Rencana Straegis 2006-2010
A.
Dinamika Lingkungan Strategis, Permasalahan dan Peluang Pembangunan Perkebunan Perubahan lingkungan strategis baik di tingkat daerah, nasional bahkan
internasional
sangat
berpengaruh
terhadap
gerak
langkah
pembangunan
perkebunan termasuk di Provinsi Jambi. Unsur lingkungan strategis domestik yang
mempunyai pengaruh dalam
menentukan arah kebijakan pembangunan perkebunan adalah : Kepemimpinan daerah dan menajemen pembangunan, kualitas sumberdaya alam dan sumberdaya manusia serta ketersediaan finansial, sedangkan yang bersifat nasional mencakup; Kepemimpinan Nasional, pengembangan IPTEK dan permintaan terhadap sumber energi alternatif. Sementara itu pengaruh yang bersifat global antara lain sistim perdagangan internasional, kebijakan negara-negara tujuan ekspor, kualitas produk dan lain-lain. Pelaksanaan pembangunan perkebunan di Provinsi Jambi meskipun secara umum memperlihatkanan pertumbuhan yang cukup signifikan, baik dari segi luas areal maupun produksi, namun masih terdapat beberapa permasalahan yang harus diatasi untuk mempercepat pertumbuhannya dan pencapaian hasil yang optimal di masa
5
tahun
kedepan
terutama
pada
komoditas-komoditas
unggulan.
Permasalahan yang tengah dihadapi sangat bervariasi dan masing-masing komoditi memiliki permasalahan tersendiri. Permasalahan-permaslahan tersebut adalah; 1. Karet -
Produktifitas masih rendah yaitu rata-rata 714 kg KKK /ha/th. Hal ini disebabkan antara lain karena sebagian besar bibit yang ditanam bukan berasal dari klon anjuran. 14
Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Rencana Straegis 2006-2010
-
Luas kebun karet tua hingga tahun 2005 mencapai 130.656 ha atau sekitar 23,45 % dari luas total, sehingga secara ekonomis sudah tidak produktif, sementara kemampuan finasial petani untuk meremajakan secara swadaya sangat rendah.
-
Infrastruktur (jalan produksi) pada perkebunan rakyat belum memadai Kemampuan
-
pemerintah untuk penyediaan bibit dari klon unggul masih sangat terbatas, sehingga apabila akan dilaksanakan peremajaan dalam skala besar, ketersediaan bibit menjadi kendala, dengan demikian perlu pembinaan penangkar dan pengawasan peredaran -
bibit secara ketat.
Masih banyak petani yang memasarkan produknya melalui perantara, sehingga harga yang diterima petani dengan masih rendanya kualitas produk yang
-
pedagang
rendah, ditambah lagi
dihasilkan.
Belum tersedia skim kredit yang dapat dijangkau petani untuk mendanai peremajaan
-
SDM petani relatif belum optimal sehingga perlu pemberdayaan yang lebih intensif.
Peningkatan produksi dan produktifitas karet di provinsi Jambi masih sangat mungkin dilakukan baik melalui peremajaan, intensifikasi maupun pengembangan areal baru. Hal ini mengingat peluang- peluang yang dimiliki antara lain kebutuhan akan karet alam akan semakin meningkat pada masa yang akan datang, sementara dari tiga negara penghasil utama karet, hanya Indonesia yang masih berpeluang untuk pengembangan luas areal dan peningkatan produksi. Di Indonesia Provinsi Jambi merupakan salah satu daerah penghasil karet yang utama.
2.
Kelapa sawit.
- Masih tingginya penggunaan bibit yang tidak berkualitas oleh masyarakat terutama pada penanaman kelapa sawit secara swadaya. - Penghitungan ’indek K’ oleh perusahaan pembeli TBS dalam sistim perhitungan harga tandan buah segar kelapa sawit yang diproduksi petani, belum transparan. 15 Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Rencana Straegis 2006-2010
- Kualitas TBS yang dihasilkan petani masih relatif rendah, hal ini terkait dengan rotasi panen yang belum sesuai dan infrastruktur jalan produksi yang umumnya belum dilaksanakan pengerasan. - Kehadiran Pabrik Kelapa Sawit yang tidak memiliki kebun sendiri sering mempengaruhi ketidakstabilan harga TBS petani. - SDM petani belum optimal sehingga masih perlu pemberdayaan yang lebih intensif.
