BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi yaitu saluran pernapasan bagian atas, bagian bawah dan paru (Hidayat, 2006). Kebutuhan tubuh terhadap oksigen merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan mendesak, tanpa oksigen dalam waktu tertentu sel tubuh akan mengalami kerusakan yang menetap dan menimbulkan kematian. Otak merupakan organ yang sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen. Otak masih mampu menoleransi kekurangan oksigen antara 3-5 menit. Apabila kekurangan kekurangan oksigen berlangsung lebih dari lima menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara permanen (Kozier dan Erb, 1998). Fungsi sistem jantung ialah untuk mengantarkan oksigen, nutrien, dan substansi lain ke jaringan dan membuang produk sisa metabolisme selular melalui pompa jantung. Kerja pompa jantung sangat penting untuk mempertahankan aliran oksigen. Proses yang mempengaruhi oksigenasi pada klien termasuk perubahan yang mempengaruhi kapasitas darah untuk membawa oksigen, seperti anemia dan perubahan yang mempengaruhi gerakan dinding dada atau sistem saraf pusat klien (Potter dan Perry, 2006). Kebutuhan tubuh terhadap oksigen tidak tetap. Sewaktu-waktu tubuh memerlukan oksigen yang banyak oleh karena suatu sebab. Kebutuhan oksigen dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain (Asmadi, 2008): 1. Lingkungan Pada lingkungan yang panas tubuh berespons dengan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah perifer, sehingga darah banyak mengalir ke kulit. Hal tersebut mengakibatkan panas banyak dikeluarkan melalui kulit. Respons demikian menyebabkan curah jantung meningkat dan kebutuhan oksigen pun meningkat. Sebaliknya pada lingkungan yang dingin,
4
Universitas Sumatera Utara
pembuluh darah mengalami konstriksi dan penurunan tekanan darah sehingga menurunkan kerja jantung dan kebutuhan oksigen. 2. Latihan Fisik Latihan fisik atau peningkatan aktivitas dapat meningkatkan denyut jantung dan respirasi rate sehingga kebutuhan terhadap oksigen semakin tinggi. 3. Emosi Cemas, takut, dan marah akan mempercepat denyut jantung sehingga kebutuhan oksigen meningkat. 4. Gaya Hidup Kebiasaan merokok akan mempengaruhi status oksigenasi seseorang sebab merokok dapat memperburuk penyakit arteri koroner dan pembuluh darah arteri. 5. Status Kesehatan Pada orang sehat, system kardiovaskuler dan system respirasi berfungsi dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara adekuat. Sebaliknya, orang yang mempunyai penyakit jantung ataupun penyakit pernapasan dapat mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan oksigen tubuh. Faktor-faktor
perkembangan
dan
proses
penuaan
yang
normal
memengaruhi oksigenasi jaringan yaitu (Potter & Perry, 2010). 1. Bayi dan Anak-anak Bayi dan anak-anak berisiko terkena infeksi saluran napas atas karena sering tepapar asap rokok. Infeksi saluran napas atas biasanya tidak berbahaya dan bayi atau anak-anak, dan dapat sembuh tanpa mengalami kesulitan. 2. Anak-anak Usia Sekolah dan Remaja Anak-anak usia sekolah dan remaja terpapar infeksi pernapasan dan faktor-faktor risiko pernapasan seperti asap rokok dan merokok. Individu yang mulai merokok sejak remaja dan terus merokok sampai usia pertengahan
memiliki
risiko
tinggi
untuk
menderita
penyakit
kardiopulmonal dan kanker paru.
5
Universitas Sumatera Utara
3. Dewasa Muda dan Dewasa Pertengahan Faktor risiko kardiopulmonal multipel,antara lain: diet yang tidak sehat, kurang olahraga, stress, penggunaan obat bebas dan obat yang diresepkan yang tidak sesuai dan merokok. 4. Lansia Sistem pernapasan dan jantung mengalami perubahan sepanjang proses penuaan. Perubahan dihubungkan dengan klasifikasi katup jantung, nodus SA, dan tulang rawan iga. Osteoporosis menyebabkan perubahan ukuran dan bentuk toraks.
1.
