Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 216- 226 WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT KOTA BANDA ACEH TERHADAP KETERSEDIAAN SOLAR HOME SYSTEM (SHS) DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK RUMAH TANGGA Muhammad Yasar Daud1*, Nur Aidar2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh e-mail :
[email protected] 2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, e-mail:
[email protected]
Abstract This study aimed to analyze the wishes of the people in Banda Aceh to pay availability Solar Home System (SHS) as well as the factors that influence it. The model used in multiple linear regression analysis using Contingen. Valuation Method available, between variables are: income (Y), education (EDU), Strata Golongan Tarif (SGT), knowledge (PSHS), and WTP as the dependent variable. Regression analysis show be the variables are positive and statistically significant is the income variable, knowledge of Solar Home Systems, and trata golongan tarif, while the educational variables affect positively but not significantly. Keywords: Willingness to Pay, Solat Home System (SHS), Solar Sell, Household Coustomer of Elictricity. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keinginan masyarakat Kota Banda Aceh untuk membayar ketersediaan Solar Home System (SHS) serta factor-faktor yang memengaruhinya. Adapun model yang digunakan adalah analisis regresi liner berganda dengan menggunakan Contingen Valuation Method (CVM). Terdapat empat variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini dan satu variabel dependen, di antara variabel tersebut adalah: Pendapatan (Y), pendidikan (EDU), strata golongan tarif (SGT), pengetahuan tentang (PSHS), dan WTP sebagai variabel dependen. Berdasarkan hasil analisis regresi, variabel yang berpengaruh positif dan signifikan secara statistik adalah variable pendapatan, pengetahuan solar home system, dan strata golongan tarif, sedangkan variable pendidikan berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan. Kata Kunci: Willingness to Pay, Solar Home System (SHS), listrik Tenaga Surya, Pelanggan Listrik Rumah Tangga.
PENDAHULUAN 216
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 216- 226 Perkembangan zaman yang pesat dewasa ini telah mengantarkan masyarakat pada kehidupan yang semakin moderen, hal ini pula yang turut mengakibatkan ketergantungan yang sangat besar terhadap ketersediaan sumber daya energi, baik sumber daya energi primer yang berasal langsung dari alam maupun energi sekunder serta energi final. Adapun energi final merupakan salah satu energi yang sifatnya sudah siap untuk digunakan oleh pengguna akhir, salah satu bentuk energi final yang telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat saat ini adalah energi listrik, listrik dimanfaatkan baik bagi keperluan sehari-hari rumah tangga, hingga untuk keperluan industri, baik dalam skala kecil ataupun besar. Diketahui bahwa listrik pada dasarnya merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik untuk kegiatan industri (Saepudin, 2013). Saat ini di Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan akan energi listrik sebagian besar masyarakat masih dilayani oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN), sehingga semua aktivitas masyarakat baik rumah tangga, pendidikan, maupun industri yang bergantung pada ketersediaan tenaga listrik akan sangat dipengaruhi oleh kinerja dari PLN. Karena itu, apabila sumber pembangkit listrik yang digunakan PLN mengalami masalah karena berbagai hal sehingga listrik padam, maka akan sangat besar dampak yang dirasakan oleh masyarakat. Sementara sumber energi yang digunakan oleh PLN saat ini masih didominasi oleh energi fosil, diantaranya seperti bahan bakar minyak dan batu bara yang tentu saja persediaannya semakin hari semakin berkurang. Semakin langkanya bahan bakar fosil maka seiring dengan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadapnya, hal ini tentu saja berimbas pada masalah krisis energi (Astra, 2010). Polusi yang dihasilkan pada pembakaran fosil merupakan faktor terbesar terjadinya asap, hujan asam, dan pemanasan global, oleh karena itu energi terbarukan dan ramah lingkungan menjadi pilihan yang dinilai tepat sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan listrik yang dapat dimanfaatkan secara jangka panjang dan ramah terhadap lingkungan. Karena Indonesia merupakan Negara yang memiliki potensi energi hijau yang seharusnya dapat dimanfaatkan secara optimal. Di antara energi-energi hijau yang dapat dimanfaatkan dapat di lihat dari Tabel 1 yang menjelaskan tentang sumber-sumber energi potensial yang dimiliki Indonesia sebagai salah satu Negara yang kaya energi. Tabel 1. Sumber Energi Ramah Lingkungan yang Potensial di Indonesia Jenis energy Tersedia Produksi Geothermal 29.164 mw 1.341 mw Hydro 75.000 mw 6.848 mw Biomass 49.810 mw 1.644 mw Solar 4.8kwh/m2/day 22.45 mw Wind 3-6 m/s 1.87 mw Ocean 49 gw 0.01 mw Sumber : Esdm Energy Outlook, 2014.
