PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN SISWA KELAS VIII SMPN 2 CAMPURDARAT MELALUI PEMBELAJARAN MODEL INVESTIGASI KELOMPOK Sumarno Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Pembelajaran menulis dengan menggunakan Model Investigasi Kelompok (MIK) secara umum dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran MIK kemampuan siswa dalam menulis laporan mengalami peningkatan, baik ditinjau dari segi proses maupun produk pembelajaran dalam ketiga tahapan menulis yaitu tahap prapenulisan, penulisan, dan finalisasi.Tahap pelaksanaan pembelajaran MIK terbagi menjadi enam tahap, yaitu (1) pemilihan topik, (2) perencanaan kooperatif atau kerja sama, (3) implementasi, (4) analisis dan sintesis, (5) presentasi hasil akhir, dan (6) evaluasi. Model pembelajaran MIK bertumpu pada filsafat konstruktivisme, yaitu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi atau bentukan kita sendiri, dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, Ini menunjukkan bahwa MIK memang sesuai diterapkan dalam PBM menulis laporan. Menulis merupakan suatu proses yang kemampuan, pelaksanaan, dan hasilnya diperoleh secara bertahap. Salah satu prinsip paling penting dalam teori konstruktivisme bahwa guru itu menyediakan suatu suasana agar siswa dapat belajar dan membangun sendiri pengetahuannya di dalam memorinya. Kata Kunci:peningkatan kemampuan, menulis laporan, pembelajaran,investigasi kelompok Dalam kehidupan bermasyarakat, kegiatan menulis dipandang sebagai kebutuhan yang sangat penting untuk menunjang aktivitas komunikasi sehari-hari. Kegiatan menulis tidak hanya dibutuhkan pada saat menerima informasi saja, tetapi juga pada saat seseorang itu menyampaikan informasi. Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, sejajar dengan keterampilan berbicara.Dua aspeklainnya yaitu menyimak dan membaca bersifat reseptif.
Keempatketerampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, yang merupakan catur tunggal(Tarigan, 2008 : 1) Pada jenjang SMP kompetensi yang dituntut itu adalah kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah, serta mampu berkomunikasi melalui berbagai media (Mulyasa, 2004:29). Pengembangan kompetensi tersebut menjadi tanggung jawab guru pada setiap mata pelajaran, termasukpelajaran bahasa Indonesia. Pentingnya pembelajaran menulis
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 754
bagi siswa juga dapat dilihat dari kedudukannya dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Pembelajaran menulismenjadi bagian integral dari pembelajaran bahasa Indonesia, yakni sebagai bagian dari aspekkemampuan berbahasa dan kemampuanbersastra (Depdiknas, 2003: 3-5). Selain hal di atas sebagai bahan pertimbanganpenelitian ini. Pertama,PBM menulis siswa kelas VIII SMP 2 Campurdarat tidak kondusif. Selama pembelajaran para siswa cenderung pasif. Kedua, hasil pembelajaran BI masih tergolong rendah di bawah 60 %, sehingga belum mencapai KKM,khususnya menulis laporan. Bertolak dari hal di atas, perlu dilakukan penelitian menulis laporan. Untuk itulah penulis akan meneliti kemampuan menulislaporan siswa kelas VIII SMPN 2 Campurdarat Tulungagung, denganmenerapkan strategi pembelajaran kooperatif ModelInvestigasi Kelompok (MIK). Menulis ialah kegiatan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yangdisampaikan kepada oranglain sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik (Mulyati dkk, 2010:7.4). Lebih lanjutWahyuni (2012:42) menjelaskan, menulis merupakan aktivitas pengekspresianide, gagasan, pikiran atau perasaan ke dalam lambanglambang kebahasaan.Kesimpulan yang dapat diambil pada hakikatnya menulis itu adalah kegiatan komunikasi yang didasarkan pada proses berpikir secara aktif dan konstruktif untuk menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan, kemauan, dan informasi ke dalam bentuk tulisanuntuk
disampaikan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa yang efektif agar mudah dipahami. Salah satu model pembelajaranyang digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis laporan adalah pembelajaran model investigasi kelompok (MIK) Menurut Suparno (2002: 1.141.26) membagi proses menulis itu menjadi tiga tahapan, yaitu:prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan atau finalisasi. Tahap prapenulisan (tahap persiapan), Tahap penulisan adalah tahap penyajian atau pengembangan gagasan ke dalam bentuk tulisan. Tahap finalisasi merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan draf karangan yang dihasilkan. Dalam tahap ini dilakukan kegiatan menyunting dan merevisi draf karangan serta presentasi. Pelaksanaan MIK terbagi menjadi enam tahap, yaitu pemilihan topik, perencanaan kooperatif,implementasi, analisis dan sintesis, presentasi hasil akhir, dan evaluasi (Komalasari, 2010: 75-76). Pendapat senada juga dijelaskan oleh Nurhadi(2004:65-66).Tahap pertama adalah pemilihan topik. Pada tahap ini para siswa dibimbing untuk memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Selanjutnya, siswa diorganisasikan menjadi kelompokkelompok yang berorientasi pada tugas yang beranggotakan 5-6 orang. Komposisi kelompok hendaknya heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik.Tahap kedua adalah merencanakan kerja sama. Pada tahap ini para siswa beserta guru merencanakan prosedur pembelajaran khusus, tugas, dan
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 755
tujuan umum yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama. Setiap kelompok merancang kegiatan investigasi yangakan dilakukan, seperti:menentukan objek dan tujuan investigasi, merencanakan prosedur kerjanya dan instrumen yang akan digunakan, dan berbagi tugas sesuai kesepakatan anggota kelompok.Tahap ketiga adalah implementasi. Pada tahap ini para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada tahap sebelumnya. Mereka melaksanakan investigasi terhadap objek yang telah ditentukan dan berusaha mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara lengkap. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber, baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Di samping itu, guru hendaknya secara terusmenerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan yang diperlukan.Tahapkeempatadalahanali sisdansintesis.Padatahapiniparasiswa mendiskusikanberbagaiinformasiyan gdiperolehnyabersamakelompoknya. Kegiatananalisisyangmerekalakukan meliputi kegiatan identifikasi, klasifikasi, evaluasi, dan korelasi terhadap informasi yang dikumpulkan. Hasil analisis tersebut disusunmenjadisebuah laporan yang ringkas dan menarik untuk dipresentasikan di depan kelas.Tahap kelima adalah presentasi hasil akhir. Pada tahap ini setiap kelompok mendapat kesempatan untuk mempresentasikan laporan hasil investigasinya kepada seluruh kelas. Kegiatan presentasi ini dimaksudkan agar seluruh siswa dalam kelas itu
saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas tentang topik yang dipelajari. Dalamkegiataniniparasiswaberkesem patanuntukmemberikantanggapan, komentar, dan mengajukan pertanyaan kepada kelompok penyaji. Sementara itu, guru berperan sebagai koordinator dalam kegiatan presentasi kelompok.Tahap keenam adalah evaluasi. Pada tahap ini guru dan siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat mencakup tiap siswa secara individual atau kelompok, atau keduanya individual dan kelompok. METODE PENELITIAN Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang menggunakan pendekatan kualitatif. Rancangan ini memiliki latar penelitian bersifat alamiah dan peneliti sebagai instrumen utama, data bersifat deskriptif, mengutamakan proses daripada hasil, analisis bersifat induktif, pemaknaan bersifat kontekstual (Moleong, 2000: 6-7). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan (Mulyasa, 2011: 110). Adapun bentuk tindakan tersebutyang diterapkan berupa kegiatan pembelajaran menulis laporan melalui model investigasi kelompok. Menurut Mulyasa (2011: 38)bahwa karakteristik penelitian tindakan kelas itu adalah (1) dilaksanakan oleh guru,(2) berangkat dari permasalahan praktik faktual yang ada dalam pembelajaran, (3)
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 756
