ï Selimut Debu ? Find nearly any book by ✓ Agustinus Wibowo eBook or Kindle ePUB free 1. Selimut Debu akan membawa Anda berkeliling “negeri mimpi"—yang biasa dihadirkan lewat gambaran reruntuhan, korban ranjau, atau anak jalanan mengemis di jalan umum—sambil menapaki jejak kaki Agustinus yang telah lama hilang ditiup angin gurun, namun tetap membekas dalam memori. Anda akan sibuk naik-turun truk, mendaki gunung dan menuruni lembah, meminum teh dengan cara Persia, mencari sisa-sisa kejayaan negara yang habis dikikis oleh perang dan perebutan kekuasaan, sekaligus menyingkap cadar hitam yang menyelubungi kecantikan “Tanah Bangsa Afghan” dan onggokan debu yang menyelimuti bumi mereka. Bulir demi bulir debu akan membuka mata Anda pada prosesi kehidupan di tanah magis yang berabad-abad ditelantarkan, dijajah, dilupakan—sampai akhirnya ditemukan kembali. “As a backpacker, Agustinus has taken several routes in his journey which other travelers would have most likely avoided.” -The Jakarta Post
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
“Agustinus tak ingin hanya menjadi penonton isi dunia. Ia mau terlibat sepenuhnya dalam perjalanan itu. Ia tak sekadar melihat pemandangan, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga mengenal budaya dan berinteraksi dengan masyarakat setempat.” - Kompas Agustinus Wibowo Agama itu bukan di baju Agama itu ada di dalam hati Inti agama adalah kemanusiaan. Meraba Indonesia: Ekspedisi "Gila" Keliling Nusantara Kedai 1001 Mimpi: Kisah Nyata Seorang Penulis yang Menjadi TKI Life Traveler Back "Europe" Pack: Keliling Eropa 6 Bulan Hanya 1.000 Dolar Tanah Tabu The Journeys Sokola Rimba: Pengalaman Belajar Bersama Orang Rimba Gadis Kretek After Orchard The Naked Traveler 2 Saga no Gabai Bachan (Nenek Hebat dari Saga) Kitab Omong Kosong Pulang Hatta: Jejak yang Melampaui Zaman Bukittinggi - Rotterdam Lewat Betawi (Untuk Negeriku, #1) Balada Ching-Ching dan Balada Lainnya The Journeys 2: Cerita dari Tanah Air Beta Rahasia Meede: Misteri Harta Karun VOC Harun Harahap Agama itu bukan di baju Agama itu ada di dalam hati Inti Agama adalah kemanusiaan Seorang Shah dari suku Wakhi mengatakan hal tersebut yang tertulis pada halaman 227 buku ini Afghanistan dimana mayoritas penduduknya mengenakan Shalwar Kamiz untuk pria dan Burqa untuk perempuannya selalu menilai keimanan dari apa yang mereka kenakan Keimanan sudah tidak lagi ditentukan dengan sikap dan perilaku mereka melainkan dari serban, jenggot atau apapun yang sebenarnya hanya sekedar simbol belaka Agama itu bukan di baju Agama itu ada di dalam hati Inti Agama adalah kemanusiaan Seorang Shah dari suku Wakhi mengatakan hal tersebut yang tertulis pada halaman 227 buku ini Afghanistan dimana mayoritas penduduknya mengenakan Shalwar Kamiz untuk pria dan Burqa untuk perempuannya selalu menilai keimanan dari apa yang mereka kenakan Keimanan sudah tidak lagi ditentukan dengan sikap dan perilaku mereka melainkan dari serban, jenggot atau apapun yang sebenarnya hanya sekedar simbol belaka Benar yang dikatakan oleh Agustinus Wibowo, penulis, bahwa sekarang niilai nilai keimanan muslim di Afghanistan tereduksi menjadi jenggot, serban dan burqa Buku ini adalah kumpulan tulisan dari penjelajahan Agustinus Wibowo di Afghanistan Negara yang berkali kali dilanda perang Mulai dari serangan Uni Soviet, Mujahiddin dan Taliban hingga sekarang serangan bom bunuh diri pun masih sering terjadi Sebenarnya banyak sekali bantuan dana mengalir ke negeri ini Dana tersebut ditujukan untuk
pembangunan kembali infrastruktur serta pelayanan kesehatan Namun, korupsi yang merajalela pada pemerintahan membuat aliran dana itu pun tersesat hilang ke saku para pejabat Ditambah lagi perilaku warganya yang sangat kesukuan Afghanistan yang terdiri dari berbagai suku seperti Pashtun, Hazara dan lainnya saling menilai bahwa sukunyalah yang terbaik sedangkan suku lainnya adalah penipu Hal ini terkadang memicu kekerasan antar satu suku dengan suku lainnya Bagaimana negara ini bisa maju jika tak ada rasa saling percaya antar mereka sendiri Satu hal lagi yang menarik dalam tulisan Agustinus Wibowo adalah tentang Bachabazi Bachabazi berasal dari kata bacha yang artinya bocah laki laki, dan bazi artinya bermain Bermain bocah adalah hubungan seksual antara dua pria, biasanya konotasinya dalah lelaki yang lebih tua bermain dengan bocah yang masih muda Di negara lain mungkin hal ini dikenal dengan istilah pedofilia Kebiasaan ini sudah menjadi kultur bagi suku Uzbek dan suku Pashtun Mereka yang melakukan bachabazi bahkan dihormati Para orangtua bocah bocah tersebut juga bangga karena anak mereka diperlakukan sebagai boneka hidup oleh orang terhormat tersebut Mereka tidak mengakui dirinya adalah gay atau homoseksual, karena mereka hanya memberi dan membutuhkan lubang Kemiskinan menjadi salah satu penyebab masih terjadinya kebiasaan ini Para orangtua merelakan anaknya diurus orang lain agar anak mereka tidak mengalami penderitaan karena kekurangan materi Padahal anak anak itupun akhirnya mengalami penderitaan yang lebih besar secara fisik dan mental Bagaimanapun kebiasaan ini yang bersembunyi dibalik topeng budaya tak bisa dibenarkan dan harus dienyahkan Agustinus Wibowo pun beberapa kali dilecehkan oleh mereka selama petualangannya tapi syukur hal itu tidak berlanjut pada tindakan pemerkosaan Penulis yang notabene bukanlah muslim berani untuk berpetualang di negeri yang sentimen agamanya sangat tinggi Tujuan yang baiklah yang membuat dia dibimbing dan dilindungi Tuhan Penulis menyajikan kisahnya dengan apik ditambah dengan beberapa gambar yang ia ambil sendiri dengan kameranya Perbincangannya dengan banyak orang juga menarik untuk dicermatid an direnungi Seperti perbincangannya dengan Nassir Ahmad sopir dari Herat yang cacat terkna ranjau Mereka berbincang tentang harapan untuk Afghanistan yang lebih baik Sepotong pembicaraan yang sangat menarik adalah Hidup itu selalu ada naik turunnya, seperti pegunungan ini Kita terkadang terengah engah mendaki, terkadang meluncur turun dengan lepas Ada waktu susah, ada waktu berjuang, ada waktu berbahagia 378 23. Uci Afghanistan, dulu dan sekarang, adalah ironi Sementara alamnya tandus, gersang dan kejam, penduduknya menyimpan keramahan dan kemurahan hati tak terhingga Sementara bulir bulir tasbih tak henti berputar di jari para lelaki, praktik bachabaz atau hubungan seks antar lelaki dianggap lumrah Sementara para lelakinya dikenal garang dan jantan, sinetron India Karena Ibu Mertua Juga Pernah Menjadi Menantu, menjadi tayangan favorit mereka hal.199 Bedil yang tergantung sangar di pundak juga tak lup Afghanistan, dulu dan sekarang, adalah ironi Sementara alamnya tandus, gersang dan kejam, penduduknya menyimpan keramahan dan kemurahan hati tak terhingga Sementara bulir bulir tasbih tak henti berputar di jari para lelaki, praktik bachabaz atau hubungan seks antar lelaki dianggap lumrah Sementara para lelakinya dikenal garang dan jantan, sinetron India Karena Ibu Mertua Juga Pernah Menjadi Menantu, menjadi tayangan favorit mereka hal.199 Bedil yang tergantung sangar di pundak juga tak luput dari hiasan bunga hal 302 Dan kini, sementara uang jutaan dolar mengalir deras ke negeri itu, Afghanistan tetap miskin dan terbelakang Hanya para ekspatriat dan pekerja sosial yang semakin kaya Kematian, baik akibat perang maupun keganasan alam, menjadi makanan sehari hari Tidak ada yang berubah, meski di belahan dunia lain zaman terus melaju cepat.Ke dalam negeri unik nan luar biasa ini Agustinus Wibowo melangkahkan kaki Bukan sekadar melangkah, tapi menjelajahinya hingga ke pelosok Menceritakan pada pembaca tentang negeri yang kerap mengisi tajuk utama namun tak pernah benar benar dikenal Agustinus mungkin tidak menyumbangkan banyak hal kepada Afghanistan, berbeda dengan Greg Mortensen misalnya, yang membangun sekolah demi sekolah di sudut sudut perbatasan Afghanistan Namun, jika saya orang Afghanistan, buku seperti ini mungkin bisa membuat saya sedikit tersenyum Buku yang bersuara jujur tentang sebuah negeri indah namun hancur oleh perang dan ketamakan Buku yang sedikit banyak bisa membuka mata tentang orang Afghanistan, bukan hanya sisi buruknya, tapi juga sisi baiknya Sehingga suatu hari nanti tidak ada lagi ucapan semacam ini Kamu orang dari negara beradab, kenapa masih memakai baju seperti ini hal.321 Ucapan yang diterima Agustinus dari seorang lelaki Iran, yan 24. Jimmy Navy Tanah airku, lelah oleh khianat, oh tanah airku Merana dan kesepian, oh tanah airku Begitu banyak derita yang kau rasakan, oh tanah airku Siapa yang melantunkan ratapan dan isak tangismu Tanah airku, siapa yang membuka jalanmuTanah airku, siapa yang setia padamuEngkau adalah bulan bintangku Engkau adalah jalan pulangku Ku tak hidup tanpamuMereka mencuri hartamu Mereka hancurkan hatimu Tanah airku, lelah oleh khianat, oh tanah airku Sarzamin e Man yang berarti Tanah Airku , lagu yang dipo Tanah airku, lelah oleh khianat, oh tanah airku Merana dan kesepian, oh tanah airku Begitu banya
