VI POLA KEMITRAAN Dramaga Unggas Farm merupakan perusahaan kemitraan ayam broiler yang didirikan pada tanggal 17 Juli 2009. Lokasi kantor perusahaan ini berada di Jl. Raya Dramaga KM 8, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. DUF menjalankan usaha kemitraan dengan pola inti plasma. Inti berperan dalam menyediakan sapronak dan membeli seluruh hasil produksi plasma, sedangkan plasma berperan mengelola usaha ternak untuk perusahaan inti. Peternak plasma tidak diperbolehkan memasok sapronak serta menjual hasil panen ke perusahaan lain selain DUF. Bagan kemitraan pola inti plasma DUF dapat dilihat pada Gambar 16. Perusahaan Inti DUF
Perusahaan Pemasok Sapronak
KEMITRAAN Kontrak perjanjian kerjasama Kontrak harga sapronak Kontrak harga pakan Sapronak Budidaya ayam broiler oleh peternak plasma Panen oleh DUF
Peternak Plasma
Tahap Seleksi Peternak
Pemasaran Ayam
Pembayaran hasil panen – biaya sapronak + bonus FCR
Gambar 16. Pola Kemitraan DUF Pembahasan mengenai pola kemitraan inti plasma yang dilaksanakan oleh DUF mencakup beberapa hal yang menarik untuk dikaji, diantaranya sistem dan prosedur penerimaan mitra, persyaratan menjadi peternak plasma,
hak dan
kewajiban pihak inti maupun plasma, penerapan kontrak kerjasama kemitraan, dan pembinaan dari pihak inti terhadap peternak plasma. Mekanisme pelaksanaan kemitraan yang dijalankan oleh DUF dapat dijelaskan dalam pembahasan sebagai berikut :
6.1 Sistem dan Prosedur Penerimaan Mitra Bagi perusahaan inti, peternak plasma merupakan mitra yang harus dipertahankan hubungan secara baik agar usaha kemitraan dapat berlangsung secara berkesinambungan. Peternak yang diharapkan oleh perusahaan adalah peternak yang baik dan berkualitas dalam melakukan budidaya ayam broiler. Oleh karena itu, peternak perlu terus mencari peternak plasma dan menyeleksi calon peternak plasma. DUF sendiri tentunya sudah membuat suatu sistem dan prosedur penerimaan peternak plasmanya. Peternak yang ingin bergabung harus datang ke kantor DUF untuk kemudian dilakukan seleksi penerimaan. Sumber informasi mengenai perusahaan diperoleh peternak dari teman sesama peternak, keluarga, serta langsung dari perusahaan melalui pendekatan langsung PPL yang ditunjuk oleh perusahaan. Proses seleksi dilakukan dengan beberapa pertimbangan, diantaranya lokasi kandang, kondisi, serta kelengkapan fasilitas kandang calon peternak plasma. Berdasarkan proses survei kandang, maka PPL akan menentukan layak atau tidaknya peternak tersebut bergabung sebagai plasma. Apabila layak, maka ditentukan pula berapa skala usaha ternak sesuai dengan kapasitas kandang yang akan digunakan untuk menampung ayam dari perusahaan. Data-data mengenai hal tersebut kemudian dicatat dan kemudian disimpan dalam arsip perusahaan inti. Setelah proses survei, calon peternak plasma diwajibkan mendatangi kantor perusahaan inti dengan membawa syarat-syarat yang sudah ditetapkan oleh DUF. Syarat tersebut antara lain fotokopi KTP, kartu keluarga, beserta jaminan berupa BPKB, surat tanah, atau berupa deposit uang tunai. Jaminan ini disimpan di kantor DUF untuk mengantisipasi terjadinya kelalaian peternak plasma dan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi peternak plasma. Setelah menyerahkan jaminan, maka tahapan selanjutnya adalah penandatanganan kontrak perjanjian kerjasama. Perjanjian tersebut terdiri dari 18 pasal yang bersifat mengikat dan berlaku sejak ditandatangani. Perjanjian ini dapat berakhir dengan permintaan salah satu pihak, dengan syarat kedua belah pihak sedang tidak terkait tanggungan hutang piutang. Selanjutnya, peternak dan
49
