MOTIVASI KOMUNIKASI POLITIK MASYARAKAT TERHADAP BAKAL CALON WALI KOTA KENDARI PRIODE 2017/2022 (STUDY KHALAYAK PILWALI 2017 DI KOTA KENDARI) Oleh : *Riska Wahyuni**Muh. Zein Abdullah***Joko Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo Kampus Hijau Bumi Tri Dharma Anduonohu, Kendari 93232
[email protected] ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah : (a) Bagaimana motivasi masyarakat dalam memilih calon pemimpin Wali kota pada pilkada 2017 , (b) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih calon Wali Kota Kendari pada pilkada 2017 ?, adapun tujuan penelitian ini ialah : (a) Untuk Mengetahui motivasi masyarakat dalam memilih bakal calon Wali Kota pada pilwali 2017, (b) Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih bakal calon Wali Kota Kendari pada pilwali 2017 . Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kelurahan Lepo-Lepo yang dianggap dapat memberikan dapat memberikan informasi mengenai data-data penelitian yang diperlukan. Informan dalam penelitian ini sebanyak 10 orang. Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu melalui observasi, wawancara terbuka, studi pustaka, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan memberikan gambaran yang jelas dan terperinci mengenai Motivasi Komunikasi Politik Masyarakat Terhadap Bakal Calon Wali Kota Kendari Priode 2017/2022 ( Studi Khalayak Pilwali 2017 di Kelurahan Lepo-Lepo Kota Kendari). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa masyarakat yang ada di di Kelurahan Lepo-Lepo memiliki Motivasi yang berbeda dalam memillih seorang pemimpin. Namun dari hasil penelitian ini terdapat motivasi yang paling mendominasi masyarakat di Kelurahan Lepo-lepo dalam memilih seorang pemimpin yaitu ekonomi masyarakat, kekeluargaan dan kekuasaan dan kesamaan etnis. Kata Kunci: Motivasi, Komunikasi Politik, Bakal Calon Wali Kota
ABSTRACT The problem in this research are: (a) How is the motivation of people to select candidates, leaders of mayor in the elections in 2017, (b) What factors are affecting the community in selecting candidates for Mayor of Kendari on the elections in 2017?, As for the purpose of this research is: ( a) To knowing the motivation of people in selecting candidates pilwali mayor in 2017, (b) To determine the factors that influence the community in selecting candidates Mayor of Kendari on pilwali 2017. Subjects in this study were people in Sub-Lepo Lepo which are supposed to provide to provide information on research data is needed. Informants in this study as many as 10 people. Sources of data in this study are primary data and secondary data. The type of data in this research is quantitative data and qualitative data. Data collection techniques through observation, open interviews, literature review, and documentation. Data were analyzed using qualitative descriptive analysis technique is to provide a clear and detailed about the motivation of Political Communication Societies Candidates Mayor of Kendari period 2017/2022 (Audience Studies Pilwali 2017 in Sub-Lepo Lepo Kendari). The results of this study showed that people in at-Lepo Lepo Village has a different motivation in memillih leader. However, the results of this research are motivated most dominating society in Sub-Lepo Lepo in choosing a leader that people's economic, familial and power and ethnicity. Keywords: Motivation, Communication Politics, Candidates Mayor
PENDAHULUAN Kekuatan figur elite menjadi ciri dari politik yang ada di semua daerah termaksud yang ada di daerah Sulawesi Tenggara. Sejak pemilu pertama, kekuatan figur politik telah saling bersaing satu sama lainnya dengan partai politik besar yang berskala nasional seperti PAN, DEMOKRAT, PDIP. Bukan hanya melalui jalur partai, para calon juga bisa melalui jalur independen atau lebih di kenal dengan istilah non partai, dimana seseorang dapat mencalonkan diri menjadi calon pemimpin daerah walau tidak masuk atau terdaftar di partai politik manapun. Ranah politik kota
Kendari antara lain dicirikan oleh karakteristik pemilih dan komposisi elit politik yang sangat beragam, baik dilihat dari latar belakang etnik dan daerah asal, maupun dilihat dari kristalisasi kepentingan politik formal. Selain itu, ranah politik di ibukota Sultra ini juga menampilkan tingkat partisipasi politik masyarakat yang semakin menurun dengan bentuk aktualisasi peran politik yang berbeda-beda antara kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat lainnya. Pemilihan Wali Kota pada tahun ini memiliki perbedaan yang cukup menonjol di banding dengan pemilihan beberapa tahun yang lalu, hal ini dapat di lihat dari para calon yang mungkin masih belum terlalu di kenal oleh masyarakat, hal ini di karenakan para calon tersebut baru memperkenalkan diri mereka kepada masyarakat ketika akan mencalonkan diri sebagai pemimpin daerah sehingga banyak masyarakat yang bertanya-tanya tentang sosok mereka, lain halnya dengan para calon yang sebelumnya mereka sudah memiliki nama besar di ranah politik kota Kendari seperti Ir. Asrun dan Toni Herbiansyah.