Vol.10, No.20 Desember 2012 1412-4521
ISSN
Financial Leverage, Investasi dan Nilai Perusahaan : Suatu Kajian Empiris di PT. Bursa Efek Indonesia H.M.A.Rasyid HS. Umrie dan Taufik Pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kesetiaan Penumpang dengan Kepuasan Sebagai Variabel Intervening pada Bus Rapid Transit Transmusi Palembang Aslamia Rosa Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Bank Syariah Dengan Bank Konvensional Pada Masa Krisis Global Yudi Krisnanda Putra dan Rina Tjandrakirana DP Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pengguna BRT Trans Musi Palembang Hanifati Intan Analisis Pengaruh Perubahan Sistem Pengadaan Barang/Jasa dan Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Selatan Febby Fuji Astuti dan Zunaidah Perbandingan Kinerja Reksa Dana Saham Konvensional dengan Reksa Dana Saham Syariah Di Bursa Efek Indonesia Lidia Desiana dan Isnurhadi Analisis Perlakuan Akuntansi Scrap dan Produk Sampingan Pada PT. Priosusanto Corporation Nur Fitria dan Rochmawati Daud PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
JMBS Vol. 10
No. 20
Halaman 1-117
Palembang, Desember 2012
ISSN 1412-4521
ISSN 1412-4521
Daftar Isi Financial Leverage, Investasi dan Nilai Perusahaan : Suatu Kajian Empiris di PT. Bursa Efek Indonesia
Pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kesetiaan Penumpang dengan Kepuasan Sebagai Variabel Intervening pada Bus Rapid Transit Transmusi Palembang Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Bank Syariah Dengan Bank Konvensional Pada Masa Krisis Global
Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pengguna BRT Trans Musi Palembang
Analisis Pengaruh Perubahan Sistem Pengadaan Barang/Jasa dan Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Selatan
Perbandingan Kinerja Reksa Dana Saham Konvensional dengan Reksa Dana Saham Syariah Di Bursa Efek Indonesia
Analisis Perlakuan Akuntansi Scrap dan Produk Sampingan Pada PT. Priosusanto Corporation
JURNAL MANAJEMEN DAN BISNIS SRIWIJAYA
Editor Ketua H. Isnurhadi, MBA, Ph.D
Anggota Prof. Dr. Hj. Badia Perizade, MBA Prof. Dr. Hj. Diah Natalisa, MBA Prof. Dr. Hj. Sulastri ME, M.Kom Prof. Tafdil Husni, Ph.D Dr. Zakaria Wahab, MBA Dr. Hj. Zunaidah, M.Si Dr. Mohammad Adam, ME
Editor Pelaksana Drs. H. Islahuddin Daud, MM Drs. HA. Nazaruddin, MM Drs. M. Kosasih Zen, M.Si. Taufik, MBA
Tata Usaha M. Welly Nailis, SE MM M Eko Fitrianto, SE, M.Si
Terbit Pertama Kali Juli 2003 Terbit dua kali setahun Juni dan Desember
Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol.10, No.19 Juni 2012
PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL DENGAN REKSA DANA SAHAM SYARIAH DI BURSA EFEK INDONESIA Lidia Desiana1 Isnurhadi2 ABSTRACT This research was conducted in the stock conventional mutual fund and stock syariah mutual fund listed in Indonesian Stock Exchange. The purposes of this research are to 1) explained the stock conventional mutual fund performance, 2) explained the stock syariah mutual fund performance, and 3) explained differences stock mutual fund performance either conventional or syariah. The research method used are Independent T-Test for normal distribution data, and Mann Whitney Test for not normal distribution data. The output of this research shows, stock conventional mutual fund performance have well performance (outperform) compared with stock syariah mutual fund performance according to the Sharpe, Treynor, and Jensen mutual fund performance measurement. Average return and risk stock syariah mutual fund for period January 2005 – December 2011 below return and risk market. Whereas average return and risk stock conventional mutual fund for period January 2005 – December 2011 above return and risk market. From the output of this research shows, hoped it can give the information to investment manager, investors, and government as regulator. Key word: Stock Conventional Mutual Fund Performance, Stock Syariah Mutual Fund Performance, Mutual Fund Performance Measurement.
I. PENDAHULUAN Bangkitnya ekonomi Islam di Indonesia dewasa ini menjadi fenomena yang menarik dan menggembirakan terutama bagi penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Praktek kegiatan ekonomi konvensional, khususnya dalam kegiatan pasar modal yang mengandung unsur spekulasi sebagai salah satu komponennya nampaknya masih menjadi hambatan psikologis bagi umat Islam untuk turut aktif dalam kegiatan investasi terutama di bidang pasar modal. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Sebagian dari masyarakat yang ada menginginkan adanya suatu instrumen investasi yang sesuai dengan syariah Islam. Menanggapi adanya peluang pangsa pasar yang belum tersentuh oleh Reksa Dana konvensional, maka para pelaku pasar di bidang investasi meluncurkan jenis investasi Reksa Dana yang basis operasionalnya adalah syariah, yaitu yang sering dikenal dengan nama Reksa Dana syariah. Reksa Dana syariah ini merupakan alternatif investasi di Reksa Dana selain Reksa Dana yang basis operasionalnya konvensional. Prinsip pokok yang membedakan Reksa Dana Syariah dengan Reksa Dana konvensional adalah bahwa dalam mengelola portfolio investasinya, Reksa Dana syariah tidak hanya mempertimbangkan return atau tingkat pengembalian dari investasinya semata, namun juga mempertimbangkan kehalalan dari instrumen yang 1
Alumni of Master of Science in Finance, at Faculty of Economic, Sriwijaya University Senior lecturer of Management Department, Faculty of Economic, Sriwijaya University The authors can be contacted by email:
[email protected] 2
akan dibelinya, yaitu bukan merupakan instrumen yang menghasilkan riba. Selain itu jika instrumen yang dibeli tersebut instrumen saham, maka perusahaan yang akan dibeli adalah perusahaan yang tidak terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dengan hal-hal seperti alkohol, rokok, perjudian, persenjataan, proyek nuklir, pornografi, prostitusi dan hal lain yang diharamkan oleh syariah Islam. Sementara Reksa Dana konvensional tidak mengakomodir hal-hal yang menjadi perhatian kalangan pelaku pasar Reksa Dana syariah. Melihat kemajemukan masyarakat Indonesia dengan berbagai kepentingan yang ada terhadap tujuan berinvestasi, maka hadirnya Reksa Dana konvensional dan Reksa Dana syariah akan semakin menambah beragamnya instrumen investasi yang tersedia bagi masyarakat Indonesia. Dengan demikian maka tujuan Reksa Dana yang berusaha membantu dan memobilisasi pemodal kecil atau individual untuk melakukan investasi di pasar modal dapat segera terwujud, dengan semakin banyaknya pihak yang dapat ikut serta dalam berbagai ragam investasi sesuai dengan tujuan investasi dan nilai-nilai yang dipegang. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam hal ini penulis akan melakukan kajian tentang perbedaan Reksa Dana konvensional dan Reksa Dana syariah secara lebih mendalam guna mengetahui hal dasar yang menjadi pegangan para pelaku Reksa Dana syariah sehingga menjadi berbeda dari Reksa Dana konvensional. Perumusan Masalah 1. Bagaimana kinerja Reksa Dana Saham Konvensional? 2. Bagaimana kinerja Reksa Dana Saham Syariah? 3. Adakah perbedaan antara kinerja Reksa Dana Saham Konvensional dengan kinerja Reksa Dana Saham Syariah? Tujuan Penelitian 1. Untuk menjelaskan kinerja Reksa Dana Saham Konvensional 2. Untuk menjelaskan kinerja Reksa Dana Saham Syariah 3. Untuk menjelaskan perbedaan antara kinerja Reksa Dana Saham Konvensional dengan kinerja Reksa Dana Saham Syariah. II. TINJAUAN PUSTAKA Return Reksa Dana dan Return Benchmark A. Return Reksa Dana Return reksa dana menurut Jogiyanto (2007:109): – –
