BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 2 0 Oktober 1980 sampai dengan tanggal 20 Oktober 1981, bertempat di Laboratorium Produksi Ternak unggasr Jurusan Ilmu Produksi Ternak Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Ayarn Percobaan Dalam penelitian ini jumlah ayam yang dipergunakan 3 0 0 ekor anak ayarn petelur t i p e medium galur Super-Harco, hasil persilangan antara Rock,
yang
berasal
Rhode Island Red dengan Barred Plymouth dari
perusahaan
pembibitan ayam
Charoen Pokphand, Tangerang dan 3 0 0 ekor anak ayam galur Hisex-Brown, yang mungkin mengandung darah
PT
petelur New
Ham-
shire, yang berasal dari perusahaan pembibitan ayam P T Sinta Poultry Slipi, Jakarta.
Anak-anak ayam mulai urnur
satu
hari sampai dengan 20 minggu dipelihara dalam kandang
yang
beralaskan serasah dengan mendapat perlakuan yang .sama. S e telah berumur 20 minggu diadakan seleksi, ayam yanq
bobot
badannya terlalu besar atau terlalu kecil disingkirkan. Dari tiap galur diarnbil sebanyak 264 ekor yang digunakan lam penelitian.
da-
Kandang Kandang
yang
sistem sangkar
digunakan
dalam
penelitian ini kandang
dengan ukuran 22 x 4 5 x 4 6 cm.
Kandang sistem
sangkar yang digunakan sebanyak 24 kelompok untuk masing-masing galur.
Tiap kelompok
terdiri atas 11 sangkar tunggal,
Kelompok-kelompok kandang sangkar ditempatkan dalam dua ngunan yang kondisi lingkungannya sarna. .
ba-
Penempatan ayam k e
dalam kandang sangkar dilakukan secara acak.
Setiap sangkar
diisi seekor ayam.
Ransum yang digunakan dalam penelitian ini ada enam macam yang
masing-masing
mengandung
1 6 persen dan 1 8 persen
protein dengan tingkat energi 2 4 5 0 kkal EM/kg dan EM/kg dan 2 8 5 0 kkal EM/kg pada
ransum.
Tiap
ransum
2 650
kkal
diberikan
empat kelompok apam petelur dari.masing-masing
galur.
Susunan ransum yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat
pads
Tabel 1.
yang digunakan
Komposisi vitamin dan mineral
dari Premix-B
dalam ransum penelitian dapat
dilihat
pada
Tabel 2. Analisis proksimat ramsum penelitian dilakukan di Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan dan Balai Penelitian Kimia, Departemen Perindustrian. Bahan-bahan makanan
yang
digunakan
selama penolitian
berlangsung berasal dari sumber yang sama. Ransum penelitian
Tabel 1.
Susunan Ransum yang Digunakan dalam P e n e l i t i a n
Ransum I
Ransurn I1 Ransum 111 Ransum IV
Ransum
V
Ransum V T
2450 kkal EM dengan 16% Protein
2450 kkal EM dengan 18% Protein
2850 kkal EM dengan 16% Protein
2850 kkal EN dengan 18% Protein
Jagung kuning
39.80
34,95
50,60
45.15
60,OO
55,50
Dedak halus
20.20
16,60
12,65
11,lO
4,40
4-20
Bungkil kelapa
19.50
24,75
14,65
18,75
12,lO
14 -60
Tepung ikan
12,OO
15,50
13,20
16 75
14.00
17 -90
K u l i t kerang
5.80
4 70
5 .OO
5 +OQ
5.00
5.80
Tepung tulang
2.40
3,30
3.50
2.60
3.40
1.20
Premix-B
0,30
0,20
0,15
0.25
0.30
0.20
-
-
0,25
0.40
0,80
0.60
'ahan Makanan
Minyak barco
2650 kkal EM dengan
16% Protein
2650 kkal EM dengan 18% Protein
Tabel 2.
Komposisi Zat-zat Makanan pada Premix-B
Kandungan Zat Makanan dari 5 kg Premix-B
Z a t Makanan
Vitamin
6 000 000 I U
A
Vitamin D
3
Vitamin E (riboflavin)
5 000 m g
Niasin (nicotinic acid)
!SO0 mg
Vitamin B~
Asam pantotenat
1 0 0 0 mg
Choline chloride
50 000 mg
Vitamin B12 (cyanocobalamin)
2 000 mg
Metionin (DLmethionine)
25 ClOO mg
Antioxidant-Ethoxyquin
10
Mg
50 000 mg
Fe
1 0 000 mg
cu
2 000 mg
cao
mg
2 0 000 rng 10 0 3 0 mg
100 mg
disusun berdasarkan kebutuhan zat-zat rnakanan petelur yang dianjurkan oleh
unt:uk
ayam
NRC (1971).
Energi metabolis, mineral, asam-asam amino dan min yang terkandung dalam ransum penelitian dihitung
vitaber-
dasarkan analisis bahan makanan menurut Scott
et
(1976) I
112.
kecuali energi rnetabolis untuk bungkil kelapa yang dihitung berdasarkan analisis bahan makanan oleh Pilliang
(1977). Le-
mak dan serat kasar dihitung menurut Lubis (1963:.
protein
kasar dihitung berdasarkan analisis bahan makanan di ratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas
LaboPeter-
nakan, Institut Pertanian Bogor. Ransum penelitian mulai diberikan setelah ayam
menca-
pai lima persen produksi ("hen day"), sesuai dengan yang dianjurkan North (1972).
