Weekly Indo Perspective Joko Wins and the Bull Cycle Begins
07.23.2014
Portrait of the Week Joko Wins and the Bull Cycle Begins “Indonesian markets may rally further if majority of exit polls indicating Jokowi’s win are validated and election isn’t contested” Andrew Tilton, Goldman Sachs Economist
Perspective of the Week Wednesday, July
23rd
Grafik 1.0 Hasil Real Count vs. Quick Count Pasangan Jokowi-JK memenangkan Pilpres 2014 dengan selisih suara 6.2%.
46.9%
2014
Joko Wins and the Bull Cycle Begins Indonesia kembali mencatat sejarah baru. KPU menyatakan Jokowi-JK sebagai pemenang Pilpres 2014 pada 22 Juli dengan perolehan suara sebesar 53.1%. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan quick count lembaga survei yang kredibel (grafik 1.0). Sebagian besar broker dan asset management asing menilai hasil 22 Juli ini adalah final (baca: Experts Bet on Who Finishes First). Kubu Prabowo akan sulit mengejar selisih suara sebesar 8.5jt untuk pengajuan banding ke MK. Survei Deutsche Bank pada Mei’14 mencatat sebanyak 74% dari investor global akan menambah posisinya bila Jokowi menang (grafik 3.2). Kebijakan yang akan diterapkan pasangan Jokowi-JK akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia dan beberapa sektor industri, yaitu: infrastruktur, energi, perbankan, dan aneka industri (grafik 4.0).
Prabowo-Hatta Jokowi-JK Prabowo-Hatta Jokowi-JK Prabowo-Hatta Jokowi-JK
CSIS 48.1% 51.9% LSI 46.7% 53.3% Puskaptis 52.1% 48.0%
53.1% Indikator 47.1% 53.0% Litbang 47.7% 52.3% RRI 47.3% 52.7%
JSI 50.1% 49.9% Pol Tracking 46.6% 53.4% SMRC 47.1% 52.9%
LSN 50.6% 49.4% Populi Ctr 49.1% 51.0% Rata-rata 48.4% 51.6%
Sumber : KPU, Various Sources, PT. CPAM
Lessons Learned Mempelajari pemilu sebelumnya, bila calon favorit maju sebagai presiden, IHSG rally selama tiga bulan dan naik 84.7% dua tahun setelahnya. Sektor-sektor perbankan, semen, konstruksi dan infrakstruktur outperform IHSG setiap tahun pemilu (grafik 3.3). Berkaca pada India, Indeks Sensex menguat +10% dalam satu bulan setelah hasil Pemilu. Sektor konstruksi dan semen rally hingga ke level valuasi tertinggi dalam lima tahun terakhir (PE 28x dan 23x, grafik 6.2). Saat ini, sektor konstruksi dan semen Indonesia hanya di valuasi PE 16x (tabel 7.1).
Facts of the Week
52%
RD CIMB-P Balanced Strategic Plus Sebanyak 52% dari BSP terkait Pemilu, seperti sektor perbankan, semen, konstruksi dan infra
91%
RD CIMB-P Indo Domestic Fund Sebanyak 91% dari Indo Domestic terkait sektor domestik, seperti infra dan konsumsi
Sumber : Bloomberg, PT. CPAM per 22 Juli 2014
2
What’s Next and What to Focus on Pemerintahan Jokowi-JK akan menghadapi beberapa permasalahan ekonomi. Salah satunya adalah kondisi defisit fiskal APBN yang melebar ke 2.4% dari PDB (tabel 5.1). Pelemahan Rupiah adalah salah satu sebab utama karena 63% porsi subsidi APBN adalah untuk mengimpor BBM bersubsidi. Pengurangan subsidi BBM yang merupakan bagian dari visi & misi Jokowi-JK akan berdampak positif. Defisit APBN akan berkurang dan anggaran subsidi dapat dialokasikan untuk infrastuktur dan ekonomi. Namun, peta koalisi pendukung Jokowi-JK di DPR saat ini hanya berjumlah 37%. Ini dapat menjadi resistensi terhadap pemerintahan Jokowi-JK untuk mengajukan berbagai kebijakan dalam APBN. Golkar dengan suara sebesar 16% dikabarkan siap merapat ke kubu Jokowi. Bila terjadi, pemerintahan Jokowi akan menguasai parlemen dengan 53% suara. Investor juga akan berfokus kepada pemilihan anggota kabinet 2014-2019. Pelaksanaan kebijakan akan menjadi lebih mudah dan sentimen positif akan berlanjut.
