Upaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R.
Guna menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 dan berbagai dinamika kehidupan di masa mendatang, berbagai upaya dicanangkan
oleh
pemerintah
agar
bangsa
Indonesia,termasuk
masyarakat Cilacap memiliki daya saing yang tidak kalah dengan penduduk ASEAN lainnya. Salah satu bidang yang terus dibenahi adalah dunia pendidikan. Masalah-masalah yang terjadi dalam ranah pendidikan terus dikaji oleh pakar dan praktisi. Kemudian, lahirlah berbagai alternatif dan inovasi guna memajukan kualitasnya. Misalnya dengan perbaharuan kurikulum yang saat ini diterapkan di berbagai sekolah, yaitu Kurikulum 2013. Dalam Kurikulum 2013, titik fokus pencapaian akademik siswa bukan terletak pada tingginya nilai yang ia raih pada berbagai mata pelajaran. Melainkan juga bagaimana nilai-nilai karakter yang dimiliki oleh siswa tersebut. Sikap yang beretika, sopan santun dan tata krama adalah hal mutlak yang harus dimiliki siswa. Selain itu, sekolah tidak hanya berfungsi sebagai tempat bagi guru untuk menanamkan pengetahuan akademik kepada siswanya. Melainkan juga tempat untuk membekali mereka dengan budi pekerti dan akhlak mulia sebagai penuntun siswa dalam melangkah saat meraih masa depannya.
Di sinilah siswa dibekali
pendidikan karakter dalam mengembangkan dirinya. Pendidikan karakter yang bersumber dari nilai-nilai dalam Pembukaan UUD 45 dan kelima sila Pancasila. Selain itu, yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah bakat dan minat siswa di sekolah. Citra seorang siswa dianggap ‘pintar’ terkadang diartikan jika siswa tersebut jago cas-cis-cus dalam Bahasa Inggris, atau ahli dalam pelajaran eksak. Padahal, kemampuan antara siswa yang satu dengan yang lainnya bisa berbeda-beda. Pencapaian
prestasi siswa tidak harus diukur dari seberapa bagus nilai Matematikanya di raport, atau seberapa banyak medali olimpiade yang telah ia persembahkan. Seorang siswa mungkin pandai Matematika, tetapi tidak memiliki bakat menyanyi. Sementara siswa yang lain, mungkin tergolong pas-pasan dalam pelajaran IPA, tetapi memiliki akhlak yang luar biasa terpuji. Hal itu juga merupakan prestasi.
Ibarat pondasi rumah, penanaman pendidikan karakter melandasi kepribadian siswa. Sering kita mendengar atau membaca kasus-kasus atau permasalahan yang melibatkan pelajar sebagai pelakunya. Seperti peristiwa bullying yang dilakukan oleh beberapa pelajar Sekolah Dasar (SD) di sebuah sekolah yang mengakibatkan adanya korban jiwa. Peristiwa tersebut terjadi di sekolah. Bebagai peristiwa lain yang mengundang keprihatinan adalah pelajar yang terlibat dalam video porno yang direkamnya tersebar. Ditambah kasus remaja yang terjerat narkoba, pelajar
yang
merokok
di
sekolah,
melakukan
tawuran
sehingga
menimbulkan korban jiwa, sampai kasus kenakalan remaja lainnya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Tentunya banyak hal yang menyebabkan peristiwa tersebut. Hal yang utama adalah adanya pengaruh lingkungan di sekitar pelajar yang bersangkutan. Di sinilah salah satu letak pentingnya mengutamakan penanaman dan penerapan pendidikan karakter pada siswa. Program pendidikan di sekolah harus memiliki muatan karakter sebagai alat control perilaku siswa, yang bertujuan untuk mengembangkan perilaku terpuji. Penekanan karakter lebih ke arah pembentukan budi pekerti yang baik. Terbentuknya karakter dalam diri siswa tidak hanya sebatas dengan lingkungan pergaulannya di sekolah, melainkan juga terbentuk oleh didikan orang tua di rumah serta kebiasaan yang ia lakukan sejak kecil. Karakter seorang siswa inilah yang dapat mempengaruhi cara pandang dan perilakunya sehari-hari.
Pemerintah
Kabupaten
Cilacap
menyadari
bahwa
peningkatan
kualitas pendidikan, termasuk di dalamnya pembangunan karakter pelajar adalah hal yang sangat penting. Semakin tinggi kualitas pendidikan yang dicapai, maka sumber daya manusia berkualitas yang dihasilkan juga akan semakin tinggi. Diharapkan nantinya insan-insan terdidik ini memiliki kualitas yang mumpuni serta karakter yang berbudi pekerti luhur. Sebagai salah satu kabupaten yang terletak di wilayah administratif Provinsi Jawa Tengah, Cilacap memiliki berbagai potensi yang sangat prospek jika dikembangkan, mulai dari SDM, SDA hingga infrastruktur yang ada. Pengembangan potensi harus disertai dengan melestarikan lokalitas daerah. Untuk itulah sebuah kebijakan yang diberi nama "Bangga Mbangun Desa" dilahirkan sebagai terobosan untuk mengentaskan berbagai permasalahan yang ada. Salah satunya adalah permasalahan di dunia pendidikan. Untuk mencegah terjadinya degradasi moral serta meningkatkan kualitas pendidikan di Cilacap, Bapak H.Tatto Pamuji melakukan inovasi yang serius. Inovasi tersebut dinamakan dengan Leader Class Program atau Program Kelas Unggulan. Program Leader Class bertujuan untuk menjaring siswa-siswa berprestasi di berbagai kecamatan di Kabupaten Cilacap
untuk
dididik
menjadi
calon penerus
pembangunan yang
berkarakter tangguh, mandiri dan berkualitas serta bisa menjadi panutan bagi orang lain. Program Leader Class ini merupakan program pertama di Indonesia. Ujicoba dilaksanakan pada tahun ajaran 2012/2013 dan sampai saat ini masih terus berlanjut. Untuk tahun pelajaran 2014/2015, ada dua sekolah yang dijadikan sebagai percontohan, yaitu SMPN1 Cilacap dan SMAN 1 Cilacap. Jumlah siswa yang masuk ke dalam Leader Class Program masing-masing 30 orang untuk jenjang SMP dan 30 orang untuk jenjang SMA. Penjaringan dilakukan di seluruh kecamatan. Mereka dijadikan dalam satu kelas.
