KEBIJAKAN STRATEGIS PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG RIPTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI PELUANG DAN TANTANGAN MENTERI RISET , TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
DISAMPAIKAN PADA ACARA FORUM PENDIDIKAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO 2015 Tema: Peran Pendidikan Tinggi Teknik Elektro dalam Mewujudkan Ketahanan dan Keberlanjutan Energi Nasional Pontianak 10-11 Nopember 2015
TATA SAJI 1. PENDAHULUAN
2. KONDISI SAAT INI
3. PERMASALAHAN, PELUANG DAN TANTANGAN
1.PENDAHULUAN
NAWA CITA (1)
NAWA CITA (2)
NAWA CITA (3)
Pendahuluan
Mengimplementasikan Misi Presiden NEGARA HADIR VISI KEMENRISTEK-DIKTI Terwujudnya Perguruan Tinggi yg Bermutu Serta Kemampuan Iptek dan Inovasi untuk Mendukung Daya Saing Bangsa
No.5 Sumber: Dokumen Visi-Misi JW-JK 2014
1. MANDATORI PERPRES No.13 Th 2015Kemenristek Dikti Pasal 1 (1)Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. (2) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dipimpin oleh Menteri. Pasal 2 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang riset, teknologi, dan pendidikan tinggi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
1. MANDATORI(Lanjutan)
Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menyelenggarakan fungsi: a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang standar kualitas sistem pembelajaran, lembaga pendidikan tinggi, sumber daya manusia serta sarana dan prasarana pendidikan tinggi, dan keterjangkauan layanan pendidikan tinggi; b. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang standar kualitas lembaga penelitian, sumber daya manusia, sarana dan prasarana riset dan teknologi, penguatan inovasi dan riset serta pengembangan teknologi, penguasaan alih teknologi, penguatan kemampuan audit teknologi, perlindungan Hak Kekayaan Intelektual, percepatan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan riset dan teknologi; c. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan, sumber daya, penguatan riset dan pengembangan, serta penguatan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi; d. pemberian izin tertulis kegiatan penelitian dan pengembangan oleh perguruan tinggi asing, lembaga penelitian dan pengembangan asing, badan usaha asing, dan orang asing di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; e. pemberian izin tertulis kegiatan penelitian dan pengembangan terapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berisiko tinggi dan berbahaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; f. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; g. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; h. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; dan i. pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
1. STUKTUR
PT
Kerangka Logis Kemenristekdikti dalam Mendukung Daya Saing
Sumber: Restra Kemenristek-Dikti 2015-2019
5 Isu Pokok Pembangunan RISTEK dan DIKTI Tantangan TENAGA TERAMPIL DIKTI
• •
APK Nasional Masih Perlu Ditingkatkan Kesenjangan APK Antar Daerah (3T)akibat kemiskinan Sarjana Pengangguran Masih Banyak
•
•
KELEMBAGAAN • •
INOVASI
Meningkatkan Tenaga Terdidik dan Terampil Berpendidikan Tinggi
Masih Banyak Program Studi Belum Memenuhi Standar Nasional Pendidikan Tinggi Publikasi Internasional Dosen Masih Relatif Rendah
Meningkatkan Kualitas Pendidikan Tinggi
Sedikit Sekali PT Masuk 500 Top Dunia
Meningkatkan Daya Saing & Akreditasi
SUMBER DAYA
PENELITIAN & PENGEMBANGAN
Arah Kebijakan
dan Lembaga Litbang
Sumber Daya Litbang dan Pendidikan Tinggi • •
Belum banyak HKI Publikasi internasional masih kecil
•
Belum banyak dihasilkan teknologi dalam bentuk prototipe-prototipe laik industri
• • •