25. Indri Juwono 2011 44Pernah saya menonton film tentang sekelompok orang invalid, di padang pasir, yang mengejar ngejar kaki palsu yang diterbangkan dengan parasut Ketika membaca bagian rumah sakit untuk orang cacat ini, yang pekerja RSnya pun orang cacat juga, saya teringat film itu Dulu saya masih tidak punya bayangan, negeri dongeng manakah yang penduduknya banyak yang invalid itu Membaca pemaparan Gus Weng tentang bahaya ranjau di mana mana, bom yang bisa meledak kapan saja, di mana saja, saya menangis 2011 44Pernah saya menonton film tentang sekelompok orang invalid, di padang pasir, yang mengejar ngejar kaki palsu yang diterbangkan dengan parasut Ketika membaca bagian rumah sakit untuk orang cacat ini, yang pekerja RSnya pun orang cacat juga, saya teringat film itu Dulu saya masih tidak punya bayangan, negeri dongeng manakah yang penduduknya banyak yang invalid itu Membaca pemaparan Gus Weng tentang bahaya ranjau di mana mana, bom yang bisa meledak kapan saja, di mana saja, saya menangis Tuhan, kenapa masih ada perang Kenapa orang tidak puas dengan tanahnya berdiam dan masih harus merampas tanah orang lain Kenapa orang masih saling menyakiti Bom, ranjau, kematian, yang bagaikan berita biasa Kepala manusia yang berharga lebih murah dari kepala kambing Semua diselimuti pasir yang berarak, hanya debu belaka, di mana mana.Meringis melihat Gus Weng dibohongi oleh supir supir truk, bahagia ketika dia disambut ramah laksana saudara di mana mana, geram ketika ia dipukuli polisi, sampai miris, ketika seseorang bilang I like you very much dan..Negeri ini, negeri sejuta pasir, negeri bekas peperangan, tempat para NGO menangguk dana rehabilitasi yang lebih banyak dialirkan untuk operasional pegawainya, tempat para perempuan merasa nyaman di dalam burqa nya Negeri ini, yang dikelilingi oleh pasir dan debunya, yang melindunginya dari pandangan mata, debu juga yang menyimpan ribuan ranjau yang siap meledak kapan saja ia diinjak Debu seperti burqa yang melindungi dengan anonimitas, tetapi tak tahu bahaya kecantikan apa yang dikandung di sana.Afganistan, negeri debu, apa kekayaanmu yang membuatmu terjebak dalam perang berkepanjangan Apakah dirimu hanya benteng untuk negeri dingin di utara sebelum menghadapi selatan yang panas Apakah dirimu benteng untuk penguasa penguasa daratan minyak sebelum diserbu dari utara Minaret Jam Apakah ini menara masjid, menara intai, menara dengan indahnya menjulang di tengah padang debu dan bebatuan Beruntunglah selamat dari badai zaman Lepas dari gempuran karena di lindungi oleh tebing curam.Gus, awalnya aku iri sekali padamu Perjalanan ke negeri ini hanya cocok untuk laki laki Perempuan sepertiku tak akan bisa berjalan jalan bebas tanpa pendamping di negeri ini Tapi membaca pengalamanmu yang menderita, naik turun truk, menginap di samovar, aku bertanya2, apa aku berani Maka kubuang jauh2 rasa iriku dan mengikuti perjalananmu Apalagi membaca bahwa ada perempuan Malaysia yang bisa, hmm, siapa tahu nanti aku bisa 26. Astrid Reza this is probably one of the first travel notes of indonesian traveler i ever read it s apparently one of the best i m moved to wanting to translate it to english agustinus had that strong empathic observation vital for writer and being also a photographer, he treats his observation as details and strongly as his photos he captured the right momentum, the things that has been left unsaid, grasping every single breath of his stories agustinus wibowo is not your regular backpacker and his expe this is probably one of the first travel notes of indonesian traveler i ever read it s apparently one of the best i m moved to wanting to translate it to english agustinus had that strong empathic observation vital for writer and being also a photographer, he treats his observation as details and strongly as his photos he captured the right momentum, the things that has been left unsaid, grasping every single breath of his stories agustinus wibowo is not your regular backpacker and his experience is certainly not a regular one his courage to change his way of living reflected on his decisions to take the road he is traveling he had an amazing spirit to learn and deal with humanity, in the places we wouldn t imagine to travel he shattered all the image created by the outer world and give his own perspective about experiencing afghanistan within this is a very important book and such an intimate relations to understand afghanistan it is also a very compelling experience to travel along agustinus through the pages, steps, every dust he cough yet honestly shaken the reader s heart i think this book is an important voice for everyone in this world to read and clearly understand about the diversity and uniqueness of afghanistan especially at the time where our world seems to be losing its grip of tolerance agustinus captured in his brief description the spirit of humanity, the strength of human bond, and the value of human soul everywhere he go such an inspiring young man making me proud and optimistic with the generation i m living in and hopefully the world we live in.this book remind me that we all go back to dust there for life should be worth living, no matter how dusty things are 27. Shidayat Buku ini aku dapatkan tidak dengan sengaja Di sebuah stasiun kereta yang padat dengan penumpang yang mengumpat, memburu dan terkantuk karena membunuh waktu Tidak berbeda denganku, dikala kekesalan dan kekecewaan melanda, buku ini ibarat oase ditengah gurun yang panas Sampul luarnya biasa saja, warna kecoklatan dengan siluet gambar orang orang bersurban mengendarai kuda bertuliskan judul selimut debu Tidak ada yang spesial Awalnya aku mengira buku ini adalah buku tentang peperangan atau ki Buku ini aku dapatkan tidak dengan
sengaja Di sebuah stasiun kereta yang padat dengan penumpang yang mengumpat, memburu dan terkantuk karena membunuh waktu Tidak berbeda denganku, dikala kekesalan dan kekecewaan melanda, buku ini ibarat oase ditengah gurun yang panas Sampul luarnya biasa saja, warna kecoklatan dengan siluet gambar orang orang bersurban mengendarai kuda bertuliskan judul selimut debu Tidak ada yang spesial Awalnya aku mengira buku ini adalah buku tentang peperangan atau kisah epik perjuangan kaum milisi Eh, ternyata tidak Prasangka saya keliru total.Setelah membayar pada seorang ibu gendut separuh baya di ujung toko kecil di stasiun Gambir, aku pun bergegas mencari sudut yang ternyaman untuk membaca Ya, dinding kaca ATM ditengah hall itu cukup nyaman nampaknya Hanya ada dua orang pria yang sedang bercakap cakap Pria bertopi paruh baya dan seorang lagi lebih muda dengan membawa beberapa tas jinjing Apa yang mereka perbincangkan, entah Setelah duduk nyaman, saya lalu mulai membaca dan membolak balik lembarang kertas kecoklatan itu Dan, satu persatu halaman kulahap dengan rakus Agustinus wibowo pengarangnya Petualang indonesia yang dengan gigih memperjuangkan mimpinya menjelajahi belantara Afghanistan, terinspirasi dari buku kisah perjalanan seorang hippies dari Perancis pada tahun 1970 an, Nancy dupree Kisah ini menceritakan tentang dua hal intinya Pertama adalah keberanian tiada batas dan Kedua adalah Angkara tiada ujung Keduanya bersatu membentuk melodrama epikal Mengharu biru dan mengaduk emosi Membawa pembaca menapaki jalur jalur baru petualangan tanpa menimbulkan rasa bosan Selalu ada yang baru disetiap paragraf yang disusun dengan bahasa sederhana Ya, bahasa pewarta Bukan ditulis dengan bahasa mendayu khas kesusastraan melayu ala Andrea Hirata atau bahasa filosofis macam mohammad Sobary, atau bahkan sastra berat macam Rendra atau Pramoedya ananta toer yang saya belum pernah baca satupun bukunya Semuanya ringan Khas tulisan seperti di kolom kompas jejak petualang dimana kisah kisah ini biasanya dijejalkan.Buku ini menawarkan sisi baru dari Afghanistan Setelah sekian lama manusia di planet ini dibombardir dengan berita negatif dan miring mengenai afghanistan Bangsa bar bar, bangsa peneror, bangsa tidak beradab, atau mungkin bangsa yang tidak layak disebut manusia karena keganasannya Setelah kisah kite runner dan a thousand splendid suns dari khaleed Hossaini yang mengharu biru pembaca dengan kisah kelam afghanistan mulai dari perang tak berkesudahan, pengkastaan manusia,penyimpangan seksual dan pengebirian hak perempuan seketika masyarakat dunia demam membicarakan burqa, homoseksualitas, lelaki afghan yang kasar dan barbarik Seketika reputasi bangsa gagah pemberani ini hilang dan hanya berganti dengan satu kata yang selalu menimbulkan kengerian yang sangat Thaliban Begitu kuatnya sastra Mampu membalikkan segala sesuatu hanya dalam hitungan detik Selimut Debu menawarkan petualangan langsung dari tangan pertama Ditulis melalui coretan tinta tangan dari perut yang lapar Dinarasikan dari ujung desa yang begitu miskin hingga penduduknya terpaksa berbagi makanan yang sama dengan ternaknya Diilustrasikan dengan akal yang cemas, cemas akan kelangsungan hidup penulis di esok hari Dengan segala keterbatasan itu, penulis sanggup menggambarkan intisari dari Afghanistan dengan Cinta nya Sesuatu yang jarang dilakukan pengembara penulis saat ini Agustinus mampu membawa pembaca menembus belantara tandus negeri pashtunian dengan mengajak pembaca menyesapi apa yang dia rasakan Pembaca dibukakan matanya akan seperti apa sejatinya bangsa afghan Bangsa yang gagah perkasa, ditakuti semua bangsa didunia Tetapi ditengah kegarangan itu, mereka adalah bangsa yang sangat ramah, selalu memperlakukan mehman tamu sebagai raja, bangsa yang sederhana tapi memegang teguh arti kebanggaan menjadi sebuah bangsa Pelajaran yang menohok bagi kita Agustinus juga termasuk orang yang royal, mau membagi semua