19
1.5. METODE PENELITIAN Penelitian ini berbentuk penelitian kepustakaan (library research). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah suatu metode dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasi, menganalisis, dan menginterpretasikannya (Natsir:1999) dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: •
Mengumpulkan sumber referensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti serta mempelajarinya.
•
Setelah sumber referensi terkumpul diklasifikasikan data yang terdapat pada obyek penelitian dengan landasan teori yang telah diperoleh dari sumber-sumber referensi.
•
Membaca surat Al-An’am untuk memperoleh data yang dibutuhkan kemudian diklasifikasikan sesuai dengan sifat yang diperoleh
•
Kemudian dilakukan proses analisa mengenai topik permasalahan yang diteliti pada surat Al-An’am.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
)ﺗﻌﺮف اﻟﻀﻤﲑ
2.1 Pengertian Ḍamīr (
Menurut Al-Ghulayaini (2008 : 99)
ﺿﻤﲑ/ ḍamīr / adalah sebagai berikut
:
.ﻣﺎ ﻳﻜﲎ ﺑﻪ ﻋﻦ ﻣﺘﻜﻠﻢ او ﳐﺎﻃﺐ او ﻏﺎﺋﺐ:اﻟﻀﻤﲑ /Al-ḍamiru : mā yuknā bihi ‘an mutakallimin au mukhāṭabatin au gāibin. ḍamir adalah lafal yang digunakan sebagai pengganti orang pertama (mutakallim), orang kedua (mukhaṭab), dan orang ketiga (ghaib). Menurut Fuad Ni’mah (2009: 154) adalah: Ḍamīr yaitu isim
ﻣﺒﲏ/mabnīy
yang menunjukkan makna orang pertama,
kedua, dan ketiga. Sedangkan menurut Al-Hasyimi (t.t : 79) menjelaskan bahwa yang
ﺿﻤﲑ/ ḍamīr /adalah : -او ﳌﺨﺎﻃﺐ ﻛﺎﻧﺖ او ﻟﻐﺎﺋﺐ ﻛﻬﻮ- ﻛﺎﻧﺎ. اﺳﻢ ﳌﺎوﺿﻊ ﳌﺘﻜﻠﻢ:اﻟﻀﻤﲑ . وﻟﻐﺎﺋﺐ اﺧﺮى,او ﳌﺨﺎﻃﺐ ﺗﺎرة dimaksud dengan /
/al-ḍamir:ismu limā wuḍi’a limutakallimin.ka ana,au li mukhāṭabin ka anta, au li gāibin kahuwa au li mukhāṭabin tāratun,wa ligāibin ukhrā. Ḍamir adalah isim yang diletakkan pada orang pertama ( mutakallim), seperti anā ,atau orang kedua (mukhathab) anta, dan orang ketiga (ghaib) huwa. Dari defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ḍamir adalah : 1) Kata ganti (ḍamīr) yang menggantikan orang atau sesuatu yang setaraf dengannya 2) Kata ganti ḍamīr) ( yang menunjukkan atas orang pertama ( orang yang berbicara), orang kedua (lawan bicara), dan orang ketiga ( orang yang dibicarakan), tediri dari bentuk tunggal ( mufrad), dual (muṡanna), dan jamak (banyak) berdasarkan jenis kelamin laki-laki
ﻣﺰﻛﺮ/muzakkar) dan perempuanﻣﺆﻧﺚ
(
/muannaṡ).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
ﻣﻌﺮف ة/ma’rifah
3) ḍamīr adalah isim
yaitu kata benda yang sudah dikenal atau
ditunjukkan kepada objek yang tertentu. Untuk lebih memperjelas tentang ḍamīr di atas, penulis akan mendeskripsikan sesuai dengan posisi kedudukan masing-masing dalan sub bab pengklasifikasian ḍamir pada pembahasan berikut.
2.2 .