58% teknologi industri masih dari luar Produk Inovasi masih kecil Belum banyak lahir perusahaan pemula berbasis teknologi
Meningkatkan produktivitas penelitian dan pengembangan Meningkatkan inovasi 12
Data Perguruan Tinggi, Mahasiswa, Dosen dan Jumlah Prodi Perguruan Tinggi Negeri PT 121 PTA 75 PTK 173 Total 369
Swasta 2,987 923 0 3,910
Total 3,108, 998 173
4,279
Mahasiswa Negeri Swasta 81,435 4,243,485 277,063 57,789 106,882 0 2,565,380 4,301,274
Total 6,424,920 334,852 106,882 6,866,654
Total Prodi 22.603
Sumber: http://forlap.dikti.go.id/ Data terakhir per 30 Jul 2015 14:09
Negeri 70,407 10,658 9,169 90,234
Dosen Swasta 139,637 5,359 0 144,996
Total 210,044 16,017 9,169 235,230
Bidang Ilmu
Jumlah
Pendidikan
4.636
Teknik
4.335
19.19%
Sosial
3.452
Kesehatan
3.088
Anggota122 FORTEI 2,8%
Ekonomi
3.000
Pertanian
1.569
MIPA
829
Agama
715
Humaniora
653
Seni
326
Total
22.603
JUMLAH INDUSTRI dan KRITERIA Business
Capital
Aset
Manpower
Technology
Total Unit
Big
>50 M
>10 M
100 org >
Midle
Omset /thn 2,5 M sd 50 M
500 Jt sd 10 M
20-99 org
Biasa
48,977 unit (0,09%)
Small
Omset/Th 300 jt-2,5M
50 jt sd 500 jt
5-19 org
Sederhana
629,418 unit (1,11%)
Housing Industry
Omzet/th 1 jt sd 200 jt
Sd 50 jt
2-4
Sgt sederhana
55.586.176 unit (98,79%)
Dif: Kemenperin, BI dan Kem UMKM Sumber : UU No.20/2008: Data BPS 2012
4.968 unit (0,01%)
Pendahuluan
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
Sumber: Kompas, 6 Nopember 2015 H-1
MILESTONE The Great of Indonesia
R &D Industry & Higher Higher Education 1.526
Higher Education 2.428
Higher Education 3.815
1945
Education, PERAN FORTEI SANGAT DIBUTUHKAN
Higher Education 4.322
2025
GDP
GDP
GDP
Rp.315,9 M to Rp.23,71T
Rp.2,09T to Rp.955,75T
Rp955,75T to Rp2.295,82 T
Sumber: Kantor Staf Khsusus Presiden, 2014. PD-DIKTI Oktober 2015
GDP Rp2.295,82T to Rp8.241,86 T FORTEI I 2005 Denpasar II 2007 Yogyakarta III 2009 Batam IV 2010 Surabaya
GDP Rp.8.241,86T To Rp............
?
VI 2011 Makasar X. 2015 Pontianak VII 2012 Jakarta XI.2016..................? VIII 2013 Padang IX 2014 Bandung
3X multiple
2. HASIL PT VS HASIL IPTEK 2.
HASIL PENDIDIKAN TINGGI ADALAH SDM BERILMU, BERIMAN, BERTAQWA, BERAKHLAQ, DAN BERMANFAAT BAGI SESAMA. HASIL IPTEK ADALAH INOVASI MAUPUN TEKNOLOGI TERTENTU. Sejak era orde baru, dinamika memajukan iptek dilakukan oleh dua jalur yang berbeda, yaitu melalui: (1) jalur dikti yang sibuk ditandai dengan melahirkan sarjana/pasca sarjana berkualitas dalam kerangka tridarma perguruan tinggi sesuai dengan kemampuannya sendiri, sementara (2) jalur ristek melalui lembaga riset dan perekayasa, berlari lebih focus membangun teknologi strategis, yang akhirnya dilaksanakan/dihilirisasi oleh BUMN. Urusan pemerintahan untuk memajukan iptek melalui jalur dikti belum memiliki arusutama yang sama dengan jalur ristek. Kedua jalur tersebut belum saling memperkuat, satu sama lain masih terasing.
3. PERKEMBANGAN IPTEK PERKEMBANGAN IPTEK SEBELUM TAHUN 2000. Inovasi langsung dibuat prototipe teknologi sesuai fokus nasional terjadi hilirisasi melalui Badan Usaha dengan membangun produk melalui mekanisme non-pasar, tetapi prakteknya sulit. PERKEMBANGAN IPTEK TAHUN 2000 HINGGA SEKARANG. Berhenti pada Uji Laboratorium berjalan sesuai kebebasan akademik dan terpencar belum tersedia Badan Usaha dihadang mekanisme pasar, sehingga sulit berkembang. PERKEMBANGAN DUNIA PENDIDIKAN TINGGI. 1. Terbatasnya otonomi kampus dan menuju pembinaan tunggal. 2. Minimnya generasi yang sadar membangun demokrasi Tidak kritis dan dominasi kepentingan asing Daya Saing jadi lemah.
3. Perlunya kebijakan untuk mengukur kinerja PT sbg penyedia SDM terdidik dan lembaga penghasil produk iptek. Dan perlunya otonomi kampus yang semakin luas Pusat hanya mengurusi yang makro, PT mengurusi yang mikro.