Ri Bulanan = ∑
dimana: Ri = actual return dari reksa dana i NABt = nilai aktiva bersih pada waktu t NABt – 1 = nilai aktiva bersih reksa pada waktu sebelumnya B. Return Benchmark 1. Return IHSG Return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merupakan benchmark reksa dana saham adalah nilai return pasar saham sub periode tertentu yang diperoleh dari nilai tukar IHSG akhir bulan dikurangi dengan nilai akhir bulan sebelumnya IHSG kemudian hasilnya dibagi dengan nilai akhir bulan sebelumnya IHSG. Dirumuskan sebagai berikut: – dimana: KIHSG IHSGt
= Return IHSG = Return Pasar IHSG akhir bulan
IHSGt-1 = Return pasar IHSG akhir bulan sebelumnya 2. Return Jakarta Islamic Index Return Jakarta Islamic Index (JII) yang merupakan benchmark reksa dana saham adalah nilai return pasar saham sub periode tertentu yang diperoleh dari nilai tukar JII akhir bulan dikurangi dengan nilai akhir bulan sebelumnya JII kemudian hasilnya dibagi dengan nilai akhir bulan sebelumnya JII. Dirumuskan sebagai berikut:
dimana: KJII = Return JII JIIt = Return Pasar JII akhir bulan JIIt-1 = Return pasar JII akhir bulan sebelumnya Risk Free Dalam penelitian ini, investasi tanpa risiko diasumsikan merupakan tingkat suku bunga rata-rata dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Kinerja investasi bebas risiko pada sub periode dirumuskan sebagai berikut (Pratomo dan Ubaidillah, 2009):
dimana: Rf RF1t , RF2t , RFnt n
= Return investasi bebas risiko = Suku bunga SBI periode t = Jumlah periode pengamatan
Evaluasi Kinerja Reksa Dana Menurut Rudiyanto (2012) reksa dana adalah sekumpulan dari portofolio. Oleh karena itu, pengukuran kinerja reksa dana dikenal juga dengan istilah Evaluation of Portofolio Performance atau evaluasi kinerja portofolio. Metode evaluasi kinerja portofolio secara khusus hanya mengukur keuntungan (return) dan risiko (risk) dari portofolio investasi (reksa dana) yang bersangkutan. Bebarapa metode evaluasi kinerja reksa dana antara lain: A. Ukuran Kinerja Sharpe Metode pengukuran Sharpe atau Reward-to-Variability Ratio (RVAR). Metode ini mengukur excess return suatu portofolio terhadap standar deviasi atau total risikonya (Jones, 2000 dan Sharpe, 1999). Pengukuran metode RVAR dilakukan dengan rumus: RP - RF = excess return portofolio terhadap risk free rate dimana: P = total risiko atau standar deviasi RVAR = nilai rasio Sharpe portofolio RP = rata-rata tingkat pengembalian portofolio RF = rata-rata risk free rate Rumus untuk menghitung standar deviasi yaitu: √ dimana: = standar deviasi
–
Ri = return ke i R = rata-rata return N = jumlah pengamatan
Dalam ukuran kinerja ukuran Sharpe, jika memiliki nilai Sharpe atau RVAR yang besar dari nilai Sharpe indeks pasar. Semakin besar nilai Sharpe suatu reksa dana, maka hal itu menunjukkan kinerja yang lebih baik dari reksa dana tersebut. B. Ukuran Kinerja Treynor Metode pengukuran Treynor atau Reward to Valatility Ratio (RVOL) menyatakan rasio antara excess return suatu portofolio terhadap beta (Jones, 2000). Seperti RVAR, RVOL menyatakan hubungan antara tingkat pengembalian portofolio terhadap risikonya. Tetapi, RVOL membedakan antara risiko total dan risiko sistematik, dengan asumsi portofolio telah terdiversifikasi dengan baik, sehingga RVOL tidak menggunakan standar deviasi tetapi hanya beta atau risiko sistematiknya. Kemiringan (slope) dari RVOL dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
dimana: RVOL = nilai rasio Treynor RP = rata-rata tingkat pengembalian portfolio RF = rata-rata risk free rate RP - RF = excess return portfolio terhadap risk free rate P = beta atau risiko sistematik suatu portfolio Beta dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Sharpe, et all, 2000):
dimana: iI = beta portfolio iI = kovarians tingkat pengembalian portfolio i dengan portfolio pasar 2 I = varians dari portfolio pasar Dari pengukuran indeks Treynor dapat dilihat semakin tinggi angka indeksnya maka reksa dana tersebut semakin baik kinerjanya. C. Ukuran Kinerja Jensen Metode Jensen menyatakan perbedaan tingkat pengembalian actual dari suatu portofolio selama periode tertentu dengan premi risiko (risk premium) portofolio tersebut yang seharusnya diperoleh berdasarkan risiko sistematik portofolio tersebut dan penggunaan CAPM (Jones, 2000). Persamaan alpha dirumuskan sebagai berikut: α = (Rp – RF) – ( (Rm – RF)) dimana: α = nilai rasio Jensen Rp = rata-rata tingkat pengembalian portfolio RF = rata-rata risk free rate Rm = rata-rata tingkat pengembalian pasar = beta atau risiko sistematik suatu portfolio Jensen berpendapat bahwa kinerja reksa dana yang baik adalah reksa dana yang memiliki kinerja portofolio melebihi kinerja pasar sesuai dengan risiko sistematis yang dimilikinya. Indeks Jensen sering juga disebut dengan Jensen alpha. Dari pengukuran indeks Jensen dapat dilihat bahwa semakin tinggi angka indeksnya maka reksa dana tersebut semakin baik kinerjanya. III. METODE PENELITIAN Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah keseluruhan reksa dana saham konvensional maupun reksa dana saham syariah berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK), dengan sifat operasi reksa dana Terbuka (open end Funds) yang sudah dipublikasikan secara umum di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005 – 2011. Jumlah populasi yang diperoleh sebanyak 72 (56 reksa dana saham konvensional, dan 16 reksa dana saham syariah). Dari populasi tersebut diambil sampel sebagai data penelitian dengan menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan ialah data sekunder karena berasal dari data yang telah mengalami proses pengolahan. Data yang digunakan dalam penelitian ini, ialah data Nilai Aktiva Bersih (NAB) bulanan selama periode 2005 – 2011 yang diperoleh dari alamat http://www.bapepam.go.id. Data tentang perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Jakarta Islamic Index (JII) bulanan periode 2005 – 2011 yang diperoleh dari alamat http://www.idx.co.id. Data tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bulanan periode 2005 – 2011 yang diperoleh dari alamat http://www.bi.go.id. Serta beberapa informasi reksa dana lainnya yang diperoleh dari alamat http://www.kontan.com, http://www.infovesta.com, dan http://www.finance.yahoo.com. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah: 1. Metode Studi Dokumentasi, dengan cara membaca dan mencatat semua informasi yang berhubungan dengan penelitian yang kemudian diolah menjadi data dalam proses analisa. 2. Metode Kepustakaan, penelitian pustaka dengan bantuan buku-buku, diktat, dan juga tulisan-tulisan lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Serta riset melalui internet dengan cara mencari informasi seperti literatur- literatur terkini dan penelitianpenelitan terdahulu yang berhubungan dengan masalah yang diteliti khususnya mengenai reksa dana. Metode Analisis Data Menganalisis Perbedaan Kinerja Reksa Dana Saham Konvensional dengan Kinerja Reksa Dana Saham Syariah 1. Mencari return masing-masing reksa dana per bulan. – –
