BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi Manusia sebagai makhluk holistik merupakan makhluk yang utuh atau paduan dari unsur biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena terdapat perbedaan budaya, maka kebutuhan tersebut pun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada (Hidayat, 2009). Kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow (dalam Potter dan Perry, 1997) dalam Teori Hierarki Kebutuhan dapat di kembangkan untuk menjelaskan kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar tersebut adalah kebutuhan fisiologis seperti oksigen (bernapas), cairan (minum) dan nutrisi (makan), eliminasi (buang air besar dan kecil), menyeimbangkan suhu tubuh dalam kisaran normal dengan menyesuaikan pakaian yang dikenakan dan memodifikasi lingkungan, tidur dan istirahat, bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan, tempat tinggal, memilih pakaian yang tepat, menjaga kebersihan diri dan penampilan, menghindari bahaya (kebutuhan rasa aman), berkomunikasi dengan orang lain, beribadah, bekerja, rekreasi, kebutuhan seksual, kebutuhan rasa cinta serta rasa memiliki dan dimiliki (Hidayat, 2009). Imobilisasi merupakan keadaan di mana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas), misalnya mengalami trauma tulang belakang, cedera otak beratdisertai fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya (Hidayat, 2009). Imobilisasi adalah ketidakmampuan untuk bergerak bebas yang di sebabkan oleh kondisi di mana gerakan terganggu atau dibatasi secara teraupetik (Potter dan Perry, 2006). Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya (Hidayat, 2009). Mobilisasi mengacu kepada kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas (Potter dan Perry, 2006).
Universitas Sumatera Utara
Hidayat (2009) menyebutkan jenis mobilitas dibagi menjadi dua, yaitu 1.
Mobilitas Penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
2.
Mobilitas Sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada areal tubuhnya. Mobilitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a.
Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada sistem muskulokeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang.
b.
Mobilitas sebagian permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang reversibel, contohnya terjadinya hemiplegia
karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang,
poliomielitis karena terganggunya sistem saraf motorik dan sensorik. Hidayat (2009) juga menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas, diantaranya: 1.
Gaya Hidup. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang
karena gaya hidup berdampak padaperilaku atau kebiasaan sehari-hari. 2. Proses Penyakit/Cedera Proses penyakit dapat memepengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat mempengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergeritan pada ekstremitas bagian bawah. 3. Kebudayaan Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi oleh kebudayaan. Sebagai contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang kuat; sebaliknya ada orang yang memiliki gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan budaya tertentu dilarang untuk beraktivitas.
Universitas Sumatera Utara
4. Tingkat Energi Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan aktivitas dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup. 5. Usia dan Status Perkembangan Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia. 1.
Pengkajian Menurut Hidayat (2009), pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan
mobilitas dan imobilitas adalah sebagai berikut: 1.
Riwayat Keperawatan Sekarang Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan
terjadi keluhan/gangguan dalam mobilitas dan imobilitas, seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan imobilitas, daerah terganggunya mobilitas dan imobilitas, dan lama terjadinya gangguan mobilitas. 2.
Riwayat Keperawatan Penyakit yang Pernah Diderita Pengkajian riwayat penyakit
yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan mobilitas, misalnya adanya riwayat penyakit sistem neurologis (kecelakaan cerebrovaskular, trauma kepala, peningkatan tekanan intrakranial, miastenia gravis, guillaen barre, cedeera medula spinalis, dan lain-lain). Riwayat pemakaian obat, seperti sedative, hipnotik, depresan sistem saraf pusat, laksansia, dan lain-lain. 3.
Kemampuan fungsi motorik Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan
dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastis. 4.
Kemampuan mobilitas Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai
kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan.
Universitas Sumatera Utara
Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut: Tingkat Aktivitas/Mobilitas
Kategori Mampu merawat diri sendiri secara
Tingkat 0
penuh.
Tingkat 1
Memerlukan penggunaan alat Memerlukan
Tingkat 2
bantuan
atau
pengawasan orang lain. Memerlukan bantuan, pengawasan
Tingkat 3
orang lain, dan peralatan. Sangat tergantung dan tidak dapat
Tingkat 4
melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan.
5.
Kemampuan rentang gerak Pengkajian rentang gerak (range of motion–ROM) dilakukan pada daerah
seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki. Gerak Sendi
Derajat Rentang Normal
Adduksi: Gerakan lengan ke lateral
180
Bahu
dari posisi samping ke atas kepala, telapak tangan menghadap ke posisi yang paling jauh Siku Fleksi: Angkat lengan bawah ke arah
150
depan dan ke arah atas menuju bahu Pergelangan Tangan Fleksi: Tekuk jari-jari tangan ke arah
80-90
bagian dalam lengan bawah. pergelangan
80-90
Hiperekstensi: Tekuk jari-jari tangan
70-90
Ekstensi:
Luruskan
tangan dari posisi fleksi.
ke arah belakang sejauh mungkin.
Universitas Sumatera Utara
Abduksi: Tekuk pergelangan tangan
0-20
ke sisi ibu jari ketika telapak tangan menghadap ke atas. Adduksi: Tekuk pergelangan tangan
30-50
ke arah kelingking, telapak tangan menghadap ke atas. Tangan dan Jari Fleksi: Buat kepalan tangan.
90
Ekstensi: Luruskan jari.
90
Hiperekstensi: Tekuk jari-jari tangan
30
ke belakang sejauh mungkin. Abduksi: Kembangkan jari tangan.
20
Adduksi: Rapatkan jari-jari tangan
20
dari posisi abduksi.
6. Perubahan intoleransi aktivitas Pengkajian intoleransi yang berhubungan dengan perubahan pada sistem pernapasan, antara lain: suara napas, analisis gas darah, gerakan dinding thorak, adanya mukus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi. Pengkajian intoleransi aktivitas terhadap perubahan sistem kardiovaskular, seperti nadi dan tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya trombus, serta perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas atau perubahan posisi. 7.
Kekuatan otot dan gangguan koordinasi Dalam mengkaji kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral atau
tidak. Derajat kekuatan otot dapat ditentukan dengan: Skala
Persentase
Kekuatan
Karakteristik
Normal 0
0%
Paralisis sempurna, tidak ada kontraksi otot sama sekali
1
10%
Terlihat atau teraba getaran kontaksi otot tetapi tidak ada gerakan anggota gerak sama sekali
Universitas Sumatera Utara
2
25%
Dapat menggerakkan anggota gerak tetapi tidak kuat menahan berat dan tidak dapat melawan tekanan pemeriksa
3
50%
Gerakan
yang
normal
melawan
gravitasi 4
75%
Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal
5
100%
Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh
8.
