AKTIVITAS TRANSKRIPSI VIDEO EDITOR DALAM MENYUKSESKAN PROGRAM UNGGULAN “BIG MOVIES” GLOBAL TV PERIODE MARET – NOVEMBER 2011
SKRIPSI Skripsi Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Srata Satu (S1) Ilmu Komunikasi
DISUSUN OLEH : NIZAR IQBAL ZAENURY 44107010044
PROGRAM STUDI BROADCASTING FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2012
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmannirrahim Assallamuallaikum Wr.Wb. Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat taufik dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Judul dari skripsi ini adalah AKTIVITAS TRANSKRIPSI VIDEO EDITOR DALAM MENSUKSESKAN
PROGRAM UNGGULAN “BIG MOVIES” GLOBAL TV PERIODE
MARET – NOVEMBER 2011. Pembuatan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (SI) di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta. Dengan segala usaha dan kemampuan yang terbatas, penulis menyadari sepenuhnya, bahwa proses penyusunan skripsi ini tak terlepas dari bantuan, bimbingan, dorongan, dan doa dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Juwono Tri Atmojo, S.Sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah bersedia direpotkan dan selalu membimbing penulis hingga skripsi ini selesai.
2.
Ibu Feni Fasta, SE.M.Si, selaku Ketua Jurusan Broadcasting
3.
Para Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi yang selama ini selalu memberi pengarahan baik secara akademik atau lainnya.
4.
Pihak departemen operasional Global TV Kebon Jeruk. Anita selaku departemen head program operation dan Bambang selaku section head media inventory serta Andhar selaku v
section head media preparation yang telah menerima permohonan penelitian penulis secara baik. 5.
Staff Transkripsi Video Editor sekaligus rekan dalam bekerja di Global Tv ( Anom, Haries kibo, Tiko, Siswanto, Taufik, Roynal) serta rekan QC dan Library (Rudi, Hotless, Andri, Miftah, Yuyun) begitu juga rekan Liasion LSF ( Agus) dan rekan staf Global tv (Lukman)
6.
Untuk orang tua penulis Ayahanda Maman Suherman dan Ibunda Ida Farida serta Ibunda Imas beserta Tante ( Titin ), Kakak (Rengga) dan Adik (Daden dan Roby), yang selalu sabar menghadapi tingkah laku penulis dan selalu memperhatikan perhatian terbaik buat penulis.
7.
Untuk Pak Tulus Hendra , selaku suhu editing dan juga sebagai teman curhat penulis yang selalu mendukung penulis dalam setiap usaha dan memberikan motivasi kepada penulis.
8.
Teman-teman broadcast 2007 dan Club GMM (Reper, Mangap, Teguh, Rendi, Joe, Wawan tompi, Ryan pedro, Arif, Asad, Koclak)
9.
Teman-teman Brodcast 9 (B9), Ridwan Mukhlisin, Dede Tarmizi, Babul, Iwan, Ipang, Rifki Risandhy, Ronal, Denny Repper, Mangap, Widianto, Sigit cupu.
10. Untuk orang yang spesial dihati : Irma Novianti, terima kasih atas motivasi yang diberikan kepada penulis 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan hingga terselesaikan skripsi ini, baik bantuanya secara langsung maupun tidak langsung.
vi
Masih banyak kesalahan dan kekeliruan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang. Agar penulis bisa belajar dari kesalahan untuk masa depan yang lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya. Jakarta, 27 Desember 2011 Penulis Nizar Iqbal Zaenury
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI ……………………………..i LEMBAR TANDA LULUS SIDANG …………………………………………ii LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI . .………………………iii ABSTRAKSI. ………...……………………………………………………… ...iv KATA PENGANTAR…………………………………………………………..v DAFTAR ISI…………………………………………………………………..viii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah………………………………………………….....1 1.2. Perumusan Masalah………………………………………………….…..….8 1.3. Tujuan Penelitian…………………………..……………………………..…8 1.4. Signifikansi Penelitian…………………………………………………..…..8 1.4.1. Signifikansi Akademsi……………...………………………..…....8 1.4.2. Signifikansi Praktis………..…………………….…………..….…9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massa…………………………………………………….….…10 2.1.1. Karakteristik Komunikasi Massa……………………………….....12 2.1.2. Fungsi Komunikasi Massa……………………………………..….14 2.2. Televisi Sebagai Media Massa……………………………………….……...16 2.2.1. Karakteristik Televisi……………………...………………….…...16 2.2.2. Fungsi Televisi……………………………………….………..…..20
viii
2.3. Program Televisi …………………….……………………………….…......20 2.4. Program Non Drama…….………………………………………………......22 2.5. Film.………………………………………………........………………....... 22 2.5.1 Non Fiksi...........................................................................................23 2.5.2 Fiksi...................................................................................................23 2.6 Aktivitas..........................................................................................................24 2.7. Transkripsi.......................................................................................................24 2.8. Video Editor...................................................................................................24 2.9. Audio Visual...................................................................................................25 3.0. Content............................................................................................................25 3.1. Waktu..............................................................................................................26 3.2. P3SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran)..............26 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian................................................................................................34 3.2. Metode Penelitian...........................................................................................34 3.3. Definisi Konsep..............................................................................................35 3.3.1 Aktifitas............................................................................................35 3.3.2 Video Editor.....................................................................................35 3.3.3 Program Big Movies.........................................................................36 3.4. Fokus Penelitian.............................................................................................36 3.5. Key Informan.................................................................................................36 3.6. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................37 3.6.1. Data Primer............................................................................................38
ix
3.6.2. Data Sekunder.......................................................................................38 3.7. Teknik Analisis Data......................................................................................39 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Sekilas Sejarah Global TV…………………………………………………..41 4.1.1. Logo Global TV………………………………………………………43 4.2. Tujuan Global TV…………………………………………………………...44 4.3. Visi dan Misi Global TV………………………………….………………....44 4.3.1. Visi Global TV………………………………………….…………….44 4.3.2. Misi Global TV………………………………………….…..….…….45 4.4. Manajemen Global TV…………………………….…………….…………..46 4.4.1. Struktur Organisasi Global TV…………….…………….…………...47 4.5. Target Audience……………………………………………….…………….48 4.6. Gedung Global TV…………………………………………….…………....48 4.7. Sumber Daya Manusia Global TV…………………………………………..49 4.8. Jangkauan Global TV………………………………………………………..50 4.9. Hasil Penelitian………………………………………………….…………..50 4.9.1. Program Operasional…………………………….……………………51 4.9.2. Transkripsi Video Editor…………………………....………………..52 4.10. Pembahasan………………………………………………………………...60 4.10.1 Aktifitas dan Tahap-Tahap Transkripsi Video Editor……………......60 4.10.2. Kendala dan Cara Mengatasi………………………………………..62 4.10.3. Aktifitas Transkripsi Video Editor Sebelum dan Sesudah Ada Peringatan Dari KPI…………………………………………………67
x
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan…………………………………………………………………70 5.2. Saran………………………………………………………………………...72 5.2.1 Saran Untuk Praktis………………………………………………………..72 5.2.2 Saran Akademis……………………………………………………………72 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
SURAT TANDA LULUS SENSOR
AKTIFITAS TRANSKRIPSI VIDEO EDITOR
AKTIFITAS STAF LIBRARY
ALAT INGEST MATERI KASET & ALAT UKUR KUALITAS AUDIO VIDEO
STANDARISASI LEVEL AUDIO
STANDARISASI LEVEL VIDEO
ALAT UKUR AUDIO DI VTR
VTR PENGUKUR KUALITAS AUDIO VIDEO MATERI KASET
ALAT EDITING DIGITAL TRANKRIPSI
LIBRARY PENYIMPANAN MATERI KASET
LAMPIRAN
TRANSKIP WAWANCARA
Nara Sumber
: Bambang (Section Head Media Inventory)
Pewawancara
: Nizar Iqbal Zaenury
Tempat Wawancara : Kantor Global TV Komplek RCTI kebun jeruk Hari / tanggal
: Kamis, 17 November 2011
T
: Bagian apa saja yang berada dibawah program operational ?
J
: Pertama library, library itu mengelola inventori yang merupakan kaset dan file. Yang kedua QC (Quality Control) dan ingest yang menyiapkan materi untuk tayang yaitu mengubah format dari kaset ke file. Yang ketiga adalah sensor LSF, staff khusus yang ditempatkan dan dikirim ke LSF untuk mengurus surat tanda lulus sensor (STLS).
