TUJUAN & MANFAAT MICRO TEACHING TUJUAN UMUM Pengajaran Mikro (MicroTeaching) adalah untuk memberikan kesempatan kepada Mahasiswa (calon Guru/Dosen) untuk berlatih mempraktikkan beberapa Keterampilan Dasar Mengajar di depan teman – temannya dalam suasana yang Constructive, Supportive, dan Bersahabat sehingga mendukung kesiapan Mental, Keterampilan dan Kemampuan Performance yang ter-Integrasi untuk Bekal Praktik Mengajar sesungguhnya di sekolah/institusi Pendidikan. Adapun TUJUAN KHUSUS Pengajaran Mikro (Micro Teaching) antara lain sebagai berikut : 1. Mahasiswa terampil untuk membuat Persiapan Mengajar, 2. Membentuk Sikap Profesional sebagai calon Guru/Dosen, 3. Berlatih menjadi guru yang bertanggung jawab dan berpegang kepada Etika keguruan, 4. Dapat menjelaskan Pengertian Micro Teaching, 5. Dapat berbicara di depan kelas secara runtut dan runut sehingga mudah dipahami oleh audience atau peserta didik, 6. Terampil membuka dan menutup pelajaran, 7. Dapat bertanya secara benar, 8. Dapat memotivasi belajar siswa/peserta didik, 9. Dapat membuat variasi dalam mengajar, 10. Dapat menggunakan alat-alat / media pembelajaran dengan benar dan tepat, Dapat mengamati keterampilan keguruan secara obyektif, sistematis, kritis dan praktis, Dapat memerankan sebagai Guru/Dosen , Supervisor, Peserta Didik, maupun sebagai Observer dengan baik, Dapat menerapkan teori Belajar dan Pembelajaran dalam suasana Didaktis, Paedagogis, Metodik dan Andragogis secara tepat dan menarik, Berlatih membangun rasa percaya diri, Pengajaran Mikro (Micro Teaching) dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan model praktik pengajaran tradisional. Melalui Pengajaran Mikro (Micro Teaching), keterampilan mengajar yang potensial dapat diorganisasikan dalam satu penampilan yang utuh. Praktikan akan lebih siap dan terampil untuk mengantisipasi perilaku mengajar yang sebenarnya di kelas. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengajaran Mikro (Micro Teaching) memberikan pengaruh positif dalam melatih keterampilan mengajar di kelas. Brown dan Ametrong (1975), mencatat hasil Riset tentang Manfaat Pengajaran Mikro (Micro Teaching) sebagai berikut : Korelasi antara Pengajaran Mikro (Micro Teaching) dan Praktik Keguruan sangat tinggi. Artinya : Calon Guru/Dosen yang berpenampilan baik dalam Pengajaran Mikro (Micro Teaching), akan baik pula dalam Praktik mengajar di kelas. Praktikan yang lebih dulu menempuh program Pengajaran Mikro (Micro Teaching) ternyata lebih baik/lebih terampil dibandingkan praktikan yang tidak mengikuti Pengajaran Mikro (Micro Teaching). Praktikan yang menempuh Pengajaran Mikro (Micro Teaching) menunjukkan prestasi mengajar yang lebih tinggi. Bagi Praktikan yang telah memiliki kemampuan tinggi dalam pengajaran, Pengajaran Mikro (Micro Teaching) kurang bermanfaat.
Setelah mengikuti Pengajaran Mikro (Micro Teaching), praktikan dapat menciptakan interaksi dengan siswa secara lebih baik. Penyajian model rekaman mengajar lebih baik daripada model lisan sehingga lebih signifikan dengan keterampilan mengajar. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan bahwa praktikan yang memiliki prestasi tinggi dalam pembelajaran Pengajaran Mikro (Micro Teaching) akan berprestasi pula dalam praktik mengajar. Oleh karena itu, perbedaan prestasi Pengajaran Mikro (Micro Teaching) diantara praktikan, akan diikuti pula oleh perbedaan prestasi praktik mengajarnya. E. LANGKAH – LANGKAH LATIHAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR Pada dasarnya langkah pelaksanaan Pengajaran Mikro (Micro Teaching) dapat digambarkan sebagai berikut : Diagram Pelaksanaan Pengajaran Mikro (Micro Teaching) 1. Pengenalan Konsep Keterampilan Micro Teaching 2. Pengajaran Model Keterampilan Dasar Mengajar 3. Perencanaan dan Persiapan Latihan 4. Observasiii / Rekaman 5. Praktek Keterampilan DasarMengajar 6. Diskusi Balikan (Feed Back) dariObserver/Dosen Pamong 7. Perencanaan – Persiapan LatihanUlang 8. Observasiii / Rekaman 9. Praktek Ulang Diskusi Balikan (Feed Back) dari Observer/Dosen Pamong Dalam pelaksanaan Pengajaran Mikro (Micro Teaching), Tahap Pertama dan Kedua mahasiswa diarahkan untuk memahami wawasan dan landasan teori Keterampilan Dasar Mengajar yang harus dikuasai serta mengamati dan mencontoh penerapan model – model keterampilan mengajar sesuai bidang studinya. Tahap Ketiga adalah Penyusunan Perencanaan Program Pembelajaran dengan mengacu pada format yang telah ada dan dipelajari. Tahap keempat adalah setiap calon guru/dosen dalam kelompok masing – masing akan mempraktikkan satu sesi pengajaran dengan kontrak keterampilan dasar mengajar yang berbeda – beda secara terisolasi. Setelah presentasi calon guru/dosen saling memberikan komentar (Debriefing) terhadap apa yang telah berjalan dan pada Tahap Kelima anggota lain memberikan Feed Back yang konstruktif terhadap presentasi yang telah dilakukan. Hasil dari Feed Back penampilan yang pertama ini digunakan Masukan dan Perbaikan untuk menyusun persiapan dan Praktik Ulang dengan kontrak menerapkan Ketreampilan Dasar Mengajar secara ter-Integrasi pada Tahap Enam dan Tujuh. Dalam rangka Observasi latihan praktik mengajar, digunakan alat bantu VTR (Video Tape Recorder). Tujuan penggunaan alat tersebut adalah untuk merekam penampilan guru/dosen ketika sedang berlatih mengajar. Tiap – tiap penampilan dalam pelatihan mengajar dianalisis bersama oleh Observer dan Supervisor. Dengan menggunakan alat
