BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
1. Generasi Muda sebagai Calon Sumber Daya
Manusia
Masa
yang Akan Datang. Kesinambungan bangsa, dalam
harkat derajat
pembangunan
diukur antara lain oleh kesiapan
suatu
bangsa
membina para generasi mudanya, sehingga
itu
mereka
menjadi sumber daya yang berkualitas di masa yang akan datang.
Generasi Pola
Dasar
1970:20)
muda,
sebagaimana tercantum
Pengembangan mempunyai
ber—gairah, terdidik,
Generasi
ciri-ciri
bersemangat,
Muda
di
(Depdikbud:
:"idealis,
mandiri,
patriotisme, nasionalisme,
dalam
kritis,
berdisiplin,
sikap ksatria dan
kemampuan penguasaan ilmu dan tekriologi". Dengan
jelas
potensi-potensi tersebut,
merupakan
diharapkan
tumpuan
harapan
generasi
muda
bangsa,
yang
mampu meneruskan gerak kesinambungan peran
aktif para pendahulunya. Gerak mereka diharapkan mampu
meneladani para pendahulunya dan bahwa adanya hasil
mengartikan
hari ini yang lebih baik, karena
perjuangan
daya manusia
dapat
hari
dengan
kemarin. Mereka adalah
segenap potensinya
yang
adanya sumber
dapat
dikembangkan, mendukung
sehingga
berbagai
mereka
aspek
diharapkan
pembangunan
mampu
yang
sedang
dilaksanakan.
2. Penyimpangan Perilaku
Remaja merupakan umur
umur anak
yang
menjembatani
dengan umur dewasa. Sebagaimana
oleh Daradjat (1982:28) bahwa
tingkat umur,
yaitu
"remaja
antara
dikatakan
adalah
suatu
anak-anak tidak lagi anak,
akan
tetapi dapat dipandang dewasa".
Meier
(1978:118)
Erickson, berada
mengemukakan
yang meninjau remaja sebagai
nya
diskrepansi
antara
tujuan
berada
bahwa
pada
pemikiran,
masyarakat.
sebagai
perilaku
behavior"
dari
Istilah
kenakalan remaja.
tujuan
dan
dirinya
pertumbuhan
dan
perilaku,
bersifat
norma—norma
Perilaku
atau
pertumbuhan
dan
umum
lebih
norma— disebut
"deviated
perkembangan dikenal
yang
dan
agama dan itu
dan
yang
negatif
mereka
menyimpang,
dan dapat
di antara mereka ada
sikap
yang
proses
tidak
proses
menjurus kepada hal-hal yang destruktif, melanggar
pada
yang
distansi
sehingga
perkembangan itu, sebagian mempunyai
dalam
pola-pola
masyarakat,
dipungkiri,
sehat.
makhluk
di dalam krisis normatif. Remaja
pertumbuhan
norma
pendapat
yang adalah
Kenakalan yang
remaja ini merupakan masalah
sudah lama menjadi bahan
Masalah
ini memiliki
berkembang nilai-nilai tersendiri
pemikiran
kecenderungan
sejalan
masyarakat.
untuk
perubahan
kehidupan,
sosial,
dan
dan
tumbuh, pergeseran
membawa
akibat
sepanjang masa.
Kenakalan
remaja,
menurut
Bakolak
Inpres
No.6/1971 Pedoman 8 yang dikutif oleh Willis (1986:59) yaitu:
Kelainan tingkah laku, perbuatan atau tindakan remaja yang bersifat asosial, bahkan anti sosial yang melanggar norma-norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
Kenakalan
tatanan
hidup
menganiaya,
remaja sering mengganggu
masyarakat
memperkosa,
seperti
keharmonisan
halnya
berkelahi,
merampok,
mengisap
ganja,
morphine dan jenis narkotika lainnya.
Sejak menderita
dekade tahun 1960-an, banyak gangguan
penggunaan
zat.
remaja
Menurut
yang Satya
Joewana (1989:2) ganggunan penggunaan zat itu adalah :
Suatu gangguan jiwa, berupa penyimpangan perilaku yang berhubungan dengan pemakaian zat, yang dapat mempengaruhi susunan syaraf pusat secara kurang lebih teratur, sehingga menimbulkan gang-guan fungsi sosial.
Adapun yaitu
narkotika (Tugas Prakasa Siliwangi TT :
zat—zat
menidurkan/nar-kose, yang
yang
membiuskan
menyebabkan
atau
ketidaksadaran
sebagai pengaruh zat-zat tersebut pada susunan sentral.