Ri Bulanan = ∑
dimana: Ri = actual return dari reksa dana i NABt = nilai aktiva bersih pada waktu t NABt – 1 = nilai aktiva bersih reksa pada waktu sebelumnya 2. Mencari rata-rata return reksa dana per bulan dari masing-masing reksa dana. Rata-rata return reksa dana per bulan dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel melalui fungsi average atau rata-rata dari masing-masing reksa dana. 3. Rumus untuk menghitung standar deviasi yaitu: √ dimana:
–
= standar deviasi Ri = return ke i R = rata-rata return N = jumlah pengamatan 4. Beta dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Sharpe, et all, 2000):
dimana: iI = beta portofolio iI = kovarians tingkat pengembalian portofolio i dengan portofolio pasar 2 I = varians dari portofolio pasar 5. Mencari return benchmark IHSG dan JII per bulan. – dimana: KIHSG IHSGt IHSGt-1
= Return IHSG = Return Pasar IHSG akhir bulan = Return pasar IHSG akhir bulan sebelumnya
dimana: KJII = Return JII JIIt = Return Pasar JII akhir bulan JIIt-1 = Return pasar JII akhir bulan sebelumnya 6. Mencari return benchmark IHSG dan JII per bulan. Rata-rata return reksa dana per bulan dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel melalui fungsi average dari masingmasing reksa dana. 7. Mencari return risk free SBI.
dimana: Rf = Return investasi bebas risiko RF1t , RF2t , RFnt = Suku bunga SBI periode t n = Jumlah periode pengamatan 8. Mencari kinerja masing-masing reksa dana dan benchmark-nya dengan evaluasi kinerja reksa dana: a. Ukuran Kinerja Sharpe
dimana: RVAR = nilai rasio Sharpe RP = rata-rata tingkat pengembalian portofolio RF = rata-rata risk free rate RP - RF = excess return portofolio terhadap risk free rate P = total risiko atau standar deviasi portofolio b. Ukuran Kinerja Treynor
dimana: RVOL = nilai rasio Treynor
RP = rata-rata tingkat pengembalian portofolio RF = rata-rata risk free rate RP - RF = excess return portfolio terhadap risk free rate P = beta atau risiko sistematik suatu portofolio c. Ukuran Kinerja Jensen α = (Rp – RF) – ( (Rm – RF)) dimana: α = nilai rasio Jensen Rp = rata-rata tingkat pengembalian portofolio RF = rata-rata risk free rate Rm = rata-rata tingkat pengembalian pasar = beta atau risiko sistematik suatu portofolio Uji Normalitas Pengujian normalitas data sampel dalam penelitian ini menggunakan one-sample Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi 5%. Metode analisis data yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian ini adalah parametric statistic (independent sample t-test) untuk data berdistribusi normal, sedangkan untuk data berdistribusi tidak normal menggunakan non parametric statistic (Mann-Whitney). Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak normal. Berdasarkan uji statistik diperoleh gambaran sebagai berikut: Proses pengambilan keputusan; a. Ho: data berdistribusi normal b. Hi: data berdistribusi tidak normal Dasar pengambilan keputusan: - Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan: Probabilitas > 0,05 maka Ho diterima Probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Parametric Statistic (Uji Independent Sample T – Test) Uji beda untuk jenis penelitian yang menghasilkan data berskala interval, pada umumnya dimaksudkan untuk menguji perbedaan rata-rata hitung diantara kelompokkelompok tertentu yang memiliki persyaratan tertentu yang diteliti. Jika kelompok sampel yang ingin diuji perbedaan rata-rata hitungnya hanya terdiri dari dua kelompok, teknik statistik yang dipergunakan pada umumnya adalah teknik t-test. Untuk menguji dua kelompok yang subjeknya berbeda, namun dikenakan perlakuan yang sama, maka teknik analisis yang dapat digunakan adalah T-Test untuk sampel bebas (independent sample) (Burhan Nurgiyantoro, 2004). Dasar pengambilan keputusan: - Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan: Probabilitas > 0,05 maka Ho diterima Probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Non Parametric Statistic (Uji Mann-Whitney) Tes nonparametrik yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan respon dari 2 populasi data yang saling independen ketika data lebih lemah dari skala interval. Uji ini dapat disamakan dengan t test untuk 2 kelompok yang independen ketika terjadi pelanggaran terhadap asumsi normalitas atau skala data tidak sesuai untuk uji t (Suseno, 2012). Dasar pengambilan keputusan:
- Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan: Probabilitas > 0,05 maka Ho diterima Probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Pengujian Hipotesis Hipotesis 1: H01 : µ1 < µ2 Tingkat return reksa dana saham konvensional lebih rendah dari tingkat return pasar Ha1 : µ1 > µ2 Tingkat return reksa dana saham konvensional lebih tinggi dari tingkat return pasar Dengan tingkat signifikan 5%. Hipotesis 2: H02 : µ1 < µ2 Tingkat risk reksa dana saham konvensional lebih rendah dari tingkat risk pasar Ha2 : µ1 > µ2 Tingkat risk reksa dana saham konvensional lebih tinggi dari tingkat risk pasar Dengan tingkat signifikan 5%. Hipotesis 3: H03 : µ1 > µ2 Tingkat return reksa dana saham syariah lebih tinggi dari tingkat return pasar Ha3 : µ1 < µ2 Tingkat return reksa dana saham syariah lebih rendah dari tingkat return pasar Dengan tingkat signifikan 5%. Hipotesis 4: H04 : µ1 > µ2 Tingkat risk reksa dana saham syariah lebih tinggi dari tingkat risk pasar Ha4 : µ1 < µ2 Tingkat risk reksa dana saham syariah lebih rendah dari tingkat risk pasar Dengan tingkat signifikan 5%. Hipotesis 5: Kinerja Reksa Dana Reksa Dana Saham Konvensional lebih baik dibandingkan dengan kinerja Reksa Dana Saham Syariah H05 : µ1 ≤ µ2 Kinerja reksa dana saham konvensional tidak lebih baik atau sama dengan kinerja reksa dana saham syariah Ha5 : µ1 > µ2 Kinerja reksa dana saham konvensional lebih baik dibandingkan dengan kinerja reksa dana saham syariah Dengan tingkat signifikan 5%.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Hipotesis Hipotesis 1: H01 : µ1 < µ2 Tingkat return reksa dana saham konvensional lebih rendah dari tingkat return pasar Ha1 : µ1 > µ2 Tingkat return reksa dana saham konvensional lebih tinggi dari tingkat return pasar Dengan tingkat signifikan 5%. Hipotesis 2: H02 : µ1 < µ2 Tingkat risk reksa dana saham konvensional lebih rendah dari tingkat risk pasar
Ha2 : µ1 > µ2 Tingkat risk reksa dana saham konvensional lebih tinggi dari tingkat risk pasar Dengan tingkat signifikan 5%. Hasil analisis data dengan menggunakan uji Mann-Whitney pada return dan risk reksa dana saham konvensional ditunjukkan dalam tabel berikut : Tabel 4.1 Test Statistik Rata-rata Return dan Reksa Dana Saham Konvensional Test Statisticsb Mann-Whit ney U Wilcoxon W Z Asy mp. Sig. (2-t ailed) Exact Sig. [ 2*(1-tailed Sig.)]
