Modul ke:
06 Fakultas
FDSK Program Studi
Desain Produk
Persepsi Bentuk Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana
Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.
PENGARAH BENTUK Modul Folklore
DEFINISI Proses perancangan, perencanaan dan pelaksanaan pembuatan sebuah benda diawali dengan penetapan panduan/spesifikasi deskriptif dan kemudian diikuti dengan perencanaan segi fisik benda yang akan diciptakan. Salah satu keputusan yang diambil dalam tahap perencanaan fisik adalah penetapan bentuk visual. Di dalam menghasilkan suatu bentuk dinyatakan ada hal yang secara signifikan menjadi panduan dalam penciptaan desain bentuk benda, antara lain constraint dan analogy. Kedua hal ini disebut sebagai pengarah bentuk (generator of form).
DEFINISI 1.Constraint Dalam bahasa Inggris, constraint berarti paksaan atau tidak bebas (force, compulsion). Jika mengacu kepada metodologi desain, konstrain diartikan sebagai “hal atau kondisi spesifik yang menjadi arahan atau alasan terciptanya bentuk visual tertentu pada benda yang diinginkan.” Ada empat kategori konstrain, meliputi Radical Constraint, Practical Constraint, Formal Constraint dan Symbolic Constraint.
DEFINISI a.
Radical Constraint, Berkaitan dengan tujuan utama diciptakannya suatu benda / karya desain, bersifat internal. Kata radical dalam hal ini ”bukan berarti revolusio-ner seperti dalam pengertian sikap politis, melainkan berarti fundamental.” Contoh: Dalam rancangan rak buku perpustakaan, sesuai dengan fungsi pakainya, maka diciptakan rak terbuka berloteng banyak agar dapat menampung banyak buku serta mudah dilihat. Contoh lain, gedung olah raga didesain memiliki langit-langit yang tinggi agar juga dapat digunakan untuk cabang olah raga tertentu (bola volley, tenis, badminton) dan dapat mengakomodasi volume udara segar yang cukup. b. Practical Constraint, Practical constraint ”berkaitan dengan segala kondisi dan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembuatan benda; merupakan masalah teknologi.” Contoh: Dalam mendesain sebuah benda untuk keperluan luar ruangan, kondisi fisik lingkungan alam merupakan konstrain eksternal sedangkan pilihan material yang digunakan merupakan konstrain internal.
DEFINISI c. Formal Constraint Formal Constraint berkaitan ”dengan keinginan dan kepatutan untuk menciptakan bentuk tertentu pada benda yang ingin diciptakan, antara lain mengacu kepada bentuk dasar geometrik (basic form), proporsi, skala dan ukuran.” d. Symbolic Constraint Symbolic Constraint Berkaitan ”dengan tujuan atau tuntutan agar bentuk yang diciptakan mampu melambangkan sesuatu hal yang diinginkan. Contoh: Bangunan berbentuk binatang atau berbentuk kapal. Dalam proses perancangan sebuah benda, keempat kategori konstrain itu selalu hadir dengan kadar yang berbeda-beda.”
DEFINISI 2. AnaIogy Di samping konstrain, salah satu pengarah bentuk (generator of form) yang lain adalah analogy. Pola berpikir ini merupakan teknik utama yang digunakan dalam proses synectics. Analogi berarti adanya persamaan prinsip atau persamaan sebagian komponen yang dikandung oleh dua (atau lebih) hal yang berbeda. Dalam metodologi desain dikenal empat kategori, meliputi Personal Analogy, Direct Analogy, Symbolic Analogy dan FantasyAnalogy.
DEFINISI 2. Personal Analogy Merupakan analogi yang ”dirasakan dan ditemukan secara pribadi oleh desainer setelah mengalami sendiri situasi atau kondisi yang dihadapi dalam perancangan.” Contohnya: Untuk menyempurnakan desain sebuah kursi, desainer merasakan sendiri menduduki kursi yang akan diredesain dan kemudian menemukan bagianbagian yang perlu diperbaiki. Contoh lain: Untuk menerapkan karya desain di sebuah ruangan tertentu, desainer terlebih dahulu merasakan sendiri hadir dalam ruangan tersebut.