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas dapat dikemukakan suatu perumusan masalah yaitu Bagaimana motivasi masyarakat dalam memilih calon pemimpin Wali Kota pada pilkada 2017 dan Faktor-faktor apa yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih calon Wali Kota Kendari pada pilkada 2017. Dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi masyarakat dalam memilih calon Wali Kota pada Pilkada 2017 dan untuk mengetahui faktor-faktor apa saya yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih bakal calon Wali Kota Kendari pada pilkada 2017. Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi
masukan kepada masyarakat agar dalam memilih serang calon pemimpin tidak hanya berdasarkan atas kepentingan pribadi tetapi lebih memperhatikan sosok figur dan elektabilitas calon. Teori Kebutuhan Dasar Manusia Teori Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupuan psikologis. yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam teori Hirarki. Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997). 1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (Fa’ali/Phsyologic Needs) Pada saat ini kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan yan paling kuat dan mendasar diantara yang lain. Seseorang sangat membutuhkan oksigen untuk bernapas, air untuk diminum, makanan, papan, sandang, buang hajat kecil maupun besar, seks, dan fasilitas-fasilitas yang dapat berguna untuk kelangsungan hidupnya, ini merupakan contoh kebutuhan fisiologis. Maslow meyakini bahwa kebutuhan ini adalah jalan pertama yang nantinya, bila terpenuhi akan membawa manusia menuju kebutuhan akan rasa aman (Nasrul, 2000:34).
2. Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan (Safety & Security Needs) Sebenarnya tidak bisa dipungkiri, pada awalnya mayoritas dari aktivitas kehidupan manusia ini adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik ini. Segera setelah kebutuhan dasar terpenuhi, orang mulai ‘cari-cari’. Kebutuhan level kedua, yakni kebutuhan akan rasa aman dan kepastian (safety and security needs) muncul dan memainkan peranan dalam bentuk mencari tempat perlindungan, membangun privasi individual (kebebasan individu), mengusahakan keterjaminan finansial melalui asuransi atau dana pensiun, dan sebagainya. 3. Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki (Love and Belonging Needs) Ketika kebutuhan fisik akan makan, papan, sandang berikut kebutuhan keamanan telah terpenuhi, maka seseorang beralih ke kebutuhan berikutnya yakni kebutuhan untuk dicintai dan disayangi (love and belonging needs). Seseorang mencari dan menginginkan sebuah persahabatan, menjadi bagian dari sebuah kelompok, dan yang lebih bersifat pribadi seperti mencari kekasih atau memiliki anak, itu adalah pengaruh dari munculnya kebutuhan ini setelah kebutuhan dasar dan rasa aman terpenuhi. 4. Kebutuhan akan penghargaan (Esteen Need) Level keempat dalam hirarki adalah kebutuhan akan penghargaan atau pengakuan (esteem needs). Maslow membagi level ini lebih lanjut menjadi dua tipe, yakni tipe bawah dan tipe atas. Tipe bawah meliputi kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, status, perhatian, reputasi, kebanggaan diri, dan kemashyuran. Tipe atas terdiri atas penghargaan oleh diri sendiri, kebebasan, kecakapan, keterampilan,
dan kemampuan khusus (spesialisasi). Apa yang membedakan kedua tipe adalah sumber dari rasa harga diri yang diperoleh. Pada self esteem tipe bawah, rasa harga diri dan pengakuan diberikan oleh orang lain. Akibatnya rasa harga diri hanya muncul selama orang lain mengatakan demikian, dan hilang saat orang mengabaikannya. 5. Kebutuhan akan aktualisasi diri ( Self Actualization Need) Ketika kebutuhan akan penghargaan ini telah terpenuhi, maka kebutuhan lainya yang sekarang menduduki tingkat teratas adalah aktualisasi diri. Inilah puncak sekaligus fokus perhatian Maslow dalam mengamati hierarki kebutuhan. Terdapat beberapa istilah untuk menggambarkan level ini, antara lain growth motivation, being needs, dan self actualization.
METODE PENELITIAN
Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di kelurahan Lepo-lepo, yang berjumlah 1.150 kepala keluarga. Data ini di peroleh dari kantor kelurahan setempat. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang di gunakan dalam pengumpulan data penelitian ini : 1.
Observasi adalah pengamatan yang di lakukan secara sengaja dan sistematis terhadap aktivitas individu atau objek yang di teliti. Adapun jenis-jenis observasi tersebut di antaranya observasi terstruktur , observasi tak terstruktur,
observasi partisipan dan observasi nonpartisipan. Observasi ini di lakukan agar peneliti dapat menentukan informasi yang akan di teliti, alamat, nomor telepon dari calon informan sehingga mudah intuk mendapatkan informasi untuk kepentingan penelitian. 2.
