47
3 ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KEPUASAN INDIKATOR KINERJA CSR MENURUT STAKEHOLDERS EKSTERNAL SANTOS (MADURA OFFSHORE) PTY LTD DAN FORMULASI STRATEGI KEBIJAKAN Pendahuluan Komitmen Santos (Madura Offshore) Pty Ltd terhadap manajeman dampak di wilayah operasionalnya dituangkan dalam suatu sistem manajemen lingkungan yang sistematis dan menyeluruh mengacu pada Australian Standard 4801- 2000 OH and S Management Systems dan ISO 14001:2004. Sistem manajemen lingkungan tersebut terintegrasi ke dalam sistem manajemen lingkungan, keselamatan, dan kesehatan kerja, disebut sebagai EHSMS (Environmental, Health, Safety Management System). Pelaksanaan EHSMS disesuaikan dengan peraturan pengelolaan lingkungan di negara wilayah operasional. Implementasi CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd terhadap stakeholders eksternal perusahaan berupa efisiensi penggunaan energi untuk operasional lapangan, pengelolaan dan pemantauan kualitas lingkungan biofisik berupa kualitas udara dan air laut, program pelestarian keanekaragaman hayati berupa penanaman mangrove, dan pemantauan struktur komunitas biota air laut (plankton dan terumbu karang), pembuatan dokumen lingkungan hidup (AMDAL, UKLUPL, RKL/RPL, audit lingkungan, dan PROPER), membuat dan melaksanakan Emergency Response Plan (ERP), mempekerjakan masyarakat lokal, dan melaksanakan program pengembangan masyarakat (community development atau CD). Program CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd yang telah dilaksanakan sejak tahun 2008 di Kecamatan Giligenting meliputi 1) bidang kesehatan berupa pembangunan Polindes, 2) bidang pendidikan berupa renovasi sejumlah gedung sekolah dan memberikan beasiswa kepada 10 orang siswa terbaik sekolah ke Akademi Perikanan dan Kelautan di Surabaya dan Sidoarjo, 3) bidang ekonomi berupa pelatihan keterampilan mengelola hasil perikanan, yaitu pengolahan ikan dan rumput laut, dan 4) bidang sosial berupa perbaikan infrastruktur jalan di Kecamatan Giligenting (2010) dan pengadaan alat desalinasi air laut (2009). Pengelolaan terhadap aspek sosial dari operasional Santos (Madura Offshore) Pty Ltd terhadap masyarakat sekitar menjadi suatu hal yang sangat penting, karena proses perizinan operasional yang taat hukum (legal license to operate) harus diimbangi dengan transparansi konsultasi publik untuk mendapat izin sosial masyarakat (social lisence to operate). Beberapa permasalahan terkait CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd adalah: 1) dana bagi hasil dan program CD dirasakan tidak signifikan dalam menunjang program pembangunan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; 2) program CD yang telah dilaksanakan masih dalam tataran fisik sehingga belum menyentuh secara komprehensif permasalahan sosial ekonomi masyarakat; 3) adanya pendapat gejala penurunan hasil tangkapan nelayan selama operasional Lapangan Gas Maleo sebesar 50% dan kerusakan terumbu karang (Anjungan Gas Maleo berjarak sekitar 18 km dari pesisir Kecamatan Giligenting yang
48
merupakan fishing ground bagi nelayan setempat dan nelayan luar dari daerah Tallago dan Kalianget); 4) sistem penyaluran dana CD yang terlalu panjang, menyebabkan aspirasi masyarakat desa tidak tersalurkan secara optimal; 5) program CD yang diusulkan masyarakat di tingkat desa selalu tidak sesuai dengan implementasi program CD yang direalisasikan oleh Komite CD, hal ini disebabkan banyak konflik kepentingan dalam Komite CD tersebut; 6) terbatasnya masyarakat umum untuk mengakses informasi tentang pengelolaan lingkungan oleh perusahaan di wilayah operasional. Informasi tentang kegiatan perusahaan, laporan keberlanjutan, atau informasi lainnya yang terkait dengan kontribusi Santos (Madura Offshore) Pty Ltd terhadap stakeholders eksternal perusahaan yang seharusnya dapat diakses melalui website perusahaan belum tersedia. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) menganalisis tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan indikator kinerja CSR menurut stakeholders eksternal perusahaan dan 2) menganalisis alternatif kebijakan untuk keberlajutan kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd. Bahan dan Metode Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di wilayah operasional Santos (Madura Offshore) Pty Ltd yang terletak di Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur (Lampiran 1). Pengambilan data primer dilaksanakan pada bulan Desember 2011-Februari 2012. Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data text dan image. Menurut Fauzi (2001) data text adalah data yang berbentuk alphabet maupun numerik, sedangkan data image adalah data yang memberikan informasi secara spesifik mengenai keadaan di tempat penelitian, yaitu berupa gambar, diagram, dan tabel. Data yang dikumpulkan berupa data primer melalui wawancara secara individual dan berkelompok, yaitu dengan menggunakan metode in-depth interview dan Focus Group Disscusion (FGD), disertai pengisian kuisioner (Lampiran 2 dan 3). Data sekunder diperoleh dari Departemen Health Safety Environment Santos (Madura Offshore) Pty Ltd, berupa 1) dokumen AMDAL Lapangan Gas Maleo, 2) dokumen Pemantauan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo Periode 2006-2012, dan 3) dokumen PROPER Santos (Madura Offshore) Pty Ltd tahun 2011, dan studi literatur. Metode Pemilihan Responden Teknik pemilihan responden dilakukan dengan metode non-probability sampling (tidak memberikan kemungkinan yang sama bagi tiap unsur populasi untuk dipilih) jenis purposive sampling. Pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak melainkan dengan pertimbangan tertentu dan secara sengaja (Nasution 2007).
49
Responden pada penelitian ini merupakan kelompok stakeholders eksternal perusahaan, yaitu masyarakat dan aparat pemerintahan Kecamatan Giligenting. Responden masyarakat merupakan perwakilan dari kelompok masyarakat yang ada di Pulau Giliraja dan Pulau Giligenting (Tabel 3.1). Tabel 3.1 Jumlah responden penelitian No Responden 1 Masyarakat
2
Lokasi Desa Aenganyar Desa Galis Desa Bringsang Desa Gedugan Desa Lombang Desa Jate Desa Banbaru Desa Banmaleng Aparat pemerintah Desa Aenganyar Desa Galis Desa Bringsang Desa Gedugan Desa Lombang Desa Jate Desa Banbaru Desa Banmaleng Jumlah Total
Jumlah (orang) 18 11 14 22 22 20 27 16 1 1 1 1 1 1 1 1 158
Sumber : data primer
Metode Analisis Data Analisis data dibedakan menjadi 1) analisis tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan indikator kinerja CSR menurut stakeholders eksternal perusahaan dan 2) analisis kebijakan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd Analisis Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Indikator Kinerja CSR menurut Stakeholders Eksternal Santos (Madura Offshore) Pty Ltd Analisis tingkat kepentingan dan kepuasan indikator kinerja CSR mengadaptasi metode Importance Performance Analysis (IPA) menurut Rangkuti (2003), yaitu mengaitkan tingkat kepentingan (importance) indikator pelayanan menurut persepsi pelanggan dengan tingkat kenyataan (performance) atau kepuasan yang dirasakan pelanggan. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan pelanggan adalah masyarakat dan perangkat desa Kecamatan Giligenting. Metode IPA digunakan untuk mengukur secara kuantitatif tingkat kepentingan dan kepuasan kinerja CSR perusahaan menurut stakeholders eksternal perusahaan. Indikator kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd merupakan komponen lingkungan yang terkena yang dikelola perusahaan. Indikator tersebut berjumlah 24 variabel dan tersaji pada Tabel 3.2 berikut ini.
