BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Jender
2.1.1
Konsep Jender
Gender β selanjutnya disebutkan jender berasal dari bahasa latin yaitu βgenusβ, berarti tipe atau jenis. Jender pertama kali diperkenalakan oleh Robert Stoller (1968) untuk memisahkan pencirian manusia yang didasarkan pada pendefinisian yang bersifat sosial budaya dengan pendefinisian yang berasal dari ciri-ciri fisik biologis.
Universitas Sumatera Utara
Ann Oakley ( 1972) memperkenalkan jender sebagai konstruksi sosial atau atribut yang dikenakan pada manusia yang dibangun oleh kebudayaan manusia. Sehingga jender bisa didefinisikan sebagai perbedaan tingkah laku (behavioural differences) antar jenis kelamin yang merupakan hasil bentukan masyarakat (socially constructed). Sifatnya bukan biologis dan bukan kodrat Tuhan melainkan diciptakan oleh masyarakat melalui sebuah budaya yang panjang. Oleh karenanya jender berubah dari waktu ke waktu, dari satu tempat ke tempat lain, bahkan antar kelas yang satu dengan yang lainnya.
Ada tiga ruang lingkup substansi karakteristik jender dalam pemaknaan yang mudah dipahami. Pertama, jender sebagai pembedaan peran, hak dan kewajiban, kuasa dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan masyarakat. Pembedaan ini bukan kodrat melainkan konstruksi manusia belaka. Kedua, jender tak sama dan dapat berubah-ubah setiap daerah atau komunitas masyarakat, tergantung dari dinamika budaya dan perkembangan masyarakat dalam komunitas tersebut. Ketiga,jender adalah sebuah pisau analisis untuk membedah kasus agar dapat dimengerti lebih mendalam hubungan sebab akibat yang menghasikan sebuah realita yang berkaitan dengan perempuan dan laki-laki.
2.1.2
Kesetaraan dan Keadilan Jender
Masalah kesetaraan dan keadilan jender tidak dapat dipisahkan dari proses perjuangan hakhak asasi manusia, yaitu Declaration of Human Rights, yang salah satunya mengenai hak-hak perempuan. Hal ini mendorong kaum perempuan untuk mengaktualisasikan dirinya untuk berjuang memperbaiki status, peranan dan kedudukannya dalam keluarga dan masyarakat. Yang dimaksudkan dengan kesetaraan dan keadilan jender yakni :
Universitas Sumatera Utara
1. Kesetaraan jender adalah perempuan dan laki-laki yang memiliki status yang sama serta memiliki kondisi yang sama dalam pemenuhan hak-haknya sebagai manusia dan mewujudkan kemampuan untuk berperan aktif dalam pembangunan. 2. Keadilan jender merupakan proses yang adil terhadap perempuan dan laki-laki. Agar supaya proses untuk menghentikan hal-hal yang secara sosial dan menurut sejarah menghambat perempuan dan laki-laki untuk bisa berperan dan menikmati hasil dan peran yang dimainkan. Keadilan jender menghantarkan pada kesetaraan jender.
Masalah kesetaraan dan keadilan jender bukan saja menjadi perhatian dari kaum perempuan tetapi juga menarik perhatian Edward Wilson yang membagi perjuangan kaum perempuan secara sosiologis menjadi dua kelompok besar yakni :
a. Konsep Nurture
Perbedaan laki-laki dan perempuan pada hakekatnya adalah hasil konstruksi social budaya sehingga menghasilkan tugas dan peran yang berbeda. Perbedaan itu menyebabkan perempuan selalu tertinggal dan terabaikan peran kontribusinya dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Konstruksi social menempatkan laki-laki pada kelas borjuis dan perempuan pada kelas proletar.
b. Konsep Nature
Perbedaan laki-laki dan perempuan adalah kodrat, sehingga harus diterima. Perbedaan biologis ini memberikan indikasi bahwa diantara kedua jenis tersebut diberikan tugas dan
Universitas Sumatera Utara
peran yang berbeda. Ada peran dan tugas yang dapat dipertukarkan tetapi ada yang tidak bisa karena memang berbeda dari kodrat alamiahnya.
2.1.3 Perbedaan Tingkat Upah
Sistem pengupahan di suatu negara biasanya didasarkan pada falsafah dan teori yang dianut oleh negara itu. Sistem pengupahan pada prinsipnya haruslah (Simanjuntak, 1989) 1. Mampu menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarganya, jadi mempunyai fungsi social. 2. Mencerminkan pemberian imbalan terhadap hasil kerja seseorang. 3. Memuat pemberian insentif yang mendorong peningkatan produktivitas kerja dan pendapatan.
