SPESIFIKASI LAMPU PENERANGAN JALAN PERKOTAAN
NO. 12/S/BNKT/ 1991
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA
PRAKATA
Dalam
rangka
mewujudkan
peranan
penting
jalan
dalam
mendorong
perkembangan kehidupan bangsa, sesuai dengan U.U. no. 13/1980 tentang Jalan, Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan yang menjurus ke arah profesionalisme dalam bidang pengelolaan jalan, baik di pusat maupun di daerah.
Adanya buku-buku standar, baik mengenai Tata Cara Pelaksanaan, Spesifikasi, maupun Metoda Pengujian, yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian dan pemeliharaan merupakan kebutuhan yang mendesak guna menuju ke pengelolaan jalan yang lebih baik, efisien, dan seragam.
Sambil menunggu terbitnya buku-buku standar dimaksud, buku " Spesifikasi Lampu Penerangan Jalan Perkotaan " ini dikeluarkan guna memenuhi kebutuhan intern di lingkungan Direktorat Pembinaan Jalan Kota.
Menyadari akan belum sempurnanya buku ini, maka pendapat dan saran dari semua pihak akan kami hargai guna penyempurnaan di kemudian hari.
Jakarta, Februari 1992 DIREKTUR PEMBINAAN JALAN KOTA
SUBAGYA SASTROSOEGITO
i
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR .............................................................................................................................................................
i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................................................
ii
I.
DESKRIPSI ....................................................................................................................
1
1.1. Maksud dan Tujuan ............................................................................
1
1.2. Ruang Lingkup ..................................................................................
1
1.3. Fungsi .........................................................................................................
1
1.4. Pengertian ..........................................................................................
2
1.5. Lain-lain ...........................................................................................
4
II. SPESIFIKASILA.MPU PENERANGAN JALAN ............................................................................................
6
2.1. Jenis Lampu Penerangan Jalan ...........................................................
6
2.2. Kriteria Perencanaan dan Kriteria Penempatan ......................................
7
1. Kriteria Perencanaan ......................................................................
7
2. Kriteria Penempatan ........................................................................
9
3. Kriteria-kriteria Tambahan pada Hal-Hal Khusus ............................
12
2.3. Bentuk/Dimensi dan Struktur Lampu Penerangan Jalan ........................
14
1. Lampu Penerangan Jalan Berdasarkan Jenis Sumber Cahaya ........
14
2. Lampu Penerangan Jalan Berdasarkan Bentuk Tiang .....................
15
3. Struktur dan Detail Pondasi Tiang .....................................................
19
4. Struktur dan Detail Panel Lampu ....................................................
21
III. PENEMPATAN LAMPU PENERANGAN JALAN ..............................................................................................
23
3.1. Identifikasi .........................................................................................
23
3.2. Gambaran Umum Penempatan Lampu Penerangan Jalan Berdasarkan Pemilihan Letaknya ..........................................................
24
1. Tipikal Lampu Penerangan Secara Umum ..........................................
24
2. Tipikal Lampu Penerangan Pada Jalan Satu Arah ..................................................
25
3. Tipikal Lampu Penerangan Pada Jalan Dua Arah ............................
26
3.3. Penataan/Penempatan Lampu Penerangan Jalan pada Kondisi Khusus ................................................................................................
ii
27
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A.
Contoh Rencana Penataan Lampu Penerangan pada Jalan dan Persimpangan
B.
Contoh Rencana Penataan Lampu Penerangan pada On/Off Jalan Tol
C.
Contoh Rencana Penataan Lampu Penerangan pada Interchange
D.
Contoh Rencana Penataan Lampu Penerangan pada Terowongan
E.
Lain-lain
iii
SPESIFIKASI LAMPU PENERANGAN JALAN KOTA
I.
DESKRIPSI
1.1. Maksud dan Tujuan
Buku Spesifikasi ini dimaksudkan untuk menjadi petunjuk bagi Pembina Jalan dalam pemasangan dan penempatan/penataan lampu penerangan sebagai pelengkap jalan kota yang berfungsi sesuai dengan tujuannya. Sedangkan tujuan spesifikasi ini adalah untuk keseragaman pemasangan dan penempatan/penataan lampu penerangan jalan kota secara baik, tepat dan benar sehingga dapat diperoleh manfaat secara maksimal.