Potensi sumberdaya yang dimiliki oleh Provinsi Jambi seperti ketersediaan lahan dan tenaga kerja merupakan peluang pengembangan agribisnis komoditas kelapa sawit yang cukup besar. Saat ini Provinsi Jambi termasuk salah satu dari 5 penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia. Ketersediaan teknologi,
varietas
unggul, tenaga ahli dan daya saing komoditas di pasaran dunia, merupakan prospek tersendiri bagi Indonesia dalam pengembangan kelapa sawit. Disamping itu harga minyak bumi terus melambung menyebabkan dunia melirik sumber energi baru yaitu bio fuel. 3.
Kelapa. Umumnya
-
tanaman kelapa yang diusahakan petani adalah tanaman tua sehingga secara ekonomis kurang produktif. - Di daerah pasang surut, kondisi infrastruktur seperti tanggul drainase
banyak yang sudah rusak sehingga
dan saluran
berpengaruh terhadap
produktifitas kebun kelapa. - Harga jual kopra yang sangat tidak stabil, sementara kemampuan modal petani untuk melaksanakan diversifikasi produk olahan masih sangat terbatas. - SDM petani belum optimal sehingga masih perlu pemberdayaan yang lebih intensif. Meskipun
pengembangan
kelapa
di
Provinsi
Jambi
masih
banyak
menghadapi permasalahan, namun beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan 16 Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Rencana Straegis 2006-2010
antara lain; Pangsa pasar
yang masih terbuka luas, pengembangan divesifikasi
produk olahan akan membuka segmen baru seperti Virgin Coconut Oil, gula kelapa, gula semut dan produk samping lainnya. Ketersediaan teknologi untuk pengolahan produk sampingan
dan penggunaan bahan baku kelapa untuk industri rumah
tangga akan meningkatkan permintaan pasar terhadap produksi kelapa di masa yang akan datang.
4.
Cassiavera. - Mutu kulit kering yang dihasilkan masih rendah, karena pemanenan dilakukan pada usia muda. - Fluktuasi harga cukup tajam dan cenderung rendah karena didominasi oleh pedagang dari Sumatera Barat. - Akses pasar masih sangat kurang. - SDM petani yang belum optimal sehingga masih perlu pemberdayaan yang lebih intensif. Peluang-peluang
yang
dapat
dimanfaatkan
dalam
pengembangan
komoditas cassiavera di Provinsi Jambi antara lain; Cassiavera yang dihasilkan dari Provinsi Jambi khususnya kabupaten Kerinci memiliki aroma dan rasa yang khas sehingga banyak diminati konsumen. Disamping itu ketersediaan lahan dan pangsa pasar
yang
cukup
menjanjikan
juga
merupakan
peluang
tersendiri
bagi
pengembangan cassiavera di Provinsi Jambi. 5. Kopi. - Produktifitas masih sangat rendah yaitu rata-rata
372 kg/ha, sementara
potensi produksi kopi dapat mencapai 1500 kg- 1800 kg/ha. Hal ini disebabkan karena kondisi kebun yang umumnya sudah tua/rusak, tingginya tingkat kehilangan hasil akibat gangguan hama penggerek buah (PBKo). - Harga yang tidak stabil dan cenderung rendah menyebabkan petani
tidak
memelihara kebunnya. - SDM petani masih perlu pemberdayaan yang lebih intensif.
17 Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Rencana Straegis 2006-2010
Dalam pengembangan
komoditas kopi di Provinsi Jambi masih terdapat
beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan antara lain ketersediaan lahan dengan agroklimat yang cukup mendukung,
adanya potensi melaksanakan diversifikasi
usahatani melalui produk spesial dan organik serta agrowisata berbasis kopi. Disamping itu akhir akhir ini terjadi peningkatan harga kopi, sehingga petani mulai melirik kembali untuk melaksanakan intensifikasi. 6. Aneka Tanaman Lainnya Tanaman perkebunan lainnya yang dikembangkan di Provinsi Jambi namun dalam skala yang masih terbatas antara lain adalah : lada, pinang, kemiri, aren, cengkeh, kakao, kapok, kapulaga, vanili. Sedangkan untuk tanaman semusim antara lain; tebu, tembakau nilam dan rami. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan aneka komoditi seperti tersebut diatas antara lain adalah belum ada pangsa pasar yang menjanjikan untuk pemasaran dari komoditi tersebut, sehingga pada umumnya ditanam dalam skala kecil, yakni masih dibawah batas minimal usaha.