Adanya proses marginalisasi peran terhadap kaum perempuan turut menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat upah pada laki-laki dan perempuan. Menurut Scott (Azus, 1995) ada empat dimensi marginalisasi: 1. Penyingkiran perempuan dari pekerjaan produktif yakni semua bentuk partisipasi perempuan dalam angkatan kerja, yang menghasilkan upah dan nilai tambah. 2. Pemusatan perempuan pada pinggiran pasar kerja. Pinggiran dalam hal ini sering diartikan sebagai sektor informal. Namun ada juga yang menyamakan dengan sektor sekunder yakni sektor yang dicirikan dengan ketidakstabilan kerja, upah rendah dan kondisi kerja kurang baik.
Universitas Sumatera Utara
3. Marginalisasi sebagai pelebaran ketimpangan ekonomi antara laki-laki dan perempuan yang indikasinya adalah perbedaan upah serta ketidaksamaan akses pada berbagai keuntungan dan fasilitas kerja.
Kenyataan yang dihadapi dunia kerja saat ini bahwa meskipun semakin banyak perempuan yang masuk ke sector publik, tetapi status dan nasib perempuan relatif tidak mengalami perubahan. Barbara Bergmann menyatakan, menurut kaum tradisi kaum wanita/golongan minoritas telah terkucil dari jabatan tertentu. Sebagai akibatnya kaum wanita/golongan minoritas mengumpul pada suatu jabatan tertentu yang terbatas jumlahnya, sehingga menurunkan nilai upah pada jabatan itu di bawah garis yang semestinya tidak terjadi jika tidak ada diskriminasi jabatan.
Sedangkan menurut Departemen Tenaga Kerja RI, perbedaan upah/pendapatan pekerja disebabkan oleh 2 hal yakni : a. Perbedaan modal pekerja (differing human capital), yaitu perbedaan pada diri pekerja dalam hal umur, pendidikan, kemampuan, latar belakang keluarga dan kualitas pendidikan. b. Perbedaan
kecenderungan
pekerjaan
(differing
human
preference
),
yaitu
kecenderungan seseorang pada pekerjaan yang dipilihnya. Misalnya seseorang lebih senang jadi pegawai negeri karena ada jaminan hari tuanya.
2.2
Kajian Teori
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pada teori-toeri di atas dan penelitian-penelitian terdahulu, perbedaan jender turut mempengaruhi terjadinya perbedaan upah antar pekerja. Selain itu terdapat juga faktorfaktor lain yang mempengaruhi variasi upah pekerja. Karena keterbatasan data maka variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mencari faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi tingkat upah adalah variabel jam kerja perminggu, lapangan pekerjaan sektor pertanian dan Usia produktif.
a.
Jumlah Jam Kerja
Di dalam kondisi persaingan antar pekerja, pekerja akan memperoleh upah sebesar marginal produk yang dihasilkannya. Semakin panjang waktu bekerja individu, maka semakin banyak marginal produk yang dihasilkannya, sehingga upah yang dibayarkan akan semakin tinggi (Anker dan Hein, 1986). b.
Lapangan Pekerjaan sektor pertanian
Keterampilan yang berbeda-beda antara individu menyebabkan beragamnya jenis pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang tinggi menyebabkan upah yang dibayarkan kepada individu berbeda dengan individu lain yang melakukan pekerjaan lain yang membutuhkan keterampilan lebih rendah (Bogue, 1969).
Sebagai negara perkembangan, pertanian tetap sebagai lapangan kerja utama dalam menyerap tenaga kerja. Pada tahun 2010 persentase jumlah penduduk Sumatera Utara yang
Universitas Sumatera Utara
bekerja pada sektor pertanian menjadi 50,90 persen. Hal ini dikarenakan, sektor ekspor utama dari Sumatera Utara berupa Crude Palm Oil (CPO), hasil dari perkebunan sawit. sektor lain yang mengalami peningkatan persentase juga adalah sektor transportasi (0,13 poin), keuangan (0,03 poin), jasa kemasyarakatan (2,76 poin) dan sektor lainnya yang terdiri dari sektor pertambangan, listrik dan air (0,42 poin)(Sumatera utara dalam angka, BPS)
c.
