View ✓ Titik Nol PDF by ê Agustinus Wibowo eBook or Kindle ePUB free 1. Perjalananku bukan perjalananmu Perjalananku adalah perjalananmu Jauh. Mengapa setiap orang terobsesi oleh kata itu? Marco Polo melintasi perjalanan panjang dari Venesia hingga negeri Mongol. Para pengelana lautan mengarungi samudra luas. Para pendaki menyabung nyawa menaklukkan puncak. Juga terpukau pesona kata "jauh", si musafir menceburkan diri dalam sebuah perjalanan akbar keliling dunia. Menyelundup ke tanah terlarang di Himalaya, mendiami Kashmir yang misterius, hingga menjadi saksi kemelut perang dan pembantaian. Dimulai dari sebuah mimpi, ini adalah perjuangan untuk mencari sebuah makna. Hingga akhirnya setelah mengelana begitu jauh, si musafir pulang, bersujud di samping ranjang ibunya. Dan justru dari ibunya yang tidak pernah ke mana-mana itulah, dia menemukan satu demi satu makna perjalanan yang selama ini terabaikan.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
"Agustinus telah menarik cakrawala yang jauh pada penulisan perjalanan (travel writing) di Indonesia. Penulisan yang dalam, pengalaman yang luar biasa, membuat tulisan ini seperti buku kehidupan. Titik Nol merupakan cara bertutur yang benar-benar baru dalam travel writing di negeri ini." —Qaris Tajudin, editor Tempo dan penulis novel. Agustinus Wibowo Ketakutan selalu menemani hidup Kau dan aku takkan pernah bisa lari darinya. Meraba Indonesia: Ekspedisi "Gila" Keliling Nusantara The Journeys 3: Yang Melangkah dan Menemukan Life Traveler Semusim, dan Semusim Lagi The Naked Traveler 4 Pulang Sokola Rimba: Pengalaman Belajar Bersama Orang Rimba Kedai 1001 Mimpi: Kisah Nyata Seorang Penulis yang Menjadi TKI Entrok Generasi 90an Gadis Kretek Bukan Pasar Malam Saga no Gabai Bachan (Nenek Hebat dari Saga) The Journeys 2: Cerita dari Tanah Air Beta Sepeda Merah Vol. 1: Yahwari Kitab Omong Kosong Muhammad: Para Pengeja Hujan Berjalan di Atas Cahaya Harun Harahap perjalananku bukan perjalananmu perjalananku adalah perjalananmuMendapati tulisan ini di sampul depan buku Titik Nol membuat saya penasaran Apakah maksud tulisan Agustinus Wibowo di buku terbarunya ini Lekas lekas saya buka dan mulai membacanya Betapa kagetnya saya ketika membaca kisah perjalanan ini tidak dimulai di negara tempatnya bertualang Melainkan dibuka dengan kepulangannya ke tanah air, Indonesia, demi seorang Mama Saya tidak menyangka Agustinus akan memasukkan kisah bundanya ke bu perjalananku bukan perjalananmu perjalananku adalah perjalananmuMendapati tulisan ini di sampul depan buku Titik Nol membuat saya penasaran Apakah maksud tulisan Agustinus Wibowo di buku terbarunya ini Lekas lekas saya buka dan mulai membacanya Betapa kagetnya saya ketika membaca kisah perjalanan ini tidak dimulai di negara tempatnya bertualang Melainkan dibuka dengan kepulangannya ke tanah air, Indonesia, demi seorang
Mama Saya tidak menyangka Agustinus akan memasukkan kisah bundanya ke buku ini Karena sepengetahuan saya, Agustinus bukanlah seseorang yang mudah menceritakan kisah keluarganya ke khalayak umum Maka dari awal, saya sudah menyiapkan diri untuk membaca buku yang berbeda gaya tulisannya dibandingkan dengan dua buku sebelumnya, Selimut Debu dan Garis Batas.Perjalanan dengan ranselnya dimulai di dalam kereta penuh sesak dari Beijing menuju Xinjiang Inilah Titik Nol menuju negeri bernama Tibet Narasi dan deskripsinya yang apik membuat saya berada di sana Merasakan udara dingin sambil menatap langit biru yang cerah Selain tulisan, Agustinus juga menyuguhkan hasil jepretan kameranya Tidak usah meragukan seberapa bagus foto foto pemandangan alamnya Dipastikan pembaca akan terpukau dibuatnya Namun, saya paling menyukai potret wajah dengan berbagai mimik Dibalik senyuman, tatapan atau kerut wajah tersimpan begitu banyak cerita Profesi wartawan foto dan kelihaian berinteraksi dengan warga lokal memudahkannya untuk mendapatkan gambar eksklusif Meskipun Agustinus sempat khawatir pekerjaan kemanusiaan nya ini malah membunuh rasa kemanusiaan dalam dirinya Karena acap kali pada peristiwa penuh luka , dia hanya memotret tanpa bisa menolong secara langsung Namun selama tujuannya baik, Tuhan pun memberkahi semua yang dilakukan Dalam perjalanan yang tidak mudah, saya merasa Tuhan begitu melindungi Agustinus Negara yang dia datangi bukanlah negara negara maju yang semua fasilitasnya tersedia lengkap Melainkan negara yang berjuang di dalam keterbatasan Lokasi sulit dengan kondisi alam yang ekstrim juga tidak menyurutkan langkahnya Perjalanannya juga tidak lepas dari bahaya, bahkan nyawa menjadi taruhannya Entah berapa kali saya membaca cerita dia dirampok dan dilecehkan secara verbal, non verbal bahkan seksual Atau hampir terbunuh ketika dia terseret arus sungai deras Lagi lagi semua hal tersebut tidak menghentikannya Mungkin hanya sakit fisik berupa hepatitis yang dia dapatkan di India yang akhirnya memaksa dia untuk berhenti Tuhan seakan mengingatkan bahwa setiap orang butuh istirahat Namun, Agustinus memang orang yang keras Dia tetap melangkah melewati perbatasan menuju Pakistan Di mana dia menemukan sebuah keluarga baru lagi Yang menumbuhkan rasa optimisme terhadap perjalanannya Agustinus pun terhenti ketika rencanannya tidak berjalan dengan mulus di Kathmandu, Nepal Wajarlah jika seseorang tertimpa kesialan Sebagai manusia biasa, dia juga mengeluh akan kesialan yang menimpanya Butuh waktu untuk berdamai dan kembali menyusun rencana barunya Yang pasti ada waktu dimana dia bangkit dan melangkah lagi Menyusuri jalanan yang tidak beraspal dengan menumpang kendaraan tua yang sudah reyot.Agustinus bukanlah seorang yang sibuk dengan melabeli dirinya atau orang lain dengan sebutan backpacker, traveler, explorer atau apapun itu Baginya arah tak begitu penting dan destinasi bukanlah yang dicari Melainkan makna dar 23. Uci Bulan Februari, 8 tahun yang laluSaya sengaja mengambil cuti seminggu dari kantor, berencana membawa Mama saya ke Bali atau ke mana pun yang dia mau, siapa tahu kondisinya bisa membaik Sejak menjalani operasi pengangkatan payudara akibat kanker yang dideritanya, Mama memang bilang dia mudah sesak napas Tidak pakai mengeluh, karena Mama saya orang paling tabah sedunia Tapi tetap saja saya tidak tega saat malam hari diam diam masuk ke kamarnya dan melihat Mama tidur sambil duduk, karena kalau r Bulan Februari, 8 tahun yang laluSaya sengaja mengambil cuti seminggu dari kantor, berencana membawa Mama saya ke Bali atau ke mana pun yang dia mau, siapa tahu kondisinya bisa membaik Sejak menjalani operasi pengangkatan payudara akibat kanker yang dideritanya, Mama memang bilang dia mudah sesak napas Tidak pakai mengeluh, karena Mama saya orang paling tabah sedunia Tapi tetap saja saya tidak tega saat malam hari diam diam masuk ke kamarnya dan melihat Mama tidur sambil duduk, karena kalau rebahan napasnya sesak.Sehari sebelum mulai cuti, saya ditelepon di kantor, Mama masuk ICU Entah bisa dibilang untung atau tidak, yang jelas berkat cuti itu, saya jadi bisa menunggui Mama di RS Dan kepada orang orang yang menjenguk, begitu banyak yang datang menjenguknya, Mama selalu bilang, Padahal Uci udah mau ngajak saya ke Bali lho Ke mana aja yang saya mau Nanti kalau saya sembuh Justru orang yang bisa baca kitab tanpa tulisan adalah orang yang paling arif bijaksana hal 257 Kalimat tersebut seolah menegaskan sub judul buku ini, Makna Sebuah Perjalanan Karena meskipun membekali diri dengan setumpuk buku panduan atau contekan contekan dari para traveler yang sudah lebih dulu melancong ke tempat yang kita tuju, tetap saja sebuah perjalanan akan meninggalkan kesan yang berbeda bagi setiap orang, bahkan jika perginya bersama sama.Berbeda dengan dua buku sebelumnya, Selimut Debu dan Garis Batas, Titik Nol lebih banyak menyajikan perenungan dan kesan kesan pribadi Agustinus atas perjalanan yang dilakoninya Tibet, Nepal, Pakistan, India dan Afghanistan, semua tempat memberinya pelajaran Semua tempat mengulitinya sedikit demi sedikit sehingga dia makin mengenali dan memahami dirinya sendiri Agustinus yang kadang cengeng, egois, keras kepala, tapi juga rendah hati dan mudah percaya pada orang lain.Titik Nol juga menyoroti ironi di surga surga dunia yang dikejar orang Nepal dan Tibet yang sudah begitu komersial sehingga ritual doa para bhiksu pun dicurigai sekadar atraksi wisata, sementara para turis masih mengharapkan oase eksklusif yang tak dapat mereka temukan di negara asal mereka Mana yang harus diprioritaskan Wilayah terisolir
serta sulit dijangkau dan dengan demikian eksklusif tapi warganya miskin, atau wilayah komersial tapi warganya bisa mencicipi rezeki dari gelombang turisme Seminggu lebih Mama di rumah sakit Saya sudah harus kembali masuk kerja Dan tugas ke luar negeri sudah menunggu Tidak jauh Hanya ke Singapura Hanya tiga hari Tetap saja saya resah Tegakah saya meninggalkan Mama Akhirnya pelan pelan saya bilang ke Mama, saya harus pergi sebentar Tapi kalau Mama tidak mau ditinggal, saya tidak akan pergi Mama mengibaskan tangan dan berkata, Jangan, pergi saja Kamu pergilah keliling dunia Biar Mama nunggu di sini Lalu dia tersenyum Saya mengusap air mata Beberapa hari kemudian, Mama pergi meninggalkan kami semua Saya berangkat ke Singapura, dan setiap malam di kamar hotel, saya menangis sampai tertidur. Membaca buku ini, sungguh sulit bagi saya untuk tidak menitikkan air mata Pergulatan batin Agustinus terpapar begitu jelas di sini Tudingan anak durhaka yang harus ditelannya karena sibuk bepergian ke sana kemari sementara mamanya terbaring sakit dan keluarganya pontang panting dikejar utang Sang Mama yang begitu tabah menerima penyakitnya karena yakin semua sudah ada yang mengatur, bahkan penyakit pun membawa berkahnya sendiri Di antaranya, hubungan anak ibu yang semakin erat dan kejujuran yang akhirnya terungkap di ranjang rumah sakit Kisah petualangan yang mendebarkan tentu masih ada Ingar bingar India yang membuat Agustinus sempat muak karena berkali kali hendak ditipu, kehidupan gelap gulita di dusun Chapursan yang tidak disinari matahari selama dua setengah bulan, kerusuhan di Pakistan, sampai hari hari berteman ledakan bom di Afghanistan Namun pada intinya, buku ini bertutur tentang kalachakra, Roda Waktu Seperti halnya perjalanan hidup kita yang juga diiringi perjuangan untuk menghasilkan karya karya besar dan berbagai pencapaian, tetapi semuanya tetap akan kembali lagi pada kekosongan hal 53 Sehebat apa pun kita, sejauh apa pun kita melangkah, setinggi apa pun kita mendaki, pada akhirnya kita semua harus siap untuk kembali ke Titik Nol Menjadi bukan siapa siapa Menjadi tiada Biarlah alam terus mengajarkan ilmunya, bukan aku yang mengubah dunia, tetapi dunialah yang mengubahku hal 546 24. Nabila Budayana Selimut debu adalah buku yang nyaris tak memberikan celah Garis Batas sedikit memberikan celah Titik Nol adalah buku yang terbuka Membaca Titik Nol bukan hanya tentang mengenali dan menyelami berbagai makna dalam kehidupan dari sebuah perjalanan, namun juga mengenal pandangan dan isi hati sang penulis Sempat beredar kabar akan terbit di tahun 2012, mundur menjadi awal Februari 2013, akhirnya benar benar beredar di akhir Februari 2013 Saya termasuk yang menunggu.Cover birunya memperlihat Selimut debu adalah buku yang nyaris tak memberikan celah Garis Batas sedikit memberikan celah Titik Nol adalah buku yang terbuka Membaca Titik Nol bukan hanya tentang mengenali dan menyelami berbagai makna dalam kehidupan dari sebuah perjalanan, namun juga mengenal pandangan dan isi hati sang penulis Sempat beredar kabar akan terbit di tahun 2012, mundur menjadi awal Februari 2013, akhirnya benar benar beredar di akhir Februari 2013 Saya termasuk yang menunggu.Cover birunya memperlihatkan seorang anak yang seakan terbang setelah melompat dari batang pohon yang tak berdahan dan berdaun Bagi saya, cover itu bercerita tentang kebebasan dan keberanian Identik dengan sisi yang dimiliki seorang pejalan.Jauh hari sebelum buku ini terbit, penulis telah mengatakan bahwa Titik Nol kelak akan berupa makna perjalanan, bukan hanya perkara destinasi Sesuai dengan tagline yang digunakan Makna Sebuah Perjalanan.Makna perjalanan yang menjadi tema besar dari buku ini mencakup begitu banyak hal yang seakan tak habis Menggabungkan kisah tentang tujuan Tibet, Nepal, India, Pakistan, Afghanistan dan perenungan bukan hal mudah Melalui Twitteriak, Agustinus Wibowo mengatakan ada dua plot paralel dalam Titik Nol Nyatanya, dua plot tersebut adalah kisah tentang mama penulis dan kisah tentang makna perjalanan yang dibuat bergantian Menggabungkan dan menemukan benang merahnya dalam tiap bagian jelas tak mudah Belum lagi konten yang begitu luas dalam jumlah yang banyak Jika dikatakan naskah buku ini telah mengalami dua puluh kali lebih penulisan ulang, sungguhlah kegigihan dan kerja keras penulis dan editor patut diapresiasi tinggi.Saat membelinya di toko buku beberapa hari lalu, seorang pegawai toko buku yang sepertinya sudah membaca habis buku ini memberi saya klu Dia penulis bercerita tentang mamanya, mbak Dari perkataan itu, saya pikir akan ada bab khusus tentang ibunda penulis Ternyata dugaan saya meleset Bab tentang mama ada di seluruh bagian Lebih lebih, mama penulis adalah bahasan utama buku ini.Mengikuti kisah tentang ibu dari seorang anak laki laki yang bepergian jauh dalam waktu lama, mengingatkan saya pada novel Ibuk milik Iwan Setyawan Kedua buku ini bersinggungan dalam banyak hal tentang ibu Keduanya jelas berbeda, namun sesekali mampu menimbulkan rasa yang sama pada pembaca Kasih sayang, rasa rindu, dedikasi hubungan seorang ibu dan anak Juga sebagai sebentuk pelepasan diri dari begitu banyak kenangan yang tentu terasa sulit untuk diungkapkan.Gaya bahasa penulis lebih luwes dan terbuka di buku ini Sesekali lucu dan menggelitik Sesekali menampilkan amarah, kekesalan dan kekecewaan Di lain waktu mampu menghadirkan duka dan kesedihan Pembaca dibuat merasa penuh dengan rasa hatinya Saya harus setuju dengan endorsement dari Qaris Tajudin di back cover Buku ini seperti kitab kehidupan Meski begitu, penulis mengungkapkan sama sekali tak ingin buku ini kelak dijadikan panduan pandangan bagi
pembaca Pembaca harus mencari sendiri makna dari perjalanannya masing masing, refleksi diri sendiri.Agustinus Wibowo berbicara masa kecil, memori, kasih sayang,penyesalan, mimpi, realitas, cinta, jodoh, karma, agama, kematian, bahkan seksualitas Ia mencari dan terus menggali apa makna di balik hal hal tersebut Sebagai seorang pencerita, ia memainkan begitu banyak peran di buku ini Kadang ia menjadi seorang penjelajah nekat, tak sayang nyawa dan tak memperhitungkan risiko , namun di sisi lain ia mampu menjadi seorang lembut penuh kasih sayang yang begitu cemas akan kondisi ibunya, ia pun mampu berganti menjadi pejuang super gigih yang tak gentar dengan segala medan keras di depan, juga seorang pria yang mencintai wanita pujaannya Pembaca dibuat mengenal lebih dalam sang penulis melalui kata kata Kadang kala saya merasa bertanya tanya saat membaca berbagai kesusahan, kejadian buruk, bahkan nyawa sebagai taruhan saat penulis melakukan perjalanan Apa sesungguhnya yang dicari seorang Agustinus Wibowo mau tak mau saya setuju dengan apa yang dikatakan adik penulis di bagian awal Namun semakin ke belakang, semakin saya dibuat mengerti dan menyadari tujuan dan alasan penulis melakukan berbagai perjalanan Bagaimana perjalanan adalah bagian dari hidupnya, bagian dari rumah nya Begitulah garis Tuhan Jika beliau tidak pernah melakukan perjalanan, bisa jadi tak akan ada buku buku yang hadir dari tangannya Bisa jadi pembaca masih haus akan karya sejenis Bisa jadi pembaca tak akan pernah berkaca diri dari sebuah buku Tentu alasan itu adalah sepihak dari sisi pembaca Penulis memiliki jawaban yang tak terbatas Jauh lebih luas di dalam dirinya Di mana mungkin tak ada kata ka 25. Mia Prasetya Catatan perjalanannya tidak banyak menekankan pada petualangan pribadi atau beragam keberhasilan yang dicapainya, melainkan berisi orang orang yang ditemuinya sepanjang perjalanannya Tulisan tulisannya lebih memberi penghormatan pada kenangan kenangan tentang mereka yang telah menyentuh, memperkaya, mencerahkan hidupnya Merekalah yang menjadi alasan kenapa Agustinus bisa lolos dari zona perang tanpa terluka sedikit pun, melewati wilayah wilayah sulit dengan mudah, dan melakukan perjalanan panj Catatan perjalanannya tidak banyak menekankan pada petualangan pribadi atau beragam keberhasilan yang dicapainya, melainkan berisi orang orang yang ditemuinya sepanjang perjalanannya Tulisan tulisannya lebih memberi penghormatan pada kenangan kenangan tentang mereka yang telah menyentuh, memperkaya, mencerahkan hidupnya Merekalah yang menjadi alasan kenapa Agustinus bisa lolos dari zona perang tanpa terluka sedikit pun, melewati wilayah wilayah sulit dengan mudah, dan melakukan perjalanan panjang dengan dana amat terbatas.Nilai perjalanan tidak terletak pada jarak yang ditempuh seseorang, bukan tentang seberapa jauhnya perjalanan, tapi lebih tentang seberapa dalamnya seseorang bisa terkoneksi dengan orang orang yang membentuk kenyataan di tanah kehidupan.Lam Li, Oktober 2012.Kalimat pembuka oleh sahabat Agustinus Wibowo sangat pas menggambarkan buku setebal 552 halaman dan sekaligus menjadi penyebab ia mendapat rating 4 lebih di Goodreads Berbeda dengan Selimut Debu, atau pun buku buku perjalanan lainnya yang semakin banyak saja kita jumpai di toko buku Titik Nol terasa sangat hangat Personal Menyentuh Bahkan di beberapa bagian terasa sangat menyesakkan dan bolak balik saya menitikkan air mata Tidak heran baru rilis beberapa minggu dan sekarang sudah dicetak ulang lagi.Sampul depan Titik Nol begitu mengundang Biru cerah dengan anak melompat dari pohon Bebas Berani Nekat Sebagaimana penulis yang juga pengembara, musafir, you named it Menurut saya Agustinus Wibowo adalah laki laki pejalan yang nekat Perjalannya penuh dengan bahaya, dirampok, sakit keras di negeri orang Buset dah Titik Nol menjadi buku bacaan saya saat liburan di Lombok Malu sendiri sudah heboh kepanasan dan stress ketika merasakan keramahan penduduk lokal di pelabuhan Bangsal.Makna sebuah perjalanan.Tibet India Nepal Afganistan.Surga Khailash Shangri La.Titik Nol berpusat pada Agustinus Wibowo yang menggabungkan makna perjalanan dan sang Mama yang berjuang menghadapi kanker Bagaimana kedua hal itu bisa menjadi korelasi yang pas, itulah magnet kuat dan kekuatan penulis merangkai kata sehingga Titik Nol lebih menyerupai buku kehidupan seperti yang ditulis Qaris Tajudin Justru dari ibunya yang tidak pernah ke mana mana itulah, ia menemukan satu demi satu makna perjalanan yang selama ini ia abaikan.Dibedakan dari tulisan tegak yang mengisahkan perjalanan demi perjalanan dan tulisan bercetak miring, pembaca seakan melihat penulis dari dua sisi Sebagai seorang pejalan yang mencari arti hidup, berpetualang dengan gagah berani dan sekaligus kita melihat Agustinus yang ternyata adalah manusia biasa Tak lepas dari kecemasan, ketakutan, kesedihan.Membaca Titik Nol, saya merasa ikut didongengi oleh Agustinus, sebagaimana bab demi bab ia menceritakan kisah Safarnama kepada sang Mama.Jarak dan waktu memang sempat menjadikan hubungan ibu dan anak ini seperti tuan rumah dan tamu yang sal 26. Alvina Justru kita perlu bermimpi Karena mimpi itu yang menentukan perjalanan Mimpi itu yang mengubah manusia.Saya ingat ada pepatah yang mengatakan begini, kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan Rasa rasanya pepatah tersebut bener banget deh. Apalagi setelah membaca kisah Agustinus di buku ini.Berbeda dengan dua buku sebelumnya, Selimut debu dan Garis Batas, kali ini ada dua cerita yang secara bergantian diceritakan Yang pertama adalah kisah ketika Agustinus menjelajahi beberapa n Justru kita perlu bermimpi Karena
mimpi itu yang menentukan perjalanan Mimpi itu yang mengubah manusia.Saya ingat ada pepatah yang mengatakan begini, kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan Rasa rasanya pepatah tersebut bener banget deh. Apalagi setelah membaca kisah Agustinus di buku ini.Berbeda dengan dua buku sebelumnya, Selimut debu dan Garis Batas, kali ini ada dua cerita yang secara bergantian diceritakan Yang pertama adalah kisah ketika Agustinus menjelajahi beberapa negara dalam perjalanannya, yang kedua adalah kisah sekarang saat mamanya sakit tergolek lemah di ranjang menunggu kesembuhan ataupun ajal yang datang Sambil mendampingi Sang Mama itulah, Agustinus menceritakan perjalanannya, mengembara dari satu gunung ke gunung lainnya, dari satu kota ke kota berikutnya, dan pembaca dibuat luluh oleh ceritanya Justru karena masih ada mimpi, kita jadi punya alasan untuk terus hidup, terus maju, terus berjalan, terus mengejar.Perjalanan kita dimulai dari Kailash di Tibet, gunung yang menjulang sendiri ini menjadi pusat peribadatan tertinggi bagi banyak orang Mereka mendaki gunung tidak hanya berjalan kaki tetapi sampai berposisi melata di atas tanah Makin menderita maka mereka merasa ibadahnya akan makin diterima Tak cukup Kailash, Agustinus masih mencoba lagi keberuntungannya dengan gunung, Himalaya Yah, mengingat perjalanan sebelumnya cukup membuat Agustinus merana, kali ini ia sadar diri sehingga tidak sampai muluk muluk ke puncaknya.Tak hanya gunung yang ia jelajahi, Agustinus juga mengajak kita menelusuri India yang kumuh dan kotor Lalu ke Pakistan, negara Republik Islam yang meskipun wanitanya berpakaian burqa tetap saja ada banyak pelecehan seksual di mana mana Yang lebih menjijikkan adalah oknum prianya tak hanya menggoda diam diam, tapi juga terang terangan bahkan pada sesama lelaki juga Naudzubillah.Saya selalu suka dengan catatan perjalanan yang diceritakan Agustinus Ia tak hanya bercerita tentang tempat, keindahan alam atau akomodasi yang ia dapatkan, tetapi lebih menekankan pada kehidupan sosial dan budaya yang ia temui Orang orang yang ia temui, ia jumpai, ia kenal sampai ada beberapa yang malah menjadi akrab Membacanya membuat saya kadang terharu, tertawa, lalu menangis karena ceritanya yang sendu Jadi mama itu di mana mana selalu cerewet, kamu jangan bosanSementara Agustinus mengembara di dunia luar, Mamanya harus berjuang memenangkan pertarungan dengan sel kanker yang menggerogotinya Kanker Saya akui saya selalu sensitif dengan sesuatu yang berhubungan dengan penyakit ini Alhasil saat membaca kisah Agustinus dengan Mamanya, saya berkali kali mengelap air mata yang tiba tiba mengalir begitu saja Antara haru atas perjuangan Sang Mama, tapi sekaligus sedih menyaksikan penderitaannya yang dilukiskan lewat kata kata Bukan sekali dua kali saya merasa dilema Sebal karena kenapa si anak tak kunjung pulang meski tahu kalau Ibunya sedang sakit Tapi sekaligus menempatkan diri sebagai posisi seorang ibu, setiap ibu manapun pasti ingin membahagiakan anaknya Jadi kalau kebahagiaan anaknya itu adalah perjalanan, pengembaraan yang nun jauh di negeri antah berantah, mana mungkin sang Ibu tega menyuruhnya pulang Buku Titik Nol ini kembali mengingatkan saya akan bentuk kepasrahan yang sesungguhnya Bahwasanya setiap individu memiliki titik nolnya masing masing Dan setiap tragedi kemanusiaan yang diceritakan di buku ini membuat saya merenungkan dalam hati Sudahkah saya menemukan Titik nol saya sendiri Sebuah buku yang apik dan menyentuh hati pembacanya Terima kasih karena sudah mau berbagi, Agustinus 27. Primadonna Banyak kata dalam buku ini yang membuatku merenung, memikirkan apa arti perjalanan dan hidup Kadang kupikir sudah tahu, tapi selalu bagus untuk kembali mengingat dan memikirkannya.Aku dibuat terharu dan terpikat Dan ketika membaca ibunya meninggal karena kanker aku pun menarik napas dalam2, karena aku teringat sahabatku yang mungkin usianya tak lama lagi, juga karena kanker.Indah dan puitis, dan menggelisahkan sekaligus mencerahkan Itulah ciri ciri khas tulisan Agustinus yang sudah kutemui Banyak kata dalam buku ini yang membuatku merenung, memikirkan apa arti perjalanan dan hidup Kadang kupikir sudah tahu, tapi selalu bagus untuk kembali mengingat dan memikirkannya.Aku dibuat terharu dan terpikat Dan ketika membaca ibunya meninggal karena kanker aku pun menarik napas dalam2, karena aku teringat sahabatku yang mungkin usianya tak lama lagi, juga karena kanker.Indah dan puitis, dan menggelisahkan sekaligus mencerahkan Itulah ciri ciri khas tulisan Agustinus yang sudah kutemui selama ini 28. Idrus Dama Jauh adalah kata yang mengawali perjalananJauh menawarkan misteri KeterasinganJauh menebarkan aroma bahayaJauh Memproduksi desir petualangan menggodaJauh adalah sebuah pertanyaan sekaligus jawabanJauh adalah sebuah titik tujuan yang penuh teka tekiKata jauh itulah yang menyeret Agustinus Wibowo berpetualangan mencari makna hidup Kata itu pula yang menguatkan hatinya untuk merangkul rangsel, lalu melayangkan kaki hingga melewati garis batas dunia Kata itu pula yang menjadi pemicu Agustinus keci Jauh adalah kata yang mengawali perjalananJauh menawarkan misteri KeterasinganJauh menebarkan aroma bahayaJauh Memproduksi desir petualangan menggodaJauh adalah sebuah pertanyaan sekaligus jawabanJauh adalah sebuah titik tujuan yang penuh teka tekiKata jauh itulah yang menyeret Agustinus Wibowo berpetualangan mencari makna hidup Kata itu pula yang menguatkan hatinya untuk merangkul rangsel, lalu melayangkan kaki
hingga melewati garis batas dunia Kata itu pula yang menjadi pemicu Agustinus kecil melawan ganasnya hidup di perjalanan India dan Tibet, propinsi Republik Tiongkok atau diberi nama china Xizang Mendaki gunung tertinggi, mencicipi penderitaan di kashmir dan menciumi aroma busuk di gang sempit perkotaan sambil disambut dengan kencingan orang India Perjalan ini bukan 29. Guguk Menyakitkan Untuk kisah perjalanannya, mempesona, seperti biasa Situasi negara yang dibahas ada sedikit kemiripan pula dengan keadaan di sini akhir akhir ini Untuk kisah kisah itu, nggak ada yang terasa terhubung langsung denganku Habisnya, aku ga pernah bepergian ke mana mana Jadi hanya menikmati ceritanya, yang memang dikisahkan dengan penuh rasa dan warna.Untuk kisah lainnya Terhubung dan terasa menyakitkanItu juga yang menjadi ketakutan terbesarku dulu Dan ketika ketakut Menyakitkan Untuk kisah perjalanannya, mempesona, seperti biasa Situasi negara yang dibahas ada sedikit kemiripan pula dengan keadaan di sini akhir akhir ini Untuk kisah kisah itu, nggak ada yang terasa terhubung langsung denganku Habisnya, aku ga pernah bepergian ke mana mana Jadi hanya menikmati ceritanya, yang memang dikisahkan dengan penuh rasa dan warna.Untuk kisah lainnya Terhubung dan terasa menyakitkanItu juga yang menjadi ketakutan terbesarku dulu Dan ketika ketakutan itu benar terjadi, beban rasa takut itu pun tak ada lagi, sekaligus dengan lenyapnya keberanian untuk hidup.Sakit dan marah, Kenapa ini harus diceritakan Ini urusanmu sendiri Aku yang pengecut cuma bisa menyalahkan orang.Tapi aku bersyukur membacanya Sakit dan pedih, ketakutan dan kehilangan, itu semua bukan punyaku sendiri, bukan punya satu orang saja, tapi semua orang pernah atau akan mengalaminya.Akubukan, semua orang Semoga semua orang mendapatkan kekuatan dan keberanian hidup 30. Yuliani Liputo Sungguh senang sudah menamatkan Titik Nol Buku ini pertama mulai saya buka pada Agustus dan baru ditamatkan Desember 2013 Mengapa begitu lama untuk bacaan selezat ini Saya selalu berlambat lambat untuk membaca buku Agustinus Wibowo Dua buku sebelumnya dari pengarang yang sama, Selimut Debu dan Garis Batas, juga baru habis saya baca dalam tempo lebih dari tiga bulan Saya enggan berpisah cepat cepat dengan kisah yang dituliskannya Saya suka baca ulang bagian bagian tertentu, sebelum melanjut Sungguh senang sudah menamatkan Titik Nol Buku ini pertama mulai saya buka pada Agustus dan baru ditamatkan Desember 2013 Mengapa begitu lama untuk bacaan selezat ini Saya selalu berlambat lambat untuk membaca buku Agustinus Wibowo Dua buku sebelumnya dari pengarang yang sama, Selimut Debu dan Garis Batas, juga baru habis saya baca dalam tempo lebih dari tiga bulan Saya enggan berpisah cepat cepat dengan kisah yang dituliskannya Saya suka baca ulang bagian bagian tertentu, sebelum melanjutkan ke bagian lain Saya menikmati setiap kalimat yang dituliskannya, setiap paragraf yang membentuk bangunan ceritanya Agustinus seorang penulis sangat bagus Dia peka terhadap psikologi pembaca Saya tak bertemu rasa bosan di sepanjang buku setebal lebih dari 500 an halaman ini Agustinus suka menggunakan kalimat bersajak, perumpamaan yang kreatif, deskripsi yang colorful Bukan hanya pengalamannya yang luar biasa, cara dia menceritakannya pun tak ada dua Penggalan pengalaman dirangkainya jadi bagian bagian terpisah yang sulit 31. Lailaturrahmi Alhamdulillah, akhirnya selesai juga.Sama sekali tidak terpikir untuk membaca buku ini dan bertahan menyelesaikannya Perjalanan, yang bagi saya awalnya identik dengan kemewahan yang hanya dimiliki oleh segelintir orang yang beruntung, ternyata dimentahkan oleh buku ini.Agustinus Wibowo membuktikan bahwa perjalanan bukanlah sekadar menjejakkan kakimu di bandara bandara kelas dunia, destinasi wisata yang indah, mereguk adrenalin dengan olahraha ekstrem, menghabiskan siang dan malam dengan bersena Alhamdulillah, akhirnya selesai juga.Sama sekali tidak terpikir untuk membaca buku ini dan bertahan menyelesaikannya Perjalanan, yang bagi saya awalnya identik dengan kemewahan yang hanya dimiliki oleh segelintir orang yang beruntung, ternyata dimentahkan oleh buku ini.Agustinus Wibowo membuktikan bahwa perjalanan bukanlah sekadar menjejakkan kakimu di bandara bandara kelas dunia, destinasi wisata yang indah, mereguk adrenalin dengan olahraha ekstrem, menghabiskan siang dan malam dengan bersenang senang, melainkan suatu perpindahan sirkular dari dan ke titik nol Titik nol itu bisa saja diri yang bukan siapa siapa, pengalaman dipukul mundur ke garis perbatasan, atau justru rumah.Di dalam buku ini, pembaca akan diajak untuk ikut menyaksikan perjalanan sang penulis dari China, Tibet, Nepal, India, Pakistan, hingga Afghanistan sebelum akhirnya kembali ke kampung halaman, titik nol, meminjam istilah penulis Perbedaan kontur, iklim, etnis, kebiasaan masyarakat setempat turut mewarnai perjalanan penulis, selain pengalaman buruk, penyakit, teror, dan bencana alam yang sesekali menghinggapi negeri negeri yang, maaf , identik dengan sengketa, kesenjangan, dan konflik itu Selang seling dengan cerita perjalanan penulis, ada kisah yang melingkupi keluarganya di tanah air Kombinasi yang apik, dengan alur yang bolak balik ini, tidak membuat pusing, malah saling mengisi Yang membuat buku ini terasa berbeda adalah sosok sang ibunda yang turut menjadi poros cerita serta membentuk perjalanan sang penulis, entah secara langsung maupun tidak Saya menangkap bahwa penulis banyak merefleksikan pengalaman pengalamannya selama
32.
33.
34.
35. 36.
di perjalanan pada dirinya sendiri, yang akhirnya tidak terlepas dari sosok ibunda Entah itu soal perjuangan, mimpi mimpi, bahkan cara memandang persoalan.Terakhir, kalau saya boleh jujur, buku ini membuat saya beberapa kali menengok globe mini, sekadar untuk membayangkan lokasi negara negara yang dikunjungi penulis Saya baru sadar kalau Pakistan itu terbagi dua, dengan India di tengahnya, juga bahwa Tibet lebih luas dari yang saya bayangkan, selain bahwa Afghanistan berbatasan langsung dengan Pakistan dan Iran mahatma di sini penulis berusaha tidak sekadar menjadi reporter.tulisannya diusahakan reflektif.bingkai yang dipilih adalah semacam rasa bersalah yang bercampur dengan rasa syukur yang berlimpah apakah rasa bersalah meninggalkan ibu dan menghabiskan harta itu sepadan dengan kekayaan hidup berjalan mengelilingi bumi di titik nol, titik tempat kita bisa mengatakan pergi dan sekaligus pulang, penulis memperlihatkan keduanya risiko yang harus diambil untuk mendapatkan kekayaan pengalaman hidup dan buku i di sini penulis berusaha tidak sekadar menjadi reporter.tulisannya diusahakan reflektif.bingkai yang dipilih adalah semacam rasa bersalah yang bercampur dengan rasa syukur yang berlimpah apakah rasa bersalah meninggalkan ibu dan menghabiskan harta itu sepadan dengan kekayaan hidup berjalan mengelilingi bumi di titik nol, titik tempat kita bisa mengatakan pergi dan sekaligus pulang, penulis memperlihatkan keduanya risiko yang harus diambil untuk mendapatkan kekayaan pengalaman hidup dan buku ini buahnya.kisah yang menarik bagi saya yang jarang berani bertualan disusuli dengan banyak foto yang ciamik foto fotonya sendiri keren, bagus bagus.tapi semua kisah penjelajahan yang menarik itu bagi saya selalu dihantui oleh pembukaannya yang cenderung merasa bersalah kepada ibundanya perasaan bersalah ini menular pada saya pembacanya, sehingga tiap kali hendak menikmati kegembiraan advonturirnya, ingatan akan rasa bersalah itu hadir lagi.saya belum selesaikan baca,mungkin gak akan sampai selesai, karena makna pergi dan pulang itu sudah tertangkap jelas.buku ini saya terima dari roos yang sudi memintakan tandatangan penulisnya, dan mengirimkannya ke bantul kamsiah ban ban yaaa ndhuk Alin A Seperti biasa, saya selalu menemukan banyak pelajaran dari buku buku yang ditulis oleh Agustinus Wibowo Dia berupaya mempopulerkan rasa percayanya bahwa perjalanan memang selalu memberi banyak pelajaran Dalam kepercayaan yang telah ditumbuhkan semenjak saya kecil pun, selalu dibilang bahwa pengembaraan untuk menemukan diri sudah sangat dianjurkan.Apa yang dia tulis, sisi kemanusiaan di negeri negeri yang biasanya diangkat untuk dijadikan headline news di koran koran internasional, kini coba di Seperti biasa, saya selalu menemukan banyak pelajaran dari buku buku yang ditulis oleh Agustinus Wibowo Dia berupaya mempopulerkan rasa percayanya bahwa perjalanan memang selalu memberi banyak pelajaran Dalam kepercayaan yang telah ditumbuhkan semenjak saya kecil pun, selalu dibilang bahwa pengembaraan untuk menemukan diri sudah sangat dianjurkan.Apa yang dia tulis, sisi kemanusiaan di negeri negeri yang biasanya diangkat untuk dijadikan headline news di koran koran internasional, kini coba diangkat dari sudut pandang sang pengelana Ditulis dengan mendalam dan sungguh sungguh Penulis menumpahkan seluruh perasaannya secara jujur, sambil beberapa kali mengaitkan opini opininya dengan pengetahuan yang sebelumnya telah ia pelajari terkait daerah yang menjadi destinasinya Meskipun ditulis dalam bentuk yang sedikit berbeda, yakni novel, nuansa perjalanan yang beliau angkat di sini tetap kental, sesuai dengan khas nya Tulisannya rapi, mengalir, dan menyentuh Syandrez Prima Putra Buku ini adalah buku pertama yang saya baca di 2017 Berawal dari persinggahan saya di Gramedia sepulang dinas di malam tahun baru Mengobati kerinduan saya akan jiwa petualang yang tiba tiba saja bercokol, buku ini seolah olah menjadi lecutan luar biasa untuk menempuh negeri negeri yang jauh Agustinus Wibowo mampu membawa ruh perjalanannya dari Cina, Tibet, Nepal, India, Pakistan dan Afghanistan menjadi hidup Benar benar bernapas dalam setiap kalimatnya Ini bukan hanya sebuah kisah nyata seb Buku ini adalah buku pertama yang saya baca di 2017 Berawal dari persinggahan saya di Gramedia sepulang dinas di malam tahun baru Mengobati kerinduan saya akan jiwa petualang yang tiba tiba saja bercokol, buku ini seolah olah menjadi lecutan luar biasa untuk menempuh negeri negeri yang jauh Agustinus Wibowo mampu membawa ruh perjalanannya dari Cina, Tibet, Nepal, India, Pakistan dan Afghanistan menjadi hidup Benar benar bernapas dalam setiap kalimatnya Ini bukan hanya sebuah kisah nyata sebuah perjalanan, tapi ini adalah tulisan yang berisi suara suara sayup yang tidak pernah terdengar di dunia sana Indah sekalii. sukaaaa NB Tampaknya saya harus segera menyelesaikan memori perjalanan yang sama meski harus tertatih tatih May Sari Baru membaca 40 an halaman dalam perjalanan ke kantor pagi tadi, dan terpesona Gaya penulisannya sangat berbeda dengan 2 bukunya terdahulu, sangat hangat dan dekat. Stebby Julionatan MENJADI BIJAK LEWAT PERENUNGAN MAKNA PERJALANANJudul Buku TITIK NOL, MAKNA SEBUAH PERJALANANJenis Catatan PerjalananPenulis Agustinus WibowoPenerbit Gramedia Pustaka UtamaCetakan Kedua, Maret 2013Tebal xi 552 halamanISBN 978 979 22 9271 8Peresensi Stebby Julionatan Apa makna perjalanan bagi Anda Mengunjungi tempat tempat baru Pamer foto atau cerita kalau Anda sudah pernah
kesana Menambah koleksi stempel pada paspor Atau sekedar rekreasi saja, memanjakan diri dengan menikm MENJADI BIJAK LEWAT PERENUNGAN MAKNA PERJALANANJudul Buku TITIK NOL, MAKNA SEBUAH PERJALANANJenis Catatan PerjalananPenulis Agustinus WibowoPenerbit Gramedia Pustaka UtamaCetakan Kedua, Maret 2013Tebal xi 552 halamanISBN 978 979 22 9271 8Peresensi Stebby Julionatan Apa makna perjalanan bagi Anda Mengunjungi tempat tempat baru Pamer foto atau cerita kalau Anda sudah pernah kesana Menambah koleksi stempel pada paspor Atau sekedar rekreasi saja, memanjakan diri dengan menikmati keindahan alam atau daerah daerah yang eksotis, berikut kelezatan kulinernya dan menggerutu jika perjalanan tersebut tidaklah sesuai dengan yang Anda inginkan Tapi pernahkah Anda atau saya, benar benar memaknai sebuah perjalanan Dan apa perbedaannya dengan wisata Dengan melancong Apakah mereka sama Atau justru sangat jauh berbeda Pertanyaan pertanyaan inilah yang dicoba dipaparkan, direnungkan dan dijawab oleh Agustinus Wibowo dalam buku catatan perjalanan terbarunya, Titik Nol, Makna Sebuah Perjalanan.Perjalanan dan Wisata Terkadang kita memang acapkali terjebak pada dua pengertian itu Dua pengertian yang sangat intim laksana sepasang saudara kembar Saling bersinggungan, melebur dan saling mengakrabi satu sama lain Namun, pada titik yang sama, keduanya bisa saja menempati dua kutub yang berbeda Mengancam, berseberangan dan saling memangsa Titik Nol, Makna Sebuah Perjalanan mengajak kita untuk menghayati keduanya Dua orang saudara kembar yang tampaknya harmonis di luar, tapi rupanya saling memakan satu sama lain Tak heran kalau Agustinus menyebutnya sebagai penjajahan Penjelajahan dan penjajahan Bukan sekedar kebetulan linguistik semata kalau kedua kata ini bermiripan hal 181 Bukan kebetulan pula, kedua kata ini dalam kamus bahasa Indonesia adalah sinonim Kita, yang dengan bangga menyebut diri sebagai penjelajah, pada hakikatnya juga adalah penjajah Kita, bertopeng sebagai traveler atau backpacker yang menjanjikan kemakmuran ekonomi bagi mereka, sebenarnya adalah juga imperialis yang berdalih menikmati surga di bumi dengan harga murah meriah Turisme telah menjadikan tempat tempat sebagai atraksi where to go dan what to see , bagaikan kebun binatang manusia, dengan semua kandang menampilkan eksotisme masing masing Tradisi yang mati dihidupkan, yang hidup dikemas ulang supaya jadi paling memikat, biarpun palsu yang penting laku hal 182 Malah dalam sebuah percakapan bersama rekan seperjalanannya, Jorg, Agustinus sepakat bahwa berwisata seperti sedang melakukan bisnis prostitusi Sebuah sampah kultural Eksploitasi turisme eksotis itu bagaikan gadis cantik yang menjual diri Prostitusi kata Jorg Lihat saja, si gadis itu dapat uang dari orang orang yang menikmati kemolekan tubuhnya Dia menikmati kekayaan itu Dari uang itu, dia bisa beli baju bagus dan kosmetik, dirinya pun cantik Ya, kataku, Tapi bisa saja suatu hari dia sadar, betapa banyak kerusakan yang dialaminya selama ini Ya, Jorg mengangguk, itu memang satu kemungkinan Tapi mungkin juga, dia tidak bisa berhenti, karena godaan uang itu terlalu kuat dan dia tak bisa bertahan hidup tanpa uang itu Sampai akhirnya eksploitasi itu membuat dia tak lagi cantik, lalu ditinggalkan dan dilupakan orang hal 183 Renungan itu masih berlanjut pada Turisme adalah hubungan simbiosis dengan dilema buah si malakama Turisme memang bawa madu berupa uang dan pembaharuan, pembangunan infrastruktur da 37. Zulfy Rahendra Saya percaya, hidup bergantung dari bagaimana cara kita memandangnya, menyikapinya Hidup adalah cermin Perjalanan adalah sudut pandang Ribuan orang melakukan perjalanan, berkeliling dunia Akan ada ribuan kisah Ribuan makna perjalanan yang didapat Jutaan kenangan Tapi mungkin, sedikit pemahaman tentang sebuah perjalanan Semuanya bisa jadi berbeda Ratusan menuliskan kisahnya Kadang sekadar aku udah pernah ada di tempat ini Puluhan orang mengungkapkan arti perjalanannya, kadang sekadar Saya percaya, hidup bergantung dari bagaimana cara kita memandangnya, menyikapinya Hidup adalah cermin Perjalanan adalah sudut pandang Ribuan orang melakukan perjalanan, berkeliling dunia Akan ada ribuan kisah Ribuan makna perjalanan yang didapat Jutaan kenangan Tapi mungkin, sedikit pemahaman tentang sebuah perjalanan Semuanya bisa jadi berbeda Ratusan menuliskan kisahnya Kadang sekadar aku udah pernah ada di tempat ini Puluhan orang mengungkapkan arti perjalanannya, kadang sekadar tempat ini begini karena bla bla bla, berbeda dengan negeri sendiri yang bla bla bla Ada yang melakukan perjalanan hanya untuk titel dan label Tersisa sedikit yang seperti Agustinus Wibowo, yang memaknai perjalanannya dalam perenungan dalam, kemudian menuliskannya dengan kalimat kalimat indah Safarnama itu bukan melulu tentang kisah kisah eksotis Perjalanan itu bukan hanya soal geografi dan konstelasi, perpindahan fisik, lokasi dan lokasi Perjalanan adalah melihat rumah sendiri layaknya pengunjung yang penuh rasa ingin tahu, adalah menemukan diri sendiri dari sudut yang baru, adalah menyadari bahwa Titik Nol bukan berarti berhenti di situ Mungkin karena Agustinus tidak melakukan perjalanan dengan tujuan mencari hiburan dan refreshing Mungkin karena cita citanya adalah berguna bagi sesama, yang ia lakukan dengan cara menulis kisah hidup manusia yang sering kali dilupakan, kisah hidup di tempat terpencil, kisah tentang kemanusiaan Mungkin karena Mamanya sakit, sehingga dia dipaksa pulang untuk kemudian sadar betapa mahal harga yang harus dibayar untuk sebuah perjalanan, untuk kemudian mencari hasil perjalanannya Dan apakah semuanya sepadan Ma, Walau
kau tak pernah kemana mana, di matamu yang terpejam dalam kedamaian itulah, kutemukan semua jawaban misteri perjalanan Agustinus bercerita kepada Mamanya yang terbaring di ranjang rumah sakit, tentang perjalanannya, tentang safarnamanya Inilah, menurut saya, yang membuat buku ini melesat ke kasta bintang tinggi di Goodreads Jarang sekali mungkin belom ada, atau saya aja yang belom baca penulis yang menuliskan perjalanannya dengan cara seperti ini Menegangkan karena tempat tempat yang dikunjungi tidak biasa , filosofis karena setiap jejak yang dibuat di suatu tempat selalu mengajarkan sesuatu dan sarat makna , sekaligus sentimentil karena setiap kisah dihubungkan dengan sang Mama di saat yang bersamaan Mengilas balik seluruh perjalanannya, mengilas balik seluruh kenangannya bersama Mama, mencari makna, mencari alasan bahwa perjalanan ini berarti Bahwa perjalanan ini tidak sia sia Bahwa perjalanan ini mungkin layak dan sepadan dengan mengorbankan jarak dengan sang Mama Agustinus tidak hanya bercerita tentang petualangannya mengunjungi wilayah wilayah sulit dan sarat konflik, tapi juga berkisah tentang perenungan dirinya mengenai apa yang dia dapat dari perjalanan itu Sehingga kisah ini jadi terasa sangat dekat, sangat pribadi, sangat menyentuh, dan yang jelas buat saya sendiri sangat membuat saya ikut merenung Bagian yang paling membuat saya salut adalah bab Dalam Nama Tuhan Dimana Agustinus sangat berani menceritakan masalah yang sangat pribadi dengan topik yang sangat sensitif dengan pemikiran yang sangat lugas dan terbuka Foto foto hasil jepretan Agustinus juga ikut melengkapi indahnya buku ini Foto yang bukan sekedar bukti bahwa aku pernah menginjakkan kaki di tempat ini , melainkan foto yang berbicara Nilai perjalanan tidak terletak pada jarak yang ditempuh seseorang, bukan tentang seberapa jauhnya perjalanan, tapi lebih tentang seberapa dalamnya seseorang bisa terkoneksi dengan orang orang yang membentuk kenyataan di tanah kehidupan Dengan menceritakan kisah kisah mereka dan merefleksikan pelajaran pelajaran dari orang orang yang ditemuiunya dalam perjalanan, Agustinus juga memberi arti pada apa yang sesungguhnya ia peroleh dari petualangannya di negeri negeri jauh Ia juga membantu para pembaca merasa ikut terhubung dengan orang orang di negeri negeri jauh di sana yang dalam kenyataannya tak pernah mereka temui Begitulah menurut Lam Li, seorang sa 38. Yunita1987 Perjalananku bukan perjalananmu, Perjalananku adalah perjalananmu Setelah membaca buku ini, banyak hal yang aku dapatkan dan pikirkan mengenai perjalanan Perjalanan dalam buku ini bukan hanya sebuah perjalanan semata yang dilalui oleh sang penulis tetapi dirinya yang berani menceritakan perjalanan kehidupanya Pada saat memulai membaca buku ini, kita akan disuguhi sebuah komentar dari seorang partner yang dikenal penulis selama melakukan perjalanan Dia menjelaskan nilai dari sebuah perjalana Perjalananku bukan perjalananmu, Perjalananku adalah perjalananmu Setelah membaca buku ini, banyak hal yang aku dapatkan dan pikirkan mengenai perjalanan Perjalanan dalam buku ini bukan hanya sebuah perjalanan semata yang dilalui oleh sang penulis tetapi dirinya yang berani menceritakan perjalanan kehidupanya Pada saat memulai membaca buku ini, kita akan disuguhi sebuah komentar dari seorang partner yang dikenal penulis selama melakukan perjalanan Dia menjelaskan nilai dari sebuah perjalanan tidak terletak pada jarak yang ditempuh tapi lebih tentang seberapa dalamnya seseorang bias terkoneksi dengan orang orang yang membentuk kenyataan ditanah kehidupan Cerita diawali dari sang penulis yang akhirnya kembali ketanahairnya dan bertemu kembali terhadap realita kehidupanya, dia bertemu dengan keluarga yang dia sayangin terkhusus kepada ibunya yang sedang sakit Jujur waktu baca ini, aq nangis Dan dia harus belajar untuk bisa beradaptasi kembali dengan kehidupannya yang sudah lama dia tinggalkan Disini sang penulis sepertinya begitu marah kepada Sang Waktu Tapi kemarahan dan penyelasannya memberikan pelajaran buat pembaca terkhusus kepada diriku bagaimana seharusnya kita harus belajar untuk bisa memanage waktu dengan baik Waktu, betapa makhluk tak terjamah itu punya kuasa menampilkan segala kontradiksi Hal 8 Disaat ibunya yang sedang sakit ini, sang penulis merasa bahwa setiap detik begitu berharga Dan disini dimulai ceritanya, dia ingin memberitahukan kepada sang ibu tersayang, bagaimana kisah yang sudah dia alami selama ini Sang penulis yang membuat catatan selama pengembaraannya dengan sebutan Safarnama Dan dia berharap dengan dia menceritakan kisahnya, ibunya tahu dan tidak perlu membayangkan misteri2 gelap yang terjadi pada anaknya itu.Perjalanannya dimulai di China, Xinjiang Disana dia bertemu banyak orang, dan dia sempat berasa seperti seorang artis D dan ada hal kocak disini, ternyata banyak yang suka denga gambar lelaki Papua berkoteka.Setelah itu dia melakukan perjalanan menuju Tibet, yang dianggap sebagai Tanah Suci diAtap Dunia Disaat perjalanannya diTibet ini, dirinya sempat mengeluh mengenai Garis Batas Siapa yang sebenarnya menggambar garis garis batas negeri dimuka bumi, yang kemudia mengklaim ini punyaku itu punyamu Hal 35 Selama dirinya berada diTibet, sang penulis banyak bercerita mengenai kisah Kailash yang dianggap sebagai poros dunia dan kisah pulau Jawa yang katanya mengambang disamudra luas kemudian diperintahkan seorang dewa untuk memaku pulau Jawa dengan secuplik Gunung Mahameru dari India Setelah itu, sang penulis kembali memberikan aku pejalaran mengenai hidup, yaitu kalachakra, Roda Waktu Perjalanan hidup kita yang diiringi perjuangan untuk
menghasilkan karya karya besar dan berbagai pencapaian tetapi semuanya tetap akan kembali lagi pada kekosongan, kembali menjadi butir pasir yang hampa Hal 53 Setelah itu perjalanan masih berlanjut, tapi apa daya karena transportasi yang sangat sulit, sang penulis masih harus menunggu transportasi yang sangat dan sangat jarang itu Selama menunggu tersebut, sang penulis kembali mengajarkan sesuatu Sang penulis yang memulai bertanya kembali kepada dirinya apakah masih ada limit kekuatan yang tersisa, apakah perjalanan mengejar mimpi ini tak bakal sia sia belakang.Disini sang penulis yang sempat beragumen dengan mamanya bagaiamana kehidupan seseorang yang melihat masa depan yang dimulai dari bermimpi Justru kita perlu bermimpi , karena mimpi yang menentukan perjalanan, Mimpi itu yang mengubah kehidupan manusia Hal 65 Setelah itu penulis mencoba menceritakan bagaimana kisah hidupnya, yang ternyata seorang mahasiswa dari salah satu universitas terbaik diChina Dia menulis bagaimana leluhur orang cina yang mengatakan hanya dengan kerja keras nasib akan berubah Dan punya pribahasa beribu tentara berlaksa kuda menyeberangi jembatan kayu , melukiskan betapa kejam dan ketanya perjuangan untuk mengubah nasib Dan Pada saat liburan, dia mencoba memulai perjalanannya, target awalnya adalah ke Mongolia Dan disinilah tujuan hidupnya berubah aku lebih memilih untuk mewujudkan mimpi, daripada tunduk pada realita dan kungkungan aturan autran Bukankah takdir pun bisa diubah Bukankah mimpi harus diperjuangkan Hal 85 Sampai akhirnya dia harus mengatakan berita buruk kepada keluarganya bahwa tujuan hidupanya adalah berkeliling dunia Apa artinya hidup kita ini semuanya mengikuti pola yang sama lahir lalu kerja cari uang sampai mati Hal 86 Tapi masih soal mimpi, sang mama sempat bercerita bahwa 39. Muamaroh akhirnya setelah sekian lama mandeg membaca buku ini, saya bisa melanjutkannya lagi dan menyelesaikannya hingga tamat.membaca titik nol bagi saya tak selezat membaca selimut debu maupun jejak langkah kelihatan kan, dari lamanya rentang waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan membacanya yah, ini hanya menyoal selera saja sih, bukan tentang kualitas karena bagi saya, karya agustinus selalu dalam dan sarat makna tentang kemanusiaan, ketidakmanusiaan manusia, kebahagiaan di tengah kesedihan, akhirnya setelah sekian lama mandeg membaca buku ini, saya bisa melanjutkannya lagi dan menyelesaikannya hingga tamat.membaca titik nol bagi saya tak selezat membaca selimut debu maupun jejak langkah kelihatan kan, dari lamanya rentang waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan membacanya yah, ini hanya menyoal selera saja sih, bukan tentang kualitas karena bagi saya, karya agustinus selalu dalam dan sarat makna tentang kemanusiaan, ketidakmanusiaan manusia, kebahagiaan di tengah kesedihan, ketuhanan, kerinduan, dan cinta 40. Elly Wani Dari sampulnya saja buku setebal 552 halaman ini sudah sangat menjanjikan sesuatu Warna biru cerahnya menyiratkan kedamaian dan juga harapan Titik Nol mengajak kita menyusuri perjalanan Agustinus Wibowo melihat dunia, perjalanan spiritualnya dan juga perjalanan hidup ibunya.Kisah dibuka dengan prolog pulangnya si musafir ke kampung halaman setelah sepuluh tahun ia tinggalkan Ia pulang bersujud di samping ranjang ibunya yang terbaring sakit Kepada ibunya ia ceritakan kisah perjalanan yang t Dari sampulnya saja buku setebal 552 halaman ini sudah sangat menjanjikan sesuatu Warna biru cerahnya menyiratkan kedamaian dan juga harapan Titik Nol mengajak kita menyusuri perjalanan Agustinus Wibowo melihat dunia, perjalanan spiritualnya dan juga perjalanan hidup ibunya.Kisah dibuka dengan prolog pulangnya si musafir ke kampung halaman setelah sepuluh tahun ia tinggalkan Ia pulang bersujud di samping ranjang ibunya yang terbaring sakit Kepada ibunya ia ceritakan kisah perjalanan yang telah ia tempuh sejak meninggalkan rumah Kisah yang ia beri nama safarnama Sang musafir telah menempuh perjalanan panjang dan jauh, merambah tempat tempat terpencil dunia Safarnamanya mengisahkan perjalanan ke Tibet, Nepal, India, pakistan dan Afghanistan Perjalanannya bukan sekadar perjalanan biasa Perjalanannya penuh makna ia tidak sedang melancong apalagi berwisata Ia menyebut dirinya petualang dan kenyataannya ia memang seorang petualang Petualangan itu semula merupakan pelarian Tetapi kehidupan di negeri yang asing membuatnya semakin menyelami makna hidup yang pada akhirnya perjalanan itu menjadi perjalanan spiritualnya Ia memulai kisah mendebarkan dengan kisah menyelinap ke Tibet Perjalanan yang panjang dan mendebarkan Bermain kucing kucingan dengan petugas keamanan, hanyut di sungai berarus deras dan menyusup ke kuil Ia mengalami kecopetan di Nepal dan di sana juga ia bertemu backpacker malaysia Lam Li yang kemudian menjadi guru perjalanannya Di India ia sempat di rawat di rumah sakit karena menderita Hepatitis Carut marut keadaan di negeri itu memupus semua fantasinya yang ala Bollywood Sakit itu tidak membuatnya menghentikan langkah Ia meneruskan perjalanan ke pakistan Di sana ia ke suatu daerah terpencil yang terkurung gunung, yang tidak disinari matahari selama lebih dua bulan Ia juga membantu korban gempa di Kashmir, menyaksikan kerusuhan di Lahore, juga berjalan menyusuri gurun Thar Hingga akhirnya ia tiba di Afghanistan, menghentikan perjalanannya di negeri perang itu Memutuskan tinggal dan bekerja di sana selama dua tahun, hingga akhirnya mendapat kabar ibunya mengalami kanker.Buku ini unik karena memadukan kisah perjalanan sang musafir dan kisah hidup ibunya Dua alur yang berbeda yang diramu dengan selaras dan apik
Ketika sedang membaca kisah petualangannya, di saat yang sama pembaca tidak akan sabar ingin tahu bagaimana kisah sang Mama selanjutnya Kejutan kejutan apa yang menanti di depan Kelebihan lain adalah pilihan kata yang indah Terutama pada kisah sang Mama Aku suka gaya penulisan di bagian kisah sang Mama Kalimat kalimat singkat, padat tetapi bermakna Aku menyukai kisah petualangan sang Musafir, tetapi kisah sa 41. Vidi .Aku takut menetap, aku takut kepastian yang abadi Di saat yang sama, aku pun takut akan ketidakpastian masa depan Ketakutan ketakutan berkontradiksi saling bertabrakan, membuatku semakin gamang akan tujuan, bertanya tanya apa betul ini jalan.Semakin aku berjalan, perjalanan justru menghadapkan aku pada segala ketakutanku Hidup ini memang tak pasti namun pasti Segala gejolak pengembaraan dan perayaan itu tentu akan berakhir, beserta segenap keterikatan maupun kehampaannya Sejauh apa pun .Aku takut menetap, aku takut kepastian yang abadi Di saat yang sama, aku pun takut akan ketidakpastian masa depan Ketakutan ketakutan berkontradiksi saling bertabrakan, membuatku semakin gamang akan tujuan, bertanya tanya apa betul ini jalan.Semakin aku berjalan, perjalanan justru menghadapkan aku pada segala ketakutanku Hidup ini memang tak pasti namun pasti Segala gejolak pengembaraan dan perayaan itu tentu akan berakhir, beserta segenap keterikatan maupun kehampaannya Sejauh apa pun berkelana, pasti akan ada waktunya untuk berpulang, kembali ke kekosongan sempurna, keabadian yang sama jua. hal 161 Iri Mungkin itu adalah perasaan yang sempat terlintas Apakah saya iri terhadap perjalanan perjalanan Agustinus Tidak Saya iri terhadap keberaniannya untuk keluar dari zona amannya Keberaniannya untuk menolak kehidupan nyaman yang ditawarkan oleh pekerjaan yang mapan, untuk mendobrak pola baku lahir lalu cari kerja cari uang sampai mati Perjalanan itu sendiri diartikan oleh Penulis lebih dari sekedar perpindahan lokasi fisik Perjalanan memiliki arti lebih dalam dari itu Bahkan Penulis menganalogikan kehidupan manusia sebagai perjalanan Tujuan akhir bukanlah inti dari perjalanan, karena bukankah titik nol dan titik akhir adalah titik yang sama Every party shall over Akhir dari setiap perjalanan adalah pulang Seperti juga hidup, dari tiada kembali ke tiada Dari perjalanan inilah kita belajar, dari alam dan dari manusia manusia yang bersinggungan dalam perjalanan Seperti kita belajar dari perjalanan hidup kita.Saya tidak akan mencoba untuk mendeskripsikan isi buku ini karena itu hanya akan menurunkan nilai buku ini Rasanya hampir mustahil mendeskripsikan buku ini tanpa menurunkan nilainya karena buku ini sangatlah kaya dengan pengalaman tangan pertama Tidaklah berlebihan jika disebut bahwa setiap fragmen dari buku ini cukup untuk dijadikan sebuah cerita sendiri Inilah salah satu kekuatan Penulis Agustinus memiliki kepekaan untuk memotret drama drama kehidupan yang dijumpainya dalam perjalanannya Bukankah setiap kehidupan adalah sebuah drama Buku ini juga agak berbeda dari dua buku Agutinus sebelumnya Buku ini begitu sarat dengan emosi, suatu keterbukaan yang tak pernah saya sangka sanggup ditampilkan oleh Agustinus Kejujuran dalam setiap paragraf buku ini kian terasa saat Penulis bercerita tentang ibunya yang mendekati titik akhir perjalanannya.Saya teringat kepada Santiago, tokoh cerita The Alchemist karya Paulo Coelho Santiago melakukan perjalanan panjang penuh petualangan dan mara bahaya demi sebuah mimpi hanya untuk menemukan bahwa titik akhir perjalanannya adalah titik nol, bahwa yang dia cari selama ini berada pada titik nol Baru baru ini saya membaca sebuah tweet, yang berbunyi Seorang manusia menempuh perjalanan keliling dunia untuk mencari apa yang ia butuhkan, dan kembali ke rumah menemukan yang ia butuhkan itu Saya tidak tahu apa maksud dari si penulis tweet itu Tetapi saya langsung me reply Ia tak akan pernah menemukan apa yang ia butuhkan bila ia tidak melakukan perjalanan itu Mungkin pembelajaran tidak mensyaratkan kita untuk melakukan perjalanan akbar melintasi Himalaya, Tibet, India, Pakistan, Asia Tengah dan Afghanistan Pembelajaran tetap berlangsung dari manusia manusia di sekitar kita dan terutama dari perjalanan akbar hidup kita masing masing 42. Isnaini Nuri Titik Nol adalah start dan finish Seperti alur cerita dalam ini Di tempat ia mengakhiri petualangannya, di tempat itulah ia memulai kisah perjalanannya Dua cerita, cerita awal perjalanan dan cerita setelah perjalanan, ditulis berbarengan dengan tema yang berkaitan Seakan akan berusaha menyambungkan antara perjalanan hidup yang telah ia tempuh dengan kehidupan nyata yang ia hadapi setelahnya Bagaimana mamanya berjuang keras dalam menaklukkan penyakitnya sebagaimana ia mencoba menaklukkan gun Titik Nol adalah start dan finish Seperti alur cerita dalam ini Di tempat ia mengakhiri petualangannya, di tempat itulah ia memulai kisah perjalanannya Dua cerita, cerita awal perjalanan dan cerita setelah perjalanan, ditulis berbarengan dengan tema yang berkaitan Seakan akan berusaha menyambungkan antara perjalanan hidup yang telah ia tempuh dengan kehidupan nyata yang ia hadapi setelahnya Bagaimana mamanya berjuang keras dalam menaklukkan penyakitnya sebagaimana ia mencoba menaklukkan gunung gunung yang terbentang gagah di depan perjalanannya Bagaimana ia memandang pertikaian antar agama dengan kondisi mamanya yang menjadi obyek perebutan jamaah di masa kritisnya.Cerita perjalanan yang tidak hanya bercerita tentang eksotisme tempat tempat perjalanan yang dikunjungi tapi juga makna dalam setiap kisah perjalanan yang dilalui Perjalanan pasti mengubah manusia dan kamupun akan
berubah bersama perjalanan Yang agak mengkhawatirkan adalah cerita tentang kehidupan Islam di Lahore, salah satu kota di Pakistan Islam disana lebih ke arah sufi dan syiah Ya, memang itulah kenyataan yang ada disana dan itulah yang diceritakan tapi hal hal yang dilakukan kaum Muslim di Lahore tidak ada ajarannya dalam syariat Islam yang sesungguhnya Terbayang para pembaca buku ini yang belum terlalu mengerti tentang Islam berpersepsi bahwa itulah cerminan Islam Pergulatan pemikiran penulis tentang agama terasa menuju ke arah pluralisme, menganggap semua agama adalah sama baik Well,,bagaimanapun juga saya menyuk 43. Yuli Prihatama This review has been hidden because it contains spoilers To view it, click here Harga Rp 98.000, Kategori Kisah Nyata, Nonfiksi, TravelingUkuran 13.5 x 20 cmTebal 568 halamanTerbit Februari 2013Cover SoftcoverISBN 978 979 22 9271 8Perjalananku bukan perjalananmuPerjalananku adalah perjalananmuJauh Mengapa setiap orang terobsesi oleh kata itu Marco Polo melintasi perjalanan panjang dari Venesia hingga negeri Mongol Para pengelana lautan mengarungi samudra luas Para pendaki menyabung nyawa menaklukkan puncak.Juga terpukau pesona kata jauh , si musafir menceburk Harga Rp 98.000, Kategori Kisah Nyata, Nonfiksi, TravelingUkuran 13.5 x 20 cmTebal 568 halamanTerbit Februari 2013Cover SoftcoverISBN 978 979 22 9271 8Perjalananku bukan perjalananmuPerjalananku adalah perjalananmuJauh Mengapa setiap orang terobsesi oleh kata itu Marco Polo melintasi perjalanan panjang dari Venesia hingga negeri Mongol Para pengelana lautan mengarungi samudra luas Para pendaki menyabung nyawa menaklukkan puncak.Juga terpukau pesona kata jauh , si musafir menceburkan diri dalam sebuah perjalanan akbar keliling dunia Menyelundup ke tanah terlarang di Himalaya, mendiami Kashmir yang misterius, hingga menjadi saksi kemelut perang dan pembantaian Dimulai dari sebuah mimpi, ini adalah perjuangan untuk mencari sebuah makna.Hingga akhirnya setelah mengelana begitu jauh, si musafir pulang, bersujud di samping ranjang ibunya Dan justru dari ibunya yang tidak pernah ke mana mana itulah, dia menemukan satu demi satu makna perjalanan yang selama ini terabaikan.Itulah sinopsis yang tertulis di pustaka online Gramedia Pustaka Utama Buku karya Agustinus Wibowo ini adalah salah satu buku yang renyah dan enak di baca Sebuah ulasan perjalanan yang fair dalam mengungkap sisi kehidupan masyarakat yang dia kunjungi selama backpakeran ke negeri negeri di Himalaya dan Asia Tengah.Keyakinan agamanya yang universal mampu membuatnya bisa bersahabat dengan banyak orang di saat saat perjalanannya itu Meski dirinya seorang Buddha Maitreya, tapi dia mampu memandang dengan adil realita masyarakat yang berkembang di sana baik masyarakat Buddha, Hindu dan Muslim dari setiap daerah yang dia kunjungi.Terlepas dari keuniversalan keyakinannya yang pluralis, dirinya mampu membedah sisi sisi unik dari kehidupan masyarakat yang selama ini hanya diidentikkan dengan perang Sebuah kabar tentang kemiskinan yang ternyata lebih parah dari pada tanah air kita Tapi juga kabar tentang keramahan masyarakat yang dia dapati dalam sebuah iklim masyarakat yang cenderung suka perang Tak banyak yang tahu jika tak pernah mengalami hal itu secara langsung, atau setidaknya lewat buku ini.Khususnya bagiku yang muslim, aku mendapat banyak informasi berharga dari buku ketiganya ini Khususnya tentang bagaimana sendi sendi kehidupan kaum muslimin di negeri negeri yang dulu pernah bernaung di bawah daulah khilafah Islam.Selain itu, buku ini bercerita banyak hal tentang hikmah sebuah perjalanan dan tentang bagaimana berbakti kepada orang tua Aku banyak belajar tentang pepatah Tionghoa dari sang penulis yang merupakan warga keturunan Tionghoa Nama Agustinus Wibowo adalah nama yang mungkin diwajibkan oleh pemerintah Orde Baru ketika itu, karena dia lebih akrab dipanggil Ming dalam keluarganya.Semoga buku ini dapat meningkatkan wawasan dan kearifan para pembacanya Sehingga persepsi kita lebih banyak bagaimana membangun persahabatan dari pada terus bermusuhan Dialog dan bertukar pikiran adalah jalan para cendikia untuk menyatukan pemikiran dan meredam gejolak perbedaan agar semuanya itu menjadi produktif dan memberikan kebaika 44. Namida Puti Perjalanan adalah belajar melihat dunia luar, juga belajar untuk melihat ke dalam diri Pulang memang adalah jalan yang harus dijalani semua pejalan Dari Titik Nol kita berangkat, kepada Titik Nol kita kembali Rangkaian kalimat Agustin Wibowo begitu puitis dan dramatis Membuat saya tak bisa berhenti membaca buku ini, lembar demi lembar Titik Nol bukan buku perjalanan biasa yang menceritakan secara ringkas bagaimana negara ini dan bagaimana negara itu Bagaimaa kondisi di sini dan bagaimana Perjalanan adalah belajar melihat dunia luar, juga belajar untuk melihat ke dalam diri Pulang memang adalah jalan yang harus dijalani semua pejalan Dari Titik Nol kita berangkat, kepada Titik Nol kita kembali Rangkaian kalimat Agustin Wibowo begitu puitis dan dramatis Membuat saya tak bisa berhenti membaca buku ini, lembar demi lembar Titik Nol bukan buku perjalanan biasa yang menceritakan secara ringkas bagaimana negara ini dan bagaimana negara itu Bagaimaa kondisi di sini dan bagaimana kondisi di situ secara dangkal..melainkan lebihhumanis Agustinus bukan penjelajah yang superior dengan segala kemampuan penjelajah yang katakanlah tahan banting, bodi kuat, dan cerdik Dia lebih seperti kita, orang awam, namun memutuskan untuk nekat berkeliling dunia Beberapa kali ia jatuh sakit, kecopetan, nyaris jadi
korban pelecehan seksual, dan menangisi nasib Yap, si pengembara ini melakukan apa yang kita orang awam akan lakukan kalau kita nyasar di negeri antah berantah Jalur dan negeri yang dipilih, bisa dibilang ekstrim Dari negeri negeri jalur sutra yang eksotis sampai ke negeri peperangan, Afganistan Kata orang , menjadi penjelajah membuat manusia bisa menemukan dirinya sendiri, menanggalkan segala tetek, bengek keduniawian dan menemukan apa yang hakiki dan itu diperoleh dalam perjalanan Saya rasa, dmikian juga yang dialami dan dirasakan Agustinus dalam setiap langkahnya menapaki negeri negeri asing Mata menjadi terbuka dan bisa melihat lebih jauh ke inti, ketimbang hanya melihat cangkangnya saja Ia bisa menemukan persahabatan di negeri yang tercabik Ia juga mengetahui bagaimana agama menjadi komoditi yang mendatangkan uang di negeri yang lain Titik Nol pun berpararel dengan kisah ibunda yang tengah didera kanker ganas Seorang anak yang trpisah jauh ribuan kilometer merasa jadi tak berharga Membuat saya berefleksi, untuk apa semua perjalanan ia lakukan Semua seolah menjadi sia sia belaka Tapi tentu saja tidak demikian, karena tidak ada perjalanan yang sia sia Cerita demi cerita safarnama menjadi kisah yang menemani ibunda di ranjang rumah sakit..seolah memberikan secercah cahaya matahari pagi Di banding buku yang sebelumnya, saya lebih suka buku yang ini Lebih meninggalkan bekas setelah membacanya 45. Muhammad Dhito Prihardhanto Titik Nol adalah buku pertama Agustinus Wibowo yang pernah saya baca Sangat menyenangkan membaca Titik Nol ini Titik Nol ini tidak hanya bercerita mengenai kisah perjalanan saja Namun, Agustinus dalam menceritakan kisah perjalanannya itu sering menyisipkan pemikiran pemikiran hasil kontemplasinya dan juga orang orang yang ditemui akan makna perjalanan yang dia lakukan atau fenomena fenomena yang dilihat dan dialaminya atau tentang makna kehidupan itu sendiri.Ada beberapa gagasan pemikiran yan Titik Nol adalah buku pertama Agustinus Wibowo yang pernah saya baca Sangat menyenangkan membaca Titik Nol ini Titik Nol ini tidak hanya bercerita mengenai kisah perjalanan saja Namun, Agustinus dalam menceritakan kisah perjalanannya itu sering menyisipkan pemikiran pemikiran hasil kontemplasinya dan juga orang orang yang ditemui akan makna perjalanan yang dia lakukan atau fenomena fenomena yang dilihat dan dialaminya atau tentang makna kehidupan itu sendiri.Ada beberapa gagasan pemikiran yang saya sepakat, dan ada juga yang saya tidak sepakat Namun hal tersebut tak mengurangi rasa kekaguman saya akan gaya bercerita dan menyampaikan gagasan yang dia lakukan melalui buku Titik Nol ini.Agustinus juga dengan sangat apik menyampaikan narasi dan deskripsi perjalanan yang dia lakukan Membaca buku ini, saya seolah sedang ikut mengalami petualangannya yang dimulai dari Beijing dengan menumpang kereta yang penuh sesak ke Xinjiang, menyelundup ke Tibet, trekking di pegununguan Himalaya di Nepal, terserang penyakit hepatitis di India sehingga harus diopname beberapa hari, menjadi relawan pemulihan pasca gempa di Kashmir, melihat penerapan agama Islam di Pakistan, dan menjadi jurnalis di Afghanistan sebuah negara di mana bom sudah menjadi pemandangan sehari hari.Saya juga kagum dengan gaya bercerita Agustinus yang secara brilian merangkai dua plot cerita, satu tentang kisah perjalanannya dan satu lagi tentang cerita ibundanya yang tengah terbaring sakit Walaupun dua kejadian tersebut terjadi dalam plot waktu yang terpisah, namun selalu ada benang merah yang menghubungkan kedua plot yang sedang diceritakan.Perjalanan Agustinus dari Beijing ini sejatinya ingin diakhirinya di Afrika Selatan Namun rencana tersebut terpaksa diakhiri ketika ia harus terbang pulang ke Indonesia demi merawat ibundanya yang terbaring sakit.Di menjelang bagian akhir dari buku ini ada satu paragraf yang saya suka yang ingin saya kutip di sini Perjalanan adalah belajar melihat dunia luar, juga belajar untuk melihat ke dalam diri Pulang memang adalah jalan yang harus dijalani semua pejalan Dari titik nol kita berangkat, kepada titik nol kita kembali Setelah membaca Titik Nol ini, saya jadi tertarik untuk mengikuti tulisan tulisan Agustinus di bukunya yang lain 46. Marina Zala Books 30 2015 Buku ini untuk memenuhi tantangan New Author Reading Challenge 2015, Yuk Baca Buku Non Fiksi 2015 dan National Readathon Day 2015 4,4 dari 5 bintang untuk buku ini Huwaaa Buku ini kerenn bangeet mata saya sampai tidak bisa lepas membacanya. telat kan ya saya membaca buku ini. untung udah punya buku Selimut Debu kurang yang Garis Batas Perjalanan di Negeri Negeri Asia Tengah Buku ini memuat perjalanan Mas Agustinus Wibowo mulai dari china hingga pergi ke Pakistan. Su Books 30 2015 Buku ini untuk memenuhi tantangan New Author Reading Challenge 2015, Yuk Baca Buku Non Fiksi 2015 dan National Readathon Day 2015 4,4 dari 5 bintang untuk buku ini Huwaaa Buku ini kerenn bangeet mata saya sampai tidak bisa lepas membacanya. telat kan ya saya membaca buku ini. untung udah punya buku Selimut Debu kurang yang Garis Batas Perjalanan di Negeri Negeri Asia Tengah Buku ini memuat perjalanan Mas Agustinus Wibowo mulai dari china hingga pergi ke Pakistan. Sungguh sangat mengiris hati ketika perjalanan sampai di Pakistan dan Afghanistan. konflik2 disana membuat saya tercekam. konflik India dan Pakistan yang tiada berkesudahan habisnya membuat saya terdiam dan jadi melakukan renungan panjang. __Ada kata kata yang menjadi renungan bagi saya Ini adalah sebuah kotak pandora Agama bisa jadi rahmat semesta alam, tapi agama juga bisa jadi pembunuh yang paling
kejam Agama bisa membuat manusia tahu akan dosa dan segala kelemahannya, tapi agama juga bisa menjadikan manusia merasa sehebat Tuhan Agama mengajarkan cinta dan kasih sayang, namun karena agama pula dendam dan kebencian bisa berkobar Agama bisa bangkitkan kebudayaan, tapi agama juga mungkin hancurkan peradaban Agama bisa jadi hubungan yang paling tulus antara manusia dengan Sang Pencipta nya, agama bisa pula jadi identitas dan senjata ampuh demi puaskan nafsu dan keserakahan Agama boleh mempersatukan ummah, tapi mungkin juga malah memecah belah manusia yang mengotak ngotakkan siapa kita siapa mereka.Agama bisa menjanjikan damai dan keselamatan, namun juga bisa menjelma jadi tragedi penindasan barbar ketika orang orang merasa hanya dirilah yang paling murni, paling suci, paling benar Agustinus Wibowo Halaman 458 47. lita Jadi, inilah klimaks dari catatan perjalanan yang disusun Agustinus Wibowo Berbeda dengan dua buku sebelumnya, Selimut Debu dan Garis Batas, yang menyuguhkan gegap gempita sebuah perjalanan, Titik Nol lebih banyak berisi racauan Agustinus sebagai seorang pejalan yang telah lama pergi dari rumah.Racauan Agustinus ini adalah khas seorang pejalan yang mengalami titik nol Betapa perjalanan dirinya untuk melebur ke dalam diri masyarakat yang baru dia temui, untuk kemudian dia lepas lagi di tempat y Jadi, inilah klimaks dari catatan perjalanan yang disusun Agustinus Wibowo Berbeda dengan dua buku sebelumnya, Selimut Debu dan Garis Batas, yang menyuguhkan gegap gempita sebuah perjalanan, Titik Nol lebih banyak berisi racauan Agustinus sebagai seorang pejalan yang telah lama pergi dari rumah.Racauan Agustinus ini adalah khas seorang pejalan yang mengalami titik nol Betapa perjalanan dirinya untuk melebur ke dalam diri masyarakat yang baru dia temui, untuk kemudian dia lepas lagi di tempat yang baru Tapi justru setelah mengalami titik nol, seseorang bisa merasa terlahir kembali Segala beban dari masa lalu, yang terbawa dari masa lalu, bisa dilepas Langkah menuju hari baru pun terasa lebih ringan Seperti halnya deret bilangan yang membutuhkan angka nol satuan membutuhkan angka nol untuk menjadi puluhan, puluhan membutuhkan angka nol baru untuk menjadi ratusan, dan seterusnya.Mungkin itu sebabnya agama menyarankan umatnya untuk melakukan ziarah Karena selama ziarah, seseorang dipaksa untuk melepas segala atribut yang melekat pada dirinya, atribut yang mengusung ego dan kenyamanan yang melenakan Semuanya hilang, larut ke titik nol, membuat diri tak lebih besar dari setitik debu yang ada di gurun kehidupan Makna yang sayangnya sering terlupakan oleh mereka yang pulang dari ziarah Ziarah menjadi satu kebanggaan, satu atribut baru yang dianggap menambah derajat diri mereka dibanding manusia lain Padahal, ziarah bukan pembuktian diri, bukanlah penaklukan tantangan, bukan penyingkapan misteri Tak ada kebanggaan pasca ziarah hal 52.Terlepas dari segala pujian untuk buku ini, ada dua ganjalan keci 48. Mira Afianti Jujur, pada awalnya saya tidak menaruh sedikitpun ekspektasi pada buku ini Kalau bisa dibilang malah cenderung skeptis Di pikiran saya pasti buku ini bakal serupa dengan buku buku traveling yang lain, sekedar mengunjungi tempat yang baru lalu menceritakan hal hal baru yang menarik di tempat tersebut, dsb dsb Makanya ketika seorang teman merekomendasikan buku ini, saya cukup ragu sampai pada akhirnya memutuskan untuk membeli buku ini karena merasa saya butuh bacaan ringan untuk selingan dui Jujur, pada awalnya saya tidak menaruh sedikitpun ekspektasi pada buku ini Kalau bisa dibilang malah cenderung skeptis Di pikiran saya pasti buku ini bakal serupa dengan buku buku traveling yang lain, sekedar mengunjungi tempat yang baru lalu menceritakan hal hal baru yang menarik di tempat tersebut, dsb dsb Makanya ketika seorang teman merekomendasikan buku ini, saya cukup ragu sampai pada akhirnya memutuskan untuk membeli buku ini karena merasa saya butuh bacaan ringan untuk selingan duileee gaya benerrr bacaannya sok berat HAHA.But I was totally wrong Baru saja membaca saya sudah mulai terhipnotis untuk terus membuka halaman demi halaman Dimulai dengan kisah Agustinus memulai perjalanannya dari Beijing menaiki kereta super padat menuju Tibet Seusai menuntaskan kuliahnya di Beijing, dia memutuskan untuk memenuhi mimpinya untuk berkeliling dunia Buku ini menguak segala cerita dari tiap tempat yang ia singgahi, dengan segala pelajaran hidup yang dapat kita pelajari darinya Cerita tentang Tibet dan kapitalisme yang telah menggerus nilai nilai kemanusiaan bahkan regius disana Tentang India yang tingkat kemiskinannya sangat mengenaskan Tentang Pakistan dengan segala keramahannya bayangkan korban gempa yang masih dengan suka cita menjamu tamu yang datang Dan juga tentang Afghanistan, tempat Agustinus berdiam selama 3 tahun menjadi photojournalist, yang dengan segala kemelut peperangan ternyata masih memiliki kehidupan dan tawa layaknya kita, manusia normal.Kembali saya mempertanyakan apa artinya sebuah perjalanan, dan tentu arti kata pulang Dan kembali saya juga melirik mimpi saya yang sudah mulai berdebu di pojokan sana Tersadar bahwa yang saya butuhkan untuk mewujudkannya hanyalah sebuah langkah yang kecil Dan buku ini juga berhasil mengembalikan semangat membaca saya Back to the track, 1 book for 1 week Reading challenge, I ll beat you 49. Desti Utami Tema utama memang tentang perjalanan, tapi bahasan beragam mulai dari kebiasaan penduduk setempat, garis batas nasionalisme , impian, tujuan, agama, minoritas, dan tentu saja keluarga menjadikan buku ini
sangat kaya sekaligus menyentil sudut paling pribadi Dan saya benci itu.Benci karena 5 halaman pertama sudah membuat sesak sehingga harus berhenti membaca sekian menit Menenangkan diri ceritanya Lalu, setelah selesai membaca pun saya hanya bisa kembali terdiam lama Tema perjalanan Tema utama memang tentang perjalanan, tapi bahasan beragam mulai dari kebiasaan penduduk setempat, garis batas nasionalisme , impian, tujuan, agama, minoritas, dan tentu saja keluarga menjadikan buku ini sangat kaya sekaligus menyentil sudut paling pribadi Dan saya benci itu.Benci karena 5 halaman pertama sudah membuat sesak sehingga harus berhenti membaca sekian menit Menenangkan diri ceritanya Lalu, setelah sele 50. Azarine Kyla Arinta Buku ini memberikan efek yang luar biasa bagi para pendamba kebebasan.Cerita tentang seorang anak yang kembali ke Titik Nol tempat dia memulai perjalanan dan perjalanan ceritanya yang diceritakan sebagai kisah kepada ibunya yang sedang terbaring sakit.Saya pribadi sangat tersentuh dengan buku ini dan mendapatkan banyak pelajaran serta makna tentang bagaimana sebuah perjalanan bukan hanya untuk melihat apa yang ada di luar, namun juga apa yang ada di dalam Agustinus Wibowo telah sukses membawa s Buku ini memberikan efek yang luar biasa bagi para pendamba kebebasan.Cerita tentang seorang anak yang kembali ke Titik Nol tempat dia memulai perjalanan dan perjalanan ceritanya yang diceritakan sebagai kisah kepada ibunya yang sedang terbaring sakit.Saya pribadi sangat tersentuh dengan buku ini dan mendapatkan banyak pelajaran serta makna tentang bagaimana sebuah perjalanan bukan hanya untuk melihat apa yang ada di luar, namun juga apa yang ada di dalam Agustinus Wibowo telah sukses membawa saya kedalam kontemplasi bahwa pada hakikatnya, kemanapun kita pergi di dunia ini, selalu ada pelajaran yang bisa diambil dan selalu ada hal yang bisa disyukuri dan bahwa Tuhan dalam bentuk apapun yang kita percaya, telah memberikan pelajaran dalam setiap perjalanan yang kita ambil.Namun, despite of its good profound meaning, saya yang pemimpi ini merasa dikecewakan bukan oleh si penulis, tetapi oleh kenyataan kenyataan yang ditulis oleh si penulis Membaca buku ini telah sedikit banyak mempengaruhi keinginan saya untuk mengunjungi tempat tempat yang telah dikunjung penulis Meskipun begitu, buku ini sangat saya rekomendasikan bagi anda yang merindukan ibu nya, yang sedang merantau, dan sedang mempertanyakan di arah manakah hidup ini ingin dijalankan 51. Alicia My first encounter with this book was last Sunday, when Goodreads Indonesia community held a talkshow with the author himself at TM bookstore, Depok Honestly, this isn t the kind of books I usually read, but the author is one of my boyfriend s favorite authors, so I decided to attend the talkshow as he wasn t able to do so I know some of you might start eyerolling at this point._ Though this isn t the typical book I read, I managed to finish the book, at last I enjoyed reading this My first encounter with this book was last Sunday, when Goodreads Indonesia community held a talkshow with the author himself at TM bookstore, Depok Honestly, this isn t the kind of books I usually read, but the author is one of my boyfriend s favorite authors, so I decided to attend the talkshow as he wasn t able to do so I know some of you might start eyerolling at this point._ Though this isn t the typical book I read, I managed to finish the book, at last I enjoyed reading this one Perhaps just like music you should listen to as many kinds of music as possible in order to develop your musical abil