53 ZIRAA’AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman 53-59
ISSN 1412-1468
PENGARUH PUPUK DAUN SIP DAN WAKTU PEMETIKAN BUAH MUDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) VARIETAS PERKASA (The Effect of SIP Spray Fertilizer Concentrations and Timing of Cutting Young Fruit to Growth and Harvest of Phaseolus vulgaris L. Perkasa Variety) Yetti Elidar Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman
ABSTRACT The objectives of the experiment were : (1) to understand the effect of concentrations of SIP spray fertilizer, timing of cutting young fruit harvest and interaction between them; and (2) to find out the proper concentration of SIP spray fertilizer application and timing of cutting young fruit harvest for chickpea plant. The experiment was conducted in Bengkuring area, Sempaja Selatan Subdistrict, Samarinda Utara District, from April 2005 until July 2005. The experiment was arranged in Randomized Completely Block Design with Factorial Analysis 3 x 4, all combination treatment were replicated in three times. The first factor was concentrations of SIP spray fertilizer (P) that consisted of four levels, i.e. : without SIP spray fertilizer (p0), 3 ml l-1 water (p1), and 6 ml l-1 water (p2). The second factor was young fruit harvest (W) consisted of four levels, i.e. : without cutting young fruit harvest (w0), cutting of young fruit harvest at first weeks (w1); cutting of young fruit harvest at second weeks (w2); and cutting of young fruit harvest at third weeks (w3). Data analysed by analysis of variance (F test) and continued by Least Significant Difference (LSD) test on level 5 %. The result of experiment showed that : (1) the SIP spray fertilizer application was very significantly on the plant height at age 15, 30 and 45 days after planting, blooming age, number of pods per plant, number of seed per pods, weight of 100 seeds, and yield of seed at harvest time and yield of seed at 10% of water level. The heighest of yield of seeds at harvest time and yield of seeds at 10% is reached by 6 ml l-1 water, it was 1.51 ton ha-1 and 0.80 ton ha-1; and showed the lowest yield of seeds at harvest time and yield of seeds at 10% is reached by without SIP spray fertilizer it was 1.27 ton ha-1 and 0.67 ton ha-1; (2) timing of cutting young fruit harvest treatment was significantly to very significantly on the number of pods per plant, number of seed per pods, 100 seeds weight, yield of seed at harvest time and yield of seed at 10% of water level. The heighest of yield of seed at harvest time and yield of seed at 10% of water level is reached by without cutting on young fruit harvest, it was 2,00 ton ha-1 and 1,06 ton ha-1. and (3) interaction between factor of SIP spray fertilizer application and factor of timing cutting of young fruit harvest was no significant on the all parameters. Keyword : SIP spray fertilizer, young fruit harvest, chickpea plant PENDAHULUAN Salah satu jenis tanaman sayuran yang perlu digalakkan sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi pangan dan hortikultura adalah tanaman buncis. Hal ini disebabkan tanaman buncis
mempunyai manfaat yang sangat besar dalam peningkatan kualitas gizi makanan masyarakat dan dapat meningkatkan pendapatan petani. Menurut Rukmana (1994), tanaman buncis mempunyai arti penting dalam menunjang penyediaan gizi bagi
54 ZIRAA’AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman 53-59
