UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII D MENULIS RANGKUMAN MELALUI METODE DISKUSIKELOMPOK Sulastri, Nanang Heryana dan Ahadi Sulissusiawan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Untan, Pontianak email:
[email protected] Abstract: The purpose of this action research is to improve the learning quality for students in SMPN 4 Singkawang. The background of this research is based on the low score of students ability writing resume, the lack of students participation in learning process, and the lack of variation brought by the teacher which finally affected the surfeit to the students. As the respons pointed, there should be an improvement in learning process with group discussion to improve the students ability in writing resume in Bahasa Indonesia subject. According to the result of the research, it was found that the learning process through group discussion could increase the students’ ability in writing resume in Bahasa Indonesia subject for class VIIID at SMPN 4 Singkawang. Key word: the ability of writing resume, group discussion Abstrak: Pernelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk memperbaiki mutu proses pembelajaran siswa SMPN 4 Singkawang. Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya kemampuan siswa dalam menulis rangkuman serta kurang telibatnya siswa dalam pembelajaran, serta guru yang kurang bervariasi dalam menyampaikan materi mengakibatkan kejenuhan pada siswa, oleh karena itu perlu adanya perbaikan proses pembelajaran melalui diskusi kelompok untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis rangkuman. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pembelajaran melalui diskusi kelompok dapat meningkatkan kemampuan menulis rangkuman pada siswa kelas VIII D SMPN 4 Singkawang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kata kunci: kemampuan menulis rangkuman, diskusi kelompok
B
erdasarkan observasi awal yang telah dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2012 terhadap siswa kelas VIII D saat pembelajaran berlangsung, peneliti menemukan beberapa masalah, 1) Hasil pembelajaran menulis rangkuman di kelas VIII D masih belum maksimal., 2) Jika dibandingkan dengan hasil pembelajaran kelas lainnya masih jauh lebih
rendah, 3) Peneliti masih menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran, 4) Peneliti mencoba menggunakan metode diskusi kelompok untuk meningkatkan hasil pembelajaran menulis rangkuman pada siswa kelas VIII D, 5) Peneliti memberikan tugas dalam kelompok dan selanjutnya diberi tugas secara individu untuk mengukur sejauh mana keberhasilan siswa dalam menulis rangkuman. Selain itu, kurangnya penggunaan metode-metode oleh peneliti dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam meningkatkan kemampuan memulis rangkuman bacaan kalaupun dengan metode, pelaksanaannya masih kurang maksimal. Nilai rata-rata siswa kelas VIII D dalam menulis rangkuman bacaan dengan langkah-langkah menulis rangkuman paling rendah dibandingkan dengan kelas VIII A, VIII B, dan VIII C. Dari keseluruhan jumlah siswa kelas VIII D yaitu 34 siswa, 30 siswa belum mencapai kriteria ketuntasan maksimal dan 4 siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan. Rata-rata nilai kelas VIII D pada kompetensi dasar menulis rangkuman yaitu 59. Hal ini menunjukkan hanya 11,76% tingkat pencapaian KKM oleh siswa pada kelas VIII D. Mengapa memilih kelas VIII D?. Alasan peneliti memilih kelas VIII D karena nilainya rendah (anjlok), serta dan minat dan hasil belajar siswa terhadap kemampuan menulis khususnya menulis rangkuman masih tergolong rendah. Dari hasil keseluruhan siswa kelas VIII D yang berjumlah 34 siswa hanya 4 siswa atau atau 11,76% yang hasil menulisnya tuntas, sedangkan 30 siswa atau 88,23% siswa yang nilainya lebih rendah dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan. Untuk itu perlu dilakukan upaya meningkatkan kemampuan menulis rangkuman artikel pada siswa kelas VIII D SMP 4 Negeri Singkawang. Pemilihan diskusi kelompok sebagai objek penelitian berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertama, sering ditemukan siswa yang tidak berani mengeluarkan pendapat, gagasan dan saran secara lisan pada saat pembelajaran berlangsung. Kedua, seringkali kegiatan belajar mengajar didominasi oleh guru yang menberikan pelajaran melalui penjelasan atau ceramah saja, sehingga mengakibatkan siswa bersifat pasif, dan kurang serius dalam memperhatikan penjelasan guru atau tidak peduli dalam proses pembelajaran dikelas. Sehingga timbul rasa keinginan peneliti untuk berusaha meningkatkan hasil pembelajaran menulis rangkuman di kelas VIII D dengan melalui metode diskusi kelompok. Metode ini dianggap dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan dapat membantu siswa dalam mengembangkan daya serap dan penalarannya secara bersosialisasi. Penelitian ini bertujuan secara umum bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran melalui model diskusi kelompok pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII D SMPN 4 Singkawang dalam menulis rangkuman. Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: 1) Meningkatkan perencanaan pembelajaran dalam upaya meningkatkan pembelajaran,