اﻗﺴﺎم اﻟﻀﻤﺎ ﺋﺮ/aqs āmu al-ḍamiru)
Pembagian ḍamīr.(
Menurut tata bahasa Arab secara umum kata ganti dapat terbagi kepada dua bagian yaitu kata ganti abstrak/ mustatir dan kata ganti kongkrit/ bariz. Sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli Sintaksis/ Naḥwu antara lain:
Al-Hasyimi (t.t : 79) mengatakan (ditinjau dari bentuk umum) :
ﺑﺎرز وﻣﺴﺘﱰ: ﻳﻨﻘﺴﻢ اﻟﻀﻤﲑ إﱃ ﻗﺴﻤﲔ /yanqasimu al-ḍamiru ilā qismaini : bārizun wa mustatirun/ ‘ḍamīr terbagi dua bariz (kata ganti kongkrit) dan mustatir (kata ganti abstrak)’. Menurut Fu’ad Ni’mah (t.t : 61) adalah :
ﻣﺴﺘﱰ,ﻣﺘﺼﻞ, ﻣﻨﻔﺼﻞ: اﻟﻀﻤﲑ ﺛﻼﺛﺔ أﻗﺴﺎم
/al-ḍamīru ṡalāṡatu aqsāmin : munfaṣilun, muttaṣilun, mustatirun / ‘ḍamir terbagi tiga: kata ganti yang terpisah (munfaṣil),kata ganti yang bersambung (muttaṣil) dan kata ganti yang disembunyikan (mustatir). Sedangkan secara khusus dan terperinci bahwa kata ganti ḍamīr) ( dalam bahasa Arab terbagi kepada tujuh macam, sebagaima yang dikatakan AlGulayaini (2008 : 99) :
ﻣﺘﺼﻞ وﻣﻨﻔﺼﻞ وﺑﺎرز وﻣﺴﺘﱰ وﻣﺮﻓﻮع وﻣﻨﺼﻮب وﳎﺮور: اﻟﻀﻤﲑ ﺳﺒﻌﺔ أﻧﻮاع
/al-ḍamiru sab’atu anwā’in: mutta ṣilun wa munfaṣilun wa bārizun,wa mustatirun,wa marfu’un wa manṣubun, wa majrurun.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
Ḍamīr terbagi kepada tujuh macam: muttaṣil, munfaṣil,bariz, mustatir, marfu’,manṣub, dan majrur. Hasan bin Ahmad (tt:3) mengatakan bahwa Ḍamir-ḍamir itu ada beberapa macam yaitu: 1.
ﺿﻤﲑ رﻓﻊ ﻣﻨﻔﺼﻞ/Ḍamīru
raf’in munfaṣilin/ kata ganti rafa’ yang
terpisah 2.
ﺿﻤﲑ ﻧﺼﺐ ﻣﻨﻔﻀﻞ/Ḍamīru naṣbin munfaṣilin/ kata ganti naṣab yang terpisah
3.
ﺿﻤﲑ رﻓﻊ ﻣﺘﺼﻞ/Ḍamīru
raf’in muttaṣilin/kata ganti rafa’ yang
bersambung 4.
ﺿﻤﲑ ﻧﺼﺐ ﻣﺘﺼﻞ/Ḍamīru
naṣbin muttaṣilin/kata ganti na ṣab yang
bersambung
5.
ٍ ﺿﻤﲑ ﺟﺮ/Ḍamīru jarrin bil iḍāfah ﺑﺎﻵﺿﺎﻓﺔ
6.
