1
EFEKTIFITAS TERAPI PSIKOEDUKASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN HIV/ AIDSDI POLI VCT RSUD DR. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI
NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh : Endah Kusuma Wardani NIM. S.12 013
PROGRAM STUDI S-I KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016
2
3
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016
Endah Kusuma Wardani
Efektifitas Terapi Psikoedukasi Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Dengan HIV/ AIDS Di Poli VCT RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri
Abstrak Penderita HIV/ AIDS akan mengalami kecemasan dan akan berdampak pada strategi koping terhadap respon psikologisnya, yang banyak terjadi pada pasien HIV/ AIDS seperti dimana pasien tidak dapat mengatur emosinya dalam menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan. Cara untuk menurunkan tingkat kecemasan pada pasien HIV/ AIDS yaitu dengan cara terapi perilaku meliputi relaksasi otot, relaksasi kesadaran indera, relaksasi meditasi, yoga dan relaksasi hipnosa, serta terapi religius meliputi menjalankan kegiatan keagamaan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi efektifitas terapi psikoedukasi terhadap tingkat kecemasan pasien dengan HIV/ AIDS. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan rancangan Quasi Experimental pre-post test with control grup dengan metode pengambilan sampel menggunakan Tabel Cohendengan perhitungan effect size 0,70 dari penelitian terdahulu dan didapatkan sampel yang berjumlah 22 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi psikoedukasi terhadap tingkat kecemasan sebelum dan setelah dilakukan intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan tidak ada perbedaan tingkat kecemasan pada kedua kelompok sebelum dilakukan terapi psikoedukasi dengan p value 0,060 dan ada perbedaan tingkat kecemasan setelah dilakukan intervensi terapi psikoedukasi antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan p value 0,002 <0,05. Kesimpulannya bahwa terapi psikoedukasi dapat menurunkan tingkat kecemasan dengan p value 0,002<0,05.Saran dalam penelitian ini diharapkan program terapi psikoedukasi tetap dilaksanakan dengan tujuan sebagai alternative intervensi yang dapat dimanfaatkan oleh pasien yang menderita HIV/ AIDS karena terapi tersebut dapat menurunkan kecemasan.
Kata kunci : Terapi Psikoedukasi, Tingkat Kecemasan, HIV/ AIDS Daftar Pustaka : 51 (2004-2015)
4
BACHELOR’S DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA 2016
Endah Kusuma Wardani Effectiveness of Psychoeducation Therapy on Anxiety Level of the Patients with HIV/ AIDS at VCT Polyclinics of dr. Soediran Mangun Sumarso Local General Hospital of Wonogiri
ABSTRACT Clients with HIV/ AIDS will experience anxiety, and this will affect the coping strategies toward their psychological responses. Many of them cannot control their emotion and adjust themselves to the impacts induced by suppressing conditions. Ways to lower the anxiety level of the clients with HIV/ AIDS include psychological and religious therapies. The former encompass muscle relaxation, sensory awareness relaxation, meditative relaxation, yoga, and hypnosis relaxation, and the latter include religious activities. The objective of this research is to identify the effectiveness of the psycho-education therapy on the anxiety level of the clients with HIV/AIDS. This research used the quantitative quasi experimental research method with the pre-post test with control group design. Its samples were determined through Cohen table with the effect size of 0.70 of a preliminary research. They consisted of 22 respondents. The result of research shows there was not any difference of anxiety level between the experimental group and the control group prior to the psychoeducation intervention as indicated by the p-value = 0.060. Following the intervention, there was a difference of anxiety level between the experimental group and the control group following the psychoeducation intervention as signified by the p-value = 0.002 which was less than 0.05. Thus, Psychoeducation therapy could lower the anxiety level of the clients with HIV/AIDS as indicated by the p-value 0.002<0.05. The psychoeducation therapy, therefore, should be implemented as an alternative, which can be utilized by the clients with HIV/AIDS to lower their anxiety.
Keywords: Psychoeducation therapy, anxiety level, HIV/ AIDS References: 51 (2004-2015)
1
terhadap respon psikologisnya, yang
PENDAHULUAN HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency
Virus,
banyak terjadi pada pasien HIV/ AIDS
adalah
seperti
dimana
pasien
tidak
dapat
penyakit lain (infeksi oportunistik) dan
mengatur
dapat berlangsung lama/ bertahun-tahun
menyesuaikan diri dengan dampak yang
tanpa
akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau
memberikan
&Wilson,
gejala
(Slyvia
2005).
Acquired
emosinya
dalam
situasi yang penuh tekanan.
