SMKN 3 AMUNTAI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMK Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Indikator
: SMKN 3 AMUNTAI : Teori Produktif AV : 1 AV/ I : Perbaikan dan perawatan radio :Radio dirawat dan diperbaiki
Alokasi Waktu
: ……. Jam Pelajaran ( … x pertemuan ) 1. Dasar-Dasar Pesawat Penerima Am/Band Mw 2. Sistem Pesawat Penerima Radio Fm 3. Alat Ukur/Instrumen Keperluan Perbaikan/Reparasi 4. Mengamati Gejala Kerusakan 5. Mengalokasi kerusakan 6. Melaksanakan Perbaikan/Reparasi 7. Menguji hasil Perbaikan/Reparasi
B. Materi Pembelajaran
: RADIO
1) DASAR-DASAR PESAWAT PENERIMA AM/BAND MW Semua sistem komunikasi, baik itu dari radio,televise,maupun yang lainnya terdiri atas dua bagian dasar:pesawat pemancar dan pesawat penerima. Pesawat pemancar berfungsi membangkitkan dan meradiasikan suatu informasi melalui suatu gelombang elektromagnetik.Kecepatan gelombang elektromagnetik sama dengan kecepatan cahaya yaitu sebesar 300.000 km/detik dan dinamakan gelombang pembawa (carrier wave) informasi. Pesawat penerima menangkap salah satu gelombang radio yang spesifik dari sejumlah gelombang yang ada di udara pada saat itu dan mengolahnya menjadi suatu informasi yang dapat dimengerti.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
11
Jenis pesawat penerima yang pertama kali ditemukan dikenal dengan sebutan radio kristal. Penerima jenis ini hanya mampu menerima satu stasiun pemancar dan dayanya pun sangat lemah. Pesawat penerima radio, mulai berkembang setelah diketemukan tabung hampa (vacum tube) yang selanjutnya dibuat pesawat penerima yang disebut radio langsung (straight receiver). Straight Receiver ini mempunyai keuntungan dapat ditala pada beberapa stasiun pemancar, hanya masih mempunyai kelemahan yaitu harus mempunyai beberapa rangkaian penguat dan penala sesuai dengan frekuensi stasiun yang ditala, demikian pula sistem pendeteksiannya. Suatu sistem pesawat penerima yang dikembangkan, yaitu pesawat penerima super heterodyne, dapat dipergunakan baik dalam sistem penerima radio maupun televisi. Pesawat penerima super heterodyne prinsip bekerjanya sebagai berikut: a) Informasi bersama gelombang pembawanya (RF) yang datang pada antena, diseleksi oleh rangkaian penala sampai didapat suatu sinyal RF tertentu yang kemudian dicampur (dikonversikan) dengan satu sinyal RF yang berasal dari osilator yang ada pada pesawat penerima sendiri. b) Pencampuran kedua sinyal RF tersebut akan menghasilkan suatu sinyal selisih dari kedua sinyal tersebut, yang biasanya disebut sinyal frekuensi menengah (IF). c) Pada sistem penerima radio AM besar frekuensi menengah (IF) umumnya 455 kHz. d) Oleh karena frekuensi osilator local bervariasi pada waktu rangkaian penala divariasikan, maka selisih frekuensinya akan konstan sebesar frekuensi menengah tersebut. Pencampuran ini mempunyai keuntungan sebagai berikut: (1) Kekerasan hasil penguatan mempunyai harga yang lebih tinggi karena IF mempunyai frekuensi yang lebih rendah dari RF.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
12
(2) Amplifier IF dapat dirancang untuk suatu frekuensi yang spesifik, misalnya 455 kHz untuk setiap penerima radio AM. (3) Hanya ada dua penala yaitu rangkaian penala RF dan osilator local. Sistem super heterodyne mempunyai kelemahan, yaitu adanya efek frekuensi bayangan. Walaupun IF sudah merupakan frekuensi selisih dari RF dari osilator local, namun jumlah kedua frekuensi pun muncul pula. Sistem penerima super heterodyne dapat digambarkan dengan blok diagram sebagai berikut: Antena
RF AMP MIX
IF AMP
DETEK TOR
AUDIO AMP
8
loudspeker
AVC OSC LOKAL
Gambar 1. Diagram Blok Pesawat Penerima AM Pesawat penerima radio yang dipelajari sekarang adalah suatu penerima dengan sistem amplitudo modulasi (AM) yang mempunyai daerah frekuensi 520 kHz – 1630 kHz (577 – 184 meter) yang disebut daerah gelombang menengah (medium wave band = MW). Penalaan untuk mendapatkan frekuensi pada daerah MW dilaksanakan oleh kerja sama antena, RF amplifier, dan osilator lokal. Hasil dari penalaan diberikan ke IF amplifier yang pada alat praktik merupakan bagian terpisah dari penala. Untuk lebih memahami prinsip kerja radio super heterodyne, coba perhatikan diagram blok radio super heterodyne pada gambar blok diagram
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
13
penerima super heterodyne. Kemudian setelah memahi secara blok diagram, pelajari dengan teliti fungsi setiap bagian, seperti gambar 2 rangkaian Penala dibawah ini: Sinyal radio masuk melalui antena dan masuk ke blok mixer+oscilator. Oscilator berfungsi membangkitkan sinyal dengan frekuensi 455 kHz lebih tinggi dari pada frekuensi sinyal yang masuk melalui antena.
12V
+V
4k7
Pencampur (mixer) pada gambar rangkaian
D1-D2 4148 39k
disamping menjadi satu
1mH
dengan sinyal oscilator. C829
01
0ut
+
1uF
L2 +
5pF
005
47
Karena sinyal-sinyal itu berbeda 455 kHz, maka
L3 1k
akan membentuk suatu sinyal 455 kHz sebagai
390
hasil selisih dari dua
1uF
1uF
sinyal tersebut. Sinyal 0
yang telah diubah
Gambar 2. Rangkaian Penala menjadi 455 kHz tersebut (sinyal IF) kemudian diperkuat oleh penguat IF tingkat pertama (IF1) dan penguat IF tingkat kedua (IF2). Dengan demikian, penguat IF itu hanya akan menguatkan sinyal yang berfungsi 455 kHz.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
14
47k
+V
AVC(automatic volume contro)
100 39k
12V
5k6 IN60
C829
470
AGC
1P
C829
1S
1P 1P
.1
.1
1S
390 004
002
.1
.1
001
1S 5k +
+
220/16
15k
004 390
10/16
RANGK.IF(FREK.MENENGAH)
Gambar 3. Rangkaian Penguat IF Gambar 3 dapat ditunjukan bagian/komponen AGC. Automatic Gain Control (AGC) berfungsi sebagai pengatur penguatan tegangan (gain) dari penguat IF1 sedemikian rupa, sehingga penguatan ditambah pada sinyal-sinyal masuk yang lemah dikurangi pada sinyal-sinyal masuk yang kuat. Dengan demikian, akan didapatkan suatu penguatan yang konstan untuk sinyal yang berbeda-beda intensitasnya. 12V +V
ke basis TR2
5K6
IN60
TR3 .1 1P
Rangkaian detektor, digambarkan seperti gambar 4 rangkaian disamping dengan detektor dioda. Gulungan primer
470
transformator IF (T3) menerima sinyal IF
01 1S
termodulir dari penguat IF terakhir, dan 005 5k
RANGK.DETEKTOR
gulungan ini merupakan beban impedansi untuk transistor penguat.
Gambar 4. Rangkaian Detektor Sinyal IF dalam setiap siklus akan mengalir melalui gulungan sekunder yang selanjutnya sinyal ini diratakan oleh dioda, karena prinsip kerja diode sebagai komponen perata.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
15
Sinyal audio akan diperoleh karena pada rangkaian detector juga dilengkapi kondenstor filter detector nilainya 0.01-0.05 mfd.
TP16
+
220/16 560
+V
12v
470
+
13 14
220/16 8
D734
2k2 220
IN4148 1
1
1
1
TP12
1uF +
.1uF
470k
220pf C1684
TP15
TP11
1k 1n
B698 C1684
.1uf
150k
5k
33k 1uF
1k
0
RANGK.AUDIO AMPLIFIER
Gambar 5. Rangkaian Audio Amplifier Rangkaian audio amplifier pada pesawat ini terdiri atas empat buah penguat (TR D734) sampai dengan TR B698) dan berfungsi memperkuat sinyal informasi hasil dari rangkaian detektor. Kekerasan suara dapat diatur dengan mengubah kedudukan VR 5k yang berfungsi sebagai volume control. TR C1684 berfungsi sebagai penguat pertama audio amplifier dengan konfigurasi emitter terbumi (common emitter) dan melalui R33k mendapat umpan balik negatif dari output power amplifier. Tujuan umpan balik ini untuk memperlebar band switch sehingga kualitas suara menjadi lebih baik. TR C1684 merupakan penguat tegangan tingkat kedua yang dapat disebut pula sebagai driver amplifier dengan konfigurasi yang sama. Transistor inipun mendapat umpan balik negatif melalui R150k (lihat gambar). Penguatan kedua transistor inipun sudah dirancang sedemikian rupa sehingga mampu mengeluarkan output yang dapat mengemudikan rangkaian power amplifier.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
16
Out-put rangkaian penguat audio amplifier ini diteruskan ke loudspeaker yang merupakan beban dari rangkaian. Sinyal informasi melalui pengatur volume maka sinyal informasi ini dapat diatur besar kecilnya suara.
2) SISTEM PESAWAT PENERIMA RADIO FM BLOK DIAGRAM Di bawah ini diperlihatkan blok diagram penerima radio FM. Antena
RF AMP
Mixer
IF AMP
Limitter
Discriminator
AGC Dhemmphasis Network
Lokal Oscilator AF dan Power
8
loudspeker Gambar 6. Diagram Blok Pesawat Penerima Radio FM
PENGUAT RF: Penerima AM broadcast dapat bekerja cukup baik sekalipun tanpa RF amplifier. Hal ini sulit dilakukan untuk sistem FM bekerja pada frekuensi yang tinggi. Seperti diketahui sistem FM ada yang bekerja pada 1000 MHz (1GHz). Dengan adanya penguat RF ini maka sistem FM dapat bekerja pada input sinyal yang lebih rendah dari sistem AM atau SSB, sebab istem AM dan sistem SSB tidak atau jarang menggunakan penguat RF karena mereka dapat menekan inherent noise. Dengan kata lain sistem FM dapat bekerja dengan sensitivitas yang lebih tinggi dari sistem AM dan sistem SSB. Sistem FM dapat menerima sinyal 1 µV atau kurang jika dibandingkan dengan sistem
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
17
AM dan SSB dengan minimum sinyal input 30 uV. Tetapi bila ingin sinyal 1 uV diumpankan langsung ke mixer, inherent noise yang tinggi yang dihasilkan oleh komponen aktif mixer akan merusak sinyal input yang 1 uV tadi. Oleh sebab itu sangat penting untuk menguatkan sinyal 1 µV itu sehingga menjadi 10-20 µV sebelum diberikan ke mixer. Itu sebabnya dibutuhkan RF amplifier pada sistem FM. Alasan yang ditemukan diatas sangat penting untuk diperhatikan untuk sistem FM yang bekerja diatas 1GHz. Pada frekuensi tersebut, noise internal dari transistor naik ketika gain diturunkan. Noise ini jauh lebih rendah bila digunakan dioda sebagai mixer pasif dibandingkan transistor yang aktif. Sesungguhnya, penggunaan RF amplifier menurunkan pengaruh frekuensi bayangan dan menurunkan pengaruh efek radiasi lokal osilator ke antena yang mengakibatkan di transmitnya interfrensi.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
18
Gambar 7 disamping salah satu
contoh
12V +V
gambar
rangkaian RF Amplifier 1C R3
FET.
Input RF
Impedansi
AMPLIFIER: input
R1 2N4393 1
yang
tinggi dari FET bukanlah dasar digunakannya FET
Output
1np
0
FET
0
dengan komponen aktif
1cv
1C
1C
R2 1C
sebagai komponen aktif pada penguat RF sistem FM.
Gambar 7. Penguat RF Amplifier dgn FET
Sebab pada frekuensi yang tinggi, impedansi input FET akan jauh menurun akibat adanya kapasitas junctionnya. Adalah suatu kenyataan bahwa tidak selalu impedansi input merupakan pertimbangan bagi RF amplifier karena untuk frekuensi tinggi impedansi antena hanya beberapa ratus ohm atau cukup rendah. Keuntungan utama penggunaan FET karena ia memiliki distorsi input dan output yang dinyatakan dalam hukum kuadrat sementara tabung hampa mempunyai hubungan daya 3/2 dan BJT mempunyai faktor eksponensial. Untuk komponen yang bekerja dengan hukum kuadrat memiliki sinyal output dengan frekuensi yang sama dengan input dengan distorsi komponen 2 kali lebih kecil dari frekuensi inputnya, sementara komponen lainnya memiliki distorsi yang justru lebih besar. Juga dengan FET dapat ditekan terjadinya intermodulasi distorsi. PENGUAT RF DENGAN MOSFET: Sebuah dual gate (gate ganda) common Source MOSFET RF amplifier adalah seperti diperlihatkan pada gambar 8 dibawah:
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
19
15V 1RFC
.1C4
optional AGC
91k
.1C4
0
1000pf
1L2
33k .1C4 0
output
1CV1 0
0
2N3796
0
input
1L3
1CV2
1CV2
Gambar. 8: Penguat RF Amlpifier dengan MOSFET Penggunaan MOSFET gate ganda sebagai penguat RF memberikan keuntungan dapat diisolasinya input dari pengaruh tegangan AGC. Juga dengan MOSFET diperoleh keunggulan berupa naiknya daerah dinamis dibandingkan dengan JFET. Dengan kata lain, MOSFET masih bekerja pada hukum kuadrat pada lebar band yang lebih besar dibandingkan dengan JFET. LIMITTER: Sebuah limitter adalah rangkaian yang mempunyai amplitudo output yang konstant untuk semua input yang melebihi level tertentu. Dalam sistem penerima FM ini dibutuhkan untuk menolak ampiltudo modulasi dan variasi amplitodo yang tidak diingini, yang merupakan noise. Kedua hal itu menyebabkan pengaruh yang tidak diingini pada loudspeaker. Di samping itu, fungsi limitter juga mencakup AGC untuk ketika sinyal input menaik dari nilai atau levelnya dari yang ditetapkan, untuk memberikan input yang konstant pada diskriminator. Secara ideal dapat dinyatakan bahwa diskriminator harus idealnya tidak menanggapi perubahan amplitudo tetapi hanya perubahan frekuensi. Gambar 9 di bawah ini memperlihatkan rangkaian limitter dengan transistor. Ingat bahwa RC membatasi tegangan catu DC ke kolektor. Secepat input menaik, terjadilah pemotongan puncak sinyal akibat terbatasnya tegangan kolektor karena seperti diketahui, output transistor tidak akan dapat melampaui
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
20
tegangan VCC. Sedangkan rangkaian tangki pada bagian output ditala pada frekuensi tengah dari sinyal untuk meningkatkan selektivitas, dan merubah sinyal input yang belum sinus akibat pemotongan menjadi sinus. R1 .1C4 0
0
NPN
input
1CV1
.1
1CV1
1CV1
.1C4 0
.1
0
.1
.1
output
R4 R2
.1C4
R3
.1C4 15V
Rangk.LIMITER
Gambar. 9: Rangkaian Limitter Discriminator: berfungsi memungut kembali informasi dari frekuensi tinggi pembawanya. Discriminator dapat juga disebut detektor pada sistem AM. Dapat juga di definisikan sebagai rangkaian yang merubah variasi frekuensi atau variasi fasa menjadi variasi amplitudo. Deemphasis: adalah rangkaian yang dipasangkan setelah detektor yang berfungsi mengembalikan frekuensi tinggi dari intelejen frekuensi (informasi) kembali pada level amplitudo yang setara dengan frekuensi rendahnya. Seperti diketahui, untuk menekan noise, pada pemancar dilakukan preemphasis dimana level amplitudo frekuensi tinggi dari intelejen frekuensi dinaikkan. AGC: (Automatic Gain Control) Seperti telah kita pelajari bahwa pada Pesawat penerima AM kita temui adanya AGC. Kemudian pada FM Receiver yang menggunakan rangkaian limitter dibutuhkan juga rangkaian AGC ini. Radio penerima FM model lama juga dilengkapi dengan AFC (Automatic Frequency Control). Rangkaian ini berfungsi mengontrol kestabilan frekuensi osilator lokal. Ini dibutuhkan karena ketidak stabilan frekuensi lokal osilator menyebabkan penyimpangan penerimaan frekuensi pembawa. Hal itu disebabkan saat itu
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
21
belum ditemukannya cara untuk membuat LC osilator yang bekerja pada daerah sekitar 100 MHz dengan frekuensi yang cukup stabil dan ekonomis. Mixer, osilator lokal dan penguat IF pada dasarnya sama dengan yang telah didiskusikan pada AM. Hanya harus dicatat bahwa pada sistem FM, frekuensi IF nya adalah 10,7 MHz. Daerah kerja Frekuensi FM sebesar 88 Mhz -108 Mhz.