1.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Spesifikasi ini mencakup masalah-masalah sebagai berikut : - pembahasan teknis seperti : fungsi, dimensi, struktur dari lampu penerangan jalan. - penempatan/pemasangan lampu penerangan jalan. - ketentuan-ketentuan lain tentang lampu penerangan pada jalan-jalan di daerah perkotaan. Spesifikasi ini digunakan terutama untuk jalan-jalan perkotaan yang mempunyai klasifikasi fungsi Jalan Arteri dan Jalan Kolektor.
1.3. Fungsi
Beberapa fungsi dari Lampu Penerangan Jalan antara lain : - untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengendara, khususnya untuk mengantisipasi situasi perjalanan pada malam hari. - memberi penerangan sebaik-baiknya menyerupai kondisi di siang hari. - untuk keamanan lingkungan atau mencegah kriminalitas. - untuk memberikan kenyamanan dan keindahan lingkungan jalan.
1
1.4. Pengertian
a. Lampu Penerangan Jalan
Lampu penerangan jalan adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan/dipasang di kiri/kanan jalan dan atau di tengah (di bagian median jalan) yang digunakan untuk menerangi jalan maupun ling kungan di sekitar jalan yang diperlukan termasuk persimpangan jalan (intersection), jalan layang (interchange, overpass, fly over), jembatan dan jalan di bawah tanah (underpass, terowongan).
Lampu penerangan yang dimaksud adalah suatu unit lengkap yang terdiri dari sumber cahaya (lampu/luminer), elemen-elemen optik (pemantul/reflector, pembias/refractor, penyebar/diffuser). Elemen-elemen elektrik (konektor ke sumber tenaga/power supply. dll.), struktur penopang yang terdiri dari lengan penopang, tiang penopang vertikal dan pondasi tiang lampu.
b. Satuan Penerangan Sistem Internasional
Satuan penerangan sistem internasional yang digunakan adalah sbb :
- Tingkat/Kuat Penerangan (Iluminasi - Lux), didefinisikan sebagai sejumlah arus cahaya yang jatuh pada suatu permukaan seluas 1 (satu) meter persegi sejauh 1 (satu) meter dari sumber cahaya 1 (satu) lumen.
- Intensitas Cahaya adalah arus cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya dalam satu kerucut ("cone") cahaya, dinyatakan dengan satuan unit Candela.
- Luminasi adalah permukaan benda yang mengeluarkan/memantulkan intensitas cahaya yang tampak pada satuan luas permukaan benda tersebut, dinyatakan dalam Candela per meter persegi (Cd/m2)
- Lumen adalah unit pengukuran dari besarnya cahaya (arus cahaya).
2
c. Perbandingan Kemerataan Pencahayaan (Uniformity Ratio)
Uniformity Ratio adalah perbandingan harga antara nilai minimum dengan nilai rata-rata atau nilai maksimumnya dari suatu besaran kuat penerangan atau luminasi pada suatu permukaan jalan.
Uniformity Ratio 3 : 1 berarti rata-rata nilai kuat penerangan/luminasi adalah 3 (tiga) kali nilai kuat penerangan/luminasi pada suatu titik dari penerangan minimum pada permukaan/perkerasan jalan.
d. Pandangan Silau dan Pandangan Silhoutte
- Pandangan Silau adalah pandangan yang terjadi ketika suatu cahaya/sinar terang masuk di dalam area pandangan/penglihatan pengendara yang dapat mengakibatkan ketidak nyamanan pandangan bahkan ketidak mampuan pandangan jika cahaya tersebut datang secara tiba-tiba.
- Pandangan Silhoutte adalah pandangan yang terjadi pada suatu kondisi dimana obvek yang gelap berada di latar belakang yang sangat terang, seperti pada kondisi lengkung alinvemen vertikal yang cembung, persimpangan yang luas, pantulan dari perkerasan yang basah, dll.