masyarakat, sekaligus berdayaguna untuk usaha mempertahankan kesuburan tanah dan produktivitas lahan. Buncis mempunyai potensi ekonomi yang sangat baik, sebab peluang pasarnya cukup luas, yaitu baik untuk sasaran pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Di daerah Kalimantan Timur, berdasarkan data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Kalimantan Timur, produktivitas tanaman buncis pada tahun 2003 sebesar 5,83 Mg ha-1 dan pada tahun 2004 sebesar 5,97 Mg ha-1. Produktivitas tanaman buncis tersebut adalah lebih rendah jika dibandingkan dengan produktivitas nasional yang mencapai 15 Mg ha-1 (Setianingsih dan Khaerudin, 2000). Rendahnya produktivitas tanaman buncis tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : akibat serangan hama dan penyakt, penggunaan benih yang tidak bersertifikat, dan teknik budidaya yang tidak tepat. Untuk meningkatkan produktivitas lahan tanaman buncis dapat dilakukan dengan memperbaiki tingkat kesuburan tanahnya. Pemberian pupuk sangat perlu ditambahkan, mengingat pemberian pupuk dapat memperbaiki sifat-sifat tanah. Salah satu jenis pupuk cair yang beredar di pasaran adalah pupuk daun organik SIP. Pupuk SIP banyak mengandung unsur hara makro dan mikro serta dilengkapi dengan ZPT yang diaplikasikan melalui batang dan daun tanaman, juga melalui akar melalui penyiraman pupuk ke tanah (Miracle Plus, 2002). Di samping itu, untuk memperbaiki hasil buah dapat dilakukan dengan pemetikan (pemangkasan) buah muda. Menurut Mugnisjah dkk (1995) bahwa pemetikan buah muda dimaksudkan untuk menghasilkan benih, dapat meningkatkan penghasilan dan buah muda yang dipetik dapat memenuhi kebutuhan keluarga petani akan sayuran segar. Selanjutnya dikemukakan oleh Lakitan (1995), pemetikan buah tersebut terutama untuk memperbesar ukuran bunga atau buah. Tujuan penelitian adalah : (1) untuk memahami pengaruh pemberian pupuk daun
ISSN 1412-1468
organik SIP dan pemangkasan buah muda serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis, dan (2) untuk memperoleh konsentrasi pupuk daun organik SIP dan waktu pemetikan buah muda yang tepat untuk tanaman buncis. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan di Daerah Bengkuring, Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Percobaan Faktorial 3 x 4 dalam Rancangan Acak Kelompok yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah konsentrasi pupuk daun organik SIP (S) yang terdiri atas 3 taraf yaitu : tanpa pemberian pupuk SIP (s0), 3 ml l-1 air (s1), dan 6 ml l-1 air(s2). Faktor kedua adalah waktu pemetikan buah (P) yang terdiri atas 4 taraf, yaitu : semua buah tidak dipetik muda tetapi dibenihkan (p0), buah muda yang tumbuh pada minggu pertama dipetik, sisanya dibenihkan (p1), buah muda yang tumbuh pada minggu kedua dipetik, sisanya dibenihkan (p2), buah muda yang tumbuh pada minggu ketiga dipetik, sisanya dibenihkan (p3). Kegiatan penelitian meliputi : (1) persiapan dan pengolahan lahan, (2) inokulasi benih, (3) penanaman, (4) penjarangan, (5) pemupukan, (6) pemeliharaan (meliputi penyiraman, penyulaman, roguing, penyiangan gulma, pemasangan lanjaran, dan pengendalian hama dan penyakit; (7) pemanenan, (8) analisis data, dan (9) pelaporan Data yang dikumpulkan antara lain : (1) tinggi tanaman pada umur 15, 30, dan 45 hari setelah tanam, (2) umur tanaman saat berbunga, (3) jumlah polong per tanaman, (4) jumlah benih per polong, (5) berat 100 benih kering (g), (6) hasil benih kering saat panen (Mg ha-1), dan (7) hasil benih kering pada kadar air 10% (ton ha-1). Analisis data dilakukan dengan menggunakan sidik ragam
55 ZIRAA’AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman 53-59
