[. Book] ? Bulan Jingga dalam Kepala PDF by M. Fadjroel Rachman ✓ eBook or Kindle ePUB free 1. Get A CopyKindle Store Online StoresAudibleBarnes NobleKoboGoogle PlayAbebooksBook DepositoryIndigoHalf.comAlibrisBetter World BooksIndieBound Or buy for Published 2007 by Gramedia More Details Original Title Bulan Jingga dalam Kepala Edition Language Indonesian Other Editions None found All Editions Add a New Edition Combine Less Detail edit details Friend Reviews To see what your friends thought of this book, please sign up Reader QA To ask other readers questions about Bulan Jingga dalam Kepala, please sign up Be the first to ask a question about Bulan Jingga dalam Kepala Lists with This Book This book is not yet featured on Listopia Add this book to your favorite list Community Reviews showing 1 30 filter sort default Rating Details 0 copy ratingGraph.clone j rating_details_tip_graph.remove copy.attr id , rating_details_tip_graph copy.find script.remove j rating_details_tip.prepend copy Feb 27, 2009 N Mursidi rated it it was ok Novel Politik dari Seorang Aktivissumber Bulan Jingga dalam KepalaPengarang M Fadjroel RachmanPenerbit Gramedia Pustaka Utama, JakartaCetakan Pertama, September 2007Tebal buku 421 halamanTAK banyak aktivis di negeri ini yang dikenal juga sebagai sastrawan Kalau ada, salah satu aktivis itu adalah M Fadjroel Rachman Meski sebelumnya aktivis pejuang demokrasi ini sudah dikenal sebagai penyair setelah merilis buku antologi puisi, seperti Catatan B Novel Politik dari Seorang Aktivissumber Bulan Jingga dalam KepalaPengarang M Fadjroel RachmanPenerbit Gramedia Pustaka Utama, JakartaCetakan Pertama, September 2007Tebal buku 421 halamanTAK banyak aktivis di negeri ini yang dikenal juga sebagai sastrawan Kalau ada, salah satu aktivis itu adalah M Fadjroel Rachman Meski sebelumnya aktivis pejuang demokrasi ini sudah dikenal sebagai penyair setelah merilis buku antologi puisi, seperti Catatan Bawah Tanah 1993 , Sejarah Lari Tergesa 2004 dan Dongeng untuk Poppy 2007 , ternyata predikat itu belum membuatnya puas Tak salah, jika kini dia menerbitkan novel Bulan Jingga dalam Kepala.Tak jauh dari kehidupan dunia aktivis, yang selama ini telah digeluti Fadjroel, novel ini pun bercerita tentang rezim kekuasaan Orde Baru dan pasca keberhasilan gerakan mahasiswa dalam menumbangkan sang diktator yang ternyata tak banyak mengubah keadaan Tak pelak jika idealisme Fadjroel yang konsisten untuk terus menegakkan keadilan, membuat aktivis satu ini ditikam rasa kecewa karena reformasi yang dicita citakan mahasiswa ternyata tak bisa mengantarkan Indonesia menjadi lebih baik Kekecewaan itu, kemudian menggumpal di kepala Fadjroel untuk kemudian menuturkan cita cita reformasi yang diharapkan.Meski Fadjroel tak menceritakan tokoh utama dirinya sendiri melainkan tokoh bernama Surianata, tapi tokoh utama itu tetap tak dapat ditepis sebagai alter ego nya, sehingga novel ini tak terelakkan merupakan sebuah memoar dari perjalanan hidup sang pengarang Surianata dan gerakan mahasiswa sebenarnya sudah berhasil menumbangkan rezim kekuasaan jendral Suprawiro dan menduduki Istana Merdeka bahkan berhasil membunuh sang diktator itu lalu menggantungnya di halaman Istana Tapi, semua itu ternyata belum menumbangkan rezim otoriter yang dikecam mati matian oleh gerakan mahasiswa.Pasalnya, keadaan yang tak diperkirakan aktivis itu ternyata mengubah Jakarta menjadi kacau, bahkan menimbulkan huru hara rakyat Selama tiga hari, kevakuman kekuasaan menjadikan Jakarta kisruh Bom meledak di mana mana serta terjadi perang