TINJAUAN PUSTAKA
Babi Semua babi memiliki karakteristik yang sama kedudukannya dalam sistematika hewan. Sihombing (1997) menyatakan sebagai berikut : Filum Sub Filum Marga Kelas Ordo Genus Species
: Chordata : Vertebrata (bertulang belakang), : Gnatostomata (mempunyai rahang), : Mamalia (menyusui), : Artiodactyla (berjari/berkuku genap), : Sus, : Sus scrofa, Sus vittatus/Sus strozzli, Sus cristatus, Sus leucomystax, Sus celebensis, Sus verrucosus, Sus barbatus
Sifat-sifat fisik yang tampak pada babi adalah warna tubuh, besar dan gemuk serta cepat dewasa. Sifat fisik berdasarkan warna bulu digolongkan menjadi 5, yakni: putih, hitam, coklat atau kemerah-merahan, berselempang (belted) dan bercak-bercak (spotted). Sifat fisik yang tampak pada babi berdasarkan besar dan kegemukan dapat dibagi menjadi 2, yakni: tipe babi besar yaitu bila babi besar dan lambat dewasa (cold blood atau tipe rainbow), dan tipe babi kecil yaitu bila babi kecil dan cepat dewasa digolongkan dalam babi berdarah panas (hot blood atau chuffy). Sedangkan sifat fisik yang tampak pada babi berdasarkan kecepatan dewasa artinya penggolongan babi dalam laju kecepatan babi untuk mencapai tahap dewasa (Tanaka et al, 1980). Babi Landrace Babi landrace merupakan babi yang berasal dari Denmark, termasuk babi bacon yang berkualitas tingi. Babi Landrace sangat populer sehingga dikembangkan juga di Amerika Serikat, Australia, dan Indonesia, yakni American
Universitas Sumatera Utara
Landrace dan Australian Landarce. Babi ini berwarna putih, terkenal babi bertubuh panjang seperti busur, besar, lebar, bulu halus, dan juga kakinya panjang. Babi ini terkenal sangat profilik hingga kini babi ini juga yang terbukti paling banyak per kelahiran, serta presentase dagingnya tinggi. Tulang rusuknya 16-17 pasang dan sampai kini puting susu babi inilah yang terbanyak diantara bangsa babi unggul. Babi jantan dewasa berbobot sekitar 320-410 kg dan induk berbobot 250-340 kg. Kelemahan babi ini adalah kaki belakang yang lemah terutama saat induk bunting, dan hasil daging yang pucat (Sihombing, 2006). Babi Landrace merupakan babi tipe bacon yang sangat istimewa. Badannya panjang, berwarna putih. Banyak digunakan dalam persilangan dengan babi-babi di Asia Tenggara. Babi ini mempunyai kelemahan pada kaki dan kurang tahan terhadap sinar matahari (Wartomo, 1994). Ciri-ciri yang dimiliki babi landrace tubuh panjang, besar (lebar) dan dalam, warna putih dengan bulu yang halus, kepala kecil agak panjang, dengan telinga terkulai, leher panjang, punggung membentuk seperti busur, bahu rata dan halus, kaki letaknya baik dan kuat, dengan paha yang bulat dan tumit, putting susu 6-7 buah (Sinaga, 2010). Babi Duroc Babi Duroc merupakan persilangan dari dua bangsa babi yaitu Jersey Reds dengan Duroc dari New York. Warnanya merah terang hingga gelap dan merah cherry, kukunya hitam kukunya padat dan prolific, serta mudah stress terhadap perubahan lingkungan. Babi duroc betina memiliki litter size yang tinggi. Babi jantan dewasa umumnya berbobot 295 – 455 kg, induk umunya berbobot sekitar 275 – 320 kg (Sihombing, 2006).