Disamping itu ada beberapa
komoditi membutuhkan syarat tumbuh yang lebih spesifik, sehingga tidak semua lokasi dapat dikembangkan. Komoditi lain yang mulai mempunyai prospek pasar yang cukup menjanjikan adalah pinang dan tebu. Tanaman pinang meskipun diusahakan secara sampingan oleh masyarakat,
ternyata memberikan andil dalam ekspor. Sementara pada
komoditi tebu rakyat, mempunyai peluang pasar yang cukup baik untuk hasil olahan dalam bentuk gula tebu. B. Kondisi Yang Ingin Dicapai dan Proyeksi Kedepan. Dinas perkebunan Provinsi Jambi telah menetapkan suatu kondisi yang ingin dicapai secara bertahap hingga tahun 2010 terhadap pengembangan 5 komoditas unggulan, yang mencakup aspek produksi, produktifitas, sarana dan prasarana perkebunan serta pengolahan dan pemasaran hasil. 18 Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Rencana Straegis 2006-2010
Secara umum Kondisi yang diinginkan kedepan dari komoditi unggulan dan aneka tanaman lainnya di Provinsi Jambi adalah sebagai berikut: 1. Karet Untuk komoditas karet, luas areal pada tahun 2010 ditargetkan mencapai 581.676 ha, dengan areal produktif sekitar 360.409 ha. Proyeksi produksi sekitar 242.190 ton, dengan produktifitas 825 kg /ha/thn. Kondisi lain yang diinginkan adalah semakin sadarnya masyarakat terhadap manfaat penggunaan bibit unggul karet. Disamping itu terjadi peningkatan mutu BOKAR (Bahan Olah Karet) produksi petani, dan sistim pemasaran langsung kepada prosessor. Tingkat kehilangan hasil akibat serangan OPT saat ini berkisar 20 %, untuk tahun 2010 diharapkan adanya penurunan sehingga serangan OPT yang dapat ditolerir maksimal 7,5 %. Luas kekeringan, kebakaran kebun/lahan maksimal 0.02 % dan fasilitasi penyelesaian gangguan usaha perkebunan diharapkan dapat mencapai 96 %. Kedepan diharapkan jalan kebun dan jembatan telah memenuhi standart, sehingga pengangkutan saprodi dan peralatan mesin menjadi lancar dan pada ahirnya dapat menekan biaya produksi. Dari segi sumberdaya manusia dan kelembagaan petani, diharapkan petugas dan petani berada pada kondisi yang betul-betul siap melaksanakan kegiatan. Oleh karena itu kegiatan pemberdayaan petani dan pendampingan akan dilaksanakan secara terus-menerus.
2. Kelapa Sawit Untuk komoditas kelapa sawit, diharapkan luas areal mencapai 588.441 ha dengan luas areal produktif sekitar 441.031 ha. Proyeksi produksi 2.854.103 ton TBS, dengan produktifitas 4800 kg (CPO) /ha/thn pada tahun 2010, dan kesadaran masyarakat terhadap manfaat penggunaan bibit unggul kelapa sawit semakin tinggi.
19 Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Rencana Straegis 2006-2010
Kondisi lain yang diharapkan adalah transparansi perusahaan pembeli TBS kepada petani dalam hal penghitungan indek K, yang merupakan komponen penting dalam sistim penetapan harga pembelian TBS kelapa sawit. Aspek lain yang ingin dicapai pada tahun 2010 dalam pengembangan komoditas kelapa sawit antara lain peningkatan kualitas TBS petani, tingkat kehilangan hasil akibat OPT yang saat ini masih berkisar 15 % maka pada tahun 2010 maksimal yang dapat ditolerir maksimal 7,5 %; Luas kekeringan, kebakaran kebun/lahan maksimal 0,02 %; fasilitasi penyelesaian gangguan usaha mencapai 90 %. 3. Kelapa Untuk komoditas kelapa, proyeksi luas areal hingga 2010 adalah 126.808 ha dengan areal produktif seluas 98.365 ha. Perkiraan produksi sekitar 138.670 ton, dengan produktifitas per ha/thn berkisar 1500 kg. Dalam rangka memperluas segmen pasar diperlukan diversifikasi hasil olahan dan pameran. Tingkat kehilangan hasil akibat gangguan OPT yang saat ini masih berkisar 20 %, maka pada tahun 2010 maksimal yang dapat ditolerir sekitar 11 % ; luas kekeringan dan kebakaran kebun/lahan maksimal 0,02 %. 4. Kopi Pada komoditas kopi, luas areal hingga tahun 2010 adalah diperkirakan 22.423 ha dengan produksi 5.935 ton dan produktifitas /ha/thn berkisar 600 kg. Disamping itu dari aspek pengolahan diharapkan telah dilakukan penanganan pasca panen sehingga terjadi peningkatan kualitas produk. Untuk hal tersebut diperlukan ketersediaan sarana
penanganan pasca
panen seperti lantai jemur alat dan mesin pengolah dan lain-lain. Tingkat kehilangan hasil akibat gangguan OPT yang masih dapat ditolerir maksimal 11 %. Sedangkan pada saat ini masih berkisar 20 %.