50
Tabel 3.2 Indikator kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd Indikator Kinerja CSR Komponen Sosial Ekonomi Komponen Ekologi 1. Program pelestarian 1. Program CD tahap proses keanekaragaman hayati Program CD tahap output 2. Pengelolaan kualitas udara 2. Aksesibilitas wilayah 3. Pengelolaan kualitas air laut 3. Pola pikir 4. Gaya hidup 5. Pendapatan 6. Pendidikan 7. Pekerjaan 8. Tindak lanjut komunitas Program CD tahap outcome 9. Kondisi rumah masyarakat 10. Kondisi fasilitas kesehatan 11. Kondisi bangunan sekolah 12. Sarana komunikasi 13. Kelembagaan berkenlanjutan (pembinaan terhadap komunitas) 14. Tata kelola organisasi (good governance) 15. Inisiatif 16. Adaptasi 17. Otonomi 18. Kerjasama 19. Konflik 20. Intergrasi/harmonisasi sosial 21. Local recruitment Sumber : IPIECA (2010) dan BPMIGAS (2008)
Hubungan antara tingkat kepentingan (importance) dan tingkat kepuasan indikator kinerja CSR menurut stakeholders eksternal perusahaan diinterpretasikan dalam Diagram Importance Performance Analysis Matrix berikut ini (Gambar 3.1). High I m p o rt a n c e
Y
Attribute to improve (I)
Attribute to maintain performance (II)
Attribute to maintain (III)
Attribute to demphasize (IV)
Low
X
High
Performance
Gambar 3.1 Importance Performance Analysis Matrix Strategi yang dapat dilakukan terkait dengan posisi masing-masing indikator pada ke-4 kuadran tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. kuadran I (attribute to improve) memuat indikator kinerja yang dianggap penting oleh stakeholders eksternal tetapi pada kenyataannya belum sesuai dengan harapan stakeholders eksternal
51
(tingkat kepuasan yang diperoleh rendah). Indikator kinerja yang termasuk dalam kuadran ini harus ditingkatkan; 2. kuadran II (maintain performance) memuat indikator kinerja yang dianggap penting oleh stakeholders eksternal dan sudah sesuai dengan yang mereka rasakan sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Indikator kinerja dalam kuadran ini harus dipertahankan; 3. kuadran III (attributes to maintain) memuat indikator kinerja yang dianggap kurang penting oleh stakeholders eksternal dan kinerja nya pun tidak terlalu istimewa; 4. kuadran IV (main priority) memuat indikator kinerja yang dianggap kurang penting oleh stakeholders eksternal dan dirasakan terlalu berlebihan sehingga indikator kinerja yang termasuk ke dalam kuadran ini dapat dihilangkan. Untuk mengetahui tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan pelaksaaan indikator kinerja aktual CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd digunakan skala interval 1 – 5, seperti yang tertera pada Tabel 3.3. berikut ini. Tabel 3.3
Skala interval tingkat kepentingan dan pelaksanaan indikator kinerja berdasarkan metode IPA
Tingkat Kepentingan 1 : Tidak penting 2 : Kurang penting 3 : Cukup penting 4 : Penting 5 : Sangat penting
Tingkat Kepuasan Pelaksanaan 1 : Tidak baik 2 : Kurang baik 3 : Cukup baik 4 : Baik 5 : Sangat baik
Sumber : Rangkuti, 2003
Importance Performance Analysis terdiri atas dua komponen yaitu, 1) analisis kuadran dan 2) analisis kesenjangan (gap). Analisis kuadran bertujuan untuk mengetahui respon stakeholders eksternal terhadap indikator kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd yang diplotkan berdasarkan tingkat kepentingan dari indikator kinerja tersebut. Analisis kesenjangan (gap) bertujuan untuk melihat kesenjangan antara suatu kinerja indikator dengan harapan stakeholders terhadap kinerja indikator tersebut. Langkah-langkah dalam perhitungan IPA, adalah sebagai berikut: 1. menghitung rata-rata penilaian tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan untuk setiap indikator kinerja CSR perusahaan dengan rumus : ∑Xi ∑Yi X = n dan Y = n …………………………………………………………1) Keterangan : Xi : Nilai tingkat kepentingan kinerja CSR indikator ke-i Yi : Nilai tingkat kepuasan kinerja CSR indikator ke-i X : Nilai rata-rata tingkat kepentingan kinerja CSR indikator ke-i Y : Nilai rata-rata tingkat kepuasan kinerja CSR indikator ke-i n : Jumlah responden = 158 orang
52
2. menghitung nilai rataan total dari nilai rata-rata tingkat kepentingan dan kepuasan yang telah diperoleh berdasarkan persamaan 1 di atas dengan rumus: Xt =
Xi n
dan Yt =
Yi n
………………………………………………………....2)
Keterangan : Xi : Nilai rata-rata tingkat kepentingan indikator kinerja CSR ke-i Yi : Nilai rata-rata tingkat kepuasan indikator kinerja CSR ke-i Xt : Nilai rataan total tingkat kepentingan indikator kinerja CSR Yt : Nilai rataan total tingkat kepuasan indikator kinerja CSR n : Jumlah indikator = 7
3. nilai rataan total tingkat kepentingan dan kepuasan yang telah didapat diformulasikan ke dalam diagram kartesius. Nilai rataan penilaian tingkat pelaksanaan/kepuasan indikator kinerja CSR diposisikan pada dimensi sumbu X dan nilai rata-rata tingkat kepentingan indikator kinerja CSR diposisikan pada dimensi sumbu Y. Diagram kartesius yang dimaksud adalah diagram yang terdiri atas empat kuadran yang dibatasi oleh dua buah garis berpotongan tegak lurus pada titik X dan Y (Gambar 3.1) 4. menghitung tingkat kesesuaian indikator kinerja CSR nilai tingkat kesesuaian diperoleh dari nilai rata-rata tingkat kepentingan dikurangi nilai rata-rata pelaksanaan/kepuasan setiap indikator CSR akan diperoleh total skor gap (kesenjangan). Setelah mendapatkan informasi mengenai indikator kinerja CSR perusahaan mana saja yang perlu ditingkatkan dengan metode IPA, analisis selanjutnya adalah melakukan perhitungan untuk mengetahui tingkat kepuasan stakeholders eksternal secara menyeluruh dengan mengadaptasi metode Indeks Kepuasan Konsumen (Costumer Satisfaction Index atau CSI) menurut Stratford (2005) dalam Hendriyani (2010). Empat tahap dalam menghitung CSI, yaitu: a. menghitung Weighting Factors (WF), yaitu fungsi dari rataan tingkat kepentingan atau importance score (Xi) masing-masing indikator kinerja CSR dari total importance score (Xt) untuk seluruh indikator kinerja yang diuji : Xi WF = Xt , i= atribut ke-i ………………………………………...............................3) b. menghitung Weighted Score (WS) , yaitu fungsi dari rataan satisfaction score (SS) dikali weighted factors (WF) WS = SS x WF …………………………………………………………............4) c. menghitung Customer Satisfaction Index (CSI), yaitu dengan menjumlahkan Weighted Score seluruh atribut CSR WST = WSa-1 + WSa-2 + …….. WSa-7 …………………………………………5) Kriteria indeks kepuasan stakeholder eksternal adalah : 1 – 1.79 1.8 – 2.59 2.6 – 3.39 3.4 – 4.19 4.2 – 5.0
