UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA MELALUI HOME INDUSTRY GAMBIR (KRUPUK KERTAS) DI DUSUN DUNENGENDAK DESA TLONTORAJA KECAMAN PASEAN KABUPATEN PAMEKASAN Fajariyah Astutik 1, Retno Mustika Dewi2 Jurusan Pendidikan Ekonomi, FE, Universitas Negeri Surabaya Email:
[email protected],
[email protected] ABSTRACT Gambir home industry (paper crackers) one of the famous home industry in the hamlet Dungendak. Before there gambir home industry (paper crackers) in the hamlet Dungendak, the income derived from the head of the family who worked as farmers and fishermen, uncertain the housewife home industry initiative to manage gambir (paper crackers). This research used a qualitative approach. The subjects in research were 6 as producer of gambir (paper crackers). The results in are: 1) gambir home industry (paper crackers) is a small-scale industries can improve income. 2), gambir home industry revenue reached Rp600.000, -/month. 3) the factors that drive people to manage home industry hamlet Dungendak gambir (paper cracker) that is, (a). capital employed slightly. (b) the availability of raw ingredients gambir (paper crackers), (c) does not require a long time in the making. (d) use simple tools. (e) use the home as a place of production. (f) the labor of his own family. (g) assist the husband in increasing household income. Keywords: home industry, household income ABSTRAK Home industry gambir (krupuk kertas) salah satu home industry yang terkenal di dusun Dungndak. Sebelum ada home industry gambir (krupuk kertas), pendapatan rumah tangga bersumber dari kepala keluarga yang bekerja sebagai petani dan nelayan. tidak menentunya pendapatan yang diperoleh maka ibu rumah tangga mengelola home industry gambir (krupuk kertas). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian sebanyak enam pengelola gambir (krupuk kertas). Hasil penelitian ini adalah: 1) home industry gambir (krupuk kertas) merupakan industri berskala kecil yang dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga. 2) pendapatan home industry gambir mencapai Rp600.000,-/bulan. 3) faktor-faktor yang mendorong masyarakat dusun Dungendak mengelola home industry gambir (krupuk kertas) yaitu, (a). modal yang digunakan sedikit. (b) ketersediaan bahan baku gambir (krupuk kertas), (c) tidak memerlukan waktu yang lama dalam proses pembuatan. (d) alat yang digunakan sederhana. (e) menggunakan rumah sendiri sebagai tempat produksi. (f) tenaga kerja dari keluarga sendiri. (g) membantu suami dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga. Kata kunci: home industry, pendapatan rumah tangga
Dusun Dungendak
yang termasuk
musim kemarau menjadi ciri khasnya.
dalam wilayah desa Tlontoraja kecamatan
Dengan latar belakang bukit berbatu dan
Pasean kabupaten Pamekasan. Terletak di
tanah yang tidak terlalu subur membuat
pesisir utara pulau Madura. Seperti daerah
masyarakat dusun Dungendak yang bekerja
pesisir pada umumnya, udara kering pada
sebagai petani tidak mempunyai banyak
1
pilihan
dalam
mengolah
lahan
dengan hasil tangkapan ikan yang diperoleh
pertaniannya. Hal itu membuat sebagian
para nelayan.
anggota masyarakatnya memilih pekerjaan
Ketidakpastian
sebagai nelayan.
pendapatan
yang
diperoleh para nelayan dan petani tidak
Menjadi petani di daerah ini bukanlah
dapat
memperbaiki
perekonomian
hal yang menjanjikan penghasilan yang
keluarganya. Pendapatan yang tidak pasti
layak. Struktur tanah yang kering dan agak
membuat
berbatu, mengharuskan para petani untuk
masyarakt di dusun Dungendak rendah.
menanam jagung dan palawija hanya di
Dalam
musim
harus
tangganya, maka ibu rumah tangga di dusun
menanam di musim kemarau, mereka
Dungendak selain mengurus keluarga juga
memerlukan biaya ekstra, yaitu pompa air,
mempunyai pekerjaan sampingan dengan
pipa-pipa dan listrik untuk mengalirkan air
mengelola berbagai home industry. Salah
ke lahan pertanian. Sesuatu yang tentu saja
satu home industry di masyarakat desa
sangat membebani mereka. Para petani
Tlontoraja khususnya di dusun Dungendak
sering mengeluhkan tentang turunnya harga
yaitu home industry gambir (krupuk kertas).
jagung dan palawija ketika musim panen
Berdasarkan wawancara dengan bapak
tiba, penghasilan yang diperoleh dari hasil
Didik Darmadi, ST. selaku kepala desa
penjualan jagung dan palawija tersebut
Tlontoraja (29 Maret 2013), sebelum ada
tidak sebanding dengan modal yang telah
home industry gambir (krupuk kertas) di
dikeluarkan, sehingga para petani tidak
dusun Dungendak, pekerjaan ibu-ibu rumah
mendapatakan keuntungan atau merugi.
tangga hanya mengurus rumah tangga dan
penghujan.
Kalaupun
Begitu pula mereka yang memilih pekerjaan
sebagai
nelayan,
dengan
tangga
meningkatkan pendapatan rumah
bersumber dari kepala keluarga yang bekerja sebagai petani dan nelayan.
harinya mereka tidak bisa berbuat banyak memperbaiki
rumah
rata-rata pendapatan rumah tangga hanya
penghasilan yang tidak menentu setiap
untuk
pendapatan
Home industry gambir (krupuk kertas)
keadaaan
berawal dari usaha keluarga yang turun
perekonomian rumah tangganya. Cuaca
temurun. Ibu rumah tangga di dusun
buruk bisa membuat para nelayan berhenti
Dungendak desa Tlontoraja mengandalkan
melaut
berhari-hari,
home industry gambir (krupuk kertas)
ditambah dengan naiknya harga bahan
sebagai mata pencaharian mereka. Home
bakar solar yang membuat para nelayan
industry ini dikelola oleh ibu rumah tangga
harus menambah biaya untuk modal kerja.