5)
syaraf
3. Upaya Penanggulangan Bahaya Penyalahgunaan Narkotika
Berbagai bahaya
upaya
dilakukan
sektoral,
artinya
bahwa
lintas upaya
disipliner
tersebut
melibatkan berbagai instansi,
Kesehatan,
Dalam
terpadu, dengan
Departemen
dan
Keamanan,
Kebudayaan, Agama, Sosial,
Penerangan
Negri.
Pertahanan
Selain
itu
juga
berbagai
kalangan keluarga serta
dan
profesi,
dilibatkan keagamaan,
meliputi pembina
melibatkan
Demikian
lapisan melalui
pendekatan serta disiplin keilmuan.
Upaya
dan
misalnya
swasta dalam pelaksanaannya.
hukum,
bersifat
dilakukan
instansi
masyarakat,
itu
:
Kehakiman,
Pendidikan dan
yang
menanggulangi
penyalahgunaan narkotika. Upaya
lintas
dan
untuk
anggota
macam-macam
Adapun
kedokteran,
pula
profesi
kependidikan,
sosial dan psikologi.
yang dilakukan untuk menanggulangi
penyalahgunaan narkotika menurut Ike Siregar
bahaya (1986:6-
12)
pada dasarnya "terdiri dari tiga kegiatan,
a)
upaya
preventif-represif;
b)
upaya
yaitu
promotif,
prevent!f-edukatif; c) upaya kuratif-rehabilitatif*.
Dalam macam
upaya kuratif-rehabilitatif, ditempuh
pendekatan utama baik dilakukan secara
maupun secara sendiri-sendiri. Kedua macam itu adalah:
dua
terpadu
pendekatan
a.
Pendekatan medis.
Menurut
Ike Siregar (1990:11-15),
dilakukan
pendekatan
dengan cara: "...pengobatan:
ini
terdiri
:1) Tahap inisial (awal) selama
1-3
terapi lepas
komplikasi-komplikasi
medik
obat
selama
dan
terapi
1-3
stabilisasi/pemantapan
minggu;
selama
3-9
persiapan kembali ke masya-rakat 5) 3
Tahap
hari;
2)
dari
3)
Tahap
bulan;
selama
Tahap
4)
3-12
tahap bulan;
resosialisasi/ kembali ke masyarakat selama
tahun.
Pendekatan
Rasyid lama,
medis
ini
menurut
Ny.H.L.
(1991:35) "relatif mahal, juga bahkan
diperkuat
tidak
oleh
membawa
pendapat
memakan
hasil".
Soedjono
Hal
(1977:14B)
Raslim
waktu ini
yang
menyatakan bahwa :
Penanggulangan penyalahguna narkotika di rumah-rumah sakit, ternyata sifatnya hanya menghilang-kan sementara. Selama proses perawatan, mereka tidak mengenal narkotika, tetapi setelah keluar rumah sakit mereka kembali mencicipi narkotika.
b.
Pendekatan non medis
Proses
yang
ditempuh
obat-obatan, tetapi bersifat
tidak
memberi
menggunakan
bantuan
kepada
indivi-du untuk menyembuhkan diri sendiri.
Salah satu pendekatan non medis adalah
menggunakan metode Torekat
Qodiriyah
pembinaan
Naqsyabandiyah,
yang berpusat di Pondok Pesantren. Terhadap metode TQN
ini Moch.Ali (1988;17) berpendapat bahwa:
Proses perawatan penyalahgunaan narkotika dengan menggunakan TQN mempunyai dampak efektif pada hilangnya gejala ketergantungan. Dampak yang terjadi, bukan hanya terhadap hilangnya gejala kelainan tingkah laku, tapi juga terhadap hilangnya
penyebab
munculnya
gejala,
yaitu
hilangnya penyakit kalbu.
Demikian pula pendapat Emo Kartomo (1989;30) yang melakukan penelitian di Inabah berkesimpulan bahwa "tingkat keberhasilan
di
Inabah,
jauh
lebih
dibandingkan dengan pembinaan di RSKO dan
4. Peranan
Supervisi PLS Dalam Menangani
:
besar
RS Jiwa".
Penyalahgunaan
Narkotika
Untuk perkembangan kegiatan pembinaan di diperlukan manajemen yang sesuai dengan
Inabah,
kepentingan
lembaga pendidikan Islam tersebut. Menurut H.D.Sudjana (1992;3)
fungsi-fungsi
"perencanaan,
menajemen
terdiri
pengorganisasian,
dari
penggerakan,
pembinaan, penilaian, dan pengembangan".