terdapat tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran, (4) bersifat kolaboratifdan partisipasif,(5) mengembangkan suatu model pembelajaran ,(6) modifikasi secara kontinu untuk dievaluasi,(7) berfokus pada pembelajaran.Guna mencapai tujuan penelitian, penelitian ini dilakukan melalui rangkaian tindakan pada setiap siklus. Perencanaan tindakan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut. (1) Merancangpembelajaran menulis laporan yang meliputi kegiatan menentukan topik, tujuan, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, hasil belajar, langkah-langkah pembelajaran, media pembelajaran, rencana penilaian, dan pengorganisasian kelas. (2) Menentukan deskriptor dan kriteria pencapaian kemampuan menulislaporan. (3) Menyusun alat perekam data proses pembelajaran, berupa pedoman observasi,format catatan lapangan dan dokumentasi. . Pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis laporan dengan menggunakan model investigasi kelompok yang terdiri atas tiga tahap, yaitu prapenulisan, penulisan dan finalisasi. Pada tahap prapenulisan dilakukan kegitan (1) memilih topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok, dan (2) merencanakan tugas dan kerja sama. Pada tahap penulisan dilakukan kegiatan (1) investigasi dan pengumpulan data, (2) menganalisis dan mensintesis
data hasil investigasi, dan (3) menulis laporan hasil investigasi. Pada tahap finalisasi dilakukan kegiatan merencanakan dan melaksanakan presentasi laporan, dan evaluasi laporan hasil investigasi kelompok serta kontribusinya terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Proses pembelajaran ini dilakukan oleh guru bahasa Indonesia dan dibantu oleh peneliti. Langkah-langkah pelaksanaan tindakan secara operasional adalah sebagai berikut. (1) Penelitiyang dibantu guru melaksanakan pembalajaran menulis laporan dengan menggunakan model investigasi kelompok dengan rancangan pembelajaran menulis proses yang terdiri atas tiga tahap, yaitu: prapenulisan, penulisan, dan finalisasi. (2) Peneliti melakukan kegiatan pengamatan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan format pengamatan, catatan lapangan, dan perekaman. (3) Peneliti dan guru mendiskusikan pelaksanaan tindakan pembelajaran yang telah dilakukan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan refleksi. Hasilnya digunakan sebagai bahan masukan untuk mengadakan perbaikan dan merancang tindakan pembelajaran yang akan diterapkan pada siklus berikutnya. HASIL DAN BAHASAN Secara umum pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan MIK dilakukan seperti tabel berikut ini.
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 757
Pelaksanaan tindakan Prapenulisan
Penulisan
Finalisasi
Kegiatan Guru Siswa 1.Membuka dan 1 .Memperhatikan menyampaikan tema penjelasan guru tentang pembelajaran serta tema dan manfaatnya manfaatnya bagi siswa 2.Menyampaikan 2.Memperhatikan kompetensi dan hasil informasi tentang belajar yang harus kompetensi dan hasil dikuasai siswa belajar 3.Membangkitkan 3.Turut aktif untuk skemata siswa dengan memberikan jawaban dan memberikan beberapa masukan terhadap pertanyaan yang relevan pertanyaan guru dengan tema 4.Menjelaskan model 4.Memperhatikanpenjelas pembelajaran yang an guru tentang model digunakan pembelajaran 5.Memberi kesempatan 5.Membentuk kelompok kepada siswa untuk yang terdiri 4-6 orang berkelompok secara secara heterogen heterogen 6.Memberikan 6 Mendiskusikan tema kesempatan kepada siswa dan merumuskan masalah untuk mendiskusikan yang akan diinvestigasi tema yang telah serta berbagi tugas ditetapkan pelaksanaan investigasi 7.Membimbing siswa 7.Merancang kegiatan merancang kegiatan investigasi investigasi 8.Membimbing dan 8.Melakukan investigasi mengamati siswa selama dan mengumpulkan data pelaksanaan investigasi terhadap masalah 9.Membimbing dan 9.Mengolah data secara mengamati siswa dalam kooperatif melalui mengolah data. kegiatan identifikasi, klasifikasi, dan interpretasi. 10.Membimbing dan 10.Menulis laporan hasil mengamati siswa dalam investigasi secara bekerja menulis laporan hasil sama dalam kelompok. investigasi. 11.Membimbing siswa 11.Merencanakan untuk merencanakan presentasi bersama presentasi laporan kelompok dan guru 12.Mengamati siswa saat 12.Mempresentasikan mempresentasikan laporan hasil investigasi laporan kelompok 13.Melakukan koreksi 13.Memperhatikan dan memberi saran koreksi dan saran dari berkenaan dengan laporan guru dan teman untuk yang dipresentasikan perbaikan laporan 14.Membimbing siswa dalam perbaikan laporan 14. Memperbaiki laporan sesuai koreksi dan saran yang diberikan guru dan
MIK Pemilihan Topik
Perencanaan Kooperatif
Implementasi
Analisis dan Sintesis
Penyajian Hasil Akhir (merencanakan dan melaksanakan presentasi)
Evaluasi
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 758
teman
Siklus I Berdasarkan hasil penilaian dan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut. (1) Nilai menulis laporan tahap prapenulisan Siklus I,ketuntasan klasikal 71,42%, belum mencapai 85%, (2) Nilai menulis laporan tahap penulisan Siklus I, ketuntasan klasikal 76,19%, belum mencapai 85%, Nilai menulis laporan tahap finalisasi Siklus I, ketuntasan klasikal 80,95%, belum mencapai 85%. Dari ketiga tahap itu semua perlu dilanjutkan pada siklus II atau siklus berikutnya. Siklus II Berdasarkan hasil penilaian dan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut. (3) Tahap prapenulisan , ketuntasan klasikal 88,09%, sudah melebihi 85%. (4) Tahap penulisan Siklus II, ketuntasan klasikal 92,85%, sudah melebihi 85%. (5) Tahap finalisasi Siklus II, ketuntasan klasikal 95,23%, sudah melebihi 85%. Berdasarkan hasil analisis nilai Menulis Laporan Siklus II, ketiga tahapan menulis laporan tsb. disimpulkantidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Berdasarkan hasil analisis nilai Menulis Laporan Siklus II pada tabel 4.8 dan kriteria keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan pada bab III (sesuai KTSP SMPN 2 Campurdarat), disimpulkan bahwa penelitian tindakan ini tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Model pembelajaran MIK bertumpu pada filsafat konstruktivisme, yaitu filsafat pengetahu-an yangmenekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi atau bentukan kita sendiri (Suparno, 2002: 18). Dalam pandangan kons-truktivisme pengetahuan itu dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak secara serta-merta (Nurhadi, 2004: 11). Ini menunjukkan bahwa model MIK memang sesuai di terapkan dalam PBM menulis laporan. Menulis merupakan suatu proses yang kemampuan, pelaksanaan, dan hasilnya diperoleh secara bertahap (Suparno, 2002: 1.) Dari segi proses pembelajaran terjadi peningkatan kemampuan siswa pada aspek kreativitas, inisiatif, kekritisan, kesungguhan, kerja sama, dan tanggung jawab. Dari segi produk terjadi peningkatan kemampuan menulis rancangan laporan meliputi (1) peningkatan kemampuan menyusun bentuk rancangan lapor-an, (2) peningkatan kemampuan mengembang-kan isi rancangan laporan, dan (3) peningkatan kemampuan menggunakan bahasa dalam penulisan rancangan laporan yang terdiri atas ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca, diksi, dan struktur kalimat. Hasil ini sesuai dengan teori konstruk-tivisme yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi yang kompleks, mengecek informasi baru dengan struktur
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 759
kognitif yang sudah ada dan menyesuaikannya apabila tidak sesuai (Slavin, 2009). Bagi siswa agar benar-benar dapat memahami dan menerapkan pengetahuan, maka mereka harus memecahkan masalah, menemukan sendiri segala sesuatu untuk dirinya, dan berusaha denganide-idenya. Salah satu prinsippaling penting dalam teori konstruktivisme adalah bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Peranan penting guru adalah menyedia-kan suatu suasana agar siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya di dalam memorinya. Guru dapat memberikan fasilitas untuk proses ini dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri dan membelajarkan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan tahap-tahap yang membawa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang menemukan atau mendapatkan pemahaman tersebut (Slavin, 2009). Berdasarkan paham konstruktivisme, dalam proses belajar mengajar, guru tidak serta merta memindahkan pengetahuan kepada siswa dalam bentuk yang serba sempurna. Pembelajaran adalah hasil dari usaha siswa itu sendiri dan guru tidak boleh belajar untuk siswa. Siswa tidak akan menghadapi kenyataan dalam bentuk yang terasing dalam lingkungan sekitar. Realita yang diketahui siswa adalah realita yang dialami sendiri.Siswa sebenarnya telah mempunyai suatu pengalaman yang mem-bentuk struktur kognitif terhadap lingkungan mereka.