Perubahan psikologis Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan
mobilitas dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme koping, dan lain-lain.
2.
Analisa Data Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan
klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data Fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien (Potter dan Perry, 2005). Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhankebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalahmasalah pasien (Potter dan Perry, 2005).
Universitas Sumatera Utara
Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit (initial assessment), selama pasien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment), serta pengkajian ulang untuk menambah / melengkapi data (re-assessment) (Potter dan Perry, 2005). Tujuan Pengumpulan Data : a.
Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien.
b.
Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien.
c.
Untuk menilai keadaan kesehatan pasien.
d.
Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-langkah berikutnya.
Tipe Data : 1.
Data Subjektif Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya. Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustrasi, mual, perasaan malu (Potter dan Perry, 2005). 2.
Data Objektif Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca
indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran (Potter dan Perry, 2005). Dan terdiri dari tiga karakteristik data sebagai berikut: 1.
Lengkap Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien
yang adekuat. Misalnya klien tidak mau makan selama 3 hari. Perawat harus mengkaji lebih dalam mengenai masalah klien tersebut dengan menanyakan halhal sebagai berikut: Apakan tidak mau makan karena tidak ada nafsu makan atau disengaja? Apakah karena adanya perubahan pola makan atau hal-hal yang patologis? Bagaimana respon pasien mengapa tidak mau makan (Potter dan Perry, 2005).
Universitas Sumatera Utara
2.
Akurat dan nyata
Perawat harus berpikir secara akurat dan nyata untuk membuktikan benar tidaknya apa yang didengar, dilihat, diamati dan diukur melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang mungkin meragukan. Apabila perawat merasa kurang jelas atau kurang mengerti terhadap data yang telah dikumpulkan, maka perawat harus berkonsultasi dengan perawat yang lebih mengerti. Misalnya, pada observasi : “pasien selalu diam dan sering menutup mukanya dengan kedua tangannya. Perawat berusaha mengajak pasien berkomunikasi, tetapi pasien selalu diam dan tidak menjawab pertanyaan perawat. Jika keadaan pasien tersebut ditulis oleh perawat bahwa pasien depresi berat, maka hal itu merupakan perkiraan dari perilaku pasien dan bukan data yang aktual. Diperlukan penyelidikan lebih lanjut untuk menetapkan kondisi pasien. Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian (Potter dan Perry, 2005). 3.
Relevan Pencatatan data yang komprehensif biasanya menyebabkan banyak sekali
data yang harus dikumpulkan. Kondisi seperti ini bisa diantisipasi dengan membuat data komprehensif tetapi singkat dan jelas (Potter dan Perry, 2005). Dengan mencatat data yang relevan sesuai dengan masalah pasien merupakan data fokus terhadap masalah pasien dan sesuai dengan situasi khusus berdasar sumber data terdiri dari: a.
Sumber data primer Pasien adalah sumber utama data (primer) dan perawat dapat menggali
informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan pasien (Potter dan Perry, 2005). b.
Sumber data sekunder Informasi dapat diperoleh melalui orang terdekat pada pasien seperti, orang
tua, suami atau istri, anak, dan teman pasie. Jika pasien mengalami gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi atau kesadaran yang menurun, misalnya pasien dalam kondisi tidak sadar (Potter dan Perry, 2005).
Universitas Sumatera Utara
3.
Rumusan Masalah Diagnosa keperawatan pada gangguan mobilisasi fisik harus aktual dan potensial
berdasarkan pengumpulan data yang selama pengkajian dimana perawat menyusun strategi keperawatan untuk mengurangi atau mencegah bahaya berhubungan dengan kesejajaran tubuh buruk atau gangguan mobilisasi (Potter dan Perry, 2006). Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan mobilisasi (NANDA dalam Potter dan Perry, 2006) yaitu: 1.
Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak.
2.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.
3.
Gangguan rasa nyaman, nyeri berhubungan dengan fraktur/trauma.
4.
Kerusakan
mobilitas
fisik
berhubungan
dengan
hemiparese/hemiplagia,
kerusakan neuromuskular pada ekstremitas yang ditandai dengan ketidak mampuan bergerak , keterbatasan rentang gerak, penurunan kekuatan/kontrol otot. 5.
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disfagia sekunder akibat cedera serebrovaskuler
6.
Gangguan eliminasi bowel (konstipasi) berhubungan dengan defek stimulasi saraf, otot dasar pelviks lemah dan imobilitas sekunder.
7.
Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan mobilitas sekunder akibat stroke.
8.
Gangguan persepsi sensori yang berhubungan dengan penekanan pada saraf sensori yang ditandai dengan disorientasi terhadap waktu tempat orang, perubahan dalam respon terhadap rangsangan.
9.
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan efek dari kerusakan pada area bicara di hemisfer otak yang ditandai dengan dengan kerusakan artikulasi, tidak dapat berbicara,tidak mampu memahami bahasa tertulis/ucapan.
10. Gangguan eliminasi urine (inkontinensia urine) berhubungan dengan lesi pada neuron motor atas. 11. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang diterima pasien tentang penyakit dialami oleh pasien. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang diterima pasien tentang penyakit dialami oleh pasien yanf dtandai dengan keterbatasan kognitif, kesalahan interpretasi informasi dan tidak mengenal sumber-sumber informasi.
Universitas Sumatera Utara
12. Nyeri kepala berhubungan dengan penurunan darah ke jaringan otak dan peningkatan tekanan intrakranial.
4.
Perencanaan
Perawat membuat perencanaan intervensi terapeutik terhadap pasien yang bermasalah kesejajaran tubuh dan mobilisasi yang alktual maupun beresiko. Perawat merencanakan terapi sesuai dengan derajat risiko pasien, dan perencanaan bersifat individu disesuaikan perkembangannya pasien, tingkat kesehatan, dan gaya hidup. Perencanaan perawatan juga termasuk pemahaman kebutuhan pasien untuk mempertahankan fungsi motoric dan kemandirian. Perawat dan pasien bekerja sama membuat cara-cara untuk mempertahankan keterliabatan pasien dalam asuhan keperawatan dan mencapai kesejajaran tubuh dana mobilisasi yang optimal dimana pasien berada di rumah sakit ataupun di rumah. Pasien berisiko bahaya dikaitkan ketidaktepatan kesejajaran tubuh dan gangguan mobilisasi, membutuhkan cara keperawatan langsung melalui pemberian posisi secara actual atau potensial serta kebutuhan mobilisasi (Potter dan Perry, 2006). Menurut Potter dan Perry (2006) Rencana asuhan keperawatan didasari oleh satu atau lebih tujuan sebagai berikut: 1.