T
: Apa saja tugas dari Departemen Head Program Operational ?
J
: Pertama, karena berupa media inventori, jadi kita mengelola inventori yang berupa program-program yang berupa kaset. Karena kita sudah mengarah ke sistem digital, jadi sebagian besar bentuknya berupa file. Kemudian yang kedua kita mempersiapkan materi-materi yang sebelum tayang baik yang re-run (materi yang sudah tayang untuk di tayangkan
lagi)
maupun yang fast-run (materi baru). Bagian library yang selalu
mengontak ke pihak-pihak terkait para produser internal maupun PH (Production House) sebagai supplier program di Global tv, kemudian kita juga QC teknis untuk audio video semu materi sebelum tayang dan mempersiapkan segala sesuatu yang untuk persyaratan mendapatkan STLS (Surat Tanda Lulus Sensor) berupa materi DVD, kemudian kontrak sinopsis.
T
: Apa peran dari transkription editor didalam “program operational” ?
J
: Peran program operasional atau transkripsi adalah untuk mempersiapkan materi untuk penayangan. Yang pertama adalah mempersiapkan segmentasi, kemudian yang paling penting adalah sensor internal sesuai dengan ketentuan yang sekarang kita berpedoman kepada KPI yang biasa disebut P3SPS. Setiap kepengurusan KPI pasti akan ada perubahan sesuai dengan dinamika masyarakat.
T
: Apa tugas dari ”program operational” ?
J
: Program operasional sebetulnya kepanjangan tangan dari akuisisi dan planning yang menyiapkan materi secara administratif yaitu berupa grid, sedangkan program operasional itu mempersiapkan materi dari segi fisiknya berupa kaset maupun file, dan itu adalah tugas utamanya.
T
: Apa saja tugas dari ”transcription video editor” ?
J
:
Transkripsi editor itu adalah boleh dikatakan editor, editor disini
dimaksudkan adalah yang menerima materi sudah jadi bukan materi mentah berupa offline, tapi materi yang benar-benar siap tayang. Tapi dari matri siap tayang itu, belum tentu semua layak untuk ditayangkan. Jadi boleh dikatakan internal sensor dan yang terakhir untuk menjaga dan mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh KPI
T
: Apa saja tugas dari ”transcription video editor” untuk LSF (Lembaga Sensor Film) ?
J
:
Mempersiapkan materi yang akan mendapatkan surat lulus sensor.
Untuk mendapatkan surat lulus sensor itu tentunya ada ketentuanketentuan dari LSF yang materi-materi apa yang boleh untuk tayang dan yang tidak boleh untuk tayang. Untuk lebih detailnya lagi kita mempersiapkan materi bahwa materi itu seharusnya cocok dengan ketentuan KPI, dalam hal ini kategori semua umur, remaja, dan dewasa. Kalau kita ingin mendapatkan kategori remaja maka konten yang kita kirim sesuai untuk remaja.
T
: Seperti apakah
SOP (standar Operasional Prosedur) transcription
video editor untuk tayang?dan bagaimana prosesnya? J
: Kalau untuk tayang tentunya yang standar operasional utamanya adalah ketentuan dari KPI, itu sudah detail sekali. Disitu peraturan-peraturannya
baik dari sisi audio maupun video, jadi kalau dari sisi audio kata-kata kasar yang harus di mute, kemudian kalau dari segi video yang utamanya adalah kekerasan, baik terhadap anak maupun perempuan yang lebih ditekankan, dan maupun kekerasan fisik dalam arti kata kekerasan yang kelewatan batas, disitu pula standar operasionalnya. Kemudian tentu kita tahu dan ditambahkan pula kita juga, harus menghormati norma-norma yang berlaku di masyarakat. Terutama dari sisi budaya dan dari sisi kepercayaan, misalnya ada suatu kasus di Bali tentunya kita harus menjaga hewan yang memang merupakan yang mereka anggap sebagai pujaan atau dewa mereka. Jadi disini sangat diperlukan sekali pengetahuan umum dari transkripsi video editor untuk mengetahui nilai-nilai yang berlaku secara universal.
T
: Seperti apakah
SOP (standar Operasional Prosedur) transcription
video editor untuk LSF? dan bagaimana prosesnya? J
: Kalau ke LSF ketentuannya adalah ketentuan yang benar-benar sudah baku, dalam arti kata misalnya kekerasan yang menggunakan senjata tajam yang berupa senjata api maupun senjata tajam yang boleh dikatakan pedang atau golok. Yang lainnya lagi adalah darah yang kelewatan berceceran, jadi tidak boleh tayang. Kemudian hal yang lebih sensitif lagi adalah kekerasan terhadap anak dan itu juga menjadi kosen bersama dan tidak boleh tampil di layar kaca. Kalau kita ke LSF, programnya tentu kita
mengharapkan
film
itu
mendapatkan
kategori
remaja.
Kalau
inginmendapatkan kategori remaja tidak boleh ada kekerasan sama sekali.
T
: Menurut anda apa kendala dalam melakukan tugas transkription video editor untuk tayang?
J
: kalau untuk tayang biasanya yang ada kesulitan di kita tidak semua editor yang kita miliki pengetahuannya luas, luas dalam arti kata tentang norma-norma yang berlaku di masyarakat. Kemudian hal yang kedua adalah tentang persepsi bahwa adegan ini boleh dan tidak boleh seperti kasusnya kissing (ciuman), kissing itu yang diinginkan boleh dikatakan hanya beberapa detik, adegan itu sebetulnya bukan adegan yang berbau seks, tetapi cara melakukannya itu ada unsur seksnya. Contohnya seperti mengambil sesuatu yang ada di mulut itu padahal scene yang sangat penting, dimana kalau scene itu dipotong dapat merusak jalan cerita.
T
: Menurut anda apa kendala dalam melakukan tugas transkription video editor untuk LSF?
J
: Kendalanya terkadang kita tidak terlalu menyalahkan para trasnkripsi video editornya, tetapi kita juga masih tergantung kepada petugas-petugas yang bertugas di LSF. Karena mereka terdiri dari beberapa macam golongan, tentunya itu akan berbeda-beda sehingga kita sebenarnya membutuhkan aturan yang benar-benar sudah tidak ada multi tafsir.
T
: Bagaimana cara mengatasi kendalanya dalam melakukan tugas transkription video editor untuk tayang?
J
: Untuk mengatasi kendalanya kita harus lebih banyak memperdalam pengetahuan kita dari pengetahuan P3SPS itu sendiri, karena P3SPS itu sebetulnya atuyran yang benar-benar sudah cukup tertib. Karena dia mencakup semua adat dan ketentuan yang berlaku di Indonesia, jadi kita harus lebih banyak membaca aturan-aturan itu. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah pengetahuan umum kita dengan kebudayaankebudayaan masyarakat, walaupun minoritas harus kita terapkan.
T
: Bagaimana cara mengatasi kendalanya dalam melakukan tugas transkription video editor untuk LSF?
J
: Sebetulnya kendala yang paling utama adalah terkadang dia biasa mengerjakan video editor untuk tayang itu ada yang bersifat execuse atau boleh tayang, akan tetapi di LSF tidak boleh tayang, hal itu karena kebiasaan dia saja yang sebenarnya.
T
: Bagaimana jika tayangan Big Movies terkena teguran dari KPI? Dan apa sanksi yang diterima transcription video editor?
J
: Kalau untuk saat ini biasanya berupa teguran, teguran harus dibedakan dengan SP (surat peringatan) karena teguran itu kita lihat juga sebetulnya yang dilanggar itu hal seperti apa. Hal yang dilanggar itu sebetulnya sih sudah
berulang-ulang
dilakukan,
kemungkinan
kita
sudah
tidak
memberlakukan lagi teguran tapi mungkin langsung SP ( surat peringatan). Tetapi kalau merupakan hal yang baku mungkin masih bersifat teguran.
T
: Seperti apakah pemotongan atau sensor movie untuk tayang di global tv?
J
: Kalau untuk tayang di Global tv itu sebetulnya yang paling kita konsen sekali adalah adegan kekerasan dan seks. Kita tidak akan mentolerir sama sekali dua hal tersebut, karena Global tv itu menayangkan movie dalam seminggu hampir sekitar 16 movie. Jadi kalau kedua adegan tersebut selalu muncul setiap malam itu memang snagat mempengaruhi penonton kita.
T
: Seperti apakah pemotongan atau sensor movie untuk LSF?
