BIOEDUKASI Volume 6, Nomor 2 Halaman 10-27
ISSN : 1693-2654 Agustus 2013
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DISERTAI TEKNIK ROUNDHOUSE DIAGRAM DAN MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Nur Eka Kusuma Hinderasti1, Suciati2, Baskoro Adi Prayitno3 1
Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta E-mail :
[email protected] Diterima 02 Juni 2013, Disetujui 21 Juli 2013
ABSTRAK-Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) dengan metode eksperimen disertai teknik Roundhouse Diagram dan Mind Map, gaya belajar, dan motivasi belajar serta interaksinya terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor pada materi Sistem Ekskresi. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMAN Kebakkramat Tahun Pelajaran 2012/2013 Semester II. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik cluster random sampling terdiri dari dua kelas. Kelas eksperimen I (XI IPA 2) belajar menggunakan model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik Roundhouse Diagram dan kelas eksperimen II (XI IPA 3) belajar menggunakan model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik Mind Map. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes untuk data hasil belajar kognitif, angket dan lembar observasi untuk hasil belajar afektif dan psikomotor serta angket untuk gaya dan motivasi belajar. Uji hipotesis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2x2x2. Berdasarkan hasil olah data disimpulkan: 1) ada pengaruh model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik Roundhouse Diagram dan Mind Map terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor; 2) ada pengaruh gaya belajar kinestetik dan visual terhadap hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor; 3) ada pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor; 4) ada interaksi antara teknik pembelajaran dengan gaya belajar siswaterhadap hasil belajar afektif, tetapi tidak pada hasil belajar kognitif dan psikomotor; 5) tidak ada interaksi antara teknik pembelajaran dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor; 6) ada interaksi antara gaya belajar dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar psikomotor, tetapi tidak pada hasil belajar kognitif dan afektif; 7) tidak ada interaksi antara teknik pembelajaran, gaya belajar, dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor. Kata kunci: Diagram Roundhouse, Mind Map, gaya belajar, motivasi belajar.
sehingga sains bukan penguasaan kumpulan
Pendahuluan
tahu
Sains berkaitan dengan cara mencari
pengetahuan
tentang
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja,
alam
secara
sistematis
yang
berupa
fakta-fakta,
tetapi
juga
merupakan
penemuan
suatu
(Depdiknas,
proses
memerlukan kegiatan penyelidikan atau
2003).
eksperimen, sebagai bagian dari kerja
Pembelajaran sains diharapkan menjadi
ilmiah
wahana bagi siswa untuk mempelajari diri
proses yang dilandasi sikap ilmiah. Hakikat
sendiri dan alam sekitar serta prospek
pembelajaran sains adalah pembelajaran
pengembangan
yang
lebih
lanjut
dalam
yang
melibatkan
mampu
keterampilan
merangsang
kemampuan
kehidupan sehari-hari. Pemerintah telah
berpikir siswa meliputi empat unsur utama
berupaya
membuat
yaitu 1) sikap: rasa ingin tahu tentang
kebijakan-kebijakan di bidang pendidikan
makhluk hidup dan hubungan sebab akibat
untuk membentuk SDM yang memiliki
yang menimbulkan masalah baru yang
daya saing global dalam rangka mendorong
dapat dipecahkan melalui prosedur yang
kemajuan bangsa. Upaya tersebut salah
benar; 2) proses: prosedur pemecahan
satunya melalui PP No. 19 tahun 2005
masalah melalui
tentang Standar Nasional Pendidikan yang
meliputi
salah satunya memberikan arahan bahwa
perancangan eksperimen atau percobaan,
proses
satuan
evaluasi,
secara
kesimpulan; 3) produk: berupa fakta,
menyenangkan,
prinsip, teori, dan hukum; 4) aplikasi:
menantang, memotivasi peserta didik untuk
penerapan metode ilmiah dan konsep
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
Biologi
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan
(Rustaman, 2002).
maksimal
dengan
pembelajaran
pendidikan interaktif,
diselenggarakan inspiratif,
kemandirian
pada
sesuai
bakat,
minat
dan
metode ilmiah
penyusunan
pengukuran,
dalam
yang
hipotesis,
dan
kehidupan
penarikan
sehari-hari
Kegiatan merancang pengalaman
perkembanga fisik serta psikologis peserta
belajar
siswa.
pengembangan keterampilan proses sains,
Biologi
terkait
erat
dengan
Biologi adalah salah satu bagian
sehingga diharapkan dapat membentuk
dari ilmu pengetahuan alam (sains) yang
siswa memiliki kemampuan berpikir kritis
mempelajari segala aspek yang berkaitan
dalam memecahkan masalah menggunakan
erat dengan makhluk hidup termasuk
metode ilmiah, serta meniru cara ilmuwan
manusia dan kehidupannya. Berdasarkan
bekerja dalam membangun konsep atau
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang
menemukan fakta baru. Menurut Suciati
Standar
mata
(2010), keterampilan proses sains yang
pelajaran IPA termasuk Biologi, salah satu
perlu dikembangkan diantaranya adalah
karakteristik
keterampilan
Isi
ditegaskan
dalam
bahwa
pembelajarannya
mengamati,
mengelompokkan, meramalkan,
menafsirkan,
mengajukan
pertanyaan,
belajar mengajar tidak efisien dan pada akhirnya hasil belajar menjadi rendah.
berhipotesis, melakukan percobaan, dan
Berdasarkan observasi di sekolah,
mengkomunikasikan hasil percobaan. Guru
hasil
harus berperan dalam mengembangkan
wawancara dengan guru Biologi, belum
keterampilan proses sains yang dapat
optimalnya hasil belajar Biologi siswa di
diwujudkan
model
SMAN Kebakkramat diprediksi karena
pembelajaran yang bermakna. Lebih lanjut,
beberapa faktor seperti: 1) metode TCL
peran
informasi mendominasi kegiatan belajar-
melalui
guru
penerapan
juga
terdapat
pada
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses
pendidikan
menjelaskan
bahwa
guru
memberi
kesempatan
analisis
soal-soal
C3-C6,
dan
mengajar sehingga siswa merasa jenuh; 2)
yang
siswa kurang mampu menyelesaikan soal
hendaknya
C3-C6, karena guru kurang membiasakan
berpikir,
siswa berpikir tingkat tinggi dan terampil
menganalisis, menyelesaikan masalah dan
memecahkan
bertindak tanpa rasa takut sehingga proses
media
pembelajaran dapat berjalan efektif dan
sehingga
efisien.
