Warga NTT Konsumsi Makanan Ternak, Jokowi Utus Mensos Kamis, 18 Juni 2015 | 01:03 WIB
Kompas.com/Sigiranus Marutho Bere Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, saat memberikan bantuan beras kepada warga di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mengkonsumsi makanan ternak karena gagal panen, Rabu (17/6/2015)
SOE, KOMPAS.com - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Presiden Joko "Jokowi" Widodo memiliki perhatian yang mendalam terhadap kegagalan panen di Kecamatan Kualin dan Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT). Begitu mendengar soal kabar ini, Presiden Jokowi langsung mengutus Khofifah untuk memberikan bantuan kepada warga. “Dalam sidang kabinet, beliau langsung menugaskan Menteri Sosial ke sini. Tadi malam pun, beliau menelepon saya untuk memastikan bahwa ada cadangan pangan yang cukup,” kata Khofifah. Kegagalan panen menyebabkan warga mengonsumsi putak (bagian tengah batang pohon lontar) yang sering digunakan untuk pakan ternak. Pada kunjungan itu, Khofifah memberikan bantuan berupa 24 ton beras, 12 karung ikan kering, 800 dus mie instan, 24 dus kecap manis, dan 21 dus minyak goreng. Sementara itu, Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum akan memberikan bantuan seperti pembuatan sumur bor, embung, dan irigasi.
Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere Editor : Hindra Liauw
http://regional.kompas.com/read/2015/06/18/01032251/Warga.NTT.Konsumsi.Makanan.Ternak.Jokow i.Utus.Mensos
Kebijakan Mensos Khofifah Picik Kamis, 18 Juni 2015 , 05:05:00 WIB
Laporan: Ade Mulyana RMOL. Gembar-gembor penutupan 168 lokalisasi pelacuran dinilai hanya pencitraan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa agar tidak didepak dari kabinet. "Itu pencitraan gegabah pra-Ramadhan, pasca lebaran reshuffle kabinet," ujar Jurubicara Jaringan 98 Ricky Tamba dalam keterangannya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (17/6). Menurut dia kebijakan Khofifah sangat picik. Khofifah membunuh nasib ribuan keluarga, dan bukankah pelacuran marak akibat Negara lupa memberi pekerjaan dan penghidupan layak. "Eling Mbak, ra ene wedo gelem dadi lonte akeh dosa penyakit. Sampeyan iso jamin gawean dee wong sing apik? (Ingat Mbak, tidak ada perempuan yang mau jadi PSK, banyak dosa dan penyakit. Mbak bisa tidak menjamin pekerjaan yang bagus?)" tukas dia. Hingga pekan kemarin, Mensos Khofifah mengatakan sudah ada 39 dari 168 lokalisasi pelacuran di Indonesia yang ditutup. Salah satunya adalah lokalisasi yang berada di Ponorogo. Mensos Khofifah menargetkan 129 tempat pelacuran lainnya ditutup tahun ini.[dem]
http://www.rmol.co/read/2015/06/18/206675/Kebijakan-Mensos-Khofifah-Picik-
Mensos Minta Semua Pihak Bertanggung Jawab Melindungi Anak-Anak Indonesia Amaluddin - 17 Juni 2015 12:35 WIB
Mensos datang ke rumah duka Angeline di Banyuwangi, Metrotvnews.com/Amaluddin Metrotvnews.com, Banyuwangi: Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa, meminta seluruh warga bertanggung jawab melindungi anak-anak Indonesia. Menurut Khofifah, kasus pembunuhan yang terjadi pada Angeline di Bali menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi bangsa Indonesia. "Laporan masyarakat, pengawasan masyarakat menjadi lini yang paling penting yang terdekat dengan kemungkinan-kemungkinan akan terjadi kekerasan dan penelantaran anak," kata Khofifah usai mengantar jenazah Angeline ke pemakaman di Dusun Wadungpal, RT 5, RW 3, Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (16/6/2015) malam. Ia sepakat pemerintah pusat, pemerintah, hingga kota dan kabupaten mulai membangun koordinasi terkait perlindungan terhadap anak-anak. "Semua warga bangsa harus bersinergis membantu mengawasi menjaga dan melaporkan ke pihak kepolsian bila menemukan kecurigaan terkait adopsi anak dan lainnya," pintanya. Khofifah menegaskan kasus pengangkatan anak yang tidak memenuhi prosedur adalah ilegal. Ia pun mengindikasikan proses pengadopsian Angeline dari kedua orangtuanya delapan tahun lalu itu ilegal. Sebab ibu angkat Angeline, Margriet, tak melaporkan proses tersebut ke pengadilan. Untuk itu, kata dia, mulai tingkat RT/RW, kelurahan, kecamatan yang akan memasukkan nama-nama penduduk secara adminsitratif kependudukan harus lebih teliti. Koreksi lagi laporan kependudukan yang masuk secara administrasi. "Ini pelajaran bagi kita semua pihak yang akan melakukan adopsi anak. Bahwa adopsi anak itu harus melalui tahapan di pengadilan dan diketahui oleh saksi-saksi termasuk Kemensos melalui Dinsos atau KPAI/LPA. Semoga kasus ini tidak terulang kembali dikemudian hari," pungkasnya. RRN http://jatim.metrotvnews.com/read/2015/06/17/137481/mensos-minta-semua-pihak-bertanggung-jawabmelindungi-anak-anak-indonesia
7 Juni 2015 19:39 WIB
Mensos Khofifah Blusukan ke Timor Tengah Selatan
Metrotvnews.com, Timor Tengah: Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (kanan) disambut masyarakat saat berkunjung ke Desa Oebelo, Kualin, Timor Tengah Selatan Rabu (17/6). Kunjungan itu untuk memastikan tidak terjadinya rawan pangan di daerah itu dan juga memberi bantuan berupa Sembako untuk masyarakat. ANTARA/Trisnadi/ip
http://foto.metrotvnews.com/view/2015/06/17/405464/mensos-khofifah-blusukan-ke-timor-tengahselatan
Lima Desa di NTT Dilanda Kelaparan Rabu, 17 Juni 2015 | 17:18 WIB
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa melakukan sidak ke Bulog Aceh Besar untuk memastikan kualitas beras untuk rakyat miskin, 30 Mei 2015. ANTARA/Trisnadi TEMPO.CO, Kupang - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Pawansa mengunjungi lima desa di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dilanda kelaparan akibat bencana kekeringan yang melanda wilayah itu, Rabu, 17 Juni 2015. Tiba di Bandara El Tari, Kupang, Mensos langsung mengunjungi lima itu dengan menempuh perjalanan darat sekitar 110 kilometer. Lima desa yang dilanda kelaparan adalah Desa Toineke, Tuafanu, Kiufatu, dan Oni di Kecamatan Kualin, dan Desa Oebelo di Kecamatan Amanuban Selatan. Jumlah penduduk di lima desa itu sebanyak 2.938 kepala keluarga (KK) atau 12.204 jiwa yang merasakan dampak gagal panen akibat kekeringan yang melanda daerah itu. Asisten I Sekretariat Daerah Kabupaten TTS Epy Tahun mengatakan untuk membantu warga yang kelaparan di lima desa itu, pihaknya telah menyalurkan beras miskin (raskin) sebanyak 50 ton untuk tahap pertama. "Masih ada 50 ton sebagai cadangan dan 200 ton dari pemerintah provinsi," katanya. Untuk jangka panjang, menurut dia, pihaknya akan membangun sumur bor di lima desa itu untuk memenuhi kebutuhan air di daerah itu. Mensos akan melihat langsung kualitas dan kuantitas raskin yang dibagikan kepada masyarakat. Mensos juga mengunjungi gudang penyimpanan raskin dan melihat langsung kondisi warga TTS yang kekurangan pangan. Anggota DPRD NTT, Jefri Banunaek, mengeluhkan lambannya pemerintah menangani warga lima desa yang dilanda kelaparan sejak awal tahun 2015 ini. "Musibah ini sudah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Namun penanganannya lamban," katanya. Akibat bencana kelaparan yang melanda warga di lima desa itu, warga terpaksa mengkonsumsi putak-sejenis pakan ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup. YOHANES SEO