Dalam kaitannya dengan judul penelitian ini yaitu pelaksanaan
supervisi,
maka di bawah
ini
diuraikan
selintas mengenai supervisi tersebut.
Menurut H.D. Sudjana (1992;169) supervisi PLS adalah:
Kegiatan
memberikan
pelak-sana
program PLS,
bantuan didalam
teknis
kepada
melaksanakan
tugas-tugas yang telah diberikan dalam mencapai tujuan organisasi atau lembaga penyelenggara program PLS.
Adapun
pengertian
supervisi
pembinaan
di
Inabah
ada-lah:
Kegiatan pembina
pemberian dalam
mencapai
tujuan
pembinaan
inabah,
pe-nyalahgunaan potensi diri
bantuan teknis
proses
yaitu
narkotika
menuju
kepada
para
remaja
untuk
terlepas
dan
dari
pengembangan
perwujudan diri
disertai
mahabbah kepadaNya. (Kyai Sutan Ali, 1994:10).
Pihak-pihak
adalah:
"supervisor
tugas supervisi yang
yang
terlibat
yaitu
didalam
pihak
supervisi
yang
melayani
yaitu : pengelola program, dan
disupervisi
yaitu
sumber
belajar,
pihak tutor,
fasilitator". (HD.Sudjana, 1992:169).
Adapun
Inabah, Inabah sebagai
pihak-pihak yang terlibat didalam
adalah
"Pengelola Program
sebagai
dan sebagai wakil guru tarekat supervisor,
sedangkan
supervisi
pembina
yang
pimpinan bertugas
adalah pihak
yang disupervisi" (Kyai Sutan Ali,1994:19).
Berdasarkan konsep ini, maka pimpinan Inabah
ini
bertanggung jawab terhadap supervisi yang dilakukannya kepada para pembina di Inabah yang dikelolanya. Secara vertikal koordinasi
pembinaan
di
Inabah
tersebut
adalah:
a. Organisasi Majelis bina Pondok Pesantren Suryalaya. b. Kantor Yayasan Serba Bakti PP Suryalaya.
c. Pengelola Program Pembinaan Inabah VI Bandung d. Para Pembina sebagai pelaksana pembinaan.
Secara horisontal pembinaan nonformal yang tumbuh dari
8
para pelaksana di lapangan adalah:
a. KHA. Shohibul Wafa Tajul Arifin atau Pangersa
Abah
Anom
b. Supervisi Yayasan Ser'ba
Bakti
c. Pengelola Program melalui Kelompok Kerja
Pengelola
Program.
d. Pusat
Kegiatan Pembina (PKP), yang
kelompok
Pembina
dan
terdiri
Pengelola
Program
dari serta
Supervisor Yayasan Serba Bakti.
Pembimbingan peningkatan
para
proses
sebuah
wadah,
sesuai
dengan fungsi
Serba Bakti,
dan
dan
pembina
pembinaan
merupakan dan
tugas
dalam
dilakukan
pembinaan
tugas
melalui
fungsional
supervisor
pengelola
rangka
program
Yayasan
sebagai
pimpinan Inabah kepada pembina.
B.
PERMASALAHAN
Pembinaan dikembangkan
remaja didalam
sebagai penelitian
suatu ini,
konsep
yang
diangkat
dari
konsep Nani Sudarsono (1982:18) yang menyatakan bahwa:
Manusia sebagai makhluk Allah mempunyai kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, yaitu karena adanya *akal budi dan pikiran yang menjadikan manusia berwatak, bersikap...
Selain
itu
juga didasarkan kepada konsep
J.F.
Herbart
(1^76-1341) yang mengatakan bahwa:
Jika 'akal budi seseorang dilatih dengan baik, dan jiwanya diisi dengan ide-ide kebaikan, maka orang tersebut akan menggunakan pengetahuan untuk membimbing tingkah lakurrya.
Garis-garis
memberikan
utama
gambaran
yang hendak
panjang
25 tahun
keenam,
Haitian
yang
Negara
1993
telah
jelas
bahwa
sasaran
melalui pembangunan
jangka
cukup
dicapai kedua,
ialah
masyarakat 1993
Besar
yang
berawal
terciptanya
Indonesia yang
bahwa
hakekat
kualitas
pembangunan
Indonesia. Semua
dicapai melalui kerja
Repelita
manusia
nasional
keras
dan
ini
hanya
dapat
dan pendidikan.
pembangunan nasional dilakukan oleh berbagai
organisasi
adalah
pembangunan
Upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya
Kolombia,
dan
maju. Ditegaskan didalam GBHN
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
seluruh masyarakat
pada
ACPO bergerak di
melalui
negara.
dalam
Di
pelayanan
pendidikan (swasta non profit) untuk masyarakat pedesaan.