(uji F) dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pupuk Daun Organik SIP terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Buncis Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh pemberian pupuk daun organik SIP adalah berbeda sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 15, 30, dan 45 hari setelah tanam. Hasil penelitian (Tabel 1 rekapitulasi) menunjukkan bahwa pemberian berbagai konsentrasi pupuk daun organik SIP menghasilkan tanaman yang lebih tinggi dibandingkan tinggi tanaman pada perlakuan tanpa pemberian pupuk SIP, semakin tinggi konsentrasi pupuk SIP diberikan diikuti dengan makin tinggi tanaman yang dihasilkan. Keadaan ini disebabkan dengan pemberian pupuk SIP mampu meningkatkan ketersediaan dan serapan sejumlah unsur hara, terutama unsur hara nitrogen (N) dan fosfor (P) yang sangat dibutuhkan untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman. Seperti dikemukakan oleh Suriatna (1992) bahwa unsur hara N dan P sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman seperti daun, batang/cabang dan akar. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh pemberian pupuk daun organik SIP adalah berbeda tidak nyata terhadap umur tanaman saat berbunga. Hasil penelitian (Tabel 1 rekapitulasi) menunjukkan bahwa rata-rata umur tanaman saat berbunga tanaman buncis + 37 hari setelah tanam. Keadaan ini disebabkan fase berbunga lebih ditentukan oleh faktor dalam (genetik), sehingga pengaruh pemberian pupuk SIP berbeda tidak nyata. Seperti dikemukakan oleh Darjanto dan Satifah (1987) bahwa peralihan dari fase vegetatif ke fase generatif sebagian ditentukan oleh faktor genetik, dalam hal ini adalah varietas yang digunakan memiliki sifat-sifat yang mengatur proses pembungaan, berdasarkan deskripsi tanaman
ISSN 1412-1468
buncis bahwa umur tanaman saat berbungaadalah + 36 hari setelah tanam. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh pemberian pupuk daun organik SIP adalah berbeda sangat nyata terhadap komponen produksi/hasil (jumlah polong per tanaman, jumlah benih per polong dan berat 100 benih kering). Hasil penelitian (Tabel 1 rekapitulasi) menunjukkan bahwa pemberian berbagai konsentrasi pupuk daun organik SIP menghasilkan jumlah polong per tanaman dan jumlah benih per polong yang lebih banyak dan berat 1000 benih kering yang lebih berat dibandingkan komponen produksi/hasil yang dihasilkan pada perlakuan tanpa pemberian pupuk SIP; Semakin tinggi konsentrasi pupuk SIP diberikan diikuti dengan jumlah polong per tanaman dan jumlah benih per polong yang makin banyak dan berat 100 benih kering yang makin berat. Selanjutnya pengaruh pemberian pupuk daun organik SIP adalah berbeda sangat nyata terhadap produksi benih saat panen dan produksi benih pada kadar air 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian berbagai konsentrasi pupuk daun organik SIP menghasilkan produksi benih saat panen dan produksi benih pada kadar air 10% yang lebih tinggi dibandingkan produksi yang dihasilkan pada perlakuan tanpa pemberian pupuk SIP; Produksi benih saat panen dan produksi benih pada kadar air 10% tertinggi dihasilkan pada pemberian 6 ml l-1 air berturut-turut 1,51 dan 0,80 ton ha-1, produksi tersebut meningkat sebesar 18.90% dan 19,40% dibandingkan dengan produksi yang dihasilkan pada perlakuan tanpa pupuk SIP, yaitu berturutturut 1,27 ton ha-1 dan 0,67 ton ha-1. Produksi benih yang dihasilkan tersebut berkaitan sangat erat dengan komponen produksi/hasil yang dihasilkan. Keadaan ini disebabkan dengan pemberian pupuk daun organik SIP mampu meningkatkan ketersediaan dan serapan sejumlah unsur hara, di samping itu dapat memacu pertumbuhan dan pembentukan polong dan biji karena adanya kandungan sejumlah hormon tumbuh seperti auksin, sitokinin dan gibberelin. Seperti
56 ZIRAA’AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman 53-59
