WAWASAN KEBANGSAAN (pengantar) Oleh:
Drs. Wardjito Soeharso, M.Sc Widyaiswara pada Badan Diklat Prov. Jateng
MENGAJI IQRO'
Iqro' Bacalah Bacalah alam semesta yang di balik tabir wujudnya tersembunyi rahasia ilmu terbentang tanpa batas semampu akalmu menyingkapnya Sedalam apa ilmu yang kau selami Seluas apa akalmu mampu mewadahi kau adalah manusia yang alim atas segala ilmu dari alam Maka teruslah iqro' Jangan lelah, bacalah! Alam memberimu ilmu Ilmu menjadikanmu alim. Tlogosari, 31.07.2013
Setelah mengikuti mata diklat ini peserta diharapkan mampu: 1. jelaskan pengertian dan konsep negara dan bangsa 2. jelaskan pengertian Wawasan Kebangsaan dalam kerangka NKRI 3. jelaskan pengertian dan konsep Integritas Nasional 4. jelaskan pengertian character building dan hal-hal yang lemahkan ketahanan bangsa 5. jelaskan keragaman sosial budaya sebagai kekuatan bangsa
WAWASAN KEBANGSAAN Dalam kerangka NKRI: Penting untuk dipahami dan dihayati Pegawai Negeri Sipil (PNS): Harus lebih memahami dan menghayati karena kedudukannya sebagai aparatur negara yang berperan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa
WAWASAN KEBANGSAAN WAWASAN: Outlook (English) - cara pandang terhadap suatu konsep - kemampuan seseorang untuk memahami suatu konsep yang direfleksikan dalam pola pikir, pola sikap, dan pola laku. - seperangkat nilai yang menjadi dasar pembentukan “karakter”.
WAWASAN KEBANGSAAN (lanjutan) KEBANGSAAN: Berkaitan dengan “bangsa” KBBI (1989) – kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara. Bangsa – warga – rakyat (ingat konsep negara – wilayah, pemerintah berdaulat, rakyat, pengakuan negara lain) Nation (bangsa) – inhabitant (rakyat/penduduk)
WAWASAN KEBANGSAAN (aplikasi)
Aspek Moral: adanya kesadaran, komitmen, semangat, untuk menjaga eksistensi bangsa, sekaligus peningkatan kualitas kehidupan bangsa. Aspek Intelektual: adanya pengetahuan yang memadai mengenai berbagai kondisi yang ada, termasuk tantangan yang dihadapi maupun potensi yang dimiliki.
WAWASAN KEBANGSAAN Internal: Bagaimana suatu bangsa menempatkan diri dalam tata hubungan dengan sesama bangsa Bagaimana dayagunakan kondisi geografis, sejarah, sosial budaya, ekonomi, politik, hankam, untuk capai cita-cita bersama (kualitas hidup baik sejahtera) Eksternal: Bagaimana suatu bangsa menempatkan diri dalam pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia internasional (ASEAN, UN, AFTA, NAFTA, OPEC, OKI, dsb).
WAWASAN KEBANGSAAN Sebagai upaya: 1. Memperkuat rasa persatuan dan kesatuan 2. Mengurangi sumber konflik yang potensial meretakkan persatuan dan kesatuan (SARA) 3. Memperkuat percaya diri, menumbuhkan kebanggaan (pride), meningkatkan daya saing 4. Munculkan karakter bangsa (identitas, jatidiri) yang spesifik, unik, tak mudah goyah oleh pengaruh luar.
Konon, karakter yang kuat bangsa Amerika, karena kepercayaan diri
mereka bahwa kalau mau berusaha pasti bisa, where there is a will, there is a way. Konon, karakter yang kuat bangsa Jerman, karena kepercayaan diri
mereka sebagai ras Arya, ras paling unggul yang diyakininya. Konon, karakter yang kuat bangsa yahudi Israel, karena kepercayaan diri
mereka sebagai cerdas dan pintar yang dianugrahkan Tuhan manakala "great escape" dari Mesir pada jaman nabi Musa. Konon, karakter yang kuat bangsa Jepang, karena mereka percaya dan
yakin sebagai bangsa keturunan dewa Matahari. Konon, karakter yang kuat bangsa China, karena kepercayaan diri mereka
mewarisi tradisi budaya tinggi selama ribuan tahun dan satu-satunya karya peninggalan sejarah yang tampak dari bulan adalah "the great wall" karya pendahulu mereka. Konon pendiri bangsa Indonesia mewariskan Pancasila dan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika untuk menambah kepercayaan diri bangsanya dan membentuk karakter bangsa yang kuat
WAWASAN KEBANGSAAN Fondasi Rancang Bangun: “BHINNEKA TUNGGAL IKA” (TAN HANA DHARMA MANGRWA) UN PLURIBUS UNUM (AMERIKA SERIKAT) WARNA-WARNI SATU PELANGI (JAWA)
A2KI AKU KAMU KITA : INDONESIA
WAWASAN KEBANGSAAN KASUS: Banyak orang yang mengganti kewarganegaraannya, dengan berbagai alasan, seperti mengungsi untuk mencari rasa aman (karena perang), migrasi untuk mencari penghidupan, kawin campur, beda ideologi, dsb. Apa pendapat anda tentang kasus seperti ini bila dikaitkan dengan “wawasan kebangsaan”?