J
: Kalau ke LSF kita harus lebih dalam lagi, jadi penyensorannya benarbenar. Jadi kita cukup memperlihatkan kalau dia akan berkelahi langsung di cut atau dipotong disitu saja, tidak perlu dipertontonkan perkelahiannya.
T
: Apa hal yang mendasar untuk sebuah program yang di anggap transkription video editor sudah selesai agar dapat ditayangkan ?
J
: Hal yang paling mendasar itu sebetulnya dari segi konten. Kemudian dari hal kedua dari sisi teknis, teknis itu dilihat dari kualitas audio dan video. Jadi misalkan kalau kontennya bagus tetapi kualitas audio videonya tidak memenuhi syarat itu pasti tidak akan kita tayangkan.
T
: Apakah setiap tayangan ”Big Movies” yang ditayangkan selalu sudah mendapatkan surat pernyataan lulus sensor dari LSF ? bagaimana tanggapan head program operasional jika sudah lulus sensor, tetapi dikomplain penonton ?
J
: Harus. Biasanya kita akan melihat dulu komplain dari sisi apanya, jadi kita akan ada cek dan ballancenya terhadap materi tayang kita. Karena kita juga memiliki bukti siar, seperti apa yang di komplain oleh masyarakat. Masyarakat kita juga sebetulnya sudah cerdas bisa memilih dan memilah mana yang layak atau tidak layak.
T
: Apakah setiap tayangan ”Big Movies” yang ditayangkan selalu sudah mendapatkan surat pernyataan lulus sensor dari LSF ? bagaimana tanggapan head program operasional jika sudah lulus sensor, tetapi di peringati KPI ?
J
: Harus. Kalau diperingati oleh KPI memang KPI itu lebih detail dalam mngatur, bukan berarti kita sudah mendapatkan surat lulus sensor, kemudian kita akan menayangkan sesuai dengan apa yang kita hendaki. Tetapi kita harus memenuhi semua ketentuan baik yang di LSF maupun di KPI, jadi ada beberapa waktu yang lalu perjanjian (MOU) antara KPI dengan LSF kalau memang materi sudah lulus sensor, kemudian walaupun KPI sudah memberikan surat peringatan tetapi tidak seberat kalau kita belum mendaptkan surat lulus sensor.
T
: Untuk transcription video editor tayang, apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah ada peringatan dari KPI mengenai tayangan ”Big Movies” ?
J
: Pasti ada. Jadi kalau untuk yang diantara jam 8 sampai jam 10 malam itu kita menyensor jauh lebih ketat dibandingkan jam 10 malam keatas, karena biasanya LSF atau KPI juga memberikan keleluasaan apalagi di atas jam 10 malam.
T
: Untuk transcription video editor LSF, apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah ada peringatan dari KPI mengenai tayangan ”Big Movies” ?
J
: Video editor LSF biasanya tidak ada, karena apa yang kita kirim ke LSF itu benar-benar sudah bersih.
T
: Apa yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan program berkualitas melalui transcription video editor (secara ideal) ?
J
: Secara ide kalau memang kita sudah mendapatkan konten yang sudah bagus audio dan videonya sudah bagus dan yang tidak paling kalah pentingnya adalah pemotongan segmentasi. Segmentasi itu kita harus benar-benar memahami bagaimana pictnya dimana turunnya suatu scene. Jadi kalau benar-benar kita sudah paham dengan 2 hal itu ditambah dengan segmentasi itu insya Allah big movie kita jauh lebih berkualitas dan enak ditonton.
Nara Sumber
: Andhar (Section Head Media Preparation)
Pewawancara
: Nizar Iqbal Zaenury
Tempat Wawancara : Kantor Global TV Komplek RCTI kebun jeruk Hari / tanggal
: Sabtu, 26 November 2011
T
: Bagian apa saja yang berada dibawah media preparation?
J
: Quality Control/Transkrition Subtitle Bukti Siar
T
: Apa saja tugas dari Departemen Head Media Preparation ?
J
: Mengawasi flow kerja secara administrasi dan operasional pra siaran Mencari solusi jika terjadi kesenjangan dalam cakupan media preparation, teknis dan content Berkoordinasi dengan bagian terkait perihal kegiatan operasional siaran.
T
: Apa peran dari transkription editor didalam “quality control” ?
J
: Melakukan pemotongan adegan baik audio maupun visual yang tidak diperkenankan berdasarkan acuan buku aturan P3SPS KPI. Sebagai pengambil keputusan sebagai individu yang bertanggung jawab atas isi siaran. Sebagai tolak ukur dari isi siaran Global TV di mata stasiun tv lain maupun sebaliknya.
T
: Apa tugas dari ” quality control” ?
J
: Melakukan pemotongan adegan baik audio maupun visual yang tidak diperkenankan berdasarkan acuan buku aturan P3SPS KPI. Mengoreksi audio/video berdasarkan panduan Teknik Quality Control. Melakukan pemotongan durasi berdasarkan permintaan pihak terkait. Melakukan segmentasi part by part berdasarkan aturan yang ada. Melakukan penginputan data status dari materi yang dikerjakan.
T
: Apa tugas dari ”transcription video editor” untuk tayang di Global tv ?
J
: Menjaga stabilitas audio-visual supaya tetap masuk dalam kriteria audiovideo yang ditetapkan oleh Global TV. Melakukan pemotongan adegan yang tidak diperkenankan berdasarkan acuan KPI. Berkoordinasi dengan bagian terkait mengenai durasi dan segmentasi agar tetap terjaga durasi program dan iklan secara programming.
T
: Apa saja tugas dari ”transcription video editor” untuk LSF (Lembaga Sensor Film) ?
J
: Melakukan pemotongan adegan yang tidak diperkenankan berdasarkan acuan buku pedoman P3SPS KPI. Burning to DVD
T
: Seperti apakah SOP (standar Operasional Prosedur) transcription video editor untuk tayang?dan bagaimana prosesnya?
J
: Materi/kaset/ telah ter-QC ---- Editing/ ---- Export/Render ---Konfirmasi ---- Input Status ---- On Air
T
: Seperti apakah SOP (standar Operasional Prosedur) transcription video editor untuk LSF? dan bagaimana prosesnya?
J
: SOP nya kalau dari kita sebenarnya hanya mengikuti peraturan yang sudah ada dari LSF itu sendiri, hanya saja kita membatasi durasi movie antara 60 sampai dengan 70 menit yang akan dikirim ke LSF. Prosesnya hampir sama dengan transkripsi video editor tayang, hanya saja transkripsi video editor LSF lebih detail untuk pengerjaan sensor nya. Kita lebih berusaha agar kita mendapatkan status remaja.
T
: Bagaimanakah proses pembagian shift kerja transcription video editor?
J
: Disini kita setiap bulannya ada jadwal yang dibuat, agar para pegawai lebih tertib dan terkoordinasi. Shift yang ada disini ada 2, shift pertama dari pukul 8 pagi hingga pukul 4 sore, lalu shift kedua dari pukul 4 sore hingga pukul 12 malam. Lalu tambahan shift di hari libur biasanya kita memberikan jatah pada hari sabtu ada 2 shift yang kami jadwalkan untuk transkripsi dan QC ingest dan pada hari minggu hanya ada 1 shift dari pagi hingga malam untuk transkripsi dan QC.
T
: Bagaimana sistem koordinasi antara seorang section head dengan transcription video editor?
J
: Koordinasi selalu terjadi setiap waktu sesuai dengan kondisi dilapangan, tergantung tingkat kesulitan teknis, maupun sebagai pengambil keputusan yang sulit dilakukan dikarenakan berbagai faktor.
T
: Menurut anda apa kendala dalam melakukan tugas transkription video editor untuk tayang?
J
: Kedatangan materi yang tidak terprediksi Support teknis yang masih terasa kurang memadai Keterbatasan alat Banyaknya variant brand maupun codec yang digunakan.
T
: Menurut anda apa kendala dalam melakukan tugas transkription video editor untuk LSF?
J
: Keterbatasan alat Film tidak sesuai target yang diinginkan untuk mendapat status remaja Support teknis yang masih kurang memadai
T
: Bagaimana cara mengatasi kendalanya dalam melakukan tugas transkription video editor untuk tayang?
J
: Saling berkoordinasi sesama personel. Melakukan diskusi horisontalvertikal dengan pihak terkait. Mengikuti seminar KPI/LSF
T
: Bagaimana cara mengatasi kendalanya dalam melakukan tugas transkription video editor untuk LSF?