yang tempat produksinya di rumah sendiri
Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
dan tenaga kerjanya berasal dari keluarga
bahkan
sampai
modal kerja terkadang tidak sebanding
2
Meskipun
home
(krupuk kertas)
industry
gambir
gambir
(krupuk
kertas)
di
dusun
sudah lama ditekuni,
Dungendak desa Tlontoraja. 2) Bagaimana
namun masih ada kendala yang dihadapi
upaya masyarakat di dusun Dungendak
oleh pengelola gambir (krupuk kertas) yaitu
dalam meningkatkan pendapatan rumah
penjualan sering tidak konsisten dengan
tangga melalui home industry gambir
ketentuan order/pesanan. Maka dari itu para
(krupuk kertas). 3) Faktor-faktor apa saja
pengelola berupaya terus mengembangkan
yang
home industry gambir (krupuk kertas) ini
Dungendak desa Tlontoraja
dengan
cara
home industry gambir (krupuk kertas)?
gambir
(krupuk
mempertahankan kertas),
kualitas
No. 20 tahun 2008 pasal 1, bahwa “home industry adalah usaha produktif milik orang
memiliki peranan yang penting dalam
perorangan
meningkatkan pendapatan rumah tangga
rumah tangga yang mempunyai tenaga
dengan adanya home industry gambir
kerja antara 1- 4 orang berasal dari
meningkatkan
lingkungan
sosial
penelitian
dengan
untuk judul
kecil dan bersifat tradisional dan informal,
Upaya
dalam arti belom terdaftar, belum tercatat,
Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga
dan belum berbadan hukum.
Melalui Home Industry Gambir (Krupuk Kertas)
Di
Dusun
Dungendak
tetangga
adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala
mengadakan “
atau
Haymans (2007: 17) “home industry
Berdasarkan latar belakang di atas, tertarik
keluarga
disekitanya”.
keluarga masyarakat dusun Dungendak.
penulis
usaha
(1998:31) “home inddutry adalah industri
ekonomi keluarganya juga rendah. Mak
dan
badan
undang ini”. Sedangkan meurut Husein
pendapatan rendah, sehingga kondisi sosial
tangga
atau
mikro sebagimana diatur dalam undang-
di dusun Dungendak rata-rata tingkat
rumah
dan/
perseorangan yang memenuhi kriteria usaha
masyarakat dusun Dungendak. Masyarakat
pendapatan
mengelola
Undang-Undang Republik Indonesia
Home industry gambir (krupuk kertas)
mampu
dusun
Home Industry
pelanggan atau konsumen.
kertas)
masyarakat
memperluas
wilayah pemasaran, dan mempertahankan
(krupuk
mendorong
Desa
Karekteristik Home Industry
Tlontoraja Kecamatan Pasean Kabupaten
Subanar (2004: 42) karekteristik dari
Pamekasan”.
home industry yaitu, a) industri yang
Dari uraian latar belakang di depan,
bersifat
maka fokus penelitiannya sebagai berikut:
ekstraktif
yang
cenderung
menggunakan barang setengah jadi menjadi
1) Bagaimana gambaran home industry
barang
3
jadi,
b)
industri
yang
dikelompokkan
dengan
ini merupakan industri yang mempunyai
jumlah tenaga kerja 1-19 orang. Batasan
struktur manajemen dan sistem keuangan
jumlah pekerja terkait dengan kompleksitas
yang sederhana. Hal ini disebabkan industri
organisasi apabila jumlah tenaga semakin
ini lebih banyak bersifat kekeluargaan.
banyak
pada
yang
pembiayaan,
industri
juga
c)
membutuhkan
Industri
yang
Kekuatan Home Industry Menurut Azhary (2001:29) terdapat
tidak
tergantung pada kondisi tertentu seperti
beberapa alasan kuat yang mendasari
bahan baku, pasar dan tenaga kerja, karena kebutuhan
tenaga
Manajemen
kerja
pengelola,
yang
teknologi
pentingnya keberadaan home industry dalam
kecil.
perekonomian Indonesia. Alasan-alasan itu
yang
antara lain: 1) sebagian besar lokasi home
rendah serta tidak membutuhkan tenaga
industry berlokasi di daerah pedesaan,
kerja yang ahli membuat karakter industri
sehingga
ini tidak tergantung persyaratan lokasi.
pedesaan dapat menyerap tenaga kerja di
menggunakan barang setengah jadi menjadi
daerah pedesaan, 2) kegiatan home industry
barang jadi. Hal ini dipengaruhi oleh
menggunakan bahan baku dari sumber-
pengolahannya
sumber
dibandingkan dengan industri menegah dan
rendah,
industri ringan. Dalam hal ini ditinjau dari
tempat
dengan
tetap
bisa
tinggal/lingkungan,
maka
akan
mempermudah masyarakat dalam membuka
industry merupakan industri yang dimiliki (rakyat)
agar
yang digunakan dalam memproduksi yaitu
Ditinjau dari subyek pengelola, home
pribadi
peluang
signifikan. Jika dilihat dari tempat produksi
sistem
pemodalan adalah mandiri/swa-dana, g)
oleh
pendapatan
industry mempunyai kekuatan yang cukup
mendapatkan
sehingga
tingkat
diatas dapat disimpulkan bahwa home
menengah ke bawah yang tidak mempunyai
bank,
3)
Dari beberapa kekuatan home industry
pemilik home industry adalah masyarakat
dari
yang
bertahan.
teknologi yang tinggi, f) sebagian besar
bantuan
dan
memberikan
membutuhkan proses yang rumit dan
untuk
terdekat
produk home industry yang murah akan
yang sederhana, tidak rumit serta tidak
aset
lingkungan
masyarakat yang relatif rendah serta harga
barang yang dihasilkan merupakan barang
serta
di
menyebabkan biaya produksi dapat ditekan
besar, e) home industry termasuk pada
modal
dengan
semakin berkurang, maka home industry di
tangga sangat fleksibel, d) industri yang
kemudahan
dikaitkan
kenyataan bahwa lahan pertanian yang
Dalam arti lokasi industri kecil dan rumah
tingkat
apabila
home industry karena tidak membutuhkan
sistem
tempat yang khusus. Selain itu modal yang
pengelolaannya yang sederhana, dan h)
digunankan relatif kecil. Dari kekuatan
Ditinjau dari cara pengelolaannya, industri
4
tersebut maka masyarakat dengan mudah
rumah tangga yang tinggal diperkotaan
mengembangan home indusrty di pedesaan.