: : : : :
Tidak Puas Kurang Puas Cukup Puas Puas Sangat Puas
53
Formulasi Strategi Kebijakan Formulasi strategi kebijakan untuk mendukung keberlanjutan pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd terhadap stakeholders eksternalnya disusun berdasarkan analisis resiko lingkungan. Resiko lingkungan adalah nilai peluang (probabilitas) dari suatu peristiwa yang tidak diinginkan dengan konsekuensi yang dapat menyebabkan bahaya, merusak, dan berdampak pada masyarakat dan lingkungan alam (Zong et al dan Lu dalam Liua et al. 2012). Analisis resiko lingkungan dalam penelitian ini mengadopsi metode perhitungan resiko berdasarkan standar manajemen resiko Australia dan Selandia Baru (AS/NZS 4360: 1999). Resiko adalah kemungkinan dari suatu kejadian yang tidak diinginkan yang akan mempengaruhi aktivitas atau obyek. Resiko tersebut diukur dalam consequences (konsekuensi) dan likelihood (kemungkinan/probabilitas). Likelihood merupakan kemungkinan suatu resiko akan terjadi pada suatu waktu. Perhitungan kemungkinan atau peluang yang sering digunakan adalah frekuensi. Consequence adalah suatu kejadian dari suatu akibat seperti kerugian. Perhitungan risiko dapat dirumuskan sebagai perkalian dari Likelihood dengan Consequence. Risk = Likelihood x Consequences ……………………………………………...6) Analisis resiko mencakup pertimbangan mengenai sumber resiko, konsekuensi, dan kemungkinan dari resiko tersebut. Resiko dianalisa dengan mengkombinasikan nilai likelihood (probabilitas atau frekuensi) dan consequence (dampak atau efek). Menurut The Standards Australia/New Zealand (1999), masing-masing resiko dinilai secara kualitatif dalam lima kategori terhadap likelihood (Tabel 3.4) dan consequences (Tabel 3.5). Dari lima analisis resiko ini menghasilkan empat tingkatan resiko yaitu extreme, high, medium, dan low (Tabel 3.6). Tabel 3.4 Matriks likehood (peluang) resiko Level A B C D E
Descriptor Almost certain Likely Moderate Unlikely Rare
Description Kemungkinan terjadi sangat sering Sering terjadi Terjadi beberapa kali Terjadi kadang-kadang Kemungkinan jarang sekali terjadi
Sumber : SA 1999
Tabel 3.5 Matriks penilaian konsekuensi (besaran) resiko Level 1 2 3
Descriptor Insignificant Minor Moderate
4
Major
5
Catastropic
Sumber : SA 1999
Example : Descriptor/Indicator Tidak ada luka-luka, kerugian finansial rendah Membutuhkan pertolongan pertama, kerugian finansial sedang Membutuhkan perawatan, kerugian finansial tinggi Menimbulkan kerugian yang laus, luka serius, kemampuan produksi terganggu, kerugian finansial yang besar Menyebabkan kematian, menimbulkan kerusakan yang serius, dan kerugian finansial yang sangat besar
54
Tabel 3.6 Matriks kualitatif analisis resiko – level resiko Peluang Resiko (Likelihood) A (almost certain) B (likely) C (moderate) D (unlikely) E (rare)
Insignifikan 1 H M L L L
Minor 2 H H M L L
Konsekuensi Moderate Major 3 4 E E H E H E M H M H
Catastrophic 5 E E E E H
Sumber : SA 1999
Keterangan : E H M
: : :
Extreme risk High risk Moderate risk
: : :
L
:
Low risk
:
pengelolaan resiko perlu ditangani segera pengelolaan resiko memerlukan perhatian senior manajemen pengelolaan resiko mengharuskan adanya peningkatan dalam pembagian tanggung jawab manajemen pengelolaan resiko seperti SOP yang ada sekarang
Hasil 1. Indikator kinerja CSR perusahaan yang dianggap penting oleh stakeholders eksternal perusahaan tetapi dalam pelaksanaanya belum sesuai harapan (attribute to improve) adalah program CD tahap output indikator gaya hidup, pendapatan, dan tindak lanjut komunitas dan program CD tahap outcome indikator kondisi fisik rumah warga, program pembinaan terhadap komunitas, tata kelola organisasi (good governance), inisiatif, adaptasi, otonomi, dan intergrasi atau harmonisasi sosial 2. Indikator kinerja CSR perusahaan yang dianggap penting dan pelaksanaannya telah sesuai dengan harapan (maintain performance) adalah 1) program CD tahap proses, 2) program CD tahap output indikator aksesibilitas wilayah, pola pikir, pendidikan, dan pekerjaan, 3) program CD tahap outcome indikator kondisi fisik bagunan sekolah masyarakat, kondisi fisik fasilitas kesehatan desa, kerjasama, dan konflik, local recruitment, dan 4) program pelestarian keanekaragaman hayati 3. Indikator kinerja CSR perusahaan yang dianggap kurang penting dan kinerjanya pun tidak terlalu istimewa (attribute to maintain) adalah 1) program CD tahap outcome indikator sarana komunikasi, 2) pengelolaan kualitas udara, dan 3) pengelolaan kualitas air laut. 4. Hasil perhitungan indeks kepuasan stakeholders eksternal terhadap pelaksanaan CSR perusahaan, didapat nilai sebesar 1.85 Nilai tingkat kepuasan stakeholder eksternal terhadap pelaksanaan CSR perusahaan tersebut berada pada rentang kriteria kurang puas. 5. Analisis resiko lingkungan keberlanjutan CSR perusahaan didapatkan status resiko operasional 1) kategori high risk adalah kualitas udara dan kesempatan kerja, 2) kategori moderate risk adalah kualitas air limbah terproduksi, cooling water, limbah saniter (black waste), komunitas plankton, komunitas terumbu karang, pembatasan wilayah penangkapan, dan persepsi masyarakat, dan 3) low risk terhadap air limbah drainase (grey waste) dan limbah domestik.