J
: Memperkuat skill dalam penggunaan peralatan. Koordinasi dengan pihak terkait
T
: Bagaimana jika tayangan Big Movies terkena teguran dari KPI? Dan apa sanksi yang diterima transcription video editor?
J
: Adalah resiko dalam pekerjaan bung! Teguran lisan maupun tertulis/tergantung tingkat kesalahannya
T
: Seperti apakah pemotongan atau sensor movie untuk tayang di global tv?
J
: Tidak boleh ada adegan yang berdarah-darah Tidak boleh ada adegan ciuman Adegan menembak hanya diperbolehkan 1 kali mengenai tubuh
T
: Seperti apakah pemotongan atau sensor movie untuk LSF?
J
: Sensor habis adegan yang berdarah-darah Tidak boleh ada sama sekali adegan yang berbau sex baik dari segi adegan maupun pakaian Tidak boleh ada adegan kekerasan sama sekali.
T
: Apa hal yang mendasar untuk sebuah program yang di anggap transkription video editor sudah selesai agar dapat ditayangkan ?
J
: Materi sesuai dan sudah di QC teknis maupun content. Materi telah sesuai dengan seqmentasi traffic Materi telah terinput di server maupun Gen 21
T
: Apakah setiap tayangan ”Big Movies” yang ditayangkan selalu sudah mendapatkan surat pernyataan lulus sensor dari LSF ? bagaimana tanggapan head program operasional jika sudah lulus sensor, tetapi dikomplain penonton ?
J
: Harus Biasa saja, Setiap complain selalu kita cek dan re-cek kebenarannya, tergantung dilihat dari sudut pandangnya. Setiap complain merupakan pelajaran buat semua personel di transcription, dan sebagai tambahan ilmu di masa dating
T
: Apakah setiap tayangan ”Big Movies” yang ditayangkan selalu sudah mendapatkan surat pernyataan lulus sensor dari LSF ? bagaimana tanggapan head program operasional jika sudah lulus sensor, tetapi di peringati KPI ?
J
: Harus
KPI adalah lembaga independent yang bernaung diatas undang-undang yg berada langsung di bawah presiden, Jadi kita tetap menghormati segala keputusan dari KPI.
T
: Apa yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan program berkualitas melalui transcription video editor (secara ideal) ?
J
: Peralatan yang memadai Program yang terencana dengan baik Skill maupun insting yang cukup Kuat berkoordinasi
Nara Sumber
: Anom (Staff Transkripsi Video Editor Tayang)
Pewawancara
: Nizar Iqbal Zaenury
Tempat Wawancara : Kantor Global TV Komplek RCTI kebun jeruk Hari / tanggal
: Kamis, 17 November 2011
T
: Apa saja tugas dari seorang transcription video editor?
J
: Tugas dari video editor itu, kalau materinya kaset yaitu mensegmen, mempreview, dan melihat kualitas dari audio dan video. Kalau untuk yang file hampir sama saja, tetapi kita kalau yang file ada pemotongan untuk adegan yang tidak senonoh dan yang tidak baik, dan kita mengacu kepada P3SPS KPI.
T
: Apa tanggung jawab utama seorang transcription video editor dalam tugasnya ?
J
: Menjaga kualitas tayang sebaik-baiknya secara audio dan video maupun secara konten.
T
: Persiapan apa saja yang harus dipersiapkan seorang transcription video editor sebelum melakukan tugasnya ?
J
: Kita harus mengacu kepada grid atau rundown acara, melihat materi sebelum tayang di grid untuk hari ini apa saja yang tayang dan apa saja selanjutnya yang akan tayang.
T
: Faktor apa saja yang membuat program ”Big Movies” layak untuk ditayangkan ?
J
: Dilihat dari kualitas audio video, standar kualitas video itu ukurannya satu pict to pict (1vpp), kalau ukuran audio itu 0-10 db.
T
: Sebagai transcription video editor apakah anda memiliki strategi khusus dalam tugas anda ?
J
: Kalau patokan dari Global tv itu, Big Movies itu yang pertama dari jam 8-10 malam. Strateginya itu, kita dengan mensegmen, 1 sampai dengan 3 segmen itu supaya untuk memancing pemirsa kita panjangin durasinya, lalu untuk segmen ke 4 dan seterusnya kita buat rata sekitar 6-8 menit. Dan durasi semua movie berlaku sama baik yang berdurasi 90 menit ataupun durasi 150 menit, terkecuali movie yang berdurasi 180 menit kita buat segmentasi menjadi 12 segmen.
T
: Bagaimana proses transcription video editor sebuah program ”Big Movies” ?
J
: Yang pertama, menyiapkan materi yang telah disiapkan dan ditarik atau dikirim melalui server untuk dapat dikerjakan. Untuk dikerjakan dalam proses mensegmennya di dalam alat editing adobe premier, lalu setelah di edit atau di sensor di render hasilnya. Kalau di NLE-1 itu hasilnya file mpeg untuk dikirim melalui server yang bernama Seachange, kalau di
NLE-2 dan 3 hasilnya berupa file avi, kalau yang avi itu dia masuknya ke server MediaStream.
T
: Kalau ada adegan yang dipotong karena terkena sensor dari transcription video editor apa tidak merusak jalan cerita dari program tersebut ?
J
: Sebenarnya sih tidak yah. Seperti adegan ciuman yang kita potong, kecuali kalau kita memotong durasi itu dapat mengganggu jalan cerita. Tetapi kita hanya memotong adegan tembak-tembakan dan ciuman itu tidak mengganggu jalan cerita. Misalnya seperti adegan menembak, kita sudah tau biasanya kalau sudah menembak seperti bunyi ”Door’ menembus badan, tetapi tidak mati dan kita memotong adegan ciuman itu tidak mengganggu jalan cerita.
T
: Bagaimana sistem koordinasi antara seorang transcription video editor dengan section head ?
J
: Biasanya seorang section head memberikan acuan-acuan dan kita pun biasanya tiap minggu membuat report, kemudian atasan kita melihat apa yang dilakukan seminggu ini dalam bekerja. Lalu trouble apa saja yang terjadi selama kita bekerja, kemudian bos yang membantu dan memberikan masukan.
T
: Apakah yang dilakukan seorang transcription video editor jika ia melakukan kesalahan dalam melakukan tugasnya ? apa akibatnya pada program berdasarkan pengalaman ?
J
: Biasanya kita dalam bertugas itu melakukan evaluasi lagi dari kesalahan yang kita lakukan seperti misalnya, pada hari yang lalu movie yang berjudul “Parent Trap’ itu di sensor ulang. Akibatnya itu kita pokonya kena tegur atau SP (Surat Peringatan) dari direktur utama.
T
: Apakah ada perbedaan dalam bertugas antara transcription video editor junior dengan transcription video editor senior ?
J
: Tidak ada perbedaan tugas antara senior dan junior, karena mau anak baru atau yang lama, tugasnya sama. Paling ya, Cuma berbagi pengalaman tentang pemotongan adegan seperti halnya untuk menambah wawasan anak baru. Jadi mereka tahu karakter movienya bagaimana, dan proses pemotongannya gimana.
T
: Kendala apa saja yang dihadapi seorang transcription video editor dalam melakukan editing program ”Big Movies” ?
J
: Kalau movie last minute (movie yang sebentar lagi tayang), apalagi kalau untuk pemotongan movie last ini, biasanya suka ada dari pihak traffic maupun pihak programming, kita mesti potong durasi pada movie last minute itu harus kita potong hari ini juga. Kendalanya lagi kita harus menyesuaikan untuk movie yang berdurasi 2 jam pada segmen7 harus di
sesuaikan dengan slot untuk iklan rokok pada jam 9.30 malam, harusnya sudah masuk pada segmen 7, tetapi kadang minta dipanjangin durasi pada segmen awal dan kadang minta di potong.
T
: Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala tersebut ?
J
: Kita sebelum tayang biasanya kita masukkan segmen kedalam gen21 (software untuk input segmen). Untuk memasukan kedalam gen21 prosesnya adalah dari materi yang disensor, lalu kita render dan kita catat durasi dikertas segmen, lalu kita input (masukkan) durasi segmen kedalam gen21 agar pihak traffic dan programming tahu durasinya dan agar dia bisa lebih mudah untuk menaruh slot iklan diantara segmen movie tersebut.
T
: Bagaimana transcription video editor dalam mem-filter tayangan ”Big Movies” ?
J
: Kita menonton full dari movie yang akan disensor walaupun semenit kita usahakan untuk tidak terlewatkan.