Grafik 2.0 Brokers‘ Target Price Sebagian broker melakukan upgrade target indeks rata-rata sebesar 6.5% setelah pasangan Jokowi-JK unggul berdasarkan hasil quick count. Broker
Sebelum
Sesudah
Upgrade (%)
Bahana Sekuritas
5,300
5,600
5.7%
CIMB Securities
5,225
5,400
3.4%
Credit Suisse
5,200
5,750
10.6%
Danareksa Sekuritas
4,940
5,248
6.2%
Sumber : Various Brokers, PT. CPAM
Our View Kemenangan Jokowi akan berdampak luas. Indonesia akan mengalami portfolio inflow, apresiasi rupiah, pengurangan defisit APBN, serta penyempitan Current Account Deficit. Kami menargetkan IHSG akan mencapai level 6,000-6,150 pada akhir 2015 (+17-20% upside). Kenaikan IHSG ini akan bermanfaat pada reksa dana yang berinvestasi pada saham-saham terkait Pemilu, seperti CIMB-P Balanced Strategic Plus, dan yang berfokus kepada sektor domestik seperti CIMB-P Indo Domestic Equity Fund (grafik 8.0).
Facts of the Week
26% 27%
RD CIMB-P Balanced Strategic Plus memiliki return YTD 25.58% vs IHSG 19.96%. RD CIMB-P Indo Domestic Equity Fund memiliki return YTD 26.85% vs IHSG 19.96%.
Sumber : Bloomberg, PT. CPAM per 21 Juli 2014
3
Grafik 3.1 Performa IHSG pada Tahun Pemilu
Grafik 3.2 Survei Deutsche Bank
IHSG rally ketika calon favorit maju sebagai presiden.
Sebanyak 74% investor global akan menambah posisinya bila Jokowi menang.
180
Gus Dur
SBY 1
SBY 2
Jokowi
84%
Buy
160
74%
140
16% 20%
Neutral 120 100
Sell
Mar-14 survey
0% 6%
May-14 survey
80 H – 3 months
H
0%
H + 3 months
20%
40%
60%
80%
100%
Grafik 3.3 Sektor Terkait Pemilu akan Outperform Indeks Sektor perbankan, semen, konstruksi dan infrastruktur outperform indeks pada tahun Pemilu. IHSG 150%
Perbankan
Konstruksi
Infrastruktur
136% 113%
100% 50%
Semen
87%
84%
99%
89%
81% 50%
45%
36% 19%
N/A
78% 81%
69%
50% 26%
63%
27%
0% 2004
2009
Sumber: Bloomberg, Lingkaran Survei Indonesia, Deutsche Bank, PT. CPAM *Performa YTD per 16 Juli 2014
2014 YTD*
Rata-rata 4
Tabel 4.0 Visi & Misi untuk Pasangan Jokowi-JK Kebijakan-kebijakan yang akan diterapkan pasangan Jokowi-JK akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia dan beberapa sektor industri tertentu. Beberapa Visi & Misi Jokowi-JK
Dampak Positif Terhadap Ekonomi / Sektor
Subsidi BBM • Pengurangan subsidi BBM • Transformasi ke transportasi berbasis gas.
Defisit APBN akan berkurang dan dan anggaran subsidi dapat dialokasikan untuk sektorlainnya seperti pengembangan infrastruktur dan ekonomi.
Tingkat peneterasi listrik • Menghilangkan subsidi tarif listrik • Meningkatkan rasio elektrifikasi 100%
Sektor energi (contoh: batubara dan gas) akan berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan listrik oleh rakyat.
Sektor keuangan • Pengetatan kebijakan finansial • Mencegah konglomerasi dengan sektor riil
Industri perbankan secara garis besar akan menjadi lebih sehat.
Pembangunan infrastruktur • Membentuk bank pembangunan/infrastruktur • Meningkatkan anggaran infrastruktur
Sektor infrastruktur dan pendukungnya (contoh: industri dasar, semen dan properti) akan diuntungkan.
