DESEMBER 2014
Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP
Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc
Redaktur : Ir. Dewa Ngakan Cakrabawa, MM
Penyunting/Editor: Ir. Sabarella, MSi
Penulis Artikel : Ir. Efi Respati, MSi Ir. Wieta B. Komalasari, Msi Sri Wahyuningsih, S.Si Widyawati Megawati Manurung, SP Sehusman, SP Yani Supriyati, SE
Sekretaris: Heri Dwi Martono Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian – Kementerian Pertanian Kanpus Kementan, Gedung D, Lantai IV, Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan, Jakarta Telp./Fax (021) 780-5305, Email :
[email protected];
[email protected] Website : http://www.deptan.go.id/pusdatin atau http://www.deptan.go.id
KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya,
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2014 kembali
menerbitkan Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian. Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian Volume VIII Nomor 12/Desember 2014 ini berisi data dan analisis deskriptif indikator ekspor dan impor komoditas pertanian bulan Januari – September 2014, Indeks Harga Konsumen (IHK) perkotaan dan inflasi bulan Nopember 2014, Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Oktober – Nopember 2014. Data ekspor-impor yang dipublikasikan telah disesuaikan dengan klasifikasi kode HS (Harmony System) berdasarkan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012, dan data NTP menggunakan tahun dasar 2012 (2012=100). Data yang disajikan dalam buletin ini bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Besar harapan kami bahwa Buletin ini dapat bermanfaat bagi para pengguna data baik di lingkup Kementerian Pertanian maupun pengguna lainnya. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan buletin ini di masa mendatang.
Jakarta, Desember 2014 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,
Ir. M. Tassim Billah, MSc.
DAFTAR ISI Halaman BAB I.
PENJELASAN UMUM ........................................................................................... 1 1.1.
Ekspor Impor ................................................................................................... 1
1.2.
Indeks Harga Konsumen/Inflasi....................................................................... 1
1.3.
Nilai Tukar Petani (NTP) .................................................................................. 3
BAB II. EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN ........................................................... 5 2.1.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor Pertanian ............................. 5
2.2.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Tanaman Pangan.......... 7
2.3.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Hortikultura .................. 9
2.4.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Perkebunan ................ 13
2.5.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Peternakan ................. 15
BAB III. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN LAJU INFLASI ........................................ 19 3.1.
Perkembangan IHK Gabungan 82 Kota di Indonesia Bulan Nopember 2014............................................................................................. 19
3.2.
Perkembangan IHK Gabungan 82 Kota di Indonesia untuk Kelompok Bahan Makanan ........................................................................... 21
3.3.
Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan ............... 22
BAB IV. NILAI TUKAR PETANI (NTP) ............................................................................... 25 4.1. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima (IT), Indeks Harga yang Dibayar (IB), dan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional dan Sub Sektor 2008 – Nopember 2014........... ..................................................................................................... 25 4.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani Nasional Bulan Oktober – Nopember 2014........... ..................................................................................................... 26 4.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sektor Pertanian Sempit (tanpa sub sektor Perikanan) Bulan Oktober – Nopember 2014 ................... 27 4.4.
Indeks Harga yang Diterima Petani (IT) ......................................................... 28
4.5.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB) .......................................................... 28
4.6.
Nilai Tukar Petani (NTP) ................................................................................ 29
4.7.
Perbandingan IT, IB dan NTP Antar Provinsi ................................................. 31
4.8.
Upah Buruh Tani ............................................................................................ 34
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
BAB I. PENJELASAN UMUM
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian edisi Volume VIII Nomor 12, Desember 2014 ini menyajikan keragaan data makro sektor pertanian yang meliputi: 1. Ekspor impor komoditas pertanian bulan Januari – September 2014. 2. Indeks harga konsumen (IHK) gabungan 66 Kota di Indonesia dan inflasi bulan Nopember 2014. 3. Nilai tukar petani nasional dan beberapa provinsi di Indonesia bulan Oktober – Nopember 2014.
1.1. Ekspor Impor Data ekspor impor komoditas pertanian adalah data ekspor impor yang berasal dari kode HS 10 digit yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan sudah berstatus angka tetap. Kode HS mengacu pada klasifikasi sesuai Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012. Cakupan kode HS komoditas pertanian merupakan kesepakatan hasil koordinasi dengan instansi terkait lingkup Kementerian Pertanian. Penyajian
data
perkembangan
ekspor
impor
komoditas
pertanian
ini
dititikberatkan pada kelompok komoditas baik segar maupun olahan yang mencerminkan peranan masing-masing sub sektor terhadap sektor pertanian secara keseluruhan.
1.2. Indeks Harga Konsumen/Inflasi Data perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan laju inflasi/deflasi bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Penyajian perkembangan IHK dan laju inflasi lebih dititikberatkan pada kelompok bahan makanan yang mencerminkan peranan komoditas utama sektor pertanian dalam tingkat inflasi secara nasional. Sejak bulan Juni 2008, Indeks Harga Konsumen (IHK) dihitung berdasarkan pola konsumsi hasil Survei Biaya Hidup (SBH) di 66 kota tahun 2007 yang mencakup sekitar 284-441 komoditas.
IHK gabungan 66 kota ini merupakan hasil perhitungan dari
Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014
1
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
gabungan indeks masing-masing kota yang ditimbang dengan banyaknya rumahtangga di kota bersangkutan. Mulai Januari 2014, IHK disajikan dengan menggunakan tahun dasar 2012=100 dan mencakup 82 kota yang terdiri dari 33 ibu kota propinsi dan 49 kota-kota besar di seluruh Indonesia. IHK dihitung dengan menggunakan formula Laspeyres yang dikembangkan dan dikelompokkan menjadi 7 kelompok yaitu:
Bahan makanan yang terdiri dari padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, daging dan hasil-hasilnya, ikan segar, ikan diawetkan, telur, susu dan hasil-hasilnya, sayursayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, bumbu-bumbuan, lemak dan minyak serta bahan makanan lainnya.
Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang terdiri dari makanan jadi, minuman yang tidak beralkohol dan tembakau dan minuman beralkohol.
Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang terdiri dari biaya tempat tinggal, bahan bakar, penerangan dan air, perlengkapan rumah tangga dan penyelenggaraan rumah tangga.
Sandang yang terdiri dari sandang laki-laki, sandang wanita, sandang anak-anak, barang pribadi dan sandang lain.
Kesehatan yang terdiri dari jasa kesehatan, obat-obatan, jasa perawatan jasmani, perawatan jasmani dan kosmetika.
Pendidikan, rekreasi dan olahraga yang terdiri dari jasa pendidikan, kursuskursus/pelatihan, perlengkapan/peralatan pendidikan, rekreasi dan olahraga.
Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang terdiri dari transportasi, komunikasi pengiriman, sarana dan penunjang transportasi dan jasa keuangan.
Persentase (%) perubahan IHK (Laju inflasi/deflasi) bulanan diperoleh dari :
l n l n 1 x100 l n 1 Dimana : In
= Indeks bulan n;
In-1 = Indeks bulan n-1
2
Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Persentase (%) perubahan IHK dalam satu tahun dihitung dengan menggunakan metode point to to point.
1.3. Nilai Tukar Petani (NTP) Data perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Indeks harga yang dibayar petani (IB) disusun berdasarkan data hasil survei bulanan statistik harga konsumen di pasar pedesaan yang dilaksanakan setiap bulan.
Indeks harga yang diterima petani (IT) bersumber dari hasil survei harga di tingkat produsen (farm gate) yang dilaksanakan setiap bulan.
IT dan IB tersebut dihitung dengan menggunakan formula Laspeyres yang dikembangkan.
NTP merupakan rasio antara IT dengan IB yang dinyatakan dalam persentase.
Data NTP menggunakan tahun dasar 2007=100, dan mulai data Nopember 2013 terjadi penggantian tahun dasar menjadi 2012=100, serta penambahan rincian Tanaman Obat pada Indeks Harga yang Dibayar Petani sub sektor hortikultura.
NTP
IT x 100% IB
Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014
3
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
4
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
BAB II. EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN
2.1.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor Pertanian Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, volume ekspor komoditas
pertanian pada bulan September 2014 mengalami peningkatan sebesar 16,68% yaitu dari 2,73 juta ton menjadi 3,19 juta ton. Peningkatan volume ekspor ini disebabkan karena meningkatnya volume ekspor semua komoditas. Demikian pula, nilai ekspor komoditas pertanian pada bulan September 2014 mengalami peningkatan dari US$ 2,43 milyar menjadi US$ 2,57 milyar atau naik sebesar 5,68%. Volume impor komoditas pertanian Indonesia pada bulan September 2014 mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 20,06% yakni dari 1,75 juta ton menjadi 2,1 juta ton. Demikian pula, dari sisi nilai impor naik sebesar 7,27% yakni dari US$ 1,33 milyar menjadi US$ 1,43 milyar. Peningkatan nilai impor komoditas pertanian tersebut disebabkan oleh meningkatnya nilai impor sub sektor tanaman pangan dan perkebunan. Berdasarkan selisih angka ekspor dan impor, maka pada bulan September 2014 neraca perdagangan komoditas pertanian Indonesia mengalami surplus dari sisi volume sebesar 1,09 juta ton, demikian juga dari sisi nilai mengalami surplus sebesar US$ 1,14 milyar. Surplus volume neraca perdagangan komoditas pertanian bulan September 2014 menunjukkan peningkatan sebesar 10,70% dibandingkan bulan sebelumnya. pula, dari sisi nilai mengalami peningkatan surplus sebesar 3,75%.
Demikian
Surplus volume
neraca perdagangan secara kumulatif dari bulan Januari hingga September 2014 sebesar 9,07 juta ton atau setara dengan US$ 11,15 milyar. Perkembangan ekspor - impor komoditas pertanian Indonesia menurut sub sektor periode bulan Januari – September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.1.
Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014
5
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 2.1. Ekspor-impor pertanian Indonesia menurut sub sektor, Januari – September 2014
No
Sub Sektor
1 Tanaman Pangan Volume (Kg) - Ekspor - Impor - Neraca Nilai (US$) - Ekspor - Impor - Neraca 2 Hortikultura Volume (Kg) - Ekspor - Impor - Neraca Nilai (US$) - Ekspor - Impor - Neraca 3 Perkebunan Volume (Kg) - Ekspor - Impor - Neraca Nilai (US$) - Ekspor - Impor - Neraca 4 Peternakan Volume (Kg) - Ekspor - Impor - Neraca Nilai (US$) - Ekspor - Impor - Neraca PERTANIAN Volume (Kg) - Ekspor - Impor - Neraca Nilai (US$) - Ekspor - Impor - Neraca
Agustus
September
31,670,813 52,533,112 1,347,210,628 1,703,364,309 -1,315,539,815 -1,650,831,197
Pertumbuhan (%) Sep thd Ags
Kumulatif JanuariSeptember
65.87 246,595,132 26.44 13,282,435,476 25.49 -13,035,840,344
21,041,227 602,656,005 -581,614,778
32,653,410 677,284,727 -644,631,317
55.19 12.38 10.83
146,135,663 5,802,790,688 -5,656,655,025
35,327,456 151,472,546 -116,145,090
38,145,836 147,123,459 -108,977,623
7.98 -2.87 -6.17
321,740,955 1,290,353,360 -968,612,405
42,187,610 147,509,046 -105,321,436
47,422,533 143,200,776 -95,778,243
12.41 -2.92 -9.06
387,016,162 1,257,377,444 -870,361,282
2,644,371,083 106,224,341 2,538,146,742
3,075,970,579 104,288,152 2,971,682,427
16.32 -1.82 17.08
24,906,799,865 914,669,670 23,992,130,195
2,317,238,580 234,864,912 2,082,373,668
2,436,953,957 262,702,726 2,174,251,231
5.17 11.85 4.41
22,124,439,460 2,038,576,655 20,085,862,805
22,383,141 140,326,045 -117,942,904
22,959,573 140,542,248 -117,582,675
2.58 0.15 -0.31
171,948,098 1,091,447,732 -919,499,634
50,350,145 347,167,460 -296,817,315
51,801,707 345,848,827 -294,047,120
2.88 -0.38 -0.93
444,510,910 2,855,877,954 -2,411,367,044
2,733,752,493 1,745,233,560 988,518,933
3,189,609,100 2,095,318,168 1,094,290,932
16.68 20.06 10.70
25,647,084,050 16,578,906,238 9,068,177,812
2,430,817,562 1,332,197,423 1,098,620,139
2,568,831,607 1,429,037,056 1,139,794,551
5.68 7.27 3.75
23,102,102,195 11,954,622,741 11,147,479,454
Sumber: BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
6
Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
2.2.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan Volume ekspor sub sektor tanaman pangan pada bulan September 2014 mencapai
52,53 ribu ton atau naik cukup siginikan sebesar 65,87% dibandingkan bulan Agustus 2014. Demikian pula, nilai ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 55,19%, yakni dari US$ 21,04 juta menjadi US$ 32,65 juta. Komoditas ekspor utama sub sektor tanaman pangan sekaligus penyumbang ekspor terbesar sub sektor ini pada bulan September 2014 adalah kedele olahan yang mencapai US$ 6,28 juta. Komoditas berikutnya yang menyumbang nilai ekspor tanaman pangan cukup besar adalah gandum/meslin olahan yang mencapai US$ 4,09 juta, dan ubikayu segar sebesar US$ 3,43 juta. Ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan bulan Januari – September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan, Januari – September 2014
No
Komoditas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Beras Beras olahan Gandum, Meslin Gandum, Meslin olahan Jagung Jagung olahan Kacang tanah Kacang tanah olahan Kedele Kedele olahan Kacang Hijau Ubi jalar Ubi kayu Ubi kayu olahan Tanaman Pangan Lainnya Total
Agustus Volume (Kg) 2,164 3,371 1,197 6,111,658 5,156,467 142,004 331,864 293,612 9,803,500 728,015 21,560 802,614 56,084 743,966 7,472,737 31,670,813
September
Nilai (US$) Volume (Kg) 8,338 80,425 2,038 10,819 3,552 0 3,125,136 7,681,930 1,885,792 3,005,756 52,534 2,600,000 677,324 207,961 933,485 365,986 5,310,548 243,290 1,040,239 7,741,626 94,109 28,041 735,034 693,158 104,094 15,043,405 394,707 883,625 6,674,297 13,947,090 21,041,227 52,533,112
Nilai (US$) 115,171 8,647 0 4,089,131 1,005,818 1,190,800 396,726 1,097,369 133,001 6,279,406 95,358 561,167 3,434,797 520,103 13,725,916 32,653,410
Pertumbuhan (%) Kumulatif Jan - Sep Sep thd Ags Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 3,616.50 1,281.28 329,709 557,594 220.94 324.29 2,051,925 339,213 18,269 30,253 25.69 30.85 64,459,363 33,150,362 -41.71 -46.66 12,737,457 6,312,020 1,731 2,167 3,775,009 1,657,500 -37.34 -41.43 1,356,966 2,254,742 24.65 17.56 2,728,078 7,979,589 -97.52 -97 39,178,410 23,355,723 963.39 503.65 14,343,252 15,768,918 30.06 1.33 170,775 534,779 -13.64 -23.65 7,242,867 6,236,362 26,723 3,200 37,505,003 9,667,449 18.77 32 33,189,673 14,662,219 86.64 105.65 27,508,376 23,628,940 65.87 55.19 246,595,132 146,135,663
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
Perkembangan nilai impor komoditas sub sektor tanaman pangan pada bulan September 2014 mengalami peningkatan sebesar 12,38% dibandingkan bulan Agustus 2014, yakni dari US$ 602,66 juta menjadi US$ 677,28 juta. Demikian pula, dari sisi volume impor komoditas tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 26,44% yakni dari 1,35 juta ton, menjadi 1,70 juta ton. Pada bulan September 2014, komoditas utama Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014
7
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
impor sub sektor ini adalah gandum/meslin segar sebesar US$ 204,8 juta, kedele olahan sebesar US$ 198,6 juta, jagung segar sebesar US$ 105,31 juta, kedele segar sebesar US$ 64,26 juta, beras sebesar US$ 36,19 juta, dan ubi kayu olahan sebesar US$ 24,84 juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor tanaman pangan bulan Januari – September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Impor komoditas sub sektor tanaman pangan, Januari – September 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Komoditas
Agustus
Volume (Kg) Beras 73,690,784 Beras olahan 0 Gandum, Meslin 541,755,561 Gandum, Meslin olahan 23,768,636 Jagung 151,728,635 Jagung olahan 7,290,803 Kacang tanah 24,174,105 Kacang tanah olahan 130,527 Kedele 125,046,138 Kedele olahan 344,707,307 Kacang Hijau 55,359 Ubi jalar 0 Ubi kayu 0 Ubi kayu olahan 48,850,200 Tanaman Pangan Lainnya 6,012,573 Total 1,347,210,628
September
Nilai (US$) Volume (Kg) 32,236,383 81,730,902 0 0 177,943,958 635,417,810 13,236,274 29,966,521 39,542,968 409,760,572 4,217,044 11,817,704 26,780,481 12,556,391 488,089 29,783 78,814,126 103,805,510 202,557,936 354,610,005 84,889 46,866 0 0 0 0 21,203,368 57,316,100 5,550,489 6,306,145 602,656,005 1,703,364,309
Nilai (US$) 36,194,845 0 204,797,281 16,022,233 105,306,899 6,838,026 14,068,367 80,802 64,258,020 198,159,857 66,955 0 0 24,844,852 6,646,590 677,284,727
Pertumbuhan (%) Sep thd Ags Volume Nilai 10.91 12.28 17.29 15.09 26.08 21.05 170.06 166.31 62.09 62.15 -48.06 -47.47 -77.18 -83.45 -16.99 -18.47 2.87 -2.17 -15.34 -21.13 17.33 17.17 4.88 19.75 26.44 12.38
Kumulatif Jan - Sep Volume (Kg) 311,959,976 12,100 5,434,503,753 210,974,050 2,161,112,947 76,584,835 215,857,224 817,561 1,666,239,137 2,883,911,810 454,624 22,390 0 226,091,799 93,893,270 13,282,435,476
Nilai (US$) 135,706,526 40,120 1,777,803,565 124,602,053 556,383,536 41,960,420 244,774,248 2,476,231 1,010,988,236 1,714,553,115 706,830 39,310 0 99,712,277 93,044,221 5,802,790,688
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
Berdasarkan realisasi ekspor dan impor tersebut, maka neraca perdagangan sub sektor tanaman pangan pada bulan September 2014 menunjukkan posisi defisit sebesar US$ 644,63 juta atau mengalami peningkatan defisit sebesar 10,83% dibandingkan bulan Agustus 2014. Pada bulan September 2014, defisit neraca perdagangan terbesar terjadi pada komoditas gandum/meslin segar yang mencapai US$ 204,8 juta, disusul kemudian oleh kedele olahan sebesar US$ 191,88 juta, jagung segar sebesar US$ 104,3 juta, kedele segar sebesar US$ 64,13 juta, dan beras segar sebesar US$ 36,08 juta. Komoditas tanaman pangan yang mempunyai surplus neraca perdagangan adalah ubi kayu segar, kacang tanah olahan, ubi jalar segar, kacang hijau, dan beras olahan masing-masing sebesar US$ 3,43 juta, US$ 1,02 juta, US$ 561,17 ribu, US$ 28,40 ribu, dan US$ 8,65 ribu. Neraca perdagangan komoditas sub sektor tanaman pangan periode bulan Januari – September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.4. 8
Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Tabel 2.4. Neraca perdagangan komoditas sub sektor tanaman pangan, Januari – September 2014 No
Komoditas
Agustus
September
Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Beras -73,688,620 -32,228,045 -81,650,477 Beras olahan 3,371 2,038 10,819 Gandum, Meslin -541,754,364 -177,940,406 -635,417,810 Gandum, Meslin olahan -17,656,978 -10,111,138 -22,284,591 Jagung -146,572,168 -37,657,176 -406,754,816 Jagung olahan -7,148,799 -4,164,510 -9,217,704 Kacang tanah -23,842,241 -26,103,157 -12,348,430 Kacang tanah olahan 163,085 445,396 336,203 Kedele -115,242,638 -73,503,578 -103,562,220 Kedele olahan -343,979,292 -201,517,697 -346,868,379 Kacang Hijau -33,799 9,220 -18,825 Ubi jalar 802,614 735,034 693,158 Ubi kayu 56,084 104,094 15,043,405 Ubi kayu olahan -48,106,234 -20,808,661 -56,432,475 Tanaman Pangan Lainnya 1,460,164 1,123,808 7,640,945 Total -1,315,539,815 -581,614,778 -1,650,831,197 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 11 12 13 14
2.3.
Nilai (US$) -36,079,674 8,647 -204,797,281 -11,933,102 -104,301,081 -5,647,226 -13,671,641 1,016,567 -64,125,019 -191,880,451 28,403 561,167 3,434,797 -24,324,749 7,079,326 -644,631,317
Pertumbuhan (%) Kumulatif Jan - Sep Sep thd Ags Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 10.80 11.95 -311,630,267 -135,148,932 221 324.29 2,039,825 299,093 17.29 15.09 -5,434,485,484 -1,777,773,312 26.21 18.02 -146,514,687 -91,451,691 177.51 176.98 -2,148,375,490 -550,071,516 28.94 35.60 -72,809,826 -40,302,920 -48.21 -47.62 -214,500,258 -242,519,506 106.15 128.24 1,910,517 5,503,358 -10.14 -12.76 -1,627,060,727 -987,632,513 0.84 -4.78 -2,869,568,558 -1,698,784,197 (44) 208.06 -283,849 -172,051 -13.64 -23.65 7,220,477 6,197,052 26,723 3,200 37,505,003 9,667,449 17.31 16.90 -192,902,126 -85,050,058 423.29 529.94 -66,384,894 -69,415,281 25.49 10.83 -13,035,840,344 -5,656,655,025
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Hortikultura
Total nilai ekspor sub sektor hortikultura pada bulan September 2014 adalah US$ 47,42 juta atau mengalami peningkatan sebesar 12,41% dibandingkan bulan Agustus 2014. Demikian pula, dari sisi volume ekspor mengalami peningkatan sebesar 7,98%, yaitu dari 35,33 ribu ton menjadi 38,15 ribu ton. Jika dilihat secara kumulatif pada periode Januari – September 2014, total nilai ekspor sub sektor hortikultura adalah sebesar US$ 387,02 juta dan volume sebesar 321,74 juta ton. Komoditas sub sektor hortikultura yang mempunyai nilai ekspor terbesar pada bulan September 2014 adalah nenas sebesar US$ 19,98 juta, jahe sebesar US$ 5,09 juta, cabe sebesar US$ 1,95 juta, serta jamur dan cendawan sebesar US$ 1,25 juta. Sementara jika dilihat secara kumulatif pada periode Januari – September 2014, komoditas yang mempunyai kumulatif nilai ekspor tertinggi adalah nenas yaitu sebesar US$ 140,08 juta, komoditas lainnya adalah jahe yaitu sebesar US$ 47,57 juta, cabe US$ 19,38 juta dan pisang segar US$ 12,01 juta. Perkembangan ekspor komoditas hortikultura periode bulan Januari - September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.5.
Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014
9
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 2.5. Ekspor komoditas sub sektor hortikultura, Januari – September 2014 No
Komoditas
Agustus Volume (Kg)
A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 B 12 13 14 15 16 17 18 19 20 C 21 22 23 D 24 25 E
Pertumbuhan (%) Sep thd Ags
September
Nilai (US$)
Volume (Kg)
Nilai (US$)
Volume
Nilai
Kumulatif Jan - Sep Volume (Kg)
Nilai (US$)
SAYURAN Kentang 1) Bawang bombay 1) Bawang merah 1) Bawang putih 1) Tomat 1) Bunga kol dan brokoli segar Kubis segar Terung Kacang kapri 1) Jamur dan cendawan Cabe 1) BUAH-BUAHAN Pisang segar Nenas 1) Mangga Manggis Jeruk 1) Anggur 1) Apel 1) Pir 1) Lengkeng 1) TANAMAN HIAS Anggrek Krisan Tanaman hidup lainnya TANAMAN BIOFARMAKA Jahe Turmeric (Curcuma) HORTIKULTURA LAINNYA Total
Sumber
580,964 13.96 18.03 150,893 16.19 2.34 878,449 359.63 552.91 266,649 27.22 116.08 128,091 8.25 4.60 387,473 -51.74 -49.96 229,348 29.19 8.66 0 1,247,644 -21.31 -18.28 1,290,257 -21.23 -48.49
525,826 146,641 284,305 137,300 86,266 3,653,017 120,970 0 735,013 956,302
492,231 147,446 134,543 123,404 122,463 774,292 211,069 0 1,526,786 2,505,055
599,257 170,378 1,306,758 174,674 93,383 1,763,093 156,286 0 578,366 753,296
1,845,829 13,797,697 66,295 525,831 12,755 12,938 6,090 0
1,069,599 14,532,112 75,447 180,873 11,940 28,158 6,044 0
1,202,110 19,095,703 116,531 109,328 60,072 3,155 1,016 0
876,569 19,982,918 203,542 112,930 47,659 16,097 1,376 0
0
0
0
0
2,782 8,329 188,269 7,514,595 369,631 4,330,775 35,327,456
26,665 104,848 595,569 6,325,987 396,355 12,796,724 42,187,610
4,845 12,697 5,645 6,040,110 586,246 5,312,887 38,145,836
65,307 213,469 39,746
-34.87 38.40 75.78 -79.21 370.97 -75.61 -83.32
4,814,032 1,211,415 1,700,622 1,833,421 1,342,266 172,290 21,712,103 755,425 46,964 4,219,492 9,368,153
-18.05 19,167,729 37.51 142,614,202 246,211 169.78 7,817,238 -37.56 1,588,048 299.15 203,182 -42.83 60,942 -77.23
4,664,916 1,609,712 1,047,792 2,969,453 1,777,716 36,811 4,589,097 1,127,472 44,440 8,970,929 19,376,880
-
-
0
12,008,202 140,079,509 374,151 5,755,706 856,146 1,524,014 55,213 0
-
-
0
0
74.16 144.92 52.44 103.60 -97.00 -93.33
5,085,256 -19.62 -19.61 733,127 58.60 84.97 14,884,769 22.68 16.32 47,422,533 7.98 12.41
39,071 39,958 21,068 59,237,166 1,543,777 41,986,180 321,740,955
508,112 622,750 198,968 47,566,040 2,059,705 129,192,428 387,016,162
: BPS, diolah Pusdatin
Keterangan: 1) wujud segar dan olahan Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
Nilai impor komoditas sub sektor hortikultura pada bulan September 2014 mengalami penurunan yakni sebesar 2,92% dibandingkan bulan Agustus 2014, yakni dari US$ 147,51 juta menjadi US$ 143,0 juta. Demikian pula, dari sisi volume mengalami penurunan sebesar 2,87%, yaitu dari 151,47 ribu ton menjadi 147,12 ribu ton. Jika dilihat secara kumulatif, nilai impor komoditas hortikultura bulan Januari - September 2014 adalah sebesar US$ 1,26 milyar dengan kumulatif volume sebesar 1,29 juta ton Realisasi nilai impor yang cukup besar pada bulan September 2014 adalah bawang putih (US$ 38,39 juta), lengkeng (US$ 18,15 juta), anggur (US$ 15,3 juta) dan jeruk (US$ 11,72 juta). Demikian pula jika dilihat secara kumulatif pada periode Januari – September 2014, komoditas yang mempunyai kumulatif nilai impor tertinggi adalah bawang putih 10
Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
yaitu sebesar US$ 295,5 juta, disusul kemudian oleh komoditas jeruk sebesar US$ 152,11 juta, apel sebesar US$ 140,39 juta dan anggur sebesar US$ 110,76 juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor hortikultura bulan Januari - September 2014 disajikan pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6. Impor komoditas sub sektor hortikultura, Januari – September 2014
Agustus No
A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 B 13 14 15 17 18 19 20 21 22 C 24 25 26 D 27 28 E
September
Komoditas
Pertumbuhan (%) Sep thd Ags
Kumulatif Jan - Sep
Volume (Kg)
Nilai (US$)
Volume (Kg)
Nilai (US$)
Volume
Nilai
Volume (Kg)
Nilai (US$)
4,879,260 2,386,888 533,025 59,845,058 971,064 77,414 180,335 0 707,817 413,968 1,658,951
4,183,665 2,030,638 263,477 42,690,165 1,055,788 126,738 217,433 0 460,475 567,482 2,114,547
6,295,102 5,455,315 2,777,900 53,196,415 1,144,569 83,857 354,496 0 1,527,766 428,617 1,972,195
5,889,152 4,177,324 963,494 38,388,537 1,287,413 144,111 507,447 0 693,376 634,331 2,416,203
29.02 128.55 421.16 -11.11 17.87 8.32 96.58 115.84 3.54 18.88
40.77 64,949,003 105.71 59,209,260 265.68 62,800,529 -10.08 402,277,927 9,066,146 21.94 899,068 13.71 1,481,610 133.38 0 16,760,692 50.58 3,371,118 11.78 14.27 19,855,241
59,944,704 38,799,516 24,433,997 295,496,758 10,156,903 1,426,588 2,002,953 0 7,825,305 5,466,292 23,627,473
384 0 0 7,622,603 5,486,270 6,896,700 8,734,788 24,470,946
637 0 0 9,163,657 13,118,483 10,563,947 8,093,902 30,966,726
73,365 0 0 9,450,650 5,163,856 6,637,749 10,060,466 14,326,719
228,315 0 0 11,721,348 15,297,313 9,859,328 9,200,999 18,145,469
542,111 140,183 19,005 35,742 233,466 0 23.98 27.91 118,200,871 -5.88 16.61 39,757,822 -3.75 -6.67 98,527,141 66,051,942 15.18 13.68 66,775,680 -41.45 -41.40
260,954 317,832 582,069 0 152,110,120 110,759,546 140,389,405 60,398,936 83,537,756
2,792 0 552,743
36,901 0 496,659
1,636 0 138,757
18,174 0 127,292
SAYURAN Kentang 1) Bawang bombay 1) Bawang merah 1) Bawang putih 1) Tomat 1) Bunga kol dan brokoli segar Kubis segar Terung Kacang kapri 1) Jamur dan cendawan Cabe 1) BUAH-BUAHAN Pisang segar Nenas 1) Mangga Manggis 1)
Jeruk Anggur 1) Apel 1) Pir 1) Lengkeng 1) TANAMAN HIAS Anggrek Krisan Tanaman hidup lainnya TANAMAN BIOFARMAKA Jahe Turmeric (Curcuma) HORTIKULTURA LAINNYA
Total Sumber
260,893 256,109 497,449 456,519 20,250 32,075 1,897 6,680 25,770,397 21,069,542 27,534,683 23,037,951 151,472,546 147,509,046 147,123,459 143,200,776
-41.40 -50.75 -74.90 -74.37 90.67 -90.63 6.85 -2.87
7,559 240 3,129,167
91,030 6,161 2,673,320
78.25 -79.17 9.34
2,037,456 1,878,436 190,503 214,689 254,088,625 234,976,701 -2.92 1,290,353,360 1,257,377,444
: BPS, diolah Pusdatin
Keterangan: 1) wujud segar dan olahan Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
Pada bulan September 2014, neraca perdagangan sub sektor hortikultura mengalami defisit US$ 95,78 juta dan mengalami penurunan defisit sebesar 9,06% dibandingkan bulan Agustus 2014.
Jika dilihat secara kumulatif, defisit yang terjadi
sampai dengan bulan September adalah sebesar US$ 870,36 juta.
Komoditas yang
mengalami defisit neraca perdagangan yang cukup besar pada September 2014 yakni
Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014
11
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
bawang putih (US$ 38,12 juta), lengkeng (US$ 18,15 juta), anggur (US$ 15,28 juta), dan jeruk (US$ 11,67 juta).