dinyatakan oleh Miracle Plus (2002) bahwa pupuk daun organik SIP mengandung unsur hara makro dan mikro dan dilengkapi dengan sejumlah hormon tumbuh. Pupuk SIP berpengaruh terhadap pembelahan dan perpanjangan sel, memacu pertumbuhan dan perkembangan pada fse generatif tanaman dan menghambat penuaan pada daun. Pengaruh Waktu Pemetikan Buah terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Buncis Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh waktu pemetikan buah adalah berbeda tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 15, 30, dan 45 hari setelah tanam serta umur tanaman saat berbunga. Hasil penelitian (Tabel 1 rekapitulasi) menunjukkan ada kecenderungan bahwa dengan dilakukan berbagai waktu pemetikan buah (w1, w2, dan w3) menghasilkan tanaman yang lebih tinggi dan umur tanaman saat berbunga yang lebih lambat dibandingkan dengan perlakuan semua buah tidak dipetik muda (w0). Tidak adanya perbedaan yang nyata tersebut disebabkan karena perlakuan waktu pemetikan buah belum dilakukan, sehingga pengaruhnya berbeda tidak nyata. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh waktu pemetikan buah adalah berbeda nyata sampai berbeda sangat nyata terhadap komponen produksi/hasil (jumlah polong per tanaman, jumlah benih per polong dan berat 100 benih kering). Hasil penelitian (Tabel 1 rekapitulasi) menunjukkan bahwa perlakuan pemetikan buah muda menghasilkan jumlah polong per tanaman dan jumlah benih per polong yang lebih sedikit, tetapi menghasilkan berat 1000 benih kering yang lebih berat dibandingkan dengan komponen produksi/hasil yang dihasilkan pada perlakuan tanpa pemetikan buah muda (w0). Hal ini disebabkan dengan perlakuan pemetikan buah muda menyebabkan jumlah polong per tanaman dan jumlah benih per polong yang dihasilkan berkurang, namun berat 100 benih kering yang dihasilkan makin
ISSN 1412-1468
meningkat. Keadaan ini dijelaskan oleh Saptarini dkk (1998) bahwa penjarangan buah akan menyebabkan mutu buah semakin meningkat baik dari segi ukuran dan penampilannya. Selanjutnya pengaruh perlakuan waktu pemetikan buah adalah berbeda sangat nyata terhadap produksi benih saat panen dan produksi benih pada kadar air 10%. Hasil penelitian (Tabel 1 rekapitulasi) menunjukkan bahwa perlakuan waktu pemetikan buah muda menghasilkan produksi benih saat panen dan produksi benih pada kadar air 10% yang lebih rendah dibandingkan produksi yang dihasilkan pada perlakuan tanpa pemetikan buah muda; Produksi benih saat panen dan produksi benih pada kadar air 10% tertinggi dihasilkan pada perlakuan tanpa pemetikan buah muda yaitu berturut-turut 2,00 ton ha-1 dan 1,06 ton ha-1, sedangkan yang paling rendah dihasilkan pada perlakuan buah muda yang tumbuh pada minggu pertama dipetik (w1), yaitu berturut-turut 1,15 ton ha-1 dan 0,61 ton ha-1. Keadaan ini disebabkan pada perlakuan w0 tidak dilakukan pemetikan terhadap buah muda, sehingga jumlah polong dan jumlah benih per polong yang dihasilkan adalah lebih banyak, sedangkan dengan berbagai waktu pemetikan buah muda menyebabkan jumlah polong dan jumlah benih yang dihasilkan makin berkurang, sehingga berpengaruh terhadap produksi/hasil tanaman buncis. Meskipun demikian, dengan perlakuan berbagai waktu pemetikan buah muda menghasilkan buah/polong dan benih tanaman buncis yang lebih berkualitas. Seperti dinyatakan oleh Lakitan (1995) bahwa penjarangan buah dilakukan dengan prinsip bahwa buah merupakan organ limbung (sink) yang akan memanfaatkan fotosintat yang dihasilkan dari proses fotosintesis, semakin banyak buah pada suatu tanaman, maka fotosintat tersebut akan terdistribusi pada semua buah yang terbentuk, sehingga ukuran dan berat benih semakin rendah.
57 ZIRAA’AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman 53-59
ISSN 1412-1468
58 ZIRAA’AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman 53-59
Tabel 1.