Rt_Return 28. 000 133.000 -3.437 .001 a
.001
Rt_Risk 14. 000 119.000 -4.125 .000 a
.000
a. Not correc ted f or t ies. b. Grouping Variable: Jenis
Hasil ouput uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa angka pada kolom Asymp. Sig untuk rata-rata return reksa dana saham konvensional bernilai 0,001 atau dengan kata lain Sig < 0,05 maka H01 ditolak. Dengan demikian hipotesis Ha1 diterima, artinya rata-rata tingkat return reksa dana saham konvensional lebih tinggi dari tingkat return pasar (IHSG). Untuk rata-rata tingkat risk reksa dana saham konvensional, angka pada kolom Asymp. Sig bernilai 0,000 atau dengan kata lain Sig < 0,05 maka H02 ditolak. Untuk hipotesis Ha2 juga diterima, artinya tingkat risk reksa dana saham konvensional lebih tinggi dari tingkat risk pasar (IHSG). Hipotesis 3: H03 : µ1 > µ2 Tingkat return reksa dana saham syariah lebih tinggi dari tingkat return pasar Ha3 : µ1 < µ2 Tingkat return reksa dana saham syariah lebih rendah dari tingkat return pasar Dengan tingkat signifikan 5%. Hipotesis 4: H04 : µ1 > µ2 Tingkat risk reksa dana saham syariah lebih tinggi dari tingkat risk pasar Ha4 : µ1 < µ2 Tingkat risk reksa dana saham syariah lebih rendah dari tingkat risk pasar Dengan tingkat signifikan 5%. Hasil analisis data dengan menggunakan uji Independent Sample T – Test pada return dan risk reksa dana saham syariah ditunjukkan dalam tabel berikut : Tabel 4.2 Test Statistik Rata-rata Return dan Risk Reksa Dana Saham Syariah
Independent Samples Test Lev ene's Test for Equality of Variances
F Rt_Return Equal variances assumed Equal variances not assumed Rt_Risk Equal variances assumed Equal variances not assumed
t-test f or Equality of Means
Sig.
57.352
t
.000
53.295
.000
Mean Std. Error Sig. (2-tailed) Dif f erence Dif f erence
df
95% Conf idence Interv al of the Dif f erence Lower Upper
-5.521
12
.000 -.00794429
.00143888
-.011079
-.004809
-5.521
6.000
.001 -.00794429
.00143888
-.011465
-.004423
.584
12
.570
.00802851
.01374805
-.021926 .03798294
.584
6.000
.581
.00802851
.01374805
-.025612 .04166878
Sumber: Lampiran 5 Hasil ouput uji Independent Sample T – Test menunjukkan bahwa harga F untuk ratarata return reksa dana saham syariah sebesar 57,352 dengan tingkat signifikansi=0,000. Dengan demikian, probabilitas 0,000 < 0,05 maka H03 ditolak. Dengan demikian hipotesis Ha3 telah terjawab. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pada dasarnya rata-rata tingkat return reksa dana saham syariah lebih rendah dari tingkat return pasar (JII). Untuk rata-rata risk reksa dana saham syariah menunjukkan bahwa harga F=53,295 dengan tingkat signifikansi=0,000. Dengan demikian, probabilitas 0,000 < 0,05 maka H04 ditolak. Dengan demikian penelitian ini juga telah menjawab hipotesis Ha4. Bahwa pada dasarnya rata-rata tingkat risk reksa dana saham syariah lebih rendah dari tingkat risk pasar (JII). Hipotesis 5: Kinerja Reksa Dana Reksa Dana Saham Konvensional lebih baik dibandingkan dengan kinerja Reksa Dana Saham Syariah H05 : µ1 ≤ µ2 Kinerja reksa dana saham konvensional tidak lebih baik atau sama dengan kinerja reksa dana saham syariah Ha5 : µ1 > µ2 Kinerja reksa dana saham konvensional lebih baik dibandingkan dengan kinerja reksa dana saham syariah Dengan tingkat signifikan 5%. Hasil analisis data dengan menggunakan uji Independent Sample T – Test pada metode Sharpe dan Jensen ditunjukkan dalam tabel berikut : Tabel 4.3 Test Statistik Metode Sharpe Independent Samples Test Lev ene's Test for Equality of Variances
F Sharpe
Equal variances assumed Equal variances not assumed
45.648
Sig. .000
t-test f or Equality of Means
t
Mean Std. Error Sig. (2-tailed) Dif f erence Dif f erence
df
95% Conf idence Interv al of the Dif f erence Lower Upper
2.192
19
.041
.22687214
.10349366 .01025742 .44348687
1.555
6.232
.169
.22687214
.14585592
-.126829 .58057358
Hasil ouput uji Independent Sample T – Test menunjukkan bahwa harga F untuk perhitungan kinerja reksa dana dengan ukuran kinerja Sharpe sebesar 45,684 dengan tingkat signifikansi=0,000. Dengan demikian, probabilitas 0,000 < 0,05 maka H05 ditolak. Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis Ha5. Kenyataan ini menunjukkan bahwa kinerja
reksa dana saham konvensional lebih baik (outperform) dibandingkan dengan kinerja reksa dana saham syariah. Hasil analisis data dengan menggunakan uji Mann-Whitney pada metode Treynor dan Jensen yang ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 4.4 Test Statistik Metode Treynor dan Jensen Test Statisticsb Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asy mp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [ 2*(1-t ailed Sig.)]
