Men-desa-kan Kepemimpinan Melalui Leaders Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Ahmad Faisal
Desa merupakan sebuah elemen masyarakat pada tatanan lokal yang sangat penting bagi jalannya kehidupan di suatu daerah.
Terlebih lagi
dengan disahkannya Undang-Undang Desa, posisi tawar desa semakin strategis untuk bisa menjadi maju. Tidak hanya kota, desa juga memerlukan sebuah perhatian khusus dari pemerintah daerah. Di era otonomi daerah seperti sekarang ini, desa seharusnya menjadi salah satu prioritas utama pembangunan tanpa melupakan kearifan lokal yang ada di desa. Sebagai tatanan masyarakat yang berada di level paling bawah, desa juga membutuhkan perhatian dalam masalah pendidikan. Asumsinya adalah sumber daya manusia di desa berbeda kualitas dengan yang ada di kota. Selain karena fasilitas pendidikan di desa tidak sebegitu lengkap seperti di kota, desa juga dikonsepkan bukan sebagai menjadi pusat dari suatu daerah. Desa lebih dijadikan sebagai sumber pasokan atau suplay bahan pangan maupun pekerja. Oleh karena itulah kebanyakan orang-orang di desa tidak memiliki pendidikan yang tinggi, tetapi selepas mereka lulus sekolah mereka bekerja di ladang atau bermigrasi menjadi buruh di kota.
Hal seperti ini
menjadikan perbedaan kualitas mindset para penduduk desa dengan kota, khususnya para pemudanya. Pemuda desa yang tidak memiliki pendidikan yang tinggi hanya menjadi pelengkap pengangguran tanpa adanya keterampilan khusus yang dimiliki. Maka, menjadi percuma ketika sejak kecil dari tataran pendidikan yang paling bawah sampai pemuda desa memiliki tingkat nalar dan rasionalitas yang cukup tinggi di sekolah menengah hanya menjadi pengangguran, menjadi buruh, menjadi pekerja ladang yang hanya bekerja di ladang dan gagap akan teknologi. Memang dalam setiap elemen
masyarakat akan ada perbedaan antara pemuda yang memiliki kualitas sumber daya manusia tinggi dan yang rendah. Hal yang menentukan adalah persoalan pendidikannya.
Secara logika, orang yang memiliki pendidikan
tinggi akan semakin kritis, atau setidaknya mempunyai kemampuan nalar yang
lebih
jika
dibandingkan
dengan
pemuda
yang
berpendidikan
rendah/tidak berpendidikan. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian lebih bagi pemerintah daerah untuk memperhatikan sistem dan proses pendidikan yang terjadi di lingkup desa. Kabupaten Cilacap menjadi salah satu tempat yang desanya harus dimajukan.
Mengingat masih ada desa yang dalam kategori tertinggal di
Cilacap, seperti di wilayah Kecamatan Kampung Laut. Ketika para pemuda desa di Kabupaten Cilacap berbondong-bondong pergi keluar daerah untuk belajar sampai ke taraf pendidikan tinggi lalu kemudian setelah lulus mereka pergi merantau untuk sebuah pekerjaan, maka yang terjadi adalah Cilacap akan kekurangan sumber daya hebat yang mau untuk mengurus daerahnya. Hal ini terjadi karena mindset orang akan berpikir bahwa yang penting belajar untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
Tidak peduli bagaimana
daerahnya maju atau tidak. Hal seperti adalah hal yang umum dipikirkan oleh setiap orang. Namun, mental seperti ini bukan yang diharapkan karena yang diharapkan adalah mental pemimipin.
Bayangkan jika setiap diri
pemuda di Kabupaten Cilacap memiliki jiwa kepemimpinan yang terbentuk karena pendidikan yang mereka peroleh di saat duduk di bangku sekolah. Maka Cilacap tidak akan krisis kepemimpinan karena akan tersedia banyak sumber daya manusia yang berjiwa kepemimpinan tinggi yang suatu saat akan mempu memimpin Cilacap. Karena substansinya adalah tersedianya sumber daya manusia Cilacap yang berpola pikir mau memajukan daerahnya. sejahtera.
Karena ketika suatu daerah maju, maka masyarakatnya bisa
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan leader class. Leader Class atau kelas unggulan ini diprogramkan oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap dalam rangka mewujudkan kelas unggulan yang dirancang untuk sejumlah siswa yang memiliki kemampuan, bakat, kreativitas, dan prestasi yang menonjol. Para peserta leader class diberi program pengajaran sesuai dengan kurikulum yang dikembangkan dengan tambahan materi pada mata pelajaran tertentu. Program leader class pada tahap awal dilaksanakan mulai tahun pelajaran 2012/2013 di tiga lokasi, yakni SMA Negeri 1 Cilacap, SMP Negeri 1 Cilacap, dan SD Islam Al Irsyad Cilacap.1
Harapan dari Pemkab Cilacap program
tersebut mampu meningkatkan mutu pendidikan, dan mewujudkan kelas unggulan yang dapat diterapkan dan dikembangkan di sekolah lainnya. Kebijakan Pemkab Cilacap ini cukup baik, mengingat pemerintah pusat pun sedang gencar-gencarnya melancarkan pemertaan pendidika di seluruh pelosok Republik Indonesia. Menurut saya, ada beberapa poin yang harus diperhatikan dalam menyikapi kebijakan Pemkab Cilacap tentang leadership class tersebut. Pertama, permasalahan pendidikan di Indonesia, termasuk di Kabupaten Cilacap bukan hanya soal krisis regenerasi kepemimpinan. Lebih luas lagi, kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan juga masih menjadi masalah. Masih banyak masyarakat yang hanya memperoleh kesempatan pendidikan yang terbatas hanya di tingkat pendidikan dasar, khususnya masyarakat di wilayah pedesaan.