perusahaan harus menandatangani kembali kontrak harga yang berlaku pada setiap periode produksi kerjasama kemitraan. Kontrak harga sapronak ini akan diperbaharui setiap periode sesuai kebijakan perusahaan inti dan disetujui oleh peternak plasma. 6.2 Syarat Bergabung Menjadi Peternak Plasma Survei kandang dilakukan pada awal proses seleksi peternak plasma. Kandang peternak yang dapat dijadikan mitra adalah minimal kapasitas 1.500 ekor ayam. Peternak dapat mengajukan kandang milik sendiri atau berupa kandang sewaan. Didalam kandang harus sudah tersedia peralatan yang dibutuhkan seperti tempat makan, tempat minum, dan pemanas. Lokasi kandang yang dipersyaratkan adalah mudah dijangkau dan berada pada kawasan operasi DUF, yaitu wilayah Dramaga dan sekitarnya. Keamanan lokasi disekitar kandang juga dipertimbangkan. DUF menghindari lokasi kandang yang berdekatan dengan lokasi pemukiman penduduk karena dapat menimbulkan permasalahan sosial dan mempertinggi risiko usaha ternak. Peternak yang bergabung adalah peternak yang memiliki pengalaman beternak atau peternak pemula. DUF tidak memberikan persyaratan terhadap pengalaman beternak ayam. Hanya saja setiap peternak yang mengajukan mitra harus menyerahkan jaminan yang dapat berupa bukti kepemilikan tanah, bpkb, atau uang tunai. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi peternak plasma dalam menjalin kemitraan dengan DUF. Untuk menjamin kerjasama kemitraan berlangsung dengan baik, peternak plasma harus bersedia menerima pembinaan dan pengawasan dari DUF. Peternak juga diwajibkan mengikuti segala peraturan yang telah ditetapkan oleh DUF dan menandatanganinya dalam suatu perjanjian kontrak, baik kontrak kerjasama kemitraan maupun kontrak harga per periode produksi. 6.3 Hak dan Kewajiban Pihak Inti Sarana dan prasaran produksi yang diterima oleh peternak plasma adalah sesuai dengan kebijakan pihak inti. Harga sapronak dan hasil panen ayam juga sudah ditentukan sebelumnya oleh perusahaan inti dan dicantumkan dalam
50
kontrak harga yang ditandatangani oleh peternak mitra. Selain itu, pihak inti juga berhak menentukan jadwal pengiriman DOC, pakan, dan panen ayam. Kewajiban pihak inti adalah menentukan dan menyusun program pemeliharaan ayam melalui petugas penyuluh lapang (PPL). PPL berkewajiban mengontrol kesehatan ayam peternak dan memberikan bimbingan teknis kepada para peternak plasma. 6.4 Hak dan Kewajiban Peternak Plasma Hak dari peternak plasma adalah menerima bantuan modal sapronak berupa DOC, pakan, dan obat-obatan dari DUF. Selain itu, peternak plasma juga mendapat bimbingan manajemen ternak yang baik dan benar. Hal ini dilakukan oleh DUF agar peternak plasma memperoleh hasil yang optimal. Bimbingan yang diberikan berupa teknis budidaya ternak, dan merupakan wujud kontrol langsung pihak inti terhadap peternak plasmanya. Kewajiban peternak plasma adalah bertanggung jawab dalam mengelola usaha ternaknya dengan baik. Peternak plasma juga wajib mempersiapkan biaya operasional diluar sapronak yang disediakan pihak inti. Biaya tersebut antara lain digunakan untuk upah tenaga kerja, listrik, sekam, bahan bakar untuk pemanas, dan biaya lainnya. Peternak plasma tidak diperbolehkan menggunakan sapronak lain selain dari pihak inti dan juga dilarang meminjamkan atau menjual kepada pihak lain. Penjualan ayam dilakukan oleh pihak inti, sehingga keuntungan yang diperoleh peternak adalah berdasarkan perhitungan selisih antara penjualan ayam dengan pengeluaran sapronak dari perusahaan inti. Pada periode-periode tertentu, ada beberapa peternak yang mengalami kerugian. Pada kemitraan DUF, jika peternak mengalami kerugian, maka jumlah kerugian tersebut masuk kedalam hutang peternak dan akan menjadi tagihan pada periode selanjutnya. Namun, jika DUF menilai kerugian tersebut bukan merupakan kelalaian peternak, maka ada kebijakan memberikan kompensasi DOC untuk mengurangi beban peternak plasma.