Trey nor .000 28. 000 -3.656 .000 a
.000
Jensen .000 28. 000 -3.656 .000 a
.000
a. Not correct ed f or ties. b. Grouping Variable: Jenis Reks adana
Hasil ouput uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa angka pada kolom Asymp. Sig untuk perhitungan kinerja reksa dana dengan ukuran kinerja Treynor bernilai 0,000 atau dengan kata lain Sig < 0,05 maka H05 ditolak. Dengan ukuran kinerja Jensen bernilai 0,000 atau dengan kata lain Sig < 0,05 maka H05 juga ditolak. Kenyataan ini menerima hipotesis Ha5, menunjukkan bahwa kinerja reksa dana saham konvensional lebih baik (outperform) dibandingkan dengan kinerja reksa dana saham syariah. Analisa Tingkat Return dan Risk Reksa Dana Saham Konvensional dan Reksa Dana Saham Syariah A. Tingkat Return dan Risk Reksa Dana Saham Konvensional Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap rata-rata return dan risk reksa dana saham konvensional. Penelitian telah menjawab hipotesis Ha1 dan Ha2. Bahwa rata-rata tingkat return dan risk reksa dana saham konvensional lebih tinggi dari tingkat return dan risk pasar (IHSG). Bukti empiris ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Ambarwati (2007) dan Sri (2010) yang memperoleh hasil penelitian bahwa rata-rata return reksa dana saham konvensional berada di atas return pasar (IHSG). Penelitian yang dilakukan oleh Andi Wijaya (2008), menemukan bahwa tingkat return dan risk reksa dana saham konvensional lebih tinggi dari tingkat return dan risk pasar (IHSG). B. Tingkat Return dan Risk Reksa Dana Saham Syariah Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap rata-rata return dan risk reksa dana saham syariah, diperoleh bahwa rata-rata tingkat return dan risk reksa dana saham syariah lebih rendah dari tingkat return dan risk pasar (JII). Hasil ini telah menjawab hipotesis Ha3 dan Ha4. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Wardjianto (2005) memperoleh hasil penelitian bahwa rata-rata return reksa dana saham syariah lebih rendah dibandingkan dengan return pasar (JII). Arman (2007) menemukan bahwa tingkat return dan risk reksa dana saham syariah lebih rendah dari tingkat return dan risk pasar (JII). Penelitian yang telah dilakukan diluar negeri oleh Mansor dan Ishaq (2009) menyatakan bahwa kinerja reksa dana saham berkinerja lebih baik dari indeks pasarnya. Mansor dan Ishaq melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dan
prospek reksa dana syariah selama tahun 1999 sampai dengan tahun 2009. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa umumnya kinerja rata-rata reksa dana saham syariah lebih baik dari tolok ukurnya yaitu KLCI (Fadillah Mansor & M. Ishaq Bhatti, 2010). Hal ini mengindikasikan kemungkinan adanya perbedaan benchmark dan tingkat bunga investasi bebas risiko yang digunakan dalam penelitian. Adanya hubungan positif antara return dan resiko dalam berinvestasi dikenal dengan high risk-high return, yang artinya semakin besar resiko yang harus ditanggung, semakin besar pula return yang dihasilkan. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Resiko portofolio terdiri atas resiko sistematis dan tidak sistematis. Kedua resiko ini sering disebut sebagai resiko total (Jogiyanto, 2003). Setiap investor yang melakukan investasi, termasuk pada Reksa Dana tentunya mengharapkan tingkat return yang tinggi, namun untuk mencapai tingkat return yang tinggi bukanlah suatu hal yang mudah, karena setiap investasi akan dihadapkan pada risk atau resiko tertentu. Dimana setiap investasi yang memiliki tingkat return yang tinggi, maka risk atau resiko yang harus ditanggung investor juga tinggi. Begitu pula sebaliknya, investasi dengan tingkat return yang rendah akan dihadapkan pada tingkat risk atau resiko yang rendah pula. Tingkat return and risk masing-masing Reksa Dana tidaklah sama, hal ini dapat disebabkan banyak faktor, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan pengelola investasi. Meski demikian, resiko investasi pada Reksa Dana dapat diperkecil dengan cara melakukan diversifikasi investasi. Maka dari itu, seorang Manajer Investasi harus mampu mengelola kinerja Reksa Dana dengan baik agar dapat menghasilkan Reksa Dana yang memiliki tingkat return yang tinggi dengan tingkat resiko (risk) tertentu. Pilihan investasi pada Reksa Dana tergantung juga dipengaruhi oleh preferensi tiap-tiap investor terhadap resiko (risk). Disinilah Manajer Investasi berperan untuk membantu investor dalam memilih jenis Reksa Dana yang sesuai dengan karakteristik investasi pemilik modal. Return dan risk merupakan hal yang sangat penting dalam penilaian terhadap kinerja reksa dana. Kinerja reksa dana selama periode penelitian sangatlah dipengaruhi oleh kinerja IHSG, dan juga suku bunga SBI. Pergerakan IHSG dan suku bunga SBI sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar pada saat akhir periode penelitian. Krisis di Amerika Serikat menyebabkan sentimen negatif terhadap kinerja pasar modal dunia. Sentimen negatif ini juga secara tidak langsung mempengaruhi kinerja pasar modal domestik, khususnya pasar saham. Kinerja Reksa Dana Saham Konvensional dengan Reksa Dana Saham Syariah A. Pengukuran Kinerja Reksa Dana Saham Berdasarkan Ukuran Kinerja Sharpe Pengukuran kinerja dengan memasukkan unsur risiko masing-masing reksa dana selama periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2011 dilakukan berdasarkan nilai Sharpe Ratio. Pengukuran dengan ukuran Sharpe didasarkan atas premium atas risiko atau risk premium, yaitu perbedaan (selisih) antara rata-rata return yang dihasilkan oleh reksa dana dengan rata-rata return investasi yang bebas risiko (risk free assets). Investasi tanpa risiko diasumsikan merupakan tingkat bunga rata-rata dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Perhitungan kinerja reksa dana saham dengan melibatkan faktor risiko yakni standar deviasi dengan menggunakan ukuran Sharpe dapat dilihat di Tabel 4.11 dan Tabel 4.12. Dari kedua tabel tersebut dapat diketahui bahwa baik reksa dana saham konvensional maupun reksa dana saham syariah yang diteliti selama periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2011 memiliki nilai Sharpe negatif, artinya pada reksa dana saham konvensional dan reksa dana saham syariah tersebut memiliki return lebih kecil daripada return investasi bebas risiko. Walaupun kedua jenis reksa dana saham ini memiliki Sharpe yang negatif, reksa dana saham syariah masih underperform dibandingkan dengan reksa dana saham konvensional.
