Laooran Akhir Buku tFat
BAB IV
DINAMIKA LINGKUNGAN STRATEGIS PembangunanKabupatenPohuwatotidakdapatdilepaskandari perkembangan|ingkunganstrategisyangmencakup|ingkunganperekonomian globalisasi ekonomi yang diseftai regional, nasional, sub-giobal, dan global. Era
oleh tekanan kuat terhadap liberalisasi perdagangan internasional
dapat
peluang dan tantangan' dikatakan telah merupakan arus kuat yang melahirkan
baikbaginegara-negaramajumaupunnegaraberkembang.Akhir-akhirini berbagai kelembagaan dampak liberalisasi ekonomi, bukan hanya melahirkan
barusepertiApec,WTo,dan|embaga-|embagapersekutuanekonomiantar negarapadak'awasanyangsama,me|ainkanjugate|ahmendorong|ahirnya sepefti e' tatanan dan wacana baru daram perdagangan internasional, kese|uruhan ecolabeling, dan perkembangan |ainnya yang secara commerce'
pembangunan infrastruktur keras' memerlukan adaptasi kreatif, baik terhadap maupun infrastrurktur lunak.
Paradigmabarupembangunanyangberbasispadacommunitybased pembangunan Kabupaten developmen4 juga perlu diperhatikan dalam rangka gender serta issu-issu Pohuwato. Demikian juga halnya dengan issu tentang paket undang-undang otonomi lingkungan. Dalam skala nasional pemberlakuan model pembangunan daerah akan sangat berperan dalam mendikte arah dan d yang sesuai Kabupaten Pohuwato. Keterkaitan fungsional antar wilayah bahwa paradigma baru Propinsi Gorontalo juga akan sangat penting, mengingat penrbangunan bukan lagi kompetisi tetapi kemitraan'
4.l.KecenderunganDinamikaPerekonomianG|oba| pembagian Makna globalisasi secara sederhana dapat diartikan terjadinya
produksi dan kerja fungsional lintas negara pada keseluruhan mata-rantai jasa. sebelumnya, distribusi dalam menghasilkan satu atau lebih barang dan dan jasa telah keterkaitan fungsional antar negara dalam menghasilkan barang jasa yang dihasilkan dikenal, namun negara-negara yang terlibat dan barang dan T!.11,-!-rl!t.:j, !,,
1 It7'!
t"I/ K
tv-l
Laporan Akhir Buku I Fakta dan Analisis RTRW Kabupaten Pohuwato
yang relatif masih terbatas. Makna globalisasi semakin menampakkan sosoknya
riil pada saat runtuhnya pemerintahan komunisme Uni-sovyet. Sisi lain, makna liberalisasi perekonomian atau perdagangan dunia
berkaitan erat dengan upaya untuk menghilangkan keseluruhan hambatanhambatan perdagangan antar negara, misalnya penurunan atau menghapus persamaan biayasama sekali pajak eksporlimpor, quota, sampai kepada konsep
yang terkait yang biaya produksi seperti tingkat upah, dan biaya-biaya lain alasan umumnya disepakati baik secara bilateral, maupun multilateral. umumnya persaingan yang dibalik liberalisasi adalah keinginan untuk menciptakan iklim sehat antar negara. walaupun alasan ini banyak dipertanyakan kebenarannya baik oleh negara-negara berkembang maupun para ahli, disamping fakta-fakta empirikperdaganganinternasionaIyangmasihantagonistik.
4.1.1. Pola Integrasi/Ketergantungan Perdagangan Antar Negara secara umum terdapat tiga pola ketergantungan atau integrasi yang mungkin terjaoi dalam perdagangan internasional yaitu: integrasi antara negara-
negara Utara (CUSFTA), Utara-Selatan (NAFTA), dan
Selatan-Selatan
(MERCOSUR). Berdasarkan ketiga pola integrasi tersebut Blomstrom dan Kokko
(World Bank, 1997) dalam pengkajiannya menyimpulkan bahwa reaksi tiap negara terhadap integrasi ekonomi dipengaruhi oleh pertimbangan perjanjian yang ada, investasi yang disepakati, daya saing perusahaan-perusahaan lokal dan motif investor dan negara tujuan.
integrasi antara negara' negara utara dengan kasus GUSFTA (Canada us Free Trade Area) tidak Lebih jauh ditemukan bahwa pola hubunqan
memberi dampak yang bermakna antara kedua belah pihak. Hal ini disebabkan jauh sebelum hubungan perdagangan antara US dan Canada telah terliberalisasi integrasi regional yang dikenal dewasa ini'
Berbeda halnya dcngan integrasi ekonomi utara-selatan dengan kasus NAFT A (North Anterican Free Trade Agreement, dengan anggota Canada, US, dan Mexiko ), pola integrasi jauh menguntungkan Mexiko. Selanjutnya
disimpulkan oleh Blomstrom
dan Kokko bahwa kerjasama
Utara-Selatan
menguntungKan negara-negara selatan. Keuntungan-keuntungan yang dinikmati
Ti
m
I)
e
tt t'
it.s trr
r llT RII' K
r):2.