Usia produktif
Ananta dalam Sobeno (2003) mengatakan bahwa antara penghasilan dan umur mempunyai hubungan yang parabolik, yang titik maksimum berada pada umur 40 tahun. Artinya bila pola hidup seseorang individu selama siklus hidupnya mengikuti yang dialami oleh masyarakat lain yang berbeda umurnya dengan individu tersebut, maka individu tersebut akan memperoleh penghasilan maksimum ketika umurnya mencapai 40 tahun. Dimana usia produktif adalah berada pada batasan umur 15-50 tahun (Sumatera utara dalam angka, BPS )
2.3
Analisa Regresi
Dalam ilmu statistika, teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua atau lebih variabel adalah analisis regresi. Regresi pertama-tama dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia telah melakukan studi tentang kecenderungan tinggi badan anak. hasi studi tersebut merupakan suatu kesimpulan
Universitas Sumatera Utara
bahwa kecenderungan tinggi badan anak yang lahir terhadap orang tuanya adalah menurun (regress) mengarah pada tinggi badan rata-rata penduduk. Istilah regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan nilai satu variabel (tinggi badan anak) terhadap satu variabel yang lain (tinggi badan orang tua). Pada perkembangan selanjutnya, analisis regresi dapat digunakan sebagai alat untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel dengan menggunakan beberapa variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. (Algifari, 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, Edisi Kedua, Yogyakarta : BPFE halaman 1 dan 2)
Pada dasarnya dalam suatu persamaan regresi terdapat dua macam variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) yang dinyatakan dengan X dan variabel terikat (dependent variable) yang biasa dinyatakan dengan Y. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang nilainya bergantung dari nilai variabel lain (variabel bebas) dan variabel bebas adalah variabel yang memberikan pengaruh. Bila variabel bebas diketahui maka variabel terikatnya dapat diprediksi besarnya. Prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam membangun suatu persamaan regresi adalah bahwa antara variabel terikat dengan variabel bebas mempunyai sifat hubungan sebab-akibat (hubungan kausalitas).
2.3.1 Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linear sederhana terdiri dari satu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Atau dengan kata lain variabel yang di analisis terdiri dari satu variabel prediktor dan satu variabel kriterium. Model regresi linear sederhana adalah:
Universitas Sumatera Utara
π οΏ½ π οΏ½ ππ οΏ½ π
dimana : Y
= Variabel terikat (dependent variable)
X
= Variabel bebas (independent variable)
a
= Konstanta (intercept)
b
= Kemiringan (slope)
e
= Pengamatan variabel gangguan atau error
Koefisien-koefisien regresi a dan b dapat dihitung dengan rumus : a =
b =
οΏ½ β ππ οΏ½ οΏ½ β ππ2 οΏ½ β οΏ½ β ππ οΏ½οΏ½β ππ ππ οΏ½ 2 π β ππ2 β οΏ½β ππ οΏ½ ποΏ½β ππ ππ οΏ½β οΏ½β ππ οΏ½οΏ½β ππ οΏ½ π β ππ2 β οΏ½β ππ οΏ½
2
Jika koefisien b terlebih dahulu dihitung, maka koefisien a dapat dihitung dengan rumus : a = ποΏ½ - bποΏ½
dengan ποΏ½ dan ποΏ½ masing-masing rata-rata untuk variabel-variabel X dan Y.
2.3.2 Regresi linier berganda
Regresi linear ganda (Multiple Regression) berguna untuk mencari pengaruh atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya. Suatu persamaan regresi linier yang memiliki lebih dari satu variabel bebas X dan satu variabel
Universitas Sumatera Utara
terikat Y akan membentuk suatu persamaan regresi yang baru, disebut persamaan regresi linier berganda (multiple regression). Model persamaan regresi linier berganda hampir sama dengan model regresi linier sederhana, letak perbedaannya hanya pada jumlah variabel bebasnya. Secara umum, model regresi linier berganda adalah sebagai berikut : π οΏ½ π½0 οΏ½ π½1 π1 οΏ½ π½2 π2 οΏ½ π½3 π3 οΏ½ β― οΏ½ π½π ππ οΏ½ π a ta u