B. Pengukuran Kinerja Reksa Dana Saham Berdasarkan Ukuran Kinerja Treynor Pengukuran dengan ukuran Treynor juga didasarkan atas risk premium, seperti halnya yang dilakukan Sharpe, namun dalam ukuran Treynor digunakan pembagi beta ( ) yang merupakan risiko relatif terhadap risiko pasar. Semakin besar risiko portofolio terhadap beta, maka dapat dikatakan bahwa kinerja portofolio tersebut semakin baik. Perhitungan kinerja reksa dana saham konvensional dengan melibatkan faktor risiko dengan menggunakan nilai Treynor ratio dapat dilihat dalam Tabel 4.11 dan Tabel 4.12. Dari kedua tabel tersebut dapat diketahui bahwa baik reksa dana saham konvensional maupun reksa dana saham syariah yang diteliti selama periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2011 memiliki nilai Treynor negatif, artinya investasi pada reksa dana saham konvensional tersebut memiliki return yang lebih kecil dari return investasi bebas risiko. C. Pengukuran Kinerja Reksa Dana Saham Berdasarkan Ukuran Kinerja Jensen Jensen menggunakan faktor beta dalam mengukur kinerja investasi suatu portofolio yang didasarkan atas pengembangan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Pengukuran dengan ukuran Jensen menilai kinerja manajer investasi berdasarkan atas seberapa besar manajer investasi tersebut mampu memberikan kinerja di atas kinerja pasar sesuai risiko yang dimilikinya. Semakin tinggi nilai alfa Jensen, semakin baik kinerja reksa dana. Berarti bahwa manajer investasi mampu memberikan kinerja di atas kinerja pasar sesuai risiko yang dimilikinya. Perhitungan kinerja reksa dana saham konvensional dan reksa dana saham syariah dengan melibatkan faktor risiko dengan menggunakan nilai Jensen ratio dapat dilihat dalam Tabel 4.11 dan Tabel 4.12. Dari kedua tabel tersebut dapat diketahui bahwa ketujuh reksa dana saham syariah yang diteliti selama periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2011 memiliki nilai alfa negatif sedangkan keempat belas reksa dana saham konvensional yang diteliti selama periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2011 memiliki nilai alfa positif, artinya manejer investasi yang mengelola reksa dana saham konvensional tersebut memberikan kinerja diatas kinerja pasar (IHSG). Sebaliknya, manejer investasi yang mengelola reksa dana saham syariah tersebut memberikan kinerja dibawah kinerja pasar (JII). Berdasarkan hasil penelitian statistik untuk perbandingan kinerja reksa dana saham konvensional dan reksa dana saham syariah dengan menggunakan pengukuran kinerja reksa dana Sharpe, Treynor, dan Jensen diperoleh nilai yang signifikan. Hal tersebut telah menjawab hipotesisi Ha5. Artinya, bahwa kinerja reksa dana saham konvensional lebih baik (outperform) dibandingkan dengan reksa dana saham syariah. Bukti empiris ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Arman (2007) dan Andi Wijaya (2008) tentang perbandingan kinerja reksa dana saham syariah dengan reksa dana saham konvensional menunjukkan bahwa kinerja reksa dana saham konvensional lebih baik daripada kinerja reksa dana saham syariah. Dimana kinerja reksadana saham syariah mayoritas masih underperformed dibandingkan dengan reksa dana saham syariah. Namun pada penelitian lainnya seperti penelitian di luar negeri yaitu sepertti di Malaysia yang dilakukan oleh Elfakhani & Hassan (2005) yang menyimpulkan bahwa kinerja reksa dana syariah lebik baik dari sisi imbal-hasil maupun risikonya. Fadilla mansor (2011) meneliti kinerja reksa dana saham mencakup pasar bullish dan bearish, diperoleh hasil bahwa kinerja reksa dana konvensional tidak lebih baik dibandingkan reksa dana syariah. Ketidak sejalanan hasil penelitan tersebut kemungkinan untuk di Indonesia reksa dana syariah belum terlalu dikenal dimasyarakat. Promosi terhadap reksa dana saham syariah masih sedikit. Sebagai benchmark indeks saham untuk Jakarta Islamic Index (JII) masih tergolong baru dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. Selain itu, volume perdagangan atas reksa dana saham syariah masih rendah. Menurut Rindaasytuti (2011), reksa dana saham syariah di pasar modal Indonesia terbatas
pada saham-saham yang dikategorikan halal. Sebaliknya, pada sarana investasi reksa dana saham konvensional di pasar modal memasukkan seluruh saham dengan mengabaikan aspek halal atau haram. Reksa dana syariah hanya dapat menempatkan dananya ke dalam instrumen-instrumen investasi yang terbebas dari riba dan praktek-praktek tidak halal menurut syariah. Hal ini dapat menjadi kendala bagi Reksa Dana Syariah untuk mendapatkan return yang optimal karena jumlah saham syariah yang beredar menjadi terbatas dibandingkan dengan Reksa Dana Saham Konvensional. Selain itu, prinsip-prinsip dasar syariah harus memenuhi ketentuan bahwa investor tidak boleh mengambil risiko yang melebihi kemampuannya. Oleh karena itu, risiko saham syariah mengandung ketidakpastian yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan saham konvensional. Dalam teori investasi dikenal adanya korelasi positif antara risiko dan return. Semakin besar return yang diharapkan, makin besar pula tingkat risiko yang dihadapi. Pada reksa dana saham syariah mengandung risiko yang relatif kecil, sehingga return yang akan diperoleh juga relatif kecil. Hal ini dapat terlihat dari tujuan reksa dana saham syariah yaitu untuk memperoleh pertumbuhan nilai investasi dalam jangka panjang (Afandi, 2009). V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari penelitian secara komprehensif yang telah dilakukan maka terdapat beberapa kesimpulan yang dapat ditarik untuk masing-masing jenis reksa dana saham atas kinerjanya sebagai berikut: 1.1.Reksa Dana Saham Konvensional a. Dari keseluruhan reksa dana saham konvensional, selama periode Januari tahun 2005 sampai dengan Desember 2011 secara rata-rata terdapat 91% reksa dana saham konvensional memiliki rata-rata return diatas return pasar (IHSG). Return tertinggi rata-rata reksa dana saham konvensional dicapai pada bulan April tahun 2009 yaitu sebesar 0.25187. Dari akumulasi penurunan return dimana pada bulan Oktober mengalami titik terendah dengan Rata-rata return reksa dana terendah sebesar 0.32569. Hal tersebut disebabkan oleh krisis finansial global yang melanda Indonesia pada tahun 2008. b. Dari keseluruhan reksa dana saham konvensional, selama periode Januari tahun 2005 sampai dengan Desember 2011 rata-rata risk diatas risk pasar (IHSG). Rata-rata risk melonjak tinggi dicapai pada tahun 2008 yaitu sebesar 0.11577, Seiring dengan ambruknya indeks bursa global akibat terjadinya krisis finansial global, menyebabkan tingkat risk reksa dana saham meningkat pada tahun 2008. 1.2.Reksa Dana Saham Syariah a. Dari keseluruhan reksa dana saham syariah, selama periode Januari tahun 2005 sampai dengan Desember 2011 reksa dana saham syariah memiliki rata-rata return dibawah return pasar (JII). Return tertinggi rata-rata reksa dana saham syariah dicapai pada bulan April tahun 2009 yaitu sebesar 0.18193. Seperti halnya dengan reksa dana saham konvensional, reksa dana saham syariah juga terkena imbas krisis finansial global yang melanda Indonesia pada tahun 2008. Terlihat pada bulan Oktober mengalami titik terendah dengan Rata-rata return reksa dana terendah sebesar 0.32372. b. Dari keseluruhan reksa dana saham syariah selama periode Januari tahun 2005 sampai dengan Desember 2011 rata-rata risk dibawah risk pasar (JII). Rata-rata risk melonjak tinggi dicapai pada tahun 2008 yaitu sebesar 0.11763. Dan risk terendah sebesar 0.05429 yang terjadi pada tahun 2006., Seiring dengan ambruknya indeks bursa global akibat terjadinya krisis finansial global, menyebabkan tingkat risk reksa dana saham meningkat pada tahun 2008.