20 Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Rencana Straegis 2006-2010
5. Cassiavera Luas komoditi cassiavera pada tahun 2010 diproyeksikan sekitar 51.619 ha dengan produksi 100.225 ton dan produktifitas 2266 kg/ha/thn. Dari aspek pengolahan diharapkan adanya diversifikasi hasil olahan yang makin berkembang. Tingkat kehilangan hasil akibat gangguan OPT saat ini masih berkisar 25 %, maka pada tahun 2010 maksimal 11 %.
6. Aneka Tanaman Lainnya Disamping komoditas unggulan seperti tersebut diatas, diharapkan pada tahun 2010 telah berkembang komoditas lain yang mempunyai prospek pasar yang cukup menjanjikan seperti jarak pagar, pinang, nilam dan kakao dalam skala ekonomis. Tanaman Jarak Pagar yang sekarang mulai dirintis pengembangannya di Provinsi Jambi kedepan diharapkan dapat menjadi
pasokan bagi sumber bahan
energi alternatif bio fuel.
21 Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Rencana Straegis 2006-2010
A.
Visi dan Misi
Pada periode pembangunan 2005-2010, Provinsi Jambi
menetapkan Visi
Pembangunan yaitu Jambi Mampu, Maju dan Mandiri. Selanjutnya berdasarkan visi tersebut ditetapkan 5 (lima) Misi Pembangunan Provinsi Jambi yaitu ; 1. Peningkatan Kesejahteraan dan kualitas kehidupan masyarakat. 2. Peningkatan daya saing dan kemandirian daerah. 3. Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana dasar. 4. Peningkatan kualitas pelayanan publik. 5. Peningkatan perlindungan masyarakat. Dalam mendukung terwujudnya visi dan misi pembangunan tersebut diatas, didukung oleh 3 (tiga) pilar utama yaitu; 1. Pemerintah yang berwibawa dan bersih dari KKN 2. Sumberdaya manusia sebagai penggerak pembangunan. 3. Potensi Sumberdaya alam daerah yang siap untuk digali dalam mengakselerasikan roda pembangunan . Berdasarkan Visi, Misi dan Strategi Pembangunan Provinsi Jambi diatas, maka disusun 3 (tiga) Agenda Pembangunan Provinsi Jambi Tahun 2005-2010, menurut prioritasnya Yaitu: 1. Mewujudkan Peningkatan Kemandirian Daerah dan Daya Saing. 2. Mewujudkan Pembangunan yang berkeadilan dan demokratis. 3. Mewujudkan peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. Revitalisasi
Pertanian,
termasuk
dalam
prioritas
utama
dalam
pembangunan Provinsi Jambi, yang didalamnya menyangkut pembangunan perkebunan. 22 Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Rencana Straegis 2006-2010
Mencermati arah pembaharuan pembangunan Provinsi Jambi, khususnya pada sub sektor perkebunan, dan sebagai pemantapan dari arah pembangunan yang telah
ditempuh pada periode sebelumnya, maka Visi Dinas Perkebunan
Provinsi Jambi adalah sebagai berikut; Terwujudnya Perkebunan yang tangguh Berbasis Kerakyatan dan Berwawasan
Lingkungan
Bagi
Kesejahteraan
Masyarakat
yang
Berkeadilan dan Berkelanjutan. Visi tersebut diatas
mempunyai makna ” Mewujudkan Pembangunan
perkebunan dalam suatu penataan wilayah yang berwawasan lingkungan melalui pengintegrasian kegiatan produksi, pengolahan, distribusi kegiatan on farm dan off farm dalam suatu sistem manajemen berdasarkan azas kebersamaan bagi kesejahteraan masyarakat/petani yang selaras, berkeadilan yang dapat menjamin pemantapan usaha yang harmonis dan berkesinambungan”. Sebagai upaya nyata untuk mewujudkan visi tersebut, ditetapkan Misi Dinas Perkebunan Provinsi Jambi yaitu;
1. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha perkebunan yang berorientasi pada agribisnis melalui peremajaan komoditi unggulan dan pengembangan komoditi potensial lainnya. 2. Meningkatkan pengawasan peredaran dan penggunaan bibit unggul komoditi perkebunan , pupuk dan pestisida. 3. Meningkatkan an kualitas SDM aparat dan masyarakat perkebunan melaui pemberdayaan Sistim Kebersamaan Ekonomi. 4. Meningkatkan sarana dan prasarana pengembangan perkebunan (sarana produksi, pengolahan dan informasi). 5. Menumbuhkan iklim usaha yang kondusif untuk menarik minat investor dalam pengembangan perkebunan. 6. Mempertangguh usahatani perkebunan melalui kegiatan diversifikasi usahatani. 7. Meningkatkan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. 23 Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Rencana Straegis 2006-2010
B. Tujuan Untuk mengukur sejauh mana visi dan misi telah dicapai maka diperlukan perumusan tujuan strategis. Dengan demikian maka tujuan strategis
dari Dinas
Perkebunan Provinsi Jambi adalah sebagai berikut; 1. Mengembangkan perwilayahan perkebunan
yang terintegrasi untuk
mempercepat penerapan teknologi dan manajemen dalam bidang teknis dan ekonomi. 2. Peningkatan kualitas SDM aparat dan masyarakat perkebunan. 3. Menyediakan sumber benih dan menjamin penyediaan benih bermutu. 4.
Meningkatkan
pendapatan
petani
melalui
perbaikan
mutu
hasil,
mewujudkankeutuhan sistim agribisnis dalam skala ekonomis di sentra pengembangan. 5. Menumbuhkan iklim usaha yang kondusif untuk menarik minat investor dalam mengembangkan kegiatan on farm dan off farm ditingkat petani. 6. Meningkatkan ketersediaan pangan nabati maupun hewani melalui diversifikasi usahatani wilayah perkebunan.
C. Strategi Untuk mencapai visi dan misi tersebut
disusunlah strategi pembangunan
agribisnis perkebunan yang akan ditempuh yaitu: Meningkatkan kemapuan dan peran seluruh pelaku usaha agribisnis perkebunan dalam memanfaatkan peluang usaha secara efisien dan berdaya saing dengan tetap berpegang pada azas kebersamaan serta memperhatikan kelestarian sumberdaya dan lingkungan hidup.
D. Kebijakan Kebijakan pembangunan perkebunan untuk mendukung terwujudnya visi, dan terlaksananya misi serta strategi adalah; Memberdayakan dihulu dan memperkuat dihilir guna menciptakan nilai 24 Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Rencana Straegis 2006-2010
tambah dan daya saing usaha perkebunan dengan meningkatkan peran dan
partisipasi
dari
masyarakat
perkebunan
serta
penerapan
manajemen orgasnisasi yang baik berlandaskan pada penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebijakan tersebut dalam pelaksanaannya diimplementasikan melalui konsep Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (KIMBUN) di sentra-sentra produksi yang diselenggarakan dengan azas kebersamaan ekonomi, sehingga semua unsur kekuatan yang ada akan bersinergi satu sama lain. Arah kebijakan pembangunan perkebunan tahun 2006-2010 akan lebih difokuskan kepada pengembangan komoditas Karet yaitu dalam bentuk kegiatan peremajaan, dan kelapa sawit yaitu dalam bentuk kegiatan penyediaan benih/bibit yang berkualitas.