antar etnis Lebih parah, etnis Tionghoa dibakar hidup hidup dan diperkosa.Keadaan tak menguntungkan itu dimanfaatkan kelompok pengkhianat yang dulu setia pada jendral Suprawiro jenderal Yogaswara dan jenderal Wimanjaya Kedua jendral itu kemudian mengumumkan berlakunya komite umat untuk reformasi dengan melibatkan organisasi massa yang bertujuan guna membentuk pemerintahan baru Lalu, komite itu memilih presiden Abdullah Hamid dan wakil presiden Ny Teguh Karti.Tetapi setelah itu, jendral Yogaswara dan jendral Wimanjaya mengambil alih kekuasaan lewat pemilihan umum Kedua penghianat itu, lalu menjatuhkan hukuman mati pada Surianata dengan tuduhan telah membunuh Suprawiro dan Bunga Pratiwi, cucu jendral Suprawiro yang ikut tertembak saat Surianata melindungi Bunga Langit Meski kesempatan untuk melarikan diri terbuka lebar, tetap saja Surianata bersikukuh memegang prinsip Ia ingin meniru jejak Socrates menanti ajal meski dengan hati ditikam gelisah.Di sisi lain, karena tak ingin menerima kenyatan pahit jika Surianata melarikan diri seperti Zanuar dan Abah Cianjur , maka Lesmana Abadi kepala penjara Sukamiskin pun mengakhiri Surianata dan segera mengeksekusi aktivis dari ITB itu di hadapan regu tembak, di Tangkuban Perahu Tidak bisa ditepis, jika keteguhan Surianata yang teguh memegang prinsip untuk menerima hukuman yang dipesan oleh jendral Yogaswara merupakan pesan kemanusiaan akan komitmen untuk terus menjunjung tinggi keadilan dan membenci tindak kebinatangan.Pesan kemanusiaan yang digemakan novel ini bisa jelas dibaca, tatkala Surianata menunggu dieksekusi Dengan bijak, Surianata menyimpulkan kehidupan politik yang kejam Kukira, kebinatangan semacam ini tak akan pernah hilang selamanya Potensi kegelapan dalam alam bawah sadar kolektif manusia tetaplah
membayangi akal budi kita Seperti bulan yang bersembunyi di tenang matahari, lalu berkuasa penuh di tengah gelap Selalu berulang, hingga kiamat Itulah bulan jingga dalam langit gelap di kepala manusia hal 380 Tetapi sayang seribu sayang, orang lebih tak mencintai kehidupan Akibatnya, politik selalu membantai dan meremukkan tulang dan daging manusia.Itulah kesimpulan yang ingin didengungkan oleh sang pengarang Sebuah pesan kemanusiaan Tak pelak, novel ini pun memiliki nilai sejarah apalagi bercerita perjuangan gerakan mahasiswa dalam meruntuhkan rezim otoriter Orba yang membuat rakyat menderita Pada sisi lain, novel ini pun dapat dijadikan dokumentasi untuk mengenang detik detik terakhir kejatuhan Orde Baru, meski ditulis dalam bentuk novel.Kendati demikian, novel ini tidak lantas tanpa catat Setidaknya, ada keretakan yang menjadi kelemahan yang tak terelakkan Pertama, latar belakang Fadjroel yang penyair ternyata kental mewarnai jalinan novel ini Akibatnya, novel ini penuh taburan kata kata puitis yang melambung dan melangit, seakan menghambur hamburkan kata dan membuat bangunan kalimat menjadi abstrak, meski mengundang keindahan dari segi puitisasi prosa.Kedua, muatan ide dalam novel ini yang dijejali luasnya pengetahuan, dan gagasan pengarang menjadikan novel ini serupa diktat kotbah filsafat yang dirangkai dalam sebuah novel Apalagi bangunan dialog yang kadang panjang dan mirip petuah seorang dosen Ujungnya, pesan yang dikumandangkan tokoh utama untuk mengkotbahkan pemikirannya tentang sejarah, sosiologi dan filsafat pun kadang kadang membuat jenuh dan terkesan menggurui Lebih parah, cara itu tak diimbangi penggambaran setting yang kuat sehingga menjadi berimbang.Ketiga, alur cerita yang meloncat loncat, dan tidak ada catatan tahun