Goal setting Tujuannya
adalah
mengarahkan
klien
untuk
berusaha
keras.
Konseling merupakan tempat dimana seorang konselor ingin membantu klien untuk menemukan solusi dan memecahkan masalah klien. Tujuan
awal
biasanya
di
tetapkan
dalam
wawancara
awal,
setelahkonselor memiliki beberapa pemahaman tentang mengapa klien datang
untuk
konseling.
Namun,
tujuan
awal
biasanya
perlu
di
pertimbangkan karena bersifat sementara dan dapat berubah karena seringkali tidak mungkin untuk memperoleh informasi yang cukup dalam sesi pertama untuk menentukan langkah selanjutnya. A. MANFAAT DARI TUJUAN 1. Untuk memberikan arahan pada konseling 2. Untuk memberikan dasar memilih strategi konseling dan intervensi 3. Untuk melayani sebagai dasar untuk mengevaluasi hasil konseling B. KARAKTERISTIK DARI TUJUAN 1. Spesifik dimana tujuan klien ini spesifik sehingga memberikan ide awal tentang fokus konseling 2. Kesesuaian dimana tujuan klien ini spesifik sehingga memberikan ide awal tentang fokus konseling. 3. Tujuan harus diinginkan atau dimulai oleh klien dimana tujuan ini dimulai dari klien sendiri
dan
konselor
mengeksplorasi tujuan klien. 4. Kesesuaian dengan ketrampilan konselor Tujuan klien harus sesuai dengan ketrampilan tujuan klien harus sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya.
C. MENGIDENTIFIKASI TUJUAN KLIEN 1. Menentukan Hasil Tujuan Klien 2. Menentukan Kelayakan Tujuan 3. Mendirikan Subtujuan 4. Memperkirakan Komiten untuk Tujuan D. BELAJAR MENYUSUN TUJUAN
Cara meningkatkan kemampuan dalam memasukan susunan tujuan yaitu: 1. Mengidentifikasi tujuan yang ingin dicapai. 2. Baca kasus konseling karir dalam majalah perkembangan karir. Tulis tujuan dan sub tujuan klien. 3. Jika kamu sedang melakukan proses dalam mencapai tujuan, setelah itu kamu harus memperoleh evaluasi dari pengawas CONTOH KASUS
Klien berinisial R datang kepada konselor, dia ingin mencurahkan isi hatinya terkait masalah karir yang sedang dihadapinya, klien adalah seorang sarjana hukum, dia sudah lulus sarjana setahun yang lalu, akan tetapi sampai saat ini dia belum juga mendapatkan pekerjaan karena dia sangat berambisius untuk tidak bekerja dengan orang lain akan tetapi
membaut
pekerrjaan
sendiri.
Jadi
disini
konselor
harus
menyesuaikan antara waktu yang diperlukan, energy, kemampuan, dan sumber daya dengan potensi terkait yang dimiliki oleh klien tersebut, dan ternyata setelah beberapa proses konseling berlangsung memang klien tidak ada potensi dalam bidang usaha maka dari itu disarankan konselor untuk mengembangkan potensi yang lain, dan disini tugas konselor adalah membantu menemukan potensi tersebut dan membuat tujuan pasti bahwa selama 3 minggu kedepan dia harus memasukkan lamaran pekerjaanya ke sebuah perusahaan.
Seorang wanita bernama A adalah seorang ibu rumah tangga, namun 1 bulan setelah suaminya meninggal dia harus menghidupi ketiga anaknya, akan tetapi dia bingung dengan apa yang harus dia kerjakan. Padahal suaminya memiliki usaha kripik singkong dan sekarang sudah bangkrut. Maka dari itu disini konselor bertugas untuk menemukan potensi klien tersebut dan membuka fikiran klien bahwa memang seharusnya klien ini harus melanjutkan usaha yang telah dimiliki suaminya, disini konselor menumbuhkan motivsi klien untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan dalam goal setting yang ada di kasus ini adalah : spesifik, klien A harus bisa menentukan target dalam berapa lama dia bisa menyelesaikan masalah ini, konkritnya subjek harus bisa
bangkit dan bisa mengusai potensi suaminya selama dua bulan ke depan. Kedua, kesesuaian, jadi konselor disini harus membantu klien dalam mencapai tujuan dengan mempertimbangkan waktu yang diperlukan, energy, kemampuan dengan potensi yang dimiliki klien.
IMPROVING CAREER TIME PERSPECTIVE Perspektif waktu berarti gambaran mental dari masa lalu, saat ini, dan
masa
depan.
