b. Etiologi Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena : Penurunan masukan, Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal abnormal, Perdarahan.
c. Patofisiologi Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan intraseluler. Secara umum, kekurangan volume cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan.
d. Manifestasi Klinis Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan hipovolemia antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope, anoreksia, mual, muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria.
Tergantung pada jenis
kehilangan cairan hipovolemia dapat disertai dengan ketidak seimbangan asam basa, osmolar atau elektrolit. Penipisan cairan ekstraseluler berat dapat menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipolemia adalah dapat berupa peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, inotropik (kontraksi jantung) dan tahanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone antideuritik (ADH), dan pelepasan aldosteron. Kondisi hipovolemia yang lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut.
20 Universitas Sumatera Utara
e. Komplikasi Akibat lanjut dari kekurangan volume cairan dapat mengakibatkan : Dehidrasi (ringan, sedang berat), renjatan hipovolemik, kejang pada dehidrasi hipertonik.
f. Pemeriksaan Diagnostik 1. Pemeriksaan penunjang. Penurunan Tekanan Darah (TD), khususnya bila berdiri (hipotensi ortostatik), peningkatan frekuensi jantung, turgor kulit buruk, lidah kering dan kasar, mata cekung, peningkatan suhu dan penurunan berat badan akut. Bayi dan anak anak: penurunan air mata, depresi fontanel anterior. Pada pasien syok akan tampak pucat dan diaforetik dengan nadi cepat dan halus, hipotensi terlentang dan oliguria. 2. Riwayat kesehatan 3. Evalusi status volume cairan 4. Kadar Nitrogen Urea dalam darah (BUN) > 25mg/ 100 ml 5. Peningkatan kadar Hematokrit > 50% 6. Berat jenis urine > 1,025
g. Penatalaksanaan Medis 1. Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam-basa dan elektrolit. 2. Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik. 3. Rehidrasi oral pada diare pediatrik. Tindakan berupa hidrasi harus secara berhati-hati dengan cairan intravena sesuai pesanan / order dari medis. Catatan : Rehidrasi pada kecepatan yang berlebihan dapat menyebabkan GGJK (Gagal Ginjal Jantung Kongestif) 4. Tindakan terhadap penyebab dasar. h. Pedoman Penyuluhan pasien-keluarga Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan tertulis tentang hal berikut : 1. Tanda dan gejala hipovolemia. 2. Pentingnya mempertahankan masukan adekuat, khususnya pada anak kecil dan lansia, yang lebih mungkin untuk terjadi dehidrasi.
21 Universitas Sumatera Utara
3. Obat-obatan : nama, dosis, frekwensi, kewaspadaan dan potensial efek samping.
i. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Data Subjektif a. Kaji batasan karakteristik. Asupan cairan (jumlah dan jenis), kulit (kering dan turgor), penurunan berat badan (jumlah dan lamanya), haluaran urine (berkurang dan meningkat) b. Kaji faktor-faktor yang berhubungan Diabetes mellitus (diagnosa dan riwayat keluarga/diabetes insipidus), penyakit jantung, penyakit ginjal, gangguan atau bedah gastrointestinal, penggunaan alcohol. Pengobatan : laksatif/enema, diuretic dan efek samping yang mengiritasi saluran pencernaan (antibiotika dan kemoterapi), alergi (makanan dan
susu),
panas
tinggi/kelembaban,
olahraga
yang
terlalu
banyak
mengeluarkan keringat, depresi, nyeri.
Data Objektif a. Kaji batasan karakteristik Berat badan sekarang dan sebelum sakit, asupan (1-2 hari terakhir), haluaran (1-2 hari terakhir), lihat tanda-tanda dehidrasi: Kulit : mukosa bibir kering, lidah berkerut atau kering, turgor kulit kurang elastis, warna kulit pucat atau memerah, kelembaban kering atau diforesis, fontanel bayi cekung dan bola mata cekung. Urine : jumlah bervariasi sangat banyak atau sedikit, warna kuning tua atau kuning jernih dan berat jenis naik atau turun. b. Kaji faktor-faktor yang berhubungan 1. Kehilangan GI abnormal
: muntah, penghisapan, diare, drainase intestinal.
