1) Menetapkan titik-titik yang menjadi point of interest dari suatu ruang. 2) Menghentikan kondisi-kondisi aksial. 3) Berfungsi sebagai suatu bentuk obyek di dalam daerah atau volume ruang yang tetap.
Gambar 2.11. Organisasi terpusat Sumber: (Ching, Francis D.K., 1996)
Organisasi Linear Suatu urutan dalam satu garis dari ruang-ruang yang berulang. Bentuk organisasi linear bersifat fleksibel. Konfigurasinya dapat berbentuk horizontal sepanjang tapaknya, diagonal menaiki suatu kemiringan atau berdiri tegak seperti sebuah menara. Bentuk organisasi linear dapat digunakan untuk: 1) Menghubungkan ruang-ruang yang memiliki ukuran, bentuk dan fungsi yang sama atau berbeda-beda. 2) Mengarahkan orang untuk menuju ke ruang-ruang tertentu.
Gambar 2.12. Organisasi Linear Sumber: (Ching, Francis D.K., 1996)
16 Universitas Sumatera Utara
Organisasi Radial Organisasi radial adalah sebuah bentuk yag ekstovert yang mengembangkan keluar lingkupnya serta memadukan unsur-unsur baik organisasi terpusat maupun linear. Bentuk organisasi radial dapat digunakan untuk: 1) Membagi ruang yang dapat dipilih melalui entrance. 2) Memberi pilihan bagi orang yang menuju ke ruang-ruang yang diinginkan.
Gambar 2.13. Organisasi Radial Sumber: (Ching, Francis D.K., 1996)
Organisasi Cluster Kelompok ruang yang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersamasama memanfaatkan satu ciri hubungan visual. Organisasi ini tidak memiliki
tempat
utama.
Namun
tingkat
kepentingan
diukur
berdasarkan ukuran, bentuk dan orientasi. Bentuk organisasi cluster dapat digunakan untuk: 1) Membentuk ruang dengan kontur yang berbeda-beda. 2) Mendapatkan view dari tapak dengan kualitas yang sama bagi masing-masing. 3) Membentuk tatanan ruang yang memiliki bentuk, fungsi dan ukuran yang berbeda-beda.
Gambar 2.14. Organisasi Cluster Sumber: (Ching, Francis D.K., 1996)
17 Universitas Sumatera Utara
Organisasi Grid Kekuatan yang mengorganisir suatu grid yang dihasilkan dari keteraturan dan kontiunitas pola-polanya yang meliputi unsur-unsur yang diorganisir. Bentuk organisasi grid dapat digunakan untuk: 1) Mendapat kejelasan orientasi dalam sirkulasi. 2) Memberi kemudahan dalam penyusunan struktur dan konstruksi bangunan.
Gambar 2.15. Organisasi Grid Sumber: (Ching, Francis D.K., 1996)
8. Ruang Transisi (Transitition Space) Menurut DK. Ching (2000), ruang transisi merupakan lintasan dari suatu taraf tingkatan, subjek, tempat ke tempat lainnya. Ruang transisi merupakan ruang penghubung fisik diantara 2 ruangan yang didesain dengan aspek fungsional maupun sebagai unsur penambahan dalam estetika. Ruang transisi berfungsi sebagai penghubung antara akhiran dari aktifitas sebelumnya sebelum memasuki aktifitas yang baru (Nurani Dea, 2008).
9. Bentuk Menurut Ching (1966;6), bentuk adalah alat pokok bagi perancang, dimana dibutuhkan kepekaan dalam memilih ataupun memanipulasi unsur-unsur bentuk dasar juga organisasi ruang dan perubahan yang terjadi sehingga berkaitan satu sama lain, bermakana dan ditunjang pada pengorganisasian ruang, struktur dan kesatuan yang tepat. Bentuk-bentuk arsitektur memliki unsur-unsur : garis, lapisan, volume, tekstur dan warna. Kombinasi atau perpaduan dari kesemua unsur akan
18 Universitas Sumatera Utara
menghasilkan ekspresi bangunan dan memberikan pengungkapan pada suatu tujuan dan maksud pada bangunan secara menyeluruh (Eppi, 1986).
Gambar 2.16. Dasar pembentukan dome pada Masjid Sumber: (Dwi Kustianingrum, 2013)
2.2.
Hotel
2.2.1. Pengertian Hotel Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan fasilitas kamar untuk tidur, pelayanan makanan serta minuman kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima (Hotel Proprietors Act, I956).
Menurut SK Menteri Parpostel Nomor: KM
34/HK103/MPPT 1987, hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersial serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan di dalam keputusan pemerintah.
2.2.2. Pengertian Hotel Bisnis Hotel bisnis merupakan hotel yang dirancang untuk mengakomodasikan tamu yang mempunyai tujuan berbisnis. Pasar utama pada hotel bisnis ini adalah orang-orang yang sedang melakukan kegiatan bisnis di suatu kawasan (E. Marlina, 2008:52).
19 Universitas Sumatera Utara
Lokasi yang dipilih relatif berada di pusat kota, berdekatan dengan area perkantoran dan perdagangan dan mudah dicapai. Sesuai dengan fungsinya, maka fasilitas yang disediakan akan berkaitan dan mendukung kegiatan bisnis. Fasilitas yang disediakan antara lain ballroom, banquet room dan business centre.