yang menanggung sebesar 1,0646. Sedangkan
Pendapatan Rumah Tangga Menurut
Afrida
“pendapatan
tangga
225)
disambungkan
(2008),
Kegiatan home industry tatah sungging di
adalah
desa Wukirsari dapat memberi kontribusi
penghasilan dari seluruh anggota keluarga yang
Lilik
dalam temuan penelitiannya menyatakan
(2003:
rumah
menurut
untuk
dalam meningkatkan kesejateraan keluarga.
memenuhi
kebutuhan bersama ataupun perorangan dalam rumah tangga”. Sedangkan menurut
Kebutuhan
pangan,
sandang,
pendidikan,
kesehatan,
dan
papan,
kehidupan
sosial yang baik pada pengrajin tatah
Junandar (2004: 147) “pendapatan rumah
sungging di desa Wukirsari dapat terpenuhi
tangga adalah pendapatan/penghasilan yang
karena didukung dengan penghasilan yang
diterima oleh rumah tangga bersangkutan
diperoleh dari hasil membuat kerajinan. Hal
baik yang berasal dari pendapatan kepala
ini dapat terwujud karena penghasilan
rumah tangga maupun pendapatan anggota-
pengrajin cukup memadai untuk memnuhi
anggota rumah tangga”.
kebutuhan hidup keluarganya. Pengrajin
Berdasarkan definisi pengertian diatas
juga dapat mengembangkan home industry
dapat disimpulakn bahwa pendapatn rumah
dengan memanfaatkan sumber dan potensi
tangga adalah pendapatan yang diperoelh
yang ada disekitar, sehingga kegiatan
dari seluruh anggota rumah tangga keluarga
pengrajin
baik yang berasal dari kepala keluarga atau
tatah
sungging
dapat
memperbaiki kesejahteraan sosial ekonomi
seluruh anggota keluarga.
keluarga dan masyarakat.
Penelitian Terdahulu Penelitian
terdahulu
yang
sesuai
METODE
dengan penelitian ini yaitu penelitian Endah
Jenis dan Pendekatan Penelitian
(2005) tentang “Dampak Kontraksi Sektor
Jenis penelitian ini adalah penelitian
Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan
Pendapatan
Rumah
Tangga
deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan
di
untuk
Indonesia Sesudah Krisis (1999). Hasil
dan akurat mengenai fakta-fakta serta
di sektor industri terhadap golongan rumah
hubungan antara fenomena yang telah
tangga di Indonesia relatif lebih besar pada rumah
tangga
diselidiki.
perkotaan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan
Golongan rumah tangga yang tinggal dipedesaan
hanya
menerima
atau
menggambarkan secara sistematis, faktual
penelitian menunjukkan Pengaruh kontraksi
goglongan
mendeskripsikan
kualitatif yaitu peneliti bertujuan untuk
pengaruh
memahami makna yang mendasari tingkah
sebesar 0,06986 dibandingkan golongan
5
laku manusia. Selain itu menghasilkan data
maka
yang
sumber data yaitu primer dan sekunder.
mendalam
serta
mendapatkan
penelitian ini
Data
tentang home industry gambir (krupuk
diperoleh
kertas)
desa
pengamatan di lapangan, termasuk dengan
Tlontoraja, kecamatan Pasean, kabupaten
hasil wawancara yang dilakukan kepada
Pamekasan.
informan. Data akan diperoleh melalui
Lokasi Penelitian
wawancara atau observasi langsung dengan
dusun
Dungendak,
merupakan
dari
data
dua
gambaran secara menyeluruh khususnya
di
primer
mengunakan
langsung
yang
dari
hasil
Lokasi penelitian ini adalah di dusun
informan yang memiliki home industy
Dungendak desa Tlontoraja Kecamatan
gambir (krupuk kertas). seperti: a) identitas
Pasean Kabupaten Pamekasan pada home
responden, b) pendidikan, c) pendapatan
industy gambir (krupuk kertas
atau penghasilan rumah tangga, d)
Instrumen Penelitian
penghasilan
Instrumen utama dalam penelitian ini
penelitian
akan
industry
gambir
(krupuk kertas)
adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai instrumen
home
Sedangkan data sekunder merupakan
berinteraksi
data yang dikumpulkan dari catatan atau
langsung dengan informan. Penelitian ini
arsip Kantor Desa Tlontoraja. Data yang
selain menggunakan instrumen utama juga menggunakan alat bantu seperti buku
dikumpulkan
catatan dan kamera.
penduduk, b) pekerjaan penduduk, c)
Subyek Peneliti
jenis kelamin, dan d) usia
Penentuan
subyek
penelitian
meliputi:
a)
jumlah
Prosedur Pengumpulan Data
menggunakan metode snowball sampling,
Teknik
pengumpulan
dalam
dimana metode ini mengambil informan
pendekatan
yang mula-mula jumlahnya kecil menjadi
pengumpulan data ini meliputi tahap-tahap
besar. Pengelola home industry gambir
sebagai berikut: 1) Proses memasuki lokasi
(krupuk kertas)
Dungendak
penelitian (getting in). Dalam tahap ini
sebanyak 42 pengelola. Subyek dalam
sebelum memasuki lokasi penelitian dusun
penelitian ini adalah 6 orang pengarajin
Dungendak desa Tlontoraja, agar terjadi
home industry gambir (krupuk kertas) di
ketidakcurigaan
Dusun
peneliti
di
Dungendak
dusun
Desa
Tlontoraja
kuatitatif.
data
dan
Prosedur
kesalahpahaman,
memperkenalkan
diri
dan
Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan.
memberikan surat izin kepada Kepala Desa
Sumber Data
Tlontoraja. Ini merupakan langkah formal
Dalam penelitian ini penentuan sumber
bahwa peneliti akan melakukan penelitian
data sesuai dengan masalah penelitian,
di wilayah yang dipimpin dan menjadi
6
tanggung jawabnya. 2) Saat berada di lokasi
dokumentasi dilakukan peneliti dengan
penelitian
mendatangi
(getting
a
long).
Peneliti
kantor
Desa
Tlontoraja
melakukan hubungan dengan hati-hati dan
Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan,
berusaha untuk menjadi bagian dari mereka,
dan
dengan membaur dan mengajak komunikasi
berkaitan
tentang
sehari-hari.
penelitian, berupa legenda desa Tlontoraja,
3)Penggumpulan data (logging the data).
jumlah penduduk, pendidikan penduduk
Pada tahap ini teknik yang dipakai peneliti
dan
menggunakan
pekerjaan
mendalam,
mereka
membawa
form
dengan
pekerjaan
dokumen
masalah
yang
dan
penduduk.
d)
fokus
Teknik
teknik
wawancara
triangulasi, teknik triangulasi merupakan
observasi
partisiapan,
teknik pengumpulan data gabungan. Dalam
dokumentasi dan teknik triangulasi. a)
penelitian
ini
Wawancara
in-depth
gabungan
dari
intervewing). Teknik wawancara mendalam
observasi
partisipan
dipilih sebagai teknik yang pertama dalam
Tujuan
pengumpulan data pada penelitian ini,
pemahaman peneliti terhadap data yang
dikarenakan melalui wawancara peneliti
telah diperoleh.
dapat menggali sesuatu yang diketahui,
Teknik Analisis Data
mendalam
(
dialami dan dirasakan oleh subyek. Data
dari
Dalam
menggunakan wawancara
teknik
penelitian
teknik
mendalam,
dan
dokumentasi.
ini
meningkatkan
ini
menggunakan
yang diperoleh dari wawancara berupa
analisis data kualitatif dengan
identitas
home
interaktif, dalam teknik interaktif data
industry gambir (krupuk kertas) dan faktor-
dilakukan dengan tiga alur kegiatan sebagai
faktor yang mendorong masyarakat dusun
berikut yaitu,1) Reduksi data. Data yang
Dungendak
industry
diperoleh dari lapangan dituangkan dalam
gambir (krupuk kertas). b) Observasi
uraian atau laporan lengkap dan terinci.
partisipan,
Laporan lapangan dirangkum, dipilih ha-hal
responden,
pendapatan
mengelola
kegiatan
home
observasi
dengan
teknik
mengamati dan mencatat secara sistematis
yang penting.
terhadap gejala atau fenomena yang di
dilakukan secara terus-menerus selama
teliti. Observasi dilakukan sendiri oleh
penelitian
peneliti dengan cara mengamati kejiadian
pengumpulan data berlangsung, diadakan
selama proses pembuatan gambir (krupuk
reduksi data dengan membuat ringkasan. 2)
kertas). Dalam kegiatan observasi peneliti
Penyajian data. Penyajian data dilakukan
memperoleh data tentang proses pembuatan
dengan menyederhanakan hasil informasi
gambir (krupuk kertas) dari adonan gambir
yang
(krupuk kertas) sampai pengepakan. c)
lapangan kedalam bentuk yang sederhana
Dokumentasi, pengumpulan data dengan
dan selektif serta mudah dipahami. Dengan
7
komplek
Reduksi data langsung
berlangsung.
yang
Selama
diperoleh
dari
demikian akan memudahkan dalam menarik
dipertanggung jawabkan secara ilmiah,
kesimpulan. 3)Penarikan kesimpulan atau
auditor
verifikasi, menarik kesimpulan dilakukan
pembimbing
selama penelitian berlangsung dan selalu
mereviuw
dicek ulang untuk mendapatkan verifikasi
4)Confirmabilitas (kepastian), dilakukan
yang valid merupakan hal yang sangat
untuk memeriksa keterkaitan data hasil
penting dalam suatu penelitian.
penelitian dan informasi yang diperoleh
Pengecekan Keabsahan Temuan
yang
Menurut Prastowo (2012: 49) standar atau
kriteria
utama
guna
ini
di
memiliki
lapangan,
merupakan
menerus
dalam
administratif 1.670,43 ha dengan batas-batas wilayah yaitu, sebelah utara berbatasan
proses
instrumen
sehingga home
dan
dengan laut jawa, sebelah timur berbatasan dengan desa Batukerbuy, sebelah selatan
utama
berbatasan dengan desa Dempo Barat dan
di
Waru Timur, dengankan sebelah barat
sungguh-sungguh
semakin mengetahui
industry
daerah
berbatasan dengan desa Sotabar.
peranan
Desa Tlontoraja adalah sebuah daerah
pedesaan.
yang berdiri di atas dataran rendah dengan
2)Transferabilitas (keteralihan), dilakukan
suhu
dengan cara meminta bantuan orang lain
teman
yang
Riska
Pitri
Fitrianingrum.
non berpengairan seluas 3 ha serta lahan
Dari
pertanian bukan sawah seluas 15ha. Desa Tlontoraja terdiri dari 11 dusun,
masukan seberapa jauh hasil penelitian ini dipahami
oleh
dengan
berpengairan non teknis seluas 15 ha, lahan
tanggapannya dapat peneliti mendapatkan
mampu
C
dari lahan non pertanian 97 ha, lahan
lebih
memahami tentang penelitian kualitatif yaitu
rata-rata
laut. Luas wilayahnya 1.670,43 ha, terdiri
hasil penelitian atau abstraksinya. Peneliti bantuan
udara
ketinggian tanah 8 m dari atas permukaan
atau teman sejawat untuk membaca laporan
meminta
yang
Tlontoraja Tlontoraja memiliki luas wilayah
yang
penelitian, b) melakukan observasi secara terus
materi-materi
salahsatu dusun yang terletak di desa
pengumpulan data di lapangan karena peneliti
penelitian.
Dungendak, dusun Dungendak merupaka
tingkat
upaya-upaya
peneliti
didukung
hasil
Lokasi penelitian yaitu di dusun
dilakukan antara lain: a) memperpanjang keikutsertaan
seluruh
dalam
HASIL PENELITIAN
kepercayaan yang tinggi sesuai dengan fakta
diperlukan
dosen
menjamin
1) Kredibilitas (derajat kepercayaan), agar penelitian
sangat
seperti
digunakan dalam auditrial.
keabsahan hasil penelitian kualitatif yaitu:
hasil
independent
yaitu
pembaca.
Bungkar,
Dungendak,
3)Dependabilitas (ketergantungan), agar
Banlanjang,
Engas,
Ahatan,
Oro, Bajur,
Kabbuwen, Duko, Barak Saba, Lebak.
temuan penelitian dapat dipertahankan dan
Dalam
8
penelitian
ini
memilih
dusun
Dungendak sebagai objek penelitian, karena
gambir (krupuk kertas) Rp 45.000 per pack
pertama kali yang mendirikan home industry
yang berisi 500 lembar.