Immunodeficiency
Syndrome
(AIDS)
Salah satu cara untuk menurunkan
disebabkan
oleh
Human
tingkat kecemasan pada pasien HIV/
Immunodeficiency Virus (HIV) yang
AIDS menurut penelitian Riskesdas
menyebabkan
melemahnya
sistem
(2011), bahwa sudah dilakukan upaya
kekebalan
tubuh
seseorang,
penanggulangan untuk meningkatkan
terhadap
kualitas hidup pasien HIV/ AIDS.
berbagai penyakit dan sulit sembuh
Upaya tersebut meliputi memberikan
(Nursalam, 2007).
informasi mengenai HIV/ AIDS secara
membuatnya
lebih
rentan
Data penelitian menurut WHO
komprehensif, memberikan perawatan
(2015), bahwa masalah kesehatan yang
bagi orang yang terinfeksi HIV/ AIDS,
paling utama di dunia adalah HIV/
meningkatkan partisipasi dan kesadaran
AIDS yang jumlahnya lebih dari 24 juta
masyarakat untuk menurunkan stigma
jiwa, serta angka kejadian pada tahun
dan
2014, 1,2 juta orang meninggal karena
ODHA,
HIV, dan pada akhir 2014 sekitar 36,9
melibatkan kemampuan keluarga untuk
juta orang yang hidup dengan HIV.
merawat penderita HIV/ AIDS.
diskriminasi serta
masyarakat
pada
psikoedukasi
guna
Pertengahan tahun 2015, 15,8 juta orang yang hidup dengan HIV menerima terapi
METODE
antiretroviral (ART). Sekitar tahun 2000
Penelitian
ini
menggunakan
dan 2015, infeksi HIV telah menurun
metode penelitian kuantitatif, desain
sebesar 35 %, kematian penderita AIDS
penelitian
sebesar 24% dengan jumlah 7,8 juta
Quasi Experimental pre-post test with
jiwa.
control grup. Populasi dalam penelitian Penderita
HIV/
mengalami
kecemasan
berdampak
pada
menggunakan
rancangan
AIDS
akan
ini adalah pasien HIV/ AIDS yang
dan
akan
mengalami kecemasan di VCT RSUD
strategi
koping
1
2
dr.
Soediran
Mangun
Sumarso
tekanan adalah kondisi yang ada dalam
Wonogiri. Total sampel yang digunakan dalam
penelitian
berjumlah
ini adalah kuesioner Hamilton Rating Scale For Anxiety (HAM-A) yang terdiri dari 14 kelompok gejala. Penelitian ini menggunakan uji t berpasangan
karena
data
terdistribusi normal yaitu untuk melihat perbedaan
tingkat
diri individu.
22
responden. Instrumen dalam penelitian
tidak
mempengaruhi reaksi individu terhadap
kecemasan
pada
kedua kelompok setelah intervensi.
Tabel 4.2 Distribusi responden menurut tingkat pendidikan Variabel
Kontrol (n=11) F %
Tingkat Pendidikan Pendidikan Dasar (SD dan SMP)
Perlakuan (n=11) F %
Total (n=22) F %
7
64%
5
45%
12
55%
Pendidikan Menengah (SMA)
4
36%
6
55%
10
45%
Total
11
100
11
100
22
100
Hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian
ini
bahwa
responden atau pada pasien HIV/ AIDS Tabel 4.1 Distribusi responden menurut usia Variabel Usia 26-36 37-47 48-57 58-67 Total
Kontrol (n=11) F % 6 50 % 3 25% 17% 2 0 8% 11 100
Perlakuan (n=11) F % 4 36% 1 9% 5 46% 1 9% 11 100
Total (n=22) F % 10 45% 4 18% 7 32% 1 5% 22 100
di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri
mayoritas
responden
berpendidikan dasar SD dan SMP sebanyak 12 reponden (55%) dengan total 22 responden. Adapun studii Muslimah dan Aliyah (2013), juga menunjukkan
mayoritas
pendidikan
Dari hasil penelitian ini bahwa
subjek penderita HIV/AIDS sebanyak
responden atau pada pasien HIV/ AIDS
54 orang atau sekitar 87,1 % hanya
di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso
berpendidikan SLTA. Secara teoritis
Wonogiri mayoritas responden usia 26-
hasil penelitian ini sejalan dengan
36 tahun sebanyak 10 responden (45%)
pendapat Folkamn & Lazarus (1985,
dengan total 22 responden. Sehingga
dalam Muslimah dan Aliyah, 2013)
hampir
dalam
dapat
dipastikan
bahwa
penelitiannya
menyimpulkan
HIV/AIDS menyerangnya pada usia
bahwa dengan tingkat pendidikan yang
produktif. Menurut Smet (1994 dalam
lebih tinggi cenderung menggunakan
Muslimah
Problem Focused Coping (PFC) dalam
dan
Aliyah,
2013)
menunjukkan bahwa faktor usia ikut
mengatasi masalah mereka.