2.2.3. Hirarki Fasilitas Hotel Fasilitas dalam hotel tentu sangat beragam, agar memudahkan dalam menentukan mana yang lebih perlu dipenuhi terlebih dahulu maka fasilitasfasilitas tersebut disusun berdasarkan hirarki seperti dibawah ini. Jenis Fasilitas Akomodasi
Hirarki Fasilitas
Uraian
Keterangan
Kamar tidur
dan Fasilitas Utama
Standar
Restoran dan Bar
restoran
Function Room : (Banquet, convention room) Rekreasi
Fasilitas Sekunder
Kolam Renang
Standar/Non
Sauna dan pusat Standar kebugaran Souvenir Shop Business Centre Pelengkap
Fasilitas Tambahan
Guest Laundry
Non Standar
Mini Shop Car rental Sumber: Keputusan Direktur Jenderal Pariwisata, 1998
Tabel 2.1. Tingkatan Fasilitas Hotel
2.2.4. Hotel Sebagai Ruang Publik Menurut Urban Land Institute, ruang publik yaitu ruang-ruang yang beriorentasi terhadap manusia (people oriented space). Ruang publik adalah tempat atau ruang yang terbentuk karena adanya kebutuhan akan tempat untuk
20 Universitas Sumatera Utara
bertemu ataupun berkomunikasi. Pada dasarnya, ruang publik merupakan suatu wadah dalam menampung aktifitas tertentu dari manusia, baik secara individu maupun kelompok (Hakim Rustam, 2003). Secara garis besar, Brian Pauling dalam bukunya yang berjudul The ‘Enclosing’ Public Space (2007) mengklasifikasikan ruang publik menjadi 2 bagian berdasarkan sifatnya, yakni: a. Ruang publik tertutup, yaitu ruang publik yang terdapat di dalam bangunan yang memiliki pengertian bahwa terdapat ruang publik yang dapat diakses semua orang namun juga memiliki ruang privasi yang memiliki beberapa peraturan ataupun larangan guna membatasi kelompokkelompok tertentu. Contoh ruang publik tertutup antara lain: perkantoran, apartemen, hotel dan lain-lain. b. Ruang publik terbuka, yaitu ruang publik yang terdapat di luar bangunan yang dapat dimanfaatkan oleh semua orang tanpa batas tertentu. Contoh ruang publik terbuka antara lain:
jalan, jalur pedestrian, taman,
lingkungan, plaza, lapangan olahraga, dan lain-lain. Berdasarkan pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa hotel sebagai ruang publik yang bersifat tertutup yang memiliki ruang publik yang dapat diakses serta memiliki ruang privasi untuk kelompok-kelompok tertentu. Irwin Altman (1975) membagi ruang publik menjadi 3 bagian berdasarkan fungsi serta pendekatan individualis, yakni: a. Primary space adalah suatu area yang dimiliki, digunakan secara eksklusif, disadari orang lain dan dikendalikan secara permanen serta menjadi bagian utama dalam kegiatan sehari-harinya. b. Secondary space adalah suatu area yang tidak terlalu digunakan secara eksklusif, mempunyai area yang cukup luas serta menjadi ruang yang berfungsi sebagai ruang pengantar dalam memberikan kejelasan terhadap fungsi bangunan. c. Public space adalah suatu area yang digunakan dan dapat dimasuki oleh siapapun akan tetapi harus mematuhi aturan-aturan serta norma-norma yang berlaku di area tersebut.
21 Universitas Sumatera Utara
2.3.
Musik
2.3.1. Definisi Musik Menurut Boneo (2008), musik merupakan cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara ke dalam pola-pola yang dimengerti dan dipahami oleh manusia. Musik dibentuk dengan cara menuangkan pikiran dan perasaan yang dikomposisikan melalui unsur-unsur pokok berupa irama, melodi, harmoni dan bentuk atau struktur lagu serta ekspresi sebagai suatu kesatuan (Jamalus, 1988). Musik ditata dengan membentuk suatu pola teratur dan merdu yang tercipta dari alat musik ataupun suara manusia. Musik biasanya mengandung unsur ritme, melodi, harmoni dan warna bunyi (Syukur, 2005). Suara-suara dalam musik diorganisasikan dalam waktu dan memiliki nilai seni dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan ide dan emosi dari komposer kepada pendengar (Bernstein & Picker, 1972).
2.3.2. Elemen Dasar Musik Dalam pembentukan musik secara utuh, elemen-elemen dasar dan struktur musik mempunyai peranan penting yang saling berkaitan antara yang satu dan lainnya. Berikut dibawah ini merupakan penjelasan tentang elemen-elemen dasar pada musik :
a. Melodi Menurut Ratner (1977) melodi adalah garis dari nada-nada. Melodi dapat naik dan turun, serta melodi dapat tetap di tempatnya untuk waktu yang singkat dan lama dalam suatu nada, serta melodi juga mempunyai wilayah nada yang luas dan sempit. Melodi dibentuk melalui rangkaian nada-nada yang mengahasilkan ide musikal yang komplit serta berirama dan mengungkapkan suatu pikiran dan perasaan (Jamalus, 1988).
22 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.17. Contoh potongan melodi sebuah lagu Sumber: (Stella Nindya, 2012)
Seorang pengarang yang mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori musik adalah Hucbald (840-930) dalam bukunya yang berjudul De Harmonica Instituione memberikan nama tangga nada dengan menggunakan nama tangga nada yang dipakai oleh para ahli musik Yunani. Menurut Allen Winold dan John Rehn (1971;206) berpendapat bahwa Scale is arrangement of pithces consecutive ascending or discending order, jika diartikan dalam bahasa Indonesia, “tangga nada adalah susunan titi nada yang berturut-turut dari urutan nada rendah ke nada tinggi ke nada rendah. Tangga nada memiliki dua varian yang disebut dengan tangga nada dasar dan ada yang disebut dengan tangga nada # (kres) atau tangga nada b (mol). Tangga nada dasar adalah tangga nada dengan nada dasar 1 (baca: do) = C dan dari tangga nada ini lah semua kres/mol dimulai. Tangga nada 1=C bila ditulis menjadi: C-D-E-F-G-A-B-C lagi (1 oktaf) Sedangkan pada tangga nada # (kres), ditentukan dari nada dasar 1# yang diambil dari nada kelima tangga nada dasar. Sedangkan pada tangga nada b (mol), ditentukan dari nada dasar 1b dari nada keempat dari tangga nada sebelumnya. Sehingga bila diurutkan menjadi: Tangga Nada Dasar
: C-D-E-F-G-A-B-C
Tangga Nada # ( kres): G-A-B-C-D-E-F#-G Tangga Nada b ( mol) : F-G-A-Bb-C-D-E-F Tangga nada dituliskan dalam bentuk not angka maupun not balok. Notasi balok merupakan penulisan lagu/musik dengan menggunakan lambang-lambang pada balok-balok berupa jajaran baris.
23 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.18. Bentuk, nama dan nilai pada not balok Sumber: (Stella Nindya, 2012)
Sedangkan pada notasi angka, not ditentukan dengan angka 1 (do), 2 (re), 3 (mi), 4 (fa), 5 (sol), 6 (la), 7 (si). Pada tanda i merupakan nada do yang mengalami kenaikan satu birama dari nada asli.