Laporan Akhir Buku I Fakta dan Analisis RTRW Kabupaten Pohuwato
oleh negara-negara Selatan bukan hanya keuntungan ekonomis meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan secara nasional meningkatkan tarap kesejahteraan
nasional, melainkan juga terjadinya modernisasi, reformasi, dan liberalisasi kelembagaan, orientasi perekonornian nasional yang lebih mengutamakan pasar.
Integrasi Selatan-Selatan diawali oleh upaya negara-negara Amerika Latin
pada tahun 1960 yang melahirkan Latin American Free Trade Association (LAFTA), kemudian pada tahun yang sama lahir Central American Common
Market (CACM), dan pada tahun 1969 terbentuk kelembagaan yang sama dengan anggota yang berbeda. Selanjutnya pada tahun 1986 lahir kesepakatan
bilateral antara Argentina dan Brazil, dan lima tahun kemudian lahir Pasar bersama negara-negara Selatan yang dikenal dengan MERCOSUR yang belum tenruujud sampai tahun 1995. Aliran investasi (modal) langsung dikawasan ini
cenderung lebih ditentukan oleh stabilitas kondisi makro ekonomi ketimbang
integrasi ekonomi. Secara keseluruhan kerjasama Selatan-Selatan belum menampakkan hasil yang bermakna.
4.L.2. Dampak Putaran Uruguai terhadap Perdagangan Dunia. Putaran Uruguai merupakan momentum yang penting dalam hubungannya dengan upaya liberalisasi perdagangan dunia yang sekaligus merupakan wahana terwujudnya globalisasi ekonomi. Pertanyaan yang muncul adalah sejauh mana dampak Putaran Uruguai tersebut terhadap perekonomian
global umumnya, dan khususnya terhadap perekonomian
negara-negara
berkembang. Hartel, Bach, Dimaranan, dan Martin (Departement of Agricultura/ Economics, Purdue University, 1998) mengkaji secara mendalam dengan
menggunakan
aplikasi model keseimbangan umum (applied
general
equl/ibrium mode/) dan menyimpulkan berbagai dampak Putaran Uruguai
terhadap pertumbuhan, globalisasi, dan keuntungan menyeluruh terhadap perekonomian dunia.
Diperkirakan akan terjadinya pergeseran pusat gravitasi perdagangan
dunia pada tahun 2005, dengan tahun dasar 1992, di Asia Timur dan Selatan. Diperkirakan pangsa ekspor negara-negara Asia (di luar Jepang) terhadap total perdagangan dunia akan meningkat dari l8o/o sampai dengan 760/o, dan pada Ti
rn P enyls t tr I?T RII/ K r
Laporan Akhir Buku I Fakta dan Analisis RTRW Kabupaten Pohuwato
akan menurun' saat yang sama peranan negara-negara Eropa dan Amerika keseluruhan negaraSecara keseluruhan pangsa GDP dan perdagangan hampir pemegang kendali negara Asia meningkat yang menempatkan cina sebagai
Afrika menikmati terdepan. Negara-negara Amerika Latin dan sub-sahara pertumbuhanpangsaGDPyangkeci|sampaipadatingkatmenengah. global tidak Konsep ideal yang ditawarkan oleh liberalisasi perekonomian pembangunan ekonomi selalu sejalan dengan kondisi aktual yang ada. Model
yangmenjunjungtinggipertumbuhanyangbanyakdianuto|ehnegara-negara lebih besar berkembang, telah menimbulkan masalah baru yang mungkin dibandingkan sebelum rnelakukan pembangunan'
4.1.3. Globalisasi dan Negara-Negara Berkembang terhadap Gambaran perkembangan perekonomian global dan dampaknya
negara-negara berkembang, terutama negara-negara berkembang dilukiskan secara dramatis oleh David c.Korten (Genewa, 1998): ,,1
di
Asia,
hotels, saw the reality behind the modern airports, express highways, luxury air-conditioned shopping malls stocked with the latest impotted
and the
the shallow consumer goods long before the recent financial collapse revealed of of people roots of much Asia's development. I witnessed the deepening mlsery the who were displaced front their homes and land in the name of progress for few, the environment devastation, and the disintegration of once vibrant cultures.