4. REFORM KEBIJAKAN IPTEK 1.ESCAPING FROM MIDDLE INCOME ECONOMY TRAP
2.IMPROVING COMPETITIVENESS INDEX
3.FULFILLING PEOPLE EXPECTATION (ROLE OF UNIVERSITY)
4. IMPROVING UNIVERSITY COMPETITIVENESS
INNOVATION DRIVEN ECONOMY
BOOSTING INNOVATION
AGENT OF ECONOMIC DEVELOPMENT
INCREASING INTERNATIONAL PUBLICATION CONTRIBUTING TO DEV OF SCI. & TECH
PERLU REFORMASI UNTUK MENGHASILKAN LULUSAN, RISET, TRANSFER TEKNOLOGI KE MASYARAKAT, SERTA INOVASI YANG BISA MENINGKATKAN DAYA SAING DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN BANGSA 19
4. ESCAPING FROM MIDDLE INCOME TRAP Per capita 2000 2005 2010
2015
2025
2035
2045 $44.50049.000
Prediction target of income percapita
HIGH INCOME
2025 $14.25015.500
$12.616
2045
INNOVATION DRIVEN:
• Business sophistication • R&D Innovation
Productivity improvement is a MUST
UPPER MIDDLE INCOME
Difficult to improve income percapta??
$4.086 2012 $ 3.592
LOWER MIDDLE INCOME
2010 $ 2.500 2005 $ 1.203
$1.036 LOW INCOME
EFFICIENCY DRIVEN:
• Higher education and training • Goods market efficiency • Labor market efficiency • Financial market development • Technological readiness • Market size
FACTOR DRIVEN:
2000 $ 657 Sumber: Economist Pocket World in Figures 2014, WEF-GCR 2013
• Institutions • Infrastructure • Macroeconomic environment • Health and Primary education
COMPETITIVENESS Innovation and sophistication factors
30%
50%
20%
InnovationRussiastage $ 13.000 driven
Spain $ 31.990 South Korea $ 22.420 Taiwan $ 19.980 Brazil $ 12.590 Efficiency enhancers China $ 5.450 Malaysia $ 9.980 Mexico $ 10.050 South Africa $ 8.070 Thailand $ 4.970
10 % India
50%
Efficiency$ 1.510 driven Indonesia stage $ 3.592 Philipines $ 2.470 Vietnam $ 1.400
40%
5 Basic recuirement % 35%
60%
Factor-driven 20stage
4. GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX Perkembangan Global Competitiveness Index (GCI) Indonesia Tahun 2007 – 2015
China Ranking 28
Indonesia Ranking 34
.......trend positif GCI Indonesia dari 2007 – 2015 menjadi modal dan menumbuhkan kepercayaan untuk bisa terus meningkatkan daya saing Indonesia di masa datang..........
4. FULFILLING PEOPLE EXPECTATION Ekspektasi Masyarakat Terhadap Perguruan Tinggi
RENSTRA 2009-2014
RENSTRA 2015-2019
Universitas UI ITB UGM UNAIR IPB
Ranking 310 461-470 551-600 701+ 701+
No 1 2 3 4 5
Universitas Ranking UKM 259 UTM 294 USM 309 UPM 379 IIUM 501 - 550
No 1 2 3
Universitas NUS Nanyang SMU
Ranking 22 29 n.a.
No 1 2 3 4 5
Universitas UGM UI ITB UNIBRAW IPB
Ranking 518 660 704 738 1016
No 1 2 3 4 5
Universitas UPM USM UTM UM UKM
Ranking 420 480 552 646 815
No 1 2 3 4 5
Universitas NUS Nanyang SMU NIE SP
Ranking 116 243 1225 2645 2995
[versi Webometrics]
No 1 2 3 4 5
>> Top 500 Dunia 2014/2015
[versi QS tOp Universities]
>> Top 500 Dunia 2014/2015
4. IMPROVING UNIVERSITIY COMPETITIVENESS
4. INTERNATIONAL PUBLICATIONS Posisi Indonesia dalam kancah publikasi internasional (general)
5. DASAR HUKUM UNDANG-UNDANG DAN PP YANG MENGAMANATKAN LITBANG-IPTEK-DIKTI UU 20/2003 SISDIKNAS
UU 14/2005
GURU & DOSEN
UU 30/2007 ENERGI
UU 12/2012 PENDIDIKAN
UU 17/2008 PELAYARAN
UU 5/1990 SDA HAYATI
UU 27/2003 PANAS BUMI
TINGGI
UU 36/2009 KESEHATAN
UU 10/1997 KETENAGANUKLIRAN
UU 41/1999 KEHUTANAN
UU 32/2009 LINGKUNGAN HIDUP
UU 18/2012 PANGAN
UU 21/2013 KEANTARIKSAAN
UU 23/2007 PERKERETAAPIAN UU 18/2009
PETERNAKAN & KESEHATAN HEWAN
UU 22/2009 LALU LINTAS & ANGKUTAN JALAN
UU 17/2007 RPJPN 20052025
[Ps 31 (1-5); Ps 28c]
UU 3/2014 PERINDUSTRIAN
PP 102/200 STANDARISA SI NASIONAL
UU 24/2007
UU 3/2002 PERTAHANAN NEGARA
UU 4/2009
PENANGGULANG AN BENCANA
UU 22/2001 MINYAK DAN GAS BUMI