Selama penelitian berlangsung,
kanan dan minuman diberikan an udara diukur dengan
=
libitum.
menggunakan
ma-
Suhu dan kelembab-
.higrotermograf
buatan
Bacharach Industrial Instrument Companyr USA,
Pencegahan Penyakit Sebelum penelitian dimulai ayam-ayam divaksinasi hadap penyakit ND dan cacar.
ter-
Untuk pencegahan ter-hadap p e -
nyakit ND, vaksin yang dipakai strain La Sota, berasal dari Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogcr. vaksinasi melalui suntikan.
Pencegahan terhadap
Cara
penyakit
cacar dilakukan dengan menggunakan vaksin cacar produksi Balai Penelitian Penyakit Hewan, Bogor. Untuk rnenghindari kelesuan pada ayam setelah diadakan vaksinasi, diberikan Vita Chick melalui air minum.
Peubah yang Diamati Produksi telur pada masing-masing kelompok mulai dihitung setelah mencapai 50 persen.
Persentase produksi telur
masing-masing kelompok dihitung berdasarkan "hen day" yaitu
prociuksi telur
persentase produksi dalam jangka waktu ter-
tentu (28 hari) yang didasarkan pada jumlah ayam yang hidup setiap hari.
Caranya yaitu dengan
mencatat
junllah
ayam,
~ u m l a hbutir dan bobot telur tiap hari untuk t i a ~kelompok. Konsumsi ransum rata-rata per ekor per hari
diperoleh
dari jumlah ransum yang dikonsumsi ayam dalam satu kelompok selama seminggu dibagi dengan jumlah ayam yang harinya dalam waktu seminggu .tersebut.
ada
setiap
Sedangkan
jumlah
ransum yang dikonsumsi selama seminggu tersebut sebagai hasil pengurangan dari makanan yang disediakan untuk satu kelompok pada awal rninggu dengan sisa makanan pada a:chir mingg u tersebut. Konsumsi air minum diukur dengan menghi tung ~elisihantara jumlah air minum yang diberikan pada masing-nasing kelompok selama 24 j a m dengan sisa air minum hari it.u.
Kon-
sumsi air per ekor per hari dihitung dari jumlah
yang
air
dikonsumsi dibagi jumlah ayam yang add pada hari itu.
Konversi ransum dihitung dengan rumus : ~ u m l a hransum yang dikonsumsi (kg) Jumlah bobot telur yang dihasilkan (kg)
Bobot telur diukur dengan mknimbang produks:. telur setiap hari tiap kelompok ayam.
Rataan bobot telur per butir
dihitung dengan rumus : Jumlah bobot telur normal yang dihasilkan (g) Jumlah butir telur normal yang dihasilkan Untuk mengukur tebal kerabang, setiap satu Fleriode ( 2 8 hari sekali) selama
tiga hari
berturut-turut, eemua telur
yang diproduksikan dipecah untuk dinilai kualitas telur bagian dalarn dan diukur tebal kerabangnya. Mengukur tebal kerabang dilakukan setelah
kerabang
kering dan
yang diukur
adalah kerabang yang disertai dua selaput kulit telur. Alat pengukur tebal kerabang yang dipakai
micrometer kaliper merk
Starrett No. 1015-A-431, buatan L S Starrett Co. Athal, USA. Untuk menilai kualitas telur bagian dalam yangdihitung berdasarkan "haugh-unit", caranya : demi satu dengan mempergunakan Scale".
Telur
timbangan
ditirnbang
satu
"Individual Egg
Kemudian telur dipecahkan di atas meja kaca dandi-
ukur ketebalan putih telur kental dengan mikrometer "Arnes". Untuk menentukan nilai "haugh-unit" digunakan mistar
geser
kualitas telur ("egg quality slide rule"). Data mortalitas didapat dari hasil pencatatan ada ayarn yang mati.
Ayam-ayam yang mati tersebut
k e Fakultas Kedokteran Hewan untuk patologis.
.dilakukan
setiap dikirim
peiaeriksaan
Untuk melihat aspek ekonominya yaitu dengan card menghitung nilai "income over feed cost". ngan cara rnengurangkan harga telur yang
Hal ini didapat dihasilk.an
biaya makanan yang dihabiskan selama penelitian.
de-
dengan
Harga ti-
a p kilogram ransum yang digunakan dalam penelitian dihitung berdasarkan rata-rata harga pasaran dari bahan makanan yang digunakan selama penelitian.
Rancangan Percobaan Rancangan perlakuan yang digunakan
berpola
faktorial
3 x 2 x 2 dengan tiga taraf faktor energi, dua taraf
protein, dan dua faktor galur.
Perlakuan-perlaku3n
faktor ini di-
tempatkan dalam rancangan lingkungan teracak 1eng:kap
yang
menggunakan empat ulangan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian
ini
diolah
dengan sidik ragam (Steel and Torrie, 1960). D a t a - y a n g berbentuk persen (data produksi telur dan mortalitas)
sebelum
dianalisis terlebih dahulu ditransformasi k e dalam arcsinus
\rjT
Snedecor dan Cochran (1967), sedangkan data t:ebal
rabang terlebih dahulu mengalami transforrnasi sin
fi.
keDa-
ta tentang bobot telur total selain diolah dengan sidik rag a m , juga diuji dengan "Signed Rank Test" non-parametrik.