51
6.5 Penetapan Harga Masukan (Input), Keluaran (Output), dan Bonus Dalam kegiatan usahanya, pasokan sarana produksi diperoleh dari beberapa suplier sapronak yang sudah menjalin kerjasama dengan DUF. Pasokan DOC diperoleh dari beberapa perusahaan besar seperti PT Malindo Feedmill, PT Multibreeder Adirama, PT Asia Afrika, PT Reza Perkasa, PT Kerta Mulya Sejahtera dan PT Peternakan Ayam
Manggis. Sedangkan pasokan pakan
diperoleh dari PT Charoen Phokpand Indonesia sebagai pemasok pakan utama, PT Malindo Feedmill dan PT Japfa Comfeed Indonesia. Pasokan obat-obatan diperoleh dari PT Mensana Aneka Satwa, PT Multifarma Satwa Maju, PT Medion, PT. Citra Fauna Profita, PT Ekasapta Wijaya Tangguh, PT Hendi Pharmaphindo, dan PT Avian Satwa Anugrah. Penetapan harga kontrak dicantumkan dalam perjanjian kontrak harga antara DUF dengan peternak plasma. Peneta harga sapronak, harga ayam hidup dan penetapan pemberian bonus ditentukan sebelumnya oleh pihak inti dan distujui dalam suatu kontrak kerjasama dan kontrak harga pada periode tertentu. Harga sarana produksi di DUF dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Harga Sarana Produksi Ternak di DUF No. Produk 1 DOC 2 Pakan Pre Starter (510) 3 Pakan Starter-Finisher 4 OVK Sumber : DUF (2011)
Harga (Rp) 5.300 per ekor 6.300 per kilogram 6.200 per kilogram Harga distributor
Harga sarana produksi yang dinilai cukup mahal oleh peternak plasma. Harga yang ditetapkan oleh DUF dianggap sangat tinggi dan tidak pernah disesuaikan dengan harga pasar. Pada saat harga pasar turun drastis, DUF tetap menerapkan kontrak harga lama sehingga peternak merasa dirugikan. Namun, jika dilihat dari sisi perusahaan inti, maka harga tersebut sudah mempertimbangkan fluktuasi harga pasar. Perbandingan antara harga pakan dan DOC di pasar dengan harga kontrak DUF dapat dilihat pada Gambar 17 dan 18.
52
8.000 7.000 6.000
5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0
Harga Pasar
Harga DUF
Gambar 17. Perkembangan Harga Pakan Rata-rata Jawa Barat dan DUF Bulan Juli 2010 – Juni 2011 Sumber : Dinas Peternakan Jabar dan DUF 2011(diolah) Berdasarkan Gambar 17, dapat diketahui bahwa rata-rata harga pakan di pasar sangat tidak stabil, dan fluktuasinya cenderung dibawah harga kontrak DUF. Selisih harga pakan antara harga DUF dengan harga pasar pada kondisi tersebut akan menjadi keuntungan DUF. Namun sebaliknya jika sesekali harga pakan di pasar berada diatas harga DUF, maka perusahaan akan mengalami kerugian. 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0
Harga Pasar
Harga DUF
Gambar 18. Perkembangan Harga DOC Rata-rata Jawa Barat dan DUF Bulan Juli 2010 – Juni 2011 Sumber : Dinas Peternakan Jabar dan DUF 2011(diolah)
53
Berdasarkan Gambar 18, diketahui bahwa dalam satu tahun terakhir harga pasar untuk DOC relatif stabil, dan cenderung berada dibawah harga yang ditetapkan oleh DUF. Hanya satu kali harga DOC di pasar berada lebih tinggi dari harga DUF yaitu bulan April 2011. Penurunan harga DOC paling signifikan terjadi pada bulan Mei dan Juni 2011, pada saat itu perusahaan inti akan memperoleh keuntungan jauh lebih besar dari selisih harga kontrak dengan harga pasar. Pada saat harga pakan turun dengan proporsi yang cukup besar, peternak biasanya mengeluh dan mempertanyakan pembaruan harga kontrak pakan maupun DOC kepada perusahaan. Namun, selama setahun terakhir belum ada kebijakan dari perusahaan untuk melakukan perubahan harga kontrak, baik kontrak harga sapronak maupun kontrak harga ayam hidup. Menurut perusahaan, harga tersebut sudah termasuk wajar dengan mempertimbangkan fluktuasi harga DOC maupun pakan. Berkaitan dengan harga pasar, harga ayam hidup juga bisa naik ataupun turun sesuai dengan pergerakan pasar. Namun DUF sebelumnya sudah menetapkan garansi ayam hidup yang tertulis dalam kontrak DUF sesuai dengan Tabel 6. Tabel 6. Harga Garansi Ayam Hidup No. Bobot Rata-rata 1 < 1.00 2 1.01 – 1.10 3 1.11 – 1.20 4 1.21 – 1.30 5 1.31 – 1.40 6 1.41 – 1.50 7 1.51 – 1.60 8 1.61 – 1.70 9 1.71 – 1.80 10 1.81 – up 11 afkir Sumber : DUF (2011)
Harga (Rp/kg) 15.600 15.100 14.890 14.645 14.500 14.460 14.440 14.400 14.350 14.300 8.400
Penetapan garansi ayam hidup oleh DUF juga mempertimbangkan harga pasar. Perbandingan harga rata-rata ayam hidup di Jawa Barat dengan harga ratarata garansi ayam hidup yang ditetapkan oleh DUF dapat dilihat pada Gambar 19. 54