Gambir
(krupuk
kertas)
yaitu
warga Peralatan pembuatan gambir (krupuk
Dungendak.
kertas) Dalam proses pembuatan gambir (krupuk
Kependudukan Tabel 1 jumlah penduduk berdasarkan
kertas) di dusun Dungendak desa Tlontoraja
jenis kelamin
kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan,
No.
Uraian
Keterangan
masih menggunakan peralatan tradisional
1.
Laki-laki
6.693 orang
yaitu alat jepitan yang diperoleh secara
2.
Perempuan
7.136 orang
turun temurun. Selain alat jepitan juga
1.3829 orang
menggunakan peralatan perlengkap seperti
Jumlah
Sumber: profil desa Tlontoraja tahun 2012
baskom dan
Berdasarkan tabel 1 di atas, jumlah
centok untuk mengaduk
adonan.
penduduk desa Tlontoraja sebanyak 1.3829 orang, yang terdiri dari laki-laki sebanyak
Proses
6.693 orang atau sekitar 48,4% dari jumlah
kertas)
pembuatan
gambir
(krupuk
penduduk dan perempuan sebanyak 7.136
Proses pembuatan gambir (krupuk
orang atau sekitar 51,6%. Desa Tlontoraja
kertas) yang diamati dari kegiatan home
dapat diklasifikasikan desa yang padat
industry gambir (krupuk kertas)
penduduk.
mudah. Setiap home industry tiap harinya
relatif
biasanya mengolah 2-4 kilogram tepung Modal
pembuatan
gambir
(krupuk
tapioka yang hasilnya sekitar 1-3 pack. Satu
kertas)
pack berisi 500 lembar gambir (krupuk
Berdasarkan
informasi
dari
ibu
kertas). Hasil pengolahan home industry
Suwaibah (2 April 20130) modal untuk
tiap
membuat gambir (krupuk kertas) relatif
permintaan konsumen atau pasar terhadap
kecil, dimana harga tepung tapioka 2 @1kg
gambir (krupuk kertas). Adapun tahap-
Rp7.000 = kg Rp14.000 , bawang putih
tahap proses pengolahan yang dilakukan,
1/4kg Rp3000, vetsin Rp1.000, garam
yaitu:
Rp1.000, telor 1butir Rp2.000, terasi Rp500,
pencampuran
santan Rp2.000, bawang daun Rp2.000 dan
dengan cara yang sangat sederhana, dengan
abon Rp5.000. Dengang modal Rp29.500
menyiapkan
mendapatkan
mencampurkan
gambir
(krupuk
kertas)
sebanyak 1,5 pack. Sementara harga jual
harinya
1)
sangat
dipengaruhi
Pencampuran adonan
baskom semua
masih
oleh
adonan, dilakukan
sebagai
tempat
bahan
gambir
(krupuk kertas). Pada saat pencampuran adonan semua bahan harus tersedia seperti
9
bahan utamanya yaitu tepung tapioka
(krupuk
merupakan pati yang diekstrak dengan air
sediakan plastik besar yang berukuran
dari singkong. Bahan
panjang 1 meter dan lebar 40cm. Gambir
bawang
putih,
pendukung seperti
garam,
vetsin
yang
(krupuk
kertas)
adalah
kertas)
pengepakan,
dimasukkan
kedalam
dihaluskan, dicampur menjadi satu lalu
plastik dengan rapi yang berisi 500 lembar
ditambahkan
gambir (krupuk kertas).
air
secukupnya,
hingga
adonan menjadi cair. 2) Pemberian rasa, Pemasaran hasil
pemberian rasa dan aroma pada gambir
(krupuk kertas)
(krupuk ketas) terdapat dua rasa yaitu rasa
Pemasaran gambir (krupuk kertas)
bawang dan ikan. Gambir (krupuk kertas) yang
rasa bawang dengan cara mencampurkan adonan
dengan
irisan
bawang
Pasongsongan, Sotabar, Tamberu, Waru dan Pakong. Pengelola gambir (krupuk
proses pencetakan ini sangat membutuhkan
kertas) tetap mempertahankan segmen pasar
dalam
yang
pembuatan. Terlebih dahulu menyiapkan
bagus
karena
Penjualan
memberikan pelayanan yang terbaik bagi
selanjutnya
mereka.
pengguntingan pada bagian pinggir gambir
Salah
satunya
dengan
cara
konsumen bisa memesan lewat telepon.
(krupuk kertas) yang gosong, kering atau Pengguntingan
kertas)
konsumen dan pelanggan, dengan cara
gosong. 4) Pengguntingan, setelah gambir
berbentuk.
(krupuk
(krupuk kertas) sangat mempertahankan
matangnya juga tidak merata dan akan
tidak
gambir
bahkan luar kecamatan. Pengelola gambir
akan menyebabkan gambir (krupuk kertas)
dicetak,
konsumen.
sudah tersebar di luar desa Tlontoraja
kertas). Jika panas atau api tidak merata
kertas)
dari
juga
5 pack/ minggu dari beberapa pengelola.
akan
mempengaruhi kematangan gambir (krupuk
(krupuk
pesanan
Pengrajin
Pakong dan kecamatan Tamberu sebanyak
Pekerja yang mencetak harus tahu seberapa yang
dikuasai.