3) ALAT UKUR/INSTRUMEN KEPERLUAN PERBAIKAN/REPARASI Instrumen ataupun peralatan ukur yang sangat berperan dalam pekerjaan perbaikan/raparasi dalam semua jenis pesawat elektronika adalah AVO meter, atau sering juga disebut multimeter/multitester. Peralatan lain yang juga tidak kalah pentingnya didalam pekerjaan perbaikan/reparasi dari segala jenis pesawat elektronika antara lain: obeng, tang, solder, signal generator/signal injektror, oskiloskop dan alat Bantu lainnya. Dengan demikian ada dua jenis peralatan yang diperlukan dalam perbaikan/reparasi pesawat elektronik: A) Peralatan yang dibutuhkan didalam pekerjaan mekanik. Di bawah ini akan ditunjukan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan perbaikan/reparasi,
disini
tidak
dijelaskan
secara
rinci
didalam
penggunaan alat ukur, karena peserta diklat sudah memperoleh kompetensi EKA-MR. UM. 005 .A. 1.
Obeng Tanpa mempunyai obeng, kita tidak akan bisa mereparasi alat-alat elektronika atau radio dan lain sebagainya, obeng ini mempunyai peranan yang sangat penting didalam pekerjaan perbaikan/reparasi pesawat radio ataupun pesawat elektronik lainnya. Fungsinya ialah untuk membuka sekerup atau memasang sekerup (pekerjaan mekanik). Agar
memudahkan
anda
dalam
pekerjaan/reparasi
sebaiknya
persiapkan obeng yang berbagai jenis ukuran dan macam-macamnya.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
22
Yaitu dengan membeli satu set obeng. Jenis obeng ada yang berujung pipih (-)dan berujung (+) disebut kembang. Gunanya juga disesuaikan keperluan. Jika kita akan membuka atau memasang sekerup kembang hendaknya dipakai obeng (+) kembang. Jika kita memasang sekerup () hendaknya dipakai obeng yang berujung pipih saja. Dalam membuka sekerup usahakan jangan sampai sekerup cacat atau rusak. Oleh sebab itu gunakan obeng yang sesuai dan yang masih baik keadaannya.
Gambar. 10: Macam-Macam Obeng Pada gambar 10 adalah gambar macam-macam obeng untuk keperluan perbaikan/reparasi dalam menangani pekerjaan mekanik.
2.
Obeng pengetrim Untuk keperluan mengetrim diperlukan obeng yang khusus untuk itu, biasanya pangkalnya terbuat dari plastik dan ujungnya dari pelat. Gambar 11 di bawah adalah salah satu contoh obeng yang dapat digunakan sebagai pengetrim.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
23
Gambar 11. Obeng Trim 3. Tang Gambar 12a dan 12b adalah
yang
lajim
dipergunakan.
Gambar 12a. Tang yang bermoncong panjang. Selain dari pada obeng, kita juga butuh bermacam-macam jenis tang. Tang
diperlukan
dalampekerjaan
perbaikan/reparasi
pesawat
elektronika. Tang ini bentuknya moncong panjang pada pangkalnya. Fungsi untuk membengkokan kawat atau memegang kaki komponen seperti
Resisitor,
Transistor
dan
komponen
lainnya.
Tang kombinasi ini ada yang berisolasi dan ada yang tak berisolasi. Fungsinya banyak, bisa untuk memotong melipat/membengkokan dan lain sebagainya.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
24
Gambar 12b. Tang kombinasi 4.
Solder Solder Merupakan peralatan yang diperlukan untuk melepas dan memasang komponen dari PCB (printed circuit board). Pekerjaan ini diperlukan solder yang sesuai dengan daya panas pemasangan maupun melepas komponen. Solder sangat penting dan harus anda punyai. Dibawah ini salah satu model Solder listrik yang dilengkapi kedudukan:
Gambar 13. Solder listrik dengan kedudukan Daya panas Solder dapat dipilih dan disesuaikan dengan komponen yang akan disolder. Panas yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen, dan sebaliknya solder yang kurang panas dapat mempengaruhi hasil penyolderan yang sempurna.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
25
B) Peralatan yang digunakan didalam pekerjaan pengukuran. 1. Multimeter Konfigurasi multimeter dan perangkat-perangkat yang terdapat pada sebuah multimeter diperlihatkan pada gambar 14. SKALA OHM
PAPAN SKALA SKALA VOLT (ACV-DCV)
JARUM PENUNJUK
SKALA ARUS (DCmA)
SEKRUP PENGATUR POSISI JARUM
TOMBOL PENGATUR POSISI JARUM
BATAS UKUR (RANGE)
OUT (+)
SAKLAR JANGKAUAN COMMON (-)
Gambar 14. Sebuah Multimeter Analog
KABEL PENYIDIK (PROBES)
JEPITAN MONCONG BUAYA (ALIGATOR CLIP)
Gambar 15. Penyidik (probes)
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
26
Gambar 16. Papan Skala Multimeter a)
Papan Skala: digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala terdapat skala-skala; tahanan/resistansi (resistance) dalam satuan Ohm (Ω), tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya. Lihat gambar 16.
b)
Saklar Jangkauan Ukur: digunakan untuk menentukan posisi kerja multimeter, dan batas ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam ), saklar ditempatkan pada posisi , demikian juga jika digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mA-A). Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika hendak mengukur DCV.
c)
Sekrup pengatur posisi jarum (preset): digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol (sebelah kiri papan skala)
d)
Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment): digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum multimeter digunakan untuk mengukur nilai tahanan/resistansi. Dalam
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
praktek,
kedua
ujung
kabel
penyidik
(probes)
27
dipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan jarum pada angka nol. e)
Lubang Kabel Penyidik: tempat untuk menghubungkan kabel penyidik dengan multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau common. Pada multimeter yang lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor (penguatan arus searah/DCmA oleh transistor berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk mengukur kapasitas kapasitor.
f)
Batas Ukur (Range) Kuat Arus: biasanya terdiri dari angkaangka; 0,25 – 25 – 500 mA. Untuk batas ukur (range) 0,25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 0,25 mA. Untuk batas ukur (range) 25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 25 mA. Untuk batas ukur (range) 500, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 500 mA.
g)
Batas Ukur (range) Tegangan (ACV-DCV): terdiri dari angka; 10 – 50 – 250 – 500 – 1000 ACV/DCV. Batas ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 10 Volt. Batas ukur (range) 50, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 50 Volt, demikian seterusnya.
h)
Batas Ukur (Range) Ohm: terdiri dari angka; x1, x10 dan kilo Ohm (k). Untuk batas ukur (range) x1, semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan ). Untuk batas ukur (range) x10, semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10 (pada satuan ). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (k), semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan k), Untuk batas
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
28
ukur (range) x10k (10k), semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10k. 2. Oskiloskop Oskiloskop merupakan salah satu alat yang dominan dalam melakukan prosedur reparasi, terutama untuk jenis–jenis pesawat yang terdiri dari susunan sirkuit dalam bentuk yang kompleks, oskiloskop merupakan suatu alat yang mampu melihat dan menganalisa gejala – gejala listrik. Oskiloskop mempunyai kemampuan dalam hal – hal sebagai berikut: a) Melihat bentuk tegangan periodik maupun non perodik. b) Mengukur tegangan dan arus. c) Mengukur frekuensi. d) Mengukur beda fasa. e) Sebagai penggambar x – y. Dengan oskiloskop tidak hanya besarnya tegangan ataupun arus yang dapat kita ketahui tapi bentuk wujud dari tegangan maupun arus itu dapat dengan jelas. Jadi secara ringkasnya, bentuk gelombang yang keluar dari hasil pengukuran pada suatu titik akan mudah dilihat dengan jelas. Salah satu contoh adalah sebagaimana pada gambar berikut:
Gambar 17a. Sebuah Osciloskop
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
29
Gambar 17b. Panel Oskiloskop Bila sinyal Audio generator atau RF generator ini digunakan sebagai sinyal input didalam penelusuran terminal input untuk menuju ke output maka pada layar oskiloskop akan terlihat dengan jelas karakteristik respon frekuensi rangkaian yang tengah diamati. Misalnya pada rangkaian frekuensi menengah (IF), rangkaian Audio pada pesawat penerima radio. 3.
Signal Injector Alat ini digunakan untuk melakukan pengetesan terhadap rangkaian– rangkaian transistor (bahkan pada komponen transistornya) untuk mengetahui keadaan komponen tersebut. Sebagai contoh alat signal injektor adalah ditunjukan pada gambar 18 di bawah ini;
Gambar 18. Signal injektor
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
30
Signal injektor ini sebenarnya merupakan osilator audio yang sangat dominan untuk melacak rangkaian – rangkaian transistor yang rusak. Karena pada rangkaian yang rusak bila diinjeksi dengan alat ini akan memberikan reaksi suara. Biasanya signal injektor ini digunakan untuk mencari gangguan pada rangkaian–rangkaian audio seperti pesawat radio transistor, tape recorder ataupun pada pesawat televisi pada rangkaian sesudah penguat video.
c. Rangkuman. 1. Pesawat Penerima Radio sistem AM adalah pesawat penerima radio dengan penerimaan gelombang medium wave (MW).Band MW pada sistem AM yang mempunyai daerah frekuensi 520khz-1630kHz dengan panjang gelombang 577 meter–184 meter. Pesawat penerima radio sistem AM atau band MW ini menerima frekuensi sebesar 455 Khz frekuensi ini disebut Intermediate frekuensi (IF). 2. Pesawat Penerima Radio sistem FM adalah pesawat penerima radio dengan frekuensi kerja lebih tinggi dari pesawat penerima AM. Pesawat penerima radio sistem FM ini dengan frekuensi menengah (IF) sebesar 10,7 Mhz. Perbedaan antara Sistem AM dengan Sistem FM antara lain: a.
Pada Sistem FM frekuensi kerja lebih tinggi
b.
Membutuhkan limiter dan deempasis
c.
Berbeda dalam demodulasi
d.
Perbedaan methoda dalam mendapatkan AGC.
3. Alat/instrumen yang dibutuhkan untuk pekerjaan perbaikan/reparasi ada dua bagian yaitu: 1) Alat yang digunakan sebagai pekerjaan mekanik. 2) Alat yang digunakan keperluan pekerjaan pengukuran (elektrik).
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
31
d. Tugas 1. Buatlah diagram blok pesawat penerima sistem AM/band MW dengan dilengkapi bentuk sinyal tiap-tiap bagian. 2. Buatlah diagram blok pesawat penerima sistem FM dan dilengkapi bentuk sinyal setiap bagian. 3. Sebutkan alat yang digunakan sebagai pekerjaan mekanik, dan alat ukur /instrumen yang sangat pokok didalam pekerjaan perbaikan/reparasi. e. Test formatif Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan yang Anda anggap benar. 1. Pesawat Radio sistem AM adalah: a.
Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 445Khz.
b.
Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 455Khz.
c.
Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 465Khz.
d.
Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 10,7Khz.
2. Selisih kedua Frekuensi yang diperoleh dari Mixer dan Oscilator merupakan frekuensi menengah disebut: a.
frekuensi Intermediate frekuensi
b.
frekuensi hasil pengurangan
c.
frekuensi penala
d.
frekuensi modulasi.
3. Panjang gelombang untuk frekuensi Pesawat Radio sistem AM adalah: a.
577 meter - 184 meter dengan frekuensi 520 Khz - 1630 Khz
b.
488 meter - 194 meter dengan frekuensi 530 kHz - 1640 kHz
c.
588 meter - 198 meter dengan frekuensi 510 Khz - 1620 Khz
d.
577 meter - 184 meter dengan frekuensi 530 Khz - 1640 Khz.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
32
4. Jika Pesawat penerima radio menerima frekuensi dari pemancar sebesar 1000kHz, Frekuensi oscillator lokal lebih tinggi dari frekuensi RF, bila frekuensi IF 455kHz maka frekuensi oscilator lokal: a.
1455 Khz
b.
1460 Khz
c.
1475 Khz
d.
1555 Khz
5. Pada Soal No 4 Berlaku rumus untuk oscillator local adalah; a.
Fo = IF - RF
b.
Fo = IF + RF
c.
Ro = Fo + RF
d.
Ro = IF – Fo
6. Suatu rangkaian yang dapat mengatur secara otomatis akibat turun naiknya sinyal input yang diperoleh dari antena disebut. a.
Amplifier
c.
Filter
b.
Dektektor
d.
AGC ( Automatic Gain Control )
7. Oscilator adalah suatu rangkaian yang dapat membangkitkan sinyal: a.
Sinyal AC dengan sumber tegangan DC
b.
Sinyall AC dengan sumber tegangan AC
c.
Sinyal DC dengan sumber tegangan DC
d.
Sinyal DC dengan sumber tegangan AC
8. Rangkaian Penala dari sebuah pesawat radio AM/band MW terdiri dari tiga bagian yaitu: a.
Oscilator, Mixer dan Tuner
b.
Oscilator, IF dan MIxer
c.
Oscilator, Mixer dan RF
d.
RF, mixer dan IF
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
33
9. Dioda detektor berfungsi sebagai pemisah antara sinyal pembawa dengan sinyal: a.
Sinyal informasi
b.
Sinyal Oscilator
c.
Sinyal Intermediate frekuensi
d.
Sinyal RF
10. Sinyal yang masuk ke penguat Audio adalah: a.
Sinyal suara yang diteruskan ke Loadspeaker
b.
Sinyal suara yang diperoleh dari penguat IF
c.
Sinyal suara yang diperkuat dari Mixer
d.
Sinyal sinus mengandung audio
11. Yang membedakan sistem AM terhadap sistem FM adalah: a.
Frekuensi kerja lebih tinggi
b.
Membutuhkan limitter dan deempasis
c.
Berbeda dalam demodulasi
d.
a,b dan c benar
12. Daerah kerja frekuensi sistem FM sebesar: a.
77 Mhz s/d 107 Mhz
b.
87 Mhz s/d 107 Mhz
c.
88 Mhz s/d 108 Mhz
d.
89 Mhz s/d 108 Mhz
13. Untuk frekuensi menengah sistem radio FM adalah; a.
88 Mhz
b.
10,7 Mhz
c.
88,7 Mhz
d.
108 Mhz
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
34
14. Penguat RF amplifier diperlukan pada sistem FM dalam hal ini diperlukan untuk; a.
Menguatkan sinyal dengan frekuensi yang tinggi
b.
Sebagai pelengkap sistem FM
c.
Mencegah terjadinya distorsi
d.