20.000 18.000 16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0
Harga Pasar
Harga DUF
Gambar 19. Perkembangan Harga Rata-rata Ayam Hidup Jawa Barat dan DUF Bulan Juli 2010 – Juni 2011 Sumber : Dinas Peternakan Jabar dan DUF 2011(diolah) Berdasarkan wawancara awal, pihak perusahaan menyatakan bahwa harga garansi ayam hidup yang ditetapkan perusahaan selalu berada diatas harga pasar, yaitu harga rata-rata ayam hidup yang berlaku sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh Dinas Peternakan Jawa Barat. Sehingga penetapan harga tersebut dapat menutupi harga sapronak yang dirasakan cukup mahal. Namun setelah melakukan perbandingan, dapat disimpulkan bahwa ternyata dari satu tahun terakhir harga pasar relatif lebih tinggi dari harga kontrak yang ditetapkan oleh DUF. Hanya empat kali harga yang ditetapkan DUF berada diatas harga pasar, yaitu pada bulan Januari, Februari, April, dan Mei Tahun 2011. Sehingga peternak lah yang cenderung dirugikan. Berdasarkan kondisi
tersebut, maka peternak memang berada dalam
posisi yang lemah dan hanya mampu menerima semua kebijakan kontrak harga yang ditetapkan oleh perusahaan inti. Walaupun begitu, disisi lain dengan adanya perjanjian kontrak harga tersebut peternak tidak akan mengalami kerugian apabila harga ayam di pasaran jatuh. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk perlindungan bagi peternak plasma. Untuk mendapatkan bonus, peternak plasma harus dapat mencapai standar FCR (feed convertion ratio) yang ditentukan oleh DUF. FCR adalah jumlah pakan
55
yang dihabiskan untuk menghasilkan satu kilogram bobot ayam hidup. Perhitungan dilakukan dengan menjumlahkan total pemakaian pakan, kemudian dibandingkan dengan bobot daging yang dihasilkan oleh peternak, sehingga akan diketahui berapa kilogram pakan yang digunakan untuk setiap satu kilogram bobot ayam hidup. Sehingga semakin kecil nilai FCR, menunjukkan pengelolaan yang semakin baik. Perhitungan bonus dilakukan dengan menyesuaikan hasil produksi peternak dengan tabel standar FCR dari DUF. Pada tabel standar tersebut, ditentukan standar FCR untuk masing-masing bobot daging rata-rata ayam hidup yang dihasilkan oleh peternak. Berdasarkan kontrak harga terakhir, plasma akan mendapat insentif FCR dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Jika hasil perhitungan FCR sama dengan standar atau lebih kecil 0.099 dari standar, maka peternak mendapat bonus sebesar Rp 60,- per kilogram 2. Jika hasil perhitungan FCR lebih kecil 0.1 sampai dengan 0.2 dari standar, maka peternak mendapat bonus sebesar Rp 100,- per kilogram 3. Jika hasil perhitungan FCR lebih kecil
0.2 dari standar, maka peternak
mendapat bonus sebesar Rp 140,- / kg 6.6 Pembinaan dan Pengawasan Pihak Inti Peternak plasma mendapatkan pengawasan dari pihak inti melalui petugas penyuluh lapang (PPL). Pengawasan dilakukan untuk membantu peternak yang mengalami kesulitan dalam masa budidaya ternaknya. Pekerjaan yang dilakukan antara lain mengontrol pemeliharaan, melakukan penimbangan bobot ayam, serta membantu peternak menjaga kondisi kesehatan ayam. Saat ini DUF memiliki dua orang PPL dengan pendidikan terakhir sarjana. Pekerjaan sehari-hari PPL adalah mengunjungi peternak-peternak plasma secara bergantian. DUF beberapa kali memberikan kesempatan bagi PPL untuk mengikuti seminar dan pelatihan dari para pemasok sapronak. Hal ini dilakukan untuk memperluas wawasan dan yang terpenting mampu mentransfer ilmu bagi para peternak bimbingannya. PPL tentunya akan memperoleh insentif jika peternak mampu menghasilkan produksi yang baik dan sesuai dengan standar perusahaan.
56
6.7 Sanksi dari Pihak Inti Sanksi-sanksi yang ditetapkan oleh DUF untuk kondisi-kondisi tertentu antara lain : 1. Apabila peternak plasma mengalami kerugian pada satu periode tertentu baik akbibat teknis produksi, penyakit maupun kesalahan manajemen kandang, maka sejumlah kerugian tersebut dihitung sebagai hutang yang dapat dilunasi dengan mengangsur dari keuntungan pada periode selanjutnya. 2. Apabila peternak mengalami kerugian hingga terhitung 5 periode, maka DUF akan meminta sejumlah jaminan kembali jika ingin meneruskan kontrak kerjasama. 3. Apabila peternak mengalami kerugian tiga kali berturut turut, maka perusahaan akan menghentikan kontrak kerjasama dengan peternak plasma tersebut dan tetap menagih hutang yag belum terbayar.
57