UU 45/2009 JO 31/2004 PERIKANAN
UU 18/2002 SINAS P3 IPTEK
UU 4/2011 INFORMASI GEOSPASIAL
UUD 45
PERTAMBGAN MINERAL & BATUBARA
UU 16/2012
INDUSTRI PERTAHANAN
2.KONDISI SAAT INI
1. KONDISI SAAT INI Buah dari Gerakan Reformasi 1998 telah membuka belenggu dan pengendalian kehidupan kampus. Pijakan hukum kehidupan pendidikan dan pengembangan IPTEK dimasukan dalam amandemen UUD 1945 dalam satu Pasal 31, yang memerintahkan untuk memajukan IPTEK yang diselenggarakan dalam satu sistem pendidikan nasional dengan prioritas anggaran sekurang-kurangnya dua puluh persen dari APBN/D. MENJADI KEMENRISTEKDIKTI Kementerian harus fokus pada urusan makro pencapaian kinerja ribuan PT yang dilakukan secara proporsional dan transparan. Kini saatnya persoalan kinerja PT yang menjadi fokusnya. Untuk itu diperlukan rumusan indeks kinerja utama PT sebagai penyedia tenaga terdidik dan lembaga penghasil produk IPTEK. Tenaga terdidik yang dilahirkannya haruslah bisa diukur dengan parameter mampu memasuki lapangan kerja dalam teknostruktur maupun menciptakan lapangan kerja mandiri. Demikian juga halnya, dengan produk IPTEK yang dihasilkan PT harus bisa diukur dengan pemanfaatan bagi penggunanya.
2. KONDISI SDM
Sumber: BPS 2010 - Mei 2013
3. KONDISI PENELITI
Gambaran rasio anggaran litbang pemerintah terhadap APBN, tahun 1969-2013
Rasio peneliti terhadap angkatan kerja dan populasi Indonesia (tahun 2012) hanya 7,25 peneliti per 10 ribu angkatan kerja, jauh lebih rendah dari Malaysia yang 16,43 atau Singapura 64,38. Artinya daya dukung inovasi masih lemah.
Spending riset per PDB pada Lembaga Litbang masih kecil (masih 0,09%, standar UNESCO > 1%). Selama tahun 1969-2013, anggran litbang pemerintah cenderung mengalami kenaikan. Namun, rasio belanja litbang terhadap APBN selama periode tersebut cenderung mengalami penurunan. Bahkan bila dirinci anggaran litbang di Pendidikan Tinggi lebih rendah dari Sektor Pemerintah dan Industri. Anggaran litbang pemerintah tahun 2013 berjumlah sekitar Rp 5.102 miliar (Pemerintah 74%, swasta 26%).
4. KONDISI PENELITIAN Jumlah publikasi internasional selama 2009-2013 masih sangat rendah atau baru sekitar 21.012 buah. Jauh dibawah (seperempatnya) Thailand, dan (seperlimanya) Malayisia.
Lima PT terbaik kita dibanding 5 PT Malaysia berada jauh dibawahnya. Dan terlihat mulai 2007 Malaysia mulai menanjak sangat tinggi, karena mendorong program Universitas Riset dan memberi bantuan riset APBN kepada PT terpilih dengan target penugasan.
5. KONDISI ANGGARAN & SARPRAS 12.593
DOSEN TERLIBAT PENELITIAN (ORANG)
30.815
PT DPT PENELITIAN DIKTI
761
DANA PENELITIAN (Rp M)
900,4
SUMBER: DOK RAKER KOM X DPR 2015 DAN DOK. KEMENRISTEK 2015
SARPRAS LIT
PENEL UNGGULAN STRAT NAS (PUSNAS)
SKEMA
PENELITIAN DIDANAI DIKTI (JUDUL)
PENELITIA N STRATEGIS NASIONAL
PUI, HKI, SATREP, INSINAS, PPTI
Kelengkapan, kualitas, kecukupan, kesesuain, dan Ageing Sarpras Lit PRIHATIN
6. KONDISI DUKUNGAN LEMLIT & ADMINISTRASI 1. Take home-pay, Tunjangan, Insentif Peneliti-Perekayasa masih rendah, 2. Peneliti-Perekayasa masih terbenam urusan administrasi pertanggungjawaban, 3. Sistem multi years reasearch masih belum terakomodasi, 4. Belum ada research fund, 5. Belum jelasnya Grand Desain Riset Nasional. AKIBATNYA PENELITI LEBIH SENANG NGASONG
LEMLIT KITA BELUM KONDUSIF SEBAGAI RUMAH BERNAUNGNYA PARA PENELITI, PEREKAYASA, PRANATA NUKLIR, PENGAWAS NUKLIR
7. KONDISI PATEN Rank 31 71 84 92 103
Country Malaysia Thailand Philippines Vietnam Indonesia
Paten terdaftar (dalam negri) kita juga masih rendah dibanding Negara-Negara tetangga di Asean.