Gambar 2.19. Bentuk, nama dan nilai pada not balok Sumber: (Stella Nindya, 2012)
Secara garis besar tangga nada dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Tangga Nada Diatonik A diatonic scale is one thats runs through seven different pitches latter names. (Allen Winold 206:1971). Menurut Allen Winold tangga nada adalah satu nada (tonik) yang berurutan ke tujuh nada lainnya secara berurutan. Tangga nada diatonik adalah sebuah sistem tangga nada yang masing-masingnya mempunyai jarak 1 tone dan jarak 1/2 tone secara bervariasi. Tangga nada diatonik memiliki 7
24 Universitas Sumatera Utara
nada pokok dan masing-masing nada pokok tersebut memililiki hubungan yang bersifat harmoni. Secara garis besar tangga nada diatonik memiliki 2 jenis, yaitu: a) Tangga Nada Mayor Menurut Wyat (1998:11), The major scale is also known a diatonic scale, meaning that it contains all seven notes of a musical alphabet (called scale degree of steps) arranged in a spesific pattern above the tonic. Dalam pernyataan tersebut disebutkan bahwa tangga nada mayor merupakan tangga nada diatonik. Tangga nada disusun ke atas atau ke bawah dimulai dari nada tonika sampai oktav dengan interval nada 1-1-1/2-1-1-1-1/2.
Gambar 2.20. Tangga Nada Mayor Natural Sumber: (Stella Nindya, 2012)
b) Tangga Nada Minor Menurut Wyatt (1998;43), The natural minor scale is made up of series of whole steps and half steps arranged in a particular order. The interval formula for the natural minor scale is W-H-W-W-H-W-W from tonik to oktaf. Pernyataan tersebut mengandung pengertian bahwa tangga nada minor dibentuk berdasarkan rangkaian jarak nada whole step (1) dan half step (1/2) dengan komposisi jarak nadanya 1-1/2-1-1-1-1/2-1-1-.
Gambar 2.21. Tangga Nada Minor Natural Sumber: (Stella Nindya, 2012)
2. Tangga Nada Pentatonik
25 Universitas Sumatera Utara
Dalam kamus musik (Panoe Banoe, 2003:330), dijelaskan bahwa pentatonik adalah rangkaian 5 nada sebagai elemen pokok, yang terdiri atas tangga nada pelog dan tangga nada slendro.
b. Irama atau ritme Irama atau ritme adalah bunyi yang bersifat dinamika yang bergerak secara teratur serta berhubungan dengan panjang pendeknya not, berat ringannya aksen (tekanan) pada not sehingga dapat dirasakan (Sijaya, 1984).
Menurut
Jamalus (1988:7), irama merupakan rangkaian nada yang bergerak beraturan yang terbentuk dari sekelompok bunyi dan diam panjang pendeknya dalam waktu yang bermacam-macam sehingga membentuk pola yang bergerak menurut pulsa dalam setiap ayunan birama. Sedangkan pulsa merupakan rangkaian denyutan yang terjadi berulang-ulang dan berlangsung secara teratur baik dalam tempo yang cepat maupun lambat (Ibid, 1988:9).
Gambar 2.22. Contoh ritme pada musik Sumber: (Stella Nindya, 2012)
c. Harmoni Harmoni merupakan cabang ilmu pengetahuan musik yang membahas dan membicarakan perihal keindahan komposisi musik (Banoe, 2003). Menurut Jamalus (1988:30). Harmoni adalah bunyi gabungan dua nada atau lebih, yang berbeda tinggi atau rendahnya dan dibunyikan secara serentak. Dasar dari paduan nada tersebut adalah trinada Kodijat (1986:32) mengatakan bahwa harmoni adalah selaras, sepadan, bunyi serentak menurut harmoni, yaitu tentang hubungan dengan nada-nada dalam akord, serta hubungan antara masing-masing akord. Harmoni itu
26 Universitas Sumatera Utara
sendiri pada hakikatnya berisi akord-akord yang dirangkai dengan membentuk pola-pola tersendiri yang tidak dapat dipisahkan (Hartayo, 1994:57).
Gambar 2.23. Contoh harmoni yang terdiri dari akord dan nada Sumber: (Stella Nindya, 2012)
2.3.3. Komponen Penyusun Lagu pada Musik Menurut Jamalus (1988:35), musik akan menimbulkan sebuah lagu yang dicakup pada pengulangan suatu bagian (repetisi) dengan memperhatikan pengulangan serta perubahannya. Sebagaimana dalam karya sastra, musik juga memiliki frase, kalimat, anak kalimat dan didalamnya terdapat pesan lagu yang berupa lirik (Pono, 2003:151). Pada umumnya dalam sebuah lagu, terdapat komponen-komponen yang penting untuk membentuk lagu menjadi satu kesatuan, yaitu: a. Intro Intro merupakan pengawalan dari mulainya sebuah lagu yang diambil dari instrument yang not-notnya diambil dari bagian lagu tersebut. Intro bertugas sebagai pemberi warna dalam karya lagu yang dinyanyikan dan dapat memberikan
nuansa
pada
lagu.