1.3.Perbandingan Kinerja Reksa Dana Saham Konvensional dengan Kinerja Reksa Dana Saham Syariah Dari ketiga metode pengukuran kinerja reksa dana yaitu metode Sharpe, Treynor, dan Jensen yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa kinerja reksa dana saham konvensional lebih baik (outperform) dibandingkan dengan reksa dana saham syariah. Kinerja reksa dana selama periode penelitian sangatlah dipengaruhi oleh kinerja pasar, dan juga tingkat suku bunga bebas risiko. Selain itu, volume perdagangan dan kondisi pasar juga mempengaruhi kinerja dari masing-masing reksa dana. Adanya prinsip pokok yang membedakan Reksa Dana Syariah dalam mengelola portfolio investasinya, sehingga menjadi berbeda dari Reksa Dana Konvensional. Di Indonesia jumlah saham syariah yang beredar terbatas dibandingkan dengan Reksa Dana Saham Konvensional. Reksa Dana syariah tidak hanya mempertimbangkan return atau tingkat pengembalian dari investasinya semata, namun juga mempertimbangkan kehalalan dari instrumen yang akan dibelinya, yaitu bukan merupakan instrumen yang menghasilkan riba. Selain itu, risiko saham syariah mengandung ketidakpastian yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan saham konvensional. Dalam teori investasi dikenal adanya korelasi positif antara risiko dan return. Semakin besar return yang diharapkan, makin besar pula tingkat risiko yang dihadapi. Pada reksa dana saham syariah mengandung risiko yang relatif kecil, sehingga return yang akan diperoleh juga relatif kecil. Hal ini dapat terlihat dari tujuan reksa dana saham syariah yaitu untuk memperoleh pertumbuhan nilai investasi dalam jangka panjang. Saran Dan Implikasi Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mencoba memberikan beberapa saran dan implikasi bagi pihak-pihak berikut: 1. Bagi calon investor Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa rata-rata investasi pada reksa dana saham konvensional menghasilkan kinerja yang lebih baik dari reksa dana saham syariah. Hal ini bisa digunakan sebagai referensi dalam mengambil keputusan dalam menentukan reksa dana saham yang akan diinvestasikan, Konvensional atau Syariah. Apabila investor mengutamakan syariat Islam dalam berinvestasi maka reksa dana saham syariah merupakan pilihan investasi yang dalam pelaksanaanya menawarkan kepada investor sistem cleansing dan screening. Apabila investor mengutamakan keuntungan tanpa melihat kehalalan atau tidak reksa dana tersebut, maka reksa dana saham konvensional merupakan pilihan. 2. Bagi manajer investasi Berdasarkan hasil uji beda kinerja return dan risiko untuk data dalam penelitian ini, bagi investor muslim dan nonmuslim maupun investor potensial muslim dan nonmuslim tidak perlu khawatir untuk memilih reksa dana syariah sebagai pilihan untuk berinvestasi, karena risiko reksa dana syariah lebih rendah terutama pada periode krisis, instrumen syariah lebih aman dari praktik-praktik spekulatif. Apalagi bagi para pengusaha muslim di negara yang mayoritas penduduknya muslim, tentu akan lebih merasa tenang jika melakukan investasi dengan instrumen-instrumen berbasis syariah serta lebih menentramkan hati karena telah melewati proses cleansing untuk membersihkan pendapatan yang dianggap diperoleh dari kegiatan haram. Masih terlalu sedikit Manajer Investasi yang mengelola produk reksa dana syariah. Manajer Investasi dapat menyarankan kepada perusahaan untuk menambah produk reksa dana syariah karena pasar syariah sedang mulai terbuka lebar. 3. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan peneliti selanjutnya
Dari ketiga metode pengukuran kinerja reksa dana yang digunakan, bahwa metode Jensen memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode yang lain. Metode Jensen mengukur return yang nyata terhadap expected return, dengan asumsi bahwa portofolio telah terdiversifikasi dengan baik. Cara pengukuran ini berlandaskan teori CAPM (Capital Asset Pricing Model). Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas sampel untuk jenis reksa dana lainnya atau periode penelitiannya. Selanjutnya juga diharapkan dapat menggunakan metode pengukuran kinerja yang lain, seperti model Treynor & Black, Multifaktor yang dapat digunakan sebagai perbandingan bagi ketiga metode tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Afandi. 2009. Pasar Modal Syariah. http:// Pasar Modal Syariah « Catatan Afandi.html diakses 24 Februari 2012. Albaity, M. & Ahmad, R. 2008. Performance of Syariah and Composite Indices: Evidence from Bursa Malaysia. Asian Academy of Management Journal of Accounting and Finance. Alimuddin, Arman. 2007. Analisis Perbandingan Kinerja Reksa Dana Saham Syariah Dengan Reksa Dana Saham Konvensional Pada PT. Danareksa (Persero). Jurnal Ichsan Gorontalo. Vol. 2 No.3. (Agustus – Oktober). Ambarwati, 2007. Analisis Perbandingan Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Kinerja Pasar (IHSG) Melalui Pendekatan Sharpe dan Treynor. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang Anik, Sri. 2010. Evaluasi Kinerja Reksa Dana dengan Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. Jurnal Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen. Vol. 12 No. 1. (Januari): 103 – 114 Baasir, F. 2004. Prospek dan Risiko dalam Investasi Syariah. Pikiran Rakyat. 1 Maret 2005. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0304/01/0802.html diakses 3 Oktober 2011. Bank Negara Indonesia. 2011. Reksa Dana Syariah. http://www.bni.co.id/produklayan/p_syariah.html diakses 23 September 2011. BAPEPAM. 2009. Panduan Reksa Dana. Jakarta: Badan Pengawas Pasar Modal. Jakarta. Diakses dari http://www.bapepam.go.id, tanggal 3 Oktober 2011. _______.2005. Statistik Pasar Modal. Jakarta: Badan Pengawas Pasar Modal. Jakarta. Diakses dari http://www.bapepam.go.id, tanggal 3 Oktober 2011. _______. 2011a. Reksa Dana Yang Aktif Berdasarkan Manajer Investasi 2005 – 2011. Jakarta: Badan Pengawas Pasar Modal. Jakarta. http://www.bapepam.go.id, diakses 3 Oktober 2011. _______. 2011b. Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana 2005 – 2011. Bapepam – LK. 2010. Siaran Pers Akhir Tahun 2010. Jakarta. Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, Marzuki, 2004. Statistik Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Bursa Efek Indonesia. 2011. BEI Statistic. 2007. Edukasi Mengenal Saham. http://www.idx.co.id/MainMenu/Education/WhatisEquities/tabid/88/lang/idID/langu age/id-ID/Default.aspx, diakses 6 Oktober 2011. Cahyaningsih; Suwardi, Eko; dan Setiawan, Doddy. 2010. Perbandingan Kinerja Reksa Dana Konvensional dan Reksa Dana Syariah Pada Periode Bullish. The Indonesian Journal of Accounting Research (Jurnal Riset Akuntansi Indonesia) vol. 12 no. 2 (May 2009), page 121-144. Elfakhani, Said. & Hassan, M.K. 2005. Comparative Performance of Islamic Versus Secular Mutual Funds. 12th Economic Research Forum.