Akan tetapi komoditas-komoditas lain tetap
mendapat perhatian yang penting yang menyangkut beberapa aspek seperti :
1. Akselerasi peningkatan produksi dan produktifitas komoditi perkebunan. 2. Rintisan pengembangan komoditi potensial seperti nilam, lada, jarak pagar dan lain-lain. 3. Peningkatan penggunaan benih /bibit komoditi perkebunan yang sesuai standar. 4. Pengawasan peredaran dan penggunaan bibit/ benih tidak bermutu. 5. Peningkatan ketersediaan pupuk dan pestisida bermutu. 6. Menurunkan tingkat kerugian hasil akibat gangguan usaha perkebunan. 7. Meningkatkan mutu dan diversifikasi hasil olahan komoditi perkebunan guna meningkatkan nilai tambah dan daya saing. 8. Meningkatkan akses pasar dan permodalan petani pekebun. 9. Meningkatkan sarana dan prasarana pada areal perkebunan. 10. Peningkatan kualitas SDM masyarakat perkebunan melalui pelatihan, magang dan studi banding. 11. Peningkatan peran kelembagaan petani perkebunan. 12. Optimalisasi penggunaan lahan pada areal perkebunan.
25 Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Rencana Straegis 2006-2010
A. Program Pembangunan Perkebunan
Program pembangunan perkebunan Provinsi Jambi tahun 2006-2010 dititikberatkan pada Peremajaan Karet Rakyat dan Pengembangan Komoditi Kelapa sawit, akan tetapi tetap mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jambi 2006-2010 dan Rencana Stratejik Pembangunan Perkebunan Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan Departemen Pertanian, yaitu;
1. Program Pengembangan Agribisnis Perkebunan. Program ini mencakup aspek produksi dan peningkatan mutu hasil hingga pemasaran, yang diimplementasikan melalui sub- sub program yaitu; a. Rehabilitasi, intensifikasi dan ekstensifiaksi komoditi perkebunan. b. Penyediaan bibit komoditi perkebunan yang bermutu c. Pengawasan peredaran dan penggunaan bibit komoditi perkebunan yang tidak bermutu. d. Pengawasan peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida. e. Peningkatan Usaha Perlindungan Perkebunan. f. Peningkatan mutu dan diversifikasi hasil olahan komoditi perkebunan. g. Peningkatan akses pasar petani perkebunan dan permodalan petani pekebun. h. Peningkatan sarana dan prasarana pada areal perkebunan. i. Peningkatan ketersediaan data dan informasi perkebunan.
26 Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Rencana Straegis 2006-2010
2. Program Pemberdayaan Masyarakat Perkebunan. Program ini pada intinya merupakan upaya peningkatan Sumberdaya aparat perkebunan dan petani pekebun yang diimplementasikan melalui sub-sub program, yaitu; a. Pemberdayaan petani Sistim Kebersamaan Ekonomi. b. Pelatihan Teknis dan Fungsional. c. Pemberdayaan Assosiasi petani perkebunan.
3. Program Peningkatan Ketahanan Pangan. Program ini merupakan upaya untuk mendukung ketersediaan bahan pangan baik nabati maupun hewani dengan sub program Diversifikasi komoditi pada areal perkebunan. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan pada areal perkebunan, guna meningkatkan pendapatan petani.
B. Fokus Kegiatan Pembangunan Perkebunan. Fokus kegiatan pembangunan perkebunan Provinsi Jambi tahun 2006-2010 ditekankan pada kegiatan- kegiatan pokok, yaitu; 1. Peremajaan Komoditi unggulan perkebunan yang tidak produktif lagi. 2. Rintisan pengembangan komoditi-komoditi perkebunan potensial. 3. Eksplorasi dan pengembangan komoditi spesifik lokasi. 4. Penyediaan bibit komoditi perkebunan yang bermutu melalui pembangunan
pembibitan sistim waralaba.