Industri manufaktur • Pengolahan SDA, tidak diekspor dalam bentuk raw • Pembangunan koridor industri di luar pulau Jawa
Perkembangan di sektor bidang minerba dan aneka industri, atau manufaktur, akan lebih terdorong.
Karakter dan potensi wisata • Target membawa jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta pada 2019.
Kebijakan akan bermanfaat untuk industri retail dan sektor konsumsi. Arus masuk mata uang asing juga akan memperkuat cadangan devisa negara.
Sumber: Bahana Securities, PT. CPAM
5
Tabel 5.1 Asumsi Makro APBN-P 2014
Defisit APBN
Perubahan asumsi makro membuat defisit APBN 2014 melebar menjadi 2.4% terhadap PDB. Macro Assumption
APBN-P 2014
APBN 2014
Economic Growth (%)
5.5
6.4
Inflation (%)
5.3
4.5
3-mth Treasury Bills (%)
6.0
5.5
11,600
9,750
105
105
818,000
870,000
46
48
Rupiah (USD/IDR) ICP/ crude oil price (USD/bbl) Oil lifting (boepd) Fuel Consumption (mn KL)
Angka asumsi makro yang baru meningkatkan anggaran subsidi BBM dari Rp210.7tn menjadi Rp246.5tn, atau mencapai 19.3% dari total anggaran pengeluaran pemerintah. Defisit APBN-P 2014 mencapai 2.4% terhadap PDB. Batas maksimal defisit berdasarkan UU adalah 3% terhadap PDB. Pengurangan Subsidi BBM Kenaikan harga BBM akan berdampak positif secara jangka menengah atau panjang. Melihat pada tahun 2005, penurunan IHSG hanya sementara (Grafik 5.2).
Potensi pengembangan sarana infrastruktur di Indonesia masih cukup besar. Pengurangan subsidi BBM akan menambah alokasi surplus anggaran ke sektor-sektor pembangunan.
Grafik 5.2 Analisa IHSG Pada Tahun 2005* IHSG turun sebesar ca. 6% pada 6-8 minggu setelah BBM naik. Tiga bulan setelahnya, penguatan IHSG yang terjadi mencapai ca. 13%. 1,200
JCI
1,150 1,100 1,050 Kenaikan BBM 1
1,000 950 Jan-05
Feb-05
Mar-05
Apr-05
Kenaikan BBM 2
May-05
Jun-05
Jul-05
Aug-05
Sep-05
Oct-05
Nov-05
Dec-05
Sumber : Mandiri Sekuritas, Bloomberg, PT. CPAM *Kenaikan BBM pada tahun-tahun lainnya tertutupi oleh isu-isu global, seperti krisis global (2008) dan QE tapering (2013).
6
Grafik 6.1 Tahap-Tahap Evolusi Sektor Infrastruktur Dari segi perkembangan industri infrastruktur, Indonesia masih berada pada evolusi tahap awal di mana perwakilan untuk sektor tersebut di pasar saham masih cukup terbatas. Filipina
India
Indonesia
Cina
Korea Thailand
TAHAP 1
Singapura
TAHAP 2
• Infrastruktur belum berkembang • Kerangka hukum belum mendukung sektor swasta
Malaysia
TAHAP 3
• Kerangka hukum yang mulai mendukung sektor swasta • Peningkatan jumlah IPO dalam sektor infrastruktur
• Sektor swasta secara aktif terlibat dalam kegiatan infrastruktur • Kontraktor lokal mencari peluang di luar negeri
TAHAP 4 • Semua bidang infrastruktur berkembang dengan baik • Order book kontraktor didominasi oleh kontrak pembangunan di luar negeri
Grafik 6.2 Pergerakan Indeks India dan Rupee
Grafik 6.3 Historical PE Sektor Infra. dan Semen
Pasar saham India rally sebelum Pemilu dimulai dan terus berlanjut.
Setelah Modi terpilih di India, saham-saham sektor infrastruktur dan semen rally. Indonesia dapat mengalami kejadian yang sama.