Ekskresi yang abstrak dan banyak tidak
tersebut,
Sesuai
dengan
kita
tidak
isi
peraturan
pembelajaran karakteristik
3)
penggunaan
kurang
optimal
materi
Sistem
lagi
dapat dipahami siswa dengan baik; 4)
mempertahankan paradigma lama yaitu
fasilitas laboratorium belum dimanfaatkan
pembelajaran berpusat pada guru. Akan
secara optimal; 5) guru belum sepenuhnya
tetapi, pada kenyataannya, masih banyak
memperhatikan
pendidik
menerapkan
sehingga teknik yang digunakan kadang
pembelajaran yang mengacu pada standar
tidak sesuai dengan kebutuhan siswa; 7)
proses pendidikan tersebut. Pembelajaran
penilaian guru hanya menekankan pada
TCL (Teacher Centered Learning) masih
ranah kognitif dan psikomotor siswa saja
banyak
padahal
yang
dapat
masalah;
belum
diterapkan
dalam
proses
faktor
penilaian
internal
seharusnya
siswa
bersifat
pembelajaran di kelas karena dianggap
integratif
praktis dan tidak banyak menyita waktu.
pembelajaran
Guru menyajikan materi secara teoritis dan
secara utuh, baik dari ranah kognitif,
abstrak sedangkan siswa cenderung pasif.
afektif, maupun psikomotor; 8) siswa
Akibat
mencatat materi dari ceramah guru dengan
dari
kebiasaan
tersebut
siswa
karena
menjadi kurang kreatif dalam memecahkan
catatan
masalah, partisipasi rendah, kerja sama
berorientasi
dalam kelompok tidak optimal, kegiatan
yang
ketiga
kurang untuk
dalam ranah
proses dipadukan
sistematis dihafal.
dan
Karena
pembelajaran
adalah
utama
metode yang digunakan guru tetap saja
yang
seperti itu, maka tentu saja siswa tidak
demikian menyebabkan rendahnya mutu
terbiasa berpikir kritis dan memecahkan
pendidikan.
masalah, sehingga jika siswa diminta
pendidikan,
maka
proses
pembelajaran
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari beberapa
mengerjakan soal dengan taksonomi Bloom C3-C6, maka hasil belajar siswa rendah.
indikator antara lain: 1) kemampuan siswa
Berdasarkan
kajian
karakteristik
dalam menyerap mata pelajaran yang tidak
materi dan observasi pembelajaran Biologi
maksimal; 2) kurangnya kemampuan dalam
di SMAN Kebakkramat, maka diperlukan
membentuk karakter yang tercermin dalam
penerapan
sikap dan kecakapan hidup yang masih
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
rendah; dan 3) rendahnya kemampuan
materi
membaca, menulis, dan berhitung terutama
memanfaatkan
pada tingkat pendidikan dasar (Depdiknas,
proses pembelajaran berjalan efektif dan
2004).
efisien. Pengembangan model pembelajaran
Berdasarkan
uraian
pembelajaran Biologi
tentang
yang
dan
akan
strategi
dipelajari,
laboratorium
serta
sehingga
dan
yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk
terjadi
menciptakan kondisi pembelajaran efektif,
kesenjangan yang berdampak negatif, yaitu
yaitu pembelajaran yang memungkinan
kurang
siswa
kenyataan
di
yang ideal
metode
sekolah
optimalnya
tersebut
penggunaan
sarana
terlibat
secara
dalam
laboratorium sebagai alat utama belajar
menemukan
Biologi karena metode yang digunakan
kemampuan
guru untuk mengajar bukan mendorong
memecahkan masalah melalui keterampilan
siswa
proses
mengkonstruk
pengetahuannya
konsep,
aktif
mengembangkan
berpikir
sains.
kritis,
Pembelajaran
yang
sendiri. Guru masih menggunakan metode
berorientasi
ceramah,
menemukan konsep, memecahkan masalah
sementara
itu
siswa
pada
dan
membangun
kontekstual
adalah
atau
mendengarkan dan mencatat informasi
yang
ciri-ciri
yang diceramahkan oleh guru berupa uraian
pembelajaran berlandaskan konstruktivistik.
kalimat seperti yang ditulis guru di papan
Model Problem Based Learning
tulis atau lembar kerja siswa. Padahal,
(PBL)
Zainudin
pembelajaran yang berlandaskan paradigma
(dalam
Wibowo,
2008)
merupakan
menyatakan bahwa pembelajaran yang
konstruktivistik.
didominasi
mendasari
guru
menyebabkan
siswa
cenderung menghafal materi pelajaran. Jika
PBL
salah
Teori
satu
belajar
adalah
model
yang
Vigotsky
(scaffolding), Bruner (belajar penemuan),
Ausubel (belajar bermakna), dan Piaget
tahapan penyelidikan dalam PBL dapat
(perkembangan kognitif). PBL mendorong
dilakukan
siswa berusaha sendiri mencari pemecahan
eksperimen, selain itu, metode eksperimen
masalah
dapat
serta
menyertainya
pengetahuan
metode
mengoptimalkan
penggunaan
menghasilkan
laboratorium. Hal tersebut sejalan dengan
pengetahuan yang benar- benar bermakna.
Priadi (2012) yang menyatakan bahwa
PBL memiliki ciri-ciri yaitu pembelajaran
model PBL sangat relevan dipadu dengan
diorientasikan
metode eksperimen pada pembelajaran
sintaks
mampu
yang
menggunakan
pada
yaitu:
masalah,
mengorientasikan
dengan siswa
materi
Ekosistem.
Metode
eksperimen
kepada masalah, mengorganisasi siswa
adalah cara penyajian pelajaran dengan
untuk belajar, membimbing penyelidikan
menggunakan
individual maupun kelompok, mengembangkan
menggunakan
dan
mencakup kegiatan merumuskan hipotesis,
menyajikan
memamerkannya,
hasil
karya
menganalitis
serta dan
merancang
percobaan.