Pemesanan terbanyak yaitu dari kecamatan
alat pencetakan lebih dari 3 pencetak.
api
telah
menerima
alat pencetak yang berbentuk jepit, biasanya
besar
home
itu juga sampai keluar kecamatan seperti
gambir (krupuk kertas). 3) Pencetakan,
cekatan
pengelola
dusun Dungendak desa Tlontoraja. Selain
(abon) yang dibuat sendiri oleh pengelola
yang
oleh
cara dititipkan di warung atau pasar di
adonan dicampur dengan ikan tongkol
kerja
dilakukan
industry gambir (krupuk kertas) dengan
daun,
sedangkan gambir (krupuk kertas) rasa ikan
tenaga
pembuatan gambir
Harga gambir (krupuk kertas) juga berbeda
ini
antara desa Tlontoraja dengan kecamatan
dilakukan satu persatu, sehingga butuh
lain dengan memberikan harga potongan
ketelatenan dari pekerja. 5) Pengepakan,
atau lebih murah untuk daerah yang lebih
proses terakhir dalam pembuatan gambir
jauh sebagai ganti biaya kendaraan/angkot,
10
yaitu desa Tlontoraja sebesar Rp45.000 dan
relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari
kecamatan lain Rp43.000. Hal ini dilakukan
keluarga sendiri/kerabat, dikerjakan secara
untuk mempertahankan pelanggan, supaya
sederhana dan tempat produksi dirumah
menjadi pelanggan tetap.
sendiri. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Tambunan (2003:128)
PEMBAHASAN Gambaran
yang menyatakan bahwa perkembangan
Umum
Home
Industry
industri kecil lebih berkembang pesat
Gambir (Krupuk Kertas)
dibandingkan dengan industri menengah
Home industry gambir (krupuk kertas)
dan industri besar. Hal ini disebabkan
merupakan industri berskala kecil yang
karena dalam industri kecil pengelolaan
menjadi mata pencaharian ibu rumah tangga
organisasi atau manajemen yang diterapkan
di dusun Dungendak . Kegiatan usaha
masih sederhana, yaitu dilakukan dengan
dengan modal yang kecil, atau nilai
kekeluargaan, kegiatan berpusat dirumah,
kekayaan (asset) yang kecil dan jumlah
pemasarannya mudah dijangkau dan modal
pekerja yang juga kecil. Home industry
yang digunakan relatif kecil.
gambir (krupuk kertas) yang ada di dusun
Upaya Masyarakat Dusun Dungendak
Dungendak
Dalam
usaha
sebagian
besar
turun-temurun
dikembangkan dibutuhkan
karena
dalam
merupakan
Meningkatkan
Pendapatan
dan
terus
Rumah Tangga Melalui Hme Industry
modal
yang
Gambir (Krupuk Kertas)
mengelola
gambir
Upaya
(krupuk kertas) relatif kecil.
masyarakat
dalam
meningkatkan pendapatan rumah tangga,
Home industry gambir (krupuk kertas) di
khususnya ibu rumah tangga di dusun
dusun Dungendak dapat diklasifikasikan
Dungendak dengan cara mengelola home
menjadi dua, yaitu usaha home industry
industry gambir (krupuk kertas). Cara yang
gambir (krupuk kertas) yang memproduksi
dilakukan masyarakat dengan mengelola
sendiri dan sekaligus memasarkan sendiri
home industry gambir (krupuk kertas)
dan pedagang-pedagang kecil.
Hal ini
sangat berhasil. Pendapatan yang diperoleh
terjadi karena modal terbatas dan tidak mau
melalui home industry gambir (krupuk
ambil resiko untuk melalui perantara.
kertas) dapat meningkatkan pendapatan
Perkembangan home
rumah
industry gambir
tangga
masyarakat
di
dusun
(krupuk kertas) di dusun Dungendak dalam
Dungendak. Peningkatan pendapatan rumah
beberapa tahun belakangan pertumbuhannya
tangga sudah begitu terasa oleh masyarakat
relatif pesat dari tahun 2005 sebanyak 36
dalam memenuhi kehidupan sehari- hari
hingga saat ini sebanyak 42 pengelola home
dan biaya pendidikan anaknya. Secara
industry karena modal yang digunakan
berkelanjutan
11
home
industry
gambir
(krupuk kertas) menjadi salah satu mata
Berdasarkan data tabel 2 diatas, dapat
pencaharian andalan bagi ibu rumah tangga
dilihat pendapatan rumah tangga sebelum
di
dusun
Dungendak
karena
mampu
mengelola gambir (krupuk kertas) hanya
menambah
pendapatan
rumah
tangga
bersumber dari kepala keluarga antara Rp
mereka.
400.000 sampai Rp 1.000.000. Setelah
Berikut ini disajikan data peningkatan pendapatan
rumah
tangga
di
mereka berkerja sebagai pengelola home
dusun
industry gambir (krupuk kertas) merasa
Dungendak sebelum dan sesudah adanya
adanya peningkatan pendapatan seiring
home industry gambir (krupuk kertas). Data
dengan tercukupinya kebutuhan mereka.
diperoleh dari wawancara dengan para
Pendapatan yang diperoleh home industry
informan pengelola home industry gambir
gambir (krupuk kertas) sebesar Rp 400.000
(krupuk kertas).
– Rp 600.000/bulan. Pendapatan home industry gambir
Tabel 2 Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga
di
Dusun
Dungendak
(krupuk kertas) di dusun Dungendak masih
Desa
tergatung pada pasar yang selalu berubah
Tlontoraja
dan pesanan konsumen. Dikaitkan dengan N
Nama
o.
Pendapata
Pendapata
Pendapatan
n rumah
n home
rumah
tangga
industry
tangga
bahwa
dipengaruhi
oleh
sesudah
permintaan akan barang dan jasa.
Tidak
sebelum mengelola home indusrty
Suwaibah
2.
Hj.
(krupuk kertas)/bu
mengelola
pendapatan
menentunya pendapatan gambir (krupuk
home
kertas)
indusrty
disebabkan
oleh
permintaan
Gambir
konsumen yang tidak menentu. Permintaan
(krupuk
(krupuk
akan gambir (krupuk kertas) tidak menentu
kertas)
kertas)
menyebabkan
/bulan
/bulan
menentu. Apabila permintaan konsumen
Gambir
1.
gambir
teori Mankiw (2006) yang menjelaskan
lan
Rp500.000
Rp400.000
-
Rp600.000
Masniye
Rp 900.000
Rp 600.000
3.
Salama
Rp400.000
Rp500.000
4.
Tija
Rp
Rp500.000
1.000.000
Rp 900.000
pendapatan
juga
tidak
banyak maka pendapatan yang diperoleh juga besar dan sebaliknya jika permintaan konsumen sedikit maka pendapatannya relatif kecil.
Rp 1.500.000
Meningkatnya
pendapatan
rumah
5.
Rahmani
Rp500.000
Rp500.000
Rp 1.000.000
tangga
6.
