BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terminologi Judul 2.1.1
Pengertian Hotel Adapun beberapa pengertian hotel adalah sebagai berikut: a. Menurut AHMA (American Hotel & Motel Association), hotel adalah suatu tempat dimana disediakan penginapan, makanan, dan minuman,serta pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi para tamu atau orang – orang yang tinggal untuk sementara waktu.Kata hotel berasal dari bahasa latin yaitu hospitium yang berarti ruang tamu. b. Menurut keputusan Menteri Perhubungan No. PM 10 / PW – 301 / Phb 77, tgl 12 Desember 1977, hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial dan disediakan bagi setiap orang untuk peroleh pelayanan dan penginapan berikut makanan dan minuman. c. Menurut keputusan Menteri Pariwisata Post dan Telekomunikasi No. KM 37 / PW 340 / MPPT – 86, hotel suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta rasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.
2.1.2
Pengertian Hotel Bisnis Definisi Hotel Bisnis mengacu pada Marlina Endy dalam bukunya Panduan Perancangan Bangunan Komersial (2008, p.52), merupakan hotel yang dirancang untuk mengakomodasi tamu yang mempunyai tujuan bisnis. Lokasi hotel bisnis relatif berada di pusat kota, berdekatan dengan area perkantoran atau area perdagangan. Hotel Bisnis dikenal juga dengan nama Commercial Hotel ataupun dengan nama City Hotel. Fasilitas yang disediakan hotel bisnis akan menyediakan fasilitas lengkap yang berkaitan dan mendukung untuk kegiatan bisnis terutama untuk kegiatan Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition (MICE) / Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Eksebisi. Fasilitas yang tersedia antara lain ballroom, banquet room, dan business center dengan fasilitas pendukung lainnya seperti restoran, bar & café, pusat kebugaran & spa, kolam renang, dan sebagainya, shungga pada umumnya hotel bisnis merupakan hotel bintang empat atau lima berdasarkan kelengkapan fasilitas. (Kusumo, 2012). 6
Universitas Sumatera Utara
2.1.3
Hotel Bisnis Kualanamu Hotel Bisnis Kualanamu adalah hotel hotel penyedia fasilitas yang mendukung kegiatan bisnis di kawasan Bandar Udara Kualanamau.
2.2 Lokasi Perancangan 2.2.1
Kriteria Pemilihan Lokasi
RDTR Kawasan Kualanamu Lokasi perancangan harus disesuaikan dengan peraturan pemerintah berkaitan dengan pengembangan kawasan Kualanamu
Pencapaian Sesuai dengan prinsip aerotropolis yan mengutamakan kecepatan maka lokasi harus mudah dicapai baik dari Bandar Udara Kualanamu maupun dari wilayah sekitarnya.
Tinjauan Terhadap Struktur Kota Lokasi perancangan sebaiknya berada di kawasan yang dapat mendukung terwujudnya kawasan aerotropolis Kualanamu.
Utilitas Lokasi sebaiknya memiliki akses dengan jaringan utilitas agar kegiatan yang akan diadakan pada lokasi perancangan berjalan dengan baik.
2.2.2
Alternatif Pemilihan Lokasi Lokasi yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
Alternatif 1: Jalan Bandar Udara Kualanamu, simpang Jalan Batang Kuis, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang
Gambar 2.1 Alternatif Lokasi Perancangan Sumber: Google Earth
7
Universitas Sumatera Utara
Alternatif 2: Jalan Batang Kuis-Pantai Labu, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang
Gambar 2.2 Alternatif 2 Lokasi Perancangan Sumber: Google Earth
Tinjauan terhadap rencana pengembangan kawasan aerotropolis Kualanamu adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3 Tinjauan Alternatif Lokasi Terhadap Rencana Pengebangan Kawasan Aerotropolis Kualanamu Sumber: Alternaif 1berada di luar kawasan perancangan aerotropolis Kualanamu, tetapi pencapaian akan lebih mudah karena ada akses langsung ke pintu bandar udara. Alternatif 2 juga berada di luar kawasa bandara tetapi memiliki akses lebih baik ke rencana pengembangan kawasan leisure and recreation, residensial dan kawasan industri aerotropolis Kualanamu. Namun waktu tempuh yang dperlukan untuk mencapai bandara akan 8
Universitas Sumatera Utara
lebih lama karena tidak ada pintu masuk langsung ke bandar udara saat ini.