Fungsinya
untuk
memperjelas
motif
pengembangan permainan pada melodi pokok lagu dan untuk memberikan kerangka pengembangan irama atau motif dalam permainan saat dijadikan iringan vokal (Banoe,2003:42). b. Bait/Verse Bait merupakan awal dari sebuah lagu yang biasanya pola nadanya hampir sama. Bait memiliki isi syair yang berbeda namun memiliki teknik permainan yang sama (Hadiyani Nurul,2006). Bait merupakan titik awal dari sebuah cerita pada lagu. Fungsinya memberikan gambaran kepada pendengar terhadap
27 Universitas Sumatera Utara
wawasan yang mengarah kepada pesan utama dari lagu tersebut. Bait terletak sebelum reffrain sebagai pembuka awal cerita pada lagu (Shuker,2005). c. Interlude Interlude merupakan sisipan melodi pada pertengahan lagu. Interlude merupakan bagian yang menyambungkan antar bait dengan reffrein. Interlude tidak memliki syair yang dikarenakan interlude hanya terdiri dari beberapa bar atau pola akord (Banoe, 2003). Menurut Yensharti (1997:57), interlude berguna sebagai bagian transisi menuju kembali kepada lagu pokok. d. Reffrain Arti dari reff merupakan ‘pengulangan’. Reffrain merupakan sebuah pengulangan dengan notasi pengulangan pada lirik. Reffrain bisa diartikan sebagai inti ataupun makna yang terkandung dari sebuah lagu. Kebanyakan dari reffrain notasi dan pengulangannya sama dan memiliki syair yang sama, namun tidak tertutup kemungkinan syairnya sedikit dimodifikasi, namun tidak memiliki perbedaan yang terlalu jauh terhadap reffrain yang pertama (Banoe, 2003). Pada reffrain sering terdapat pergerakan modulasi, yakni terjadinya kenaikan pada skala lagu, seperti dari chorus menuju coda yang disebut dengan overtune (Abdul Rifiana,2013). Overtune dapat ditunjukkan dengan skala yang berada pada satu step diatas skala yang sebelumnya. Kenaikan skala pada jenis overtune dilakukan dengan melakukan chord transisi.
Gambar 2.24. Overtune pada nada G mayor menjadi A mayor Sumber: (Abdul Rifiana,2013)
28 Universitas Sumatera Utara
e. Coda Coda merupakan bagian penutup pada sebuah lagu. Pada umumnya lagu akan berhenti di bar yang terakhir. Coda bisa berupa repetisi, yang diulang-ulang kian lama kian tenggelam atau yang biasa disebut fade out. Fade out merupakan teknik pengulangan reffrain yang mengalami rit (tempo semakin lama semakin menurun) dan diakhiri dengan berhentinya semua alat musik (Faudy Rifky, 2013). Namun terdapat juga coda yang bisa pertahanan dari chorus yang kemudian diakhiri dengan diam.
2.3.4. Jenis-jenis Aliran Musik 1. Musik Rock a. Definisi Musik Rock Rock adalah singkatan dari nama jenis musik rock ’n rollyang pertama kali dilontarkan pada tahun 1950-an pada publik Amerika Serikat oleh Alan Freed dalam sebuah siaran radio yang menyiarkan acara musik rhythm and blues (R&B) secara rutin. Rock merupakan bentuk musik populer yang biasanya diiringi oleh gitar dan drum. Namun banyak juga gaya musik rock yang menggunakan alat musik seperti organ, piano, atau synthetisizers. Musik rock biasanya memiliki ketukan yang kuat/cepat (Syukur, 2005). Sejak muncul dari Amerika Serikat, musik rock berkembang dan sekaligus dipengaruhi banyak tradisi dari budaya lain termasuk klasik, musik rakyat, serta musik dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Salah satu hal yang membedakan musik rock dengan jenis musik sebelumnya adalah gaya pentas. Pendekatan gaya baru pentas musik secara visual dari Elvis Presley dan The Beatles di era 1960-an mendesak seni musik hiburan populer yang berjaya hingga akhir 1960-an. Fenomena kejayaan musik populer baru muncul kembali pada tahun 1970-an ketika terjadi asimilasi antara musik pop, rock, jazz, dan musik-musik lainnya sehingga membentuk aliran-aliran hibrid baru musik seperti disco fusion dan funk. Alat musik utama yang digunakan pada musik rock adalah gitar elektrik. Alat musik lainnya adalah bas elektrik, keyboard, drum, dan terkadang menggunakan saxophone (Syukur, 2005).
29 Universitas Sumatera Utara
b. Elemen Musik Rock Musik rock terdiri dari beberapa elemen. Menurut Kamien (2004), elemen tersebut antara lain adalah: 1. Tone Color Suara gitar listrik pada musik rock sangat berbeda dengan suara gitar pada musik pop. Suara gitar pada musik rock sering dimanipulasi secara elektronik untuk menghasilkan range nada yang luas. Bersamaan dengan penyanyi (yang juga memainkan alat musik), kelompok musik rockmemiliki dua buah gitar elektrik (lead dan rhythm), bass elektrik, perkusi, piano elektrik (keyboard), dan synthetisizer. Beberapa kelompok juga menggunakan satu atau lebih terompet, trombon, atau saxophone. Selama tahun 1970 dan 1980, musisi rock mengeksploitasi penambahan kapasitas synthetizer dan komputer. Teknologi elektronik membuat hal tersebut menjadi mungkin sehingga suara yang dihasilkan seperti suara suatu ensemble yang besar. Tahun 1990-an, range nada pada kebanyakan kelompok rockdiperluas oleh keterlibatan disk jockey yang memanipulasi rekaman. Gaya bernyanyi musisi rocksangat bervariasi dan berbeda dengan musisi pop. penyanyi rock biasanya berteriak, menangis, meratap, menggeram, dan menggunakan suara falsetto. 2. Rhythm, Melody, dan Harmony Rock didasari oleh ketukan yang sangat kuat pada birama 4/4 dengan tekanan yang kuat pada ketukan kedua dan keempat pada setiap bar. Setiap ketukan dibagi menjadi dua not equal sehingga menghasilkan delapan ketukan yang lebih cepat. Lagu rock cenderung memiliki pola melodi yang diulang-ulang.