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/06/17/058675956/lima-desa-di-ntt-dilanda-kelaparan
Mensos Berencana Tutup Lokalisasi, Bagaimana Pasar Kembang? Switzy Sabandar Rabu, 17/06/2015 14:52 WIB
Ilustrasi Bisnis.com, JOGJA-Fraksi PPP DPRD Jogja menuntut kejelasan status dan legalitas Pasar Kembang seiring dengan rencana Menteri Sosial yang berencana menutup 167 lokalisasi di Indonesia secara bertahap. Hal itu diungkapkan Ketua Fraksi PPP Jogja Supriyanto Untung dalam temu wartawan di Gedung DPRD Jogja, Selasa (16/6/2015). Menurutnya, terjadi bias dalam memandang Pasar Kembang karena tidak pernah ada SK resmi yang menyatakan tempat tersebut sebagai lokalisasi, namun program-program penanggulangan HIV dan AIDS dari pemerintah dilakukan di kawasan tersebut. "Demikian pula dengan rencana Mensos yang akan menutup lokalisasi, Pasar Kembang tidak pernah secara resmi dibuka bagaimana mungkin bisa ditutup," paparnya. Ia meminta ketegasan Pemkot Jogja dan Pemda DIY dalam menyikapi persoalan ini. Terpisah, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Jogja Hadi Muhtar mengungkapkan Pasar Kembang yang berlokasi di Sosrowijayan, Sosromenduran, Gedongtengen tidak masuk ke dalam daftar lokalisasi yang akan ditutup Mensos. "Status sebagai lokalisasi tidak resmi jadi tidak masuk, walaupun sebenarnya ada wacana saat rapat koordinasi di Jakarta akan ditutup," terang dia. Diuraikannya, pada tahun ini dinas diberi tugas untuk mendata penghuni dan warga sekitar serta persoalan yang terdapat di dalamnya. Kemudian akan melakukan kajian solusi yang diusulkan pada 2016. Ia menambahkan, informasi yang dihimpun sampai saat ini penghuni berkeinginan untuk mendapatkan modal usaha. "Namun kendalanya Pemkot tidak bisa memberikan bantuan kepada warga luar Jogja dan sebagian penghuni bukan warga Jogja," ujarnya. Oleh karena itu, kata Hadi, rencana Kementerian Sosial dapat diupayakan untuk memperoleh anggaran baru bagi penghuni dari luar Jogja.
http://www.harianjogja.com/read/20150617/1/486/mensos-berencana-tutup-lokalisasi-bagaimana-pasarkembang
Kunker Mensos Di NTT Rabu, 17 Juni 2015 14:52 WIB | 181 Views
Kunker Mensos Di NTT Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (kanan) berbincang dengan Gubernur NTT Frans Lebu Raya (kiri) saat tiba di Bandara El Tari Kupang NTT, Rabu (17/6). Mensos dijadwalkan akan mengunjungi warga Kecamatan Kualin dan Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten TTS, NTT, yang diinformasikan mengalami gagal panen kemudian mengonsumsi putak (bagian tengah batang pohon lontar) yang lazim digunakan warga untuk pakan ternak. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)
http://www.antaranews.com/foto/85395/kunker-mensos-di-ntt
Menteri Khofifah Dituding Melakukan Mal Administrasi Thursday, 18/6/2015 | 7:38