55
Pembahasan Analisis Tingkat Kepentingan Indikator Kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd Analisis tingkat kepentingan indikator CSR mengadaptasi metode Importance Performance Analysis yang terdiri atas dua komponen yaitu, 1) analisis kuadran dan 2) analisis kesenjangan (gap). Analisis kuadran bertujuan untuk mengetahui respon stakeholders eksternal terhadap indikator kinerja CSR perusahaan yang diplotkan berdasarkan tingkat kepentingan indikator kinerja tersebut. Hasil perhitungan terhadap tingkat kepentingan dan kepuasan responden terhadap pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd adalah sebagai berikut (Tabel 3.7). Tabel 3.7
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nilai tingkat kepentingan, tingkat kepuasan, dan selisih tingkat kepuasan dan kepentingan indikator kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd Indikator
Program CD tahap proses Aksesibilitas wilayah Pola pikir Gaya hidup Pendapatan Pendidikan Pekerjaan Tindak lanjut komunitas Kondisi rumah warga Kondisi bagunan Sekolah Kondisi fasilitas kesehatan Kondisi sarana komunikasi Kelembagaan berkelanjutan (program pembinaan komunitas) Tata kelola organisasi (good governance) Inisiatif Adaptasi Otonomi Kerjasama Konflik Integrasi/harmonisasi sosial Local recruiment Kehati Kualitas udara Kualitas air luat Rata-rata total
Sumber : Data primer kuesioner, diolah
Tingkat Kepentingan (a) 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5.0 3.1
Tingkat Kepuasan (b) 2.72 3.61 2.06 1.51 1.55 3.02 2.08 1.10 1.10 2.81 2.01 1.04
Selisih (b) – (a) -2.28 -1.39 -2.94 -3.49 -3.45 -1.98 -2.92 -3.90 -3.90 -2.19 -2.99 -2.06
5
1.26
-3.74
5
1.69
-3.31
5 5 5 5 5 5 4.89 4.87 4.02 4.73 4.86
1.30 1.28 1.30 1.95 2.42 1.68 2.34 2.03 1.00 1 1.83
-3.70 -3.72 -3.70 -3.05 -2.58 -3.32 -2.56 -2.84 -3.02 -3.73 -3.03
56
Hasil perhitungan pada Tabel 3.7 selanjutnya ditampilkan dalam dua macam grafik IPA. Grafik 3.2 menggunakan nilai rata-rata hasil pengukuran tingkat kepuasan dan prioritas penanganan/kepentingan (Tabel 3.7) sebagai garis pemisah antar kuadran. IPA CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd 1.83 5.0
98
I
13 15 16 17
45
20 14
18 11 37 22
19
1 10
6
2
II
21
4.86
Tingkat Kepentingan
24
4.5
23
4.0
3.5
IV
III 12
3.0 1.0
1.5
Keterangan: 1. Program CD tahap proses 2. Aksesibilitas wilayah 3. Pola pikir 4. Gaya hidup 5. Pendapatan 6. Pendidikan 7. Pekerjaan 8. Tindak lanjut komunitas
Gambar 3.2
1.
9. 10. 11. 12. 13.
2.0 2.5 Tingkat Kepuasan
Kondisi rumah masyarakat Kondisi fasilitas kesehatan Kondisi bangunan sekolah Sarana komunikasi Kelembagaan berkenlanjutan (pembinaan terhadap komunitas) 14. Tata kelola organisasi (good governance) 15. Inisiatif 16. Adaptasi
3.0
3.5
17. 18. 19. 20. 21. 22.
Otonomi Kerjasama Konflik Intergrasi/harmonisasi sosial Local recruitment Program pelestarian keanekaragaman hayati 23. Pengelolaan kualitas udara 24. Pengelolaan kualitas air laut
Matriks kuadran IPA indikator kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
Kuadran I
Indikator kinerja CSR perusahaan yang termasuk ke dalam kuadran I atau dianggap penting oleh stakeholders eksternal perusahaan tetapi dalam pelaksanaanya belum sesuai harapan (attribute to improve) adalah program CD tahap output indikator gaya hidup, pendapatan, tindak lanjut komunitas, dan program CD tahap dampak (outcome) indikator kondisi fisik rumah warga, program pembinaan terhadap komunitas, tata kelola organisasi (good governance), inisiatif, adaptasi, otonomi, dan intergrasi atau harmonisasi sosial. Kegiatan evaluasi dan monitoring program CD perusahaan terintegrasi dengan kegiatan pemantauan pelaksanaan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo. Komponen sosial ekonomi yang dipantau meliputi kesempatan kerja, pembatasan wilayah penangkapan, dan persepsi masyarakat terkait pelaksanaan program CD. Pengkajian terhadap dampak atau perubahan dari adanya program CD baik pada tahap output dan outcome terhadap komponen sosial dan ekonomi masyarakat
57
Giligenting belum dilakukan. Program CD perusahaan telah dilaksanakan sejak tahun 2008. 2.
Kuadran II
Indikator kinerja CSR perusahaan yang termasuk ke dalam kuadran II atau dianggap penting dan pelaksanaannya telah sesuai dengan harapan (maintain performance) adalah 1) program CD tahap proses, program CD tahap output indikator aksesibilitas wilayah, pola pikir, pendidikan, dan pekerjaan, 2) program CD tahap outcome indikator kondisi fisik bagunan sekolah masyarakat, kondisi fisik fasilitas kesehatan desa, kerjasama, dan konflik, local recruitment, dan 3) program pelestarian keanekaragaman hayati. Kesebelas indikator CSR tersebut dianggap penting oleh responden dan pelaksanaanya sudah sesuai dengan yang mereka harapkan, walaupun terdapat keluhan dalam pelaksanaanya. Indikator pada kuadran II ini harus dipertahankan bahkan ditingkatkan kinerjanya oleh perusahaan. 3.