Menunjukkan
tingkat
mobilisasi
ditandai
dengan
indikator
tingkat
ketergantungan fisik individu (0-4) yaitu: mampu merawat diri sendiri secara penuh, memerlukan penggunaan alat, memerlukan bantuan atau pengawas orang lain, memerlukan bantuan, pengawas orang lain, dan peralatan, sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan. 2.
Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, dan fleksibilitas sendi
3.
Mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat
4.
Mencapai kembali kesejajaran tubuh yang tepat ataupun pada tingkat optimal
5.
Mengurangi cedera pada sistem kulit dan musculoskeletal dan keridaktepatan mekanika atau kesejajaran
6.
Mencapai ROM penuh atau optimal
7.
Mencegah kontraktur
8.
Mempertahankan kepatenan jalan napas
Universitas Sumatera Utara
9.
Mencapai ekspansi paru dan pertukaran gas optimal
10. Memobilisasi sekresi jalam napas 11. Mempertahankan fungsi kardiovaskuler, respirasi, gastrointestinal, sistem perkemihan 12. Meningkatkan toleransi aktivitas 13. Mencapai pola eliminasi normal 14. Mempertahankan pola tidur normal 15. Mencapai sosialisasi 16. Mencapai kemandirian penuh dalam aktivitas perawatan diri 17. Mencapai stimulasi fisik dan mental 18. Memperbaiki gangguan psikologis dan koping individu yang efektif
Universitas Sumatera Utara
B. Asuhan Keperawatan Kasus 1.
Pengkajian
PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I.
BIODATA IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. L
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 72 tahun
Status Perkawinan
: Menikah
Agama
: Kristen GKJ
Pendidikan
: Tidak tamat SD
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Kampung kolam, Jalan Perhubungan Gg. Tape
Tanggal Masuk RS
: 01 Juni 2014
No. Register
: 00.53.57.23
Ruangan/Kamar
: Ruang Rawat Gabung / Kamar I
Tanggal Pengkajian
: 2 Juni 2014
Diagnosa Medis
: Hemipharesis Sinistra + Stroke Non Hemoragik
II. KELUHAN UTAMA Pasien mengeluh tidak dapat menggerakkan ekstremitas atas bagian kiri dan bawah bagian kiri III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG A. Provocation/Palliative 1.
Apa Penyebabnya Riwayat hipertensi diketahui sudah 3 tahun dapat memicu terjadinya penyakit stroke non hemoragik yang dialami pasien.
Universitas Sumatera Utara
2.
Hal-hal yang memperbaiki keadaan Belum ditemukan hal-hal yang dapat memperbaiki keadaan.
B. Quantity/quality 1.
Bagaimana dirasakan: Pasien mengatakan merasakan beratketika mencoba mengangkat ekstremitas yang mengalami.
2.
Bagaiman dilihat: Pasien berbaring di tempat tidur dan pasien tidak mampu menggerakkan tangan dan kaki sebelah kiri, badan pasien juga tampak lemah
C. Region 1.
Dimana lokasinya: Ekstremitas atas bagian kiri dan ekstremitas bagian bawah
2.
Apakah menyebar Pasien mengatakan tidak menyebar
D. Severety Keparahan sebatas pasien tidak dapat menggerakkan anggota tubuh yang melemah, tapi dapat merasakan sentuhan atau stimulus nyeri yang diberikan. E. Time Kelemahan yang dialami pasien terjadi mulai 01 Juni 2014 pada pagi hari saat setelah pasien sarapan. IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami Pasien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang lau B. Pengobatan atau tindakan yang dilakukan Pasien mengatakan tindakan pengobatan yang dilakukan adalah berobat ke rumah sakit C. Pernah dirawat atau pernah dioperasi Pasien mengatakan pernah dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan disebabkan penyakit hipertensi pada tahun 2011. D. Lama dirawat Pasien mengatakan dirawat selama 7 hari
Universitas Sumatera Utara
E. Alergi Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi F. Imunisasi Pasien mengatakan tidak mengingat bahwa dirinya diimunisasi atau tidak V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua Pasien mengatakan orang tua klien tidak pernah mengalami sakit B. Saudara kandung Pasien mengatakan saudara kandung pasien tidak pernah mengalami penyakit yang serius. C. Penyakit keturunan Tidak ada mempunyai penyakit keturunan dalam keluarga D. Anggota keluarga yang menggalami gangguan jiwa Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. E. Anggota keluarga yang meninggal Ayah dan Ibu pasien F. Penyebab meninggal Usia yang sudah tua VI.
RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya Pasien mengatakan penyakitnya sangat mengganggu, karena membuat pasien tidak dapat beraktivitas seperti biasa. Dari hasil observasi, pasien terlihat menangis ketika sedang menceritakan penyakitnya karena pasien takut tidak bisa sembuh. B. Konsep Diri a.
Gambaran diri : Pasien tidak menyukai bagian tubuhnya yang saat ini melemah
b.
Ideal diri
: Pasien mengatakan ia ingin kembali bergerak dengan normal
c.
Harga diri
: Pasien mengatakan ia tidak bisa menerima keadaannya sekarang dan merasa tidak percaya diri
d.
Peran diri
: Pasien adalah seorang isteri dan ibu dari 7 orang anak
Universitas Sumatera Utara
e.
Identitas
: Pasien sadar dirinya adalah wanita dan merupakan anggota masyarakat
C. Keadaan Emosi Pasien tidak mampu mengendalikan emosinya dengan baik, pasien menangis ketika ditanyakan soal penyakitnya. D. Hubungan Sosial a.
Orang yang berarti Pasien mengatakan orang yang berarti dan berpegaruh dalam hidupnya adalah suami dan anaknya karena mereka selalu setia menemani, merawat dan menjaganya.
b.
Hubungan dengan keluarga Pasien mengatakan ia memiliki hubungan yang baik dengan semua keluarga. Terbukti dari anak pasien yang secara bergantian menjaga pasien, dan sanak saudara datang untuk melihat keadaan pasien dan menyemangati pasien untuk sembuh.
c.
Hubungan dengan orang lain Pasien mengatakan ia memiliki hubungan baik dengan orang lain
d.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain Pasien mengatakan ia tidak mempunyai hambatan dalam berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain
E. Spiritual a. Nilai dan keyakinan : Pasien beragama kristen, dalam kehidupan sehari hari pasien mengikuti nilai dan keyakinan yang sesuai dengan agama b. Kegiatan ibadah
: Dari hasil observasi, pasien terlihat beberapa kali berdo’a bersama keluarga di dalam ruangan.