Universitas Sumatera Utara
Ciri-ciri yang dimiliki babi Duroc ialah tubuh panjang dan besar, warna merah yang bervariasi mulai dari merah muda samapi merah tua, punggung berbentuk busur yang dimulai dari leher sampai ekor dengan titik tertinggi di tengah, kepala sedang dengan telinga terkulai kedepan dan mukannya agak cekung (Sinaga, 2010). Babi Yorkshire Babi Yorkshire berasal dari inggris dan dibeberapa Negara ada yang menamakannya Large White. Ada dua tipe yang berbeda pada bangsa Yorkshire yaitu Large Yorkshire dan Middle Yorkshire. Warna Yorkshire putih tetapi adakalanya terdapat totol pigmen hitam di kulit serta memiliki kualitas daging yang tinggi. Babi jantan dewasa berbobot sekitar 320 – 455 kg dan induk berbobot sekitar 225 – 365 kg (Sihombing, 2006). Babi Yorkshire merupakan babi besar, panjang, dan berwarnah putih. Babi ini mempunyai efisiensi penggunaan pakan yang baik. Didaerah tropik, babi ini digunakan sebagai penghasil pork, kelemahannya peka terhadap teriknya sinar matahari (Wartomo, 1994). Babi Yorkshire dikenal dengan large white, ini berwarna putih dengan muka oval, telinga tegak, persentase karkasnya tinggi (Sinaga, 2010). Babi Berkshire Babi Berkshire merupakan babi yang berukuran besar, berwarna hitam, moncong panjang dan bengkok, badan panjang dengan kaki yang pendek. Dewasa ini telah dikembangkan adanya babi Berkshire modern berukuran sedang, berwarna hitam dengan belang putih di hidung, kaki dan ekornya. Telingannya tegak, garis profil konkaf (Wartomo, 1994).
Universitas Sumatera Utara
Fenotifik Setiap sifat yang diekspresikan seekor hewan disebut fenotipe. Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat penting yang bernilai ekonomis, atau penciri dari varietas yang bersangkutan. Karakterisasi dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif (Noor. 2008). Salah satu metode dengan melihat adanya perbedaan fenotip dan genotip akibat adanya seleksi dan mutasi dapat juga dimanfaatkan untuk mengetahui jarak genetik adalah analisis keragaman (Komenes, 1999). Keragaman Fenotip Pada dasarnya keragaman fenotip merupakan keragaman yang dapat diamati disebabkan oleh adanya keragaman genetik dan keragaman lingkungan. Sumber keragaman lainnya adalah keragaman yang timbul akibat interaksi antar faktor genetic dengan faktor lingkungan. Keragaman genetik bisa disebabkan oleh gen-gen aditif dan juga gen yang tidak aditif. Aksi gen yang tidak aditif ini bisa disebabka oleh aksi gen dominan dan aksi gen epistasis. Jadi secara lengkap keragaman fenotipik dipengaruhi oleh keragaman aditif, keragaman gen dominan, keragaman interaksi genetic dan lingkungan, keragaman lingkungan (faktor iklim, cuaca, makanan, penyakit dan system manajemen) dan keragaman gen epistasis (Noor, 1995). Keragaman dalam populasi dibedakan keragaman fenotipik dan keragaman genetik (Noor, 2008). Falconer dan Mackay (1996) menjelaskan bahwa keragaman genetik dapat terjadi karena adanya proses mutasi akibat seleksi, perkawinan silang atau bencana alam yang dapat berakibat hilang atau hanyutnya gen.
Universitas Sumatera Utara
Karakterisasi Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifatsifat penting yang bernilai ekonomis, atau yang merupakan penciri dari rumpun yang bersangkutan. Karakterisasi merupakan langkah penting yang harus ditempuh apabila akan melakukan pengelolaan sumberdaya genetik secara baik (Chamdi, 2005). Karakterisaasi dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Sifat kuantitatif adalah sifat-sifat produksi dan reproduksi atau sifat yang dapat diukur. Ekspresi sifat ini ditentukan oleh banyak pasangan gen dan dipengaruhi oleh lingkungan, baik internal (umur dan seks) maupun eksternal (iklim, pakan, penyakit dan pengelolaan) (Noor, 2008). Ukuran-ukuran tubuh sering dipakai secara rutin sebagai parameter pengganti dalam menduga bobot hidup ternak, sedangkan analisis keragaman dan korelasi banyak digunakan dalam mengkarakterisasi hubungan sifat-sifat fenotip dan genetik (Salako dan Ngere, 2002). Morfologi dan Morfometrik Morfologi adalah ilmu tentang anatomi ukuran dan bentuk serta sifat eksternal suatu individu. Ilmu ini menunjukkan perbedaan bentuk dan ukuran suatu species dalam populasi atau kelompok. Dalam hal ini mencakup bentuk, kerangka, dan konformasi tubuh. Morfometrik adalah ukuran bagian - bagian tubuh suatu individu. Bagian ini mencakup bagian dalam dan bagian terluar (Matsik dan Summertajaya, 2002).
