17 3 BAHAN DAN METODE
3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di sekitar Pusat Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng yaitu Kelurahan Tumbang Tahai Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya (Gambar 1). Adapun wilayah ini merupakan wilayah kerja Puskesmas Tangkiling. Wilayah kerja Puskesmas Tangkiling meliputi 14 kelurahan, yaitu Marang, Tumbang Tahai, Banturung, Habaring Hurung, Tangkiling, Sei Gohong, Kanarakan, Petuk Bukit, Pager, Gaung Baru, Panjehang, Petuk Berunai, Bukit Sua dan Mungku Baru. Jumlah cakupan penduduk dari Puskesmas Tangkiling adalah 13.553 jiwa, sedangkan penduduk di Kelurahan Tumbang Tahai berjumlah 1.853 jiwa. 3.2 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari-Maret 2008. Penangkapan nyamuk dilakukan sebanyak 12 kali yaitu setiap satu minggu satu kali. 3.3 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dalam bentuk tiga kegiatan yaitu pengamatan terhadap nyamuk Anopheles, parasit dan kebiasaan masyarakat. Pengamatan terhadap nyamuk Anopheles adalah melakukan penangkapan nyamuk dewasa pada malam hari kemudian diidentifikasi di laboratorium. Lokasi penangkapan nyamuk ada di dua tempat yakni di sekitar Pusat Reintroduksi Orangutan (pemukiman masyarakat) dan di Pusat Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng. Penangkapan nyamuk dilakukan dengan menggunakan tiga cara yaitu (a) umpan orang (human bait), (b) menangkap nyamuk yang istirahat di dinding (resting) baik di dalam rumah dan kandang sapi, serta (c) penangkapan dengan perangkap cahaya (light trap). Pengamatan parasit dilakukan melalui data sekunder yang diperoleh dari data malaria di puskesmas setempat dan Klinik Pusat Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng. Di samping itu juga dilakukan survei darah jari (Mass Blood Survei /MBS) pada penduduk di sekitar Pusat Reintroduksi Orangutan Nyaru. Sedangkan kebiasaan masyarakat diperoleh dengan menggunakan kuesioner.
18
Tb. Tahai
Tengkiling
Habaring Hurung
Marang
Plk. Raya
Gambar 1 Peta daerah penelitian di Kelurahan Tumbang Tahai Kecamatan Bukit Batu 3.3.1 Penangkapan nyamuk dengan umpan orang Kegiatan ini dilakukan di rumah penduduk yang tinggal sekitar Pusat Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng. Tujuan kegiatan adalah mengetahui perilaku nyamuk menggigit di dalam maupun luar rumah. Jumlah rumah sebanyak dua buah yaitu rumah yang pernah dilaporkan ada penderita malaria berdasarkan laporan Puskesmas Tangkiling dan rumah yang mempunyai kandang sapi, jarak dari Pusat
19 Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng ke masing-masing rumah kurang lebih dua kilometer. Penangkapan nyamuk dilakukan sepanjang malam mulai pukul 18.00 hingga 06.00 (Gambar 2). Aktivitas penangkapan setiap satu jam adalah selama 40 menit dengan menggunakan umpan orang, 10 menit berikutnya untuk penangkapan nyamuk yang hinggap di dinding dan 10 menit berikutnya istirahat untuk mempersiapkan penangkapan selanjutnya. Pada masing-masing rumah ditempatkan empat orang penangkap nyamuk, masing-masing dua orang baik di dalam rumah maupun di luar rumah, satu orang bertugas sebagai umpan dan satu orang lagi yang menangkap. Petugas penangkap nyamuk berusia di atas 15 tahun dan tidak merokok. Pada saat penangkapan nyamuk, petugas duduk di tempat yang tidak terganggu oleh orang lain dengan menggunakan celana pendek dan baju berlengan pendek. Nyamuk yang hinggap pada kaki dan tangan ditangkap menggunakan aspirator, kemudian dimasukkan ke dalam gelas kertas (paper cup) yang dibedakan menurut penangkapan yaitu setiap satu jam. Nyamuk kemudian dimatikan dengan kloroform dan dipin. Selama penangkapan juga dicatat suhu dan kelembaban nisbi lingkungan dengan menggunakan alat thermohygrometer.