ISSN 1412-1468
Rekapitulasi Hasil Penelitian Pengaruh Pemberian Pupuk Daun Organik SIP dan Waktu Pemetikan Buah Muda serta Interaksinya terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Buncis Faktor-Faktor Tinggi Tanaman (cm) pada umur Saat Jumlah Jumlah Berat 100 Produksi Benih Produksi Benih Perlakuan Berbunga Polong/ Benih/Polong/ Benih Saat Panen KA 10 % 15 HST 30 HST 45 HST -1 (HST) Tanaman Tanaman Kering (g) (ton ha ) (ton ha-1) ** ** ** tn ** ** ** ** ** Pupuk SIP (P) 0 ml l-1 air (p0) 23,35 b 160,88 b 266,64 b 37,75 47,25 c 3,71 b 18,12 b 1,27 c 0,67 c 3 ml l-1 air (p1) 22,60 b 207,50 a 315,75 a 37,25 51,50 b 3,95 b 18,37 a 1,39 b 0,73 b 6 ml l-1 air (p2) 28,33 a 223,45 a 330,37 a 37,50 55,91 a 4,61 a 18,48 a 1,51 a 0,80 a tn tn tn tn ** * ** ** ** Waktu Pemetikan (W) Buah Tidak 26,47 196,51 289,61 37,67 74,11 a 4,01 b 18,11 b 2,00 a 1,06 a Dipetik (w0) Minggu I Dipetik 25,08 200,20 310,28 36,67 42,55 b 3,81 b 18,32 b 1,15 b 0,61 b (w1) Minggu 2 Dipetik 24,25 206,20 304,55 37,00 44,67 b 4.58 a 18,48 a 1,20 b 0,64 b (w2) Minggu 3 Dipetik 23,20 186,20 312,58 38,67 44,78 b 3,97 b 18,39 a 1,21 b 0,64 b (w3) tn tn tn tn tn tn tn tn tn Interaksi (P x W) p0w0 24,88 141,83 239,00 39,00 67,33 3,54 17,90 1,82\ 0,96 p0w1 23,53 158,30 273,67 37,00 37,00 3,39 18,03 1,00 0,53 p0w2 22,86 189,80 288,33 38,00 42,00 4,04 18,23 1,13 0,60 p0w3 22,15 153,60 265,58 37,00 42,67 3,88 18,33 1,15 0,61 p1w0 24,02 198,50 308,17 37,00 76,00 3,85 18,10 2,05 1,09 p1w1 23,83 188,80 332,33 36,00 44,33 3,71 18,47 1,19 0,63 p1w2 22,73 212,50 289,00 37,00 42,00 4,47 18,50 1,13 0,60 p1w3 19,68 230,20 333,50 39,00 43,67 3,78 18,40 1,18 0,62 p2w0 30,51 249,20 321,67 37,00 79,00 4,64 18,33 2,14 1,14 p2w1 27,85 253,50 324,83 37,00 46,33 4,32 18,47 1,25 0,66 p2w2 27,15 216,30 336,33 36,00 50,00 5,24 18,70 1,35 0,72 p2w3 27,78 174,80 338,67 40,00 48,00 4,25 18,43 1,30 0,69 Keterangan : angka rata-rata pada setiap kolom yang diikuti dengan huruf yang sama adalah berbeda tidak nyata berdasarkan hasil uji BNT taraf 5 %. tn = berbeda tidak nyata; * = berbeda nyata; ** = berbeda sangat nyata; HST = hari setelah tanam
59 ZIRAA’AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman 53-59
ISSN 1412-1468
58 ZIRAA’AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman 53-59
Pengaruh Interaksi antara Pupuk Daun Organik SIP dengan Waktu Pemetikan Buah terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Buncis Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh interaksi antara faktor pupuk daun organik SIP dengan faktor waktu pemetikan buah adalah berbeda tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 15, 30, dan 45 hari setelah tanam serta umur tanaman saat berbunga, jumlah polong per tanaman, jumlah benih per polong, produksi benih saat panen dan produksi benih pada kadar air 10%. Keadaan ini menunjukkan bahwa antara faktor pupuk daun organik SIP dan faktor waktu pemetikan buah muda tidak secara bersama-sama dalam mempengaruhi pertumbuhan, komponen hasil dan hasil benih kering tanaman buncis atau dengan kata lain bahwa kedua faktor perlakuan tersebut memberikan pengaruh secara terpisah dan bertindak bebas satu terhadap lainnya. Seperti dijelaskan oleh Gomez dan Gomez (1995) bahwa dua faktor perlakuan dikatakan berinteraksi apabila pengaruh suatu faktor perlakuan berubah pada saat perubahan taraf faktor perlakuan lainnya. Selanjutnya dinyatakan oleh Steel dan Torrie (1991) bahwa bila pengaruh interaksi berbeda tidak nyata, maka disimpulkan bahwa diantara faktor-faktor perlakuan tersebut bertndak bebas satu terhadap lainnya. Tidaknya ada pengaruh yang nyata dari interaksi antara kedua faktor perlakuan tersebut terhadap pertumbuhan, komponen hasil dan hasil benih kering tanaman buncis disebabkan karena kedua faktor perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda, yaitu pemberian pupuk daun organik SIP berpengaruh terhadap terhadap ketersediaan dan serapan unsur hara oleh tanaman buncis, sedangkan waktu pemetikan buah muda berpengaruh terhadap faktor internal dalam tubuh tanaman kacang tanah.