Pengkajian Pengkajian keperawatan dari fungsi kardiopulmonal meliputi riwayat yang mendalam terhadap fungsi normal kardiopulmonal klien, gangguan terdahulu pada fungsi respirasi dan sirkulasi, serta ukuran yang klien gunakan untuk optimalisasi oksigenasi (Potter & Perry, 2010). A. Riwayat Keperawatan Pengkajian riwayat keperawatan pada masalah kebutuhan oksigen meliputi : ada atau tidaknya riwayat gangguan pernapasan ( gangguan hidung dan tenggorokan ) seperti epistaksis (kondisi akibat luka/ kecelakaan, penyakit rematik akut, sinusitis akut, hipertensi, gangguan pada sistem peredaran darah dan kanker), Obstruksi nasal (Kondisi akibat polip, hipertropi tulang hidung, tumor dan influenza), dan keadaan lain yang menyebabkan gangguan pernapasan (Hidayat, 2006). B. Pemeriksaan Fisik 1. Mata a. Konjungtiva pucat (anemia) b. Konjungtiva sianosis (hipoksemia) c. Konungtiva terdapat pethecial (karena emboli lemak atau endokarditis) 2. Kulit a. Sianosis perifer b. Sianosis secara umum
6
Universitas Sumatera Utara
c. Edema d. Edema periorbital 3. Jari dan Kuku a. Sianosis b. Clubbing finger 4. Mulut dan Bibir a. Membran mukosa sianosis b. Bernapas dengan mengerutkan bibir 5. Hidung a. Pernapasan dengan cuping hidung 6. Vena Leher a. Adanya distensi/bendungan 7. Dada a. Retraksi otot bantu pernapasan b. Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan c. Suara napas normal (vesikuler, bronkovesikular, bronchial) d. Suara napas tidak normal (crakles, ronchi, wheezing) e. Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness) 8. Pola Pernapasan a. Pernapasan normal (eupnea) b. Pernapasan cepat (takipnea) c. Pernapasan lambat (bradipnea) C. Pemeriksaan penunjang 1. Tes untuk menentukan keadekuatan system konduksi jantung a. EKG b. Exercise stress test 2. Tes untuk menentukan kontraksi miokardium aliran darah a. Echocardiography b. Kateterisasi jantung c. Angiografi 3. Tes untuk mengukur ventilasi dan oksigenasi a. Tes fungsi paru-paru dengan spirometri
7
Universitas Sumatera Utara
b. Tes astrup c. Oksimetri d. Pemeriksaan darah lengkap 4. Melihat struktur system pernapasan a. Foto thoraks ( X-ray) b. Bronkoskopi c. CT Scan paru 5. Menentukan sel abnormal/ infeksi system pernapasan a. Kultur apus tenggorok b. Sitologi c. Specimen sputum (BTA)
2.
Analisa Data Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status
kesehatan klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pasien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk rumah sakit (Intial assessment), selama klien dirawat secara terus menerus (Ongoing assasment) serta pengkajian ulang untuk menambah/ melengkapi data (re-assesment). Tujuan pengumpulan data : 1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien 2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
8
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk menilai keadaan kesehatan klien 4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah berikutnya Tipe data : 1. Data Subjektif Data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bias ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide klien terhadap status kesehatan lainnya. 2. Data Objektif Data yang didapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, sentuh/ raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan ,tekanan darah, brat badan dan tingkat kesadaran.
3.
Rumusan Masalah a. Tidak efektifnya cara pembersihan saluran napas Definisi : kondisi dimana pasien tidak mampu membersihkan secret sehingga menimbulkan obstruksi saluran pernapasan dengan tujuan mempertahankan saluran pernapasan. Kemungkinan berhubungan dengan : 1) Menurunnya energi dan kelelahan 2) Infeksi trakeobronkial 3) Gangguan kognitif dan persepsi 4) Trauma 5) Bedah toraks Kemungkinan data yang ditemukan : 1) Suara napas tidak normal 2) Perubahan jumlah pernapasan 3) Batuk 4) Sianosis 5) Demam
9
Universitas Sumatera Utara
Tujuan yang diharapkan : 1) Saluran pernapasan pasien menjadi bersih 2) Pasien dapat mengeluarkan secret 3) Suara napas dan keadaan kulit menjadi normal b. Tidak efektifnya pola pernapasan Definisi : kondisi dimana pasien tidak mampu mempertahankan pola inhalasi dan ekshalasi karena adanya gangguan fungsi paru. Kemungkinan berhubungan dengan : 1) Obstrusi trakeal 2) Perdarahan aktif 3) Menurunnya ekspansi paru 4) Infeksi paru 5) Depresi pusat pernapasan 6) Kelemahan otot pernapasan Kemungkinan data yang ditemukan: 1) Perubahan irama pernapasan dan jumlah pernapasan 2) Dispnea 3) Penggunaan otot tambahan pernapasan 4) Suara pernapasan tidak normal 5) Batuk disertai dahak 6) Kecemasan Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : 1) Penyakit kanker, infeksi pada dada 2) Penggunaan obat dan keracunan alcohol 3) Trauma dada Tujuan yang diharapkan : 1) Pasien dapat mendemostrasikan pola pernapasan yang efektif 2) Menunjukan pola pernapasan yang efektif 3) Pasien merasa lebih nyaman dalam bernapas
10
Universitas Sumatera Utara
c. Menurunnya perfusi jaringan tubuh Definisi : kondisi dimana tidak adekuatnya pasokan oksigen akibat menurunnya nutrisi dan oksigen pada tingkat seluler. Kemungkinan yang berhubungan: 1) Vasokonstriksi 2) Hipovolemia 3) Thrombosis vena 4) Menurunnya aliran darah Kemungkinan data yang ditemuakan : 1) Edema 2) Pulsasi perifer kecil 3) Perubahan warna kulit/ pucat 4) Menurunnya sensasi 5) Sianosis Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : 1) Gagal jantung 2) Infark miokardial 3) Peradangan pada jantung 4) Hipertensi Tujuan yang diharapkan : 1) Menurunnya insufisiensi jantung 2) Suara pernapasan dalam keadaan normal d. Gangguan Pertukaran Gas Definisi : suatu kondisi dimana pasien mengalami penurunan pengiriman oksigen dan karbon dioksida diantara alveoli paru dan sistem vascular. Kemungkinan berhubungan dengan : 1) Penumpukan cairan dalam paru 2) Gangguan pasokan oksigen 3) Obstruksi saluraan pernapasan 4) Edema paru 5) Pembedahan paru
11
Universitas Sumatera Utara
Kemungkinan data yang ditemukan : 1) Sesak napas 2) Penurunan kesadaran 3) Nilai AGD tidak normal 4) Sianosis Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : 1) Penyakit obstruksi pernapasan kronis 2) Gagal jantiung 3) Asma 4) Pneumonia Tujuan yang diharapkan : 1) Dapat menurunkan tanda dan gejala gangguan pertukaran gas 2) Pasien dapat menunjukan peningkatan perubahan pertukaran gas seperti : tanda vital, nilai AGD dan ekspresi wajah
4.
Perencanaan a. Tidak efektifnya cara pembersihan saluran napas Tujuan : – Saluran pernapasan pasien menjadi bersih Pasien dapat mengeluarkan secret Suara napas dan keadaan kulit menjadi normal Intervensi 1. Sediakan alat suction dalam kondisi baik 2. Monitor jumlah, bunyi napas, AGD 3. Pertahankan intake cairan 3.000ml/hari 4. Terapi inhalasi dan latihan pernapasan dalam dan batuk efektif. 5. Bantu hygiene oral setiap 4 jam 6. Mobilisasi pasien setiap 2 jam
Rasional 1. Peralatan dalam keadaan siap 2. Gangguan saluran pernapasan 3. Membantu mengencerkan secret 4. Mengeluarkan secret
5. Memberikan rasa nyaman 6. Mempertahankan sirkulasi
12
Universitas Sumatera Utara
b. Tidak efektifnya pola pernapasan Tujuan : – Dapat menunjukan pola pernapasa yang efektif Pasien merasa lebih nyaman dalam bernapas 1. 2. 3. 4.
Intervensi Berikan oksigen sesuai program Monitor jumlah pernapasan Laksanakan program pengobatan Atur posisi pasien
5. Bantu dalam terapi inhalasi 6. Alat-alat emergensi disiapkan dalam kondisi baik
Rasional 1. Mempertahankan oksigen arteri 2. Mengetahui status pernapasan 3. Meningkatkan pernapasan 4. Meningkatkan pengembangan paru 5. Membantu mengeluarkan secret 6. Kemungkinan terjadi kesulitan bernapas yang akut
c. Menurunnya perfusi jaringan tubuh Tujuan : – Menurunnya insufisiensi jantung Suara pernapasan dalm keadaan normal 1. 2. 3.
4. 5. 6.
Intervensi Monitor denyut jantung dan irama Monitor tanda vital, bunyi jantung, CVP Kolaborasi dengan dokter dalam pemeriksaan AGD, elektrolit, darah lengkap Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan Berikan oksigen sesuai kebutuhan Ukur intake dan output cairan
7. Lakukan perawatan kulit
Rasional 1. Mengetahui kelainan jantung 2. Data dasar untuk mengetahui perkembangan pasien 3. Mengetahui keadaan umum pasien 4. Mengurangi kecemasan dan lebih kooperatif 5. Meningkatkan perfusi 6. Mengetahui kelebihan atau kekurangan 7. Menghindari integritas kulit
13
Universitas Sumatera Utara
d.
Gangguan Pertukaran Gas Tujuan : – Dapat menurunkan tanda dan gejala gangguan pertukaran gas. Pasien dapat menunjukkan peningktan perubahan pertukara gas Intervensi 1. Kaji frekuensi kedalaman pernapasan
2. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernapas 3. Kaji/awasi secara rutin kulit dan warna membrane mukosa. 4. Auskultasi bunyi napas,catat area penurunan aliran udara/bunyi tambahan. 5. Awasi tingkat kesadaran/status mental 6. Kaji tanda vital dan irama jantung
Rasional 1. Berguna dalam evaluasi derajat stress pernapasan/kronisnya proses penyakit. 2. Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan jalan nafas untuk menurunkan kolaps jalan napas. 3. Sianosis mungkin perifer (terlihat pada kuku, bibir serta daun telinga). 4. Bunyi napas mungkin redup karena penurunan aliran udara. 5. Penurunan getaran vibrasi diduga ada pengumpulan cairan atau udara terjebak. 6. Takikartdi, disritmia dan perubahan TD dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung.
14
Universitas Sumatera Utara
B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian BIODATA Identitas Pasien Nama
: Ny. R
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 27 Tahun
Status Perkawinan
: Kawin
Agama
: Islam
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: Guru
Alamat
: Jl.Karya Wisata No.25 A
Tanggal Masuk RS
: 17 Juni 2013
No. Register
: 00.55.98.70
Ruangan/Kamar
: RB1 Nifas /III1
Golongan darah
:B
Tanggal pengkajian
: 18 Juni 2013
Diagnosa pasien Medis
: CHF FC II ec. ASD II + (Brain Sparring + Susp ASD + WGR pada bayi) + PG + UDR (32 W4D) + AH
I.
Keluhan Utama Pada saat pengkajian, pasien terlihat sesak, merasa lemas dan nyeri pada luka bekas operasi didaerah perut dengan skala nyeri 5.
II.
Riwayat Kesehatan Sekarang 1. Provocative/palliative a. Apa penyebabnya Sesak disebabkan karena kelelahan terus menerus. b. Hal-hal yang memperbaiki keadaan Pasien mengatakan akan berkurang jika beristirahat sejenak, namun beberapa menit kemudian sesak dan nyerinya akan kembali lagi dirasakan.
15
Universitas Sumatera Utara
2. Quantity/quality a. Bagaimana dirasakan Pasien mengatakan setiap beraktivitas ia sesak. b. Bagaimana dilihat Terlihat sesak dan ketika nyeri meningkat terlihat wajah yang meringis kesakitan. 3. Region a. Dimana lokasinya Di dada sebelah kanan b. Apakah menyebar Pasien mengatakan nyerinya tidak menyebar 4. Severity Pasien mengatakan sangat mengganggu aktivitasnya, karena sesak dapat timbul meningkat ketika aktivitas pasien meningkat. Dan menyebabkan pasien merasa lemas. 5. Time Pasien mengatakan nyeri nya timbul ketika ia batuk.
III.
Riwayat Kesehatan Masa Lalu A. Penyakit yang pernah dialami Tidak ada penyakit yang dialami os sebelumnya. B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan Tidak ada pengobatan atau tidakakan yang diberikan. C. Pernah dirawat/dioprasi Pasien mengatakan tidak pernah dirawat di RS dan tidak pernah dioprasi sebelumnya. D. Lama dirawat Tidak pernah dirawat. E. Alergi Pasien mengetakan tidak mempunyai riwayat alergi. F. Imunisasi Pasien mengatakan imunisasi tidak lengkap.
16
Universitas Sumatera Utara
IV.
Riwayat Kesehatan Keluarga A. Orang Tua Pasien mengatakan orang tuanya tidak mengalami penyakit B. Saudara Kandung Pasien mengatakan saudara kandungnya tidak mengalami penyakit C. Penyakit Keturunan Yang Ada Pasien mengatakan tidak ada penyakit keturunan dalam keluarganya. D. Anggota keluarga yang meninggal Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang meninggal E. Penyebab meninggal -
V.
Riwayat Obstetrik G:1
A:0
HPHT : 27-09-2012
TTP:04-07-2013
Komplikasi/ Masalah Kehamilan Persalinan Nifas Hamil ini 32 Minggu SC RS
No
Umur
1 VI.
P:1
Kondisi Penolong Anak Sehat Dokter
Riwayat Keadaan Psikososial A. Persepsi Pasien Tentang Penyakitnya Pasien mengatakan penyakitnya bisa sembuh. B. Konsep Diri Gambaran diri : pasien menyukai rambut panjangnya. Ideal diri
: pasien berharap bisa menjadi seorang ibu, dan menjadi istri yang baik.
-
Harga diri
: pasien merasa bahwa dirinya tidak maksimal nantinya merawat bayinya karena penyakitnya ini.
Peran diri
: pasien akan merawat anaknya dengan sebaikbaiknya.
Identitas
: pasien adalah seorang istri dan ibu bagi anaknya.
17
Universitas Sumatera Utara
C. Keadaan Emosi Pasien masih mampu mengendalikan emosinya dengan baik. D. Hubungan Sosial Orang yang berarti : Orang yang berarti dan berpengaruh dalam hidup pasien adalah orang tua dan suami Hubungan dengan keluarga : Baik, keluarga tetap setia menemani, merawat dan menjaga pasien ketika sedang berada di RS Hubungan dengan orang lain : Baik, pasien mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang disekitarnya. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Pasien tidak mempunyai hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain E. Spiritual Nilai dan keyakinan : pasien berkeyakinan seorang islam Kegiatan ibadah
VII.
: selama sakit pasien tidak beribadah
Pemeriksaan Fisik A. Keadaan Umum Pasien tampak lemas, napas terasa berat, badan tampak kurus, sesak dan meringis ketika nyeri di abdomen meningkat. B. Tanda-tanda Vital Suhu tubuh
: 36.7oC
Tekanan darah
: 100 / 60 mmHg
Nadi
: 90 x/menit
Pernafasan
: 28 x/menit
Skala nyeri
:5
TB
: 165 cm
BB
: 51 kg
18
Universitas Sumatera Utara
C. Pemeriksaan Head to toe 1) Kepala dan Rambut Bentuk
: Bulat, tidak ada benjolan atau pembengkakan.
Ubun-ubun
: Simetris.
Kulit kepala
: Bersih, tidak ada iritasi.
2) Rambut Penyebaran dan keadaan rambut
: Rambut
lurus
dan
penyebarannya merata. Bau
: Tidak.
Warna kulit
: Berwarna kuning langsat.
3) Wajah Warna kulit
: Kuning langsat.
Struktur wajah
: Simetris, dan tidak ada kelainan.
4) Mata Kelengkapan dan kesimetrisan
: Mata
lengkap
dan
simetris. Palpebra
: Normal.
Konjungtiva dan sclera
: Konjungtiva
:
anemis,
sclera: tidak ikhterus. Pupil
: Isokor.
Cornea dan iris
: Normal.
Visus
: Penglihatan baik.
Tekanan bola mata
: Tidak
dilakukan
pemeriksaan. 5) Hidung Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris. Lubang hidung
: Bersih.
6) Telinga Bentuk telinga
: Simetris kanan/kiri.
19
Universitas Sumatera Utara
Ukuran telinga
: Simetris kanan/kiri.
Lubang telinga
: Bersih dan tidak berbau.
Ketajaman pendengaran
: Pendengaran Baik.
7) Mulut dan faring Keadaan bibir
: Mukosa bibir kering dan kebiruan.
Keadaan gusi dan gigi
: Tidak ada perdarahan.
Keadaan lidah
: Lidah bersih dan tidak ada kelainan.
Orofaring
: Tidak
dilakukan
pemeriksaan. 8) Leher Posisi trachea
: Medial.
Thyroid
: Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid.
Suara
: Suara pelan tapi jelas.
Kelenjar limfe
: Tidak ada pembengkakan.
Vena jugularis
: Teraba.
Denyut nadi karotis
: Teraba.
9) Pemeriksaan integument Kebersihan
: Bersih.
Kehangatan
: Semua eksterimitas teraba dingin.
Warna
: Normal.
Turgor
: Kembali cepat
Kelembaban
: Lembab.
Kelainan pada kulit
: Sianosis
pada
semua
eksterimitas. 10) Pemeriksaan payudara dan ketiak Ukuran dan bentuk
: Simetris kanan/kiri.
Warna payudara dan areola
: Normal, kecoklatan.
20
Universitas Sumatera Utara
Kondisi payudara dan putting
: Puting
susu
menonjol
keluar. Produksi ASI
: Belum ada produksi ASI.
Aksila
: Tidak Benjolan.
11) Pemeriksaan thoraks/dada Inspeksi thoraks (normal, burrel chest, funnel chest, pigeon chest, flail chest, kifosis koliasis)
: Normal.
Pernafasan (frekuensi, irama)
: 28 x/ menit, Ireguler.
Tanda kesulitan bernafas
:
12) Pemeriksaan paru Palpasi getaran suara
: Tidak
dilakukan
pemeriksaan. Perkusi
: Normal.
Auskultasi (suara nafas, suara ucapan, suara tambahan) : Mengi pada saat inspirasi. 13) Pemeriksaan jantung Inspeksi
: Bentuk normal.
Palpasi
: Tidak ada pembengkakan.
Perkusi
: Dullness.
Auskultasi
: Adanya
bunyi
jantung
tambahan, S3 dan S4. 14) Pemeriksaan abdomen Inspeksi (bentuk, benjolan)
: Terdapat
luka
seksio
saesar. Auskultasi
: Peristaltic usus 7 x/menit
Palpasi
: Terdapat nyeri tekan.
Perkusi (suara abdomen)
: Tidak
ada
suara
tambahan. 15) Pemeriksaan musculuskeletal/ekskremitas (kesimetrisan, kekuatan otot, edema) : ekskremitas dingin, kekuatan otot 5 , tidak ada edema.
21
Universitas Sumatera Utara
16) Pemeriksaan neurologi (nervus cranialis)
:
nervus
cranialis
normal, tidak ada kelainan. 17) Fungsi motorik
: fungsi motorik normal, tidak ada kelainan.
18) Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin, getaran) : fungsi sensorik normal, tidak ada kelainan. 19) Refleks (bisep, trisep, brachioradialis, patellar, tendon achiles, plantar) : reflex pasien normal.
VIII.
Pola kebiasaan sehari-hari 1) Pola Makan dan Minum Frekuensi makan/hari
: Makan 3 x sehari
Nafsu/selera makan
: Nafsu makan berkurang
Nyeri ulu hati
: Tidak ada
Alergi
: Tidak ada alergi terhadap makanan
Mual dan muntah
: Tidak ada mual dan muntah
Waktu pemberian makan
: Pagi
07.00,
siang
12.00,
porsi
makan
malam 18.00 Jumlah dan jenis makan
: Jumlah
dan
normal Waktu pemberian cairan/minum
: Sesuai dengan kebutuhan
Masalah makan dan minum
: Tidak ada masalah makan dan minum.
2) Perawatan Diri/Personal Higine Kebersihan tubuh
: Tubuh bersih.
Kebersihan gigi dan mulut
: Gigi dan mulut bersih.
Kebersihan kuku kaki dan tangan : Bersih. 3) Pola Kegiatan/Aktivitas Uraikan aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian mandiri, sebagian, total : pasien mandi dengan bantuan perawat dan keluarga, Susah tidur karena sesak, adanya batuk dan nyeri abdomen , serta keterbatasan aktivitas akibat kelemahan.
22
Universitas Sumatera Utara
Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit : pasien selalu berdoa.
IX.
Pola Eliminasi 1) BAB Pola BAB
: Normal.
Karakter feses
: Kuning dan lembek.
Riwayat pendarahan
: Tidak ada pendarahan.
BAB terakhir
: 17 Juni 2013.
Diare
: Tidak diare.
Penggunaan laksatif
: Tidak
ada
penggunaan
laksatif. 2) BAK Pola BAK
: Normal.
Karakter urine
: Kekuningan dan tidak keruh.
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada kesulitan BAK. Penggunaan diuretic
: Tidak
ada
penggunaan
diuretic. Upaya mengatasi masalah
: Tidak ada masalah.
23
Universitas Sumatera Utara
2.
Analisa Data ANALISA DATA
NO 1.
DATA DS :
Etiologi
Masalah Keperawatan
Iskemik Miokard
Penurunan Perfusi
Pasien mengatakan ia
mudah
lelah,
Jaringan Kerusakan Otot-Otot Miokard
nyeri, sesak napas, dan sering terbangun pada malam hari.
Kemampuan/Kontraktil itas Miokard Menurun
DO : Ujung jari dan kuku
Menurunnya Kemampuan Pompa
kebiruan RR: 28 x/ menit
Ventrikel
TD: 100/60 mmHg Irama ireguler
Penurunan Perfusi Jaringan
2.
DS :
Pasien Meringis
Pasien mengatakan
Nyeri
Kesakitan
ia mengalami nyeri Pasien mengatakan
Lemas
nyerinya meningkat apabila ia batuk
Skala Nyeri 5
Gangguan Rasa
DO : Pasien
Nyaman
tampak
meringis Skala nyeri 5
Nyeri
HR: 90 x/menit
24
Universitas Sumatera Utara
3.
DS:
Sesak
Gangguan Pola Tidur
Pasien mengatakan Nyeri
ia sering terbangun pada malam hari
Skala Nyeri 5
pada saat tidur karena nyerinya
Sering Terbangun Pada Malam Hari
DO : Wajah pasien tampak ngantuk dan
Gangguan Pola Tidur
sering menguap Skala nyeri 5
3.
Rumusan Masalah Masalah keperawatan 1. Penurunan perfusi jaringan 2. Nyeri 3. Gangguan pola tidur Diagnosa Pasien Keperawatan 1. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kontraktilitas ventrikel kiri, perubahan frekuensi, irama yang ditandai dengan Ujung jari dan kuku kebiruan, RR: 28 x/ menit, TD: 100/60 mmHg, irama ireguler dan mudah lelah. 2. Nyeri berhubungan dengan tindakan insisi pembedahan, perubahan posisi tubuh Ditandai dengan pasien tampak meringi, skala nyeri 5, HR: 90 x/menit. 3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri ditandai dengan Wajah pasien tampak ngantuk dan sering menguap, Skala nyeri 5 ,Mengantuk disiang hari.
25
Universitas Sumatera Utara
4.
Perencanaan
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari / No. Perencanaan keperawatan Tanggal Dx Selasa, 1. Tujuan: 18 juni
a. Menurunnya insufisiensi jantung
2013
b. Suara pernapasan dalm keadaan normal Kriteria Hasil: a. Tidak ada keluhan sesak b. Tidak tampak tarikan dinding dada c. Klien bisa istirahat pada malam hari d. TTV dalam batas normal (RR 20-24 kali/ menit) Rencana Tindakan
Rasional
1. Kaji frekuensi, irama jantung
1. Biasanya terjadi takikardia
2. Catat bunyi jantung
2. S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa jantung.
3. Palpasi nadi perifer
3. Dapat menunjukkan menurunnya nadi radial, popliteal, dorsil pedis dan postibial.
4. Pantau TD
4. TD dapat meningkat sehubungan dengan SVR.
5. Kaji kulit terhadap sainosis
5. Pucat menunjukkan menurunnya perfusi perifer terhadap tidak adekuatnya curah jantung.
6. Pantau haluaran urine
6. Untuk menurunkan curah jantung dengan menahan cairan dan natrium.
7. Berikan
istirahat
psikologi
7. Stress emosi menghasilkan
dengan lingkungan yang tenang;
vasokonstriksi yang meningkatkan
membantu pasien menghindari
TD dan meningkatkan frekuensi
situasi stress.
kerja jantung.
26
Universitas Sumatera Utara
8. Tinggikan kaki, hindari tekanan
8. Menurunkan statis vena.
pada bawah lutut. 9. Atur posisi untuk
9. Meningkatkan ekspansi dada,
memaksimalkan potensial semi
mempermudah bernafas.
fowler 10. Berikan pendidikan kesehatan:
10. Meningkatkan pengetahuan dan
proses terapi, perubahan gaya
mencegah terjadinya kambuh dan
hidup, teknik relaksasi, diet dan
komplikasi.
efek obat Kolaborasi 11. Berikan dengan
oksigen kanula
tambahan
11. Meningkatkan sediaan oksigen
nasal/masker
untuk kebutuhan melawan efek
sesuai indikasi
hipoksia/iskemia
12. Pantau/ganti elektrolit
12. Perpindahan cairan dan penggunaan direutik dapat mempengaruhi elektrolit.
13. Pantau seri EKG dan perubahan foto dada
13. Foto dada menunjukkan pembesaran jantung dan perubahan kongesti pulmonal
27
Universitas Sumatera Utara
Rabu, 19 juni 2013
1.
2. 3.
4.
5.
6.
7.
2.
