupaten Gorontalo Utara sebanyak 71 orang.
c.
Perluasan Akses Pendidikan Anak Usia Dini. Kegiatan ini merupakan kegiatan Pemberian Hibah Barang Rintisan PAUD untuk 10 Lembaga dan Pelaksanaan Hari Anak Nasionalyang melibatkan peserta 500 orang Se Provinsi Gorontalo.
Prestasi yang diperoleh selama tahun 2015 adalah : a.
Menerima Anugrah Aksara Madya dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia atas Kinerja dan Kepedulian yang tinggi dalam percepatan Penuntasan Tuna Aksara di Provinsi Gorontalo;
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
114
b.
AKUNTABILITAS KINERJA Meraih Juara Terbaik IIIKIKKKKINERJA Lomba Apresiasi Bunda PAUD Tingkat Nasional yang diwakili oleh Bunda PAUD Jasma Lahinda, S.Pd Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo.
b. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI dapat dihitung dengan menggunakan rumus jumlah penduduk yang bersekolah pada jenjang SD/MI di bagi jumlah penduduk umur 7-12 tahun dikali 100. Kondisi dan keberhasilan pelaksanaan program pendidikan dasar tidak dapat dipisahkan dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang ada. Berbagai masalah yang harus dihadapi dalam pelaksanaan dan pelayanan pendidikan dasar antara lain: a. Penyediaan guru yang berkualitas masih belum terlaksana terutama guru dengan kualifikasi lebih baik. Di daerah pedalaman sangat sulit untuk memanggil guru SD yang berkualitas apalagi membuat mereka nyaman untuk tinggal di pedalaman. Banyak guru terlatih yang berasal dari daerah pedalaman justru cenderung untuk menetap atau pindah ke wilayah perkotaan, setelah menyelesaikan pendidikannya. Selain itu minat guru perempuan untuk mengajar di daerah juga sangat sulit. Kesulitan lainnya adalah merekrut guru lulusan Sarjana atau Diploma untuk mengajar di sekolah pedalaman. b. Penyediaan infrastruktur fisik juga belum sepenuhnya terlaksana. Di beberapa daerah pedalaman dengan jumlah populasi sekolah yang sedikit, sejumlah kelas seringkali jarang digunakan. Sebaliknya di beberapa daerah perkotaan yang padat justru kekurangan kelas. Kondisi ini menyebabkan variasi yang signifikan terhadap jumlah siswa per kelas. c. Sarana dan prasarana pendidikan dasar di daerah masih terbatas. Fasilitas SMP yang belum disiapkan pada masa lalu, mengakibatkan banyak anak harus putus sekolah dan berhenti hingga di SD. Ketika fasilitas tersedia saat ini, masalah efisiensi penggunaan fasilitas menjadi masalah baru di daerah pedalaman karena rendahnya populasi usia sekolah. d. Data dan informasi program pendidikan dasar bermutu belum tersusun secara lengkap dan akurat sehingga sering terjadi perbedaan data. Keadaan ini membawa implikasi terhadap penyusunan perencanaan program dan target pendidikan dasar kurang mantap karena belum didasarkan pada data yang lengkap dan akurat. Di beberapa daerah realisasi beban biaya pendidikan tidak pasti. Walaupun saat ini telah ada program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana implementasi program BOS ini dapat berjalan efektif dan benar-benar mendorong pembebasan biaya pendidikan.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
115
Jika
AKUNTABILITAS KINERJA dibandingkan dengan target kinerja yang ditetapkan, pada tahun 2015 Indikator KIKKKKINERJA
Kinerja ini telah berhasil mencapai target. Daritarget yang ditetapkan sebesar 111.2% berhasil terealisasi sebesar 114,23% dengan persentase capaian kinerja sebesar 102,72%. Pada tahun 2015 jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 137.746 orang, sedangkan jumlah siswa yang bersekolah pada jenjang SD/MI/Paket A sebanyak 144.773 siswa, dengan distribusi sebagai berikut SD sebanyak 131.678 siswa, MI sebanyak 11.459 siswa dan paket A sebanyak 1.636 siswa. Dibandingkan dengan capaian APK SD/MI/SDLB/Paket A tahun 2014 sebesar 113,64%,
terdapat kenaikan sebesar 0,59%.
Kenaikan ini
disebabkan antara lain oleh
peningkatan jumlah anak yang bersekolah. Grafik 3.6 Grafik perkembangan APK SD/MI/Paket A Empat Tahun terakhir 2012-2015
c. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs Untuk mengetahui Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs dapat digunakan rumus jumlah penduduk yang sekolah pada jenjang SMP/MTs dibagi jumlah umur 13-15 tahun di kali 100. Keberhasilan
peningkatan
mutu
layanan
pendidikan
dasar
ditandai
dengan
meningkatnyaujian nasional (UN) SMP/MTs untuk tingkat kelulusan dari 99,96% pada tahun 2015 menjadi 100%dan nilai rata-rata ujian akhir sekolah setingkat SD/MI dari 74,11 pada tahun 2014 turun menjadi 71,12 Pada tahun 2015. Sedangkan APK pada tingkat SD/MI
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
116
meningkat 113,64%
AKUNTABILITAS KINERJA ditahunKIKKKKINERJA 2014, menjadi 114,23% pada tahun 2015, sedangkan
untuk
tingkat SMP/MTs juga mengalami peningkatan dari 97,82% di tahun 2014 menjadi 102,27% pada tahun 2015, sedangkan APM SD/MI mengalami penurunan dari 100,97% di tahun 2014 menjadi 100,81% pada tahun 2015turun sebesar 0,16% dan APM SMP/MTs dari 73,06.% di tahun 2014 menjadi 77,10% pada tahun 2015, meningkat 4,04% dan dari target sasaran yang telah ditetapkan semua indikator dapat terealisasikan dengan baik. Keberhasilan pencapaian aspek peningkatan mutu pendidikan tersebut ditempuh melalui pembinaan potensi siswa merupakan intervensi yang dilaksanakan dalam bentuk pembinaan terhadap potensi kognitif, afektif dan psikomotor secara simultan melalui kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan. Trend perkembangan APK SMP/MTs/Paket B menunjukan perkembangan yang baik dari tahun ketahun. Pada tahun 2014 tingkat capaian
Indikator Kinerja inisudahmencapai
target yang ditetapkan. Daritarget yang ditetapkan sebesar 99,80%, baru berhasil terealisasi sebesar 102,27%, dengan persentase capaian kinerja sebesar 102,47%. Jika dibandingkan dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014yang sebesar 97,82% terdapat kenaikan capaian sebesar 4,45%. Kenaikan dari terget capaian ini disebabkan antara lain oleh peningkatan jumlah siswa usia tersebut meningkat. Pencapaian APK SMP/MTs/Paket B sebesar 102,47% tersebut berkat dukungan dan kontribusi,baik
dari
pemerintah
pusat,
pemerintah
daerah
ataupun
masyarakat.
DinasPendidikanKebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo memberikan kontribusi melalui program perluasan akses pendidikan pada jenjang/setara SMP. Indikator kinerja pendukung dalam upaya meningkatkan APK tersebut dilakukan melalui pemberian bantuan operasional sekolah (BOS) sebanyak 326 SMP, 8 MI negeri dan swasta, rehalitasi SMP Negeri Pinogu, Layanan SMP terbuka, Layanan Program Paket B setara SMP, sosialisasi wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Pemberian Beasiswa Siswa Miskin.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
117
AKUNTABILITAS KINERJA Grafik 3.7 KIKKKKINERJA
Grafik perkembangan APK SMP/MTs/Paket B tahun 2012 – 2015
d. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK dapat diketahui dengan rumus jumlah penduduk yang sekolah di jenjang SMA/MA/SMK dibagi jumlah penduduk umur 16-18 tahun dikali 100. Aspek pemerataan layanan pendidikan menengah terdapat peningkatan capaian indikator pada APK pendidikan menengah sebesar 89,92% pada tahun 2015 atau meningkat sebesar 1,73% dari tahun 2014 sebesar 88,19%, sedangkan APM pada tahun 2014 sebesar 65,87% dan tahun 201571,34% lebih meningkat 5,47%. Kenaikan tersebut dari APK tahun 2014 sebagai upayaKontribusiDinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalotahun 2015 dalam pencapaian APK tersebut melalui pembangunan gedung sekolah baru sebanyak 41RKB, rehabilitasi penambahan ruang kelas sekolah sebanyak 20 ruang kelas, rehabilitasi 1 ruang kelas SMK Negeri 1 Wonosari, penyelenggaraan paket C setara SMU bagi 245 orang, penyebarluasan dan sosialisasi pendidikan menengah untuk k152SMA/SMK/MA Negeri dan swasta,
pemberian beasiswa bagi siswa miskin,
penyelenggaaan Program
Pendidikan bagi rakyat (PRODIRA) sekolah Negeri dan Swasta. Berikut grafik perkembangan pencapaian angka partisipasi kasar pendidikan menengah selama empattahun terakhir dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015:
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
118
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Grafik 3.8 Grafik Perkembangan APK Sekolah Menengah (SM)
Keberhasilan Peningkatan mutu dan relevansi layanan pendidikan menengah di Provinsi Gorontalo, tercermin pula pada meningkatnya prosentase kelulusan Ujian Nasional pada jenjang SMA/MA tahun 2014/2015 adalah 99,88%, demikian pula pada jenjang SMK prosentase kelulusannya mencapai 100% pada tahun 2014/2015. Pencapaian prosentase kelulusan Ujian Nasional tersebut merupakan hasil kinerja Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga. Keberhasilan pencapaian aspek peningkatan mutu pendidikan tersebut ditempuh melalui pembinaan potensi siswa merupakan intervensi yang dilaksanakan dalam bentuk pembinaan terhadap potensi kognitif, afektif dan psikomotor secara simultan melalui kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan. Capaian Kinerja Bidang Pendidikan Menengah di Provinsi Gorontalo di dukung oleh beberapa program dan kegiatan Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2015, yaitu : a.
Fasilitasi Perluasan Akses Pendidikan Menengah, dengan kelompok sasaran Penyediaan Sarana Belajar SMA/MA dan SMK, Penyediaan Prasarana Belajar SMA/MA dan SMK, dan Pengembangan SMA Aliansi.
b.
Fasilitasi Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan Menengah, dengan kelompok sasaran Fasilitasi Prestasi Siswa, Uji Kompetensi SMK, Lomba Cerdas Cermat SMA/SMK, Lomba Debat Bahasa, Olimpiade Sains Terapan, Lomba Kompetensi Siswa, Olimpiade Sains
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
119
AKUNTABILITAS KINERJA Nasional , Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, Festival Lomba Seni Siswa Nasional, Parade KIKKKKINERJA Cinta Tanah Air. c.
Fasilitasi Peningkatan Tata Kelola/Manajemen Pendidikan Menengah, dengan kelompok sasaran Pemenuhan tenaga pengajar praktek SMK dan Fasilitasi pendidikan kesetaraan jenjang menengah.
d.
Fasilitasi Pendidikan Untuk Rakyat, dengan kelompok sasaran manajemen prodira. Fasilitasi Perluasan Akses Pendidikan Tinggi, dengan kelompok sasaran Pembinaan
Kegiatan Kemahasiswaan dan kerjasama Stakeholder pendidikan, Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui Beasiswa, Pembinaan Prestasi Tamatan SLTA dan kerjasama Perguruan Tinggi. Tabel Capaian Indikator Kinerja Angka Partisipasi Kasar (APK) Indikator Kinerja
PersentaseAngka Partisipasi Kasar (APK)
2015
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
TK/PAUD 53,37%
TK/PAUD 68,06%
TK/PAUD 85,37%
TK/PAUD 54,47%
TK/PAUD 87 %
TK/PAUD 60,04
SD/MI 111,04 %
SD/MI 114,29 %
SD/MI 113,64 %
SD/MI 111,20 %
SD/MI 114,23 %
SD/MI 111,30
SMP/MTs 96,99 %
SMP/MTs 97,06 %
SMP/MTs 97,82 %
SMP/MTs 99,80 %
SMP/MTs 102,27 %
SMP/MTs 99,99
SMA/SMK/M A 74,09 %
SMA/SMK/M A 85,18 %
SMA/SMK/MA 88,19 %
SMA/SMK/M A 88,09 %
SMA/SMK/MA 89,92 %
SMA/SMK/M
98,09
Sumber Data : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo
Pencapaian kinerja dari indikator sebagaimana tabel diatas, untuk pencapaian APK TK/PAUD di tahun 2012 sebesar 53,37 persen dan di Tahun 2013 sebesar 68,06 persen atau naik sebesar 6,8 persen. pada Tahun 2014, capaian kinerja turun jika di bandingkan dngan pencapaian tahun 2013 sebesar 85,37 persen. Pada tahun 2015, capaian realisasi melebihi target yang telah di tetapkan sebesar 87 persen dari target sebesar 54,47 persen dan target capaian di akhir periode RPJMD adalah sebesar 60,04 persen. Dari tabel capaian indikator kinerja diatas, juga dapat di ketahui persentase APK pada tingkat SD/MI meningkat dari 111,04 di Tahun 2012 menjadi 114,29 persen ditahun 2013 dan pada Tahun 2014 turun menjadi 113,64 persen. Tetapi penurunan terhadap pencapaian kinerja di Tahun 2014 ini, masih melampaui target yang telah di tetapkan di Tahun 2014 sebesar 111,15 persen. Dan pada tahun 2015, capaian realisasi sebesar 114,23 dari target yang telah ditetapkan sebesar 111,20 persen. Capaian di tahun 2015 ini melampaui target yang telah di tetapkan, itu berarti terdapat
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
120
efisiensi sumber daya
AKUNTABILITAS KINERJA yang di gunakan dalam mencapai sasaran ini sehingga capaian KIKKKKINERJA
melampaui target sebesar 3,03 persen. Capaian pada akhir periode RPJMD yang diharapkan sebesar 111,30 persen. Dari hasil capaian indikator kinerja, dapat di ketahui bahwa realisasi APK SMP/MTs di Tahun 2012 sebesar 96,99 persen. Pada Tahun 2013 naik terealisasi sebesar 97,06 persen dari target sebesar 106,49 persen. Dan pada Tahun 2014 persen
terealisasi dari
sebesar
target
yang
97,82 telah
ditetapkan sebesar 99,75 persen. Hal ini berarti bahwa sejak Tahun 2013 target yang telah ditetapkan tidak tercapai. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya target yang telah ditetapkan antara lain adalah kurangnya angka melanjutkan dari SD ke SMP di karenakan faktor ekonomi dan keterbatasan dana Bantuan Operasional Sekolah yang mengakibatkan anak kurang mampu tidak bias melanjutkan sekolahnya. Kondisi ini telah dicari jalan keluarnya oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan program retripal yaitu merekrut kembali anak-anak yang putus sekolah untuk disekolahkan kembali. Dan pada tahun 2015, capaian kinerja ini naik dibandingkan tahun sebelumnya dengan realisasi sebesar 102,27 dari target sebesar 99,80 persen. Capaian kinerja inipun melampaui target yang telah di tetapkan. Hal ini terlihat bahwa terdapat penghematan sumber daya yang di gunakan dalam mencapai sasaran ini. Sehingga capaian melampaui target sebesar 2,47 persen. Target capaian di akhir periode RPJMD adalah sebesar 99,99 persen. Dari capaian target diatas, dimana pada Tahun 2012 realisasi atas capaian indikator kinerja APK SMA/MA/SMK sebesar 74,09 persen. Selanjutnya pada Tahun 2013, capaian kinerja dari indikator kinerja naik sebesar 85,18 persen. Dan pada Tahun 2014 capaian sebesar 88,19 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar 83,04 persen. Kondisi ini menggambarkan bahwa realisasi capaian kinerja meningkat dari tahun ke tahun sebesar 8,11 persen di Tahun 2013 dan 3,01 persen di Tahun 2014. Dari hasil capaian kinerja tersebut masih terdapat
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
121
AKUNTABILITAS KINERJA beberapa kendala. Kendala KIKKKKINERJA tersebut antaran lain dengan mekanisme pembiayaan pendidikan gratis, dimana masalah yang sering menjadi pertanyaan adalah menyangkut besaran alokasi dana yang layak, obyek pendanaan, dan pola kerjasama pembiayaan antara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota. Dan pada tahun 2015, capaian kinerja dari indikator ini sebesar 89,92 dari target sebesar 88,09 persen. Capaian target kinerja inipun terlihat adanya efisiensi sumber daya dimana capaian melampaui target yang telah di tetapkan. Target capaian kinerja di akhir periode RPJMD adalah sebesar 98,09 persen. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 memuat cita-cita pendidikan bangsa Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan itu, harkat dan martabat seluruh warga negara akan dapat terwujud. Salah satunya dengan adanya sekolah dan sistem sekolah sebagai suatu lembaga sosial dan pendidikan dipilih dan ditempatkan di antara sistem kelembagaan yang telah ada. Fungsi utama sekolah pada awalnya adalah pengajaran namun dalam perkembangannya sekolah berfungsi majemuk dengan pendidikan sebagai intinya. Persoalan jumlah dan siapa yang perlu memperoleh pendidikan kiranya cukup jelas, yaitu semua rakyat pembentuk bangsa sedangkan yang perlu dipikirkan dan di usahakan adalah kualitas pendidikan atau mutu kecerdasannya, serta cara mencapainya merupakan implikasi pesan utama cita-cita yang diletakkan oleh bapak-bapak pendiri Republik Indonesia dan pengisian pesan tersebut perlu dicari, dikaji, dan terus dikembangkan. Dalam kegiatan pendidikan hendaknya diarahkan pada pelaksanaan pendidikan yang efektif dan tepat sasaran. Pendidikan yang efektif bertujuan agar para siswa dapat menerima pelajaran dengan baik. Untuk menciptakan itu, haruslah suatu sekolah atau lembaga mempunyai tenaga pengajar yang baik pula agar dapat memproduksi siswa-siswa yang diinginkan. Dengan tenaga pengajar yang demikian, mereka dapat dituntut untuk meningkatkan keefektifan dalam pembelajaran agar pelajaran tersebut dapat berguna. Faktanya banyak terjadi disekolah-sekolah pelaksanaan pendidikan hanya sebagai formalitas belaka, di sekolah ada sebagian guru yang datang ke sekolah hanya memberikan tugas atau catatan setelah itu meninggalkan kelas tanpa ada penjelasan lagi dari pelajaran tersebut dan ketika bel berbunyi guru baru kembali kekelas hanya untuk mengumpulkan tugas. Banyak waktu untuk kegiatan pembelajaran habis terbuang percuma, karena banyak siswa yang ditinggal guru akan bermainmain atau meninggalkan kelas juga, ini banyak terjadi pada siswa kelas tingkat bawah,
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
122
sedangkan siswa tingkat
AKUNTABILITAS KINERJA atas baru merasakan pembelajaran yang efektif ketika KIKKKKINERJA
akan
menghadapi ujian yang sudah hampir mendekat. Selain kondisi pembelajaran dan kulaitas pendidik/guru, yang tak kalah pentingnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah ketersediaan sekolah bagi penduduk usia sekolah. Untuk mengetahui keberadaan jumlah sekolah dengan penduduk usia sekolah maka digunakan rasio ketersediaan sekolah yaitu jumlah sekolah dibagi jumlah penduduk usia sekolah dikali 10.000. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan dasar. Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap penduduk usia sekolahSMA/MA/SMK adalah indikator untuk mengukur kemampuan jumlah sekolah SMA/MA/SMK dalam menampung penduduk usia pendidikan16 - 18 Tahun. Rasio ini bisa diartikan jumlah sekolah berdasarkan tingkat pendidikan per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan. Selama kurun waktu 20122015 rasio ketersediaan sekolah untuk k jenjang pendidikan SMA/MA/SMK mengalami kenaikan, setelah periode sebelumnya mengalami kenaikan yang disebabkan karena pertumbuhan penduduk tidak disertai dengan peningkatan jumlah sekolah SMA/MA/SMK Pembangunan jumlah sekolah baru tidak sebanding dengan peningkatan jumlah warga sekolah. Pada tahun 2015, perbandingan ketersediaan sekolah SMA/MA/SMK di Provinsi Gorontalo adalah 1 : 25,12. Angka ini menunjukkan bahwa 1 sekolah SMA/MA/SMK menampung 25 siswa. Dari target 2015 untuk k rasio sekolah terhadap penduduk usia sekolah SMA/MA/SMK sebesar 15,5 siswa dapat diperoleh hasil 25,12.atau 25 siswa persekolah. Realisasi dari target mencapai 162,06%. Sedangkat realisasi terhadap akhir RPJMD dan Renstra tahun 2017 sudah mencapai 157% dari target 16. Grafik 3.11 Grafik Target dan Realisasi Rasio Sekolah/ Penduduk Usia Sekolah
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
123
Perkembangan
AKUNTABILITAS KINERJA rasio KIKKKKINERJA ketersediaan sekolah bagi penduduk usia sekolah di Provinsi
Gorontalo dapat di hitung dengan rasio ketersediaan sekolah dengan asumsi bahwa setiap sekolah terdiri dari 3 (kelas) yaitu kelas satu sampai kelas tiga. Untuk jenjang pendidikan SD/MI, ketersediaan sekolah standar minimalnya adalah 120 orang per sekolah. Sedangkan untuk jenjang SMP/MTs dan jenjang SMA/MA/SMK standar minimalnya adalah 60 orang per sekolah. Perkembangan ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah dapat di lihat dari tabel capaian di bawah ini. Tabel Capaian Indikator Rasio Ketersediaan Sekolah/ penduduk usia sekolah Indikator Kinerja
Rasio Ketersediaan Sekolah/penduduk usia sekolah
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
2015 Target
Realisasi
SD/MI 68,1
SD/MI 72.1
SD/MI 75,24
SD/MI 73,00
SD/MI 71,92
SMP/MTs 51,79
SMP/MTs 63,13
SMP/MTs 68,46
SMP/MTs 60,50
SMP/MTs 57,18
SMA/MA/SMK 15.06
SMA/MA/SMK 16,14
SMA/MA/SMK 27,39
SMA/MA/SM K 15,50
SMA/MA/SM K 22,12
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD SD/MI 75,00 SMP/MTs 61,10 SMA/MA/SMK 16,00
Sumber Data : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo
Dari tabel capaian indikator di atas, dapat di ketahui rasio ketersediaan sekolah di Provinsi Gorontalo dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015. Pada tahun 2012, dari satu sekolah yang tersedia hanya terdapat 68 orang murid yang idealnya 120 murid/sekolah untuk jenjang pendidikan dasar. Pada jenjang yang sama, untuk tahun 2013 sebanyak 72 murid/sekolah dan tahun 2014 sebanyak 73 murid/sekolah. Untuk tahun 2015 pada jenjang pendidikan SD/MI, sebanyak 72 murid/sekolah. Capaian pada akhir periode RPJMD adalah 75 murid/sekolah. Pada jenjang pendidikan SMP/MTs standar minimal untuk jenjang ini adalah 60 orang/sekolah. Di tahun 2012, ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah sebesar 51 siswa/sekolah. Tahun 2013,
63 siswa/sekolah dan tahun 2014 sebanyak 68 siswa/sekolah.
Pada tahun 2015, ketersediaan sekolah/jumlah usia sekolah pada jenjang SMP/MTs adalah 57 siswa/sekolah. Pada akhir periode RPJMD target capaian adalah 61 murid/sekolah. Ketersediaan sekolah/jumlah usia sekolah pada jenjang SMA/MA/SMK dengan standar minimal untuk jenjang ini adalah 60 orang/sekolah. Tahun 2012 sebanyak 15 siswa/sekolah. Pada tahun 2013 sejumlah 16 siswa/sekolah dan tahun 2014 sebanyak 27 siswa/sekolah. Untuk
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
124
AKUNTABILITAS KINERJA tahun 2015, rasio ketersediaan sekolah/jumlah usia sekolah sebesar 22 siswa/sekolah. Target KIKKKKINERJA capaian pada akhir periode RPJMD 16 siswa/sekolah. Rasio Guru/Murid Perkelas Rata-rata Mutu pendidikan amat ditentukan kualitas dan komitmen seorang guru. Profesi guru menjadi tidak menarik di banyak daerah karena tidak menjanjikan kesejahteraan finansial dan penghargaan profesional. Oleh karena itu, dengan dirumuskannya jenjang profesionalitas yang jelas, maka kualitas guru-guru dapat dijaga dengan baik. Tentunya hal ini juga berkaitan dengan penghargaan profesionalitas yang didapat dalam setiap jenjang tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab dalam membangun atmosfer akademik di dalam kelas. Atmosfer ini sebenarnya bertujuan untuk membentuk karakter siswa terutama berkaitan dengan
nilai-nilai
akademik
utama
yaitu
sikap ilmiah dan kreatif. Guru perlu menekankan nilai-nilai
inti
berhubungan pengembangan
yang dengan sikap
ilmiah dan kreatif dalam setiap
tugas
yang
diberikan
kepada
siswanya,
dalam
membimbing siswa memecahkan suatu persoalan atau juga dalam menjawab pertanyaanpertanyaan dari siswa. Untuk dapat mengajar secara efektif, maka guru-guru akan ditraining secara kontinyu (bukan hanya sekali saja) dan terutama akan dibekali pengetahuan tentang cara mengajar yang baik dan bagaimana cara menilai yang efektif. Sehingga diharapkan guru tersebut dapat mengembangkan cara mengajarnya sendiri, dapat meningkatkan pengetahuan mereka sendiri dan juga dapat berkolaborasi dengan guru yang lain. Guru yang memiliki posisi yang sangat penting dan strategi dalam pengembangan potensi yang dimiliki peerta didik. Pada diri gurulah kejayaan dan keselamatan masa depan bangsa dengan penanaman nilai-nilai dasar yang luhur sebagai cita-cita pendidikan nasional dengan membentuk kepribadian sejahtera lahir dan bathin, yang ditempuh melalui pendidikan agama dan pendidikan umum. Oleh karena itu harus mampu mendidik diperbagai hal, agar ia
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
125
AKUNTABILITAS KINERJA menjadi seorang pendidik yang proposional. Sehingga mampu mendidik peserta didik dalam KIKKKKINERJA kreativitas dan kehidupan sehari-harinya. Untuk meningkatkan profesionalisme pendidik dalam pembelajaran, perlu ditingkatkan melalui cara-cara sebagai berikut: 1. Mengikuti Penataran Menurut para ahli bahwa penataran adalah semua usaha pendidikan dan pengalaman untuk meningkatkan keahlian guru menyelarasikan pengetahuan dan keterampilan mereka sesuai dengan kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan
dalam
bidang-bidang
masing-masing. 2. Mengikuti Kursus-Kursus Pendidikan Hal ini akan menambah wawasan, adapun
kursus-kursus
biasanya
meliputi
pendidikan arab dan inggris serta computer. 3. Memperbanyak Membaca Menjadi guru professional tidak hanya menguasai
atau
membaca
dan
hanya
berpedoman pada satu atau beberapa buku saja, guru yang berprofesional haruslah banyak membaca berbagai macam buku untuk menambah bahan materi yang akan disampaikan sehingga sebagai pendidik tidak akan kekurangab pengetahuan-pengetahuan dan informasi-informasi yang muncul dan berkembang di dalam mayarakat. 4. Mengadakan Kunjungan Kesekolah Lain (studi komperatif) Suatu hal yang sangat penting seorang guru mengadakan kunjungan antar sekolah sehingga akan menambah wawasan pengetahuan, bertukar pikiran dan informasi tentang kemajuan sekolah. Ini akan menambah dan melengkapi pengetahuan yang dimilikinya serta mengatai permasalahan-permasalahan dan kekurangan yang terjadi sehingga peningkatan pendidikan akan bisa tercapai dengan cepat. 5. Mengadakan Hubungan Dengan Wali Siswa Mengadakan pertemuan dengan wali siswa sangatlah penting sekali, karena dengan ini guru dan orang tua akan dapat saling berkomunikasi, mengetahui dan menjaga peserta didik
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
126
AKUNTABILITAS KINERJA serta bisa mengarahkan pada perbuatan yang positif. Karena jam pendidikan yang diberikan di KIKKKKINERJA sekolah lebih sedikit apabila dibandingkan jam pendidikan di dalam keluarga. Dalam rangka peningkatan pendidikan maka peningkatan materi perlu sekali mendapat perhatian karena dengan lengkapnya meteri yang diberikan oleg guru, tentu akan menambah lebih luas akan pengetahuan. Hal ini akan memungkinkan peserta didik dalam menjalankan dan mengamalkan pengetahuan yang telah diperoleh dengan baik dan benar. Materi yang disampaikan pendidik harus mampu menjabarkan sesuai yang tercantum dalam kurikulum. Pendidik harus menguasai materi dengan ditambah bahan atau sumber lain yang berkaitan dan lebih actual dan hangat. Sehingga peserta didik tertarik dan termotivasi mempelajari pelajaran. Metode merupakan alat yang dipakai untuk mencapai tujuan, maka sebagai salah satu indikator dalam peningkatan kualitas pendidikan perlu adanya peningkatan dalam pemakaian metode.
Yang
dimakud
dengan peningkatan metode disini, bukanlah menciptakan atau membuat metode baru, akan
tetapi
bagaimana
caranya penerapannya atau penggunaanya yang
sesuai
dengan materi yang disajikan, sehingga yang
mmperoleh
memuaskan
hasil dalam
proses belajar mengajar. Pemakaian metode ini hendaknya bervariasi sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga peserta didik tidak akan merasa bosan dan jenuh atau monoton. Untuk itulah dalam penyampaian metode pendidik harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Selalu berorientasi pada tujuan; 2) Tidak hanya terikat pada suatu alternatif saja; 3) Mempergunakan berbagai metode sebagai suatu kombinasi, misalnya: metode ceramah dengan tanya jawab; Dalam setiap proses belajar mengajar yang dialami peserta didik selamanya lancar seperti yang diharapkan, kadang-kadang mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar. Kendala tersebut perlu diatasi dengan berbagai usaha dan menuntut peran guru untuk
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
127
AKUNTABILITAS KINERJA memberikan pendampinganKIKKKKINERJA dengan berbagai cara atau metode yang akan mengakibatkan proses belajar mengajar berjalan dengan lancar. 1) Memberi Rangsangan Minat belajar seseorang berhubungan dengan perasaan seseorang. Pendidikan harus menggunakan metode yang sesuai sehingga merangsang minat untuk belajar dan mempelajari baik dari segi bahasa maupun mimic dari wajah dengan memvariasikan setiap metode yang dipakai. Dari sini menimbulkan yang namanya cinta terhadap bidang studi, sebab pendidik mampu memberikan ransangan terhadap peserta didik untuk belajar, karena yang disajikan benar-benar mengenai atau mengarah pada diri peserta didik yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya setelah peserta didik terangsang terhadap pendidikan maka pendidik tinggal memberikan motivasi secara kontinew. Oleh karena itu pendidik atau lembaga tinggal memberikan atau menyediakan sarana dan prasarana saja, sehingga peserta didik dapat menerima pengalaman yang dapat menyenangkan hati para peserta didik sehingga menjadikan peserta didik belajar semangat. 2) Memberikan Motivasi Belajar Motivasi adalah sebagai pendorong peserta didik yang berguna untuk menumbuhkan dan menggerakkan bakat peserta didik secara integral dalam dunia belajar, yaitu dengan diambil dari sisitem nilai hidup peserta didik dan ditujukan kepada penjelasan tugas-tugas. Motivasi merupakan daya penggerak yang besar dalam proses belajar mengajar, motivasi yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa: 3) Memberikan penghargaan. Usaha-usaha meyenangkan yang diberikan kepada peserta didik yang berprestasi yang bagus, baik berupa kata-kata, benda, simbul atau berupa angka (nilai). Penghargaan ini bertujuan agar peserta didik selalu termotivasi untuk lebih giat belajar dan mampu bersaing dengan teman-temannya secara sehat, karena dengan itu pendidik akan mudah meningkatkan kualita pendidikan. 4) Memberikan hukuman. Pemberian hukuman ini bersifat mendidik artinya bentuk hukuman itu sendiri berkaitan dengan pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kesalahan. 5) Mengadakan kompetisi dan lomba. Pengadaan ini dipergunakan untuk meningkatkan prestasi peserta didik untuk membantu peserta didik dalam pembentukan mental yang tangguh selain pembentukan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
128
AKUNTABILITAS KINERJA pengetahuan.untuk membantu proses pengajaran yang selalu dimulai dari hal-hal yang nyata KIKKKKINERJA bagi siswa. Dari uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa betapa pentingnya kualitas dan kapabilitas guru dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan. Olehnya, pemerintah tidak henti-hentinya meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru guna meningkatkan kualitas pendidikan di Provinsi Gorontalo. Adapaun program-program yang di laksanakan dalam meningkatkan kesejahteraan guru antara lain adalah: -
fasilitasi Peningkatan Kesejahteraan PTK, pada kegiatan Peningkatan Kesejahteraan Guru Kontrak, Pendidik dan Tenaga Kependidikan PKLK, Guru Daerah Terpencil dengan kelompok sasaran Guru Non PNS sejumlah 2.572 dengan rincian masing – masing Kabupaten/Kota adalah Kota Gorontalo 278, Kabupaten Gorontalo 743, Kabupaten Boalemo 428, Kabupaten Pohuwato 419, Kabupaten Bone Bolango 308 dan Kabupaten Gorontalo Utara 396 dan rincian perjenjang pendidikan adalah Guru SD 1.530, Guru SMP 526, Guru SMA 198, Guru SMK 272 orang dan Guru SLB 46.