Agar tidak terjadi cacat sinyal RF
15. Limitter pada sistem FM digunakan untuk: a. Menghasilkan ouput yang konstan b. Memotong sinyal yang tinggi c. Menghitung sinyal yang datang dari Penguat IF d. Mengurangi terjadinya distorsi 16. Obeng termasuk alat yang digunakan untuk pekerjaan perbaikan pesawat elektronika/penerima Radio sebagai; a. Pekerjaan mekanik b. Membengkokan komponen c. Memotong kaki komponen d. Pemegang komponen sedang disolder 17. Tang kombinasi dalam pekerjaan perbaikan pesawat elektronika, dapat digunakan sebagai: a. Pemotong kaki komponen b. Penjepit bok pesawat c. Membuka baut d. Membengkokan mata solder 18. Multitester/Multimeter dapat dipergunakan menentukan kerusakan komponen dalam; a. Rangkaian dengan sumber tegangan b. Rangkaian tanpa tegangan c. Jalur PCB (printed circuit board) d. a, b dan c benar
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
35
19. Oskiloskop suatu alat yang dapat digunakan melakukan pengukuran; A. Tegangan dan sinyal B. Frekuensi dan tegangan C. Arus yang besar D. a, b benar 20. Signal injektor digunakan untuk melacak bagian yang rusak dengan ouput signal adalah: a. Sinyal audio b. Sinyal Sinus AC c. Sinyal Sinus DC d. Sinyal Sinus RF
f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III) a. Lembar kerja Persiapan Pekerjaan Perbaikan/Reparasi A. Pengantar Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana memahami dasardasar pesawat radio sistem AM maupun sistem FM serta peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan perbaikan/reparasi. Jika Anda dapat melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, itu berarti Anda sudah memiliki kemampuan dari hasil pembelajaran persiapan awal untuk kompetensi memperbaiki pesawat penerima radio tape recorder. Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami dengan benar. B. Alat dan bahan 1.Macam-macam alat ukur dan alat tools. 2.Buku – buku penunjang untuk pembahasan pesawat radio
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
36
C. Langkah kerja 1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk memahami cara kerja radio Tape Reocrder). 2. Catatlah
Alat-alat
yang
diperlukan
untuk
keperluan
pekerjaan
perbaikan/reparasi. 3. Buat ringkasan pemahaman tentang prinsip-prinsip dari pesawat penerima radio AM/FM. 4. Buat penjelasan singkat dari tatacara menggunakan peralatan baik untuk pekerjaan mekanik maupun pekerjaan elektrik. 5. Selamat bekerja, semoga berhasil. D. Kesimpulan Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar kerja.
E. Saran Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar kerja.
4) Mengamati Gejala Kerusakan Pada kegiatan belajar 2 ini materi pembelajaran tentang mengamati gejala kerusakan pada pesawat radio tape recorder. Pesawat radio diopersikan untuk diamati gejala kerusakan yang timbul dengan melakukan pengamatan pada bagian-bagian tombol power, tombol pengatur volume, tombol pengatur pencari gelombang AM/FM. a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, peserta diklat diharapkan: 1. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol power. 2. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol pengatur volume. 3. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol pengatur pencari gelombang AM/FM.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
37
b. Uraian materi Seperti pada kegiatan belajar 1 telah dijelaskan bahwa pesawat Radio sistem AM maupun sistem FM yang dijelaskan satu persatu. Pada pembelajaran berikuti peserta diklat diharapkan dapat memahami gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh tombol power, tombol pengatur volume, dan tombol pengatur pencarian gelombang. Tentu saja dalam perkembangan elektronika pesawat radio sistem AM maupun sistem FM diperoleh dalam satu kemasan yang kita temukan yaitu “Pesawat Radio Tape Recorder”. Untuk memahami dan mengatahui kerusakan, maka ada bebrapa langkah yang harus dilakukan oleh peserta diklat; Mengamati kerusakan pada tombol power
Gambar 19. Tombol Power 1. Ambillah Pesawat Radio Tape Recorder! 2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN! 3. Hidupkan pesawat penerima radio Tape Recorder dengan menekan tombol power on/off maka pesawat radio. 4. Mati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu menyala maka tombol power berpungsi dengan baik, jika lampu indikator tidak menyala maka tombol power tidak berpungsi sebagaimana mestinya. 5. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian diskusikan sehingga memperoleh pemahaman tentang tombol power pada pesawat radio tape recorder.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
38
Catatan: Pemahaman tentang tombol power akan didapat kepada peserta diklat, bahwa tombol power merupakan bagian utama untuk pesawat radio mendapatkan sumber tegangan. Karena pada tombol power ini adalah salah satu komponen yang bekerja sebagi penghubung dan pemutus arus yang masuk ke bagian catu daya DC. Dengan sumber tegangan DC ini maka peswat radio dapat bekerja dengan baik dan dapat menerima siaran yang dipancarkan oleh pemancar radio. Mengamati kerusakan pada pengatur volume
Gambar 20. Menunjukan Tombol Volume 1.
Ambillah Pesawat penerima Radio Tape Recorder!
2.
Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN!
3.
Hidupkan pesawat radio Tape recorder dengan menekan tombol power
4.
Amati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu menyala maka tombol power berpungsi dengan baik.
5.
Opersikan Tombol Pengatur volume dan pesawat radio akan menerima siaran radio yang dipancarkan dari pemancar radio.
6.
Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian diskusikan sehingga memperoleh
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
pemahaman
tentang
tombol
pengatur
volume.
39
Catatan: Pemahaman tentang tombol pengatur volume akan didapat kepada peserta diklat, bahwa tombol pengatur volume merupakan komponen yang dapat mengatur besar kecilnya sinyal yang akan diproses menjadi suara. Karena pada tombol pengatur volume ini adalah salah satu komponen yang bekerja sebagai pengatur sinyal yang akan diteruskan kebagian penguat audio seperti yang dijelaskan pada pembelajaran 1. Dengan tombol pengatur volume maka pesawat penerima radio dapat menghasilkan besar kecilnya suara yang kita inginkan. Mengamati kerusakan pada Pengatur pencari gelombang
Gambar 21. Tombol pencari gelombang 1.
Ambillah Pesawat penerima Radio Tape Recorder!
2.
Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN!
3.
Hidupkan pesawat radio Tape recorder dengan menekan tombol power
4.
Amati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu menyala maka tombol power berpungsi dengan baik.
5.
Operasikan Tombol Pengatur volume pesawat radio akan menerima siaran radio yang dipancarkan dari pemancar radio.
6.
Lakukan pengaturan tombol gelombang maka pesawat radio akan menyeleksi siaran yang akan diterima dengan indikator pada jarum penunjuk pencarian gelombang.
7.
Jika pada tombol ini tidak bekerja maka kemungkinan kerusakan pada pengaturan tali gelombang.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
40
8.
Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian diskusikan sehingga memperoleh pemahaman tentang tombol pengatur pencari gelombang.
Catatan: Pemahaman tentang tombol pengatur pencari gelombang akan didapat kepada peserta diklat, bahwa tombol pengatur pencari gelombang merupakan bagian yang dapat merubah nilai komponen penala umumnya komponen ini adalah condenstor variabel. Karena pada tombol pengatur pencari gelombang ini adalah bagian yang bekerja dapat merubah frekuensi oscilator lokal dari pesawat radio tape recorder.
c. Rangkuman Untuk mengamati gejala kerusakan yang diakibatkan oleh tombol power, tombol pengatur volume dan pengatur pencarian gelombang diperlukan pesawat Radio Tape Recorder yang dapat bekerja dengan baik. Kegiatan pembelajaran kedua ini peserta diklat harus dapat mengembangkan pengamatannya yang didapat, agar lebih meningkatkan kompetensi yang diperoleh dari hasil belajarnya. 1.
Pesawat penerima radio tape recorder tidak dapat menerima siaran akibat tombol power yang rusak atau tidak bekerja sebagaimana mestinya.
2.
Pesawat radio tape recorder tidak menghasilkan suara akibat kerusakan tombol pengatur volume tidak berfungsi sebagai pengatur sinyal yang masuk.
3.
Pesawat radio tape recorder tidak dapat menyeleksi/memilih siaran dari pemancar akibat kerusakan pada bagian pengatur tombol pencari gelombang.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
41
d. Tugas 1. Datangi bengkel-bengkel reparasi disekitar kota anda, mintakan infomasi kepada teknisi jenis-jenis kerusakan pada radio tape recorder. 2. Buatlah
tabel
jenis-jenis
kerusakan
serta
hubungannya
terhadap
rangkaian/bagian terhadap jenis kerusakan tersebut. e. Test formatif Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan yang Anda anggap benar! 1. Pesawat Radio Tape Recorder dapat menerima siaran, jika; a. Tombol power baik b. Tombol power sebagai penghubung c. Tombol power sebagai pemutus arus d. Tombol power berfungsi on/off 2. Kerusakan Pada pesawat Radio tape recorder yang disebabkan tombol power adalah: a. Pesawat radio bunyi b. Pesawat radio tidak baik c. Pesawat radio tidak menerima siaran d. Pesawat radio tidak nyala lampu indikatornya. 3. Mengapa radio tape recorder tidak bekerja, jika disebabkan kerusakan tombol power ? a. Karena Tombol power untuk menghubungkan sumber arus b. Karena tombol power sebagai saklar c. Karena tombol power pemutus arus d. Tombol power berfungsi on/off suber arus 4. Kemungkinan lain yang mengakibatkan tidak bekerjanya tape recorder adalah: a. Sumber tegangan dc rusak b. Trafo rusak
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
42
c. Diada penyearah terbakar d. a,b dan c benar 5. Pesawat RadioTape Recorder tidak bunyi disebabkan oleh: a. Tombol volume rusak b. Tombol volume maksimum c. Potensio Volume minimum d. a,c benar 6. Pesawat Radio Tape Recorder dapat menerima siaran dan bunyi jika; a. Tombol volume dapat dioperasikan b. Tombol volume tidak rusak c. Tombol volume maksimum d. Tombol volume dapat meneruskan sinyal ke penguat audio 7. Kerusakan Pada pengatur volume pesawat Radio tape recorder berakibat; a. Pesawat radio tidak bunyi b. Pesawat radio tidak dapat menerima siaran dari pemancar c. Pesawat radio suaranya kecil d. Pesawat radio tidak nyala lampu indikatornya. 8. Mengapa radio tape recorder tidak bekerja, jika disebabkan kerusakan tombol volume? a. Karena pengatuir volume untuk meneruskan sinyal ke penguat audio b. Karena tombol volume sebuah potensio c. Karena tombol volume sebagai saklar d. Tombol volume berfungsi penerus suber arus
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
43
9. Kemungkinan lain yang mengakibatkan suara kurang jelas: a. Potensio volume sudah haus arangnya. b. Penguat audio rusak c. Speaker rusak d. a,b dan c benar 10. Pesawat RadioTape Recorder hanya dapat menerima satu gelombang AM/FM kerusakan pada: a. Tombol pencari gelombang b. Tombol Volume c. Tombol Power d. Detektor
f. Kunci Jawabab (Terlampir pada BAB. III) g. Lembar kerja Mengamati Gejala Kerusakan A. Pengantar Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana mengetahui gejala kerusakan dengan mengoperasikan tombol kontrol pada pesawat radio Tape Recorder. Jika Anda dapat melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, serta mengamati dengan teliti maka Anda akan memiliki kemampuan untuk menyimpulkan jenis-jenis kerusakan dengan bantuan mengopersikan tombol kontrol dari tape recorder. Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami dengan benar. B. Alat dan bahan 1. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo) 2. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
44
C. Langkah kerja 1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk memahami tombol kontrol volume, tombol power, dan tombol pengatur pencari gelombang). 2. Buatlah tabel, Catatlah gejala kerusakan yang terdapat dari setiap tombol kontrol. 3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada pesawat radio tape recorder. 4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol terhadap rangkaian yng menjadi bagiannya. 5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D. Kesimpulan Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar kerja.
E. Saran Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar kerja. Mengalokasi Kerusakan Berdasarkan pengamatan gejala kerusakan Pada kegiatan belajar 2, maka
materi
pembelajaran 3 membahas tentang mengalokasikan kerusakan mengacu pada skema rangkaian yaitui; kerusakan pada komponen, kerusakan pada koneksitas PCB (printed ciruit board) atau kabel, dan masalah bagian mekanik. a.
Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3, peserta diklat diharapkan mampu menentukan gangguan/kerusakan yang terdapat pada radio tape recorder antara lain: 1. Mengerti secara persis keadaan gangguan.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
45
2. Menyimpulkan bagian-bagian yang rusak dengan metode pengukuran 3. Membatasi daerah yang rusak dengan metoda mengusik rangkaian jalur PCB 4. Menemukan bagian yang rusak pada bagian mekanik.
b.
Uraian materi Pesawat Radio Tape Recorder pada dasarnya komponen-komponen elektronika yang di rangkai menjadi satu di atas papan yang di sebut papan rangkaian tercetak/PRT atau printed circuit board (PCB). Dalam perjalanan waktu komponen-komponen ini mengalami gangguan atau kerusakan. Rangkaian elektronika adalah suatu sistem yang terbagi-bagi, misal: pada penerima radio ada bagian Penala, IF, Detektor,dan penguat audio karenanya dalam melacak gangguan perlu penetapan alokasi pada bagian mana gangguan atau kerusakan terjadi.Biasanya, prosedur pencarian kerusakan yang umum dilakukan dan juga merupakan cara yang efisien adalah sebagai berikut: 1. Mengerti secara persis keadaan gangguan Dalam banyak hal, anda harus mendengarkan secara rinci penjelasan dari orang yang meminta tolong untuk mereparasi pesawatnya. Jadi anda harus mendengarkan dengan seksama gangguan–gangguan macam apa saja yang tengah terjadi pada pesawat bersangkutan. Kemudian untuk meyakinkan kaeadaan gangguan tersebut, putarlah tombol–tombol pengatur yang ada pada pesawat. 2. Penyimpulan blok–blok yang rusak Bila gejala gangguan telah diketahui secara pasti, buatlah suatu kesimpulan sementara bahwa gangguan tersebut terjadi karena adanya kerusakan pada bagian inti atau bagian itu dan sebagainya. Sebab seperti yang diketahui bahwa sebuah pesawat terdiri dari beberapa blok sirkuit yang terangkum dalam satu sirkuit lengkap. Sebuah pesawat radio transistor, ini pada konstruksinya terdiri dari bagian penala, mixer dan detektor serta penguat akhir. Kalau gangguannya
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
46
telah diketahui maka dapat disimpulkan bahwa kerusakan mungkin terjadi pada bagian penala, atau mixer atau penguatnya, dan lain sebagainya. 3. Membatasi daerah yang rusak Meskipun daerah yang dicurigai telah ditemukan berdasarkan keadaan gangguan, tetapi umumnya daerah tersebut memiliki konstruksi yang rumit, sehingga yang harus diperiksa bukan hanya satu titik tertentu saja, tetapi dapat dikatakan cukup luas. Misalnya, walaupun telah diperkirakan bahwa kerusakan terjadi pada sirkuit bagian penguat, tapi pada sirkuit bagian penguat itupun terdiri dari penguat awal dan penguat akhir. Karena itu bagian yang rusak akan lebih mudah ditemukan dan diperiksa apabila daerah tersebut semakin dipersempit pada waktu melakukan pemeriksaan. Banyak cara untuk dapat melakukan hal tersebut salah satu contoh dapat melakukan seperti diagram dibawah:
A
B
Daerah circuit yang dicurigai
Apakah A normal?
Tidak
ya
B. Rusak
A. Rusak
Ini merupakan cara pembagian satu blok menjadi dua bagian dan selidiki bagian mana yang rusak. Misalnya pada blok penguat dari sebuah radio transistor. Periksa dulu pada bagian penguat depannya, kalau berfungsi normal berarti kerusakan terjadi pada penguat akhir. Begitu juga dengan yang lain.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
47
4.