kejadian, ditambah dengan peralihan sudut pandang yang tidak konsisten, tentu membuat novel ini mengundang bingung pemahaman pembaca awam Karena, loncatan itu berlangsung dalam ritme cepat, menggelinding lancar Belum lagi kesalahan ejaan dan kekurang telitian penulisan, seperti identitas Bunga Pratiwi yang kadang ditulis sebagai anak jendral Suprawiro sedang di halaman lain, ditulis sebagai cucu jendral Suprawiro.Tapi, semua kekurangan itu bisa dimaklumi Apalagi gebrakan pengarang untuk debut novel ini merupakan novel perdana Karena novel ini adalah sebuah novel sejarah politik Indonesia yang bercerita detik detik terakhir kekuasaan rezim Orba yang selama ini luput dari garapan para sastrawan negeri ini n mursidi, cerpenis asal Lasem, Jateng flag Like see review Oct 10, 2008 Endah rated it it was ok Nama Fadjroel Rachman sangat erat kaitannya dengan gerakan mahasiswa pada akhir dekade delapanpuluhan Bersama rekan rekan kuliahnya di ITB, Fadjroel pernah menggelar unjuk rasa menentang kedatangan Menteri Dalam Negeri waktu itu dijabat oleh Jendral Rudini ke kampus mereka Fadjroel yang kuliah di jurusan Teknik Kimia kemudian menjadi salah seorang aktivis yang ditangkap aparat sebagai buntut peristiwa yang terjadi pada 1989 itu Ia dibui di penjara Sukamiskin, Bandung, selama beberapa tahun Nama Fadjroel Rachman sangat erat kaitannya dengan gerakan mahasiswa pada akhir dekade delapanpuluhan Bersama rekan rekan kuliahnya di ITB, Fadjroel pernah menggelar unjuk rasa menentang kedatangan Menteri Dalam Negeri waktu itu dijabat oleh Jendral Rudini ke kampus mereka Fadjroel yang kuliah di jurusan Teknik Kimia kemudian menjadi salah seorang aktivis yang ditangkap aparat sebagai buntut peristiwa yang terjadi pada 1989 itu Ia dibui di penjara Sukamiskin, Bandung, selama beberapa tahun.Selain aktif berpolitik di kampus Ganesha itu, Fadjroel juga dikenal giat bersastra Puisi dan prosa karya para penulis kelas dunia menjadi santapan wajibnya Malah ia pernah menjabat sebagai presiden GAS Grup Apresiasi Sastra di ITB Si Binatang Jalang , Chairil Anwar adalah penyair favoritnya Dia hapal di luar kepala sajak sajaknya Maka, tidaklah mengejutkan ketika akhirnya lekaki yang senang tampil rapi ini, lalu menerbitkan novel Tidak jauh jauh dari dunia yang akrab digelutinya hampir di separuh hidupnya, karya perdananya yang bertajuk Bulan Jingga dalam Kepala itu berkisah ikhwal gerakan mahasiswa.Penggalan cerita hidupnya sebagai aktivis mahasiswa rupanya meninggalkan kesan yang amat mendalam dalam diri pria kelahiran 17 Januari 1964 ini Kenang kenangan semasa kuliah dulu nyaris digulirkan semuanya ke dalam novel setebal empat ratusan halaman ini dengan Surianata sebagai karakter utama Segera saja, tokoh sentral dalam buku ini merujuk pada sosok penulisnya.Betapa tidak, Surianata diceritakan sebagai seorang aktivis mahasiswa ITB jurusan Teknik Kimia yang radikal sekaligus amat menggandrungi sastra Mengingatkan kepada siapa lagi sosok tersebut jika bukan kepada Fadjroel Rachman sendiri Atau sedikit banyak, mungkin saja sebagian karakter ini merupakan alter ego Fadjroel.Peristiwa yang dijadikan latar belakang novel ini adalah masa masa menjelang kejatuhan Presiden Soeharto yang telah bertakhta selama 32 tahun dengan Orde Barunya Fadjroel memang sedikit mengaburkannya dengan menyebut waktunya sebagai tahun x dan Soeharto disamarkan menjadi Jendral Soeprawiro Antara Soeharto dan Soeprawiro memiliki banyak kemiripan Keduanya sama sama pemimpin sebuah rezim otoriter yang mendewakan kekuasaan dengan menyengsarakan rakyat Surianata bersama teman temannya yang tergabung dalam gerakan mahasiswa Indonesia, ramai ramai menggelar unjuk rasa meminta agar Sang Presiden turun dari singgasananya Tentu, peristiwa ini melayangkan memori kita pada 1998, saat Soeharto terjungkal dari kursi kepresidenannya oleh sebuah aksi people power yang marak di seluruh negeri dan berpuncak di halaman gedung MPR DPR Jakarta Oleh Fadjroel, lokasinya