Wawancara terbuka adalah wawancara yang berdasarkan pertanyaan yang tidak terbatas (tidak terikat) jawabannya.
3.
Studi pustaka yaitu dengan cara menelaah berbagai buku-buku referensi, laporan-laporan, majalah, jurnal-jurnal, dan media lainya yang erat kaitannya dengan masalah penelitian.
4.
Dokumentasi merupakan sumber pelengkap dari metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial sebagai sumber pelengkap dengan cara pengumpulan data dalam memperbanyak data yang dibutuhkan untuk peneliti dengan maksud agar data yang dikumpulkan lebih akurat.
Teknik Analisis Data Teknik analisi data yang di gunakan adalah deskriptif kualitatif, di mana penulis mengumpulkan data yang ada , menyusun secara sistematis , kemudian mengdeskripsikan hasil penelitian berdasarkan gambaran atau data yang di dapat ketika penelitian. Adapun yang di maksud penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang di alami pada objek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa.
HASIL PENELITIAN Motivasi masyarakat dalam memilih pasangan bakal calon Wali Kota antara lain: 1. Kedekatan Sosial Kedekatan sosial menjadi suatu pertimbangan penting bagi masyarakat ketika ingin memilih sorang pemimpin daerah, kedekatan sosial yang di maksudkan adalah kedekatan yang di bangaun seorang calon jauh sebelum dia berencana mencalonkan dirinya sebagai calon pemimpin daerah. Kedekatan ini di bangun tanpa adanya hubungan kekeluargaan dengan masyarakat tertentu sehingga kedekatan ini menimbulkan rasa empati dan simpatik di hati masyarakat, kedekatan ini yang nantinya memungkinkan seorang calon berinteraksi dengan masyarakat sesering mungkin tanpa harus merasakan adanya jarak antara satu sama lain. . Kedekatan sosial ini sangat membantu karena sebelum seseorang mencalonkan menjadi seorang calon pemimpin sedikit demi sedikait sudah mendapatkan kepercayaan masyarak berkat ketekatan sosial yang dia bangun, dengan kedekatan ini pula para calon bisa lebih tahu dan memahami apa yang di inginkan dan di harapkan oleh masyarakat 2. Kepentingan Politik Politik tidak bisa di lepaskan dari kata kepentingan, kepentingan yang di maksudkan adalah kepentingan untuk memperoleh simpatik publik, dukungan masyarakat, dan kedudukan serta jabatan sehingga terkadang para calon yang ingin menjadi seorang pemimpin daerah hanya mementingkan aspek keuntungan idividual
atau kelompok. Kepentingan politik ini tidak hanya terjadi pada para calon melainkan juga di kalangan mesyarakat, hal ini terjadi karena adanya ke inginana untuk mendapatkan
posisi
tertentu
ataupun
mempertahankan
posisi
mereka
di
pemerintahan. 3. Ekonomi Masyarakat Ekonomi masayarakat yang di maksudkan adalah uang dan juga pemberian bantuan oleh para calon kepada masyarakat sebagai bentuk suap agar masyarakat mau memberikan hak suaranya kepada mereka. Cara ini biasanya di lakukan oleh para simpatisan, kader bahkan pengurus partai politik menjelang hari pemilihan. Praktek ini di lakukan dengan cara membagikan uang ataupun sembako kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa merasa berterima kasih dengan cara memberikan hak suara mereka kepada calon tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih calon Wali Kota : a. Kekeluargaan dan kekuasaan Pemilihan pemimpin daerah selalu di pengaruhi oleh berbagai hal di antaranya sistem kekeluargaa, sistem ini menjadi sangat kuat dalam pemilihan karena adanya sistem kekerabatan yang kuat. Faktor kekeluargaan ini bisa membuat seorang calon menduduki jabatan sebagai pemimpin karena adanya kerja sama dari kerabat dan keluarga yang ingin membawa anggota keluarga mereka kedalam suatu sistem pemerintahan.
Banyaknya keuntungan dan kemudahan yang akan di dapatkan oleh para kerabat dengan terpilihnya anggota keluarga mereka menjadi seorang pemimpin daerah memudahkan mereka untuk membengun sisitem kkn di dalam pemerintahan. Mereka dengan mudahnya akan memmasukan seluruh kerabat dan keluarga mereka kedalam pemerintahaan yang bisa membuat kekuasaan keluarga mereka semakin besar dan berkuasa. b.