Gambar 2 Proses penangkapan nyamuk Anopheles dewasa dengan metode umpan orang
20 3.3.2 Penangkapan nyamuk yang hinggap di dinding dalam rumah dan
di
kandang sapi dengan aspirator Kegiatan ini merupakan kesatuan dari kegiatan penangkapan nyamuk semalam suntuk bersamaan dengan umpan orang. Tujuan kegiatan ini adalah mengetahui banyaknya nyamuk yang hinggap di dinding dalam rumah (Gambar 3) dan di kandang sapi sebelum atau sesudah menggigit. Setelah petugas penangkap nyamuk menangkap nyamuk dengan umpan orang selama 40 menit maka 10 menit berikutnya dimanfaatkan untuk menangkap nyamuk yang hinggap di dinding. Bagi petugas yang menangkap nyamuk dengan umpan orang di dalam rumah, penangkapan dilakukan pada nyamuk yang hinggap di dinding dalam rumah. Sebaliknya, bagi petugas yang menangkap nyamuk dengan umpan orang di luar rumah, penangkapan dilakukan pada nyamuk yang hinggap di kandang sapi. Nyamuk ditangkap menggunakan aspirator, kemudian dimasukkan ke dalam gelas kertas (paper cup) yang dibedakan menurut penangkapan yaitu setiap satu jam. Nyamuk kemudian dimatikan dengan kloroform dan dipin. 3.3.3 Penangkapan dengan perangkap cahaya Kegiatan ini dilakukan di Pusat Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng. Tujuan kegiatan ini adalah mengetahui banyaknya nyamuk yang menggigit orangutan. Penangkapan nyamuk dilakukan sepanjang malam mulai pukul 18.00 hingga 06.00. Satu buah alat perangkap cahaya (light trap) ditempatkan di dekat kandang orangutan yang tergelap (Gambar 4). Setiap dua jam dilakukan pengumpulan nyamuk ke gelas kertas (paper cup) menggunakan aspirator, kemudian nyamuk dimatikan dengan kloroform dan dipin. 3.3.4 Identifikasi Identifikasi nyamuk (Gambar 5) hasil tangkapan dilakukan di Laboratorium Entomologi Kesehatan, FKH-IPB, menggunakan kunci identifikasi menurut buku kunci bergambar nyamuk Anopheles dewasa di Sumatera-Kalimantan (DEPKES 2000) di bawah mikroskop stereo/desecting.
21
Gambar 3 Proses penangkapan nyamuk Anopheles dewasa yang istirahat di dinding dalam rumah
Gambar 4 Proses penangkapan nyamuk dewasa dengan light trap
22
Gambar 5 Proses identifikasi nyamuk dewasa 3.3.5 Penentuan kepadatan populasi, kelimpahan nisbi, frekuensi tertangkap dan dominasi spesies serta indeks curah hujan Penentuan kepadatan populasi tiap spesies nyamuk Anopheles dihitung dalam rata-rata per metode penangkapan, per orang umpan atau per kolektor per malam, dihitung melalui rumus sebagai berikut : Kepadatan nyamuk per orang per umpan per jam (Man Hour Density / MHD) = kepadatan nyamuk yang menggigit per orang per jam (Man Bitting Rate / MBR) : MHD = L Anopheles tertangkap per spesies
= MBR
L jam penangkapan x L pengumpan Yang hinggap di dinding rumah
= per ekor per rumah
Yang hinggap di kandang
= per ekor per kandang
Yang menggigit orang
= per ekor per orang per jam.