Organisasi
itu
berhasil mewujudkan
manusia
utuh
yang
memahami; bagaimana meningkatkan kesejahteraan
material,
intelektual,
melakukan
spiritual,
peranan-peranan
bukansaja
sosial. Dampak
dalam bentuk ekses
belajarterhadap kabar,
kreativitas,
siaran
dari
dan
radio,
dan program
kerangsangan buka
paket
dan
warga surat
tapijuga pada perubahan sikap dan perilaku mereka
yang tampakdalam meningkatkan taraf hidup
tentu
tersebut,
bahwasumber
sangatberperan diungkapkan
"sumber daya
daya
manusia
dalam
oleh
Sudah
berkualitas
pembangunan,
Santoso S.
manusia yang
yang
mereka.
ini
sebagaimana
Hamijoyo
(1992:25)
bahwa
berkualitas
merupakan
modal
10
yang mendatangkan
laba dalam
bentuk meningkatnya
pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang layak yang
pada gilirannya akan memperlancar pembangunan bangsa". Di
Indonesia adanya Surat Keputusan
Presiden
No.4
tahun 1984 tentang Hari Anak Nasional, adalah salah satu
upaya untuk menggugah kesadaran dan mengingatkan
pikiran
kita agar semua memperhatikan, dan berusaha meningkatkan kesejahteraan generasi yang akan menggantikan
kita.
Tantangan yang akan dihadapi generasi yang akan datang jauh lebih
berat dibandingkan dengan tantangan yang
dihadapi generasi
hendaknya
dipersiapkan
zamannya,
dirinya
di
sebelumnya.
sehingga
sebagai
tengah
tata
agar
mereka
bangsa yang
Oleh karena itu
mampu mampu
mengantisipasi
mengembangkan
merdeka
dan
Kegiatan nilai
luhur
Immanuel
berdaulat
pesat,
pendidikan
dan
terutama dapat dicapai melalui pendidikan.
Pendidikan selalu mengarah manusia dan kemanusiaan.
Kant yang
dikutif
oleh
kepada Oleh
karena
pendidikan".
itu
B.S.Martadiatmaja
Demikianlah
bertujuan untuk menumbuhkembangkan
manusia di dalam kehidupannya.
nilai-
karena
(1986:19) berpendapat bahwa "Manusia hanya dapat
manusia
jati
pegaulan bangsa-bangsa lainnya didalam
pembangunan ilmu dan teknologi yang semakin semuanya ini
remaja
menjadi
kegiatan manusia-
11
Tujuan
Pendidikan
Nasional
menurut
UU
Sistem
Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 yaitu: ....mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa., berkualitas, mandiri, sehingga mampu membangun dirinya serta masyarakat sekelilingnya, serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Di dalam UU Sistem Pendidikan Nasional tersebut juga ditegaskan
dari
bahwa Sistem Pendidikan Nasional itu
dua
subsistem
pendidi-kan
sekolah
pendidikan,
dan
sekolah. Dengan kata
itu
subsistem
lain
harus bertanggung jawab
sesuai
dengan kehendak
yaitu
yang
kedua
sub
sistem
pendidikan
subsistem
menghasilkan telah
terdiri
luar
pendidikan
lulusan
digariskan
yang
didalam
tujuan Pendidikan Nasional.
Sehubungan
(1962:255)
dengan
pendidikan,
Herman
H.
Home
dengan berpangkal pendapat kepada William
Mc
Gucken SJ menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah suatu perkembangan dan kelengkapan dari fcemampuan-kemampuan manusia baik moral, intelektual, maupun jasmaniah yang diorganisasikan terhadap kepentingan
individual
atau sosial dan diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang bersatu dengan PenciptaNya sebagai tujuan akhirnya.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat
dikatakan
bahwa
pendidikan hendaknya mampu mengarahkan kesadaran individu
terhadap
hukum-hukum Allah, agar individu itu
kepribadian melalui
yang seimbang, dan dapat mencapai
latihan-latihan rohani, intelektual,
mempunyai ma'rifat, emosi
dan
12
jasmani,
dan kegiatan-kegiatan lain baik
yang
bersifat
pribadi maupun sosial yang bernilai ilahiyah. Pendidikan
sifat
hendaknya dikonsepsikan
Allah
pada
manusia,
diper-tanggungjawabkan
sebagai
sebagai
aktualisasi
sikap
yang
kepada Allah, dirinya
dapat
sendiri,
sesama manusia dan masyarakat.