kisahnya, hingga kisah terkelam yang pernah dia 28. Mery Apa yang muncul di benak kita setelah mendengar kata Afghanistan Perang, Bom, Teroris dan Afghan penyanyi lokal heheItulah yang terbersit dalam benakku ketika mendengar kata Afghanistan Kata Afghanistan seakan teramat sakral dengan Perang, Bom, dan Teror Bagaimana tidak Setiap menonton siaran berita selalu saja Terjadi bom bunuh diri di depan kantor kedutaan ini kedutaan itu di Afghanistan Atau Taliban menculik turis turis ini turis turis itu sehingga membuat ketegangan antar Negara Fiu Apa yang muncul di benak kita setelah mendengar kata Afghanistan Perang, Bom, Teroris dan Afghan penyanyi lokal heheItulah yang terbersit dalam benakku ketika mendengar kata Afghanistan Kata Afghanistan seakan teramat sakral dengan Perang, Bom, dan Teror Bagaimana tidak Setiap menonton siaran berita selalu saja Terjadi bom bunuh diri di depan kantor kedutaan ini kedutaan itu di Afghanistan Atau Taliban menculik turis turis ini turis turis itu sehingga membuat ketegangan antar Negara FiuhhhhLalu setelah membaca buku Selimut Debu karya Agustinus Wibowo ini, mataku jadi terbuka Pikiranku mengenai Afghanistan tidak lagi berkisar Bom, Perang, Teroris Dalam buku ini Agustinus sebagai seorang explorer mengajak kita menjelajahi satu per satu kota kecil di Afghanistan dan sekitarnya.Aku jadi tahu mengenai dunia lain di belantika Negara Afghanistan yang terselimutkan debu ini Bagaimana kehidupan keseharian orang sana, mengenai suku sukunya, keramah tamahannya, bahasa bahasanya, dan peninggalan peninggalan sejarahnya.Ternyata, Negara yang setahuku penuh dengan tangisan ibu bapak yang kehilangan anak
anaknya akibat ledakan ledakan nyasar ini, menyimpan banyak misteri terselubung Keindahan alam semestanya masih belum dijamah para turis dan pemerintah Mungkin karena perang terus menerus bergulir di negeri itu maka, sukar untuk mengobati kecemasan yang melanda di sana.Kalau berbicara tentang Afghanistan pasti kita berbicara juga mengenai sistem patriarkat di sana Dan aduh sistem patriarkatnya ketat sekali Aku sampai menggeleng geleng pas baca mengenai aturan di sana mengenai perempuan Bayangkan saja Untuk daerah daerah yang adat istiadatnya kental, seperti bangsa Pashtun, para wanitanya diharuskan memakai kerudung yang tertutup dari atas sampai bawah Untuk melihat saja hanya bisa melalui jarring dari kerudungnya di bagian mata Dan ini berlaku untuk seluruh warga Afghanistan Walau ada juga yang tidak terlalu mematuhi adat tersebut Katanya Kerudung yang disebut Burqa itu adalah tanda kehormatan bagi kaum perempuan Karena di sana perempuan adalah hal yang harus dihormati, jarang dibicarakan, dilindungi dan bahkan untuk menikahi seorang perempuan saja harganya sangan mahal.Maka dari itu timbullah sistem Bachabazi Yaitu memelihara bocah bocah untuk pelampiasan seks laki laki dewasa Bagi mereka sistem ini tidak disalahkan dan bukan juga termasuk kelainan Karena bagi para pemelihara, mereka hanya memberi bukan menerima Yang menjadi sasaran cemoohan adalah yang dipelihara itu Jadi kemerdekaan bagi perempuan, tapi malah menjadi kesengsaraan bagi bocah laki laki.Lalu di Negara ini Rasis nya ternyata sangat kuat Apalagi terhadap orang orang Hazara Duh kasihan sekali Sudah negar 29. Robert Sebuah catatan perjalanan dari seorang backpacker bernama Agustinus yang menakjubkan di tanah magis Afghanistan Buku yang ditulis oleh Agus ini seolah menampar orang orang yang latah menyebut dirinya sebagai traveler, namun berlindung di balik kenyamanan tiket pesawat, taksi, hotel, keramahan tour guide, dan lembaran uang Dolar.Dulu saya sempat membaca kisah perjalanan Agus saat dimuat sebagai artikel Titik Nol di Kompas Di sana saya terpana saat menyaksikan kenekadan Agus berangkat sendiria Sebuah catatan perjalanan dari seorang backpacker bernama Agustinus yang menakjubkan di tanah magis Afghanistan Buku yang ditulis oleh Agus ini seolah menampar orang orang yang latah menyebut dirinya sebagai traveler, namun berlindung di balik kenyamanan tiket pesawat, taksi, hotel, keramahan tour guide, dan lembaran uang Dolar.Dulu saya sempat membaca kisah perjalanan Agus saat dimuat sebagai artikel Titik Nol di Kompas Di sana saya terpana saat menyaksikan kenekadan Agus berangkat sendirian dari Beijing menuju Afghanistan melalui perjalanan darat dengan biaya seminim mungkin Dia melewati Tibet, Nepal, India, Pakistan, dan sederet negara atau wilayah yang mungkin baru pernah kita dengar namanya.Saya sempat mengira di buku ini, kisah perjalanan Agus turut dirangkum sejak awal, namun ternyata di buku ini hanya dimuat kisah perjalanan Agus saat ia telah sampai di tanah Afghanistan Saya jadi ingin membaca lagi kisah kocak saat Agus menceritakan sebuah kuil di India yang memuja tikus tikus Well, I think it s the final destination, therefore he has a story to be told Melalui cerita cerita Mas Agus, tanah Afghanistan terasa mistis, eksotis, dan menampakkan beragam sisi lainnya Afghanistan tidak hanya tentang terorisme, Al Qaeda, Taliban, bom bunuh diri, dsb Orang Afghanistan tidak melulu hanya pria berjenggot memakai sorban kumal dan menenteng AK 47 kemana mana Afghanistan juga memiliki keramah tamahan terhadap tamu, ketulusan hati membantu orang asing, pancaran semangat yang menyala nyala dalam menjalani hidup yang keras, pantulan antusiasme mata yang menyembul dari balik burqa, secuil modernistas kapitalisme di Kabul dan juga sekelumit kisah kisah terlarang mengenai hubungan seksual yang tak wajar Tidak ketinggalan pula cerita cerita tragedi mengenai penindasan gender.Meskipun memang, bagi kebanyakan orang di dunia ini, melafalkan kata Afghanistan mirip dengan melafalkan kata masalah Karena itu, Agus menulis, memegang paspor Afghanistan atau sekadar terlihat seperti seorang Afghanistan adalah jaminan bahwa yang bersangkutan selalu akan dihentikan dan diinterogasi oleh polisi atau tentara Overall, ini buku menarik dan banyak memberikan Anda wawasan serta pengetahuan yang luar biasa Bila Anda butuh buku buku kisah traveler yang berbeda dari kebanyakan, buku ini sangat direkomendasikan Salut setinggi tingginya buat Agustinus, meskipun menurut saya pribadi, kisah kisah yang hanya berputar putar dari Afghanistan, Pakistan, Tajikistan, ini sedikit agak membingungkan karena informasi informasi di dalamnya nyaris mirip mirip semua.Sekilas seperti terdampar di padang pasir, diselamatkan seorang musafir, dan malam malam mendengarkan ceritanya di depan api unggun sambil mencicipi daging kambing dan menghisap hasish 30. Rhea Khaak yang berarti debu juga tanah kelahiran Yang terlintas dalam pikiran saya ketika pertama kali akan membaca buku ini Afghanistan,, negara yang penuh dengan teror, perang, kelaparan, dan juga burqa.Ketika membuka buku ini pada awalnya, saya langsung penasaran dengan lembar yang ditempelkan pada tengah2 buku dimana lembar tersebut lebih tebal dari yang lainnya yang tak lain ternyata adalah foto2 Afghanistan Dan hal2 yang membuat saya terpukau adalah foto gunung Baba Tangi di Wakhan, Mall di Khaak yang berarti debu juga tanah kelahiran Yang terlintas dalam pikiran saya ketika pertama kali akan membaca buku ini Afghanistan,, negara yang penuh dengan teror, perang, kelaparan, dan juga burqa.Ketika membuka buku ini pada awalnya, saya langsung
penasaran dengan lembar yang ditempelkan pada tengah2 buku dimana lembar tersebut lebih tebal dari yang lainnya yang tak lain ternyata adalah foto2 Afghanistan Dan hal2 yang membuat saya terpukau adalah foto gunung Baba Tangi di Wakhan, Mall di Kabul dan foto balon2 warni warni di tengah2 debu Gunung Baba Tangi di Wakhan, tidak saya sangka, ternyata Afghanistan mempunyai alam yang indah Mall di Kabul, siapa sangka ditengah2 perang yang berkepanjangan terdapat mall yang begitu megah dan tinggi Balon2 warni warni di tengah2 debu, karena warna balon yang cerah di tengah2 debu.Saya mulai membaca lembar demi lembar dari buku ini, dan sungguh terkejut ketika saya mendapati ternyata di Afghanistan ada sebuah mall dengan nama Soekarno Chowk atau Soekarno Square Yup, mall ini memang di dedikasikan kepada presiden pertama kita Soekarno Penasaran kenapa silahkan dibaca sendiri bukunya.Saya tak menyangka, seorang Indonesia non muslim pula mempunyai ketertarikan yang begitu besar terhadap Afghanistan Perjalanan2 yang dilalui oleh penulis sungguh tidaklah mudah Satu hal yang membuat saya terkaget kaget membaca buku ini adalah budaya bachabazi Secara garis besar bachabazi adalah pelampiasan seks laki2 kepada bocah laki2 Sungguh ngeri membayangkannya Saya sudah membaca dua novel Khaled Hosseini yang bertema Afghanistan juga, saya berpikir bachabazi hanyalah budaya yang dulu pernah terjadi di Afghanistan dan sekarang sudah menghilang, ternyata budaya ini masih ada sampai sekarang dan telah menjadi rahasia umum dan tak sedikit pula penduduk Afghanistan yang melakukannya Membaca buku ini, membuka mata saya tentang Afghanistan Selain perang yang berkepanjangan, ternyata Afganistan juga memliki tempat2 yang indah dan eksotis.Diakhir cerita, tidak dijelaskan dimana posisi penulis saat ini dan tidak pula ada fotonya, padahal saya penasaran sekali seperti apakah Agustinus Wibowo 31. Guguk Fuaah bacaan yang nikmat Kalimat kalimatnya bener bener kayak mengalun, menghipnotis.., membawa ke dunia lain yang selama ini ga kukenal Selain cara berceritanya yang memabukkan