2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari sonogram organ hati dan kantung empedu serta ukuran atau lebar organ hati, ketebalan dinding kantung empedu, dan diameter pembuluh darah vena porta dan vena hepatika pada kucing kampung (Felis catus) melalui pemeriksaan USG.
Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah memberikan gambaran ultrasonografi karakteristik dan ukuran organ hati dan kantung empedu pada kucing kampung (Felis catus). Selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data pembanding keadaan organ hati dan kantung empedu kucing kampung (Felis catus) dengan kucing ras yang lain.
TINJAUAN PUSTAKA Kucing Kucing (Felis catus) adalah karnivora kecil yang telah dijinakkan selama ribuan tahun, termasuk dalam keluarga Felidae. Hewan ini dekat dengan manusia karena memiliki daya adaptasi yang baik. Selain itu, manusia membutuhkan kucing untuk mengontrol binatang kecil pengganggu atau tikus yang merusak tanaman (Lipinski et al. 2007). Menurut Fowler (1993) kucing diklasifikasikan ke dalam : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Sub Filum : Vertebrata Kelas : Mamalia Ordo : Carnivora Sub Ordo : Conoidea Famili : Felidae Sub Famili : Felinae Genus : Felis Spesies : Felis catus Kucing yang sehat cenderung terlihat lincah, mempunyai rambut yang cerah, sikap berdiri dan kondisi fisik yang baik. Menurut Widodo et al. (2011) kucing sehat memiliki suhu tubuh berkisar antara 38.0 oC – 39.3 oC, frekuensi pernapasan 26-48 kali/menit, dan frekuensi nadi 110-130 kali/menit.
Anatomi Hati dan Kantung Empedu Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh anjing dan kucing. Hati berada di rongga abdomen di belakang diafragma. Beratnya dapat mencapai 3% dari berat badan total, sedangkan pada hewan yang sedang tumbuh dapat mencapai 5%
3 dari berat badan. Hati anjing dan kucing dewasa terdiri dari lobus lateral sinistra, lateral dekstra, medial, kuadratus, dan kaudatus (Kealy 2000). Ukuran lobus terbesar terdapat pada lobus lateral sinistra yang berukuran 30%-40% dari seluruh hati. Jika dilihat dari pandangan dorsoventral, posisi hati akan terlihat ke kanan. Kantung empedu, saluran empedu, dan pembuluh darah masuk ke dalam hati pada hilus di bagian atas kanan dari kuadran abdomen (Rothuizen 2008). Hati menerima suplai darah dari arteri hepatika yang merupakan cabang dari arteri celiaca. Vena porta merupakan gabungan dari percabangan drainase saluran pencernaan, pankreas, dan limpa (Dyce et al. 2002). Fungsi hati pada pencernaan adalah menyaring material yang diserap oleh saluran pencernaan sebelum material tersebut beredar secara sistemik. Bakteri, toksin atau racun, sel darah merah yang sudah tua, dan agen infeksius lainnya yang masuk melalui saluran pencernaan akan difagosit pada sinusoid hati. Nutrisi seperti glukosa, asam amino, serta beberapa vitamin dan mineral yang juga diserap melalui pencernaan akan disimpan atau mengalami metabolisme di hati (Bill 2002).
Ultrasonografi Pengertian Dasar Ultrasonografi Ultrasonografi (USG) adalah suatu teknik diagnosis pencitraan struktur internal organ atau jaringan yang dihasilkan oleh gelombang suara berfrekuensi tinggi (ultrasound) sebesar 2-20 MHz yang dihantarkan oleh suatu medium (Widmer et al. 2004; Noviana et al. 2012). Menurut d’Anjou (2008) ultrasound tidak dapat berpindah dari medium udara atau disebut juga acoustic barrier. Medium terbaik untuk penghantaran ultrasound adalah cairan. Aplikasi diagnosis USG bersifat nonradiasi ionisasi karena hanya memanfaatkan gelombang suara. Selain itu juga bersifat non-invasive karena tidak ada substansi atau bahan apapun yang dimasukkan ke dalam tubuh hewan (Noviana et al. 2012).
Karakteristik Transduser Alat bantu yang digunakan untuk mentransmisikan ultrasound tersebut disebut transduser atau probe. Di dalam sebuah transduser terdapat kristal piezoelektrik yang mempunyai kemampuan untuk mengubah gelombang listrik menjadi gelombang suara berfrekuensi tinggi yang disebut ultrasound pulse (Mannion 2006). Terdapat tiga tipe utama transduser ultrasound, yaitu linear, sector/curved, dan phased array. Transduser linear memiliki deretan kristal yang disusun sejajar membentuk suatu garis sehingga pancaran ultrasound yang dihasilkan bergerak lurus. Transduser sector/curved memiliki deretan kristal yang disusun menyerupai bulan sabit dan menghasilkan lapang pandang menyerupai kerucut. Transduser phased array juga menghasilkan lapangan pandang menyerupai kerucut tapi dikeluarkan oleh titik fokal yang lebih kecil dibandingkan dengan transduser sector biasa (Bates 2004).
4
Gambar 1 Transduser sector/curved (A) Transduser linear (B); Transduser phased array (C) (Noviana et al. 2012). Transduser dengan frekuensi tinggi (7.5-10 MHz) dipergunakan untuk superficial imaging, misalnya otot, tendon, mata, jantung dan abdomen kucing, abdomen anjing kecil (<6 kg), dan testis. Transduser dengan frekuensi sedang (5 MHz) dipergunakan untuk jantung dan abdomen anjing ukuran sedang (< 13 kg). Transduser dengan frekuensi yang rendah (2.5-3.5 MHz) dipergunakan untuk penetrasi bagian-bagian yang lebih dalam, misalnya thoraks dan abdomen pada anjing besar (Noviana et al. 2012).