VII. STATUS MENTAL a. Tingkat kesadaran
: Compos mentis
b. Penampilan
: Sesuai (rapi)
c. Interaksi selama wawancara : Kooperatif
Universitas Sumatera Utara
VIII. POLA TIDUR a. Jadwal tidur pasien setiap hari
: Pukul 22.00 WIB
b. Jadwal bangun pasien setiap hari
: Pukul 05.00WIB
c. Kebutuhan tidur pasien setiap hari
: 5-6 jam
d. Kebiasaan tidur siang
: Kadang-kadang
e. Kebiasaan tidur memakai bantal atau guling: Pasien tidur menggunakan 2 buah bantal untuk menyanggah kepala. IX. AMAN NYAMAN Pasien merasa nyaman, tapi merasa tidak nyaman ketika banyak petugas kesehatan yang datang untuk melihat kondisinya secara beramai-ramai X. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum Pasien terlihat sulit menggerakkan tangan dan kaki sebelah kiri, pasien juga tampak lemah dan lesu B. Tanda-tanda Vital a.
Suhu tubuh
: 37 0C
b.
Tekanan darah
: 150/90 mmHg
c.
Nadi
: 87 x/menit
d.
Pernafasan
: 21 x/menit
e.
TB
: 155 cm
f.
BB
: 65 kg
C. Pemeriksaan Head To Toe 1. Kepala Dan Rambut a.
Bentuk
: Bulat dan simetris.
b.
Kulit kepala
: Kulit kepala pasien bersih dan tidak ada lesi
Rambut a.
Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran rambut merata di kepala, tidak tidak ditemukan adanya proses kebotakan, rambut bersih
b.
Bau
: Rambut pasien tidak berbau.
c.
Warna rambut
: Warna kulit klien berwarna hitam dan ada sedikit uban.
Universitas Sumatera Utara
Wajah a.
Warna kulit
: Warna kulit pasien pucat.
b.
Struktur wajah
: Struktur wajah simetris.
2.
Mata
a.
Kelengkapan dan kesimetrisan : Struktur mata pasien lengkap dan simetris antara mata kanan dan mata kiri.
b.
Palpebra
: Tidak ada edema pada palpebra.
c.
Konjungkiva dan sklera
: Konjungtiva pasien tidak anemis dan sklera berwarna putih.
d.
Pupil
: Pupil pasien isikor kanan dan kiri.
e.
Cornea dan iris
: Tidak terjadi pengapuran katarak pada mata klien dan tidak ada peradangan pada mata pasien.
f.
Visus
: Tidak dilakukan pengkajian
g.
Tekanan bola mata
: Tidak dilakukan pengkajian
3.
Hidung
a.
Tulang hidung dan posisi septum nasi
: Tulang hidung simetris dan posisi septum nasi di tengah.
b.
Lubang hidung
: Lubang hidung bersih dan simetris.
c.
Cuping hidung
: Tidak ada cuping hidung pada Pasien.
4.
Telinga
a.
Bentuk telinga
: Bentuk telinga pasien normal.
b.
Ukuran telinga
: Ukuran telinga pasien simetris kiri dan kanan.
c.
Lubang telinga
: Lubang telinga pasien tidak ada kelainan.
d.
Ketajaman pendengaran : Pasien memiliki ketajaman pendengaran yang baik
5.
Mulut Dan Faring
a.
Keadaan bibir
: Mukosa bibir lembab, simetris
b.
Keadaan gusi dan gigi
: Tidak ada pendarahan pada gusi dan gigi pasien.
c.
Keadaan lidah
: Lidah lembab berwarna merah muda, tidak ada kelainan pada lidah pasien.
Universitas Sumatera Utara
d.
Orofaring
: Tidak ada kelainan orofaring pada pasien.
6.
Leher
a.
Posisi trakea
: Posisi trakea terletak di tengah.
b.
Thyroid
: Tidak ada pembesaran thyroid.
c.
Kelenjar limfe
: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
d.
Vena jugularis
: Tidak ada distensi vena jugularis.
e.
Denyut nadi karotis : Denyut nadi karotis pasien teraba.
D. Pemeriksaan Integumen a. Kebersihan
: Kebersihan kulit pasien terjaga.
b. Kehangatan
: Ekstremitas pasien teraba hangat.
c. Warna
:Warna kulit pasien sawo matang dan terdapat bercak kemerahan seperti ruam.
d. Turgor
: Turgo kulit kembali < 2 detik.
e. Kelembaban
: Kelembaban berlebih di temukan di bagian yang mengalami tekanan karena imobilisasi
f. Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit pasien E. Pemeriksaan Payudara Dan Ketiak a. Ukuran dan bentuk
: Ukuran normal dan simetris.
b. Warna payudara dan areola
: Warna payudara sesuai warna kulit dan areola berwarna coklat.
c. Kondisi payudara dan puting
: Kondisi payudara pasien normal dan puting menonjol keluar.
d. Produksi ASI
: Tidak ada produksi ASI.
e. Aksila dan clavicula
: Tidak ada benjolan pada aksila dan clavicula.
F. Pemeriksaan Thoraks/Dada a. Inspeksi thoraks
: Normal
b. Pernafasan (frekuensi, irama)
: 21 x/ menit, iramat teratur
c. Tanda kesulitan bernafas
: Tidak ada kesulitan bernafas
G. Pemeriksaan Paru a. Palpasi getaran suara
: Fremitus taktil simetris kiri dan kanan.
b. Perkusi
: Resonan.
Universitas Sumatera Utara
c. Auskultasi
: Suara vesikuler, tidak ada suara tambahan
H. Pemeriksaan Jantung a. Inspeksi
: Inspeksi tidak ada retraksi dada, tidak ada sianosis
b. Palpasi
: Pulsasi teraba
c. Perkusi
: Suara dullnest
d. Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 terdengar jelas dan normal (lup-dup), bunyi tambahan tidak ada, murmur tidak ada, frekuensi 87x/menit I. Pemeriksaan Abdomen a. Inspeksi (bentuk,benjolan)
: Simetris, tidak ada benjolan dan abdomen tidak terjadi distensi.
b. Auskultasi
: Pada saat di auskultasi peristaltic pasien 10 x/menit dan tidak ada suara tambahan.
c.
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan, benjolan, ascites
d.
Perkusi
: Berbunyi tympani
J. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya a. Genitalia (rambut pubis, lubang uretra) 1. Rambut pubis
:
: Ada
2. Lubang uretra : Ada b. Anus dan perineum (lubang anus, kelainan pada anus, perineum) 1. Lubang anus
: Ada
2. Kelainan pada anus
: Tidak ada
3. Perineum
: Normal
:
K. Pemeriksaan Muskuluskeletal/Ekstremitas (kesimetrisan, kekuatan otot, edema) 1.
Kesimetrisan
: Simetris kanan dan kiri
2.
Edema
: Tidak ada edema pada ekstremitas pasien
3.