Tinjauan terhadap KKOP Bandar Udara Kualanamu
Gambar 2.4 Tinjauan Alternatif Lokasi Terhadap Peraturan KKOP Bandar Udara Kualanamu Sumber: Data KKOP Bandara Kualanamu Baik alternatif lokasi 1 maupun 2 berada di ring 2, menurut peraturan KKOP Bandar Udara Kualanamu.
Tinjauan terhadap pencapaian
Gambar 2.5 Tinjauan Alternatif Lokasi Terhadap Pencapaian Menuju Lokasi Perancangan Sumber: Google Map Alternatif 1 memiliki kemudahan akses baik dari Kota Medan, kawasan Tanjung Morawa, akses kebandara dan lebih dekat dengan
9
Universitas Sumatera Utara
lokasi rencana pembangunan tol Medan-Tebing Tinggi. Kemudahan akses akan membuat lokasi ini mudah ditempuh dari berbagai lokasi. Lokasi inipun dilalui berbagai jenis moda transportasi seperti taxi, angkutan umum dan bus yang memberi kemudahan dalam pemilihan moda menuju lokasi. Alternatif 2 Memiliki kemudahan akses dari Medan melalui Jala Medan-Tembung. Tetapi tidak memiliki pencapaian langsung dari kawasan Tanjung Morawa, Bandar Udara Kualanamu dan rencana jaringan jalan tol Medan-Tebing Tinggi yang mengakibatkan lokasi ini akan sulit ditempuh. Sementara itu belum tersedia banyak pilihan moda transportasi menuju lokasi ini sebab belum ada trayek angkutan menuju lokasi.
Lokasi perancangan Dari alternatif lokasi diatas, maka perancangan alternatif 1 dirasa lebih baik karena banyaknya pilihan akses dan tersedianya berbagai moda angkutan umum yang memudahkan pencapaian ke lokasi perancangan. Lokasi ini juga memenuhi peraturan KKOP Bandar Udara Kualanamu yang menempatkan sarana residensial pada ring 2.
2.2.3
Area Pelayanan Area pelayanan dalam ilmu perancangan kota merupakan istilah yang menyatakan area layanan suatu unit kelembagaan, misal : area pelayanan sekolah SD atau SMP atau SMA, Puskesmas, Kantor Pos, Pasar dan lain sebagainya; misalnya juga suatu daerah yang dilayani oleh suatu sistem angkutan umum. Hotel Bisnis Kualanamu merupakan lembaga yang utamanya memfasilitasi kegiatan akomodasi dan pertemuan bisnis. Oleh karena itu area yang dilayani oleh hotel ini adalah merupakan area bisnis dan pariwisata. Pengembangan kawasan Mebidangro menjadi kawasan ekonomi nasional yang meliputi berbagai bidang khusunya bisnis dan pariwisata harus didukung dengan sarana akomodasi yang mendukung kegiatan-kegiatan tersebut. Berikut adalah jumlah ketersediaan sarana akomodasi berupa hotel di kawasan Mebidangro berdasarkan kelasnya
10
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Jumlah Hotel berdasarkan Kelas di Kawasan Mebidangro Pengelompokan Kelas Kabupaten/ Kota
Hotel berdasarkan Bintang
Hotel Melati
Jumlah
1
2
3
4
5
Medan
15
6
14
11
5
144
195
Binjai
-
-
-
-
-
7
7
Deli Serdang
-
1
-
-
-
63
64
Karo
1
2
1
4
1
57
66
Sumber: Dokumen Pribadi Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah hotel di Kota Medan adalah yang terbanyak sehingga area pelayanan Hotel Bisnis Kualanamu tidak mencakup area Kota Medan. Selain itu Kabupaten Karo dan Kota Binjai yang letaknya jauh dari lokasi perancangan dianggap mampu menyediakan sarana akomodasi bisnis sendrir bagi daerah masing-masing. 2.2.4
Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Lokasi perancangan berupa lahan kosong yang belum digarap seluas 1,5 hektare yang berada di Jalan Batang Kuis, Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. Lokasi perancangan ini memiliki batas-batas lahan sebagai berikut:
Sebelah utara
: Lahan milik warga
Sebelah timur
: Jalan Medan - Kualanamu
Sebelah selatan
: Tempat ibadat
Sebelah barat
: Lahan milik warga
Adapaun ketentuan yang harus dipenuhi agar rancangan dapat dibangun di kawasan ini adalah sebagai berikut:
Garis Sempadan Bangunan (GSB) terhadap Jalan Medan – Kualanamu adalah 13 meter.