T
: Bagaiman sikap dari program operational dalam hal ini transcription video editor terhadap teguran dari KPI dalam program ”Big Movies” ?
J
: Itu kita sudah berkali-kali kena tegur dari KPI, dari Januari-Februari sampai dengan Mei itu kita banyak kena teguran oleh pasal-pasal dari KPI untuk movie yang kena yang kena tegur KPI ini kita uasahakan sensor ulang.
T
: Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah ada peringatan dari KPI mengenai tayangan ”Big Movies” ?
J
: Ada. Sepeti halnya manusia terkena teguran kita akan bersikap hati-hati dan lebih teliti dalam bekerja.
Nara Sumber
: Siswanto (Staff Transkripsi Video Editor Tayang)
Pewawancara
: Nizar Iqbal Zaenury
Tempat Wawancara : Kantor Global TV Komplek RCTI kebun jeruk Hari / tanggal
: Kamis, 17 November 2011
T
: Apa saja tugas dari seorang transcription video editor?
J
: Video editor transcription sebenarnya adalah nama baru yang ada di departemen kita. Sebelumnya kita di bawah QC (Quality Control) sekarang sudah dipisah, supaya kita bisa lebih konsentrasi terhadap satu bagian, makanya di grup dikasih nama transcription sama halnya dengan yang di RCTI juga. Jadi disini sebetulnya dalam kata transcription itu adalah menyalin dalam arti segmented, dalam arti pekerjaan yang lebih utamanya adalah mengerjakan preview, terutama yang di kita itu adalah materi yang setelah kita preview kontennya, baru kita menyalin dan itu isinya timecode dan segmented.
T
: Apa tanggung jawab utama seorang transcription video editor dalam tugasnya ?
J
: Tanggung jawabnya bisa dibilang dua kategori, jadi kalau yang pertama ini secara teknis dan juga kita bicara secara konten. Jadi kalau secara teknis kita bisa memperhatikan apa yang ada disini (alat ukur audio video WAVEFORM), disini videonya kita lihat, kroma nya juga kita bisa lihat
tapi kalau sudah didalam masuk kedalam bentuk materi file, kita rata-rata tidak melihat alat ukur audio video tetapi yang pertama kita lihat adalah secara kasat mata. Kalau secara waveform ini anak QC (Quality Control) yang pada pertama melihat level dari audio video. Rata-rata disini kita punya dua materi yng berupa kaset dan file, kaset betacam ada yang analog dan digital, kalau file kita rata-rata yang pekerjaan tanggung jawab transkripsi sendiri adalah file yang tadi itu secara teknis. Sekarang yang konten, secara konten itu kita sesuai dengan regulasi yang dikeluarkan oleh KPI dan dikeluarkan oleh LSF juga, jadi kita preview atau tonton realtime sesuai dengan regulasi yang ada dengan standar prosedur yang ada di lembaga terkait.
T
: Persiapan apa saja yang harus dipersiapkan seorang transcription video editor sebelum melakukan tugasnya ?
J
: Yang sudah-sudah kita biasa mempersiapkan materi, sebetulnya yang mempersiapkan materi bukan kita, transkripsi itu cuma mengerjakan tugas yang sudah disiapkan materinya dari library, lalu library yang telah memberikan materi sesuai dengan grid atau rundown yang diberikan oleh programming. Jadi kita tinggal lihat materi-materi yang sudah disiapkan lalu kita mengerjakan. Kalau kita awalnya, kalau materi yang belum disiapkan, kita kadang juga menanyakan ke library, materi apa yang akan tayang sesuai dengan grid yang ada.
T
: Faktor apa saja yang membuat program ”Big Movies” layak untuk ditayangkan ?
J
: Salah satu faktornya itu tadi yang pertama adalah dua standar prosedur yang satu teknis dan yang satu lagi konten. Yang paling utama adalah konten selain teknis, kalau teknis bicaranya adalah QC (Quality control), kalau kita itu cuma transkripsi, jadi kalau transkripsi tanggung jawabnya itu lebih kepada konten. Makanya konten ini yang lebih ditekan kan lagi, jangan sampai yang telah kita pelajari di KPI dan LSF itu kita lolos, makanya kita yang lebih konsen terhadap konten selain segmented.
T
: Sebagai transcription video editor apakah anda memiliki strategi khusus dalam tugas anda ?
J
: Kalau secara pribadi strategi khusus saya mungkin itu sudah feeling sebetulnya, kalau strategi itu sudah punya feeling dari masing-masing transkripsi video editor. Jadi secara dia nonton atau dia preview itu melihat sebuah materi kita lihat jalan ceritanya seperti apa, baru kita bisa melakukan bagusnya dimana atau angle yang pas untuk kita potong atau sensor sesuai dengan view adjusment yang ada di pemirsa. Jadi jangan sampai pemirsa ini dia Cuma menonton yang tiba-tiba terputus, jadi kita mempertahankan view adjusment supaya penonton tetap bisa menyaksikan supaya enak di tonton.
T
: Bagaimana proses transcription video editor sebuah program ”Big Movies” ?
J
: Itu sama seperti halnya tanggung jawab tadi, kalau proses pengerjaan alur disini, ketika materi itu datang, disiapkan, lalu kita mengerjakan dan kita tonton sesuai dengan regulasi yang ada, lalu materi itu yang kita periksa dan yang sudah layak tayang ya kita bisa tayangkan.
T
: Kalau ada adegan yang dipotong karena terkena sensor dari transcription video editor apa tidak merusak jalan cerita dari program tersebut ?
J
: Disinilah dilemanya seorang transkripsi video editor, disatu sisi kita berbenturan dengan regulasi dari KPI terus disatu sisi dari LSF. Kita belum tahu, karena kita kiblatnya ada dua tempat. Dari dua tempat ini kita sebelumnya disarankan harus lebih berhati-hati, sebelumnya dari internal juga kita sudah ada panduan. Cuma dengan adanya ini pasal-pasal yang sudah ada, kita merasa jadi dilema dan dilemanya itu kita dari movie maker dan sebagai pembuat film yang merasa dia membuat film itu merasa jalan ceritanya bagus, terus kita potong, itu kan merasa tidak enak kita nya, makanya kalau kita sekarang mengerjakan film dan kita potong secara kasar karena adegan kekerasan, kita berusaha untuk menyesuaikan dengan peraturan yang ada. Jadi bagaimanapun caranya kita bisa mempertahankan jalan cerita agar tetap baik, sehingga penonton bisa menyimak dengan baik.
T
: Bagaimana sistem koordinasi antara seorang transcription video editor dengan section head ?
J
: Kalau koordinasi sebetulnya itu sudah ada system, kalau sama atasan itu lebih kepada tanggung jawab diri sendiri, karena kita punya tanggung jawab pekerjaan disini. Jadi kalau ada masalah atau kesulitan kita pun langsung berkoordinasi dengan atasan. Kita berkoordinasi dengan atasan baik, tetapi secara system kita bisa secara tidak formal, yang penting kita sudah dibekali dengan ilmu masalah teknis dengan konten yang cukup. Berkoordinasi dengan atasan kalau kita perlu bicara ya kita bisa bicarakan atau diskusikan di forum dan kita bisa tanyakan secara internal baiknya bagaimana.
T
: Apakah yang dilakukan seorang transcription video editor jika ia melakukan kesalahan dalam melakukan tugasnya ? apa akibatnya pada program berdasarkan pengalaman ?
J
: Kalau bicara sanksi yang sudah-sudah itu biasanya bentuknya lewat teuran atau SP (Surat Peringatan) dan supaya kita bisa lebih baik lagi, lebih teliti dan lebih hati-hati dalam mengerjakan program, jangan sampai ilmu yang sudah kita dapat baik itu konten atau teknis itu jadi mubazir. Kalau pada program sama halnya kita mendapat teguran atau SP (surat peringatan), hanya bedanya kita dapat teguran dari KPI langsung, bila itu terjadi berkali-kali maka program kita dapat dihentikan.
T
: Apakah ada perbedaan dalam bertugas antara transcription video editor junior dengan transcription video editor senior ?
J
: Dari mulai saya datang kesini sampai sekarangpun antara senior dan junior sebetulnya tidak ada, itu hanya penamaan orang lain. Cuma kita menyarankan supaya kerja team, kalau kerja team itu tidak ada senior dan junior justru malah kita lebih terbuka supaya bisa bekerja secara team. Jadi kalau kita bicara secara sendiri, ibaratnya kita punya ilmu tidak membagi kepada yang tadi dibilang junior, kalau seperti itu jadi ada batasan. Kalau kita terbuka akan terjalin adanya sharing atau tukar pikiran sesama teman dan kita tidak perlu adanya perbedaan, karena kita bekerja secara team.