Interaksi Ultrasound dengan Jaringan Prinsip kerja USG menggunakan prinsip yang disebut pulse-echo. Ultrasound pulse ditransmisikan melalui transduser dan berpindah menembus jaringan tubuh yang lebih profundal. Apabila ultrasound pulse ini mengenai permukaan struktur tertentu atau organ interface di dalam tubuh hewan, akan terjadi refleksi/echo yang akan dikembalikan ke transduser yang disebut gelombang echo (Noviana et al. 2012). Ultrasound pulse mengalami kehilangan intensitasnya (atenuasi) ketika gelombang suara tersebut bergerak melalui jaringan. Atenuasi ultrasound pulse terjadi melalui beberapa kombinasi cara yaitu pemantulan, pencaran, dan penyerapan oleh jaringan (Mannion 2006).
Interpretasi Gambar Menurut Widmer et al (2004) ada tiga jenis echo yang dapat dilihat pada sonogram, antara lain hyperechoic atau echogenic, hypoechoic atau echopoor, dan anechoic. Hyperechoic atau echogenic yaitu echogenisitas yang cerah, menampakkan warna putih pada sonogram atau memperlihatkan echogenitas yang lebih tinggi dibandingkan sekelilingnya. Contohnya adalah tulang, udara, kolagen dan lemak (Noviana et al. 2012). Hypoechoic atau echopoor yaitu menampilkan warna abu-abu gelap pada sonogram atau area dengan echogenitas lebih rendah daripada sekelilingnya. Contoh dari hypoechoic yaitu semua jaringan lunak.
5 Jaringan lunak mampu melemahkan sebagian sinar USG yang di transmisikan (Arambulo & Wrigley 2003). Anechoic yaitu tidak ada echo, menampilkan warna hitam pada sonogram dan memperlihatkan transmisi penuh dari gelombang. Contohnya cairan dalam kantung kemih. Cairan termasuk anechoic walaupun kehadiran suatu partikulat di dalamnya akan menyebabkan terbentuknya echo (Noviana et al. 2012).
Ultrasonografi Normal Organ Hepatobiliari Kucing Sonogram parenkim hati terlihat bergranul kasar dan hypoechoic. Hati dikelilingi oleh kapsul tipis hyperechoic yang sulit untuk dilihat dengan USG (Bates 2004). Bagian kaudal sebelah kiri hati akan terlihat menempel dengan limpa, sedangkan pada bagian kaudal sebelah kanan hati akan terlihat menempel dengan ginjal. Diafragma akan terlihat seperti garis melengkung hyperechoic karena tersusun atas jaringan ikat yang bersifat highly reflective interface (Noviana et al. 2012). Pembuluh darah intrahepatik dapat diidentifikasi sebagai saluran anechoic dilihat pada bagian longitudinal dan melintang. Vena porta memiliki echogenitas yang kuat pada dindingnya, karena terdiri dari jaringan fibrosa dan lemak, sementara vena hepatika memiliki dinding yang tipis. Vena porta bercabangcabang mirip ranting pohon dengan dinding bagian luar hyperechoic yang konsisten. Vena hepatika, dengan lumen anechoic tanpa ada garis echogenic di bagian luarnya. Dinding vena hepatika tidak dapat terlihat dan memiliki aliran darah yang berlawanan arah dengan vena porta (Noviana et al. 2012).
Gambar 2 Sonogram organ hati normal kucing secara sagital (A) dan transversal (B); S, limpa; L, hati; G, kantung empedu; D, diafragma (Kealy 2000). Kantung empedu telihat pada sisi kanan dari garis tengah, diantara parenkim hati (Mannion 2006). Kantung empedu normal akan terlihat sebagai suatu struktur anechoic berbentuk oval atau bulat dengan sedikit perpanjangan buluh empedu yang berbentuk kerucut. Ukuran kantung empedu sangat beragam tergantung dari ukuran hewan dan dapat membesar pada hewan yang mengalami anoreksia. Perubahan volume dari kantung empedu tidak dapat dijadikan suatu tanda adanya obstruksi saluran empedu. Dinding kantung empedu normal akan terlihat tipis dan halus dengan ketebalan kurang dari 2-3 mm (d’Anjou 2008).
6
Gambar 3 Sonogram kantung empedu normal pada kucing; GB, gallbladder (kantung empedu) (Kealy 2011). Pemanfaatan dalam Dunia Medis Ultrasonografi digunakan secara luas dalam bidang medis sebagai alat diagnosis atau terapi, misalnya digunakan untuk biopsi atau pengeluaran cairan dari dalam tubuh. Menurut Widmer et al (2004) USG mengalami perkembangan yang sangat pesat dan diterima oleh para praktisi profesi dokter hewan dalam membantu penegakkan diagnosis. Aplikasi USG pada hewan kecil seperti anjing dan kucing dimulai sekitar tahun 1980. Pada hewan kecil USG banyak dipergunakan untuk mendiagnosis kebuntingan, menentukan jumlah fetus, mencitrakan semua struktur internal jaringan lunak dan organ baik yang superfisial maupun profundal dan dapat menampilkan keabnormalitasan yang terjadi (Noviana et al. 2012).
METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Bedah dan Radiologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor (IPB) dari bulan Januari sampai Juli 2012.
Hewan Penelitian Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 5 ekor kucing kampung jantan (Felis catus) yang berumur 3-5 tahun dengan bobot badan 3-4 kg. Kucing berasal dari Lingkar Kampus IPB Dramaga, Bogor.