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal sebesar 70% dari luas lahan perancangan. Maka luas lahan yang dapat dimanfaatkan untuk mendirikan bangunan adalah sebesar 1050m2.
11
Universitas Sumatera Utara
Koefisien Dasar Hijau (KDH) secara umum dirumuskan 100%(KDB+20%KDB). Maka Koefisien Dasar Hijau yang harus dipenuhi adalah seluas 240m2.
2.3 Tinjauan Kelompok dan Pelaku Kegiatan 2.3.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan a. Pengunjung Hotel Berdasarkan kepentingannya pengunjung hotel dibagi menjadi dua kategori yaitu pengunjung yang menginap maupun yang tidak menginap. Pengunjung yang menginap adalah orang yang menggunakan fasilitas akomodasi hotel sebagai tempat untuk menginap dan beristirahat. Adapun kegiatan-kegiatan pengguna dalam kategori ini yaitu:
Beristirahat
Mengadakan pertemuan bisnis baik perorangan maupun kelompok
Mengikuti seminar baik di dalam dan di luar hotel
Melakukan kegiatan individu, rekreasi maupun menggunakan fasilitas yang disediakan oleh hotel.
Pengunjung yang tidak menginap yaitu orang yang menggunakan fasilitas bersifat umum yang disediakan hotel. Tujuan mereka berkunjung dapat berupa kegiatan yang bersifat privat dengan tamu yang menginap di hotel, mengikuti pertemuan bisnis, mengikuti kegiatan bersifat publik yang dilangsungkan di hotel dan menggunakan fasilitas-fasilitas rekreatif yang disediakan hotel. b. Pengelola Hotel a. Kelompok Eksekutif Merupakan
kelompok
yang
memimpin,
mengatur
dan
mengendalikan operasional hotel agar fungsi hotel sebagai sarana akomodasi berjalan dengan baik. b. Kelompok Pelaksana Merupakan orang yang yang secara langsung terlibat dalam pelayanan dan pemeliharaan hotel. Adapun kelopmpok pelaksana pengelola hotel adalah sebagai berikut:
12
Universitas Sumatera Utara
Front office, yaitu bagian terdepan dari sebuah hotel yang berfungsi
memberikan
informasi,
menerima
dan
mengakomodasi tamu, menerima pesanan serta pembayaran.
Bagian personalia, yaitu bagian yang bertugas mengurus pemilihan dan pengaduan tenaga kerja.
Tata graha (house keeping), yaitu bagian yang memelihara kebersihan dan kelengkapan kamar tamu maupun fasilitas yang disediakan hotel.
Bagian makanan dan minuman (food and beverage), yaitu bagian yang bertanggung jawab atas penyediaan makanan dan minuman.
Bagian pemasaran, yaitu bagian yang bertugas memasarkan produk-roduk hotel.
Bagian keuangan, yaitu bagian yang mengelola keuangan hotel.
Bagian
teknik
dan
pemeliharaan
(engineering
and
maintenance), yaitu bagian yang bertugas melaksanakan perencanaan, instalasi dan pemeliharaan bangunan.
Bagian kemananan (security), yaitu bagian yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungan bangunan.
Bagian binatu (laundry), bertugas menyediakan linen bersih untuk kamar dan fasilitas hotel lainnya.
Deskripsi kegiatan berdasarkan pengguna Hotel Bisnis Kualanamu akan dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 2.2 Tabel Perilaku pengguna Hotel Bisnis Kualanamu Kelompok
Jenis pengguna
Aktivitas
pengguna Pengunjung Tamu
Datang – parkir/drop off.
hotel
Ke resepsionis – menanyakan informasi,
menginap
memesan kamar. Menggunakan fasilitas hotel, baik publik maupun privat. Melakukan kegatan rutin individu. Check out 13
Universitas Sumatera Utara
Meninggalkan area hotel – melalui parkir atau dijemput. Tamu
tidak
menginap
Datang – parkir / drop off Ke resepsionis – menanyakan informasi, memesan penggunaan ruang serba guna Diskusi dengan pengelola hotel. Menghadiri acara di fasilitas hotel. Menggunaan fasilitas umum hotel Menemui tamu di hotel. Meninggalkan hotel – melalui area parkir atau dijemput.
Pengelola
Eksekutif
Datang – parkir Menuju ruang kerja
hotel
Mengadakan pertemuan Istirahat, makan, minum, ibadah Mengunakan toilet Pulang – melalui area parkir Front office
Datang – parkir Menuju ruang karyawan Menuju
front
desk
–
memberikan
informasi, men-check in tamu, menerima pembayaran. Istirahat, makan, minum, ibadah Menggunakan toilet Pulang - melalui area parkir Personalia
Datang – parkir Menuju ruang karyawan Menuju ruang/bagian personalia Merekrut dan memberhentikan tenaga kerja Menerima pengaduan pekerja Istirahat, makan, minum, ibadah 14
Universitas Sumatera Utara
Pulang - melalui area parkir Datang – parkir
Tata graha
Menuju ruang karyawan Menuju fasilitas yang hendak dilayani Membersihkan kamar tamu Membersihkan fasilitas publik hotel Istirahat, makan, minum, ibadah Pulang - melalui area parkir Food beverage
and
Datang – parkir / drop off bahan olahan makanan ke dapur utama Menuju ruang karyawan Menuju dapur masing-masing Mengadakan briefing Mengolah,
menyediakan
dan
menghidangkan makanan Menghantar pesanan ke kamar Istirahat, makan, minum, ibadah Pulang - melalui area parkir Pemasaran
Datang – parkir Menuju bagian pemasaran Mengadakan diskusi dengan eksekutif Melakukan pemasaran dan promosi Melakukan kegiatan perjalanan dengan tujaun pemasaran dan promosi Istirahat, makan, minum, ibadah Pulang - melalui area parkir
Keuangan
Datang – parkir Menuju bagian keuangan Mengelola keuangan Mengadakan pertemuan dengan eksekutif Istirahat, makan, minum, ibadah Pulang - melalui area parkir 15
Universitas Sumatera Utara
Teknik
dan
pemeliharaan
Datang – parkir Menuju ruang karyawan Melakukan pemeriksaan berkala Melakukan pemeliharaan dan perbaikan Istirahat, makan, minum, ibadah Pulang - melalui area parkir
Keamanan
Datang – parkir Menuju ruang karyawan Melaksanakan apel Menuju pos penjagaan Melakukan pemeriksaan kendaraan dan orang yang masuk ke area hotel Istirahat, makan, minum, ibadah Pulang - melalui area parkir
Binatu
Datang – parkir Menuju ruang karyawan Menuju ruang binatu Mengambil dan mengembalikan lenin dari bagian house keeping Membersihkan lenin Istirahat, makan, minum, ibadah Pulang - melalui area parkir Sumber: Data Pribadi
2.3.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang Berikut adalah tabel deskripsi pengguna dan kegiatan: Tabel 2.3 Tabel Perilaku Pengguna Hotel Bisnis Kualanamu No. Jenis Ruang
Kebutuhan Ruang
Kegiatan
1
Lobby
Menunggu,reservasi
Informasi
Informasi,reservasi
Ruang Tunggu
Menunggu,duduk,mengobrol
Hall/Lobby
16
Universitas Sumatera Utara
2
Kamar hotel standard
Lobbby lift
Menunggu lift
Ruang kontrol
Kontrol keamanan,pengawasan
Toilet
Sanitasi
Kamar tidur (2 orang)
Menginap,
istirahat,
makan,
minum Kamar
mandi
(1 Mandi, buang air
orang) 3
Kamar hotel deluxe
Kamar tidur (2 orang)
Menginap,
istirahat,
makan,minum Kamar tidur (2 orang)
Menginap,
istirahat,
makan,
minum Kamar
mandi
(1 Mandi, buang air
orang) 4
Kamar hotel suite
Kamar tidur (2 orang)
Menginap,
istirahat,
makan,
minum Kamar
mandi
(1 Mandi, buang air
orang) 5
Function Room
Function room
Ruang
pameran/tempat
memamerkan produk
6
Meeting Room
Ruang persiapan
Tempat latihan
Pantry
Menyiapkan informasi
Gudang
Tempat menyimpan barang
Toilet
Kegiatan sanitasi