Indeks curah hujan = L curah hujan x hari hujan L hari dalam satu minggu 3.3.6 Kegiatan pengumpulan larva Anopheles Tujuan kegiatan ini adalah mengetahui tempat perindukan nyamuk Anopheles. Pencarian larva dilakukan di beberapa genangan air yang potensial menjadi tempat
23 berkembangbiaknya nyamuk Anopheles, yaitu di bekas galian pasir, kolam-kolam air yang tergenang dan saluran-saluran air. 3.3.7 Kegiatan Mass Blood Survei (MBS) pada masyarakat Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui angka kesakitan malaria pada kelompok masyarakat. Besar sampel dihitung berdasarkan Rumus Snedecor dan Cochran (Budiarto 2004) yakni :
n
=
1
+
Z Z
[
2 2
. p .q . p .q
/ d / d
2 2
]/
N
dimana : d = keakuratan, ZM = simpangan rata-rata distribusi normal standar pada derajat kemaknaan (M = 0.05), p = proporsi yang dikehendaki (0.5), d = toleransi kesalahan sampel (0.1 / 10%). Sehingga didapatkan besar sampel adalah 91 orang dan pemeriksaan dilakukan terhadap semua golongan umur. Orangutan yang diperiksa adalah orangutan yang sedang menunjukkan gejala klinis (dua ekor). Survei darah jari (Mass Blood Survey / MBS) dilakukan oleh tenaga mikroskopis yang sudah terlatih. Pemeriksaan parasitologis dilakukan dengan membuat sediaan tebal dan tipis dari darah jari. Darah diambil dari ujung jari manis tangan kiri (untuk anak-anak dan dewasa) atau ujung jempol kaki (untuk bayi).
Sebelumnya
tempat yang akan ditusuk dibersihkan dengan alkohol 70%, lalu ditusuk dengan alat tusuk steril (lanset) dan tetesan darah yang keluar pertama kali dibersihkan dengan kapas kering. Selanjutnya tetesan darah berikutnya ditampung pada kaca sediaan darah bersih dan kering serta diberi label. Sebanyak 1 tetes darah diletakan ditengah-tengah kaca dan ± 3 tetes lainnya diletakan terpisah dari tetes pertama (pertengahan antara darah dan label). Dengan bantuan kaca sediaan lain, dari tetesan darah pertama dibuat apusan darah tipis dan dari 3 tetesan darah disebelahnya dibuat apusan darah tebal dengan cara melebarkannya atau dibuat lingkaran hingga diameter kira-kira 1-1,5 cm. Sediaan darah dibiarkan kering pada suhu kamar di tempat yang terlindung dari debu dan kotoran atau lalat. Setelah kering (± 15 menit), sediaan darah diwarnai dengan Giemsa secara standar. Sebelumnya, bagian sediaan darah tipis difiksasi
dengan
methanol absolut. Pewarnaan dilakukan dengan perbandingan 1 : 20 antara larutan Giemsa dengan buffer pH 7,0–7,2 selama 30 menit. Pemeriksaan dilakukan di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x100 dengan minyak immersi.
24
Gambar 6 Kegiatan MBS di Kelurahan Tumbang Tahai Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya Pemeriksaan/pengamatan dilakukan pada seluruh lapangan pandang. Pemeriksaan mikroskopis malaria dilakukan oleh tenaga mikroskopis Puslitbang Biomedis dan Farmasi, Badan Litbang Kesehatan.
3.3.8 Pengamatan terhadap kebiasaan masyarakat Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan penyakit malaria dengan tehnik wawancara terstruktur menggunakan kuesioner. Jumlah responden adalah 91 orang yang didapat seperti pada perhitungan MBS dan dipilih secara acak. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner survei dinamika penularan penyakit malaria dari Departemen Kesehatan R.I.
3.4 Pengolahan dan Analisis Data Nyamuk yang tertangkap dengan menggunakan umpan orang dan yang hinggap di dinding serta light trap dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik berdasarkan parameter serta dihubungkan dengan pengaruh iklim (curah hujan, suhu dan kelembaban) kemudian dinarasikan. Angka kesakitan malaria pada masyarakat kelurahan Tumbang Tahai dan orangutan pada Pusat Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng dianalisis secara deskriptif kemudian dihubungkan dengan kepadatan vektor. Adapun kebiasaan masyarakat yang diperoleh berdasarkan kuesioner disajikan dalam bentuk tabel.