dipindahkan ke depan Istana Merdeka yang berakhir klimaks dengan matinya Soeprawiro di tangan Surianata Surianata tak pernah menyesali apa yang telah dilakukannya Idealisme anak muda yang meluap luap dalam dirinya untuk memerangi ketidakadilan dan kezaliman seolah olah menjadi pembenar bagi perbuatannya menembak tewas Soeprawiro Satu satunya hal yang sangat meresahkan batinnya adalah ikut tertembaknya Bulan Pratiwi, putri bungsu Soeprawiro berusia 5 tahun Surianata tak pernah bisa memaafkan dirinya sendiri untuk kesalahannya yang satu itu meski telah ditebusnya dengan vonis hukuman mati sekalipun Jenis hukuman yang sebenarnya sangat ditentangnya karena merupakan perbuatan melanggar HAM.Seharusnya novel ini bisa jadi karya menarik seandainya Fadjroel tidak tergoda untuk mengumbar terlalu banyak hal Alhasil, yang tampil adalah deretan panjang peristiwa sejarah mutakhir yang terasa bertumpuk tumpuk tumpang tindih tanpa identifikasi waktu yang jelas Umpamanya saja, Surianata telah membincang persidangan kasus bom Bali 2003 pada tahun ketiga ia di penjara Dengan asumsi ia masuk penjara pada 1998, tiga tahun kemudian berarti 2001 Tentu saat itu persidangan bom Bali belum digelar, bahkan peristiwa pengeboman yang menewaskan ratusan orang itu pun belum terjadi Lalu ada bab 29 yang menuturkan masa 6 tahun sebelum tahun X Bab ini sepenuhnya memuat laporan perjalanan Surianata dan kawan kawan ke Tokyo, Belanda, dan Jerman yang sama sekali tak ada hubungannya dengan bangunan kisah secara keseluruhan Bagian ini hanya dipakai untuk menampung uneg uneg dan kemarahan Fadjroel kepada Hitler, diktator fasis yang telah membantai jutaan orang Yahudi di kamp kamp konsentrasi Hal seperti ini cukup banyak kita temukan Seakan akan Fadjroel ingin menumpahkan semua pengetahuan yang dimilikinya Sebuah kecenderungan yang kerap dilakukan oleh para penulis pemula Tetapi, tentunya Fadjroel bukanlah seorang pemula dalam tulis menulis Sebelum novel ini, beberapa bukunya telah terbit Di antaranya Dongeng untuk Poppy 2007 dan Sejarah Lari Tergesa 2004 Keduanya berhasil masuk nominasi Khatulistiwa Literary Award KLA untuk kategori puisi Tak mengherankan jika dalam novelnya ini nuansa puitik terasa demikian pekat dan menonjol Mengomentari hal tersebut, secara bergurau Sujiwo Tejo pernah meledeknya agar Fadjroel memilih salah satu saja, mau jadi novelis atau penyair flag Like see review Dec 26, 2012 Tp Kharisma rated it it was ok Bulan Jingga dalam Kepala Etalase Fadjroel Rachman spoiler alert Fadjroel Rachman, tanpa diragukan, adalah orang yang berpengetahuan Namun, jika hanya untuk menuangkan segenap ribet dalam kepalanya itu, saya tidak mengerti mengapa ia mesti repot menyusun novel semua tokoh tokoh mahasiswanya, segala yang mereka ucapkan, seperti pikiran satu orang semata yang diucapkan lewat nama nama yang berbeda Surianata, Takdir, Shinta, Bunga Langit, Chairil, mereka bicara dalam bahasa, kosa kata dan kon Bulan Jingga dalam Kepala Etalase Fadjroel Rachman spoiler alert Fadjroel Rachman, tanpa diragukan, adalah orang yang berpengetahuan Namun, jika hanya untuk menuangkan segenap ribet dalam kepalanya itu, saya