Universitas Sumatera Utara
Analisis Diskriminan Analisis diskriminan digunakan untuk mengklasifikasikan individuindividu ke dalam dua atau lebih kelompok (populasi) berdasarkan pengukuranpengukuran tertentu. Kriteria pengelompokan berguna untuk mengetahui datadata yang dikelompokkan dalam suatu populasi yang sesungguhnya secara statistik berada pada pada kelompok populasi yang lain (Afifi dan Clark, 1996). Populasi data yang digunakan diketahui dengan jelas dan tiap-tiap individu merupakan bagian dari salah satu populasi tersebut. Analisis diskriminan sering juga disebut sebagai analisis diskiminan linier sesuai dengan metode Fisher dan analisis kanonikal (Wiley, 1981). Analisis Diskriminan dilakukan dengan menggunakan program SAS untuk mendapatkan jarak genetik dan kanonikal. Dendogram atau pohon filogenetik dibuat berdasarkan matriks jarak genetik dengan metode UPGMA menurut Nei (1987). Konstruksi dendogram dibuat dengan program MEGA (Kumar dan Nei, 1993). Analisis diskriminan linier merupakan analisis diskriminan yang melibatkan dua kelompok populasi sedangkan analisis kanonikal digunakan untuk menguji lebih dari dua kelompok populasi. Wiley (1981) menyatakan bahwa analisis diskriminan dirancang untuk meminimalkan variasi dalam kelompok dan memaksimalkan variasi antar kelompok sehingga akan diperoleh pemisahan yang terbaik. Gazpers
(1992)
menyatakan
bahwa
analisis
diskriminan
dapat
dipergunakan untuk memperoleh jarak Mahalanobis (D2) antar kelompok dan mengetahui variabel-variabel penciri yang membedakan kelompok-kelompok
Universitas Sumatera Utara
populasi yang ada. Analisis diskriminan juga dapat digunakan sebagai kriteria pengelompokan berdasarkan perhitungan statistik terhadap kelompok yang telah diketahui dengan jelas pengelompokannya. Analisis Kanonikal Analisis kanonikal dilakukan untuk menentukan peta penyebaran dan nilai kesamaan dan campuran di dalam dan di antara kelompok ternak (Herrera et al., 1996). Analisis ini juga dipakai untuk menentukan beberapa peubah dari ukuran fenotipik
yang
memiliki
pengaruh
kuat
terhadap
penyebab
terjadinya
pengelompokan ternak (pembeda kelompok) (Gunawan dan Sumantri, 2008). Jarak Genetik Jarak
populasi
dalam
klasifikasi
atau
pengelompokkan
ternak
menggambarkan perbedaan nilai suatu ciri antara kelompok ternak yang dibandingkan (Ridley, 1991). Karakeristik yang dapat digunakan untuk mengukur jarak dalam pengelompokan adalah ciri morfologi, kariotipe, karakteristik biokimia, fisiologi, tingkah laku, ekologi dan biogeografi (Wiley, 1981). Jarak genetik adalah statistika yang menyimpulkan sejumlah perbedaan genetik yang diamati antar populasi atau spesies yang diamati (Freeman dan Herron, 2004). Jarak genetik adalah tingkat perbedaan genomik antar populasi atau spesies yang diukur oleh beberapa kuantitas numerik (Nei, 1987). Parameterparameter genetik yang digunakan untuk mengukur jarak antar populasi dapat digunakan untuk menggambarkan jarak genetik antar populasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran jarak untuk karakter kuantitatif yang paling sering digunakan adalah statistik Mahalanobis (D2). Nei (1987) menyatakan bahwa pengukuran paling sederhana dari jarak genetik diberi nama Jarak Genetik Minimum (Dm) dan dimaksudkan untuk mengukur jumlah minimum dari perbedaan kodon per lokus. Perbedaan antar