Penyelidikan
metode
dan
eksperimen
melakukan
percobaan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
meliputi
(Nur, 2011). Teo (2007) menyebutkan
pengamatan, melibatkan pembanding atau
bahwa
kontrol,
PBL
keunggulan motivasi
siswa,
kontekstual,
kemampuan
banyak
antara lain: meningkatkan
belajar
belajar
mempunyai
berpikir
meningkatkan
dan
praktikum,
variabel,
penggunaan
serta
menarik
alat-alat kesimpulan
(Rustaman, 2002).
meningkatkan tingkat
pengendalian
Mind
Map
dan
Roundhouse
tinggi,
Diagram merupakan teknik pembelajaran
mengembangkan kemampuan memecahkan
yang sesuai diterapkan pada mata pelajaran
masalah, dan meningkatkan sosialisasi antar
Biologi karena membantu menyederhanakan
siswa dengan siswa dan siswa dengan guru.
konsep
Gagne (dalam Sagala, 2010) menyatakan
menggunakan model PBL dengan metode
bahwa belajar memecahkan masalah adalah
eksperimen.
belajar paling kompleks karena didalamnya
pendapat Wibowo (2008) yang menyatakan
terkait tipe-tipe belajar yang lain terutama
bahwa cara penyusunan catatan dan gambar
penggunaan aturan-aturan yang ada disertai
yang tepat dapat mempengaruhi bagaimana
proses analisis dan kesimpulan.
informasi diingat dan dibangun dengan baik
yang
telah
Hal
dibangun
ini
oleh
relevan
siswa
dengan
Metode yang efektif digunakan
secara efektif. Penerapan teknik tersebut
untuk merealisasikan PBL, salah satunya
dapat menyelesaikan permasalahan siswa
adalah metode eksperimen, karena pada
yang mencatat materi dari ceramah guru
dengan catatan yang kurang sistematis dan
Siswa dapat membangun pengetahuannya
berorientasi untuk dihafal. Teknik yang
dalam
cocok untuk diterapkan pada materi Sistem
Penempatan informasi pada Roundhouse
Ekskresi
Diagram
dengan
pembelajaran
bentuk
diagram
dapat
melingkar.
mengakomodasi
menggunakan model PBL dan metode
kemampuan mata dan dapat memperkuat
eksperimen
proses otak (Ward dan Wandersee, 2002).
adalah
Mind
Map
dan
Roundhouse Diagram. Kedua teknik ini
Teknik Mind Map adalah cara
bertujuan untuk membantu membangun
mencatat yang kreatif, efektif, dan secara
konsep Sistem Ekskresi yang cukup banyak
harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran
dan abstrak agar pemrosesan informasi
seseorang, yaitu dengan cara menuliskan
dalam otak optimal. Pengetahuan harus
tema utama sebagai titik sentral atau tengah
dibangun di dalam pikiran siswa sendiri
dan memikirkan cabang-cabang atau tema-
sebagai usaha keras untuk mengorganisasikan
tema turunan yang keluar dari titik tengah
pengalaman dalam hubungannya dengan skema
tersebut dan mencari hubungan antara tema
atau struktur mental yang ada sebelumnya
turunan (Buzan, 2010). Menurut hasil
(Dahar, 1989). Hal tersebut sejalan dengan
penelitian Dhindsa (2012) menunjukkan
Saunders dkk, (dalam Ward dan Lee, 2006)
bahwa struktur kognitif siswa yang diajar
yang menyatakan bahwa catatan yang
dengan Mind Map adalah lebih luas,
diorganisasi dengan baik dapat digunakan
terorganisir tematis dan lebih kaya dalam
untuk menunjukkan hubungan, menguatkan
keterkaitan pikiran daripada siswa yang
informasi, dan mengidentifikasi kehilangan
diajar dengan teknik yang tradisional atau
informasi yang diperlakukan.
ceramah.
Penerapan
model
PBL
Roundhouse Diagram merupakan
menggunakan metode eksperimen disertai
suatu teknik pemrosesan informasi visual
teknik Mind Map dan Roundhouse Diagram
yang kreatif dalam bentuk diagram. Teknik
diharapkan
Roundhouse Diagram adalah kerangka
pembelajaran Biologi yang 1) mendorong
konseptual siswa yang melibatkan suatu
siswa berpikir tingkat tinggi karena siswa
teknik metakognitif dengan suatu bangunan
mampu
lingkaran yang memiliki kerangka pusat
mendorong siswa mampu membangun
tema di tengah dan terbagi menjadi 7
konsep Sistem Ekskresi dengan baik; 3)
bagian luar yang berderet (Wibowo, 2008).
mengoptimalkan penggunaan laboratorium;
mampu
memecahkan
menciptakan
masalah;
2)
Diagram
4) melatih siswa memperoleh informasi
didasarkan pada prinsip-prinsip konstruktivisme.
baru, menyeleksinya, dan mengolahnya
Penyusunan
Roundhouse
melalui catatan, gambar, atau diagram
diperhatikan karena berpengaruh terhadap
dengan
hasil belajar siswa.
baik;
5)
memperhatikan
karakteristik siswa, sehingga guru tepat
Tujuan penelitian ini adalah untuk
dalam membimbing siswa; dan 6) ideal,
mengetahui: 1) perbedaan hasil belajar
sehingga
antara siswa yang diberi pembelajaran
tujuan
pembelajaran
Biologi
berhasil tercapai.