Kuadran III Indikator kinerja CSR perusahaan yang termasuk ke dalam kuadran III atau attribute to maintain (indikator kinerja dianggap kurang penting dan kinerjanya pun tidak terlalu istimewa) adalah 1) program CD tahap outcome indikator perbaikan sarana komunikasi, 2) pengelolaan kualitas udara, dan 3) pengelolaan kualitas air laut. Responden menyatakan program CD perbaikan sarana komunikasi dianggap tidak terlalu penting karena program tersebut merupakan kewajiban yang dapat dipenuhi oleh pihak penyedia layanan komunikasi bukan dari program CD perusahaan. Pengelolaan terhadap kualitas udara dianggap tidak terlalu penting karena lokasi Anjungan Gas Maleo yang terletak cukup jauh dari daratan Giligenting (±18 km), selain itu masih terdapat banyak pohon besar terutama di Pulau Giligenting diyakini masyarakat dapat menjaga kualitas udara di pulau tersebut, sehingga dampak perubahan kualitas udara dari operasional perusahaan tidak terlalu dirasakan oleh masyarakat. Berbeda halnya dengan pengelolaan kualitas udara, nilai rata-rata tingkat kepentingan pengelolaan kualitas air laut (4.73) berada sedikit di bawah garis nilai rata-rata kepentingan semua indikator (4.77), hal ini menunjukkan meskipun pengelolaan kualitas air laut berada pada kuadran III tetapi responden menyatakan bahwa cukup penting bagi pihak perusahaan untuk menjaga kualitas air laut perairan Giligenting. Sebagai wilayah kepulauan, laut dijadikan sebagai lokasi penangkapan ikan dan budidaya rumput laut oleh masyarakat Kecamatan Giligenting, oleh karena itu perubahan terhadap kualitas air laut menjadi hal yang sangat sensitif bagi masyarakat karena terkait dengan mata pencaharian mereka. 4.
Kuadran IV Berdasarkan Gambar 3.2 di atas, tidak terdapat indikator CSR perusahaan yang termasuk ke dalam kuadran IV atau attribute to deemphasize. Kuadran IV memuat indikator kinerja yang dianggap kurang penting oleh stakeholders eksternal dan dirasakan terlalu berlebihan sehingga indikator kinerja yang termasuk ke dalam kuadran ini dapat dihilangkan.
58
Analisis Kesenjangan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Indikator Kinerja CSR menurut Stakeholders Eksternal Santos (Madura Offshore) Pty Ltd Analisis kesenjangan (gap) bertujuan untuk melihat kesenjangan antara suatu kinerja indikator dengan harapan stakeholders terhadap kinerja indikator tersebut. Grafik Kesenjangan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Indikator Kinerja CSR -1.39
-1.5 -1.98 -2.06
-2.0 -2.19
Selisih
-2.28
-2.5
-2.58
-2.56 -2.84
-2.92
-2.94
-2.99
-3.02
-3.05
-3.0 -3.31
-3.03 -3.32
-3.49-3.45
-3.5
-3.74
-3.70-3.72-3.70
-3.73
-3.90-3.90
-4.0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Indikator
Gambar 3.3
Matriks kesenjangan (gap) tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan responden terhadap pelaksanaa CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
Berdasarkan Gambar 3.3 di atas, terdapat dua belas indikator kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd masih dibawah harapan responden. Beberapa indikator yang berada di bawah nilai rata-rata selisih bobot merupakan indikator yang perlu diprioritaskan untuk diperbaiki. Indikator tersebut adalah program CD tahap output indikator gaya hidup, pendapatan, dan tindak lanjut komunitas, program CD tahap outcome indikator kondisi fisik rumah warga, kelembagaan berkelanjutan (program pembinaan komunitas), tata kelola organisasi (good governance), inisiatif, adaptasi, otonomi, kerjasama, dan intergrasi/harmonisasi sosial, dan pengelolaan kualitas air laut bagi masyarakat di Kecamatan Giligenting. Semakin besar skor kesenjangan maka indikator tersebut semakin diprioritaskan untuk diperbaiki. Tingkat Kepuasan Stakeholders Eksternal terhadap Pelaksanaan Indikator Kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd Setelah mendapatkan informasi mengenai indikator kinerja CSR perusahaan yang perlu ditingkatkan dengan metode IPA, analisis selanjutnya adalah melakukan perhitungan untuk mengetahui tingkat kepuasan stakeholders eksternal secara menyeluruh dengan melihat tingkat kepentingan dari masing-masing indikator kinerja CSR perusahaan dengan mengadaptasi metode Indeks Kepuasan Konsumen (Costumer Satisfaction Index /CSI).
59
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai indeks kepuasan responden sebesar 1.85 (Tabel 3.8). Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepuasan stakeholders eksternal terhadap pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd berada pada kriteria kurang puas. Tabel 3.8 Hasil perhitungan indeks kepuasan responden No
Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tahap proses program CD Aksesibilitas Wily Pola pikir Gaya hidup Pendapatan Pendidikan Pekerjaan Tindak lanjut komunitas Kondisi rumah warga Kondisi bagunan Sekolah Kondisi Fasilitas Kes Kondisi Sarana komunikasi Kelembagaan berkenlajutan (program pembinaan komunitas) Tata kelola organisasi (good governance) Inisiatif Adaptasi Otonomi Kerjasama Konflik Integrasi/harmonisasi sosial Local recruiment Kehati Kualitas udara Kualitas air luat Rata-rata total
13
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Rataan Tingkat Kepentingan
Rataan Tingkat Kepuasan
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5.0 3.1
2.72 3.61 2.06 1.51 1.55 3.02 2.08 1.10 1.10 2.81 2.01 1.04
Importance Weighting Factor (WF) 0.043 0.043 0.043 0.043 0.043 0.043 0.043 0.043 0.043 0.043 0.043 0.027
5
1.26
0.043
0.054
5
1.69
0.043
0.072
5 5 5 5 5 5
1.30 1.28 1.30 1.95 2.42 1.68
0.043 0.043 0.043 0.043 0.043 0.043
0.056 0.055 0.056 0.084 0.104 0.072
4.89 4.87 4.02 4.73 4.86
2.34 2.03 1.00 1 1.83
0.042 0.042 0.034 0.041 1
0.098 0.085 0.034 0.041 1.85
Weighted Score (WS) 0.116 0.155 0.088 0.065 0.066 0.129 0.089 0.047 0.047 0.120 0.086 0.028
Sumber : Data primer kuesioner, diolah
Formulasi Strategi Kebijakan Strategi pengelolaan komponen CSR selain melakukan analisis dampak dan manajemen dampak yang telah diwujudkan dalam dokumen AMDAL dan dokumen pemantauan pelaksanaan RKL dan RPL dapat juga dilakukan dengan manajemen resiko untuk kegiatan perusahaan yang telah berjalan. Formulasi strategi kebijakan untuk mendukung keberlanjutan implementasi CSR Santos
60
(Madura Offshore) Pty Ltd terhadap stakeholders eksternal perusahaan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan disusun berdasarkan analisis resiko lingkungan. Identifikasi Resiko Resiko yang teridentifikasi dalam penelitian ini menggunakan dampak operasional perusahaan terhadap lingkungan di sekitar wilayah operasi yang telah dikelola dan dipantau perusahaan sesuai dengan dokumen AMDAL nya. Resiko yang teridentifikasi dari operasional Santos (Madura Offshore) Pty Ltd tersaji pada Tabel 3.9 berikut ini. Tabel 3.9 No 1. 2.