tidak mengerti mengapa ia mesti repot menyusun novel semua tokoh tokoh mahasiswanya, segala yang mereka ucapkan, seperti pikiran satu orang semata yang diucapkan lewat nama nama yang berbeda Surianata, Takdir, Shinta, Bunga Langit, Chairil, mereka bicara dalam bahasa, kosa kata dan konteks yang sama Saya curiga mereka ini penganut kebatinan yang memungkinkan untuk seirama sampai tataran pikiran dan ucapan.Hanya Lesmana Abadi, Asep Cianjur, Zanuar, serta kadang kadang Takdir yang memberi warna pada novel yang penuh bahasa prosais ini Lesmana yang secara panjang lebar digambarkan serupa reinkarnasi Gobbels, Asep Zanuar yang oportunis, Takdir yang idealis tapi jauh, jauh lebih realis dibanding Surianata yang naifnya tak tertolong.Pikiran Surianata memang prinsipil ia sendiri memeluk kematian ketika dirinya yang humanis ini menembak seorang anak kecil Meski peristiwa itu tak sengaja, tapi tetap saja, Lesmana, aku sebenarnya sudah mati Kilatan mata anak perempuan lima tahun itu langsung menyedot nyawaku Aku tak bisa kembali lagi utuh di dunia ini, tegasnya.Surianata tak menolak kematian Fadjroel tak berniat menjadikan vonis mati tokoh utamanya sebagai bahan teka teki pemirsa akankah protagonis ini bisa selamat dengan ajaibnya Akankah cerita ini berakhir bahagia Untunglah, dengan begitu ia terhindar dari trik plot klasik yang membikin mual.Omong omong soal trik klasik, pembaca yang mengharapkan daya tarik umum pada sebuah novel dialog cerkas atau lucu, plot penuh kejutan, romantisme, siap siap kecewa Buku ini, menurut saya, lebih mirip esai 413 halaman, mayoritas tentang kemanusiaan Konflik klimaks yang jadi asal mula cerita kerusuhan di Istana Merdeka dan Jakarta justru sudah kelar di halaman 137, belum genap setengah buku.Lalu apa bagusnya Jika Anda seseorang yang menikmati dunia pemikiran di sinilah mayoritas isi buku mengambil lokasi buku ini mengandung kutipan dan cerita perjuangan para filsuf pejuang muda dunia Berhamburan nama, tepatnya Plato, Machiavelli, Richard Wagner, Marx, Hegel, Martin Heidegger, berderet lainnnya Ia mengungkit potongan potongan sejarah, dari tentara Pol Pot yang membunuh anak kecil dengan cara melemparnya ke pohon demi menghemat peluru people power Manila yang bengong menemukan ribuan pasang sepatu Imelda Marcos dalam istana negara ketika rakyatnya tak hidup layak Little Boy di Hiroshima ziarah Anne Frank potongan hati Trunojoyo yang dimakan para bupati Goebbels yang meracun keenam anaknya, menembak istrinya, lalu bunuh diri Dari masalah kediktatoran, feminisme, propaganda Gerwani, pengadilan Max
Havelaar.Banyak ya Betul Hasilnya, Fadjroel melompat lompat dari satu bahasan ke yang lainnya tanpa ada garis merah yang sungguh sungguh runut Atau memang tak perlu Atau memang ditiadakan sehingga ia bebas bicara apa saja Pengarang yang tidak bodoh itu keharusan mutlak agar sebuah buku tidak melompong Namun kegagalan menata konten kepala dan cerita, menjadikan buku sebagai etalase kaca tak tertata berisi, tapi orang gagal melihat indahnya flag Like see review Nov 20, 2007 Indah rated it it was ok banyak tokoh, kebanyakan pusing.tapi pelajaran taktik demo, situasi penjara, perjalanan sejarah bangsa, pemikiran2 tokoh filsafat atau ekonomi, OK gue terbayang cerita nyata yang sering dituturkan seorang teman tentang kejadian tahun 1985 yang disamarkan dengan 1998 di novel ini.trus ga ada permainan bentuk, cuma flashback sedikit banget tokoh utama keukeuh sama hukuman mati yang dijatuhkan padanya flag Like see review Jul 23, 2009 Fita rated it it was amazing meskipun