Jarak Genetik Minimum (Dm), Jarak Genetik Standar (D), dan Jarak Genetik Maksimum (D’) pada ras lokal dalam satu spesies pada umumnya sangat kecil dan dari semua pengukuran tersebut terdapat penyelesaian yang sama tentang diferensiasi genetik dari populasi. Pengujian jarak standar dapat dilakukan dengan uji jarak minimum jika terdapat perbedaan yang signifikan dari jarak minimun data tersebut. Analisis pada tingkat DNA seperti analisis polimorfisme protein darah akan memberikan hasil yang lebih akurat untuk menentukan jarak genetik. Hasil penelitian Kim et al, (2005) dengan metode analisis tingkat DNA menggunakan 16 penanda mikrosatelit menyatakan jarak genetik bangsa babi Landrace dengan Yorkshire lebih dekat, dan jarak genetik antara Duroc dengan Landrace lebih jauh. Pohon Filogenik Pohon
filogenetik
merupakan
sebagai
diagram
estimasi
yang
menggambarkan hubungan asal-usul atau nenek moyang dan keturunan dari spesies atau populasi. Pohon filogenetik disebut juga sebagai pohon evolusi (Freeman dan Herron, 2004). Pohon filogenetik menggambarkan hubungan silsilah antar organisme atau populasi dalam sebuah diagram. Pohon filogenetik menyajikan gambar yang mewakili aliran evolusi dari spesies atau individu yang lebih dahulu sampai
Universitas Sumatera Utara
spesies atau populasi yang terbaru. Pohon filogenetik pada awalnya hanya menggambarkan hubungan spesies dan taxa atau kumpulan kelompok organisme yang lebih besar dengan menggunakan garis untuk mewakili spesifikasi yang terjadi, Dendogram dan cladogram merupakan pohon filogenetik yang seluruhnya menggambarkan hubungan evolusioner spesies atau populasi, menyatakan bahwa dendogram adalah diagram bercabang yang memuat hubungan antar spesies atau populasi berdasarkan pada beberapa kriteria tertentu (Wiley, 1981). Cladogram merupakan Pohon evolusi yang dibuat dengan menyertakan pengaruh pengaruh synapomorphies atau pemisahan spesies (populasi) karena terjadinya perubahan dari sifat-sifat awal ( Freeman dan Herron, 2004). Perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi karena mutasi, seleksi dan genetic drift. Cladogram sebagai pohon filogenetik yang dirancang sesuai dengan peristiwa sejarah yang terjadi terhadap spesies atau populasi tersebut (Wiley ,1981). Metode yang umum digunakan untuk merancang pohon filogenetik adalah dengan menggunakan matriks jarak genetik dan maximum parsimony methods. Konstruksi pohon filogenetik dengan metode matriks jarak genetik dapat dilakukan dengan lebih luas sebab jarak genetik dapat diperoleh dengan melakukan pengamatan pada beberapa parameter. Metode maximum parsimony pada umumnya lebih terbatas penggunannya dalam konstruksi pohon filogenetik sebab menggunakan data sekuen asam amino atau nukleotida Nei (1987). Ridley (1991) menyatakan bahwa terdapat dua statistik jarak filogeni yaitu jarak ciri terdekat dan jarak ciri rata-rata. Jarak rata-rata terdekat secara berurutan akan membentuk kelompok dengan menggabungkan subkelompok yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
ciri terdekat sedangkan jarak ciri rata-rata akan membentuk subkelompok dengan jarak terdekat rata-rata. Nei (1987) menyatakan bahwa metode UPGMA (Unweighted Pair-Gruop Method with Arithmetic Mean) merupakan metode perancangan dendogram dengan menggunakan jarak rata-rata.
Universitas Sumatera Utara