Paten per satu juta penduduk kita masih rendah dibanding NegaraNegara tetangga Asean
8. REGULASI, BUDAYA, DAN LINKAGE INOVASI-INDUSTRI 1. Regulasi Yang Menghambat
3. Interaksi Iptek dan Industri yang Masih Lemah Skor Linkage Iptek-Industri
4. Rendahnya Budaya Inovasi
6. Kemampuan Memenuhi Tantangan Global Rendah
Sumber: Tayangan KaLIPI
9. KONDISI KEMAMPUAN TEKNOLOGI Sumber teknologi yang digunakan anak bangsa ini masih didominasi oleh produk-produk luar negeri (58%). Artinya apabila kita ingin mandiri teknologi, kita masih harus kerja ekstra keras. Untuk itu perlu pilih-pilih teknologi mana yang bisa digarap dan menjadi andalan anak bangsa.
Kemampuan teknologi Indonesia masih sangat rendah dibanding Negara sekitar. Bahkan trendnya turun dari 63,3% (2006) menjadi 55,5% (2011).
10. KONDISI DAYA SAING DAYA SAING Ranking
55
2008
54 2009
44
46
50
2010
2011
2012
25
33 2015
2019
Indonesia meningkat dari factor driven stage menjadi transition to efficiency driven dan sekarang menjadi efficiency driven. KEMAMPUAN KUAT, PEMANFAATAN LEMAH. Sumber: Competitiveness Report by World Economic Forum (WEF)
36
3.PERMASALAHAN, TANTANGAN-PELUANG
1. PERMASALAHAN 1. DISKONEKTIFITAS (SPLIT??): a. PENELITIAN MASIH BERORIENTASI PUBLIKASI, b. MISMATCH RISET TERAPAN PT-LEMLIT DENGAN INDUSTRI, c. RISET DASAR TERKOOPTASI OLEH KEPENTINGAN SEKTOR/MASALAH PRAGMATIS, d. KETERSEDIAAN SDM RISET/LIT DENGAN KEBUTUHAN RISET/LIT. 2. MARWAH RISET MEMUDAR (TIDAK JADI ICON/ KIBLAT DAN TIDAK TRENDY)
2. ISKONEKTIFITAS SDM DENGAN KEBUTUHAN PUSAT PERTUMBUHAN DI SUMATERA “Sentra produksi dan
pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasional”
JUMLAH , PRERSENTASE DAN RASIO SISWA, GURU SMK PER REGION PER BIDANG KEAHLIAN TAHUN 2014
SUMATERA
Teknologi, Rekayasa
TIK
Kesehatan
Jml Siswa % Nasional Jml Guru % Nasional Rasio
291.776 18,50 6.741 25,13 1 43
161.220 17,60 1.530 19,35 1 105
15.531 8,65 278 11,05 1 56
Seni, Kerajinan, Pariwisata 43.762 14,19 1.484 20,71 1 29
Agribisnis, Argo-industri
Bisnis dan Manaj.
48.649 25,47 1.326 26,11 1 37
251.919 20,80 4.159 23,86 1 61
2. DISKONEKTIFITAS SDM DENGAN KEBUTUHAN PUSAT PERTUMBUHAN DI SULAWESI
“Pusat produksi dan
pengolahan hasil pertanian, perkebunan dan perikanan nasional”
JUMLAH , PRERSENTASE DAN RASIO SISWA, GURU SMK PER REGION PER BIDANG KEAHLIAN TAHUN 2014
SULAWESI
Teknologi, Rekayasa
TIK
Kesehatan
90.537 5,74
74.334 8,11
26.918 14,99
18.482 5,99
29.849 15,63
75.181 6,21
2.440 9,09
771 9,75
435 17,30
712 9,94
724 14,25
1.353 7,76
Jml Siswa % Nasional Jml Guru % Nasional Rasio
1
37
1
96
1
62
Seni, Kerajinan, Agribisnis, ArgoPariwisata industri
1
26
1
41
Bisnis dan Manaj.