2. Musik Jazz a. Definisi Musik Jazz Musik Jazz adalah salah satu ikon budaya musik abad 20 yang lahir di Amerika Serikat dari proses akulturasi unsur budaya Afrika (terutama Afrika Barat) dengan unsur musik Eropa. Jazz lahir dari suatu komunitas negro di New
30 Universitas Sumatera Utara
Orleans (selatan Amerika Serikat) terutama setelah berakhirnya perang saudara Amerika Serikat
1886. Kelahiran jazz banyak dikaitkan dengan proses
perkembangan musik blues, ragtime, dan be bop yang selalu bersinggungan satu sama lain. Karakteristik permainan improvisasi musik jazz tampak pada pendekatan individual cara bermain para musisinya. Jazz sering dianggap sebagai perkembangan lebih lanjut dari permainan piano yaitu dengan munculnya teknik sinkopasi. Sinkopasi merupakan suatu teknik permainan yang menunda jatuhnya ketukan nada dari suatu melodi atau lagu. Ketiga teknik permainan: improvisasi, sinkopasi, dan blue note membentuk trilogi yang menjadi ciri khas utama musik jazz. Pada awalnya jazz hanyalah aktivitas bermusik spontan dengan alat musik. Nyanyian kerja, spiritual, dan blues menjadi bentuk awal musik jazz. Tema musik jazz diambil dari musik rakyat, musik hiburan, atau ide spontan. Melodi pokok jazz lalu dikembangkan dalam permainan improvisasi yang disebut chorus, yaitu bagaimana permainan improvisasi sepanjang 32 birama yang bertolak dari suatu progresi akor atau harmoni. Dari improvisasi jazz ini berkembang gaya swing, semacam dorongan rasa khas dalam musik jazz. Swing merupakan dorongan perasaan untuk memberi kesan mengayun, menghentak, atau mendorong suatu perasaan ritmis dinamis yang membuat musik jazz terasa ’jazzy’atau ngejazz. Perasaan swing ini berhubungan dengan gerak dan tekanan hitungan ritme dalam musik jazz yang disebut detak atau hentakan. Perasaan swing (mengayun) menjadi unsur keempat yang menjadi ciri khas musik jazz (Syukur, 2005). b. Elemen Musik Jazz 1. Tone Color Jazz umumnya dimainkan oleh kelompok kecil yang terdiri dari 3-8 orang pemain atau oleh kelompok besar (big band) yang terdiri dari 10-15 orang pemain. Ciri dari jazz terletak pada ritme. Ritme yang biasanya dihasilkan oleh piano, bass, tuba, perkusi, banjo atau gitar mempertahankan ketukan. Alat musik solo jazz yang utama adalah cornet, trompet, saxophone, piano, clarinet, vibraphone, dan trombone. Jazz mengutamakan brass, woodwind, dan perkusi daripada bowed strings yang mendominasi musik simfoni. Pemain brass menghasilkan variasi nada dengan menggunakan mute(tekanan suara) yang
31 Universitas Sumatera Utara
berbeda dan teknik mute. Pertunjukkan jazz biasanya meliputi sesi solo dan ensemble. Misalnya, ensemble yang penuh diikuti oleh solo trompet dan solo clarinet atau duet saxophone dan trompet. 2. Rhythm, Melody, dan Harmony Sinkopasi dan swing adalah dua hal terpenting pada jazz. Musisi jazz dapat dikatakan bermain swing ketika mereka mengkombinasikan irama yang tenang dengan perasaan gembira dan santai. Musisi jazz dapat menghasilkan perasaan swing ketika mereka memainkan nada secara ringan. Melodi jazz sangat fleksibel, sama seperti pitch pada irama. Mereka menggunakan tangga nada mayor yang mana nada ketiga, kelima, dan ketujuh lebih rendah atau datar (Schwartz, 2003).
3. Musik Pop a. Definisi Musik Pop Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) musik pop adalah musik dengan irama yang sederhana sehingga mudah dikenal dan disukai oleh orang umum. Menurut Frith (dalam Shuker 2005) musik pop berkaitan dengan nada yang popular dan pengekspresian perasaan sehari-hari. Musik pop didesain agar terlihat familiar yang diasosiasikan dengan jenis musik tertentu yang bersifat modern (Dolfsma,2004).
b. Elemen Musik Pop 1. Tone Color Musik pop mencirikan suara dan kebanyakan bintang pop adalah penyanyi dibandingkan instrumental. Pada umumnya musik pop memiliki durasi waktu kurang dari 5 menit. Menurut Frith, Straw, dan Street (dalam Dolfsma, 2004), musik pop didesain dengan bentuk yang familiar. Shuker (2005) juga mendefinisikan musik pop sebgai musik yang mudah diperoleh, beriorentasi pada lingkungan yang universal serta menekanan pada reffrain atau ulangan lagu yang mengesankan dan lirik yang menyenangkan dengan tema romantis. Pengertian musik populer melalui pernyataan di atas terdapat dua makna, yaitu sebagai berikut : (1) Jenis musik mudah disenangi, mampu diterima dan cepat
32 Universitas Sumatera Utara
dipahami masyarakat pada saat tertentu/kurun waktu terbatas dan, (2) Musik yang disajikan kepada pendengarnya dengan mengutamakan teknik penyajian dan kebebasan dalam dalam menggunakan ritme dengan tujuan memuaskan orang dengan khayalan ekspresi yang indah, tanpa penikmat musik itu sendiri perlu memiliki rasa musikalitas yang tinggi agar dapat menikmati ritme.
2. Rhythm, Melody, dan Harmony Melodi pada musik pop mudah diterapkan dengan berbagai karakter lirik. Musik pop tidak memiliki perubahan ritme. Memiliki harmoni yang tidak terlalu rumit serta memiliki tempo yang bervariasi.
4. Musik Klasik a. Definisi Musik Klasik Istilah klasik menurut Enslikopedia Indonesia adalah suatu karya (umumnya karya cipta jasa tampilan) yang bernilai seni serta ilmiah, terkadang keindahan dan tidak akan pernah luntur sepanjang masa (Shadily 1982:1793). Menurut Blume (dalam Prier SJ 1993:76), musik klasik adalah karya seni musik yang mengutamakan daya ekspresi dan bentuk bersejarah sedemikian hingga terciptalah suatu ekspresi yang meyakinkan dan dapat bertahan terus. Menurut Merrit (2003), musik klasik terbagi atas 4 zaman, yakni: i. Musik Zaman Barok Musik klasik zaman Barok berlangsung dari tahun 1600 sampai 1750 ditandai oleh strukturnya yang akurat dan tepat. Geraknya yang energik serta memiliki tempo yang teratur. Contoh karya pada musik barok adalah Canon in D yang diciptakan oleh Johann Christoph Pachelbel. Musik Canon in D menggunakan penempatan nada yang saling tumpah tindih atau saling menyambung antara nada satu dengan nada lainnya. ii. Musik Zaman Klasik Zaman klasik terjadi dari tahun 1750 sampai 1820. Jika musik zaman barok ditandai dengan perubahan dinamika suara yang tidak terlalu
33 Universitas Sumatera Utara
kontras, musik zaman klasik ditandai oleh aksen dan dinamika yang bisa
berubah
secara
tiba-tiba
dan
mengejutkan
sehingga
menyebabkan irama tidak bersifat monoton. iii. Musik Zaman Romantis Musik zaman Romantis berkisar antara tahun 1820 sampai tahun 1900. Musik klasik pada zaman ini terdengar liris, fantastis, membuat pendengar
merinding
dan
sangat
efektif
dalam
membantu
mengungkapkan perasaan seseorang. iv. Musik Zaman Impresionis Musik zaman Impresionis dimulai pada akhir abad ke 19. Musik zaman ini sangat baik dalam memicu khayalan karena banyaknya perubahan dalam warna nada dan nuansa perasaan yang lembut.