Kesamaan etnis
Faktor etnis menjadi faktor yang sangat sensitif dan kuat dalam struktur sosia di kalangan masyarakat. Faktor etnis sangat kuat mempengaruhi pilihan pemilih dalam proses pilkada, pemilih cenderung memilih calon dengan berdasarkan pada kesamaan etnis. Adanya kesamaan etnis menimbulkan pemikiran di benak masyarakat bahwa ketika seorang yang memiliki etnis yang sama dengan dia secara otomatis pemimpin tersebut akan lebih mengembangkan orang-oranga atau daerah etnis yang sama denga dirinya. Kesamaan etnis ini menjadi sangan penting dalam sebuah pemilihan karena memiliki ikatan dan loyalitas yang cukup kuat diantra mereka, adanya rasa kepercayaan yang besar di antara mereka membuat hubungan yang tanpa di dasari hubungan kekeluargaan ini sangat kuat sehingga tanpa ragu mereka akan memilih calon yang memiliki kesamaan etnis dengan mereka. c.
Slogan Politik
Slogan politik adalah perumusan yang singkat, padat dan jelas dari suatu tujuan/tuntutan atau persoalan, yang diajukan pada saat-saat tertentu dan keadaan tertentu, untuk menyatukan massa-rakyat dalam aksi politik tertentu. Slogan politik
diajukan untuk memudahkan massa rakyat mengenal, memahami, dan mengikuti tujuan/garis politik partai. Karena slogan mengaju pada tujuan, maka slogan biasanya dikategorisasi menjadi: slogan taktis dan slogan strategis. KESIMPULAN 1. Setiap masyarakat memiliki motivasi tersendiri dalam memilih seorang calon wali kota hal tersebut dapat di lihat dari hasil penelitian yang di lakukan di lapangan, di dapatkan temuan bahwa masih ada masyarakat yang memilih seorang calon wali kota karena uang serta masih adanya masyarakan yang memilih berdasarkan sistem keluarga atau kesukuan akan tetapi, tidak semua masyarakat yang memilih hanya berdasarakan kepentingan pribadi masih ada masyarakat yang memilih seorang calon berdasarkan pertimbangan figur dan pengalaman seorang calon serta kedekatan sosial para calon dengan masyarakat. Adanya perbedaan motivasi tersebut di sebabkan adanya rasa kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap para calon Wali Kota. Mereka berfikir bahwa ketika seorang calon terpilih menjadi seorang pemimpin dia akan lupa dengan janji-janjinya serta kurangnya sosialisasi dan pendekatan sosial yang di lakukan oleh para calon tersebut kepada masyarakat jauh sebelum mereka mencalonkan diri sebagai calon Wali Kota. 2. Faktor pendukung menjadi suatu pertimbangan penting bagi masyarakat dalam memilih seorang pemimpin, karena sebuah faktor tertentu dapat merubah pilihan masyarakat dalam sekeja
DAFTAR PUSTAKA Agustino,Leo. 2009. Pilkada dan dinamika politik lokal. Yogyakarta:Pustaka pelajar. Afrizal . 2014. Metode penelitian kualitatif.Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada. Arrianie. 2010. Komunikasi Politik.Bandung:Widya Padjajaran. Budiardjo, Miriam , 1982 Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia Cangara, Hafied.2014. Komunikasi Politik :Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada Mahi, Hikmat. 2010. Komunikasi Politik Teori dan Praktik. Bandung : Remaja. Rosdakarya Maslow, Abraham H. 1884. Motivasi dan Kepribadian: Teori Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia (judul asli: Motivation and Personality), diterjemahkan oleh Nurul Iman, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1984 Mulyana. 2002. Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: Rosdakarya.
PT Remaja
Muhtadi, Asep . 2008. Komunikasi politik Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya : M, HIKMAT, 2010. Komunikasi Politik Teori Dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. M,Nasrun. (1993). Indonesia Dan Komunikasi Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Nasution, Zulkarimein. 1990. Komunikasi Politik: Suatu Pengantar. Jakarta: Ghalia Indonesia Nimmo. 2010. Komunikasi politik Khalayak dan Efek. Bandung: PT Remaja Rosdakary Pawito, P. 2009. Komunikasi Politik Media Massa Dan Kampanye Pemilihan. Yogyakarta: Jalasutra. Rahmat, Jalaluddin. 2001. Komunikasi Politik Khalayak dan Efek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya: Robbin, Stephen and Judge, Timothy. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat. Rush dan Althoff, 1997, Pengantar Sosial Politik. Jakarta: Raja Grafindo
Suharizal, 2011. “Pemilukada : Regulasi, Dinamika, dan Konsep Mendatang” Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.. Yusdianto. 2010. Identifikasi Potensi Pelanggaran Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) dan Mekanisme Penyelesaiiannya. Jurnal Konstitusi Vol II nomor 2, November 2010.
Sumber lain : http://komunikasidanpolitik.blogspot.co.id/p/materi-komunikasi-politik.html .http://setabasri01.blogspot.co.id/2009/02/komunikasi-politik.html http://landasanteori.com/2015/10/perilaku-pemilih.html.