Misanah
Rp500.000
Rp600.000
Rp 1.100.000
industry gambir (krupuk kertas) di dusun
Sumber: hasil wawancara dengan informan
yang
diperoleh
melalui
home
Dungendak, membuat mereka berupaya dalam
meningkatkan
pendapatannya
melalui pemasaran yang sudah sampai ke
12
luar kecamatan. Artinya untuk wilayah
dalam pembuatan gambir (krupuk kertas)
pemasaran sebenarnya sudah ada, namun
sangat
masih
Dungendak
perlu
untuk
dikembangkan
ke
mendorong untuk
dusun
mengelola
gambir
wilayah-wilayah lain. Selain itu juga dalam
(krupuk
segi
terus
menggunakan modal sendiri bukan dari
ditingkatkan oleh pengelola home industry
kredit atau pinjaman dari pihak lain seperti
gambir
rentenir/bank. Semakin besar modal yang
kualitas
produk
(krupuk
masih
kertas)
demi
mempertahankan eksistensi usaha.
yang
bisa
pula pendapatan yang diperoleh dari home
home industry gambir (krupuk kertas) dampak
Masyarakat
dimiliki oleh pengelola maka semakin besar
Pendapatan yang diperoleh melalui
membawa
kertas).
masyarakat
bagi
Hasil temuan yang kedua menujukkan
perubahan ekonomi pengelolanya. Home
bahwa adanya ketersediaan bahan baku
industry
gambir
gambir
menyebabkan
baik
industry gambir (krupuk kertas).
(krupuk
(krupuk
kertas)
yang
mudah
peningkatan
diperoleh di desa setempat. Ketersediaan
kesejahteraan sosial ekonomi dan taraf
bahan baku dalam proses produksi gambir
hidup keluarga. Hal ini dibuktikan dengan
(krupuk kertas) merupakan salah satu faktor
adanya
yang
cukup
adanya
kertas)
peningkatan baik,
yang
penghasilan mampu
yang
mendorong
masyarakat
dusun
memenuhi
Dungendak mengelola gambir (krupuk
kebutuhan hidup akan pangan, sandang,
kertas). Penggunaan bahan baku secara
papan, kesehatan, pendidikan, dan sosial.
lokal yang di mana saja tersedia, seperti bahan utama gambir (krupuk kertas) yaitu
Faktor-faktor Masyarakat Mengelola
yang
Mendorong
Dusun
Dungendak
Home
Industry
tepung tapioka. Selain bahan utama bahan pendukungnya
Gambir
penelitian
dengan
informan,
masyarakat
dusun
Dungendak
garam, penyedap rasa dan ikan. Ikan dapat
bahwa
diperoleh dengan harga murah dari para
desa
nelayan atau suami dari pengelola gambir
Tlontoraja mendirikan home industry dalam
(krupuk kertas) karena mata pencaharian
hal ini adalah home industry gambir
utama
(krupuk kertas). temuan
diperoleh
kebutuhan sehari-hari, yaitu bawang putih, hasil
wawancara
Hasil
mudah
karena bahannya seperti bahan memasak
(Krupuk Kertas) Berdasarkan
juga
masyarakat
dusun
Dungendak
sebagai nelayan. yang
pertama
Hasil temuan yang ketiga menujukkan
menujukkan bahwa modal yang digunakan
bahwa Tidak memerlukan waktu yang lama
sedikit. Modal merupakan suatu faktor
dalam proses pembuatan gambir (krupuk
utama dalam mengelola gambir (krupuk
kertas).
kertas). Rendahnya modal yang digunakan
13
Dalam proses produksi
tidak
membutuhkan waktu yang banyak sehingga
temurun. Bahkan peralatan yang digunakan
bisa membagi waktunya untuk keluarga dan
sudah berwarna hitam pekat terkena asap
produksinya sesuai pesanan konsumen.
kompor, karena percetakan tidak pernah
Para pengelola gambir (krupuk kertas)
dicuci sebab apabila dicuci percetakan jika
hanya membutuhkan waktu sekitar 6 jam
digunakan lagi adonan akan melekat.
perhari.
Pembuatannya
dilakukan
dari
Hasil
pukul 06.00 pagi sampai pukul 12.00 siang. Hasil
temuan
menujukkan
yang
bahwa
yang
keenam
menujukkan bahwa mereka menggunakan
keempat
dalam
temuan
rumah sendiri sebagai tempat produksi
proses
gambir
(krupuk
kertas).
Tempat
pembuatan tidak memerlukan teknologi
produksi/pembuatan gambir (krupuk kertas)
yang maju. Kegiatan home industry gambir
cukup menggunakan rumah sendiri. Proses
(krupuk
dengan
produksi gambir (krupuk kertas) tidak
menggunakan teknologi yang sederhana
membutuhkan tempat yang besar atau
dan tradisional. Tidak membutuhkan sarana
khusus, pengelola cukup menggunakan
produksi yang terlalu mahal. Mereka hanya
rumah sendiri sebagai tempat produksi.
menggunakan teknologi atau keterampilan
Tempat yang biasanya digunakan oleh
yang dimiliki secara naluri. Pengetahuan
pengelola gambir dalam meproduksinya
atau keterampilan
yaitu
kertas)
dilakukan
yang dimiliki
oleh
pengelola dari melihat proses pembuatan
dapur,
samping
rumah
bahkan
halaman rumahnya.
gambir (krupuk kertas) dari keluarga dan
Hasil
temuan
menujukkan
temurun tanpa adanya kursus cukup melihat
menggunakan tenaga kerja dari keluarga
proses pembuatan gambir (krupuk kertas),
sendiri. Tenaga kerja dalam mengelola
pengelola bisa membuatnya.
gambir (krupuk kertas) berasal dari pemilik
temuan
yang
mereka
ketujuh
tetangganya. Keterampilan secara turun-
Hasil
bahwa
yang
cukup
kelima
dan keluarga sendiri. Tenaga kerjanya tidak
menujukkan bahwa alat yang digunakan
membutuhkan pendidikan yang formal dan
dalam proses produksi cukup sederhana.
keterampilan khusus. Pengelola mengajak
Dalam proses memproduksi gambir (krupuk
saudara/kerabat
kertas) menggunakan peralatan yang cukup
pembuatan gambir (krupuk kertas). Tenaga
sederhana. Alat yang digunakan dalam
kerja tidak dibayar atau digaji sehingga
proses pencetakan berbentuk jepit, baskom
tidak ada biaya tambahan dalam membayar
untuk mengaduk adonan gambir (krupuk
tenaga kerja.
kertas) dan peralatan pendukung lainnya.