Kekuatan otot
:
5 0 5 0
4.
Kelainan pada ekstremitas
: Terdapat kelainan pada ektremitas tangan kiri dan kaki kiri pasien
Universitas Sumatera Utara
L. Pemeriksaan Neurologi 1. Nervus Olfaktorius (N I) Pasien dapat mengidentifikasi bau makanan 2. Nervus Optikus (N II) Pasien dapat melihat dan membaca jelas 3. Nervus Okulomotorius (N III), Nervus Trochlearis (N IV), Nervus Abdusen (N VI) Pasien dapat menggerekkan bola mata kesegala arah 4. Nervus Trigeminus (N V) Tidak terdapat tanda kesulitan mengunyah 5. Nervus Fasialis (N VII) Pasien dapat menggembungkan kedua pipi 6. Nervus Vestibulocochlearis (N VIII) Pasien dapat mendengar dengn baik. 7. Nervus Glossopharingeus (N IX), Nervus Vagus ( N X) Tidak terlihat tanda kesulitan menelan makanan, juga tidak ditemukan tanda kesulitan membuka mulut 8. Nervus Asesorius (N XI) Pasien tidak dapat menggangkat kedua bahu bersamaan dan tidak dapat menehan tekanan yang diberikan kepada klien, klien dapat menoleh kekanan dan kekiri. 9. Nervus Hipoglossus ( N XII) Pasien dapat menjulurkan lidah dan dapat mengerakkan lidah kesegala arah. M. Fungsi Motorik : Tidak dilakukan pemeriksaan karena pasien bedrest N. Fungsi sensorik
:
a. Tes tajam-tumpul
: Pasien dapat membedakan benda tajam dan benda tumpul di tangan dan kaki kiri
b. Tes panas dingin
: Pasien dapat membedakan rasa panas dan rasa dingin.
Universitas Sumatera Utara
O. Refleks (bisep, trisep, brachoradialis, patellar, tenson achiles, plantar) Tidak ada refleks pada bagian yang melemah. P. Pengkajian Mobilisasi Mobilitas
Tingkat Aktivitas
Miring
3
Duduk
3
Berdiri
4
Bangun
4
Berpindah tanpa bantuan
4
XI. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola Makan Dan Minum a. Frekuensi makanan/hari
: 2 kali sehari.
b. Nafsu/selera makan
: Baik
c. Nyeri ulu hati
: Ada
d. Alergi
: Tidak ada alergi terhadap makanan
e. Mual dan muntah
: Pasien mengatakan ada mual
f. Waktu pemberian makan
: Waktu pemberikan makan pasien pagi pukul 10.00 WIB, dan malam 17.00 WIB
g. Jumlah dan jenis makan
: Porsi sedang, makanan biasa
h. Waktu dan pemberian cairan/minum
: Pasien mengatakan minum ketika pasien haus dan pasien terpasang infus RL 20 tts/ menit
i.
Masalah makan dan minum
: Tidak ada
II. Perawatan Diri/Personal Hygiene a. Kebersihan tubuh
: Klien terlihat bersih.
b. Kebersihan gigi dan mulut
: Gigi dan mulut pasien terlihat bersih
c. Kebersihan kuku kaki dan tangan
: Kuku kaki dan tangan terlihat pendek dan bersih
Universitas Sumatera Utara
1. Pola Kegiatan/Aktivitas a. Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total: Sebelum sakit, pasien melakukan aktivitas secara mandiri. Ketika sakit, pasien melakukan aktivitas secara total (dibantu) b. Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit: Pasien ibadah dengan cara berdo’a bersama anak-anaknya 2. Pola Eliminasi a. BAB 1) Pola BAB
: Normal
2) Karakter feses
: Kuning, lunak
3) Riwayat perdarahan
: tidak ada
4) BAB terakhir
: 31 Mei 2014
5) Diare
: Tidak diare
6) Pengguanaan laksatif
: Tidak ada penggunaan laksatif
b. BAK 1) Pola BAK
: Normal, tergantung jumlah cairan yang masuk.
2) Karakter Urine
: Kuning cerah
3) Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK: Tidak ada 4) Pengunaan diuretik
: Tidak ada
5) Upaya mengatasi masalah
: Tidak ada
Universitas Sumatera Utara
2.
Analisa Data
No.
Data
Penyebab
Masalah Keperawatan
1.
Ds :
Hemiparesis sinistra
Pasien mengatakan
Gangguan Mobilitas Fisik
tangan dan kaki sulit digerakkan dan terasa berat Do : Tangan dan kaki pasien sulit digerakkan dan pasien mempunyai riwayat hipertensi, kekuatan otot 0, pasien memerlukan bantuan dalam memenuhi kebutuhannya 2
Ds:
Kurang pengetahuan
Cemas
Pasien mengungkapkan perasaan sedihnya karena penyakit yang di alaminya sekarang. Pasien takut tidak dapat sembuh. Pasien selalu menanyakan tentang penyakitnya Do: Pasien sempat beberapa kali terlihat menangis Keterbatasan pengetahuan
Universitas Sumatera Utara
Tidak familiar terhadap sumber-sumber informasi 3
Ds: Pasien mengeluhkan
Penekanan jaringan
Resiko
setempat
Kerusakan
rasa gatal dan panas
Integritas Kulit
pada ekstremitas yang mengalami kelemahan Do: Tirah baring lama Terdapat bercak kemerahan dan kelembabab Imobilisasi fisik
3.
Rumusan Masalah 1.
2.
Masalah Keperawatan a.
Mobilisasi Fisik
b.
Cemas
c.
Resiko Kerusakan Integritas Kulit
Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas a.
Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak akibat kelemahan tangan dan kaki kiri ditandai dengan pasien mengatakan tangan dan kaki sebelah kiri sulit digerakkan, memiliki riwayat hipertensi, kekuatan otot 0, dan pasien memerlukan bantuan dalam memenuhi kebutuhannya.
b.
Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang akibat dan proses pengobatan penyakit ditandai dengan pasien menangis dan mengatakan takut tidak sembuh dari penyakitnya.
c.
Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama ditandai dengan adanya rasa panas dan gatal pada bagian yang mengalami kelemahan.
Universitas Sumatera Utara
4.