SENSEX Index
INR Curncy
29,000
71 Election Period
66
21,000
61
17,000 Sep-13
56
P/E (x)
25,000
Nov-13
Jan-14
Mar-14
Sumber: Credit Suisse, CIMB Securities, Bloomberg, PT. CPAM
May-14 7
Tabel 7.1 Rincian Valuasi Sektor Infra. dan Semen
Grafik 7.2 Potensi Upside Sektor Terkait Infrastruktur
Mengikuti skenario yang terjadi di India, saham-saham ini dapat rally mencapai PE 23x, atau potensi upside sebesar sekitar 40%. Nama Perusahaan Wijaya Karya Adhi Karya Pembangunan Perumahan Waskita Karya Total Bangun Indonesia Construction Avg. Semen Gresik Indocement Holcim Indonesia Indonesia Cement Avg.
Mkt Cap ($mn) 1,205 456 750 552 232 7,536 7,178 1,709
P/E (x) 2014E 19.9 12.9 16.9 15.2 15.2 16.0 14.2 15.4 18.6 16.1
2015E 16.3 10.1 13.7 11.8 12.5 12.9 12.5 13.6 16.3 14.1
Potensi mencapai 155-404% dengan asumsi Infra. Spending naik dari 2% thd. GDP, bertahap menjadi 7% thd. GDP di 2019. +404% 550 Construction Cement Toll road 450 350
+211%
250 +155% 150 50 2013
2014F
2015F
2016F
2017F
2018F
2019F
Grafik 7.3 Target Indeks IHSG untuk Akhir Tahun 2014 Target Indeks untuk akhir 2014 adalah 5,375; mencerminkan 14.5x 2015PE and 3x PBV (+1 standar deviasi), sedangkan untuk akhir 2015 adalah 6,000-6,150 (+17-20% upside) dengan asumsi pertumbuhan EPS 12-14%.
Avg +2SD; 17.2 x
6,000
Avg +1SD; 15.1 x Avg; 13.0 x
5,000
5,375 @14.5x PE'15 Avg -1SD; 10.9 x
4,000
Avg -2SD; 8.8 x
3,000 2,000 Dec-09
Dec-10
Sumber: Credit Suisse, Bloomberg, PT. CPAM
Dec-11
Dec-12
Dec-13
Dec-14
Dec-15 8
Grafik 8.0 Rekomendasi Alokasi Aset Periode konsolidasi diperkirakan akan terjadi sejak tanggal pemilihan presiden 9 Juli hingga pelantikan presiden pada Okt’14 nanti. 5,500
Sell on news & profit-taking 5,250
5,000
4,750 May-14
Jul-14
Periode Kampanye
Sep-14
Periode Konsolidasi
Nov-14
Jan-15
Periode Rally
Choose Balanced Fund
Choose Balanced & Equity Funds
Choose Balanced & Equity Funds
• Reksa Dana yang bertema sektor infrastruktur
• Menambah posisi pada Reksa Dana Saham dengan sahamsaham tipe growth
• Menambah posisi pada Reksa Dana Saham yang dengan tipe agresif, seperti yang berfokus pada saham mid-cap
Alokasi: • 20% Cash • 40% RD Balanced • 40% RD Saham Growth
Alokasi: • 10% Cash • 30% RD Balanced
• Kedua cawapres fokus pada infra. spending Alokasi: • 20% Cash • 80% RD Balanced Source: Bloomberg, PT. CPAM
• 30% RD Saham Growth • 30% RD Saham Agresif
9
Important Notice This presentation has been prepared by CIMB Group exclusively for the benefit and internal use of the recipient in order to indicate, on a preliminary basis, the feasibility of possible transactions. Terms contained in this presentation are intended for discussion purposes only and are subject to a definitive agreement. All information contained in this presentation belongs to CIMB Group and may not be copied, distributed or otherwise disseminated in whole or in part without the written consent of CIMB Group. This presentation has been prepared on the basis of information that is believed to be correct at the time the presentation was prepared, but that may not have been independently verified. CIMB Group makes no express or implied warranty as to the accuracy or completeness of any such information. Neither CIMB Group nor any of its their directors, employees or representatives are to have any liability (including liability to any person by reason of negligence or negligent misstatement) from any statement, opinion, information or matter (express or implied) arising out of, contained in or derived from or any omission from the presentation, except liability under statute that cannot be excluded.
PT. CIMB-Principal Asset Management Wisma GKBI Suite 2201A, 22th Floor JI. Jend Sudirman No. 28 Jakarta 10210, Indonesia Telephone (62 21) 5790 1581 Facsimile (62 21) 5790 1582
10