Biologi menggunakan model PBL dengan
Keberhasilan proses pembelajaran
metode
eksperimen
dengan
teknik
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
Roundhouse Diagram dan Mind Map; 2)
internal. Faktor eksternal dalam belajar
perbedaan hasil belajar antara siswa yang
antara lain model, metode, dan teknik
memiliki gaya belajar kinestetik dan visual;
pembelajaran yang diterapkan oleh guru,
3) perbedaan hasil belajar antara siswa yang
sedangkan faktor internal yang muncul dari
memiliki
dalam diri siswa contohnya gaya belajar
rendah; 4) interaksi antara pembelajaran
dan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar
Biologi menggunakan model PBL dengan
merupakan
metode
daya
dorong
yang
motivasi
belajar
eksperimen
tinggi
disertai
dan
teknik
menggerakkan siswa untuk belajar, seperti
Roundhouse Diagram dan Mind Map
dijelaskan oleh Yamin (2005), bahwa
dengan gaya belajar terhadap hasil belajar;
motivasi belajar merupakan penggerak
5) interaksi antara pembelajaran Biologi
psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat
menggunakan model PBL dengan metode
melakukan kegiatan belajar dan menambah
eksperimen disertai teknik Roundhouse
keterampilan serta pengalaman. Faktor
Diagram dan Mind Map dengan motivasi
internal siswa yang penting lainnya adalah
belajar siswa terhadap hasil belajar; 6)
gaya belajar. Gaya belajar adalah cara yang
interaksi
antara
paling
motivasi
belajar siswa terhadap hasil
disukai
siswa
dalam
belajar,
gaya
belajar
dengan
dikategorikan menjadi: gaya belajar visual
belajar; 7) interaksi antara model PBL
(belajar dengan cara melihat), auditorial
dengan metode eksperimen disertai teknik
(belajar dengan cara mendengar), dan
Roundhouse Diagram dan Mind Map, gaya
kinestetik (belajar dengan cara bergerak,
belajar, dan motivasi belajar siwa terhadap
bekerja, dan menyentuh) (DePorter, 2007).
hasil belajar.
Motivasi dan gaya belajar siswa SMAN Kebakkramat
beragam,
Metode Penelitian
keberagaman
motivasi dan gaya belajar tersebut harus
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
SMAN Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. Waktu pelaksanaan penelitian yaitu di semester II
Tahun Pelajaran 2012-2013, bulan Maret
Teknik pengumpulan data hasil
2013. Jenis ini adalah penelitian kuasi
belajar kognitif menggunakan metode tes,
eksperimen dengan dua perlakuan yang
pengumpulan data prestasi afektif dan
melibatkan
kelompok
psikomotor siswa diperoleh dengan metode
eksperimen. Kelompok eksperimen pertama
observasi dan angket, dan pengumpulan data
merupakan
gaya dan
lebih
dari
kelompok
satu
yang
diberi
pembelajaran model PBL dengan metode
motivasi belajar menggunakan
angket.
eksperimen disertai teknik Roundhouse
Metode angket digunakan untuk
Diagram dan kelompok eksperimen kedua
mengetahui kriteria gaya dan motivasi
diberi pembelajaran model PBL dengan
belajar siswa. Hasil dari angket gaya belajar
metode eksperimen disertai teknik Mind
dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu
Map dengan melihat hasil belajar kognitif,
kinestetik dan visual. Hasil dari angket
afektif, dan psikomotor serta gaya belajar
motivasi belajar ini dikelompokkan menjadi
dan motivasi belajar siswa. Populasi dalam
dua kategori yaitu kategori tinggi dan
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
rendah.
semester II SMAN Kebakkramat Tahun
mengkategorikan interaksi yang dimiliki
Pelajaran 2012/2013. Sedangkan sampel
oleh siswa. Siswa termasuk kategori gaya
penelitian adalah siswa kelas XI IPA 2 dan
belajar kinestetik apabila jumlah skor
kelas XI IPA 3. Penentuan kelas yang
kinestetik adalah paling besar, begitu juga
dijadikan sampel dilakukan dengan teknik
untuk kategori visual dan auditori. Siswa
cluster random sampling untuk menentukan
termasuk kategori motivasi tinggi apabila
kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II,
nilai yang diperoleh lebih besar atau sama
kemudian dilakukan uji kesetaraan dengan
dengan nilai rata-rata dan siswa termasuk
t-test. Berdasarkan uji t-test menunjukkan
kategori rendah apabila nilai lebih kecil dari
bahwa kedua kelas dalam keadaan awal
nilai rata-rata. Sedangkan untuk mengetahui
yang sama. Variabel bebas dalam penelitian
hasil belajar, sampel diberikan tes yang
ini adalah model PBL dengan metode
berupa soal-soal pilihan ganda untuk materi
eksperimen disertai teknik Roundhouse
Sistem
Diagram dan model PBL dengan metode
disesuaikan dengan kisi-kisi soal yang
eksperimen disertai teknik Mind Map.
disusun berorientasi pada silabus. Uji coba
Variabel moderator adalah gaya belajar dan
tes prestasi belajar kognitif dilakukan
motivasi belajar siswa. Variabel terikat
terlebih dahulu sebelum tes sebenarnya
adalah hasil belajar yaitu pada ranah
diberlakukan pada sampel penelitian.
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Hal
ini
Ekskresi.
bertujuan
Soal-soal
untuk
tersebut
Instrumen
ini
Data yang diperoleh dari penelitian
yaitu:
instrumen
ini adalah data variabel moderator yang
dan
instrumen
terdiri atas data gaya belajar, motivasi
pengambilan data. Instrumen pelaksanaan
belajar, serta data hasil belajar kognitif,
penelitian yang meliputi silabus, rencana
afektif dan psikomotor siswa. Deskripsi
pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar
data tersebut disajikan pada Tabel 1.
terbagi
menjadi
pelaksanaan
dalam dua
penelitian
penelitian
kerja siswa (LKS), instrumen penilaian
Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai
kognitif, afektif dan psikomotor. Instrumen
rata-rata
pengambilan data yang meliputi angket
kognitif siswa diperoleh pada pembelajaran
gaya belajar dan angket motivasi belajar,
tertinggi
untuk
hasil
belajar
menggunakan model PBL dengan metode
angket afektif, angket psikomotor, lembar
eksperimen disertai Roundhouse Diagram,
observasi afektif dan lembar observasi
gaya belajar kinestetik dan motivasi belajar
psikomotor. Sebelum melaksanakan tes,
tinggi dengan nilai rata-rata yaitu 82,90,
instrumen harus diuji cobakan terlebih
dan nilai rata-rata terendah berada pada
dahulu
pembelajaran menggunakan model PBL
untuk
mengetahui
validitas,
reliabilitas, dan untuk tes hasil belajar
dengan
kognitif diuji juga daya pembeda dan taraf
Roundhouse Diagram, gaya belajar visual
kesukaran dari tes tersebut.
dan motivasi belajar rendah dengan nilai
Hasil dan Pembahasan
yaitu 70,25.