bantu VTR, penampilan mengajar dapat diputar kembali, sehingga pihak yang berlatih dapat mengamati penampilannya. Dengan cara ini pula, pihak yang berlatih dapat menganalisis penampilannya bersama observer dan fasilitator. C. Prinsip Penilaian Pengajaran Mikro 1. Valid dan Reliabel Penilaian harus memberikan informasi yang sahih dan andal tentang hasil prestasi belajar mahasiswa, oleh karena itu penilaian harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan alat ukur yang digunakan memberi hasil yang sahih dan andal (instrumen terlampir). 2. Mendidik Penilaian harus mampu mendorong dosen untuk meningkatkan pembimbingan dan mendorong mahasiswa untuk lebih banyak berlatih. Hasil penilaian harus dapat dirasakan sebagai penghargaan bagi mahasiswa yang berhasil dan sebagai pemicu untuk lebih meningkatkan latihan bagi yang kurang berhasil. 3. Berorientasi pada kompetensi Penilaian harus memberi informasi tingkat pencapaian kemampuan dasar mahasiswa baik dalam hal pengembangan rencana pembelajaran maupun praktik mengajar dalam pengajaran mikro. 4. Adil Penilaian harus adil terhadap semua mahasiswa, tidak menguntungkan atau merugikan salah satu atau sekelompok mahasiswa yang dinilai. 5. Terbuka Prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka bagi semua pihak. 6. Menyeluruh Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan prosedur termasuk mengumpulkan berbagai bukti-bukti hasil karya mahasiswa yang berupa pengembangan silabus dan sistem penilaian, rencana pembelajaran dan media pembelajaran yang dipergunakan. Penilaian prestasi belajar mahasiswa meliputi pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), sikap dan nilai (afektif), yang direfleksikan pada saat mahasiswa melakukan praktik pengajaran mikro, baik praktik ketrampilan dasar mengajar terbatas maupun praktik keterampilan dasar terpadu. 7. Terpadu Penilaian prestasi hasil belajar pada pengajaran mikro harus terpadu, baik dilihat dari komponen yang dinilai maupun penyelenggaraan penilaian. Dalam penilaian pencapaian belajar pada pengajaran mikro harus diupayakan mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. 8. Berkesinambungan Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan hasil prestasi mahasiswa sebagai hasil kegiatannya. Penilaian mencakup semua kemampuan dasar, dan hasilnya dianalisis untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai. 9. Bermakna Penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, bermanfaat dan dapat ditindaklanjuti baik oleh mahasiswa maupun dosen A. Pengertian Penilaian Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil prestasi belajar mahasiswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan. Penilaian pengajaran mikro memiliki dua kepentingan, yaitu untuk mengetahui hasil belajar mahasiswa dan sebagai masukan perbaikan kebijakan program/pelaksanaan pengajaran mikro. Untuk kepentingan penilaian prestasi belajar mahasiswa menjadi kewenangan dosen pembimbing pengajaran mikro, sedangkan untuk menentukan kebijakan pelaksanaan pengajaran mikro, perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh oleh tim tersendiri. B. Tujuan Penilaian Penilaian hasil belajar pengajaran mikro bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut. Menentukan tingkat ketercapaian kemampuan dasar, baik pengembangan rencana pembelajaran maupun praktik mengajar dalam pengajaran mikro. Menilai peningkatan dan perkembangan kemampuan mahasiswa, baik pengembangan rencana pembelajaran maupun praktik mengajar dalam pengajaran mikro. Mendiagnosis kesulitan belajar mahasiswa, baik dalam hal pengembangan rencana pembelajaran maupun praktik mengajar dalam pengajaran mikro. Mendorong mahasiswa belajar dalam hal pengembangan rencana pembelajaran dan praktik mengajar dalam pengajaran mikro. Mendorong dosen untuk lebih meningkatkan pembimbingan, baik dalam hal pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran maupun praktik mengajar dalam pengajaran mikro. Memberi informasi kepada UPPL sebagai masukan dalam menentukan kebijakan dalam pelaksanaan praktik mengajar di sekolah/lembaga a. Mengisi Identitas Identitas memuat nama mata pelajaran, sekolah, kelas/semester, alokasi waktu, dan standar kompetensi serta kompetensi dasar. Standar kompetensi adalah kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat diukur yang harus ditempuh siswa untuk menguasai materi pembelajaran mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus dikuasai siswa. Bagian ini memuat kompetensi dasar yang harus dicapai siswa melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. b. Merumuskan Indikator Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karateristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan atau teramati. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. c. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang ditarget/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetenasi dasar sudah operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat dirumuskan lebih dari satu butir. Diskusi adalah suatu proses interaksi verbal secara teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan tujuan berbagi pengalaman atau informasi, mengkonstruksi konsep, mengambil suatu keputusan, atau memecahkan masalah. Tujuan micro teaching adalah untuk meningkatkan berbagai keterampilan mengajar sehingga calon guru mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik (pembelajaran yang mendidik)