3
Tabel 4.3 Distribusi responden menurut pekerjaan Variabel Pekerjaa n IRT Swasta Wiraswasta Total
Kontrol (n=11) F
Perlakuan (n=11)
%
F
Variabel
Total (n=22)
%
F
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi jenis kelamin responden
%
3 6 2
27% 55% 18%
5 3 3
46% 27% 27%
8 9 5
40% 45% 15%
11
100
11
100
22
100
Jenis Kelamin Laki-laki Perempu an Total
Kontrol (n=11) F %
penelitian
ini
bahwa
responden atau pada pasien HIV/ AIDS di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri
mayoritas
pekerjaannya responden
swasta
(45%)
responden sebanyak
dengan
total
9 22
responden. Menurut penelitian Ade (2014), mengatakan bahwa pekerjaan tidak mempunyai hubungan dengan faktor resiko HIV/ AIDS, hal tersebut cenderung disebabkan oleh perilaku beresiko tinggi tertular HIV/ AIDS yang dilakukan responden, seperti misalnya menggunakan narkoba jarum suntik secara bergantian, donor darah, dan perilaku seks bebas.
Total (n=22) F %
7 4
64% 36%
3 9
43% 57%
9 13
41% 59%
11
100
11
100
22
100
Hasil Hasil
Perlakuan (n=11) F %
penelitian
ini
bahwa
responden atau pada pasien HIV/ AIDS di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri mayoritas responden berjenis kelamin responden
perempuan (59%).
sebanyak
Menurut
13
Komisi
Penanggulangan AIDS Nasional (2013), beberapa studi menunjukkan bahwa penularan HIV dari laki-laki kepada perempuan
melalui
hubungan
seks
jumlahnya dua kali lipat dibandingkan sebaliknya. Perempuan lebih rentan tertular dan lebih menderita akibat infeksi ini. Penularan kepada perempuan juga dapat berlanjut dengan penularan kepada bayi jika terjadi kehamilan. Risiko penularan HIV dari ibu kepada bayinya berkisar 15-40%. Penularan juga dapat terjadi melalui Air Susu Ibu (ASI).
4
4.5 Tabel distribusi tingkat kecemasan pada kelompok kontrol Variabel Tingkat Kecemasan
psikoedukasi
mayoritas
responden
mengalami tingkat kecemasan sebanyak
Presentase F
Tidak cemas Kecemasan ringan Kecemasan sedang Kecemasan berat Total
1
Pre %
7 responden (63,6%). Setelah pemberian
Post F
9,1 % 63,6%
4 4
%
intervensi mayoritas yang mengalami
36,4% 36,4%
tingkat kecemasan ringan sebanyak 8
7
responden (72,7%).
3 11
27,3% 100
3 11
27,3% 100
Secara empiris hasil ini sejalan dengan studi yang dilakukan oleh
Tingkat kecemasan pada pasien
Riwayati
dan Hidayati, (2014) yang
HIV pada kelompok kontrol sebelum
menunjukkan adanya perbedaan yang
pemberian intervesi mayoritas yang
bermakna kemampuan kognitif keluarga
mengalami tingkat kecemasan sedang
sebelum dan sesudah intervensi dengan
sebanyak 7 responden (63,6%). Setelah
selisih rerata 5,95.
pemberian intervensi mayoritas tingkat kecemasan ringan sebanyak 4 responden (36,4%)
dan
kecemasan
sedang
sebanyak 4 responden (36,4%). Terdapat penurunan tingkat kecemasan meskipun sangat
rendah
atau
tidak
Tabel 4.7 Uji perbedaan tingkat kecemasan setelah dilakukan intervensi pada kedua kelompok Kelompok Kontrol Perlakuan
Mean 22,91 17,73
SD ±4,06 ±2,53
P value 0,002
terlalu Hasil analisa perbedaan tingkat
bermakna.
kecemasan setelah dilakukan intervensi 4.6 Tabel distribusi tingkat kecemasan pada kelompok perlakuan Variabel Tingkat Kecemasan Tidak cemas Kecemasan ringan Kecemasan sedang Kecemasan berat Total
F 0 1 3 7 11
0 9,1 % 27,3% 63,6% 100
Post F 1 8 2 0 11
0,05 yang artinya
ada perbedaan
tingkat kecemasan setelah dilakukan
Presentase Pre %
pada kedua kelompok p value 0,002 <
intervensi terapi psikoedukasi antara
% 9,1% 72,7% 18,2%
perlakuan.Hasil penelitian ini secara
100
teoritis
kelompok
kontrol
sejalan
dan
kelompok
dengan
pendapat
Dunbar et. al (2009), bahwa pemberian Berbeda halnya dengan kelompok
intervensi psikoedukasi pada pasien
perlakuan yang menunjukkan bahwa ada
dengan
perbedaan yang sangat besar setelah
CardioverterDefibrillator
dilakukan
menurunkan
intervensi
psikoedukasi.