Perencanaan
No. Dx 1
Perencanaan keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil 1. Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien mampu melakukan mobilitas fisik sesuai dengan kemampuannya secara mandiri setiap hari 2. Pasien dapat melakukan latihan rentang gerak pada sendi/ ektremitas yang lumpuh secara mandiri 3. Bergerak sendiri di tempat tidur atau memerlukan bantuan minimal pada tingkat yang realistis 4. Menunjukkan peningkatan mobilitas fisik dan kekuatan otot Rencana Tindakan
Rasional
Kaji kekuatan
Menentukan perkembangan
otot/kemampuan fungsional
peningkatan kekuatan otot/mobilitas
mobilitas sendi dengan
sendi pasien sebelum dan sesudah
menggunakan (skala
dilakukan latihan rentang gerak
kekuatan otot 0-5)secara
(ROM)
teratur
Tentukan tingkat motivasi Memotivasi pasien mempertahankan mengembalikan
untuk harapan
dapat
meningkatkan
pasien
untuk
atau mengemballikan mobilisasi sendi dan mobilisasi otot
sendi dan otot
Ubah posisi minimal setiap 2
Menurunkan resiko terjadinya
jam (telentang, miring), dan
trauma/iskemia jaringan.
sebagainya jika bisa lebih sering jika diletakkan dalam posisi bagian yang terganggu
Universitas Sumatera Utara
Instruksi/bantu pasien
Meminimalkan atrofi otot,
melakukan latihan ROM
meningkatkan sirkulasi, membantu
pasif/aktif secara konsisten
mencegah kontraktur dan meningkatkan pemulihan fungsi kekuatan otot dan sendi
Mengobservasi tanda-tanda
Tanda-tanda vital merupakan acuan
vital
untuk mengetahui kondisi pasien dan untuk dapat mengetahui apa yang harus di lakukan jika ditemukan keadaan yang jauh dari normal
Fasilitasi penggunaan postur dan pergerakan dalam aktivitas sehari-hari untuk mencegah keletihan atau ketegangan cedera muskulokeletal
Fasilitasi pelatihan otot resistif secara rutin untuk mempertahankan atau meningkatkan kekuatan otot
Terapi latihan fisik: Keseimbangan: menggunakan aktivitas, postur, dan gerakan tertentu untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan keseimbangan
Universitas Sumatera Utara
Terapi latihan fisik: Mobilitas sendi: menggunakan gerakan tubuh aktif dan pasif untuk mempertahankan atau mengembalikan fleksibilitas sendi
Pengaturan posisi pasien atau bagian tubuh pasien secara hati-hati untuk meningkatkan kesejahteraan fisiologis dan psikologis
Ajarkan dan bantu pasien tentang dan pantau penggunaan alat bantu mobilisasi, misalnya: tongkat, walker, kruk, atau kursi roda
Bantu pasien untuk menggunakan alas kaki antiselip yang mendukung untuk berjalan
Ajarkan pasien bagaimana menggunakan postur dan mekanika tubuh yang benar saat melakukan aktivitas
Universitas Sumatera Utara
Awasi seluruh upaya mobilitas dan bantu pasien, jika perlu
Tindakan kolaborasi: Kolaborasi dengan ahli terapi fisik (fisioterapi)/ okupasi dan atau rehabilitasi spesialis sumber: NICNOC (2012), Muttaqin (2008)
No. Dx 2
Perencanaan Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil 1.
Cemas berkurang, dibuktikan dengan tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang.
2.
Menunjukkan pengendalian diri terhadap cemas
3.
Pasien mampu mengembangkan kemampuan menoleransi cemas dengan mekanisme koping Rencana Tindakan
Menurunkan rasa cemas
Rasional Meminimalkan kekhawatiran, ketakutan, dan perasaan tidak tenang
Mengajarkan teknik
Dapat meredakan kecemasan pada
menenangkan diri
pasien
Memberi informasi atau
Menambah pengetahuan pasien
pendidikan kesehatan kepada
tentang penyakitnya
pasien mengenai penyakitnya
Universitas Sumatera Utara
Peningkatan koping
Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor, perubahan, atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup
Dukungan emosi
Memberikan penenangan, penerimaan, dan bantuan dukungan selama masa stress
Persiapkan pasien menghadapi kemungkinan krisis perkembangan atau situasional
Meminimalkan kekhawatiran, ketakutan, prasangka atau perasaan tidak tenang yang berhubungan dengan sumber bahaya yang di antisipasi
Sediakan informasi faktual menyangkut diagnosis, terapi dan prognosis
Diskusikan bersama pasien tentang teknik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan kecemasan di masa lalu
Beri dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan
Universitas Sumatera Utara
untuk mengekternalisasikan cemas
Yakinkan kembali pasien melalui sentuhan, dan sikap empatik secara verbal dan nonverbal secara bergantian
Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan yang tenang
Tindakan kolaborasi: Berikan obat untuk menurunkan ansietas, jika perlu sumber: NICNOC (2012), Muttaqin (2008)
No. Dx 3
Perencanaan Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil 1. Pasien dapat mempertahankan keutuhan kulit 2. Menghindari terjadinya luka 3. Pasien mengetahui tanda dan gejala luka Rencana Tindakan
Rasional
Membantu untuk melakukan
Meningkatkan aliran darah ke
ROM pasif
semua daerah
Ubah posisi tiap 2 jam
Menghindari tekanan dan meningkatkan aliran darah Hangat dan pelunakan adalah tanda perusakan jaringan Menghindari kerusakan kapiler
Universitas Sumatera Utara
Lakukan masase pada daerah
Mempertahankan keutuhan kulit
yang baru mengalami tekanan pada waktu perubahan posisi
Observasi terhadap eritema dan
Kulit kotor seperti berkeringat
kepucatan, lalu palpasi area
akan bercampur dengan bakteri
sekitar terhadap kehangatan dan
yang akan menyebabkan
pelunakan jaringan tiap
kerusakan kulit semakin cepat
mengubah posisi.
terjadi
Jaga kebersihan kulit dan
Meningkatkan kenyamanan dan
seminimal mungkin, hindari
keamanan serta mencegah
trauma, keringat berlebih, dan
komplikasi pada pasien yang tidak
panas terhadap kulit
dapat turun dari tempat tidur
Asuhan tirah baring
Meminimalkan tekanan pada bagian tubuh
Manajemen area penekanan
Mencegah dan mengobati gatal
Manajemen priuritus
Mencegah ulkus dekubitus pada pasien yang beresiko tinggi mengalaminya
Pencegahan ulkus dekubitus
Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mempertahankan integritas kulit dan membran mukosa
Surveilans kulit
Mencegah komplikasi luka dan meningkatkan penyembuhan
Universitas Sumatera Utara
Perawatan luka
Hindari penggunaan air panas ketika membersihkan kulit
Minimalkan pajanan kulit terhadap kelembapan
Gunakan teknik yang benar dalam mengubah posisi, memindahkan, dan memiringkan
Jadwalkan mandi dan gunakan agens pembersih yang ringan
Gunakan lapisan pelindung, seperti krim atau bantalan penyerap kelembapan sumber: NICNOC (2012), Muttaqin (2008)
Universitas Sumatera Utara
5.