metode
eksperimen
disertai
Tabel 1. Data Deskripsi Hasil Belajar Teknik pembelajaran PBL dengan metode eksperimen disertai teknik Roundhouse Diagram PBL dengan metode eksperimen disertai teknik Mind Map
Gaya belajar
Motivasi belajar Tinggi Kinestetik Rendah Tinggi Visual Rendah Tinggi Kinestetik Rendah Tinggi Visual Rendah
Jml Siswa 11 10 3 8 11 3 8 10
Kognitif
Afektif
Psikomotor
82,55 74,60 73,33 70,25 82,91 80,33 75,88 71,30
81,70 76,20 77,30 71,40 79,50 71,70 77,10 70,10
81,36 74,20 76,00 71,00 79,09 69,00 73,13 70,70
Pada ranah afektif, nilai rata-rata
Diagram, gaya belajar kinestetik dan
siswa tertinggi berada pada pembelajaran
motivasi belajar tinggi, dengan nilai rata-
yang menggunakan model PBL dengan
rata 81,70 dan nilai rata-rata siswa terendah
metode eksperimen disertai Roundhouse
berada
pada
pembelajaran
yang
menggunakan model PBL dengan metode
variabel bebas terhadap satu variabel
eksperimen disertai Mind Map gaya belajar
terikat dan interaksi variabel moderator,
visual dan motivasi belajar rendah dengan
variabel bebas terhadap variabel terikat.
nilai rata-rata yaitu 70,10. Pada ranah
Statistik uji menggunakan General Linear
psikomotor nilai rata-rata siswa tertinggi
Model yang terdapat dalam Software
berada pembelajaran yang menggunakan
SPSS 18 for Windows.
model PBL dengan metode eksperimen
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu
disertai Roundhouse Diagram, gaya belajar
H0 (hipotesis nol) dan H1 (hipotesis
kinestetik dan motivasi belajar tinggi,
alternatif). Hipotesis nol menyatakan tidak
dengan nilai rata-rata yaitu 81,36, dan nilai rata-rata
siswa
terendah
berada
pada
ada
perbedaan
atau
interaksi
antara
variabel satu dengan variabel yang lain.
pembelajaran yang menggunakan model
Sedangkan
PBL dengan metode eksperimen disertai
menyatakan ada pengaruh atau interaksi
Mind Map,
gaya belajar kinestetik dan
antara variabel satu dengan variabel yang
motivasi belajar rendah dengan nilai rata-
lain. Kriteria pengujiannya yaitu jika
rata yaitu 69,00.
signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Anava 2x2x2 dengan signifikansi 0,05. Tujuan dari analisis untuk
menguji
signifikansi
hipotesis
alternatif
H1 diterima dan sebaliknya. Rangkuman data hasil pengujian hipotesis disajikan dalam Tabel 2.
pengaruh Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis 1 2 3 4 5 6 7
Grouping Variabel Teknik Gaya Belajar Motivasi Belajar Teknik* Gaya Belajar Teknik* Motivasi Belajar Gaya Belajar* Motivasi Belajar Teknik* Gaya*Motivasi
Berdasarkan
Tabel
2,
dapat
disimpulkan pengujian hipotesis pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai berikut:
Kognitif .037 .000 .000 .589 .532 .532 .176
Sig. Afektif .002 .000 .000 .043 . 201 . 898 .644
Psikomotor .009 .002 .000 .280 .929 .016 .168
1) Perbedaan hasil belajar berdasarkan model yang berbeda Berdasarkan keputusan uji hipotesis didapatkan bahwa hipotesis nol ditolak
pada hasil belajar ranah kognitif, afektif dan
Roundhouse Diagram dapat mewujudkan
psikomotor,
ada
interaksi sosial antar siswa yang lebih
perbedaan model PBL dengan metode
besar, sebab pembelajaran dilakukan secara
eksperimen disertai teknik Roundhouse
kelompok. Banyak manfaat yang dapat
Diagram dan model PBL dengan metode
diperoleh
eksperimen disertai teknik Mind Map
dilakukan dalam bentuk kelompok. Seperti
terhadap hasil belajar kognitif, afektif dan
yang
psikomotor.
internasional oleh Lisi (dalam Pratidina,
sehingga
diketahui
Rerata hasil belajar kognitif lebih tinggi pada teknik Mind Map. Hal ini
2012)
siswa
jika
dituliskan
bahwa
kelompok
dalam
sebuah
manfaat
adalah
pembelajaran
jurnal
pembelajaran
siswa
mampu
disebabkan kelompok siswa pada teknik
memanajemen interaksi kelas secara efektif,
Mind
sehingga tercipta pengalaman tim yang
Map
dibimbing
cenderung dan
lebih
diarahkan
mudah daripada
kelompok siswa pada teknik Roundhouse Diagram, selain itu siswa lebih terdorong untuk memiliki rasa tanggung jawab yang lebih tinggi untuk memastikan setiap anggota
kelompok
kenyamanan
dalam
dan
keamanan
menjaga serta
berpartisipasi aktif dalam bekerja kelompok
sukses. 2) Perbedaan hasil belajar berdasarkan gaya belajar Berdasarkan uji hipotesis didapatkan hipotesis nol ditolak pada ranah kognitif kognitif, afektif dan psikomotor, sehingga diketahui ada perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki gaya kinestetik dengan gaya visual.
khususnya saat proses pembuatan Mind Map
berlangsung.
Windura
(2008)
menyatakan bahwa penerapan Mind Map sangat membantu menyederhanakan materi Biologi yang cukup banyak menjadi hanya kata-kata
kuncinya,
sekaligus
menjaga
keutuhan dari seluruh bagian materi yang
Menurut DePorter (2007) orang dengan gaya belajar visual memiliki ciriciri antara lain teliti, mengingat sesuatu yang dilihat daripada yang didengar, suka membaca, menjawab pertanyaan dengan singkat ya atau tidak, suka melakukan demontrasi, sedangkan orang dengan gaya
dikupas
belajar kinestetik memiliki ciri-ciri belajar Hasil belajar afektif dan psikomotor pada kelompok siswa yang menerapkan teknik Roundhouse Diagram lebih baik daripada pada teknik Mind Map. Hal ini dikarenakan
teknik
pembelajaran
memanipulasi
dan
praktik,
banyak
menggunakan isyarat tubuh, menghafal dengan berjalan atau melihat, menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca.