DEFINISI a. Direct Analogy Merupakan ”pemanfaatan fakta atau konsep yang sama (paralel) untuk menjawab masalah desain yang berbeda.” Contoh: Penggunaan material tahan air dan tahan karat untuk kursi taman dan material yang sama untuk bemper mobil. b. Symbolic Analogy Pada analogi ini desainer mengidentifikasi hal lain (bukan dirinya sendiri) dalam merespons situasi yang dihadapi. Contoh: Pada kursi yang diuraikan dalam kasus personal analogy, desainer “secara abstrak mengidentifikasikan kursi sebagai seekor kodok raksasa atau sebagai seonggok jerami.” c. Fantasy Analogy Merupakan analogi ini memungkinkan desainer untuk menarigguhkan sementara pertimbangan logis serta mengeksplorasi sesuatu gagasan yang bebas dan fantastis, bahkan mustahil. Contohnya: Penciptaan bentuk yang mengacu pada suasana kehidupan di dasar laut atau kehidupan di luar angkasa atau tempat khayalan lainnya.
DEFINISI
EKSPRESI BENTUK Ekspresi adalah “apa yang telah kita lihat menurut pangaruh atau pengalaman sebelumnya” (Smithies, 1984). Oleh karena setiap orang memiliki keunikan latar belakang dan pengalaman yang berbeda, maka tanggapan terhadap ekspresi yang dimunculkan oleh suatu obyek juga akan berbeda. Keunikan latar belakang dan pengalaman yang berbeda “diakibatkan oleh tingkat pendidikan yang berbeda, agama yang berbeda atau juga akibat / pengaruh media masa yang dikonsumsi oleh pengamat.” Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian dari tanggapan itu bersifat subyektif. Meskipun demikian terdapat ”aspek akspresi yang dapat dilihat secara obyektif. Dan setiap kerangka teori perancangaqn senantiasa mengandung ekspresi sebagai sebuah prinsip. Ekspresi dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek, yakni :
EKSPRESI BENTUK Ekspresi adalah “apa yang telah kita lihat menurut pangaruh atau pengalaman sebelumnya” (Smithies, 1984). Oleh karena setiap orang memiliki keunikan latar belakang dan pengalaman yang berbeda, maka tanggapan terhadap ekspresi yang dimunculkan oleh suatu obyek juga akan berbeda. Keunikan latar belakang dan pengalaman yang berbeda “diakibatkan oleh tingkat pendidikan yang berbeda, agama yang berbeda atau juga akibat / pengaruh media masa yang dikonsumsi oleh pengamat.” Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian dari tanggapan itu bersifat subyektif. Meskipun demikian terdapat ”aspek akspresi yang dapat dilihat secara obyektif. Dan setiap kerangka teori perancangaqn senantiasa mengandung ekspresi sebagai sebuah prinsip. Ekspresi dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek, yakni :
EKSPRESI BENTUK • Fungsi Fungsi ”dapat melahirkan bentuk yang ekspresif misalnya kita membuat sebuah kursi dengan menitikberatkan pada pemenuhan fungsi, maka akan muncul bentuk kursi pada yang dapat menghindari terjadinya ketidaknyamanan pada saat duduk, menghindari ketidaknyamanan posisi duduk.
EKSPRESI BENTUK • Struktur Struktur dapat juga dipakai sebagai ”elemen estetis pada sebuah benda yang dirancang dan dapat melahirkan bentuk yang ekspresif pula.”
EKSPRESI BENTUK Budaya • Budaya sebagai ekspresi terdapat pada benda tradisional. “Ekspresi yang dimunculkan merupakan hasil tampilan budaya.”
Terima Kasih Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si