Intervensi
karir
perspektif
waktu
meningkatkan
perhatian tentang masa depan dan menghubungkan perilaku saat ini untuk tujuan masa depan. A. PENGGUNAAN INVENTORI KARIR BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU Terdapat delapan fungsi utama adanya interventori karir berdasarkan perspektif waktu. Yaitu : 1. Untuk menginduksi orientasi masa depan 2. Untuk mendorong optimism tentang masa depan 3. Untuk membuat masa depan terasa nyata 4. Untuk memperkuat sikap positif terhadap perencanaan 5. Untuk menetapkan tujuan yang tepat
6. Untuk menghubungkan perilaku saat ini dengan hasil masa depan 7. Untuk melatih kemampuan perencanaan 8. Untuk meningkatkan kesadaran diri B. DESKRIPSI ORIENTASI KARIR BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU Untuk mengalami karir subjektif, individu harus mampu mengingat masa lalu dan mengantisipasi masa depan. Beberapa orang mengambil keputusan untuk berorientasi pada masa depan. Dimana mereka membuat pilihan berdasarkan yang menjadi terbaik dimasa depan daripada yang terbaik dihari ini atau masa lalu. Hughes membedakan antara karir objektif dan subjektif, dimana karir objektif terdiri dari status dan kantor yang jelas, tetapi karir subjektif merupakan perpindahan perspektif dimana individu melihat hidupnya secara keseluruhan. Setiap orang memiliki karir objektif namun tidak semua orang memahami karir subjektif. C. METODE “CIRCLE TEST” DALAM INTERVENSI PERSPEKTIF WAKTU Tes lingkaran ditemukan oleh Cottle (1976). Dalam tes ini, individu akan menggambar 3 lingkaran yang menyajikan masa lalu, sekarang dan masa depan mereka. Tes ini digunakan untuk menilai dimensi waktu mana yang lebih mendominasi perspektif waktu individu dan bagaimana individu berhubungan dengan dimensi waktu tersebut. D. TAHAPAN
INTERVENSI
PERENCANAAN
KARIR
BERDASARKAN
PERSPEKTIF WAKTU PADA “CIRCLE TEST” FASE OPERASIONAL Fase ini bertujuan untuk mendorong atau meningkatkan orientasi masa depan, dan untuk mendorong optimisme tentang masa depan. Berpikir tentang masa depan akan menimbulkan kekhawatiran tentang kelangsungan hidup dimasa depan. 1. Prosedur pelaksanaan a. Memberikan klien denang selembar kertas kosong. Lalu beri mereka instruksi Tes Lingkaran b. Membantu klien mengeksplorasi arti lingkaran mereka
2. Kegiatan tambahan a. Secara tegas kegiatan membahas sikap klien ke arah pilihan karir b. Membantu klien men-generalisasikan apa yang telah mereka pelajari tentang orientasi FASE DIFERENSIASI Tujuan fase ini adalah untuk membuat masa depan terasa nyata, memperkuat sikap positif terhadap perencanaan dan menyarankan penetapan tujuan. 1. Prosedur pelaksanaan a. Meminta klien untuk membuat daftar tanggapan terhadap 2 pertanyaan b. Mintalah mereka untuk membuat daftar sepuluh peristiwa yang mungkin terjadi di masa depan c. Meminta mereka menunjukkan usia mereka d. Membantu klien untuk menilai kepadatan dan perpanjangan masa depan mereka e. Menjelaskan kepada klien mengapa diferensiasi masa depan adalah penting FASE INTEGRASI Tujuannya adalah untuk menghubungkan perilaku hadir untuk hasil masa depan, melatih kemampuan perencanaan, dan meningkatkan kesadaran karir. 1. Prosedur pelaksanaan a. Klien diminta untuk melihat uji lingkaran. Penempatan lingkaran mewakili 4 jenis waktu, yaitu: Dimana lingkaran yang tidak menjelaskan
bahwa
individu
tidak
menyentuh tidak
bisa
melakukan sesuatu untuk meningkatkan masa depan Lingkaran menyentuk tapi tidak tumpang tindih menjelaskan bahwa peristiwa diurutkan tapi tidak
dikontrol Lingkaran menjelaskan
yang
sebagian
bahwa
tumpang
individu
tindih
mendapatkan
pendahuluan masa depan dan bisa bertindak untuk membentuk hasil masa depan Lingkaran yang benar-benar
tumpang
tindih
menjelaskan bahwa individu menyadari adanya masa kini,
masa
sekarang,
ingat
masa
lalu
dan
mengantisipasi masa depan b. Memahami hubungan masa lalu dan masa sekarang c. Mengontrol masa depan melalui zona waktu dimana lingkaran sekarang dan masa depan tumpang tindih d. Memberitahukan rencana yang baik dan menunjukkan tujuan dalam karir pada klien e. Menggunakan kuesioner rencana masa depan dengan meminta
klien
memilih
pekerjaan
yang
ingin
direncanakan 2. Kegiatan tambahan a. Membuat 5 hal yang diinginkan dalam hidup yang selanjutnya menggabungkan daftar tersebut menjadi satu daftar penting b. Membuat 4 fakta dan menunjukkan diwaktu kapan ia melakukannya, yang kemudian diberi daftar masalah dalam hidupnya dan individu tersebut harus mengatasi dan menganalisis setiap masalah CONTOH KASUS :
Seorang calon sarjana datang ke konselor, dia menceritakan bahwa setelah lulus ini bingung mau bekerja di bidang apa dan bagian mana, karena memang dia selama kuliah, jurusan yang di ambil tidak sesuai dengan keinginannya. Dalam kasus ini konselor menggunakan inventori karier berdasarkan perspektif watu dengan metode tes lingkaran yang mana tujuan konselor disini harus membantu klien untuk membuat orientasi hidup klien ke arah masa depan bukan malah mengungkit masa lalu.
Seorang klien datang ke konselor menceritakan bahwa kasus dia saat ini mengalami tahun-tahun yang paling menyiksa dirinya dikarenakan kebangkrutan
di
pabriknya,
selama
ini
klien
tidak
pernah
membayangkan bahwa usaha yang dirintisnya dari dulu akan jatuh seperti ini. Dalam kasus ini konselor menggunakan inventori karier berdasarkan perspektif watu dengan metode tes lingkaran yang mana tujuan konselor disini harus membantu klien untuk membuat orientasi hidup klien ke arah masa depan bukan malah mengungkit masa lalu
GATHERING OCCUPARTIONAL INFORMATION Informasi pekerjaan mengacu kepada bermacam-macam fakta tentang pekerjaan, seperti sifat kerja yang dilaksanakan, permintaan pendidikan dana pelatihan untuk masuk kerja. Klien memiliki perbedaan mengenai jenis-jenis dan jumlah informasi yang mereka butuhkan.