Halloapakabar.com, Jakarta – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dituding melakukan mal adminiatrasi karena tidak menjawab surat pengaduan/somasi YLKI hingga 3 (tiga) kali, sejak 27 Maret 2015. “Surat pengaduan YLKI ke Mensos ini terkait dengan aksi Mensos yang membagikan rokok secara cumacuma pada Orang Rimba Jambi, pada 14 Maret 2015, yang lalu,” kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi di Jakarta, Kamis (18/6). Tulus menjelaskan, YLKI bersama Forum Warga Jakarta (Fakta), Komnas Pengendalian Tembakau dan Jaringan Masyarakat Sipil Pengendalian Tembakau Indonesia; telah melaporkan Mensos Khofifah Indar Parawansa, ke Ombudsman RI, pada hari Selasa, 16 Juni 2015. “Sikap pasif Mensos tersebut bisa dikategorikan sebagai bentuk maladministrasi yang melanggar beberapa UU, yakni UU tentang Ombudsman dan UU tentang Pelayanan Publik,” kata Tulus. Saat laporan/pengaduan YLKI ke Ombudsman, yang diterima oleh Wakil Ketua Ombudsman (Budi Santoso). Setidaknya adempat tuntutan YLKI dkk kepada Ombudsman, yaitu : Pertama, Melakukan pemanggilan terhadap Mensos untuk dimintai klarifikasi atas dugaan maladministrasi tersebut, Kedua, Agar Ombudsman melakukan investigasi kasus bagi-bagi rokok oleh Mensos, Ketiga, Meminta Ombudsman agar Mensos minta maaf pada publik atas tindakannya dimaksud, Keempat, Mendorong agar Ombudsman membongkar dana pembelian rokok oleh Mensos dimaksud berasal dari mana, apakah dana APBN, dana pribadi, atau mungkin dana sumbangan dari industri rokok. (lus)
http://halloapakabar.com/menteri-khofifah-dituding-melakukan-maladministrasi
Mensos: Biaya Persalinan Warga Miskin Gratis satelit post | Rabu, 17 Juni 2015 - 14:20:18 WIB | dibaca: 5 pembaca
sumber.fotonet BANYUWANGI, SATELITPOST-Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan saat ini biaya persalinan bagi warga miskin telah dijamin oleh pemerintah. Menteri berharap kasus pembunuhan Angeline, yang berawal dari ketidaksanggupan orangtuanya membayar persalinan, tidak terulang lagi. “Jadi saya mohon seharusnya tidak ada lagi kesulitan membayar persalinan,” kata Khofifah seusai mengunjungi keluarga Angeline di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (16/6) sebagaimana dikutip tempo.co. Menurut Khofifah, penggratisan biaya persalinan tercakup dalam program Kartu Indonesia Sehat (KIS). Apabila ada keluarga miskin yang belum memiliki KIS dan tidak mampu membayar persalinan, mereka bisa mendatangi Dinas Sosial setempat. Dia menjelaskan, berbekal surat rekomendasi dari Dinas Sosial dan iuran awal Rp 19.250, KIS bisa langsung diterbitkan di kantor BPJS. “Bulan berikutnya, iuran akan ditanggung oleh negara.” Khofifah berjanji akan memaksimalkan sosialisasi terkait biaya persalinan gratis bagi pemegang KIS itu. Khofifah mendatangi keluarga Angeline di Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur, pada Selasa pukul 16.12 WIB. (gus)
Sumber Berita: http://satelitnews.co/berita-mensos-biaya-persalinan-warga-miskingratis.html#ixzz3dN8RFNUa
Mensos Sampaikan Pesan Presiden Jangan Ada Kelaparan 17 Juni 2015 20:56:00 WIB
WE Online, Soe, NTT - Menteri Sosial Khofifah Indar Parswansa menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo kepada masyarakat di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) agar jangan ada warga yang kelaparan. "Bantuan ini, beras, mie instan, kecap dan sebagainya hanya sementara. Pak Kades, Pak Camat, pesan Presiden sampaikan bantuan ini kepada masyarakat," kata Mensos di desa Toineke Kecamatan Kualin Kabupaten TTS, Rabu (17/6/2015). Mensos mengatakan, saat Presiden mendapat informasi adanya warga yang rawan pangan di TTS, langsung memerintahkan Mensos untuk mengecek ke lapangan. "Presiden langsung menugaskan untuk cek lapangan bahwa