Untuk membantu siswa dalam membina kon-sep atau pengetahuan baru, guru harus memper-kirakan struktur kognitif yang ada pada mereka. Apabila pengetahuan baru telah disesuaikan dan diserap untuk dijadikan sebagian dari pegangan kuat mereka, barulah kerangka baru tentang sesuatu bentuk ilmu pengetahuan dapat dibina. Proses ini dinamakan konstruktivisme.Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Winarni (2012) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan MenulisArgumentasi Metode Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok”, bahwa model pembelajaran kooperatifMIK cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan fokus masalah, hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, disimpulkan sebagai berikut. Setelah diterapkan pembelajaran model investigasi kelompok pada pembela-jaran menulis laporan siswa kelas VIII A SMPN 2 Campurdarat Tulungagung melalui pembelajaran model investigasi kelompok pada tahap tahap prapenulisan terjadi peningkatan yang signifikan dari 71,42% pada siklus I menjadi 88,09% pada siklus II. Setelah diterapkan pembelajaran model investigasi kelompok pada pembelajaran menulis laporan siswa kelas VIII A SMPN 2 Campurdarat Tulungagung melalui pembelajaran model investigasi kelompok pada tahap tahap penulisan terjadi peningkatan yang signifikan dari 76,19% pada siklus I menjadi
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 760
92,85% pada siklus II. Setelah diterapkan pembelajaran model investigasi kelompok pada pembelajaran menulis laporan siswa kelas VIII A SMPN 2 Campurdarat Tulungagung melalui pembelajaran model investigasi kelompok pada tahap tahap finalisasi terjadi peningkatan yang signifikan dari 80,95% pada siklus I menjadi 95,23% pada siklus II. Saran Beradasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran MIK dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis laporan. Peningkatan terjadi pada tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap finalisasi. Untuk itu, disarankan kepada para guru BI di SMP, MIK dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran menulis laporan. Pemberian keleluasaan kepada rangkaian tindakan pada setiap siklus penelitian. Siswa untuk memilih topik laporan sesuai dengan minatnya terbukti dapat meningkatkan aspek kesungguhan, inisiatif, kekritisan, kerja sama, dan tanggung jawab siswa. Oleh sebab itu, disarankan agar dalam menerapkan pembelajaran MIK, siswa diberi keleluasaan untuk memilih dan menentukan topik laporannya. Teknik silang antarkelompok dapat mendorong siswa bertindak objektif, bersungguh-sungguh, dan bertanggung jawab dalam melakukan kegiatan revisi dan pengeditan. Oleh sebab itu, disarankan agar guru menggunakan teknik silang
antarkelompok dalam MIK, terutama pada tahap finalisasi. Pemberian contoh yang jelas dan menarik oleh guru dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melaksanakan proses dan penyelesaian produk pembelajaran. Untuk itulah, disarankan agar guru banyak menggunakan contoh konkrit dan menarik, sehingga siswa cepat memahami, memiliki gambaran konkrit, dan termotivasi untuk menulis laporan. Penelitian ini masih perlu dikembangkan lebih lanjut. Oleh sebab itu disarankan agar para peneliti atau para guru mengembangkan penelitian ini. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).Jakarta:Dirjen Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Ende Flores:Nusa Indah. Komalasari, Kokom.2010.Pembelajaran Kontektual (Konsep dan Aplikasi). Bandung:PT Replika Aditama. Kusumah, Encep, Yeti Mulyati dan Maman Suryaman. 2002. Menulis 2. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung:Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E.2011.Praktik Penelitian Tindakan Kelas.Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Slavin, R.E. 2009. Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Penerbit Nusa Media.
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 761
SMP Campurdarat. 2012. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP Negeri 2 Campurdarat Tulungagung Tahun Pelajaran 2012/2013. Tulungagung: Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung, SMPN 2 Campurdarat. Suparno dan Mohammad Yunus. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Depdiknas UI. Suprijono, Agus.2011.Cooprative Learning (Teori dan Aplikasi). Yogjakarta:Pustaka Prima Tarigan, Henry Guntur.2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa. Wahyuni, Sri.2012.AsesmenPembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung:PT Replika Aditama.
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 762