Dalam dunia kerja informasi pekerjaan sangat dibutuhkan untuk digunakan dalam hal memilih pekerjaan yang sesuai dengan minat, nilai, gaya hidup seseorang, dan lain-lain. A. KEGUNAAN INFORMASI PEKERJAAN 1. Menjelaskan yang mana alternative pekerjaan yang sesuai dengan minat 2. Menghasilkan alternative pekerjaan baru 3. Mempersempit jumlah opsi pekerjaan yang ada 4. Menolong klien tidak berpengalaman menjadi akrab dengan dunia kerja 5. Mengkoreksi stereotype mengenai pekerjaan spesifik B. LATAR BELAKANG Informasi pekerjaan adalah satu-satunya kelas konseling karir atau pengembangan yang ditawarkan dibanyak lulusan program pelatihan dalam konseling. Penggunaaan materi yang sesuai adalah tambahan yang perlu untuk kesuksesan konseling karir. Harapan konselor sebagai ensiklopedia pekerjaan harus mempunyai pandangan yang lebih realistis terhadap pengetahuan tentang sumber informasi pekerjaan sehingga dapat mengarahkan klien ke data yang lebih berguna. Penggunaan
dari
system
komputerisasi
yang
memfasilitasi
pengeksplorasian perkerjaan yang keduanya dalam hubungan. Konseling karir telah menjadi pengawasan under empiric, sering dengan hasil campuran. C. SUMBER INFORMASI DALAM PEKERJAAN Sumber utama dari informasi pekerjaan adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Materi cetak Sister berdasar computer Materi audiovisual Wawancara dengan pekerja/ahli Pengalaman langsung System statewide yang komperehensif dari informasi pekerjaan
D. MEMBANTU KLIEN MENGUMPULKAN INFORMASI
Tugas utama seorang konselor karir dalam tahap pengumpulan informasi adalah untuk mempersiapkan klien untuk mengumpulkan informasi dan untuk membantu klien mengevaluasi informasi E. KETERBATASAN DARI MENGUMPULKAN INFORMASI PEKERJAAN Sumber informasi bisa membuat membosankan dan tidak
dapat menunjukkan jenis informasi tentang keinginan klien Beberapa klien membutuhkan ekstra untuk mengatur dan
mengkondisikan informasi wawancara Klien dapat dengan mudah salah
informasi Beberapa sumber informasi digunakan oleh klien
menginterpretasikan
F. EVALUASI INFORMASI Setelah klien mengumpulkan informasi penting untuk memproses hasil secara hati-hati. Pada klien yang lebih muda, dimana informasi atau gambaran yang tidak realistis. Bagi klien yang mencari informasi dari sumber lain daripada materi yang dicetak,misalnya informasi wawancara atau pekerjaan rewalan. Satu teknik digunakan untuk memastikan informasi yang di dapatkan oleh klien adalah realistic dengan meminta mereka untuk berbicara tentang aspek positif dan negative dari tiap pekerjaan. Teknik ini khusus dan penting untuk klien yang sepenuhnya positif atau negatif.
CONTOH KASUS :
Seorang calon sarjana datang kepada konselor, dia menceritakan bahwa setelah lulus ini bingung mau bekerja di bidang apa dan bagian apa, karena memang dia merasa banyak sekali yang dia belum ketahui terkait bidang-bidang yang ada di dalam perusahaan tersebut. Disini tugas
konselor
adalah
harus
bisa
membagi
informasi
terkait
pengetahuan akan bidang-bidang perkerjaan kepada klien. klien harus
siap
untuk
mengumpulkan
informasi
tentang
pekerjaan, mereka
harus memiliki alasan untuk gambaran pekerjaan yang menjadi minat, keahlian, kebutuhan, kepribadian, dan situasi kehidupan.
Seorang pegawai perempuan sebuah perusahaan datang kepada konselor, dia bercerita bahwa sebenarnya ssat ini dia sudah bosan menjadi pegawai kantor tersebut dan dai ingin berpindah ke pekerjaan yang lain akan tetapi dia bingung pekerjaan dalam bidang apa yang selanjutnya dia kerjakan. Maka dari itu konselor membantu untuk menemukannya bidang yang diminati klien dan tanpa melupakan batas kemampuan klien tersebut. klien harus siap
untuk
mengumpulkan
informasi tentang pekerjaan yang akan dia lakukan kelak.
IDENTIFYING PERSONAL TRANSFERABLE SKILLS Menurut Bolles (1900; 1979) ada 2 tujuan dalam mengidentifikasi keterampilan
dalam
konseling
(kepentingan
mengidentifikasi,
karir,
yaitu
keterampilan,
untuk
penilaian
nilai-nilai)
dan
umum untuk
mentransfer ketrampilan yang dapat digunakan dalam pengaturan kerja dan pekerjaan.
Setiap orang mempunyai banyak keterampilan yang di definisikan sebagai kemampuan sederhana untuk melakukan sesuatu, itu mungkin kemampuan yang alami atau salah satu yang diperoleh melalui pelatihan atau pendidikan. A. MENGGUNAKAN TEKNIK IDENTIFIKASI KETERAMPILAN Membantu klien dalam mengidentifikasi keterampilan dapat bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan 2. Untuk menentukan kompetensi atau kemampuan yang penting 3. 4. 5. 6.
dalam pekerjaan seseorang Untuk menilai kepercayaan diri Untuk meningkatkan evaluasi diri yang positif Untuk membantu menguji alternative perubahan karir Untuk merumuskan karir objektif untuk menulis riwayat hidup
B. LATAR BELAKANG MENGIDENTIFIKASI KETERAMPILAN Dalam
beberapa
tahun
terakhir,
siapapun
yang
memiliki
keterlibatan dalam membantu menemukan pekerjaan betul-betul di himbau untuk berorientasi pada keterampilan. Salah satu asumsi dari pendekatan keterampilan adalah bahwa pengusaha mencari orang dengan kompetensi tertentu, tidak dengan minat khusus. Asumsi pertama dari pendekatan keterampilan adalah pengusaha mencari orang dengan kompetensi tertentu, tidak dengan minat khusus. Kedua, banyak jenis pekerjaan yang berbeda, namun memerlukan keterampilan serupa (transfer). Ketiga, menginginkan situasi pekerjaan dengan menggunakan keterampilan.