ﺿﻤﲑ ﺟﺮ ﺑﺎﳊﺮف/Ḍamīru jarrin bil harfi
Dari beberapa pendapat ahli Nahwu yang telah disebutkan di atas tentang pembagian ḍamīr kepada beberapa macam, baik secara global maupun secara khusus dann terperinci, maka pada dasarnya kata ganti nama dalam bahasa Arab dapat disimpulkan pengklasifikasiannya sebagai berikut: 2.2.1 Ḍamir Bāriz (kata ganti kongkrit) Syaikh Syamsuddin Ara’aini mengatakan:
ﻣﺎ ﻟﻪ ﺻﻮرة ﰲ اﻟﻠﻔﻆ وﻳﻨﻘﺴﻢ إﱃ ﻣﺘﺼﻞ وﻣﻨﻔﺼﻠﻮاﻟﺒﺎرز
/Wa al-bārizu mā lahuṣūratun fī al -lafẓi wa yanqasimu ilā muttaṣil wa munfaṣil/ ‘Ḍamīr bāriz adalah ḍamīr yang berbentuk dalam ucapan dan terbagi manjadi ḍamir muttaṣil (bersambung) dan ḍamīr munfaṣil (te rpisah)’ (Anwar Abu Bakar,1994:81) 2.2.1.1
ﺿﻤﲑ ﻣﻨﻔﺼﻞ/Ḍamīr munfaṣil/ ḍamir yang terpisah,yaitu: kata ganti yang berdiri sendiri,tidak bersambung dengan kata sebelumnya maupun kata sesudahnya, baik dengan kata kerja ataupun kata benda.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
Adapun kata ganti terpisahn ini terbagi kepada dua bagian berdasarkan fungsinya dalam kalimat yaitu:
ﺿﻤﲑ رﻓﻊ ﻣﻨﻔﺼﻞ/Ḍamiru
a.
/
raf’i munfaṣilin kata ganti rafa’ yang
terpisah Contoh: -
ﻫﻦ ﻧﺴﺎء اﻟﺼﺎﳊﺎ ت
/ hunna nisā u ṣa -ṣāliḥāti/ mereka adalah
perempuan-perempuan yang shalihah -
اﲪﺪ ﻫﻮ صا ﺣﱯ
/Ahmad huwa ṣāḥibīy/Ahmad dia adalah sahabat saya
b.
ﺿﻤﲑ ﻧﺼﺐ ﻣﻨﻔﻀﻞ/ Ḍamīru naṣbin munfaṣilin/
kata ganti naṣab
yang terpisah Contoh :
اﻳﺎك ﻧﻌﺒﺪ و اﻳﺎك ﻧﺴﺘﻌﲔ/iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īnu/kepada-Mu lah kami menyembah
-
dan kepada-Mu pertolongan -
اﻳﺎﳘﺎ ﳓﱰم
lah
kami
meminta
/iyyāhumā naḥtarimu / kepada mereka berdua kita memberi rasa hormat
2.2.1.2
ﺿﻤﲑ ﻣﺘﺼﻞ/Ḍamīr muttaṣil/ Ḍamīr yang bersambung,yaitu:Ḍamīr yang tidak dapa berdiri sendiri,tetapi harus bersambung dengan kata lain, baik kata tugas, kata kerja, maupun kata benda. Ḍamīr muttaṣil juga dapat diartikan sebagai kata ganti yang tidak boleh diletakkan pada permulaan kalimatyakni sebagai mubtada’ dan tidak pula berada setelah
اﻻ/illā, seperti ت/ ا ا/akramtuka Dengan َ ka pada lafaz ﻛﺮﻣﺘﻚ ُ tu dan ك/ demikian tidak boleh di katakan
اﻛﺮﻣﺖ اﻻ ك/akramtu illāka UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
Adapun kata ganti yang bersambung ini terbagi kepada tiga berdasarkan fungsinya dalam kalimat yaitu: a.
ﺿﻤﲑ رﻓﻊ ﻣﺘﺼﻞ/Ḍamīru
raf’in muttaṣilin/kata ganti rafa’ yang
bersambung Kata ganti rafa’ selalu bersambung dengan kata kerja, baik kata kerja masa lampau,masa kini/mendatang,kata keja perintah maupun kata kerja larangan. Contoh :
- ﻋﻠﻤﺘﻢ/ ‘allamtum/ kamu (Lk) telah mengajar
- ﻳﻌﻠﻤﻦ/ yu’allimna/ mereka (Pr) sedang/akan mengajar - ﻋﻠﻤﻲ/ ‘allimīy/ mengajarlah engkau (Pr) - ﺗﻌﻠﻤﻮا
b.