Meeting room
Mengadakan rapat/konfrensi
Gudang
Tempat menyimpan barang
17
Universitas Sumatera Utara
7
Kantor pengelola
Toilet
Kegiatan sanitasi
Ruang
general Bekerja, rapat, koordinasi
manager
8
9
Ruang M/E
Restoran
Ruang staff
Bekerja, rapat, koordinasi
Ruang rapat
Rapat, koordinasi, riview
Ruang tunggu/tamu
Menunggu, mengobrol
Toilet
Kegiatan sanitasi
R. Genset
Penyimpanan genset
R. Chiller
Pengaturan AC
R. Pompa
Pengaturan pompa air
R. AHU
Pengaturan listrik
R. Kontrol
Mengontrol segala jenis M/E
R.makan,
dapur, Makan, minum
gudang,
ruang
penerima, kasir, toilet, wastafel 10
Fitness center/Gym
Gymnasium
Arena olahraga
Ruang alat
Menyimpan alat fitness
Ruang aerobik
Aerobic/senam
Ruang ganti/ locker
Ganti pakaian
Toilet
Kegiatan sanitasi
Shower
Mandi
Kasir
Membayar
18
Universitas Sumatera Utara
11
12
13
SPA dan Sauna
Musholla
Servis/ruang linen
Ruang sauna
Perawatan tubuh
SPA dan Whirpool
Perawatan tubuh
Ruang sholat
Melaksanakan sholat
Toilet
Berwudhu/sanitasi
Gudang
Menyimpan barang
Laundry washer
Mencuci pakaian
Laundry dryer
Mengeringkan pakaian
Ruang istirahat, dapur, Istirahat pegawai gudang, toilet, ruang makan 14
Parkir
Mobil
Memarkir mobil
Sepeda motor
Memarkir sepeda motor
Bus
Memarkir bus Sumber: Data Pribadi
2.4 Elaborasi Tema 2.4.1 Pengertian Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) pengertian kata arsitektur dan tropis adalah sebagai beriut:
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunanserta membuat konstruksi bangunan, serta metoda dan gaya merancang suatu bangunan.
Tropis adalah daerah sekitar khaktulistiwa
Sehingga secara umum dapat diartikan bahwa arsitekur tropis adalah seni dan ilmu rancang bangunan, membuat konstruksi, serta metode dan gaya merancang bangunan yang berada di khaktulistiwa Dalam buku “Arsitektur Kota Tropis” (2005) Tri Harso Karyono memaparkan bahwa desain atau rancangan arsitektur mampu mengatasi
19
Universitas Sumatera Utara
masalah iklim tropis seperti hujan deras, terik radiasi matahari, suhu udara yang relatif tinggi, kelembaban tinggi dan kecepatan angin yang rendah. Penilaian terhadap baik atau buruknya karya arsitektur topis harus diukur secara kuantitatif menurut criteria fluktuasi sushu ruang, fluktuasi kelembaban, intensitas cahaya, aliran atau kecepatan udara, adakah air hujan yang masuk dan adakah terk matahari mengganggu penghuni bangunan. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa arsitektur tropis adalah ilmu atau metode dalam rancangan arsitektur yang dibuat untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ditimbulkan oleh iklim tropis, serta untuk merekayasa iklim luar yang berkarakter tropis menjadi iklim dalam bangunan yang diinginkan. Scara umum, iklim tropis dibagi menjadi dua subiklim yaitu iklim tropis basah dan tropis kering. Karen lokasi perancangan berada di iklim tropis basah, maka pembahasan akan dibatasi pada iklim tropis basah. Menurut Lippsmeier (1994) ditandai oleh ciri-ciri berikut:
Radiasi matahari relatif tinggi (1500-2500 kwh/m2/tahun).
Curah hujan yang tidak merata sepanjang tahun, berkisar antara 2000-3000 mm/tahun.
Suhu udara relatif tinggi (23°C - 33°C) dengan perbedaan suhu harian, bulanan dan tahunan relatif kecil (10°C).
Kelembaban udara tinggi (55-100%).
Kecepatan angin relatif rendah
Dalam perancangan bangunan di daerah dengan iklim tropis, perlu diperhatikan beberapa kondisi yang dapat memengaruhi kondisi perancangan. Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo, kondisi yang berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim tropis lembab adalah: a. Kenyamanan Termal Usaha untuk mendapatkan kenyamanan termal terutama adalah mengurangi perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup dan membawa panas keluar bangunan serta mencegah radiasi panas, baik radiasi langsung matahari maupun dari permukaan dalam yang panas. Perolehan panas dapat dikurangi dengan menggunakan bahan atau material yang mempunyai tahan panas yang besar, sehingga laju aliran 20
Universitas Sumatera Utara
panas yang menembus bahan tersebut akan terhambat.Permukaan yang paling besar menerima panas adalah atap. Sedangkan bahan atap umumnya mempunyai tahanan panas dan kapasitas panas yang lebih kecil dari dinding. Untuk mempercepat kapasitas panas dari bagian atas agak sulit karena akan memperberat atap. Tahan panas dari bagian atas bangunan dapat diperbesar dengan beberapa cara, misalnya rongga langit-langit, penggunaan pemantul panas reflektif juga akan memperbesar tahan panas. Cara lain untuk memperkecil panas yang masuk antara lain yaitu :
Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat.
Melindungi dinding dengan alat peneduh. Perolehan panas dapat juga dikurangi dengan memperkecil penyerapan panas dari permukaan, terutama untuk permukaan atap.
Warna terang mempunyai penyerapan radiasi matahari yang kecil sedang warna gelap adalah sebaliknya. Penyerapan panas yang besar akan menyebabkan temperatur permukaan naik. Sehingga akan jauh lebih besar dari temperatur udara luar. Hal ini menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antara kedua permukaan bahan, yang akan menyebabkan aliran panas yang besar. b. Aliran Udara Melalui Bangunan Kegunaan dari aliran udara atau ventilasi adalah :
Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yaitu penyediaan oksigen untuk pernafasan, membawa asap dan uap air keluar ruangan, mengurangi konsentrasi gas-gas dan bakteri serta menghilangkan bau.
Untuk
memenuhi
kebutuhan
kenyamanan
termal,
mengeluarkan panas, membantu mendinginkan bagian dalam bangunan. Aliran udara terjadi karena adanya gaya termal yaitu terdapat perbedaan temperature antara udara di dalam dan diluar ruangan dan perbedaan tinggi antara lubang ventilasi. Kedua gaya ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendapatkan jumlah aliran udara yang dikehendaki. Jumlah aliran udara dapat memenuhi kebutuhan
21
Universitas Sumatera Utara
kesehatan pada umumnya lebih kecil daripada yang diperlukan untuk memenuhi kenyamanan termal. c. Radiasi Panas Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langsung masuk ke dalam bangunan dan dari permukaan yang lebih panas dari sekitarnya. Untuk mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat peneduh (Sun Shading Device). Tri Harso Karyono (2004), dalam bukunya “Kenyamanan Suhu dalam Arsitektur Tropis” memaparkan bahwa menurut hasil penelitiannya, kondisi nyaman bagi manusia untuk daerah tropis adalah:
Suhu nyaman antara 24°C - 30°C
Kecepatan angin antara 0,6m/s – 1,5m/s
Kelembaban antara 50% - 70% (manusia akan nyaman tanpa merasa kulitnya terlalu kering atau basah) Menurutnya masalah utama iklim tropis di Indonesia yang harus
diselesaikan adalah bagaimana menciptakan suhu ruang agar berada di bawah 28,3°C (batas atas suhu udara hangat nyaman) sementara suhu udara di luar berkisar 32°C pada siang hari. Dalam bukunya “Bangunan Tropis”, Georg Lippsmeier (1994) memaparkan bahwa ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam merancang bangunan guna menanggapi kondisi iklim topis. Adapun pendekatan yang dimaksud yaitu: Fasad terbuka menghadap selatan atau utara agar meniadakan radiasi langsung dari cahaya matahari rendah. Di daerah beriklim tropis basah diperlukan pelindung untuk semua lubang terhadap cahaya langsung dan tidak langsung. Dinding-dinding luar sebuah bangunan terbuka untuk sirkulasi udara lebih besar daripada yang dibutuhkan untuk pencahayaan. Mempunyai sudut-sudut guna membantu masuknya sinar matahari dan turunnya air hujan. Penggunaan tirai horizontal pada fasad utara dan selatan guna mencegah radiasi langsung dari cahaya matahri tinggi.