Mengalokasi kerusakan dengan metode pengukuran Pengetesan tegangan ini dimaksudkan untuk mencari bagian komponen yang rusak, terutama pada transistor–transistor dan IC berdasarkan tegangan yang keluar
dari elektroda–elektrodanya. Umumnya pengetesan tersebut
mempergunakan AVO meter (multimeter atau multitester) pada daerah pengukuran DC. Normal atau tidaknya tegangan yang keluar dapat dimengerti dengan membuat perbandingan antara besaran yang diukur dengan AVO meter dengan diagram rangkaian yang ada. Dalam hal ini juga perlu diperhatikan bahwa pada beberapa bagian menunjukan harga yang berbeda sampai pada batas tertentu yang disebabkan oleh adanya resistansi dalam AVO meter bersangkutan. Langkah-langkah Mengukur tegangan yang harus dilakukan; 1. Hidupkan pesawat penerima radio dan datalah pemancar-pemancar yang ada dilokasi daerah anda untuk mand MW! 2. Matikan pesawat penerima, kemudian sambungkan antena dengan ground pesawat
menggunakan
kabel
penghubung
yang
tersedia
untuk
menghindari adanya sinyal yang masuk kedalam pesawat anda. 3. Hidupkan kembali pesawat penerima. 4. Mengukur tegangan, gunakan Multimeter untuk mengukur tegangan kakikaki semua komponen aktip seperti transistor, catat hasil pengulkuran dan buat tabel hasil pengukuran. Dibawah ini contoh mencari kerusakan dengan cara pengukuran.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
48
5V +V
1k
5V +V
1k
1k
1k
1uF 1uF
1uF 1uF
NPN
NPN NO DATA DC~V
1k
1k
N DC V 1k
1k
Gambar 22. Pengukuran tegangan pada komponen Mengukur tahanan: 1. Matikan sumber dari pesawat penerima! 2. Gunakan multimeter untuk mengukur tahanan dari elemen (kaki) semua penguat dan catat hasilnya pada lembar kerja! 3. Lepaskan jumper (penghubuing) antena dan ground, kemudian simpan peralatan pada tempat semula, buat kesimpulan dari hasil pengamatan. 5.
Mengalokasi kerusakan dengan melacak jalur rangkaian Dalam menganalisis gangguan pesawat penerima radio, setelah diyakini bahwa pesawat bekerja normal, maka dapat dilakukan metode mengusik rangkaian sebagai langkah lanjut untuk melokalisasi gangguan pesawat tersebut. Metode ini menggunakan alat test yang sangat sederhana, yaitu obeng logam yang diisolasi pada sebagian batangnya. Metoda ini berlaku bagi pesawat yang bekerja pada tegangan rendah dan arus rendah saja. Perlu diingat, janganlah metode ini digunakan untuk pesawat yang dapat menimbulkan kejutan listrik. Dengan menggunakan metode obeng yng disentuh dengan telunjuk pada satu titik tertentu, akan diketahui lokasi gangguan yang terjadi pada pesawat penerima radio. Prosedur percobaan ini dapat dilakukan secara berurutan, mulai loudspeaker sampai ke depan rangkaian yaitu terminal antena. Bila
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
49
obeng disentu pada titik input rangkaian loudspeaker, akan didengar suatu bunyi tertentu yang menyatakan bahwa loudspeaker bekerja secara normal. Bila saat pengetesan loudspeaker tidakl mengeluarkan suara maka rangkaian dibelakang test poin
tersebut mendapat gangguan.makin kedepan titik
pengetesan maka suara harus semakin kuat.khusus pengetesan loudspeaker, kalau tidak berhasil dengan obeng maka gantilah pengetesan dengan multimeter. Selanjutnya
gambar 23 dapat diperhatikan contoh pengetesan jalur.
Pengetesan kondusi dilakukan untuk menguji atau untuk mengetahui bahwa mungkin terjadi hubungan kawat yang terputus atau terjadinya hubungan singkat dalam rangkaian dari komponen – komponen bersangkutan. Pengetesan ini juga dilakukan dengan menggunakan multimeter pada posisi pengukuran resistansi. Tentu saja pada waktu melakukan pengetesan resistansi /hubungan antar jalur pada papan rangkaian tercetak, perlu diingat pesawat dalam keadaan mati.
NO DATA OHMS
Gambar 23. Pengukuran jalur dengan AVO meter c. Rangkuman Didalam menentukan kerusakan dengan cara pengukuran tegangan maupun pengukuran hambatan jalur rangkaian peserta diklat dapat lebih cepat menemukan bagian/komponen yang dianggap rusak.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
50
Jika sudah ditemukan bagian atau komponen yang rusak maka kita dapat mengganti komponen yang baru. Oleh karenanya penguasaan metoda pengukuran didalam menentukan bagian yang rusak adalah merupakan kompetensi yang penting dikuasai oleh peserta diklat. d. Tugas 1. Buatlah kemungkinan kerusakan yang terjadi dari setiap bagian/komponen pada pesawat tape recorder. 2. Buatlah diagram pengalokasian kerusakan, serta kembangkan pemahaman dengan mencari sumber lain diluar modul ini. e. Test formatif Bacalah pertanyaan berikut, jawab pertanyaan dengan ringkas teratur dan jelas. Dengan menggunakan multimeter analog: 1.
Uraikan langkah-langkah untuk pengukuran komponen didalam rangkaian.
2.
Uraikan langkah kerja dalam mengukur jalur PCB pada rangkaian.
3.
Uraikan langkah kerja dalam mengukur transistor di luar rangkaian.
4.
Uraikan langkah kerja dalam mengukur tahanan.
5.
Apakah ada kaitan yang erat antara kemampuan (kompetensi) mengukur komponen di luar rangkaian dengan kemampuan memperbaiki sebuah pesawat radio? Jika ada jelaskan, jika tidak ada sebutkan alasannya.
f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)
g. Lembar kerja
5) Mengalokasi kerusakan A. Pengantar Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana untuk menentukan kerusakan dengan mengoperasikan tombol kontrol pada pesawat radio Tape Recorder. Jika Anda dapat melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, serta menentukan dengan teliti kerusakan maka Anda akan memiliki
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
51
kemampuan untuk melokalisai bagian-bagian/komponen yang terdapat pada pesawat radio tape recorder. Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami dengan benar. B. Alat dan bahan a. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo). b. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika c. Gambar rangkaian Radio AM/FM
C. Langkah kerja 1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk menjelaskan gejala kerusakan). 2. Buatlah tabel, Catatlah jenis kerusakan yang terdapat dari setiap bagian atau komponen. 3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada pesawat radio tape recorder. 4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol terhadap rangkaian yng menjadi bagiannya. 5. Selamat bekerja, semoga berhasil. D. Kesimpulan. Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar kerja.
E. Saran Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar kerja
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
52
Menganalisa hasil pengukuran Berdasarkan skema rangkaian yang telah dijelaskan pada pembelajaran 1, maka dianalisa setiap bagian/rangkaian untuk dapat diitentukan jenis kerusakan. a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 4, peserta diklat diharapkan Trampil menentukan kerusakan: Mengacu pada skema rangkaian Berdasarkan hasil pengukuran untuk menentukan kerusakan dengan benar. b. Uraian materi Perhatikan Gambar 24, ditunjukan gambar rangkaian pesawat radio AM/MW secara lengkap. Titik yang diberi test poin menunjukan bagian/ komponen untuk dapat dilakukan pengukuran sehingga data hasil pengukuran dapat dipergunakan analisa kerusakan. Pada pembelajaran ini dijelaskan ada dua contoh jenis kerusakan untuk dianalisa dan diindentifikasi kerusakannya. Jenis kerusakan yang dimaksud adalah: 1) Suara radio lemah. 2) Pesawat Radio tidak ada sinyal.
1)
SUARA RADIO LEMAH No. 1.
Bagian Yang Rusak Detektor (transistor)
Analisa pengukuran
Penyelesaian
Tegangan bias yg salah pada
- Betulkan tegangan
transistor
bias - Ganti dengan transistor yg baru
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
53
+V
TP17
100 12V
12V
+V
4k7
47k
D1-D2 4148
39k
TP6
TP8
IN60
C829
1mH
1P
TP1
C829
1S
1P .1
C829
0ut
.1
1S
.1
001
1S
+
1uF
L2
.1
1P
TP7
TP9
+
5pF
470
TP2
39k
01
5k6
005
47
TP10
TP5
L3 1k
TP3
5k
390
+
+
220/16
15k
002
390 004
390
TP4
1uF
004
10/16
1uF 0
RANGK.IF(FREK.MENENGAH) 0
+
220/16 560
+V
12v
470
13
12V
14
+V 220
TP8
1
1
1
1
1uF +
IN60
470 01
.1uF
TP10
220pf
0
.1 1P
IN4148
TP12
TR3
8
D734
5K6
ke basis TR2
1S
C1684
TP15
TP11 B698
005 150k
5k 0
RANGK.DETEKTOR
33k
0
Gambar 24 Rangkaian Pesawat Radio AM/MW RANGK.AUDIO AMPLIFIER
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
54
No. 2.
Bagian Yang Rusak Detektro (dioda)
Analisa pengukuran
Penyelesaian
Tegangan bias yg salah
- Betulkan tegangan bias
Pada dioda
- Ganti dengan dioda yg baru
3.
Filter AGC
Kondensator filter AGC putus
1. Periksa sirkuit /komponen sekitar rangkaian detektor
Dari tabel diatas dijelaskan lebih rinci seperti dibawah ini: Tingkat detektor dan AGC radio penerima dapat mengakibatkan suara radio menjadi lemah, apabila pada tingkat-tingkat itu terdapat kerusakan-kerusakan antara lain seperti dibawah. 1. Jika detektornya dari transistor, dari hasil pengukuran terjadi kesalahan tegangan bias pada transistornya. 2. Jika detektornya dari diode, mungkin diode itu diberi tegangan bias yang salah. a. Periksalah tegangan bias laju detektor (diode atau transistor). Kesalahan tegangan ini jangan sampai melebihi 10-20 %. Jika ada kesalahan tegangan bias ini maka suara radio dapat lemah dan mungkin disertai dengan distorsi. b. Coba gantilah dengan detektor yang baru dan perhatikanlah perobahannya. c. Periksalah sirkuit detektor (komponen-komponen detektor lainnya) seperti tahanan dari kondensator filter. Lepaslah detektor itu dari sirkuitnya pada waktu pengukuran komponen-komponen sirkuit tersebut.
12
3.
Filter AGC rusak. a. Jika kondensator filter AGC diduga putus (habis nilainya) periksalah dengan menghubungkan paralel kondensator yang baru. b. Kondensator filter AGC yang putus dapat mengakibatkan radio kurang sensitive,
dan
sering
kali
disertai
dengan
regeneration.
Dalam
menghubungkan kondensator filter ini jangan sampai terbalik polaritasnya. Kondesnsator filter AGC radio transistor biasanya dari elektrolit, jadi berbeda dengan kondensator filter AVC untuk radio tabung. 4. Ada kerusakan pada diode-overload atau diode pembantu, jika radio yang bersangkutan menggunakannya. a.
Coba periksalah diode-overload itu jika mungkin hubungan–pendek. Telitilah hubungan diode itu kalau terbalik pemasangannya dalam sirkuit.
b.
Diode-overload yang terbalik memasangnya atau hubungan pendek dapat mengakibatkan radio kurang peka (kurang sensitive).
Selain hubungan yang telah diterangkan, kadang-kadang diode-overload dipasang antara sisi bawah gulungan transformator I-F kedua bagian primernya dengan gulungan primer sisi atas transformator I-F pertama. Jika hubungan yang sedemikian itu diode-overload.
13
2)
TiDAK ADA SINYAL No. 1. 2.
Bagian Yang Rusak Gulungan
Hambatan kumparan
transformator IF
sekunder trafo putus
Detektor (dioda)/
Tegangan bias yg salah
(transistor)
Pada dioda
Analisa pengukuran
Penyelesaian -
Ganti trafo IF
-
Betulkan tegangan bias
-
Ganti dengan dioda yg baru
3.
Oscilator lokal pada
Transistor penguat RF
rangkaian penala
tegangan bias yg salah
-
Priksa sirkuit /komponen
-
Sekitar rangkaian penala
Dari tabel diatas dijelaskan lebih rinci seperti dibawah ini: 1.
Gulungan Transformator putus. Trafo yang rusak dapat mengakibatkan tidak dapat diteruskan sinyal dari tingkat ketingkat lainnya. Setelah dilakukan pengukuran pada gulungan primer dan sekunder transformator IF dengan ohm meter, dan menunjukan nilai yang tidak sesuai dengan data teknis, maka dapat disimpulkan sinyal berhenti disatu titik yang pada akhirnya radio tidak bunyi.
2.
Transistor detektornya rusak. Hal ini jika detektor menggunakan transistor, coba lepaslah transistor itu dan periksalah dengan ohm-meter, atau gantilah dengan transistor yang baru. Jika transistornya dalam keadaan baik, coba ukurlah komponen-komponen detektor transistor itu.
3.
Diode germanium rusak (jika menggunakan detektor diode germanium). a.
Ukurlah tahanan balik dan tahanan laju diode. Jika tahanan baliknya dibawah 20 k-ohm (20.000 ohm), sebaiknya gantilah kristal germanium itu. Kristal diode germanium yang masih baik mempunyai tahanan balik antara 100.000-500.000 ohm dan tahanan lajunya kurang dari 100 ohm.
14
Makin besar ketetapan arus diode kristal itu makin rendah pula tahanan lajunya. b.
Mengukur tahanan laju dan tahanan balik diode cukup hanya dengan membalik kabel pengukur ohm-meter.
c.
Gantilah diode yang sudah rusak, dan perhatikanlah polaritasnya ketika memasang, jangan sampai keliru. Pada waktu memasang kristal diode, gunakanlah penyalur panas dengan hati-hati dan secepat mungkin mengerjakannya, agar supaya diode itu tidak rusak karena panas yang berlebihan. (Panas ketika menyolder).
4.
Tegangan elektrode-elektrode detektor. a. Jika detektornya dari diode-germanium (kristal diode), ukurlah tegangan bias laju antara anode dan katodenya. Tegangan bias laju ini kecil sekali, antara 0,025 volt-0,1 volt. b. Jika detektornya dari transistor, ukurlah bias laju antara basis dan emittor, dan tegangan bias ini juga kecil seperti tegangan bias pada diode germanium. c. Dalam pengukuran ini gunakanlah voltmeter d-c dengan batas ukur yang cukup rendah, sehingga penunjukan jarum voltmeter mudah dibaca.
5.