ISSN 1412-1468
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 1. Pengaruh pemberian pupuk daun organik SIP berbeda sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam, umur tanaman saat berbunga, jumlah polong per tanaman, jumlah benih per polong, berat 100 benih kering dan produksi benih saat dan produksi benih pada kadar air 10%. Produksi benih saat panen dan produksi benih pada kadar air 10% tertinggi dihasilkan pada pemberian 6 ml l-1 air berturut-turut 1,51 ton ha-1 dan 0,80 ton ha-1, sedangkan yang paling rendah dihasilkan pada perlakuan tanpa pupuk SIP, yaitu berturut-turut 1,27 ton ha-1 dan 0,67 ton ha-1. 2. Pengaruh waktu pemetikan buah muda berbeda tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam dan umur tanaman saat berbunga, tetapi berbeda nyata terhadap jumlah polong per tanaman, jumlah benih per polong, berat 100 benih kering dan produksi benih saat dan produksi benih pada kadar air 10%. Produksi benih saat panen dan produksi benih pada kadar air 10% tertinggi dihasilkan pada perlakuan tanpa pemetikan buah muda berturut-turut 2,00 ton ha-1 dan 1,06 ton ha-1, sedangkan yang paling rendah dihasilkan pada perlakuan buah muda yang tumbuh pada minggu pertama dipetik (w1), yaitu berturut-turut 1,15 ton ha-1 dan 0,61 ton ha-1. 3. Pengaruh interaksi antara faktor pupuk daun organik SIP dengan faktor waktu pemetikan buah muda berbeda tidak nyata terhadap semua parameter pengamatan.
59 ZIRAA’AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman 53-59
Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran, yaitu sebagai berikut : 1. Pada budidaya tanaman buncis dapat diberikan pupuk daun organik SIP dengan konsentrasi 6 ml l-1 air. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai konsentrasi pupuk daun organik SIP dan waktu pemetikan buah muda pada kondisi lahan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Darjanto, J. Dan S. Satifah. 1987. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik Penyerbukan Silang Buatan. Gramedia, Jakarta. Gomez, K.A. dan A.A. Gomez. 1995. Prosedur Statistika untuk Penelitian Pertanian. (Terjemahan oleh A. Syamsuddin dan J.S. Baharsyah). UI Press, Jakarta. Lakitan, B. 1995. Hortikultura : Teori, Budidaya dan Pascapanen. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
ISSN 1412-1468
Miracle Plus. 2002. Bukti Sukses Uji Lokasi dan Komoditas Di Beberapa Daerah Menggunakan Pupuk Cair Organik SIP. Miracle Plus, Bandung. Mugnisjah, W. Qamara, dan A. Setiawan. 1995. Pengantar Produksi Benih. Rajawali, Jakarta. Rukmana, R. 1994. Bertanam Nbuncis. Kanisius, Yogyakarta. Saptarini, N. 1998. Membuat Tanaman Cepat Berbuah. Penebar Swadaya, Jakarta. Setianigsih, T dan Khaerudin. 2000. Pembudidayaan Buncis Tipe Tegak dan Merambat. Penebar Swadaya, Jakarta. Steel, R.G.D dan J. H. Torrie. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Suriatna, S. 1992. Pupuk dan Pemupukan, Sfedfatoma Sarana Perkasa, Jakarta.