b. Elemen Musik Klasik 1. Tone Color Musik klasik menggunakan peralihan dinamik dari lembut sampai keras atau crescendo menjadi lembut atau descrescendo. Pemakaian ornamen yang dibatasi. Karya musik ini berdampak dalam membangun semangat, memberi energi serta meningkatkan daya intelektual. 2. Rhythm, Melody, dan Harmony Musik klasik memiliki perubahan tempo dengan percepatan atau acclereando atau dengan perlambatan ritardando. Musik klasik identik dengan pemakaian akord 3 nada yang dibunyikan secara serentak sehingga menghasilkan harmonisasi yang teratur.
2.4.
Kajian Literatur Proyek Arsitektur dengan Tema Musik
2.4.1. Aziza Melati & Bambang Soemardjono (2013), Canon sebuah Teori Musik
sebagai
Tema
Objek
Rancang
Sekolah
Tinggi
Seni
Pertunjukan Indonesia, Jurnal Sains dan Seni Pomits Vol. 2, No.2 Melati Aziza dan Bambang Soemardiono (2013) memulai perancangan melalui pemikiran yang dikatakan oleh Goethe bahwa arsitektur adalah musik
34 Universitas Sumatera Utara
yang membeku Sama halnya dengan musik bahwa arsitetur juga memiliki irama. Sehingga mereka memilih musik canon sebagai tema perancangan. Dimana Canon memiliki karakter seperti pengulangan pada melodi yang didalamnya terdapat melodi Leader dan Follower dengan durasi tertentu dan imitasi oleh melodi Follower berupa ritme atau interval yang sama. Partitur Canon digunakan sebagai penerjemah transformasi dalam pola garis. Simbol garis digunakan sebagai acuan pada penerapan terhadap perancangan. Untuk canon sederhana, partitur yang dipakai adalah Canon in D (karya J. Pachelbel). Sedangkan untuk contoh yang lebih kompleks menggunakan partitur lagu Gia torna a rallegrar l’aria e la terra (karya Lucas Marenzio). Setelah melakukan proses analisa partitur Canon ke dalam simbolisasi garis (Gambar 2.25), selanjutnya dibuat penerapan kedalam proses perancangan yang diinginakan, yaitu:
Bentuk garis Follower yang sama mengacu pada interval yang sama (Gambar 2.26)
Bentuk garis Follower mengacu pada ritme yang sama (Gambar 2.27).
Penjelasan diatas merupakan kriteria umum yang didapat dari karakter tema Canon dan penyesuaian terhadap bentuk keinginan perancangan. Dalam hal ini juga terdapat pertimbangan khusus terhadap perancangan, antara lain:
Memperhatikan faktor kenyamanan, sirkulasi serta penataan parkir.
Memperhatikan keamanan dalam tapak, Memperhatikan sistem sirkulasi dalam memudahkan pencapaian kendaraan pemadam kebakaran..
35 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.25. Proses Analisa Pola Canon ke dalam Simbolisasi Garis Sumber: (Aziza Melati & Bambang Soemardjono, 2013)
Gambar 2.26. Bentuk garis Follower mengacu pada interval yang sama Sumber: (Aziza Melati & Bambang Soemardjono, 2013)
Gambar 2.27. Bentuk garis Follower mengacu pada ritme yang sama Sumber: (Aziza Melati & Bambang Soemardjono, 2013)
36 Universitas Sumatera Utara
a.
Konsep Siteplan Konsep-konsep desain rancang yang diterapkan pada siteplan, antara lain
sebagai berikut :
Sistem sirkulasi secara keseluruhan adalah outer ringroad agar memudahkan dalam pencapaian ke masing–masing bangunan, terutama bagi mobil pemadam kebakaran.
Yang berperan sebagai garis “Leader” adalah gedung departemen tari, departemen musik dan masjid. Sedangkan gedung rektorat dan gedung departemen tari berperan sebagai garis “Follower”.
Yang berperan sebagai garis penegas dari garis “Leader” ditempati oleh gedung penunjang yang sifatnya publik (Gedung Pertunjukkan) dan garis garis hardscape softscape.
b.
Konsep Gubahan Massa dan Exterior
`Konsep gubahan massa diumpamakan membentuk pola Canon sederhana dengan cara sebagai berikut :
Layering pada bangunan
Bangunan sebagai “Leader” diletakkan dibelakang, agar sekuen antara “Leader” dan “Follower” terlihat.
Pemberian warna yang berbeda untuk “layer” dan bangunannya.
Dalam penerapan di perancangan, pembeda antara “Leader” dan “Follower” dibedakan berdasarkan hal berikut:
Layering yang berbeda pola tetapi ritmenya sama (contoh Gedung Pertunjukan)
37 Universitas Sumatera Utara
Layering dengan pola dan ritme yang sama dengan
dipertegas
oleh
warna (contoh: Gedung-gedung Sekolah).
