Modul ke:
06 Fakultas
FDSK Program Studi
Desain Produk
Dasar – Dasar Desain 2 Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana
Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.
Bentuk dan Wujud Modul Dasar-dasar Desain 2
Pendahuluan Setiap bentuk menceritakan perkembangan dan memiliki arti tertentu yang di dalamnya “melekat sebuah kualitas yang tidak berubah dan jelas terkait dengan bentuknya.” Seperti bentuk manusia yang semakin berkembang seiring bertambahnya usia. Di dalam bentuk terdapat unsur yang dalam penerapannya dapat membantu untuk menciptakan suatu bentuk. Proses penciptaan bentuk dapat berawal dari dalam atau dari luar. Namun pembentukan bagian dalam tidak serta merta hadir dapalm proses. Melainkan harus memiliki bentuk yang terdapat dari luar. Namun sudah menjadi rahasia jika proses terbentuknya manusia tidak dapat diketahui apakah tercipta bagian luarnya atau bagian dalamnya terlebih dahulu. Hal ini berbeda jika membahas tentang proses terciptanya karya seni atau desain. Karena proses berkarya seni dan desain sudah diketahui proses terciptanya yaitu melalui pemikiran manusia sebagai kreator, lalu menuangkan pemikirannya yang dilanjutkan dengan pembentukannya.
Pendahuluan Dalam suatu kegiatan berkarya seni atau desain, manusia dituntut untuk dapat mencurahkan segala isi pikirannya untuk dapat melakukan proses “membentuk dan terbentuknya” sebuah karya. Entah dalam bentuk dua dimensi atau tiga dimensi. Karena dengan bentuk tersebut dapat diketahui maksud dari apa yang ingin diungkapkan oleh “sang kreator”. Kreasi yang dilakukan oleh kreator seni atau desain tidaklah dilakukan secara “sembarangan” perlunya pemikiran yang mendalam untuk mencapai pemikiran suatu bentuk.karena di dalam suatu bentuk terdapat batasan yang harus dpahami. Namun terkadang bentuk yang diciptakan oleh kreator cenderung sederhana, yang terkesan asal – asalan. Namun perlu ditekankan. Bahwa bentuk yang dihasilkan sederhana namun tidak sembarangan atau asal – asalan.
Bentuk Pengertian bentuk dapat diartikan secara sederhana yaitu “yang ditampilkan”. Namun dalam artian yang sederhana tersebut terdapat perluasan arti yang dapat diterima secara berbeda. karena berbagai macam jenis pengertian bentuk. Dari bentuk yang tidak terlihat sampai bentuk yang terlihat. Namun jika berbicara tentang bentuk dalam seni atau desain maka bentuk yang dimaksudkan adalah bentuk yang terlihat. Karena jika berbicara mengenai bentuk yang tidak terlihat dalam seni atau desain maka akan sedikit menyinggung “makna”. Bentuk dalam karya seni atau desain akan berhubungan dengan garis yang menutup atau memberikan suatu batasan. Bentuk dalam karya seni atau desain dibuat oleh kreatornya yaitu seniman atau desainer. Bentuk yang digunakan berasal dari berbagia macam sumber dan sumber tersebut yang dikatakn garis. Garis memiliki berbagai macam bentuk pula. Seperti garis lurus, lengkung, kaku, zigzag dan garis yang terdiri dari kombinasi “diantaranya” yang dapat menghasilkan berbagai macam bentuk.
Bentuk Hadirnya sebuah bentuk tidak selalu dikarenakan adanya kreasi oleh seniman ataua desainer. Namun terdapat juga bentuk yang berasal dari alam. Bentuk yang berasal dari alam merupakan ciptaan dari “sang kreator” alam pula. Sebagaimana diketahui bentuk memiliki dua macam yaitu bentuk realis dan bentuk abstrak. Keduanya memiliki persamaan dan perbedaan. Bentuk realis merupakan bentuk yang nyata dan jelas dalam pemahamannya oleh manusia. Sedangkan bentuk abstrak memiliki kesamaan dalam ‘kenyataannya” namun memiliki perbedaan dalam pemahamannya yang membutuhkan waktu dalam menyimpulkannya. Selain kedua hal tersebut, bentuk juga memiliki berbagai macam penjelasan berdasarkan hasil yang didapatkan yaitu bentuk organik dan bentuk geometris. Bentuk organik sering dikaitkan dengan bentuk yang terdapat di alam. Hal itu tidak sepenuhnya benar namun juga tidak sepenuhnya salah. Karena bentuk organik merupakan bentuk yang dibatasi oleh “lengkung yang bebas yang mengesankan kejelangan dan pertumbuhan.” Sedangkan bentuk geometris dibuat “berdasarkan kaidah matematika.”.