Kedua pandangan ini harus diperhatikan dalam perencanaan penempatan /pemasangan lampu penerangan jalan kota.
e. Sistem Penempatan Lampu Penerangan Jalan
Sistem penempatan lampu penerangan adalah susunan penempatan/penataan lampu yang satu terhadap lampu yang lain. Sistem penempatan ada 2 (dua) sistem, yaitu
- Sistem Penempatan Menerus Sistem penempatan menerus adalah sistem penempatan lampu penerangan jalan yang menerus/kontinyu di sepanjang jalan/jembatan.
3
- Sistem Penempatan Parsial (setempat) Sistem penempatan parsial adalah sistem penempatan lampu penerangan jalan pada suatu daerah-daerah tertentu atau pada suatu panjang jarak tertentu sesuai dengan keperluannya.
f.
Tiang Penopang Lampu Jenis-jenis tiang penopang lampu penerangan ditinjau dari fungsi dan penempatannya terbagi menjadi : - Tiang Penopang Lampu Kaku Yang dimaksud Tiang Penopang Lampu Kaku adalah tiang yang direncanakan kaku/tegar sehingga kuat untuk menahan benturan. Penempatan tiang ini terbatas, kecuali jika tersedia ruang bebas yang cukup lebar atau dikombinasikan dengan bangunan pengaman jalan. -
Tiang Penopang Lampu Mudah Patah Yang dimaksud Tiang Penopang Lampu Mudah Patah adalah tiang yang direncanakan jika tertabrak tidak akan memberikan kerusakan yang fatal. Penempatan tiang ini sangat luas karena dapat dietakkan pada daerah-daerah ruang bebas yang sempit.
1.5 Lain-lain a. Dasar perencanaan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : - Volume lalu-lintas baik kendaraan maupun lingkungan yang berinteferensi seperti pejalan kaki, sepeda, dll. - Tipikal potongan melintang jalan, situasi ("lay-out") jalan dan persimpangan jalan. - Geometrik jalan seperti alinemen horizontal dan vertikal, dll. - Tekstur perkerasan dan jenis perkerasan yang mempengaruhi pantulan cahaya lampu penerangan. - Pemilihan jenis dan kualitas sumber cahaya/lampu, data fotometrik lampu dan lokasi sumber listrik. - Tingkat kebutuhan, biaya operasi, biaya pemeliharaan, dll. agar perencanaan lampu penerangan efektif dan ekonomis.
4
- Rencana jangka panjang pengembangan jalan dan pengembangan daerah sekitarnya. - Data kecelakaan dan kerawanan di lokasi. b. Beberapa tempat yang memerlukan perhatian khusus dalam membuat desain / merencanakan lampu penerangan jalan, antara lain :
- Lebar daerah milik jalan yang bervariasi dalam satu ruas jalan. - Tempat-tempat dimana kondisi lengkung horisontal (tikungan) tajam - Tempat yang luas seperti persimpangan, interchange. tempat parkir, dll. - Jalan jalan berpohon. - Jalan jalan yang mempunyai nilai sejarah untuk keperluan nilai estetis. - Jalan jalan dengan lebar median yang sempit, terutama untuk pemasangan lampu di bagian median. - Jembatan sempit/panjang, jalan layang dan jalan bawah tanah (tero-wongan). - Tempat-tempat lain dimana lingkungan jalan banyak berinteferensi dengan jalannya.
5
II.
SPESIFIKASI LAMPU PENERANGAN JALAN 2.1. Jenis Lampu Penerangan Jalan Jenis lampu penerangan jalan ditinjau dari karakteristik dan pengunaannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
6
2 2. Kriteria Perencanaan dan Kriteria Penempatan
1. Kriteria Perencanaan
a. Penempatan lampu penerangan jalan harus direncanakan sedernikian rupa sehingga dapat memberikan : - penerangan yang merata - keamanan dan kenvamanan bagi pengendara - arah dan petunjuk (guide) yang jelas Pada sistem penempatan parsial. lampu penerangan jalan harus memberikan adaptasi yang baik bagi penglihatan pengendara sehingga efek kesilauan dan ketidaknvamanan penglihatan dapat dikurangi.