Sudah
tentu
pendidikan
sebagai
bahwa
diperlukan
pembina
untuk
manusia
atau
mencapai
lain
pendidik
keberhasilan
yang
terhadap
berfungsi
para
warga
belajar.
Manusia menurut Allah SWT. adalah khalifah Allah di
muka
bumi, sebagaimana di tegaskan di dalam Al Qur'an surat Al
Baqoroh
ayat
30 yaitu: ...dan
ketika
tuhanmu
kepada para Malaikat, sesungguhnya aku hendak
berkata
menjadikan
seseorang khalifah di muka bumi.
Maksudnya
bahwa
bumi,
yang
bumi,
dan
kehidupan
manusia adalah khalifah Allah
di dalam
kehidupannya
manusia
dalam waktu yang sama menjiwai manusia
di
muka
memakmurkan dan
lain dengan norma-norma
mewarnai
dan
nilai-
nilai.
Dalam
kaitannya
nurture
dengan pendidikan
sebagai
nature
dan
sebagaimana pendapat KH.Dewantara, para
pembina
hendaknya secara langsung ataupun tidak langsung
dapat
meningkatkan dapat
cipta, rasa dan
meningkatkan
permasa1ahan.
kemampuan
karsa
remaja,
dirinya
dalam
sehingga mengatasi
13
Demikianlah, tingkat keberhasilan proses
itu
sebagian besar tergantung kepada
yang mengelola proses
efektivitas individual
mereka dan
pendidikan
dalam
kelompok.
pendidikan
kualitas
tersebut,
personil
dan
pada
melaksanakan
tanggung
jawab
Sebagaimana
dinyatakan
oleh
Soepardjo Adikusumo (1988:9) bahwa:
Aspek permasalahan aspek mikro masih banyak yang harus dibenahi dan ditangani secara menyeluruh dan membutuhkan pakar-pakar yang canggih, khusus-nya di tingkat pelaksana di lapangan. Karena kebijaksanaan mikro yang diyakini dan dijadikan andalan sebagai kunci-kunci keberhasilan dari suatu upaya "fcutak-katik" para pakar pendidikan selama ini, memerlukan perenungan yang terinci dan cermat dari banyak
out put
base
line
studies,
mengenai
profil
competencies dan performances guru dari proses yang sedang berjalan dalam skala permasalahan mikro kependidikan, yaitu di tingkat lapangan.
Sarana dan prasarana, dana dan program pembelajaran
yang
dirancang
demikian
dari
dengan
proses
adalah
unsur
sumber
dapat
mengakibatkan
adalah
esensial,
keseluru-han tugas-tugas pembelajaran itu
belajarnya,
yang
yang
terjadinya perubahan-
namun
yang
berkenaan
terpenting
diharapkan perubahan
yang
dikehendaki
pada
warga belajar.
Pemikiran
di atas melahirkan satu pertanyaan
bagaimana perilaku pengelola
para
pembina
gilirannya
yaitu
program agar dapat membantu
meningkatkan
kemampuannya,
menciptakan terjadinya
yang
pada
perubahan-perubahan
yang dikehendaki pada warga belajar?
Masalah
ini
menyangkut
pentingnya
supervisi
yang
14
dilaku-kan menjadi
pimpinan Inabah terhadap para pembina
pokok
pembimbingan proses
penelitian terhadap
pembinaan
kemampuannya, meningkatkan
meliputi
hendaknya
kualitas
pembinaan,
mengutamakan
itu,
mengelola
pengembangan
gilirannya
dapat
proses pembinaan.
ini
selalu
perencanaan,
pelaksanaan
dan kegiatan
karena
bertugas
pada
pembinaan
kegiatan
Oleh
pembina yang
sehingga
Supervisi
ini.
yang
menentukan
program
penilaian
diprogramkan,
supervisi
untuk feedback,
materi
pembinaan,
yang
disusun
oleh pimpinan Inabah dan pembina.