cadangan pangan di TTS aman," kata Mensos. Mensos juga mengingatkan bupati setempat agar jangan ada terjadi warga yang kelaparan. Untuk memastikan ketersediaan pangan masyarakat, Mensos meminta agar distribusi pangan dapat segera disalurkan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat, lima desa di dua kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dilaporkan terancam rawan pangan akibat gagal panen. Lima desa yang terancam rawan pangan itu adalah Desa Toineke, Tuafanu, Kiufatu, dan Oni di Kecamatan Kualin, dan Desa Oebelo di Kecamatan Amanuban Selatan, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTT Tini Tadeus, di Kupang, Selasa. "Kami sudah menerima laporan mengenai ancaman rawan pangan di TTS dan sudah menggelar rapat awal pekan ini, bahkan sudah ada tindaklanjut di lapangan," katanya. Dari laporan itu kata dia, ada 2.938 kepala keluarga atau 12.204 jiwa yang tersebar di lima desa itu. Menurut dia, ancaman rawan pangan yang melanda para penduduk pada lima desa itu disebabkan karena gagal panen akibat kekeringan yang melanda wilayah itu. (Ant) Editor: Achmad Fauzi Foto: Sufri Yuliardi
http://wartaekonomi.co.id/read/2015/06/17/61206/mensos-sampaikan-pesan-presiden-jangan-adakelaparan.html
Mensos: Stok Pangan di TTS Aman 17 Juni 2015 23:31:00 WIB
WE Online, Soe, NTT - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memastikan stok cadangan pangan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) aman. "Saya sudah cek gudang bulog di Soe. Saya memastikan bahwa cadangan beras pemerintah untuk bisa disiapkan sebagai stok pangan masyarajat TTS insya Allah aman," kata Mensos saat sidak gudang bulog Kabupaten TTS, Rabu (17/6/2015). Mensos melakukan kunjungan kerja ke TTS untuk melihat langsung informasi adanya warga yang mengalami rawan pangan. "Presiden langsung menugaskan untuk cek lapangan bahwa cadangan pangan di TTS aman," kata Mensos. Lebih lanjut Mensos mengatakan, pemerintah mempunyai cadangan beras (CBP) yang bisa dikeluarkan dengan kewenangan bupati hingga 100 ton, gubernur hingga 200 ton dan selebihnya merupakan kewenangan Kementerian Sosial. "Di gudang Bulog ini ada stok untuk raskin dan ada stok untuk CBP. Kalau CBP kabupaten habis ditambah CBP gubernur itu cukup," katanya. Stok beras di gudang Bulog Kabupaten TTS sendiri saat ini sebanyak 1.200 ton di antaranya 10 ton sisa stok 2014. Sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat, lima desa di dua kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dilaporkan terancam rawan pangan akibat gagal panen. Lima desa yang terancam rawan pangan itu adalah Desa Toineke, Tuafanu, Kiufatu, dan Oni di Kecamatan Kualin, dan Desa Oebelo di Kecamatan Amanuban Selatan. (Ant) Editor: Achmad Fauzi Foto: Sufri Yuliardi
http://wartaekonomi.co.id/berita61203/mensos-stok-pangan-di-tts-aman.html
Menteri Sosial Kunjungi Warga di 7 Desa di TTS, NTT yang Makan Pakan Ternak. 17 Jun, 2015
Soe, Floresa.co – Menteri Sosial, Khofifah Indarparawansa, dijadwalkan akan mengunjungi warga di tujuh desa di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), yang terpaksa mengonsumsi makanan ternak akibat gagal panen. Seperti yang dilansir Kompas.com, Selasa (16/6/2015), Asisten 1 Setda Kabupaten TTS, Epy Tahun, mengatakan, Menteri Khofifah akan tiba di TTS, Rabu (17/6/2015) pagi. “Ibu Menteri Sosial akan ke Soe (ibu kota Kabupaten TTS) untuk melihat gudang Bulog sekaligus mengecek tentang kualitas dan