Bentuk Di dalam sebuah bentuk terdapat nilai yang dapat menjadikan adanya kebenaran. Dapat dikatakan, nilai dalam suatu bentuk, dapat dikaitkan dengan adanya angka namun dapat juga tidak dikaitkan dengan angka. Karena jika berbicara tentang angka, maka akan ada penilaian tentang ukuran, sudut kemiringan, perputara dsb. Sedangkan nilai yang tidak berbicara tentang angka dapat dilihat dari. Persepsi yang dihasilkan. Karena berkaitandengan penglihatan manusia secara “sepintas”. Kembali kepada persepsi, maka penilaian terhadap suatu bentuk memiliki proses perjalanan penglihatan ke otak lalu diolah sehingga menghasilkan penilaian terhadap apa yang dilihat. Namun jika dibahas menggunakan angka maka proses yang dilakukan adalah melakukan pengukuran menggunakan alat, lalu dapat menyimpulkan suatu bentuk. Dalam penilaian suatu bentuk, keduanya terdapat suatu kesamaan, yaitu harus melalui proses. Walaupun dengan cara yang berbeda. dalam perkemabangannya suatu bentuk dapat berkembang menjadi suatu wujud.
Wujud Bentuk dan wujud merupakan kesatuan yang tidak bisa dilepaskan diantara keduanya. Namun bentuk dan wujud memiliki arti yang berbeda. jika bentuk memiliki arti “wujud yang ditampilkan”. Maka untuk wujud memiliki arti “rupa dan bentuk yang dapat diraba” atau dapat juga diartikan dengan “benda yang nyata”. Berdasarkan dari pengertian tersebut bentuk merupakan elemen yang pertama kali ada dalam suatu wujud. Jika berbicara tentang bentuk maka bentuk terdiri dari dua macam yaitu bentuk “dua dimensi” dan bentuk “tiga dimensi”. Begitu pula dengan wujud. Namun wujud dapat diarahkan kepada bentuk “tiga dimensi”. Kesatuan sebuah bentuk diketahui dihasilkan dari adanya pemanfaatan titik yang dijadikan garis. Lalu garis tersebut memberikan batasan yang dapat menghasilakan suatu bentuk. Sedangkan untuk wujud sendiri tercipta karena adanya bentuk.
Wujud Saat ini terdapat jenis wujud yang pengertiannya keluar dari dua macam wujud tersebut. tidak diketahui juga pembentuk suatu wujud tersbut apakah berdasarkan kepada budaya, kepercayaan teknologi atau yang lainnya. Yaitu bentuk yang memiliki wujud yang tergambar namun tak terlihat. Seperti adanya wujud dari “penampakan”. Saat ini wujud tersbut sudah menjadi “trend” yang berlaku di masyarakat. Karena memberikan rasa penasaran kepada masyarakat. Dengan danya istilah penampakan tersebut secara tidak langsung, menjadikan batasan – batasan mengenai wujud menjadi kabur. Karena hal yang aneh, jika membahas suatu wujud “terlihat tetapi tidak telihat”. Mungkin akan banyak penggunaan bahasa yang membingungkan untuk mendeskripsikan wujud tersebut. Bagaimana mungkin jika kita hanya melihat suatu wujud hanya dengan menggunakan handphone atau kamera namun tidak bisa tersentuh. Apakah mungkin hal tersbut dapat dikatakan suatu wujud. Jika pertanyaan tersebut dilontarkan maka akan lebih baik jika kembali kepada pengertian umum dari wujud yaitu “rupa atau bentuk yang dapat diraba” maka dapat ditegaskan bahwa hal tersebut tidak dapat dikatakan suatu wujud. dan jika meneruskan artian yang berupa benda yang nyata. Maka penampakan dapat dikatakan setengah nyata. Mengapa ? secara kasat mata dia tak terlihat, namun jika menggunakan bahasa sendiri yaitu “kasat hape” hal tersebut dapat dilihat.
Isi Berkait dengan permasalahan di atas, dikemukakan oleh Soedarso Sp. bahwa: Seperti diketahui, dalam rangka menyelamatkan slogan" Form Follows Function" yang terkenal itu Victor Papanek (1973) memasukkan enam unsur dalam fungsi, yaitu ”use, need, method, telesis, aestetics, dan association.” Victor Papanek (1973) mengemukakan keenam unsur tersebut melalui “diagram Kompleksitas Fungsi”.
Tugas : Kubus Aturan Tugas : Kubus yang berukuran 4x4 cm dipotong sisi pada tiap bidangnya. 2 bidang yang dipotong keempat sisinya, dan 2 bidang yang hanya tiga sisi yang dipotong. Kemudian disusun 5 kubus ke arah horisontal, 3 ke belakang dan 3 ke atas.
Tugas : Kubus Tampak Depan
Tugas : Gatra Tampak Belakang
Tugas : Gatra Tampak Atas
Tugas : Gatra Tampak Samping
Terima Kasih Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si