3.
Resiko yang teridentifikasi dari operasional Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
Resiko lingkungan dari kegiatan operasional Santos (Madura Offshore) Pty Ltd Penurunan kualitas udara Penurunan kualitas air laut
Konflik dan keresahan masyarakat di Kecamatan Giligenting
Sumber 1. 1. 2. 3. 4. 5. 1.
Emisi gas Air terproduksi Air limbah drainase dek Air limbah domestik Air limbah saniter Cooling water Pembatasan wilayah penangkapan dalam radius 1 km di sekeliling Anjungan Gas Maleo untuk nelayan 2. Recruitment tenaga kerja lokal 3. Kebijakan, jenis program, dan realisasi program CD
Sumber : AMDAL Lapangan Gas Maleo, 2006
Besaran Resiko Lingkungan Besaran resiko lingkungan bertujuan untuk mengkuantifikasi dampak operasional perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Pada bagian ini akan menggabungkan jenis dan sifat dampak operasional Santos (Madura Offshore) Pty Ltd berdasarkan dokumen AMDAL dengan dampak eksisting pada saat ini. Analisis besaran resiko mencakup pertimbangan mengenai sumber resiko, konsekuensi, dan kemungkinan dari resiko tersebut. Resiko dianalisa dengan mengkombinasikan nilai likelihood (probabilitas atau frekuensi) dan consequence (dampak atau efek). Analisis besaran resiko operasional Santos (Madura Offshore) Pty Ltd tersaji pada Tabel 3.9. Langkah selanjutnya adalah membuat saran pengelolaan komponen kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd berdasarkan tingkatan resiko yang telah teridentifikasi pada tahap sebelumnya. Saran pengelolaan tersaji pada Tabel 3.11.
61
Tabel 3.10 Matriks besaran resiko operasional Santos (Madura Offshore) Pty Ltd Komponen Lingkungan
Dampak dalam Amdal Sumber
A. Komponen Fisika Kimia 1. Udara Operasional : ambien a. 3 main generator b. 2 booster compressor c. 1 flare stack
2. Kualitas air laut
1. Air terproduksi
Jenis
Resiko Lingkungan Dampak Aktual Sifat dampak
Peningkatan konsentrasi gas SO2, NOx, CO, dan total partikulat, pada udara sekitar wilayah operasional
NTP
Peningkatan konsentrasi minyak lemak di perairan
NP
Likelihood
Konsekuensi
A 1 Sumber emisi berasal dari 2 a. Berdasarkan hasil pemantauan pada booster compressor (BC) dan periode I tahun 2012 diketahui 2 main generator (MG) dan bahwa nilai opasitas dan kualitas sumber asap dari flare stack udara emisi dari generator masih berlangsung terus menerus berada dibawah nilai ambang batas (continuous) maksimum yang diperbolehkan b.Belum terdapat keluhan dari masyarakat di Pulau Giligenting (daratan terdekat Anjungan Gas Maleo) terkait gangguan ISPA karena lokasi Anjungan yang cukup jauh (±18 km) dari daratan terdekat di Pulau Giligenting B 1 a. Berdasarkan hasil pemantauan Air terproduksi dikumpulkan kualitas air terproduksi (semester I terlebih dahulu pada water tahun 2012), diketahui bahwa degassing hingga mencapai kandungan parameter minyak dan volume tampung maksimum, lemak pada air terproduksi berkisar kemudian dibuang ke badan antara 1,4 hingga 10,41 mg/l, air sementara nilai baku mutu parameter minyak dan lemak adalah
Risk HR
MR
62
Komponen Lingkungan
Dampak dalam Amdal Sumber
Jenis
Resiko Lingkungan Dampak Aktual Sifat dampak
Likelihood
Konsekuensi sebesar 50 mg/l. b. Berdasakan hasil laporan pemantauan, diketahui bahwa parameter minyak dan lemak pada badan air penerima nilainya <1 mg/l, dan nilai baku mutunya sebesar 1 mg/l c. Secara alamiah, air terproduksi mengandung bahan kimia berbahaya dalam konsentrasi rendah yang berasal dari reservoirnya, seperti logam berat, hidrokarbon aromatik, fenol alkil dan zat radioaktif. Air terproduksi dari sumur gas mengandung timah yang lebih tinggi dibanding dari sumur minyak (OSPAR 2009) d. Konsentrasi logam Cd, Cu, dan Zn berfluktuasi dan melebihi baku mutu pada beberapa periode pemantauan. Mengingat pada lokasi pemantauan bukan merupakan jalur pelayaran dan hanya terdapat aktivitas operasional Anjungan Gas Maleo e. Belum terdapat keluhan dari
Risk
63
Komponen Lingkungan
2. Kualitas air laut (lanjutan)
Dampak dalam Amdal Sumber
2.Cooling water
Jenis
Resiko Lingkungan Dampak Aktual Sifat dampak
Peningkatan suhu perairan
NP
3. Air limbah drainase
Keterdapatan lapisan minyak di perairan
NP
4. Air limbah saniter (black waste)
Peningkatan konsentrasi residu klorin (Cl2) di
Likelihood
Konsekuensi
masyarakat terkait keberadaan minyak dan lemak di perairan dari operasional Lapangan Gas Maleo B 1 Sebelum dibuang cooling Berdasarkan hasil pemantauan water terlebih dahulu kualitas badan air laut penerima ditampung pada water dampak pembuangan cooling water degasser dan setelah mencapai periode semester I - 2012, diketahui volume tampungan maksimum bahwa nilai suhu diperairan tersebut akan dibuang ke badan air berkisar antara 29,7 – 30,9 ◦C, dengan baku mutu antara 25-33◦C, tetapi belum terdapat data nilai suhu pada cooling water sebelum dibuang ke badan air C 1 Sebelum dibuang, limbah Hasil pemantauan disekitar dek dan drainase ditampung terlebih saluran pembuangan limbah drainase dahulu dan mengalami dalam kondisi kering dan tidak pengenceran dengan air hujan dijumpai adanya lapisan minyak (open drain system di MOPU Santos (Madura Offshore) Pty Ltd C 1 Limbah saniter sebelum Hasil analisa laboratorium berdasarkan dibuang ke badan perairan sampling bulan Maret dan April 2012 diolah terlebih dahulu di
Risk
MR
LR
LR
64
Komponen Lingkungan
Dampak dalam Amdal Sumber
Jenis
Resiko Lingkungan Dampak Aktual Sifat dampak
perairan
5. Air limbah domestik (grey waste)
B. Komponen Biologi Laut 1. Plankton Pembuangan air terproduksi dan cooling water
Konsekuensi