-
Fasilitasi Peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, kegiatan Pelaksanaan Seleksi Guru Berprestasi dan Peningkatan Kualifikasi dengan kelompok sasaran
Guru, Kepsek dan Pengawas Tkt SD, SMP, SMA/SMK/MA dan
Mahasiswa UT sejumlah 1608 orang. -
Fasilitasi Kepengawasan Pendidikan yaitukegiatan Peningkatan Kapasitas Kepengawasan Program Pendidikan dengan kelompok sasaran 150 orang pengawas pendidikan kabupaten/kota.
-
Fasilitasi Pengelolaan Ujian Nasional dan Diklat Mata Pelajaran Ujian Nasional, kegiatan Penyediaan Ujian Nasional dengan kelompok sasaran 999 SD/MI. Dalam pencapaian kinerj sasaran ini terdapat beberapa permasalahan yang belum
terpenuhi di tahun 2015 disebabkan antara lain : a. Masih terdapat pengangkatan pendidik yang belum sarjana, karena kekurangan pendidik; b. Kuota sertifikasi dari pusat (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) tidak sesuai dengan target yang diharapkan; Isu strategi peningkatan mutu pendidikan menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah dengan pendidik dan tenaga kependidikan. Tahun 2015, jumlah guru di Provinsi Gorontalo terdata sebanyak 23.884 orang baik guru negeri maupun guru
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
129
AKUNTABILITAS KINERJA swasta. Pada aspek pendidik dan tenaga kependidikan, kualifikasi dan sertifikasi secara KIKKKKINERJA berkelanjutan menjadi prioritas. Rasio Ketersediaan guru terhadap siswa setiap kelas adalah indikator untuk k mengukur jumlah guruSD/MI jumlah murid setiap kelas. Rasio ini bisa diartikan jumlah guru berbandingkelas kemudian siswa berbanding kelas. Target tahun 2015 sebesar 628,38 berhasil dicapai sebesar 622,52 untuk k SD/MI. Untuk k SMP/MTs target tahun 2015 sebesar 736,24 berhasil dicapai 765,52. Untuk k SMA/MA/SMK target 2015 sebesar 766,26 tercapai sebesar 765,52. Tabel Capaian Indikator Rasio Guru/Murid Perkelas Rata-rata Indikator Kinerja
Rasio Guru/Murid Perkelas Rata-rata
2015
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD SD/MI 619,74
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
SD/MI 615,10
SD/MI 640,51
SD/MI 656,11
SD/MI 628.38
SD/MI 622,62
SMP/MTs 710,07
SMP/MTs 715,23
SMP/MTs 759,3
SMP/MTs 736.24
SMP/MTs 735,52
SMP/MTs 706,55
SMA/MA/SM K 811,16
SMA/MA/SMK 747,59
SMA/MA/SMK 885,06
SMA/MA/SM K 766.45
SMA/MA/SMK 703,06
SMA/MA/SM K 733,52
Sumber Data : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo
Dari tabel capaian indikator di atas, dapat di ketahui rasio guru/murid per kelas rata-rata di Provinsi Gorontalo dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015. Rasio guru/murid perkelas rata-rata adalah jumlah guru sekolah pada jenjang pendidikan tertentu per kelas di bandingkan dengan jumlah murid pada jenjang tertentu di kalikan 1000. Pada tahun 2012, pada jenjang pendidikan SD/MI sebesar 615,10, SMP/MTs 710,07 dan pada jenjang SMA/MA/SMK 811,16. Pada tahun 2013, pada jenjang SD/MI sebesar 640,51 dan jenjang SMP/MTs 715,23 dan SMA/MA/SMK 747,59. Di tahun 2014, rasio guru/murid perkelas rata-rata sebesar SD/MI 656,11, pada jenjang SMP/MTs 759,3 dan pada jenjang SMA/MA/SMK 885,06. Pada tahun 2015, keadaan rasio guru/murid perkelas rata-rata sebesar SD/MI 622,62 dan pada jenjang SMP/MTs 735,52 dan SMA/MA/SMK 703,06 dari target yang telah di tetapkan sebesar SD/MI 628.38, jenjang SMP/MTs 736.24 dan SMA/MA/SMK 766.45. Target capaian pada akhir periode RPJMD adalah 619,74 pada jenjang SD/MI, 706,55 pada jenjang SMP/MTs dan pada jenjang SMA/MA/SMK adalah 733,52.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
130
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA
Tujuan 3
Sasaran 2
Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Meningkatnya Kualitas Pendidikan
Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Pendidikan
Indikator Kinerja
1
Target
Realisasi
2
3
SD/MI :0,04 %
Angka Putus Sekolah
SMP/MTs :0,05 %
SMA/MA/SMK :0,25 %
Angka Kelulusan
0,03 % 0,04 % 0,01 %
SD/MI :100 %
100 %
SMP/MTs :99,65 %
100 %
SMA/MA/SMK :98,50 %
100 %
Capaian (%)
KATEGORI
4
5
75 %
BAIK
80 %
BAIK
4%
SANGAT BAIK
100 %
BAIK
101 %
SANGAT BAIK
102 %
SANGAT BAIK
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran dari tujuan meningkatnya kualitas pendidikan pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja pendidikan di Provinsi Gorontalo rata-rata Sangat Baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran dengan 6 (enam) target yang ditetapkan, terdapat 1 (satu) indikator dengan kategori Sangat Baik dan 1 (satu) indikator kinerja dengan kategori Baik. Angka Putus Sekolah Angka putus sekolah pada jenjang SD/MI diperoleh dari hasil perhitungan Jumlah putus sekolah pada tingkat dan jenjang SD/MI dibagi jumlah siswa pada tingkat yang sama dan jenjang SD/MI pada tahun ajaran sebelumnya. Angka putus sekolah pada jenjang SMP/MTs di peroleh dari hasil perhitungan Jumlah putus sekolah pada tingkat dan jenjang SMP/MTs dibagi jumlah siswa pada tingkat yang sama dan jenjang SMP/MTs pada tahun ajaran sebelumnya dan angka putus sekolah pada jenjang
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
131
AKUNTABILITAS KINERJA SMA/MA/SMK diperoleh dari KIKKKKINERJA hasil perhitungan Jumlah putus sekolah pada tingkat dan jenjang SMA/MA/SMK dibagi jumlah siswa pada tingkat yang sama dan jenjang SMA/MA/SMK pada tahun ajaran sebelumnya. Dari hasil capaian indikator kinerja pada Tahun 2012 angka putus sekolah pada jenjang pendidikan SD/MI realisasi sebesar 2,70 persen. Dan di Tahun 2013 angka putus sekolah turun menjadi 0,02 persen. Pada Tahun 2014 ini angka putus sekolah kembali naik sebesar 0,32 persen dengan realisasi sebesar 0,34 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar 0,50 persen. Pada jenjang pendidikan SMP/MTs, angka putus sekolah pada Tahun 2012 sebesar 3,10 persen, pada Tahun 2013, angka putus sekolah turun menjadi 0,04 persen dan pada Tahun 2014 terealisasi sebesar 0,02 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar 0,06
persen.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, angka putus sekolah sepanjang 3 (tiga) tahun terakhir ini berfluktuasi dari tahun ke tahun. Angka putus sekolah tingkat SD/MI pada tahun 2015 hanya sebesar 0,03 atau telah melebiki dari target yang ditetapkan sebesar 0,04%, dengan capaian kinerja sebesar 133,33%. Siswa SD tahun 2014 adalah 253.801 siswa, sedangkan peserta didik yang putussekolah adalah 31 siswa. Jika dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 0.03%, capaian indikator kinerja ini sebesar 0,01% telah melebihi daritarget, dengan capaian kinerjanya sebesar 300,00%. Capaian terhadap target akhir RPJMD sebesar 0,02 sebesar 150%. Masih adanya angka putus sekolah ini disebabkan oleh faktor sosial danbudaya masyarakat, seperti adanya siswa SD yang tidak mau menyelesaikan sekolahnya dengan alasan bekerja membantu perekonomian orang tua. Selama empat tahun terakhir angka putus sekolah peserta didik mengalami naik turun. Berikut grafik tren persentase peserta didik SD/MI putus sekolah selama empat tahun dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015. Grafik 3.13 Grafik tren angka putus sekolah SD/MI 2012-2015
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
132
Untuk menurunkan
AKUNTABILITAS KINERJA angka putus sekolah pemerintah telah menyediakan beberapa KIKKKKINERJA
program untuk kmeningkatkan partisipasi sekolah antara lain: Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Siswa Miskin (BSM), programpaket B dan program SMP terbuka dan program retrieval (program perekrutan kembali anak–anak yang putus sekolah). Pada jenjang SMP/MI, Pada tahun 2015 capaian indikator kinerja ini sebesar 0.04% dari target yang ditetapkan sebesar 0.05%, dengan capaian kinerjanya sebesar 125.00%. Jumlah siswa SMP/MTs tahun 2015adalah 64.902 siswa, sedangkan peserta didik yang putus sekolah adalah sebanyak 27 siswa. Masih tingginya angka putus sekolah ini disebabkan oleh faktor sosial dan budaya masyarakat, seperti adanya siswa SMP yang tidak mau menyelesaikan sekolahnya dengan alasan bekerja membantu perekonomian orangtua meskipun Pemerintah telah menyediakan beberapa program untuk meningkatkan partisipasi sekolah antara lain: Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan program paket B dan program SMP terbuka. Angka putus sekolah peserta didik SMP selama empat tahun terakhir mengalami naik turun dari 0,52% pada tahun 2012, turun 0.04% pada tahun 2013, naik menjadi 0.10%pada tahun 2014, turun menjadi 0.04% pada tahun 2015. Berikut grafik tren penurunan siswa SMP yang putus sekolah selama empat tahun terakhir dari tahun 2012-2015. Grafik 3.14 Grafik tren angka putus sekolah SMP/MTs 2012-2015
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
133
Persentase putus
AKUNTABILITAS KINERJA sekolah pendidikan menengah (SMA/MA/SMK) pada tahun KIKKKKINERJA
2015
sebesar 0.01% dari target yang ditetapkan sebesar 0.025%,dengan capaian kinerja sebesar 250%. Program yang menurunkan angka putus sekolah tingakt SMA/MA/SMK adalah Program Bantuan OperasionalSekolah (BOS-SM), Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan program paket C setara SMA dan Prodira atau program pendidikan gratis bagi rakyat. Angka putus sekolah peserta didik pendidikan menengah selama empat tahun terakhir mengalami penurunan secara terus menerus, dari 0,70% pada 2012, kemudian 0,31 pada tahun 2013, dan 0,14 pada tahun 2014 serta 0,01 pada tahun 2015.Berikut
grafik
tren
penurunan siswa pendidikan menengah yang putus sekolah selama 4 tahun terakhir dari tahun 2012-2015. Grafik 3.15 Grafik tren angka putus sekolah SD/MI 2012-2015
Oleh karenanya guna mendukung program pendidikan di Provinsi Gorontalo perlu perencanaan yang sangat matang dan perlu kerja keras dari seluruh elemen baik dari pemerintah, LSM, tokoh-tokoh masyarakat dan juga kesadaran dari masyarakat penyandang buta aksara. Sementara itu, Pemerintah Provinsi Gorontalo sudah bertekad bahwa target penurunan penyandang buta aksara hingga tinggal 0% pada tahun 2015.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
134
AKUNTABILITAS KINERJA Tabel Capaian Indikator Kinerja Angka Putus Sekolah KIKKKKINERJA 2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Angka Putus Sekolah SD/MI
0,04 %
0,03 %
0,34 %
0,04 %
0,03 %
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD 0,02%
Angka Putus Sekolah SMP/MTs
0,52 %
0,04 %
0,02 %
0,05 %
0,04 %
0,02%
Angka Putus Sekolah SMA/MA/SMK
0,7 %
0,31 %
0,06 %
0,25 %
0,01 %
0,01%
Indikator Kinerja
2015
Sumber Data : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo
Dari tabel capaian indikator sebagaimana tabel diatas, dapat di ketahui capaian kinerja dalam menurunkan angka putus sekolah di Provinsi Gorontalo. Pada tahun 2012, angka putus sekolah SD/MI sebesar 0,04 persen dan tahun 2013 sebesar 0,03 persen. Pada tahun 2014, angka putus sekolah sebesar 0,34 persen dan pada tahun 2015 angka putus sekolah mencapai 0,03 persen. Target capaian di akhir periode RPJMD adalag 0,02 persen. Angka putus sekolah SMP/MTs sebagaimana tergambar dari tabel capaian di atas, dari tahun 2012 sebesar 0,52 persen dan tahun 2013 sebesar 0,04 persen atau turun sebesar 1,3 persen. Tahun 2014 angka putus sekolah sebesar 0,02 persen di bandingkan tahun sebelumnya dan tahun 2015 angka putus sekolah sebesar 0,04 persen. Capaian yang di harapkan di akhir periode RPJMD adalah 0,02 persen. Dari tabel capaian indikator diatas, dapat terlihat pula keadaan angka putus sekolah SMA/MA/SMK di tahun 2012 sampai tahun 2015. Tahun 2012, angk putus sekolah pada jenjang ini sebesar 0,07 persen dan tahun 2013 sebesar 0,31 persen. pada tahun 2014, sebesar 0,06 persen dan pada tahun 2015, angka putus sekolah pada jenjang pendidikan ini sebesar 0,01 persen. Target capaian di akhir periode RPJMD adalah 0,01 persen. Dari pencapaian terhadap indikator sasaran menurunkan angka putus sekolah, dapat dilihat bahwa semua capaiannya melampaui target yang telah ditetapkan dan itu berarti terdapat efisiensi sumber daya yang di gunakan dalam pencapaian sasaran ini. Angka Kelulusan Jumlah kelulusan SD/MI di hutung berdasarkan Jumlah Lulusan pada jenjang SD/MI dibagi Jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SD/MI pada tahun ajaran sebelumnya. Jumlah kelulusan SMP/MTs di hitung berdasarkan Jumlah Lulusan pada jenjang SMP/MTs dibagi Jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMP/MTs pada tahun ajaran sebelumnya dan angka
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
135
kelulusan pada jenjang
AKUNTABILITAS KINERJA SMA/MA/SMK di hitung berdasarkan Jumlah Lulusan pada jenjang KIKKKKINERJA
SMA/MA/SMK dibagi Jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMA/MA/SMK pada tahun ajaran sebelumnya. Keberhasilan Peningkatan mutu dan relevansi layanan pendidikan di Provinsi Gorontalo, tercermin
pula
pada
meningkatnya
prosentase kelulusan Ujian Nasional pada jenjang SMA/MA tahun dari tahun 2012 hingga tahun 2015. Keberhasilan pencapaian aspek peningkatan mutu pendidikan tersebut ditempuh melalui pembinaan potensi siswa merupakan intervensi yang dilaksanakan dalam bentuk pembinaan terhadap potensi kognitif, afektif dan psikomotor secara simultan melalui kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan. Presentase Angka Kelulusan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK adalah sebagai berikut : Presentase angka kelulusan SD/MI pada tahun 2015 berhasil dengan baik yaitu target 100%, hasil capaian 100%, kinerja hasil 100%. SMP/MTs pada tahun 2015 Presentase angka kelulusan pada tahun 2015 berhasil dengan baik yaitu target 99,65%, hasil capaian 100%, kinerja hasil 100,35%.Presentase angka kelulusan SMA/MA/SMK pada tahun 2015 berhasil dengan baik yaitu target 98,5%, hasil capaian 100%, kinerja hasil 100,52%. Berikut ini tren realisasi target dan capaian hasil kelulusan tingkat SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK tahun 2015. Grafik 3.18 Grafik tren angka kelulusan Tahun 2015
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
136
Capaian kinerja
AKUNTABILITAS KINERJA dariKIKKKKINERJA indikator ini di dukung oleh program Peningkatan
Tata
Kelola/Manajemen Pendidikan Menengah, Program Pendidikan untuk Rakyat (PRODIRA) dan Perluasan Akses Pendidikan Tinggi dengan kegiatan-kegiatan yang seluruhnya bertujuan untuk mendorong siswa untuk terus sekolah. Tabel Capaian Indikator Kinerja Angka Kelulusan Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
2015
Angka Kelulusan SD/MI Kelulusan SMP/MTs
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
99,76 %
99,49 %
99,96 %
99,65 %
100 %
100 %
Angka Kelulusan SMA/MA/SMK
95,76 %
97,76 %
99,88 %
98,50 %
100 %
100 %
Sumber Data : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo
Dari hasil capaian kinerja atas indikator kinerja sebagaimana tabel tersebut diatas, Angka Kelulusan pada jenjang SD/MI pada Tahun 2012 sebesar 100 persen. Pada Tahun 2013, kelulusan pada jenjang SD/MI juga mencapai 100 persen. Untuk Tahun 2014 dengan target yang ditetapkan sebesar 100 persen, terealisasi sebesar 100 persen. Pada jengang SMP/MTs, angka kelulusan di Tahun 2012 sebesar 99,76 persen dan pada Tahun 2013 angka kelulusan di jenjang ini sebesar 99,49 persen. Selanjutnya, di tahun 2014, dari target yang di tetapkan sebesar 99,50 persen, terealisasi sebesar 99,96 persen. Selanjutnya, Angka Kelulusan pada jenjang SMA/MA/SMK di Tahun 2012 sebesar 95,76 persen, di Tahun 2013 angka kelulusan sebesar 97,76 persen dan di Tahun 2014, dari target yang di tetapkan sebesar
98,05
persen
terealisasi sebesar 99,88 persen. Pada 2015, capaian sebesar 100 persen angka kelulusasan pada semua jenjang pendidikan. Target capaian kinerja pada akhir periode RPJMD tahun 2017 pada jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK masing-masing adalah 100 persen.
4. Tujuan Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat. Tujuan Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat dijabarkan dalam 1 (satu) Sasaran Strategis Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan 7 (tujuh) indikator kinerja. Sasaran dan penjelasan lengkap tentang capaian dan indikator kinerja, di sajikan dalam tabel-tabel di bawah ini.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
137
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJASasaran 1 Tujuan 4 Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat
Meningkatnya Status Kesehatan Masyarakat
Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Status Kesehatan Masyarakat
Indikator Kinerja
1
Target
Realisasi
Capaian (%)
KATEGORI
2
3
4
5
68 tahun
67 tahun
98 %
BAIK
128,9
253,4
3,41 %
KURANG
15
11,5
123,3 %
SANGAT BAIK
Angka kematian neonatal /1.000 kelahiran hidup
9,40
8,0
114,8 %
SANGAT BAIK
Angka kematian balita/1.000 kelahiran hidup
17,40
12,7
127 %
SANGAT BAIK
Angka Usia Harapan Hidup Angka Kematian Ibu/100.000 Angka kematian bayi/1.000 Kelahiran Hidup
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebagaimana dalam tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja Status Kesehatan Masyarakat di Provinsi Gorontalo tergolong Sangat Baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran terhadap 5 (lima) Indikator Kinerja Sasaran, terdapat 3 (tiga) Indikator Kinerja melebihi target yang telah di tetapkan dengan kategori Sangat Baik dan 1 (satu) indikator kinerja yang capaiannya dalam kategori Baik dan 1 (satu) indikator kinerja dalam kategori kurang dari target yang telah ditetapkan. Angka Usia Harapan Hidup Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
138
AKUNTABILITAS KINERJA akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi KIKKKKINERJA dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usiaharapan hidupnya. Angka Harapan Hidup pada suatu umur tertentu adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur tertentu, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Angka harapan hidup saat lahir adalah rata – rata hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada tahun tertentu. Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan
kalori
pemberantasan
termasuk
program
kemiskinan.
Cara
menghitung Idealnya Angka Harapan Hidup dihitung berdasarkan Angka Kematian Specific datanya
Menurut Death
Umur
(Age
Rate/ASDR)
yang
diperoleh
dari
catatan
registrasi kematian secara bertahuntahun sehingga dimungkinkan dibuat Tabel Kematian. Tetapi karena sistem registrasi penduduk di Indonesia belum berjalan dengan baik maka untuk menghitung Angka Harapan Hidup digunakan cara tidak langsung dengan program Mortpak Lite. Harapan hidup yang diharapkan (dalam arti statistik) jumlah tahun kehidupan yang tersisa di usia tertentu. Hal ini dilambangkan dengan e x, yang berarti rata-rata jumlah tahun kehidupan berikutnya bagi orang sekarang berusia x, menurut pengalaman kematian tertentu. Dalam literatur teknis, simbol ini berarti rata-rata jumlah tahun kehidupan lengkap yang tersisa, yaitu tidak termasuk pecahan dari satu tahun. Statistik yang terkait termasuk pecahan dari
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
139
AKUNTABILITAS KINERJA setahun, yaitu makna normalKIKKKKINERJA harapan hidup, memiliki lambang dengan lingkaran kecil di atas e.) Harapan hidup dari sekelompok individu sangat bergantung pada kriteria yang digunakan untuk memilih kelompok. Harapan hidup biasanya dihitung secara terpisah untuk pria dan wanita. Titik awal untuk menghitung harapan hidup adalah angka kematian usia tertentu dari anggota populasi. Sebuah model yang sangat sederhana dari usia kematian spesifik menggunakan fungsi Gompertz, meskipun hari ini metode yang lebih canggih yang digunakan. Dalam kasus dimana jumlah data yang relatif kecil, metode yang paling umum adalah untuk menyesuaikan
data
ke
rumus
matematika, seperti perpanjangan dari fungsi Gompertz, atau untuk melihat
di
meja
kematian
ditetapkan sebelumnya diturunkan untuk populasi yang lebih besar dan membuat penyesuaian sederhana untuk itu (misalnya kalikan dengan faktor konstan) agar sesuai dengan data. Dengan sejumlah besar data, satu melihat pada angka kematian sebenarnya mengalami pada usia masing-masing,
dan
berlaku
smoothing (misalnya dengan splines kubik) untuk besi keluar setiap fluktuasi statistik tampaknya acak dari satu tahun usia ke yang berikutnya. Sedangkan data yang diperlukan dengan mudah diidentifikasi dalam kasus manusia, perhitungan harapan hidup produk industri dan hewan liar melibatkan teknik yang lebih tidak langsung. Harapan hidup dan demografi hewan liar yang sering diperkirakan dengan menangkap, menandai dan merebut kembali mereka. Kehidupan produk, kehidupan rak lebih sering disebut juga dihitung dengan menggunakan metode yang serupa. Dalam kasus berumur panjang komponen seperti yang digunakan dalam aplikasi kritis, seperti di pesawat metode seperti penuaan dipercepat digunakan untuk model harapan hidup komponen. Seperti dibahas di atas, secara individual, ada sejumlah faktor yang telah terbukti berkorelasi dengan kehidupan yang lebih panjang. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
140
AKUNTABILITAS KINERJA variasi dalam harapan hidupKIKKKKINERJA termasuk riwayat keluarga, status perkawinan, status ekonomi, fisik, olahraga, diet, penggunaan obat-obatan termasuk konsumsi rokok dan alkohol, disposisi, pendidikan,
lingkungan,
tidur,
iklim,
dan
perawatan
kesehatan.
yang
menggunakan
dekomposisi nilai singular pada set ditransformasikan usia tertentu untuk mengurangi angka kematian dimensi mereka untuk serangkaian waktu tunggal, meramalkan bahwa time series, dan kemudian pulih set lengkap angka kematian usia tertentu dari nilai diperkirakan. Di Indonesia, usia hidup dihitung dengan metode tidak langsung. Metode ini menggunakan dua macam data dasar yaitu rata-rata anak yang dilahirkan hidup dan rata-rata anak yang masih hidup. Standar yang digunakan oleh Word Healt Organization (WHO) untuk Angka Usia Harapan Hidup adalah maksimum 85 tahun dan minimum adalah 25 tahun. Tabel Capaian Indikator Angka Usia Harapan Hidup Indikator Kinerja Angka Usia Harapan Hidup
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
67,88
67,54
67,00
68,24
67,00
68,96
2015
Sumber Data : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
Dari tabel capaian indikator di atas, dapat di ketahui Angka Usia Harapan Hidup dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015. Pada tahun 2012 usia harapan hidup 67,88 tahun. Tahun 2013 usia harapan hidup 67,54 tahun dan tahun 2014, 67 tahun. Pada tahun 2015 angka usia harapan hidup 67 tahun. Target capaian pada akhir periode RPJMD adalah 68,96 tahun. Angka Kematian Ibu Angka Kematian Ibu dinyatakan per 100.000 kelahiran hidup, menunjukkan rasio kematian ibu kematian maternal per 100.000 kelahiran. Formula yang digunakan adalah:
Tahun 2015, jumlah kematian ibu adalah 52, jumlah kelahiran hidup adalah 20020 kelahiran. Dengan menggunakan formula diatas, maka diperoleh AKI tahun 2015 adalah 253,4/ 100.000 KH. Angka kematian ibu dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami peningkatan yang signifikan dari target yang ditetapkan yaitu 128,9/100.000 KH, hal ini harus mendapat perhatian lebih intensif lagi baik dari pemerintah pusat sampai ketingkat daerah. Sesuai dengan Rencana
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
141
AKUNTABILITAS KINERJA Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2012 – 2017, serta dijabarkan pula dalam Rencana KIKKKKINERJA Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo tahun 2012 – 2017, telah ditetapkan target AKI pada akhir tahun RENSTRA yaitu 102/100.000 KH pada tahun 2017. Penyebab kematian ibu pada tahun 2015 adalah perdarahan, hipertensi, infeksi dan lain-lain dengan persentase masing-masing dapat di lihat pada grafik 3.1 berikut ini : Grafik 3.1 Persentase Penyebab Kematian Ibu Tahun 2015 di Provinsi Gorontalo
Faktor – faktor yang mempengaruhi tingginya AKI di Provinsi Gorontalo adalah : a. Faktor medis (langsung dan tidak langsung); b. Faktor kualitas pelayanan yang rendah antara lain pelayanan antenatal, pelayanan persalinan dan pelayanan pasca persalinan serta pelayanan kesehatan anak; c. Faktor ekonomi, sosial budaya dan peran serta masyarakat yakni kurangnya pengenalan masalah, terlambatnya proses pengambilan keputusan, kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan dan peran serta masyarakat dalam kesehatan ibu dan anak, yang menjadi salah satu penyebab buruknya kondisi kesehatan dan gizi kaum perempuan. Kondisi kesehatan ibu dan anak bayi sangat buruk tetapi tidak diperhatikan karena dinilai kebutuhan yang tidak mendesak; d. Kerjasama antara petugas kesehatan dengan kader kesehatan maupun dukun terlatih belum optimal; e. Komitmen dan motivasi dari semua pihak untuk bersama – sama berusaha menurunkan AKI masih kurang;
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
142
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Tabel Capaian Indikator Kinerja Angka Kematian Ibu Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
243,3
251,7
194,7
128,9
253,4
102,0
Angka Kematian Ibu / 100.000 KH
2015
Sumber Data : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja terhadap penurunan Kematian Ibu di tahun 2012 masih tinggi yaitu sebesar 243,3 / 100.000 KH. Di Tahun 2013 turun menjadi 251,7 / 100.000 KH. Dan pada Tahun 2014 dimana target yang di tetapkan sebesar 159,1 / 100.000 KH, tetapi hanya terealisasi sebesar 194,7 / 100.000 KH. Pada Tahun 2015 dimana target yang di tetapkan sebesar 128,9 / 100.000 KH, tetapi capaian sebesar 253,4 / 100.000 KH, yang berarti naiknya angka kematian ibu di tahun 2015 sebesar 3,41 persen. Target kinerja di akhir periode RPJMD adalah 102,0/100.000 KH. Angka Kematian Bayi Kematian bayi adalah kematian yang terjadi pada bayi usia 29 hari - 11 bulan. AKB diperoleh dengan formula sebagai berikut:
Pada tahun 2015, jumlah kematian bayi (usia 0-11 bulan) adalah 235 sehingga diperoleh capaian AKB adalah 11,5/1000 KH. Angka ini lebih rendah dari yang ditargetkan 15/1000 KH. Penyebab dari kematian bayi yaitu karena penyakit, diantaranya
yang paling tinggi karena
Diare : 7,23%, Pneumonia : 5,95%, Kelainan Kongenital : 6,8%, Gizi Buruk : 0,85 %, BBLR : 24,68, Asfiksia : 25,5, Sepsis : 2,97 dan Lain-lain : 21,7%. Faktor lain yang mempengaruhi kematian bayi adalah : a.
Sarana kesehatan (jarak dan transportasi ke tempat pelayanan kesehatan);
b.
Tenaga medis;
c.
Lingkungan (PHBS);
d.
Asupan gizi;
e.
Sosial budaya;
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
143
f.