It
all suggested institutlonal failure at a deeply systemic /eve/'"
Lebih jauh, secara tegas Korten menyatakan bahwa tidak terdapat persamaan antara ekonoml pasar dan kapitalisme global baru' Kombinasi antara globalisasi ekonomi, deregulasi, dan konsentrasi kekuatan finansial telah melahirkan kapiLalisme ekonomi yang berseberangan jalan dengan karakter ekonomi pasar yang secara sosial diyakini efisien. Kekuatan ini telah mengalihkan
kekuatan politik dan ekonomi rakyat serta pemerintah yang dipilih secara finansial demokratis, kearah kondisi ketidakpastian dan pembenaluan sistem global.
sejak lahirnya revolusi industri
di Eropa sampai dengan era perang
politik dunia dingin, dinamika perkembangan, dan pola kekuatatn ekonomi dan l'i nr Pant'rrs
ttn RT llll' K
l\'-J
Laporan Akhir Buku I Fakta dan Analisis RT RW Kabu p ate n Pohuwato
#
cenderung berbentuk centripetal ketimbang centrifugal. Negara-negara yang menjadi pusat kekuatan cenclerung mempertahankan kekuatan dan hegemoni sosial-ekonomi-politik yang dimiliki dengan berbagai cara' mulai dengan pola diplomasi kapal meriam dan pendudukan militer, sampai dengan tata-cara paling sopan yang diselimuti oleh alasan-alasan akademik. Pola kerjasama internasional
hampir dalam segala lini selalu memberi keuntungan sebesar-besarnya kepada pusat-pusat kekuatan tadi ketimbang dengan sungguh-sungguh ingin melahirkan pola distribusi yang adil dalam pemanfaatan sumberdaya global. Negara-negara yang berfungsi sebagai satelit sangat sulit untuk meningkatkan posisi relatif yang
dimiliki, dan cenderung secara berkelanjutan berfungsi sebagai daerah garapan/
baik sebagai sumber penyediaan sumberdaya, maupun sebagai daerah pelemparan hasil produksi dari pusat-pusat kekuatan dunia. Demikian pula proses pengalihan teknologi dari pusat kekuatan ke negara-negara saielit tadi secara historis tidak berlangsung, dan kalaupun itu terjadi tetap pada batas-
batas demi mendukung keuntungan bagi negara-negara inti. Demikianlah keadaan ini berlangsung sampai sebelum Perang Dunia i. Secara historis juga nampak bahwa pergeseran pusat-pusat kekuatan, umumnya berlangsung dengan diawali oleh menurunnya kemampuan internal
dari pusat kekuatan sebelumnya ketimbang desakan secara eksternal.
Banyak
ahli sependapat bahwa pergeseran pusat hegemoni ekonomi-politik dari Inggeris
ke Amerika Serikat disebabkan oleh kekeroposan internal, yang diawali oleh kekakuan pendekatan assembly-line industry yang diyakini ketika itu di Inggeris, berhadapan dengan kondisi persaingan global yang makin mensyaratkan efisiensi
tinggi. Tidak terdapat bukti sejarah bahwa Inggeris secara sukarela mengalihkan
kepemimpinan ekononti dunia kepada Amerika Utara, melainkan karena ketidaksanggupannya untuk menciptakan alokasi sumberdaya secara lebih adil. Kondisi kekroposan internal sepefti inilah yang dimanfaatkan secara optimal oleh negara-negara sukses, yaitu negara yang memiliki kualitas teknostruktur yang
paling siap pada saat itu. Hanya saja yang perlu menperoleh perhatian dalam
ini bahwa juga tidak terdapat bukti-bukti sejarah adanya keinginan yang bersungguh-sungguh dari kelompok negara yang merebut
proses pergeseran
l'i nr
l' tt
it'rr,s
t
trr /i 17i
ll'A
lv-_5
Laporan Akhir Buku I Fakla dan Analisis RTRW Kabupaten Pohuwato
hegemoni, untuk mewujudka
n
liberalisasi dan atau keadilan
alokasi
sumberdaya bagi semua bangsa-bangsa di dunia secara bersungguh-sungguh' Fase perang dingin merupakan periode yang lebih menarik untuk disimak
karena dinamika yang dimiliki relatif berbeda dibandingkan dengan masa keemasan Britania Raya. Pada era ini, kepentingan nasional atau kelompok negara maju bergeser dalam wujud kepentingan ye'ng lebih luas dan mencakup sekelompok negara-negara berkembang, untuk menghadapi persaingan antar yang blok yang mencemaskan ketika itu. Terdapat beberapa negara berkembang
memanfaatkan dengan baik kondisi persaingan blok yang ada, seperti peftumbuhan ekonomi yang dinikmati oleh negara-negara Amerika latin yang cukup menjanjikan harapan, malah beberapa ahli ekonomi sempat yakin pada saat itu bahwa negara-negara Amerika Latin merupakan kelompok pengganti pusat kekuatan perekonomian dunia pada masa yang akan datang, kendatipun kemudian tidak terbukti. Demikian pula beb'erapa negara-negara Asia (Jepang,
yang kemudian diikuti oleh NICs) melakukan hal yang sama
dengan
memanfaatkan kesempatan yang sama, seperti akses pasar yang lebih luas, arus investasi yang lebih longgar, perlindungan keamanan, dan kerjasama fungsional
dengan perusahaan-perusahaan raksasa yang ada di negara-negara Eropa dan Amerika, dan mendorong serta memberi peluang terhadap negara-negara ini untuk hanya memusatkan perhatian pada pembangunan ekonomi' Secara keseluruhan pada fase ini dapat dikatakan bahwa kendatipun kondisi politik dunia saat itu nyaris menjerumuskan dunia kearah penghacuran budaya secara keseluruhan, namun dari segi distribusi pemanfaatan sumberdaya global relatif lebih luas jangkauannya, walaupun masih sangat sulit untuk disebut telah mencapai pola distribusi yang adil dan langgeng.