kuantitas beras miskin (raskin). Selain itu, menteri juga akan ke wilayah selatan Kabupaten TTS (tujuh desa) yang mengalami kekurangan pangan,” kata Epy. Epy melanjutkan, Pemerintah Daerah TTS sudah salurkan bantuan raskin sebanyak 50 ton untuk tahap pertama. Selain itu, sekitar 50 ton raskin sebagai cadangan dari Pemerintah TTS dan 200 ton lagi yang akan dikirim oleh Pemerintah Provinsi NTT. Hal ini, kata Epy, sebagai bentuk intervensi Pemerintah Daerah TTS atas kondisi yang dialami masyarakat di tujuh desa di dua Kecamatan tersebut. Seperti yang diberitakan Kompas.com sebelumnya, ratusan warga di 2 Kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), yaitu di Kecamatan Kualin dan Kecamatan Amanuban Selatan terpaksa mengongsumsi putak (bagian tengah batang pohon lontar) yang sering digunakan warga untuk pakan ternak. Di Kecamatan Kualin, warga yang mengonsumsi putak tersebut tersebar di lima Desa, yakni Desa Kuali, Toineke, Tuafanu, Tuapakas, dan Oni. Sedangkan di Kecamatan Amabuban Selatan, yakni Desa Oebelo dan Noemuk. Pada masa reses bulan lalu, saat mengunjugi keluarga yang mengalami musibah tersebut, Jefry Unbanunaek, anggota DPRD NTT mengatakan, musibah yang menimpa masyarkat tersebut diakibatkan kondisi alam yang tidak memungkinkan, bukan karena kemalasan warga. “Khusus bagi warga yang konsumsi putak, karena mereka sudah kehabisan stok pangan sejak akhir Januari 2015, sebab persediaan pangan yang ada, termasuk bibit lokal yang biasa mereka sisihkan untuk dijadikan sebagai bibit pada musim tanam berikutnya, juga telah dikonsumsi akibat gagal panen,” kata anggota DPRD NTT, Jefry Unbanunaek, kepada Kompas.com Mei lalu. Sebagai wakil rakyat, Jefry sangat menyayangkan peristiwa ini. Warga, kata dia, sedang dalam ketidakberdayaan sehingga warga terpaksa menginisiasi sendiri, mengolah batang pohon gewang menjadi makanan alternatif. Ironisnya, sesuai pengakuan warga, bahwa mereka sudah mengalami keadaan seperti ini sejak Januari 2015, namun pemerintah baru mau melakukan pendataan. Hingga awal Mei lalu, Camat Kualin belum bisa menyebutkan data aktualnya. Hal ini, kata Jefry, adalah bencana, sehingga Pemerintah Daerah TTS melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten TTS, bisa segera turun ke wilayah bencana.
Kondisi ini juga menjadi catatan penting bagi Dinas Pertanian yang memiliki petugas lapangan, harusnya bisa mendeteksi dan segera memberi laporan terkini untuk tindakan antisipasi. “Setelah melihat kondisi di lapangan, saya akan meminta Pemerintah Kabupaten TTS, maupun Pemerintah Provinsi NTT, untuk segera mengambil langkah-langkah antisipatif secara dini, mengingat apabila semakin lama warga mengkonsumsi putak, maka akan berdampak pada kesehatan warga, terutama pada anak-anak yang bisa berdampak pada tingginya angka gizi buruk,” pungkas Jefry. (Ario Jempau/ARJ/Floresa).
http://www.floresa.co/2015/06/17/menteri-sosial-kunjungi-warga-di-7-desa-di-tts-ntt-yang-makan-pakanternak/
Kamis, 18 Juni 2015 - 09:11:13 WIT | dibaca: 23 pembaca
Kunjungi TTS, Mensos Bawa 24 Ton Beras "Datangi Warga Kualin dan Amanuban Selatan, Mensos Harap Masyarakat Tak Kekurangan Pangan Lagi"
YOPI TAPENU/TIMEX SIMBOLIK. Mensos RI, Khofifah Indar Parawansa (Berhijab) menyerahkan bantuan penanggulangan gagal tanam dan gagal penen untuk dua kecamatan di TTS secara simbolik yang diterima Bupati TTS, Paul V. R Mella, bertempat di halaman SMPN Matani, Desa Toineke, Kualin, kemarin (17/6).