sekaligus mengenyangkan, aku juga takjub dan selama baca merasa Bisa bisanya orang inii Serius Aku, yang kalo bisa makan beli buku tanpa kerja bakalan memilih menjalani kehidupan seorang hikikomori yang sempurna, merasa kagum sekaligus maluTapi abaikan perasaanku yang rumit dan belum berha Fuaah bacaan yang nikmat Kalimat kalimatnya bener bener kayak mengalun, menghipnotis.., membawa ke dunia lain yang selama ini ga kukenal Selain cara berceritanya yang memabukkan sekaligus mengenyangkan, aku juga takjub dan selama baca merasa Bisa bisanya orang inii Serius Aku, yang kalo bisa makan beli buku tanpa kerja bakalan memilih menjalani kehidupan seorang hikikomori yang sempurna, merasa kagum sekaligus maluTapi abaikan perasaanku yang rumit dan belum berhasil kupahami sendiri itu Yang penting, dunia yang dibawa buku ini berhasil bukan hanya menghibur tapi juga tiap habis baca sebagian itu bikin menerawang bukan menerawang duit kertas loh, tapi mulai sedikit berpikir tentang orang orang yang kehidupannya keras banget, yang kalo aku ditaro di sana mungkin cuma dalam hitungan jam udah klepek klepek.., entah tewas, pingsan, atau mewek minta pulangSelain itu, tadinya dengan cupu nya aku berpikir Ah, bahayanya apa sih penulis kan cowok Paling bahaya dicopet doang Ternyata Bom, rampok, begal, penipu, dan pria hidung belang wut Saking penasaran, sampe nge gugel wajah penulisternyata cukup bishie.., pantesan kok digodain cowok mulu woiOke FujoGoggle OFF Bisa dibilang jarang juga baca buku perjalanan, paling favoritku selama ini adalah American Notes nya Mbah Dickens _ _ salimdulukeembah Soalnya buku perjalanan yang penulisannya kurang ini dan itu beresiko bikin bacanya separo tidur, kadang bisa juga sebel setengah idup dengan pengarangnya.Tapi begitu dapat yang klik seperti helm dan sabuk pengaman seperti buku ini, itu bacanya kayak cucian yang hanyut kebawa arus sungai 3 32. Ambar Identitas adalah sebuah deretan pertanyaan tanpa henti Anda muslim Anda Pasthun Anda Ismaili, Sunni, Syiah Ini menandakan bagaimana negeri ini terbangun dari berbagai rumpun Negeri yang dulunya bagian dari peradaban tinggi tiga ribu tahun yang silam Jauh sebelum Kristus, sejak agama kuno Yunani, Romawi, Zoroaster, Budha, Islam dan Komunis Toh Agustinus berani menyelipkan ironi dan absurditas di tengah perjalanannya Tentang membanjirnya produk barat seperti Coca Cola misalnya, atau betapa Identitas adalah sebuah deretan pertanyaan tanpa henti Anda muslim Anda Pasthun Anda Ismaili, Sunni, Syiah Ini menandakan bagaimana negeri ini terbangun dari berbagai rumpun Negeri yang dulunya bagian dari peradaban tinggi tiga ribu tahun yang silam Jauh sebelum Kristus, sejak agama kuno Yunani, Romawi, Zoroaster, Budha, Islam dan Komunis Toh Agustinus berani menyelipkan ironi dan absurditas di tengah perjalanannya Tentang membanjirnya produk barat seperti Coca Cola misalnya, atau betapa tak bisa dipahaminya ketika semua lelaki di samovar warung teh terduduk ta zim melihat sinetron Hindustan Ia juga membenturkan pergulatan perempuan di Afghanistan untuk mendapatkan tempat di ruang publik, mempertanyakan efektifitas bantuan asing untuk penduduk pasca perang dan juga esensi konsep kebangsaan satu bangsa satu bahasa ditengah keanekaragaman budaya Agustinus memutuskan untuk mengenal lebih dalam negeri ini melalui bahasa Ia dikarunia talenta termasuk bahasa Farsi, ataupun Dari lingua franca bahasa Persia yang dipakai secara luas di daratan Asia Tengah Mengerti bahasa membuat karakter karakter
yang ditemuinya adalah mewakili pemikiran dan konsep mereka Agustinus tidak berusaha membuat sebuah penilaian absolut terhadap karakter karena agama, budaya, opini ataupun keberpihakan politik Ia memilih mengabsorsi, mengolah dan memahami Sebuah proses panjang dari seorang backpacker menjadi eksplorer hingga seperti layaknya seorang observer Baginya seorang pejalan adalah merekam, mencatat, menguntai kisah negeri Afghanistan Tentang manusia didalamnya, tentang budaya yang membentuknya dan pergulatan politik tanpa henti 33. lita Aduh kasihannya perempuan perempuan Malaysia ini, harus bekerja Aduh kasihannya, mengapa para suami tidak bekerja untuk mereka Aduh, kasihan betul Kalimat tadi dilontarkan beberapa perempuan Afghanistan saat disodorkan foto foto perempuan Malaysia yang sibuk bekerja di pabrik dan sawah Kaum perempuan di Pastun dari Kandahar, satu wilayah di Afghanistan, sudah terbiasa hidup nyaman tersembunyi di sudut rumah dan di balik burqa Hidup nyaman di bawah ketiak suami Tak perlu lagi bekerja atau Aduh kasihannya perempuan perempuan Malaysia ini, harus bekerja Aduh kasihannya, mengapa para suami tidak bekerja untuk mereka Aduh, kasihan betul Kalimat tadi dilontarkan beberapa perempuan Afghanistan saat disodorkan foto foto perempuan Malaysia yang sibuk bekerja di pabrik dan sawah Kaum perempuan di Pastun dari Kandahar, satu wilayah di Afghanistan, sudah terbiasa hidup nyaman tersembunyi di sudut rumah dan di balik burqa Hidup nyaman di bawah ketiak suami Tak perlu lagi bekerja atau melepas kenyamanan burqa Rasa aman yang ditawarkan selubung burqa muncul dalam bentuk persembunyian Dunia luar penuh bahaya Tak ada tempat yang lebih baik daripada rumah dan burqa Selubung ini memberi perlindungan, rasa aman, terhadap jiwa yang sebenarnya dirundung ketakutan hal 155 Dunia luar penuh bahaya Kalimat yang ditulis dalam buku ini betul betul berbeda dengan satu berita yang pernah saya tulis Afghanistan, Negara Paling Tidak Kondusif untuk Perempuan Berita yang diangkat dari laporan Trustlaw, sebuah divisi dari Thomson Reuters Foundation yang diumumkan sekitar pertengahan tahun lalu ini menempatkan Afghanistan sebagai negara yang paling berbahaya untuk ditinggali perempuan Tradisi nikah paksa, sunat perempuan, dan hukum rajam yang sering dilakukan terhadap perempuan adalah alasannya.Bab Di Balik Burqa dalam buku ini adalah bab yang paling menarik untuk saya Selama ini, saya disuapi oleh kekejaman pria pria Afghanistan terhadap kaum perempuan mereka Perempuan yang hidungnya dipotong karena kabur dari rumah, padahal dia melarikan diri dari kekerasan yang dilakukan suaminya perempuan di usia awal belasan tahun yang dipaksa menikah hukum rajam terhadap perempuan korban perkosaan justifikasi terhadap perilaku seks antara laki laki dengan laki laki karena butuh mahar selangit untuk menikahi perempuan, sementara seks bebas dilarang , adalah berita berita yang biasa saya baca mengenai Afghanistan Padahal dunia ini begitu nisbi Konsep nilai yang menjadi standar hidup kita pun nisbi Mana yang benar, mana yang salah, semua nisbi, tergantung dari siapa yang bicara, pemerintah mana yang membuat hukum, atau adat mana yang berlaku hal 382.Perempuan dalam burqa bebas melihat dunia, walaupun semuanya dilihat melalui kotak kotak jaring seperti mata faset lalat buah Dia mengintip dunia, tapi dunia tak bisa mengintipnya Dia tak berwajah, tak berwujud, jati dirinya terbungkus rapat Dia anonim, dia menjadi manusia tembus panda 34. Angelic Zaizai Petualang yang sudah sering gw baca tulisannya di kompas.com akhirnya membuat buku, lumayan excited juga beli bukunya.eye opener lah kata gwbisa tau seperti apa Afganistan, dari dalam sedalam dalamnya, karena Agustinus ini menjelajah negara itu bener beneran dari ujung ke ujung, tengah juga, termasuk juga menjelaskan sejarah Afganistan yang dulunya bernama Ariana tanah bangsa Ariadan itu bukan hal yang mudahselain ancaman taliban, perampok, sarana prasarana seperti jalan amat sangat tidak laya Petualang yang sudah sering gw baca tulisannya di kompas.com akhirnya membuat buku, lumayan excited juga beli bukunya.eye opener lah kata gwbisa tau seperti apa Afganistan, dari dalam sedalam dalamnya, karena Agustinus ini menjelajah negara itu bener beneran dari ujung ke ujung, tengah juga, termasuk juga menjelaskan sejarah Afganistan yang dulunya bernama Ariana tanah bangsa Ariadan itu bukan hal yang mudahselain ancaman taliban, perampok, sarana prasarana seperti jalan amat sangat tidak layak..siapa sangka Afganistan juga menyimpan keindahan tiada tara halah , dan sejarah mengesankan yang berusia ribuan tahunoh iyakebetulan sekarang lagi musim imigran gelap dari sana yang ketangkap di indonesiakalo diperhatian, lumayan banyak di antara para imigran itu yang bermata sipit, berkulit terang tidak seperti orang afgan yang di tivi2 yang jenggotan ituhdi buku ini juga bisa ditemukan jawabannyaBab yang bikin meringis waktu Agustinus kenalan dengan Mahmud si Bachabazi playboy literally. play with boy wkwkwkwkwkAdat kebiasaan bangsa Pashtun katanya tuh. masih inget Kite Runner kan, ada juga sedikit cerita tentang ini Bagian favorit gw adalah Sebongkah Mimpi ketika Agustinus berusaha menyeberang ke Tajikistan. aduh Ghulam Shakti itu bodor pisan. pengen dijitak, tapi bawaannya KalashnikovBerkat Gus Weng, gw ga perlu lagi ke Afganistan..cukup membaca bukunya..yea right, mana mungkin juga kali gw senekad dia hahamo backpacker aja masih mikir, apalagi harus bisa membaca gelagat mungkin nanti kalo negara itu sudah damaipenasaran pengen liat Bamiyan kalo ada yang dikritik adalah petanya tulisannya kecil kecil trus melingker2