ﻻ/lā tu’allimū/ janganlah engkau (Lk) mengajar. ﺿﻤﲑ ﻧﺼﺐ ﻣﺘﺼﻞ/Ḍamīru naṣbi muttaṣilin/kata ganti naṣab yang bersambung Kata ganti ini juga senantiasa bersambung dengan kata kerja, baik kata kerja lampau, masa kini/mendatang, perintah maupun larangan. Contoh :
-ﺮﻬﺑﻢ/ḍarabahum/ Dia (Lk) telah memukul mereka (Lk) -ﻀﺮﻬﺑﺎ/ yaḍribuha/ Dia (Lk) sedang/akan memukul dia(Pr) -ﺿﺮﻬﺑﺎ/ iḍribha/ Pukullah (oleh) Engkau (Lk) dia (Pr) -ﻻﺗﻀﺮﺑﻴﻬﺎ/ lā taḍribīhā/ jangan angkau (Pr) pukul dia (Pr) c.
ﺿﻤﲑ ﺟﺮ ﻣﺘﺼﻞ/ḍamīru
jarri mutta ṣilin/
kata ganti jar
yang
bersambung Kata ganti jarr yang bersambung selalu bersambung dengan kata benda dan kata tugas yang menjarkan
اﺳﻢ/ismun/kata benda
Contoh:
-ﺠﺮﻬﺗﺎ/ḥujratuhā/kamarnya (Pr)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
-ﻛﺘﺒﻬﻢ/kutubuhum/beberapa buku mereka (Lk) -ﻣﻌﻬﻦ/ma’a hunna/bersama mereka (Pr) -ﻣﻨﻚ/minka/ darimu (Lk) 2.2.2 Ḍamir mustatir (Kata ganti abstrak). Syaikh Mustafa Al-gulayaini (1987:122) mendefinisikan :
وﻣﻨﻮﻳﺎ
اﻟﻀﻤﲑ اﳌﺴﺘﱰ ﻣﺎ ﱂ ﻳﻜﻦ ﻟﻪ ﺻﻮرة ﰲ اﻟﻜﻼم ﺑﻞ ﻛﺎﻧﺎ ﻣﻘﺪرا ﰲ اﻟﺬﻫﻦ
/Al-ḍamīru al-mustatiru mā lam yakun lahuṣūratun fī al -kalāmi bal kānā muqaddirā fi aẓ-ẓihni wa manawiyyā/ ḍamīr mustatir adalah kata ganti yang tidak ada bentuknya dalam lafaz melainkan berada dalam hati dan dikehendaki adanya. Adapun kata ganti ini terbagi kepada dua jenis yaitu:
a.
اﻟﻀﻤﲑ اﳌﺴﺘﱰ وﺟﻮﺑﺎ/
al-ḍamīru al-mustatiru wujūban/ kata ganti yang
wajib disembunykan,sementara
اﺳﻢ/ismun/kata
benda zahir tidak boleh
menduduki tempat ḍamir seperti:
ﻳﺎ ﳏﻤﺪ! اﺟﺘﻬﺪ ﰲ اﻟﺘﻌﻠﻢ/yā muḥammadu! Ijtahid fī at -ta’allumi/ wahai Muhammad! belajar.
Bersungguh-sungguhlah
dalam
Maka tidak boleh menjadi:
ﻳﺎ ﳏﻤﺪ! اﺟﺘﻬﺪ ﳏﻤﺪ ﰲ اﻟﺘﻌﻠﻢ/yā muḥammadu! Ijtahid
muḥammadu fī
at-ta’allumi/ wahai Muhammad! Bersungguhsungguhlah engkau Muhammad dalam belajar. Dalam kaidah tatabahasa Arab,kalimat di atas jelas salah, sebab dalam lafal
اﺟﺘﻬﺪ/ijtahidu sudah mengandung kata ganti yang wajib disembunyikan yaitu ﺿﻤﲑ ﳐﺎﻃﺐ وﺣﺪﻩ/ḍamīru mukhaṭabi waḥdahu/ kata ganti untuk orang kedua
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
(lawan bicara tunggal,yang takdirnya adalah kepada kata
ﳏﻤﺪ.