22
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan tirai vertikal pada bagian barat dan timur bangunan yang sesuai untuk posisi matahari rendah. Contoh sederhana penggunaan tirai vertikal adalah kolom rapat berbentuk lamela, panel kayu yang dapat dilipat dan panel atau profil logam yang dipasang vertikal pada fasad. Kombinasi tirai vertikal dan horizontal dalam bentuk kisi-kisi. 2.4.2
Keterkaitan Tema dengan Judul Lokasi perancangan Hotel Bisnis Kualanamu yang terletak di Kabupaten Deliserdang berada pada daerah dengan kondisi iklim tropis. Adapaun kondisi iklim di lokasi perancangan adalah:
Suhu rata-rata per bulan adalah 27,7°C
Suhu tertinggi 32,7°C dan terendah 24,7°C
Kelembaban udara rata-rata per bulan 83%
Curah hujan rata-rata 134mm/tahun
Kecepatan Angin rata-rata 1m/s – 1,5m/s Tema arsitektur tropis digunakan guna menanggapi keadaan iklim di
lokasi perancangan. Dengan memerhatikan aspek-aspek yang telah dibahas pada bagian sebelumnya dalam merancang, diharapkan bangunan mampu mengatasi permasalahan perancangan di daerah tropis dengan memanfaatkan potensi yang ada di lokasi perancangan serta dipadukan dengan pemanfaatan teknologi, sehingga konsumsi energi pada bangunan dapat ditekan dan sifatsifat bangunan yang berkelanjutan, ramah lingkungan dan berperforma tinggi dapat tercapai. 2.4.3
Studi Banding Tema Sejenis a. Wisma Dharmalasakti Jakarta
Gambar 2.6 Wisma Dharmala Sakti, Jakarta Sumber: http://farm5.static.flickr.com/4055/4237091036_46cd6b4c9e_z.jpg?zz=1 23
Universitas Sumatera Utara
Lokasi: Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Pusat
Arsitek: Paul Rudolph
Bangunan ini memiliki kesesuaian dengan cirri-ciri bangunan tropis yang dikemukakan oleh Goerg Lippsmeier (Bangunan Tropis, 1994) yaitu:
Penggunaan sudut-sudut miring yang terlihat pada atap bangunan berguna sebagai shading dan pengalir air hujan.
Terdapat pelindung pada lubang bangunan dari cahaya langsung dan tidak langsung.
Penggunaan tirai horizontal pada banguan berupa teritisan atap
Dinding terbuka untuk sirkulasi udara lebih besar daripada untuk pencahayaan.
b. Wisma Dharmala 2 Surabaya
Lokasi: Jalan Panglima Sudirman, Surabaya
Arsitek: Paul Rudolph Menyiasati sinar matahari yang berlimpah, arsitek merancang teras
menggunakan kanopi aluminium spandrill di tiap muka unit ruang yang berguna untk menahan sinar ultraviolet matahari. Hasilnya hanya 20% panas yang berhasil masuk tetapi ruangan tetap terang dengan cahaya matahari.
Gambar 2.7 Wisma Dharmala 2, Surabaya Sumber: http://photos.wikimapia.org/p/00/00/57/87/94_big.jpg 24
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.8 Konsep Penghawaan dan Pencahayaan di Wisma Dharmala 2 Surabaya Sumber:http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2007300041AR Bab2/background25.jpg Aluminium spandrill yang memiliki sifat penghambat panas memungkinkan terjaganya suhu ruangan dan masuknya cahaya secara maksimal. Balkon pada setiap muka ruangan berfungsi sebagai shading horizontal berguna untuk mencegah radiasi langsung dari cahaya matahari tinggi. Sementara bukaan bangunan pada sisi luar dibuat lebar agar angin dapat masuk dengan mudah sehingga suhu bangunan tetap terjaga tanpa haru menggunakan mesin pengkondisian udara.
25
Universitas Sumatera Utara