Osilator lokal pada rangkaian penala dapat menyebakan pesawat radio tidak ada sinyali, sinyal dari osilator dan sinyal RF yang datang dari luar (antena) agar menghasilkan sinyal IF dengan frekuensi 455 kHz. Jika bagian ini tidak bekerja maka pada pesawat tidak akan ada sinyal.
a. Rangkuman Didalam menentukan/menganalisa hasil pengukuran pesawat penerima radio, setelah diyakini bahwa pesawat radio bekerja dengan normal, maka dapat dilakukan beberapa cara yaitu dengan cara menyocokan data hasil pengukuran dengan data besaran tegangan dengan kondisi pesawat bekerja dengan normal. Tujuan akhir dari anlisa hasil pengukuran adalah ditemukannya bagian/komponen yang rusak. Oleh karenanya setiap peserta diklat harus mampu menganalisa suatu
15
data untuk mendapatkan informasi baru yang akan digunakan sebagai penyelesaian langkah-langkah perbaikan/reparasi.
b. Tugas Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai uraian materi 4 pada modul ini, Anda sebaiknya melakukan tugas berikut: 1. Buatlah kelompok belajar, masing-masing kelompok maksimum 4 orang. 2. Kunjungilah bengkel elektronika/bengkel reparasi sekitar tempat tinggal anda. 3. Menggunakan contoh format diatas, catatlah tipe dan jenis kerusakan pesawat radio yang diperoleh dari bengkel yang anda kunjungi. 4. Setelah memperoleh jenis-jenis kerusakan dapat digunakan sebagai kajian pembahasan /diskusi kepada kelompok belajar anda atau dengan guru. c. Test formatif Bacalah pertanyaan berikut, jawab pertanyaan dengan ringkas teratur dan jelas. Dengan mengacu pada sekema rangkaian: 1. Uraikan langkah-langkah untuk menganalisa hasil pengukuran! 2. Dengan cara bagaimanakah anda, memperoleh data pengukuran dengan kondisi radio tidak normal? 3. Mungkinkah data pengukuran dijadikan bahan untuk menentukan jenis-jenis kerusakan? 4. Bagaimanakah dapat diketahui oscilator lokal dikatakan tidak bekerja? 5. Kesalahan Tegangan bias setiap transistor akan mengakibatkan radio menjadi tidak bekerja, jelaskan?
d. Kunci Jawaban (Terlampir) e. Lembar kerja
16
Menganalisa hasil pengukuran A. Pengantar Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana untuk melakukan analisa data hasil pengukuran untuk memperoleh informasi jenis-jenis kerusakan. Jika Anda dapat melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, serta menganalisa dengan teliti maka Anda akan memiliki kemampuan untuk menganalisa kerusakan bagian maupun komponen yang terdapat pada pesawat radio. Satu hal yang perlu diingat, perbanyak data pengukuran untuk mendapatkan hasil analisa yang benar. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami dengan benar. B. Alat dan bahan 1. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo). 2. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika 3. Gambar rangkaian Radio AM/FM
C. Langkah kerja 1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk menjelaskan gejala kerusakan). 2. Buatlah tabel, Catatlah jenis kerusakan yang terdapat dari setiap bagian atau komponen. 3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada pesawat radio tape recorder. 4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol terhadap rangkaian yang menjadi bagiannya. 5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
17
D. Kesimpulan Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar kerja.
E. Saran Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar kerja.
6) Melaksanakan Perbaikan/Reparasi Pada kegiatan belajar 4 telah diindentifikasi jenis-jenis kerusakan dan sebabkan dari komponen yang rusak. Pembelajaran selanjutnya peserta dikalat melaksanakan perbaikan/reparasi. a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Peserta diklat trampil melakukan perbaikan/reparasi dari segala jenis
kerusakan
pada pesawat penerima radio.
b. Uraian Materi Langkah-langkah perbaikan/reparasi pesawat tape recorder. Dalam pekerjaan perbaikan/reparasi dianjurkan mengikuti langkah-langkah perbaikan /reparasi sebagai berikut: 1. PEMERIKSAAN FISIK (sebelum pesawat-radio dihidupkan): a) Apakah stelan untuk tegangan jaringan (main voltage) betul? b) Apakah
polaritas
baterai
betul?
(tidak
saling
tukar
terminal
positif/negatifnya). c) Apakah kontak–kontak baterai baik? (kontak–kontak harus bersih;tidak berkarat,dan tidak hijau oleh reaksi kimia). Bersihkan dengan kain basah air panas,kemudian dikeringkan betul. d) Apakah tak ada perkawatan putus? (ada pelawan hangus,dlsb).
18
2. PADA SAAT, DAN SEBENTAR SESUDAH, PESAWAT DIHIDUPKAN: a) Adakah ada bau asap? (trafo atau dioda, pelawan,terbakar). b) Apakah ada kenaikan daya yang menyolok pada jaringan umum? (diukur dengan alat ukur watt atau alat ukur ma) c) Sampai berapakah tegangan baterainya jatuh? d) Apakah kawat pijar berpijar semuanya? e) Berapakah tegangan yang ada pada kondensator tapis pencatu daya?
3. SELAMA PESAWAT HIDUP a) Pengeras suara berdengung? Dengung 100Hz ditimbulkan oleh C tapis kering (habis kapasitasnya). Dengung 50 Hz ditimbulkan oleh satu sel (dioda) perata yang rusak. (Dengung 100 Hz lebih tinggi nadanya ketimbang dengung 50 Hz). b) Pengeras suara berdesah? Ada desah, berarti penerima menangkap. c) Putarlah pengatur volume sampai maksimum, kemudian jamahlah (dengan jari) basis (atatu kisi) penguat audio. Jangkit dengung,berarti bahwa bagian ini baik. d) Putar-putarlah saklar jalur (bandswitch) (berpindah-pindah jalur frekwensi). Ada ”krak” dari pengeras suara? Ada, berarti: penyampur dan penguat frekwensi antara baik. e) Sentuh-sentuh terminal antena dengan kawat (atau obeng). Ada “krakkrak” dari pengeras suara? Ada,berarti sirkit antena baik. f) Menguji transistor/IC: kalau mencurigai transistor atau IC, ujilah alat-alat itu, atau ganti saja dengan yang baru. Untuk menguji transistor, tidak perlu melepaskanya dari sirkit; cukup mengukur-ukur tegangan kolektor dan tegangan emitornya saja.
19
Dengan alat uji transistor khusus,transistor-transistor akan dapat di uji dengan mudah, tanpa menanggalkanya dari rangkaian. alat uji yang di maksud adalah plug in circuit transistor tester. Alat uji ini akan dapat di bangun sendiri dengan mudah. 4. TIDAK ADA SUARA a) Jamahlah sirkit masukan penguat audio. Timbul dengung?
Kalau timbul
dengung, berarti kesalahan berada di salah satu tingkat depannya detector. b) Jamahlah dengan obeng pada kisi tabung, atau basis transistor. c) Ujilah osilator. Cara menguji osilator, Osilator supaya di uji pada berbagai frekwensi, dengan memutar-mutar kondensator tala dari posisi minimum hingga maksimum (bersesuaian dengan frekwensi tertinggi hingga frekwensi terendah, di dalam satu jalur). Mungkin osilator hanya mau berguncang pada salah satu jalur saja, atau mungkin mau berguncang pada separuh belah jalur saja. d) Apakah penguat frekwensi antara berguncang? Ini dapat di tilik dengan jalan mengukur tegangan yang di hasilkan detector. Kalu penguat frekwensi antara berguncang akan ada tegangan rata di keluaran detector. Meskipun penerima sedang tidak menangkap apapun.
5. BUNYI LEMAH a) Apakah tegangan pencatu daya (baterai) terlampau rendah? b) Titik bagian audio. (berilah sinyal lewat terminal masukan untuk “pick up”. Kalau bunyi ternyata normal, berarti kesalahan berada di salah satu tingkat didepannya penguat audio. c) Titik tegangan-tegangan di penguat frekwensi antara dan di konvertor. d) Bunyi lemah dapat juga ditimbulkan oleh salah satu transformator kopling yang tergeser talaanya (tidak tepat 455 KHz). Kalau bunyi lemah terjadi hanya ada pada sesuatu bagian dari jalur frekwensi, maka penilikan dilakukan terbatas pada bagian jalur itu saja!
20
6. BUNYI GEMERTAKAN a) Potensiometer pengatur volume kotor atau aus. Gantilah dengan yang baru. Tidak cukup dengan hanya membersihkannya saja, karena toh akan segera gemertekan lagi! b) Periksa kondensator tala, kalau-kalau kotor. Dapat di bersihkan dengan menyemprotkan udara, atau menggesek - gesekkan kertas tipis di celahcelah kepingnya. c) Ujilah (periksa) saklar-saklar. 7. SUMBER TEGANGAN DC Baterai supaya di ukur sementara pesawat sedang hidup. (mengukur tegangan beban; bukan G.E.M baterai!) Tegangan beban yang merosot akan membangkitkan bunyi cacat, sebab: a) Terjadi kopling lewat perlawanan dalam baterai; b) Kondisi kerja transistor tergeser kebawah. Jikalau baterai di jajari kondensator-kondensator yang cukup besar, lagi pula di dalam pesawat terdapat sirkit-sirkit de kopling yang baik,maka tegangan baterai yang merosot akan tidak menimbulkan cacat yang sangat. Tetapi oleh kemerosotan tegangan itu,kepekaan penerima merosot juga. Gejala-gejala yang di timbulkan oleh kemerosotan tegangan baterai adalah a.l.: 1) Kepekaan penerima berkurang (bunyi dari pneras suara menjadi lemah). Bunyi cacat. 2) Netralisasi dalam penguat frekwensi antara menjadi kurang efektif,sehingga penerima cenderung berosilasi (bercuit-cuit). 3) Bunyi dut-dut-dut. (Motorboating).
21
8. KONDENSATOR Kondensator elektrolit dengan kapasitas besar–besar di pakai dalam rangkaian transistor-transistor, mengingat bahwa transistor mempunyai impedansi masukan rendah-rendah. Dalam sirkit kopling, maka kondensator yang bocor akan menimbulkan cacat. kondensator yang kering merosotkan penguatan, pula frekwensi rendah-rendah audio jadi hilang. Dalam sirkit-sirkit jajaran (by pass) dan dalam tapis-tapis, maka C yang bocor menurunkan tegangan kerja dan arus kerja, hingga menimbulkan cacat. C yang kering akan menimbulkan gejala motorboat. Kondensator kertas harus mempunyai perlawanan isolasi lebih dari 50 M Ohm untuk kapasitas setiap mikro farad. (Contoh: kapasitas 0,5 mfd harus mempunyai perlawanan isolasi lebih dari 0,5 x 50 Mohm=25 Mohm,dst.). Perlawan kondensator mika dan keramik harus melebihi 100 Mohm per mfd nya. Kondensator elektrolit yang baik dengan tegangan kerja 400 Volt DC harus mempunyai perlawanan lebih dari 500 K ohm. Kondensator-kondensator elektrolit untuk tegangan-tegangan kerja kecil mempunyai perlawanan serendah-rendahnya 100 K ohm. Jikalau sedang menguji kondensator elektrolit, perlulah polaritas-polaritas alat ukur Ohm di perhatikan, sebab menguji dengan polaritas-polaritas tertukar akan menimbulkan salah ukur. PERHATIAN: Kondensator–kondensator dalam penerima bertransistor lazimnya bertegangan tembus rendah–rendah (1,5.......15 Volt). Kalau mengiji alat-alat ini dengan alat ukur Ohm (ataupun alat-alat ukur lain) ingat-ingatlah, bahwa alat-alat ukur yang bersangkutan mungkin menggunakan tegangan baterai yang lebih tinggi dari tegangan tembus kondensator!
22
c. Rangkuman Untuk dapat melaksanakan pekerjaan perbaikan/reparasi diperlukan pengetahuan yang cukup, pemahaman secara teori/prinsip kerja pesawat radio, juga diperlukan kompetensi pengoperasian alat ukur. Selain dari pada itu trampil didalam menggunakan alat mekanik; seperti Obeng, Tang, Solder. Sedangkan alat ukur terdiri; multimeter, oskiloskop, signal injektor dan alat pendukung lainnya. Tujuan akhir dari pekerjaan perbaikan/reparasi adalah dapat memperbaiki dari bermacam-macam jenis kerusakan. d. Tugas Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai uraian materi 5 pada modul ini, Anda sebaiknya melakukan tugas berikut : 1. Buatlah kelompok belajar, masing-masing kelompok maksimum 4 orang. 2. Kunjungilah bengkel elektronika/bengkel reparasi sekitar tempat tinggal anda. 3. Dapatkan
langkah-langkah
penyelesaian
praktis
dalam
pekerjaan
perbaikan/reparasi. 4. Setelah memperoleh petunjuk praktis laporkan kepada guru untuk dijadikan bahan kajian pembahasan/diskusi kepada kelompok belajar anda. e. Test formatif Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan yang Anda anggap benar.
23
1.
Dalam perbaikan pesawat elektronik, apakah langkah pertama dalam pemeriksaan fisik sebelum pesawat-radio dihidupkan? a. Memeriksa polaritas baterai b. Memeriksa kontak – kontak baterai c. Memeriksa perkawatan d. Memeriksa stelan untuk tegangan jaringan (main voltage)
2.
Berapa besar tegangan kerja kondensator elektrolit yang baik? a. 300 volt DC
c. 300 volt AC
b. 400 volt DC
d. 400 volt AC
3. Dan kondensator elektrolit tersebut harus mempunyai perlawanan lebih dari: a.
500 K Ohm
c. 300 K Ohm
b.
400 K Ohm
d. 700 K Ohm
4. Apa yang dimaksud dengan plug in circuit transistor tester? a. Alat pengukur transistor b. Alat pemberi tegangan pada transistor c. Alat uji transistor d. Alat untuk memperbaiki transistor 5. Apa yang dimaksud dengan Bandswitch ? a. Saklar Jalur
c.
Saklar Togle
b. Saklar Geser
d.
Saklar Push On
6. Ditimbulkan oleh apa pengeras suara berdengung sebesar 100 Hz ? a. Ditimbulkan oleh satu sel (Dioda) perata yang rusak b. Ditimbulkan oleh C tapis yang kering (habis kapasitasnya) c. Ditimbulkan oleh kebocoran transistor d. Adanya kerusakan pada speaker
24
7. Dan ditimbulkan oleh apa pengeras suara berdengung sebesar 50 Hz? a. Ditimbulkan oleh satu sel (Dioda) perata yang rusak b. Ditimbulkan oleh C tapis yang kering (habis kapasitasnya) c. Ditimbulkan oleh kebocoran transistor d. Adanya kerusakan pada speaker 8. Apa yang dimaksud dengan By Pass ? a. Papan sirkuit tercetak
c. Sirkuit-sirkuit searah
b. Sirkui-sirkuit jajaran
d. Sirkuit-sirkuit setara
9. Disebabkan oleh apakah terjadinya gejala Motorboating ? a. Transistor yang bocor
c. Resistor yang terbakar
b. Dioda yang bocor
d. Condensator yang kering
10. Bunyi lemah dapat juga ditimbulkan oleh ....... a. Transistor Kopling
c. Thyristor Kopling
b. Thermistor Kopling
d. Transformator Kopling
f. Kunci Jawaban (Terlampir) g. Lembar kerja
Melaksanakan Perbaikan/Reparasi A. Pengantar Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana kita dapat melaksanakan perbaikan. Jika Anda dapat melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, serta mengamati dengan teliti maka Anda akan memiliki kemampuan dan tranpil memperbaiki jenis-jenis kerusakan dengan mengganti komponen–komponen yang rusak. Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami dengan benar.
25
B. Alat dan bahan 1. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo). 2. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika 3. Multimeter, Toolkit, solder
C. Langkah kerja 1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk melaksanakan perbaikan). 2. Buatlah tabel, Catatlah gejala kerusakan yang terdapat dari setiap tombol kontrol. 3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada pesawat radio tape recorder. 4. Buat penjelasan singkat tentang langkah-langkah perbaikan. 5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D. Kesimpulan Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar kerja. E. Saran Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar kerja.
26
7) Menguji hasil Perbaikan/Reparasi a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan: 1. Mampu menggunakan alat ukur elektronik untuk menguji langkah perbaikan yang telah dilakukan. 2. Dapat memastikan bahwa perbaikan yang dilakukan sudah sesuai dengan standar prosedur operasi yang dipersyaratkan. 3. Dapat memastikan bahwa semua komponen pengganti sudah terpasang dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur perbaikan dan sesuai dengan buku petunjuk manual yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat perangkat elektronik yang diperbaiki. b. Uraian Materi Sebuah langkah perbaikan terhadap gangguan yang didapat pada suatu perangkat elektronik pada dasarnya adalah sebuah langkah yang sistematis yang menuntut ketelitian tinggi dari mekanik elektronik yang melakukan perbaikan. Dalam konteks ini adalah suatu keharusan jika kemudian seorang mekanik melakukan pengujian ulang terhadap perbaikan yang telah dilakukan. Menguji hasil perbaikan dapat dilakukan sesuai dengan langkah awal perbaikan. Perbaikan sebuah penerima misalnya dilakukan mulai dari rangkaian depan (loudspeaker), kemudian dilanjutkan dengan rangkaian penguat daya, rangkaian penguat tegangan dan seterusnya. Dengan demikian pengujian hasil perbaikan juga dimulai dari depan, dimana pengujian dilakukan dengan menggunakan multimeter, megukur tegangan pada titik-titik uji (Test Point/TP) yang dapat dilihat dari diagram rangkaian (schematic diagram) yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat perangkat elektronik tersebut. Pengujian hasil perbaikan juga dapat dilakukan dengan menggunakan RF Generator, Frequency Counter dan Oscilloscope, sehingga diketahui sinyal input dan output dari setiap bagian serta frekuensi yang dihasilkan oleh perangkat elektronik yang telah diperbaiki sesuai dengan spesifikasi teknis yang dikeluarkan oelh pabrik pembuatnya.