Hasil belajar siswa dengan gaya
suatu
tujuan
dengan
hasil
belajar kinestetik lebih baik dikarenakan
Pembelajaran
model, metode, dan teknik yang diterapkan
menggunakan model PBL dengan metode
menuntut siswa bergerak lebih banyak.
eksperimen disertai teknik Roundhouse
Hasil
dengan
Diagram dan Mind Map menuntut siswa
pernyataan Piaget (dalam Trianto, 2010)
memiliki motivasi belajar yang tinggi
bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan
karena proses pembelajaran ini merupakan
manipulasi
lingkungan
penting
bagi
pembelajaran yang berpusat pada siswa.
terjadinya
perubahan
perkembangan
Dengan demikian, siswa yang memiliki
kognitif. Siswa dengan gaya kinestetik
motivasi belajar tinggi memperoleh hasil
lebih mudah mengingat materi Sistem
belajar tinggi daripada siswa yang memiliki
Ekskresi dibanding dengan siswa dengan
motivasi belajar rendah.
penelitian
ini
sesuai
gaya visual. Hal ini menyebabkan ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang
Berdasarkan uji hipotesis diketahui
3) Perbedaan hasil belajar berdasarkan motivasi belajar
metode eksperimen disertai Roundhouse Diagram dan Mind Map dengan gaya
ditolak pada ranah kognitif, afektif dan
belajar terhadap hasil belajar siswa pada
psikomotor,
aspek afektif, tetapi tidak ada interaksi
sehingga hasil
hipotesis,
ada interaksi antara model PBL dengan
H0
perbedaan
uji
Ekskresi
4) Interaksi model dengan gaya belajar terhadap hasil belajar
memiliki gaya kinestetik dan visual.
Berdasarkan
Sistem
maksimal.
diketahui
belajar
siswa
ada yang
antara
model
PBL
dengan
metode
memiliki motivasi belajar tinggi dengan
eksperimen disertai Roundhouse Diagram
motivasi
yang
dan Mind Map dengan gaya belajar
memiliki motivasi tinggi menunjukkan
terhadap hasil belajar siswa baik pada aspek
hasil belajar yang lebih tinggi daripada
kognitif dan psikomotorik.
belajar
rendah.
Siswa
siswa yang memiliki motivasi rendah, ditunjukkan nilai rerata pada Tabel 1. Motivasi kepada
merupakan
diri-sendiri
untuk
dorongan
Berdasarkan perbandingan
rerata
tersebut dapat dikemukakan bahwa siswa dengan
gaya
belajar
kinestetik
melakukan
menghasilkan hasil belajar afektif yang
sesuatu. Dorongan untuk mencapai tujuan
paling baik jika diberi pembelajaran melalui
ini berasal dalam diri maupun ditumbuhkan
teknik Roundhouse Diagram. Sementara
dari luar. Siswa yang memiliki motivasi
itu, siswa dengan gaya belajar visual
belajar cenderung berupaya memperoleh
menghasilkan hasil belajar afektif
yang
lebih baik jika diberi pembelajaran melalui
belajar mendorong siswa untuk belajar
teknik Mind Map. Dunn dan Dunn (dalam
lebih baik sedangkan teknik hanya salah
Lam, 2011) menyatakan bahwa gaya belajar
satu cara untuk mencapai penguasaan
memiliki implikasi untuk praktik mengajar
konsep yang optimal yang dilakukan oleh
meskipun praktek mengajar tidak boleh
guru. Hasil penelitian ini sejalan dengan
hanya ditentukan oleh gaya belajar siswa.
penelitian Amin (2012), yang menghasilkan
Penggunaan teknik pembelajaran
kegiatan
yang
pembelajaran
baik
yang
mampu mengakomodasi gaya belajar siswa
menggunakan media satket maupun media
sangat diperlukan dalam pembelajaran.
interaktif, keaktifan siswa dalam belajar
5) Interaksi antara motivasi belajar belajar Berdasarkan
model dengan terhadap hasil uji
hipotesis
didapatkan hasil tidak ada interaksi antara pembelajaran melalui teknik Roundhouse
cenderung
sama,
bermotivasi
baik
tinggi
siswa
maupun
yang yang
bermotivasi rendah 6) Interaksi antara gaya belajar dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa
Diagram dan Mind Map dengan motivasi
Berdasarkan
uji
hipotesis
belajar terhadap hasil belajar kognitif,
didapatkan hasil ada interaksi antara gaya
afektif, dan psikomotorik. Tidak adanya
belajar dengan motivasi belajar terhadap
interaksi tersebut terlihat dari rerata hasil
hasil belajar psikomotorik, tetapi tidak ada
belajar dari pembelajaran melalui teknik
interaksi
Roundhouse Diagram maupun Mind Map
motivasi belajar terhadap hasil belajar
apabila diterapkan pada siswa dengan
kognitif dan afektif. Siswa dengan gaya
motivasi belajar tinggi cenderung lebih
belajar kinestetik dan motivasi belajar
tinggi jika dibandingkan dengan siswa
tinggi memberikan kontribusi yang paling
dengan motivasi belajar rendah. Demikian
besar terhadap hasil belajar psikomotorik.
pula rerata hasil belajar siswa baik dengan
Sementara itu siswa dengan gaya belajar
motivasi belajar tinggi maupun rendah
visual
apabila diberi pembelajaran melalui teknik Mind Map cenderung menghasilkan rerata
antara
dan
gaya
motivasi
belajar
belajar
dengan
rendah
memberikan hasil belajar psikomotorik yang paling rendah
yang lebih tinggi dibandingkan melalui Siswa
teknik Roundhouse Diagram.
yang
memiliki
gaya
kinestetik dan motivasi tinggi memberikan Motivasi
belajar
dan
teknik
kontribusi yang paling besar terhadap hasil
pembelajaran memiliki pengaruh sendiri-
belajar psikomotorik karena dalam proses
sendiri terhadap hasil belajar. Motivasi
pembelajaran
materi
Sistem
Ekskresi
menggunakan
model
PBL
metode
siswa
menimbulkan
interaksi
yang
eksperimen disertai teknik Roundhouse
signifikan antara kedua faktor internal
Diagram dan Mind Map, siswa harus
tersebut terhadap hasil belajar psikomotor
melibatkan lebih banyak kemampuan fisik.
siswa.
Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan pengaruh yang signifikan gaya belajar terhadap hasil belajar, karena gaya belajar merupakan
faktor
internal
7) Interaksi antara model, gaya belajar, dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa Berdasarkan
yang
memberikan konstribusi dalam pencapaian hasil belajar siswa. Penelitian oleh Dunn (dalam Coffield, 2004) menyatakan bahwa siswa yang gaya belajarnya diakomodasi, mencapai 75% dari standar deviasi lebih baik daripada siswa yang gaya belajarnya tidak diakomodasi. Hal ini menunjukkan bahwa mengetahui dan mengakomodasi
uji
hipotesis
didapatkan hasil tidak ada interaksi antara pembelajaran model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik Roundhouse Diagram dan model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik Mind Map dengan gaya dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Tidak terdapatnya interaksi antara
gaya belajar siswa lebih memberi manfaat terhadap pencapaian hasil belajar siswa,
teknik
karena motivasi belajar siswa meningkat.
Diagram, gaya belajar dan motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor internal yang memberikan sumbangan penting dalam pembelajaran terlihat dari hasil uji hipotesis yang ketiga bahwa
motivasi
belajar
memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Osterman (dalam Walker, 2009) menyatakan bahwa siswa yang memiliki pengalaman dalam belajar lebih termotivasi dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran, serta berkomitmen untuk sekolah, sehingga prestasi siswa meningkat. Adanya konstribusi positif dari gaya belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar
Mind
Map
dan
Roundhouse
siswa dapat dijelaskan dengan hasil statistik yang
menunjukkan
pembelajaran
Mind
bahwa Map
lebih
teknik baik
daripada teknik pembelajaran Roundhouse Diagram,
siswa
dengan
gaya
belajar
kinestetik lebih baik daripada siswa dengan gaya belajar visual, siswa dengan motivasi belajar tinggi lebih baik dari motivasi belajar rendah. Teknik pembelajaran, gaya belajar
dan
bersamaan
motivasi tidak
belajar
mempengaruhi
secara hasil
belajar. Namun teknik pembelajaran gaya belajar dan motivasi belajar mempengaruhi hasil belajar secara parsial.
Siswa
dengan
gaya
belajar
2. Ada perbedaan hasil belajar antara siswa
kinestetik dan motivasi belajar tinggi
yang memiliki gaya belajar kinestetik
memiliki kesempatan yang lebih leluasa
dan visual, baik aspek kognitif, afektif,
mengeksplorasi, lebih aktif memanfaatkan
maupun
sumber belajar, lebih percaya diri dalam
Sistem Ekskresi kelas XI Semester II
berpartisipasi aktif pada belajar kelompok,
SMAN Kebakkramat Tahun Pelajaran
lebih terakomodasi melalui pembelajaran
2012/2013.
psikomotorik,
pada
materi
yang mengutamakan variasi kegiatan dan
3. Ada perbedaan hasil belajar antara siswa
lebih aktif berinteraksi langsung dengan
yang memiliki motivasi belajar tinggi
berbagai sumber belajar untuk memperoleh
dan rendah, baik aspek kognitif, afektif,
pengetahuan
maupun
baru.
Pembelajaran
psikomotorik,
pada
materi
menggunakan model PBL baik itu model
Sistem Ekskresi siswa kelas XI Semester
PBL dengan metode eksperimen disertai
II SMAN Kebakkramat Tahun Pelajaran
teknik
2012/2013.
Roundhouse
Diagram
maupun
model PBL dengan metode eksperimen
4. Ada
interaksi
antara
disertai teknik Mind Map tidak dipengaruhi
Biologi
menggunakan
oleh
dengan
metode
motivasi
belajar
siswa
namun
pembelajaran model
eksperimen
PBL disertai
dipengaruhi oleh gaya belajar, sehingga
teknik Roundhouse Diagram dan Mind
antarvariabel tidak terjadi interaksi
Map dengan gaya belajar terhadap hasil belajar afektif, sedangkan pada hasil
Kesimpulan
belajar kognitif dan psikomotorik tidak Berdasarkan hasi uji hipotesis maka dapat disimpulkan:
kelas
1. Ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang
diberi
ada, pada materi Sistem Ekskresi siswa XI
Semester
Kebakkramat
II
Tahun
SMAN Pelajaran
pembelajaran
Biologi
model
PBL
dengan
disertai
teknik
Biologi
menggunakan
Roundhouse Diagram dan Mind Map,
dengan
metode
baik aspek kognitif, afektif, maupun
teknik Roundhouse Diagram dan Mind
psikomotorik,
Map dengan motivasi belajar terhadap
menggunakan metode
eksperimen
pada
materi
Sistem
2012/2013. 5. Tidak ada interaksi antara pembelajaran model
eksperimen
PBL disertai
Ekskresi siswa kelas XI Semester II
hasil
SMAN Kebakkramat Tahun Pelajaran
psikomotorik,
2012/2013.
Ekskresi siswa kelas XI Semester II
belajar
kognitif, pada
afektif
materi
dan
Sistem
SMAN Kebakkramat Tahun Pelajaran
siswa oleh guru agar diperoleh anggota
2012/2013.
kelompok
6. Ada interaksi antara gaya belajar dan
yang
kegiatan
heterogen
kegiatan
sebelum
pembelajaran
motivasi belajar terhadap hasil belajar
dilakukan agar waktu lebih efektif dan
psikomotorik, sedangkan kognitif dan
efisien.
afektif tidak ada, pada materi Sistem
2. Gaya belajar dan motivasi belajar siswa
Ekskresi siswa kelas XI Semester II
perlu diperhatikan dalam pembelajaran
SMAN Kebakkramat Tahun Pelajaran
materi Sistem Ekskresi. Salah satu
2012/2013.
caranya antara lain dengan memberikan
7. Tidak ada interaksi antara model PBL dengan
metode
yang
menuntut
siswa
disertai
menggunakan gaya belajar dan motivasi
teknik Roundhouse Diagram dan Mind
belajar mereka pada materi sistem organ,
Map, gaya belajar, dan motivasi belajar
karena dengan memperhatikan gaya
terhadap hasil belajar pada materi Sistem
belajar dan motivasi belajar mereka,
Ekskresi siswa kelas XI Semester II
guru
SMAN Kebakkramat Tahun Pelajaran
pembelajaran
2012/2013.
karakteristik materi dan siswa.
