Modul ke:
03 Fakultas
FDSK Program Studi
Desain Produk
Folklore Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana
Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.
Folklore dan Rekonstruksi Budaya Modul Folklore
Kebudayaan Folklore sebagai suatu disiplin atau cabang ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri di Indonesia belum lama dikembangkan orang. Kata Folklore adalah pengindonesiaan kata Inggris Folklore. Kata ini adalah kata majemuk, yang berasal dari dua kata, folk dan lore.Folk sama artinya dengan kolektif. Menurut Alan Dundes, folk adalah sekelompok orang memiliki ciri-ciri pengenal fisik, social, dan kebudayaan, sehingga dapat dibedakan dari kelompokkelompok lainnya. Ciri-ciri pengenal itu antara lain dapat berwujud warna kulit yang sama, bentuk rambut yang sama, mata pencarian yang sama, bahasa yang sama, taraf pendidikan yang sama, dan agama yang sama. Namun, yang penting lagi adalah bahwa mereka telah memiliki satu tradisi, yakni kebudayaan, yang telah mereka warisi turun-temurun, sedikitnya dua generasi, yang dapat mereka akui sebagai milik bersamanya. Di samping itu, yang paling penting adalah bahwa mereka sadar akan identitas kelompok mereka sendiri. Jadi, folk sinonim dengan kolektif, yang juga memiliki ciri-ciri pengenal fisik atau kebudayaan yang sama, serta mempunyai kesadaran kepribadian sebagai kesatuan masyarakat.
Kebudayaan Untuk dapat membedakan dengan kebudayaan pada umumnya, Folklore mempunyai beberapa ciri-ciri pengenal seperti: 1. penyebaran dan pewarisannya bersifat lisan 2. bersifat tradisional 3. ada dalam versi-versi bahkan varian yang berbeda 4. bersifat anonim 5. biasanya mempunyai bentuk berumus 6. mempunyai kegunaan dalam kehidupan bersama kolektifnya 7. bersifat pralogis 8. milik bersama (kolekif) 9. pada umumnya bersifat polos dan lugu
Kebudayaan Folklore dapat dipergunakan untuk merekonstruksi nilai budaya atau pandangan hidup suatu masyarakat. Pengetahuan nilai budaya suatu kolektif sangat penting karena dengan pengetahuan itu kita akan dapat menilai apakah pandangan hidup yang dianutnya sesuai atau tidak dengan jiwa pembangunan. Kebudayaan pada dasarnya dapat diteliti melalui tiga aspek, yaitu: • Kebudayaan sebagai tata kelakuan • Kebudayaan sebagai kelakuan manusia • Kebudayaan sebagai hasil kelakukan manusia
Kebudayaan • Aspek pertama dari kebudayaan adalah yang paling penting karena ia akan menjadi pedoman dari aspek kedua, yakni perilaku pendukungnya dan selanjutnya kelakuan itu akan menghasilkan aspek ketiga yakni hasil kelakuan. Dalam rangka pembangunan juga demikian, perilaku pembangunan baru dapat terbentuk apabila ditopang oleh tata kelakuan yang bersifat pembangunan. • Secara konkret tata kelakukan yang bersifat pembangunan adalah berupa cita-cita, norma-norma, pandangan hidup, hukumhukum, aturan-aturan, kepercayaan-kepercayaan, sikap, dan sebagainya, yang kesemuanya bersifat untuk meningkatkan taraf hidupnya, baik secara fisik maupun mental suatu kolektif. Kolektif yang dimaksud itu dapat berupa suatu suku bangsa maupun bangsa.
Kebudayaan Bahan-bahan Folklore tersebut dapat dijadikan bahan untuk penganalisisan tata kelakuan kolektif pendukungnya. Hal ini disebabkan mereka masing-masing mempunyai empat fungsi: • sebagai sistem proyeksi • sebagai alat pengesahan • sebagai alat pedagogik • sebagai alat pemaksa berlakunya norma masyarakt dan pengendalian masyarakat Secara garis besar bentuk-bentuk Folklore dapat digolongkan ke dalam tiga kategori, yakni Folklore lisan, Folklore sebagian lisan, dan Folklore bukan lisan. Perlu kiranya untuk ditambahkan di sini bahwa istilah tradisi lisan sinonim dari folklor lisan. ditambahkan di sini bahwa istilah tradisi lisan sinonim dari Folklore lisan.