Sewage Treatment Plant (STP) menunjukkan konsentrasi Cl2 di MOPU Santos (Madura Offshore) Pty Ltd memenuhi baku C 1 Limbah domestik dibuang a. Hasil pemantauan tidak terdapat melalui pipa pembuangan buih busa dan benda terapung di secara berkala sekitar pipa pembuangan b. Pembuangan limbah domestik ke badan air dapat meningkatkan konsentrasi nitrat dan fosfat yang dapat menstimulir pertumbuhan alga di perairan (algae bloom) c. Hasil pemantauan memperlihatkan adanya kecenderungan peningkatan konsentrasi nitrat dan fosfat yang tinggi dan melebihi baku mutu pada beberapa periode pemantauan
Keterdapatan benda terapung dan buih busa
Gangguan struktur komunitas plankton akibat pembuangan air laut dengan suhu
Likelihood
NTP
B Pembuangan air terproduksi dan cooling water dilakukan dengan cara mengumpulkan air tersebut pada water degasser hingga mencapai volume tampung maksimum
1 Berdasarkan laporan hasil pemantauan periode semester I 2012, dapat diketahui bahwa struktur komunitas plankton (fito dan zoo) cenderung stabil dan tidak mengalami tekanan
Risk
LR
MR
65
Komponen Lingkungan
2. Terumbu karang
Dampak dalam Amdal Sumber
Pembuangan Cooling water
C. Komponen Sosial Ekonomi 1. Pembatasan Pendapatan wilayah penangkapan
Jenis
Resiko Lingkungan Dampak Aktual Sifat dampak
± 400C dari cooling water dan air terproduksi yang mengandung minyak dan lemak NTP Bleaching terumbu karang
Terganggunya kegiatan penangkapan
NTP
Likelihood
Konsekuensi
Risk
B Berkaitan dengan intensitas pembuangan cooling water
1 Presentase penutupan terumbu karang dari pemantauan tahun 2004 – 2010 relatif tidak mengalami perubahan, hal ini disebabkan oleh karakteristik lokasi ekosistem terumbu karang dengan subtrat berupa pasir dan pola penyebaran terumbu karang yang sporadis dan tidak kontinyu dan belum ditemukannya fenomena bleaching bagi komunitas karang yang diprakirakan dapat terjadi dari peningkatan suhu akibat pembuangan cooling water
MR
C Keluhan terhadap pembatasan wilayah penangkapan terjadi di
2 Persepsi peningkatan biaya melaut dirasakan oleh komunitas nelayan,
MR
66
Komponen Lingkungan
Dampak dalam Amdal Sumber ikan nelayan
Pendapatan
2. Kesempatan kerja dari kegiatan proses produksi perusahaan
Jenis
Resiko Lingkungan Dampak Aktual Sifat dampak
ikan
Penerimaan tenaga kerja lokal bagi masyarakat Giligenting sebagai tenaga keamanan (security) di Anjungan Gas Maleo dan penerimaan tenaga kerja pada pelaksanaan program CD perusahaan dalam bentuk fisik
PTP
Likelihood
Konsekuensi
antara komunitas nelayan Kec. Giligenting, terutama nelayan Desa Gedugan (desa terdekat dengan lokasi anjungan Gas Maleo
terutama nelayan di Desa Gedugan (desa terdekat dengan Anjungan Gas Maleo) dan kelompok nelayan di desa lainnya, karena belum terdapat solusi terbaik. Namun, belum terdapat kajian besaran kerugian dari penurunan hasil tangkapan akibat pembatasan wilayah penangkapan 2 Adanya peluang pekerjaan diutarakan oleh 41.3% responden, peluang tersebut berasal dari proses penerimaan tenaga kerja sebagai security pada Anjungan Gas Maleo dan bekerja dengan Tim Pokmas pada program CD yang terealisasi setiap tahunnya, seperti pengerasan jalan, pengadaan material pasir dan batu untuk jalan, dsb. Responden menyatakan informasi terkait lowongan pekerjaan tersebut tidak bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat, hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui informasi tersebut, sehingga banyak masyarakat yang tidak mengetahui secara pasti jumlah warga mereka dan sejak kapan
B Keluhan diutarakan responden terkait keterbatasan informasi yang diterima masyarakat terhadap penerimaan tenaga kerja lokal dari perusahaan dan kesempatan bekerja pada program CD jenis pembangunan/perbaikan sarana dan prasarana desa
Risk
67
Komponen Lingkungan
Persepsi
Dampak dalam Amdal Sumber
3. Operasional Lapangan Gas Maleo a. Pembatasan wilayah penangkapan b.Kesempatan kerja c. Pelaksanaan program CD perusahaan
Keterangan : NP : Negatif penting NTP : Negatif tidak penting PTP : Positif tidak penting
Jenis
Persepsi masyarakat
A B C
: : :
Resiko Lingkungan Dampak Aktual Sifat dampak
NP
Almost certain Likely Moderate
Likelihood
B Keluhan terhadap pembatasan wilayah penangkapan di sekitar lokasi anjungan, penerimaan tenaga kerja sebagai tenaga keamanan di anjungan dan tenaga kerja pada pelaksanaan program CD, dan hal-hal yang berhubungan dengan program CD mulai dari mekanisme pengusulan program, besaran dana program, jenis program yang diterima setiap desa dan tim pelaksana program telah menimbulkan kontroversi di masyarakat Giligenting 1 2
: :
Insignificant Minor
Konsekuensi
Risk
bekerja sebagai security di Anjungan Gas Maleo 1 Kerugian finansial dari dampak operasional perusahaan terhadap komponen sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Giligenting belum dikaji,
HR MR LR
: : :
High risk Moderate risk Low risk
MR
68
Tabel 3.11 Matriks Manajemen Resiko Lingkungan Santos (Madura Offshore) Pty Ltd Dampak Aktual
Manajemen Resiko Lingkungan