Dalam susuna kalimat berbahasa Arab,
اﻧﺖ/anta
yang dikembalikan
اﻟﻀﻤﲑ اﳌﺴﺘﱰ وﺟﻮﺑﺎ/
al-ḍamīru
al-mustatiru wujūban/ terdapat pada tempat-tempat tertentu sebagai berikut: 1. Pada kata kerja perintah yang disebut dengan fi’il amar,ditakdirkan
اﻧﺖ
/anta ditujukan kepada orang kedua tunggal laki-laki Contoh :
وﺗﺐ ﺗﻮﺑﺔ ﻧﺼﻮﺣﺔ/watub taubatan naṣūḥatan /
bertaubatlah engkau (Lk)
dengan sebenar-sebenarnya. 2. Pada kata kerja masa kini atau akan datang yang terdapat di awalmya huruf
ٲ/alif/, ن/nun/, ت/ta’/ yang menandakan kata kerja masa kini/akan
datang. Dalam bahasa Arab disebut dengan muḍāri’u/kata kerja.
اﻟﻀﻤﲑ اﳌﺴﺘﱰ وﺟﻮﺑﺎ/
ﻓﻌﻞ اﳌﻀﺎرع/fi’lu
al-
al-ḍamīru al-mustatiru
wujūban/ kata ganti yang wajib disembunyikan,yang terdapat pada kata kerja yang diawali ketiga huruf yang tersebut di atas. Contoh:
- اﻛﺮﻩ اﳋﻤﺮ/akrahu al-khamra/ saya benci minuman keras -ﳓﺐ اﻟﺮﺳﻮل/nuḥibbu ar-raṣūla/ kami mencintai Rasul - ﻫﻞ ﺗﻘﺮا اﻟﻘﺼﺔ ؟,ﻳﺎ اﲪﺪ/yā aḥmadu, hal taqra u al -qiṣṣata?/hai Ahmad, apakah engkau sedang membaca kisah itu? 3. Pada kata kerja larangan yang berbentuk tunggal. Kata kerja larangan dalam bahasa Arab disebut
ﻓﻌﻞ اﻟﻨﻬﻲ/fi’lun
an-nahyi/ kata kerja
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
larangan,kata kerja ini mengandung larangan dari pihak pertama kepada pihak kedua terdiri dari satu orang, yang takdirnya adalah
اﻧﺖ/anta/kamu
Contoh :
-! ﻳﺎ ﻋﻠﻲ¸ﻻ ﺗﺎﻛﻞ اﻟﻄﻌﺎم/
yā ‘alīyyu, lā ta’kuliṭ a -ṭa’āma/ya Ali,
janganlah engkau makan makanan itu!
- ﻻ ﺗﺬﻫﺐ اﱃ اي ﻛﺎ ن/
lā taẓhab ilā ayyi kāna /jangan engkau pergi kemana-mana
b. 9T
ﺿﻤﻴﺮ ﻣﺴﺘﺘﺮ ﺟﻮازا/Ḍamīr mustatir jawāzan/ kata ganti yang tidak wajib disembunyikan, sementara isim zahir boleh menempati posisi ḍamīr seperti:
-ﻓﻄﻤﺔ ذﻫﺒﺖ/faṭimah ẓahabat/Fatimah telah pergi 9T
Boleh menjadi: 9T
-ذﻫﺒﺖ ﻓﻄﻤﺔ/ẓahabat faṭimah/telah pergi Fatimah 9T
Boleh juga menjadi: 9T
-ﻫﻲ ذﻫﺒﺖ/hiya ẓahabat/dia telah pergi 9T
2.3
Pengertian Ḍamīr Munfaṣil ( 9T
9T
al-munfasilu
ﺗﻌﺮف اﻟﻀﻤﻴﺮ اﻟﻤﻨﻔﺼﻞ/ta’rifu al-damiru
)
Menurut Al-Ghulayaini (2008:102) 9T
ﻛﻤﺎ ﻳﺼﺢ وﻗﻮﻋﻪ, ﻣﺎ ﻳﺼﺢ اﻻﺑﺘﺪاء ﺑﻪ:اﻟﻀﻤﲑ اﳌﻨﻔﺼﻞ ﻫﻮ .ﺑﻌﺪ ))اﻻ(( ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺣﻞ /al-ḍamiru al-munfasshilu huwa ma yasihhu al-ibtida u bihi, kama yasihhu wuqu a’ hu ba’da (illa) ‘ala kulli hal/.Damir munfashil adalah damir yang dapat digunakan sebagai mubtada’ dan dapat jauh setelah apapun.