217
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 216- 226
Gambar 1.Permintaan Baru Pemasangan Listrik Sektor Rumah Tangga PLN Aceh 2014 Kota Banda Aceh merupakan kedua tertinggi di Provinsi Aceh, yaitu 1,055 permintaan melebihi daerah kabupaten atau kota lainnya, sehingga PLN sebagai penyedia layanan kelistrikan sudah seharusnya melakukan penambahan kapasitas kelistrikan. Pembangunan pembangkit listrik baru seperti PLTU Nagan Raya sementara ini diharapkan dapat menambah produksi listrik di Aceh dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna listrik, tetapi mengingat semakin meningkatnya kebutuhan setiap tahunnya terhadap energi listrik baik di sektor industri maupun rumah tangga. Pemanfaatan energi terbarukan untuk menghasilkan tenaga listrik yang ramah lingkungan salah satunya adalah dengan cara memanfaatkan radiasi matahari. Radiasi matahari dimanfaatkan sebagai sumber energi dengan menggunakan sel surya sebagai pengkonversi energi matahari menjadi energi listrik yang sering kita dengar sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan yang diinstalasikan di perumahan disebut Solar House System (SHS). Secara Geografis Kota Banda Aceh terletak antara 050 16’ 15’’ – 050 36’ 16’’ Lintang Utara dan 950 16’ 15’ – 950 22’ 35’’ Bujur Timur, dengan luas administratif sebesar 61.359 Ha atau sekitar 61,36 Km2 merupakan wilayah dengan iklim tropis yang dekat dengan garis khatulistiwa dan mempunyai potensi sinar matahari yang memadai untuk penerapan SHS. Dengan rata – rata intensitas radiasi matahari sebesar 4,8 kWh/m2 (Statistik Daerah Kota Banda Aceh 2013). Oleh Karena itu Kota Banda Aceh memiliki Potensi sebagai wilayah pemanfaatan energi matahari sebagai tenaga pembangkit listrik. Pada wilayah yang mempunyai intensitas cahaya matahari yang cukup, SHS dapat dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan listrik dimasa yang akan datang, memang secara umum bagi masyarakat biaya instalasi pembangkitan SHS lebih mahal dibandingkan membayar rekening listrik perbulannya. Namun diharapkan dengan umur dari SHS ini yang mampu bertahan hingga 35 tahun masyarakat akan lebih diuntungkan dan seiring kemajuan teknologi yang pesat, biaya investasi SHS di masa yang akan datang diperkirakan akan terus menurun, sehingga dengan dihapuskannya subsidi bahan bakar minyak secara bertahap, memungkinkan SHS sebagai salah satu sumber energi listrik terbarukan yang dapat dipertimbangkan sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan pada wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan.
218
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 216- 226 TINJAUAN PUSTAKA Energi Listrik Dalam kehidupan sehari-hari, energi listrik sudah merupakan kebutuhan pokok yang sama pentingnya dengan kebutuhan-kebutuhan lain. Pada umumnya energy listrik digunakan untuk berbagai tujuan seperti sumber tenaga pembangkit energi operasi (mesin-mesin), penerangan, sumber energi barang-barang elektronik, alat pemanas, pendingin udara (air conditioning), alat pengawet (kulkas), pompa air, memasak, penggilingan, pengirikan, dan lain sebagainya. Culp (2008) menjelaskan bahwa energi listrik merupakan energi yang berkaitan dengan aliran atau akumulasi muatan listrik. Energi listrik merupakan bentuk energi yang sangat berguna karena dengan mudah dapat diubah ke hampir semua bentuk energi dengan efisiensi konversi yang tinggi, misalnya energi panas, energi mekanik, dan lain sebagainya. Yusgiantoro (2000) menyatakan bahwa energi listrik termasuk dalam energi sekunder dan komersial yang dapat di pakai dan diperdagangkan dalam skala ekonomis. Abraham, dkk (2001) menyatakan bahwa energi listrik tidak dapat disimpan, memerlukan persediaan yang tepat (reliable) dan penyesuaian waktu dengan permintaan sangat diperlukan. Sedangkan Watson, dkk (2002) menyatakan bahwa energi listrik termasuk barang yang tidak dapat diraba atau dilihat (intongible), diproduksi dan di beli secara terus-menerus. PLTS Solar Home System (SHS) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi yang diubah menjadi energi listrik menggunakan sel surya, kemudian energi disimpan menggunakan baterai dan disalurkan untuk akhirnya dipergunakan sebagai energi listrik. Sistem panel surya yang dipakai di rumah dikenal sebagai SHS (Solar Home System) yang biasanya panel surya tersebut diletakkan di atap rumah atau pun area yang disinari oleh matahari dalam area yang cukup. PLTS SHS juga dilengkapi dengan kabel instalasi, saklar, terminal blok lampu, stop kontak, dan komponen pendukung sehingga pemasangan dapat dilakukan dengan sangat mudah. Selebihnya aplikasi PLTS ini sangat luas meliputi aplikasi back-up power, telekomunikasi atau wartel satelit tenaga surya (solar satellite public phone), sistem pendingin vaksin (vaccine refrigerator), pompa air tenaga surya, sistem lampu lalu lintas, sebagai heater (air dan udara), Penerangan ruangan atau jalan (solar street lamp), Kompor matahari, Pengeringan hasil pertanian, Distilasi air kotor, dan sebagainya. Selanjutnya, PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya juga dapatdigabungkan (sistem hybrid) dengan sumber energi listrik lain, misalnya jaringan PLN, mikrohidro, PLTB-Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau Turbin Angin (wind turbine),Genset, dan lain sebagainya (PLN, 2013). Pengetahuan Lingkungan Manusia memperoleh pengetahuan tentang lingkungan hidup melalui pengalaman kehidupan sehari-hari, dan pendidikan lingkungan hidupnya. Pengetahuan tentang lingkungan hidup yang diharapkan diketahui oleh anak didik antara lain ekologisebagai dasar ilmu lingkungan, lingkungan hidup alam (ekosistem darat dan perairan), lingkungan hidup binaan atau buatan, lingkungan hidup sosial, dan masalah-masalah lingkungan hidup (Dewi, 2009). Dalam penelitian ini pengetahuan lingkungan adalah pengetahuan responden terhadap sumber energi listrik yang yang digunakan pada SHS. Teori Pendapatan 219
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 216- 226 Ratih (2000: 77) pengertian pendapatan yaitu keseluruhan penghasilan masyarakat di suatu Negara dalam kurun waktu satu tahun. Sukirno (1997: 128) mengatakan bahwa pendapatan adalah jumlah dari faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu lahan tertentu. Diakui bahwa pada umumnya tingkat pendapatan masyarakat merupakan salah satu factor penting yang menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat. Tetapi di samping itu terdapat beberapa faktor lain yang adakalanya merupakan faktor yang cukup penting dalam menentukan tingkat kesejahteraan mereka. Faktor tersebut di luar tingkat pendapatan. Faktor-faktor non-ekonomi seperti pengaruh adat isti adat dalam kehidupan masyarakat, keadaan iklim alam sekitar. Partisipasi Masyarakat Menurut Isbandi (2007:27) partisipasi adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasi masalah dan potensi yang ada pada masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan ketertiban masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Pentingnya partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat sehingga suatu kegiatan dapat dilakukan sesuai kebutuhan. Adapun bentuk partisipasi yang dapat diberikan oleh masyarakat dalam suatu program yaitu bias dalam bentuk partisipasi uang, partisipasi tenaga, partisipasi keterampilan, partisipasi social dan partisipasi dalam bentuk lainnya. Metode Valuasi Kontingensi (Contingent Valuation Method) Contingent Valuation Method (CVM) adalah salah satu metodologi berbasis survei untuk mengestimasi seberapa besar penilain seorang/masyarakat terhadap barang, jasa, dan kenyamanan. Metode ini banyak digunakan untuk mengestimasi nilai sesuatu yang tidak diperjual belikan di pasar, sementara metode preferensi tersirat (revealed preference) tidak dapat digunakan. Metode ini dilakukan dengan cara menanyakan secara langsung Willingness to Pay atau kesediaan untuk membayar individu terhadap suatu kondisi lingkungan atau penilaian terhadap sumberdaya alam dan jasa alami dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan (Hanley dan Spash, 1993). Nam dan Son (2005) juga mengemukakan bahwa WTP konsumen terhadap suatu produk dapat mengungkapkan nilai atau harga yang sebenarnya dari produk tersebut berdasarkan persepsi konsumen. Penilaian Ekonomi Penilaian ekonomi atau economic valuation adalah sebuah upaya untuk memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan sumberdaya alam dan lingkungan terlepas dari apakah nilai pasar tersedia bagi barang dan jasa tersebut. Terdapat dua macam metode dalam perhitungan ekonomi yang tidak memiliki pasar (non-market), yaitu secara langsung (survei) dan tidak langsung (revealed WTP).Metode survey dilakukan dengan dua macam cara yaitu Contingent Valuation Method (CVM) dan Discrete Choice Method, sedangkan metode tidak langsung dilakukan dengan tiga cara yaitu Travel Cost Method, Hedonic Pricing, dan teknik Random Utility Model. Metode yang sering digunakan dalam menghitung nilai Willingness to Pay (WTP) yaitu Contingent Valuation Method (CVM).
METODELOGI PENELITIAN 220
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 216- 226 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan pada setiap masyarakat yang berperan sebagai responden dalam penelitian di Kota Banda Aceh. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh pada penelitian ini adalah pendapatan, pengetahuan dampak lingkungan, Strata Golongan Tariflistrik rumah tangga, tingkat kepuasan pelanggan terhadap PLN, dan tingkat pendidikan responden. Sumber dan Jenis Data Data dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang khusus diperuntukkan pada penelitian ini, pengumpulan data primer diperoleh dari hasil wawanara langsung (face-to-face) kepada 150 responden yang merupakan masyarakat di Kota Banda Aceh yang merupakan pelanggan PLN dari golongan rumah tangga. Model Regresi Berganda Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda (multiple regression) yang digunakan sebagai parameter untuk menganalisis keinginan membayar oleh masyarakat untuk ketersediaan Solar Home System (SHS). Hubungan ini dinyatakan sebagai berikut (Gujarati, 2003:849). Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3 X3 +β4 X4 + β5 X5 + e...................................(1) Bentuk model regresi linear berganda pada persamaan (1) diformulasikan kembali dalam penelitian ini sebagai berikut. WTP = β0 + β1Y+ β2PSH+ β3SGT+ β4EDU + e.....................................(2) Di mana WTP adalah Besarnya keinginan membayar untuk adanya SHS, β0 adalah Konstanta β1, β2,β3, adalah Koefisien Estimasi, Y adalah Tingkat Pendapatan responden, PSH adalah Pengetahuan Solar Home System, SGT adalah Strata Golongan Tarif (PLN) Rumah Tangga, EDU adalah Tingkat Pendidikan Responden, dan e adalah Tingkat standar error penelitian Definisi Operasional Variabel Variabel yang merupakan subjek penelitian ini meliputi, Kesediaan membayar (WTP) yaitu apakah responden bersedia membayar untuk menggunakan SHS, dalam satuan rupiah (RP). Pendapatan (Y) Pendapatan merupakan besarnya jumlah penghasilan yang diperoleh responden dari pekerjaannya (rupiah). Pengetahuan Solar Home System (PSH) dalam penelitian ini adalah pengetahuan responden tentang produk SHS serta dampak lingkungan jika penggunaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi listrik (1 = Mengetahui. 0= Tidak mengetahui). Strata Golongan Tarif (SGT) merupakan batas daya energy listrik rumah tangga yang diklasifikasikan berdasarkan strata golongan tarif dinyatakan dalam bentuk Volt Ampere (VA). Tingkat Pendidikan (EDU) adalah berapa lama responden menempuh tingkat pendidikan (tahun).
HASIL PEMBAHASAN 221
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 216- 226 Dari hasil estimasi Tabel 2 secara statistik dapat diketahui bahwa ada tiga variabel yang signifikan terhadap variabel terikat, yaitu pendapatan, pengetahuan solar home system, dan strata golongan tarif karena nilai p-value < 0.05. Jadi variable tersebut memang sangat berpengaruh dalam tinggi rendahnya WTP seseorang dalam penelitian ini. sedangkan variabel pendidikan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan Tabel 2.Hasil Estimasi Regresi Linear Berganda Variabel
Koefisien Estimasi
Standar Error
-2,383e6 4,176 2,577e7 5550,483 711181,941
6,209e6 1,197 3,782e6 2737,697 1,47e6
Konstanta Y Pshs Sgt Edu R2 Adj R2 Dw
= 0,657 = 0,432 = 1,792
Sampel (n) T tabel F tabel F hitung
T-ratio
P-value
-0,384 3,489 6,812 2,027 0,482
0,702 0,001 0,000 0,044 0,631
= 150 = 1,65508 = 3,45 = 27,520
Sumber: Hasil Estimasi (diolah), 2016.
Hasil Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika ditemukan adanya multikolinearitas, maka koefisien regresi variabel tidak tentu dan kesalahan menjadi tidak terhingga. Tabel 3. Nilai VIF Variabel Bebas Variabel independen Pendapatan Pengetahuan solar home system Strata golongan tarif (pln) Tingkat pendidikan
Toleransi 0,702 0,904 0,742 0,745
VIF 1,424 1,106 1,348 1,343
Keterangan Non multikolinearitas Non multikolinearitas Non multikolinearitas Non multikolinearitas
Sumber: Hasil Estimasi, 2016.
Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa model regresi tidak mengalami gangguan multikolinearitas. Hal ini dibuktikan pada nilai toleransi masing-masing variabel bebas yaitu variabel pendapatan sebesar 70,2 persen, variabel pengetahuan SHS sebesar 90,4 persen, variabel strata golongan tarif rumah tangga sebesar 74,2 persen, dan tingkat pendidikan responden sebesar 74,5 persen yang lebih besar dari 0,1 persen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan bahwa nilai VIF masing-masing variabel kurang dari 10, maka dapat disimpulkan tidak adanya multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi. Hasil Uji Normalitas Analisis uji normalitas yang digunakan adalah analisis statistik yaitu menggunakan hasil hitung Jarque-Bera Normality Test (JB-Test), dengan ketentuan apabila nilai P-Value > 0,05 dapat diartikan data terdistribusi secara normal. Hasil analisis menunjukkan bahwa P-Value sebesar 0,468 lebih besar dari nilai yang disyaratkan, sehingga dapat diartikan bahwa data penelitian ini terdistribusi secara normal. Hasil Uji Autokorelasi 222
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 216- 226 Autokorelasi adalah korelasi antara variabel itu sendiri, pada suatu pengamatan yang berbeda waktu atau individu. Autokorelasi dapat dideteksi melalui uji Durbin -Watson. Hasil pengujian statistik diperoleh nilai DW sebesar 1,792. Menunjukkan nilai du untuk n = 150 dan k = 4 sebesar 1,788. Dengan melihat perbandingan nilai tersebut maka (1,788 < 1,792 < 4 -1,788) atau (1,650 < 2,1482 < 2,40) dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi antar variabel itu sendiri. Hasil Uji Heteroskedastisitas peneliti mengambil uji Spearman untuk melihat adanya heteroskedastisitas. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak adanya kesamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Hal ini dapat diketahui bahwa nilai korelasi pada variabel independen dengan unstandardized residual memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0,05. Uji Parsial (t-test) Dalam penelitian ini, Nilai t tabel untuk df = 146 (n-k = 150-4 = 146) dengan tingkat signifikan 5 persen atau 0.05 persen adalah 1,65508. Pengujian uji-t menunjukkan nilai t-hitung variabel pendapatan adalah 3,489 sehingga t-hitung > t-tabel. T-hitung dari variabel pengetahuan SHS adalah 6,812 di mana t-hitung > t-tabel. T-hitung dari variabel strata golongan tarif adalah 2,027 di mana t-hitung > t-tabel. Artinya ketiga variabel tersebut memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap WTP. Sementara itu variabel pendidikan memiliki nilai t-hitung < t-tabel yaitu 0,482 < 1,65508 sehingga variabel pendidikan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap WTP. Uji Pengaruh Simultan (F-test) Dari hasil regresi diperoleh F-hitung sebesar 27,520 dengan nilai probabilitas signifikan 0,05. Hal ini berarti nilai F-hitung 27,520 > 3,45 maka variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat yang menjadi responden memiliki kemauan membayar untuk ketersediaan listrik rumah tangga SHS. Variabel pendapatan, strata golongan tarif, dan pengetahuan terhadap Solar Home System menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan terhadap Willingness to Pay Solar Home System, sedangkan variabel pendidikan berhubungan positif tetapi tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Saran 1. Diharapkan kepada pemerintah Kota Banda Aceh agar dapat membangun solar home system sebagai salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga supaya masyarakat dapat memenuhi kebutuhan listriknya secara mandiri, dan potensi listrik yang ada saat ini dapat dialihkan pada sektor-sektor produktif untuk meningkatkan perekonomian Kota Banda Aceh. 2. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini juga dapat menjadi acuan untuk meninjau kondisi ke depan jika sumber daya listrik yang ada saat ini semakin tidak mampu mencukupi kebutuhan masyarakat lagi. Pengadaan solar home system iniini dapat dilakukan diseluruh 223
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 216- 226 wilayah Kota Banda Aceh, karena seluruh wilayah Kota Banda Aceh secara geografis disinari dengan matahari yang cukup serta tidak terbatas, meski di saat musim hujan kinerja solar home system menurun tetapi masih cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik, dan seiring perkembangan teknologi diperkirakan solar home system semakin murah dan akan semakin berkembang teknologinya . 3. Penelitian lanjutan disarankan untuk menghitung analisis biaya manfaat dari solar home system. DAFTAR PUSTAKA Abraham, A dan Nath, B. (2001).“A Neuro-Fuzzy Approach for Modelling Electricity Demand in Victoria”. Applied Soft Computing. Volume 1, No.2, Hal 127-138. Agustina., Dwi, R dan Yulianti, I. (2015). “Pengaruh Brand Luxury, Brand Awareness and Product Quality Terhadap Consumer Willingness To Pay (Studi Pada Konsumen iPhone di Kota Malang)”.Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Volume 3, No.2. Astra, I. (2010). “Energi dan Dampaknya Terhadap Lingkungan”. Jurnal Meteorologi dan Geofisika, Volume 56, No.2. Basri., Faisal, H., dan Munandar, H. (200)9. “Kajian dan renungan Terhadap Masalah-Masalah Struktural, Transformasi Baru, dan Prospek Perekonomian Indonesia.”Lanskap Ekonomi Indonesia. Badan Pusat Statistik. Berbagai Tahun. Banda Aceh Dalam Angka. Culp, Christopher L. (2008). The Risk Management Process: Bussines Strategi Technics. New York: Jhon Wiley & Sons. Inc. Dewi, Astuti. (2009). Manajemen Keunagan Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Undip. Gujarati, D. (2003). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Hanley, N., dan Spash, C. L. 1993. Cost-Benefit Analysis and The Environment (No. P01 176). Cheltenham: Edward Elgar. Jirin, M. (2015). “Analisis Efisiensi Produksi Kelapa Sawit di Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil”. Skripsi Universitas Syiah Kuala. (Tidak Dipublikasikan) Kusuma, W, R, T., Sudarsono, B., Subiyanto, S. (2015) “Pemanfaatan Nilai Willingness To Pay Untuk Pembuatan Peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan Situs Kerajaan Majapahit Menggunakan Travel Cost Method Dan Contingen Valuation Method.”Jurnal Geodesi Undip. Volume IV, No. 2. 224
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 216- 226 Lestari., & Suprahatiningsih. (2014). “Analisis Willingness To Pay Masyarakat Terhadap Peningkatan Pelayanan PDAM di Jalan Danau Sentarum dan Sekitarnya.” Jurnal Mahasiswa Teknik Lingkungan. Mankiw, Gregory N. (2006). Pengantar Ekonomi Makro, Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat. __________________. (2011). Pengantar Ekonomi Makro, Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat. Muchlis, M dan Permana, A. D 2003. “Pengembangan Sistem Kelistrikan dalam Menunjang Pembangunan Nasional Jangka Panjang.”Proyeksi Kebutuhan Listrik PLN Tahun 2003 sd 2020. Nababan, T. S dan Simanjuntak, J. (2008). Aplikasi Willingness To Pay Sebagai Proksi Terhadap Variabel Harga: Suatu Model Empirik Dalam Estimasi Permintaan Energi Listrik Rumah Tangga”. Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 4, No.2, Hal 7384. Prasmatiwi, F. E dan Suryantini, A. (2011).Kesediaan Membayar Petani Kopi Untuk Perbaikan Lingkungan. Priambodo., Hadhi, L dan Najib, M. (2014). “Analisis Kesediaan Membayar (Willingness To Pay) Sayuran Organik dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.” Jurnal Manajemen dan Organisasi. Volume 5, No. 1. Ridwan. (2004). Statistika untuk Lembaga dan Instansi Pemerintah/Swasta. Bandung: Alfabeta. Santoso, Singgih. (2005). Menguasai Statistik di Era Informasi Dengan SPSS 12. Jakarta: PT.Alex Media Komputindo. Saputra, Jefrizal. (2013). “Analisis Valuasi Ekonomi Wisata Alam Pantai Lampuuk dengan Pendekatan Travel Cost Methode”. Skripsi Universitas Syiah Kuala. (Tidak Dipublikasikan). Setiawati., Yuni, D dan Hartini, S. (2014). “Penentuan Harga Sikat Gigi Berbahan Limbah Kayu Dengan Metode Ability and Willingness To Pay.” Industrial Engineering Online Journal.Volume 3, No. 4. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: CV. Alphabeta. Sukirno, Sadono. (1997). Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. _______________. (2008). Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suriadi dan Syukri, M. (2010).”Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpadu Menggunakan Software PVSYST Pada Komplek Perumahan di Banda Aceh.”Jurnal Rekayasa Elektrika. Volume 9, No. 2.
225
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 216- 226 Watson, R. T., Boudreau, M. C., dan Chen, A. J. (2010). “Information Systems and Environmentally Sustainable Development: Energy Informatics and New Directions for The is Community”. Management Information Systems Quarterly. Volume 34, No.1, Hal 4. Yusgianto, Purnomo. (2004). Manajemen Keuangan Internasional, Teori dan Praktek. Jakarta: Universitas Indonesia.
226