C. TEKNIK-TEKNIK MENGIDENTIFIKASI KETERAMPILAN Metode cek daftar 1. Metode sortir kartu 2. Metode membuat log aktivitas
Mengidentifikasi keterampilan yang ditransfer ke pekerjaan
1. Memberikan intruksi ke klien agar membuat daftar pencapaian 2. Menyeleseikan serangkaian langkah yang menghasilkan daftar keterampilan yang penting D. KETERBATASAN DARI IDENTIFIKASI KEMAMPUAN Indentifikasi kemampuan mempunyai beberapa keterbatasan, seperti: 1. Beberapa
klien
mempunyai
kesulitan
yang
besar
dalam
mengidentifikasi keterampilannya 2. Beberapa klien akan menemukan bahwa identifikasi keterampilan menggunakan metode “ achievements” menjadi membosankan 3. Klien yang lebih muda dengan pengalaman hidup atau kerja yang lebih sedikit akan tidak mampu untuk mengidentifikasi ebebrapa keterampilan yang paling mereka mampu dalam karir mereka. E. BELAJAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI KETERAMPILAN Teknik ini dapat digunakan untuk membantu konselor mempelajari proses identifikasi keterampilan: 1. Lengkapi proses identifikasi keterampilan pada diri sendiri 2. Lengkapi Bolles dan Zenoff’s yaitu Quick-job Hunting Map 3. Interview praktisi konselor karir dan tanyakan pada meraka mengenai metode yang mereka gunakan 4. Buat dan lengkapi kartu yang berpedoman pada diri sendiri
CONTOH KASUS :
Seorang
laki-laki
calon
sarjana
datang
kepada
konselor,
dia
menceritakan bahwa setelah lulus nanti bingung mau bekerja di bidang apa, karena memang dia merasa banyak tidak mengetahui ketrampilan apa yang dia milikinya saat ini. Disini tugas konselor adalah harus bisa membantu menemukan potensi terpendam yang dimiliki oleh klien dengan menggunakan teknik identifikasi keterampilan menggunakan teknik metode cek list, konselor menyediakan daftar keterampilan dan memerintahkan kepada klien untuk mengceklist keterampilan yang mereka miliki
seorang ibu
rumah tangga
bingung
setelah 1
bulan suaminya
meninggal dia harus menghidupi ketiga anaknya, karena dia merasa tidak ada ketrampilan dan keahlian yang dia miliki selama ini selain hanya menjadi ibu rumah tangga. Padahal suaminya memiliki usaha kripik singkong dan sekarang sudah bangkrut. Maka dari itu disini konselor menggunakan metode membuat log aktivitas yang mana manfaatnya untuk menumbuhkan rasa percaya diri klien terhadap kemampuannya. Maka dari itu hasil dari ini adalah klien sadar memiliki banyak kemampuan setelah diterapkan metode ini.
USING DECISION-MAKING AIDS Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan diantara dua atau lebih pilihan yang tidak sama untuk dipecahkan. Pengambilan keputusan karir merupakan alat yang digunakan untuk menghindari kerugian atau reaksi negatif terhadap keputusan buruk yang terjadi pada klien. A. PENGGUNAAN CAREER DECISION-MAKING AIDS
Penggunaan karir dalam mengambil keputusan memiliki dua kegunaan utama, yaitu: 1. Untuk mengajarkna keterampilan pengambilan keputusan pada karir baru dan untuk meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan 2. Sebagai alat untuk mendiagnosis keraguan dalam karir B. LATAR BELAKANG PENGGUNAAN DECISION-MAKING AIDS Goodstein intervensi
cukup
menunjukkan sederhana
bahwa seperti
beberapa bantuan
orang
memerlukan
dengan
pengambilan
keputusan atau informasi yang berkaitan dengan pilihan karir. C. DESKRIPSI TENTANG ALAT BANTU PEMBUATAN KEPUTUSAN 1. Analisis force field Teknik ini adalah bahwa pembuatan keputusan terjadi di sebuah force field (area kekuatan), yang beberapa diantaranya menghambat penyeleseian masalah . 2. Eliminasi Menurut Aspek EBA digunakan sebagai alat untuk membantu pengambil keputusan membuat pilihan simultan dari antara banyaknya alternatif 3. Pendekatan Neraca Pendekatan neraca digunakan untuk membantu individu membuat keputusan dibawah kondisi ketidak pastian. 4. Pendekatan Subjective Exoected Utility Pendekatan SEU berusaha untuk membantu para pembuat keputusan tentang karir dengan memaksimalkan kemungkinan pengambil pilihan yang bagus
D. PREVIEW DAN PILIHAN BANTUAN Poin
pembuatan
keputusan
muncul
di
banyak
waktu
dalam
konseling karir. Sebagai contoh, klien harus memilih pekerjaan untuk dieksplorasi. Dalam semua situasi ini dengan hampir semua klien, bantuan pengambilan keputusan dapat berguna.
E. MENGGUNAKAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Konselor lebih baik dapat membantu klien membuat keputusan karir dengan mengikuti saran ini : 1. Menilai keterampilan pengambilan keputusan klien dan kemampuan untuk membuat pilihan tanpa suatu bantuan. 2. Menilai keraguan atau ketidaktegasan: jika klien ragu-ragu, mengobati kecemasan. 3. Pilih bantuan yang sesuai dengan klien. 4. Ikuti prosedur untuk spesifik bantuan seperti yang diuraikan dalam bab ini. 5. Menganalisis hasil dari proses pengambilan keputusan dengan bantuan untuk menentukan reaksi klien terhadap keputusan F. KETERBATASAN Bantuan pengambilan keputusan bukanlah pengganti terhadap diskusi yang hati-hati dan pertimbangan alternatif karir antara konselor dan klien, hal tersebut merupakan suplemen proses. Tidak ada bantuan pengambilan
keputusan
yang
saat
ini
tersedia
dan
cukup
baik
dikembangkan untuk melayani sebagai bantuan yang dapat digunakan dengan semua klien dalam segala situasi.
CONTOH KASUS :
seorang anak perempuan datang ke konselor bersama ayahnya, dia baru saja lulus dari bangku SMA, sekarang dia sedang bingung dengan masalah pendidikannya. Dia ingin melanjutkan studynya pada 2 bidang ilmu yang sangat berlawanan, pertama dia menginginkan menjadi seorang pakar ekonomi namun keinginan yang kedua dia ingin menjadi perawat. Maka dari itu konselor dengan menggunakan alat bantu
pembuatan keputusan analisi force field yang mana teknik ini berisikan menemukkan adanya penghambat atau masalah dalam mendorong atau
menggerakkan
klien
dalam
membuat
keputusan
dalam
penyelesaian masalah.