4.2. Perekonomian Regional Asia dan Asia Tenggara Dalam beebrapa tahun terakhir
ini
terdapat fenomena baru yang
menunjukkan kecenderungan beralihnya kekuasaan ekonomi dunia dari Barat (Amerika dan Eropa) ke Asia. Dorninasi yang terus ditunjukkan oleh Jepang dalam teknologi serta dalam perdagangan, serta munculnya negara industri baru
di Asia (NIC= Newly Industrilized
Couuntrles), seperti Taiwan dan Korea I\/-6
Laporan Akhir Buku I FaKa dan Analisis RT RW Kab u p ate n P ohuwato
merupakan fenomena-fenomena yang secara kuat menunjuk
ke
indikasi
peralihan tersebut. terbuka Berubahnya kebijakan politik ekonomi RRC yang cenderung lebih Didukung bagi investasi akan semakin menguatkan arus perubahan tersebut'
potensi sumberdaya alam oleh sumberdaya manusia (jumlah dan etos kerja) dan yang tinggi, cina akan semakin memperkuat posisi Asia dalam bersaing dengan Amerika dalam mewarnai perekonomian dunia'
Kecenderungan peralihan kekuatan ekonomi dunia tersebut, selain juga dapat merupakan peluang bagi pengembangan ekonomi Indonesia, peluang pasar merupakan tantangan. Berkembangnya NIC di Asia akan memberi yang lebih baik bagi komoditas-komoditas dari Indonesia; jarak yang lebih dekat
ke negara-negara Asia akan menekan biaya transportasi. Dalam konteks ini, terletak Kabupaten pohuwato yang merupakan bagian dari Propinsi Gorontalo pada posisi yang relatif lebih ke Utara dibandingkan dengan Propinsi-Propinsi lainnya di Indonesia harus secara cerdas memanfaatkan kesempatan tersebut. demikian, beberapa negara di Asia menghasilkan produk-
Meskipun
produk serupa dengan komoditas Pohuwato. Dalam konteks ini, kemajuan yang dialami di Asia akan menjadi tantangan bagi pengembangan ekspor komoditas Pohuwato dan dengan sendirinya akan merupakan tantangan bagi Kabupaten Pohuwato.
Berubahnya kebijakan ekoncmi dan sistem politik beberapa negara di
Asia pasifik seperti Vietnam akan membawa tantangan baru bagi Indonesia, juga dengan kinerja termasuk Propirrsi-Propinsi yang ada di dalamnya. Demikian
yang ditunjukkan oleh pesaing-pesaing lama seperti Malaysia, Filipina
dan
Thailand. Ketika perdagangan bebas Asia (AFTA) diimplementasikan, maka kunci keberhasilan meraih pasar dan memenangkan persaingan adaiah pada efesiensi.