A. Komponen Fisika Kimia 1. Melakukan perhitungan total emisi yang berasal dari kegiatan produksi di Lapangan Gas Maleo 1. Kualitas udara 2. Melakukan perhitungan total emisi yang berasal dari luar kegiatan produksi di Lapangan Gas Maleo, hal ini bermanfaat untuk: a. menggambarkan footprint sumber emisi perusahaan; b. pelaporan sumber emisi tidak langsung tersebut dapat digunakan sebagai supplement tambahan dalam laporan keberlanjutan perusahaan; c. melacak perubahan emisi yang dihasilkan dari sumber dan dari luar sumber operasional perusahaan. 2. Kualitas air laut 1. Pembuangan air terproduksi dapat dilakukan setiap hari tanpa menunggu kapasitas tampung maksimal water digasser a. Air terproduksi Hal ini dapat mengurangi beban kerja alat tersebut dan juga beban pencemaran badan air penerima 2. Pencatatan kuantitas (debit/laju alir/volume) ait terproduksi 1. Pembuatan saluran berundak (seperti bentuk tangga putar) pembuangan limbah cooling water yang berfungsi b. Cooling water membantu menurunkan suhu 2. Pencatatan suhu cooling water di water degasser sebelum dibuang ke badan air melalui pipa pada kedalaman 20 m, hal ini untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode pemipaan dalam hal perubahan suhu cooling water yang terjadi sebelum dan setelah dibuang c. Air limbah drainase Sesuai dengan rencana pengelolaan dan pemantauan d. Air limbah saniter Melakukan pengukuran kualitas air limbah saniter sebelum masuk ke unit pengolahan, yaitu Sewage Treatment Plan (STP) untuk menilai dan mengevaluasi efektivitas unit pengolahan tersebut e. Air limbah domestik Sesuai dengan rencana pengelolaan dan pemantauan B. Komponen Biologi Laut 1. Terumbu karang Sesuai dengan rencana pengelolaan dan pemantauan, karena dampak terhadap komunitas terumbu karang merupakan dampak turunan dari pembuangan cooling water maka pengelolaan dilakukan terhadap sumber dampaknya 2. Biota perairan Sesuai dengan rencana pengelolaan dan pemantauan, karena dampak terhadap komunitas plankton merupakan dampak
69
Dampak Aktual (plankton)
Manajemen Resiko Lingkungan turunan/sekunder dari air limbah produksi maka pengelolaan dilakukan terhadap sumber dampaknya
C. Komponen Sosial dan Ekonomi 1. Tetap melaksanakan sosialisasi zona larangan menangkap ikan di sekitar Anjungan Gas Maleo 1. Pembatasan wilayah 2. Pengadaan program CD nelayan ; alat tangkap, kapal/mesin, dan lain-lain penangkapan ikan 3. Melakukan kajian mengenai dampak pembatasan wilayah penangkapan ikan terhadap komunitas nelayan Giligenting, meliputi komponen persepsi nelayan, hasil tangkapan, biaya melaut, dan area penangkapan. 4. Melakukan kajian populasi ikan di sekitar Anjungan Gas Maleo yang dapat berfungsi sebagai kontrol terhadap klaim penurunan hasil tangkapan nelayan 5. Memberikan solusi alternatif fishing ground selain di sekitar Karang Katon bagi nelayan Giligenting dengan program Daerah Perlindungan Laut (DPL) 6. Mengadakan pelatihan penanganan dan pengolahan hasil tangkap untuk meningkatkan nilai tambah hasil tangkap 1. Perusahaan menyampaikan komitmen dalam hal kesempatan kerja bagi masyarakat setempat secara terbuka dan 2. Kesempatan kerja bertanggung jawab dalam pelaksanaan rekruitmen sepenuhnya, hal ini dapat membangun kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan 2. Penetapan kategori “lokal” untuk tenaga kerja berdasarkan asal/tempat tinggal 3. Penetapan target komposisi tenaga kerja lokal yang akan direkrut perusahaan atau kuota lokal 4. Apabila rekrutmen tenaga kerja tetap menggunakan pihak ke-3 (kontraktor) maka perusahaan harus menetapkan persyaratan pemenuhan target komposisi tenaga kerja lokal yang dikomunikasikan kepada pihak ke-3 5. Pemetaan bentuk-bentuk pekerjaan yang memang sudah dapat dilakukan oleh masyarakat setempat dan pekerjaan potensial yang dapat dilakukan oleh masyarakat lokal di masa mendatang 6. Mengkomunikasikan peluang kerja kepada masyarakat setempat dengan berbagai sarana komunikasi yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat 7. Melakukan peningkatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan dan pendidikan 8. Perusahaan memberikan perhatian kepada pekerja lokal yang telah direkrut, hal ini berkaitan dengan status pemangku kepentingan ganda yang mereka miliki, yaitu sebagai pekerja dan sebagai anggota masyarakat lokal 9. Mengkomunikasikan proses pemutusan hubungan kerja secara jelas kepada pekerja lokal, hal ini untuk mencegah timbulnya persepsi negatif dari pekerja lokal terhadap keputusan tersebut 10. Memberikan sertifikat kepada mantan pekerja lokal, hal ini diharapkan dapat memudahkan dan mempercepat mantan
70
Dampak Aktual 3. Persepsi masyarakat
1. 2. 3. 4. 5.
Manajemen Resiko Lingkungan pekerja tersebut untuk mendapatkan pekerjaan di tempat yang baru Melakukan diskusi dengan masyarakat mengenai “konsep pembagian manfaat” yang telah dilakukan oleh perusahaan selama ini bagi masyarakat Giligenting dalam hal program CD dan kesempatan kerja Sosialisasi kepada masyarakat Giligenting mengenai hasil pengelolaan dan pemantauan lingkungan Blok Malo yang telah dilakukan pihak perusahaan Membentuk divisi khusus mengenai saran pengaduan terkait program CD (akses langsung berupa no telepon, alamat email, alamat surat, dsb) sebagai sarana langsung aspirasi masyarakat Mengintensifkan acara formal dan informal (baik yang dilaksanakan oleh perusahaan dan masyarakat) sebagai sarana sosialisasi dan komunikasi dengan seluruh elemen masyarakat Optimalisasi keberadaan tenaga kerja lokal yang bekerja pada perusahaan sebagai “komunikator” antara perusahaan dengan masyarakat
71
Simpulan Secara umum tingkat kepuasan stakeholders eksternal perusahaan terhadap kinerja CSR perusahaan adalah kurang puas. Indikator kinerja CSR perusahaan yang perlu mendapat prioritas peningkatan kinerja menurut stakeholders eksternal berupa 1) program CD tahap output indikator gaya hidup, pendapatan, dan tindak lanjut komunitas, 2) program CD tahap outcome indikator kondisi fisik rumah warga, kelembagaan berkelanjutan (program pembinaan komunitas), tata kelola organisasi (good governance), inisiatif, adaptasi, otonomi, kerjasama, dan intergrasi/harmonisasi sosial, dan 3) pengelolaan kualitas air laut bagi masyarakat di Kecamatan Giligenting. Sementara itu, berdasarkan kategori resikonya, pengelolaan komponen kualitas udara dan kesempatan kerja bagi masyarakat Giligenting memerlukan perhatian yang lebih intensif dari manajemen Santos (Madura Offshore) Pty Ltd.