Fabbozi, Frank. 1995. Investment Management. New Jesey: Printice- Hall. Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Harapan, Sinar. 2005. Pengenalan Terhadap Reksa Dana Syariah. 2 Februari 2005, http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/eurika/2005/0225/eurl.html, diakses 3 Oktober 2011. Hartono, J, 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta. Hesham, M & Hassan, K.M. 2010. Performance of Islamic Mutual Funds in Saudi Arabia. International Conference on Islamic Economics and Finance Hidayat, Rahmat. 2011. Dana Kecil Dengan Investasi Reksa Dana Syariah. http://www.danakecil-dengan-investasi-reksa-dana.html, diakses 24 Februari 2012. Husnan, Suad. 1998. Dasar – Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi ke- 3 UPP – AMP – YKPN. Yogyakarta. Jensen, M. 1968. The Performance of Mutual Funds in the Period 1945 – 1964. Journal of Finance 23 p: 389 – 416. Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi (BPFE). Yogyakarta. _________. 2007. Teori Portofolio dan Investasi. Edisi Ketiga. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi (BPFE). Yogyakarta. Jones, Charles P (2000), Investment: Analysis And Management, 10th ed, Jon Willy and Sons: New York. Kurnia, R (2006, Februari 2010) retriveid mei 14, 2011, from bapepam LK: http://www.bapepam.go.id/old/layanan/warta/2005_desember/perkembangan%20rek sa&20dana.pdf Mansor, Fadillah. 2011. Kinerja Reksa Dana Syariah Malaysia Selama Kondisi Pasar Bullish dan Bearish. Konferensi Internasional Bisnis dan Penelitian Ekonomi. Mansor, Fadillah dan Ishaq M. Bhatti. 2009. Kinerja Reksa Dana Syariah Malaysia. Konferensi Tahunan Perbankan dan Keuangan. Pratomo, Eko Priyo dan Ubaidillah Nugraha. (2002). Reksadana : Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Rachmayanti, T. Farida. 2006. Analisis Kinerja Portofolio Saham Syariah Pada Bursa Efek Jakarta 2001-2002. Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islami, Vol. 2. No. 3, Juli-September. Rindaasytuti. 2011. Syariah Compliance Dalam Reksadana Syariah (Optimalisasi Dewan Pengawas Syariah Di Perusahaan Investasi Berbasis Syariah). http:// Syariah Compliance Dalam Reksadana Syariah (Optimalisasi Dewan Pengawas Syariah Di Perusahaan Investasi Berbasis Syariah)« rindaasytuti’s weblog.html, diakses 24 Februari 2012. Rudiyanto. 2012. Mengenal Evaluasi Kinerja Reksa Dana. http:// Rudiyanto » Mengenal Metode Evaluasi Kinerja Reksa Dana.htm, diakses 26 April 2012. Santoso, Irwan. 2012. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai Alternatif Investasi. http://www.wealthindonesia.com, diakses 26 April 2012. Sharpe, William F., Gordon J. Alexander dan Jeffery V. Bailey. 1999. Investasi. Terjemahan oleh: Hendry Njooliangtik dan Agustino, Jilid 1. Dadi Kayana Abadi. Jakarta. Sjahrial, Gunawan. 2007. Manajemen Keuangan. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.
Siagian, Victor. 2006. Penggunaan Metode Jensen Dalam Pengukuran Kinerja Reksa Dana: Studi Kasus Tujuh Reksa Dana Saham. Jurnal Akuntabilitas (September): 22 – 33. Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama. Kanisius:Yogyakarta. Tempo. Investasi Halal Melalui Reksa Dana Syariah. Tempo (Koran Online). http:// info reksa dana syariah.html, diakses 24 Februari 2012. Treynor, J.L. 1965. How to Rate Management Investment Funds. Harvard Business review 43. January- February p: 63 – 75. Undang- Undang No. 8 tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Jakarta. http://www.investorindonesia.com, diakses 3 Oktober 2011. Waelan. 2008. Kemampuan Memilih Saham dan Market Timing Manajer Investasi Reksa Dana Saham di Bursa Efek Indonesia. JAAI, Volume 12 No 2. (Desember): 167 – 176. Wardjianto. 2005. Perbandingan Kinerja Portofolio Saham pada pasar bullish dan bearish: Studi Empiris pada Saham-saham Jakarta Islamic Index (JII) BEJ. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang Wibowo, Satrio. 2005. Penilaian Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Metode Jensen Periode Januari – Desember 2002. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. 2005. Widjaja, Gunawan dan Almira P. Ramaniya. 2006. Reksa Dana dan Peran Serta Tanggung Jawab Manager Investasi dalam Pasar Modal. Jakarta: Penerbit Kencana. Wijaya, Andi. 2008. Penilaian Kinerja Reksa Dana Saham Melalui Pendekatan Sharpe Ratio Periode Desember 2006 - Desember 2007. Jurnal Ekonomi No. 2 (Juli): 193 – 203. www.bi.go.id. Bank Indoesia. 2011. Data Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indoesia 2005 – 2011. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2011. www.idx.co.id. Bursa Efek Indonesia. Data IHSG dan JII 2005 – 2011. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2011.