SOE, TIMEX-Persoalan kekurangan pangan akibat gagal tanam dan gagal panen yang terjadi didua kecamatan di Kabupaten TTS, yakni Kecamatan Kualin dan Amanuban Selatan, mendapat perhatian serius pemerintah pusat. Buktinya, Rabu (17/6), Menteri Sosial (Mensos) RI, Khofifah Indar Parawansa, terjun langsung meninjau kondisi masyarakat di dua kecamatan tersebut. Mantan Menteri PP & PA era Gus Dur itu tak datang kosong. Perempuan berpengaruh asal Jawa Timur itu datang membawa sejumlah bantuan bahan kebutuhan pokok dan diserahkan langsung ke masyarakat melalui pemerintah kabupaten (Pemkab) TTS. Bantuan yang dibawa Mensos berupa beras sebanyak 24 ton dan juga paket bahan kebutuhan pokok lainnya berupa mie instan, ikan kering, minyak goreng, kecap dan saos sambal. Penyerahan bantuan ini berlangsung di halaman SMPN Matani, Desa Toineke, Kecamatan Kualin. Mensos dalam kesempatan itu mengatakan, bantuan yang diberikan pemerintah pusat merupakan bantuan tanggap darurat, agar masyarakat tidak kehabisan stok pangan. Ke depan ia berharap agar masyarakat tidak mengalami gagal tanam dan gagal panen lagi seperti saat ini. Tentunya dengan memaksimalkan potensi yang ada. "Pak Presiden (Joko Widodo, Red) pesan kepada Pak Gubernur, Pak Bupati, Camat dan para Kepala Desa supaya bantuan ini sampai ke masyarakat," imbuh Khofifah. Khofifah menyebutkan, dirinya juga telah melakukan diskusi lisan dengan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dan Bupati TTS, Paul V. Mella terkait solusi-solusi yang harus dilakukan demi mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat. Misalnya apa yang dibutuhkan untuk pengembangan daerah-daerah di TTS yang mengalami kekeringan, seperti pemberian bantuan sumur bor, pembangunan embung dan irigasi. Mensos mengharapkan Gubernur dan Bupati dapat menyampaikan solusi mengatasi persoalan ini secara tertulis agar bisa ditindaklanjuti kementerian terkait. "Ini agar masyarakat dapat bertani kembali untuk pemenuhan kebutuhan pangan. Sesuai dengan diskusi kita (Mensos, Gubernur dan Bupati TTS, Red) tentang kebutuhan di daerah kekeringan, saya sudah sampaikan ke Pak Presiden dan Pak Presiden tadi (Rabu, 17/6, Red) siang baru telefon saya supaya kebutuhan itu disampaikan secara tertulis," ungkap Khofifah. Selain ke Kualin, untuk memastikan ketersediaan stok pangan di TTS, Mensos yang ditemani Gubernur Frans Lebu Raya dan Bupati Paul Mella juga meninjau stok beras di Dolog SoE. Mensos ingin memastikan bahwa stok itu bisa digunakan jika stok pangan di TTS kurang. "Saya sudah cek stok beras di Dolog SoE dan di sana stoknya cukup banyak, sehingga masih bisa tanggulangi kekurangan stok pangan yang terjadi. Namun jika stok yang ada tidak cukup, Bupati dan Gubernur memiliki kewenangan untuk meminta bantuan beras ke pemerintah pusat," katanya.
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya para kesempatan itu mengatakan, dua kecamatan di TTS tersebut memang rawan kekeringan. Namun pemerintah bersama masyarakat perlu memanfaatkan potensi yang ada agar dikembangkan secara maksimal. Pasalnya, kata Gubernur, masyarakat tidak boleh pasrah dengan keadaan yang ada dan terus mengharapkan bantuan dari pemerintah. "Perkirakan curah hujan yang pas, sehingga tidak tanam pada saat hujan tidak turun dan akhirnya tanaman mati semua," tegas Frans. Bupati TTS, Paul V. R. Mella menuturkan, persoalan kekeringan yang terjadi di TTS, khususnya di Kualin dan Amanuban Selatan terjadi akibat curah hujan yang tidak merata. "Ini yang menyebabkan masyarakat tidak saja gagal penen, namun juga mengalami gagal tanam. Akibatnya masyarakat mengalami kekurangan makan, dan ini di-follow