sbenar y sdh ada gambaran ttg cerita yg akan dikisahkan sang pengarang berdasarkan beberapa ulasan pendapat dan ringkasan yg ada di akhir halaman buku..namun akan beda rasanya ketika qta sendiri membaca buku tsb..membaca buku ini ada keasyikan tersendiri rasanya seperti naik kicir2 di dufan ada kepuasan tersendiri _ flag Like see review Reiza rated it liked it Dec 09, 2012 Nataya Qisthina rated it really liked it Nov 08, 2016 Usep Saeful rated it it was amazing Nov 27, 2015 Sefryana rated it it was ok Jul 16, 2009 Rio Johan rated it it was ok Dec 25, 2012 Aria Anggana rated it liked it Sep 26, 2014 Okai Hans rated it really liked it Jun 10, 2012 Dias Budiati Prasetiamartati rated it liked it Jan 26, 2008 Arul Syah rated it liked it Mar 25, 2008 Max rated it liked it Dec 04, 2007 Reyhan rated it really liked it Jan 09, 2009 Cewe Melancolish rated it liked it Jul 06, 2011 Agnesha Lolo rated it it was ok May 25, 2011 Randhika Virgayana rated it really liked it May 04, 2011 Omar Arief rated it it was amazing Feb 10, 2009 Pramesti Wunani rated it liked it Mar 24, 2008 Prasetya Mulya rated it liked it Mar 24, 2008 Radinal W rated it liked it May 16, 2017 Yayah rated it it was ok Mar 24, 2008 Lisna Atmadiardjo rated it it was amazing Oct 22, 2012 David rated it liked it Mar 25, 2008 Nadya rated it liked it Mar 25, 2008 Wulan Shinta rated it it was ok Mar 24, 2008 Sastra rated it it was ok Mar 24, 2008 Sep 08, 2008 Windry rated it it was ok Shelves fiction, indonesian _ errr karena belum berhasil beranjak dari bab 1, komennya nanti saja flag Like see review previous 1 2 next new topicDiscuss This Book There are no discussion topics on this book yet Be the first to start one Recommend It Stats Recent Status Updates Genres Asian Literature Indonesian Literature 3 users Novels 2 users See top shelves Books by M Fadjroel Rachman More Share This Book Tweet Share on your website title link preview Bulan Jingga dalam Kepala avg rating preview Bulan Jingga dalam KepalaGoodreads rating 3.03 38 ratings small image preview click here close med image preview click here close BBCode url img img url url Bulan Jingga dalam Kepala by M Fadjroel Rachman url Share on your website Trivia About Bulan Jingga dala No trivia or quizzes yet Add some now renderRatingGraph 4, 6, 15, 13, 0 if rating_details rating_details.insert top rating_graph 2017 Goodreads Inc about us advertise author program jobs api our blog authors advertisers blog terms privacy help switch to mobile version Welcome back Just a moment while we sign you in to your Goodreads account. 2. M. Fadjroel Rachman 4. N Mursidi Novel Politik dari Seorang Aktivissumber Bulan Jingga dalam KepalaPengarang M Fadjroel RachmanPenerbit Gramedia Pustaka Utama, JakartaCetakan Pertama, September 2007Tebal buku 421 halamanTAK banyak aktivis di negeri ini yang dikenal juga sebagai sastrawan Kalau ada, salah satu aktivis itu adalah M Fadjroel Rachman Meski sebelumnya aktivis pejuang demokrasi ini sudah dikenal sebagai penyair setelah merilis buku antologi puisi, seperti Catatan B Novel Politik dari Seorang Aktivissumber Bulan Jingga dalam KepalaPengarang M Fadjroel RachmanPenerbit Gramedia Pustaka Utama, JakartaCetakan Pertama, September 2007Tebal buku 421 halamanTAK banyak aktivis di negeri ini yang dikenal juga sebagai sastrawan Kalau ada, salah satu aktivis itu adalah M Fadjroel Rachman Meski sebelumnya aktivis pejuang demokrasi ini sudah dikenal sebagai penyair setelah merilis buku antologi puisi, seperti Catatan Bawah Tanah 1993 , Sejarah Lari Tergesa 2004 dan Dongeng untuk Poppy 2007 , ternyata predikat itu belum membuatnya puas Tak salah, jika kini dia menerbitkan novel Bulan Jingga dalam Kepala.Tak jauh dari kehidupan dunia aktivis, yang selama ini telah digeluti Fadjroel, novel ini pun bercerita tentang rezim kekuasaan Orde Baru dan pasca keberhasilan gerakan mahasiswa dalam menumbangkan sang diktator yang ternyata tak banyak mengubah keadaan Tak pelak jika idealisme Fadjroel yang konsisten untuk terus menegakkan keadilan, membuat aktivis satu ini ditikam rasa kecewa karena reformasi yang dicita citakan mahasiswa ternyata tak bisa mengantarkan Indonesia menjadi lebih baik Kekecewaan itu, kemudian menggumpal di kepala Fadjroel untuk kemudian menuturkan cita cita reformasi yang diharapkan.Meski Fadjroel tak menceritakan tokoh utama dirinya sendiri melainkan tokoh bernama Surianata, tapi tokoh utama itu tetap tak dapat ditepis sebagai alter ego nya, sehingga novel ini tak terelakkan merupakan sebuah memoar dari perjalanan hidup sang pengarang Surianata dan gerakan mahasiswa sebenarnya sudah berhasil menumbangkan rezim kekuasaan jendral Suprawiro dan menduduki Is
5. Endah Nama Fadjroel Rachman sangat erat kaitannya dengan gerakan mahasiswa pada akhir dekade delapanpuluhan Bersama rekan rekan kuliahnya di ITB, Fadjroel pernah menggelar unjuk rasa menentang kedatangan Menteri Dalam Negeri waktu itu dijabat oleh Jendral Rudini ke kampus mereka Fadjroel yang kuliah di jurusan Teknik Kimia kemudian menjadi salah seorang aktivis yang ditangkap aparat sebagai buntut peristiwa yang terjadi pada 1989 itu Ia dibui di penjara Sukamiskin, Bandung, selama beberapa tahun Nama Fadjroel Rachman sangat erat kaitannya dengan gerakan mahasiswa pada akhir dekade delapanpuluhan Bersama rekan rekan kuliahnya di ITB, Fadjroel pernah menggelar unjuk rasa menentang kedatangan Menteri Dalam Negeri waktu itu dijabat oleh Jendral Rudini ke kampus mereka Fadjroel yang kuliah di jurusan Teknik Kimia kemudian menjadi salah seorang aktivis yang ditangkap aparat sebagai buntut peristiwa yang terjadi pada 1989 itu Ia dibui di penjara Sukamiskin, Bandung, selama beberapa tahun.Selain aktif berpolitik di kampus Ganesha itu, Fadjroel juga dikenal giat bersastra Puisi dan prosa karya para penulis kelas dunia menjadi santapan wajibnya Malah ia pernah menjabat sebagai presiden GAS Grup Apresiasi Sastra di ITB Si Binatang Jalang , Chairil Anwar adalah penyair favoritnya Dia hapal di luar kepala sajak sajaknya Maka, tidaklah mengejutkan ketika akhirnya lekaki yang senang tampil rapi ini, lalu menerbitkan novel Tidak jauh jauh dari dunia yang akrab digelutinya hampir di separuh hidupnya, karya perdananya yang b 6. Tp Kharisma Bulan Jingga dalam Kepala Etalase Fadjroel Rachman spoiler alert Fadjroel Rachman, tanpa diragukan, adalah orang yang berpengetahuan Namun, jika hanya untuk menuangkan segenap ribet dalam kepalanya itu, saya tidak mengerti mengapa ia mesti repot menyusun novel semua tokoh tokoh mahasiswanya, segala yang mereka ucapkan, seperti pikiran satu orang semata yang diucapkan lewat nama nama yang berbeda Surianata, Takdir, Shinta, Bunga Langit, Chairil, mereka bicara dalam bahasa, kosa kata dan kon Bulan Jingga dalam Kepala Etalase Fadjroel Rachman spoiler alert Fadjroel Rachman, tanpa diragukan, adalah orang yang berpengetahuan Namun, jika hanya untuk menuangkan segenap ribet dalam kepalanya itu, saya tidak mengerti mengapa ia mesti repot menyusun novel semua tokoh tokoh mahasiswanya, segala yang mereka ucapkan, seperti pikiran satu orang semata yang diucapkan