1
56
3. TANTANGAN PT • Lemahnya Pengendalian Internal • Masih Banyak Temuan BPK
• APK Nasional Masih Perlu Ditingkatkan • Kesenjangan APK Antar Daerah (3T)
• Sedikit Sekali PT Masuk 500 Top Dunia • Hasil Penelitian PT Bermanfaat Langsung sedikit • Sarjana Pengangguran Masih Banyak
• Banyak Program Studi Belum Memenuhi SNPT • Publikasi Internasional Dosen Masih Minim
3. TANTANGAN RISTEK • HKI dalam negeri kecil • Publikasi internasional masih sedikit • Prototipe-prototipe laik industri dari litbang dalam negeri sedikit
• STP masih sedikit dan kualitasnya masih rendah • Masih Minim PUI • Belum ada yang bisa disebut PU Inovasi
• 58% teknologi industri masih dari luar • Produk Inovasi rendah • Belum banyak lahir PPBT
• Minim SDM litbang berkualifikasi S2-S3 • Masih kekurangan sarpras Litbang
4. TANTANGAN-PELUANG TANTANGAN
WUJUDKAN DAYA SAING BANGSA – KHUSUSNYA INDEKS INOVASI-; NAWACITA TERKAIT; PERKUAT DEMOKRASI (–MASY MADANI + GOOD GOV.-).
PELUANG
BANYAK LEMLIT DI PT & LPNK; KAPASITAS SUMBERDAYA SIAP LITBANG MASIH RENDAH WALAU ADA PROGRAM BEASISWA; SEBESAR 30% BOPTN UTK RISET; ADA INDUSTRI BESAR; PENGGABUNGAN RISTEKDIKTI. DUKUNGAN KEBIJAKAN
4. TANTANGAN-PELUANG LEMBAGA LITBANG DI KEMETERIAN DAN LPNK DAPAT SALING MELENGKAPI
RISBANG KEMENTERIAN/LPNK SALING MENGISI PERALATAN Kebijakan 4%
RISBANG DI PERGURUAN TINGGI
SALING MENGISI SDM
Kebijakan 9% SDM 6%
Sumber: Survey LIPI, 2008
4.KEBIJAKAN IPTEK DALAM MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETITIF
4. PEMETAAN PROSES BISNIS KEMENRISTEKDIKTI SUPPORT PROCESSES Profil kebutuhan lembaga
Pengelolaa n lembaga
PROSES KELEMBAGAAN
Profil kebutuhan sarpras
Pengelolaa n sarpras
Profil kebutuhan dosen
Pengelolaa ndosen
PROSES SUMBERDAYA
CORE PROCESSES Kebutuhan pengabdian masyarakat
Pelaksanaan pengabdian masyarakat
Kebutuhan penelitihan
Pelaksanaan penelitian
Uji alpha
Uji beta
PROSES RISET DAN PENGEMBANGAN
Profil lulusan yg dibutuhkan
Design kurikulum
Pelaksanaan Pembelajaran dan kemahasiswaan
PROSES PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN
Produksi
Komersia lisasi
PROSES HILIRISASI
4. KERANGKA KEBIJAKAN IDEALISASI
Input
• 20% Anggaran Pendidikan • 30% BOPTN untuk Riset
5
Proses
Kerangka Kebijakan Inovasi (Mengatasi Diskonektifitas)
Kinerja
1. 2. 3. 4.
5.
• Mencapai >2% rasio anggaran Iptek & Inovasi/APBN • Mencapai 0,5% rasio Litbangyasa/PDRB (GERD/GDP)
MENINGKATKAN TENAGA TERDIDIK DAN TERAMPIL BERPENDIDIKAN TINGGI MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN TINGGI DAN LEMBAGA LITBANG MENINGKATKAN SUMBER DAYA LITBANG DAN PENDIDIKAN TINGGI YANG BERKUALITAS MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (LONGLIST KEBUTUHAN INDUSTRI, PENELITI/PENDIDIK SENIOR SINERGI DG INDUSTRI, MOBILITAS PENELITI-PENGAJAR) MENINGKATKAN INOVASI
11
Program Prioritas
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Fasilitasi Mahasiswa berwirausaha 4.000 Prosentase lulusan langsung kerja 90% Mhs peraih emas Nas & Internasional 420 Jumlah PT masuk Top 500 5 Jumlah Pusat Unggulan Iptek 30 JumlahSTP 100 Dosen berkualifikasi Doktor 41.500 Paten terdaftar 2.305 Publikasi internasional 12.089 Prototipe 1.081 Inovasi (akhir hilirisasi PPBT) 30
• Peringkat Daya Saing 3325 • Peringkat Dikti 6056 (4,04,4) • Peringkat Inovasi 3026 (4,65,0)
4. MISI – TUJUAN - SASARAN MISI KEMENRISTEKDIKTI 2015-2019
1. 2.