T
: Kendala apa saja yang dihadapi seorang transcription video editor dalam melakukan editing program ”Big Movies” ?
J
: Kendala yang pertama adalah peralatan, sebetulnya peralatan kita sudah bagus, Cuma kalau kendala disini selain peralatan mungkin kita harus dibekali seperti adanya penambahan workshop khusus editing. Kita kan disini QC (Quality Control) tidak syur atau khusus orang editing, jadi yang kita butuhkan mungkin pelatihan-pelatihan khusus. Seperti halnya waktu yang lalu, adanya workshop KPI, secara konten kita dapatkan ilmunya, lalu secara teknis kita juga dapatkan dari workshop tersebut. Sekarang secara software masalah editing, teman-teman kita disini malah bisa
dibilang kurang dam kita lebih banyak menggali sendiri dan crossing terus, bagaimana supaya kita menyesuaikan dengan yang lain.
T
: Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala tersebut ?
J
: Cara mengatasi kendala salah satunya adalah meng-grow up sendiri, jadi kita harus bisa mencari sendiri caranya bagaimana, karena kadang pemahaman kita setiap orang berbeda-beda. Menurut dia disegmen ini dipotong, ada yang bilang disegmen lain tidak ada yang perlu dipotong. Jadi pemahamannya berbeda, makanya lebih baik harus mempersatukan persepsi dahulu, jangan sampai nanti pada waktu melakukan eksekusi kita berbeda pendapat dan ilmu yang harus di cari rata-rata kalau dari perusahaan tidak pernah memberikan itu, jadi kita benar-benar harus menggali sendiri
ilmunya untuk bisa secara seni kita memotong dan
mengerti jalan cerita.
T
: Bagaimana transcription video editor dalam mem-filter tayangan ”Big Movies” ?
J
: Untuk memfilter sebetulnya sudah bisa diketahui dari awal kalau bicara secara teknis. Pertama kali materi itu datang di QC (Quality Control) sama anak QC (Quality Control) dilihat dulu level audio dan video secara teknis. Apabila menurut dia materi master originalnya merasa tidak layak tayang, maka materi akan dikembalikan kepada pihak library, tapi secara tanggung jawabnya transkripsi sendiri kita Cuma lihat konten yang sudah diberikan
dari library dan kalau misalnya merasa layak atau tidak layak tayang kita filternya adalah salah satunya regulasi yang ada dari KPI secara konten, teknisnya kita sudah punya.
T
: Bagaiman sikap dari program operational dalam hal ini transcription video editor terhadap teguran dari KPI dalam program ”Big Movies” ?
J
: Sejauh ini yang kita laksanakan baik, jadi kalau kita lihat dari regulasi yang ada, itu satu buku kalau kita ikuti semua cerita itu akan gundul atau habis jalan ceritanya. Mana oaring bisa memperhatikan kalau jalan ceritanya banyak yang terputus, jadi banyak yang tidak mengerti dan itu sebuah dilema bagi kita antara sulit, baik dan bermacam-macam. Tapi rata-rata dengan adanya filter untuk masyarakat ini (KPI) kita jadi lebih aware dan kita juga lebih hati-hati. Ibaratnya keluarga atau anak kita sebagai penonton juga tidak mau, anak kita menonton adegan kekerasan yang bisa dicontoh oleh anak-anak dan itu bisa lebih berbahaya.
T
: Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah ada peringatan dari KPI mengenai tayangan ”Big Movies” ?
J
: Jelas ada, sebelum ada peringatan pun misalnya seperti peraturan tidak dipakai, kita lihat kalau secara kasat mata atau secara pribadi rata-rata menggunakan insting atau feeling pribadi, pengennya menggunakan feeling pribadi bukan dari regulasi. Menurut kita dari insting pribadi
program itu tidak layak tayang atau perlu dipotong, ya kita potong. Tapi gimana caranya supaya bisa tetap view enjoymentnya dapat dipertahankan.
Nara Sumber
: Roynal (Staff Transkripsi Video Editor LSF)
Pewawancara
: Nizar Iqbal Zaenury
Tempat Wawancara : Kantor Global TV Komplek RCTI kebun jeruk Hari / tanggal
: Selasa, 29 November 2011
T
: Apa saja tugas dari seorang transcription video editor untuk LSF?
J
: Kalau tugas saya adalah mengedit atau mensensor movie yang adegannya berbau tentang kekerasan, sex, dan Ras.
T
: Apa tanggung jawab utama seorang transcription video editor untuk LSF dalam tugasnya?
J
: Tanggung jawabnya itu adalah mensensor adegan – adegan kekerasan dan sex dalam movie, agar mendapatkan surat izin tayang berupa kategori dewasa, remaja, dan semua umur
T
: Persiapan apa saja yang harus dipersiapkan seorang transcription video editor untuk LSF?
J
: Kalau persiapannya kita datang kekantor itu, kita melihat playlist atau grid dulu yang sudah disiapkan oleh orang library, lalu kita capture materinya, lalu baru kita sensor
T
: Faktor apa saja yang membuat program ”Big Movies” layak untuk mendapatkan surat izin tayang ?
J
: Kalau dibilang faktor apa saja itu, movie itu kita sensor supaya adegan – adegan kekerasan berkurang atau sudah kita hapus semua. Pokoknya kalau adegan – adegan kekerasan atau sex itu sudah hilang, itu sudah layak mendapatkan surat izin tayang. Jadi kiranya adegan – adegan yang dilarang oleh peraturan (LSF) itu harus dibuang.
T
: Sebagai transcription video editor untuk LSF apakah anda memiliki strategi khusus dalam tugas anda ?
J
: Kalau strategi khusus biasanya sebelum saya mulai mensesnsor itu, saya tonton dulu filmnya secara keseluruhan, jadi saya sudah tahu dimana itu mempermudah saya untuk membuang adegan – adegan kekerasannya. Jadi intinya dilihat dulu keseluruhan filmnya dan ditandai untuk disensor
T
: Bagaimana proses transcription video editor untuk LSF dalam sebuah program ”Big Movies” ?
J
: Pertama dari section head dia memandatkan ke library untuk mempersiapkan materi – materi yang harus saya sensor, lalu dari library akan dipersiapkan dari materi yang akan dicapture oleh orang library, lalu hasil capturenya berupa file yang disimpan atau dipersiapkan di hardisk saya, setelah itu saya bisa langsung mengedit atau mensensor, lalu hasil sensor di burn atau dipindahkan kedalam format dvd untuk dikirim ke LSF
T
: Kalau ada adegan yang dipotong karena terkena sensor dari transcription video editor untuk LSF apa tidak merusak jalan cerita dari program tersebut ?
J
: kalau dibilang rusak itu sudah pasti, soalnya adegannya dibuang. Tapi itu bagaimana caranya kita agar adegan – adegan itu tidak terlalu rusak, jadi agar tetap ada continiti nya.
T
: Bagaimana sistem koordinasi antara seorang transcription video editor untuk LSF dengan section head ?
J
: Kalau kita berkoordinasi itu biasanya section head turun ke library, baru ke saya untuk pendelegasian tugas, tapi apabila saya menemui kendala, saya langsung berkoordinasi ke section head nya. Misalnya materi rusak, tapi saya coba dulu cari kasetnya untuk di capture ulang, dan itu tetap tidak bisa masuk di software editing nya, baru saya kasih catatan dan saya laporkan ke section headnya.
T
: Apakah yang dilakukan seorang transcription video editor untuk LSF jika ia melakukan kesalahan dalam melakukan tugasnya ? apa akibatnya pada program berdasarkan pengalaman ?
J
: Kalau kita melakukan kesalahan itu biasanya kita tidak mencapai target. Di Global tv itu targetnya adalah kita harus mendapatkan surat izin tayang kategori remaja atau semua umur, lalu jika kita melakukan kesalahan
biasanya target tak tercapai atau kita mendapatkan surat izin tayang kategori dewasa dan kita harus mengedit atau mensensor ulang. Akibatnya itu kita harus mensensor ulang, biasanya kita dikasih kesempatan tiga kali, jika masih dapat dewasa biasanya dibiarkan saja. Hanya saja jam tayangnya yang di taruh untuk jam 10 malam keatas atau di program Big Movies II.
T
: Kendala apa saja yang dihadapi seorang transcription video editor untuk LSF dalam melakukan editing program ”Big Movies” ?