menulis rangkuman dengan metode diskusi kelompok di kelas VIII D pada SMP Negeri 4 Singkawang, 2) Meningkatkan pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis rangkuman dengan metode diskusi kelompok di kelas VIII D pada SMP Negeri 4 Singkawang, 3) Meningkatkan evaluasi pembelajaran keterampilan menulis rangkuman dengan metode diskusi kelompok di kelas VIII D pada SMP Negeri 4 Singkawang. Metode diskusi adalah suatu cara menyampaikan bahan pelajaran dan pengajar memberikan kesempatan kepada pelajar untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Metode diskusi sangat sesuai ketika guru ingin melakukan hal-hal sebagai berikut, 1) Membantu peserta didik belajar berpikir dari sudut pandang suatu objek bahwa dengan memberikan mereka praktik berpikir, 2) Membantu peserta didik mengevaluasi logika serta bukti-bukti bagi posisi dirinya atau posisi yang lain, 3) Membantu peserta didik menyadari akan suatu problem dan memformulasikannya dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari bacaan atau ceramah. Kebaikan; 1) Dapat memperluas wawasan peserta didik, 2) Dapat merangsang kreativitas peserta didik dalam memunculkan ide dalam memecahkan suatu masalah, 3) Dapat mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain, 4) Dapat menumbuhkan partisipasi peserta didik menjadi lebih aktif. Kekurangan; 1) Kemungkinan besar diskusi akan dikuasai oleh peserta didik yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri, 2) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang benar, 3) Peserta mendapat informasi yang terbatas, 3) Menyerap waktu yang cukup banyak, 4) Tidak semua guru memahami cara peserta didik melakukan diskusi. Metode diskusi ialah suatu cara menyampaikan bahan pelajaran dan pengajar memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Sedangkan menurut pendapat Thomas (1999:86) mengatakan bahwa: Metode diskusi atau disebut juga metode musyawarah tidak hanya ditujukan untuk memecahkan atau menjawab pertanyaan, melainkan juga untuk melatih siswa berdemokrasi, mau mendengar dan didengar, mau menghargai dan dihargai, menggali pendapat/pemikiran, berlatih memimpin dan beradu argumentasi saling tukar-menukar pengalaman, informasi dan barang kali cukup penting adalah melatih menemukan alternatif pemecahan masalah dan menyadari perbedaan-perbedaan. Hal ini diperlukan oleh siswa tanpa terkecuali, akan langsung dalam kehidupan kemasyarakatan, dan disana akan ditemui berbagai persoalan/masalah yang memerlukan alternatif-alternatif pemecahan masalah. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, metode diskusi adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran yang mana para siswa dihadapkan pada suatu masalah serta guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan perbincangan guru mengumpulkan beberapa alternatif
pemecahan masalah yang akhirnya dijadikan suatu kesimpulan atas kesepakatan bersama. Dalam metode diskusi semua siswa mengemukakan pendapatnya secara sungguh-sungguh. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan satu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut apabila mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan, 1986:21) menyatakan bahwa menulis adalah menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang grafik (tulisan). Tulisan merupakan sebuah sistem komunikasi antar manusia yang menggunakan simbol atau lambang bahasa yang sudah disepakati pemakaiannya. Komunikasi tertulis terdapat empat unsur yang terlibat didalamnya. 1) Penulis sebagai suatu pesan; 2) Pesan atau isi tulisan; 3) saluran atau medium tulisan; 4) Pembaca sebagai penerima pesan. Banyak sekali manfaat yang diambil dari kegiatan menulis. Manfaat kegiatan menulis menurut Akhadiah, dkk (dalam Nurhayati, 2007:13) mengemukakan manfaat menulis sebagai berikut; 1) Dengan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri sampai dimana pengetahuan kita tentang suatu topic, 2) Melalui kegiatan menulis kita mengembangkan gagasan, menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah kita lakukan jika kita tidak menulis, 3) Kegiatan menulis lebih banyak menyerap, mencari serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis. Dengan demikian kegiatan menulis memperluas wawasan baik secara teoretis maupun fakta-fakta yang berhubungan, 4) Melalui tulisan kita akan dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara lebih objektif, 5) Dengan menulis di atas kertas kita akan lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisanya secara teratur dalam konteks yang lebih nyata, 6) Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif. Kita harus menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar menjadi penyebab informasi orang lain. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri tulisan mencerminkan beberapa hal diantaranya mencerminkan penulis menggunakan nada, penulis menyusun bahan-bahan yang utuh, mencerminkan kemampuan penulis memanfaatkan struktur kalimat, mencerminkan kemampuan penulis menulis secara menyakinkan, mencerminkan kemampuan penulis mengkritik naskah tulisan, mencerminkan kebanggaan penulis. Demikian manfaat menulis dengan menulis banyak manfaat yang kita rasakan, dengan menulis seseorang dapat berfikir kritis dalam memecahkan masalah dan mendorong seseorang untuk belajar dan berkarya. Rangkuman merupakan hasil kegiatan merangkum. Rangkuman dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum atau meringkas suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan
perbandingan secara proposional antara bagian yang dirangkum dengan rangkumannya (Djuharni, 2001). Rangkuman dapat pula diartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau tulisan yang terpancar dalam bentuk-bentuk pokok-pokoknya saja. Merangkum suatu artikel berarti memendekkan artikel atau mengambil inti sari artikel, sehingga dapat diartikan bahwa rangkuman adalah bentuk ringkas dari suatu artikel. Diskusi kelompok adalah salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam bimbingan. Kegiatan diskusi kelompok merupakan kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan lebih dari satu individu. Kebaikan metode diskusi kelompok; 1) Dapat memperluas wawasan siswa, 2) Dapat merangsang kreativitas siswa dalam memunculkan ide dalam memecahkan suatu masalah, 3) Dapat mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain, 4) Dapat menumbuhkan partisipasi peserta didik menjadi lebih aktif. Kekurangan metode diskusi kelompok; 1) Kemungkinan besar diskusi akan dikuasai oleh siswa yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri, 2) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang lebih besar, 3) Peserta mendapat informasi yang terbatas, 4) Menyerap waktu yang cukup banyak, 5) Tidak semua guru memahami cara siswa melakukan diskusi. Menurut Hasibuan dan Moedjiono(2000:23) langkah-langkah dalam penggunaan metode diskusi kelompok adalah sebagai beriku; 1) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan melakukan penggarahan seperlunya mengenai proses dalam diskusi serta cara-cara dalam memecahkan permasalahan. 2) Dengan dipimpin oleh guru para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, mereka memilih pimpinan dikusi (ketua, sekretaris, dan pelapor). Mengatur tempat duduk, ruangan, saran, dan sebagainya. Pimpinan diskusi sebaiknya dipegang oleh siswa yang; 1) Lebih memahami masalah yang didiskusikan, 2) Berwibawa dan disenangi teman-temannya, 3) Lancar berbicara, 3) Dapat bertindak tegas, adil, dan demokratis. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nawawi (2007:67) Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian berdasarkan fakta. Metode ini digunakan untuk mengungkapkan keadaan sebenarnya tentang upaya meningkatkan kemampuan menulis Rangkuman melalui metode diskusi kelompok pada siswa Kelas VIII D Semester II pada SMP Negeri 4 Singkawang Tahun Pembelajaran 2011/2012. Penelitian ini bersifat kualitatif sesuai dengan metode yang dipilih yaitu metode deskriptif. Menurut Muhfida (2009), penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik,
statistik atau komputer. Lexy J Moleong, (2002:4), mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penulis memilih bentuk kualitatif dalam penelitian ini karena tidak hanya mendeskripsikan data, tetapi juga pengamatan yang dapat digunakan sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis rangkuman melalui metode diskusi kelompok. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dalam pelaksanaannya terjadi kolaborasi antara peneliti sendiri sebagai guru dan pengamat. Peneliti bersama teman sejawat (kolaborasi) pengamat bekerjasama dalam menyusun perencanaan dan rancangan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga pembelajaran lebih terfokus dan terarah sesuai harapan penelitian. Penelitian tindakan kelas penelitian yang dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai guru yang mengajar di kelas dan mengajar di sekolah tempat mengajar dengan penekanan dan penyempurnaan atau meningkat praktik dan proses pembelajaran. Menurut Kusuma dan Dwitagama (2010:9) penelitian tindakan kelas atau classroom action research adalah action research yang dilakukan peneliti sebagai guru yang mengajar di dalam kelas untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada siswa dalam proses pembelajaran. Subjek penelitian adalah siswa Kelas VIII D pada SMP Negeri 4 Singkawang yang berjumlah 34 siswa, dengan siswa laki-laki berjumlah 14 orang dan siswa perempuan 20 orang. Berdasarkan tindakan yang diberikan melalui metode diskusi kelompok, siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Tiaptiap kelompok terdiri dari 5-6 orang. Kelompok yang sudah dibagi merupakan anggota tetap sampai berakhirnya tindakan atau siklus yang diberikan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus I 1. Perencanaan Pembelajaran melalui Diskusi Kelompok Pada tahap perencanaan langkah pertama yang dilakukan guru adalah diskusi dengan teman sejawat dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat lembar observasi untuk siswa dan guru, melakukan validasi instrumen penelitian, dan menentukan waktu atau jadwal pelaksanaan PTK. 2. Pelaksanaan Pembelajaran melalui Metode Diskusi Kelompok Pelaksanaan penelitian siklus I pertemuan ke- 1 dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Februari 2012 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Kegiatan Awal yang berlangsung selama 10 menit diawali dengan guru emberikan salam dan doa, mengecek kehadiran siswa, dan memberikan apersepsi.
Dilanjutkan dengan kegiatan inti selama 60 menit, guru memberikan pengarahan kepada siswa tentang pembelajaran. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok belajar dimana tiap-tiap kelompok berjumlah 5-6 siswa. Guru mengatur posisi tiap-tiap kelompok, sehingga kelas tampak rapi, dan memungkinkan dalam setiap anggota saling bertatap muka agar memudahkan mereka dalam berinteraksi serta memudahkan guru dalam mengawasi aktifitas belajar siswa. Tiap kelompok diberi artikel tentang “Pesta Budaya Para Raja” yang disiapkan oleh guru untuk didiskusikan oleh masing-masing kelompok. Siswa mulai mendiskusikan artikel yang diberikan oleh guru. Tiap-tiap kelompok secara menentukan bersama-sama langkah-langkah menulis rangkuman. Guru mengemukan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya. Dengan pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi (moderator, sekretaris, penyaji) mengatur tempat duduk, ruangan sarana dan sebagainya. Pemimpin diskusi siswa yang Sebelum melakukan diskusi, moderator memperkenalkan diri identitas sekretaris dan penyaji serta kegiatan yang berhubungan dengan diskusi. terakhir moderator memperkenalkan diri. Moderator membuka diskusi dengan uraian pendek moderator menyilakan penyaji untuk membuka makalah. Selesai penyaji membacakan makalah, moderator meyilakan peserta diskusi untuk bertanya dan memberikan pendapat. Guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain, sambil menjaga ketertiban serta memberikan bantuan kepada siswa agar diskusi dapat bejalan dengan lancar. Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasilhasil tersebut ditanggapi oleh semua siswa, terutama dari kelompok lain. Guru selaku moderator memberikan ulasan dan penjelasan terhadap laporan tersebut. Ditutup dengan siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dibahas “Materi yang telah kita pelajari hari ini yaitu tentang menulis rangkuman. Guru melakukan refleksi kepada siswa terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Guru memberikan lembar angket kepuasan kepada siswa dengan alokasi 10 menit. 3. Hasil Belajar Siswa dalam Menulis Rangkuman Pada siklus I dapat dilihat persentasi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis rangkuman artikel dengan melalui diskusi kelompok dari indikator ke satu adalah dari 34 siswa hanya 11 siswa atau 32,35% siswa yang aktif, sedangkan yang selebihnya tidak aktif yaitu 23 siswa atau 67,64%. Untuk keaktifan pada indikator ke dua siswa yang aktif 15 siswa atau 44,11%, sedangkan selebihnya siswa tidak aktif pada indikator ke dua yaitu 19 siswa atau 55,88%. Selanjutnya untuk keaktifan pada indikator ke tiga hanya 18 siswa atau 52,94% yang aktif selebihnya siswa yang tidak aktif yaitu 16 siswa atau 47,25%.
Untuk keaktifan pada indikator ke empat siswa yang aktif hanya 19 siswa atau 55,88% dan sisanya 15 atau 44,11% siswa yang tidak aktif. Dari informasi di atas, peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian ke siklus II untuk memperbaiki kekurangan dan meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis rangkuman pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil Penelitian Siklus II 1. Perencanaan Pembelajaran melalui Metode Diskusi Kelompok Sebelum membuat perencanaan tindakan pada siklus II, Peneliti bekerjasama dengan pengamat untuk membicarakan pokok bahasan yang akan disampaikan. Pokok bahasan yang akan disampaikan pada siklus ini adalah “di Radio, Ku Dengar Burung Berkicau” waktu yang telah direncanakan yaitu pada hari Rabu 22 Pebruari 2012 selama 2 jam pelajaran, 1 jam pelajaran 40 menit. Bahan ajar yang digunakan berupa buku paket bahasa Indonesia kelas VIII dan media yang digunakan saat pembelajaran berupa media artikel. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, menyiapkan langkah-langkah tindakan dengan melalui metode diskusi kelompok pembelajaran berlangsung, menyiapkan instrumen-instrumen yang akan digunakan berupa lembar observasi baik terhadap siswa maupun guru, lembar angket kepuasan siswa, lembar penilaian proses dan dokumen. 2. Pelaksanaan Pembelajaran melalui Metode Diskusi Kelompok Pelaksanaan Tindakan Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu 22 Pebruari 2012. Pada tahap pelaksanaan ini yang mengajar adalah penulis sendiri, sedangkan sebagai pengamat rekan sejawat yang sama-sama mengajar di kelas VIII. Urutan pelaksanaan yang dilaksanakan penulis dalam mengajar sesuai dengan RPP yang telah dirancang yang mana kegiatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Pada kegiatan awal yang berlangsung selama 10 menit guru memberikan salam dan doa, mengecek kehadiran siswa dan melakukan apersepsi. Dilanjutkan dengan kegiatan kegiatan inti selama 60 menit. Guru memberikan pengarahan kepada siswa tentang pembelajaran. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok belajar dimana tiap-tiap kelompok berjumlah 5-6 siswa. Guru mengatur posisi tiap-tiap kelompok, sehingga kelas tampak rapi, dan memungkinkan dalam setiap anggota saling bertatap muka agar memudahkan mereka dalam berinteraksi serta memudahkan guru dalam mengawasi aktifitas belajar siswa. Tiap kelompok diberi artikel tentang “di Radio Ku Dengar Burung Berkicau” yang disiapkan oleh guru untuk didiskusikan oleh masing-masing kelompok. Siswa mulai mendiskusikan artikel yang diberikan oleh guru. Tiap-tiap kelompok secara menentukan bersama-sama langkah-langkah menulis rangkuman. Guru mengemukan masalah yang akan didiskusikan
dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya. Dengan pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi (moderator, sekretaris, penyaji) mengatur tempat duduk, ruangan sarana dan sebagainya. Pemimpin diskusi siswa yang : Sebelum melakukan diskusi, moderator memperkenalkan diri identitas sekretaris dan penyaji serta kegiatan yang berhubungan dengan diskusi. terakhir moderator memperkenalkan diri. Moderator membuka diskusi dengan uraian pendek moderator menyilakan penyaji untuk membuka makalah. Selesai penyaji membacakan makalah, moderator meyilakan peserta diskusi untuk bertanya dan memberikan pendapat. Guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain, sambil menjaga ketertiban serta memberikan bantuan kepada siswa agar diskusi dapat bejalan dengan lancar. Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil tersebut ditanggapi oleh semua siswa, terutama dari kelompok lain. Guru selaku moderator memberikan ulasan dan penjelasan terhadap laporan tersebut. Kegiatan Akhir selama 10 menit yaitu siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dibahas materi yang telah kita pelajari hari ini yaitu tentang menulis rangkuman, Guru melakukan refleksi kepada siswa terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Guru memberikan lembar angket kepuasan kepada siswa. Pembelajran ditutup dengan salam. 3. Hasil Belajar Siswa dalam Menulis Rangkuman Pada siklus II dapat dilihat persentasi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis rangkuman artikel dengan melalui diskusi kelompok dari indikator ke satu adalah dari 34 siswa hanya 14 siswa atau 41,17% siswa yang aktif, sedangkan yang selebihnya tidak aktif yaitu 20 siswa atau 58,82%. Untuk keaktifan pada indikator ke dua siswa yang aktif 17 siswa atau 50%, sedangkan selebihnya siswa tidak aktif pada indikator ke dua yaitu 17 siswa atau 50%. Selanjutnya untuk keaktifan pada indikator ke tiga hanya 20 siswa atau 58,82% yang aktif selebihnya siswa yang tidak aktif yaitu 14 siswa atau 41,17%. Untuk keaktifan pada indikator ke empat siswa yang aktif hanya 31 siswa atau 91,17% dan sisanya 3 atau 8,82% siswa yang tidak aktif. Dari paparan di atas bahwa penelitian pada siklus II telah mencapai indikator yang telah ditetapkan, sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian tidakan kelas dihentikan pada siklus II. Pembahasan Berdasarkan observasi awal yang telah dilaksanakan pada hari Selasa 14 Pebruari 2012, kurang menunjukan keaktifan siswa suasana dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya upaya kemampuan siswa dalam menulis rangkuman baik itu menulis butir-butir pokok atau
gagasan pokok menjadi dua paragraf, menyusun butir-butir pokok atau gagasan pokok menjadi paragraf, menentukan butir-butir pokok atau gagasan pokok tiap-tiap paragraf, dan menulis butir-butir pokok atau gagasan pokok dari dua paragraf menjadi sebuah rangkuman. Hal ini dipengaruhi karena peneliti kurang menggunakan metode yang dapat mengaktifkan siswa, dalam proses pembelajaran. Peneliti lebih banyak menggunakan metode ceramah kemudian siswa diberi tugas akhirnya banyak siswa yang menjadi kurang serius dan tertarik dalam mengikuti jalannya pembelajaran. Selanjutnya dalam pelaksanaan siklus pertama terhadap pembelajaran bahasa Indonesia dengan melalui metode diskusi kelompok, ternyata dapat meningkatkan kemampuan menulis rangkuman. Siswa menjadi aktif baik melakukan tanya jawab dengan teman sekelompok, siswa berani mengemukakan pendapat, sesuai dengan persoalan dari artikel yang diberikan. Namun walaupun telah terjadi peningkatan siswa masih kurang faham Oleh sebab itu peneliti harus berusaha untuk memotivasi siswa dan menciptakan pembelajaran yang lebih menarik perhatian siswa. Kenyataan tersebut dapat kita lihat pada hasil lembar observasi pada siklus pertama. Berlanjut pada siklus ke dua peneliti memberikan motivasi berupa siapa yang lebih banyak melakukan tanya jawab baik dengan kelompoknya maupun dengan peneliti. Pada siklus ke dua semua indikator sudah menunjukkan peningkatan yang sangat baik. Hal tersebut bisa kita lihat pada lembar observasi, untuk mengetahui metode yang dilakukan sudah mencapai titik jenuh. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh baik pada siklus pertama dan ke dua ini peneliti sudah berupaya secara optimal dalam pelaksanaan pembelajaran. Siswa yang berani tampil dikelas untuk menuliskan indikatorindikator tersebut diberikan hadiah dengan nilai plus. Tenyata siswa semakin semangat untuk mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia. Kemampuan siswa dalam menulis rangkuman mengalami peningkatan. Hal tersebut bisa dilihat pada lembar observasi. Berdasarkan uraian dari tiap-tiap siklus serta pembahasan dari tiap-tiap siklus, pada umumnya metode diskusi kelompok yang digunakan dalam meningkatkan upaya kemampuan menulis rangkuman siswa kelas VIII D SMP Negeri 4 Singkawang yang mencakup menulis butir-butir pokok atau gagasan pokok menjadi dua paragraf, menyusun butir-butir pokok atau gagasan pokok menjadi paragraf, menentukan butir-butir pokok atau gagasan pokok dari tiap-tiap paragraf, serta menulis butir-butir pokok atau gagasan pokok dari dua paragraf menjadi sebuah rangkuman yang telah berhasil dengan sangat baik. Dengan denikian metode diskusi kelompok masih cocok diterapkan saat proses pembelajaran bahasa Indonesia dalam meningkatkan upaya kemampuan menulis rangkuman siswa kelas VIII.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap pembelajaran melalui diskusi kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kemampuan siswa dalam menulis rangkuman di kelas VIII D SMPN 4 Singkawang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: (1) Sebelum diadakannya tindakan kelas VIII D dari hasil menulis rangkuman masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM). (2) Perencanaan pengajaran menulis rangkuman artikel melalui metode diskusi kelompok yang telah dilaksanakan dua siklus dapat meningkatkan hasil belajar menulis rangkuman siswa kels VIII D SMP Negeri 4 Singkawang. (3) Pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti sudah tepat dan dapat dikatakan berhasil, hal ini peneliti dapatkan dari lembar observasi penilaian proses terhadap cara peneliti dalam mengajar. Serta pada siklus I dan siklus II dengan penelitian-penelitian yang menunjukkan peningkatan-peningkatan yang lebih baik. Hasil nilai rata-rata pada observasi awalnya mencapai 59. Kemudian pada siklus I nilai rata-rata mencapai 64, sedangkan pada siklus ke II terjadi penimgkatan dengan nilai rata-rata mencapai 74. (4) Evaluasi pembelajaran menulis rangkuman artikel dengan melalui diskusi kelompok pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 4 Singkawang tahun pelajaran 20112012 mengalami peningakatan. Peningatan hasil siswa dalam menulis rangkuman artikel sebagai berikut: a) Hasil menulis rangkuman artikel kelas VIII D sebelum diberi tindakan hanya mencapai rata-rata nilai 59. b) Hasil menulis rangkuman artikel dengan melalui metode diskusi kelompok siswa kelas VIII D pada siklus I nilai rata-rata 64. c) Hasil menulis rangkuman artikel dengan metode diskusi kelompok siswa kelas VIII D pada siklus II nilai rata-rata 74. DAFTAR PUSTAKA Djuharni, 2001. (http//id,shvoong.com/wiiting and speaking/presenting/2116353-kelebihan dan kekurangan metode diskusi 1 #x22//e 201wlxw. Diakses Tanggal 14 Januari 2012. Moedjiono, 2000. Proses Belajar Mengajar . Bandung: PT Raja Muda Karya. Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rosda. Nawawi, 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada. Nurhayati, dkk. 2007. Manfaat Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Poerwadarminta, WJS. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sumantri, dkk. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tarigan, Hendri Guntur. 1986. Menulis Sebagai Suatu Ketentrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Thomas, Yoseph. 1999. Bahan Ajar Pendidikan dan Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Dalam Menghadapi Perkembangan dan Perubahan Kehidupan Masyarakat. Wardhani, I.G.K. 2007. Pemantapan Kemampuan Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.