Meningkatkan akses, relevansi, dan mutu Pendidikan Tinggi untuk menghasilkan SDM yang berkualitas Meningkatkan kemampuan iptek dan inovasi untuk menghasilkan nilai tambah produk inovasi TUJUAN STRATEGIS KEMENRISTEKDIKTI 2015-2019
Meningkatnya relevansi, kuantitas dan kualitas sumber daya manusia berpendidikan tinggi, serta kemampuan iptek dan inovasi untuk keunggulan daya saing bangsa SASARAN STRATEGIS KEMENRISTEKDIKTI 2015-2019 1. 2. 3. 4. 5.
Meningkatnya kualitas pembelajaran dan mahasiswa pendidikan tinggi Meningkatnya kualitas kelembagaan Iptek & Dikti Meningkatnya relevansi, kualitas & kuantitas Sumber Daya Iptek dan Dikti Meningkatnya relevansi & produktivitas Riset dan Pengembangan Menguatnya kapasitas inovasi
4. KEBIJAKAN, STRATEGI, INDIKATOR No.
1.
Kebijakan
Meningkatkan angka partisipasi kasar serta jumlah mahasiswa yang berwirausaha, lulusan bersertifikat kompetensi, prodi terakreditasi Meningkatkan unggul, mahasiswa peraih emas tenaga terdidik dan tingkat nasional dan internasional, lulusan yang langsung bekarja, LPTK terampil yang meningkat mutu berpendidikan penyelenggaraan pendidikan akademik, calon pendidik mengikuti tinggi profesi guru
Meningkatkan 2.
Strategi
Kualitas Pendidikan Tinggi dan Lembaga Litbang
Meningkatkan jumlah perguruan tinggi masuk dalam ranking 500 top dunia, perguruan tinggi berakreditasi A Mengembangkan jumlah Taman Sains dan Teknologi yang dibangun, Taman Sains dan Teknologi yang mature, Pusat Unggulan Iptek
Indikator APK PT Usia 19-23 Tahun Jumlah mahasiswa berwirausaha, Persentase lulusan bersertifikasi kompetensi, jumlah prodi terakreditasi unggul Jumlah mahasiswa peraih emas tingkat nasional dan internasional, prosentase lulusan yang langsung bekerja, jumlah LPTK yang meningkat mutu penyelenggaraan pendidikan akademik, jumlah calon pendidik mengikuti pendidikan profesi guru Jumlah Perguruan Tinggi Masuk Top 500 Dunia Jumlah PT berakreditasi A Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang dibangun, Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang mature Jumlah Pusat Unggulan Iptek
4. KEBIJAKAN, STRATEGI, INDIKATOR No.
Kebijakan Meningkatkan Sumber
3.
Daya Litbang dan Pendidikan Tinggi yang berkualitas
Strategi
Indikator Jumlah Dosen Berkualifikasi S3
Meningkatkan jumlah dosen berkualifikasi S3, jumlah SDM Dikti yang meningkat kompetensinya, jumlah pendidik yang mengikuti sertifikasi dosen
Jumlah SDM Dikti yang meningkat kompetensinya, jumlah pendidik mengikuti sertifikasi dosen
Meningkatkan jumlah SDM litbang berkualifikasi master dan doktor, jumlah SDM Iptek yang meningkat kompetensinya, jumlah sarpras Iptek dan Dikti yang direvitalisasi
Jumlah SDM litbang berkualifikasi master dan doktor, jumlah SDM litbang yang meningkat kompetensinya, jumlah sarana dan prasarana litbang dan pendidikan yang direvitalisasi
Jumlah HKI yang Terdaftar 4.
Meningkatkan produktivitas penelitian
Meningkatkan jumlah HKI didaftarkan, publikasi internasional dan prototipe hasil litbang
dan pengembangan
5.