Seorang sarjana melamar pekerjaan dalam 3 perusahaan secara bersamaan, dan ternyata dari kedua perusahaan tersebut menerima dia namun satu perusahaan menolak dia dengan alasan tertentu, disini dia bingung dalam menentukan pilihan kariernya. Konselor menggunakan pendekatan subjektif exoected utility yang mana pendekatan SEU konselor berusaha untuk membantu klien dalam membuat keputusan tentang karir dengan memaksimalkan kemungkinan pengambilan pilihan yang bagus.
LATERAL THINKING IN CAREER COUNSELING Pengambilan keputusan karir dapat diikuti oleh beberapa bentuk pemikiran, termasuk deduktif, induktif, dan lateral. Pemikiran deduktif
juga disebut sebagai pemikiran syllogistic (Gilhooly, 1982), yaitu sebuah proses dari premis-premis yang diasumsikan benar. Pemikiran induktif merupakan hal yang selalu ada dalam susunan pemikiran logis para pekerja dalam pengambilan keputusan dan ada sebagai dasar untuk pertolongan pengambilan keputusan karir. De Bono (1970), terdapat tiga tipe permasalahan yang dapat diangkat dalam pengambilan keputusan. Salah satu hal yang disarankan adalah adanya informasi lebih yang dibutuhkan atau teknik yang lebih baik untuk penanganan informasi yang tersedia.Pertolongan dalam pengambilan keputusan. A. ASUMSI DASAR UNTUK PEMIKIRAN LATERAL Pemikiran lateral didasari beberapa asumsi berikut ini: 1. “Pemikiran lateral dan pemikiran vertikal melengkapi satu sama lain”. De Bono meyakini bahwa strategi pemikrian lateral merupakan cara yang disarankan untuk menciptakan ide, solusi, dan alternative. 2. Pemikiran lateral sangat bermanfaat untuk menyusun kembali informasi yang tersedia dalam memori seseorang. 3. Informasi yang tersedia di dalam memori kita muncul kembali dalam bentuk yang terduga, dan pola yang sama. Kemunculan tersebut kurang optimal karena pola ini berkembang dalam bentuk yang sama. Jika pola yang dikembangkan biasanya dapat disusun kembali melalui pemikiran lateral, hasilnya akan menjadi lebih efektif dalam penggunaan informasi. 4. Pemikiran lateral merupakan strategi penyelesaian masalah, akan tetapi yang lebih penting terkait dengan sikap mengenai pola yang kita terima bukan satu-satunya pola yang tersedia untuk kita. Mengadaptasi sikap pemikiran lateral memungkinkan kita untuk memberikan pola yang jelas yang kita dapatkan dari memori dan melihat cara lain dalam penyusunan data. B. MANFAAT PEMIKIRAN LATERAL Pemikiran lateral dapat digunakan dalam beberapa hal antara lain: 1. Untuk mengembangkan alternatif karir 2. Untuk keluar dari stereotipe individu, lingkungan dan pekerjaan
3. Untuk menghadapi kesalahan yang ringan 4. Untuk mengembangkan eksplorasi positif dari alternatif 5. Untuk mencegah pengambilan keputusan yang terlalu dini dalam prosesnya. C. LATAR BELAKANG Dr. Edward de Bono yang fokus dan berusaha untuk mengajarkan penyelesaian masalah kreatif untuk siswa. Pada 1970, dia menerbitkan sebuah buku dengan judul Lateral Thinking: Creativity Step by Step. Adams (1986) mendukung hal ini dan mengidentifikasi bahwa apa yang ia setujui ‘menghalangi penyelesaian masalah’ termasuk cara penghindaran tradisional, paradigm logika penyelesaian masalah. D. Teknik Berpikir Lateral 1. Tinjauan Alternatif De Bono (1970) secara garis besar teknik yang digunakan untuk mengajarkan
orang
berpikir
lateral,
termasuk
setelah
mereka
menghasilkan cara-cara alternative untuk melihat bentuk geometris seperti segitiga. 2. Teknik “Mengapa” Banyak klien yang datang untuk konseling karir tidak pernah melawan
pola
pikir
yang
dimilikinya.
Konselor
dapat
memulai
mengajarkan mereka teknik “mengapa” dengan indikasi yang simpel bahwa
mereka
dapat
memulai
mengatakan
mengapa
mereka
dengan
sengaja
mempercayai akan sesuatu hal.. 3. Menangguhkan Penilaian Penangguhan
penilaian
mengharuskan
klien
menunda dalam membuat keputusan. de Bono (1970) mempercayai hal tersebut, terlalu sering, pengambilan keputusan menjadi serba salah karena orang mempercayai bahwa mereka harus melakukannya dengan benar pada setiap prosesnya. 4. Fraksinasi Fraksinasi adalah proses dari memecahkan masalah menjadi bagian-bagian, menyusun bagian tersebut menjadi pola baru, bahkan
membuatnya menjadi sebuah bagian yang baru. Fraksinasi diperlukan untuk pencapaian hal-hal yang terkain dengan masalah hidup dan karir. 5. Pembalikan/ Pemutaran Pembalikan adalah salah satu cara yang dirancang untuk membantu klien melihat pola yang baru. 6. Ilham (Brainstorming) Ilham
merupakan
prosedur
yang
digunakan
dalam
beberapa
strategi pengambilan keputusan. Ilham mengharuskan individu untuk menyingkirkan penilaian terkait baik atau buruk akan suatu ide, termasuk pandangan atau stimulus dari luar 7. Menghindari Polarisasi Polarisasi
adalah
suatu
proses
dimana
banyak
orang
mengelompokkan diri mereka sendiri, seperti “Aku tidak menyukai bahasa inggris.” 8. Mengajarkan Klien untuk Berkata Po Po merupakan berpikir lateral, apa arti “tidak” pada pemikiran vertikal. Po adalah alat untuk restrukturisasi. Dimana Po merupakan alat bahasa yang membantu menciptakan pola baru dan menghilangkan pola lama dengan cara mewujudkan pola pemikiran baru. E.