Implementasi dan Evaluasi Pelaksanaan Keperawatan
Hari/
No.
Tanggal
Dx
Senin
1
Waktu
08.00
Implementasi
Evaluasi
Keperawatan
Keperawatan
Mengkaji
kekuatan S:
02 Juni
otot/kemampuan fungsional Pasien mengatakan
2014
mobilitas sendi
belum bisa melakukan
08.20
Memberikan motivasi positif pergerakkan dengan selama
aktivitas
yaitu baik
dengan cara menyemangati O: pasien
Pasien tidak bisa menggerakkan
09.00
Mengubah
posisi
pasien tangan dan kaki
setiap 2 jam yaitu miring kiri sebelah kiri dan miring kanan
TD: 150/90mmHg RR: 21x/menit
09.25
Mendukung pasif
latihan ROM HR: 87x/menit
yaitu
gerakkan
menggerak- Temp: 37C jari
pasien, Kekuatan otot: 0%
mengabduksi, mengadduksi, A: memfleksi,
dan Masalah belum
mengekstensi lengan pasien
teratasi P:
10.00
Melakukan tanda-tanda vital
pemeriksaan Intervensi dilanjutkan
Universitas Sumatera Utara
Hari/
No.
Tanggal
Dx
Senin
2
Waktu
10.20
Implementasi
Evaluasi
Keperawatan
Keperawatan
Menurunkan rasa cemas
02 Juni 2014
S: Pasien masih belum
10.35
Mengajarkan teknik
mendapat informasi
menenangkan diri yaitu
tentang penyakitnya
dengan cara menarik nafas
secara jelas
dalam dan memikirkan hal-
O:
hal baik seperti
Pasien bingung
membayangkan pasien akan
ketika di tanya soal
sembuh secepatnya
penyakitnya. Dan hanya bisa
10.50
Memberi kesehatan
informasi menangis kepada
mengenai penyakitnya
pasien A: Masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan
Universitas Sumatera Utara
Hari/
No.
Tanggal
Dx
Senin
3
Waktu
11.30
Implementasi
Evaluasi
Keperawatan
Keperawatan
Melakukan ROM pasif yaitu
S:
02 Juni
mengadduksi lengan pasien
Pasien
2014
dan merubah posisi kaki
mengeluhkan rasa
pasien yang mengalami
hangat dan gatal
kelemahan
pada daerah yang mengalami tekanan
12.00
Melakukan masase pada
O:
daerah yang baru
Tampak kemerahan
mengalami tekanan pada
dan kelembaban
waktu perubahan posisi
berlebih pada daerah yang
12.30
Mengobservasi terhadap
mengalami tekanan
eritema dan kepucatan, lalu
A:
palpasi area sekitar
Masalah belum
terhadap kehangatan dan
teratasi
pelunakan jaringan tiap
P:
mengubah posisi
Intervensi dilanjutkan
13.00
Menjaga kebersihan kulit dan
seminimal
mungkin
hindari trauma dan panas terhadap kulit yaitu dengan rutin menghapus keringat yang ada di sekitar daerah tekanan balik
dan
membolak-
bantal
penyangga
setiap melakukan adduksi pada lengan
Universitas Sumatera Utara
Hari/
No.
Tanggal
Dx
Selasa,
1
Waktu
09.00
Implementasi
Evaluasi
Keperawatan
Keperawatan
Mengkaji
kekuatan S:
03 Juni
otot/kemampuan fungsional Pasien mengatakan
2014
mobilitas sendi
belum mampu menggerakkan
09.30
Memberikan
motivasi ekstremitasnya
positif selama aktivitas yaitu O: dengan cara menyemangati Tidak ada pasien
pergerakan, tetapi ketika di lakukan
10.00
Mengubah
posisi
pasien palpasi terdapat
setiap 2 jam yaitu miring kontraksi otot kiri dan miring kanan
namun pasien masih tidak dapat
10.10
Mendukung latihan ROM menggerakkan sendi pasif
yaitu
gerakkan
menggerak- Kekuatan otot: 10% jari
pasien, A:
mengabduksi, mengadduksi, Masalah belum memfleksi,
dan teratasi
mengekstensi lengan pasien
P: Intervensi dilanjutkan
Universitas Sumatera Utara
Hari/
No.
Tanggal
Dx
Selasa
2
Waktu
11.00
Implementasi
Evaluasi
Keperawatan
Keperawatan
Menurunkan rasa cemas
S:
03 Juni 2014
Pasien sudah 11.30
Mengajarkan teknik
mengerti tentang
menenangkan diri yaitu
penyakitnya
dengan cara menarik nafas
O:
dalam dan memikirkan hal-
Pengetahuan
hal baik agar semangat
pasien tentang
pasien untuk sembuh
penyakitnya sudah
semakin kuat
mulai baik, terbukti pasien
12.30
Memberi kesehatan
informasi kepada
pasien
mengenai penyakitnya
lebih antusias bertanya A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan
Universitas Sumatera Utara
Hari/
No.
Tanggal
Dx
Selasa
3
Waktu
13.10
Implementasi
Evaluasi
Keperawatan
Keperawatan
Melakukan ROM pasif
S:
03 Juni
yaitu mengadduksi lengan
Pasien
2014
pasien dan merubah posisi
mengeluhkan
kaki pasien yang mengalami
rasa hangat
kelemahan
namun rasa gatal pada daerah yang
13.30
Melakukan masase pada
mengalami
daerah yang baru
tekanan sudah
mengalami tekanan pada
mulai terasa
waktu perubahan posisi
sedikit menghilang
14.00
Mengobservasi terhadap
O:
eritema dan kepucatan, lalu
Tampak sedikit
melakukan palpasi pada
sisa kemerahan
area area sekitar terhadap
pada daerah yang
kehangatan dan pelunakan
mengalami
jaringan tiap mengubah
tekanan
posisi
A: Masalah teratasi
14.00
Menjaga kebersihan kulit dan
seminimal
mungkin
sebagian P:
hindari trauma dan panas
Intervensi
terhadap kulit yaitu dengan
dilanjutkan
rutin menghapus keringat yang ada di sekitar daerah tekanan, menaburkan bedak, dan membolak-balik bantal penyangga melakukan
setiap adduksi
pada
lengan
Universitas Sumatera Utara
Hari/ Tanggal Rabu
Waktu
No. Dx 1
09.00
Implementasi
Evaluasi
Keperawatan
Keperawatan
Mengkaji
kekuatan S:
04 Juni
otot/kemampuan fungsional Pasien
2014
mobilitas sendi
mengatakaan sedikit
09.35
mampu
Memberikan
motivasi melakukan
positif
aktivitas pergerakan
selama
yaitu
dengan
cara O:
menyemangati pasien
Pasien
terlihat
dapat 10.15
Mengubah
posisi
pasien menggerakkan
setiap 2 jam yaitu miring jari-jari tangan dan kiri dan miring kanan
jari-jari
kakinya,
Mendukung latihan ROM pasien mulai dapat pasif
yaitu
gerakkan
menggerak- menggerakkan jari
mengabduksi, mengadduksi,
pasien, lengan
dan
kakinya dan pasien memfleksi, semangat
untuk
dan mengekstensi lengan melakukannya pasien
TD: 140/90mmHg HR: 82X/i
10.30
Mengobservasi tanda-tanda RR: 22x/i vital
Temp: 36,5°C A: Masalah
teratasi
sebagian P: Intervensi dilanjutkan
Universitas Sumatera Utara
Hari/
No.