J
: Pada dasarnya kendalanya itu mulai dari materinya yang tidak support ke software editingnya, soalnya kita materinya ada dua yang pertama file dan yang satunya kaset. Biasanya yang dari kaset itu karena banyak sering di copy jadinya rusak, jadi kita harus capture ulang.
T
: Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala tersebut ?
J
: Cara mengatasi kendalanya jika yang rusak materinya, kalau masih ada materi dari server nya kita bisa import ulang, tetapi kalau itu tidak bisa juga berarti kita capture ulang dari materi kaset.
T
: Bagaiman sikap dari program operational dalam hal ini transcription video editor untuk LSF terhadap teguran dari KPI dalam program ”Big Movies” ?
J
: Kalau masalah teguran dari KPI kita sebagai transkripsi video editor LSF itu tidak terlalu terpengaruh, karena kalau kita itu berhubungan dengan LSF. Kalau KPI itu lebih mengarah kepada transkripsi video editor tayang, jadi kita tidak ada hubungan yang signifikan terhadap KPI
T
: Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah ada peringatan dari KPI mengenai tayangan ”Big Movies” ?
J
: Kalau sebelum dan sesudah tayang seperti yang sudah saya sebutkan tadi, kalau untuk transkripsi video editor LSF itu kita stop sampai keluar izin tayang, jadi misalnya ada teguran dari KPI itu lebih mengarah ke transkripsi video editor tayang, jadi tidak ke kita.
Nara Sumber
: Agus (Staff LSF Liasion Officer)
Pewawancara
: Nizar Iqbal Zaenury
Tempat Wawancara : Kantor Global TV Komplek RCTI kebun jeruk Hari / tanggal
: Kamis, 17 November 2011
T
: Apa saja tugas dari seorang LSF Liasion ?
J
: Tugas dari seorang liason LSF itu bertugas untuk mensensorkan film yang sebelum tayang, guna untuk mendapatkan surat lulus sensor
T
: Apa tanggung jawab utama seorang LSF Liasion dalam tugasnya ?
J
: Tanggung jawab liason LSF itu bertanggung jawab terhadap masyarakat, dimana sesuai dengan undang-undang dari LSf itu, bahwa setiap film atau tayangan harus melewati LSF.
T
: Persiapan apa saja yang harus dipersiapkan seorang LSF Liasion sebelum melakukan tugasnya ?
J
: Persiapan yang pertama adalah kita membawa materi program, contoh materi program untuk disensorkan di LSF guna mendapatkan klasifikasi surat lulus sensor yaitu Dewasa, Remaja, dan Semua umur.
T
: Sebagai LSF Liasion apakah anda memiliki strategi khusus dalam tugas anda ?
J
: Terutama strategi dalam sesuai dengan manajer-manajer Global tv, dimana kita mengarah pada undang-undang penyiaran atau undang-undang KPI bahwa film itu ditayangan dibawah jam 8 malam harus berkategori Remaja. Jadi bagaimana bisa memproyeksikan film itu supaya mendapatkan status Remaja sesuai dengan tujuan kita.
T
: Bagaimana proses LSF Liasion pada sebuah program ”Big Movies” ?
J
: Untuk program Big Movies sendiri itu prosesnya sama seperti pada sensor-sensor materi yang lain, dimana materi ini disensor terlebih dahulu sebelum tayang, setelah itu mendapatkan kategori Remaja, Dewasa, atau Semua umur.
T
: Bagaimana sistem koordinasi antara seorang LSF Liasion dengan section head ?
J
: Ya, koordinasinya berhubungan langsung dengan programming, dimana programming melihat kerja kita. Disesuaikan dengan tujuan dia, dalam arti schedule grid dia. Jadi kalau misalkan kita mendapatkan Dewasa, maka tidak layak tayang.
T
: Apakah yang dilakukan seorang LSF Liasion jika ia melakukan kesalahan dalam tugasnya? apa akibatnya pada program berdasarkan pengalaman ?
J
: Kesalahannya fatal, akibatnya bisa jadi film itu tidak bisa tayang.
T
: Kendala apa saja yang dihadapi seorang LSF Liasion dalam tugasnya ?
J
: Ya, program seperti diberhentikan oleh lembaga yang berwenang, seperti KPI. Jadi KPI melihat konten, kalau film itu dewasa dan dia akan konfirmasi ke LSF dan kita bisa kena sanksi sesuai dengan undang-undang di KPI yaitu diberhentikan programnya.
T
: Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala tersebut ?
J
: Ya, kita koreksi diri kedalam, kalau misalnya kita kena dengan KPI. Maka kita tidak akan tayangkan, tetapi terkadang mereda dan kembali normal.
T
: Bagaimanakah LSF mengoperasikan P3SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran) yang diterapkan dalam tayangan “Big Movies” ?
J
: Program standar kita sebenarnya searah dengan LSF, dimana P3SPS ini seiring sejalan. Kalau P3SPS itu kan norma-norma yang normative, dalam artian dia sudah ada aturan baku, sedangkan LSF itu lebih kepada sebelum tayang dibawa dulu materinya.
T
: Pernahkah LSF menolak judul film dari Global tv?
J
: Sering, contoh kasus kita sering ditolak lebih dari 5 film
T
: Apa yang di lakukan Global tv, jika film tayangan Big Movies di tolak LSF?
J
: Pertama petugas LSF melakukan pengiriman surat penolakan, lalu surat penolakan ini kita ajukan ke programming agar ditindak lanjutiuntuk menyatakan klaim ke distributor untuk ditukar agar film layak tayang.
T
: Bagaimana menyelesaikan konflik kepentingan Global tv, jika LSF menolak film atau salah satu tayangan Big Movies ?
J
: Konflik kepentingan untuk saat ini bisa diredam karena kita melakukan pendekatan secara musyawarah. Sampai saat ini kita belum pernah ada konflik, hanya saja sebatas surat peringatan dalam arti, kita memahami internal kita sendiri sebelum dibawa ke LSF untuk di sensorkan.
T
: Pernahkah adegan film atau tayangan Big Movies secara total atau 1 film di larang LSF?
J
: Kalau satu film dilarang kita belum pernah, tetapi kalau lebih dari 60% dari total tontonan atau tayangan kita pernah dan itu memang sesuai dengan undang-undang di LSF, diatas 50% itu tidak layak tayang.
T
: Dan apakah yang menjadi alasan, jika adegan film atau tayangan Big Movies di larang LSF?
J
: Alasannya pertama sesuai dengan fungsi LSF, itu melindungi masyarakat sebagai filter masyarakat. Jadi setiap adegan yang mau tayang itu wajib disensor, dan apabila tidak lulus sensor, maka LSF mengeluarkan surat yang isinya penolakan.
Draft Wawancara Departemen Head Program Operational Global TV (Media Inventory Section Head) 1. Bagian apa saja yang berada dibawah program operational ? 2. Apa saja tugas dari Departemen Head Program Operational ? 3. Apa peran dari transkription editor didalam “program operational” ? 4. Apa tugas dari ”program operational” ? 5. Apa saja tugas dari ”transcription video editor” ? 6. Apa saja tugas dari ”transcription video editor” untuk tayang di Global tv ? 7. Apa saja tugas dari ”transcription video editor” untuk LSF (Lembaga Sensor Film) ? 8. Seperti apakah SOP (standar Operasional Prosedur) transcription video editor untuk tayang?dan bagaimana prosesnya? 9. Seperti apakah SOP (standar Operasional Prosedur) transcription video editor untuk LSF? dan bagaimana prosesnya? 10. Menurut anda apa kendala dalam melakukan tugas transkription video editor untuk tayang? 11. Menurut anda apa kendala dalam melakukan tugas transkription video editor untuk LSF? 12. Bagaimana
cara
mengatasi
kendalanya
dalam
melakukan
tugas
dalam
melakukan
tugas
transkription video editor untuk tayang? 13. Bagaimana
cara
mengatasi
kendalanya
transkription video editor untuk tayang?