Tujuan: a. Memperlihatkan pengendalian nyeri b. Nyeri berkurang atau hilang Kriteria hasil: a. Mempertahankan tingkat nyeri atau kurang b. Memperlihatkan teknik relaksasi yang efektif c. Mengenali Faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk memodifikasi Faktor tersebut. Rencana tindakan Rasional 1. Membantu dalam evaluasi Tanyakan pasien tentang nyeri. gejala.Penggunaan skala rentang Tentukan karakteristik, intensitas membantu pasien dalam serta durasi nyeri. mengkaji tingkat nyeri dan memberikan alat untuk evaluasi keefektifan analgesic, meningkatkan control nyeri. 2. Takut masalah akan meningkat Dorong pasien untuk menyatakan tegangan otot menurunkan perasaan tentang nyeri ambang persepsi nyeri Berikan tindakan kenyamanan, 3. Meningkatkan relaksasi dan misalnya sering ubah posisi, pijat pengalihan perhatian. punggung, sokongan bantal Dorong penggunaan teknik 4. Menghilangkan relaksasi, misalnya visualisasi, ketidaknyamanan dan bimbingan imajinasi, dan aktivitas meningkatkan efek terapeutik hiburan yang tepat. analgesic. Berikan lingkungan yang nyaman 5. Penurunan kelemahn dan dan tenang. penghematan energy, meningkatkan kemampuan koping. Bantu aktivitas perawatan diri, 6. Mendorong dan membantu fisik mungkin perlu dilakukan untuk pernapasan /latihan tangan. beberapa waktu sebelum pasien mampu atau cukup percaya untuk melakukan aktivitas karena nyeri dan takut nyeri. Berikan analgesic sesuai indikasi. 7. Membantu menurunkan rasa nyeri.
28
Universitas Sumatera Utara
Kamis, 20 juni 2013
1.
2. 3. 4.
5. 6.
7.
3.
Tujuan: Gangguan pola tidur teratasi atau berkurang. Kriteria hasil: Melaporkan perbaikan dalam pola tidur Mengungkapkan peningkatan rasa sejahtera dan segar Rencana tindakan Rasional 1. Mengkaji perlunya dan Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi. mengidentifikasi intervensi yang tepat. Berikan suasana tidur yang aman 2. Meningkatkan kenyamanan tidur dan ketenangan tidur. dan nyaman. 3. Musik lembut meningkatkan Anjurkan untuk mendengarkan rasa kantuk. musik lembut. Anjurkan untuk minum susu hangat 4. Meningkatkan efek relaksasi, sebelum tidur. susu mempunyai kualitas suporifik, meningkatkan sintesis serotonin, neurotransmitter yang membantu pasien tertidur. 5. Memberikan situasi kondusif Kurangi kebisingan dan lampu. untuk tidur. 6. Pengubahan posisi mengubah Dorong posisi nyaman, bantu area tekanan dan meningkatkan dalam mengubah posisi. istirahat. 7. Dapat merasa takut jatuh karena Gunakan pagar tempat tidur sesuai perubahan ukuran dan tinggi indikasi, rendahkan tempat tidur tempat tidur. Pagar tempat tidur bila mungkin. member keamanan dan dapat digunakan untuk membantu mengubah posisi.
29
Universitas Sumatera Utara
5.
Implementasi dan Evaluasi PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari/ Tanggal Selasa, 18 Juni 2013
No. Dx 1.
Rabu, 19 Juni 2013
2
Kamis, 20 Juni 2013
3.
Implementasi keperawatan a. Mengkaji frekuesi, irama jantung b. Mendengarkan bunyi jantung c. Melakukan TTV d. Memantau intake dan output cairan e. Memberikan posisi semifowler f. Memberikan penkes g. Memberikan oksigen dengan kanula nasal sesuai indikasi a. Menanyakan kepada pasien tentang nyeri. b. Mentukan karakteristik, intensitas serta durasi nyeri. c. Mendorong pasien untuk menyatakan perasaan tentang nyeri d. Memberikan tindakan kenyamanan, misalnya sering ubah posisi, pijat punggung, sokongan bantal e. Memberikan lingkungan yang nyaman dan tenang. f. Mengukur tanda-tanda vital a. Menentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi. b. Memberikan suasana tidur yang aman dan nyaman. c. Menganjurkan untuk minum susu hangat sebelum tidur. Mengurangi kebisingan dan lampu. d. Membantu dalam mengubah posisi. e. Gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi, rendahkan tempat tidur bila mungkin.
Evaluasi (SOAP) S : Klien mengatakan sesak O : – Terpasang oksigen 2L TD: 100/60mmHg HR: 90x/i RR: 28x/i T: 36.7oC A : Masalah belum teratasi. P : Intervensi dilanjutkan
S: Paien mengatakan nyeri O: – Skala nyeri 5 Durasi nyeri 10-15 menit Posisi semifowler TD: 100/70mmHg HR: 80x/i RR: 28x/i T:36.7oC A: – Masalah teratasi sebagian Skala nyeri 5 Durasi 10-15 menit P: Intervensi dilanjutkan S: Pasien mengatakan Sulit tidur jika karena nyeri dan sesak O: –
Terapi oksigen 2L Skala nyeri 5 Posisi semifowler Pagar tempat tidur terpasang TD: 100/80mmHg HR: 84x/i RR: 26x/i T: 36.8oC
A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan 30
Universitas Sumatera Utara