2.Kehilangan kulit abnormal
: diaforesis berlebihan sekunder terhadap demam atau latihan, luka bakar, fibrosis sistik.
3. Spasium ketiga atau perpindahan cairan plasma ke interstisial : peritonitis, obtruksi usus, luka bakar, acites. 22 Universitas Sumatera Utara
4. Hemorragik 5. Perubahan masukan
: koma, kekurangan cairan.
2. Batasan Karakteristik a. Mayor : 1. Ketidak cukupan asupan cairan per oral 2.Balance negative antara asupan dan haluaran 3. Penurunan berat badan 4. Kulit/membrane mukosa kering ( turgor menurun) b. Minor : 1..Peningkatan natrium serum 2. Penurunan haluaran urine atau haluaran urine berlebih 3. Urine pekat atau sering berkemih 4. Penurunan turgor kulit 5. Haus, mual/anoreksia
3. Faktor yang berhubungan : a. Berhubungan dengan haluaran urine berlebih, sekunder akibat diabetes insipidus. b. Berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan cairan melalui evaporasi akibat luka bakar. c. Berhubungan dengan kehilangan cairan, sekunder akibat demam, drainase abnormal, dari luka, diare. d. Berhubungan dengan penggunaan laksatif, diuretic atau alcohol yang berlebihan. e. Berhubungan dengan mual, muntah. f. Berhubungan dengan motivasi untuk minum, sekunder akibat depresi atau keletihan. g. Berhubungan dengan masalah diet. h. Berhubungan denganpemberian makan perselang dengan konsentrasi tinggi. i. Berhubungan dengan konsentrasi menelan atau kesulitan makan sendiri akibat nyeri mulut.
23 Universitas Sumatera Utara
4. Tujuan Menyeimbangkan volume cairan sesuai dengan Kebutuhan tubuh. 5. Kriteria Hasil Individu akan : a.Meningkatkan masukan cairan minimal 2000 ml/hari (kecuali bila ada kontraindikasi). b.Menceritakan perlunya untuk meningkatkan masukan cairan selama stress atau panas. c. Mempertahankan berat jenis urine dalam batas normal. d. Memperlihatkan tidak adanya tanda dan gejala dehidrasi.
6. Intervensi a. Kaji yang disukai dan yang tidak disukai, beri minuman kesukaan dalam batas diet. b. Rencanakan tujuan masukan cairan untuk setiap pergantian (mis;1000 ml selama pagi, 800 ml sore, dan 200 ml malam hari). c. Kaji pengertian individu tentang alasan-alasan untuk mempertahankan hidrasi yang adekuat dan metoda-metoda untuk mencapai tujuan masukan cairan. d. Suruh individu mempertahankan laporan yang tertulis dari masukan cairan dan haluaran urine, jika perlu. e. Pantau masukan, pastikan sedikitnya 1500 ml peroral setiap 24 jam. f. Pantau haluaran, pastikan sedikitnya 1000-1500 ml setiap 24 jam. g. Pantau berat jenis urine h. Timbang berat badan setiap hari dengan jenis baju yang sama, kehilangan berat badan 2%-4% menunjukan dehidrasi ringan, 5%-9% dehidrasi sedang. i. Ajarkan bahwa kopi, teh, dan jus buah anggur menyebabkan diuresis dan dapat menambah kehilangan cairan. j. Pertimbangkan kehilangan cairan tambahan yang berhubungan dengan muntah, diare, demam, selang drein. k. Pantau kadar elektrolit darah, nitrogen urea darah, urine dan serum osmolalitas, kreatinin, hematokrit, dan hemoglobim)
24 Universitas Sumatera Utara
6. Implementasi Menurut (Doengoes, 2000) implementasi adalah pemberian keperawatan yang dilaksanakan untuk membantu mencapai tujuan pada rencana tindakan keperawatan yang telah disusun. Setiap tindakan keperawatan yang dilaksanakan dicatat dalam catatan keperawatan yaitu cara pendekatan pada klien efektif, teknik komukasi terapeutik serta penjelasan untuk setiap tindakan yang diberikan kapada klien.