dimana :
π οΏ½ π0 οΏ½ π1 π₯1 οΏ½ π2 π₯2 οΏ½ π3 π₯3 οΏ½ β― οΏ½ ππ π₯π
Y
= Variabel terikat (dependent variable)
Xn
= Variabel bebas (independent variable)
π½0 atau π0
= Konstanta regresi
Ξ²n atau bn
= Koefisien regresi variabel bebas Xn
Ξ΅
= Pengamatan variabel gangguan atau error
Model untuk taksiran dari persamaan regresi linier berganda atas X1, X2, X3,
...,
Xn sebagai
variabel bebasnya adalah sebagai berikut : ποΏ½ οΏ½ π½0 οΏ½ π½1 π1 οΏ½ π½2 π2 οΏ½ π½3 π3 οΏ½ β¦ οΏ½ π½π ππ a ta u
dimana :
ποΏ½ οΏ½ π0 οΏ½ π1 π₯1 οΏ½ π2 π₯2 οΏ½ π3 π₯3 οΏ½ β― οΏ½ ππ π₯π
Universitas Sumatera Utara
οΏ½ Y
π0
= Nilai taksiran bagi variabel Y
π1 , π2 , π3 , ππ
= Taksiran bagi parameter konstanta π½0
= Taksiran bagi parameter koefisien regresi π½1 , π½2 , π½3 , β¦ , π½π
Koefisien-koefisien b0, b1, hingga b3 dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
οΏ½ ππ
οΏ½ ππ0 οΏ½ π1 οΏ½ π1π οΏ½ π2 οΏ½ π2π οΏ½ β― οΏ½ ππ οΏ½ πππ
2 οΏ½ π1π ππ οΏ½ π0 οΏ½ π1π οΏ½ π1 οΏ½ π1π οΏ½ π2 οΏ½ π1π π2π οΏ½ β― οΏ½ ππ οΏ½ π1π πππ 2 οΏ½ π2π ππ οΏ½ π0 οΏ½ π2π οΏ½ π1 οΏ½ π1π π2π οΏ½ π2 οΏ½ π2π οΏ½ β― οΏ½ ππ οΏ½ π2π πππ
β¦β¦β¦β¦β¦β¦ οΏ½ πππ ππ οΏ½ π0 οΏ½ πππ οΏ½ π1 οΏ½ π1π πππ οΏ½ π2 οΏ½ π2π πππ οΏ½ β― οΏ½ ππ οΏ½ ππ2π dengan b1, b2, ..., bk adalah koefisien yang ditentukan berdasarkan data hasil pengamatan.
2.3.3 Pengujian Regresi Linear Ganda
Uji regresi linear ganda perlu dilakukan karena untuk mengetahui apakah sekelompok variabel bebas secara bersamaan mempunyai pengaruh terhadap variabel tak bebas.
Pada dasarnya pengujian hipotesa tentang parameter koefisien regresi secara keseluruhan atau pengujian persamaan regresi dengan menggunakan statistik F yang dirumuskan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
F
π½πΎπππ /π
=
π½πΎπππ /οΏ½πβπβ1οΏ½
dengan : F
= Statistik F yang menyebar mengikuti F dengan derajat bebas V1 = k dan V2 = n-k-1
JKreg = Jumlah Kuadrat Regresi = π1 β π₯1π π¦π οΏ½ π2 β π₯2π π¦π οΏ½ β― οΏ½ ππ β π₯ππ π¦ππ (dk) = k
(x1i = X1i - ποΏ½1, x2i = X2i - ποΏ½2, ..., xki = Xki - ποΏ½π , yi = Yi -ποΏ½), dengan derajat kebebasan
JKres = Jumlah Kuadrat Residu (sisa) 2 = βοΏ½ππ οΏ½ ποΏ½π οΏ½ , dengan derajat kebebasan (dk) = (n-k-1)
Dalam pengujian persamaan regresi terutama menguji hipotesis tentang parameter koefisien regresi secara keseluruhan melibatkan intercept serta k buah variabel penjelasan sebagai berikut : π οΏ½ π½0 οΏ½ π½1 π1 οΏ½ π½2 π2 οΏ½ π½3 π3 οΏ½ β― οΏ½ π½π ππ οΏ½ π
dengan persamaan penduganya adalah :
dimana :
ποΏ½ οΏ½ π0 οΏ½ π1 π₯1 οΏ½ π2 π₯2 οΏ½ π3 π₯3 οΏ½ β― οΏ½ ππ π₯π
π0 , π1 , π2 , π3 , ππ merupakan penduga bagi parameter koefisien regresi π½0 , π½1 , π½2 , π½3 , β¦ , π½π Langkah-langkah yang dibutuhkan dalam pengujian hipotesa ini adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. H0 : π½1=π½2= . . . =π½π =0
H1 : Minimal satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan 0 (nol)
b. Pilih taraf nyata οΏ½πΌ ) yang diinginkan
c. Hitung statistik Fhit dengan menggunakan salah satu dari formula diatas d. Keputusan : H0 : Fhitung οΏ½ Ftabel, maka Ho ditolak ; dk = n-k-1
H0 : Fhitung οΏ½ Ftabel, maka Ho diterima ; dk = n-k-1
2.3.4 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi linear berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel-variabel bebas (X) yang ada di dalam model persamaan regresi linear berganda secara bersama-sama. Maka R2 akan ditentukan dengan rumus, yaitu : R2
=
π½πΎπππ β π¦π2
Dimana : JKreg = Jumlah kuadrat regresi Harga R2 yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing-masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variansi yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja (yang bersifat nyata).