b. Pemilihan jenis dan kualitas lampu penerangan jalan didasarkan efektifitas dan nilai ekonomi lampu. yaitu - nilai efektifitas (lumen/watt) lampu yang tinggi umur rencana yang panjang
c. Perbandingan Kemerataan Pencahayaan (Uniformity Ratio)
LOKASI PENEMPATAN - Jalur Lalu Lintas - di daerah pemukiman
RATIO 6:1
- di daerah komersil / pusat kota - Jalur PeJalan Kaki
3:1
- di daerah pemukiman
10:1
- di daerah komersil I pusat kota
4:1
- Terowongan
4:1
- Tempat-tempat Peristirahatan (rest area)
6:1
7
d. Kualitas Penerangan
Kualitas penerangan pada suatu jalan menurut klasifikasi fungsi jalan ditentukan seperti tabel di bawah ini :
8
2. Kriteria Penempatan a. Sistem penempatan lampu penerangan jalan yang disarankan adalah sebagai berikut :
JENIS
SISTEM PENERAPAN LAMPU
JALAN / JEMBATAN - Jalan Bebas Hambatan / Tol
YANG DIGUNAKAN sistem menerus
- Jalan Arteri - Jalan Kolektor - Jalan Lokal - Persimpangan, Interchange, Ramp - Jembatan - Terowongan
sistem menerus dan parsiai sistem menerus dan parsiai sistem menerus dan parsiai sistem menerus sistem menerus sistem menerus bergradasi
Catatan : Sebaiknya sistem penempatan lampu direncanakan dengan sistem Yang Menerus
b. Gambaran umum perencanaan dan penempatan lampu penerangan jalan adalah sebagai berikut :
Dimana : H
= tinggi tiang lampu
L
= lebar badan jalan, termasuk median jika ada
e
= jarak interval antar tiang lampu
s1+s2 = proyeksi kerucut cahaya lampu s1
= jarak tiang lampu ke tepi perkerasan
s2
= jarak dari tepi perkerasan ke titik penyinaran terjauh,
i
= sudut inklinasi pencahayaan/penerangan
9
c. Besaran-besaran Kriteria Penempatan URAIAN
1.
BESARAN – BESARAN 10 – 15 M
Tinggi Tiang Lampu (H) - Lampu Standar Tinggi Tiang rata-rata digunakan - Lampu Menara Tinggi Tiang rata-rata digunakan
2.
13 M 20 - 50 M 30 M
Jarak Interval hang Lampu (e) 3.0 H - 3.5 H 3.5 H -4.0 H 5.0 H - 6.0 H
- Jalan Artsri - Jalan Kolektor - Jalan Lokal
30 m
- minimum jarak interval tiang 3.
4.
5.
Jarak Tiang Lampu ke Tepi Perkerasan (s1)
minimum 0.7 m
Jarak dari Tepi Perkerasan ke Titik Penerangan Terjauh (s2)
minimum L 12
Sudut Inklinasi ( i )
Keterangan : H = Tinggi tiang lampu (meter) L = lebar badan jalan (meter)
10
20o – 30o
d. Penataan Penempatan Lampu Penerangan Jalan Penataaan / pengaturan letak lampu penerangan jalan diatur sebagai berikut :
PENATAN PENEMPATAN LAMPU PENERANGAN TEMPAT PENATAAN / PENGATURAN LETAK Jalan Satu Arah
- di Kiri atau Kanan jalan - di Kiri dan Kanan jalan berselang-seling - di Kiri dan Kanan jalan berhadapan - di bagian tengah / Median jalan
Jalan Dua Arah
- di bagian tengah / Median jalan - kombinasi antara di Kiri dan Kanan berhadapan dengan di bagian tengah Median jalan - Katenasi
Persimpangan
- dapat dilakukan dengan menggunakan lampu Menara dengan beberapa lampu, umumnya ditempatkan di pulau-pulau, di median jalan, di luar daerah persimpangan (dalam damija ataupun dalam dawasja)
KETENTUAN-KETENTUAN YANG DISARANKAN - di kiri atau Kanan jalan L < 1.2 H - di Kiri dan Kanan jalan berselang -soling - di Kiri dan Kanan jalan berhadapan
1.2 H < L < 1.0 H 1.6 H < L < 2.4 H
- di Median Jalan
3L < 0.8 H
Keterangan : H = tinggi tiang lampu (meter), L = lebar badan jalan(meter)
Catatan : Di daerah-daerah atau kondisi dimana median sangat lebar (> 10 meter) atau pada jalan dimana jumlah lajur sangat banyak (> 4 lajur setiap arah) perlu di pertimbangkan dengan pemilihan penempatan lampu penerangan jalan kombinasi dari cara-cara tersebut di atas dan pada kondisi seperti ini, pemilihan penempatan Iampu penerangan jalan direncanakan sendiri- sendiri untuk setiap arah lalu-lintas.