up media massa sehingga akhirnya pemerintah pusat mengetahui kondisi terbut dan memberikan bantuan," ungkap Paul. "Ke depan Pemda TTS akan memaksimalkan potensi air yang ada, agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali," janji Paul. Camat Kualin, Simon Manu menyebutkan, bantuan Mensos RI ini akan diserahkan kepada 2.535 kepala keluarga (KK) atau kepada 10.350 jiwa penduduk di enam desa se-kecamatan Kualin. Rinciannya, masyarakat Desa Kualin (103 KK; 461 jiwa), Desa Toineke (683 KK; 2.706 jiwa), Tuafanu (686 KK; 2.660 jiwa), Kiu Fatu (690 KK; 3.130 jiwa), Desa Oni (106 KK; 443 jiwa), dan Desa Tuapakas (267 KK; 1.130 jiwa). Sementara untuk kecamatan Amanuban Selatan sebagaimana disampaikan Kabid Pemberdayaan dan Pelayanan Sosial, Disnakertrans TTS, Marthen A'oetpah, bantuan tersebut akan disalurkan untuk satu desa, yakni Desa Oebelo dengan sasaran pada 774 KK (3.176 jiwa). Pemkab TTS, kata Marthen, juga telah mendistribusikan bantuan beras kepada masyarakat yang mengalami gagal panen, didua kecamatan itu sebanyak 57.284 ton. "Beras sudah didistribusikan sejak dua minggu lalu," ungkap Marthen. Sebagaimana pantauran koran ini, Mensos RI, Khofifah tak hanya menyerahkan bantuan secara simbolik kepada pemerintah, namun ia juga sempat menyerahkan bantuan langsung ke rumah-rumah warga yang mengalami gagal tanam dan gagal panen. Selain itu, Khofifah juga menyempatkan diri mininjau lahan milik warga desa Oebelo, Kecamatan Amanuban Selatan yang mengalami gagal tanam dan gagal panen. (yop/aln) Read more: http://www.timorexpress.com/rakyat-timor/kunjungi-tts-mensos-bawa-24-tonberas#ixzz3dNBZD63i
Babys: Menteri Sosial Nyasar Kamis, 18 Juni 2015 08:56
POS KUPANG/DION M KOTA MAKANAN RINGAN-- Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, membagikan makanan ringan kepada anak-anak di Desa Tuaneke-TTS, Rabu (17/6/2015). POS-KUPANG.COM, SOE -- Anggota DPRD TTS dari Fraksi Nasdem, Henderikus Babys, menilai Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, nyasar. Pasalnya, kedatangan menteri Rabu (17/6/2015) ke TTS seharusnya melihat lahan petani yang mengalami kekeringan, malah diarahkan pemerintah ke SMP Negeri Matani Desa Tuaneke dan Saknati, serta lokasi pompa air di Desa Oebelo. "Saya bingung mengapa Pemkab TTS tidak mengarahkan menteri ke lahan milik warga yang mengalami kekeringan sehingga beliau bisa lihat langsung apa yang terjadi. Ini malah diarahkan ke sekolah dan lokasi pompa air. Pemerintah jangan malu dengan keadaan kita saat ini. Karena kita membutuhkan bantuan dari pusat," tegas Hendrik. Rasa kecewa juga dialami beberapa warga Kualin yang menilai kedatangan menteri tidak pada tempatnya. "Menteri ini datang karena ada bencana kekeringan yang menyebabkan gagal tanam dan gagal panen. Seharusnya menteri meninjau lahan milik warga yang mengalami kekeringan, bukannya datang ke sekolah dan lokasi pompa air. Dusun III Desa Kualin ini mengalami bencana kekeringan paling parah. Seharusnya menteri datang ke dusun kami melihat apa yang kami alami," ujar Merson Toni, warga Desa Kualin. Hal senada diungkapkan Nonce Nabunome. Seharusnya, kata dia, menteri datang ke desa kami karena desa kami paling parah mengalami kekeringan. "Danau Nolan yang paling besar di TTS ada di Desa Kualin. Keadaannya kering. Itu menandakan bencana kekeringan tahun ini sangat parah dan ibu menteri seharusnya melihatnya langsung. Ini malah diarahkan ke tempat lain. Kami sangat kecewa. Bukannya kami menuntut bantuan tetapi kami ingin menteri melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi," tutur Nonce.
http://kupang.tribunnews.com/2015/06/18/babys-menteri-sosial-nyasar