Waktu
Tanggal Dx Rabu
2
10.45
Implementasi
Evaluasi
Keperawatan
Keperawatan
Menurunkan rasa cemas
04 Juni 2014
S: Pasien sudah
11.00
Mengajarkan teknik
mengerti tentang
menenangkan diri yaitu
penyakitnya, dan
dengan cara menarik nafas
pasien
dalam dan memikirkan
mengungkapkan
hal-hal baik agar semangat
rasa cemanya
pasien untuk sembuh
sudah menurun
semakin kuat
O: Klien mulai
11.30
Memberi
informasi
tampak tenang.
kesehatan kepada pasien
Pengetahuan
mengenai penyakitnya dan
pasien tentang
menanyakan apa ada lagi
penyakitnya sudah
yang
mulai baik. Pasien
ingin
ditanyakan
pasien kepada perawat
tampak mengerti apa yang harus dilakukan ketika merasakan cemas A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan
Universitas Sumatera Utara
Hari/
No.
Tanggal
Dx
Rabu
3
Waktu
12.45
Implementasi
Evaluasi
Keperawatan
Keperawatan
Melakukan ROM pasif
S:
04 Juni
yaitu mengadduksi lengan
Pasien
2014
pasien dan merubah posisi
mengeluhkan rasa
kaki pasien yang
hangat namun rasa
mengalami kelemahan
gatal pada daerah yang mengalami
13.00
Melakukan masase pada
tekanan sudah
daerah yang baru
menghilang
mengalami tekanan pada
O:
waktu perubahan posisi 13.00
Masih tampak sedikit sisa
Mengobservasi terhadap
kemerahan halus
eritema dan kepucatan,
pada daerah yang
lalu melakukan palpasi
mengalami tekanan
pada area area sekitar
A:
terhadap kehangatan dan
Masalah teratasi
pelunakan jaringan tiap
sebagian
mengubah posisi 13.45
Menjaga kebersihan kulit
P:
dan seminimal mungkin
Intervensi
hindari trauma dan panas
dilanjutkan
terhadap
kulit
yaitu
dengan rutin menghapus keringat sekitar
yang daerah
ada
di
tekanan,
menaburkan bedak, dan membolak-balik
bantal
penyangga
setiap
melakukan
perubahan
posisi
Universitas Sumatera Utara
Hari/
No.
Tanggal
Dx
Kamis
1
Waktu
08.50
Implementasi
Evaluasi
Keperawatan
Keperawatan
Mengkaji
kekuatan S:
5 Juni
otot/kemampuan
Pasien mengatakan
2014
fungsional mobilitas sendi
sedikit mampu melakukan pergerakan
09.30
Memberikan
motivasi O:
positif
aktivitas Pasien terlihat dapat
yaitu
selama dengan
cara mengangkat
menyemangati pasien
tangannya dan sudah mampu menggerakkan
09.50
Mengubah posisi pasien kakinya yaitu
membantu
pasien TD : 130/80mmHg
duduk
HR : 82x/i RR : 22x/i
10.10
Mendukung latihan ROM Temp : 36oC aktif yaitu meminta pasien Kekuatan otot: 50% menggerak-gerakkan
jari A:
pasien,
dan Masalah teratasi
memfleksi,
mengekstensi
lengan sebagian
pasien
P: Intervensi dilanjutkan
10.20
Mengobservasi
tanda-
tanda vital
Universitas Sumatera Utara
Hari/
No.
Tanggal
Dx
Kamis
2
Waktu
10.30
Implementasi
Evaluasi
Keperawatan
Keperawatan
Menurunkan rasa cemas
05 Juni 2014
S: Pasien
10.45
Mengingatkan teknik
mengungkapkan
menenangkan diri yaitu
rasa cemasnya
dengan cara menarik nafas
sudah menurun
dalam dan memikirkan hal-
O:
hal baik agar semangat
Klien tampak
pasien untuk sembuh
tenang dan pasien
semakin kuat dan
tampak mengerti
menerangkan bahwa hal
apa yang harus
tersebut masih dapat
dilakukan ketika
dilakukan jika pasien
merasakan cemas.
pulang dan dirawat
Pasien terlihat
dirumah
banyak bergurau dengan keluarganya A: Masalah teratasi P: Intervensi dihentikan
Universitas Sumatera Utara
Hari/
No.
Tanggal
Dx
Kamis
3
Waktu
11.15
Implementasi
Evaluasi
Keperawatan
Keperawatan
Melakukan ROM pasif yaitu
S:
05 Juni
mengadduksi lengan pasien
Pasien mengatakan
2014
dan merubah posisi kaki
rasa hangat dan rasa
pasien yang mengalami
gatal pada daerah
kelemahan
yang mengalami
Melakukan masase pada
tekanan pada lengan
daerah yang baru
sudah tidak ada
11.30
mengalami tekanan pada
13.30
13.50
O:
waktu perubahan posisi
Sudah tidak tampak
Mengobservasi terhadap
sisa kemerahan
eritema dan kepucatan, lalu
halus pada daerah
melakukan palpasi pada
yang mengalami
area area sekitar terhadap
tekanan pada
kehangatan dan pelunakan
lengan, tetapi masih
jaringan tiap mengubah
terlihat di kaki
posisi
karen pasien belum
Menjaga kebersihan kulit
mampu mengangkat
dan
kaki
seminimal
mungkin
hindari trauma dan panas
A:
terhadap kulit yaitu dengan
Masalah teratasi
rutin menghapus keringat
sebagian
yang ada di sekitar daerah tekanan, menaburkan bedak,
P:
dan membolak-balik bantal
Intervensi
penyangga
dilanjutkan
setiap
melakukan perubahan posisi *Catatan: Sudah tidak dilakukan lagi implementasi keperawatan pada hari Jum’at tanggal 06 juni 2014 karena pasien pulang hari kamis pukul 17.00wib.
Universitas Sumatera Utara