Sementara komoditas hortikultura yang mengalami surplus
terbesar adalah nenas (US$ 19,75 juta), jahe (US$ 4,63 juta), pisang (US$ 876,57 ribu) serta jamur dan cendawan (US$ 613,31 ribu). Perkembangan neraca perdagangan komoditas sub sektor hortikultura bulan Januari - September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7. Neraca perdagangan komoditas sub sektor hortikultura, Januari – September 2014 No
Komoditas
Agustus Volume (Kg)
A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 B 13 14 15 17 18 19 20 21 22 C 24 25 26 D 27 28 E
Nilai (US$)
Pertumbuhan (%) Sep thd Ags
September Volume (Kg)
Nilai (US$)
Volume
Nilai
Kumulatif Jan - Sep Volume (Kg)
Nilai (US$)
SAYURAN 1)
Kentang 1) Bawang bombay 1) Bawang merah Bawang putih 1) 1) Tomat Bunga kol dan brokoli segar Kubis segar 1)
Lobak Cina Kacang kapri 1) Jamur dan cendawan Cabe 1) BUAH-BUAHAN Pisang segar 1)
Nenas Mangga Manggis 1)
Jeruk Anggur 1) Apel 1) Pir 1) Lengkeng 1) TANAMAN HIAS Anggrek Krisan Tanaman hidup lainnya TANAMAN BIOFARMAKA Jahe Turmeric (Curcuma) HORTIKULTURA LAINNYA Total
-4,353,434 -3,691,434 -5,695,845 -2,240,247 -1,883,192 -5,284,937 -248,720 -128,934 -1,471,142 -59,707,758 -42,566,761 -53,021,741 -884,798 -933,325 -1,051,186 -77,414 -126,738 -83,857 3,472,682 556,859 1,408,597 120,970 211,069 156,286 -707,817 -460,475 -1,527,766 321,045 959,304 149,749 -702,649 390,508 -1,218,899 0 0 0 1,845,829 1,069,599 1,202,110 13,797,313 14,531,475 19,022,338 66,295 75,447 116,531 525,831 180,873 109,328 -7,609,848 -9,151,717 -9,390,578 -5,473,332 -13,090,325 -5,160,701 -6,890,610 -10,557,903 -6,636,733 -8,734,788 -8,093,902 -10,060,466 -24,470,946 -30,966,726 -14,326,719 0 0 0 -10 -10,236 3,209 8,329 104,848 12,697 -364,474 98,910 -133,112 0 0 0 7,253,702 6,069,878 5,542,661 349,381 364,280 584,349 -21,439,622 -8,272,818 -22,221,796 -116,145,090 -105,321,436 -108,977,623
-5,308,188 30.84 43.80 -4,026,431 135.91 113.81 -85,045 491.49 -34.04 -38,121,888 -11.20 -10.44 -1,159,322 18.81 24.21 -144,111 8.32 13.71 -119,974 -59.44 -121.54 229,348 29.19 8.66 -693,376 115.84 50.58 613,313 -53.36 -36.07 -1,125,946 73.47 -388 0 876,569 -35 -18 19,754,603 37.87 35.94 203,542 76 170 112,930 -79 -38 -11,673,689 23.40 27.56 -15,281,216 -5.71 16.74 -9,857,952 -3.68 -6.63 -9,200,999 15.18 13.68 -18,145,469 -41.45 -41.40 0 47,133 -32,190 -560 213,469 52.44 103.60 -87,546 -63.48 -189 0 4,628,737 -23.59 -23.74 726,447 67.25 99 -8,153,182 3.65 -1.45 -95,778,243 -6.17 -9.06
-60,134,971 -57,997,845 -61,099,907 -400,444,506 -7,723,880 -726,778 20,230,493 755,425 -16,713,728 848,374 -10,487,088 0 18,625,618 142,474,019 12,745 7,817,238 -116,612,823 -39,554,640 -98,466,199 -66,051,942 -66,775,680 0 31,512 39,718 -3,108,099 0 57,199,710 1,353,274 -212,102,445 -968,612,405
-55,279,788 -37,189,804 -23,386,205 -292,527,305 -8,379,187 -1,389,777 2,586,144 1,127,472 -7,780,865 3,504,637 -4,250,593 0 11,747,248 139,761,677 -207,918 5,755,706 -151,253,974 -109,235,532 -140,334,192 -60,398,936 -83,537,756 0 417,082 616,589 -2,474,352 0 45,687,604 1,845,016 -105,784,273 -870,361,282
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1) wujud segar dan olahan Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
12
Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
2.4.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Perkebunan
Periode bulan Januari - September 2014, volume ekspor komoditas perkebunan mengalami peningkatan yaitu sebesar 16,32% yaitu dari 2,64 juta ton menjadi 3,08 juta ton. Demikian juga dari sisi nilainya mengalami peningkatan sebesar 5,17% yakni dari US$ 2,31 milyar menjadi US$ 2,44 milyar. Pada bulan September 2014, komoditas yang mempunyai realisasi ekspor terbesar yakni minyak sawit mencapai US$ 1,53 milyar, disusul kemudian oleh komoditas karet sebesar US$ 388,22 juta. Komoditas andalan ekspor sub sektor perkebunan lainnya adalah kelapa sebesar US$ 116,05 juta, kakao sebesar US$ 110,70 juta, kopi sebesar US$ 110,28 juta, lada sebesar US$ 45,51 juta dan pinang sebesar US$ 18,98 juta. Perkembangan ekspor sub sektor perkebunan bulan Januari - September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8. Ekspor komoditas sub sektor perkebunan, Januari – September 2014 No
Komoditas
Agustus Volume (Kg)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nilai (US$)
September Volume (Kg)
Nilai (US$)
Pertumbuhan (%) Kumulatif Januari - September September thd Agustus Volume
Kelapa 120,929,430 119,909,826 148,642,711 116,053,792 22.92 Karet 214,878,608 363,757,537 232,476,170 388,220,833 8.19 Minyak sawit 2,077,300,896 1,450,504,759 2,378,220,012 1,533,838,007 14.49 Kopi 42,264,700 109,052,163 44,307,992 110,284,241 4.83 Teh 5,749,394 10,982,789 6,400,798 12,439,799 11.33 Lada 4,480,555 44,775,479 4,661,485 45,512,039 4.04 Tembakau 2,151,944 8,471,687 1,905,260 12,293,570 -11.46 Kakao 29,061,725 113,201,840 27,156,176 110,699,087 -6.56 Kapas 3,569,037 4,492,615 3,566,735 3,932,733 -0.06 Cassiavera (kayu manis) 4,476,692 8,087,409 4,184,713 7,637,817 -6.52 Kemiri 74,120 143,080 94,089,079 6,396,357 126841.55 Gula tebu 107,383,266 13,523,317 90,149,451 10,755,110 -16.05 Pinang 13,265,281 16,696,211 16,105,922 18,982,194 21.41 Jambu mete 1,172,336 4,098,031 3,399,047 6,878,698 189.94 Minyak atsiri 275,619 12,810,324 270,865 13,994,662 -1.72 Gambir 930,000 1,948,492 1,116,185 2,324,406 20.02 Lainnya 16,407,480 34,783,021 19,317,978 36,710,612 17.74 Total 2,644,371,083 2,317,238,580 3,075,970,579 2,436,953,957 16.32
Nilai
-3.22 6.73 5.75 1.13 13.27 1.65 45.11 -2.21 -12.46 -5.56 4370.48 -20.47 13.69 67.85 9.25 19.29 5.54 5.17
Volume (Kg)
Nilai (US$)
1,244,449,088 2,017,189,853 19,609,902,636 279,557,709 51,265,764 24,040,777 26,859,264 257,150,573 29,443,912 43,678,609 250,292,144 722,657,016 195,903,026 23,364,938 2,363,770 10,544,695 118,136,091 24,906,799,865
1,041,559,723 3,806,824,391 14,305,409,244 748,808,016 102,993,831 217,209,727 138,005,346 939,705,520 35,913,531 78,384,153 18,551,507 84,762,326 201,338,630 48,589,734 97,023,154 22,934,995 236,425,632 22,124,439,460
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
Indonesia masih melakukan impor beberapa komoditas perkebunan, walaupun dalam proporsi yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan realisasi ekspornya. Impor komoditas perkebunan bulan Januari – September 2014 mengalami penurunan dari sisi
Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014
13
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
volume sebesar 1,82%, sebaliknya dari sisi nilainya mengalami peningkatan sebesar 11,85%. Pada bulan September 2014, volume impor komoditas perkebunan mencapai 104,29 juta ton atau setara dengan US$ 262,70 juta, dimana yang dominan diimpor oleh Indonesia adalah kapas, Kakao, Tembakau, lada dan karet. Realisasi impor kapas pada bulan September 2014 mencapai 64,15 ribu ton atau setara dengan US$ 124,69 juta, disusul kemudian oleh kakao sebesar 18,34 ribu ton atau setara dengan US$ 64,15 juta, tembakau sebesar 7,25 ribu ton atau setara dengan US$ 46,46 juta, lada sebesar 7,24 ribu ton atau setara US$ 7,25 juta dan karet sebesar 2,03 ribu ton atau setara US$ 3,12 juta. Perkembangan impor sub sektor perkebunan bulan Januari - September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9. Impor komoditas sub sektor perkebunan, Januari – September 2014 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Komoditas
Pertumbuhan (%) Kumulatif Januari - September September thd Agustus Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) Agustus
Kelapa 213,117 Karet 3,169,934 Minyak sawit 377,439 Kopi 741,925 Teh 905,674 Lada 1,257,318 Tembakau 8,229,085 Kakao 9,569,876 Kapas 53,150,404 Cassiavera (kayu manis) 0 Kemiri 65,506 Gula tebu 25,113,357 Pinang 1 Jambu mete 407,983 Minyak atsiri 102,573 Gambir 0 Lainnya 2,920,149 Total 106,224,341
September
213,320 234,034 120,916 5,260,993 2,027,484 3,117,751 544,122 489,485 752,433 2,433,195 592,543 1,825,439 1,259,118 1,441,830 2,236,747 10,842,584 835,975 7,797,880 52,574,860 7,246,018 46,456,575 33,247,245 18,343,510 64,153,880 111,487,480 62,854,703 124,689,649 0 10,299 28,648 383,971 112,207 493,708 8,165,270 2,480,379 1,325,660 3 1 3 582,031 574,522 1,493,633 2,623,756 226,049 3,259,758 0 0 0 5,246,964 6,819,113 4,950,046 234,864,912 104,288,152 262,702,726
9.81 -36.04 29.69 -20.13 59.20 -33.51 -11.95 91.68 18.26 71.29 -90.12 40.82 120.38 133.52 -1.82
-43.32 -40.74 38.28 -24.98 77.64 -28.08 -11.64 92.96 11.84 28.58 -83.76 156.62 24.24 -5.66 11.85
2,040,295 1,369,542 20,612,049 36,703,428 3,528,322 5,657,859 18,055,107 42,237,461 11,518,638 18,207,799 5,382,724 43,082,853 67,414,682 399,555,538 92,613,756 306,179,465 510,046,425 1,047,015,476 121,919 332,108 793,984 1,500,477 145,443,312 59,765,175 5 15 3,695,398 8,271,579 2,048,953 33,540,528 0 0 31,354,101 35,157,352 914,669,670 2,038,576,655
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
Komoditas perkebunan merupakan komoditas andalan ekspor Indonesia, karena dari waktu ke waktu neraca perdagangan komoditas perkebunan hampir selalu mengalami surplus. Namun neraca perdagangan pada bulan September 2014 sebesar US$ 2,17 milyar, mengalami peningkatan baik dari sisi nilai sebesar 4,41% dan volume sebesar 17,08% dibanding bulan Agustus 2014. Selama periode bulan September 2014, 14
Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
surplus neraca perdagangan yang terbesar adalah komoditas minyak sawit mencapai US$ 1,53 milyar, disusul oleh komoditas karet sebesar US$ 385,10 juta, kelapa sebesar US$ 115,93 juta, kopi sebesar US$ 108,46 juta, kakao sebesar US$ 46,54 dan lada sebesar US$ 37,71 juta. Sementara, komoditas yang mengalami defisit neraca perdagangan pada bulan September 2014 hanya kapas, dan tembakau yang mencapai US$ 120,76 juta dan tembakau sebesar US$ 34,16 juta. Neraca perdagangan sub sektor perkebunan bulan Januari – September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.10. Tabel 2.10. Neraca perdagangan komoditas sub sektor perkebunan, Januari – September 2014 No
Agustus
Komoditas
Volume (Kg)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kelapa Karet Minyak sawit Kopi Teh Lada Tembakau Kakao Kapas Cassiavera (kayu manis) Kemiri Gula tebu Pinang Jambu mete Minyak atsiri Gambir Lainnya Total
Nilai (US$)
September Volume (Kg)
Nilai (US$)
Pertumbuhan (%) September thd Agustus Volume Nilai
120,716,313 119,696,506 148,408,677 115,932,876 22.94 211,708,674 358,496,544 230,448,686 385,103,082 8.85 2,076,923,457 1,449,960,637 2,377,730,527 1,533,085,574 14.48 41,522,775 106,618,968 43,715,449 108,458,802 5.28 4,843,720 9,723,671 4,958,968 10,203,052 2.38 3,223,237 33,932,895 3,825,510 37,714,159 18.69 -6,077,141 -44,103,173 -5,340,758 -34,163,005 -12.12 19,491,849 79,954,595 8,812,666 46,545,207 -54.79 -49,581,367 -106,994,865 -59,287,968 -120,756,916 19.58 4,476,692 8,087,409 4,174,414 7,609,169 -6.75 8,614 -240,891 93,976,872 5,902,649 1090878.31 82,269,909 5,358,047 87,669,072 9,429,450 6.56 13,265,280 16,696,208 16,105,921 18,982,191 21.41 764,353 3,516,000 2,824,525 5,385,065 269.53 173,046 10,186,568 44,816 10,734,904 -74.10 930,000 1,948,492 1,116,185 2,324,406 20.02 13,487,331 29,536,057 12,498,865 31,760,566 -7.33 2,538,146,742 2,082,373,668 2,971,682,427 2,174,251,231 17.08
Kumulatif Januari - September Volume (Kg)
Nilai (US$)
-3.14 1,242,408,793 1,040,190,181 7.42 1,996,577,804 3,770,120,963 5.73 19,606,374,314 14,299,751,385 1.73 261,502,602 706,570,555 4.93 39,747,126 84,786,032 11.14 18,658,053 174,126,874 -22.54 -40,555,418 -261,550,192 -41.79 164,536,817 633,526,055 12.86 -480,602,513 -1,011,101,945 -5.91 43,556,690 78,052,045 -2550.34 249,498,160 17,051,030 75.99 577,213,704 24,997,151 13.69 195,903,021 201,338,615 53.16 19,669,540 40,318,155 5.38 314,817 63,482,626 19.29 10,544,695 22,934,995 7.53 86,781,990 201,268,280 4.41 23,992,130,195 20,085,862,805
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
2.5.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Peternakan
Nilai ekspor sub sektor peternakan pada bulan September 2014 dibandingkan dengan bulan Agustus 2014 mengalami sedikit peningkatan sebesar 2,8% yakni dari US$ 50,35 juta menjadi US$ 51,80 juta. Begitu pula, dari sisi volume ekspor meningkat dari 22,38 juta ton menjadi 22,96 juta ton atau naik 2,58%. Komoditas ekspor utama sub sektor peternakan pada bulan September 2014 adalah komoditas kulit dan jangat yang mencapai US$ 11,55 juta, disusul kemudian oleh susu dan kepala susu US$ 9,74 juta, lemak sebesar US$ 8,93 juta, dan babi hidup sebesar US$ 5,69 juta. Perkembangan ekspor komoditas sub sektor peternakan bulan Januari - September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.11.
Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014
15
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 2.11. Ekspor komoditas sub sektor peternakan, Januari - September 2014 No
Komoditas
Agustus 2014 Volume (Kg)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Sapi hidup Kerbau hidup Babi hidup Kambing Hidup Primata hidup Kelinci hidup Binatang melata hidup Burung hidup Daging dan jeroan lembu Daging biri-biri atau kambing Daging ayam Daging bebek Daging binatang melata Daging kodok Susu dan kepala susu Yogurt Mentega Keju dan dadih susu Telur unggas Madu alam Bulu babi Bulu unggas Lemak Makanan olahan lain Obat hewan Kulit dan jangat Wol Lainnya Total
0 0 2,487,412 2,750 0 908 31,531 86 32 0 0 0 54,443 196,493 4,081,243 182,802 1,071,359 47,613 0 125,637 0 199,250 10,039,624 3,208,412 57,364 374,038 680 221,464 22,383,141
Nilai (US$)
0 0 5,181,619 2,750 0 5,230 198,996 24,350 24 0 0 0 95,563 1,327,378 12,255,340 169,457 1,523,425 192,982 0 320,965 0 310,993 8,587,013 2,549,299 1,635,074 9,132,298 1,120 6,836,269 50,350,145
Pertumbuhan (%) Sep thd Agustus
September 2014 Volume (Kg)
Nilai (US$)
0 0 0 0 2,713,136 5,694,312 0 0 0 0 1,109 17,784 43,596 302,424 822 83,183 32 24 19 251 0 0 0 0 115,985 92,647 274,882 1,662,127 3,364,835 9,739,971 184,048 162,165 1,200,119 1,495,973 39,069 153,390 0 0 24,899 22,444 0 0 172,312 371,190 10,629,190 8,925,933 3,719,045 2,649,291 42,778 772,301 371,762 11,550,679 0 0 61,935 8,105,618 22,959,573 51,801,707
Volume
Nilai
-
-
9.07 22.14 38.26 855.81 0.00 113.04 39.89 -17.55 0.68 12.02 -17.94 -80.18 -13.52 5.87 15.92 -25.43 -0.61 -72.03 2.58
9.89 240.04 51.97 241.61 0.00 -3.05 25.22 -20.52 -4.30 -1.80 -20.52 -93.01 19.36 3.95 3.92 -52.77 26.48 18.57 2.88
Kumulatif Jan-September Volume (Kg)
Nilai (US$)
0 0 0 0 24,714,621 50,629,190 2,750 2,750 2,190 21,200 102,107 79,075 288,446 1,968,850 4,609 350,188 2,362 4,069 52 276 37 312 0 0 736,658 817,437 2,694,029 16,492,200 28,280,570 66,745,953 1,624,303 1,451,022 10,382,062 13,107,350 667,581 1,890,212 100 627 339,526 619,643 0 0 1,265,645 2,747,012 69,068,297 60,211,417 26,662,371 20,758,627 400,721 7,360,035 3,735,789 94,025,452 4,698 30,702 968,574 105,197,311 171,948,098 444,510,910
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
Perkembangan nilai impor sub sektor peternakan bulan September 2014 dibandingkan bulan Agustus 2014 mengalami sedikit penurunan sebesar 0,38% sementara dari sisi volume meningkat sebesar 0,15%. Pada bulan September 2014, realisasi impor komoditas peternakan mencapai 140,54 juta ton atau setara US$ 345,85 juta. Nilai impor terbesar terjadi pada komoditas susu dan kepala susu yang mencapai US$ 91,21 juta, diikuti oleh makanan olahan lain sebesar US$ 61,98 juta, sapi hidup sebesar US$ 53,70 juta, kulit dan jangat sebesar US$ 49,54 juta, daging dan jeroan lembu sebesar US$ 33,91 juta, serta mentega sebesar US$ 33,13 juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor peternakan bulan Januari - September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.12.
16
Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Tabel 2.12. Impor komoditas sub sektor peternakan, Januari - September 2014 No
Agustus 2014
Komoditas
Volume (Kg)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Sapi hidup Kerbau hidup Babi hidup Kambing hidup Primata hidup Kelinci hidup Binatang melata hidup Burung hidup Daging dan jeroan lembu Daging biri-biri atau kambing Daging ayam Daging bebek Daging binatang melata Daging kodok Susu dan kepala susu Yogurt Mentega Keju dan dadih susu Telur unggas Madu alam Bulu babi Bulu unggas Lemak Makanan olahan lain Obat hewan Kulit dan jangat Wol Lainnya Total
Nilai (US$)
September 2014 Volume (Kg)
25,763,028 69,516,232 20,779,196 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 617 4,298 930 10,214,057 41,422,408 8,713,339 63,102 386,982 162,397 145,133 344,993 86,010 89,156 176,507 77,861 0 0 0 4,210 22,103 2,800 16,811,289 75,023,221 21,158,425 13,577 60,677 368 7,608,165 21,713,905 11,655,334 1,658,853 8,542,693 1,465,636 87,700 454,611 88,001 215,502 987,104 173,899 56,951 359,736 103,276 387,384 4,397,107 93,772 419,234 624,687 428,552 70,325,849 65,796,415 69,230,561 176,467 4,533,491 111,742 5,160,310 50,183,990 5,360,149 98,785 900,111 14,947 1,026,676 1,716,189 835,053 140,326,045 347,167,460 140,542,248
Pertumbuhan (%) Sep thd Agustus
Nilai (US$)
Volume
53,697,769 0 0 0 0 0 0 6,340 33,906,910 981,482 234,700 158,760 0 4,570 91,205,532 2,881 33,134,534 7,729,185 456,428 633,671 681,877 4,678,752 922,343 61,976,979 4,225,263 49,536,844 64,837 1,609,170 345,848,827
-19.34 50.73 -14.69 157.36 -40.74 -12.67 -33.49 25.86 -97.29 53.20 -11.65 0.34 -19.31 81.34 -75.79 2.22 -1.56 -36.68 3.87 -84.87 -18.66 0.15
Nilai
Kumulatif Jan-September Volume (Kg)
Nilai (US$)
-22.76 174,705,755 479,079,821 800 27,011 62 14,592 0 0 0 0 200 3,914 1,167 9,699 47.51 10,087 76,635 -18.14 79,957,157 335,107,140 153.62 1,200,836 6,621,353 -31.97 1,008,217 2,206,016 -10.05 416,744 822,249 8,000 6,000 -79.32 48,016 133,322 21.57 161,298,960 746,158,700 -95.25 20,740 120,151 52.60 92,351,382 256,774,691 -9.52 13,759,701 69,652,229 0.40 1,139,049 6,185,501 -35.81 1,617,728 6,640,348 89.55 788,534 5,039,293 6.41 2,008,897 55,881,992 47.65 3,800,359 6,998,268 -5.80 504,535,232 445,276,419 -6.80 825,358 35,430,958 -1.29 41,907,316 374,859,890 -92.80 765,443 8,497,628 -6.24 9,271,992 14,254,134 -0.38 1,091,447,732 2,855,877,954
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
Neraca perdagangan sub sektor peternakan pada periode bulan Agustus September 2014 mengalami penurunan defisit dari sisi nilai sebesar 0,93%, begitu pula dari sisi volume mengalami penurunan defisit sebesar 0,31%. Pada bulan September 2014, defisit neraca perdagangan komoditas peternakan mencapai US$ 294,05 juta. Defisit neraca perdagangan terbesar terjadi pada komoditas susu dan kepala susu yang mencapai US$ 81,47 juta, disusul makanan olahan lain sebesar US$ 59,34 juta, sapi hidup sebesar US$ 53,70 juta, kulit dan jangat sebesar US$ 37,99 juta, daging dan jeroan lembu sebesar US$ 33,91 juta, dan mentega sebesar US$ 31,64 juta. Sementara, surplus neraca perdagangan tiga terbesar di bulan September 2014 dialami komoditas lemak sebesar US$ 8 juta, babi hidup sebesar US$ 5,70 juta dan daging kodok sebesar US$ 1,66 juta. Neraca perdagangan sub sektor peternakan bulan Januari - September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.13.
Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014
17
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 2.13. Neraca perdagangan komoditas sub sektor peternakan, September 2014 No
Komoditas
Agustus 2014 Volume (Kg)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Sapi hidup Kerbau hidup Babi hidup Kambing hidup Primata hidup Kelinci hidup Binatang melata hidup Burung hidup Daging dan jeroan lembu Daging biri-biri atau kambing Daging ayam Daging bebek Daging binatang melata Daging kodok Susu dan kepala susu Yogurt Mentega Keju dan dadih susu Telur unggas Madu alam Bulu babi Bulu unggas Lemak Makanan olahan lain Obat hewan Kulit dan jangat Wol Lainnya Total
Nilai (US$)
Pertumbuhan (%) Sep thd Agustus
September 2014 Volume (Kg)
Nilai (US$)
-25,763,028 -69,516,232 -20,779,196 -53,697,769 0 0 0 0 2,487,412 5,181,619 2,713,136 5,694,312 2,750 2,750 0 0 0 0 0 0 908 5,230 1,109 17,784 31,531 198,996 43,596 302,424 -531 20,052 -108 76,843 -10,214,025 -41,422,384 -8,713,307 -33,906,886 -63,102 -386,982 -162,378 -981,231 -145,133 -344,993 -86,010 -234,700 -89,156 -176,507 -77,861 -158,760 54,443 95,563 115,985 92,647 192,283 1,305,275 272,082 1,657,557 -12,730,046 -62,767,881 -17,793,590 -81,465,561 169,225 108,780 183,680 159,284 -6,536,806 -20,190,480 -10,455,215 -31,638,561 -1,611,240 -8,349,711 -1,426,567 -7,575,795 -87,700 -454,611 -88,001 -456,428 -89,865 -666,139 -149,000 -611,227 -56,951 -359,736 -103,276 -681,877 -188,134 -4,086,114 78,540 -4,307,562 9,620,390 7,962,326 10,200,638 8,003,590 -67,117,437 -63,247,116 -65,511,516 -59,327,688 -119,103 -2,898,417 -68,964 -3,452,962 -4,786,272 -41,051,692 -4,988,387 -37,986,165 -98,105 -898,991 -14,947 -64,837 -805,212 5,120,080 -773,118 6,496,448 -117,942,904 -296,817,315 -117,582,675 -294,047,120
Volume
-19.34 9.07 22.14 38.26 -79.66 -14.69 157.33 -40.74 -12.67 113.04 41.50 39.78 8.54 59.94 -11.46 0.34 65.80 81.34 -141.75 6.03 -2.39 -42.10 4.22 -84.76 -3.99 -0.31
Januari -
Kumulatif Jan-September
Nilai
Volume (Kg)
-22.76 9.89 240.04 51.97 283.22 -18.14 153.56 -31.97 -10.05 -3.05 26.99 29.79 46.43 56.70 -9.27 0.40 -8.24 89.55 5.42 0.52 -6.20 19.13 -7.47 -92.79 26.88 -0.93
-174,705,755 -479,079,821 -800 -27,011 24,714,559 50,614,598 2,750 2,750 2,190 21,200 101,907 75,161 287,279 1,959,151 -5,478 273,553 -79,954,795 -335,103,071 -1,200,784 -6,621,077 -1,008,180 -2,205,704 -416,744 -822,249 728,658 811,437 2,646,013 16,358,878 -133,018,390 -679,412,747 1,603,563 1,330,871 -81,969,320 -243,667,341 -13,092,120 -67,762,017 -1,138,949 -6,184,874 -1,278,202 -6,020,705 -788,534 -5,039,293 -743,252 -53,134,980 65,267,938 53,213,149 -477,872,861 -424,517,792 -424,637 -28,070,923 -38,171,527 -280,834,438 -760,745 -8,466,926 -8,303,418 90,943,177 -919,499,634 -2,411,367,044
Nilai (US$)
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
18
Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
BAB III. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN LAJU INFLASI 3.1. Perkembangan IHK Gabungan 82 Kota di Indonesia Bulan Nopember 2014 Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Nopember 2014 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan pemantauan BPS di 82 kota pada bulan Nopember 2014 menunjukkan terjadinya inflasi sebesar 1,50% atau mengalami kenaikan Indeks harga Konsumen (IHK) dari 114,42 pada bulan Oktober 2014 menjadi 116,14 pada bulan Nopember 2014. Kelompok penyusun IHK umum gabungan 82 kota terdiri dari 7 kelompok, yaitu: (1) bahan makanan; (2) makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; (3) perumahan, air, listrik dan bahan bakar; (4) sandang; (5) kesehatan; (6) pendidikan, rekreasi dan olahraga; serta (7) transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Hampir semua kelompok penyusun IHK pada bulan Nopember 2014 mengalami kenaikan harga yaitu kelompok bahan makanan sebesar 2,15%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,71%, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,49%, kelompok kesehatan sebesar 0,43%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,08%, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 4,29%, sedangkan yang mengalami deflasi adalah kelompok sandang sebesar 0,08%. Kelompok IHK yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 4,29%, sedangkan yang terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,08%. Untuk periode tahun ini (Januari–Nopember) 2014 atau lebih dikenal dengan istilah tingkat laju inflasi tahun kalender, secara umum terjadi inflasi sebesar 5.75%. Inflasi tersebut karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks semua kelompok pengeluaran, yakni kelompok bahan makanan sebesar 7,12%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 6,03%, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 5,82%, kelompok sandang sebesar 2,42%, kelompok kesehatan sebesar 4,94%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 4,06% dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 6,24%. Perkembangan IHK gabungan 82 kota di Indonesia pada bulan Nopember 2014 (2012=100) secara rinci disajikan pada Tabel 3.1. Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014
19
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 3.1. Indeks Harga Konsumen (IHK) Gabungan 82 kota di Indonesia, Nopember 2014 (2012=100) IHK 2014 No.
Kelompok/ Sub Kelompok
UMUM I BAHAN MAKANAN Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya Daging dan Hasil-hasilnya Ikan Segar Ikan Diawetkan Telur, Susu dan Hasil-hasilnya Sayur-sayuran Kacang - kacangan Buah - buahan Bumbu - bumbuan Lemak dan Minyak Bahan Makanan Lainnya II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU Makanan Jadi Minuman yang Tidak Beralkohol Tembakau dan Minuman Beralkohol III PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR Biaya Tempat Tinggal Bahan Bakar, Penerangan dan Air Perlengkapan Rumahtangga Penyelenggaraan Rumahtangga IV SANDANG Sandang Laki-laki Sandang Wanita Sandang Anak-anak Barang Pribadi dan Sandang Lain V KESEHATAN Jasa Kesehatan Obat-obatan Jasa Perawatan Jasmani Perawatan Jasmani dan Kosmetika VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA Pendidikan Kursus-kursus / Pelatihan Perlengkapan / Peralatan Pendidikan Rekreasi Olahraga VII TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN Transpor Komunikasi Dan Pengiriman Sarana dan Penunjang Transpor Jasa Keuangan Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan:
1) 2)
20
Oktober 114,42 120,22 111,72 117,13 124,69 121,07 117,53 129,55 123,27 132,38 133,31 108,88 114,40 115,73 116,31 109,58 120,03 113,34 109,77 126,66 108,38 110,65 105,90 108,10 107,10 106,84 101,85 109,72 107,16 108,19 114,71 111,73 109,88 112,49 108,06 105,84 107,33 105,39 115,62 125,25 99,42 107,05 101,42
Inflasi Bulan
1) Nopember Nopember 2014
116,14 122,80 113,23 116,39 124,23 121,09 117,82 132,41 123,51 132,66 158,20 109,05 115,42 116,55 117,29 109,99 120,67 113,90 110,00 128,34 108,81 110,98 105,81 108,34 107,30 107,22 100,89 110,19 107,47 108,56 114,96 112,46 109,97 112,51 108,12 106,00 107,53 105,72 120,58 132,80 99,37 107,21 116,19
1,50 2,15 1,35 -0,63 -0,37 0,02 0,25 2,21 0,19 0,21 18,67 0,16 0,89 0,71 0,84 0,37 0,53 0,49 0,21 1,33 0,40 0,30 -0,08 0,22 0,19 0,36 -0,94 0,43 0,29 0,34 0,22 0,65 0,08 0,02 0,06 0,15 0,19 0,31 4,29 6,03 -0,05 0,15 14,56
Laju Inflasi Tahun Kalender 2014 2) 5,75 7,12 5,94 3,88 8,58 8,06 8,12 10,91 1,78 6,27 9,58 6,33 7,84 6,03 6,04 3,59 8,19 5,82 2,94 15,34 3,82 3,96 2,42 3,26 3,39 3,61 0,04 4,94 3,54 4,38 6,11 6,30 4,06 4,78 3,56 3,14 3,42 2,53 6,24 8,97 -0,23 2,44 14,57
Persentasi perubahan IHK Nopember 2014 terhadap IHK bulan sebelumnya
Persentasi perubahan IHK Nopember 2014 terhadap IHK bulan Desember 2013
Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
3.2.
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Perkembangan IHK Gabungan 82 kota di Indonesia untuk Kelompok Bahan Makanan Pada bulan Nopember 2014 kelompok bahan makanan mengalami inflasi
sebesar 2,15% atau terjadi peningkatan indeks dari 120,22 pada bulan Oktober 2014 menjadi 122,80 pada bulan Nopember 2014. Penyusun kelompok bahan makanan terdiri dari sub kelompok : (1) padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya; (2) daging dan hasil-hasilnya; (3) ikan segar; (4) ikan diawetkan; (5) telur, susu dan hasil-hasilnya; (6) sayur-sayuran; (7) kacang-kacangan; (8) buah-buahan; (9) bumbu-bumbuan; (10) lemak dan minyak; serta (11) bahan makanan lainnya. Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan 9 subkelompok mengalami inflasi dan 2 subkelompok bahan makanan yang mengalami deflasi. Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 1,35%, subkelompok ikan diawetkan sebesar 0,02%, subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 0,25%, subkelompok sayur-sayuran sebesar 2,21%, subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,19%, subkelompok buah-buahan sebesar 0,21%, subkelompok bumbubumbuan meningkat cukup signifikan mencapai 18,67%, subkelompok lemak dan minyak sebesar 0,16% dan subkelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,89%. Sedangkan yang mengalami penurunan harga atau deflasi yaitu subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 0,63% dan subkelompok ikan segar sebesar 0,37%. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan Nopember 2014 adalah cabai merah, beras, cabe rawit, bayam, kacang panjang, kangkung, sawi hijau dan jeruk sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah daging ayam ras, ikan segar. Pada periode Januari–Nopember 2014 dikenal dengan istilah tingkat laju inflasi tahun kalender, kelompok bahan makan mengalami inflasi sebesar 7,12%. Semua subkelompok penyusun bahan makanan mengalami inflasi, yaitu subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 5,94%, subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 3,88%, subkelompok ikan segar sebesar 8,58%, subkelompok ikan di awetkan sebesar 8,06%, subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 8,12%, subkelompok sayur-sayuran sebesar 10,91%, subkelompok kacang-kacangan sebesar 1,78%, subkelompok buah-buahan sebesar 6,27%, subkelompok bumbubumbuan sebesar 9,58%,
subkelompok lemak dan minyak sebesar 6,33% dan
Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014
21
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
subkelompok bahan makanan lainnya sebesar 7,84%. Perkembangan IHK dan tingkat inflasi sub kelompok bahan makanan bulan Nopember 2014 (2012=100) secara rinci disajikan pada Tabel 3.1. 3.3. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan Pada bulan Nopember 2014, kelompok bahan makanan memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi umum sebesar 0,4456, dimana 0,3597% disumbang dari andil subkelompok bumbu-bumbuan. Subkelompok pada kelompok bahan makanan yang memberikan andil/sumbangan positip terhadap inflasi umum yaitu subkelompok padi-padian, umbi-umbian & hasilnya sebesar 0,0595%, kelompok susu, telur & hasil-hasilnya sebesar 0,0050%, subkelompok sayur-sayuran sebesar 0,0430%, subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,0014%, subkelompok buah-buahan sebesar 0,0032%, subkelompok lemak dan minyak sebesar 0,0015% dan subkelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,0012%. Subkelompok yang memberikan andil/sumbangan negatif terhadap inflasi umum atau menekan terjadinya inflasi umum adalah subkelompok daging-dagingan & hasil-hasilnya sebesar 0,0160%, subkelompok ikan segar sebesar 0,0128%, dan subkelompok ikan diawetkan sebesar 0,0001%. Kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya pada bulan Nopember 2014 disusun oleh 3 (tiga) komoditas yaitu: (1) beras, (2) Mie kering instan, (3) Tepung beras.