Gambar 2.28. Proses Desain Siteplan dan Gubahan Massa Sumber: (Aziza Melati & Bambang Soemardjono, 2013)
2.4.2. Agrawala Vibha (2011), Music + Architecture: The Spatial Translation of Schenkerian Analysis, Journal of Undergraduate Research, 13, pp 1-10. Stretto House merupakan bangunan yang difungsikan sebagai rumah yang terletak di Dallas, Texas. Stretto House dirancang oleh Arsitek asal Amerika Steven Holl. Steven Holl merancang Stretto House dengan menggunakan analogi pada musik. Steven Holl berpendapat bahwa musik memiliki elemen waktu, instrument
38 Universitas Sumatera Utara
dan suara maka arsitektur juga memiliki elemen ruang, material dan cahaya. Parameter ini dinyatakan dengan elemen pada keduanya: instrumen x suara waktu
material x cahaya =
ruang
Gambar 2.29. Skema Steven Holl terhadap elemen arsitektur dan musik Sumber: (Agrawala Vibha, 2011)
Steven Holl terinspirasi pada lagu yang berjudul Music for Strings, Percussion and Celestra (1936) yang diciptakan oleh Bella Bartok yang bertemakan musik Barok (Gambar 2.30). Musik Barok sendiri merupakan musik yang menonjolkan unsur alat musik perkusi (berat) dan alat musik dawai (ringan). Musik Barok (1600-1750) merupakan kesempurnaan dalam sistem musik Barat. Jenis musik yang berasal dari Italia ini memiliki sistem tonalitas yang berbasis perkuncian dengan memformulasikan nada-nada menjadi deretan akord.
Gambar 2.30. Aplikasi not pada lagu kedalam bentuk gubahan massa Sumber: (Agrawala Vibha, 2011)
39 Universitas Sumatera Utara
Steven
Holl
membagi
2
zona
pada
rumah
Stretto
dengan
mengklasifikannya pada material. Dimana logam dijadikan sebagai material pada atap (ringan) sedangkan material batu berat persegi panjang digunakan sebagai pembentuk dinding bangunan (gambar 2.31).
Gambar 2.31. Pembagian Zona Berdasarkan Material Berat dan Ringan Sumber: (Agrawala Vibha, 2011)
Gambar 2.32. Denah Stretto House Sumber: (Agrawala Vibha, 2011)
40 Universitas Sumatera Utara
Inspirasi atas musik Bartok melahirkan simfoni batu kapur serta atap melengkung yang saling terkoneksi seperti crescendos musik dengan didukung pada alunan landscape yang bergelombang (Gambar 2.33).
Gambar 2.33. Alunan landscape yang bergelombang diikuti dengan atap melengkung Sumber: (Agrawala Vibha, 2011)
Gambar 2.34. Aplikasi material batu sebagai dinding serta logam sebagai material atap Sumber: (Agrawala Vibha, 2011)
41 Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Elisabaletta Mapelli & Alberto Alessi (2003), Museum Architecture, Industria delle Costruzioni no.371 , p.30-35 EMP (Experience Music Project) merupakan bangunan yang difungsikan sebagai musem musik yang memiliki beberapa pameran musik interaktif yang menyajikan tentang bagaimana pembentukan ekspresi, invoasi serta kreasi dalam membentuk esensi dari musik rock n roll. Museum yang terletak di Seattle, Washington ini dibangun dengan 21.000 alumunium dan stainless steel serta 280 rusuk baja dengan memakai struktur tali baja. Pemakaian material tersebut memunculkan fantasi pada hasil warna yang berubah bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda (Gambar 2.35).
Gambar 2.35. Tampilan EMP Sumber: (Elisabaletta Mapelli & Alberto Alessi, 2003)
Secara arsitektural, penerapan material pada ruang dan bangunan, pemanfaatan bahan alam, bentuk-bentuk yg lentur, penerapan yang tidak teratur serta kombinasi warna antara merah, ungu, kuning, dan sebagainya mencerminkan citra perkembangan dinamika musik di Amerika (khususnya Rock, Pop dan RnB). Dinamika tercermin pula pada penerapan simulasi live concert dengan pemanfaatan teknologi multi media yang interaktif serta didukung dengan tata cahaya dan akustik yang memadai.
42 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.36. Denah EMP Sumber: (Elisabaletta Mapelli & Alberto Alessi, 2003)
Frank O’ Gehry sebagai arsitek pada perancangan gedung ini terinspirasi dari alat musik gitar dimana alat musik ini yang paling dominan dalam perkembangan musik rock. Simbolisasi yang dilakukan Gehry dalam bentuk arsitektural EMP
antara
lain
sebagai berikut: - biru untuk gitar Fender - emas untuk Les Paul - ungu untuk Jimi Hendrix (inspirasi dari lagunya: Purple Haze)
43 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.37. Hasil Sketsa Gehry dengan mengeksplorasi gitar Sumber: (Elisabaletta Mapelli & Alberto Alessi, 2003)
Gehry mengeksplorasi gitar dengan cara memotong gitar menjadi bagianbagian yang tak beraturan dan disusun ulang menjadi sebuah bentuk bangunan (Gambar 2.37).
Gambar 2.38. Berbagai Sudut dari Bangunan EMP Sumber: (Elisabaletta Mapelli & Alberto Alessi, 2003)
44 Universitas Sumatera Utara
2.5.
Keterkaitan antara Musik dan Arsitektur
2.5.1. Denah MUSIK
ARSITEKTUR
HOTEL SANTIKA DYANDRA MEDAN
Intro:
Entrance:
Gerbang Hotel:
Merupakan awal dari
Memberikan peran dan
Merupakan jalur masuk
sebuah lagu.
fungsi tertentu dalam
menuju bagian dalam
Sebagai patokan awal
suatu bangunan.
hotel. Pada Groundfloor
dalam memasuki melodi
Sebagai tanda transisi
terdapat 3 (tiga) jalur
utama.
antara exterior dan
masuk menuju
Kerangka
interior.
dalam pada hotel, yakni
ruang
pengembangan
irama
melalui Jl. Pengadilan,
atau
dalam
Jl.
motif
Candi
Prambanan
dan Jl. Maulana Lubis.
permainan saat dijadikan iringan vokal. Bait:
Secondary Space:
Merupakan sebuah
awal lagu
dari yang
biasanya pola nadanya
hampir sama.
Terletak pada ground
terlalu digunakan
floor
hotel
secara eksklusif.
dyandra.
ruang pengantar dalam Sebagai memberikan penjelasan
gambaran
terhadap pesan utama
terhadap
pengunjung
pada sebuah lagu.
bangunan.
fungsi
awal lagu
dari yang
hampir sama.
kepada terhadap
Receptionist:
digunakan
hotel Santika dyandra. Sebagai alur pengantar
secara eksklusif.
pemberi
Suatu area yang tidak Terletak pada lantai 1 terlalu
biasanya pola nadanya
Santika
fungsi bangunan.