Meningkatkan inovasi
Jumlah Publikasi Internasional Jumlah Prototipe R & D (TRL 6) Jumlah prototipe laik industri (TRL 7)
Meningkatkan jumlah produk inovasi
Jumlah Produk Inovasi (produk hasil litbang yang telah diproduksi dan dimanfaatkan oleh pengguna)
4. INDIKATOR CAPAIAN
Peringkat 33
Peringkat 60
Peringkat 29 Peringkat 30
Peringkat 59
Peringkat 25 Peringkat 26
Peringkat 56
5,0 4,6 4,0
4,7 4,1
4,4
Score (WEF)
Percentil Rank (WEF)
Peringkat 30
4. KEBIJAKAN PENELITIAN ADA BOTTOM UP ADA TOP DOWN
(HIBAH)
Hibah Penelitian Kompetitif Nasional: Penelitian Unggulan Strategis Nasional (PUSNAS) Riset Andalan Perguruan Tinggi Dan Industri (RAPID) Penelitian Prioritas Nasional – MP3EI
Penelitian Hibah Kompetensi (HIKOM) Penelitian Strategis Nasional (STRANAS) Penelitian Kerjasama Luar Negeri Dan Publikasi Internasional (KLN)
Penelitian Penugasan (Biomedik, Mobil Listrik, IPTEK, PMDSU)
Manajemen Simlitabmas
ARAH RISET??? Perlu segera Grand Desain Pengembangan Iptek Nasional
Hibah Penelitian Desentralisasi: Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT)
Hibah Penelitian Kerjasama Antar Perguruan Tinggi (PEKERTI)
Penelitian Hibah Bersaing (HB)
Penelitian Disertasi Doktor (PDD)
Penelitian Fundamental (PF)
Penelitian Dosen Pemula (PDP)
Hibah Penelitian Tim Pascasarjana (PPS)
4.REGULASI MENGENAI PENELITIAN
**)
Sudah saatnya Indonesia perlu memiliki Regulasi Penelitian yang mengatur peran lembaga-lembaga penelitian, dan mengatur tentang standar pelaksanaan penelitian yang menjamin keselamatan manusia dan lingkungan, dan kepercayaan masy., dll Perlu diatur batasan yang jelas antara penelitian (dasar, terapan, pengembangan) dengan banyak kegiatan yang bukan penelitian seperti pengkajian (kelayakan rencana/proyek, pelaksanaan program), pengujian (alat, mutu/standard), pemantauan (proyek, kejadian), pengembangan rutin (perangkat lunak, pemecahan masalah), penyelidikan (kasus, kejadian) penyidikaan (kasus, kejadian), pengumpulan (data statistik/indikator, pendapat/pooling, quick analysis). Perlu juga pengaturan terkait Lembaga penelitian: PenelitiPerekayasa; Area penelitian; Norma penelitian; Obyek penelitian; Hak Kepemilikan dan Royalti; serta sangsi. **)Sumber: Berbagai Referensi dan Analisis
4. KEBIJAKAN KERMA STP(TRIPLE HELIX)
Pengembangan Ide
Bisnis
Akademisi
Pengembangan Produk/ Proses
Komersialisasi
Inkubasi Pemerintah
4. CONTOH EMBRIO STP DI INDONESIA SOLO TECHNOPARK
BANDUNG TECHNOPARK
5.PENUTUP
5. CATATAN PENUTUP
DI TENGAH KEKURANGAN DAN KELEMAHAN DI BANYAK HAL DI BIDANG RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI , NAMUN TIDAK SEDIKIT PRESTASI YANG DICAPAI
1. Mahasiswa indonesia memenangkan kontes robot dan kendaraan hemat bahan bakar internasional. 2. Dengan dukungan lembaga riset dan tenaga ahli nasional PT PINDAD berhasil membuat senapan serbu, dan memasok kendaraan lapis baja. PT PAL dan PT Galangan kapal nasional berhasil mendesain dan membuat kapal berkelas dunia. PT INKA merancang dan membangun kereta api nasional. PT Dirgantara masih mampu mensuplay bagian tertentu pesawat utk perusahaan internasional dan merancang bangun pesawat baru N219 dan N245. 3. Perguruan Tinggi Nasional dapat mensuply tenaga ahli, manager, di perusahaan besar di Indonesia (minyak, tambang dsb). 4. Badan Litbang Pertanian, Batan, LIPI, IPB, UGM, berhasil menciptakan berbagai varitas unggul tanaman pangan yang bermultiplier effect besar. 5. Betapa majunya indonesia jika Perguruan Tinggi dan Lembaga Risbang beranjak dari kondisi sekarang yang serba kekurangan.
5. CATATAN PENUTUP 1. Pengarusutamaan iptek & inovasi yang mengarah kepada hilirisasi dan komersialisasi dalam pembangunan nasional 2015 – 2019; 2. Perbaikan kebijakan iptek & inovasi (regulasi-deregulasi; insentif), termasuk UU No. 18/2002, dan apabila diperlukan merge dengan UU 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi, serta RUU ttg Penelitian; 3. Perlu diskresi kebijakan : komitmen berinvestasi dalam iptek & inovasi (pembiayaan untuk iptek & inovasi); 4. Affirmative actions : untuk pemanfaatan iptek & inovasi karya indonesia; 5. Pembangunan iptek & inovasi menjadi menjadi konsen negara dan dijadikan sebagai “gerakan nasional”.