oleh karena itu, pemilihan jenis komoditas unggulan di Kabupaten Pohuwato sejogyanya dilandaskan pada kekuatan faktor-faktor produksi sehingga juga komoditas yang dihasilkan tidak saja memiliki keunggulan komparatif tetapi keunggulan komPetitif. Meskipun efesiensi menjadi kata kunci dalam memenangkan persaingan
di era pasar bebas, namun kemitraan dan sinergi tetap perlu menjadi perhatian 'l'i
rn
I>
anvu.s
tur IIT'llll' K
Laponn Akhir Buku I FaKa dan Analisis RTRW KabuPaten Pohuwato
pesaing dapat dijadikan utama dalam pembangunan sehinEga negara-negara yang sebagai mitra untuk bersinergi memanfaatkan keunggulan-keunggulan yang telah dirintis, dimiliki. Dalam konteks ini, forum-forum kerjasama regional Asia Growth Pilipina seperti BIMP-EAGA (Brunei, Indonesia, Malaysia dan -East dan strategis, hal ini Area), IMTGT, AIDA, sijori, perlu dirnanfaatkan dengan baik bahan pertimbangan dalam penataan pembangunan
harus dijadikan sebagai
ekonomi Kabupaten Pohuwato yang akan datang'
4.3. Kondisi Regional Indonesia Aktivitas perekononrian yang terjadi diantara Propinsi-Propinsi di sehingga Indonesia berpengaruh baqi arah pembangunan di Propinsi Gorontalo Pada sub secara langsung akan berpengaruh pula pada Kabupaten Pohuwato' ini, dipaparkan tentang keterkaitan perdagangan antar wilayah,
bahasan
pembentukan ketimpangan pembangunan antar KBI dan KTI, sefta kebijakan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet)'
4.3.L. Pota Keterkaitan Antar Wilayah di Indonesia pola keterkaitan perdagangan antar wilayah di indonesia dapat
disimak
pada Tabel 4'1' dari neraca perdagangan antar wilayah, seperti yang ditunjukkan Dari tabel tersebut nampak bahwa dalam perkembangan perdagangan di
perdagangan Indonesia, Jawa semakin mendominasi dengan lebih dari 50 % asal o/o tujuan perdagangan antar-Propinsi' Namun antar-Propinsi dan lebih dari 60
yang menarik untuk dicatat adalah secara umum Jawa (dan sulawesi) adalah importir netto baik dari Propinsi lainnya maupun dari perdagangan internasional' kawasan Sedangkan Kalimantan, Kepulauan Timur, (dan Sumatera) merupakan
eksportir netto.
Data Input-Output (IO) 1990 memperlihatkan bahwa
Kalimantan,
Kepulauan Timur, (dan Sumatera) mempunyai tingkat ekspor yang tinggi dalam
PDRB. Dalam komposisi sektoral perdagangan regional dari IO 1990 jasa menunjukkan bahwa pangsa terbesar dalam perdagangan barang dan secara regional terdiri dari barang manufaktur yaitu mencapai 44 %. Komoditi o/o) dan lainnya sebesar 22 o/o' Jawa utama lainnya adalah oertanian (19
Laporan Akhir
t Fakta dan Analisis RTRW KabuPaten Pohuwato
Buku
B0 o/o total ekspor di tingkat mendominasi perdagangan manufaktur mencapai pertanian kawasan lainnya lebih besar regional. Dalam perdagangan barang
peranannyadaripadaJawadenganKepu|auanTimurmempunyaiperananpa|ing
penting.Kepu|auanTimurjugamerupakaneksportirregiona|terbesarda|am sumber utama produk pertanlbangan non-migas' (Sumatera rnerupakan pertambanganntigasdanpenyu|inganminyak).Jawaterutamamerupakan sumberutamaproduklainnyaterutamajasa(Tabe|4'7)'Daripo|aperdagangan yang berada di Indonesia internasional ctan antar-propinsi. wilayah-wilayah potensi besar dalam perdagangan bagian Timur (termasuk Gorontalo) memiliki antar.Propinsidankesempatanbaikda|amperdaganganinternasiona|terutama pertanian' Meskipun demikian, potensi dalam produk pertambangan dan produk jika keterbukaan wilayah-wilayah ini tersebut hanya dapat dikembangkan dapat perdagangan baik antar kawasan maupun internasional
terhadap
diwujudkan.
Memang,da|amsejarahnyabeberapaPropinsidiwi|ayahTimurdapat menjangkaulingkupperdaganganinternasionaIyan9|uas.Produk-produk dan pertambangan alam berupa pertanian, kehutanan, perikanan sumber daya
merupakan andalan utama baik dalam bentuk bahan mentah maupun olahan
Prooinsida|ammendukungkegiatanperdaganganantarwi|ayahdan irrternasional,
SetiapPropinsidapatdikategorikanmenurutorientasipasarekspor (antar Propinsi produknya. Tiga jenis pasar dapat dibedakan yaitu intra-regional di luar kawasan), dan dalam satu tcawasan), inter-regional (antar Propinsi
di
pasar bersifat internasional dan internasional. Kalimantan mempunyai orientasi Sulawesi dan Kepulauan inter-regional dalam kegiatan perdagangan. Sedangkan perdagangan inter-regional' Timur terutama mempunyai pangsa besar dalam Kalimantan mempunyai Kawasan di lUar Jawa terutama sumatra dan
sementara Jawa orientasi pada pasar internasional yang lebih besar' dan Kepulauan Timur mendominasi pasar inter-regional, sedangkan sulawesi meningk'atperanannyadaIamperc|aganganinter-regiona|.KepuIauanTimur
mempunyaiorientasipaSarinter.regionaIyangkuatproduk.produk perdagangan di pertambangan non-migas. Implikasinya adalah terkonsentrasinya Ti
tn ['anvtt.s tur llT llll" K
Laponn Akhh Buku I FaKa dan Analisis RTRW Kabupaten
Pohuwato
-----------.--- !-
jawakurangmendukungperkembanganperdagangandipu|au-pu]au|ainnya.