susah bacanyadan letaknya terpencar pencar. harusnya sih di satukan aja, di appendiks misalnya danga ada daftar isi, jadi harus bolak balik kalo ingin mengulang kembali yang sudah dibaca tadi sayang bukunya bisa lecek dan terakhir gw bersyukur, indonesia yang punya semboyan Bhinneka Tunggal Ika berbeda beda tapi tetap satu.Menunggu buku buku Agustinus lainnya. 35. Didin hartojo khaak membaca buku ini seperti terselimuti oleh debu maha dahsyat mencoba mengerti afghanistan dengan segala keunikannya sebelum membaca ini, 2 buku khaled hosseini telah khatam terbaca buku ini jadi semacam study banding 2 novel fiksi hosseini tadi tentang burqa, khaak atau debu atau juga tanah air, bachabazi, samovar, taliban, hazara, kabul dan organisasi kemanusiaan pemberi bantuan khusus afghanistan sangat terkesan dengan penjelasan tentang burqa yang dilihat dari segala sisi bagaiman khaak membaca buku ini seperti terselimuti oleh debu maha dahsyat mencoba mengerti afghanistan dengan segala keunikannya sebelum membaca ini, 2 buku khaled hosseini telah khatam terbaca buku ini jadi semacam study banding 2 novel fiksi hosseini tadi tentang burqa, khaak atau debu atau juga tanah air, bachabazi, samovar, taliban, hazara, kabul dan organisasi kemanusiaan pemberi bantuan khusus afghanistan sangat terkesan dengan penjelasan tentang burqa yang dilihat dari segala sisi bagaimana seorang lelaki asing, dan non muslim, memandang burqa dengan jujur, tanpa terbaca seperti merendahkan salah satu pihak jujur, hanya jujur saja saya suka yang paling menarik tentunya kenyataan adanya fenomena terlarang bachabazi langsung saya teringat adegan ketika tokoh assef mensodomi si hasan dalam kite runners selesai saya membaca bab itu, cukup terkejut, sesak, heran dan tak habis pikir bagaimana hosseini bisa menempatkan konflik ini dalam novel yang berlatar afghanistan maklum saya memang masih buta tentang negara penuh gejolak itu setelah saya membaca buku ini hampir 3 4 nya, saya seperti tersadar ternyata isu bachabazi adalah sebuah rahasia umum yang sampai menjadi lelucon melegenda bahkan diabadikan oleh para pujangga afghan dalam puisi puisi mereka dalam budaya mereka yang sangat memuja kemachoan, fenomena ini bagai ironi para pelaku tindakan ini bukanlah termasuk golongan homoseksual mereka hanya butuh penyaluran kisah kisah mengenai dunia lelaki afghan cukup menyita perhatian tak terkecuali dengan kisah agustinus yang mengalami langsung percobaan pemaksaan untuk melakukan bachabazi ini.membaca buku ini memperlebar pandangan saya mengenai keberagaman suku dan pemahaman atas agama yang membabi buta keberagaman suku yang seharusnya mewarnai dan agama yang seharusnya memberi damai dan ketentraman seperti diujikan kepada pemiliknya semoga membaca buku ini membawa manfaat thanks to agustinus, yang berhasil membawa debu itu masuk kedalam pikiran saya dan mengenalkan afghanistan dari segala penjuru mimpi saya bertambah satu setelahnya mengunjungi bamiyan, wakhan, tajikistan 36. Tyas The book Selimut Debu Blanket of Dust is written in Indonesian, but the following review is written in English with the hope that people can learn about this book Some of the annoyance you get during traveling comes from your travel buddies I have had to grit my teeth when one complained for the absence of hotel slippers when she s not even in a hotel while another said What kind of a hotel is this when he found out that the hotel did not provide free flow mineral water in r The book Selimut Debu Blanket of Dust is written in Indonesian, but the following review is written in English with the hope that people can learn about this book Some of the annoyance you get during traveling comes from your travel buddies I have had to grit my teeth when one complained for the absence of hotel slippers when she s not even in a hotel while another said What kind of a hotel is this when he found out that the hotel did not provide free flow mineral water in rooms Many of us proclaim we love traveling, but fall to criticizing and complaining as quickly as we buy our plane tickets nowadays We can t even imagine the kind of traveling , or like probably Maggie Tiojakin would prefer , exploring , like Agustinus Wibowo has done and is still doing in Central Asia.Agustinus, a non Muslim Indonesian, dared to penetrate into the remotest corners of countries like Afghanistan the focus of this book , which to most people in the world have become synonymous with Muslim extremists How can a foreigner, over someone who s not a Muslim, survive Afghanistan that is not just Kabul or Bamiyan Even going to Kabul would already be extremely going too far for most of us Surviving in Afghanistan for Agustinus didn t mean staying behind the safe walls of luxurious hotels, enjoying a life that most Afghans have never tasted He took to the road, traveling, sleeping, and eating like ordinary Afghans do, sometimes with not much money left in his pocket He went through ordeal after ordeal crossing icy rivers with the risk of drowning and other difficult terrains, walking alone for hours with an empty stomach on the mountains, eating unhygienic foods, sleeping in samovar with cruel flies, facing bomb and gun threats all that, he reminds us, is probably only one in a lifetime experience for those who are brave enough to try, but a day to day reality for most Afghans This should kick some sense into us.The rewards are amazing, though not only Agustinus was able to see and experience the fantastic cultural and natural heritage that Afghanistan has to offer and are long untouched by the world outside he also met so many nice people along the way, who helped him without hoping for any return,
who were willing to share what little they had with a guest To find human kindness in a place like Afghanistan must have been the greatest prize of all.The result of Agustinus detailed, vivid, fascinating writing is an earnest, rare account of the present Afghanistan a nation torn by war with foreign forces and among themselves, but exactly the place where humanity still lives amongst the dust that s everywhere When Indonesians call their motherland tanah air , soil and water , Afghans call theirs khaak , dust Selimut Debu gives us an insight to Afghan culture and the way the people think what are important for them, what they think is right or wrong, what they love and what they hate And just like Afghans are not just one homogeneous group of people, their values and opinions too varied Agustinus too had opinions of his own, but he did not judge, although he was clear in showing his disapproval of organizations that claimed to be helping and rebuilding Afghanistan, when what they did was taking advantages for themselves and forcing Afghans to accept foreign ways that might not be suitable for them.Agustinus experienced, empathized, and tried to understand He didn t just come, make pictures, and leave again He breathed Afghanistan and we re lucky that he s a damn fine writer that can share what he learnt with us To me, he lifted the burqa that veiled not only the Afghan women, but the whole country in my ignorance I hope this book will soon be available in other languages people need to read what Agustinus had found in his journey.His second book, about his time in some Central Asian countries, is going to be published soon I just can t wait 37. Azia Tragedi menara kembar World Trade Center 11 september 2011 membuat negara Afghanistan menjadi bulan bulanan Amerika Karena pemerintahan taliban melindungi pimpinan Al Qaeda,most wanted person of the world orang yang diduga bertanggung jawab atas peristiwa WTC,Osama bin Laden Sejak ribuan tahun lalu,Afghanistan tidak pernah sepi dari pertikaian dengan orang asing atau sesamanya sendiri.Afghanistan yang terletak di asia tengah memiliki alam yang keras Padang gersang dan berdebu Entah apa yang Tragedi menara kembar World Trade Center 11 september 2011 membuat negara Afghanistan menjadi bulan bulanan Amerika Karena pemerintahan taliban melindungi pimpinan Al Qaeda,most wanted person of the world orang yang diduga bertanggung jawab atas peristiwa WTC,Osama bin Laden Sejak ribuan tahun lalu,Afghanistan tidak pernah sepi dari pertikaian dengan orang asing atau sesamanya sendiri.Afghanistan yang terletak di asia tengah memiliki alam yang keras Padang gersang dan berdebu Entah apa yang ada di pikiran Agustinus Wibowo sehingga membulatkan tekadnya ke Afghanistan Negara yang berbahaya,jangankan untuk orang asing bagi rakyatnya saja tidak aman Setiap waktu mengintai ancaman perampokan,penculikan,ranjau darat, dan bom bunuh diri Harga nyawa manusia disana lebih murah dibandingkan harga keledai.Perjalanannya keliling Afghanistan ini mengulas kondisi Afghanistan dari kota besar seperti Kabul hingga pelosok pelosok perbatasan Afghanistan Mayoritas rakyat Afghanistan berasal dari etnis Pashtun Disamping itu masih ada etnis minoritas lainnya seperti Tajik,Uzbek dan Hazara Kesukuan sangat lekat dan satu sama lain saling mencurigai Karena Agustinus memiliki ciri ciri wajah yang mirip etnis Hazara,sehingga tak jarang mendapat diskriminasi karena dianggap orang Hazara.Mungkin orang luar menganggap burqa sebagai sebuah penjara bagi kaum perempuan Sementara bagi perempuan Afghanistan terutama Pashtun,hal tersebut adalah budaya Hingga etnis minoritas pun mau tak mau mengikuti memakai burqa karena taliban mewajibkannya Mahar untuk perkawinan sangat mahal Sehingga banyak yang memilih tidak menikah Satu hal yang mengejutkan saya adalah budaya Pashtun yang menyukai berhubungan seks dengan bocah lelaki yang disebut Bachabazi Astaghfirullah Bagaimana mungkin perilaku seks menyimpang dianggap sebuah adat yang lumrah Sekalipun sudah mempunyai istri kebiasaan play with boy masih sukar ditinggalkan Agustinus sendiri hampir diperkosa oleh laki laki.Keberadaan lembaga donor internasional pasca jatuhnya Taliban menjamur di Afghanistan Relawan asing yang datang bertujuan mulia untuk membantu Afghanistan bangkit dari keterpurukan sisa perang Sayangnya dari sekian juta dollar,entah berapa yang benar benar dirasakan manfaatnya bagi rakyat Rakyat Afghanistan tetap miskin Pekerjaan tak ada,harga kebutuhan mahal, krisis air bersih Sementara ekspatriat digaji ribuan dollar,kompensasi yang dirasa tepat mengingat risiko mereka di Afghanistan Jika untuk gaji staff dan security sudah habis sekian banyak,tinggal berapa sisa budget untuk program yang benar benar ditujukan untuk rakyat Afghanistan.Hidup yang keras di Afghanistan membuat sebagian besar rakyatnya mencari negeri impian Iran dan Pakistan,dua negara tetangga yang menampung pengungsian dari Afghanistan Semakin banyak jumlah pengungsi membuat masalah baru bagi keduanya sehingga pasca jatuhnya pemerintahan Taliban, pengungsi Afghanistan dipulangkan ke kampung halaman mereka Indonesia sendiri seringkali disinggahi oleh Immigran gelap Afghanistan yang menuju Australia.Dari foto foto yang diselipkan di tengah buku,perhatian saya terhenti di gambar kamera model kuno masih dipakai Agustinus merekam kehidupan rakyat Afghanistan dari keramahan, kegetiran, ketakutan dan mimpi mimpi mereka Walaupun pengalamannya tak melulu beruntung,ditinggal pergi sopir truck, dirayu dokter hingga babak belur dipukul polisi Agustinus benar ada satu sisi yang tak bisa ia masuki kecuali di daerah Wakhan yaitu sisi perempuan yang tertutup oleh Burqa Cerita dari Lam Li cukup melengkapi bagian yang
terasa bolong bagi saya yaitu bagaimana kehidupan wanita Afghanistan di balik burqanya 38. Maggie Tiojakin Pertama kali saya membaca naskah Selimut Debu itu sekitar 2 tahun lalu Saat itu, naskahnya masih mentah, tapi sudah sangat menjanjikan Saya takjub membaca tentang petualangannya, belum lagi kalau secara langsung diceritakan lewat telfon atau instant messenger momen momen genting yang harus dia lalui demi semangat eksplorasi yang membara dalam dirinya Bagi saya, ceritanya ajaib semua, dalam arti pengalamannya merantau di tanah asing tak ubahnya sebuah anekdot panjang tentang perjalanan Pertama kali saya membaca naskah Selimut Debu itu sekitar 2 tahun lalu Saat itu, naskahnya masih mentah, tapi sudah sangat menjanjikan Saya takjub membaca tentang petualangannya, belum lagi kalau secara langsung diceritakan lewat telfon atau instant messenger momen momen genting yang harus dia lalui demi semangat eksplorasi yang membara dalam dirinya Bagi saya, ceritanya ajaib semua, dalam arti pengalamannya merantau di tanah asing tak ubahnya sebuah anekdot panjang tentang perjalanan hidup anak manusia di tengah belantara keduniawian tangis, tawa, amarah, sedih, lega Dan juga ajaib karena apabila saya yang ada di posisi dia, saya yakin sudah lama saya kembali ke tanah air demi menghindari masalah dan ketidak nyamanan yang seringkali mengisi keseharian Agus Karena itu, saya mengagumi dia sebagai seorang penjelajah Eksplorer Dan selebihnya kemampuan dia menulis, memotret, dan menatap jauh ke dalam relung jiwa penduduk Asia Tengah pria, wanita, dan anak anak yang dunianya terselubung dalam lapisan debu gurun itu adalah bonus yang luar biasa Saya harap pembaca akan tergugah membaca kisah kisah kemanusiaan yang direkam Agus selama perjalanannya dalam buku ini dan saya juga berharap Agus akan terus merekam perjalanan selanjutnya menjadi mata, telinga, hidung, mulut, dan perasa bagi kita semua yang duduk buta di kenyamanan rumah kita, ribuan mil jauhnya dari perang, kelaparan, dan dahaga Karena dengan begitu kita boleh menghargai apa yang selama ini kita sepelekan Lima bintang untuk Selimut Debu atau tepatnya, untuk menyingkap apa apa saja yang ada di balik rengkuhannya Selamat membaca Selamat berpetualang 39. Sweetdhee Dari Kursi di baris ketigadi depan sanaia bersenandunghanya dua baitmengenai kelelahanmengenai kecintaanmengenai tanah airdari sini, di kursi pada baris ketiga saya mendengarnya berbicaradengan bibirnya saya berkelanake kota kota tak terjamah anganmasuk ke dalam tiap hati penghuninyajauh dari nada sumbang berselimutkan kapitalisdengan matanya saya menjelajahhingga menuju surga tak terjangkau mimpitertutup lembah bagai sangkarmenikmati warna dari tiap wajahyang garis beda nya menegaskan batas,me Dari Kursi di baris ketigadi depan sanaia bersenandunghanya dua baitmengenai kelelahanmengenai kecintaanmengenai tanah airdari sini, di kursi pada baris ketiga saya mendengarnya berbicaradengan bibirnya saya berkelanake kota kota tak terjamah anganmasuk ke dalam tiap hati penghuninyajauh dari nada sumbang berselimutkan kapitalisdengan matanya saya menjelajahhingga menuju surga tak terjangkau mimpitertutup lembah bagai sangkarmenikmati warna dari tiap wajahyang garis beda nya menegaskan batas,menyembulkan dendam mengakar,nyaris menghancurkan seonggok kebanggaandan belum mau berhentidemi kepentingan hewan berkedok kemanusiaanlirih saya dengar dari sinidari kursi pada baris ketigalagu yang mengantar saya takjub menerkasuka cita yang tertuang pada tiap butir debusenyum yang tersembunyi di balik kain berjendelabukan lagi hanya derita tua peradabanyang mengacu pada candu kemunafikkan Sore di Festival Buku, Depok Town Square, 30 April 2011perjalanan itu bukan sekedar kemana tujuan nya berasa ditabrak debu baca buku ini 40. Hadiyatussalamah Pusfa Khaak Debu dan perang Itulah Afghanistan.Tapi ternyata, Afghanistan itu lebih dari sekedar khaak Perjalanan yang dialami oleh Agustinus Wibowo menjadi sangat menarik untuk dibaca karena perjalanannya yang tidak biasa Nyaris seperti menggelandang di negeri orang Pergi dari satu desa ke desa lainnya, lembah, bukit, sungai, pegunungan, padang pasir, semua dilewati Itupun dengan menumpang ke Falang Coach, truk, atau kendaraan apapun yang ada Seringkali dengan ongkos yang sangat mahal karena Khaak Debu dan perang Itulah Afghanistan.Tapi ternyata, Afghanistan itu lebih dari sekedar khaak Perjalanan yang dialami oleh Agustinus Wibowo menjadi sangat menarik untuk dibaca karena perjalanannya yang tidak biasa Nyaris seperti menggelandang di negeri orang Pergi dari satu desa ke desa lainnya, lembah, bukit, sungai, pegunungan, padang pasir, semua dilewati Itupun dengan menumpang ke Falang Coach, truk, atau kendaraan apapun yang ada Seringkali dengan ongkos yang sangat mahal karena beliau ini orang asing, terkadang karena beliau dikira etnik Hazara etnik mongoloid di Afghanistan Pernah dicopet hingga uang tak bersisa Pernah ditinggal kendaraan yang janji akan mengangkut.Tapi dengan perjalanan seperti ini, justru kita bisa ikut mengenal adat kebiasaan di Afghanistan sana Salah satu hal unik adalah cara salam mereka Sangat panjang Chetor asti Khob asti Jonet jur asti Sihat khob asti Famil shoma khob asti Khona khairiyat ast Aman asti Aram asti Zinda boshi Monda naboshi Apa kabar Baik baik sajakah Semangatmu baikkah Kesehatanmu baik Keluargamu baik baik saja Rumahmu baik baik Aman Santai Hidup terus Jangan kecapekan Dan masih disambung dengan Diga chi gab ast Masih ada kabar apa lagi Panjang kan Afghanistan juga terdiri dari berbagai macam etnik Ada Pashtun, Tajik, Hazara Tapi sayang,
hubungannya tidak harmonis Perbedaan agama merupakan pemicu utamanya, antara Sunni dan Syiah Legenda Ali bin Abi Thalib nya udah ga masuk akal lagi Tapi ya itu, taqlid Sampe ada semacam ziarah ke sebuah danau Band e Amir dan harus dicelup ke dalam air sebanyak 3 kali bayangkan menjelang musim dingin sambil berteriak, Ya Ali madad Wahai Ali, tolong untuk menghilangkan kenestapaan, musibah, nyembuhin penyakit Penganut Syiah di sana sangat percaya dengan legenda ini Dan korban jiwanya banyak, salah satunya karena infeksi paru paru Afghanistan merupakan negara dengan penyandang cacat terbanyak di dunia Terjebak dalam suasana perang selama lebih dari 3 dekadelah yang menyebabkan ini semua terjadi Memang ada beberapa daerah rawan yang penuh ranjau Salah melangkah sedikit, anggota badan hilang Lebih beruntung jika dibandingkan dengan kehilangan nyawa tergantung sudut pandang sih Kehilangan 1 kaki, 2 kaki, tangan, merupakan hal biasa Bahkan ada sebuah rumah sakit yang khusus menangani kebutuhan orang orang cacat Rehabilitasi kaki palsu Dokter dan staf rumah sakit pun kebanyakan mengalami hal yang sama Keren ya Makanya bisa lebih empati, karena tau rasanya kehilangan anggota badan.Keadaan perang ini juga membuat banyak warganya mengungsi ke negara tetangga, Iran dan Pakistan Saat Uni Soviet pertama kali menginvasi Afghanistan, kedua negara ini lah yang membuka lebar lebar pintu untuk pengungsi Tapi ternyata perang tidak sehari dua hari Hal ini berlangsung puluhan tahun Lama kelamaan kedua negara tetangga pun menerima terlalu banyak beban sehingga sekarang sudah tidak secara bebas lagi menerima pengungsi Visa dipersulit Pekerjaan dipersulit, hanya bisa menjadi pekerja kasar Di negara tetangga hidupnya sulit, di negara sendiri sedang berperang Astaghfirullah bingung mau cerita apa lagi, banyak banget sebenernya, detailnya, emag lebih enak baca sendir sih Kadang saya suka takjub sendiri selama baca buku ini Kok bisa ya orang orang hidup di tempat seperti ini Mungkin salah satu hal yang bisa diteladani oleh kita adalah semangat pantang menyerah orang Afghan sebenernya, kalo baca buku ini, agak kurang tepat menyebut orang Afghan Istilah ini hanya me refer ke 1 etnik, yaitu Pashtun Tapi apa daya, semua orang menganggap sama saja hehe Pantang menyerah, maka bisa terus bertahan sampai sekarang Meski keadaan sulit Meski teror bom selalu menunggu.Di epilog, penulis menutup buku dengan kisah baru Perjalanan menuju Tajikistan, tetangga Afghanistan Sebuah negara harapan Kata orang orang Afghan.Can t wait to read Garis Batas besok kuliah woy Sampai di Ishkashim, diseret polisi dari Falang Coach Polisi itu membolak balikkan paspor serius bgt Padahal bacanya tibalik SDSasapedahan dari Ceko lintasi Rusia, Kazakhstan, Uzbekistan, Kirgistan, Tajikistan, Afghanistan, dg tujuan akhir India SDDagingnya berwarna hitam Jika dikibaskan, warna hitamnya menghilang, berubah menjadi lalat yg beterbangan SelimutDebu merinding Setahun lebih ia tinggal di Indonesia, cuma tahu kata berapa tentang Ramazan SelimutDebu Diskriminasi, kata dokter Najmuddin, di sini memang ada diskriminasi 95% staf di RS ini adl penyandang cacat.Tetapi kl boleh saya menyebutnya, ini diskriminasi positif Ada titik teuing kota teuing naon namanya Farah loh di Afghanistan Baru tau farahdiputriBahkan ada jejak Indonesia di Peshawar Bung Karno pernah berpidato disana Ga aneh kl ada pertigaan namanya Soekarno Chowk Square Tapi pas ditanya arti Soekarno apa, jawabannya malah aha, mungkin pahlawan dari India gubrag SelimutDebuAda petanya SelimutDebu pdhl baru beres prolog dan emang ada banyak lagi peta Kandahar tidak ada apa apanya Tapi hati2 kalau kau ke Ghazni Keadaannya parah Kasur dan selimutnya banyak kutu.Wakhan adl surga tersembunyi, diapit 41. Basmah Thariq Asia bagaikan tubuh hidup yang terdiri dari atas tanah dan air Jantung yang berdetak di dalamnya adalah Afghanistan Kehancuran Afghanistan adalah kehancuran Asia Kemajuan dan kemakmurannya adalah kesejahteraan Asia Allama Iqbal Apa yang ada dibenakmu tentang Afghanistan Negara gersang dengan perbukitan yang gundul atau laki laki yang berjeggot tebal dan perempuan yang menutup diri dibalik burqanya atau negeri dengan Islam extrem yang terkenal dengan Talibannya atau juga negeri penuh de Asia bagaikan tubuh hidup yang terdiri dari atas tanah dan air Jantung yang berdetak di dalamnya adalah Afghanistan Kehancuran Afghanistan adalah kehancuran Asia Kemajuan dan kemakmurannya adalah kesejahteraan Asia Allama Iqbal Apa yang ada dibenakmu tentang Afghanistan Negara gersang dengan perbukitan yang gundul atau laki laki yang berjeggot tebal dan perempuan yang menutup diri dibalik burqanya atau negeri dengan Islam extrem yang terkenal dengan Talibannya atau juga negeri penuh debu dan peperangan yang tak kunjung usai Tidak ada yang salah dengan semua persepsi yang ada dibenakmu saat ini Afghanistan adalah sebuah negeri impian bagi para penduduknya yang telah bermigrasi ke berbagai negara seperi Pakistan, India, Iran dan belahan dunia lainnya akibat perang yang tak kunjung usai Dan Agustinus Wibowo menceritakan kisah perjalanannya ke negeri Selimut Debu dengan begitu apik seakan kita ikut dalam petualangannya.Tapi bagiku, membaca buku ini bukan sekedar ikut dalam perjalanan sang penulis, tapi buku ini membuatku lebih mengenal dirimu Bagaimana setiap lembar yang ditulis oleh Agus adalah kisah tentang dirimu yang tak pernah terungkap sebelumnya Dan akupun larut dalam kisah kisah yang diceritakan Agus melalui buku ini.Kau beruntung Kau tidak termasuk anak anak afghani seperti yang diceritakan Agus lewat bukunya dimana banyak sekali anak anak yang tidak sekolah, bahkan tidak bisa membaca tulis Kau
beruntung Kau bisa sekolah di luar negeri, di sekolah penerbangan yang bergengsi Semoga kelak kau bisa membantu negerimu dengan tanganmu yang kokoh, seperti sering kau bilang bahwa kita harus membantu yang lemah.Lewat buku ini, sekarang aku mengerti mengapa kau bisa berbahasa urdu Dimana pada zaman Taliban masih berkuasa, terjadi pengungsian yang besar besaran ke Pakistan Taliban membuat negeri ini lumpuh, tak berdaya, ditambah dengan peperangan dimana mana bahkan terjadi kebencian antar suku yang begitu menyolok Sehingga Pakistanlah tempat untuk berlindung dan mencari kehidupan yang lebih baik.Syukurnya, engkau tidak punya pikiran kolot dan islam extrem yang selama ini kubayangkan tentang Afghanistan Kau tidak berjenggot tebal Kau punya pikiran yang moderat Dan yang paling aku sukai dari dirimu adalah bagaimana kau menghargai orang lain Pemikiranmu yang tajam dan hatimu yang lembut membuat aku suka berbicara denganmu berjam jam Mungkin inilah efek dari pendidikan dan pengalaman hidup yang keras.Melaui novel ini, sebagian pertanyaanku tentangmu terjawab Novel Selimut Debu bukan sekedar cerita tentang seorang traveler keliling dunia dengan gegap gempitanya, tapi ini sebuah cerita tentang petualangan yang menampilkan kisah kisah yang tak pernah kalian tahu sebelumnya Tentang budaya, islam, kepedihan, peperangan, kehancuran hidup dan tentang persaudaraan Tak heran ada pepatah Afghan Hari pertama adalah teman, hari berikutnya jadi saudara 42. Abi Ghifari Agustinus Wibowo kembali mewartakan pengalamannya menjadi penjelajah Kali ini negara yang dikunjunginya adalah Afghanistan Di negeri yang telah bersinonim dengan perang tiada akhir, kekacauan, ledakan ranjau dan bom, kemiskinan dan kelaparan, Agustinus justru menemukan sisi penting dari manusia yang sudah seharusnya tolong menolong dan bahu membahu dalam kesulitan Para warga negeri perang ini tak pernah sungkan maupun segan untuk menjamu tamu yang bagi mereka telah menjadi kewajiban dan bahka Agustinus Wibowo kembali mewartakan pengalamannya menjadi penjelajah Kali ini negara yang dikunjunginya adalah Afghanistan Di negeri yang telah bersinonim dengan perang tiada akhir, kekacauan, ledakan ranjau dan bom, kemiskinan dan kelaparan, Agustinus justru menemukan sisi penting dari 43. Sharulnizam Mohamed Yusof Penat Saya sememangnya letih mengembara dengan Agustus sepanjang pembacaan saya Tetapi, penat ini saya kira berbaloi, kerana Selimut Debu benar benar mengujakan Melalui Selimut Debu, saya seolah olah turut sama dengan Pak Agus menelusuri jalan jalan Afghanistan yang penuh dengan khaak, yakni debu Setiap sudut daerah Afghanistan dihuraikan dengan jelas dan baik, sekaligus memaksa saya dengan rela untuk mencari maklumat lanjut di internet Mengkagumkan sekali, bagi seorang individu yang terha Penat Saya sememangnya letih mengembara dengan Agustus sepanjang pembacaan saya Tetapi, penat ini saya kira berbaloi, kerana Selimut Debu benar benar mengujakan Melalui Selimut Debu, saya seolah olah turut sama dengan Pak Agus menelusuri jalan jalan Afghanistan yang penuh dengan khaak, yakni debu Setiap sudut daerah Afghanistan dihuraikan dengan jelas dan baik, sekaligus memaksa saya dengan rela untuk mencari maklumat lanjut di internet Mengkagumkan sekali, bagi seorang individu yang terhad pengetahuannya tentang bumi Afghanistan ini Mungkin, catatan Pak Agus ini sudah tidak sama lagi dengan keadaan hari ini kisah ini sekitar tahun 2007 2008 , tetapi buku ini berjaya membuang sedikit sebanyak persepsi saya tentang Afghanistan Saya tidak sabar mahu terus mengembara dengan Pak Agus melalui buku bukunya yang lain.Tahniah Pak Agus, bukan calang calang orang yang nekad dan berani sebegitu.Oh ya Pak Agus ini saya rasa seorang berketurunan Cina Ini bukan sesuatu yang aneh, tetapi bagi saya membaca buku yang menggunakan bahasa Indonesia yang tidak banyak beza dengan Bahasa Malaysia dan ditulis sepenuhnya oleh beliau, ini satu lagi kekaguman saya Bukan mahu bersikap rasis, tetapi ikhlas saya katakan saya berasa bangga dengan hasil ini 44. Widwod Pas pertama denger buku ini mau di jual, langsung pesen di inibuku.com, begitu datang langsung baca..sayangnyaaq kehilangan mood membaca di tengah tengah ceritanya entah kenapa..padahal pada saat cerita cerita Agustinus Wibowo senpai ini dimuat di rubrik petualang Kompas, pasti ditunggu tunggu.Sekarang saatnya membaca lagi..setelah sekian bulan dicuekin..yoshhh ganbatte Widwod chanyou can make itabis itu beli buku keduanya..jkt, 8 Mei 2011 23 Mei 2011Yoshh buku ini pun selesai sudah Pas pertama denger buku ini mau di jual, langsung pesen di inibuku.com, begitu datang langsung baca..sayangnyaaq kehilangan mood membaca di tengah tengah ceritanya entah kenapa..padahal pada saat cerita cerita Agustinus Wibowo senpai ini dimuat di rubrik petualang Kompas, pasti ditunggu tunggu.Sekarang saatnya membaca lagi..setelah sekian bulan dicuekin..yoshhh ganbatte Widwod chanyou can make itabis itu beli buku keduanya..jkt, 8 Mei 2011 23 Mei 2011Yoshh buku ini pun selesai sudah membacanya Ga rugi de punya buku ini, meski butuh berbulan2 untuk bisa khatam karna ilangnya mood membaca tergantikan baca buku pembunuhan mulu Bagaimana ya rasanya jalan2 eh salah berpetualang keliling dunia dengan jalan darat, modal dengkul dan bisa berbaur dengan budaya lokal ehmm ga kbayangkan..but ternyata ada orang yang berhasil Iri pasti dunk..kagum so pastilah..pengen ngarep bangget lah boleh ikut ga ya di next adventure nya p Paling suka pas baca pengalamannya naik turun truk maupun Falang coach
45.
46.
47.
48.
49.
cari tebengan, harus tidur di warung2 dan bercengkrama dengan orang lokal Hanya bisa takjub bahwa di jaman ini masih banyak orang yang menganggap tamu itu istimewa, layak dihormati Aiko Ini adalah buku pertama mengenai catatan perjalanan yang saya baca dan saya hanyut ke dalamnya, menjelajah negeri yang terkenal dengan perang dan Taliban.Buku ini tak hanya menyajikan cerita perjalanan si penulis namun juga adat istiadat, keadaan geografis dan juga sejarah Membuat saya memahami sisi lain dari Afghanistan.Selama membaca buku ini perasaan serasa diaduk aduk dengan keadaan yang diceritakan, ngeri berbalut kasihan Namun timbul juga dalam benak bahwa Afghanistan sebenarnya adalah n Ini adalah buku pertama mengenai catatan perjalanan yang saya baca dan saya hanyut ke dalamnya, menjelajah negeri yang terkenal dengan perang dan Taliban.Buku ini tak hanya menyajikan cerita perjalanan si penulis namun juga adat istiadat, keadaan geografis dan juga sejarah Membuat saya memahami sisi lain dari Afghanistan.Selama membaca buku ini perasaan serasa diaduk aduk dengan keadaan yang diceritakan, ngeri berbalut kasihan Namun timbul juga dalam benak bahwa Afghanistan sebenarnya adalah negeri yang indah seandainya tidak ada perang beberapa dekade itu.Ingin rasanya jalan jalan ke lembah Bahmiyan melihat patung Budha tertinggi di dunia seandainya itu masih ada dan tidak takut akan ranjau yang sewaktu waktu meledak apabila kita salah langkah Menyusuri Kabul dan kota kota lain tanpa rasa takut menjadi korban penculikan terhadap orang asing, tanpa pemandangan orang orang cacat korban perang dengan kaki kaki palsu mereka atau bom bunuh diri yang banyak terjadi Dan juga mengunjungi sisa sisa perabadan kuno yang terletak di sudut sudut terpencil Afghanistan Imas Buku pertama karya Agustinus Wibowo yang aku baca, mengundang minat membacanya justru setelah melihat review buku terbaru beliau di goodreads yang banyak memuji dan memuja Tapi tentu kurang elok jika langsung membaca buku ketiga karya Agustinus karena sepertinya ketiga buku tersebut memiliki keterkaitan Membaca kisah perjalanan Agustinus ke negara yang cukup membuat gentar memberikan kesan kengerian, kesedihan dan hal hal lain yang tentunya tidak berkaitan dengan keriaan Bahkan hal hal yang s Buku pertama karya Agustinus Wibowo yang aku baca, mengundang minat membacanya justru setelah melihat review buku terbaru beliau di goodreads yang banyak memuji dan memuja Tapi tentu kurang elok jika langsung membaca buku ketiga karya Agustinus karena sepertinya ketiga buku tersebut memiliki keterkaitan Membaca kisah perjalanan Agustinus ke negara yang cukup membuat gentar memberikan kesan kengerian, kesedihan dan hal hal lain yang tentunya tidak berkaitan dengan keriaan Bahkan hal hal yang semestinya lucupun terasa ironis.Banyak hal hal yang membuat kening berkerut,sebagai muslim terasa menyakitkan dan rasa rasa tidak ingin percaya Namun apapun itu, diantara debu,penderitaan dan maut yang mengintip, sisi sisi kemanusiaan selalu ada, penghormatan dan kasih sayang antar manusia tetap ada Asy_syahrun sekilas, buku ini mengingatkan saya pada film into the wild ya, berpetualang di alam liar mencari mencari jejak diri di alam liar Namun, ternyata buku ini bukan sekadar merekam pencarian jati diri sang penulis buku ini juga mencatat kondisi sosial budaya masyarakat yang dilaluinya secara mendalam buku ini telah membuka selimut tabir debu yang selama ini menutupi tanah afghanistan dan memang, agustinus wibowo bukan alex supertramp yang cenderung asosial mungkin agus lebih seperti ibn batu sekilas, buku ini mengingatkan saya pada film into the wild ya, berpetualang di alam liar mencari mencari jejak diri di alam liar Namun, ternyata buku ini bukan sekadar merekam pencarian jati diri sang penulis buku ini juga mencatat kondisi sosial budaya masyarakat yang dilaluinya secara mendalam buku ini telah membuka selimut tabir debu yang selama ini menutupi tanah afghanistan dan memang, agustinus wibowo bukan alex supertramp yang cenderung asosial mungkin agus lebih seperti ibn batutah atau pun marco polo Haya Najma Buku ini aku dapat di bazar Gramed Matraman seharga 20 ribu Aku beli karena penasaran, kata orang bagus Lalu aku baca dan mengharamkan diri untuk ganti buku lain sebelum ini selesai Dan well, di dalamnya kita seperti sedang dibawa berjalan menuju negeri yang begitu wow Semua rasa yang ditulis penulis seakan terasa Bahkan saat perjalanan ke Semarang beberapa hari berikutnya saya merasa dan membayangkan tulisan itu lagi Tentang truk tua dan transportasi yang tangguh di medan berat di Afganis Buku ini aku dapat di bazar Gramed Matraman seharga 20 ribu Aku beli karena penasaran, kata orang bagus Lalu aku baca dan mengharamkan diri untuk ganti buku lain sebelum ini selesai Dan well, di dalamnya kita seperti sedang dibawa berjalan menuju negeri yang begitu wow Semua rasa yang ditulis penulis seakan terasa Bahkan saat perjalanan ke Semarang beberapa hari berikutnya saya merasa dan membayangkan tulisan itu lagi Tentang truk tua dan transportasi yang tangguh di medan berat di Afganistan Adek Sering secara tidak sadar saya memegang dada dan mengernyitkan dahi ketika membaca beberapa bagian, Agustinus dalam perjalanan dan tulisannya berhasil menyuguhkan sesuatu yang lain kadang menyakitkan, kadang miris, dan sering juga membuat saya merinding.Tak banyak dari mereka, para pejalan, memilih tapak dan lekuk
jalanan yang ditempuh Penulis Afganistan, negeri yang masih berselimut debu dan perang itu ternyata sangat baik dalam memuliakan tamu, tak peduli semiskin apapun mereka. 50. Syandrez Prima Putra Buku yang sangat mencerahkan Kini rasanya jauh lebih mengenal Afghanistan daripada yang selama ini dibayangkan Negeri berselimut debu, yang dulu bergelimang kemajuan peradaban, menjadi rebutan digdaya dunia, kini berubah menjadi negeri penuh konflik, teror, peperangan, dan terbelakang dalam kemajuan zaman Namun ia mampu mengajarkan banyak hal tentang kemanusiaan dan kehormatan. 51. Nadia Fadhillah Agustinus Wibowo terus menjadi penulis perjalanan favorit saya Sudut pandangnya kaya, luas, dan dengan begitu lugu melihat sebuah perjalanan Buku ini baru hadir di hidup saya awal tahun ini, menjadi salah satu buku mengantar kedewasaan pasca usia 25 tahun Waktu yang tepat.