Universitas Sumatera Utara
2.3.5 Analisa Korelasi (Correlation)
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel (bivariate correlation) atau lebih dari dua variabel (multivariate correlation) dalam suatu penelitian. Untuk menentukan seberapa besar hubungan antarvariabel tersebut, dapat dihitung dengan menggunakan rumus koefisien korelasi. Adapun rumus untuk menghitung korelasi antara X dan Y adalah:
ryx οΏ½
n βni=0 Xi Yi οΏ½ οΏ½βni=0 Xi οΏ½οΏ½βni=0 Yi οΏ½
οΏ½{n βni=0 Yi2 οΏ½ οΏ½βni=0 Yi οΏ½2 }{n βni=0 Yi2 οΏ½ οΏ½βni=0 Yi οΏ½2 }
dimana : ryx
: Koefisien korelasi antara variabel Y dan X
Xi
: Koefisien variabel bebas Xi
Yi
: Koefisien variabel terikat Yi
Besarnya nilai koefisien korelasi (r) selalu terletak antara -1 dan 1, sehingga nilai r tersebut dapat ditulis : 1 d r d 1 . Jika r = +1, maka terdapat korelasi positip sempurna antara X dan Y artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya jika r = -1, maka terdapat korelasi negatip sempurna antara X dan Y artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y rendah. Sedangkan jika r = 0, berarti tidak ada korelasi antara X dan Y. (Sujana, 2001. Metode Statistik. Bandung : Tarsito. Hal. 369)
Universitas Sumatera Utara
Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. 0,00-0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah 2. 0,21-0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah 3. 0,41-0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat 4. 0,71-0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat 5. 0,91-0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali 6. 1 berarti korelasi sempurna
2.3.6 Kesalahan Standar Estimasi
Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi (standard error of estimate). Besarnya kesalahan standar estimasi menunjukkan ketepatan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi, makin tinggi ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variable tidak bebas sesungguhnya. Sebaliknya, semakin besar nilai kesalahan standar estimasi, makin rendah ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variable tidak bebas sesungguhnya. (Algifari, 2000. Analisa Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Edisi 2. Yogyakarta : BPFE. Hal. 17) Kesalahan standar estimasi (kekeliruan baku taksiran) dapat ditentukan dengan rumus : Β
ππ¦,1,2, ...,k =
οΏ½
Β¦(Yi Yi ) 2 n k 1
Universitas Sumatera Utara
/
dimana Yi adalah nilai data sebenarnya dan Yi adalah nilai taksiran.
2.3.7 Hipotesis
Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak maka digunakan statistik t (uji t). Adapun rumus untuk uji t adalah sebagai berikut : t =
ππ₯π¦ οΏ½(πβ2) οΏ½1βππ₯2π¦
dimana : rxy
= Hasil dari koefisien korelasi X dan Y
n
= Banyak data
Pengambilan keputusan menggunakan angka pembanding ttabel dengan dk untuk distribusi t diambil (n - 2). Kriteria pengujian ditentukan dengan bentuk Ho sebagai berikut : H0
: bi = 0 dimana i = 1, 2, ...k ( variabel bebas Xi tidak berpengaruh terhadap Y )
H1
: bi β 0 dimana i = 1,2, ....k ( variabel bebas Xi berpengaruh terhadap Y )
Keputusan :
H0 : thitung οΏ½ ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima
H0 : thitung οΏ½ ttabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak
Universitas Sumatera Utara
atau jika tingkat signifikansi di bawah 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hipotesisnya adalah sebagai berikut : H0 : Tidak ada pengaruh antara jam kerja perminggu, lapangan pekerjaan sektor pertanian dan usia produktif terhadap upah yang diterima oleh pekerja. H1
: Ada pengaruh antara jam kerja perminggu, lapangan pekerjaan sektor pertanian dan usia produktif terhadap upah yang diterima oleh pekerja.
BAB 3
TINJAUAN UMUM TEMPAT RISET
3.5 Sejarah Singkat Propinsi Sumatera Utara
Awalnya, sewaktu Indonesia masih dijajah Belanda, Sumatera Utara dikenal dengan nama Gouverment Van Sumatera yang meliputi seluruh bagian pulau Sumatera dan dikepalai oleh seorang Gubernur yang berkedudukan di Medan. Pada tanggal 15 April 1948 pemerintah
Universitas Sumatera Utara