7. Evaluasi Menurut (Doengoes, 2000) evaluasi adalah tingkatan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan,rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Kemungkinan yang dapat terjadi pada tahap evaluasi adalah masalah dapat diatasi. Kemungkinan yang dapat terjadi pada tahap evaluasi adalah masalah dapat diatasi, masalah teratasi sebagian, masalah belum teratasi atau timbul masalah baru. Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi proses dan evaluasi hasil.
25 Universitas Sumatera Utara
PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
I. BIODATA IDENTITAS PASIEN
II.
Nama
: An. K
Umur
: 3 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status Perkawinan
: Belum menikah
Agama
: Islam
Pendidikan
: Belum sekolah
Pekerjaan
:
Alamat
: Jln.Rawa Gg.danau poso no.16 Medan
Tanggal Masuk RS
: 03 Juni 2014
No. Register
: 04.01.01.2014000377784.001
Ruangan / kamar
: Ruang III Anak/melati I
Golongan Darah
:A
Tanggal Pengkajian
: 04 Juni 2014
Tanggal operasi
: Tidak ada rencana operasi
Diagnosa Medis
: GE
-
KELUHAN UTAMA BAB cair lebih dari 6 kali perhari. Mual muntah kurang lebih 10 kali perhari, klien terlihat lemas.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG a. Provocative/ palliative 1. Apa penyebabnya Ibu klien mengatakan dua hari sebelum terkena diare, anaknya sering dibawa jajan ke warung-warung pinggir jalan bersama saudara laki-lakinya. 26 Universitas Sumatera Utara
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan Sebelum dibawa ke rumah sakit, setelah diketahuai klien terkena diare, ibu klien langsung membawanya ke klinik disekitar rumah.
b. Quantity/ quality 1. Bagaimana dirasakan Klien tidak dapat mengungkapkan perasaan sakitnya, umur klien masih 3 tahun. Ibu klien mengatakan penyakit tersebut sangat mengganggu aktifitasnya. 2. Bagaimana dilihat Klien terlihat lemas, rewel, nafas terlihat cepat, demam (T: 37,50C), mukosa mulut kering, turgor kulit >3 detik. c. Region Nyeri di bagian perut d. Severity Nyeri dirasakan di seluruh area perut e. Time 4-5 kali perhari
IV.
RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami Ibu klien mengatkan klien pernah mengalami penyakit diare sebelumnya ketika berumur 2 tahun, tetapi tidak dibawa ke rumah sakit. B. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan Klien berobat di klinik tempat dia lahir yang berada didekat rumahnya C. Pernah dirawat/dioperasi dan lama dirawat Ibu klien belum pernah dilakukan tindakan operasi sebelumnya. D. Alergi Klien tidak memiliki riwayat alergi, baik alergi makanan atau pun obat-obatan. E. Imunisasi Ibu klien mengatakan klien mendapatkan imunisasi lengkap dari posyandu yang dekat dengan rumahnya.
27 Universitas Sumatera Utara
V.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua Ibu Klien mengatakan sejauh ini tidak mengalami sakit yang serius dan tidak ada penyakit keturunan. B. Saudara kandung Klien memiliki dua saudara kandung berumur 13 tahun dan 8 tahun dan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan C. Penyakit keturunan yang ada Ibu klien mengatakan selama ini yang ia ketahui tidak ada penyakit keturunan dari kedua orang tua.
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya Ibu klien mengatakan tidak nyaman dengan keadaan anaknya sekarang B. Keadaan emosi : Anak sering menangis dan terlihat gelisah jika tidak ada yang mendampinginya, terutama ibunya. C. Hubungan sosial: 1. Orang yang berarti Menurut ibunya, bagi klien orang yang paling berarti dalam hidupnya adalah orang tua dan saudara kandungnya. 2. Hubungan dengan keluarga Menurut ibunya, klien mengatakan hubungannya dengan semua keluarga selama ini baik-baik saja, dan ketika ia sakit saudara kandungnya sering menjenguknya 3. Hubungan dengan orang lain Ketika dirumah sakit klien tidak mau berinteraksi dengan orang lain yang ada diruangan tersebut. 4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain Ibu klien mengatakan tidak memiliki hambatan saat berhubungan atau berkomunikasi dengan orang lain.
28 Universitas Sumatera Utara
D. Spiritual: 1. Nilai dan keyakinan Klien beragama kristen 2. Kegiatan ibadah Ibu klien tidak pernah membawa anaknya beribadah setiap minggu karena masih kecil.
VII.
STATUS MENTAL 1. Tingkat kesadaran
: Composmentis
2. Penampilan
: tidak tampak personal hygine yang buruk
3. Pembicaraan
: Saat dilakukan wawancara, klien tidak menjawab pertanyaan
klien
hanya
menganggukkan
kepalanya
jika
mengatakan
ya
dan
menggelengkan kepalanya jika mengatakan tidak. Pembicaraan dibantu oleh ibu klien. 4. Interaksi selama wawancara
: Saat dilakukan wawancara klien tampak tidak bersedia menjawab pertanyaan yang dianjurkan perawat. Kontak mata kurang.
VIII. PEMERIKSAAN FISIK a. Kedaaan Umum Klien tampak lemas, dan tidak mau diajak bicara, pasien hanya berbaring ditempat tidur saja. b. Tanda-tanda vital − Suhu tubuh
: 37,50C
− Tekanan darah
: -
− Nadi
: 116x/menit
− Pernafasan
: 28x/menit
− TB
: 98 cm
− BB
: 11 kg
c. Pemeriksaan Head to toe Kepala dan rambut -
Bentuk
: bulat 29 Universitas Sumatera Utara
-
Ubun-ubun
: normal, fontanel berada di tengah, tidak terdapat lesi.
-
Kulit kepala
: bersih.
Rambut -
Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran merata, berwarna hitam.
-
Bau
: normal bau rambut.
-
Warna kulit
: putih.
Wajah -
Warna kulit
: sawo matang.
-
Struktur wajah
: simetris.
Mata -
Kelengkapan dan kesimetrisan
: normal, simetris antara dextra dan sinistra,
-
Palpebra
: normal, dapat menutup dan membuka mata, tidak ada kemerahan.
-
Konjungtiva dan sklera
: konjungtiva tidak anemis,
-
Pupil
: Isokor (sama kanan kiri)
-
Kornea dan iris
: tidak terdapat peradangan
Hidung -
Tulang hidung dan posisi septum nasi
: normal, berada di tengah.
-
Lubang hidung
: normal, simetris antara dextra dan sinistra,
tidak
ada
terpasang
selang NGT, tidak ada terpasang nasal kanul O2. -
Cuping hidung
: tidak ada pernapasan cuping hidung.
Telinga -
Bentuk telinga
: simetris antara dextra dan sinistra.
-
Ukuran telinga
: normal.
-
Lubang telinga
: normal, bersih, tidak ada otitis media.
30 Universitas Sumatera Utara
-
Ketajaman pendengaran : normal tidak ada lateralisasi telinga kanan dan kiri
Mulut dan faring -
Keadaan bibir
: Mukosa bibir kering.
-
Keadaan gusi
: kurang bersih,
-
Keadaan lidah
: warna permukaan lidah merah keputih-putihan
-
Orofaring
: normal, tidak terdapat tanda-tanda peradangan
Leher -
Posisi trakea
: berada di tengah.
-
Tiroid
: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
-
Suara
: jelas namun lemah.
-
Kelenjar limfa
: tidak ada pembengkakan pada kelenjar limfa.
-
Vena jugularis
: teraba lemah
-
Denyut dan nadi karotis : Teraba, dengan frekuensi 116x/menit
Pemeriksaan integumen -
Kebersihan
: kulit bersih.
-
Kehangatan
: kulit teraba hangat
-
Warna
: pucat
-
Turgor
: kembali < 3 detik.
-
Kelembaban
: kulit teraba kering.
-
Kelainan kulit
: tidak ada kelainan pada kulit.