27
Pada modul ini peserta diklat dapat melakukan pengujian/percobaan dari setiap bagian pada pesawat radio yang diperbaiki. Bagian-bagian yang akan diuji adalah: 1) RF Amplifier, 2) Osilator, 3) Mixer, 4) IF Amplifier, 5) Bandwidth Amplifier, 6) Karakteristi Dioda Detektor, 7) Detektor dengan AVC (Automatic Volume Control), 8) Audio Amplifier, 9) Power Amplifier 10) Power Supply (catu daya). c. Rangkuman 1.Langkah perbaikan pada pesawat elektronik pada dasarnya adalah sebuah langkah yang sisitematis. 2.Menguji hasil perbaikan dapat dilakukan sesuai dengan langkah awal perbaikan. 3.Perbaikan sebuah penerima radio misalnya dilakukan mulai dari rangkain depan (loudspeaker). 4.Pengujian hasil perbaikan juga dimulai dari depan. 5.Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan Multimeter, mengukur tegangan pada Titik-titik Uji (Test Point/TP) yang dapat dilihat dari diagram rangkain (Schematik Diagram). 6.Pengujian hasil perbaikan juga dapat dilakukan dengan menggunakan Frequency Counter dan Osilloscope.
d. Tugas Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai pengujian hasil perbaikan pada modul ini, Anda sebaiknya melakukan tugas berikut: 1. Buatlah kelompok belajar, masing-masing kelompok maksimum 4 orang. 2. Kunjungilah bengkel elektronika/bengkel reparasi sekitar tempat tinggal anda. 3. Dapatkan langkah-langkah pengujian secara singkat dan praktis. 4. Setelah memperoleh petunjuk praktis laporkan kepada guru untuk dijadikan bahan kajian pembahasan/diskusi kepada kelompok belajar anda.
28
e.
Kunci Jawaban (Terlampir)
f.
Lembar kerja
RF Amplifier A. Tujuan Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan peserta diklat dapat: 1. Membuat kurva respon frekuensi penguat RF berdasarkan hasil pengamatan praktikum. 2. Menguji/Mengukur besar penguatan penguat tingkat RF. B. Pengantar RF amplifier adalah suatu rangkaian yg berfungsi memprkuat sinyal RF yang datang pada antena yg biasanya sangat kecil harganya. RF amplifier dasarnya ada dua jenis, yaitu RF amplifier yang berfungsi sebagai penguat tegangan dan yg berfungsi sebagai penguat daya. Tujuan utama penguat daya adalah untuk menaikkan daya outputnya dengan mengingat besarnya tegangan, sedangkan tujuan utama rangkaian penguat tegangan adalah untuk menaikkan besarnya tegangan tanpa mengingat besar dayanya. RF amplifier biasanya dapat memperkuat sinyal dengan frekuensi 30 kHz sampai 300MHz. Sirkuit penguat RF bermacam-macam variasinya, tergantung pada rangkaian daerah frekuensinya. Pada rangkaian RF, pesawat ini hanya akan memperkuat sinyal pembawa beserta kedua jalur sisinya yang berisi informasi dari suatu pemancar. RF amplifier pada pesawat ini berfungsi sebagai rangkaian konverter yang terdiri atas komponen L2,CA, dan TR1. Rangkaian tangki L dan C di sini berfungsi sebagai rangkaian penala yg akan meneruskan sinyal frekuensi resonansi yg sesuai dengan selektivitas rangkaian penala tersebut.
29
Penguat RF (TR1) mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut: 1. Sebagai penguat sinyal RF yg bervariasi tergantung pada perubahan CA. 2. Dikombinasikan dengan L3 dan CB berfunsi sebagai oksilator lokal. 3. Sebagai mixer yg mencampur sinyal RF dari pemancar dengan sinyal dari silator lokal dan menghasilkan frekuensi menengah (IF) tertentu, yaitu 455 kHz. Bila dalam kerja rangkaian pesawat ini CA dan CB diubah bersamasama maka selish frekuensi yg dicampur akan selalu sama. Secara fisik dilakukan dengan cara memasang CA dan CB menjadi satu poros (ganged capasitor). Contoh penjelasan hal diatas sebagai berikut: Bila oscilator menghasilkan frekuensi sebesar 1455 kHz dan sinyal datang sebesar 1000 kHz, maka frekuensi menengah adalah 455 kHz. Bila CB dirubah maka sinyal oscilator akan berubah, misalnya menjadi 1555 kHz. Demikian pula karena CA berubah maka frekuensi sinyal yang ditala menjadi 1100 kHz berubah. Dengan demikian sinyal selisih IF akan tetap besarnya, yaitu 455 kHz. Karena perubahan CA dan CB terjadi bersama-sama maka rangkaian berikutnya, yaitu IF amplifier, dapat dirancang untuk bekerja frekuensi tertentu (IF = 455kHz untuk sistem AM) yang disalurkan melalui IFT-A ke TR2. Besarnya penguatan tingkat RF ini dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut: AV =
Eout E in
Dengan : Av = Besarnya penguatan tegangan rangkaian Eo = Tegangan output (Volt) Ein = Tegangan input (Volt) Kurva respon frekuensi dapat dianalisis dengan cara memvariasikan kedudukan L2 dan CA untuk daerah frekuensi yang sesuai dengan gelombang pembawa beserta kedua jalur sisinya yang mengandung informasi.
30
C. Alat dan Bahan 1. Pesawat radio super heterodyne 2. RF generator
TP17
4. Osciloscope
12V +V
4K7
3. Multimeter
D1-D2 4148
5. Frekuensi counter
TP2
39K TP1
01 C829
+
1uF TP3
005
47
L3 1k
2L 390
1uF
TP4
Gambar 24. Rangkaian RFconverter D. Langkah Kerja 1. Siapkan pesawat radio AM yang akan digunakan praktek pengukuran. 2. Atur kedudukan frekuensi RF generator pada posisi 1000 kHz. 3. Hubungkan kabel output generator pada antena dan grond. 4. atur posisi osciloscope untuk daerah pengukuran sekitar 1000 kHz. 5. Sambungkan kabel vertikal input pada test point dengan grond pesawat penerima. PENGUKURAN FREKUENSI RESPON 1.
Hidupkan RF generator, pesawat penerma AM dan osciloscope.
2.
Atur output RF generator sampai didapat output
TR1 (TP2 sebesar 2
Volt/p-p) dengan terlebih dulu megatur kedudukan dial penala untuk output maksimum. 3.
Atur frekuensi RF generator menjadi 1010 kHz dan catat hasil penunjukan pada osciloscope.
4.
Naikan frekuensi RF generator dan catat penunjukan di osciloscope.
5.
Ulangi langkah 3 dan 4 untuk frekuensi RF generator sebesar 990 kHz dan 980 kHz.
31
6.
Buatlah kurva respon rangkaian RF amplifier berdasarkan hasil langkah 3-4 dan 5.
PENGUKURAN PENGUATAN RF AMPLIFIER 1. Atur kembali frekuensi RF generator pada 1000 kHz dan atur posisi output pada posisi mendekati minimum! 2. Buatlah modulasi pada RF generator sebesar 30 %! 3. Pindahkan proses osiloskop pada test point 1 (TP1) dengan ground! 4. Putar piringan pemilih gelombang sampai didapat output maksimum pada osiloskop dan catat hasilnya pada lembar kerja! 5. Pindahkan posisi osiloskop pada TP 2 dengan ground! 6. Amati besarnya tegangan pada osiloskop dan catat pada lembaran kerja! 7. Hitung besarnya penguatan RF amplifier! 8. Matikan semua peralatan! 9. Buat kesimpulan hasil pengamatan! E. PERTANYAAN 1. Apakah yang dimaksud dengan jalur sisi! 2. Bagaimana cara menentukan selektivitas suatu rangkaian RF? Jelaskan! 3. Apa yang dimaksud dengan respons frekuensi?
Rangkaian Oscilator A. Tujuan Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan peserta diklat dapat: 1. Menguji/mengukur tegangan output osilator lokal. 2. Menguji/mengukur besarnya osilator lokal pada suatu posisi dari posisi penalaan tersebut. B. Alat dan Bahan 1. Trainer penerima radio AM 2. Osiloskop 3. RF generator C. Pengantar
32
Osilator adalah suatu rangkaian yang dapat membangkitkan sebuah sinyal AC dari sumber DC. Pada pesawat ini, sinyal dari osilator diheterodynekan dengan sinyal RF yang datang dari luar (antena) agar menghasilkan sinyal IF dengan frekuensi 455 kHz. Pada pesawat, yang berfungsi sebagai osilator lokal yaitu pasangan TR1, L3 dan CB untuk band MW (lihat gambar). Condenser trimmer CT2 digunakan untuk memperluas (menambah) frekuensi osilator lokal. Kerja osilator dapat dilihat pada rangkaian di atas. Dalam hal ini TR1 merupakan penguat dari osilator yg mempunyai beberapa fungsi pada pesawat penerima. Sakelar pemilih pada saat pertama bekerja (nois relative sangat kecil) diperkuat oleh TR1 dan dikembalikan (feed-back)melalui gulungan sekunder L3 ke bagian primernya. Akibat umpan balik ini, terjadilah osilasi dari rangkaian ini dengan frekuensi yang sesuai dengan frekuensi resonansi L3 yang terhubung dengan CB. Tegangan output yg dihasilkan melaui emitter TR1 akan dicampur dengan sinyal RF yang datang melalui base transistor tersebut. Primer L3 tersebut dengan CB, CT2, dan C5 merupakan kondensator trimmer untuk mendapatkan frekuensi resonansi. R3 berfungsi untuk menetapkan factor kualitas rangkaian resonator dengan harga positif. Dengan adanya D1 dan D2 maka rangkaian osilator dari convetor beroperasi dalam konfigurasi terbumi (common base). TP17
12V
+V
4k7
D1-D2 4148 TP2
39k 1mH TP1 C829
01
0ut
+
1uF
L2 +
5pF
005
47
L3 1k
TP3
390
TP4
1uF
1uF 0
Gambar 24. Rangkaian Penala
33
D. LANGKAH KERJA 1. Ambillah trainer radio AM! 2. Masukkan penghubung AC pada sumber lisktrik! 3. Atur dial pemilih gelombang pada frekuensi 600 kHz! 4. Ambillah osiloskop dan atur sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk pengukuran pada daerah 1000 kHz! 5. Hubungkan output osiloskop pada emitter TR1 (test point3) dengan ground dari pesawat! Operasi Osilator 1. Hidupkan pesawat penerima beserta osiloskop! 2. Perhatikan gelombang yg dipergunakan osiloskop dan catat besar tegangan beserta bentuk gelombang pada lembaran kerja yg tersedia! 3. Atur dial pemilih gelombang searah jarum jam perlahan-lahan dan amati pola yg terjadi pada osiloskop! 4. Berilah komentar untuk kejadian pada langkah 8! 5. Kembalikan posisi pemilih gelombang pada kedudukan 600kHz! 6. Ambil RF generator dan atur frekuensinya 600 kHZ dengan modulasi 30%! 7. Hubungkan output RF Generator pada antenna dan ground
kemudian
hidupkan RF generator! 8. Tatalah L3 (trafo osilator ME + merah) sampai didapat amplitude paling maksimum pada osiloskop! 9. Matikan semua peralatan dan lepaskan RF generator dari pesawat penerima! PENGUKURAN FREKUENSI Pada langkah ini kita akan menggunakan metode pola Lissoyous untuk pengukuran frekuensi osilator. 1. Letakkan posisi gelombang sapu osiloskop pada posisi eksternal! 2. Hubungkan horizontall output RF osiloskop pada TP3 dengan ground pesawat penerima! 3. Hubungkan pula output RF Generator pada vertical input osiloskop dengan ground! 4. Hidupkan kembali semua peralatan! 5. Atur dial frekuensi RF Generator dan catat pada lembaran kerja sebagai frekuensi osilator!
34
6. Ulangi hasil langkah 19 dengan 600 kHz dan catat frekuensi selisihnya! 7. Matikan semua peralatan! 8. Buat kesimpulan dari hasil pengamatan!
E. PERTANYAAN 1. Apa sebabnya gulungan osilator MW terdiri atas L3 (primer dan sekunder)? 2. Benarkah umpan balik pada rangkaian osilator MW adalah positif? Jelaskan! 3. Disebut apakah selisih frekuensi pada langkah 20? Rangkaian Mixer A.Tujuan Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan peserta diklat dapat: 1. Menguji/mengukur bias rangkaian mixer. 2. Menguji/mengukur penguatan rangkaian mixer. 3. Menentukan frekuensi output rangkaian mixer melalui pengukuran. B. Alat dan Bahan 1. Trainer penerima Radio AM 2. Osiloskop 3. RF Generator 4. Multimeter C. Pengantar Rangkaian mixer pesawat penerima ini dapat dilihat pada gambar, ternyata juga merupakan rangkaian osilator local dan karena hal demikian, rangkaian ini disebut Coverter Authodyn. Pada TR1 ini terjadi pencampuran (mixer) antara sinyal RF yg dating melalui base dan sinyal dari osilator local melalui emiternya. Hasil pencampuran kedua sinyal tersebut akan berupa frekuensi menengah (IF) yg dilanjutkan dari kolektor TR1 melalui R5 ke rangkaian IF am[lifier pertama (IFT-A). Rangkaian mixer sebenarnya juga merupakan suatu rangkaian penguat RF dan besar penguatannya dapat dihitung dengan rumus:
35
AV =
Eout E in
Gabungan primer dari IFT-A merupakan beban dari rangkaian mixer dan ditala pada frekuensi 455 kHz. Karena input dipasang antara base dan bumi, sedangkan outputnya diambil antara kolektor dengan ground, maka rangkaian mixer pada hakikatnya merupakan rangkaian konfigurasi emitter terbumi (common emitter). TP17
12V
+V
4k7
D1-D2 4148 TP2
39k 1mH TP1 C829
01
0ut
+
1uF
L2 +
5pF
005
47
L3 1k
TP3
390
TP4
1uF
1uF 0
Gambar 26. Rangkaian Penala D. Langkah Kerja 1. Hubungkan penghubung AC Trainer radio AM pada sumber listrik! 2. Atur dial pemilih gelombang pada posisi 1000 kHz! 3. Tentukan lokasi osilator lokal! 4. Sambungkan
kawat
penghubung
emitter
dengan
ground
untuk
menghentikan kerja osilator! Pengukuran Bias 1. Hidupkan pesawat penerima radio! 2. Ukur dengan multimeter bias kolektor pada TP2 dengan ground dan catat hasilnya pada lembar kerja! 3. Ukur pula bias base pada TP2 dan ground !