AKUNTABILITAS KINERJA Perilaku ibu dan keluargaKIKKKKINERJA utamanya yang berhubungan dengan penyebab kematian seperti: 1) Diare : penggunaan susu formula, terutama karena botol susu dan dot kurang bersih, minum air mentah/tidak dimasak, makanan dan minuman tercemar kuman penyakit karena tidak ditutup. 2) Pneumonia : imunisasi yang tidak lengkap, kurang gizi, pemberian ASI kurang memadai, pencemaran udara dalam rumah (kebiasaan ibu menggendong anak/bayi pada saat memasak sehingga anak/bayi menghirup asap dapur, dan tinggal di l ingkungan yang tidak sehat (kebiasaan merokok di dalam rumah, ventilasi rumah kurang memenuhi syarat untuk sirkulasi dan pencahayaan) 3) Kelainan kongenital : pada saat ibu hamil sering mengkonsumsi obat-obatan tanpa berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan, kemungkinan ibu merokok atau sering menghirup asap rokok (perokok pasif). 4)
Gizi buruk : pemberian MP ASI terlalu dini (tidak eksklusif), pemberian MP-ASI tidak sesuai umur, kualitas MP-ASI kurang baik/tidak memenuhi kebutuhan gizi dan adanya penyakit infeksi. Tabel Capaian Indikator Kinerja Angka Kematian Bayi
Indikator Kinerja
Angka Kematian Bayi/1000 Kelahiran Hidup
2012
2013
2014
2015
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
18,7
13,3
13,9
15
11,5
12,3
Sumber Data : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
Capaian kinerja dari angka kematian bayi di Provinsi Gorontalo per 1000 kelahiran hidup di Tahun 2012 sebesar 18,7. Pada Tahun 2013 sebesar 13,3 / 1000 KH. Selanjutnya, capaian kinerja di Tahun 2014 jumlah ini naik sebesar 13,9 / 1000 KH dari target yang di tetapkan sebesar 16 / 1000 KH. Kenaikan kematian bayi di Provinsi Gorontalo Tahun 2014 di sebabkan karena penyakit, diantaranya yang paling tinggi karena Diare : 24,7%, Pneumonia : 16,95%, Kelainan Kongenital : 8,6%, Infeksi : 7,4%, Kelainan syaraf :1,23%, Gizi Buruk : 1,23 %, dan Lain-lain : 40,7%. Pada tahun 2015, angka kematian bayi menurun jika di bandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 11,5/1000 kelahiran hidup. Jumlah ini turun sebesar 123,3
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
144
AKUNTABILITAS KINERJA persen dari target yang telah di tetapkan. Target capaian pada akhir periode RPJMD adalah KIKKKKINERJA sebesar 12,3/1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Neonatal (AKN) Kematian neonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi usia sampai dengan 28 hari. AKN diperoleh dengan formula sebagai berikut:
Tahun 2015, jumlah bayi usia sampai 28 hari yang meninggal dunia adalah 165 sehingga berdasarka formula diatas capaian AKN Tahun 2015 adalah 8/1000 KH. Angka ini sudah mencapai target di tahun 2015 yakni 10,30/1000 KH. Penyebab utama kematian neonatal yang paling tinggi adalah disebabkan oleh Asfiksia 36%, di susul oleh BBLR 35%, kelainan kongenital : 7,87 dan penyebab lain-lain : 16,36. Faktor yang mempengaruhi kematian neonatal, bayi dan balita di Gorontalo pada umumnya sama, perbedaanya hanya pada perilaku ibu dan keluarga utamanya yang berhubungan dengan penyebab kematian. Faktor- faktor tersebut adalah sebagai berikut : Faktor lainnya yang mempengaruhi tingkat kematian neonatal adalah : - Sarana kesehatan (jarak dan transportasi ke tempat pelayanan kesehatan); - Tenaga medis; -
Lingkungan;
-
Asupan gizi;
-
Sosial budaya;
-
Perilaku ibu dan keluarga utamanya yang berhubungan dengan penyebab kematian seperti : BBLR : ibu hamil kurang gizi, ibu hamil kurang darah (anemia), jarak kelahiran kurang dari 2 tahun, dan ibu berumur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Asfiksia : perdarahan saat hamil dan persalinan, ibu hamil dengan tekanan darah tinggi, bayi lahir dengan tindakan, dan BBLR. Selain BBLR dan Asfiksia, penyebab lainnya yakni kelainan kongenital, hal ini dipengaruhi oleh pada saat ibu hamil sering mengkonsumsi obat-obatan tanpa
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
145
AKUNTABILITAS KINERJA berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan, kemungkinan ibu merokok KIKKKKINERJA atau sering menghirup asap rokok (perokok pasif). Tabel Capaian Indikator Kinerja Angka Kematian Neonatal Indikator Kinerja Angka Kematian Neonatal/1000 Kelahiran Hidup
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
11,7
10
9,8
9,40
8,0
8,2
2015
Sumber Data : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja penurunan angka kematian neonatal di Provinsi Gorontalo pada Tahun 2012 sebesar 11,7 / 1000 KH. Di Tahun 2013 kematian neonatal menurun jika di bandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 10 / 1000 KH. Dan di Tahun 2014 kembali turun menjadi 9,8 / 1000 KH dan melampaui target yang telah ditetapkan sebesar 10,30. Dengan demikian, dapat di ketahui rata-rata penurunan kematian neonatal di Provinsi Gorontalo sebesar 15 persen. Pada tahun 2015, capaian sebesar 8,0 atau sebesar 114,8 persen dari target yang di tetapkan sebesar 9,40. Capaian pada akhir periode RPJMD adalah sebesar 8,2/1000 kelahiran hudup. Angka Kematian Balita Kematian balita adalah kematian yang terjadi pada anak usia 12 sampai 59 bulan. AKABA diperoleh dengan formula sebagai berikut:
Tahun 2015, jumlah balita usia sampai 59 bulan yang meninggal dunia di Provinsi Gorontalo adalah 25 Berdasarka formula diatas capaian AKABA tahun 2015 adalah 12,7/1000 KH
hal ini telah sejalan dengan target menurunkan angka kematian balita 17,4/1000KH.
Penyebab kematian balita di Provinsi Gorontalo di sebabkan oleh, Diare : 20%, Ispa : 8%, Typoid : 4%, Kelainan saluran cerna : 4%, Lain-lain : 64% Faktor lain yang mempengaruhi kematian balita adalah : Sarana kesehatan (jarak dan transportasi ke tempat pelayanan kesehatan); Tenaga medis
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
146
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA
Lingkungan Asupan gizi Sosial budaya
Perilaku ibu dan keluarga utamanya yang berhubungan dengan penyebab kematian seperti: a.
Diare : penggunaan susu formula, terutama karena botol susu dan dot kurang bersih, minum air mentah/tidak dimasak, makanan dan minuman tercemar kuman penyakit karena tidak ditutup.
b.
Ispa : infeksi saluran pernafasan yang bisa di sebabkan oleh virus dan bakteri
c.
Typoid : tidak terbiasa mencuci tangan, makanan yang disimpan tidak ditutup dengan baik, kurangnya daya tahan tubuh karena asupan makanan yang kurang.
d.
Kelainan saluran cerna : pemberian makanan tidak sesuai dengan umur, tidak mencuci tangan sebelum/sesudah makan dan sesudah buang air besar, tidak menyimpan makanan ditempat yang tertutup, pemberian susu formula.
e.
Banyaknya kematian bayi yang disebabkan oleh diare, pneumonia, febris, dll, yang sebenarnya bisa di diagnose/diobati secara dini melalui program MTBS dan MTBM
f.
Tingginya kematian Neonatus, bayi, dan balita juga disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dan penyuluhan pada orang tua mengenai tanda-tanda bahaya pada bayi dan balita baik pada saat kunjungan neonatus, maupun pada saat posyandu.
g.
Pencatatan dan pelaporan yang belum maksimal dalam hal ini untuk kunjungan bayi dan balita dapat dilihat dari penggunaan dan pemanfaatan kohort bayi dan balita sebagai basic data secara tepat bagi semua bidan desa, petugas gizi, dan petugas imunisasi sebagai instrumen / alat untuk mengetahui dan memantau dalam setiap kunjungan atau pelayanan kesehatan bayi dan balita seperti definisi operasional untuk kunjungan bayi dan kunjungan balita yang seharusnya, dimana untuk kunjungan bayi di katakan berkualitas apabila bayi/petugas akses sebanyak minimal 4 x pada: Kunjungan Bayi Pertama : Umur 29 hari s/d 2 bulan, Kunjungan Bayi Kedua: Umur 3 s/d 5 Bulan, Kunjungan Bayi Ketiga: Umur 6 s/d 8 Bulan, Kunjungan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
147
AKUNTABILITAS KINERJA Bayi Keempat : Umur 9 s/d 11 Bulan. Sementara untuk kunjungan balita KIKKKKINERJA diharapkan setiap balita mendapatkan pelayanan: Pemantauan Pertumbuhan minimal 8 x /Tahun, Pemantauan Perkembangan minimal 2 x / Tahun, Pemberian Vit. A, 2 x / Tahun. Tabel Capaian Indikator Kinerja Angka Kematian Balita Indikator Kinerja Angka Kematian Balita/1000 Kelahiran Hidup
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
20,9
15,35
15,3
17,40
12,7
15,0
2015
Sumber Data : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja angka kematian balita per 1000 kelahiran hidup, di tahun 2012 sebesar 20,9 / 1000 KH. Di Tahun 2013 sebesar 15, 35 / 1000 KH dan di Tahun 2014 realisasi dari capaian kinerja ini naik dengan menurunnya angka kematian balita di Provinsi Gorontalo menjadi 15,3 / 1000 KH. Pada tahun 2015, capaian indikator ini kembali naik yaitu sebesar 127 persen dengan penurunan angka kematian balita hingga 12,7/1000 KH dari target yang di tetapkan sebesar 17,40/1000 KH. Capaian kinerja ini menggambarkan bahwa derajat kesehatan khususnya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dari tahun ke tahun semakin baik. Pada akhir periode RPJMD capaian kinerja yang diharapkan sebesar 15,0/1000 kelahiran hidup.
Tujuan 4 Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat
Sasaran 2 Meningkatnya Status Gizi Masyarakat
Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Status Gizi Masyarakat
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
148
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Indikator Kinerja
Target
Realisasi
1
2
3
Persentase balita gizi buruk
3,57
Prevelensi kekurangan gizi (standar WHO, 2005)
13,78
5,7
24,5
Capaian (%)
KATEGORI
4
5
40 %
KURANG
178 %
SANGAT BAIK
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran pada tabel diatas, terhadap pencapaian indikator kinerja meningkatnya status gizi masyarakat di Provinsi Gorontalo tergolong Baik. Dari 2 (dua) indikator kinerja sasaran, terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan kategori Sangat Baik dan 1 (satu) indikator kinerja dengan kategori Kurang. Persentase Balita gizi buruk Status gizi anak sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembangnya. Pada anak yang memiliki status gizi buruk biasanya akan terganggunya pertumbuhan tubuh secara fisik contohnya anak akan beresiko tumbuh kecil (kerdil). Kemudian dalam perkembangan mental anak beresiko mengalami gangguan kontrol emosi dan perasaan. Disekolah anak tersebut akan sulit mengikuti pelajaran dan sulit untuk berkonsentrasi. Banyak faktor yang bisa mengakibatkan gangguan nutrisi pada anak seperti pola makan anak dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian jenis makanan yang seimbang, bisa juga karena adanya penyakit atau kondisi tertentu yang menyebabkan tubuh tidak mampu mencerna dan menyerap makanan secara sempurna. Gizi buruk adalah gangguan kekurangan gizi tingkat berat yang ditandai dengan adanya tanda-tanda klinis gizi buruk dan atau berat badan sangat rendah tidak sesuai dengan tingginya. Persentase balita gizi buruk di provinsi Gorontalo setiap tahunnya semakin membaik, dimana terjadi penurunan signifikan sejak tahun 2012 sampai tahun 2014. Persentase balita gizi buruk di provinsi Gorontalo setiap tahunnya semakin membaik, capaian pada pada tahun 2015 adalah 5,7 mengalami peningkatan dari tahun sebelunya yakni hanya 3,80% di tahun 2014. Berikut ini persetase balita gizi buruk Provinsi Gorontalo kurun waktu 2013- 2015. Peningkatan yang signifikan ini di akibatkan oleh perekonomian yang menurun di tahun 2015 dikarenakan dolar naik dan kemarau sehingga mengakibatkan daya beli masyarakat berkurang.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
149
AKUNTABILITAS KINERJA Balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana KIKKKKINERJA pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk. Perawatan gizi buruk dilaksanakan melalui prosedur rawat inap dan rawat jalan. Bagi anak-anak gizi buruk yang disertai komplikasi penyakit dapat dirawat di puskesmas, rumah Sakit, dan Therapeutic Feeding Centre (TFC), sedangkan bagi anak gizi buruk tanpa komplikasi dapat dirawat jalan. Perawatan anak di rumah dilakukan melalui pembinaan petugas kesehatan dan kader. Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan dimana semua balita gizi buruk dengan indikasi medis maupun tanpa indikasi medis yang terdeteksi telah dirawat, baik itu rawat inap di TFC, puskesmas perawatan dan di rumah sakit maupun rawat jalan di puskesmas non perawatan dan rumah sakit pada tahun 2015 telah tertangani seluruhnya. Hal ini berarti seluruh balita gizi buruk yang ditemukan telah mendapatkan perawatan. Oleh karenanya perlu usaha untuk terus mempertahankan capaian ditahun tahun mendatang. Berikut ini gambaran capaian kurun waktu 2013 – 2015 balita gizi buruk di Provinsi Gorontalo. Tabel Capaian Indikator Kinerja Balita Gizi Buruk Indikator Kinerja Persentase Balita Gizi Buruk
2012
2013
2014
2015
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
3,08%
2,32%
2,32%
3,57%
5,7%
3,11%
Sumber Data : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja persentase balita gizi buruk pada Tahun 2012 masih relatif tinggi jika di bandingkan dengan tahun-tahun selanjutnya yaitu sebesar 3,08 persen. Tahun 2013, balita dengan gizi buruk di Provinsi Gorontalo turun menjadi 2,32 persen atau turun sebesar 76 persen. Dan pada Tahun 2014 persentase gizi buruk di Provinsi Gorontalo sebesar 2,32 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar 3,80 persen. Pada tahun 2015, balita dengan gizi buruk kembali naik menjadi 5,7 persen dari target yang di tetapkan sebesar 3,57 persen. Target capaian pada akhir periode RPJMD adalah 3,11 persen. Prevalensi Kekurangan Gizi (standar WHO, 2005) Prevalensi kekurangan gizi adalah persentase gizi kurang ditambah presentase gizi buruk. Gizi kurang adalah 1.718 balita, Gizi buruk adalah 466 balita. Formula yang digunakan untuk menghitung indikator ini adalah jumlah balita gizi kurang, ditambah gizi buruk di bagi jumlah seluruh balita ditimbang di kali 100 persen.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
150
Prevalensi
AKUNTABILITAS KINERJA kekuranganKIKKKKINERJA gizi pada anak balita di Provinsi Gorontalo di tahun
2015
meningkat dari 10,86 % pada tahun 2014 menjadi 24,5 persen di tahun 2015. Peningkatan prevalensi gizi kurang dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya : a. Kemarau yang berkepanjangan di tahun 2015; b. Angka kemiskinan meningkat 0,75%, dari tahun 2014 : 17,41% naik menjadi 18,16% di tahun 2015; c. daya beli masyarakat menurun. Tabel Capaian Indikator Kinerja Prevalensi Kekurangan Gizi Indikator Kinerja Prevalensi Kekurangan Gizi
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
14,44
10,87
10,86
13,78
24,5
13
2015
Sumber Data : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja prevalensi kekurangan gizi pada Tahun 2012 sebesar 14,44 persen dan pada Tahun 2013 turun menjadi 10,87 persen. Di Tahun 2014 dengan target yang di tetapkan sebesar 14,00 persen, realisasi yang dicapai sebesar 10,86 persen. Hal ini berarti bahwa terdapat penurunan terhadap balita dengan gizi kurang dan balita dengan gizi buruk sebesar 75 persen di tahun 2013 dan 0,99 persen. Pada tahun 2015, prevelensi kekurangan gizi naik menjadi 24,5 persen. Target capaian pada akhir RPJMD adalah 13 persen.
5. Tujuan Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup untuk Kemakmuran Masyarakat. Tujuan Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup untuk Kemakmuran Masyarakat dijabarkan dalam 3 (tiga) Sasaran Strategis Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan 10 (sepuluh) indikator kinerja. Sasaran, indikator kinerja dan capaian masingmasing sasaran dapat di jelaskan pada tabel-tabel berikut ini: Tujuan 5
Sasaran 1
Mengelola Sumber Daya Alam dan Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup untuk Sumber Daya Alam Kemakmuran Masyarakat
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
151
AKUNTABILITAS KINERJA Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan KIKKKKINERJA dalam tabel sebagai berikut : Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
1
2
3
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
15.750 Ha
15.967,25 Ha
Capaian (%)
KATEGORI
4
5
101 %
SANGAT BAIK
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran pada tabel diatas, terhadap pencapaian indikator kinerja pengelolaan sumber daya alam di Provinsi Gorontalo Sangat Baik. Dari target yang di tetapkan sebesar 15.750 ha hutan dan lahan kritis yang di rehabilitasi, terealisasi sebesar 101 persen atau 15.967,25 ha. Hutan merupakan sumberdaya alam yang mempunyai peranan penting begai kehidupan manusia karena mampu menghasilkan barang dan jasa dan dapat menciptakan kesetabilan semula
lingkungan.
dianggap
berangsur-angsur
Hutan
yang
akan
habis
tidak mulai
berkurang.
Bahnyak lahan hutan digunakan untuk kepentingan
lain,
seperti
pertanian,
perkebunan, industri dan penggunaan lainya. Dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan menuntuk tercukupinya kebutuhan pangan, kebutuhan kayu bakar, kebutuhan kayu pertukangan dan tempat pemukiman. Di lain pihak lahan pertanian sebagai penghasil pangan luasnya terbatas, sehingga alternative utama untuk memenuhi kebutuhan pangan adalah mengkonservasi lahan hutan menjadi lahan pertanian. Keterbatasan lahan pertanian oleh masyarakat sekitar hutan akan berakibat pada kondisi hutan di sekelilingnya, mereka akan menggantungkan hidupnya
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
152
AKUNTABILITAS KINERJA pada hutan tanpa pengelolaan yang tepat. Hal ini akan mengancam kelestarian hutan serta KIKKKKINERJA menurunkan fungsi dari peruntukan hutan. Kementerian Kehutanan melalui program Rehabilitasi Hutan dan Lahan memiliki maksud dan tujuan yang sangat penting untuk memperbaiki lahan yang rusak dan lahan yang kritis serta lahan yang tidak produktif, serta terbangunanya kesadaran masyarakat untuk menanam tanaman serbaguna pada lahan-lahan kosong atau lahan kritis. Salah satu upaya untuk penanggulangan laju deforestasi dan lahan kritis adalah melalui kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan serta pembangunan hutan tanaman. Rehabilitasi lahan adalah suatu usaha memulihkan kembali, memperbaiki dan meningkatkan kondisi lahan yang rusak supaya dapat berfungsi secara optimal, baik sebagai lahan produksi, media pengatur tata air, ataupun sebagai unsur perlindungan alam dan lingkungannya. Rehabilitasi hutan dan lahan atau RHL merupakan bagian dari sistem pengelolaan hutan dan lahan, yang dilokasikan pada kerangka daerah aliran sungai. Kegiatan Rehabilitasi ini menempati posisi untuk mengisi kekosongan ketika sistem perlindungan tidak dapat
mengimbangi
hasil
sitem
budidaya lahan dan hutan, sehingga terjadi
deforestasi
serta
degredasi
fungsi hutan dan lahan. Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan dilaksanakan melalui kegiatan Penghijauan, Reboisasi, Pemeliharaan , Pengayaan tanaman, atau Penerapan teknik
konservasi
tanah
secara
vegetatif dan sipil teknis pada lahan kritis
da
tidak
produktif.
Kegiatan
reboisasi dan penghijauan pada umunya dilakukan pada tanah kritis dan areal bekas penebangan liar atau pembalakan. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut membutuhkan bibit dalam jumlah besar dan berkualitas baik. Lahan kritis adalah lahan yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai pengatur media pengatur tata air, unsur produksi pertanian, maupun unsur perlindungan alam dan lingkungannya. Lahan kritis juga merupakan suatu lahan yang kondisi tanahnya telah
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
153
AKUNTABILITAS KINERJA mengalami proses kerusakanKIKKKKINERJA fisik, biologi atau kimia yang pada akhirnya bisa membahayakan fungsi hidrologi, produksi, orologi, pemukiman dan kehidupan sosial ekonomi di sekelilingnya. Rehabilitasi hutan dan lahan dapat diimplemntasikan pada semua kawasan hutan kecuali cagar alam dan zona inti taman nasional. Pada tahun 2012 telah disusun master plan penataan hutan Provinsi Gorontalo 20122016 dalam upaya untuk melestarikan hutan di Gorontalo, juga telah dilakukan upaya-upaya dalam penataan kawasan hutan sesuai peruntukkannya, dengan merehabilitasi hutan dan lahan kritis untuk mengurangi isu pemanasan global seluas 4500 Ha, dan penanaman tanaman hutan dengan tanaman produktif seluas 200 Ha, melakukan perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan dan pemanfaatan potensi sumberdaya hutan dengan melakukan penataan 4 KPH di tahun 2013 serta melaksanakan operasi pengamanan hutan dan pengendalian kebakaran hutan dalam rangka menurunkan tingkat pencurian kayu, illegal logging dan perambahan hutan. Dalam rangka mendukung kegiatan Rehabilitasi Hutan lindung dengan Gerakan Penanaman 1 Milyar Pohon, Pemerintah Provinsi Gorontalo memberikan kontribusi melakukan penanaman pohon maupun memberikan
bantuan
bibit
kepada
masyarakat dan kelompok tani berupa bibit tanaman kehutanan, bibit tanaman Multi Purpose Tree Species (MPTS), bibit tanaman produktif dan bibit tanaman serbaguna sebanyak 50.482 pohon. Luas hutan Provinsi Gorontalo adalah 768.726,22 ha yang terdiri dari 196.657,05
ha
hutan
konversi,
204.608,01 ha hutan lindung dan 364.461,16 ha. Untuk hasil produksi hutan terdiri dari kayu log dengan nilai produksi pada tahun 2014 sebesar 60.764,61 M3 meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai 21.772,94 M3, sedangkan untuk kayu gergajian produksi mencapai 21.267,61 M3 artinya meningkat dibanding tahun 2013 yang mencapai 1.324,53 Untuk produksi Rotan mencapai 880 ton jauh menurun dibanding tahun 2013 sebesar 960.000 ton.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
154
AKUNTABILITAS KINERJA Rahabilitasi hutan dan lahan kritis pada tahun 2014, terdapat bibit tanaman sebanyak KIKKKKINERJA 50.482 batang dan tanaman produktif yang ditanam pada areal 350 Hektar di Kabupaten Gorontalo dan 200 Hektar di Kabupaten Bone Bolango. Pada tahun 2015, pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan kritis di lakukan melalui program-program pemerintah yang langsung bersentuhan dengan masyarakat sekitar hutan. Program dimaksud antara lain adalah - Memberikan bantuan bibit kepada kelompok tani HTR (Hutan Tanaman Rakyat) di Desa Tohupo Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo dan Desa Padengo Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato; - Memfasilitasi perlengkapan kelompok tani gula aren di Kabupaten Gorontalo yang di berikan kepada 3 (Tiga) kelompok yakni di Desa Modelidu Kecamatan Telaga, Desa Dulamayo Selatan Kecamatan Telaga dan Desa Dulamayo Utara Kecamatan Telaga Biru. - Pengamanan Hutan di laksanakan di Kabupaten/Kota dan pembuatan tanaman Hutan Rakyat di luar kawasan seluas 200 Ha yakni di Desa Modelidu Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dan di Desa Meranti Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis di tahun 2015 meski capaiannya sesuai target yang telah di tetapkan, tetapi masih banyak mengalami kendala. Ada beberapa aspek yang menghambat yaitu : -
Pencadangan areal Hutan Tanaman Rakyat cukup luas di Provinsi Gorontalo sementara alokasi anggaran belum mencukupi untuk program peningkatan usaha masyarakat sekitar hutan.
- Sarana pengangkutan bibit yang kurang memadai mengingat jarak lokasi penanaman dengan lokasi pengangkutan cukup jauh, dengan menggunakan tenaga manusia untuk mengangkut bibit membuat tidak optimal. - Petani HTR yang sebagian besar memiliki skill yang rendah dan tidak terlatih mengakibatkan pemanfaatan lahan yang kurang optimal. - Kondisi Cuaca yang ekstrim, kemarau yang panjang sangat berpengaruh pada daya tumbuh bibit tanaman yang diberikan kepada masyarakat sehingga prosentasi tumbuh tanaman hanya berkisar 30 s/d 60 %. - Masih tingginya Tingkat Pembalakan hutan (Illegal Logging) dan penyelundupan kayu yang menyebabkan terjadinya Degradasi dan Deforestasi didalam kawasan dan luar kawasan. Masalah utama yang menjadi celah yang mudah diterobos oleh pelaku Illegal Logging adalah
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
155
AKUNTABILITAS KINERJA lemahnya koordinasi antar sektor (Instansi pemerintah, penegak hukum, masyarakat dan KIKKKKINERJA dunia usaha). Tabel Capaian Indikator Kinerja Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Indikator Kinerja
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
2012
2013
2014
2015
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
15.000 ha
15.307,25 ha
15.857,25 ha
15.750 ha
15.967,25 ha
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
78.950 ha
Sumber Data : Dinas Kehutan dan ESDM Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja sebagaimana tabel di atas untuk rehabilitasi hutan dan lahan kritis, pada Tahun 2012 adalah sebesar 15.000 hektar hutan dan lahan kritis yang di rehabilitasi. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini sebesar 15.307,25 hektar. Untuk Tahun 2014 capaian
kinerja sasaran naik
menjadi 15.857,25 hektar dari target yang di
tetapkan di Tahun 2014 sebesar 15.350 hektar dan melampaui target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2015, capaian kinerja ini sebesar 101 persen dari target yang di tetapkan sebesar 15.750 hektar, dengan capaian sebesar 15.967,25 hektar. Dari hasil capaian tersebut dapat dilihat bahwa terdapat efisiensi sumber daya yang di gunakan dalam pencapaian sasaran di tahun 2015 ini yaitu sebesar 217,25 ha. Target capaian akhir periode RPJMD adalah 78.950 hektar.
Tujuan 5
Sasaran 2
Mengelola Sumber Daya Alam dan Meningkatnya Produksi Lingkungan Hidup untuk Pertanian dan Perikanan Kemakmuran Masyarakat
Hasil
Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Produksi Hasil Pertanian dan Perikanan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
156
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Indikator Kinerja
Target
Realisasi
1
2
3
Capaian (%)
KATEGO RI
4
5
Jumlah produksi padi
318.614 ton
331.220 Ton
104 %
SANGAT BAIK
Jumlah produksi jagung
850.269 ton
648.512 Ton
75,68 %
BAIK
565 kelompok
680 kelompok
120 %
SANGAT BAIK
118.932,1 Ton
120 %
SANGAT BAIK
179.010 ekor
92 %
BAIK
1.850.163 ekor
110 %
105.118 ton
105.715 ton
101 %
170.310 ton
63.131,22 ton
37,07 %
Jumlah cakupan bina kelompok perikanan Jumlah produksi perikanan kelompok nelayan/pembudidaya
99.379 ton
Jumlah Populasi ternak sapi
215.100 ekor
Jumlah popolasi ayam buras
1.680.353 ekor
Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Jumlah Produksi Perikanan Budidaya
SANGAT BAIK SANGAT BAIK KURANG
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran sebagaimana tabel, pencapaian sasaran pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup di Provinsi Gorontalo tergolong Sangat Baik. Hal ini dapat di lihat dari 8 (delapan) indikator kinerja sasaran, terdapat 5 (lima) indikator kinerja yang capaiannya melebihi target yang telah di tetapkan atau dengan kategori Sangat Baik. Dan 2 (dua) indikator kinerja dengan kategori Baik serta 1 (satu) indikator dengan kategori Kurang. Jumlah Produksi Padi Pada tahun 2013, produksi padi mencapai
290.588
ton
produktivitas
sebesar
Pencapaian
ini
50,20
meningkat
dengan Ku/ha. jika
dibandingkan dengan capaian produksi pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 51,164 Ha
( lebih rendah dibandingkan
sasaran luas panen padi tahun 2012 yang
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
157
direncanakan sebesar
AKUNTABILITAS KINERJA 54.322 Ha. Produktivitas dengan target 53.49 Ku/Ha hanya KIKKKKINERJA
dapat
mencapai realisasi sebesar 47.96 Ku/Ha. Dan untuk target produksi padi di tahun yang sama sebesar 290.588 ton hanya dapat direalisasikan sebesar 245.357 ton. Pada Tahun 2014, produksi padi sebesar 314.703 ton. Peningkatan produksi padi ini diantaranya disebabkan oleh bertambahnya lahan pertanian. Selain itu, guna peningkatan produksi komoditi tanaman pangan ini, penyediaan pupuk terus disuport. Kelangkaan pupuk pada setiap musim tanam tertentu, mendorong pemerintah untuk berupaya memperbaiki fasilitas penunjang antar lain infrastruktur laut dan usulan realokasi kuota pupuk bersubsidike pemerintah pusat yang belum mencukupi kebutuhan di Provinsi Gorontalo. Alat-alat pertanian yang modernpun ikut andil dalam meningkatkan produksi pertanian dimana pemerintah memberikan bantuan langsung kepada kelompok tani melalui sistem KSO. Ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana lahan dan air pada tahun 2013 sangat dibutuhkan guna meningkatkan intensitas pertanaman, optimasi lahan sawah untuk meningkatkan produktivitas dan produksi padi. Adapun ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana lahan dan air berupa : -
Tersedianya sarana pengairan sumur suntik ;
-
Meningkatnya partisipasi petani dalam pengelolaan jaringan irigasi tersier ;
-
Pembinaan
kelembagaann
P3A
dilaksanakan di wilayah P3A dengan tujuan untuk meningkatkan partisipasi petani dalam mengelola, memelihara dan memanfaatkan jaringan irigasi ; -
Perluasan areal sawah. Pada tahun 2015, capaian produksi
Padi
sesuai
Angka
Sementara
(ASEM)
terhadap target Renstra terdapat kenaikan produksi sebesar 12.606 Ton (3.96 %), sehingga dengan demikian target kenaikan 3 % pertahun terlampaui. Dan dibandingkan produksi tahun 2014 meningkat
sebesar
5.25% atau setara 16.517 Ton. Hal ini disebabkan tahun 2015 Provinsi Gorontalo mendapat bantuan benih Padi Sawah seluas 49.050 ha yang terdiri dari : APBD I seluas 17.000 ha
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
158
AKUNTABILITAS KINERJA (realisasi tanam supround I dan II ), GP2TT 8.500 ha realisasi tanam subround II ) , optimasi KIKKKKINERJA lahan seluas 10.900 ha yang sudah terealisasi tanam pada subround II 2015 , sedangkan bantuan benih untuk APBD-P 1.200 ha dan APBNP 9.250 ha. Bantuan 200 ha dari program 1000 Desa Mandiri Benih belum ada produksi karena adanya musim kemarau selam 6 bulan sehingga terjadi pergeseran tanam ke bulan November-Desember 2015 yang realisasi produksinya masuk di tahun 2016. Produktivitas Padi tidak mencapai target renstra, tetapi jika dibandingkan dengan produktivitas padi tahun 2014 meningkat 10.58 %. Hal ini disebabkan tahun 2015 ini petani menggunakan benih hasil dari pemberdayaan penangkar benih daerah Gorontalo yang lebih adaptive dengan lingkungan serta kurangnya serangan hama dan penyakit pada tanaman. Oleh Karena itu meskipun luas panen rendah tetapi kerena produkstivitas naik menyebakan produksi ikut naik. Untuk mengetahui capaian produksi padi per tahun dapat di hitung dengan produksi padi seluruh Kab/Kota berdasarkan penetapan angka sasaran produksi Kab/Kota (Luas panen di kali produktivitas). Tabel 3.1 Produksi Padi
Sumber Data : Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov. Gorontalo
Dari tabel 3.1 dapat di ketahui jumlah luas panen padi di tahun 2014 yaitu sebesar 62,690 hektar dan tahun 2015 sebesar 59,668 hektar atau menurun sebesar 4,82 persen luas panen tahun 2014. Juga jumlah produktivitas padi yang di hasilkan per hektar sawah di tahun 2014 sebesar 50,20 ku/ha dan 2015 sebesar 55,51 ku/ha atau naik sebesar 10,58 persen bila di bandingkan dengan capaian di tahun 2014. Serta dapat di lihat pula hasil produksi padi pada tahun 2014 yaitu sebesar 314,703 ton dan 2015 sebesar 331.220 ton atau naik sebesar 5,25 persen di bandingkan dengan tahun 2014.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
159
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Tabel Capaian Indikator Kinerja Produksi Padi Indikator Kinerja
Jumlah Produksi Padi
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
245.357 Ton
290.588 Ton
314.703 Ton
318.614 Ton
331.220 ton
338.620 ton
2015
Sumber Data : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura
Pencapaian kinerja pada Tahun 2012 adalah sebesar 245.357 ton. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini naik menjadi 290.588 ton atau naik sebesar 19 persen dari tahun sebelumnya. Untuk Tahun 2014 capaian kinerja juga naik menjadi 314.703 ton dari target yang telah di tetapkan sebesar 308.896 ton. Pada tahun 2015, produksi padi sebesar 331.220 ton dari target yang di tetapkan sebesar 318.614 ton atau capaian sebesar 104 persen dari target yang telah ditetapkan. Capaian ini melampaui target sehingga dapat di lihat bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sehingga capaian melebihi target sebesar 12.606 ton. Target RPJMD untuk sasaran ini adalah sebesar 338.620 ton. Jumlah Produksi Jagung Pada Tahun 2013, produksi jagung di Provinsi Gorontalo sebesar 669.094 ton dari target 719.652. Dan di Tahun 2014, produksi jagung sebesar 719.780 ton dari target yang di tetapkan sebesar 789.512 ton. Penyebab belum tercapainya sasaran produksi jagung antara lain adalah petani/masyarakat
belum
menerapkan teknologi budidaya yang benar
dan
kurangnya
faktor
pemupukan, selain itu faktor pola subsidi benih yang mulai diterapkan Tahun 2013 sampai 2014, varietas benih yang disubsidi oleh pemerintah tidak diminati oleh petani, hal ini didasari oleh realisasi penyerapan subsidi benih jagung untuk provinsi Gorontalo
hanya
kurang
lebih
sebesar 25 persen sampai akhir Tahun 2014. Demikian pula hanya untuk dukungan dana APBD melalui bantuan benih jagung hibrida mengalami peningkatan. Namun program bantuan pupuk
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
160
AKUNTABILITAS KINERJA urea dan NPK mengalami keterlambatan dalam proses pengadaan barang dan jasa sehingga KIKKKKINERJA kurang mempengaruhi peningkatan produktivitas pada komoditi jagung di Tahun 2014. Produksi Jagung berdasarkan Angka Sementara (ASEM) 2015 dibandingkan dengan target Renstra belum tercapai yaitu baru mencapai 643.512 Ton atau 75.68 % dari target renstra 850.269 Ton. Dan dibanding Angka Tetap (ATAP) 2014 juga mengalami penurunan sebesar 10.60 %. Hal ini disebabkan : - Terjadi pergeseran tanam pada bulan September-Desember 2013 yang dipanen pada Januari-Maret 2014 menyebabkan tingginya luas panen pada ATAP 2014; - Terjadinya musim kemarau dari bulan Juli – Oktober 2015 menyebabkan pertanaman pada bulan agustus mengalami kekeringan dan Puso seluas 2,337 ha; - Bantuan benih dari anggaran APBN-P 2015 program Perluasan Areal Tanam (PAT) sebanyak 70.000 ha
nanti ditanam pada bulan September-Desember 2014 dengan
kondisi sebagian besar wilayah hujan tidak merata, dan hasilnya bisa dicapai nanti pada bulan Januari-Maret 2016; - Produktivitas target
juga
tidak
renstra,
mencapai
tetapi
jika
dibandingkan
produktivitas
tahun
2014
tinggi
lebih
4.22%.
Hal
disebabkan oleh petani semakin sadar untuk
selalu
menggunakan
benih
unggul bersertifikat dan pupuk; - Meskipun tetapi
produktivitas
karena
luas
meningkat
panen
yang
menurun akibat musim kemarau 6 bulan
menyebabkan
produksipun
menurun. Untuk mengetahui capaian produksi jagung, di peroleh dari hasil produksi jagung seluruh Kab/Kota berdasarkan penetapan angka sasaran produksi Kab/Kota.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
161
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Tabel 3.2 Produksi Jagung
Sumber Data : Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov. Gorontalo
Dari tabel 3.2 dapat di ketahui jumlah luas panen jagung di tahun 2014 yaitu sebesar 148.816 hektar dan tahun 2015 sebesar 129.131 hektar atau menurun sebesar 13,23 persen luas panen tahun 2014. Juga jumlah produktivitas jagung yang di hasilkan per hektar lahan di tahun 2014 sebesar 48,37 ku/ha dan 2015 sebesar 49,83 ku/ha atau naik sebesar 3,02 persen bila di bandingkan dengan capaian di tahun 2014. Serta dapat di lihat pula hasil produksi jagung pada tahun 2014 yaitu sebesar 719.780 ton dan 2015 sebesar 643.512 ton atau turun sebesar 10,60 persen di bandingkan dengan tahun 2014. Tabel Capaian Indikator Kinerja Produksi Jagung Indikator Kinerja
Jumlah Produksi Jagung
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
644.754 ton
669.094 ton
719.780 ton
850.269 ton
643.512 ton
1.013.914 ton
2015
Sumber Data : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura
Pencapaian kinerja terhadap indikator kinerja sasaran meningkatkan produksi jagung, pada Tahun 2012 adalah sebesar 644.754 ton. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini naik menjadi 669.094 ton atau naik sebesar 3,78 persen dari tahun sebelumnya. Untuk Tahun 2014 capaian kinerja juga naik menjadi 719.780 ton. Pencapaian di Tahun 2015 ini masih di bawah dari target yang telah di tetapkan sebesar 643.512 ton dari target yang telah di tetapkan sebesar 850.269 ton. Target yang harus dicapai di akhir RPJMD adalah sebesar 1.013.914 ton.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
162
AKUNTABILITAS KINERJA Cakupan Bina Kelompok Perikanan KIKKKKINERJA Cakupan bina kelompok Perikanan (kelompok) adalah kelompok perikanan baik kelompok perikanan tangkap, budidaya, dan pengolahan yang mendapat pembinaan langsung dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo dan Kab/kota seperti pembinaan peningkatan
produksi
perikanan
dan
manajemen pengelolaan usaha perikanan serta kelompok yang mendapatkan bantuan sarana produksi perikanan dan Kelompok ini terdiri
dari
Kube
pembudidaya, pemasaran,
Perikanan,
kelompok
UKM
Pengolahan
kelompok
wanita
kelompok
masyarakat
dan pesisir,
pengawas
(POKMASWAS).
Pada tahun 2015 relisasi
cakupan
kelompok
bina
sebesar
680
kelompok perikanan atau lebih 120,35 % dari target yang ditetapkan sebesar 565 kelompok. Peningkatan cakupan bina kelompok tahun 2015 sangat dipengaruhi oleh :
Banyaknya aspirasi masyarakat perikanan (nelayan, pembudidaya dan pengolah) meminta Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi untuk bisa mendapatkan bantuan sarana produksi dan pembinaan langsung terhadap pengelolaan usaha perikanan. Aspirasi ini ditandai dengan banyaknya proposal masuk. Dimana usulan permohonan bantuan penguatan usaha perikanan diberikan prioritas bagi unit usaha perikanan yang sudah berkelompok.
Cakupan bina kelompok perikanan tidak hanya pada tahun pelaksanaan program atau tahun 2015. Cakupan bina kelompok juga dilakukan pada kelompok-kelompok pada tahun sebelumnya atau yang sudah mendapatkan sarana produksi pada tahun 2015 dan 2013, harapannya pola pembinaan kelompok terus dilakukan sehingga berdampak pada peningkatan produksi perikanan dan peningkatan pendapatan.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
163
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Tabel Capaian Indikator Kinerja Kelompok Perikanan Indikator Kinerja
Jumlah Cakupan Bina Kelompok Perikanan
2012
2013
2014
2015
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
474 kelompok
467 kelompok
731 kelompok
565 kelompok
680 kelompok
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
750 kelompok
Sumber Data : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja terhadap indikator kinerja sasaran Bina Kelompok Perikanan, pada Tahun 2012 adalah sebesar 474 kelompok. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini turun menjadi 467 kelompok atau sebesar 1,48 persen. Untuk Tahun 2014 capaian kinerja ini naik signifikan di bandingkan dengan 2 (dua) tahun sebelumnya yaitu 731 kelompok dan melampaui target yang telah di tetapkan sebesar 511 kelompok atau dengan realisasi terhadap target mencapai 143 persen. Pada tahun 2015 capaian kinerja ini sebesar 120 persen. dari target yang telah ditetapkan sebesar 565 kelompok, capaian mencapai 680 kelompok. Dari hasil capaian di tahun 2015 ini terlihat bahwa terdapat efisiensi sumber daya yang di gunakan dalam pencapaian sasaran kinerja ini. Dari target yang di tetapkan terlampaui sebesar 124 kelompok. Target capaian pada akhir RPJMD adalah sebesar 750 kelompok perikanan. Produksi Perikanan Kelompok Nelayan/Pembudidaya Produksi Perikanan Kelompok Nelayan/ pembudidaya (Ton) adalah produksi perikanan baik produksi perikanan tangkap maupun produksi perikanan budidaya yang dihasilkan oleh kelompok nelayan atau pembudidaya yang dibina langsung oleh Dinas Perikanan dan kelautan Provinsi Gorontalo dan Kab/kota baik yang mendapat alokasi anggaran tahun 2015 maupun pada tahun sebelumnya. Produksi Perikanan Kelompok Nelayan/ pembudidaya pada tahun 2015 mengalami peningkatan. Dengan capaian 119,68 % atau capaiannya 118.932,1 ton dari target yang ditetapkan sebesar 99.379 Ton. Produksi ini lebih didominasi oleh produksi ikan baik produksi ikan hasil tangkapan maupun ikan budidaya.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
164
AKUNTABILITAS KINERJA Produksi Perikanan Kelompok Nelayan/ pembudidaya pada tahun 2014 lebih 101 persen KIKKKKINERJA atau capaiannya 90.847 ton dari target yang ditetapkan sebesar 89.935 Ton. Produksi ini lebih didominasi oleh produksi ikan baik produksi ikan hasil tangkapan maupun ikan budidaya. Tercapainya Produksi Perikanan Kelompok Nelayan/ pembudidaya tahun 2014 dipengaruhi oleh intervensi anggaran pemerintah yang cukup signifikan terhadap kelompok usaha perikanan pada beberapa program prioritas dan pola pembinaan kelompok yang terintegrasi. Tabel Capaian Indikator Kinerja Produksi Perikanan Klompok Nelayan/Pembudidaya Indikator Kinerja Jumlah Produksi Perikanan Klompok Nelayan/Pembudidaya
2012
2013
2014
2015
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
75.850 ton
82.203 ton
90.847 ton
99.379 ton
118.932,1 ton
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
131.627 ton
Sumber Data : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja terhadap indikator kinerja sasaran produksi perikanan kelompok nelayan/pembudidaya, pada Tahun 2012 adalah sebesar 75.850 ton. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini naik menjadi 82.203 ton. Untuk Tahun 2014 capaian kinerja ini kembali naik yaitu menjadi 90.847 ton dan melampaui target yang telah di tetapkan sebesar 89.935 ton atau dengan realisasi terhadap target mencapai 101,01 persen. Pada tahun 2015, capaian sebesar 118.932,1 ton atau sebesar 120 persen dari target yang di tetapkan sebesar 99.379 ton. Capaian kinerja ini memperlihatkan adanya penghematan atau efisiensi sumber daya yang di gunakan dalam mencapai sasaran ini. Target dari sasaran ini terlampaui sebesar 19.553,1 ton. Capaian pada akhir periode RPJMD adalah sebesar 131.627 ton. Jumah Populasi Ternak Sapi Pada Tahun 2012, pencapaian Swasembada Daging Sapi Nasional dan Komoditi Peternakan lainnya peningkatan populasi ternak dan produksi daging di Provinsi Gorontalo. Untuk jumlah populasi sapi 202.974 Ekor dengan Produksi daging yang mencapai 4.051.779 kg pertahun. Pencapaian sasaran tahun 2013 target Populasi Sapi sebesar 207.739 Ekor dengan tingkat capainnya 95,2 persen atau 197.821 ekor, turun jika di bandingkan dengan populasi di tahun sebelumnya. Dan pada tahun 2014 peningkatan populasi sapi yang direncanakan adalah 206.826 ekor dengan tingkat capaiannya 91,5 persen atau 189.203 ekor dengan produksi daging sapi sebesar 3.011,474 kg. Peningkatan populasi sapi belum mencapai target, hal ini disebabkan karena tingkat pemotongan yang tinggi (15.337 ekor) dan tingkat perdagangan serta biaya untuk pemeliharaan ternak yang cukup tinggi (9.500 ekor). Selain masalah tersebut,
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
165
AKUNTABILITAS KINERJA terdapat adanya keterbatasan anggaran untuk mendukung operasional Inseminasi Buatan (IB) KIKKKKINERJA terutama dalam hal ketersediaan N2 cair, sarana dan prasarana IB yang belum memadai, dan belum terpenuhinya rasio jumlah petugas dengan wilayah pengembangan peternakan. Pada tahun 2015, populasi ternak sapi di Provinsi Gorontalo ditargetkan sebesar 215.100 Ekor dengan capaian sebesar 197.124 Ekor. Tidak tercapainya populasi ternak sapi sebanyak
215.100
ekor
di
tahun
2015
disebabkan oleh karena masih rendahnya produktifitas ternak sapi yang dipelihara oleh masyarakat sebagai akibat belum terkelolanya budidaya
ternak
Pemerintah berkesinambungan
terus
melakukan
sapi.
Provinsi
pelatihan-pelatihan
dan
Oleh
karenanya,
Gorontalo
bimbingan
teknis
secara guna
meningkatkan pengetahuan peternakan dalam hal budidaya ternak sapi. Disamping itu, capaian kinerja yang terkait dengan penambahan populasi ternak sapi disebabkan oleh cukup tingginya penjualan ternak sapi antar pulau kekalimatan. Tabel Capaian Indikator Kinerja Populasi Ternak Sapi Indikator Kinerja Jumlah populasi ternak sapi
2012
2013
2014
2015
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
202.974 ekor
197.821 ekor
189.203 ekor
215.100 ekor
197.010 ekor
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
232.652 ekor
Sumber Data : Dinas Peternakan dan Perkebunan Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja terhadap indikator kinerja sasaran Populasi Ternak Sapi, pada Tahun 2012 adalah sebesar 202.974 ekor. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini turun menjadi 197.821 ekor. Untuk Tahun 2014 capaian kinerja ini kembali turun yaitu menjadi 189.203 ekor dan kurang dari target yang telah di tetapkan sebesar 206.826 ekor. Pada tahun 2015, target yang di tetapkan untuk sasaran ini sebesar 215.100 ekor dengan capaian sebesar 92 persen atau 197.010 ekor. Target capaian pada akhir periode RPJMD adalah sebesar 232.652 ekor.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
166
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Jumlah Populasi Ayam Buras Pada Tahun 2012, populasi ayam buras di Provinsi Gorontalo sebesar 997.183 Ekor dengan produksi daging ayam buras sebesar 1.039.196
kg
peningkatan
pertahun. populasi
Selanjutnya, ayam
buras
direncanakan pada tahun 2013 adalah 15 persen atau 1.270.588 Ekor, realisasi yang tercapai 17 persen atau 1.568.924 Ekor. Pada Tahun 2014, populasi ayam buras di Provinsi Gorontalo di targetkan naik sebesar 15 persen atau 1.461.176 Ekor tetapi terealisasi hanya 1.327.475 ekor dengan produksi daging ayam buras sebesar 1.397.921 kg. Peningkatan
populasi
ayam
buras
belum mencapai target, hal ini disebabkan karena merebaknya kasus flu burung di Provinsi Gorontalo pada bulan Oktober 2014 dengan jumlah kematian unggas 3.529 ekor yang terdiri dari: 578 ekor di Kabupaten Gorontalo; 700 ekor di Kabupaten Bone Bolango dan 2.251 ekor di Kota Gorontalo. Sementara jumlah unggas yang di depopulasi adalah 13.625 ekor terdiri dari: 6.487 ekor di Kabupaten Gorontalo; 4.186 ekor di Kabupaten Bone Bolango; dan 2.952 ekor di Kota Gorontalo. Semua ternak yang sudah di depopulasi telah diberi dana kompensasi kepada pemilik ternak. Pada tahun 2015, Populasi ternak ayam ditargetkan sebesar 1.680.353 Ekor dengan capaian sebesar 1.850.163 Ekor. Peningkatan populasi ayam buras tahun 2015 mencapai target bahkan melebihi target sebesar 1.850.163 ekor hal ini disebabkan karena komitmen pemerintah yang kuat dalam meningkatkan ekonomi dan keberdayaan masyarakat melalui program bantuan pengembangan ternak ayam buras (KUR) untuk masyarakat. Disamping itu, animo masyarakat dalam memelihara ayam buras sangat tinggi. Tabel Capaian Indikator Kinerja Populasi Ayam Buras Indikator Kinerja Jumlah populasi ayam buras
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
997.183 ekor
1.568.924 ekor
1.327.475 ekor
1.680.353 ekor
1.850.163 ekor
2.222.266 ekor
2015
Sumber Data : Dinas Peternakan dan Perkebunan Provinsi Gorontalo
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
167
AKUNTABILITAS KINERJA Pencapaian kinerja terhadap indikator kinerja sasaran Populasi Ayam Buras, pada Tahun KIKKKKINERJA 2012 adalah sebesar 997.183 ekor. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini naik menjadi 1.568.924 ekor atau sebesar 57,36 persen. Untuk Tahun 2014 capaian kinerja ini turun jika di nandingkan dengan pencapaian di Tahun 2013 yaitu menjadi 1.327.475 ekor dan kurang dari target yang telah di tetapkan sebesar 1.461.176 ekor. Pada tahun 2015, capaian sebesar 110 persen. Dimana target yang telah ditetapkan sebesar 1.680.353 ekor tercapai sebesar 1.850.163 ekor. Capaian di tahun ini melampaui target yang telah ditetapkan. Dari capaian tersebut dapat di ketahui bahwa terdapat efisiensi sumber daya yang digunakan dalam pencapaian sasaran ini. Target yang di tetapkan terlampaui sebesar 169.810 ekor. Capaian pada akhir periode RPJMD yang di harapkan sebesar 2.222.266 ekor populasi ayam buras. Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Produksi perikanan tangkap adalah produksi perikanan yang dihasilkan oleh kegiatan penangkapan ikan, baik diperairan laut maupun di perairan umum (Danau Limboto). Produksi perikanan tangkap dijadikan indikator kinerja utama (IKU) karena indikator ini merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan dan nilai tukar Nelayan
(NTN)
memperbaiki nelayan.
taraf
sehingga hidup
dapat
masyarakat
Tahun 2015 capaian produksi
perikanan tangkap sebesar 105.715 Ton, nilai
ini
melebihi
dari
target
yang
ditetapkan yaitu sebesar 105.118 Ton, atau %
capainya
sebesar
100,57
%.
Keberhasilan capaian produksi perikanan tangkap ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :
Dinas
Perikanan
dan
kelautan
Provinsi Gorontalo Melaksanakan Program Perikanan Tangkap melalui Restrukturisasi Armada Tangkap Kapal Mina Maritim > 30 GT.
Sebagai informasi dari tahun 2010
sampai tahun 2015 ini, Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui anggaran APBN (TP) dan APBD
(DAK) sudah mengalokasikan pembangunan dan penyediaan kapal > 30 GT
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
168
AKUNTABILITAS KINERJA sebanyak 48 unit atauKIKKKKINERJA dengan Rp. 65.363.078.750, khusus tahun 2015 sebanyak 3 Unit kapal Mina Maritim.
Membangun sarana rumah ikan (Fish Apartement) yang berfungsi menyediakan ekosistem buatan baru (Spawning and Nursery Ground) bagi siklus bertelur dan pembesaran ikan sehingga mampu bereproduksi dengan habitat yang baik sehingga mampu meningkatkan populasi ikan disuatu kawasan perairan.
Melakukan kegiatan ―one man one thousand fries‖ melalui pengadaan benih ikan yang dilepas di perairan Teluk Tomini yang bertujuan untuk memperkaya stok populasi ikan tertentu sehingga mampu berkembang biak dan menunjang kapasitas keberadaan stok ikan di perairan. Melakukan pembinaan kelompok kepada kelompok usaha perikanan tangkap dan kegiatan ini selalu berkoordinasi dengan dinas perikanan dan kelautan Kab/Kota dan Badan Koordinasi Penyuluh di tingkat provinsi maupun kab/kota. Tabel Capaian Indikator Kinerja Produksi Perikanan Tangkap Indikator Kinerja
Produksi Perikanan Tangkap
2012
2013
2014
2015
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
82.815 ton
92.173,3 ton
103.017,8 ton
105.118 ton
105.715 ton
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
126.036 ton
Sumber Data : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja terhadap indikator kinerja sasaran produksi perikanan tangkap, pada Tahun 2012 adalah sebesar 82.815 ton. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini naik menjadi 92.173,3 ton atau sebesar 111 persen. Untuk Tahun 2014 capaian kinerja ini kembali naik jika di nandingkan dengan pencapaian di Tahun 2013 yaitu menjadi 103.017,3 ton. Pada tahun 2015, capaian sebesar 105.715 ton dari target yang telah ditetapkan sebesar 105.118 ton. Capaian di tahun ini melampaui target yang telah ditetapkan. Dari capaian tersebut dapat di ketahui bahwa terdapat efisiensi sumber daya yang digunakan dalam pencapaian sasaran ini. Target yang di tetapkan terlampaui sebesar 597 ton. Capaian pada akhir periode RPJMD yang di harapkan sebesar 126.036 ton produksi perikanan tangkap. Jumlah Produksi Perikanan Budidaya Produksi perikanan budidaya adalah produksi perikanan yang dihasilkan oleh kegiatan budidaya ikan baik diperairan laut, payau maupun di perairan tawar (Danau Limboto). Produksi
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
169
AKUNTABILITAS KINERJA perikanan budidaya dijadikan indikator kinerja utama (IKU) karena indikator ini merupakan KIKKKKINERJA salah satu faktor utama yang juga mempengaruhi tingkat pendapatan pembudidaya dan nilai tukar pembudidaya (NTP). Tahun 2015 capaian produksi perikanan budidaya hanya sebesar 63.131,22 Ton atau hanya 37,07 % dari target yang ditetapkan (170.310 Ton).
Capaian
produksi perikanan budidaya ini terdiri dari produksi ikan budidaya (ikan dan udang) sebesar 26.363,92 ton dan produksi rumput laut sebesar 36.767,30 Ton.
Tidak tercapainya produksi
perikanan budidaya tahun 2015, untuk ikan dan produksi rumput laut dipengaruhi oleh beberapa faktor :
Faktor cuaca yang tidak menentu yang mengakibatkan timbulnya penyakit ice-ice sehingga mengakibatkan kegagalan panen pada budidaya rumput laut.
Kurangnya ketersediaan bibit unggul rumput laut yang sangat dibutuhkan oleh pembudidaya rumput laut.
Kab. Boalemo yang merupakan salah satu penghasil rumput laut sejak tahun 2013 tidak mengalokasikan lagi anggaran untuk kegiatan budidaya rumput laut.
Faktor Cuaca dimana pada tahun 2015 terjadi kemarau panjang sehingga berkurangnya debit air pada lahan kolam budidaya air tawar, juga peningkatan suhu perairan di Danau Limboto sehinga terjadi fenomena up weling yang mengakibatkan kematian ikan-ikan yang berada di Karamba Jaring Apung (KJA).
Tingginya niai tukar dolar terhadap rupiah sangat mempengaruhi harga pakan ikan, dimana secara nasional bahan baku pembuatan pakan ikan masih menggunakan produk import. Hal ini mengakibatkan daya beli pakan ikan oleh pembudidaya mengalami penurunan sehingga produktifitas hasil perikanan budidaya cenderung berkurang dari target yang diharapkan.
Faktor-faktor diatas menjadi penyebab rendahnya atau tidak tercapainya target produksi perikanan budidaya di Tahun 2015. Tabel Capaian Indikator Kinerja Produksi Perikanan Budidaya Indikator Kinerja
Produksi Perikanan Budidaya
2012
2013
2014
2015
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
133,34 ton
115.300,9 ton
57.392,3 ton
170.310 ton
63.131,22 ton
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
205.139 ton
Sumber Data : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
170
AKUNTABILITAS KINERJA Pencapaian kinerja terhadap indikator kinerja sasaran produksi perikanan budidaya, KIKKKKINERJA pada Tahun 2012 adalah sebesar 133,34 ton. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini sebesar 115.300,9 ton. Untuk Tahun 2014 capaian kinerja ini turun jika di bandingkan dengan pencapaian di Tahun 2013 yaitu sebesar 57.392,3 ton. Pada tahun 2015, capaian sebesar 63.131,22 ton dari target yang telah ditetapkan sebesar 170.310 ton. Capaian di tahun ini belum mencapai target yang telah ditetapkan disebabkan oleh beberapa factor sebagaimana di jelaskan sebelumnya. Capaian pada akhir periode RPJMD yang di harapkan sebesar 205.139 ton produksi perikanan budidaya. Tujuan 5
Sasaran 3
Mengelola Sumber Daya Alam Terwujudnya dan Lingkungan Hidup untuk Hidup Kemakmuran Masyarakat
Pengelolaan
Lingkungan
Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja Sasaran Terwujudnya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
1
2
3
84
72,09
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Capaian (%)
KATEGORI
4
5
86 %
BAIK
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran sebagaimana tabel diatas, pencapaian sasaran pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup di Provinsi Gorontalo tergolong Baik. Kemandirian dan keberdayaan masyarakat merupakan prasyarat untuk menumbuhkan kemampuan masyarakat sebagai pelaku dalam pengelolaan lingkungan hidup bersama dengan pemerintah dan pelaku pembangunan yang lain. Meningkatnya kemampuan dan kepeloporan masyarakat akan meningkatkan efektifitas peran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Kemampuan lingkungan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
171
AKUNTABILITAS KINERJA hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makluk lainnya, disebut daya dukung KIKKKKINERJA lingkungan hidup. Sedangkan, daya tamping lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan, disebut perusakan lingkungan hidup. Pemerintah menetapkan kebijaksanaan nasional tentang pengelolaan lingkungan hidup dan penataan ruang dengan tetap memperhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang (Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup (1993). Pengelolaan lingkungan hidup, dilaksanakan secara terpadu, meliput sektoral, ekosistem, dan bidang ilmu. Dalam operasionalnya terpadu dengan penataan ruang, perlindungan sumberdaya alam nonhayati,
perlindungan
sumberdaya buatan, konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya,
cagar
keanekaragaman
budaya,
hayati
dan
perubahan iklim. Untuk pelestarian
menjamin fungsi
lingkungan
hidup, setiap usaha dan/atau kegiatan tidak boleh melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumberdaya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup, dinamakan baku mutu lingkungan hidup. Sedangkan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
172
adalahukuran batas
AKUNTABILITAS KINERJA perubahan sifat fisik dan/atau hayati lingkungan hidup yang KIKKKKINERJA
dapat
ditenggang. Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup (Amdal). Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1999 tentang Amdal, yang dimaksud Amdal adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Kualitas
lingkungan hidup merupakan salah satu isu yang penting di tengah
meningkatnya tekanan yang berpotensi mengubah kondisi lingkungan, baik sebagai dampak pertumbuhan ekonomi maupun peningkatan jumlah penduduk. Selama ini data-data kualitas lingkungan hidup yang ada cukup sulit untuk dipahami oleh masyarakat awam. Sementara pemahaman akan kualitas lingkungan hidup sangat penting untuk mendorong semua pemangku kepentingan (stakeholder) melakukan aksi nyata dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan
hidup.
Oleh
karenanya
Kementerian
Lingkungan
Hidup
mengembangkan suatu indeks lingkungan yang meberikan kesimpulan cepat dari suatu kondisi lingkungan pada periode tertentu. Melalui indeks ini akan mendorong proses pengambilan kebijakan yang lebih cepat dan tepat. Kualitas lingkungan hidup di Indonesia berdasarkan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup mengalami peningkatan tipis dari 63,13 pada 2013 menjadi 63,42 pada 2014. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup menjadi ukuran kinerja pembangunan lingkungan hidup dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 20152019. Targetnya, IKLH dapat meningkat ke level 68,5 pada 2019. Tolok ukur untuk mencapai sasaran meningkatnya indeks kualitas lingkungan adalah nilai indeks pencemaran air, indeks status pencemaran udara dan nilai indeks tutupan lahan sesuai SK Menhut No.325 Tahun 2010. Adapun target dan realisasi peningkatan nilai IKLH di Provinsi Gorontalo pada tahun 2015 IKLH=84 tidak tercapai, hasil pengukuran pada tahun 2015 nilai IKLH 72.09, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya nilai IKLH Provinsi Gorontalo menurun, IKLH 2014=98.73. Hal yang menyebabkan penurunan nilai IKLH Provinsi Gorontalo adalah perubahan jumlah parameter yang dianalisis dari yang semula hanya 3 (tiga) parameter, namun untuk tahun 2015 menjadi 7 (tujuh) parameter. Hal lain yang menghambat peningkatan nilai IKLH Provinsi Gorontalo adalah kurangnya keterlibatan sektor lain dalam berkontribusi pada kegiatan pengendalian dan perlindungan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
173
AKUNTABILITAS KINERJA kualitas air sungai seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Kesehatan. Program sanitasi dan KIKKKKINERJA pengolahan air limbah yang diprakarsai oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo lebih banyak difokuskan pada lokasi yang memiliki nilai IPM rendah dan bukan pada lokus peningkatan nilai IKLH. Program/Kegiatan yang mendukung peningkatan nilai indeks kualitas lingkungan hidup, meliputi: 1. Program pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan/Pembinaan dan Penilaian ADIPURA & Adiwiyata; 2. Program pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan/Pemantauan kualitas lingkungan (Air Sungai, air laut & udara ambient); 3. Program pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan/ Pemberdayaan Kelompok masyarakat dalam pengelolaan lingkungan pesisir. Tabel Capaian Indikator Kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indikator Kinerja
Indeks kualitas lingkungan
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
91,39
75,74
98,73
84
72,09
90
2015
Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Prov. Gorontalo
Pencapaian kinerja terhadap indikator kinerja sasaran sebagaimana tabel capaian diatas, pada Tahun 2012 adalah Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) sebesar 91,39. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini 75,74. Untuk Tahun 2014 capaian kinerja ini naik jika di nandingkan dengan pencapaian di Tahun 2013 yaitu sesar 98,73 dan pada tahun 2015, IKLH Provinsi Gorontalo sebesar 72,09. Target capaian pada akhir periode RPJMD adalah 90 IKLH.
6. Tujuan Peningkatan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Khususnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Tujuan Peningkatan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Khususnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dijabarkan dalam 2 (dua) Sasaran Strategis Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan 3 (tiga) indikator kinerja. Sasaran serta capaiannya dapat di jelaskan pada tabel-tabel di bawah ini:
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
174
AKUNTABILITAS KINERJA TujuanKIKKKKINERJA 6 Sasaran 1 Peningkatan Kesejahteraan Meningkatnya Kemampuan Penyandang Sosial Masyarakat Khususnya Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Penyandang Masalah dalam Memenuhi Kebutuhan Dasarnya Kesejahteraan Sosial Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut : Meningkatnya Kemampuan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dalam Memenuhi Kebutuhan Dasarnya
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
KATEGORI
4
5
1
2
3
Jumlah layanan atas perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial masyarakat
100 KK
99 KK/6 orang
99 %
BAIK
Jumlah layanan diabilitas terhadap tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah social, korban penyalahgunaan Napza dan LKS
285 orang
293 orang
103 %
SANGAT BAIK
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran pada tabel diatas, dapat di ketahui bahwa capaian Meningkatnya Kemampuan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dalam Memenuhi Kebutuhan Dasarnya di Provinsi Gorontalo tergolong Baik. Hal ini dapat di ketahui dari 2 (dua) indikator kinrja, 1 (satu) indikator dalam kategori Sangat Baik dan 1 (satu) indikator Kinerja dalam kategori Baik. Jumlah layanan atas perlindungan dan jaminan kesejahteraan masyarakat. Tujuan Pembinaan Kelembagaan Jaminan Kesejahteraan Sosial adalah meningkatnya jumlah layanan atas perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan tujuan tersebut
adalah
pelaksanaan Program
Keluarga Harapan (PKH) di daerah dan tertanganinya korban tindak kekerasan dan pekerja migran bermasalah sosial melalui Lembaga Pusat Perlindungan Trauma Centre (LPPTC) untuk 30 Kepala Keluarga, Pemulangan orang terlantar sebagai biaya bagi pekerja migran yang
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
175
AKUNTABILITAS KINERJA terlantar untuk kembali ke daerah asalnya sebanyak 6 orang, bantuan stimulan korban bencana KIKKKKINERJA sosial untuk 14 KK. Pencapaian kinerja sasaran ini juga di tujuakan untuk pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana adalah berfungsinya kembali kondisi sosial ekonomi korban bencana alam seperti semula dan meningkatnya peran aktif masyarakat dalam menghadapi kejadian bencana alam. Pengerahan Tagana dimaksudkan untuk mengerahkan Tagana pada pada saat terjadinya bencana, pengadaaan bahan darurat (lauk pauk) dilaksanakan
dengan maksud untuk
menyediakan bahan makanan siap saji yang sangat dibutuhkan pada saat terjadinya bencana. Guna mencapai pelaksanaan kinerja ini di dukung pula oleh program potensi sumber kesejahteraan sosial, penyuluhan Sosial yang bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial sehingga masyarakat dapat merubah perilaku dan pola pikir sehingga tujuan penyuluhan dapat tercapai. Tabel Capaian Indikator Kinerja Perlindungan dan Jaminan Sosial Indikator Kinerja Jumlah layanan atas perlindungan dan jaminan kesejahteraan masyarakat
2012
2013
2014
2015
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
56 kk
1.114 kk
81 kk
100 kk
99 kk/6 orang
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
529 kk
Sumber Data : Dinas Sosial Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja terhadap indikator kinerja sasaran perlindungan dan jaminan sosial, pada Tahun 2012 adalah sebesar 56 kepala keluarga. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini naik signifikan menjadi 1.114 kepala keluarga. Untuk Tahun 2014 capaian kinerja ini turun jika di bandingkan dengan pencapaian di Tahun 2013 yaitu menjadi 81 kepala keluarga. Pencapaian kinerja di Tahun 2014 ini melampaui target yang telah di tetapkan. Pada tahun 2015, capaian naik bila di bandingkan dengan capaian tahun 2014 yaitu 99 kepala keluarga dan 6 orang yang mendapatkan perlindungan dan jaminan sosial. Target capaian di akhir RPJMD adalah sebesar 529 kepala keluarga. Layanan rehabilitasi terhadap penyandang diabilitas, tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial, korban penyalahgunaan Napza dan LKS. Tujuan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak adalah menyelamatkan dan melindungi anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang produktif. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran kinerja adalah meningkatnya jumlah anak terlantar yang mendapat pelayanan dan perlindngan sosial
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
176
AKUNTABILITAS KINERJA hal ini diwujudkan dengan pelatihan keterampilan melalui Loka Bina Karya (LBK) sebanyak KIKKKKINERJA
30
anak, setelah mengikuti pelatihan mereka memperoleh bantuan stimulan Usaha Ekonomi Produktif, bantuan Program Kesejahteraan Sosial Anak untuk 65 anak, bantuan stimulan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) anak untuk 30 anak. Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas bertujuan agar Penyandang Disabilitas mampu melaksanakan fungsi sosialnya dalam tatanan kehidupan dan penghidupan masyarakat. Salah satu fungsi sosial manusia tidak terkecuali Penyandang Disabilitas adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosialnya. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran indikator kinerja, yaitu meningkatnya jumlah disabilitas yang memperoleh pelayanan sosial. Kegiatan ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan yaitu pelatihan keterampilan penyandang disabilitas di Loka Bina Karya (LBK) bagi 30 orang
setelah mengikuti kegiatan tersebut
penyandang disabiltas diberikan bantuan stimulan Usaha Ekonomi Produktif. Salah satu tujuan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia adalah membangun apresiasi terhadap penduduk lanjut usia untuk menjaga harkat dan martabatnya serta memanfaatkan pengalaman dan keahliannya yang didukung oleh pengembangan budaya yang menjunjung tinggi serta menghormati lanjut usia secara melembaga dan berkesinambungan pada generasi muda dan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran kinerja yaitu meningkatnya jumlah lanjut usia terlantar yang menerima pelayanan sosial
meliputi
bimbingan dan motivasi sosial bagi 50 orang lanjut usia,setelah mendapat bimbingan lanjut usia tersebut mendapat bantuan stimulan usaha ekonomi produktif serta monitoring dan evaluasi pemanfaatan usaha ekonomi produktif dan home care untuk 25 orang. Tujuan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial adalah tercapainya pemulihan harga diri, kepercayaan diri dan tanggungjawab sosial serta kemauan dan kemampuan melaksanakan fungsi sosial secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran kinerja tersebut yaitu meningkatnya jumlah tuna sosial yang memperoleh rehabilitasi sosial meliputi Bimbingan dan Motivasi Sosial bagi tuna sosial bagi 30 orang, pemberian bantuan stimulan usaha ekonomi produktif bagi orang tuna sosial. Selain itu, layanan rehabilitasi juga di tujukan kepada korban penyalahgunaan napza yang bertujuan untuk memberi bimbingan dan motivasi untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik bagi korban penyalahgunaan Napza. Untuk mewujudkan keberhasilan sasaran
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
177
AKUNTABILITAS KINERJA tersebut kegiatan yang dilakukan yaitu bimbingan terhadap 30 Orang korban penyalahgunaan KIKKKKINERJA napza. Selain layanan rehabilitasi terhadap penyandang disabilitas, tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial dan korban penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya, pemerintah juga memberikan perhatian kepada Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi sosial serta meningkatnya semangat pengabdian masyarakat dalam Usaha Kesejahteraan Sosial. Untuk mewujudkan keberhasilan sasaran tersebut kegiatan yang dilakukan bimbingan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) 33 Orang, bantuan sosial Panti Anak yang bermasalah hukum 1 LKS serta bantuan Sosial Kepada 12 LKS. Tabel Capaian Indikator Kinerja Layanan rehabilitasi terhadap penyandang diabilitas, tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial, korban penyalahgunaan Napza dan LKS Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
145 orang
211 orang/9 lembaga
285 orang
293 orang/13 lembaga
Jumlah Layanan rehabilitasi terhadap penyandang diabilitas, 170 0rang tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial, korban penyalahgunaan Napza dan LKS Sumber Data : Dinas Sosial Provinsi Gorontalo
2015
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
1.750 orang
Pencapaian kinerja terhadap indikator kinerja sasaran Layanan rehabilitasi terhadap penyandang diabilitas, tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial, korban penyalahgunaan Narkotika dan zat adiktif lainnya dan Lembaga Kesejahteraan Sosial, pada Tahun 2012 adalah sebesar 170 orang. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini turun menjadi 145 orang atau sebesar 14,71 persen. Untuk Tahun 2014 capaian kinerja ini naik jika di bandingkan dengan pencapaian di Tahun 2013 yaitu menjadi 211 orang dan 9 lembaga. Pada tahun 2015 capaian sebesar 293 orang dan 13 lembaga yang memperoleh layanan rehabilitasi dari target yang di tetapkan sebesar 285 orang. Dari hasil capaian di tahun 2015 ini, dapat dilihat bahwa capaian melebihi target. Itu berarti terdapat efisiensi sumber daya yang di gunakan dalam mencapai sasaran ini. Target terlampaui sebesar 8 orang dan 13 lembaga. Target RPJMD untuk pencapaian sasaran ini sebesar 1.750 orang.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
178
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA
Tujuan 6
Sasaran 2
Meningkatkan peran serta Peningkatan Kesejahteraan Sosial masyarakat dalam pembangunan Masyarakat Khususnya Penyandang kesejahteraan sosial Masalah Kesejahteraan Sosial Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut : Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesejahteraan sosial
Indikator Kinerja
1 Jumlah cakupan layanan dan pembinaan terhadap pilar-pilar kesejahteraan sosial
Target
Realisasi
2
3
20 lembaga/64 orang
41 lembaga/77 orang
Capaian (%)
KATEGORI
4
5
150 %
SANGAT BAIK
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran pada tabel, dapat di ketahui bahwa indikator kinerja meningkatnya layanan dan pembinaan terhadap pilar-pilar kesejahteraan sosial di Provinsi Gorontalo tergolong Sangat Baik. Hal ini dapat di lihat dari hasil pengukuran kinerja terhadap indikator sasaran, terealisasi melebihi 150 persen. Kesejahteraan Sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, materiil, maupun spirituil, yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila‖. Berdasarkan definisi tersebut terlihat bahwa kesejateraan sosial merupakan sebuah tatanan masyarakat. Tatanan masyarakat dikatakan kondusif jika masyarakat merasakan
adanya
keterjaminan
keselamatan
dan
ketentraman
yang
memungkinkan
masyarakat dapat meneuhi kebutuhan hidupnya (UU No.6 tahun 1974, dinyatakan tidak berlaku lagi, sejak ditetapkannya UU No. 11 Tahun 2011 Tentang Kesejahteraan Sosial).
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
179
Kesejahteraan
AKUNTABILITAS KINERJA sosial KIKKKKINERJA dapat tercapai jika ada institusi yang akan berupaya
untuk
mencapai tujuan tersebut. Ada tiga pendekatan dalam mengidentikasi kesejahteraan sosial dengan menggunakan institusi, yaitu : 1.
Kegiatan philantropis, yang mendasarkan kegiatan dalam mencapai kesejahteraan sosial dengan menggantungkan diri pada donasi yang diberikan. Pencapaian kesejahteraan sosial dilakukan dengan mencoba mengalihkan sebagian materi dan pelayanan yang dimiliki oleh seseorang kepada orang lain.
2.
Pekerjaan sosial yang merupakan tenaga-tenaga professional yang digunakan untuk mencapai tujuan kesejahteraan sosial. Pekerjaan sosial dalam usaha untuk mencapai tujuan kesejahteraan sosial bekerja dengan individu, kelompok dan komunitas. Pekerjaan sosial membuat kegiatan yang bersifat amal menjadi lebih sistematis
3.
Pendekatan administrasi sosial yang dikenal dengan pelayanan sosial atau pendekatan kebijakan sosial. pemerintah merupakan pihak yang bertanggung jawab untuk menciptakan kesejahteraan sosial kepada seluruh masyarakat. Hubungan Pembangunan Sosial dengan Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan sosial dapat
didefinisikan sebagai suatu keadaan. Berdasarkan definisi ini kesejahteraan sosial merupakan tujuan untuk mencapai suatu keadaan yang dianggap sejahtera baik itu secara ekonomi, psikologis, maupun sosial. Di sisi lain pembangunan sosial oleh Edi Suharto secara sempit dapat disamakan dengan pembangunan kesejahteraan sosial. Berdasarkan pendapat Edi Suharto tersebut bahwa pembangunan kesejahteraan sosial berorientasi untuk memenuhi kebutuhan dasar (tujuan) dari kelompok yang kurang beruntung melalui kegiatan-kegiatan pemberdayaan ekonomi dan sosial psikologis. Dengan demikian pembangunan sosial secara sempit diarahkan untuk mencapai keadaan yang sejahtera, terpenuhi semua kebutuhan hidup. Hubungan yang erat antara pembangunan sosial dan kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan menjadikan keduanya tidak akan terlepas dari pembangunan ekonomi. Kolaborasi antara pembangunan sosial (dalam hal ini sebagai pembangunan kesejahteraan sosial) dengan pembangunan ekonomi akan memperlihatkan sebuah negara apakah termasuk negara sejahtera atau negara tidak sejahtera. Kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan menunjukkan terpenuhinya kebutuhan dasar baik itu kebutuhan secara ekonomi, sosial, maupun sosial. Dengan demikian kesejahteraan sosial merupakan tujuan yang harus dicapai oleh setiap masyarakat. Pencapaian tujuan kesejahteraan sosial diperlukan adanya upaya dari pemerintah untuk mencapai tujuan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
180
AKUNTABILITAS KINERJA tersebut. Upaya pemerintah KIKKKKINERJA tersebut adalah dengan pembangunan sosial. Pembangunan sosial merupakan wahana untuk mencapai kesejahteraan sosial. Tujuan Peningkatan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Masyarakat untuk meningkatnya capaian layanan dan pembinaan terhadap
pilar-pilar
kesejahteraan
sosial.
Tujuan
peningkatan
Pemberdayaan
Tenaga
Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) untuk mengidentifikasi, inventarisasi dan pendataan terhadap Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) khususnya di wilayah Kecamatan. Tujuan
peningkatan
kelembagaan,
kesejahteraan
sosial
masyarakat
untuk
mengoptimalkan tugas-tugas pendampingan di lapangan dalam penanganan PMKS bantuan pengembangan kapasitas Karang Taruna 6 Karang Taruna, dan prasarana orsos 12 Orsos/LKS. Kegiatan ini dapat dilaksanakan 100 % sesuai dengan yang telah direncanakan. Secara ringkas seluruh capaian kinerja tersebut di atas, telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kami untuk lebih meningkatkan kinerja di masa-masa mendatang. Oleh sebab itu, sesuai dengan hasil analisis kami atas capaian kinerja 2015
kami merumuskan beberapa langkah
penting sebagai strategi pemecahan masalah yang akan dijadikan masukan atau sebagai bahan pertimbangan untuk merumuskan Rencana Kinerja Tahun 2016, yaitu sebagai berikut: 1.
Tetap konsisten untuk melakukan koordinasi yang baik diantara unit-unit kerja terkait yang berada dalam lingkungan organisasi Dinas Sosial, instansi pemerintah maupun pihak-pihak terkait lainnya dalam merumuskan kebijakan dibidang kesejahteraan sosial
2.
Mengoptimalkan pengelolaan program dan kegiatan yang diikuti dengan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber-sumber daya dan dana untuk mewujudkan tujuan dan sasaran-sasaran stratejik yang ditetapkan. Hal ini secara khusus akan difokuskan pada sasaran-sasaran stratejik yang capaian kinerjanya masih berada di bawah target yang ditetapkan.
3.
Secara khusus, berkaitan dengan perumusan Renja 2015 sebagai bentuk penegasan dari Renstra 2012 – 2017, akan dilakukan penelitian yang mendalam atas ketepatan kuantitas target dari indikator kinerja.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
181
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA
Tabel Capaian Indikator Kinerja layanan dan pembinaan terhadap pilar-pilar kesejahteraan sosial Indikator Kinerja Meningkatnya cakupan layanan dan pembinaan terhadap pilar-pilar kesejahteraan sosial
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
64 orang
14 lembaga/ 64 orang
20 lembaga/ 46 orang
20 lembaga / 64 orang
41 lembaga/ 77 orang
97 lembaga/70 orang
2015
Sumber Data : Dinas Sosial Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja terhadap indikator kinerja sasaran layanan dan pembinaan terhadap pilar-pilar kesejahteraan sosial, pada Tahun 2012 adalah sebesar 64 orang. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini 14 lembada dan 64 orang yang memperoleh layanan dan binaan. Untuk Tahun 2014 capaian kinerja ini naik jika di bandingkan dengan pencapaian di Tahun 2013 yaitu menjadi 20 lembaga dan 66 orang dan capaian kinerja ini melampaui target yang telah di tetapkan sebesar 15 lembaga dan 64 orang. Pada tahun 2015 capaian sebesar 41 lembaga dan 77 orang dari target yang ditetapakn sebesar 20 lembaga dan 64 orang. Dari hasil capaian tersebut dapat di ketahui bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya dimana capaian melampaui target. Target RPJMD dari sasaran indikator ini adalah sebesar 97 lembaga dan 70 orang.
7. Tujuan Memelihara Keragaman Agama dan Budaya. Tujuan Memelihara Keragaman Agama dan Budaya dijabarkan dalam 2 (dua) Sasaran Strategis Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan 6 (enam) indikator kinerja yang akan di jelaskan sebagai berikut : Tujuan 7
Sasaran 1
Peningkatan kesejahteraan dan pelayanan serta pembinaan pengembangan nilai-nilai Memelihara Keragaman agama, adat dan budaya serta peran Agama dan Budaya pemuda dalam pembangunan Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut :
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
182
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan kesejahteraan dan pelayanan serta pembinaan pengembangan nilai-nilai agama, adat dan budaya serta peran pemuda dalam pembangunan
Capaian (%)
KATEGORI
4
5
100 orang
100 %
BAIK
29 organisasi
29 organisasi
100 %
BAIK
90 %
90 %
100 %
BAIK
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
1
2
3
100 orang
Jumlah Anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang memperoleh penguatan fungsi Jumlah organisasi pemuda yang dibina Persentase potensi dapat diantisipasi
konflik
yang
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel diatas, dapat di simpulkan bahwa pencapaian kinerja pengembangan nilai-nilai agama, adat dan budaya serta peran pemuda dalam pembangunan di Provinsi Gorontalo tergolong Baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran terhadap 3 (tiga) indikator kinerja sasaran, keduanya dalam kategori Baik atau capaian 100 persen sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Jumlah Anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang memperoleh penguatan fungsi Forum Kerukunan Umat Beragama adalah Forum yang dibentuk berdasarkan pada amanat Peraturan bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9/8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan FKUB dan Pendirian rumah ibadat. Program yang dilaksanakan dalam mendukung tercapainya target indikator kinerja ini adalah Program Peningkatan Ketahanan Sosial dan Budaya Masyarakat pada kegiatan Koordinasi dan Pemantapan FKUB di daerah dengan sasaran masyarakat yang di laksanakan secara bertahap dari tahun ke tahun.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
183
AKUNTABILITAS KINERJA Capaian indikator ini di dukung pula oleh peran serta masyarakat dalam mengikuti setiap KIKKKKINERJA kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan ketahanan sosial dan ketahanan budaya dalam hal ini mengantisipasi adanya aksi-aksi kekerasan premanisme dan aliran sesat yang bernuansa SARA yang bisa menimbulkan potensi konflik. Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat bisa mempunyai pemahaman dan ketahanan
terhadap
aksi-aksi
kekerasan dan aliran sesat. Selanjutnya, sasaran
ini
pencapaian
didukung
kegiatan-kegiatan
pula
terkait
oleh
dengan
peningkatan stabilitas keamanan di daerah seperti pelaksanaan kegiatan dalam rangka mengantisipasi gejolak sosial yang bisa timbul akibat dari kebijakan-kebijakan pemerintah dibidang ekonomi antara lain kebijakan-kebijakan yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat seperti kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan tarif dasar listrik. Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah seringkali menimbulkan gejolak dimasyarakat yang bisa berimbas pada stabilitas daerah termasuk juga meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ketahanan ekonomi dalam menunjang stabilitas daerah dengan di lakukannya pemantauan terhadap stabilitas harga-harga kebutuhan pokok dan ketersediaan kebutuhan pokok dimasyarakat dalam menjaga ketahanan ekonomi masyarakat di Provinsi Gorontalo. Rapat Koordinasi Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pencegahan aksi-aksi kekerasan, premanisme dan aliran sesat. Kegiatan ini rutin dilaksanakan sesuai dengan amanat Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman pelaksanaan tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan FKUB dan pendirian rumah ibadat. Rapat Koordinasi FKUB ditujukan untuk pencegahan dini terhadap aksi-aksi kekerasan, premanisme dan aliran sesat. Selain pelaksanaan Rakor FKUB dan sosialisasi juga dilaksanakan pemantauan terhadap aliran sesat dan pelaksanaan hari-hari besar keagamaan.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
184
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Tabel Capaian Indikator Kinerja Penguatan Kerukunan Umat Beragama Indikator Kinerja Jumlah Anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang memperoleh penguatan fungsi
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
100 org
100 org
100 org
100 org
100 orang
675 orang
2015
Sumber Data : Badan Kesbangpol Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja Kerukunan Umat Beragama melalui pelaksanaan Forum Kerukunan Umat Beragam dengan sasaran adalah kepada masyarakat, pada Tahun 2012 adalah sebesar 100 orang. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini 100 orang. Untuk Tahun 2014 capaian kinerja sebesar 100 orang dari target yang di tetapkan sebesar 100 orang. Capaian di Tahun 2014 ini sesuai dengan target yang telah di tetapkan. Pada tahun 2015, target yang di tetapkan adalah 100 orang dan tercapai 100 persen. Untuk target RPJMD di tetapkan sebesar 675 orang. Itu berarti bahwa masih 275 orang lagi yang harus di realisasikan. Jumlah Organisasi Pemuda yang dibina Dalam menunjang capaian kinerja bidang kepemudaan, Pemerintah Provinsi Gorontalo telah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mendukung peran pemuda dalam pembangunan yaitu Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kepemimpinan untuk pemuda, Peringatan Hari-hari Besar Keagamaan dan Kenegaraan dengan melibatkan peran pemuda, Pertukaran Pemuda antar Provinsi dan Pertukaran Pemuda antar Negara, Jambore Pemuda Indonesia dan melibatkan pemuda dalam Kapal Pemuda Nusantara. Capaian kinerja Bidang Pemuda Tahun 2015 merupakan salah satu program penting Provinsi Gorontalo. Program ini dilaksanakan untuk mendukung sasaran Program Pembinaan dan Peningkatan Prestasi Pemuda. Kegiatannya adalah Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kepemimpinan yang sasaran kelompok kegiatan adalah [1] Pendidikan dan Pelatihan PASKIBRAKA sebanyak 70 orang; [2] Peringatan hari Sumpah Pemuda sebanyak 100 orang; [3] Diklat Kepemimpinan Pemuda dan Pelajar sebanyak 53 orang. Kegiatan Pembinaan Organisasi Pemuda sasaran kelompok kegiatan adalah Kelompok Usaha Pemuda Produktif (KUPP) sebanyak 25 Kelompok. Kegiatan Pertukaran Pemuda antar Provinsi dan Negara sararannya adalah Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) sebanyak 4 orang, Jambore
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
185
Pemuda Indonesia
AKUNTABILITAS KINERJA sebanyak 46 orang yaitu Pemuda yang menguasai keterampilan KIKKKKINERJA
seni
budaya, Pemuda yang tangguh, disiplin, terampil, berjiwa enterpreneur, berwawasan nasional dan internasionaldan Kapal Pemuda Nusantara (KPN) sebanyak 4 orang yaitu Pemuda-Pemuda Gorontalo yang berprestasi dibidang kepemudaan. Olehnya, jumlah organisasi pemuda, tetap di barengi dengan peningkatan peran pemuda dalam mengawal dan berperan serta dalam pembangunan di Provinsi Gorontalo. Tabel Capaian Indikator Kinerja Organisasi Pemuda Indikator Kinerja
Jumlah Organisasi Pemuda yang dibina
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
26
27
29
29
29
31
2015
Sumber Data : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo
Pencapaian kinerja jumlah Organisasi Pemuda pada Tahun 2012 adalah sebesar 26 organisasi pemuda. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini naik menjadi 27 organisasi pemuda. Untuk Tahun 2014 capaian
kinerja juga naik menjadi 29
organisasi pemuda dari target yang di tetapkan sebesar 28 organisasi pemuda. Capaian di Tahun 2014 ini melampaui target yang telah di tetapkan hingga mencapai 103 persen. Pada tahun 2015, organisasi pemuda tercapai sebagimana target yang telah di tetapkan sebesar 29 organisasi pemuda. Capaian pada akhir periode RPJMD adalah 31 organisasi pemuda. Persentase potensi konflik yang dapat diantisipasi Masyarakat adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi. Dalam interaksinya, manusia sering dihadapkan pada situasi konflik (pertentangan / pertikaian). Munculnya konflik sosial tidak terjadi dengan sendirinya dan tidak sesederhana yang bisa di bayangkan. Banyak faktor yang dapat dikaji mengapa konflik tersebut muncul dipermukaan. Pada umumnya konflik merupakan suatu gejala sosial yang sering muncul dalam kehidupan bermasyarakat. Memahami konflik dengan cara memahami bahwa masyarakat memiliki perspektif atau pandangan yang berbeda tentang hidup dan maslahnya, individu masing-masing punya sejarah dan karakter yang unik, individu dilahirkan sebagai laki-laki atau perempuan, individu dilahirkan dalam suatu cara hidup yang berbeda, individu masing-masing memiliki nilai-nilai yang memandu perilaku dan pikiran serta manusia diciptakan dengan banyak perbedaan.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
186
AKUNTABILITAS KINERJA Penyebab konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan-perbedaan sosial diantara individu KIKKKKINERJA yang terlibat dalam suatu interaksi sosial yang secara umum dapat di identifikasi sebagai berikut : 1. Perbedaan Individu; 2. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan; 3. Perbedaan Kepentingan; 4. Perubahan Sosial. Konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan individu atau masyarakat dengan kenyataan sosial yang timbul akibat perubahan itu. Misalnya, pada masyarakat
pedesaan
yang
mengalami
proses
industrialisasi
yang
mendadak
akan
memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang telah ada. Provinsi Gorontalo yang masyarakatnya majemuk, tak lepas dari berbagai potensi konflik tersebut, baik karena faktor perbedaan individu, perbedaan latar belakang kebudayaan, perbedaan kepentingan dan karena perubahan sosial. Dalam mengantisipasi potensi konflik yang timbul, pemerintah mengambil langkah-langkah antisipasi sehingga potensi konflik yang muncul tidak akan menjadi konflik yang mengganggu keamanan dan ketertiban yang berakibat menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Langkah-langkah antisipasi potensi konflik tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut : Menindak lanjuti Surat Menteri Dalam Negeri RI Nomor : 220/3957.DIII tanggal 30 November 2012 perihal Penjelasan Syatus Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) dan Kawat Dirjend KebangPol Nomor : 220/1091.DIII perihal Munculnya Organisasi Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR), tanggal 18 Desember 2014 Pemerintah Provinsi Gorontalo
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
187
melaksanakan Rapat
AKUNTABILITAS KINERJA Pembahasan Keberadaan Organisasi Gerakan Fajar Nusantara KIKKKKINERJA
(GAFATAR) termasuk upaya pencegahan semua kegiatan GAFATAR di Provinsi Gorontalo dihadiri oleh stakeholder terkait baik tingkat Provinsi dan dan Kabupaten/Kota. Terkait hal-hal tersebut diatas serta mencermati pergerakan Organisasi GAFATAR di Provinsi Gorontalo pada bulan Januari 2015 telah dilakukan langkah-langkah strategis dalam mengantisipasi pergerakan organisasi Gerakan Fajar Nusantra ― GAFATAR‖ : a)
Pemantaun Anggota GAFATAR yang dari Kabupaten Bone Bolango berpindah ke Desa Ombulodata;
b) Pemantauan Gerakan Organisasi ―GAFATAR‖ di Desa Ombulodata; c)
Pemantauan Gerakan Aksi Masa ―GAFATAR‖ di Kantor Bupati Kabupaten Gorontalo.
Antisipasi Gerakan Radikalisme Untuk menjaga Stabilitas Daerah, khusunya dari gerakan Radikalisme tak terkecuali Gerakan ISIS, pada tanggal 1 dan 2 Mei 2015 dilakukan dilakukan operasi Yustisia di Pelabuhan Penyebrangan Kota Gorontalo dan Lokasi Tempat Kost-Kosan yang dipimpin langsung oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Gorontalo, dibantu oleh pihak POLRI, TNI, SATPOL dan Unsur Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Gorontalo dan Kota Gorontalo. Antisipasi Potensi Konflik Politik Pada tahun 2015 terdapat pelaksanan tahapan Pemilihan Kepala Derah di 3 (tiga) Kabupaten Yakni ; Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Bone Bolango. Dari pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah 3 (tiga) Kabupaten tersebut pada dasarnya berjalan sesuai tahapan yang ada, namun khusus di Kabupaten Bone Bolango pada proses pelaksanaan tahapan tepatnya pada Hari Kamis Tanggal 20 Agustus 2015 terjadi gerakan masa aksi ke Penyelengara dalam hal ini PANWAS Kabupateb Bone Bolango oleh Aliansi Penyelamat Demokrasi, yang potensi terjadinya konflik di tengah-tengah masyarakat serta berpeluang menggangu stabilitas daerah. Tabel Capaian Indikator Kinerja Potensi Konflik yang diantisipasi Indikator Kinerja
Persentase Potensi Konflik yang dapat diantisipasi
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
-
-
85 %
90 %
90 %
95 %
2015
Sumber Data : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Gorontalo
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
188
AKUNTABILITAS KINERJA Pencapaian kinerja Potensi Konflik yang dapat diantisipasi pada Tahun 2012 dan 2013 KIKKKKINERJA belum terdapat realisasi capaian. Hal ini disebabkan baru di tetapkannya perubahan rencana strategis yang disesuaikan dengan perubahan situasi dan kondisi yang mengakibatkan perubahan pula pada indikator kinerja sasaran. Capaian kinerja pada Tahun 2014 terhadap antisipasi potensi konflik sebesar 85 persen. Untuk tahun 2015, capaian kinerja indikator sasaran ini tercapai 90 persen sebagimana target yang telah di tetapkan sebesar 90 persen potensi konflik yang dapat diantisipasi. Capaian pada akhir periode RPJMD adalah 95 persen potensi konflik yang dapat diantisipasi.
Tujuan 7
Sasaran 2
Meningkatnya Pelestarian Budaya Memelihara Keragaman Agama dan Daerah Budaya Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Pelestarian Budaya Daerah
Capaian (%)
KATEGORI
4
5
3 kali
100 %
BAIK
5 kali
35 kali
700 %
SANGAT BAIK
32 jenis
32 jenis
100 %
BAIK
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
1
2
3
Jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya tingkat Nasional dan Internasional
3 kali
Jumlah pelaksanaan pagelaran budaya Pelestarian Benda Purbakala /Cagar Budaya
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
189
Berdasarkan hasil
AKUNTABILITAS KINERJA pengukuran sasaran sebagaimana pada tabel, dapat disimpulkan KIKKKKINERJA
bahwa pencapaian kinerja Pelestarian Budaya Daerah di Provinsi Gorontalo tergolong Baik. Hal ini dapat di lihat dari hasil pengukuran terhadap 3 (tiga) indikator kinerja sasaran, terdapat 1 (satu) indikator kinerja melebihi dari target yang di tetapkan dan 2 (dua) indikator kinerja pencapaiannya sama dengan target yang telah di petapkan atau dalam kategori Baik. Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya tingkat Nasional/Internasional Gorontalo sebagai salah satu suku yang ada di Pulau Sulawesi memiliki aneka ragam kesenian daerah baik tari, lagu, rumah adat, dan pakaian adat. Pemerintah Provinsi Gorontalo berkomitmen penuh terhadap pelestarian seni dan budaya peninggalan
leluhur
Daerah
Gorontalo.
Provinsi Gorontalo yang di juluki Serambi Madinah dengan menjunjung adat Gorontalo tentu sangat mengedepankan budaya lokal dalam setiap penyelenggaraan pembangunan di daerah. Olehnya, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian seni dan budaya
banyak
pemerintah.
mendapat
Kegiatan
perhatian
tersebut
yaitu
Pelestarian dan aktualisasi Adat Budaya Daerah dan Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Daerah Gorontalo. Gorontalo memiliki Tari dana-dana yang merupakan tari pergaulan remaja gorontalo. Tarian ini dilakukan oleh 2 samapi 4 orang laki-laki. Tarian ini diiringi oleh alat musik gambus dan rebana serta lagu berisi pantun yang bertema percintaan atau nasehat-nasehat yang bertemakan kehidupan remaja. Tarian danadana memang menggambarkan sosok remaja yang energik dengan gairah hidup yang besar, kehidupan dunia remaja dan keakraban pergaulan remaja. Olehnya, guna melestarikan seni dan budaya tersebut maka di selenggarakan festifal seni dan budaya sebagai capaian kinerja ini. Yang paling fenominal adalah penyelenggaraan Festifal Karawo yang di selenggarakan setiap tahun.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
190
Selanjutnya capaian
AKUNTABILITAS KINERJA kinerjaKIKKKKINERJA ini di dukung pula oleh Program Promosi Keragaman Budaya Gorontalo adalah
sasaran
kelompok
Pengembangan
Kebudayaan
Daerah
Pengembangan
Rintisan
kegiatan
Kesenian
dan
Gorontalo
dan
Taman
Budaya
Daerah. Adapun
kegiatan-kegiatan
yang
menunjang program ini antara lain adalah : a. Pemeliharaan Sejarah dan Cagar Budaya Gorontalo. b. Pengembangan Nilai – nilai Budaya. c. Penyediaan Sarana dan Prasarana Kebudayaan. d. Promosi
Keragaman
Budaya
Gorontalo. Prestasi yang diraih oleh Bidang Kebudayaan Tahun 2015
Bidang Kesenian (Inovasi Group) Bali International Choir Competition di Bali Medali Emas (Gold Medal) - Bali International Choir Competition (Kategori Folklore/Lagu Daerah atau Nyanyian Rakyat) Grand Championsship (Juara para Juara) - Bali International Choir Competition ( Semua Kategori) Tabel Capaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya tingkat Nasional/Internasional
Indikator Kinerja Jumlah penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya tingkat Nasional/Internasion al
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
2
3
3
3
3
15
2015
Sumber Data : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
191
AKUNTABILITAS KINERJA Pencapaian kinerja penyelenggaraan seni dan budaya pada Tahun 2012 adalah 2 kali KIKKKKINERJA penyelenggaraan festival. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini meningkat menjadi 3 kali festival. Untuk Tahun 2014 capaian kinerja juga masih sama dengan target yang di tetapkan sebesar 3 kali penyelenggaraan festival. Pada tahun 2015, jumlah festival seni dan budaya di capai 3 kali festival. Capaian ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Capaian kinerja yang di harapkan pada akhir periode RPJMD adalah 15 penyelenggaraan seni dan budaya. Jumlah Pagelaran Budaya Budaya dalam suatu masyarakat etnis tertentu merupakan akal budi, pikiran manusia, cipta karsa, dan hasil karya yang diciptakan oleh kelompok masyarakat etnis tersebut. Dengan adanya budaya, masyarakat dapat menetukan hukum-hukum yang berlaku di suatu kelompok yang merupakan nilai moral suatu entnis tertentu yang akhirnya menjadi kebiasaan-kebiasaan entis atau suku tertentu, termasuk juga budaya adat istiadat daerah Gorontalo. Namun membahas tentang budaya atau kebiasaan-kebiasaan hidup masyarakat daerah Gorontalo saat ini tentu telah ada banyak perubahan dan pergeseran mengikuti
perkembangan
jaman,
dibandingkan pada jaman dahulu dimana masih
masing-masing
individu
mempertahankan
nilai-nilai
leluhur
yang
berlaku
didalam
masyarakat. Namun demikian saat ini masih
ada
kebiasaan-kebiasaan
hidup dalam masyarakat yang terus dipelihara dan masih berlaku dalam kehidupan tentang
sehari-hari, adat
termasuk
perkawinan
dan
kesenian Derah Gorontalo. Pagelaran budaya yang di selenggarakan adalah dalam rangka meningkatkan rasa cinta dan rasa memiliki terhadap budaya daerah sendiri. Dalam rangka memperkenalkan budaya daerah Gorontalo, Pemerintah Provinsi Gorontalo melaksanakan Pelestarian dan aktualisasi Adat Budaya Daerah, dengan sasaran para siswa SMP/MTs dan SMA/MA/SMK di Provinsi Gorontalo dengan hasil kegiatan yang diharapkan adalah terbinanya
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
192
AKUNTABILITAS KINERJA para remaja untuk memahami nilai-nilai sastra yang tertuang dalam ajaran agama, kegiatan ini KIKKKKINERJA juga dilaksanakan untuk Pelatihan Upacara Adat Gorontalo, Karya Cetak/Rekam Sastra Lisan Gorontalo, dan Identifikasi Nilai-Nilai Budaya Gorontalo, siswa-siswi SMP dan SMA yang di harapkan mampu memahami dan mencintai pelestarian adat budaya daerah Gorontalo sejak dini. Pagelaran budaya yang di selenggarakan merupakan salah satu bentuk pelestarian budaya Gorontalo yang sampai saat ini terus di laksanakan oleh Pemerintah bersama-sama masyarakat. Budaya Gorontalo yang masih lestari antara lain adalah tahapan pada pernikahan adat yang di mulai dari Mopoloduwo Rahasia, Tolobalango, Depito Dutu, Mopotilandahu, Tari Saronde, Akad Nikah. Budaya Gorontalo lainnya adalah Tujuh bulanan atau dalam bahasa Gorontalo Tondhalo, Aqiqah, Khitanan dan Beat, Sapaan Atau Toli,
Tumbilotohe,
Meriam
Bambu (dalam bahasa Gorontalo Bunggo) dan Walima. Dewasa ini kita telah menghadapi masa globalisasi yang hubungan manusianya tiada batas antar satu benua dengan banua lain. Keberadaan budaya Gorontalo dimasa sekarang ini sudah mengalami banyak perubahan yang sangat signifikan · Kurangnya pengetahuan akan adat budaya daerah Gorontalo · Kurangnya pengetahuan akan tarian adat · Kurangnya pengetahuan pembelajaran tentang adat budaya gorontalo · Pergaulan kaum muda mudi yang sudah tergerus oleh jaman atau berprilaku hidup modern. Faktor-faktor tersebut diatas yang membuat memudarnya kebudayaan Gorontalo. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Gorontalo berkomitmen dalam pelestarian budaya daerah agar tetap lestari, karena budaya itulah yang menjadi warisan leluhur nenek moyang suku Gorontalo. Pencapaian sasaran ini di dukung pula oleh program Pengembangan Rintisan Taman Budaya Daerah sebagai wadah atau sarana seniman dan budayawan yang melestarikan budaya daerah Gorontalo. Tabel Capaian Indikator Kinerja Pagelaran Budaya Indikator Kinerja
Jumlah Pagelaran Budaya
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
3
5
35
5
35
25
2015
Sumber Data : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
193
AKUNTABILITAS KINERJA Pencapaian kinerja pagelaran budaya yang merupakan salah satu sarana pelestarian KIKKKKINERJA budaya Gorontalo pada Tahun 2012 adalah 3 kali pagelaran budaya. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini meningkat menjadi 5 kali pagelaran. Untuk Tahun 2014 capaian kinerja naik menjadi 35 kali pagelaran budaya dengan target yang di tetapkan sebesar 5 kali pagelaran budaya. Capaian kinerja di Tahun 2014 ini naik hingga 700 persen, hal ini di sebabkan karena meningkatnya jumlah pagelaran budaya baik tingkat Daerah Provinsi, Nasional dan Internasional. Pada tahun 2015 capaian kinerja ini sebesar 35 kali penyelenggaraan pagelaran budaya. Tingginya capaian ini di sebabkan banyaknya pagelaran budaya yang di selenggarakan di tahun 2015. Dari capaian terhadapa ssaran ini dapat di simpulkan baha terdapat penggunaan sumber daya yang efisien. Sehingga mampu menyelenggarakan pagelaran yang melampaui target yang telah di tetapkan. Capaian yang di harapkan pada akhir periode RPJMD adalah 25 pagelaran budaya. Pelestarian Benda Purbakala /Cagar Budaya Provinsi Gorontalo adalah provinsi yang ada di pulau Sulawesi yang penuh dengan peninggalan sejarah dan purbakala. Peninggalan sejarah tersebut sangat berpotensi untuk pengembangan IPTEK dan penelitian Arkeologi, sebab Gorontalo memiliki bukti peninggalan sejarah dan kepurbakalaan mulai dari zaman prasejarah, zaman Hindu/Budha (klasik), zaman Islam sampai zaman Kolonial. Benda-benda peninggalan sejarah dan purbakala merupakan Benda Cagar Budaya (BCB) yang perlu dilindungi dan dilestarikan karena salah satu kekayaan budaya nasional serta menjadi corak khusus Provinsi Gorontalo yang dikenal tidak hanya sebagai daerah kelapa saja tetapi juga kota wisata, religi, dan kota cagar budaya. Beberapa benda dan cagar budaya yang sudah dijaga dan dilestarikan adalah Benteng Otanaha, Benteng Oranye, Makam ju panggola, Makam ta ilayabe, kuburan duhela pitulolango, Makam Raja Blongkod, ruamh tua di bone bolango. Benda purbakala yang sudah dilestarikan seperti didingga, isiriki mulolo dan lain. Dari target 22 benda purbakala yang dilestarikan pada tahun 2015, target capaian mencapai 22 jenis benda purbakala dan cagar budaya dengan capaian sebesar 100% pada tahun 2015.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
194
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Gambar 3.7 Beberapa cagar budaya yang dipelihara dan dilestarikan
Benteng Otanaha Di Kota Gorontalo
8. Tujuan Meningkatkan Peran Perempuan dan Kualitas Hidup Anak Tujuan Meningkatkan Peran Perempuan dan Kualitas Hudup Anak dijabarkan dalam 2 (dua) Sasaran Strategis Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan 5 (lima) indikator kinerja yaitu sebagai berikut:
Tujuan 8
Sasaran 1
Meningkatnya Nilai Indikator Kualitas Meningkatkan Peran Perempuan Hidup Perempuan dan Kualitas Hidup Anak
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
195
AKUNTABILITAS KINERJA Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan KIKKKKINERJA dalam tabel sebagai berikut : Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Nilai Indikator Kualitas Hidup Perempuan
Indikator Kinerja
1
Target
Realisasi
4
5
44,66 %
108 %
SANGAT BAIK
75 %
57 %
76 %
BAIK
Indeks Pembangunan Gender
65,10
85,09
123 %
SANGAT BAIK
Indeks Pemberdayaan Gender
58,08
67,36
116 %
SANGAT BAIK
Penganggaran gender
yang
angkatan responsive
3
KATEGORI
41,20 %
Persentase partisipasi kerja perempuan
2
Capaian (%)
Berdasarkan hasil pencapaian kinerja sasaran berdasarkan tabel, dapat di lihat bahwa dari target capaian kinerja Kualitas Hidup Perempuan di Provinsi Gorontalo tergolong Sangat Baik. Hal ini dapat dilihat dari 4 (empat) indikator sasaran, terdapat 3 (tiga) indikator sasaran dengan kategori Sangat Baik dimana capaiannya melebihi target dan 1 (satu) indikator dengan capaian Baik. Persentase partisipasi angkatan kerja perempuan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah proporsi penduduk usia kerja yang sudah bekerja atau masih mencari pekerjaan terhadap penduduk usia kerja yaitu 15 tahun ke atas. TPAK dapat menjadi indikator sejauh mana keberhasilan pemerintah dalam memberikan ruang bagi partisipasi kesetaraan gender dan peluang kerja bagi perempuan khususnya pendidikan dan pekerjaan di sektor formal. Selain itu, dapat terlihat pula seberapa besar motivasi perempuan untuk bekerja baik di desa maupun di kota. Secara hukum, perempuan dapat berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan nasional, bahkan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam menikmati hasil pembangunan. Namun, kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari di temukan banyak kendala dan ketidak pastian dalam pencapaian kesetaraan gender tersebut. Peran perempuan dalam berbagai sektor publik kemasyarakatan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
196
AKUNTABILITAS KINERJA masih banyak terhambat olehKIKKKKINERJA alasan sosial budaya, tradisi adat istiadat dan tata nilai yang telah melembaga di masyarakat itu sendiri. Keterwakilan perempuan dan laki-laki dalam semua sektor pembangunan belum mencapai titik sasaran yang diharapakan baik itu di tingkat nasional maupun daerah. Namun demikian banyak organisasi-organisasi baik internasional, nasional maupun lokal berusaha untuk
membantu
mewujudkan
pemerintah
dalam
pembangunan
yang
berwawasan Gender. Seperti halnya di provinsi
Gorontalo,
memasukkan berwawasan
pemerintah
pembangunan Gender
dalam
telah yang
Rencana
Jangka Panjang Menengah Daerah tahun 2012 – 2017. Partisipasi
perempuan
dalam
kehidupan saat ini di Provinsi Gorontalo dapat terlihat di segala bidang, baik politik dan lembaga legislative, lembaga eksekitif dan
lembaga
yudikatif,
swasta
serta
organisasi kemasyarakatan. Pada Tahun 2014, Dari total 210 anggota parlemen di provinsi Gorontalo, perempuan hanya berjumlah 32 orang atau sebesar 15,24 persen saja. Selain
sebagai
politisi
di
lembga
legislative,
dalam
kehidupan
sosial
dan
kemasyarakatan, perempuan juga ikut berperan serta dalam bidang eksekutif atau pemerintahan seperti sebagai pegawai negeri sipil. Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Provinsi Gorontalo antara perempuan dan laki-laki jumlahnya hampir seimbang. Pada tahun 2015, jumlah pegawai perempuan pada Pemerintah Daerah provinsi Gorontalo sebanyak 1.485 orang atau 47,43 persen. Jumlah ini naik jika di bandingkan dengan jumlah pegawai Perempuan di tahun sebelumnya yang sebesar 1.481 orang atau 46,94 persen. Secara
umum
langkah-lankah
yang
perlu dilakukan oleh
pemerintah
sebagai
rekomendasi untuk perbaikan ke depan pada sasaran ini adalah: 1. Memberi akses yang lebih luas kepada perempuan untuk menduduki jabatan yang stretegis baik di lembaga legislatif maupun di eksekutif.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
197
2. Memberi ruang akses
AKUNTABILITAS KINERJA yang lebih luas kapada terhadap peningkatan kapasitas KIKKKKINERJA
baik
pendidikan maupun kesehatan. 3. Meningkatkan partisipasi perempuan dalam pembangunan di provinsi Gorontalo. Tabel Capaian Indikator Kinerja Angkatan Kerja Perempuan Indikator Kinerja
Partisipasi angkatan kerja perempuan
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
45,28%
43,75 %
42,26 %
41,20 %
44,66 %
43 %
2015
Sumber Data : BPS Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja sasaran pada Tahun 2012 sebesar 45,28 persen dan Tahun 2013 target kinerja ini sebesar 43,75 persen. Pada Tahun 2014 capaian kinerja sasaran mencapai 42,26 persen dengan capaian melampaui target yang telah di tetapkan. Hal ini berarti bahwa, partisipasi angkatan kerja perempuan di Tahun 2014 makin membaik tetapi masih di bawah capaian di bandingkan dengan capaian tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2015, capaian sebesar 44,66 persen, capaian naik bila di bandingkan dengan tahun 2014 dari taget yang di tetapkan di tahun 2015 sebesar 41,20 persen. Target kinerja dalam RPJMD untuk pencapaian sasaran ini adalah sebesar 43 persen. Penganggaran yang responsive gender Anggaran Responsif gender bertujuan melahirkan kebijakan anggaran lebih berpihak kepada masyarakat terutama yang lemah, terpinggirkan dan tidak terperhatikan pada akhirnya ini memberikan solusi bagaimana anggaran bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat secara adil. Keberhasilan advokasi anggaran responsif gender menggunakan indikator berupa perubahan
APBD
menjadi
lebih
berpihak
kepada
kepentingan
masyarakat
dan
mengakomodasikan kebutuhan yang berbeda antara berbagai kelompok masyarakat yang tercermin pada program dan besaran anggaran. Berdasarkan pada situasi yang ada, advokasi anggaran responsif gender difokuskan agar strategi pembangunan lebih berorientasi pada pembangunan manusia dan adanya alokasi sumber daya yang adil untuk berbagai kelompok masyarakat. Hal ini dilakukan dengan cara mempengaruhi proses perencanaan dan penganggaran agar partisipatif dan mengakomodir kepentingan praktis dan strategis dari kelompok marjinal, terutama perempuan, laki-laki miskin, dan remaja. Konsep yang dikembangkan bukanlah menginginkan adanya anggaran yang
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
198
terpisah untuk
AKUNTABILITAS KINERJA kelompok-kelompok di atas, namun lebih pada upaya mengintergrasikan KIKKKKINERJA
distribusi sumber daya yang adil dalam setiap tahapan proses penganggaran. Salah satu manfaat dari penganggaran yang responsive gender bagi pemerintah adalah sebagai instrumen pemerintah untuk melaksanakan komitmennya dalam hal gender sebagaimana telah disepakati secara international. Fungsi anggaran selain sebagai fungsi ekonomi juga berfungsi sebagai distribusi pemerataan. Melalui penganggaran yang responsif gender dapat diketahui sejauh mana dampak dari alokasi anggaran yang telah ditempuh pemerintah berpengaruh terhadap kesetaraan gender. Gap/kesenjangan pelaksanaan prioritas pembangunan dapat dikurangi bahkan dihilangkan karena telah responsif terhadap kebutuhan gender (laki-laki maupun perempuan). Memberikan ruang bagi pemerintah untuk mengetahui fokus pembiayaan kepada kelompok marginal dan tidak beruntung terhadap alokasi anggaran. Lebih lanjut diharapkan dari penerapan ini adalah terwujudnya keseimbangan dan sustainable dalam pembangunan serta semakin meningkatnya akuntabilitas dan efektivitas pelaksanaan kebijakan pemerintah. Untuk melaksanakan anggaran responsif gender memang diperlukan komitmen yang besar dari semua pihak. Karena anggaran responsif gender merupakan hal baru di negara kita dan tidak sedikit pihak-pihak yang masih memiliki pemahaman miring terhadap hal ini. Kerja keras perlu dilakukan untuk mengenalkan dan mempengaruhi pembuat kebijakan agar dalam menyusun anggaran lebih responsif gender. Sejak tahun 2013, penganggaran di Provinsi Gorontalo sudah responsive gender meski persentasenya masih kecil. Tetapi Pemerintah terus berupaya dalam meningkatkan jumlah proporsi anggaran APBD Provinsi Gorontalo dengan kebijakan bahwa setiap program yang di selenggarakan harus memuat 1 (satu) kegiatan yang responsive gender. Pada tahun 2015 telah dilaksanakan penerapan PPRG (Perencanaan Penganggaran Responsif Gender) yang di awali dengan pelatihan-pelatihan sehingga terbentuk Focal Point yang khusus menangani PPRG di masing-masing SKPD. Dari pelaksanaan kegiatan ini, pada tahun 2015 diharapkan sudah terdapat peningkatan Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender di Setiap SKPD sehingga target RPJMD di tahun 2017 sebesar 100 persen dapat terwujud. Dalam pelaksananaan pencapaian sasaran ini, terdapat beberapa kendala yaitu : Masih kurangya sumber daya manusia yang memahami, menguasai dan melaksanakan secara menyeluruh. Belum pahamnya sebagian pimpinan SKPD dan pejabat lainnya tentang pentingnya Pengarustamaan Gender dalam pelaksanaan pembangunan melalui Perencanaan, Penganggaran Responsif Gender (PPRG).
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
199
AKUNTABILITAS KINERJA Program dan kegiatan yang KIKKKKINERJA diusulkan tidak sebanding dengan alokasi anggaran yang ada pelaksanaan Perencanaan, Penganggaran Responsif Gender di SKPD.
Kurangya sumber daya manusia yang menguasai data terbatasnya alokasi anggaran dalam integrasi data dengan sumber data. Guna mengatasi permasalahan tersebut, maka pemerintah menempuh beberapa kebijakan dan program yang memihak pada pemberdayaan kualitas perempuan yaitu : • Meningkatkan kesejahteraan ekonomi perempuan melalui kelompok usaha perempuan; • Terpenuhinya Sumber Daya Manusia yang mendukung pelaksanaan Pengarustamaan Gender; • Dukungan alokasi anggaran yang cukup dalam melaksanakan pemberdayaan dan pembangunan gender; • Perlu secara terus menerus melakukan sosialisasi dan pemahaman kepada pimpinan terhadap pentingnya Pengarustamaan Gender dalam pembangunan; • Monitoring dan evluasi pelaksanaan Pengarustamaan Gender dalam program kegiatan SKPD. Tabel Capaian Indikator Kinerja Penganggaran yang Responsif Gender Indikator Kinerja
Penganggaran yang Responsif Gender
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
-
15 %
29 %
75 %
57 %
100 %
2015
Sumber Data : Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Rakyat
Pencapaian kinerja sasaran pada Tahun 2012 masih pada tingkat perencanaan penganggarannya sehingga belum terdapat realisasi capaian. Tahun 2013 target kinerja ini sebesar 15 persen atau sebanyak 5 SKPD. Pada Tahun 2014 capaian kinerja sasaran mencapai 29 persen atau 10 SKPD. Pada tahun 2015, capaian sebesar 57 persen, dari taget yang di tetapkan di tahun 2015 sebesar 75 persen atau 15 SKPD yang sudah menganggarkan APBD yang responsive gender. Target capaian pada akhir RPJMD adalah 100 persen dimana penggaran yang responsive gender sudah terdapat pada setiap kegiatan yang ada di SKPD. Indeks Pembangunan Gender Gender diartikan sebagai perbedaan fungsi dan peran sosial antara laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan oleh masyarakat. Perbedaan tersebut pada prakteknya sering menimbulkan ketidakadilan, terutama terhadap kaum perempuan baik dilingkungan rumah
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
200
AKUNTABILITAS KINERJA tangga, pekerjaan masyarakat, kultur maupun Negara. Oleh sebab itu, untuk menghilangkan KIKKKKINERJA ketidakadilan tersebut diperlukan adanya kesetaraan dan keadilan gender dalam proses bermasyarakat dan bernegara. Kesetaraan gender lebih dimaknai sebagai kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperolah kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia dalam berperan dan berpartisipasi disegala bidang. Sementara itu, keadilan gender merupakan proses dan perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-laki, sehingga dalam menjalankan kehidupan bernegara dan bermasyarakat, tidak ada pembakuan peran, beban ganda, subordinasi, marginalisasi dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki. Terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki dalam memperoleh akses, kesempatan berpartisipasi dan control atas pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan. Memiliki akses dan partisipasi berarti memiliki peluang dan kesempatan untuk menggunakan sumberdaya dan memiliki wewenang untuk mengambil keputusan terhadap cara penggunaan dan hasul sumberdaya tersebut. Sedangkan memiliki control berarti memiliki kewenangan penuh untuk mengambil keputusan atas penggunaan dan hasil sumberdaya. Tingkat keberhasilan pembangunan yang sudah mengakomodasi persoalan gender dapat diukur, salah satunya dengan IPG (Indeks Pembangunan Gender) adalah ukuran pembangunan manusia yang merupakan komposit dari empat indikator, yang lebih menekankan status perempuan, khususnya dalam mengukur kemampuan dasar. Pembangunan manusia secara kuantitatif dapat digambarkan dari angka IPM (Indeks Pembangunan Manusia), namun demikian, angka IPM ini belum mampu menjelaskan perbedaan capaian kualitas hidup antara laki-laki dan perempuan. Melalui angka IPG, kesenjangan atau gap kemampuan dasar antara laki-laki dan perempuan mampu dijelaskan dengan melihat rasio antara IPG dengan IPM. Semakin tinggi rasionya maka semakin rendah gap kemampuan dasar antara laki-laki dan perempuan. Sebaliknya, semakin rendah rasio maka semakin tinggi gap kemampuan dasar antara laki-laki dan perempuan. IPG merupakan rasio IPM perempuan dengan laki-laki, dimana komponen pembentuk IPM laki-laki dan perempuan sama dengan komponen pembentuk IPM. Komponen pembentuk tersebut yakni angka harapan hidup (mewakili dimensi kesehatan), angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah (mewakili dimensi pendidikan) serta sumbangan pendapatan (mewakili dimensi ekonomi).
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
201
AKUNTABILITAS KINERJA Pencapaian pembangunan gender di Provinsi Gorontalo menunjukkan peningkatan dari KIKKKKINERJA tahun ke tahun. Program-program pemerintah yang selama ini dilaksanakan dan beberapa telah berpedoman pada pengarustamaan gender antara lain adalah : 1. Penganggaran yang responsive gender. Kebijakan ini memuat diwajibkan kepada seluruh SKPD dilingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo dari setiap program yang di selenggarakan harus memuat 1 (satu) kegiatan yang responsive gender. 2. Kelompok Usaha Perempuan. Pembentukan kelompok ini ditujukan untuk membantu para perempuan yang produktif dalam bentuk bantuan permodalan sehingga mampu membantu meningkatkan perekonomian keluarga dan taraf hidupnya. 3. Membentuk Kaukus Perempuan Parlemen. Kegiatan yang dilaksanakan adalah memberikan penguatan
kapasitas
keanggotaan
perempuan
di
parlemen
sehingga
mampu
mengaktualisaikn diri serta penguatan kelembagaan para anggota parlemen perempuan. Tabel Capaian Indikator Indeks Pembangunan Gender Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
84,54
84,57
85,09
65,10
85,09
68,05
Indeks Pembangunan Gender
2015
Sumber Data : BPS Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja sasaran pada Tahun 2012 sebesar 84,54. Tahun 2013 target kinerja ini sebesar 62,41 dengan realisasi sebesar 84,57. Pada Tahun 2014 capaian kinerja sasaran mencapai 85,09, naik sebesar 0,52 poin dibandingkan capaian tahun 2013. Pada tahun 2015, capaian sebesar 85,09, dari taget yang di tetapkan di tahun 2015 sebesar 65,10. Target capaian pada akhir RPJMD adalah 68,05. Indeks Pemberdayaan Gender Selain Indeks Pembangunan Gender (IPG), terdapat pula ukuran komposit lainnya yang terkait dengan gender yakni Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) yang digunakan untuk mengukur persamaan peranan antara perempuan dan laki-laki dalam kehidupan ekonomi, politik dan pengambilan keputusan. Kedua ukuran ini diharapkan mampu memberikan penjelasan tentang kesetaraan dan keadilan gender yang telah dicapai melalui berbagai program-program pembangunan serta dapat digunakan sebagai bahan dalam menentukan arah kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kesetaraan dan keadilan gender.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
202
IDG dibentuk
AKUNTABILITAS KINERJA berdasarkan tiga komponen yaitu keterwakilan perempuan KIKKKKINERJA
dalam
parlemen, perempuan sebagai tenaga profesional, manajer, administrasi dan teknisi serta sumbangan pendapatan. Indeks Pemberdayaan Gender secara nasional sebesar 70,68. Sementara itu, Indeks Pemberdayaan Gender Provinsi Gorontalo berada pada angka 67,36. Tetapi jika dibandingkan dengan indeks tahun sebelumnya, pencapaian ini naik sebesar 6,47 poin. Hal ini sebagai akibat naiknya proporsi perempuan sebagai tenaga profesional. Tabel Capaian Indikator Indeks Pemberdayaan Gender Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
62,08
60,89
67,36
58,08
67,36
60,10
Indeks Pemberdayaan Gender
2015
Sumber Data : BPS Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja sasaran pada Tahun 2012 sebesar 62,08. Tahun 2013 target kinerja ini sebesar 56,02 dengan realisasi sebesar 60,89. Pada Tahun 2014 capaian kinerja sasaran mencapai 67,36 naik sebesar 6,47 poin dibandingkan dengan capaian tahun 2013. Pada tahun 2015, capaian sebesar 67,36, dari taget yang di tetapkan di tahun 2015 sebesar 58,08. Target capaian pada akhir RPJMD adalah 60,10. Tujuan 8
Sasaran 2
Meningkatkan Peran Menurunnya angka tindak kekerasan dan Perempuan dan Kualitas Hidup diskriminasi terhadap perempuan dan Anak anak Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut : Pengukuran Kinerja Sasaran Menurunnya angka tindak kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan dan anak
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
203
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Indikator Kinerja
Target
1
2
Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
52 kasus
Realisasi
3 32 kasus
Capaian (%)
KATEGORI
4
5
62 %
BAIK
Berdasarkan hasil pencapaian kinerja sasaran berdasarkan tabel, dapat di simpulkan bahwa capaian kinerja penanganan kekerasan dalam rumah tangga di Provinsi Gorontalo tergolong Baik. Hal ini dapat di lihat dari indikator kinerja sasaran yang di ukur di tahun 2015, terdapat 32 kasus yang di laporkan dan semuanya tertangani atau rasio KDRT mencapai 100 persen. Keutuhan dan kerukunan rumah tangga yang bahagia, aman, tenteram, dan damai merupakan dambaan setiap orang dalam rumah tangga. Negara Republik Indonesia adalah negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dijamin oleh Pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dengan demikian, setiap orang dalam lingkup rumah tangga dalam melaksanakan hak dan kewajibannya harus didasari oleh agama. Hal ini perlu terus ditumbuh kembangkan dalam rangka membangun keutuhan rumah tangga. Untuk mewujudkan keutuhan dan kerukunan tersebut, sangat tergantung pada setiap orang dalam lingkup rumah tangga, terutama kadar kualitas perilaku dan pengendalian diri setiap orang dalam lingkup rumah tangga tersebut. Keutuhan dan kerukunan rumah tangga dapat terganggu jika kualitas dan pengendalian diri tidak dapat dikontrol, yang pada akhirnya dapat terjadi kekerasan dalam rumah tangga sehingga timbul ketidakamanan atau ketidakadilan terhadap orang yang berada dalam lingkup rumah tangga tersebut. Untuk mencegah, melindungi korban, dan menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga, negara dan masyarakat wajib melaksanakan pencegahan, perlindungan, dan penindakan pelaku sesuai dengan falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Negara berpandangan bahwa segala bentuk kekerasan, terutama kekerasan dalam rumah tangga, adalah pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta bentuk diskriminasi. Di Provinsi Gorontalo pada Tahun 2013 kasus kekerasan dalam rumah tangga masih tinggi. Tingginya kasus kekerasan yang terjadi selama ini ditambah dengan kurangnya sumber daya yang menyebabkan proses penanganan penyelesaian kasus KDRT sangat lambat. Pada tahun 2013 kasus yang dapat tertangani sebanyak 20 kasus. Demikian halnya dengan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
204
AKUNTABILITAS KINERJA pelecehan seksual terhadap KIKKKKINERJA perempuan dan anak yang penurunannya hanya 0,6%. Namun demikian pemerintah melalui Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kesra provinsi Gorontalo terus melakukan sosialisasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, termasuk kampanye anti kekerasan baik melalui media cetak maupun media elektronik, juga melakukan koordinasi lintas sektor penanganan kasus dengan melibatkan Polisi Daerah Gorontalo, Kejaksaan Tinggi Gorontalo, Pengadilan Tinggi Gorontalo, Kemnekumham Provinsi Gorontalo, Bapas Gorontalo, Lapas Gorontalo dan Lembaga Swadaya Masayakat (LSM). Pada tahun 2014 sebanyak 18 kasus kekerasan yang dilaporkan oleh masyarakat dan telah tertangani semuanya. Selain itu kinerja juga ditunjang oleh adanya sosialisasi tentang Undang-undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang telah disosialisasikan ke seluruh Kab/Kota se-Provinsi Gorontalo. Kampanye anti kekerasan bukan hanya dilaksanakan melalui sosialisasi, akan tetapi dilaksanakan juga melalui media massa baik cetak maupun elektronik. Koordinasi dengan lintas sektor juga sangat menunjang pencapaian sasaran ini. Koordinasi penanganaan kasus selama Tahun 2014 sangat baik dilaksanakan dengan melibatkan Polda Gorontalo, Kejaksaaan Tinggi Gorontalo, Pengadilan Tinggi Gorontalo, Kemenkumham Provinsi Gorontalo, Bapas Gorontalo, Lapas Gorontalo dan LSM. Capaian kinerja ini di dukung pula oleh antara lain terlaksananya pembinaan kepada Kelompok-kelompok Usaha Perempuan yang ada di Kabupaten/Kota agar perempuan-perempuan memiliki aktivitas yang dapat meningkatkan taraf hidup dan perekonomian keluarga. Dengan demikian dapat menekan angka tindak kekerasan dalam rumah tangga. Karena tidak di pungkiri bahwa kekerasan dalam rumah tangga terjadi sebagian besar di picu oleh keterbatasan ekonomi keluarga. Selain pembinaan, Kelompok Usaha Perempuan yang berjumlah 20 Kelompok Usaha diberikan bantuan usaha untuk menunjang produktifitas pekerjaan. Setiap tahunnnya diharapkan ada peningkatan pada jumlah kelompok usaha yang dibina. Pada tahun 2013 kelompok usaha perempuan yang dibina hanya berjumlah 12 kelompok usaha. Pada tahun 2014 meningkat menjadi 20 kelompok usaha. Peningkatan ini tidak lepas pada ketersediaan dana yang ada. Sehingganya bila ada peningkatan anggaran untuk tahun mendatang maka kelompok usaha yang akan dibina dan diberikan bantuan usaha akan semakin meningkat pula.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
205
Keberadaan
AKUNTABILITAS KINERJA berbagaiKIKKKKINERJA lembaga diatas tidak melulu menangani masalah kekerasan
terhadap perempuan namun juga peduli terhadap masalah gender lain seperti persamaan hak baik dalam hal mendapatkan pendidikan, perkerjaan hingga permasalahan politik. Disamping lembaga-lembaga keperempuanan tersebut ada pula sejumlah lembaga
yang
khusus menangani masalah anak. Tindak kekerasan terhadap anak (Child Abuse) terbagi atas 3 (tiga) kelompok yaitu tindak kekerasan fisik, tindak kekerasan psikis dan pelecehan seksual. Tindak kekerasan fisik adalah tindakan menyiksa atau menganiaya seseorang yang sifatnya menyakiti
dan
melukai
anggota
tubuh.
Tindakan
tersebut
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan anggota tubuh pelaku (tangan, kaki dll) atau dengan alat-alat lainnya. Sedang tindak kekerasan psikis atau non-fisik adalah tindakan merendahkan, melecehkan, mengancam, memaksa serta tindakan-tindakan sejenis yang sifatnya melukai perasaan. Tindakan ini biasanya dilontarkan melalui perkataan. Jenis kekerasan terhadap anak secara psikis bermacam-macam. Yang paling umum adalah jenis kekerasan emosional. Kekerasan seperti ini dapat membuat anak terluka secara batiniah dan cukup berpotensi mempengaruhi perkembangan kejiwaan dan mental anak di waktu mendatang. Disamping itu tidak membekali anak dengan ilmu pengetahuan baik melalui institusi resmi maupun tidak resmi, mengexploitasi anak atau memanfaatkan anak untuk mencari uang seperti meminta-minta/ mengemis, mengikut-sertakan
anak dalam segala
macam lomba secara berlebihan dengan tujuan menafkahi hidup keluarga walaupun anak tersebut mengikutinya dengan senang hati dapat dikategorikan sebagai penganiayaan terselubung ( Hidden Crime). Pada tahun 2015, terdapat penurunan jumlah kasus yang dilaporkan jika di bandingkan dengan target yang di tetapkan. Terdapat 32 kasus yang di laporkan di tanhun 2015 dan semuanya dapat di tangani. Langkah-lankah yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk menekan angka kekerasan dalam rumah tangga adalah:
Meningkatkan partisipasi orang tua dan masyarakat;
Melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat tentang tindak kekerasan;
Menyempurnakan perangkat hukum yang lebih lengkap dalam melindungi individu dari berbagai tindak kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi;
Mendorong kabupaten/kota untuk menjadikan kotanya sebagai kota Layak Anak;
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
206
AKUNTABILITAS KINERJA Untuk mengetahui rasioKIKKKKINERJA KDRT dari pencapaian kinerja ini adalah Jumlah kekerasan yang terjadi di bandingkan dengan jumlah kasus yang di tangani. Tabel Capaian Indikator Kinerja Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Indikator Kinerja
Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
2012
2013
2014
2015
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
60 kasus
20 kasus
18 kasus
52 kasus
32 kasus
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD 17 kasus
Sumber Data : Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Rakyat
Pencapaian kinerja sasaran pada Tahun 2012 sebesar 60 kasus yang tertangani dari jumlah semua kasus yang
di laporkan atau rasio sebesar 100 persen. Tahun 2013 target
kinerja ini sebesar 20 kasus tertangani dengan rasio pencapaian 100 persen. Pada Tahun 2014 capaian kinerja sasaran mencapai 18 kasus yang di tangani dari 18 kasus yang di laporkan itu berarti rasio mencapai 100 persen. Pada tahun 2015, jumlah kasus yang di laporkan dan yang di tangani relative tinggi bila di bandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya tetapai jumlah ini di bawah target yang di tetapkan sebesar 52 kasus. Itu berarti kasus KDRT yang di laporkan turun sebesar 62 persen dari target yang di tetapkan. Sehingga rasio KDRT pada tahun 2015 dapat di ketahui sebesar 100 %. Capaian kinerja pada akhir RPJMD di harapkan kasus KDRT menurun sehingga kasus yang di tangani juga turun sebesar 17 kasus.
9. Tujuan
Mengembangkan
Good
Governance
dalam
Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Tujuan
Mengembangkan
Good
Governance
dalam
Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah dijabarkan dalam 1 (satu) Sasaran Strategis Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan 3 (tiga) indikator kinerja. Sasaran, indikator kinerja dan capaiannya akan di jelaskan dalam tabel-tabel sebagai berikut : Tujuan 9
Sasaran 1
Mengembangkan Good Governance Meningkatnya penyelenggaraan dalam Penyelenggaraan Pemerintahan pemerintahan yang baik dalam Daerah pelayanan pada masyarakat
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
207
AKUNTABILITAS KINERJA Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan KIKKKKINERJA dalam tabel sebagai berikut : Pengukuran Kinerja Sasaran meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam pelayanan pada masyarakat
Indikator Kinerja
1
Target
Realisasi
Capaian (%)
KATEGORI
4
5
2
3
Kategori Baik
Kategori Baik
100 %
BAIK
Opini Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah
WTP
WTP
100 %
BAIK
Indeks Kepuasan Masyarakat
80
84,30
105 %
SANGAT BAIK
Indeks Reformasi Birokrasi
Berdasarkan hasil pencapaian kinerja sasaran pada tabel, dapat di simpulkan bahwa capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam pelayanan pada masyarakat di Provinsi Gorontalo tergolong Baik. Hal ini dapat di lihat dari hasil pengukuran terhadap 3 (tiga) indikator kinerja sasaran, terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan kategori Sangat Baik dan 2 (dua) indikator dengan kategori Baik. Indeks Reformasi Birokrasi Indeks Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Minimal Baik. Melalui indikator kinerja ini diharapkan dapat Meningkatnya zona-zona integritas di lingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo.
Penilaian PMPRB oleh KEMENPAN RB atas Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi mencakup penilaian terhadap dua komponen yaitu pengungkit dan hasil. Pengungkit adalah seluruh upaya yang dilakukan oleh instansi pemerintah dalam menjalankan fungsinya, sedangkan hasil adalah kinerja yang diperoleh dari komponen pengungkit. Hubungan sebab-akibat antara komponen pengungkit dan komponen hasil dapat mewujudkan proses perbaikan bagi instansi melalui inovasi dan pembelajaran, dimana proses perbaikan ini akan meningkatkan kinerja instansi pemerintah secara berkelanjutan. Komponen pengungkit sangat menentukan keberhasilan tugas instansi, sedangkan komponen hasil berhubungan dengan kepuasan para pemangku kepentingan.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
208
AKUNTABILITAS KINERJA Indikator kinerja dariKIKKKKINERJA sasaran strategis ini dapat dicapai karena terpenuhinya target yang ingin dicapai, yaitu jumlah unit kerja dilingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo mendapatkan indeks penilaian mandiri pelaksanaan birokrasi (PMPRB) bernilai baik. Berdasarkan Capaian kinerja tersebut, maka secara presentase capaian bisa bernilai 100%. Kriteria dari Instansi/SKPD yang telah melaksanakan reformasi birokrasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam melayani masyarakat, diukur dari seberapa besar tingkat kepuasan atas layanan yang diberikan kepada masyarakat/stake holder. Capaian indikator ini, belum dapat dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya maupun berbandingan pencapaian pemerintah pusat, dikarenakan belum terdapat pada Indikator Kinerja Utama Pemerintah Provinsi maupun dalam target RPJMD. Meski demikian, indikator kinerja ini sudah dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo dimana implementasi/pelaksanaan reformasi birokrasi ini merupakan amanat dari pemerintah pusat yang harus dilaksanakan di seluruh tingkat pemerintahan, baik pusat maupun daerah. Karena pentingya dan strategisnya indikator kinerja ini dalam mencapai sasaran penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam pelayanan kepada masyarakat, maka indikator ini ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Provinsi Gorontalo yang termuat dalam perubahan IKU Pemerintah Provinsi Gorontalo. Indikator kinerja inipun tidak terdapat di dalam RPJMD, tetapi akan menjadi perhatian dan akan di masukkan pada RPJMD periode mendatang mengingat tahun 2016 ini merupakan tahun terakhir RPJMD Provinsi Gorontalo. Olehnya, untuk mengetahui tingkat pencapaian atas indikator kinerja ini digunakan target yang di tetapkan berdasarkan Renstra SKPD. Pencapaian kinerja sasaran ini tidak terlepas dari upaya Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui dalam melakukan pembinaan dan pendampingan kepada SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo. Pembinaan dan pendampingan ini dilakukan baik dalam bentuk sosialisasi maupun rapat-rapat yang berkaitan dengan pelaksanaan reformasi birokrasi, dimana pada tahun 2015, telah dilakukan self asessment pada setiap SKPD atas pelayanan kepada masyarakat atas tugas dan fungsi SKPD tersebut, dan untuk dapat mencapai target di akhir tahun renstra, diperlukan kerjasama dan koordinasi yang baik dari seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo. Disamping itu, alokasi anggaran yang memadai sangat diperlukan bagi tercapainya sasaran ini.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
209
AKUNTABILITAS KINERJA Keberhasilan pencapaian indikator ini dilaksanakan melalui 2 (dua) Program, yaitu : KIKKKKINERJA 1.
Program Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah melalui kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Reguler SKPD Pemerintah Provinsi, Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan dan Pelaksanaan SPIP untuk Pemerintah Provinsi Gorontalo.
2.
Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan melalui kegiatan Penyusunan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan. Tabel Capaian Indikator Kinerja Indeks Reformasi Birokrasi Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
-
-
-
Kategori Baik
Kategori Baik
Indeks Reformasi Birokrasi
2015
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih Melayani)
Sumber Data : Inspektorat Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja sasaran pada Tahun 2012, 2013 dan tahun 2014 belum terdapat realisasi capaian kinerja di sebabkan indikator kinerja ini baru di masukkan menjadi indikator kinerja sasaran pencapaian penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam pelayanan kepada masyarakat. Capaian kinerja di tahun 2015 sesuai dengan target yang telah di tetapkan atau capaian 100 persen. Target akhir RPJMD untuk pencapaian sasaran ini adalah mewujudkan Provinsi Gorontalo sebagai Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM). Opini Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah Otonomi
daerah
memberikan
wewenang
kepada
Pemerintah
daerah
untuk
bertanggungjawab dalam penggunaan dana, baik dana dari Pemerintah pusat maupun dana yang berasal dari Pemerintah daerah sendiri. Cara mengelola keuangan dengan berhasil guna dan berdaya guna merupakan syarat penting untuk peningkatan pelayanan publik di daerah. Dalam pelaksanaannya harus tetap berpegang pada prinsip-prinsip pengelolaan keuangan daerah (anggaran) yang baik. Terdapat lima prinsip manajemen keuangan daerah yang diperlukan untuk mengontrol kebijakan keuangan daerah meliputi :
Akuntabilitas, mensyaratkan bahwa dalam mengambil suatu keputusan hendaknya berperilaku sesuai dengan mandate yang diterimanya. Kebijakan yang dihasilkan harus dapat diakses dan dikomunikasikan secara vertikal maupun horizontal dengan baik.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
210
AKUNTABILITAS KINERJA Value for money, prinsip ini diopersionalkan dalam pengelolaan keuangan daerah dan KIKKKKINERJA anggaran daerah dengan ekonomis, efektif, dan efisien.
Kejujuran dalam mengelola keuangan publik (probity), dalam pengelolaan keuangan daerah harus dipercayakan kepada pegawai yang memiliki integritas dan kejujuran yang tinggi, sehingga potensi munculnya praktek korupsi dapat diminimalkan.
Transparansi, merupakan keterbukaanpemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan keuangan daerah sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) maupun masyarakat.
Pengendalian, dalam pengelolaan keuangan daerah perlu dilakukan monitoring terhadap penerimaan maupun pengeluaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sehingga bila terjadi selisih (varians) dapat dengan segera dicari penyebab timbulnya selisih. Pengelolaan keuangan Pemerintah Provinsi
Gorontalo
serangkaian
perencanaan
dilaksanakan
sesuai
penyusunan
rencana
sehingga
dimulai
targetukuran
yang
dengan kerja
dari telah kaidah
anggaran
kinerja
dapat
tercapai sesuai dengan rencana awal. Prosentase perbandingan
ukuran belanja
kinerja publik
pada dengan
belanja aparatur mencapai 70:30, dengan target penetapatan APBD induk Tahun Anggaran 2016 terealisasi pada tanggal 30 Desember
2014.
Telah
selesai
melaksanakan penyusunan APBD induk untuk tahun anggaran 2016 tepat waktu sebelum tanggal 30 Desember 2014 dengan menghasilkan regulasi 1 Perda APBD dan 1 Pergub APBD. Target pelaksanaan Perubahan APBD dicapai dengan terbitnya 1 perda dan 1 pergub. Pelayanan terhadap tagihan SKPD dapat dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan yang telah diukur yakni 25 menit apabila berkas tagihan lengkap. Pelaksanaan pekerjaan pengelolaan keuangan yang dilaksanakan melalui aplikasi Simda dapat terlaksana dengan baik karena koneksi jaringan dibangun hanya khusus diperuntukkan untuk aplikasi Simda. Laporan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
211
AKUNTABILITAS KINERJA pertanggungjawaban keuangan daerah mengacu pada Undang – Undang Nomor 17 Tahun KIKKKKINERJA 2003 tentang kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara pada Bab II Pasal 10 ayat 2 poin E.Penyajian laporan keuangan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah pada Bab V Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Pasal 5 ayat 2 mengatakan Penyajian laporan keuangan terdiri atas laporan realisasi anggaran, laporan perubahan saldo anggaran lebih, neraca, laporan opersional, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah berdasarkan SAP, harus memiliki karakteristik dasar relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Karakterisktik dasar dimaksud yakni karakteristik kualitatif laporan keuangan yakni ukuranukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya
atau
menghasilkan
informasi
yang
berkualitas.
Laporan keuangan yang disajikan didalamnya
memuat
pengelolaan
keuangan
yang
pengelolaan
juga
tentang daerah aset,
sehingga data aset yang disajikan sesuai
dengan
masing-masing
kenyataan SKPD
kondisi
yang
menurut
pemanfaatan
di
dengan
diklasifikasikan maupun
keberadaan aset itu sendiri. Kualitas laporan keuangan dengan target Opini WTP pada laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan target yakni sampaikan ke BPK tanggal 30 Maret 2015. Berbagai tahapan pengeloaan keuang tersebut menghantarkan Pemerintah Provinsi Gorontalo meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah selama 3 (tiga) tahun berturut-turut yaitu tahun 2013, 2014 dan tahun 2015. Capaian tersebut adalah suatu prestasi yang sangat membanggakan dimana selama 2 (dua) tahun berturut-turut yaitu di tahun 2014 dan tahun 2015, menjadi provinsi di Indonesia yang seluruh daerahnya meraih WTP atas Laporan Keuangannya (100 persen).
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
212
AKUNTABILITAS KINERJA Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) berpendapat, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) KIKKKKINERJA Provinsi Gorontalo disajikan secara wajar dalam segala hal yang materi. Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Arus Kas (LAK) dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Selain itu, Pemerintah Provinsi Gorontalo dinilai mampu mengungkapkan dalam laporan keuangan dengan cukup memadai, patuh terhadap peraturan perundang undangan yang berlaku serta sistem pendendalian internal yang cukup efektif.
Untuk mempertahankan prestasi tersebut, Pemerintah Provinsi Gorontalo
melakukan beberapa langkah yakni meningkatkan kerjasama eksekutif-legislatif dalam hal perencanaan, penatausahaan, pelaksanaan dan pelaporan keuangan daerah. Terkait perolehan predikat WTP, berbagai upaya
terus dilakukan pemerintah untuk
dijadikan perhatian di tahun-tahun yang akan datang, diantaranya peningkatan komitmen bersama antara pihak eksekutif dan legislatif dalam hal pengelolaan keuangan daerah, mendorong peningkatan kualitas SDM terutama dalam hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. BPK RI sangat mengapresiasi Pemerintah Provinsi Gorontalo, BPK menilai pula bahwa penggunaan anggaran dialokasikan sebesar-besarnya untuk kebutuhan masyarakat, dimana penggunaan alokasi APBD 72 persen diperutukkan untuk belanja publik jika dibandingkan dengan belanja pegawai yang hanya mengalokasikan 28 persen. Untuk tahun 2015, sebagai langkah strategis dalam meraih opini WTP atas Pengelolaan Keuangan Daerah, Pemerintah Provinsi Gorontalo telah menerapkan Sistem Akuntansi Pemerintah berbasis akrual. Sistem ini diharapkan dapat memberi manfaat yang lebih besar bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan, dengan memberikan informasi pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang lebih informatif, sekaligus menjadi informasi utama bagi pemerintah dalam pengambilan keputusan dan penyelenggaraan keuangan negara dan daerah yang lebih baik. Penerapan sistem akuntansi berbasis akrual menyajikan tantangan yang cukup besar baik dari segi kesiapan teknis pelaksanaan, struktur dan infrastruktur organisasi pemerintahan, budaya, sistem dan prosedur, hingga kesiapan sumber daya manusianya. Dengan komitmen yang dibarengi dengan persiapan dan usaha, maka mampu kembali meraih predikat WTP atas LKPD Pemerintah Provinsi Gorontalo tahun 2015.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
213
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA
Tabel Capaian Indikator Kinerja Opini Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah Indikator Kinerja
Opini Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah
2012
2013
2014
2015
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
WDP
WTP
WTP
WTP
WTP
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD WTP
Sumber Data : Dinas Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja sasaran opini pengelolaan keuangan pemerintah daerah Provinsi Gorontalo pada Tahun 2012 adalah WDP (wajar dengan pengecualian), pada tahun 2013 dengan target WDP realisasi capaian kinerja adalah WTP (wajar tanpa pengecualian), dan tahun 2014 capaian sebagaimana target yang telah di tetapkan yaitu WTP. Capaian kinerja di tahun 2015 sesuai dengan target yang telah di tetapkan atau capaian 100 persen. Target akhir RPJMD untuk pencapaian sasaran opini pengelolaan keuangan pemerintah daerah Provinsi Gorontalo adalah WTP. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, khususnya pelayanan untuk perizinandan non perizinan di Provinsi Gorontalo maka perlu disusun Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Di samping itu, data Indeks Kepauasan Masyarakat (IKM) akan dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur pelayanan masyarakat khususnya pelayanan perizinan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dilakukan melalui survey. Data yang diambil dalam survey ini berupa data primer, dimana data primer diperoleh dengan cara melakukan pengambilan data langsung terhadap responden dengan mengisi kuesioner. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner dengan 2 (dua) cara sebagai berikut : 1. Dilakukan sendiri oleh penerima layanan dan hasilnya dikumpulkan ditempat yang telah disediakan. 2. Dilakukan oleh pencacah/petugas wawancara. Proses pengolahan data hasil survey dilakukan dengan sistem yaitu nilai IKM dihitung dengan menggunakan ―nilai tertimbang‖ masing-masing unsur pelayanan. Dalam penghitungan Indeks Kepuasan Masyarakat terdapat 14 unsur pelayanan yang dikaji, setiap unsur pelayanan memiliki penimbang yang sama dengan rumus sebagai berikut :
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
214
Untuk memperoleh
AKUNTABILITAS KINERJA nilai IKM unit pelayanan, digunakan pendekatan nilai rata-rata KIKKKKINERJA
tertimbang dengan rumus sebagai berikut :
IKM = Total dari Nilai Persepsi per Unsur x Nilai Penimbang Total Unsur yang Terisi
Selama penyelenggaraan perizinan dan non perizinan di Provinsi Gorontalo selalu mendapatkan nilai IKM yang tinggi, maka dapat diasumsikan bahwa masyarakat puas dengan kualitas pelayanan. Tingginya IKM juga mengindikasikan bahwa layanan perizinan dan non perijinan yang dilakukan oleh pemerintah sudah sesuai dengan waktu yang dijanjikan dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan. Dari berbagai latar belakang akan pentingnya indikator kinerja ini dalam pencapaian pemerintahan yang baik serta untuk mengukur kinerja pemerintah dalam pencapaian pelayanan kepada masyarakat, maka indikator ini ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Provinsi Gorontalo yang termuat dalam perubahan IKU Pemerintah Provinsi Gorontalo tahun 2015. Indikator kinerja ini tidak terdapat di dalam RPJMD, tetapi akan menjadi perhatian khusus dan akan di masukkan pada RPJMD periode mendatang mengingat tahun 2016 ini merupakan tahun terakhir RPJMD Provinsi Gorontalo. Olehnya, untuk mengetahui tingkat pencapaian atas indikator kinerja ini digunakan target yang di tetapkan berdasarkan Renstra SKPD. Target tahun 2015 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan perizinan dan non perijinan Provinsi Gorontalo sebesar 80 atau kategori ―Baik‖. Pada tahun 2015, dari hasil survey IKM, kepuasan pelayanan masyarakat terhadap pelayanan perizinan dan non perijinan sebesar 84,25 atau mencapai 105,31% dari target tahun 2015. Tabel 3.9 Survey Indeks Kepuasan Masyarakat No
Unsur Pelayanan
Nilai Rata-Rata
U1
Prosedur pelayanan
3,623
U2
Persyaratan pelayanan
3,623
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
215
U3
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Kejelasan petugas pelayanan 3,768
U4
Kedisiplinan petugas pelayanan
3,725
U5
Tanggung jawab petugas pelayanan
3,826
U6
Kemampuan petugas pelayanan
3,725
U7
Kecepatan pelayanan
3,558
U8
Keadilan mendapatkan pelayanan
3,616
U9
Kesopanan dan keramahan petugas
3,739
U10
Kewajaran biaya pelayanan
3,493
U11
Kepastian biaya pelayanan
3,884
U12
Kepastian jadwal pelayanan
3,942
U13
Kenyamanan lingkungan
3,529
U14
Keamanan pelayanan
3,572
JUMLAH NILAI/UNSUR
7124
NRR PER UNSUR (=Jumlah Nilai Per Unsur : Jumlah Kuesioner yang terisi)
47,49
NRR TERTIMBANG PER UNSUR (=NRR Per Unsur x 0.071)
3,37
IKM UNIT PELAYANAN (=NRR Tertimbang Per Unsur x 25)
84,30
Dari Tabel 3.9 diatas dapat diketahui nilai rata-rata prosedur pelayanan adalah 3.33, nilai rata-rata persyaratan adalah 3,33, nilai rata-rata kejelasan petugas pelayanan adalah 3,47, nilai rata-rata kedisiplinan petugas pelayanan adalah 3.43, nilai rata-rata tanggung jawab petugas pelayanan adalah 3,52, nilai rata-rata kemampuan petugas pelayanan adalah 3.43, nilai rata-rata kecepatan pelayanan adalah 3,27, nilai rata-rata keadilan mendapatkan pelayanan adalah 3,33, nilai rata-rata kesopanan dan keramahan petugas adalah 3,44, nilai rata-rata kewajaran biaya pelayanan adalah 3,21, nilai rata-rata kepastian biaya pelayanan adalah 3,57,
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
216
AKUNTABILITAS KINERJA nilai rata-rata kepastian jadwal pelayanan adalah 3,63, nilai rata-rata kenyamanan lingkungan KIKKKKINERJA adalah 3,25 dan nilai rata-rata keamanan pelayanan adalah 3,29. Jumlah nilai per unsur adalah 7124, jumlah nilai rata-rata per unsur adalah 47,49, jumlah nilai rata-rata (NRR) tertimbang per unsur adalah 3,37 dan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Provinsi Gorontalo adalah 84,30. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tahun 2015 masuk dalam kategori Nilai Interval IKM antara 3,26 – 4,00 dan Nilai Interval Konversi IKM antara 81,26 – 100,00 , dengan kesimpulan bahwa mutu pelayanan adalah A, dengan Kinerja pelayanan Sangat Baik. Tabel Capaian Indikator Kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat Indikator Kinerja
Indeks Kepuasan Masyarakat
2012
2013
2014
2015
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
-
-
-
80
84,30
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD 90
Sumber Data : Badan Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja sasaran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di Provinsi Gorontalo khususnya dalam pelayanan perizinan dan non perizinan pada Tahun 2012 sampai dengan 2014 belum terdapat realisasi pencapaian dikarenakan belum ditetapkan sebagai indikator kinerja. Ralisasi tahun 2015 sebesar 84,30 dari target sebesar 80. Apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra 2017, maka realisasi indikator kinerja IKM tahun 2015 sebesar 84,30 telah mencapai 93,66 % dari target akhir periode Renstra sebesar 90. Untuk meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai target akhir Renstra 2017, Pemerintah Provinsi Gorontalo tahun 2016 akan menyediakan sistem pelayanan perijinan secara online.
10. Tujuan Pengentasan Kemiskinan Tujuan pengentasan kemiskinan dijabarkan dalam 1 (satu) Sasaran Strategis Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan 6 (enam) indikator kinerja. Selanjutnya akan di jelaskan pada tabel-tabel berikut ini : Tujuan 10 Pengentasan Kemiskinan
Sasaran 1 Terwujudnya Peningkatan Ekonomi Masyarakat Miskin
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
217
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA
Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut : Pengukuran Kinerja Sasaran Terwujudnya Peningkatan Ekonomi Masyarakat Miskin
Indikator Kinerja
1
Target
Realisasi
Capaian (%)
KATEGORI
2
3
4
5
15,5-14 %
18,16 %
117 %
KURANG
160 KK
170 KK
106 %
SANGAT BAIK
4 unit (93 kk)
4 unit (93 kk)
100 %
BAIK
Jumlah sarana kebutuhan dasar yang di bangun bagi RTSM
1000 unit mahyani
711 unit mahyani
71 %
BAIK
Jumlah Pendapatan rata-rata nelayan
Rp. 2.413.693/bln
Rp. 2.500.000/bln
104 %
SANGAT BAIK
14 Desa
14 Desa
100 %
BAIK
Rp. 2.076.650,-
Rp. 2.470.000,-
119 %
SANGAT BAIK
Persentase Penduduk Miskin Jumlah Cakupan layanan pemberdayaan terhadap masyarakat miskin dan Komunitas Adat Terpencil (KAT)
Jumlah Desa nelayan/pesisir yang menjadi Desa tangguh/PDNT (Desa nelayan pesisir) Jumlah Pendapatan Pembudidaya
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran pada tabel, dapat di ketahui bahwa sasaran peningkatan ekonomi masyarakat miskin di Provinsi Gorontalo tergolong Sangat Baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran terhadap 6 (enam) indikator kinerja sasaran, terdapat 3 (tiga) indikator kinerja dengan kategori Sangat Baik. Dan 2 (dua) indikator kinerja dengan kategori Baik. Sementara itu, terdapat 1 (satu) indikator dengan kategori kurang. Persentase Penduduk Miskin Persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo pada September 2015 sebesar 18,16 persen atau sebesar 206.513 jiwa. Garis kemiskinan Provinsi Gorontalo pada September 2015 sebesar Rp 274.961 perkapita perbulan. Penduduk miskin di Provinsi Gorontalo sebagian besar masih tinggal di perdesaan yaitu sebesar 86,92 persen dan sisanya 13,08 persen tinggal di wilayah perkotaan dari total jumlah penduduk miskin.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
218
AKUNTABILITAS KINERJA Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Gorontalo Tahun 2015 KIKKKKINERJA Indikator
Rincian
Persentase Penduduk Miskin (%)
Jumlah Penduduk Miskin (jiwa)
(2)
(3)
Perkotaan
6,84
27.007
Perdesaan
24,17
179.506
Jumlah
18,16
206.513
(1)
Garis kemiskinan sangat menentukan besar kecil jumlah penduduk miskin, karena penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan terdiri dari garis kemiskinsn makanan dan garis kemiskinan bukan makanan yang disebut garis kemiskinan non makanan. Garis kemiskinan makanan merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kaalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi. Garis kemiskinan non makanan adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket kebutuhan dasar non makanan diwakili oleh 36 jenis komoditi diperkotaan dan 36 jenis komoditi di perdesaan. Tabel Capaian Indikator Kinirja Persentase Penduduk Miskin Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
17,33
17,44
17,51
15,5-14
18,16
13-10
Persentase Penduduk Miskin
2015
Sumber Data : BPS Provinsi Gorontalo
Dari tabel capaian kinerja, dapat di ketahui persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015. Pada tahun 2012, penduduk miskin sebesar 17,33 persen atau 186.907 jiwa dari target yang ditetapkan sebesar 18,5-17 persen. Pada tahun 2013, target penduduk miskin yang ditetapkan sebesar 17-16 persen dengan realisasi sebesar 17,44 persen atau sebesar 191,44 ribu jiwa. Pada tahun 2014, penduduk miskin naik menjadi 17,51 persen atau sebesar 194,17 ribu jiwa dari target yang ditetapkan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
219
AKUNTABILITAS KINERJA sebesar 16-15 persen. Tahun 2015, penduduk miskin Gorontalo kembali naik menjadi 18,16 KIKKKKINERJA persen atau sebesar 206.513 jiwa dari target yang ditetapkan sebesar 15,5-14 persen. Cakupan layanan pemberdayaan terhadap masyarakat miskin dan Komunitas Adat Terpencil (KAT) Tujuan Program Pemberdayaan masyarakat Miskin adalah meningkatnya kesejahteraan sosial Keluarga Miskin. Untuk mencapai kondisi tersebut dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan yang tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Salah satu upaya yang dilakukan untuk membantu meningkatkan pendapatan keluarga adalah dengan pemberian bantuan stimulan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) untuk masyarakat miskin. Tahun 2015, Pemerintah Provinsi Gorontalo merencanakan pemberian bantuan stimulan UEP melalui KUBE kepada 170 KK fakir miskin yang dikelompokkan menjadi 20 KUBE baru dan 14 KUBE pengembangan dengan anggota masing-masing KUBE berjumlah 5 KK.
Guna
mengawal bantuan agar benar-benar dapat dimanfaatkan serta meningkatkan pendapatan keluarga maka diberikan pula bimbingan dan motivasi sosial. Kegiatan ini dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan yaitu pemberian bantuan stimulan KUBE kepada 170 KK. Dengan demikian capaian kinerja pemberdayaan fakir miskin dapat dilaksanakan sesuai target yang telah ditetapkan. Komunitas Adat Terpencil (KAT) juga tak luput dari perhatian pemerintah. Tujuan Pemberdayaan KAT adalah meningkatnya kesejahteraan sosial warga KAT dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan agar mereka dapat hidup secara wajar baik jasmani, rohani dan sosial, sehingga dapat berperan dalam pembangunan dengan tetap menjunjung tinggi nilai sosial budaya setempat. Upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut diatas adalah dengan memukimkan warga KAT agar lebih dekat dengan pusat pelayanan sosial yang disediakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Dengan demikian di area pemukiman warga KAT perlu disediakan pula sarana dan prasarana sosial. Oleh karena itu indikator kinerja Pemberdayaan KAT diukur dengan tersedianya sarana umum di lokasi seperti pembangunan MCK, pembangunan balai sosial, pembangunan rumah ibadah, dimana seluruh target yang telah di tetapkan untuk pemberdayaan KAT ini dapat dilaksanakan yaitu berupa pembangunan MCK 4 unit, bantuan sarana balai sosial 2 paket, bantuan sarana rumah ibadah 3 paket atau 93 Kepala Keluarga.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
220
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Tabel Capaian Indikator Kinerja Pemberdayaan Masyarakat Miskin dan KAT
Indikator Kinerja
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
100 KK
120 KK
175 KK
160 KK
170 KK
900 KK
6 unit
8 unit
5 unit
4 unit (93 KK)
4 unit (93 KK)
32 unit
Jumlah cakupan layanan Pemberdayaan Masyarakat Miskin dan Komunitas Adat Terpencil (KAT)
2015
Sumber Data : Dinas Sosial Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja sasaran pada Tahun 2012 sebesar 100 kepala keluarga miskin dan 6 unit sarana prasarana yang di bangun untuk KAT. Tahun 2013 capaian kinerja naik menjadi 120 kepala keluarga miskin dan 8 unit sarana prasarana KAT. Pada Tahun 2014 capaian kinerja sasaran naik melampaui target yang telah di tetapkan sebesar 140 kepala keluarga miskin menjadi 175 kepala keluarga atau dengan capaian sebesar 125 persen dan 4 unit sarana dan prasarana KAT yang di bangun. Pada tahun 2015, capaian sebesar 170 kepala keluarga miskin atau 170 persen dari target yang telah di tetapkan dan 4 unit sarana dan prasarana KAT yang di bangun atau 93 kepala keluarga. Target RPJMD untuk indikator Jumlah cakupan layanan Pemberdayaan Masyarakat Miskin dan Komunitas Adat Terpencil (KAT) adalah 900 KK dan 5 unit sarana prasarana KAT. Sarana Kebutuhan Dasar yang di bangun bagi Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) Penanggulangan Kemiskinan adalah program prioritas lintas sektor yang dilaksanakan oleh berbagai pihak, baik itu oleh kementerian/lembaga di pusat, maupun dinas teknis di tingkat daerah yang didukung oleh para pihak terkait seperti perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat maupun masyarakat sendiri. Sehubungan dengan itu, tingkat kemiskinan yang dicerminkan oleh tingkat pendapatan di bawah garis kemiskinan dan pemenuhan kebutuhan dasar yang merupakan cerminan dimensi non pendapatan dari kemiskinan, merupakan hasil akhir dari berbagai upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak. Selain itu, pencapaian tingkat kemiskinan pada tahun tertentu merupakan rangkaian hasil dari upaya yang dilakukan tahun-tahun sebelumnya secara konsisten dan kontinu. Untuk mengurangi masalah kemiskinan di Provinsi Gorontalo, Pada tahun 2015 Pemerintah Provinsi Gorontalo mengalokasikan dana APBD lebih dari 13 milyar untuk pembangunan Rumah Mahyani. Pola yang digunakan, yakni melalui pendekatan pemberdayaan dengan melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat dan kepala desa dan penanggung jawab
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
221
AKUNTABILITAS KINERJA swakelola sebagai fasilitatornya. Dan ternyata hal ini mendapat respon yang sangat tinggi dan KIKKKKINERJA terbukti di lapangan dapat meningkatkan peran serta masyarakat dan Pemerintah Desa dimana partipasi dan nilai-nilai kegotong royongan masyarakat sangatlah dominan. Walaupun dananya hanya 16 Juta/unit, namun semangat dan dukungan masyarakat begitu tinggi, di buktikan dengan volume pekerjaan makin bertambah besar. Ini merupakan terobosan dalam rangka transformasi nilai-nilai pemberdayaan kepada masyarakat. Untuk mencapai target Jumlah Rumah layak Huni yang dibangun bagi RTSM sebesar 1000 Unit pada Tahun 2015, pemerintah sudah mengusulkan tambahan 289 unit pada APBD Perubahan tetapi belum mendapatkan alokasi anggaran. Target RPJMD untuk capaian sasaran ini adalah sebesar 5.525 rumah layak huni yang di bangun sehingga masih membutuhkan kerja keras yang di dukung dengan anggaran yang memadai untuk merealisasikan target RPJMD tersebut. Tabel Capaian Indikator Kinerja sarana kebutuhan dasar Yang di bagung bagi RTSM Indikator Kinerja Jumlah Sarana Kebutuhan Dasar yang di bangun bagi Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM)
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
525 unit mahyani
1000 unit mahyani
800 unit mahyani
1000 unit mahyani
711 unit mahyani
5.525 unit mahyani
2015
Sumber Data : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan PDT Prov. Gorontalo
Pencapaian kinerja sasaran pada Tahun 2012 sebesar 525 unit rumah layak huni yang di bangun dan Tahun 2013 capaian kinerja naik menjadi 1000 unit rumah atau naik 52 persen. Pada Tahun 2014 capaian kinerja sasaran turun menjadi 800 unit rumah layak huni atau kurang 20 persen dari target yang telah di tetapkan sebesar 1000 unit rumah layak huni. Pada tahun 2015, capaian sebesar 711 unit dari target yang di tetapkan sebesar 1000 unit atau capaian sebesar 71 persen. Target capaian pada akhir RPJMD adalah sebesar 5.525 unit mahyani. Jumlah pendapatan rata-rata nelayan Pendapatan Nelayan (Rp/bln) adalah nilai bersih rata-rata dalam rupiah yang didapat oleh nelayan dari hasil kegiatan penangkapan ikan, baik kegiatan penangkapan ikan di laut maupun kegiatan penangkapan ikan di perairan umum.
Pendapatan nelayan rata-rata per
bulan pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 2.500.000,- atau lebih 103,58 % dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 2.413.693/bulan. Naiknya pendapatan nelayan per bulan pada tahun 2015 dipengaruhi oleh beberapa faktor utama :
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
222
Naiknya produksi
AKUNTABILITAS KINERJA perikanan KIKKKKINERJA tangkap di sebabkan oleh intervensi anggaran pemerintah
melalui kegiatan restrukturisasi armada tangkap > 30 GT (kapal Mina Maritim dan mina maritim yang sampai tahun 2015 sudah berjumlah 45 unit kapal Mina Maritim dan mina maritim, dan bantuan sarana produksi berupa perahun fiber > 5 GT dan sarana alat tangkap kepada kelompok perikanan tangkap. Nilai harga ikan yang cenderung stabil bahkan naik beberapa persen, khususnya pada komoditi perikanan tangkap yang mempunyai nilai ekonomi tinggi seperti Ikan Tuna, Tongkol dan cakalang. Produk perikanan ini umumnya sebagian kecil di dipasarkan di dalam daerah dan sebagian besar di pasarkan (diantar pulaukan) keluar Provinsi Gorontalo. Tabel Capaian Indikator Kinerja Pendapatan Nelayan/Bulan Indikator Kinerja Jumlah Pendapatan Rata-rata Nelayan
2012
2013
2014
2015
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Rp. 1.945.558/ Bulan
RP. 2.900.000/ Bulan
Rp. 2.597.000/ Bulan
Rp. 2.413.693/ Bulan
Rp. 2.500.000/ Bulan
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD Rp. 2.910.225,/bulan
Sumber Data : Dinas Perikanan dan Kelautan Prov. Gorontalo
Pencapaian kinerja pendapatan nelayan pada Tahun 2012 adalah sebesar 1.945.558 Rupiah per bulan. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini naik menjadi 2.900.000 Rupiah per bulan atau sebesar 49 persn. Untuk Tahun 2014 capaian kinerja untuk pendapatan nelayan sebesar 2.597.000 Rupiah per bulan dari target yang di tetapkan sebesar 2.234.901 Rupiah per bulan. Tahun 2015, pendapatan nelayan sebesar Rp. 2.500.000,-/bulan capaian ini turun bila di bandingkan dengan jumlah pendapatan rata-rata nelayan di tahun 2014. Capaian sasaran ini terealisasi sebesar 104 persen dari taget yang ditentukan di tahun 2015 sebesar Rp. 2.413.693,-/bulan. Efisiensi penggunaan sumber daya pendukung tercapianya sasaran juga terlihat dari hasil capaian yang melampaui target dari indikator sasaran meningkatkan pendapatan rata-rata nelayan. Efisiensi sumber daya tersebut terlihat dari target yang terlampaui sebesar Rp. 87.693,- Pendapatan rata-rata nelayan di akhir tahun RPJMD dalah sebesar Rp. 2.910.225,-/bulan. Jumlah Desa Nelayan/pesisir yang menjadi Desa Tangguh/PDNT Desa Nelayan/Pesisir yang Menjadi Desa Tangguh /PDNT (Desa nelayan/Pesisir) adalah Jumlah desa nelayan yang diintervensi oleh Anggaran APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui program/kegiatan Pengembangan Desa Nelayan Tangguh.
Program/kegiatan PDNT
adalah merupakan program yang berbasis desa, dimana Dinas Perikanan dan Kelautan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
223
AKUNTABILITAS KINERJA mengintervensi beberapa kegiatan utama yang langsung dirasakan oleh nelayan dan wanita KIKKKKINERJA pesisir seperti bantuan sarana produksi (perahu fiber, mesin tempel dan katinting, sarana perbengkelan nelayan, freezer dan warung serba ada yang dikelola langsung oleh wanita pesisir. Tujuan program/kegiatan ini adalah
meningkatkan
perikanan
dan
produksi peningkatan
kehidupan nelayan dari sisi ekonomi (peningkatan pendapatan).
Pada
tahun 2015 sasaran dan realisasi desa melalui kegiatan ini adalah 14 desa (100 %). Pada tahun 2014 sasaran dan realisasi desa melalui kegiatan ini adalah 14 desa atau mencapai 100 persen. Desa nelayan yang disentuh oleh Program PDNT di sektor perikanan dan kelautan pada tahun 2012 sebesar atau 6 desa. Sentuhan program PDNT tersebut terdiri dari bantuan sarana produksi perikanan tangkap, sarana produksi perikanan budidaya dan sarana pengolahan hasil perikanan. Sasaran lokasi Program Pengembagan Desa Nelayan Tangguh (PDNT)
adalah desa-desa nelayan yang kondisi
masyarakatnya sebagian besar miskin dan sarana dan parasarana perikanannya kurang memadai. Pada tahun 2013, desa nelayan yang disentuh oleh Program PDNT di sektor perikanan dan kelautan sebesar 10 desa nelayan. Sentuhan program PDNT tersebut terdiri dari bantuan sarana produksi perikanan tangkap, sarana produksi perikanan budidaya dan sarana pengolahan hasil perikanan. Sasaran lokasi Program Pengembagan Desa Nelayan Tangguh (PDNT)
adalah desa-desa nelayan yang kondisi masyarakatnya sebagian besar miskin dan
sarana dan parasarana perikanannya kurang memadai. Tingkat capaian binaan kelompok perikanan dan kelompok yang menerima bantuan sarana produksi pada tahun 2013, sebanyak 467 kelompok yang terdiri dari kelompok usaha perikanan tangkap, Kelompok perikanan budidaya dan kelompok pengolah hasil perikanan. Kelompok ini merupakan kelompok penghasil komoditi atau produksi perikanan. Hasil capaian ini, terjadi karena berbagai faktor yang mendukung dan berpatisipasi dalam pencapaian sasaran ini. Antara lain adalah peran serta para nelayan binaan dalam mengikuti setiap program dan kegiatan pembinaan. Selain itu, dukungan dari pemerintah terhadap sarana dan prasarana
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
224
penunjang yang
AKUNTABILITAS KINERJA memberikan kemudahan bagi kelompok nelayan untuk memperoleh KIKKKKINERJA
hasil
tangkap maupun dalam upaya meningkatkan produksi ikan budidaya. Tabel Capaian Indikator Kinerja Jumlah Desa Nelayan Tangguh Indikator Kinerja Jumlah Desa Nelayan/pesisir yang menjadi Desa Tangguh/PDNT (Desa Nelayan Pesisir)
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD
6 Desa
10 Desa
14 Desa
14 Desa
14 Desa
77 Desa
2015
Sumber Data : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo
Pencapaian kinerja Desa Nelayan Tangguh pada Tahun 2012 adalah sebanyak 6 desa. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini naik menjadi 10 desa atau naik sebesar 67 persen dari tahun sebelumnya. Untuk Tahun 2014 capaian
kinerja juga naik
menjadi 14 desa dari target yang telah di tetapkan sebesar 14 desa atau naik sebesar 40 persen. Pada tahun 2015, dari target 14 Desa yang menjadi desa tangguh, tercapai 100 persen. Target RPJMD untuk capaian sasaran ini sebesar 77 Desa yang menjadi desa tangguh. Jumlah Pendapatan Pembudidaya Pendapatan pembudidaya (Rp/bln) adalah nilai bersih rata-rata dalam rupiah yang didapat oleh pembudidaya dari hasil kegiatan budidaya, baik kegiatan budidaya perikanan laut (ikan dan rumput laut), Budidaya perikanan bandeng)
payau
(udang
maupun
dan
budidaya
perikanan air tawar (Ikan nila, mas, lele dll). Pendapatan pembudidaya rata-rata per bulan pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 2.470.000 atau lebih 118.94 % dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 2.076.650 /bulan.
Naiknya
pendapatan
pembudidaya per bulan pada tahun 2015
seiring
dengan
produksi
budidaya rumput laut turun, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
225
AKUNTABILITAS KINERJA Pada daerah tertentu KIKKKKINERJA seperti di Kab. Boalemo dan Pohuwato yang merupakan salah satu daerah produksi rumput laut, banyak pembudidaya rumput laut yang beralih ke usaha lain seperti melakukan usaha budidaya laut dan payau (seperti budidaya ikan kerapu dan udang vaname).
Pengalihan usaha budidaya rumput laut ke usaha budidaya ikan, disebabkan oleh Faktor cuaca yang tidak menentu yang mengakibatkan timbulnya penyakit ice-ice pada pada rumput laut sehingga mengakibatkan kegagalan panen.
Produksi Komoditi perikanan budidaya (ikan kerapu dan udang vaname) mengalami kenaikan 150 – 200 % seiring dengan kenaikan harga ikan yang dipengaruhi oleh kenaikan dolar pada tahun 2015.
Harga ikan seperti udang vaname size 70 (70 ekor/kg) yang tadinya harga normal sebesar Rp. 40.000 /kg naik menjadi Rp.60.000 / kg. Ikan kerapu size 1 kg/hidup yang tadinya harga normalnya Rp. 200.000 /kg naik menjadi Rp. 350.000 /kg. Pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2014, tingkat pendapatan nelayan pembududaya
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor nilai harga ikan yang cenderung stabil bahkan naik beberapa persen, khususnya pada komoditi perikanan tangkap yang diolah yang mempunyai nilai ekonomi tinggi seperti Ikan Tuna, Tongkol dan cakalang. Harga ikan tuna utuh misalnya yang tadinya harga dipasar sekitar Rp. 35.000 per kg naik menjadi Rp. 60.000 – Rp. 70.000 per kg atau naik 90 – 100 persen. Bahkan kalau di olah menjadi Tuna Loin harganya naik menadi Rp. 90.000 – 120.000 per kg. ikan Cakalang
dan tongkol yang juga merupakan ikan yang
mempunyai nilai komoditi tinggi di tingkat pengolah dan pemasaran bahkan mencapai Rp. 20.000 – 25.000 per kg dari Rp. 10.000 – 15.000 per kg. Tabel Capaian Indikator Kinerja Pendapatan Pembudidaya Indikator Kinerja Jumlah Pendapatan Pembudidaya
2012
2013
2014
2015
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Rp. 1.667.900
Rp. 2.359.183
Rp. 1.975.000
Rp. 2.076.650
Rp.2.470.000
Kondisi kinerja pada akhir RPJMD Rp.2.500.000 Rupiah/bulan
Sumber Data : Dinas Perikanan dan Kelautan Prov. Gorontalo
Pencapaian kinerja terhadap indikator kinerja sasaran meningkatkan pendapatan pembudidaya perikanan, pada Tahun 2012 adalah sebesar 1.667.900 Rupiah/bulan. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini naik menjadi 2.359.183 Rupiah/bulan atau sebesar 41,45 persen. Untuk Tahun 2014 capaian
kinerja turun menjadi 1.975.000
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
226
AKUNTABILITAS KINERJA Rupiah/bulan atau sebesar KIKKKKINERJA 16,28 persen. Tetapi Pencapaian di Tahun 2014 ini melampaui target yang telah di tetapkan sebesar 1,910,442 Rupiah/bulan. Pada tahun 2015, capaian sebesar 2.470.000 Rupiah/bulan atau mencapai 119 persen dari target yang di tetapkan sebesar 2.076.650 Rupiah/bulan. Dari hasil pencapaian terhadap sasaran ini, target yang telah di tetapkan terlampaui. Ini berarti bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya yang mempengaruhi tercapainya realisasi kinerja ini. Adapun target RPJMD dari capaian sasaran ini adalah sebesar 2.500.000 Rupiah/bulan. 3.2. REALISASI ANGGARAN 3.2.1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2015 Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 15 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Gorontalo Tahun Anggaran 2015, yang kemudian di ubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Gorontalo Tahun Anggaran 2015, terdapat struktur dan komposisi APBD Provinsi Gorontalo Tahun Anggaran 2015 dirinci sebagai berikut : No
Uraian
APBD induk (Rp)
APBD-P (Rp)
1.
Pendapatan Daerah
1.419.850.510.742,25
1.431.825.013.527,25
2.
Belanja Daerah
1.468.732.072.042.25
1.518.827.829.806,11
Belanja Tidak Langsung
661.544.695.439,91
643.242.998.224,91
Belanja Langsung
807.187.376.602,34
875.584.831.581,20
Penerimaan Pembiayaan
58.881.561.300,00
87.002.816.278,86
Pengeluaran Pembiayaan
10.000.000.000,00
0,00
3.
Pembiayaan
Sumber Data : Dinas Keuangan dan Aset Daerah Prov. Gorontalo
Anggaran
belanja
tersebut
tersebar
pada
SKPD
untuk
membiayai
program/kegiatan yang digunakan untuk mencapai 10 tujuan dan 21 sasaran strategis Pemerintah Provinsi Gorontalo Tahun 2015. Realisasi dari Program tersebut diuraikan pada tabel berikut ini :
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
227
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA
Tabel : 3.2.1
No
Realisasi Anggaran Tahun 2014 dan 2015 Tahun 2015
Program
Anggaran (RP)
Realisasi
Realisasi Tahun 2014 (Rp)
TUJUAN 1 : MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI 1
Program Peningkatan Iklim Investasi dan realisasi Investasi
2
Program Peningkatan kerjasama invetasi
3
Program pengembangan KUKM
4
Program Peningkatan Perdagangan Dalam Negeri
5 6 7
667.068.000
666.222.115
623.396.550
1.178.826.000
1.126.852.530
757.481.250
676.383.000
638.037.578
524.341.800
Efisiensi
2.951.868.000
2.861.368.273
2.869.933.000
Program Peningkatan dan pengembangan Ekspor Program Pengembangan UMKM
105.954.000
104.794.000
198.480.000
205.600.000
276.838.800
497.474.900
Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja
1.011.672.000
996.201.200
852.041.200
Promosi
dan
TUJUAN 2 : MENYEDIAKAN INFRASTRUKTUR UNTUK PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH 8 9 10 11 12 13 14 15
Program pembangunan Jalan Jembatan Program Pengendalian Banjir
dan
Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Limbah Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan Dan Jembtan Program pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan Program peningkaytan partisipasi masyarakat dalam membangun desa Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru-Paru/ Rumah Sakit Mata
51.963.701.000
51.537.826.100
78.030.992.017
7.399.701.500
7.117.493.994
4.496.809.778
28.738.005.000
28.140.225.402
32.890.329.930
3.479.695.000
3.226.563.059
4.677.914.479
6.761.626.000
6.505.573.559
25.514.182.950
606.438.000
570.126.115
434.867.120
1.338.278.000
1.292.919.260
539. 220.600
44.406.847.753
27.116.912.563
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
228
AKUNTABILITAS KINERJA TUJUAN 3 : MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN KIKKKKINERJA 16 17
Perluasan Akses Pendidikan Anak Usia Dini Perluasan Akses Pendidikan Dasar
18
Perluasan Akses Pendidikan Menengah
19
Perluasan Akses Pendidikan Tinggi Pengembangan dan Penerapan Kurikulum 2013 Pendidikan Untuk Rakyat (Prodira)
20 21
606.790.202,00
595.590.600,00
589.797.000
2.300.550.000,00
2.058.046.750,00
2.482.887.850
13.887.225.000,00
13.091.467.455,00
10.877.447.800
9.863.332.519,00
9.854.606.300,00
8.299.923.600
554.895.000,00
528.226.800,00
251.246.800
1.403.560.000,00
1.401.037.550,00
554.706.500
TUJUAN 4 : MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT 22
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
592.961.250
581.147.250
681.053.300
23
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Program Peningkatan Upaya Kesehatan Masyarakat Program Pembinaan Upaya Kesehatan
547.342.000
452.945.550
281.063.900
491.644.700
480.394.850
324.586.000
409.277.300,-
393.641.600
827.432.195
24 25 26
525.207.375,-
462.281.100
550.631.025
27
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dan Tidak Menular Program JAMKESTA
60.777.218.169
60.536.251.553
49.553.936.561
28
Program Pengawasan Obat dan Makanan
130.251.500
119.866.000
241.303.000
29
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Program Peningkatan Sarana Prasarana Instalasi Farmasi
878.457.500
842.826.400
473.229.150
138.610.750
129.709.950
196.399.600
1.038.015.000
587.158.000
1.881.631.500
30 31
32 33 34 35 36
37 38
TUJUAN 5 : MENGELOLA SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK KEMAKMURAN MASYARAKAT Program Rehabilitasi dan perlindungan 1.647.920.000 1.540.102.300 2.271.781.600 Hutan Program penyediaan dan pengembangan 3.635.442.000 3.355.542.789 2.137.563.260 sarana dan prasrana pertanian Program Optimalisasi Pengolahan dan 1.583.110.000 1.474.298.722 1.429.127.350 Pemasaran Hasil Perikanan Program Peningkatan Populasi dan 5.670.283.000 5.238.973.100 8.073.790.700 Produksi Ternak dalam Mendukung Swasembada Daging Program Pembinaan Kelembagaan dan 685.775.500 643.621.550 Kemitraan TUJUAN 6 : MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KHUSUSNYA PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) Program rehabilitasi sosial 1.579.878.000 1.570.308.500 1.526.394.500 Program perlindungan kesejahtraan sosial
dan
jaminan
794.934.000
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
771.618.400
737.717.000
229
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA TUJUAN 7 : MEMELIHARA KERAGAMAN AGAMA DAN BUDAYA 39 40 41 42
Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Keamanan dan Ketertiban Program Pengembangan Nilai Budaya
160.674.000
160.654.000
72.522.200
353.720.000
270.092.500
73.490.000
Program Promosi Keragaman Budaya Gorontalo Program Pembinaan dan Peningkatan Prestasi pemuda
2.809.469.998
2.782.417.960
1.532.785.190
1.508.474.000
1.339.110.200
2.688.910.200
TUJUAN 8 : MENINGKATKAN PERAN PEREMPUAN DAN KUALITAS HIDUP ANAK 43
Program Perlindungan Perempuan, Kesejahteraan dan Perlindungan Anak
584.168.000
506.811.150
705.962.684
44
Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender
717.123.000
680.405.000
861.806.650
45 46
TUJUAN 9 : MENGEMBANGKAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH Program Pembinaan dan Pengembangan 3.446.235.250 3.318.088.010 3.591.592.480 Aparatur Program Pendidikan Kedinasan
1.356.214.000
1.349.021.635
1.698.521.999
1.072.395.000
1.068.243.726
1.071.309.000
TUJUAN 10 : PENGENTASAN KEMISKINAN 47
Program Pemberdayaan Sosial
48
Program Penciptaan Wira Usaha Baru (WUB)
565.706.000
488.334.500
351.046.400
49
Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat
3.127.640.000
2.942.987.300
2.527.836.000
14.311.868.000
14.252.250.990
14.994.699.800
50
Sumber Data : Dinas Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Gorontalo (diolah)
Dari tabel Realisasi penggunaan anggaran Pemerintah Provinsi Gorontalo Tahun 2015 dalam rangka mewujudkan 27 sasaran strategis, realisasi atas penggunaan anggaran rata-rata mencapai di atas 95 persen. Hanya beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah saja yang realisasi belanjanya di bawah 90 persen. Keadaan ini menggambarkan bahwa penggunaan anggaran sudah memenuhi kriteria penyerapan anggaran yang sangat baik. Terkait dengan optimalisasi penyerapan anggaran di lingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo, Pemerintah Provinsi Gorontalo telah melakukan langkah-langkah
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
230
AKUNTABILITAS KINERJA melakukan sinergitas pengendalian pembangunan melalui penerapan KIKKKKINERJA
strategis serta
elektronik monitoring, evaluasi dan pelaporan (e-Monep) di 5 (lima) kabupaten dan 1 (satu) kota se Provinsi Gorontalo yang dilaksanakan melalui fasilitasi penyediaan aplikasi e-Monep baik di lingkungan Pemerintah Provinsi maupun kabupaten/kota. Akselerasi terhadap penyerapan anggaran tahun 2015 Provinsi Gorontalo yang dikendalikan melalui aplikasi e-Monep memperoleh apresiasi dari pemerintah pusat melalui Tim Evaluasi Penyerapan Realisasi Anggaran (TEPRA) di bawah Kantor Sekretariat Presiden (KSP). Hal ini juga didukung oleh semakin tertibnya SKPD melakukan proses pelaporan kedalam sistem e-Monep sehingga memperoleh predikat terbaik I Tingkat Nasional dalam penyerapan anggaran selang bulan Agustus hingga Nopember tahun 2015. Prestasi ini juga sangat terkait dengan pencapaian realisasi anggaran kabupaten/kota yang turut memberikan sumbangsih terhadap agregat penyerapan anggaran keseluruhan Provinsi Gorontalo pada tahun 2015. Peningkatan prestasi ini menjadikan beberapa provinsi lain melakukan perjanjian kerjasama dan studi banding ke Provinsi Gorontalo dalam rangka untuk lebih mengenal dan mengadopsi e-Monep sebagai tools/system dalam pengendalian pembangunan, sepanjang Tahun 2015 beberapa daerah yang melakukan studi banding diantaranya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Maluku Utara, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten, Asin
Kabupaten Provinsi
Banyu
Sumatera
Selatan, Kabupaten Sleman Provinsi DI. Jogjakarta, LKPP dan LAPAN. Dengan telah di raihnya
prestasi
ini
Pemerintah Gorontalo
pula,
Provinsi menuai
banyak
apresiasi dari daerah-daerah lain
seperti
narasumber
menjadi
pada
bimtek
penginputan DPA SKPD oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Provinsi Maluku Utara.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
231
AKUNTABILITAS KINERJA Dalam rangkaKIKKKKINERJA pengendalian percepatan penyerapan APBD ini pula, Pemerintah Provinsi Gorontalo melaksanakan secara rutin Pra-Rapim dan Rapat Pimpinan yang dipimpin langsung oleh Gubernur dan atau Wakil Gubernur dan langsung dihadiri oleh Kepala SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo dan diintegrasikan dengan rapat percepatan pelaksanaan pembangunan baik terhadap paket pekerjaan yang dilelang maupun yang dilaksanakan secara swakelola. Kegiatan ini di laksanakan sebagai bentuk komitmen Kepala
Daerah dan Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah
bersama seluruh stakeholder dalam menyelenggarakan program/kegiatan untuk kesejahteraan masyarakat. Dalam menjalankan komitmen tersebut, dapat tergambar pula dalam prestasi terhadap penyelenggaraan pengelolaan Keuangan Daerah dimana selama dua tahun berturut-turut, Pemerintah Provinsi Gorontalo meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tahun 2013 dan 2014. Capaian tersebut adalah suatu prestasi yang sangat membanggakan dimana di tahun 2014, menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang seluruh daerahnya meraih WTP atas Laporan Keuangannya (100 persen). Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) berpendapat, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Provinsi Gorontalo disajikan secara wajar dalam segala hal yang materi. Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Arus Kas (LAK) dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Selain itu, Pemerintah Provinsi Gorontalo dinilai mampu mengungkapkan dalam laporan keuangan dengan cukup memadai, patuh terhadap peraturan perundang undangan yang berlaku serta sistem pendendalian internal yang cukup efektif. Untuk mempertahankan prestasi tersebut,
Pemerintah
Provinsi
Gorontalo
melakukan
beberapa
langkah
yakni
meningkatkan kerjasama eksekutif-legislatif dalam hal perencanaan, penatausahaan, pelaksanaan dan pelaporan keuangan daerah. Terkait perolehan predikat WTP, berbagai upaya
terus dilakukan pemerintah
untuk dijadikan perhatian di tahun-tahun yang akan datang, diantaranya peningkatan komitmen bersama antara pihak eksekutif dan legislatif dalam hal pengelolaan keuangan daerah, mendorong peningkatan kualitas SDM terutama dalam hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. BPK RI sangat mengapresiasi Pemerintah Provinsi Gorontalo, BPK menilai pula bahwa penggunaan anggaran dialokasikan sebesar-besarnya untuk
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
232
kebutuhan
AKUNTABILITAS KINERJA masyarakat, dimana penggunaan alokasi APBD 72 persen diperutukkan KIKKKKINERJA
untuk belanja publik jika dibandingkan dengan belanja pegawai yang hanya mengalokasikan 28 persen. Untuk tahun 2015, sebagai langkah strategis dalam mempertahankan opini WTP atas Pengelolaan Keuangan Daerah, Pemerintah Provinsi Gorontalo telah menerapkan Sistem Akuntansi Pemerintah berbasis akrual. Sistem ini diharapkan dapat memberi manfaat yang lebih besar bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan, dengan memberikan informasi pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang lebih informatif, sekaligus menjadi informasi utama bagi pemerintah dalam pengambilan keputusan dan penyelenggaraan keuangan negara dan daerah yang lebih baik. Penerapan sistem akuntansi berbasis akrual menyajikan tantangan yang cukup besar baik dari segi kesiapan teknis pelaksanaan, struktur dan infrastruktur organisasi pemerintahan, budaya, sistem dan prosedur, hingga kesiapan sumber daya manusianya. Dengan komitmen yang dibarengi dengan persiapan dan usaha, diharapkan mampu kembali meraih predikat WTP atas LKPD Pemerintah Provinsi Gorontalo. 3.2.2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2015 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Pemerintah Provinsi Gorontalo berasal dari Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan yang di kelola oleh Satuan Kerja Pemerintah Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo. APBN yang di selenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo tahun 2015 sebesar 460 Milyar 039 Juta 340 Ribu 473 Rupiah. Jumlah pagu anggaran ini naik jika di bandingkan dengan jumlah pagu di tahun 2014 yaitu sebesar 217 Milyar 917 Juta 040 Ribu Rupiah, dengan realisasi sebesar 201 milyar 869 juta 624 ribu 447 rupiah atau sebesar 92,64 persen di tahun 2014 dan 384 Milyar 527 Juta 602 Ribu 942 Rupiah atau 84 persen di tahun 2015. Dana APBN tersebut berasal dari dana Dekonsentrasi dan dana Tugas Pembantuan. Tabel 3.2.2 di bawah ini adalah pagu dan realisasi penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan Pemerintah Provinsi Gorontalo Tahun 2015. Tabel : 3.2.2
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Provinsi Gorontalo Tahun 2015
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
233
No.
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA Nama SKPD Pagu Realisasi %
1
BIRO PEMERINTAHAN
2
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI GORONTALO
3
BAPPEDA PROVINSI GORONTALO
3.001.181.000
2.500.691.400
83,32
% Realisasi 2014 82.31
490.060.000
454.802.500
92,81
95,68
3.104.701.000
2.573.123.600
82,88
82.06
299.759.167
98,28
95,70
4
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI GORONTALO
305.000.000
5
BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI GORONTALO
155.096.000
121.587.000
78,30
94,63
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMBANGUNAN DESA TERTINGGAL PROVINSI GORONTALO
28.550.103.000
14.476.656.538
50,71
76.05
6 7
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI GORONTALO
204.410.467.358
182.606.967.760
89,33
93.44
8
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PUSAT INFORMASI JAGUNG PROVINSI GORONTALO
4.793.588.650
4.254.442.650
88,75
76,10
9
DINAS PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI GORONTALO
74.863.158.050
57.398.101.620
76,67
93.63
10
BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PROVINSI GORONTALO
7.869.110.000
7.477.975.800
95,03
95,41
11
DINAS KOPERASI , PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROV. GORONTALO
9.752.884.000
8.101.176.517
83,06
92.88
12
DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI GORONTALO
24.137.037.087
23.287.111.259
96,48
97.86
13
DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO
17.882.849.568
14.416.540.461
80,62
91.90
14
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROV. GORONTALO
18.884.651.450
13.780.050.098
72,97
97.03
15
DINAS KEHUTANAN, PERTAMBANGAN DAN ESDM PROPINSI GORONTALO
7.320.835.000
5.754.072.865
78,60
95.16
16
DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI GORONTALO
19.808.196.170
17.140.138.674
86,53
98.09
17
DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI GORONTALO
11.422.397.000
8.461.202.822
74,08
94.90
18
DINAS PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA PROP. GORONTALO
1.707.020.000
1.570.024.850
91,97
96.84
19
BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RISET DAERAH PROVINSI GORONTALO
1.300.000.000
1.208.649.150
92,97
96,41
BIRO PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI GORONTALO
500.000.000
312.912.400
62,58
95,65
20 21
KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI GORONTALO
523.314.000
442.647.000
84,59
97.81
22
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PTSP PROVINSI GORONTALO
729.449.000
684.787.324
93,00
99,89
24
DINAS SOSIAL PROVINSI GORONTALO
18.528.242.130
17.204.181.487
92,85
89.30
460.039.340.473
384.527.602.942
83,59
92.64
Jumlah
Sumber Data : Biro Pengendalian Pembangunan dan Ekonomi
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
234
AKUNTABILITAS KINERJA Pada tahun 2015, KIKKKKINERJA Pemerintah Provinsi Gorontalo memperoleh prestasi dalam pengelolaan terbaik
APBN
I
di
dalam
daerah
yaitu
pengelolaan
Dekonsentrasi serta dalam pengelolaan Tugas
Pembantuan
Bersama.
Dengan
Pemerintah
dan
Urusan
prestasi
tersebut,
Provinsi
Gorontalo
di
anugerahi penghargaan Treasury Award oleh Kementerian Keuangan (Direktorat Jenderal
Perbendaharaan
Provinsi
Gorontalo). Di terimanya penghargaan tersebut
di
harapkan
mampu
lebih
memacu dan mendorong Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan kualitas pelaporan serta pertanggungjawaban keuangan negara.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
235
AKUNTABILITAS KINERJA KIKKKKINERJA
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015
236