14. Bagaimana jika tayangan Big Movies terkena teguran dari KPI? Dan apa sanksi yang diterima transcription video editor? 15. Seperti apakah pemotongan atau sensor movie untuk tayang di global tv? 16. Seperti apakah pemotongan atau sensor movie untuk LSF? 17. Apa hal yang mendasar untuk sebuah program yang di anggap transkription video editor sudah selesai agar dapat ditayangkan ? 18. Apakah setiap tayangan ”Big Movies” yang ditayangkan selalu sudah mendapatkan surat pernyataan lulus sensor dari LSF ? bagaimana tanggapan head program operasional jika sudah lulus sensor, tetapi dikomplain penonton ? 19. Apakah setiap tayangan ”Big Movies” yang ditayangkan selalu sudah mendapatkan surat pernyataan lulus sensor dari LSF ? bagaimana tanggapan head program operasional jika sudah lulus sensor, tetapi di peringati KPI ? 20. Untuk transcription video editor tayang, apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah ada peringatan dari KPI mengenai tayangan ”Big Movies” ? 21. Untuk transcription video editor LSF, apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah ada peringatan dari KPI mengenai tayangan ”Big Movies” ? 22. Apa yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan program berkualitas melalui transcription video editor (secara ideal) ?
Section Head Quality Control Global TV (Media Preperation Section Head ) 1. bagian apa saja yang berada dibawah quality control ? 2. Apa saja tugas dari Departemen Head quality control ? 3. Apa peran dari transkription editor didalam “quality control” ? 4. Apa tugas dari ” quality control” ? 5. Apa saja tugas dari ”transcription video editor” ? 6. Apa saja tugas dari ”transcription video editor” untuk tayang di Global tv ? 7. Apa saja tugas dari ”transcription video editor” untuk LSF (Lembaga Sensor Film) ? 8. Seperti apakah SOP (standar Operasional Prosedur) transcription video editor untuk tayang?dan bagaimana prosesnya? 9. Seperti apakah SOP (standar Operasional Prosedur) transcription video editor untuk LSF? dan bagaimana prosesnya? 10. Bagaimanakah proses pembagian shift kerja transcription video editor? 11. Bagaimana sistem koordinasi antara seorang section head QC dengan transcription video editor? 12. Menurut anda apa kendala dalam melakukan tugas transkription video editor untuk tayang? 13. Menurut anda apa kendala dalam melakukan tugas transkription video editor untuk LSF? 14. Bagaimana
cara
mengatasi
kendalanya
transkription video editor untuk tayang?
dalam
melakukan
tugas
15. Bagaimana
cara
mengatasi
kendalanya
dalam
melakukan
tugas
transkription video editor untuk tayang? 16. Bagaimana jika tayangan Big Movies terkena teguran dari KPI? Dan apa sanksi yang diterima transcription video editor? 17. Seperti apakah pemotongan atau sensor movie untuk tayang di global tv? 18. Seperti apakah pemotongan atau sensor movie untuk LSF? 19. Apa hal yang mendasar untuk sebuah program yang di anggap transkription video editor sudah selesai agar dapat ditayangkan ? 20. Apakah setiap tayangan ”Big Movies” yang ditayangkan selalu sudah mendapatkan surat pernyataan lulus sensor dari LSF ? bagaimana tanggapan head program operasional jika sudah lulus sensor, tetapi dikomplain penonton ? 21. Apakah setiap tayangan ”Big Movies” yang ditayangkan selalu sudah mendapatkan surat pernyataan lulus sensor dari LSF ? bagaimana tanggapan head program operasional jika sudah lulus sensor, tetapi di peringati KPI ? 22. Apa yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan program berkualitas melalui transcription video editor (secara ideal) ?
Staf Transcription Video Editor Untuk Tayang 1. Apa saja tugas dari seorang transcription video editor? 2. Apa tanggung jawab utama seorang transcription video editor dalam tugasnya ? 3. Persiapan apa saja yang harus dipersiapkan seorang transcription video editor sebelum melakukan tugasnya ? 4. Faktor apa saja yang membuat program ”Big Movies” layak untuk ditayangkan ? 5. Sebagai transcription video editor apakah anda memiliki strategi khusus dalam tugas anda ? 6. Bagaimana proses transcription video editor sebuah program ”Big Movies” ? 7. kalau ada adegan yang dipotong karena terkena sensor dari transcription video editor apa tidak merusak jalan cerita dari program tersebut ? 8. Bagaimana sistem koordinasi antara seorang transcription video editor dengan section head ? 9. Apakah yang dilakukan seorang transcription video editor jika ia melakukan kesalahan dalam melakukan tugasnya ? apa akibatnya pada program berdasarkan pengalaman ? 10. Apakah ada perbedaan dalam bertugas antara transcription video editor junior dengan transcription video editor senior ? 11. Kendala apa saja yang dihadapi seorang transcription video editor dalam melakukan editing program ”Big Movies” ?
12. Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala tersebut ? 13. Bagaimana transcription video editor dalam mem-filter tayangan ”Big Movies” ? 14. Bagaiman sikap dari program operational dalam hal ini transcription video editor terhadap teguran dari KPI dalam program ”Big Movies” ? 15. Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah ada peringatan dari KPI mengenai tayangan ”Big Movies” ?
Staf Transcription Video Editor Untuk LSF 1. Apa saja tugas dari seorang transcription video editor untuk LSF? 2. Apa tanggung jawab utama seorang transcription video editor untuk LSF dalam tugasnya? 3. Persiapan apa saja yang harus dipersiapkan seorang transcription video editor untuk LSF? 4. Faktor apa saja yang membuat program ”Big Movies” layak untuk mendapatkan surat izin tayang ? 5. Sebagai transcription video editor untuk LSF apakah anda memiliki strategi khusus dalam tugas anda ? 6. Bagaimana proses transcription video editor untuk LSF dalam sebuah program ”Big Movies” ? 7. kalau ada adegan yang dipotong karena terkena sensor dari transcription video editor untuk LSF apa tidak merusak jalan cerita dari program tersebut ? 8. Bagaimana sistem koordinasi antara seorang transcription video editor untuk LSF dengan section head ? 9. Apakah yang dilakukan seorang transcription video editor untuk LSF jika ia melakukan kesalahan dalam melakukan tugasnya ? apa akibatnya pada program berdasarkan pengalaman ? 10. Kendala apa saja yang dihadapi seorang transcription video editor untuk LSF dalam melakukan editing program ”Big Movies” ? 11. Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala tersebut ?
12. Bagaiman sikap dari program operational dalam hal ini transcription video editor untuk LSF terhadap teguran dari KPI dalam program ”Big Movies” ? 13. Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah ada peringatan dari KPI mengenai tayangan ”Big Movies” ?
Staff LSF Liasion Officer 1. Apa saja tugas dari seorang LSF Liasion ? 2. Apa tanggung jawab utama seorang LSF Liasion dalam tugasnya ? 3. Persiapan apa saja yang harus dipersiapkan seorang LSF Liasion sebelum melakukan tugasnya ? 4. Sebagai LSF Liasion apakah anda memiliki strategi khusus dalam tugas anda ? 5. Bagaimana proses LSF Liasion pada sebuah program ”Big Movies” ? 6. Bagaimana sistem koordinasi antara seorang LSF Liasion dengan section head ? 7. Apakah yang dilakukan seorang LSF Liasion jika ia melakukan kesalahan dalam tugasnya? apa akibatnya pada program berdasarkan pengalaman ? 8. Kendala apa saja yang dihadapi seorang LSF Liasion dalam tugasnya ? 9. Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala tersebut ? 10. Bagaimanakah LSF mengoperasikan P3SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran) yang diterapkan dalam tayangan “Big Movies” ? 11. Pernahkah LSF menolak judul film dari Global tv? 12. Apa yang di lakukan Global tv, jika film tayangan Big Movies di tolak LSF? 13. Bagaimana menyelesaikan konflik kepentingan Global tv, jika LSF menolak film atau salah satu tayangan Big Movies ?
14. Pernahkah adegan film atau tayangan Big Movies secara total atau 1 film di larang LSF? 15. Dan apakah yang menjadi alasan, jika adegan film atau tayangan Big Movies di larang LSF?
CONTOH PENYENSORAN MOVIE
1
5
9
2
3
6
7
10
11
4
8
12
13
Keterangan Gambar Susunan gambar di atas adalah susunan gambar ketika video utuh sebelum ada penyensoran atau pemotongan pada film yang berjudul CROCODILE 2. Ketika film akan di sensor, maka pada gambar di atas yang akan di hilangkan atau di potong adalah gambar nomor 2 (adegan lelaki di gigit buaya sampai berdarah), 10 (adegan tubuh lelaki yang berdarah akan di gigit buaya secara close up), dan 11 (adegan lelaki mengeluarkan banyak darah dari mulut karena di gigit buaya). Jadi adegan yang di potong adalah adegan yang berbau sadis atau berdarah-darah.