Berdasarkan
dalam
pemikiran di atas, maka
penelitian
pimpi-nan
ini
adalah
Inabah sebagai
menyusun dan melaksanakan
dalam upaya mengembangkan dalam
topik
bagaimanakah
supervisor
program
masalah
perilaku
pembinaan
supervisi
kemampuan
dalam
pembinaan,
para
pembina
mengelola proses pembinaannya.
Penelitian
ini ingin mempelajari upaya apakah
yang
dilakukan
pengelila program untuk meningkatkan
kualitas
pembinaan
di Inabah melalui kegiatan pembinaan
terhadap
para
pembina.
pimpinan Inabah
Pertanyaan
telah
yang
muncul
melaksanakan
adalah,
kegiatan
apakah
supervisi
pembinaan dalam upaya meningkatkan mut proses pembinaan? Penelitiain ini diharapkan akan mengungkapkan jawaban atas pertanyaan tersebut, dan selanjutnya memperhatikan kendala-kendala yang ada di dalam proses pembinaan tersebut.
15
Berdasarkan
dipahami
perlunya
efekti-vitas pembina
latar belakang masalah tersebut,
dilakukan
pelaksanaan
dari
pimpinan
penelitiin
pembimbingan Inabah
VI
dapat
terhadap
terhadap
Bandung,
* para melalui
supervisi pembinaan, mengungkapkan makna-makna baru diperlukan untuk
pengembangan
informasi untuk
meningkatkan
pembina, sehingga pembinaan
generasi
narkotika di
C.
mampu muda
selanjutnya
dan
yang
sebagai
kualitas pembinaan
meningkatkan khsusnya
para
kualitas
pemuda
proses
penyalahguna
Inabah VI.
RUHUSAN MASALAH
Secara
empiris
penulis dapat memberikan
umum
tentang
kegiatan pelaksanaan
yang
dilakukan pengelola program terhadap
gambaran
supervisi
pembinaan
para
pembina
Inabah VI Bandung. Hasil wawancara dan pengamatan penulis pada
saat penjajagan
terhadap
pesbinaan di Inabah ini adalah belum mampu
pelaksanaan bahwa
supervisi
pengelola
menyusun suatu rencana supervisi
program pembinaan
dalam bentuk program pembinaan terhadap para pembina. Atas
dasar
bermaksud
hal
membahas
pengelola program mengembangkan
di
atas,
masalah
sebagai
kemampuan
maka
pokok
penelitian
tentang
supervisor para
pembina
perilaku
pembinaan, dalam
dalam
mengelola
proses pembinaan dengan pendekatan andragogi pada VI Bandung.
ini
Inabah
16
Fokus
penelitian ini adalah
efektivitas
pelaksanaan
bentuk
pembinaan
Kyai/pengelola
APAKAH
di
PROGRAM
TUGASNYA
DALAM MELAKSANAKAN
pembinaan
didalam
para
pembina
oleh
VI
Bandung.
Dengan
Inabah
SETELAH SEBAGAI
PROGRAM
PADA INABAH
VI BANDUNG ?
Pokok-pokok
pertanyaan
persepsi
DITATAR
TELAH
SUPERVISOR
PEMBINAAN
penelitian
rumusan masalah tersebut di
a. Bagaimana
mendeskripsikan
masalah yang diteliti adalah :
PENGELOLA
MELAKSANAKAN
supervisi
terhadap
program
demikian rumusan
untuk
PEMBINAAN
TERHADAP
yang
PEMBINA
muncul
dari
atas adalah:
pengelola
program
tentang
peranannya sebagai supevisor pembinaan ?
b. Bagaimana
persepsi
pendekatan andragogi
pengelola dalam proses
program
tentang
pembinaan
setelah
mendapatkan penataran ?
c. Kegiatan-kegiatan program
apakah
yang
dilakukan
sebagai supervisor pembinaan
pengelola
dalam
menyusun
program pembinaan terhadap para pembina ?
d. Teknik Supervisi apakah program
dalam
yang
upaya
dilakukan
pengelola
mengembangkan
kemampuan
bawahannya ?
e. Hal-hal
apakah
yang biasanya
dibicarakan
program, jifca mengadakan per.temuan dengan
baik secara individual maupun kelompok ?
pengelola bawahannya,
17
f. Pola hubungan apakah yang
diterapkan
oleh
pengelola
didalam proses pembinaan terhadap pembina ? g. Sejauhmana
keterlibatan
supervisor
Yayasan
Serba
Bakti Pondok Pesantren Suryalaya dalam pembinaan
para
pembina Inabah?
h. Apakah faktor penghambat yang dihadapi oleh supervisor dalam melaksanakan proses
pembimbingan
terhadap para
pembina ?