5. Pembinaan dan pemberdayaan penangkar bibit komoditi perkebunan. 6. Penyediaan sumber bibit bermutu melalui pembangunan kebun entres, penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) dan pembangunan Kebun Induk komoditi perkebunan. 7. Sosialisasi penggunaan bibit komoditi perkebunan yang bermutu. 8. Pengawasan peredaran dan penggunaan bibit yang tidak bermutu. 9. Peningkatan peran petugas PPNS Perkebunan dalam melakukan pengawasan. 27 Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Rencana Straegis 2006-2010
10. Meningkatkan peran IP2MB dalam pengawasan peredaran dan penggunaan bibit yang tidak bermutu. 11. Melaksanakan sertifikasi benih/bibit komoditi perkebunan. 12. Pengawasan peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida. 13. Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dalam hal ketersediaan pupuk bersubsidi bagi petani perkbunan. 14. Mengidentifikasi kebutuhan pupuk setiap tahun. 15. Pengamatan perkembangan dan pengendalian OPT Perkebunan. 16. Memfasilitasi penyelesaian gangguan usaha perkebunan untuk meningkatkan iklim usaha/investasi yang kondusif. 17. Pembinaan, monitoring dan pengendalian kebakaran kebun dan lahan. 18. Meningkatkan peran laboratorium lapangan, sub laboratorium hayati dan UPPT. 19. Meningkatkan peran dalam memfasilitasi penggunaan dana Community Development bagi petani sekitar perusahaan besar. 20. Peningkatan mutu dan diversifikasi produk komoditi perkebunan. 21. Peningkatan pengolahan hasil melalui bantuan peralatan pengolahan. 22. Pengawasan angkutan hasil komoditi perkebunan (kelapa sawit). 23. Meningkatkan kemitraan petani dengan pasar (prosesor, eksportir). 24. Peningkatan peran petugas informasi pasar (PIP). 25. Peningkatan pemasaran komoditi perkebunan melalui penjajakan pasar baik dalam maupun luar negeri. 26. Membangun iklim investasi yang kondusif melalui pengawasan pabrik kelapa sawit tanpa kebun. 27. Promosi produk hasil perkebunan melalui agroekspo pamern dan lainlain. 28. Meningkatkan sarana jalan dan jembatan pada areal perkebunan rakyat. 29. Meningkatkan sarana pengairan pada areal pasang surut (pintu air, saluran drainase dan jembatan). 30. Meningkatkan pengelolaan lahan bagi komoditi perkebunan. 31. Inventarisasi potensi dan ketersediaan lahan bagi pengembangan komoditi perkebunan. 28 Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Rencana Straegis 2006-2010
32. Pemantapan penyusunan Statistik Perkebunan. 33. Pembuatan dan Pengelolaan Website Dinas. 34. Penyusunan dan pengelolaan database Perkebunan. 35. Pemantauan dan pembinaan aktifitas perusahaan perkebunan. 36. Pelatihan bagi petugas Fasilitator Daerah (FASDA). 37. Pelatiah Petani Sistim Kebersamaan Ekonomi. 38. Magang dan studi banding petani dan petugas pada daerah pengembangan perkebunan yang telah berhasil. 39. Pelatihan teknis bagi petugas dan petani perkebunan. 40. Pelatihan PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) Perkebunan. 41. Penguatan dan pengembangan fungsi kelompok tani. 42. Penguatan dan pengembangan peran asosiasi petani perkebunan. 43. Penanaman tumpangsari/sela pada areal perkebunan dengan komoditi pangan, kehutanan maupun ternak.
29 Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Rencana Straegis 2006-2010
Keberhasilan pengembangan komoditas perkebunan akan dapat dilihat indikasinya dalam kurun waktu yang cukup lama setidaknya lebih dari 5 tahun. Oleh karena itu dalam kurun waktu tersebut diperlukan komitmen yang kuat dan konsistensi yang tinggi dari seluruh stakeholders yang ada di daerah ini, untuk mewujudkannya. Peran
pemerintah
yang
bersifat
regulasi,
pelayanan,
fasilitasi,
pendampingan dan advokasi dalam penciptaaan iklim usaha yang kondusif adalah faktor penting dalam mendorong perubahan perilaku dan kesadaran petani serta tumbuh dan berkembangnya dunia usaha apabila dilakukan dengan konsisten. Pengembangan agribisnis perkebunan pada ahirnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani, taraf hidup dan kualitas kesejahteraannya. Hal tersebut dapat terwujud manakala peningkatan produksi dan produktivitas, diikuti dengan sistim pemasaran yang adil dan peningkatan sumberdaya manusia petani dan aparat perkebunan dapat berlangsung terus menerus. Disamping itu birokrasi dan sistim yang melahirkan kebijakan yang berpihak kepada petani, juga merupakan salah satu kunci menuju suksesnya pembangunan perkebunan dimasa yang akan datang.
DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAMBI
30 Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Rencana Straegis 2006-2010
31 Dinas Perkebunan Provinsi Jambi