36
4. Ukur bias base emitter melalui TP1 dan TP3 dan catat hasilnya pada lembaran kerja! 5. Lepaskan penghubung antara emitter dengan ground dan atur dial pemilih gelombang untuk mendapatkan siaran dari pemancar terkuat! 6. Lihat kedudukan dial pemilih gelombang dan catat frekuensi pemancar tersebut! 7. Bila osilator lokalnya lebih tinggi 455 kHz daripada pemancar yg diterima, berapakah frekuensi osilatornya? 8. Matikan pesawat dan lepaskan antena. OPERASI MIXER 1. Sambungkan kembali penghubung antara emitter dengan ground ! 2. Atur posisi dial pemilih gelombang pada 1000 kHz! 3. Ambillah RF Generator dan atur frekuensinya pada 1000 kHz dengan output mendekati minimum 50 milli volt/p-p (termodulasi 30%)! 4. Hubungkan output RF generator pada TP1 dengan ground ! 5. Sambungkan vertikal output osiloskop pada TP2 dengan ground ! 6. Hidupkan pesawat penerima dengan osiloskop! 7. Catat besarnya tegangan pada TP2 pada lembaran kerja! 8. Hitung penguatan rangkaian mixer! 9. Tentuka frekuensi osilator mixer dengan metode Lissoyous! 10. Matikan semua peralatan! 11. Buat kesimpulan hasil pengamatan! E. Pertanyaan 1. Apa sebabnya untuk mengamati kerja rangkaian mixer, osilator harus dimatikan? 2. Berapakah seharusnya frekuensi output mixer? 3. Bila terjadi frekuensi output mixer tidak sesuai dengan seharusnya, kira-kira apa penyebabnya? Jelaskan!
37
Penguatan If Amplifier A. Tujuan Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan siswa dapat : 1. Menguji/mengukur input dan output setiap tingkat IF amplifier. 2. Menguji/mengukur besarnya penguatan setiap tingkat IF amplifier berdasarkan hasil pengukuran. B. Alat dan Bahan 1. Trainer penerima 2. radio AM 3. Osiloskop C. Pengantar Penguat pada IF amplifier bekerja memperkuat sinyal dan mixer dengan penguatan tertentu dan menyalurkan outputnya pada rangkaian berikutnya. Besarnya penguatan rangkaian IF amplifier dapat ditentukan dengan cara membagi tegangan output dengan tegangan inputnya. Penguatan rangkaian ini dirancang sedemikian rupa sehingga mempunyai band width sesuai dengan yang diharapkan, demikian pula selektivitasnya. Frekuensi kerja IF amplifier pada sistem AM adalah 455 kHz. +V
100
12V 47k
39k
TP6 1P
TP8
IN60
C829 C829
1S
1P 1P
TP7 .1 .1
5k6
1S
.1
470 .1 001
1S TP9
TP10
TP5
5k +
+
220/16
390 004
002
15k
004 390
10/16
RANGK.IF(FREK.MENENGAH)
Gambar 27. Rangkaian IF (Frek. Menengah)
38
D. Langkah Kerja 1. Ambillah trainer penerima radio AM dan hubungan kabel penghubung AC pada sumber listrik yang tersedia! 2. Dengan menggunakan kabel penghubung, sambungkan stator dari CB dengan ground pesawat dan ini berarti mematikan kerja osilator local! 3. Hidupkan RF generator dan atur dial frekuensi pada posisi 455 kHz! 4. Gunakan osiloskop untuk mengukur tegangan output RF generator dan atur sampai didapat tegangan sebesar 0,1 V/p-p! 5. Lepaskan osiloskop dari RF generator dan hubungkan pada test point 6 (TP6) dengan ground ! 6. Hubungkan output RF generator pada TP5 dengan ground ! 7. Amati bentuk gelombang yang terdapat pada osiloskop dan catat pada lembar kerja besarnya tegangan! 8. Hitung penguatan dari TR2 dan catat pada lembaran kerja! 9. Pindahkan osiloskop pada test point 7 yang merupakan input TR3! 10. Catat pada lembaran kerja besar tegangan pada TP7! 11. Pindakan osiloskop pada TP8 dengan ground dan catat besarnya tegangan yang merupakan output TR3! 12. Hitung penguatan TR3 dan catat hasilnya pada lembaran kerja! 13. Berilah komentar tentang penguatan TR2 dan TR3! 14. Matikan semua peralatan dan simpan pada tempatsemula, jangan lupa melepaskan penghubung pesawat! 15. Buat kesimpulan dari hasil pengamatan!
F. PERTANYAAN 1. Berapa tingkatan penguat IF amplifier? 2. Apa pengaruh penambahan tingkat pada selektivitas? 3. Bila penerimanya terdiri atas 2 band, bagaimana frekuensi kerja IF amplifier?
39
Band Width Amplifier A.Tujuan Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan pesrta diklat dapat: 1. Menentukan besarnya band width RF Amplifier berdasarkan hasil pengukuran. 2. Menentukan faktor kualitas (selektivitas) rangkaian IF amplifier dari hasil pengukuran. B. Alat dan Bahan 1. Trainer penerima radio AM 2. RF generator 3. Osiloskop C. Pengantar Rangkaian IF amplifier dirancang untuk bekerja pada frekuensi resonansi sebesar 455 kHz, fungsinya memperkuat sinyal yang dihasilkan rangkaian mixer yg mempunyai frekuensi center sebesar 455 kHz. IF amplifier pada pesawat ini menggunakan 2 buah penguat yaitu TR2 dan TR3 (lihat gambar), masing-masing pnguat mempunyai dua buah penala untuk base dan collector. Kegunaan rangkaian penala tersebut di samping menstabilkan frekuensi juga memperkecil daya kemudi (power driver) rangkaian. Jumlah rangkaian penala seluruhnya ada 3 buah yaitu IFT-A,IFTB, dan IFT-C. Lebar jalur seluruh penguat tergantung pada faktor kualitas ketiga penala tersebut dan masing-masing mempunyai faktor kualitas yg berlainan. Itulah sebabnya ketiganya diberi warnw yang berbeda: kuning, putih, dan hitam. Lebar jalur rangkaian IF tergangtung pada penguatannya. Bila penguatannya semakin tinggi maka lebar jalur semakin sempit (lihat gambar). Istilah lain mengatakan bahwa lebar jalur semakin sempit berarti pesawat makin selektif. Dengan demikian, selektifitas pesawat sangat tergantung pada lebar jalur (band width) rangkaian tersebut. Yang dimaksud dengan selektifitas adalah
40
kemampuan rangkaian untuk melakukan suatu daerah frekuensi dan menahan frekuensi lain. Kurva lebar jalur akan naik semakin curam bila banyaknya penguat bertambah. Lebar jalur (band width) harus sama dengan dua kali nilai frekuensi audio tertinggi yg dipancarkan suatu stasiun pemancar. Untuk transmisi sistem AM umumnya frekuensi audio tertinggi kira-kira 5 kHz, sehigga lebar jalur IF amplifier cukup besar yaitu 10 kHz. Pada sistem AM yang berkualitas tinggi (high fidelity) mempunyai frekuensi audio tertinggi kira-kira 10 kHz, sehingga lebar jalur menjadi 20 kHz. Untuk menentukan faktor kualitas (selektivitas) suatu rangkaian secara praktis dapat ditentukan sebagai berikut:
Q=
Fr BW
=
Fr FU - FL
Keterangan : Q
=Faktor kualitas
Fr
=Frekuensi resonansi
BW
=Band width
FU
=Frekuensi upper
FL
=Frekuensi lower
D. Langkah Kerja 1. Siapkan pesawat radio AM yang akan digunakan percobaan! 2. Hubungkan pesawat radio AM pada sumber tegangan yang sesuai dan atur dial pemilih gelombang pada kedudukan 1000 kHz! 3. Ambillah RF generator dan atur Frekuensinya pada kedudukan 455 kHz dengan modulasi 30%! 4. Hubungkan dengan kabel penghubung emitter dengan ground untuk mematikan osialtor lokal! 5. Ambillah RF generator dan ukur outputnya dengan osiloskope!
41
6. Hubungkan output RF generator pada TP 4 dengan ground! 7. Letakkan kabel penghubung dari vertikal input pada TP 2 dengan round! 8. Atur osiloskope dengan daerah pengukuran sekitar 100 kHz! 9. Hubungkan vertikal input osiloskop pada TP 6 dengan ground! 10. Dengan menggunakan obeng plastik, putarlah IFT-A sampai didapat tegangan maksimum pada osiloskop! 11. Catat besar tegangan yang terukur pada lembar kerja! 12. Pindahkan probe osciloscope pada TP8 dengan grond! 13. Amati gelombang yang terjadi pada layar osciloscope! 14. Atur kembali IF T-B sampai amplitudo yang diperagakan dilayar osciloscope mencapai harga yang paling maksimum! 15. Pindahkan osciloscope pada TP10 dan atur IFT-C seperti yang lainnya! 16. Catat tegangan maksimum yang dihasilkan TP10! 17. Naikan Frekuensi RF Generator perlahan-lahan sampai didapat tegangan kira-kira 0,70 x tegangan langkah 14 dan baca besarnya frekuensi yang ditunjukan RF generator! 18. Catat hasil langkah 15 pada lembaran kerja! 19. Ulangi langkah 15-16 untuk frekuensi dibawah 455kHz! 20. Gambar kurva resonansi IF amplifier berdasarkan hasil pengukuran langkah sebelumnya!
Karakteristik Dioda Detektor A.Tujuan Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan siswa dapat : 1. Membuat kurva karakteristik dioda detektor berdasarkan hasil pengukuran praktikum. 2. Menganalisis karakteristik dioda detektor yang menyebabkan dioda tersebut efektif sebagai pendeteksi sinyal IF termodulasi.
42
B. Alat dan Bahan 1. Trainer penerima radio AM 2. RF generator 3. Osiloskop 4. Multimeter elektronik 5. Kondensator 200 pF C. Pengantar Rangkaian detektor bertugas mendeteksi sinyal RF termodulasi yang dihasilkan rangkaian IF. Sistem deteksi menggunakan dioda untuk frekuensi ini (dioda point contact) ternyata lebih efektif dibanding dengan sistem lain, karena menghasilkan distorsi yang lebnih kecil. Hal ini didapat karena karakteristik dinamis detektor lebih konduktif terhadap prestasi linier jenis detektor lain. Bila suatu sinyal RF diberikan kepada anoda dioda detektor maka pada katoda dioda tersebut dihasilkan sinyal DC berpulsa yang sesuai dengan besar sinyal AC yang diberikan, dan hal ini menyebabkan mengalir arus DC pasa resistor beban. Pada percobaan ini, akan kita amati besarnya tegangan input serta output dioda yang diumpani sinyal RF. Dengan tegangan input yang divariasikan maka otomatis outputnya pun demikian, dan dari hasil inilah karakteristik dioda detektor dapat dibentuk. 12V +V
ke basis TR2
5K6 TP8 IN60
TR3 .1 1P
470 01
TP10
1S 005 5k
RANGK.DETEKTOR
Gambar 28. Rangkaian Direktor
43
D. Langkah Kerja 1. Ambillah trainer penerima AM dan siapkan untuk dipergunakan dalam percobaan ini! 2. Hidupkan RF generator dan atur kedudukan frekuensinya pada 455 kHz dengan output minimum! 3. Pasang kondensator 200 pF pada output positif untuk mencegah masuknya tegangan DC ke RF generator tersebut! 4. Hubungan ujung positif RF pada katoda detector dan ground pada rangkaian penerima radio AM, demikian pula osiloskopnya! 5. Hubungkan multimeter pada anoda detektor dengan terlebih dahulu sakelar pemilih diletakkan pada batas ukur kira-kira 1,5 volt/DC! 6. Naikkan
perlahan-lahan
output
RF
generator
sampai
osiloskop
menunjukkan harga 5 V/p-p! 7. Catat pada l;embar kerja output detektor yang ditunjukkan oleh multimeter! 8. Turunkan secara bertahap input detektor dengan jarak0,5 V/p-p sampai harga minimum (0,5 V/p-p)! 9. Padasetiap penurunan, catat padalembaran kerja output detektor tersebut! 10. Matikan semua peralatan! 11. Dari hasil pengukuran-pengukuran di atas, buatlah kurva E yang merupakan fungsi Eout dioda detektor!
Catatan: Plot kurva karakteristik ini, dengan Ein merupakan ordinat bebas (sumbu horizontal) sedangkan Eout merupakan ordinat bebas (sumbu vertical). 12. Amati
kurva
karakteristik
tersebut
dan
berilah
komentar
hasil
pengamatan! 13. Buat kesimpulan dari hasil pengamatan!
44
E. Pertanyaan 1. Dapatkan dioda yang digunakan sebagai penyearah power suplly digunakan sebagai detektor? Jelaskan! 2. Apakah penting kita mengetahui karakteristik dioda detektor? Jelaskan! 3. Mengapa arah dioda detektor seperti tergambar pada rangkaian? Jelaskan bagaimana kalau dioda posisinya dibalikkan! Detektor Dengan Avc (Automatic Volume Control) A. Tujuan Setelah mneyelesaikan percobaan ini, diharapkan siswa dapat: 1. Membandingkan ouput pesawat penerima menggunakan AVC dan tanpa AVC bila terjadi variasi sinyal input. 2. Menyimpulkan kerja AVC dari hasil pengukuran dalam pratikum. B. Alat dan Bahan 1. Pesawat penerima radio AM 2. Osiloskop 3. RF generator C. Pengantar Automatic Volume Control adalah suatu rangkaian yang bekerja secara otomatis dalam menaggulangi variasi sinyal input pada antenna. Pada transmisi sinyal RF termodulasi ke pesawat penerima, ternyata dipengaruhi oleh keadaan cuaca progasi beserta hambatan-hambatan lainnya selama perjalanan menuju pesawat penerima. Akibat hal di atas, ada yang disebut efek alunan (fading) yaitu berubah ubahnya kekerasan sinyal input yang datang pada antena penerima terutama pada sistem SW. Untuk mengatasi hal ini maka pada pesawat penerima sistem AM selalu dilengkapi dengan rangkaian AVC yang bekerja mengkompensasi efek alunan tersebut. Ranglaian AVC pada pesawat ini terdiri atas komponen-komponen R12 dan C11. Kerja AVC sebenarnya merupakan umpan balik negatif dari output detektor ke input penguat pertama IF amplifier.
45
Umpan balik ini bekerja menurunkan bias TP2 bila output pesawat terlalu besar ketika input pada antena bertambah dan akan bekerja bila input berubah menjadi lebih kecil. Perubahan bias TP2 dapat diatur secara otomatis karena sebagai output detektor akan difilter menjadi tegangan DC negatif oleh kerja R12 dan C11. Tegangan negatif inilah yang akan bekerja menurunkan atau menaikkan bias R12 dan hasilnya akan mengkompensasi output pesawat penerima. D. Langkah Kerja 1. Hidupkan pesawat penerima AM dan atur posisi dial panala gelombang pada frekuensi 1600 kHz ! 2. Hidupkan RF generator dan AF generator untuk frekuensi 1600 kHz termodulasi dengan frekuensi 100 Hz! 3. Atur output AF generator sampai meter menunjukkan modulasi menyatakan 30%! 4. Hubungkan output RF generator pada terminal antena dengan ground pesawat! 5. Letakkan vertical input osiloskop antara katoda D4 dengan ground 6. Atur output RF generator sampai osiloskop memperagakan gelombang dengan amplitudo 0,04 V/p-p! 7. Atur volume suara (VR) sampai didapat suara yang enak didengar! 8. Pindahkan osiloskop pada anoda D4 dan catat besarnya tegangan beserta bentuk gelombangnya pada lembaran kerja yang tersedia! 9. Ukur tegangan pada titik sambung antara R12 dan C11 (TP5) dan catat besarnya tegangan serta bentuk gelombangnya! 10. Turunkan tegangan RF generator menjadi 0,3 V/p-p dan ulangi langkah 7 sampai 9! 11. Lakukan hal di atas untuk output RF generator 0,02 V/p-p, 0,05 V.p-p! 12. Berilah komentar tentang kekerasan suara pada loudspeaker pada setiap posisi output RF generator yang bervariasi sebagai gambaran efek alunan pada pesawat! 13. Ulangi langkah 1 sampai dengan 12 untuk posisi di atas! 14. Matikan semua peralatan!