D.
TUJUAN PENELITIAN
Secara
umum
mendapatkan
penelitian
gambaran
jelas
bertujuan
untuk
mengenai
kegiatan
Kyai/pengelola program atau sebagai supervisor
pembinaan
dalam memberikan
yang
ini
bimbingan
terhadap
pembina,
mereka mendapatkan pening-katan didalam mengelola
proses
pembinaan
sehingga
kemampuan
penyalahguna
untuk
narkotika
di
Inabah VI.
Sedangkan untuk
secara
mendeskripsikan,
mengenai
khusus penelitian
ini
menganalisis dan
perilaku pengelola program
mencari
dalam
tugasnya sebagai supervisor pembinaan,
bertujuan makna
melaksanakan
khususnya
dalam
menyusun dan melaksanakan program pembinaan terhadap para pembina
di Inabah
VI
Bandung,
dengan
tujuan
untuk
mendeskripsikan, menganalisis s
a- Persepsi
Pimpinan
Inabah
sebagai supervisor pembinaan
tentang
peranannya
18
b- Persepsi Pimpinan Inabah tentang pendekatan
Andragogi
dalam proses pembinaan
c. Teknik Supervisi yang
dilakukan
Pimpinan
Inabah
sebagai supervisor pembinaan dalam upaya mengembangkan kemampuan para pembina.
d. Kegiatan-kegiatan
sebagai
yang
dilakukan
Pimpinan
Inabah
supervisor pembinaan dalam
menyusun
program
dibicarakan
apabila
pembinaan para pembina.
e. Masalah
atau hal-hal yang biasa
Pimpinan
Inabah
mengadakan
pertemuan
dengan
para
pembina, baik dalam bentuk pertemuan individual maupun kelompok.
f. Pola
hubungan
antara
pimpinan
Inabah
dengan
para
pembina dalam upaya perbaikan pembinaan.
g. Keterlibatan
supervisor
Yayasan
dalam
proses
pembinaan para pembina di Inabah VI Bandung.
h. Faktor-faktor
penghambat
yang
dihadapai
Pimpinan
Inabah didalam pelaksanaan pembinaan para pembina.
E.
PENTINGNYA PENELITIAN
Penelitian ini bersifat deskriptif, dan yang menjadi sasaran
utamanya adalah profil perilaku Pimpinan
Inabah
dalam melaksanakan tugasnya sebagai supervisor pembinaan, khususnya
dalam
pembimbingan
kemampuan proses
upaya
kepada
para
para
pembina
pembinaan.
Dengan
menyusun
dan
melaksanakan
pembina
untuk
meningkatkan
tersebut, mengadakan
didalam
mengelola
penelitian
ini,
19
diharapkan
makna-makna
dapat berguna
bagi
kegiatan supervisi
baru dapat diungkapkan
peningkatan bagi
dan
sehingga
penyempurnaan
peningkatan dan
penyempurnaan
kegiatan supervisi pembinaan terhadap para pembina, dalam mengelola
proses pembinaannya.
Secara lebih tegas, penelitian ini diharapkan
dapat
bermanfaat untuk mengu ji keberlakuan teori supervisi
dalam upaya meningkatkan kemampuan para khalifah
di mufca bumi, yang bertugas
pembina
lain
dengan
das-
nonna-r.orma
hadapi
dengan
tinggi,
diri
sehingga
dan
^elanjui'Vys
issajinatif, inisiatif, dan
kreatif
yang pada gilirannya berpengaruh terhadap
hasilan pencapaian tujuan
Pemahaman
para
pembina
pimpinan
terhadap
sebagai
Inabah
pelaksanaan
ditampilkan,
keberlakuan
dapat
teori
aspek
suatu
hipotesis,
ditemukan, implikasi
penting
tapi
dapat
kefaer
pembinaan untuk
pembelajaran
dari
pengelola
supervisor
diandalkan
supervisi
diharapkan yang
dan
proses
demikian, penelitian ini
yang
pembinaan tersebut.
fceseluruhan kegiatan pengelolaan dan pemahaman sebagai
bumx,
manusia-manu&.ia
nilai-r.i lai,
memungklnKannya sTsemperol eh arah
sebagai
memakmurkan
dalam waktu yang sama mewarnai kehidupan
PLS
inabah,
yang menguji
PLS.