Pemeriksaan payudara dan ketiak Payudara simetris antara dextra sinistra, tidak dijumpai massa, tidak ada trauma, dan tidak ada pembengkakan pada aksila. Pemeriksaan torak/dada -
Inspeksi torak
: normal, tidak terdapat lesi dan massa.
-
Pernafasan
: pola nafas reguler 28x/menit.
-
Tanda kesulitan bernafas : tidak dijumpai tanda kesulitan bernafas.
Pemeriksaan paru Tidak dilakukan karena klien tidak bersedia Pemeriksaan jantung Tidak dilakukan karena klien tidak bersedia
31 Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan abdomen -
Inspeksi
: normal, tidak ada massa, tidak ada truma, bentuk abdomen datar.
-
Auskultasi : peristaltik 36x/menit.
-
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan, tidak dijumpai massa, tanda acites (-).
-
Perkusi
: Timpani.
Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas -
Kesimetrisan
: simetris antara dextra sinistra.
-
Edema
: Tidak terdapat edema
Pemeriksaan neurologi -
Nervus olfactorius
: normal
-
Nervus optikus
: mampu melihat gambar dalam jarak 1 meter.
-
Nervus okulamotorik, Troclehar, dan Abducen : bola mata dapat melihat kearah.vertical, horizontal, dan rotatoar, pupil isokor, pupil mengecil ketika diberi rangsangan cahaya.
-
Nervus trigeminus
: otot masetter dan temporalis sebagai otot mengunyah normal.
-
Nervus facialis
: klien dapat menggelembungkan pipi, mengerutkan dahi
-
Nervus cholearis
: klien dapat mendengarkan bunyi arloji.
-
Nervus glosofaringeus
: uvula berada di tengah, tidak ada tanda meradang.
-
Nervus vagus
: klien mampu menelan.
-
Nervus Accecoris
: tidak dilakukan pemeriksaan karena dikhawatirkan klien mengeluarkan energi lebih.
-
Nervus Hypoglosus
Fungsi motorik
: klien dapat menjulurkan lidah, dan menggulung.
: klien dapat mengangkat tangan, mengangkat kaki dan memiringkan badan.
Fungsi sensorik
: klien mampu membedakan benda yang tumpul dan tajam, dapat meraba benda yang bertekstur
32 Universitas Sumatera Utara
halus dan kasar, dapat membedakan panas dan dingin. Reflek
: tidak dilakukan pemeriksaan.
IX. SEHARI-HARI POLA KEBIASAAN I. Pola makan dan minum -
Frekuensi makan/hari : 3(tiga) kali
-
Nafsu/ selera makan : klien hanya menghabiskan 1/3 dari porsi nasi
-
Nyeri ulu hati
: klien mengatakan tidak merasakan adanya nyeri ulu hati
-
Alergi
: ibu klien mengatakan tidak ada riwayat alergi makanan
-
Mual dan muntah
: ibu klien mengatakan selalu mual muntah
-
Pemberian makan
: pagi (08.00), siang (13.00), malam (18.00)
-
Jumlah dan jenis
: satu porsi bubur dan buah.
-
Waktu pemberian
: ketika klien merasa haus dan saat datang jadwal makan atau minum obat.
-
Masalah makan dan minum (kesulitan menelan atau mengunyah): Ibu klien mengatakan tidak memiliki masalah kesulitan menelan atau mengunyah.
II. Perawatan Diri/ personal hygiene -
Tubuh
: Ibu klien mengatakan akan mandi satu kali dalam sehari walau dalam kondisi sakit.
-
Gigi dan Mulut
-
Kuku kaki dan tangan : kuku kaki dan tangan klien terlihat bersih
: klien selalu menyikat giginya setiap kali ia mandi
III. Pola kegiatan/aktivitas -
Untuk kegiatan makan,mandi,mengganti pakaian serta eliminasi dibantu oleh ibu klien
IV. Pola Eliminasi 1.
BAB
-
Pola BAB
: BAB 4-6x/hari
-
Karakter feses
: cair dan agak kuning kecoklatan. 33 Universitas Sumatera Utara
-
Riwayat perdarahan : klien tidak memiliki riwayat perdarahan saat BAB.
-
BAB terakhir
: konsistensinya masih cair.