MENGGUNAKAN
STRATEGI
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
NONRASIONAL Bantuan pengambilan keputusan nonrasional dimaksudkan untuk merangsang
penghasilan
alternatif,
membantu
klien
yang
merasa
terjebak menjadi tidak terjebak, mengijinkan klien untuk mematahkan setereotipe,
dan
membebaskan
klien
dari
strategi
pembatasan
pengambilan keputusan. F. MEMPELAJARI KEGUNAAN STRATEGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN NONRASIONAL 1. Membaca berpikir lateral 2. Memeriksa gaya pengambilan keputusan terakhir 3. Latihan menggunakan selanjutnya
Po
keputusan
dalam
dengan
pengambilan
melihat
keputusan
4. Menggunakan
pendekatan
nonrasioanl
dalam
membuat
beberapa keputusan rutin 5. Mulai menggunakan pernyataan dalam pengambilan keputusan 6. Wawancara tentang strategi pengambilan keputusan 7. Bertukar pikiran mengenai kebaikan menggunakan pendekatan nonrasioanl
KASUS
Seorang wanita berusia 35 tahun mengatakan pada konselornya bawa ini saatnya ia memutuskan untuk memilih karir. Dia juga mengatakan memegang sebagai
bahwa posisi
tahun
ia
tidak
bawah
kesedihan
pernah
dalam
menyukai
pekerjaannya
untuknya,
dan
sekolah,
dia
menempatkan
tidak
mempunyai
ketertarikan pada hal tertentu. Dia juga mengatakan bahwa ia bahagia akan pernikahannya, menikmati pekerjaan rumah, dan meskipun ia dan suaminya tinggal dalam gaya hidup yang sederhana, mereka menikmatinya. Suaminya mengatakan bahwa ia mendukung
ketertarikannya
pada
sebuah
karir,
tapi
ia
juga
mengatakan bahwa ia menginginkan istrinya untuk menjadi ibu
rumah tangga. Pasangan ini tidak mempunyai anak. Seorang remaja baru lulus dari SMA dan dia ingin melanjutkan kuliahnya dalam bidang teknik komunikasi, akan tetapi ayahnya tidak memperbolehkan dia karena ayahnya menuntut dia untuk menjadi seorang pendidik dan melanjutkan pekerjaan yang sedang dijalani oleh banyak anggota keluarganya saat ini. Nah, disini konselor memantu klien dengan menggunakan teknik fraksinansi yang mana Sebuah proses dari memecahkan masalah menjadi bagian-bagian, menyusun kembali bagian-bagian tersebut menjadi pola baru, dan bahkan membuatnya menjadi sebuah bagian yang baru.
GUIDE FANTASY Guidefantasy adalah suatu bentuk bimbingan yang terdiri dari lima tahap, dengan proses prosesnya yaitu seperti induksi, relaksasi, khayalan, reorientasi, dan pengolahan. Guide fantasy (bimbingan khayalan) merupakan bentuk bimbingan yang terdiri dari 5 tahap, dengan proses-prosesnya seperti, induksi, relaksasi, khayalan, reorientasi dan pengolahan. A. KEGUNAAN DARI BIMBINGAN KHAYALAN Ada delapan kegunaan dari bimbingan khayalan di dalam konseling karir, yaitu: 1. Untuk mengembangkan kesadaran diri sendiri 2. Untuk membantu mengatasi masalah yang berorientasi pada masa seakarang 3. Untuk mengembangkan kesadaran dari sisi-sisi feminin dan maskulin dari kepribadian 4. Untuk klarifikasi nilai-nilai 5. Untuk penentuan tujuan 6. Membantu dalam memecahkan masalah 7. Untuk menghasilkan alternatif-alternatif karir 8. Untuk menguji cita-cita karir. B. LATAR BELAKANG Dalam konseling karir, konselor perlu memiliki fasilitas untuk mengembangkan
dan
membimbing
khayalan-khayalan
klien.
Ketidakmampuan atau keengganan klien untuk berpartisipasi dalam
bimbingan khayalan bisa dihubungkan dengan suatu perasaan, yaitu rasa kehilangan kontrol pribadi. Guide fantasy pertama kali digunakan oleh orang dewasa dan merupakan teknik yang sering dipadukan dengan beberapa bentuk terapi perilaku. C. PENJELASAN TEKNIK 1. Induksi 2. Relaksasi 3. Khayalan 4. Reorientasi 5. Memproses
D. RINGKASAN DARI PROSES KHAYALAN YANG DIPANDU Langkah-langkah
berikut
menggambarkan
ringkasan
dari
proses
penggunaan bimbingan khayalan: 1. Memperkenalkan 2. Menilai kesediaan untuk berpartisipasi 3. Relaksasi 4. Peristiwa yang menenangkan 5. Khayalan 6. Kembali ke peristiwa menenangkan 7. Reorientasi 8. Grounding (pengajaran mendalam tentang sesuatu) 9. Memproses perasaan 10. Mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipelajari F. KESIMPULAN Bimbingan khayalan adalah pengalaman yang dirancang konselor dan diarahkan menggunakan imajinasi klien untuk menangani berbagai masalah pengembangan karir. Proses ini melibatkan lima tahap: induksi, relaksasi, fantasi, orientasi dan pengolahan.
CONTOH KASUS :
Seorang sarjana komunikasi ingin menjadi costumer service dalam sebuah perusahaan namun dia merasa kurang begitu percaya diri dalam menjalani pekerjaannya ketika nanti memang sudah benar-benar diterima,
maka
disini
tugas
konselor
membantu
menumbuhkan
kepercayaan diri klien dengan menggunakan berbagai teknik dalam guide khayalan. Yang mana langkah-langkahnya adalah:
Klien harus
diberi indikasi dari apa yang mereka alami. Khayalan dimulai dengan poin-poin dasar, pada umumnya dalam keadaan suasana tenang.