Secondary Space:
Merupakan sebuah
Suatu area yang tidak
Memberikan gambaran
Bait:
Convention Room:
ruang pengantar dalam
dalam
Memberikan gambaran
memberikan penjelasan
menuju kamar hotel.
terhadap pesan utama
terhadap
pada sebuah lagu.
bangunan.
pencapaian
fungsi
45 Universitas Sumatera Utara
Bait:
Secondary Space:
Merupakan sebuah
dari
awal lagu
yang
digunakan
hotel Santika Dyandra. Merupakan ruang yang
secara eksklusif.
hampir sama.
Suatu area yang tidak Terletak pada lantai 2 terlalu
biasanya pola nadanya
Banquet:
ruang pengantar dalam
tidak digunakan secara
Memberikan gambaran
memberikan penjelasan
umum.
terhadap pesan utama
terhadap
digunakan
pada sebuah lagu.
bangunan.
fungsi
Hanya terhadap
kelompok-kelompok tertentu
yang
sedang
mengadakan acara yang diadakan di hotel.
Interlude:
Sisipan
Trantition Space: pada
melodi
dari
suatu dan Caffee Shop:
pertengahan lagu.
taraf tingkatan, subjek,
Merupakan bagian yang
tempat
menyambungkan
lainnya.
antar
bait dengan reffrein.
Lintasan
Restoran, Kolam Renang
ke
tempat
Terletak pada lantai 3 hotel Santika Dyandra sebagai
Sebagai
penghubung
fasilitas
sekunder pada hotel.
dari Transisi menuju kamar
Terdiri dari beberapa bar
antara
atau pola akord.
aktifitas
sebelumnya
hotel yang terdapat pada
Berguna sebagai bagian
sebelum
memasuki
lantai 4 sampai dengan
transisi menuju kembali
aktifitas yang baru.
kepada lagu pokok.
akhiran
Ruang
lantai 11.
penghubung Merupakan penghubung
fisik diantara 2 ruangan
dari
yang didesain dengan
menuju aktifitas yang
aspek
bersifat privasi.
fungsional
aktifitas
umum
maupun sebagai unsur penambahan
dalam
estetika. Reffrain:
Merupakan sebuah lagu.
Primary space : inti
dari
Kamar Hotel: bagian
Terletak pada lantai 4
utama dalam sebuah
sampai dengan lantai 11
Merupakan
46 Universitas Sumatera Utara
Notasi
bangunan.
dan sama
pengulangannya
hotel Santika Dyandra.
Digunakan
secara
diperuntukkan
dan memiliki syair yang
eksklusif
sama,
kelompok-kelompok
menyewa
tertentu.
menginap pada kamar
namun
kemungkinan
syairnya
pada
Hanya
sedikit dimodifikasi.
bagi pengunjung yang ataupun
yang disediakan pihak hotel. Memiliki bentuk denah yang sama pada tiap lantainya.
Tabel. 2.2. Tabulasi keterkaitan antara musik dan arsitektur
2.5.2. Tampak MUSIK
ARSITEKTUR
HOTEL SANTIKA DYANDRA MEDAN
Melodi:
Bukaan:
Merupakan
elemen
Merupakan salah satu Elemen
pembentuk musik.
elemen
Terdiri dari rangkaian
fasad.
nada-nada menghasilkan
yang
Jendela:
pembentuk
jendela yang memiliki ukuran bervariasi.
Irama:
Ritme:
Ritme Jendela: pergerakkan
Susunan jendela disusun
dinamika yang bergerak
yang bercirikan unsur-
berdasarkan ritme yang
secara
unsur
bergerak teratur dengan
Bunyi
yang
teratur
berhubungan
bersifat
serta dengan
Sebagai
atau
motif
berulang.
tingkat kerapatan antara
Disusun secara terpola
satu
Sekelompok bunyi dan
dengan interval secara
jendela lainnya.
diam
teratur maupun tidak
panjang pendeknya not.
hotel
Berfungsi sebagai alur Terdiri dari rangkaian
musikal.
pada
Santika Dyandra.
sirkulasi udara.
ide
tampak
pembentuk
pendeknya
panjang dalam
jendela
dengan
teratur.
waktu yang bermacam-
47 Universitas Sumatera Utara
macam dalam bentuk yang berulang-ulang. Harmoni:
Komposisi:
Bunyi gabungan dua
berberapa
Penggabungan susunan
macam bentuk yang
dari
berbeda
atau
terjalin
suatu
sehingga menghasilkan
dan
kesatuan
sehingga
pola yang teratur serta
tinggi
dibunyikan
secara
dalam
terwujud bentuk baru
serentak.
yang
Selaras, sepadan, bunyi
kondisi tertentu.
serentak.
Susunan
nada atau lebih, yang
rendahnya
Komposisi Jendela:
Berisi
akord-akord
sesuai
Susunan
jendela
memiliki satu kesatuan.
dengan
unsur-unsur
dalam suatu karya yang
yang dirangkai dengan
memancarkan
membentuk
kesatupaduan,
pola-pola
ritme
tersendiri yang tidak
dan
dapat dipisahkan.
keseimbangan.
irama juga
Tabel. 2.3. Tabulasi keterkaitan antara musik dan arsitektur
48 Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipilih pada penelitian dengan judul “Membaca
Karya Arsitektur Sebagai Sebuah Komposisi Musik, Studi Kasus: Hotel Santika Dyandra Medan” adalah jenis penelitian deskriptif. Arikunto (2010;3) mengatakan metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa ataupun kegiatan yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan kondisi pada gedung Santika Dyandra Medan. Penelitian deskriptif hanya menginterpretasikan fakta yang saat ini sedang terjadi tanpa mempermasalahkan keadaan sebelum ataupun sesudahnya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2008:14) pendekatan kualitatif adalah metode analisis yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti objek tertentu yang bersifat alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Hasil penelitian ini lebih menekankan makna daripada generalisasi.
3.2.
Variabel Penelitian Menurut Sinulingga (2011), bahwa variabel merupakan objek penelitian
yang menjadi titik perhatian pada penelitian. Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu: a. Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi timbulnya variabel dependen (terikat). Pada penelitian ini variabel independen adalah elemen serta komponen lagu pada musik. b. Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini variabel dependen adalah elemen serta komponen arsitektur pada Hotel Santika Dyandra.
49 Universitas Sumatera Utara