-
Diare
: klien terkena diare sejak dua hari yang lalu.
2.
BAK
-
Pola BAK
: 2-4 kali perhari
-
Karakter urine
: kuning dengan jumlah urin sedikit
-
Nyeri / kesulitan BAK: klien mengatakan tidak ada kesulitan untuk BAK
34 Universitas Sumatera Utara
ANALISA DATA No 1
Data
Penyebab
Masalah keperawatan DS: Masukan Kekurangan volume - Ibu klien mengatakan makanan/minuman yang cairan dan elektrolit BAB encer lebih dari 6x terkontaminsai kuman kurang dari kebutuhan tubuh - Ibu klien mengatakan warna facesnya kecoklatan Infeksi mukosa usus klien mengatakan perutnya terasa nyeri Makanan diserap
- Konsistensi feces cair
tidak
dapat
DO - keadaan umum : lemah Tekanan osmotic pada : rongga usus meninggi
- kesadaran composmentis - Mukosa bibir kering
BAB cair (cairan & elektolit banyak keluar)
- Mata cekung - BAB encer ± 4-6x - Peristaltik kali/menit -
usus
36
Kekurangan volume cairan dan elektrolit
Vital sign:
HR : 116 kali/menit RR : 28 kali/menit SB : 37ºc - Terpasang IVFD RL 20 Tpm
2.
DS: ibu
klien
merasa
Cemas
cemas dengan penyakit
Kurang pengetahuan/informasi
yang di derita anaknya 35 Universitas Sumatera Utara
DO: ibu klien nampak cemas
pada
saat
di
rumah sakit.
Rumusan masalah: 1. Kekurangan volume cairan 2. Kurang pengetahuan Diagnosa Keperawatan: Kekurangan Volume Cairan dan Elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output berlebihan.
36 Universitas Sumatera Utara
Perencanaan keperawatan dan rasional Hari/tanggal No DX
Perencanaan keperawatan
Rasional
Tujuan dan kriteria hasil: Tujuan Jangka Panjang: • kekurangan volume cairan akan teratasi dibuktikan oleh adanya keseimbangan cairan,keseimbangan elektrolit dan asam basa,hidrasi yang adekuat dan status nutrisi yang baik Tujuan Jangka Pendek: • jumlah makanan dan cairan yang masuk kedalam tubuh terpenuhi selama priode 24 jam Kriteria Hasil: 1. tidak mengalami haus 2. Menampilkan hidrasi yang baik (membran mukosa lembab, mampu berkeringat, turgor kulit bagus, mata kembali normal/tidak cekung) 3. memiliki asupan cairan oral dan/ intravena yang adekuat.
1. Tingktkan asupan oral, misalnya sediakan
sedotan,
beri
cairan/
minum diantara waktu makan yaitu susu,air putih tetapi yang tidak memperburuk kondisi anak, dan berikan cairan sesuai kebutuhan.
1. Meningkatkan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat kadar cairan yang abnormal atau yang tidak diharapkan
37 Universitas Sumatera Utara
2.Pantau
status
kelembaban
hidarsi
kulit
dan
yaitu
2. mencegah dehidrasi
membran
mukosa, keadekuatan nadi,
3. Mencegah Iritasi
3. Sesekali ubah posisi pasien
4. Pemantauan Cairan (pantau warna, 4. mengumpulkan dan jumlah, dan frekuensi kehilangan
menganalisis data
cairan, identifikasi faktor pengaruh
pasien untuk
terhadap
mengatur
baertambah
buruknya
dehidrasi misalnya karena obat-
keseimbangan cairan
obatan, atau stress serta keadaan cemas).
5. Manajemen Nutrisi (lakukan hignine oral
sesuai
kebutuhan,
tentukan
jumlah cairan yang masuk dalm 24 jam, hitung asupan yang diinginkan
5.membantu atau menyediakan asupan makanan dan cairan dalam diet seimbang
sepanjang sif pagi, sore atau malam).
6. Pantau hasil laboratorium yang relevan dengan keseimbangan
6. mengatur dan
cairan, misalnya kadar hematokrit,
mencegah
BUN, albumin, protein total, serta
komplikasi akibat
berat jenis urin (laporkan
perubahan kadar
abnormalitas elektrolit).
cairan dan elektrolit.