Seorang calon sarjana memang bagus ketika tujuannya adalah ingin menghasilkan sebuah lapangan kerja, nah disini ada kasus seorang mahasiswa peternakan ingin menciptakan lapangan kerja sendiri namun dia merasa kurang mempunya kompetensi dalam usaha yang ingin di kerjakannya nanti. maka disini tugas konselor membantu menumbuhkan kepercayaan diri klien dengan menggunakan berbagai teknik dalam guide khayalan. Yang mana langkah-langkahnya adalah: Klien harus diberi indikasi dari apa yang mereka alami. Khayalan dimulai dengan poin-poin dasar, pada umumnya dalam keadaan suasana tenang.
HOMEWORK Homework terdiri dari tugas sistematis yang dikembangkan secara kolaboratif oleh konselor dan klien dan merupakan upaya sengaja untuk campur tangan dalam masalah klien dengan melibatkan mereka dalam tindakan yang tepat. Pekerjaan rumah yang efektif adalah yang spesifik dalam memberitahu klien apa yang harus dilakukan dan seberapa sering melakukannya. A. PEMANFAATAN PEMBERIAN PEKERJAAN RUMAH Manfaat homework dalam konseling karir, yaitu: Untuk mengukur motivasi klien dengan meneliti apa yang
terjadi setelah pengalaman-pengalaman tertentu Untuk meningkatkan kesadaran diri dengan meminta klien
untuk membandingkan dirinya dengan pekerja yang lain Untuk meningkatkan kesadaran akan fakta-fakta lapangan
kerja Untuk melibatkan klien dalam aktivitas pemecahan masalah
B. LATAR BELAKANG Menurut Cormier dan Cormier (1985), menganggap bahwa teknik homework sebagai sarana untuk menggeneralisasikan dan mentransfer hal-hal yang telah dipelajari dalam konseling
Pekerjaan rumah (homework) telah menjadi teknik yang diterima di semua pendekatan terhadap konseling sehingga dianggap biasa oleh banyak
penulis
atau malah
tidak
disinggung
dalam pembahasan-
pembahasan mereka. Konsep
yang
mengatakan
bahwa
Pekerjaan
Rumah
hanya
digunakan untuk membantu klien dalam menggeneralisasikan hal-hal yang telah dipelajari ke dalam dunia yang sebenarnya atau dalam lingkungan
aslinya
adalah
konsep
yang
terlalu
membatasi
untuk
keperluan konseling karir. Tugas-tugas yang bentuknya Pekerjaan Rumah dapat dan harus dibuat di semua tahapan konseling karir, diawali dengan wawancara pertama lalu dilanjutkan sampai klien mencapai tujuan-tujuannya. Meski demikian
pendapat
yang
mengatakan
bahwa
tugas-tugas
berupa
Pekerjaan Rumah harus memberitahukan secara jelas tentang apa yang harus dilakukan dan berapa kali hal tersebut dilakukan merupakan pendapat yang relevan (Shelton & Ackerman, 1974) C. TINJAUAN AWAL DAN RANCANGAN Pada umumnya, tinjauan awal (preview) dari tugas berupa Pekerjaan Rumah harus mencakup hal-hal:
Memberikan penjelasan mengenai teknik homework dan
alasan tentang manfaat homework dalam konseling Menghubungkan tugas homework saat konseling dengan
tujuan yang ingin dicapai Menekankan klien bahwa dia bisa menerima atau menolak tugas homework
D. TINDAK LANJUT (FOLLOW UP) Selama sesi mengikuti tugas rumah, hasil penugasan harus dapat diproses dengan berhati-hati. Jika klien berhasil menegosiasikan tugas, penting untuk mengetahui hal-hal berikut:
Apa yang dipelajari dari diri sendiri yang sebagai akibat dari
homework? Hal lain apa yang dipelajari sebagai hasil dari keterlibatan
dalam homework? Seberapa yakin mereka dalam melakukan tindakan yang sama dengan situasi yang berbeda?
E. KESIMPULAN DARI PROSES PEKERJAAN RUMAH (HOMEWORK) 1. Tugas pekerjaan rumah haruslah tumbuh dari proses konseling. 2. Tugas pekerjaan rumah haruslah dirancang dengan klien. 3. Klien haruslah diberi wewenang tugas dalam menentukan apakah ia harus mengikuti melalui tugas pekerjaan rumah. 4. Jika klien tidak mengikuti hingga akhir, alasan untuk kegagalan pengerjaannya haruslah digali secara hati-hati.
F. KETERBATASAN YANG DIMILIKI PADA PEKERJAAN RUMAH (HOMEWORK) 1. Pekerjaan rumah adalah proses perpanjangan dimulai dari konteks dalam
konseling.
Apabila
proses
tersebut
contoh,
pengembangan
kesadaran terhadap pentingnya pekerjaan. 2. Di beberapa situasi, dalam tugas pekerjaan rumah vivo tidaklah mungkin (seperti wawancara dengan NASA). G. BELAJAR MENGGUNAKAN PEKERJAAN RUMAH Berikut merupakan saran untuk memberikan tugas pekerjaan rumah yang akan
membantu
konselor
memahami
proses
tersebut
dan
menggunakannya lebih baik dalam sesi konseling karir: 1. Ingat 3WHSS (what, where, when, how often, self-statement) 2. Rancang role play tugas pekerjaan rumah dengan teman atau mahasiswa. 3. Kuasai roleplay sebagai tambahan untuk pekerjaan rumah.