Apatagijikakonsentrasiinididukungolehtataniagayangmerugikankawasan orientasi pasar luar Jawa. Kawasan di luar Jawa yang sebenarnya mempunyai internasional Yang lebih besar.
re. Ei
Il'. Ei: E E ru
11 3: Ei E,
G,l
x $ El:. E' El Ei' E,
3:,
E: tr&l, tr; s', B' xr B.
F$
IF E
s
g
[il*g
ilt $li
ill Itl ptl sEi
BSFili
[*sll i e:H 6 I:s*il IF tFsir
i : ; iZ .,i
a
a
€
6
6
€
€
ra
€
€
6
a
€
q
€
::srs5 :;!99S3
;=eR3? 3=
oo
o-:
A
09
.-r :1
?
1
T
q,)
a
-
?C Y3
trt
r
a-l
t'l al cl t
1i
t In
i:,
o .l
rr ,-, @
-
rr^
cl
? q '!
r
l.{
t$
lF | ;'t
th l^:
le
!a'
lqr
__r-l <.
IF ls 3ls .ts
ts .; -3l: l.i -
N
A 3l$ IS
-1
-'lr l
_1 lR
l&
lo
.l€ ;l\t\
laj
l.^Q
-la or
;l$ r
r t
.l
.ltls
N
r lF
ts --Jt
\o
;r' l,q
'l$.
9
lls
l\'
drlq
rF
I
'l{
9
,ls
€
@
rlgRi^R
R:;:A; -=
doiN6nNq6.1vl9O€
R:;;:; il-5:EG
r€6-@.?r:eqPl!c)h
-.^6r@N-:Ovf:'tvl:€ S;SKGS
rr
.o
.t
-.{
g'i+=33
+'r+-j6h
O
o-€,a,4'iq.l 9--CA'!Cr^ .^a,a-nn,-
at
--Nr^'n
-
r
n:!nH? e' 6
i
- r- t +^r€ct
il 1
o.*6,^1qn*9n09n-ao
ilt':Bg ,^€r6ai-".9:R
;q;,^i-+Y^.;6r6o n^R:;.6U
e-S=l;;
6-+n.^r-f-rO :€:;;;"iYdi+6@lc a-i6-aa9-{-hhT
:;R"i;n
?+s!frff
m^trO-tlal ."16*sjdFj
;+R9+:;
.t r
R;R!59
..*o{aNo.svlvl=i-:9-
ra6,a-.6.\+1"1
n;RnF'X r-r-
l?+3:i3g
g :
rt'
.i €
t@--.!.109c99--:q9-4 r,6,.r F 6 '.^.:---'^...a---94 -
-O3^,-'na3--'^4 llo-.r.1 i.-,.j5^O'nO'^h--€
.to--.l.r.ioicfnl
9 =
='lelJ*= -
noer.ra.lq'ac..1
h li
l\
'l
y,CtCrU-C-'a1.4. - ) -r .:.-1 i+-!,t---1cl
't
r- z eorSR!
-.--6
IN
l* IN :!
!l; ,I
I I
I I
l i t I
*
I I I I I I I
\ivl
ql
F
::,
ql
1rl \I ;\l Fil
o Ol
IE
puied$dR
rn
qooq''1
FI
(
o o r{
qoNoqNq
Ol
c,
o ! tr
@
l-a
CN
Rc.ir-s::
l
o o r{
t1-
m
o
o Or
(!
cn
rn.jooo:
rn
tiLnF\crJOrtr-
q
NOrO'-rON d-ooooH
q
rO
Ot
aO r--{ O
Ol
Ut
l{
tr
o !') t!
@
or
r{
ul
o or
g,l
q
(oooooo
(o
qJ
g3 3
ro
(n
GO
or
o Ctl
G
or
d
or
N
:LalOsOr'-)
d
\rooood
rc) \o \r r! ao NO<)raor!
tn
'4 q!
G
tr
o o
oNOoOCO0o aOOOaf)f\O
4 s
o cn
rnooqds.
q
ln
t!
or .E
3
r-l
^l JoS.;g
m
ln
a!
tn
@
gr
q
rm[n
vl
N $
NcjcjRd:
F{
o or
G
Ol
\
Of\tr)LnNOr (\[nLnr\J Ir1
N
t! |.n
ltl
@ Ol
rl
u]
tn@cnortn\o
@
tnO(OOr$d
N
I I I I
tv
'-c
;.E=9 Y--)
o
nL.qtrHoJ -
J
oo
lF<
ir
l<
-ul
G
. l-.(jTX{)OJ L
M n.=rudrP
i'z=
|: ', vl
.:v = =
N
tn
D
!