Dengan
tidak dimaksudkan untuk menguji
berdasarkan dapat
fakta-fakta yang
manangkap
dikembangkan
menjadi
berbagai suatu
20
hupotesis,
berbagai
dan
juga
konsep
pengembangan
dapat
yang
dicoba
untuk
berkenaan
mengevaluasi
dengan
sumber daya manusia dalam
supervisi
suatu
lembaga
pendidikan, khsusunya PLS.
Dari
segi
diharapkan para
praktis,
Inabah
kualitas proses
di
dalam
pembinaannya.
1. Remaja
meningkatkan
program hasil penelitian ini diharapkan
melaksanakan
DEFINT3I
upaya
ini
terhadap
Secara lebih tegas,
merupakan sumbangan pemikiran,
F.
penelitian
dapat meningkatkan sistem bantuan
pembina
pengelola
kepentingan
sehingga
bagi dapat
ia
dapat
supervisi pembinaan secara efektif.
ISTILAH :
penyalahguna
narkotika,
yang menggunakan jenis bahan
tidak sah.
adalah
narkotika
individu.'remaja tertentu
Penggunaan narkotika secara tidak
jangka waktu tertentu dapat
menimbulkan
sah
: 5).
dalam
ketergantungan,
yang dapat dikatagorikan sebagai gejala gangguan
(Tugas Prakarsa Siliwangi
secara
Adapun
mental.
remaja
yang
menjadi penyalahguna narkotika dalam penelitian ini
yang
sedang dibina di Inabah VI berjumlah 56 orang,
40 orang
laki—laki, 16 orang wanita.
2. Pembina adalah "pemandu
kegiatan
pembinaan
di
Pondok
Inabah" (Tajul Arifin, 1985 : 27).
Pembina dalam proses pembinaan remaja korban penyalahguna narkotika
ini
bertugas
membimbing
anak
binaan
dalam
21
kegiatan-kegiatan di Inabah
VI
fardhu
mandi
dan
sunat
serta
seperti
dzikir,
taubat,
shalat
memberikan
pengetahuan agama dan olah raga. 3.
Supervisi Pembinaan
Supervisi
adalah
usaha
yang
dilakukan
pendidikan, dalam upaya menumbuhkan
pengelola
kepemimpinan
sumber
belajar dalam melaksanakan pembinaan (Good, 1973 : 539).
Pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan dengan sadar, berencana dan
terarah
untuk
meningkatkan
sikap serta k.eterarrrpi Ian subyek didik,
tindakan bimbingan, mencapai 1978
i
pengarahan
dan
tujuan yanq diharapkan.
pengetahuan,
dengan
tindakan-
pengembangan 'Departemer-
untuk
p
*-
20),
Supervisi pembinaan di
Inabah
adalah
riirencanakan, dan terarah oleh
Kyai
pembimbingan (Pengelola
yang
Inabah}
terhadap pembina Inabah untuk meningkatkan kemampuan keterampilan pembina
dalam
membimbing
kegiatan
penyalahguna narkotika, yang intinya terdiri taubat5
K,.
shalat fardhu dan
sunat
serta
dan
remaja
dari
mandi
berdzikir
jahar
sekurang-kurangnya 165 kali.
4.
Inabah mengacu kepada fungsi pondok, yaitu
remaja
penyalahguna
narkotika
dilandasi akhlaqul karimah,
kepada
mengembalikan
kehidupan
yang
berpedoman pada ajaran
Islam
(Tajul Arifin, 1985 : 3).
Inabah VI
adalah
suatu
pondok
bagian dari pesantren Suryalaya
Inabah yang
yang
khusus
merupakan menangani,
membina
dan
merubah
perilaku
remaja
narkotika, yang bertempat di jalan Babakan
penyalahguna
Ciparay
H. Ishak Wijaya No 404, RT 08, RW 06, Kelurahan
Gang
Sukahaji
Kecamatan Babakan Ciparay Kotamadya DT II Bandung.
5. Persepsi menurut ahli
geografi
merupakan
meliputi segala sesuatu sebagai jumiah
istilah
yang
keseluruhan
dari
pengamatan, ingatan, sikap, preferensi dan
faktor-faktor
psikologis lain yang membentuk kognisi lingkungan 1973
(Down,
: 53).
Persepsi
pengeola
program
keseluruhan dari pengamatan
PLS dan
di
Inabah
adalah
ingatan
serta
faktor-
faktor psikologis lain dari Kyai yang membentu> keyak i.r.^.n ier
Leniu.