Kebudayaan Menurut Dundes (Danandjaja, 1998:53) folk adalah kelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan, sehingga dapat dibedakan dari kelompok yang lainnya. Ciri fisik, antara lain berujud warna kulit. Ciri lain yang tidak kalah pentingnya adalah mereka memiliki tradisi tertentu yang telah turun-temurun. Tradisi inilah yang sering dinamakan lore. Tradisi’ semacam ini yang dikenal dengan budaya lisan atau tradisi lisan. Tradisi tersebut telah turun-temurun, sehingga menjadi sebuah adat yang memiliki legitimitasi tertentu bagi pendukungnya. Folklor adalah milik kolektif kebudayaan.
Kebudayaan Folklor memiliki ragam yang bermacam-macam. Dalam kaitannya dengan budaya, ragam folklor antara lain seperti yang dikemukan dalam buku Dictionary of Folklore Mythology and Legend oleh Leach (ed.), ada beberapa pendapat tentang unsur-unsur folklor. Misalkan saja menurut Bascom, folklor terdiri dari: budaya material, organisasi politik, dan religi. Menurut Balys, folklor terdiri dari: kepercayaan rakyat, ilmu rakyat, puisi rakyat, dsb. Menurut Espinosa folklor terdiri dari: kepercayaan, adat, takhayul, teka-teki, mitos, magi, ilmu gaib dan sebagainya.
Kebudayaan Untuk mengenali apakah yang akan diteliti tersebut folklor atau bukan, ada beberapa ciri tertentu, yaitu: (a) penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan, yaitu melalui tutur kata dari mulut ke mulut, dan kadang-kadang tanpa disadari; (b) bersifat tradisional, artinya disebarkan dalam waktu relatif lama dan dalam bentuk standar, (c) folklor ada dalam berbagai versi-versi atau varian, (d) bersifat anonim, penciptanya tidak diketahui secara pasti, (e) biasanya mempunyai bentuk berumus atau berpola, (f) mempunyai kegunaan dalam kehidupan kolektif, (g) bersifat pralogis, yaitu memiliki logika sendiri yang tidak tentu sesuai dengan logika umum, (h) menjadi milik bersama, (i) biasanya bersifat polos dan lugu (Dananjaya, 1986:3-5).
Kebudayaan • Dalam hal ini pengetahuan budaya terdapat beberapa simbol yang menggambarkan atau memberi makna kepada lingkungan yang dihadapi oleh masyarakat pendukung kebudayaan yang bersangkutan, isi dari pengetahuan budaya antara lain norma, moral, nilai dan aturan sebagai perwujudan dari simbol konstitutif, kognitif penilaian dan pengungkapan perasaan sebagai milik masyarakat, yang tentunya mempunyai pengertian yang berbeda-beda sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Pengetahuan budaya ini kemudian digunakan untuk memahami lingkungannya dan digunakan secara selektif untuk mendorong terwujudnya bentuk-bentuk tingkah laku budaya.
Kebudayaan Melalui ciri-ciri tersebut peneliti dapat mengenali tata kelakuan, pandangan hidup, etika pendukungnya. Menurut Bascom (Sudikan, 2001:100) ada beberapa fungsi folklor bagi pendukungnya, yaitu: (a) sebagai sistem pzoyeksi, (b) sebagai alat pengesahan kebudayaan, (c) sebagai alat pendidikan, dan (d) sebagai alat pemaksaan pemberlakuan norma-norma. Selanjutnya Alan Dundes menambahkan fungsi lain, yaitu: (a) untuk mempertebal perasaan solidaritas kolektif, (b) sebagai alat pembenaran suatu masyarakat, (c) memberikan arahan kepada masyarakat agar dapat mencela orang lain, (d) sebagai alat memprotes keadilan, (e) sebagai alat yang menyenangkan dan memberi hiburan.
Terima Kasih Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si