L
t-
6 o
F
i\ t:\ ir
Laporan Akhir Buku lFal
Gambaranketerkaitanekonorniantarwilayah,khususnyaperdagangan dengan pulau sumatera' lawa dan Kalimantan antara beberapa Propinsi di Sulawesi
padaawa|.80-an,dapatditunjukkanpadaTabel4.3.berikut.Padatabe|ini, Sulawesi Utara sehingga Kabupaten Gorontalo masih merupakan bagian dari Propinsi ini' Pohuwato masih menjadi bagian dari Tabel 4.3. di Indonesia Tahun 1985 ( Milliar Rupiah) wilayah Interaksi Perdagangan Antar 2
3
4
5
6
7
8
375
B
6
J
0
4t
32
0
52
161
9
0
0
83
2
0
45
7
BB6
6
0
36s
10
L7
Sulsel
4
3
0
2B
111
0
113
0
0
Sultra
5
Sumatera Jawa Kalimantan Lainnya
0
0
0
0
572
77 78
z)
90
l4
569
65
180
30
223 r07
3265 29622
67
1307
3327
13
0
5
4
0
927
76
289 262 1589
No
Propinsi
1
2
Sulut Sulteng
3
6 7
I Sumber:
1
1
1380
ffiTidakdipublikasikan
Propinsi sulawesi utara lebih Dari tabel tersebut di atas nampak bahwa dari pada dengan propinsi-propinsi terkait dengan Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan yang terjadi di antara propinsi-propinsi yang ada di sulawesi. Lemahnya keterkaitan huburngannya dengan di pulau sulawesi merupakan titik rawan baik dalam
kemampuanperekonomiannasionaIuntukmenembuspasargIobal,maupUn diri dari invasi kekuiatan ekonomi negara kemampuannya untuk mempertahankan lain dalam memanfaatkan pasar domestik'
KeterkaitanekonomidenganKa|imantan|ebihrendah25o/odaripadadengan
pulauJawa.MengingatposisiKalimantanyangsecarageografis|ebihdekatdan dengan adanya otonomi yang diperkirakan akan tumbuh lebih cepat, terutama Kalimantan nampaknya perlu daerah, maka ke depan keterkaitan dengan ditingkatkan.DaIamha|iniPropinsiGorontalomemi|ikiposisiyang|ebihstrategis
'l-in P cttyttstur R7-llll' K
Total 465 306 t337 254 15284 32909 5356
26L6
Laponn Akhir Buku I FaKa dan Analisis RT RW Kabu P ate n P oh uw ato
dalam menopang propinsi-propinsi
di sulawesi untuk
meningkatkan keterkaitan
perekonomian dengan Kalimantan'
oleh barangNamun demikian, struktur tataniaga yang dominan diwarnai untuk meningkatkan barang primer, dapat memberi indikasi bahwa kemungkinan perdagangan perdagangan lintas wilayah akan menghadapi tantangan-tantangan wilayah yang memerlukan pemecahan adalah kemungkinan timbulnya
lintas
pangsa pasar, baik persaingan yang tidak saling mendukung dalam merebut pula bila diperhatikan terhadap pasar nasional maupun pasar global. Demikian bertumbuh secara perkembangan skala perdagangan yang dimiliki cenderung tidak harapan untuk terpenuhinya skala ekonomis akan merupakan
berafti, sehingga
dan koordinasi pemasaran masatah tersendiri. Upaya peningkatan skala produksi, salah-satu pemecahan terhadap keterbatasan skala
lintas wilayah, merupakan produksi tersebut. Hal ini dapat ditempuh melalui misalnya Badan
Kerjasama
Regional Sulawesi.