ﺍﻻ
/illa
dalam keadaan
Fuad nu’mah (2009:154) mengatakan: Damir munfashil yaitu damir terpisah atau yang tidak bersambung dengan kata lain.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
Menurut hasyimi (t.t:80):
. وﻳﻘﻊ ﺑﻌﺪ اﻻ ﰲ اﻻﺧﺘﻴﺎر,ﻣﺎ ﻳﺒﺘﺪء ﺑﻪ:واﳌﻨﻔﺼﻞ /wa al-munfashil:ma yubtada u bihi, mā yubtada u bihi, wa yaqa’u ba’da illa fī ikhtiyā ri./munfaṣil merupakan terletak di awal dan juga bisa terletak jauh setelah
ﺍﻻ/illa
Menurut .Ali Jarim dan Mustafa Amin (2006:122)
اﻟﻀﻤﲑ اﳌﻨﻔﺼﻞ ﻣﺎ ﻳﻜﲎ اﻟﻨﻄﻖ ﺑﻪ وﺣﺪﻩ ﻣﻦ ﻏﲑ ان ﻳﺘﺼﻞ ﺑﻜﻠﻤﺔ اﺧﺮى
/al-ḍamiru al-munfaṣilu mā yuknā an nuṭqi bihi waḥdahu min gairi an yattaṣilu bikalimati ukhrā/Ḍamir munfaṣil adlah yang digunakan dengan sendirinya yang tidak bersambung dengan kata lainnya. 9T
9T
9T
Jenis-jenis Ḍamir munfaṣil Ḍamir munfaṣil pada dasarnya ada dua macam sebagaimanapendaoat Ali Jarim dan Mustafa Amin :
2.4
واﻟﻀﻤﻤﲑ ﻣﻦ اﻟﺼﻨﻒ,ان اﻟﻀﻤﺎﺋﺮ ﻣﻦ اﻟﺼﻨﻒ اﻻوﱃ ﰲ ﳏﻞ رﻓﻊ داﺋﻤﺎ اﻟﺜﺎﱐ ﰲ ﳏﻞ ﻧﺼﺐ داﺋﻤﺎ وﺗﺴﻤﻰ اﻟﻀﻤﺎﺋﺮ اﻻوﱃ ﺿﻤﺎﺋﺮ اﻟﺮﻓﻊ اﳌﻨﻔﺼﻠﺔ .وﺿﻤﺎﺋﺮ ﻧﺼﺐ اﳌﻨﻔﺼﻠﺔ
/Anna al-ḍamāira min aṣ-ṣinfi al ūlā fi maḥalli raf’i dāiman, wa alḍamiru ,min aṣ-ṣinfi aṡ-ṡāni fi maḥalli naṣbi dāiman wa tusammā alḍamāiru al-ūlā ḍamāiru al -ūlā ar-raf’I al-munfaṣilati wa ḍamāiru naṣbi al-munfaṣilati./ Adapun kata ganti bagian pertama adalah yang selalu menempati tempat rafa’. Dan kata ganti yang kedua selalu menempati posisi naṣab dan dinamakan kata ganti yang pertama itu adalah damir rafa’ yang terpisah dan damir naṣab yang terpisah. Berdasarkan pendapat Ali diatas maka penulis berkesimpulan bahwa: a.
ﺿﻤﲑ رﻓﻊ ﻣﻨﻔﺼﻞ/Ḍamiru
/
raf’i munfaṣilin kata ganti rafa’ yang
terpisah yaitu yang bisa berposisi sebagai , atau
ﻣﺒﺘﺪء/ mubtada’, ﻓﺎﻋﻞ/ fa’il
ﻧﺎﺋﺐ ﻓﺎﻋﻞ/ nā ib f ā’il
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
b.
ﺿﻤﲑ ﻧﺼﺐ ﻣﻨﻔﺼﻞ
/ḍamīr naṣab munfaṣil/ kata ganti naṣab yang
terpisah, yaitu yang berposisi sebagai
ﻣﻔﻌﻮل ﺑﻪ/maf’ul bih/objek.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA