23
KERANGKA PEMIKIRAN Menurut Suhardjo (1989), latar belakang sosial budaya mempengaruhi pemilihan jenis pangan melalui dua cara yaitu informasi mengenai gizi dan preferensi berdasarkan konteks dua karakteristik wilayah (desa dan kota). Sanjur (1982) menyatakan bahwa preferensi mempunyai struktur, serta struktur ini dapat berubah dan dipelajari sejak kecil dan bersifat plastis. Fisiologi, perasaan, dan sikap terintegrasi membentuk preferensi terhadap pangan dan akhirnya membentuk perilaku konsumsi pangan. Konsumsi pangan yang cukup dari segi kualitas dan kuantitas merupakan salah satu wujud pengembangan diversifikasi pangan. Pengembangan diversifikasi pangan dapat dilihat dari preferensi pangan serta produksi wilayah sebagai daya dukung gizi pada karakteristik lingkungan. Preferensi pangan pada masyarakat berhubungan dengan karakteristik individu, makanan dan lingkungan. Pada penelitian ini hanya diteliti hubungan preferensi pangan dengan karakteristik individu dan lingkungan. Karakteristik individu diukur dengan pendidikan, pendapatan per kapita serta pengeluaran per kapita, sedangkan besar keluarga, pekerjaan informasi dari media massa, dan produksi pangan merupakan faktor yang diukur untuk karakteristik lingkungan. Besar keluarga biasanya merupakan faktor penentu dalam memilih jenis bahan makanan dan distribusi pangan antara anggota keluarga. Semakin besar ukuran keluarga maka pendapatan per kapita yang diterima akan semakin kecil. Pendapatan di dalam suatu keluarga dipengaruhi oleh jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan. Pendapatan yang tinggi umumnya akan diikuti oleh peningkatan kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi. Namun, hal itu juga tidak lepas dari peningkatan pengetahuan keluarga terutama ibu. Tingkat pengetahuan individu akan dipengaruhi juga oleh tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan masyarakat yang semakin tinggi dapat memberikan peluang bagi percepatan proses peningkatan kesadaran gizi, yang diharapkan dapat mengubah perilaku konsumsinya. Seiring dengan perkembangan teknologi, informasi juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi pangan. Sumber informasi tersebut mencakup informasi yang diperoleh media massa baik cetak maupun elektronik. Perkembangan teknologi informatika serta strategi komunikasi publik dapat menyediakan peluang yang tinggi untuk mempercepat proses, serta memperluas jangkauan upaya pendidikan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran gizi keluarganya (Suryana 2008).
23
Konsumsi Pangan
Pengembangan Diversifikasi Pangan
Preferensi Pangan
Karakteristik Individu:
Karakteristik Makanan:
Pendidikan terakhir Pendapatan per kapita Pengeluaran per kapita
Rasa Rupa Tekstur Tipe makanan Bentuk Bumbu Kombinasi makanan Harga pangan
Karakteristik Lingkungan: Besar keluarga Pekerjaan Sumber informasi media massa: Elektronik Cetak Daya dukung gizi (Produksi pangan)
Gambar 1 Preferensi pangan dihubungkan dengan karakteristik individu dan lingkungan Keterangan:
: variabel yang diteliti : variabel yang tidak diteliti
: hubungan yang diteliti : hubungan yang tidak diteliti
METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
Preferensi
Pangan
Masyarakat
Kabupaten
Bogor
ini
merupakan bagian dari penelitian Analisis Konsumsi Pangan (Preferensi Pangan Masyarakat) Provinsi Jawa Barat. Pemilihan Kabupaten Bogor sebagai lokasi penelitian disebabkan oleh: 1) memiliki jumlah wilayah desa dan kota tertinggi di Jawa Barat yaitu 428 desa/kota (BPS 2008); 2) proporsi desa dan kota cenderung mendekati karakteristik Jawa Barat; 3) jumlah penduduk terbesar kedua setelah Kabupaten Bandung yaitu 4.100.934 orang (Suseda 2005). Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Pemilihan kecamatan serta desa sebagai lokasi penelitian dilakukan dengan analisis cluster. Analisis cluster merupakan teknik multivariat yang mempunyai tujuan utama untuk mengelompokkan objek-objek berdasarkan karakteristik yang dimilikinya. Analisis cluster mengklasifikasi objek sehingga setiap objek yang paling dekat kesamaannya dengan objek lain berada dalam cluster yang sama. Pengelompokan lokasi penelitian sebagai obyek berdasarkan karakteristik wilayah desa dan kota. Kecamatan Dramaga terpilih dengan pertimbangan mewakili karakteristik wilayah desa dan kota secara seimbang (BPS 2006). Penentuan wilayah desa dan kota secara purposive berdasarkan potensi wilayah dan disertai dengan penghitungan skor wilayah desa dan kota berdasarkan Statistik Kesejahteraan Rakyat. Desa yang terpilih adalah Desa Babakan yang mewakili karakteristik kota dan Desa Purwasari yang mewakili karakteristik desa. Pemilihan RW, RT hingga contoh penelitian dilakukan secara simple random sampling (lihat Gambar 2). Waktu penelitian meliputi tahap persiapan, pengumpulan data primer serta entri dan cleaning data dilaksanakan bulan November hingga Desember 2008. Pengolahan, analisis data serta penulisan laporan pada bulan Januari sampai Agustus 2009. Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Contoh penelitian ini diambil dengan menggunakan metode acak sederhana. Kriteria contoh pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang termasuk dalam kategori usia 20-45 tahun dan tinggal di Desa Babakan dan Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Pemilihan contoh ini dengan pertimbangan bahwa ibu merupakan house keeper yang mengatur pangan yang
26
diberikan kepada setiap anggota keluarganya, sehingga preferensi pangan ibu akan mempengaruhi penyediaan pangan dan preferensi pangan di tingkat rumah tangga. Selain itu, pemilihan contoh pada usia 20-45 tahun disebabkan karena pada usia tersebut, contoh masih mampu mengerti pertanyaan yang diajukan pada kuesioner dengan baik. Contoh penelitian sebanyak 60 orang dari tiga RT yang terpilih dari tiga RW untuk masing-masing karakteristik wilayah desa dan kota, sehingga total contoh yang diteliti sebesar 120 orang. Cara pengambilan contoh dijelaskan pada Gambar 2 di bawah ini: Kabupaten Bogor
Cluster
Kecamatan terpilih
Desa terpilih (Desa)
Desa terpilih (Kota)
RW terpilih
RW terpilih
RW terpilih
RT terpilih
RT terpilih
RT terpilih
20 RMT
20 RMT
20 RMT
Simple random sampling
Gambar 2 Cara pengambilan contoh penelitian Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk mengetahui hubungan Preferensi Pangan Masyarakat dengan karakteristik individu dan lingkungan pada ibu yang berusia 20-45 tahun di Desa Babakan dan Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara langsung oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner untuk setiap rumah tangga contoh. Kuesioner untuk identifikasi karakteristik individu, lingkungan serta preferensi pangan dapat dilihat pada lampiran. Pembuatan kuesioner preferensi pangan ini mengacu pada Pedoman Metode Pemantauan dan Analisis Preferensi Pangan Masyarakat. Pangan yang terdapat dalam kuesioner ini merupakan pangan
27
primer/pangan dasar yang digunakan sebagai bahan dasar sebelum dikenai proses pengolahan lebih lanjut. Data sekunder yang digunakan meliputi Profil Desa Babakan dan Purwasari. Data profil desa ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum lokasi penelitian disertai dengan potensi wilayah di daerah tersebut. Selanjutnya, digunakan data Kabupaten Bogor dalam Angka untuk mengetahui produksi pangan di Kabupaten Bogor yang digunakan untuk penghitungan ketersediaan pangan. Jenis dan cara pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Jenis dan cara pengumpulan data Jenis data Primer
Sekunder
Data Karakteristik individu Karakteristik lingkungan Informasi yang diperoleh dari media massa Preferensi Pangan Masyarakat Profil Desa Babakan dan Desa Purwasari Kabupaten Bogor dalam Angka
Cara Pengumpulan Data Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara Turun Lapang (Data Desa) BPS 2006
Alat Ukur Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner -
Kuesioner sumber informasi dari media massa disusun peneliti. Oleh karena itu, dilakukan pengujian reliabilitas kuesioner. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989) reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama. Salah satu cara untuk mengukur reliabilitas adalah dengan menggunakan Uji Croncbach’s Alpha. Hasil uji kuesioner untuk televisi, radio, media cetak (koran, majalah, tabloid), dan internet berturut-turut adalah 0.770, 0.848, 0.839, 0.726 dengan derajat kebebasan N = 10-1 = 9. Berdasarkan tabel angka kritik nilai r, dengan derajat kebebasan 9 nilai Croncbach’a Alpha adalah 0.602, sehingga keempat variabel pada kuesioner lebih dari nilai kritik. Oleh karena itu, kuesioner ini dikatakan reliabel. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data meliputi coding, entry, editing, cleaning, dan analisis data. Data dianalisis dengan metode deskriptif dan metode inferensia. Setelah data entri dilakukan cleaning data, sehingga hanya tersisa 106 contoh dengan data yang lengkap masing-masing untuk wilayah desa dan kota sebanyak 53
28
contoh. Seluruh data dientri ke dalam komputer dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS 16.0 for Windows untuk penarikan kesimpulan. Analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif dan inferensia. Analisis deskriptif yang digunakan adalah analisis frekuensi dan crosstab untuk menjawab tujuan pertama hingga ketiga. Analisis inferensia meliputi uji korelasi Chi Square dan Spearman untuk menjawab tujuan ketiga serta keempat. Uji Chi Square digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel data nominal dengan data ordinal. Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan variabel antar data ordinal (Santoso 2008). Tujuan kelima dianalisis dengan penghitungan produksi pangan yang diterjemahkan dengan energi kemudian dibandingkan dengan kebutuhan. Ketersediaan energi diasumsikan seluruh berasal dari produksi pangan. Kemudian, ketersediaan energi aktual digunakan untuk mengetahui kontribusi energi aktual dengan cara sebagai berikut: Ketersediaan energi aktual Kontribusi kkal E (%) =
x % kontribusi ideal Ketersediaan energi ideal
Informasi dari media massa diukur dengan cara memberikan skor terhadap setiap pilihan jawaban pertanyaan. Masing-masing pertanyaan dan jawaban memiliki jenis pertanyaan dan skor yang berbeda-beda seperti yang terlihat pada Tabel 3. Tabel 3 Jenis dan cara pemberian skor pada variabel penelitian Variabel Media Massa
Jumlah Pertanyaan
Televisi
12
Radio
6
Koran
7 1
Majalah
7 1
Tabloid
7 1
Cara Pemberian Skor Pertanyaan tertutup kisaran skor 0-4 Pertanyaan tertutup kisaran skor 0-1 Pertanyaan tertutup kisaran skor 0-4 Pertanyaan tertutup kisaran skor 0-1 Pertanyaan tertutup kisaran skor 0-4 Pertanyaan tertutup kisaran skor 0-1 Pertanyaan terbuka Pertanyaan tertutup kisaran skor 0-4 Pertanyaan tertutup kisaran skor 0-1 Pertanyaan terbuka Pertanyaan tertutup kisaran skor 0-4 Pertanyaan tertutup kisaran skor 0-1 Pertanyaan terbuka
Skor Maksimum
Skor Minimum
34
0
19
0
19
0
19
0
19
0
29
Lanjutan Variabel Media Massa
Jumlah Pertanyaan
Internet
Cara Pemberian Skor
Skor Maksimum
Skor Minimum
8
0
Pertanyaan tertutup kisaran skor 0-1 Pertanyaan terbuka kisaran skor 0-1
4
Setelah masing-masing variabel tersebut dilakukan skoring, selanjutnya digolongkan berdasarkan kategori. Cara pengkategorian dan analisis variabel penelitian disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Cara pengkategorian variabel penelitian Variabel Tipe Wilayah Pendidikan Terakhir
Pendapatan (/kap/bulan) Pengeluaran (/kap/bulan) Besar Keluarga
Pekerjaan Contoh
Pekerjaan Suami
Informasi dari media massa Paparan media informasi PPM
Kategori Desa Kota 0. Tidak/belum tamat SD 1. SD/setara 2. SMP/setara 3. SMA/setara 4. Diploma I/II 5. Diploma III/Akademi 6. Perguruan Tinggi 1. Rendah (Rp352 432) 1. Kecil (<4) 2. Sedang (4-7) 3. Besar (>7) 1. PNS 2. Pegawai swasta 3. Perdagangan/jasa 4. Petani/buruh tani 5. Ibu rumah tangga 0. Sudah meninggal/bercerai 1. TNI/Polri 2. PNS 3. Pegawai swasta 4. Perdagangan/jasa 5. Petani/ buruh tani 6. Pensiunan 1. Kurang (<50%) 2. Cukup (>50%) 1. Tidak terpapar (<3) 2. Terpapar (≥3) 1. Sangat tidak suka 2. Tidak suka 3. Biasa 4. Suka 5. Sangat suka
Analisis Deskriptif Deskriptif
Sumber BPS (2005) BPS (2003)
Deskriptif
Sebaran contoh
Deskriptif
BPS (2008)
Deskriptif
Hurlock (1980)
Deskripsi
Sebaran contoh
Deskriptif
Sebaran contoh
Deskriptif
Sebaran contoh
Deskriptif
Sebaran contoh
Deskriptif
Sikap kesukaan
30
Lanjutan Variabel Alasan PPM
Kategori Analisis Sumber 0. Belum pernah Deskriptif Sebaran contoh 1. Ekonomi 2. Pangan 3. Kebiasaan 4. Kesehatan 5. Psikologis Hubungan antara karakteristik individu (pendidikan terakhir, pendapatan per Inferensia (Uji Chi Square dan kapita, pengeluaran per kapita), lingkungan Spearman) (besar keluarga, pekerjaan, informasi dari media massa) dengan PPM Analisis pangan lokal 1. Aktual (produksi pangan) Deskriptif (Penghitungan kontribusi yang potensial untuk 2. Normatif (PPH) energi berdasarkan produksi pengembangan pangan) diversifikasi pangan
Definisi Operasional Contoh adalah ibu rumah tangga berusia 20-45 tahun yang tinggal di desa dengan karakteristik wilayah desa yang mewakili desa dan kota. Preferensi Pangan Masyarakat adalah sikap contoh dalam memilih pangan yang dikelompokkan dalam 9 kelompok pangan yang didasari oleh berbagai pertimbangan yaitu belum pernah mengkonsumsi, ekonomi, faktor pangan, kebiasaan, kesehatan, serta psikologis yang diukur dengan skala dari 1 (sangat tidak suka) hingga 5 (sangat suka). Desa adalah kriteria desa menurut BPS yaitu wilayah yang berdasarkan kriteria kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian dan akses fasilitas umum memiliki skor gabungan di bawah 10 sesuai dengan data Statistik Kesejahteraan Rakyat (2005). Kota adalah kriteria kota menurut BPS yaitu wilayah yang berdasarkan kriteria kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian dan akses fasilitas umum memiliki skor gabungan 10 ke atas sesuai dengan data Statistik Kesejahteraan Rakyat (2005). Karakteristik Individu adalah faktor yang berhubungan dengan preferensi pangan masyarakat diukur dari pendidikan terakhir, pendapatan per kapita serta pengeluaran per kapita. Pendidikan Terakhir adalah jenjang pendidikan formal yang diselesaikan contoh dan suami, dibedakan menjadi tidak atau belum tamat SD, SD/setara, SMP/setara, SMU/setara, Diploma I/II, Diploma III/Akademi, dan Perguruan Tinggi. Pendapatan Per Kapita adalah jumlah penghasilan yang berasal dari anggota keluarga yang dinilai dengan uang dalam kurun waktu satu bulan terakhir dibagi dengan jumlah anggota keluarga yang dinyatakan dalam
31
rupiah/kapita/bulan yang digolongkan menjadi pendapatan rendah, sedang, dan tinggi. Pengeluaran Per Kapita adalah jumlah pengeluaran baik pangan maupun nonpangan yang berasal dari anggota keluarga yang dinilai dengan uang dalam kurun waktu satu bulan terakhir dibagi dengan jumlah anggota keluarga yang dinyatakan dalam rupiah/kapita/bulan yang digolongkan menjadi pengeluaran rendah, sedang, dan tinggi. Karakteristik Lingkungan adalah faktor yang berhubungan dengan preferensi pangan masyarakat diukur dengan variabel besar keluarga, pekerjaan, informasi dari media massa, serta produksi pangan. Besar Keluarga adalah banyaknya orang yang tinggal dalam satu keluarga dan menjadi tanggung jawab kepala keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang digolongkan menjadi kecil (≤ 4 orang), sedang (5-7 orang), besar (> 7 orang). Pekerjaan adalah jenis pekerjaan yang dilakukan oleh contoh dan suami yang terdiri
dari
TNI/POLRI,
PNS,
pegawai
swasta,
petani,
perdagangan/jasa, buruh tani, pelajar, ibu rumah tangga, lain-lain. Informasi dari media massa adalah keseluruhan informasi yang diperoleh contoh mengenai pangan dan gizi baik terpapar maupun tidak terpapar yang berasal dari media massa elektronik (televisi, radio, dan internet) serta media cetak (koran, majalah, tabloid). Pengembangan diversifikasi pangan adalah penganekaragaman konsumsi pangan untuk menentukan pangan lokal yang dapat dijadikan sebagai alternatif non-beras dengan mempertimbangkan preferensi terhadap pangan sumber karbohidrat, protein hewani, protein nabati, vitamin serta mineral serta produksi pangan di Kabupaten Bogor.