4.g.2. Kawasan Timur Indonesia (KfI) Pembahasan tentang Kn di sini dianggap penting untuk
menuniukkan
KTI selama ini sefta terjadinya ketimpangan alokasi pembangunan antara KBI dan KTI. Sebagai adanya kemauan politik pemerintah untuk secara serius membangun didalamnya bagian dari Kawasan Timur Indonesia, Propinsi Gorontalo termasuk Kabupaten Pohuwato tentu juga ikut merasakan beberapa ketimpangan
pembangunan yang terjadi antara KBI dan
KrI, dan selanjutnya juga akan
pemerintah' menikmati dampak komitmen pembangunan KTi oleh
jelas antara Kesenjangan pembangurran antar wilayah, terlihat dengan (KBI). Faktor letak Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Kawasan Barat Indonesia geografis atau keterisolasian KTI
dari pasar ekspor dan pilihan
strategi
pada pembangunan yang lebih menekankan kepada "efisiensi" (pertumbuhan) dari ,,equity''(pemerataan), merupakan faktor-faktor yang menyebabkan kesenjangan
tersebut. Salah satu indikator ekonomi yang dapat menunjukkan kesenjangan
n,7Fri,,i.i,;
rtlfilK-
--- ,
" "
'
,-- ,-- -,".---. -.. - ---IlJ-
Laporan Akhir Buku I Falda dan Analisis RTRW Kabu P aten P oh uw ato
perbankan' KBI adalah penghimpunan dana oertumbuhan ekonomi anatara KTI dan (Tabel 4'4')' penyaluran kredit perbankan dan besar investasi Tabel 4'4' dan KTI Indikator-indikator Ekonomi antara KBI KBI
INDIKATOR PenghimPunan dana PerbanKan Penyaluran kredit Perbankan
@@ Mega ProYek PMA (US $ 5U JUta Ke atas
ngembangan
KTI
94
o/o
6
o/o
95
o/o
5
o/o
85
o/o
t5
9l o/o
B
a/o
o/o
KTI 1995
cukup jauh dengan kesempatanTabel di atas terlihat bahwa KTi tertinggal peluang terhadap faktor-faktor yang mendorong
kesempatan memperoleh
laju pertumbuhan ekonomi dan perkembangan ekonomi dengan KBi. Implikasinya ekonomi, kondisi infrastruktur pembangunan juga Sauh tertinggal' selain inclikator pelabuhan dan fasilitas bongkar muat fisik misalnya jalan, listrik, telekomunikasi,
barangjugaberpengaruhterhadapdayatarikparapenanammoda|untuk yang tidak kurang pentingnya dalam menanamkan investasi di KTI. Faktor lainnya daya manusia yang memiliki pembangunan kawasan ialah tersedianya sumber proses produksi, pemasaran dan manajemen' kualitas kerja yang dibutuhkan dalam Ketimpanganpembangunansepertiitumendorongmuncu|nyakomitmen Dalam hal ini' untuk pemerintah untuk membangun KTI secara khusus' perlunya suattt pendekatan khusus yang mempercepat pembangunan di KTI disadari potensi wilayah menjadi daya tarik mampu menstimulasi semua sumber daya dan itu perlu suatu para penanam modal, baik PMDN maupun PMA' Oleh karena yang bersifat memusat tetapi memiliki
penerapan strategi pembangunan
keterpaduanatauketerkaitanantarwilayah,baikwi|ayalr-wi|ayahcida|amKTi yang berdel-
!
t
y.rttrs.trtt R'l' ltll- K
lY-t-'
Laporan Akhir Buku I Falda dan Analisis RTRW Kabupaten Pohuwato
Akses pencapaian terhadap Kabupaten Pohuwato hanya dapat dlcapai melalui jalan darat, dengan gerbang utama. transportasi wilayah s0at Inl
pt'rdn
ternrinal-terminal penumpang kelas C (Paguat, Marisa, Popayato), Sehingga untuk mcndukung kcaiatan transportasi dan akscsibilitas ekstcrrtal
wilayah tersebut diperlukan pengalokasian pusat simpul jasa tranportasi (sistem terminal) sesuai dengan kelas pelayanan baik sebagai terminal wilay.-rh nraupun terminal sub-wilayah yang berfungsi sebagai pusat distribusi utama terhaclap wilayalt Kabupaten dan eksternal wilayah.
c.
Aksesibilitas Internal Wilayah Secara internal sistem transportasi
di
Kabupaten Pohuwato didukung olclt
beberapa kelas jalan dengan panjang keseluruhan 49I,78 Km, yang nrerupakan penghubung antar wilayah dan kawasan hingga ke unit-unit pcrmukiman (satuan
permukiman) dan pelayanan. Secara garis besar jalur penghubunq utarna yang menghubungkan ke hinterland wilayalr, terdapat bcberapa titik simpul (tcrminal)
yang bermuara pada jalan arteri (primer) seperLi Marisa, Randan-qan, Lemito dan Popayato,
Dari beberapa titik sinrpul transportasi tcrsebut, Kecanratan Randangan merupakan titik simpul (pertenruan) jalur regional/lokal yang menghulrungkan Kabupaten Gorontalo
(Sumalata)
Kabupaten Bualemo
(Tilamuta)
Sulawesi
Tengah (Moutong) yang juga merupakan akses eksternal wilayalr (Jalur Sulawcsi
Utara dan Tengah). Sehingga pada kawasan
ini dapat menjacli suatu pusat
pcrtumbuhan atau tenlpat sentral yang mengarah pada terjadinya aglornerasi, olch karena adanya daya tarik menarik ketiga wilayah tersebut.
v ll-2[)