Kelompok
padi-padian,
umbi-umbian
dan
hasilnya
memberikan
andil/sumbangan positip terhadap inflasi umum sebesar 0,0595% yang disumbang dari komoditas beras sebesar 0,0578%, komoditas Mie kering instant sebesar 0,0018%, sedangkan komoditas tepung beras menahan inflasi dengan andil sebesar 0,0001%. Andil subkelompok terhadap inflasi kelompok bahan makanan dan inflasi umum bulan Nopember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 3.2.
22
Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 3.2. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan, Nopember 2014
No.
1
Kelompok / Sub Kelompok UMUM BAHAN MAKANAN PADI-2AN, UMBI-2AN & HASILNYA - 101001 BERAS - 101011 MIE KERING INSTANT - 101018 TEPUNG BERAS DAGING-DAGINGAN & HASIL-HASILNYA IKAN SEGAR IKAN DIAWETKAN SUSU, TELUR & HASIL-HASILNYA SAYUR-SAYURAN KACANG-KACANGAN BUAH-BUAHAN BUMBU-BUMBUAN LEMAK & MINYAK
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 BAHAN MAKANAN LAINNYA
Andil (%) 1,5000 0,4456 0,0595 0,0578 0,0018 -0,0001 -0,0160 -0,0128 -0,0001 0,0050 0,0430 0,0014 0,0032 0,3597 0,0015 0,0012
Sumber : BPS
Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014
23
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
24
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
BAB IV. NILAI TUKAR PETANI (NTP) 4.1. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima (IT), Indeks Harga yang Dibayar (IB) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional dan Sub Sektor, 2008 – Nopember 2014 Perkembangan IT Nasional bulanan sejak tahun 2008 hingga bulan Nopember 2014 (tahun dasar=2012) menunjukkan pola terus mengalami peningkatan dengan rata-rata kenaikan sebesar 2,69%. Peningkatan nilai IT ini dikarenakan adanya peningkatan indeks harga jual komoditas. Demikian pula, nilai IB dari tahun 2008 hingga Nopember 2014 juga terus mengalami peningkatan dengan rata-rata kenaikan sebesar 2,21% yang disebabkan meningkatnya indeks harga barang konsumsi rumah tangga maupun indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal. Peningkatan IT yang lebih besar daripada peningkatan IB menyebabkan NTP bulanan dari tahun 2008 hingga Nopember 2014 mengalami peningkatan sebesar 0,46% (Gambar 4.1.).
Gambar 4.1. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional, 2008 – Nopember 2014 (2012=100)
Perkembangan NTP Nasional menurut sub sektor dari tahun 2008 hingga Nopember 2014 menunjukkan pola berfluktuasi dan cenderung meningkat, untuk NTP sub sektor tanaman pangan naik sebesar 0,47%, sub sektor hortikultura naik sebesar 0,80%, sub sektor peternakan naik sebesar 0,47% dan sub sektor perikanan naik sebesar 0,39%, kecuali sub sektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,19% (Gambar 4.2).
Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014
25
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
110,00 108,00 106,00 104,00 102,00 100,00 98,00 96,00 94,00 92,00 90,00 88,00 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Tan Pangan
Jan
Peb Mar
Horti
Apr
Mei
Bun Rakyat
Jun
Jul Nak
Agts Sep
Okt
Nop
Kan
Gambar 4.2. Perkembangan NTP Nasional Menurut Sub Sektor, 2008 - Nopember 2014 (2012=100)
4.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional, Oktober – Nopember 2014
115,00 112,50 110,00 107,50 105,00
102,50 100,00 Oktober 2014
IT 116,14
IB 112,89
NTP 102,87
Nopember 2014
117,08
114,36
102,37
Oktober 2014
Nopember 2014
Gambar 4.3. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional, Oktober - Nopember 2014
(2012=100) Perkembangan nilai tukar petani (NTP) Indonesia berdasarkan tahun dasar 2012 (2012=100), pada bulan Nopember 2014 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya mengalami penurunan sebesar 0,49% yaitu dari 102,87 menjadi 102,37. Penurunan 26
Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
tersebut dikarenakan peningkatan indeks harga yang diterima petani lebih kecil bila dibandingkan dengan peningkatan indeks harga yang dibayar petani. Indeks harga yang diterima petani (IT) secara nasional naik sebesar 0,81% yaitu dari 116,14 naik menjadi 117,08. Sedangkan indeks yang dibayar petani (IB) mengalami peningkatan dari 112,89 menjadi 114,36 atau naik sebesar 1,30%. Perkembangan IT, IB dan NTP bulan Oktober – Nopember 2014 tersaji pada Gambar 4.3. 4.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sektor Pertanian Sempit (tanpa sub sektor Perikanan), Bulan Oktober – Nopember 2014 Perkembangan nilai tukar petani (NTP) Indonesia untuk sektor pertanian sempit (tanpa sub sektor perikanan) berdasarkan tahun dasar 2012 (2012=100), pada bulan Nopember 2014 bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya mengalami penurunan sebesar 0,45% yaitu dari 102,82 menjadi 102,36. Penurunan tersebut dikarenakan peningkatan indeks harga yang diterima petani lebih kecil bila dibandingkan peningkatan indeks harga yang dibayar petani. Indeks harga yang diterima petani (IT) naik sebesar 0,83% yaitu dari 116,09 naik menjadi 117,06, sementara indeks harga yang dibayar petani (IB) mengalami peningkatan sebesar 1,29% yaitu dari 112,90 menjadi 114,35. Perkembangan IT, IB dan NTP bulan Oktober – Nopember 2014 sektor pertanian sempit tersaji pada Gambar 4.4.
115,00 112,50 110,00
107,50 105,00 102,50 100,00 Oktober 2014
IT 116,09
IB 112,90
NTP 102,82
Nopember 2014
117,06
114,35
102,36
Oktober 2014
Nopember 2014
Gambar 4.4. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional Sektor Pertanian Sempit, Oktober – Nopember 2014 (2012=100) Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014
27
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
4.4. Indeks Harga yang Diterima Petani (IT)
Indeks harga yang diterima petani (IT) sub sektor tanaman pangan pada bulan Nopember 2014 mengalami peningkatan dari 113,63 menjadi 115,66 atau naik sebesar 1,70% dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan IT sub sektor tanaman pangan tersebut dipengaruhi oleh naiknya indeks harga padi sebesar 2,14% dan indeks harga palawija naik sebesar 0,83%. IT nasional sub sektor hortikultura jika dibandingkan dengan periode sebelumnya mengalami peningkatan yaitu dari 118,05 menjadi 119,42 atau naik sebesar 1,16%.
Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh naiknya indeks harga sayur-
sayuran sebesar 1,52%, indeks harga buah-buahan naik sebesar 0,68% dan indeks harga tanaman obat naik sebesar 1,25%.
IT nasional tanaman perkebunan rakyat juga
mengalami peningkatan yaitu dari 114,37 menjadi 114,92 atau naik sebesar 0,48%. Sementara IT sub sektor peternakan mengalami penurunan dari 119,67 menjadi 119,41 atau turun sebesar 0,22% yang dipengaruhi oleh turunnya indeks harga ternak besar sebesar 0,36% dan indeks harga unggas turun sebesar 0,27%, semantara indeks harga ternak kecil naik sebesar 0,06% dan indeks harga hasil ternak naik sebesar 0,07%. IT nasional sub sektor perikanan mengalami peningkatan yaitu dari 116,63 menjadi 116,78 atau naik sebesar 0,13%, yang dipengaruhi oleh naiknya indeks harga penangkapan sebesar 0,15% dan indeks harga budidaya naik sebesar 0,10%. Perkembangan indeks penyusun IT bulan Oktober – Nopember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 4.1.
4.5. Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB)
Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, maka indeks harga yang dibayar petani (IB) sub sektor tanaman pangan pada bulan Nopember 2014 mengalami peningkatan dari 114,30 menjadi 115,80 atau naik sebesar 1,31%. Peningkatan IB sub sektor tanaman pangan tersebut dipengaruhi oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 1,52% dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,65%.
28
Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
IB nasional sub sektor hortikultura mengalami peningkatan dari 113,52 menjadi 115,03 atau naik sebesar 1,34%, sebagai akibat naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 1,42% dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 1,06%. Untuk IB sub sektor tanaman perkebunan rakyat juga mengalami peningkatan dari 113,33 menjadi 114,86 atau naik sebesar 1,35%, yang dipengaruhi oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 1,51% dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,80%. Begitu juga IB sub sektor peternakan mengalami peningkatan dari 110,08 menjadi 111,34 atau naik sebesar 1,14%, yang dipengaruhi oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 1,53% dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,76%.
Demikian juga IB sub sektor perikanan mengalami
peningkatan yaitu dari 112,57 menjadi 114,42 atau naik sebesar 1,65% yang dipengaruhi oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga dan indeks biaya produksi penambahan barang modal (BPPBM) masing-masing naik sebesar 1,28% dan 2,29%. Perkembangan indeks penyusun IB bulan Oktober – Nopemberr 2014 secara rinci tersaji pada Tabel 4.1.
4.6. Nilai Tukar Petani (NTP) Kenaikan IT yang lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan IB pada bulan Nopember 2014 pada hampir semua sub sektor, menyebabkan nilai tukar petani (NTP) mengalami penurunan. NTP sub sektor hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,17% yaitu dari 103,99 menjadi 103,81, NTP sub sektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar 0,86% yaitu dari 100,92 menjadi 100,05. Begitu juga NTP sub sektor peternakan dari 108,72 menjadi 107,26 atau turun sebesar 1,35%, dan NTP sub sektor perikanan juga mengalami penurunan dari 103,61 menjadi 102,06 atau turun sebesar 1,49%. Sementara NTP sub sektor tanaman tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 0,39% yaitu dari 99,41 menjadi 99,79. Perkembangan nilai tukar petani (NTP) per sub sektor bulan Oktober - Nopember 2014 secara rinci tersaji pada Tabel 4.1.
Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014
29
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Tabel 4.1. Perkembangan IT, IB dan NTP per Sub Sektor, Oktober - Nopember 2014 (2012=100) Rincian Tanaman Pangan A Indeks Harga yang Diterima Petani - Padi - Palawija B Indeks Harga yang Dibayar Petani - Konsumsi Rumah Tangga - BPPBM C Nilai Tukar Petani Hortikultura A Indeks Harga yang Diterima Petani - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat B Indeks Harga yang Dibayar Petani - Konsumsi Rumah Tangga - BPPBM C Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat A Indeks Harga yang Diterima Petani - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) B Indeks Harga yang Dibayar Petani - Konsumsi Rumah Tangga - BPPBM C Nilai Tukar Petani Peternakan A Indeks Harga yang Diterima Petani - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak B Indeks Harga yang Dibayar Petani - Konsumsi Rumah Tangga - BPPBM C Nilai Tukar Petani Perikanan A Indeks Harga yang Diterima Petani - Penangkapan - Budidaya B Indeks Harga yang Dibayar Petani - Konsumsi Rumah Tangga - BPPBM C Nilai Tukar Petani
Oktober 113,63 112,21 116,68 114,30 115,54 110,34 99,41
Nopember 115,56 114,61 117,65 115,80 117,30 111,05 99,79
Pertumbuhan (%) 1,70 2,14 0,83 1,31 1,52 0,65 0,39
118,05 116,56 119,31 113,53 113,52 115,25 108,21 103,99
119,42 118,33 120,13 114,94 115,03 116,88 109,35 103,81
1,16 1,52 0,68 1,25 1,34 1,42 1,06 -0,17
114,37 114,37 113,33 115,03 107,84 100,92
114,92 114,92 114,86 116,78 108,70 100,05
0,48 0,48 1,35 1,51 0,80 -0,86
119,67 121,80 118,11 116,67 113,88 110,08 115,35 105,34 108,72
119,41 121,36 118,18 116,36 113,97 111,34 117,12 106,15 107,25
-0,22 -0,36 0,06 -0,27 0,07 1,14 1,53 0,76 -1,35
116,63 119,94 114,23 112,57 115,44 107,77 103,61
116,78 120,12 114,35 114,42 116,92 110,24 102,06
0,13 0,15 0,10 1,65 1,28 2,29 -1,49
Sumber : BPS
30
Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
4.7. Perbandingan IT, IB dan NTP Antar Provinsi Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, indeks yang diterima petani (IT) pada bulan Nopember 2014 mengalami peningkatan di 30 (tiga puluh) provinsi. Peningkatan IT terbesar terjadi di Provinsi Jambi sebesar 1,88% dari 109,36 menjadi 111,42, sedangkan peningkatan terkecil terjadi di Provinsi Yogyakarta sebesar 0,03%. Sebaliknya penurunan IT terjadi di 3 (tiga) provinsi, dengan penurunan terbesar terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 0,50% dan penurunan terkecil terjadi di Sumatera Utara sebesar 0,01%. Perkembangan IT per provinsi di Indonesia bulan Oktober – Nopember 2014 tersaji pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Perkembangan IT per Provinsi di Indonesia, Oktober - Nopember 2014 (2012=100) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Provinsi Jambi Riau Kalimantan Tengah Sulawesi Utara Jawa Barat Bangka Belitung Bengkulu Sumatera Selatan Kalimantan Selatan Jawa Timur Kalimantan Timur Jawa Tengah Nusa Tenggara Barat Banten Maluku Utara Maluku Gorontalo Sumatera Barat Kalimantan Barat Bali Nusa Tenggara Timur Nanggroe Aceh D. Papua Barat Kepulauan Riau Sulawesi Selatan DKI Jakarta Sulawesi Tenggara Papua Sulawesi Barat Yogyakarta Sumatera Utara Lampung Sulawesi Tengah
Oktober 109,36 109,89 112,52 112,46 119,62 115,12 108,83 111,44 109,12 120,20 113,27 114,84 112,92 117,52 114,36 116,11 116,26 114,46 108,86 119,89 115,12 109,67 114,93 110,79 120,18 112,24 114,74 107,28 116,25 116,57 114,49 119,86 114,60
Nopember 111,42 111,55 114,16 114,01 121,20 116,62 110,22 112,83 110,36 121,50 114,49 116,03 114,05 118,66 115,47 117,19 117,31 115,44 109,50 120,57 115,55 109,95 115,17 110,99 120,40 112,44 114,91 107,41 116,37 116,61 114,48 119,51 114,03
Pertumbuhan (%) 1,88 1,51 1,46 1,37 1,32 1,31 1,28 1,25 1,13 1,08 1,07 1,03 1,00 0,97 0,96 0,93 0,90 0,85 0,59 0,56 0,38 0,25 0,21 0,18 0,18 0,18 0,15 0,12 0,10 0,03 -0,01 -0,29 -0,50
Sumber: BPS, diolah Pusdatin
Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014
31
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya maka terjadi peningkatan indeks yang dibayar petani (IB) pada bulan Nopember 2014 di semua provinsi. Peningkatan IB terbesar terjadi di Provinsi Kepulauan Riau dari 109,01 menjadi 111,46 atau naik sebesar 2,25%, sedangkan peningkatan terkecil terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 0,63% yaitu dari 112,57 menjadi 113,28.
Perkembangan IB per provinsi di Indonesia bulan
Oktober – Nopember 2014 secara rinci tersaji pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Perkembangan IB per Provinsi di Indonesia, Oktober - Nopember 2014 (2012=100) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Provinsi Kepulauan Riau DKI Jakarta Sumatera Utara Jambi Riau Bangka Belitung Sumatera Selatan Sumatera Barat Kalimantan Timur Bengkulu Yogyakarta Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Nanggroe Aceh D. Lampung Nusa Tenggara Barat Kalimantan Tengah Gorontalo Sulawesi Selatan Jawa Timur Sulawesi Utara Maluku Bali Jawa Tengah Jawa Barat Banten Nusa Tenggara Timur Sulawesi Tenggara Papua Barat Papua Maluku Utara Sulawesi Barat Sulawesi Tengah
Oktober 109,01 111,10 113,83 114,48 113,57 111,31 111,59 113,67 112,38 114,28 112,73 112,45 110,06 111,84 112,07 112,03 112,76 113,78 112,82 113,32 113,02 114,67 111,98 113,17 113,88 112,14 111,64 112,41 113,17 110,07 110,35 111,18 112,57
Nopember 111,46 113,17 115,82 116,45 115,49 113,14 113,41 115,52 114,20 116,09 114,50 114,17 111,69 113,47 113,68 113,59 114,30 115,30 114,33 114,76 114,45 116,12 113,36 114,51 115,22 113,33 112,81 113,52 114,22 110,97 111,14 111,95 113,28
Pertumbuhan (%) 2,25 1,87 1,75 1,72 1,69 1,65 1,63 1,63 1,62 1,58 1,57 1,53 1,48 1,46 1,44 1,39 1,37 1,34 1,34 1,27 1,27 1,26 1,23 1,19 1,18 1,05 1,05 0,99 0,93 0,81 0,72 0,70 0,63
Sumber: BPS, diolah Pusdatin
Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, sebagian besar provinsi mengalami penurunan NTP, yakni sebanyak 28 (dua puluh delapan) provinsi dengan penurunan terbesar terjadi di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 2,02% dan penurunan 32
Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
terkecil terjadi di Provinsi Banten sebesar 0,08%. Peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Nopember 2014 hanya terjadi di 5 (lima) provinsi. Peningkatan terbesar terjadi di Provinsi Maluku Utara sebesar 0,24% dan peningkatan terkecil terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 0,09%. Pada bulan Nopember 2014, terdapat 14 (empat belas) provinsi yang mempunyai NTP dibawah 100 (tahun dasar 2012) yaitu Jambi, Sulawesi Utara, Kalimantan Tengah, Riau, Bengkulu, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Papua, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Nanggroe Aceh D., DKI Jakarta, Sumatera Utara dan Kepulauan Riau. Perkembangan NTP per provinsi di Indonesia periode bulan Oktober – Nopember 2014 tersaji pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Perkembangan NTP per Provinsi di Indonesia, Oktober - Nopember 2014 (2012=100) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Provinsi Maluku Utara Jambi Jawa Barat Sulawesi Utara Kalimantan Tengah Banten Jawa Tengah Riau Jawa Timur Bengkulu Maluku Bangka Belitung Kalimantan Selatan Sumatera Selatan Nusa Tenggara Barat Gorontalo Kalimantan Timur Sulawesi Barat Bali Nusa Tenggara Timur Papua Papua Barat Sumatera Barat Sulawesi Tenggara Kalimantan Barat Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Nanggroe Aceh D. Yogyakarta DKI Jakarta Lampung Sumatera Utara Kepulauan Riau
Oktober 103,64 95,53 105,04 99,51 99,79 104,80 101,48 96,76 106,08 95,23 101,26 103,42 99,15 99,87 100,80 102,18 100,80 104,56 107,06 103,12 97,46 101,55 100,70 102,07 96,81 101,81 106,52 98,06 103,40 101,03 106,95 100,58 101,63
Nopember 103,89 95,68 105,19 99,62 99,88 104,71 101,32 96,59 105,88 94,94 100,92 103,07 98,80 99,49 100,40 101,74 100,25 103,95 106,36 102,43 96,80 100,84 99,93 101,23 95,91 100,66 105,31 96,89 101,84 99,35 105,13 98,84 99,58
Pertumbuhan (%) 0,24 0,16 0,14 0,10 0,09 -0,08 -0,16 -0,18 -0,19 -0,30 -0,33 -0,34 -0,35 -0,38 -0,39 -0,44 -0,54 -0,59 -0,66 -0,66 -0,68 -0,71 -0,76 -0,83 -0,93 -1,12 -1,14 -1,19 -1,51 -1,66 -1,71 -1,73 -2,02
Sumber: BPS, diolah Pusdatin
Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014
33
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
4.8. Upah Buruh Tani Perkembangan upah buruh tani di Indonesia dapat dilihat dari upah nominal harian dan upah riil harian buruh tani. Rata-rata upah nominal harian buruh tani di Indonesia pada bulan Januari tahun 2010 sebesar Rp. 37.426,- per hari dan terus mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp. 43.562,- per hari pada bulan Desember 2013 atau meningkat rata-rata sebesar 0,32%. Namun demikian, setelah dikoreksi dengan faktor inflasi, sejatinya, upah riil harian buruh tani di Indonesia pada Januari tahun 2010 hingga Desember 2013 mengalami penurunan dengan rata-rata sebesar 0,17% (upah nominal dan riil buruh tani di Indonesia menggunakan tahun dasar 2007 (2007=100). Perkembangan upah nominal harian dan upah riil harian buruh tani di Indonesia tahun 2010 – 2013 tersaji pada Gambar 4.5.
(Rp/hari) 45,000 42,500 40,000 37,500 35,000 32,500 30,000 27,500 Jan Peb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des Jan Peb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des Jan Peb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des Jan Peb Mar April Mei Juni Juli Agts Sept Okt Nop Des
25,000
2010
2011
2012
Upah nominal buruh tani
Upah riil buruh tani
2013
Gambar 4.5. Perkembangan Upah Nominal dan Upah Riil Buruh Tani di Indonesia, 2010 – 2013, Tahun dasar 2007 (2007=100)
Upah buruh tani nasional pada tahun 2014 menggunakan tahun dasar 2012 (2012=100). Rata-rata upah nominal harian buruh tani di Indonesia pada bulan Januari tahun 2014 sebesar Rp. 43.808,- per hari dan terus meningkat menjadi sebesar Rp. 45.026,- per hari pada bulan Nopember 2014 atau meningkat rata-rata sebesar 0,27%, namun secara riil justru mengalami penurunan rata-rata sebesar 0,23%, seperti tersaji pada Tabel 4.5 dibawah ini. 34
Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 4.5. Upah Nominal dan Riil Buruh Tani Nasional per hari, (2012=100), Januari – Nopember 2014 (Rupiah)
No
Jenis Upah
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sept
Okt
Nop
Rata-rata Pertumbuhan (%)
1 Upah Nominal
43.808 43.992 44.125 44.212 44.314 44.430 44.569 44.717 44.833 44.924 45.026
0,27
2 Upah Riil *)
39.383 39.372 39.416 39.514 39.516 39.330 39.134 39.119 39.045 38.955 38.465
-0,23
Keterangan : *) Upah riil = upah nominal/indeks konsumsi rumah tangga pedesaan (2012=100)
Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014
35