11
3. Kriteria-Kriteria Tambahan Pada Hal-hal Khusus a. Tempat Parkir Kuat penerangan pada daerah tempat parkir ditentukan seperti tabel di bawah ini : KUAT PENERANGAN PADA TEMPAT PARKIR TERBUKA (LUX) Tingkat Kegiatan tingkungan di lokasi
Untuk Tujuan lalu – lintas
Keselamatan
Keamanan
kendaraan
Pejalan Kaki
Pejalan kaki
Rendah
5
2
9
Sedang
11
6
22
Tinggi
22
10
43
KUAT PENERANGAN PADA TEMPAT PARKIR TERTUTUP ( LUX) Daerah
Siang Hari
Malam Hari
Daerah tempat parkir dan pejalan kaki
54
54
Kegiatan Sedang
110
54
Kegiatan Tinggi
540
54
b. Rambu-rambu lalu-lintas Kuat penerangan untuk rambu-rambu lalu-lintas pada suatu jalan ditentukan seperti tabel di bawah ini :
Luminasi
Kuat Penerangan
Besaran Luminasi
Daerah Penempatan
(Lux)
( Cd / m2 )
Rendah
100
24
Sedang
200
48
Tinggi
400
96
12
c. Terowongan Kuat penerangan pada terowongan harus cukup dan memberi kenyamanan baik untuk penglihatan siang maupun malam hari. Adapun kriteria penerangan terowongan adalah seperti yang ditentukan pada tabel di bawah ini.
KUAT PENERANGAN TEROWONGAN Jenis / Klasifikasi Daerah penempatan ( Lux ) jalan
Komersil
Menengah
Pemukiman
dengan kontrol /
22
15
11
Jalan Bebas Hambatan Jalan Arteri
15
13
11
Jalan Kolektor
13
10
6
Jalan Lokal
10
6
4
Jalan Kecil /
6
4
4
Jalan Arteri
Lorong / Gang Hal-hal yang perlu diperhatikan : - memberikan adaptasi penerangan yang balk - tingkat kesilauan seminimal mungkin - memberikan pantulan yang cukup dan warna yang kontras pada permukaan terowongan - memberikan penerangan yang jelas rambu-rambu Ialu-lintas
13
23. Bentuk/Dimensi dan Struk-tur Lampu Penerangan Jalan
1. Lampu Penerangan Jalan berdasarkan Jenis sumber cahaya
a. Lampu Merkuri
b. Lampu Sodium
14
2. Lampu Penerangan Jalan berdasarkan bentuk tiang
a. Tiang Lampu dengan Lengan Tunggal
Tiang lampu ini pada umumnya diletakkan pada sisi Kiri atau Kanan jalan.
15
b. Tiang Lampu dengan Lengan Ganda
Tiang lampu ini khusus diletakkan di bagian tengah/Median jalan, dengan catatan jika kondisi jalan yang akan diterangi masih mampu dilayani oleh satu tiang.