Untuk menjamin pelaksanaan program ini, Pemerintah Kabupaten Cilacap
telah
mengalokasikan
dana
Rp.1.000.000 tiap siswa per tahun.
khusus
berupa
living
cost
Secara teknis, 60 siswa tersebut
menjalani sekolah seperti biasa, hanya saja dipusatkan di SMPN 1 Cilacap dan SMAN 1 Cilacap. Mereka mendapatkan pelajaran seperti kelas lain pada umumnya. Namun, khusus siswa Program Leader Class, ada pemberian materi tambahan berupa materi-materi yang berkaitan dengan kepemimpinan. Hal itu dilakukan guna mewujudkan terciptanya pelajar yang memiliki keseimbangan antara IQ, EQ dan SQ. Dengan demikian, diharapkan siswa Program Leader Class nantinya tidak hanya dapat dibanggakan dengan nilai akademis yang sangat memuaskan, melainkan juga dapat dibanggakan karena mereka memiliki karakter yang
positif. Diantaranya
adalah kecerdasan emosi dan
kecerdasan spiritual yang akan menjadi alat kontrol bagaimana mereka berperilaku sehari-hari, bagaimana mereka memposisikan diri dan bagaimana mereka bisa bersosialisasi dengan baik. Sikap mereka yang bisa dijadikan suri tauladan di lingkungannya akan menginspirasi pelajar lainnya. Keseimbangan antara IQ, EQ dan SQ inilah yang nantinya mengantarkan
mereka
menjadi
pemimpin
yang
loyal,
jujur,
serta
menghindari perbuatan tercela. Berdasarkan ulasan mengenai pelaksanaan Program Leader Class yang sudah berjalan selama 3 tahun, penulis hendak memberikan masukan demi tercapainya optimalisasi pelaksanaan program ini: 1.
Pemerintah
Kabupaten Cilacap
melalui
DISDIKPORA
perlu
mensosialisasikan info ini kepada seluruh lapisan masyarakat dan ke berbagai sekolah yang ada di Kabupaten Cilacap. Khususnya wali murid dan tenaga pendidik. Sebab, masih ada masyarakat yang belum mengetahui adanya program ini. 2. Persiapan untuk keberlanjutan Program Leader Class perlu direncanakan lebih rinci untuk beberapa tahun mendatang, termasuk
kesiapan dari segi fasilitas, proses rekrutmen siswa, pendidik, sarana maupun prasarana. 3. Perlu dipikirkan agar adanya kelanjutan studi dari siswa yang telah lulus Program Leader Class nantinya. Sebab, ada siswa yang berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang ekonomi lemah. Siswa tersebut mungkin memiliki kesulitan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi jika tidak diberika fasilitas penunjang berupa beasiswa. Oleh karena itu, alangkah baiknya pemerintah bekerjasama dengan sekolah percontohan memfasilitasi
pendaftaran
beasiswa
lanjutan
bagi
siswa.
Bahkan
pemerintah juga bisa memberi beasiswa khusus dari Pemkab Cilacap kepada beberapa siswa Program Leader Class, dengan syarat setelah siswa yang bersangkutan lulus di perguruan tinggi wajib mengabdi di lingkup Kabupaten Cilacap. 4. Untuk pemantauan perkembangan ranah keilmuan dan psikis dari siswa Program Leader Class, diperlukan adanya kegiatan mentoring agar pihak sekolah mengetahui letak hambatan yang mungkin dialami peserta saat mengikuti Program Leader Class. 5. Jika nantinya program ini sukses dan berkelanjutan, pemerintah bisa merencanakan pembangunan tempat tinggal berupa asrama bagi siswa Program Leader Class agar kegiatan sehari-hari mereka diluar jam kegiatan belajar mengajar menjadi lebih sistematis dan efektif. Masyarakat Cilacap membutuhkan sosok abdi negara, penerus pembangunan dan pemimpin yang amanah, bisa menjadi panutan, berdaya juang tinggi serta mampu merangkul segenap lini. Oleh karena itu, Program Leader Class menjadi program yang tepat untuk menyiapkan calon pemimpin dan penerus bangsa yang nantinya akan menggerakkan masyarakat untuk bahu-membahu membangun bangsa. Bisa diambil kesimpulan bahwa dengan adanya Program Leader Class, Pemerintah Kabupaten Cilacap tidak sekedar meningkatkan kualitas pendidikan dari segi akademik saja, melainkan juga menyisipkan nilai-nilai karakter secara optimal. Program ini sangat mendukung pelaksanaan kurikulum 2013.
Guna
mendukung
kelancaran
Program
Leader
Class,
diperlukan
partisipasi dari berbagai pihak untuk bahu-membahu menyukseskan program tersebut.