Sebelum dilakukan intervensi terapi
pemasangan
Implantable
kecemasan
dapat dan
menurunkan gejala awal depresi dalam
5
1 tahun
kelompok perlakuan setelah dilakukan intervensi dengan p value 0,002
SIMPULAN Karakteristik responden dengan
SARAN
usia 26-36 tahun sebanyak 10 responden
Adanya berbagai keterbatasan dan
(45%), mayoritas pendidikan SD dan
kekurangan dari penelitian ini, maka
SMP
(55%),
penulis
mayoritas pekerjaan swasta sebanyak 9
berikut:
senyak
12
reponden
responden (45%) dan mayoritas jenis kelamin
perempuan
sebanyak
13
reponden (59%).
memberikan
kecemasan
sebagai
1. Bagi Rumah Sakit dan masyarakat Program terapi psikoedukasi tetap dilaksanakan
Tingkat
saran
dengan
tujuan
pada
sebagai alternative intervensi yang
kelompok kontrol sebelum dilakukan
dapat dimanfaatkan oleh pasien
intervensi tingkat kecemasan ringan 1
yang
responden (9,1%), kecemasan sedang 7
karena
responden (63,6%), kecemasan berat 3
menurunkan kecemasan, depresi,
responden
dapat
(27,3%)
dan
setelah
menderita terapi
HIV/
AIDS
tersebut
dapat
mengurangi
waktu
dilakukan intervensi tingkat kecemasan
berlangsungnya episode penyakit
ringan 4 responden (36,4%), kecemasan
akut, dapat memperbaiki kualitas
sedang
dan
hidup, pengetahuan, harga diri,
kecemasan berat 3 responden (27,3%).
suasana dalam perkawinan dan
Pada
dapat
4
responden
kelompok
(36,4%)
perlakuan
tingkat
meningkatkan
kepatuhan
kecemasan sebelum dilakukan intervensi
dan kepuasan terhadap pengobatan
tingkat kecemasan ringan sebanyak 1
dan treatment
responden (9,1%), kecemasan sedang 3
2. Bagi institusi pendidikan
responden (27,3%), kecemasan berat 7
Sebagai
responden
bahan ajar Perawatan Kesehatan
(63,6%)
dan
setelah
referensi
dilakukan intervensi responden yang
mengenai
tidak
psikoeduaksi
mengalami
kecemasan
1
khususnya
pengaruh
terapi
terhadap
tingkat
responden (9,1%), kecemasan ringan 8
kecemasan, khusunya pada pasien
responden (72,7%), kecemasan sedang 2
HIV/AIDS
responden (18,2%). Terdapat
perbedaan
3. Bagi peneliti lain tingkat
kecemasan pada kelompok kontrol dan
a. Peneliti
lain
mengembangkan
sebaiknya penelitian
6
yang sama dengan rentang waktu yang lebih lama dan objek penelitian lebih luas. b. Membandingkan
efektifitas
pengaruh terapi psikoedukasi terhadap tingkat kecemasan dengan jenis terapi lainnya, sehingga akan lebih objektif dalam mencari pilihan yang lebih efektif dan efisien bagi pasien HIV/AIDS c. Mempertimbangkan
segala
sarana dan latar belakang pasien yang lebih heterogen atau multi entry, sehingga akan
lebih
general
hasil
penelitiannya.
DAFTAR PUSTAKA Ade
Irma Suryani. 2014. Analisis Karakteristik Dan Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Pengidap HIV Yang Didampingi Oleh Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Program Studi Bidan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah. Yogyakarta
Alfiana Indah Muslimah & Siti Aliyah. 2013. Tingkat Kecemasan Dan Strategi Koping Religius Terhadap Penyesuaian Diri Pada Pasien HIV/AIDS Klinik VCT RSUD Kota Bekasi. Jurnal Soul.Vol. 6, No.2, September. Daradjat, Zakiah. (2010). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang Dunbar EM , Mandal BK, Wilkins EGL, Mayon-White RT. (2009). Infeksi
Saluran Kemih Dan Kelamin. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Eni Hidayati & Riwayati. (2014). Jurnal Keperawatan Jiwa. Efektifitas Terapi Thought Stopping Terhadap Ansietas Klien Dengan HIV/ AIDS Di Wilayah Kota Semarang. Volume 3. Nomor 1. Halaman 51-56 Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) NTB.2013. Persentase komulatif kasus HIV/AIDS. Provinsi NTB. Nursalam & Kurniawati, 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika. Polit, D.F & Beck, C.T. (2007). Nursing Research : Principles and Methods. Seventh Edition. Philadelphis: Lippincot Williams & Wilkins Price, Sylvia A & Lorraine M, Wilson. (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume 2. Jakarta: EGC World Health Organization. (2015). Diakses 25 Januari 2016, http://www.who.int/hiv/data/art_2 003_2015.png?ua=1