46
E. Pertanyaan 1. Mengapa pengaruh AVC sangat terasa pada band SW dibandingkan pada band MW? 2. Rangkaian AVC sebenarnya merupakan rangkaian apa? 3. Mengapa tegangan yang dihasilkan rangkaian AVC berbentuk tegangan DC? Rangkaian Audio Amplifier A. Tujuan Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan siswa dapat : 1. Mengukur bias rangkaian preamplifier dan rangkaian driver. 2. Mengukur penguatan rangkaian preamplifier dengan rangkaian driver. B. Alat dan Bahan 1. Trainer pesawat penerima radio AM 2. AF generator 3. Osiloskop 4. Multimeter eletronik C. Pengantar Rangkaian audio amplifier pada pesawat ini terdiri atas empat buah penguat (TR4 sampai dengan TR7) dan berfungsi memperkuat sinyal informasi hasil dari rangkaian detektor. Kekerasan suara dapat diatur dengan mengubah kedudukan VR yang berfungsi sebagai volume control. TR4 berfungsi sebagai penguat pertama audio amplifier dengan konfigurasi emitter terbumi (common emitter) dan melalui R20 mendapat umpan balik negatif dari output power amplifier. Tujuan umpan balik ini untuk memperlebar band switch sehingga kualitas suara menjadi lebih baik. TR5 merupakan penguat tegangan tingkat kedua yang dapat disebut pula sebagai driver amplifier dengan konfigurasi sama dengan TR4. Transistor inipun mendapat umpan balik negatif melalui R21 (lihat gambar). Penguatan
47
kedua transistor inipun sudah dirancang sedemikian rupa sehingga mampu mengeluarkan output yang dapat mengemudikan rangkaian power amplifier. Pada percobaan ini, akan diukur besarnya penguatan TR4 dan TR5. Dalam hal ini AF generator digunakan sebagai pengganti informasi siaran suatu pemancar.
TP16
+
220/16 560
+
13 14
220/16 8
D734
2k2 220
IN4148 1
1
1
1
TP12
1uF +
.1uF
470k
220pf C1684
TP15
TP11
1k 1n
B698 C1684
.1uf
150k
5k
33k 1uF
1k
0
RANGK.AUDIO AMPLIFIER
Gambar 29. Rangkaian Audio Amplifier D. Langkah Kerja 1. Hidupkan pesawat penerima radio dan atur dial pemilih gelombang pada posisi pemancar yang kosong! 2. Ukurlah tegangan sumber TR4 menggunakan multimeter pada TP16 dengan ground pesawat dan catatlah hasilnya pada lembaran kerja! 3. Lakukan pula pengukuran-pengukuran bias TR4, yaitu collector, emitter, base denagan ground pesawat menggunakan multimeter dan catat hasilnya pada lembaran kerja! 4. Ukur dan catat tegangan bias antara base dengan emitter TR4! 5. Ulangai langkah 3 dan 4 TR5! 6. Hidupakn AF generator dan atur frekuensi pada posisi11000 Hz dengan amplitudo 0,1 V/p-p (ukur menggunakan osiloskop) untuk sinyalberbentuk sinus! 7. Hubungan output generator pada TP10 dengan ground penerima pesawat!
48
+V
12v
470
8. Hubungkan vertikal input osiloskop pada TP10 dan catat besarnya tegangan lengkap dengan bentuk gelombangnya! 9. Pindahkan osiloskop pada TP11 dan cata pula besarnya tegangan beserta bentuk gelombangnya! 10. Hitung penguatan tegangan TR4! 11. Ulangi langkah 9 dan 10 untuk TP12 dan TR5! 12. Matikan pesawat dan peralatan lainnya! 13. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan!
E. Pertanyaan 1. Apa yang terjadi apabila umpan balik TR4 dan TR5 positif ? 2. Apa tujuan setiap tingkat penguat menggunakan umpan balik? 3. Bila pernah mengamati penerima 2 band, adakah perbedaan amplifiernya untuk setiap band? Jelaskan! Rangkaian Power Amplifier A. Tujuan Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan siswa dapat: 1. Mengukur tegangan input dan output rangkaian power amlifier. 2. Menentukan penguatan power berdasarkan hasil pengukuran. B. Alat dan Bahan 1. Trainer penerima radio AM 2. AF generator 3. Osiloskop 4. Multimeter C. Pengantar Rangkaian power amplifier pesawat penerima ini terdiri ats dua transistor yaitu TR6 dan TR7. Konfigurasi kedua transistor adalah simetry complementry dan tipe transistor adalah NPN (TR6) dan PNP (TR7) yang keduanya mempunyai karakteristik yang sama. Kedua transistor bekerja bergantiam sesuai dengan input yang masuk pada rangkaian ini. Tegangan bias sumber pesawat TR6 sama dengan bias TR7
49
atau setengah dari bias sumber pesawat penerima, hal ini dapat diatur oleh resistor R22 sampai dengan R25. Untuk memperlebar band width rangkaian kedua pesawat penguat menggunakan umpan balik melalui R21 dan R26. dalam percobaan ini, akan dilakukan
penganalisisan
kerja
rangkaian
power
dengan
amplifier
menggunakan input dari audio signal generator dan akan dilakukan pengukuran bias TR6 dan TR7. 0
+
220/16 560
+V
12v
470
13 14 8
D734 220
IN4148 1
1
1
1
TP12
1uF +
220pf
0
.1uF
C1684
TP15
TP11 B698 150k 0
33k
0
RANGK.AUDIO AMPLIFIER
Gambar 30. Rangkaian Audio Amplifier
D. Langkah Kerja 1. Hidupkan pesawat penerima untuk band width MW dan atur dial pemilih gelombang pada posisi 1000 kHz! 2. Atur volume control untuk pendengaran yang enak! 3. Gunakan multimeter untuk pengukuran tegangan sumber pesawat pada TP10 dengan ground pesawat dan catat hasil pengukuran pada lembaran kerja!
50
4. Pindahkan multimeter pada titik tengah antara R24 dan R23 dengan ground pesawat dan catat hasil pengukuran bias TR6/TR7 pada lembaran kerja! 5. Lepaskan multimeter pada rangkaian! 6. Hidupkan AF generator untuk frekuensi 1000 Hz dengan amplitudo 0,1 V/p-p (pola gelombang sinus). 7. Hubungkan output AF generator pada base dengan ground pesawat! 8. Ukur tegangan input TR6 dengan osiloskop pada base dengan ground pesawat dan catat pada lembaran kerja! 9. Gunakan pula osiloskop untuk pengukuran tegangan output TR6 dan catat pada lembaran kerja! 10. Hitung penguatan TR6! 11. Ulangi langkah 1 sampai dengan 10 untuk TR7! 12. Matikan semua peralatan dan simpan pada tempat semula! 13. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan!
E. Pertanyaan 1. Apa bedanya power amplifier konfigurasi simetry complementry dengan push pull amplifier? 2. Apa fungsi D5 dan D6 ? Jelaskan!
51
Membuat laporan perbaikan a. Tujuan Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, peserta diklat dapat membuat laporan perbaikan pesawat penerima radio. b.Uraian materi Dalam industri elektronika diberlakukan apa yang disebut Final Assembly. Pada bagian ini diadakan pemeriksaan menyeluruh atau produk yang telah dihasilkan oleh rangkaian ban berjalan. Rangkaian ban berjalan adalah sebuah sistem dimana seorang karyawan bekerja memasang komponen pada bagian tertentu kemudian dilanjutkan oleh karyawan berikutnya. Dalam konteks ini pola pelaporan dari Final Assembly dapat “Diadopsi” oleh sistim ketika membuat pelaporan perbaikan pesawat radio tape recorder. Bentuk laporan perbaikan tersebut adalah sebagai berikut:
No. 1.
Bagian yang Diperiksa Power Amplifier
Kerusakan/Gangguan 1.Tidak ada suara 2.Suara tidak jelas 3.Suara kecil
Komponen yang diganti -Kabel ke speaker putus -Potensio volume -Transistor
penguat
akhir rusak satu. 2.
Catu daya
1.Suara dengung 50Hz 2.Tidak ada sinyal
-salah
satu
penyearah
dioda rusak
satu. -Trafo power putus kumparan primer.
52
Bagian yang Diperiksa
No. 3.
Penala
Kerusakan/Gangguan 1.Gelombang hanya sa tu yang diterima 2.Suara hanya desis
Komponen yang diganti -Komponen Capasitor tanki osilator -Trafo Osilator rusak
4.
5.
IF 1
Detektor
1.Suara sangat lemah
-Trafo IF tingkat 1
2.Suara mencuit
-Trafo IF perlu trim
1.Suara sangat lemah
-Condensatro
2.Suara berdesis
filter
pada detektor rusak -Dioda detektor rusak
6.
Osilator
1.Tidak dapat siaran
-Transistor rusak -Transistor kesalahan teg bias
c. Rangkuman 1. Final Assembly dikerjakan pada industri elektronika 2. Industri Elektronika menggunakan sistim ban berjalan 3. Dalam sistim ban berjalan seorang karyawan bertugas memasang komponen pada bagian tertentu saja.
d. Tugas Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai didalam membuat laporan pekerjaan perbaikan/reparasi, Anda sebaiknya melakukan tugas berikut: 1. Buatlah kelompok belajar, masing-masing kelompok maksimum 2 orang. 2. Kunjungilah bengkel elektronika/bengkel reparasi sekitar tempat tinggal anda. 3. Menggunakan contoh format diatas, catatlah macam-macam kerusakan pesawat radio dan cara perbaikannya. 4. Setelah memperoleh macam-macam kerusakan dapat digunakan sebagai kajian pembahasan /diskusi kepada kelompok belajar anda, dengan bimbingan guru.
53
e. Test formatif 1. Ketika memperbaiki penerima radio yang mengalami gangguan, anda memeriksa
kerusakan/gangguan
pada
bagian
penguat
daya
dimana
transistor/resistor rusak. Pertanyaan: a. Mengapa Transistor atau resistor itu bisa rusak, buat penjelasan singkat? b. Bagaimana kalau tidak diganti!Jelaskan! c. Alat apa yang digunakan untuk penggantian komponen?Sebutkan! 2. Didalam pemeriksaan kerusakan/gangguan pada catu daya, terdapat dioda zener yang rusak. Pertanyaan: a. Apa fungsi dioda zener pada power suplly?Jelaskan! b. Berapa besar daya dioda zener yang harus terpasang untuk catu daya tegangan 12volt dengan arus 1 amp.? c. Dapatkah dioda zener dijadikan dioda penyearah? 3. Kerusakan pesawat radio ditandai oleh suara yang kecil dan tidak jelas, didalam pemeriksaan ternyata dioda detektornya rusak. Pertanyaan: a. Dapatkah dioda detektor digantikan dengan transistor? b. Bagaimana dioda detektor jika digantikan dengan dioda penyearah! c. Apa penyebabnya dioda detektor menjadi rusak? 4. Pesawat radio mengalami gangguan tidak mendapat gelombang pemancar, didalam pemeriksaan frekuensi 455khz tidak ada. Pertanyaan: a. Bagian manakah yang tidak bekerja? jelaskan b. Frekuensi 455 diperoleh dari frekuensi selisih denga ketentuan rumus.
f. Kunci Jawaban (Terlampir) g. Lembar kerja
54
Membuat Laporan Perbaikan A. Pengantar Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana kita dapat membuat laporan perbaikan. Jika Anda dapat melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, serta mengamati dengan teliti maka Anda akan memiliki kemampuan untuk membuat laporan perbaikan. Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda pahami dengan benar. B. Alat dan bahan a. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo). b. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika c. Multimeter, Toolkit, solder. Buatlah tabel, Catatlah gejala kerusakan yang terdapat dari setiap tombol kontrol! C. Langkah kerja 1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu kelompok, kemudian buat diskusi untuk membuat laporan)! 2. Buatlah tabel, Catatlah gejala kerusakan yang terdapat dari setiap tombol kontrol! 3. Buat ringkasan pemahaman setiap melaporakan perbaikan! 4. Buat penjelasan singkat terhadap pelaporan dan sistim perbaikan1 5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D. Kesimpulan Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar kerja!
E. Saran Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar kerja
55
PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA Nama Siswa
: …………………………………….
Nomor Induk
: …………………………………….
Program Keahlian
: Teknik Audio-Video Nama Jenis Pekerjaan
: Mengamati
Gejala Kerusakan Dan Melaksakan Perbaikan. No
Aspek Pekerjaan
Skor Maks
Skor Perolehan
Keterangan
1
2
3
4
5
Menyiapkan Alat-bahan
10
.................
.................
Penyiapan tempat
10
.................
.................
20
.................
.................
Pengoperasian alat ukur
15
.................
.................
Pengisian tabel
15
.................
.................
.................
.................
1
2
Persiapan :
Pelaksanaan Pekerjaan : Mengamati gejala kerusakan dan melaksakan perbaikan.
3
Pelaporan : Sistimatika penulisan
10
.................
.................
Validitas data
20
.................
.................
100
.................
.................
Total Skor Yudisium
56
KRITERIA PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA No 1
Aspek Penilaian
Kriteria Penilaian
Skor
Persiapan: Alat-bahan disiapkan sesuai
10
Alat-bahan disiapkan tidak sesuai
1
Tempat disiapkan sesuai Tata Laksana
10
Bengkel Tempat disiapkan tidak sesuai Tata
1
Laksana Bengkel 2
Pelaksanaan Pekerjaan
Mengamati Gejala Kerusakan Dan
20
Melaksakan Perbaikan. Mengamati Gejala Kerusakan Dan
1
Melaksakan Perbaikan.
3
Pelaporan:
Penggunaan alat ukur sesuai
15
Penggunaan alat ukur tidak sesuai
1
Pengisian tabel sesuai
15
Pengisian tabel tidak sesuai
1
Sistimatika laporan sesuai
10
Sistimatika laporan tidak sesuai
1
Validitas data sesuai
20
Validitas data tidak sesuai
1
Arti tingkat penguasaan Kompetensi yang anda peroleh adalah : 1. Baik sekali, dapat melanjutkan materi berikutnya
= 90% - 100%; (A)
2. Baik dapat melanjutkan materi berikutnya
= 80% - 89%; (B)
3. Cukup, dapat melanjutkan materi berikutnya
= 70% - 79%; (C)
4. Kurang, tidak dapat melanjutkan materi berikutnya <= 69%;
(D)
57
C. Metode Pembelajaran
: 1. Tanya jawab 2. Diskusi 3. Ceramah
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran : Pertemuan 1 : Membaca dan mengidentifikasi komponen resistor a. Kegiatan Pendahuluan Fase 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Guru menyampaikan indikator hasil belajar yang ingin dicapai melalui kegiatan pembelajaran hari ini, yaitu: menjelaskan radio Guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh kegunaan radio dalam kegiatan sehari hari Guru menjelaskan pengertian radio b. Kegiatan Inti Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan Guru menjelaskan langkah langkah menggunakan alat ukur Fase 3 : Membimbing pelatihan Guru membimbing siswa menentukan gejala kerusakan dan perbaikan. Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Guru memeriksa pemahaman siswa terhadap radio dan rangkaian radio Guru memberikan umpan balik terhadap materi yang diberikan c. Kegiatan Penutup Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Guru bersama siswa menyimpulkan materi Guru memberikan materi lanjutan berupa evaluasi untuk dikerjakan dirumah F. Sumber Belajar Press.
: 1. Malvino, Hanafi Gunawan, 1999.Elektronika I, UGM 2. Rusmadi, Dedi. 1995. Mengenal Komponen Elektronika. Bandung.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
61
G. Penilaian
: 1. Teknik : Kuis, Ulangan harian, Pemberian tugas 2. Bentuk : Uraian Objektif ………… , ………….. 2010
Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
H. Marjuki, S.Pd. MM.
Edi Laksono, S.Pd
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
62