Hasil
sendiri
temuan
dalam
yang
proses
delapan
Percetakan yang berbentuk jepit yang
menujukkan bahwa faktor yang mendorong
digunakan pengelola diperoleh secara turun
masyarakat
14
mengelola gambir
(krupuk
kertasz) karena ingin membantu suami
SIMPULAN DAN SARAN
dalam meningkatkan pendapatan rumah
Simpulan
tangga.
Masyarakat
dusun
Dungendak
Berdasarkan
hasil
temuan
dalam
mengelola gambir (krupuk kertas) dengan
pembahasan penelitian tentang “Upaya
alasan membantu suami dalam mencari
Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga
nafkah
Melalui Home Industry Gambir (Krupuk
untuk
kebutuhan
sehari-hari.
Pendapatan suami yang tidak menentu
Kertas)
membuat
tangga
Tlontoraja Kecamatan Pasean kabupaten
mengelola gambir (krupuk kertas). Mata
Pamekasan”. maka diperoleh simpulan
pencaharian utama kepala rumah tangga di
sebagai berikut: 1) Home industry gambir
dusun Dungendak yaitu nelayan dan petani.
(krupuk kertas)
Ketidakpastian pendapatan yang diperoleh
terdapat sebnayak 42 home industry yang
oleh
sehingga
rata-rata telah menekuni usahanya secara
pendapatan rumah tangga tidak cukup
turun-temurun dan terus dikembangkan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
karena modal yang dibutuhkan relatif kecil,
sebagian ibu rumah
nelayan
dan
petani
Selain dari beberapa hal di atas yang menyebabkan
masyarakat
di
Dusun
di
Dungendak
dusun
Desa
Dungendak
2) Upaya masyarakat di dusun Dungendak
dusun
dalam meningkatkan pendapatan melalui
Dungendak desa Tlontoraja terdorong untuk
home industry gambir (krupuk kertas)
mengelola home industry gambir (krupuk
sebesar Rp 400.000 sampai Rp 600.000.
kertas) tidak membutuhkan pendiikan yang
Pendapatan home industry gambir (krupuk
tinggi.
kertas)
Berdasarkan
hasil
wawancara
di
dusun
Dungendak
masih
dengan para pengelola gambir (krupuk
tergatung pada pasar yang selalu berubah
kertas) dusun Dungendak desa Tlontoraja
dan pesanan konsumen, 3) Faktor-faktor
dalam membuat gambir (krupuk kertas)
yang mendorong ibu rumah tangga dusun
tidak memerlukan keterampilan khusus dan
Dungendak desa Tlontoraja
pendidikan yang tinggi
karena hanya
home indutry gambir (krupuk kertas) yaitu:
memperhatikan
sudah
bisa
a) modal yang digunakan sedikit, b) adanya
melakukannya. Pengelola home industry
ketersediaan bahan baku yang mudah
gambir (krupuk kertas) yang kebanyakan
diperoleh di desa setempat, c) tidak
hanya berpendidikan SD/sederajat dan tidak
memerlukan waktu yang lama dalam proses
tamat
yang
pembuatan gambir (krupuk kertas), d) tidak
atau
memerlukan teknologi yang maju, e) alat
saja
SD/sederajat
berpendidikan
ada
juga
SMP/sederajat
SMA/sederajat.
mengelola
yang digunakan dalam proses produksi cukup sederhana, f) mereka menggunakan rumah sendiri sebagai tempat produksi, g)
15
mereka cukup menggunakan tenaga kerja
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kenacana Prenada Media Group.
dari keluarga sendiri, dan h) membantu suami dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga
Dianawati, Elisabeth, dan Prasetiatoka, 1995, Pengembangan Industri Kecil sebagai langkah pemantapan struktur ekonomi menghadapi pasar bebas, Jakarta: UI Press.
Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis mengajukan saran untuk kemajuan home industry gambir (krupuk kertas) di dusun
Dungendak,
desa
Nasution. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: PT. Tarsito.
Tlontoraja,
kecamatan Pasean, kabupaten Pamekasan. Adapun saran-saran yang penulis ajukan adalah
sebagai
berikut
:
1)
J. Moleong, Lexy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Perlu
meningkatkan kualitas gambir (krupuk kertas)
supaya
bisa
mempertahankan
Perry, Martin. 2000. Mengembangkan Usaha Kecil. Jakarta: Murai Kencana PT. Raja Grafindo Persada.
konsumen atau pelanggan. 2) Pengelola home industry gambir (krupuk kertas) perlu memberikan merk dagang dari daerah asal produk.
Supaya
lebih
dikenal
Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Peneliti. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
oleh
masyarakat daerah lain, misalnya “Gambir Pasean”. 3) Perlu perluasan segmentasi pasar,
disamping
ditingkatkan
sampai
lokal
hendaknya
keluar
kabupaten
Saptutyningsih, Endah. 2005. Dampak Kontraksi Sektor Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Pendapatan Rumah Tangga di Indonesia Sesudah Krisis (1999) (Online),Vol. 10, No.3, (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admi n/jurnal/60-608-1-pb.pdf, diakses 22 November 2012).
sehingga pendapatan yang diperoleh lebih besar. 4) Perlu adanya variasi rasa untuk lebih menarik konsumen, misalnya rasa manis pedas, rasa udang, dan lain-lain. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Siswanta, Lilik. 2008. Kontribusi Home Industry Dalam Meningkatkan Kesejateraan Keluarga Studi Kasus di Desa Wukirsari, Imogiri (Online), Vol. 2, (http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurn al/208107123.pdf, diakses 16 November 2012).
Azhary, I. 2001. Industri Kecil Sebuah Tinjauan dan Perbandingan. LP3ES. Jakarta. Badron, Faisal. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Ghalia Indonesia.
16
Subanar, Harimurti. 2001. Manajemen Usaha Kecil. Yogyakarta: PT BPFE T.H.
Tambunan, Tulus. 2003. Perekonomian Indonesai. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Mankiw, George. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
17