38 Universitas Sumatera Utara
7. berikan terapi IV (intravena) sesuai 7.memberikan dan program serta berikan ketentuan
memantau cairan
penggantian
dan obat intravena,
NGT
berdasarkan
haluaran, sesuai dengan kebutuhan.
serta mengembangkan volume cairan intravaskular pada pasien yang mengalami penurunan volume cairan.
8. anjurkan pasien atau keluarga untuk
8. mengumpulkan dan menganalisis data
menginformasikan perawat bila pasien haus, serta ajarkan keluarga
pasien untuk mengatur keseimbangan cairan.
tentang cara memantau asupan dan haluaran (misalnya dalam pispot atau urinal)
39 Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan Keperawatan Hari/tanggal Pukul Kamis
14.00
Implementasi kep
Evaluasi (SOAP) S: Ibu pasien
1. Observasi tanda-tanda vital
mengatakan bahwa
T : 37,5 0 C
pasien masih lemas,
HR: 116x/menit
demam. Nafsu
RR : 28x/menit 14.30
makan berkurang,
2. Memonitor intek dan out put 3. Memberitahukan kepada orang tua agar memberikan banyak minum
agar
tidak
terjadi
pasien hanya mampu makan 150cc dan minum 240 ml.
dehidrasi. 4.Mengajarkan pasien makan sedikit
O:Turgor kulit pasien jelek. BAB 6x/hari
tetapi sering.
dengan konsistensi 16.00
5.Memonitor suhu tubuh setiap 2
dan berwarna
jam 16.15
feses cair, berlendir
6. Memberi injeksi
kuning. bibir kering, mata
16.40
7.Memberi makan pasien 8. Menganjurkan kepada keluarga agar pasien istirahat
cekung A: Masih belum teratasi P: Intervensi
18.00
19.00
20.00
9. Mengukur TTV
dilanjutkan
10. Memantau input dan output
11. Mengukur TTV
1 40 Universitas Sumatera Utara
Jum’at
08.30
1. Observasi tanda-tanda vital S: Ibu pasien
09.00 09.30
10.00
mengatakan bahwa
2. Memonitor intek dan out put 3. Memberitahukan kepada orang
pasien masih lemas,
tua agar memberikan banyak
demam turun T:
minum agar tidak terjadi
36,5. pasien mampu
dehidrasi.
makan 200 cc. O:Turgor kulit kurang
4. Mengajarkan pasien makan
kembali selama 2
sedikit tetapi sering. 10.20
5. Memonitor suhu tubuh setiap 2
detik. BAB 4x/hari
jam
dengan konsistensi 12.00
6. Memberi makan pasien
feses cair, berwarna kuning. Bibir kering
13.00
7. Memantau keadaan pasien
A: Masih belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan
41 Universitas Sumatera Utara
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: a. Pengkajian yang dilakukan kepada An.K didapatkan data subjektif yaitu: ibu klien mengatajan bahwa anaknya panas,rewel,merengek. Sedangkan data objektif adalah hasil dari TTV. b. Diagnosa keperawatan yang muncul setelah dilakukan pengkajian yaitu: Kekurangan volume cairan dan Elektrolit b/d output berlebih c. Intervensi keperawatan yaitu dapat memnuhi asupan oral secara adekuat sehingga pemenuhan kebutuhan cairan dapat terpenuhi. d. Implementasi yang dilakukan yaitu: mengobservasi TTV,memntau input dan output, mengganti cairan infuse. e. Evaluasi yang dilaksanakan selama dua hari masalah keperawatan belum teratasi karena klien belum mampu mencukupi asupan kebutuhan nutrisi dan cairan secara adekuat B. Saran a. Bagi Rumah Sakit Diharapkan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien seoptimal mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. b. Bagi Institusi Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang merupakan fasilitas mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan melalui praktek klinik. c. Bagi Penulis penulis berharap bisa memberikan tindakan pengelolaan selanjutnya pada pasien dengan kekurangan volume cairan
42 Universitas Sumatera Utara