Mengacu pelaksanaan
eksperimen
pertanyaan
pada
hasil
penelitian
ini
dapat
menentukan yang
sesuai
teknik dengan
dan
3. Hasil penelitian ini hanya pada peserta
maka
didik SMAN Kebakkramat, sehingga perlu dilakukan penelitian di sekolah
direkomendasikan:
yang lain dengan kategori sedang dan 1. Penerapan model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik Roundhouse Diagram dan Mind Map sangat baik digunakan
ketika
mengajar,
namun
memerlukan persiapan yang baik, supaya pembelajaran
dapat
berjalan
sesuai
dengan rencana yang terdapat pada RPP. Pembelajaran
Biologi
menggunakan
model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik Roundhouse Diagram dan Mind
Map
memahami
guru sintaks
juga
hendaknya pembelajaran
berbasis masalah, menyiapkan kelompok
rendah untuk memperoleh temuan yang lebih bervariasi. 4. Mempertimbangkan ketersediaan alatalat praktikum yang di laboratorium sekolah sejak awal agar pelaksanaan penelitian dapat berjalan secara efektif dan efisien. 5. Pengambilan data motivasi belajar akan lebih representatif jika menggunakan angket
dan
observasi
serta
mempertimbangkan keterbatasan waktu. 6. Kegiatan
memecahkan
masalah
merupakan kegiatan yang melibatkan
keaktifan
siswa
dalam
menemukan
________. (2005). Peraturan Pemerintah
sendiri pengetahuannya dalam mencari
Nomor
19
Tahun 2005
pemecahan
masalah,
sehingga
Standar
dibutuhkan
eksperimen
lapangan
Jakarta: Depdiknas.
Nasional
tentang
Pendidikan.
maupun eksperimen laboratorium yang
________. (2006). Permendiknas Nomor 22
menunjang tujuan pembelajaran. Oleh
Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
sebab itu, diperlukan pengadaan sarana
Satuan
penunjang seperti alat, bahan dan tempat
Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Pendidikan
Dasar
dan
eksperimen yang memadai. ________. (2007). Permendiknas Nomor 41 Daftar Pustaka
Tahun 2007 tentang Standar Proses
Amin, S., Widha Sunarno, dan Suparmi.
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
(2012). Pembelajaran Fisika dengan
Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Media Satket dan Media Interaktif
DePorter, B. dan Hernacki, M. (2007).
Ditinjau dari Motivasi Belajar dan
Quantum
Motivasi
Belajar Nyaman dan Menyenangkan.
Belajar
Siswa.
Jurnal
Inkuiri Pascasarjana UNS, 1 (1), 69-
Learning:
Membiasakan
Bandung: Mizan Pustaka.
77. Dhindsa, H.S., Kasim M., dan Anderson, Buzan, T. (2010). Mind Map. Jakarta: Gramedia. Coffield,
F.,
O.R.
(2012). Constructivist-Visual
Mind map Teaching Approach and th Moseley,
Ecclestone,
K.
D.,
(2004).
Hall,
E.,
Learning
Styles and Pedagogy in Post-16
Quality
of
Student’s
Cognitive
Structure. Brunei. J. Sc. Edu. and Tech, 20 (2): 186-200.
Learning (A Systematic and Critical
Lam, P., Lam, S., Chan, M., (2011).
Review). Wiltshire: Cromwell Press
Learning Styles of Students (Gifted
Ltd.
vs. The Non-gifted) and Implications
Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga Depdiknas. (2003). UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS. ________. (2004). Standar Kompetensi
to Teaching. Proceedings of the 3rd International Conference of Teaching and Learning, INTI International University, Malaysia. Nur, M. (2011). Model Pembelajaran
Guru SMA. Jakarta : Pusat Kurikulum
Berdasarkan
Balitbang Depdiknas.
UNESA Press.
Masalah.
Surabaya:
Pratidina, I., Supriyono, dan Hendikawati P.
(2012).
Kefektifan
Model
Walker, C.O. dan Greene, B.A. (2009). The Relations
Beetween
Student
Pembelajaran Mind Mapping dengan
Motivational Beliefs and Cognitive
Pendekatan PMRI terhadap
Hasil
Engagement in High School. The
of
Journal of Educational Research, 102
Belajar.
Unnes
Journal
Mathematics Education. 1: 38-44.
(6): 463-471.
Priadi, M.A. (2012). Pembelajaran Biologi
Ward, R.E. dan Wandersee, J. (2002).
Menggunakan Model Problem Based
Struggling to Understand Abstract
Learning Melalui Metode Eksperimen
Science
Laboratorium dan Lapangan Ditinjau
Diagram-Based Study. International
dari
Journal of Science Education, 24 (6):
Keberagaman
Kemampuan
Berpikir Analitis dan Sikap Peduli Lingkungan Tesis Pendidikan Sains UNS
Surakarta
(Tidak
dipublikasikan)
Topics:
Roundhouse
575-591. ___________________________. (2002).
Students'
Roundhouse
Rustaman, N. Y. (2002). Strategi Belajar
a
Perceptions
Middle-School
Press.
Education. 24(2): 205-225
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Suciati, S. (2011). Tugas Rumah Berbasis
R.E.
dan
A
Viewpoint.
International
Ward,
of
Diagramming:
Mengajar Biologi. Bandung: UPI
Sagala, S. (2008) Konsep dan Makna
J.
Journal
Lee,
of
Science
W.D.
(2006).
Understanding the Periodic Table of Elements via Iconic Mapping and
Home Science Process Skill (HSPS)
Sequential
pada Pembelajaran Biologi untuk
Roundhouse
Mengembangkan
Activities: Classroom Projects and
Literasi
Sains
Siswa. Proceeding Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi FKIP UNS. Teo, N. (2007). International Problem Based
Learning
Symposium.
Singapore: Republic Polytechnic.
Diagramming: Strategy.
The Science
Curriculum Ideas, 42 (4): 11-19 Wibowo, Y. (2008). Pengaruh Strategi Diagram
Roundhouse
Terhadap
kemampuan Kognitif Siswa SMA Kelas XI IPA SMA Laboratorium UM. Malang FMIPA UM.
Trianto.
(2010).
Mendesain
Pembelajaran Jakarta: Kencana.
Model
Inovatif-Progresif.
Windura, S. (2008). Mind map, Langkah Demi Langkah. Jakarta: Gramedia.