Ini adalah soal kesadaran berpendidikan.
Kedepan,
diharapkan program seperti ini juga dilakukan di seluruh wilayah Kabupaten Cilacap agar program pemerataan pendidikan sejalan dengan peningkatan mutu pendidikan. 1
Humas Cilacap, 3 Juni 2014, “Bupati Cilacap Adakan Audiensi dengan Para Siswa Leader Class”, dalam http://www.humascilacap.info/new/news/detail/BUPATI_CILACAP_ADAKAN_AUDIENSI_DENG AN_PARA_SISWA_LEADER_CLASS, diakses pada tanggal 27 Oktober 2014.
Kedua, program kelas unggulan rawan akan kecemburuan sosial khususnya di sekolah yang menjadi tempat adanya program tersebut. Siswasiswi terbaik dari 30 kecamatan di Kabupaten Cilacap ditempatkan dalam satu ruang kelas, baik dalam tingkatan SMP maupun SMA. Hal ini menurut saya cukup tepat dilakukan karena memang kualifikasi secara intelegensi siswa-siswi tersebut lebih tinggi dari siswa lainnya dalam ukuran statistik, sehingga akan lebih memacu persaingan dalam hal motivasi belajar. Ketika dalam suatu lingkungan terdapat perbedaan yang cukup mencolok, maka akan munculnya kecemburuan sosial.
Secara otomatis siswa-siswi yang
berada di kelas unggulan akan lebih percaya diri karena paradigma leader class atau kelas unggulan memunculkan kesan eksklusif.
Maka, perlu
dimunculkan paradigma kesetaraan di sekolah yang menjadi tempat dari program tersebut.
Apalagi sekolah yang menjadi tempat adalah sekolah
yang berlokasi di lingkungan perkotaan dimana dinamika sosial berbaur. Ketiga, materi dalam program kelass unggulan mengacu pada kurikulum 2013 seperti yang diterima siswa-siswi lainnya, hanya saja ada tambahan materi kepemimpinan dengan alasan peserta program leader class memang dipersiapkan menjadi pemimpin yang mumpuni. 2 Menurut saya, paradigma tersebut juga harus diubah. Karena siapa pun berhak menjadi pemimpin
dan
ketika
secara
gamblang
disebutkan
bahwa
konsep
kepemimpinan yang menjadi materi tambahan hanya ada pada kelas unggulan, maka akan terjadi diskriminasi karena mengkhususkan siswa-siswi yang ada di kelas unggulan.
Hanya karena perbedaan secara akademik
(yang paling menonjol) siswa-siswi yang bukan berasal dari kelas unggulan tidak mendapatkan materi kepemimpinan. Padahal, pemimpin lahir bukan dari suatu kelas tertentu, tetapi lahir dari kelas apapun. Pemimpin lahir tidak 2
Fajar Ilham dan Arif Rahman Hakim, 5 Maret 2014, “Pelaksanaan Pendidikan Gratis di Cilacap”, dalam http://old.setkab.go.id/pro-rakyat-12339-pelaksanaan-pendidikan-gratis-dicilacap.html, diakses pada tanggal 27 Oktober 2014.
melulu dari kalangan dengan nilai akademik yang tinggi secara statistik. Maka, seharusnya siswa-siswi yang ada di selain kelas unggulan pun harus mendapatkan materi kepemimpinan. Keempat, pada tahun ajaran 2012-2013 dialokasikan anggaran Rp 2,314 miliar untuk program leader class yang berasal dari APBD Kabupaten Cilacap. Tahun ajaran 2013-2014 anggaran program leader class juga sama yakni Rp 2,314 miliar. Anggaran tersebut dipergunakan untuk peningkatan mutu. Mulai tahun ajaran 2013-2014 dalam program leader class Pemkab Cilacap memberikan uang Rp 1 juta/siswa/tahun untuk biaya kos dan biaya makan.
Dengan anggaran yang cukup besar, semestinya program untuk
meningkatkan kualitas/mutu pendidikan di Kabupaten Cilacap perlu diawasi penggunaan dananya agar tidak terjadi penyelewengan. Secara asal, saya pun berasal dari lingkungan desa yang notabene tingkat kesadaran pendidikan masyarakatnya masih rendah.
Pandangan
saya sewaktu masih berada di bangku sekolah menengah atas menjelang kelulusan pun tidak menghendaki melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Masih lebih ingin untuk langsung bekerja di kota agar segera bisa menghasilkan uang sendiri. Namun saya beruntung ketika orang tua saya yang SD pun tidak tamat justru menginginkan anaknya agar memiliki pendidikan yang tinggi supaya tidak seperti nasib orang tuanya. Karena saya baru sadar setelah saya belajar, bahwa dengan pendidikan masyarakat akan memiliki pandangan yang lebih luas dan kesejahteraan akan meningkat. Dianugerah wilayah yang luas, Kabupaten Cilacap memiliki banyak desa yang terdiri dari banyak pula calon pemimpin.
Hukum alam selalu
mengatakan bahwa yang kuat lah yang akan menang. Tetapi, pendidikan bukanlah soal siapa yang kuat/pintar, tetapi soal kemanusiaan. Ketika orang semakin tinggi pendidikannya, maka semakin pedulilah orang itu. Karena pemimpin adalah orang yang peduli terhadap nasib orang lain. Pendidikan yang berkualitas tidak hanya dibutuhkan di kota saja, tetapi juga di desa.
Harapannya, suatu saat leader class juga bisa diadakan di sekolah-sekolah yang ada di kawasan pedesaan di Kabupaten Cilacap.