lewat nama nama yang berbeda Surianata, Takdir, Shinta, Bunga Langit, Chairil, mereka bicara dalam bahasa, kosa kata dan konteks yang sama Saya curiga mereka ini penganut kebatinan yang memungkinkan untuk seirama sampai tataran pikiran dan ucapan.Hanya Lesmana Abadi, Asep Cianjur, Zanuar, serta kadang kadang Takdir yang memberi warna pada novel yang penuh bahasa prosais ini Lesmana yang secara panjang lebar digambarkan serupa reinkarnasi Gobbels, Asep Zanuar yang oportunis, Takdir yang idealis tapi jauh, jauh lebih realis dibanding Surianata yang naifnya tak tertolong.Pikiran Surianata memang prinsipil ia sendiri memeluk kematian ketika dirinya yang humanis ini menembak seorang anak kecil Meski peristiwa itu tak sengaja, tapi tetap saja, Lesmana, aku sebenarnya sudah mati Kilatan mata anak perempuan lima tahun itu langsung menyedot nyawaku Aku tak bisa kembali lagi utuh di dunia ini, tegasnya.Surianata tak menolak kematian Fadjroel tak berniat menjadikan vonis mati tokoh utamanya sebagai bahan teka teki pemirsa akankah protagonis ini bisa selamat dengan ajaibnya Akankah cerita ini berakhir bahagia Untunglah, dengan begitu ia terhindar dari trik plot klasik yang membikin mual.Omong omong soal trik klasik, pembaca yang mengharapkan daya tarik umum pada sebuah novel dialog cerkas atau lucu, plot penuh kejutan, romantisme, siap siap kecewa Buku ini, menurut saya, lebih mirip esai 413 halaman, mayoritas tentang kemanusiaan Konflik klimaks yang jadi asal mula cerita kerusuhan di Istana Merdeka dan Jakarta justru sudah kelar di halaman 137, belum genap setengah buku.Lalu apa bagusnya Jika Anda seseorang yang menikmati dunia pemikiran di sinilah mayoritas isi buku mengambil lokasi buku ini mengandung kutipan dan cerita perjuangan para filsuf pejuang muda dunia Berhamburan nama, tepatnya Plato, Machiavelli, Richard Wagner, Marx, Hegel, Martin Heidegger, berderet lainnnya Ia mengungkit potongan potongan sejarah, dari tentara Pol Pot yang membunuh anak kecil dengan cara melemparnya ke pohon demi menghemat peluru people power Manila yang bengong menemukan ribuan pasang sepatu Imelda Marcos dalam istana negara ketika rakyatnya tak hidup layak Little Boy di Hiroshima ziarah Anne Frank potongan hati Trunojoyo yang dimakan para bupati Goebbels yang meracun keenam anaknya, menembak istrinya, lalu bunuh diri Dari masalah kediktatoran, feminisme, propaganda Gerwani, pengadilan Max Havelaar.Banyak ya Betul Hasilnya, Fadjroel melompat lompat dari satu bahasan ke yang lainnya tanpa ada garis merah yang sungguh sungguh runut Atau memang tak perlu Atau memang ditiadakan sehingga ia bebas bicara apa saja Pengarang yang tidak bodoh itu keharusan mutlak agar sebuah buku tidak melompong Namun kegagalan 7. Indah banyak tokoh, kebanyakan pusing.tapi pelajaran taktik demo, situasi penjara, perjalanan sejarah bangsa, pemikiran2 tokoh filsafat atau ekonomi, OK gue terbayang cerita nyata yang sering dituturkan seorang teman tentang kejadian tahun 1985 yang disamarkan dengan 1998 di novel ini.trus ga ada permainan bentuk, cuma flashback sedikit banget tokoh utama keukeuh sama hukuman mati yang dijatuhkan padanya
8. Fita meskipun sbenar y sdh ada gambaran ttg cerita yg akan dikisahkan sang pengarang berdasarkan beberapa ulasan pendapat dan ringkasan yg ada di akhir halaman buku..namun akan beda rasanya ketika qta sendiri membaca buku tsb..membaca buku ini ada keasyikan tersendiri rasanya seperti naik kicir2 di dufan ada kepuasan tersendiri _ 9. Windry _ errr karena belum berhasil beranjak dari bab 1, komennya nanti saja