CONTOH KASUS :
seorang ibu
rumah tangga
bingung
setelah 1
bulan suaminya
meninggal dia harus menghidupi kedua anaknya, karena dia merasa tidak ada ketrampilan dan keahlian yang dia miliki selama ini selain hanya menjadi ibu rumah tangga. Padahal suaminya memiliki usaha kripik singkong dan sekarang sudah bangkrut. Maka dari itu disini konselor bertugas untuk menemukan potensi klien tersebut dengan menggunakan teknik homework yang mana untuk mengukur motivasi klien
dengan
meneliti
apa
yang
terjadi
setelah
pengalaman-
pengalaman tertentu, untuk meningkatkan kesadaran-diri dengan meminta klien, untuk membandingkan dirinya dengan para pekerja dan yang lain atau dengan melibatkan klien dalam aktivitas-aktivitas eksplorasi
diri,
untuk
meningkatkan
kesadaran
akan
fakta-fakta
lapangan kerja Seorang sarjana komunikasi ingin menjadi costumer service dalam sebuah perusahaan namun dia merasa kurang percaya diri dalam menjalani pekerjaannya ketika nanti memang sudah benar-benar diterima,
maka
disini
tugas
konselor
membantu
menumbuhkan
kepercayaan diri klien dengan menggunakan berbagai teknik homework yang mana untuk mengukur motivasi klien dengan meneliti apa yang terjadi setelah pengalaman-pengalaman tertentu, untuk meningkatkan kesadaran-diri dengan meminta klien, untuk membandingkan dirinya dengan para pekerja dan yang lain atau dengan melibatkan klien dalam aktivitas-aktivitas eksplorasi diri, untuk meningkatkan kesadaran akan fakta-fakta lapangan kerja.
ROLE-PLAYING Bermain peran atau latihan perilaku adalah teknik yang melibatkan pemodelan dan umpan balik yang sistematis yang digunakan untuk mengembangkan atau memulihkan kemampuan sosial tidak berkembang, dan dapat juga di gunakan dengan individu ataupun kelompok. Merupakan teknik yang melibatkan pemodelan dan umpan balik yang sistematis, digunakan untuk mengembangkan atau memulihkan kemampuan sosial yang tidak berkembang. A. PENGGUNAAN BERMAIN PERAN Bermain peran adalah suatu teknik yang dapat melakukan fungsi berikut: 1. Menilai kelemahan dalam keterampilan sosial
2. Mengembangkan strategi wawancara pekerjaan 3. Mengembangkan perilaku asertif dengan supervisor dan lain-lain 4. Memulihkan perilaku yang agresif atau lainnya 5. Mengembangkan rasa percaya diri. B. LATAR BELAKANG Permainan peran merupakan strategi
yang
digunakan dalam
psikoterapi. Latihan perilaku sangat berpengaruh dalam mengembangkan karir yang berhubungan dengan perilaku. Tahapan dalam mempermainkan peran,
yaitu:
mempersiapkan
klien,
penilaian,
pemodelan,
praktik,
pelaksanaan dan tindak lanjut. C. DESKRIPSI TEKNIK ROLEPLAY 1. Mempersiapkan klien 2. Mengukur 3. Modeling 4. Praktik 5. Pelaksanaan (Implementasi) dan tindak lanjut (follow up). D. RINGKASAN DARI PROSES ROLE-PLAYING. Langkah berikut mewakili ringkasan role-playing. Langkah-langkah yang dijelaskan dalam bab ini: 1. Dimulai dengan penilaian 2. Membalikkan peran 3. Mendapatkan umpan balik pada imitasi Anda dari kejadian tersebut 4. Menilai kelayakan perilaku klien 5. Menentukan kemauan untuk mempelajari perilaku baru 6. Model perilaku baru 7. Menilai pemodelan Anda 8. Membalikkan peran 9. Umpan balik 10. Praktik sampai penguasaan E. BATASAN ROLE-PLAY Role-play akan berjalan efektif saat konselor mengetahui hal-hal dibawah ini:
1. Klien
membutuhkan
dukungan
dan
dorongan
semangat
saat
melakukan role-play, terkadang klien sulit untuk menggambarkan perilaku mereka 2. Role-pley akan lebih efektif jika model yang digunakan mempunyai latar belakang yang sama dengan klien 3. Saat terjadi anteseden kognitif seperti stereotype
yang
menghalangi
perilaku
ketakutan
efektif,
maka
irasional hal
ini
seharusnya diatasi sebelum latihan perilaku 4. Saat klien mendapatkan kesulitan dalam mendapatkan gambaran dari stimulus manusia, hal ini seharusnya klien melakukan observasi yang lebih terhadap stimulus manusia. CONTOH KASUS :
Seorang
pegawai
di
dalam
sebuah
perusahaan
mengalami
ketidaknyaman dengan sikap atasannya, disini klien merasa sangat tidak cocok dengan sikap atasanya tersebut, namun klien disini kurang bisa dalam menyampaikan kesalahan atasannya atau hanya sekedar mengingatkannya saja tidak mau. Padahal hal yang perlu diingatkan adalah sebuah hal yang sepele yaitu supaya atasannya tidak merokok ketika di kantor dan ketika jam kerja. Maka dari itu tugas konselor disini mencoba untuk meningkatkan kembali tingkat asertifitas klien dengan menggunakan teknik roleplay yang mana tahapannya dalah sebagai berikut : pertama, mempersiapkan klien mulai dari mengidentifikasi maslah klien sampai menentukan tujuan dan teknik penyelesaiannya. Kedua, mengukur, sejauh mana tingkat keluhan yang di rasakan oleh klien yang sebenarnya ingin dirubah. Ketiga, modeling, konselor mencontohkan dirinya sendiri atau orang lain terkait tingkah laku yang sebenarnya salah menjadi lebih efektif. Ke empat, praktik, klien mencoba perilaku yang telah di contohkan oleh konselor. Terakhir melakukan
followup
antara
konselor
dan
klien
dengan
mempertimbangkan adakah perbedaan setelah melakukan roleplay.
Seorang sarjana komunikasi ingin menjadi costumer service dalam sebuah perusahaan namun dia merasa sangat kurang percaya diri dalam menjalani pekerjaannya ketika nanti memang sudah benar-
benar diterima, maka disini tugas konselor membantu menumbuhkan kepercayaan diri klien dengan menggunakan berbagai teknik dalam role-playing yang mana tahapannya.
TUGAS RESUME KONSELING KARIR
Kelas G Oleh : Ryan kurniawan
(201110230311313)
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013