16
e. Tiang Lampu Tegak (Tanpa Lengan)
Tiang lampu ini terutama diperlukan untuk menopang lampu menara, yang pada umumnya ditempatkan di persimpangan-persimpangan jalan ataupun tempat-tempat yang luas seperti interchange, tempat parkir, dll.
17
d. Lampu Tanpa Tiang
Larnpu Tanpa Tiang adalah lampu yang diletakkan pada dinding ataupun langit-langit suatu konstruksi seperti di bawah konstruksi jembatan, di bawah konstruksi jalan layang atau di dinding maupun di langit-langit terowongan,
dll.
18
3. Konstruksi dan Detail Pondasi Tiang a. Pondasi Lampu Penerangan Standar
19
b.Pondasi Lampu Penerangan Menara
Catatan :
1. Kontruksi dari pondasi tiang lampu penerangan jalan harus disesuaikan dengan kondisi tanah di lapangan. 2. Penulangan pada kaki/pondasi tiang lampu penerangan jalan harus direncanakan bersamaan dengan rencana pemilihan jenis tiang lampu dan pondasi yang akan digunakan.
20
4. Konstruksi dan Detail Panel Lampu a. Panel Lampu Penerangan untuk Jalan Arteri dan Jalan Bebas Hambatan/Tol
21
b. Panel Lampu Penerangan untuk Jalan Kolektor, Jembatan dan Ramp
22
II.
PENEMPATAN LAMPU PENERANGAN JALAN 3.1.Identifikasi Identifikasi yang dimaksud adalah simbol-simbol yang digunakan untuk mengenali istilah/gambar/tanda dalam perencanaan lampu penerangan jalan Adapun beberapa identifikasi yang diberikan adalah sebagai berikut : NO.
SIMBOL
KETERANGAN
1.
Lampu Lengan Tunggal
2. Lampu Lengan Ganda
3.
Lampu Menara dengan 5 buah lampu
4.
Lampu Menara dengan 6 buah lampu
5.
Lampu Tanpa Tiang (Lampu di bawah Jembatan 1 Jalan Layang/ langit - langit Terowongan ) Lampu dimana yang satu merupakan lampu baru sedangkan yang lain me rupakan lampu yang sudah ada/lama (existing)
6.
R
Lampu dimana pondasi tiangnya di tempatkan pada dinding penahan (retaining wall) atau bangunan pelengkap jalan lainnya
7.
Panel Lampu
8.
23
3.2.
Gambaran
umum
penempatan
lampu
pemilihan letaknya
1. Tipikal Lampu Penerangan Secara Umum
24
penerangan
jalan
berdasarkan
2. Tipikal Lampu Penerangan Pada Jalan Satu Arah
25
3. Tipikal Lampu Penerangan Pada Jalan Dua Arah
26
3.3.
Penataan/Penempatan Lampu Penerangan Jalan pada Kondisi Khusus. a. Pada Tikungan/Lengkung Horizontal
27
b. Pada Tikungan/Lengkung Vertikal
28
c. Terhadap Penyebrangan Kereta Api
29
30
d. Terhadap Tanaman Jalan
Garis Pemangkasan Pada Sudut
Tinggi Pemangkas Pohon
di bawah cahaya lampu 70o
H - 0.36 D
o
75
H - 0.26 D
80o
H - 0.17 D
Keterangan : H = tinggi tiang lampu (mounting height) dalam meter D = jarak tiang lampu ke proyeksi jarak terendah tanaman dengan tanah
31
32
LAMPIRAN
A. CONTOH RENCANA PENATAAN LAMPU PENERANGAN PADA JALAN DAN PERSIMPANGAN
A. CONTOH RENCANA PENATAAN LAMPU PENERANGAN PADA JALAN DAN PERSIMPANGAN
B. CONTOH RENCANA PENATAN LAMPU PENERANGAN PADA ON/OFF JALAN TOL
B. CONTOH RENCANA PENATAAN LAMPU PENERANGAN PADA ON/OFF JALAN TOL
C. CONTOH RENCANA PENATAAN LAMPU PENERANGAN PADA INTERCHANGE
D. CONTOH RENCANA PENATAAN LAMPUPENERANGAN PADATEROWONGAN