1
Artikel Ilmiah
PENGEMBANGAN KOMPETENSI KETERAMPILAN PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 1 BATUDAA PADA PEMBELAJARAN MULOK POKOK BAHASAN BUDIDAYA TUMBUHAN OBAT
OLEH Ketut Sri Lindawati NIM . 431 411 005
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA JURUSAN BIOLOGI TAHUN 2015
2
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Artikel yang berjudul Pengembangan Kompetensi nsi Keterampilan Peserta Didik di d SMP Negeri 1 Batudaa pada pada Pembelajaran Mulok Pokok Bahasan Budidaya Tumbuhan Obat
Oleh :
KETUT SRI LINDAWATI
3
PENGEMBANGAN KOMPETENSI KETRAMPILAN PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 1 BATUDAA PADA PEMBELAJARAN MULOK POKOK BAHASAN BUDIDAYA TUMBUHAN OBAT Ketut Sri Lindawati1 ., Elya Nusantari2 ., Jusna Ahmad 3 ., Mahasiswa Jurusan Biologi, 2)Dosen Jurusan Biologi, 3)Dosen Jurusan Biologi Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo Jl. Jend. Sudirman No 6 Kota Gorontalo Email:
[email protected]
I)
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi keterampilan peserta didik pada pembelajaran mulok pokok bahasan budidaya tumbuhan obat di SMP Negeri 1 Batudaa. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kendala-kendala yang ditemukan dalam pengembangan kompetensi keterampilan peserta didik di SMP Negeri 1 Batudaa pada pembelajaran mulok pokok bahasan budidaya tumbuhan obat. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pelaksanaan penelitian terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: studi pendahuluan, perencanaan, desain produk, validasi, revisi dan uji coba produk. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara, lembar validasi perangkat pembelajaran, angket dan lembar observasi penilaian kompetensi keterampilan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut (1) pengembangan kompetensi keterampilan peserta didik pada pembelajaran mulok pokok bahasan budidaya tumbuhan obat di SMP Negeri 1 Batudaa meliputi tahap perencanaan, desain produk, validasi, Revisi dan uji coba produk (3) Kendalakendala yang ditemukan dalam pengembangkan kompetensi keterampilan peserta didik di SMP Negeri 1 Batudaa yaitu ketersediaan waktu yang diberikan oleh sekolah sehingga pelaksanaan kegiatan praktek kurang maksimal dan keterbatasan sumber daya yang digunakan dalam pengembangan kompetensi keterampilan kongkrit. Kata kunci: Pengembangan kompetensi keterampilan.
1
Ketut Sri Lindawati Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan IPA Dr. Elya Nusantari, S.Pd, M.Pd pembimbing I Dosen Jurusan Pendidkan Biologi Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo 3. Dr. Jusana Akhmad, M.Si Pembimbing II Dosen Jurusan Pendidkan Biologi Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo. 2
4
I. PENDAHULUAN Pembelajaran muatan lokal merupakan salah satu pembelajaran yang mengarah kepada pengembangan kompetensi ketrampilan peserta didik. Tujuan pembelajaran muatan lokal adalah untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada peserta didik agar memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan dan masyarakat sesuai dengan nilai yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional. Setiap guru mata pelajaran mulok dituntut dapat mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan peserta didik sehingga dapat mengembangkan kompetensi keterampilan peserta didik (Hairida, 2010). Mata pelajaran mulok dalam kurikulum yang dikembangkan sekarang sudah terintegrasi di dalam mata pelajaran prakarya pada jenjang sekolah menengah pertama, salah satu topiknya adalah budidaya tumbuhan obat. Sebagai bahan rujukan bagi guru mata pelajaran Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional telah menyediakan buku paket mulok, akan tetapi untuk topik budidaya jenis tumbuhan obat yang dibahas sebagian besar masih bersifat umum dan belum tentu sesuai dengan karakteristik lingkungan. Objek yang dikaji dalam buku paket tersebut banyak yang sulit ditemukan di sekitar lingkungan siswa, sehingga siswa tidak dapat mempelajari objek tersebut secara langsung sehingga dalam proses belajar mengajar aplikasinya cenderung menekankan aspek kognitif saja,
artinya konsep-konsep yang diajarkan hanya sekedar pengetahuan, kurang diha-yati dan direalisasikan sebagai sikap dan perilaku yang nyata untuk itu perlu mengembangkan perangkat pembelajaran mulok yang mengakomodir potensi lokal Gorontalo. Pengembangan bahan ajar mulok yang mengakomodir potensi lokal Gorontalo dengan pokok bahasan budidaya tumbuhan obat telah dilaksanakan pada penelitian sebelumnya. Tetapi untuk menguji efektifitasnya perlu dikembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP, dan LKPD yang dapat mengembangkan kompetensi keterampilan peserta didik dan perangkat pembelajaran yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan masukan kepada guru mata pelajaran untuk penyesuaian bahan ajar dengan potensi lingkungan sekolah. Dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang mengakomodir potensi lokal Gorontalo diharapkan dapat mengembangkan kompetensi keterampilan peserta didik untuk membudidayakan tumbuhan obat karena selain dapat mengenal tumbuhan obat yang ada di daerahnya sendiri peserta didik juga dapat melakukan praktek pembudidayaan tumbuhan obat di halaman/di kebun sekolah. Berdasarkan uraian di atas penulis telah melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Kompetensi Ketrampilan Peserta Didik Di SMP Negeri 1 Batudaa pada Pembelajaran Mulok Pokok Bahasan Budidaya Tumbuhan Obat”
5
II. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Batudaa selama 3 bulan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 mulai dari tahap persiapan proposal sampai dengan penyusunan laporan hasil penelitian. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII1 dan kelas VII2 SMP Negeri 1 Batudaa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan, menggambarkan, atau melukiskan secara Studi Pendahuluan • Studi pustaka • Survey lapangan
sistematis, faktual dan akurat mengenai pengembangan kompetensi ketrampilan peserta didik pada pembelajaran mulok pokok bahasan budidaya tumbuhan obat. Sumber data dalam penelitian ini ada dua sumber data primer dan sumber data sekunder. Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Perencanaan
Desain produk
• Definisi Istilah • Objek penelitian
• • • •
Implementasi produk
RPP Media LKS Instrumen penilaian
Validasi Produk • Validasi Produk awal • Revisi
Gambar 21. Prosedur Penelitian, diadaptasi dari Borg & Gall (1983) Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu lembar validasi perangkat digunakan untuk memperoleh data tentang penilaian dari validator terhadap bahan ajar, RPP, LKPD dan instrumen penilaian ketrampilan peserta didik. Hasil penilaian ini dijadikan dasar untuk perbaikan masingmasing perangkat pembelajaran sebelum diimplementasikan.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data analisis hasil validasi perangkat pembelajaran dan pengembangan kompetensi ketrampilan peserta didik. Data perkembangan kompetensi ketrampilan yang diperoleh dari proses pembelajaran dan praktek teknik budidaya tumbuhan obat yang telah disesuaikan dengan kriteria masingmasing tiap indikator kompetensi
6
ketrampilan akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Teknik analisis data untuk kelayakan perangkat dan respon peserta didik terhadap pembelajaran mulok dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Analisis data hasil validasi 1) Tabulasi semua data yang diperoleh dari para validator untuk setiap komponen, sub komponen dari butir penilaian yang tersedia dalam istrumen penilaian.
2) Menghitung skor total ratarata dari setiap komponen dengan menggunakan rumus:
2. Analisis data respon peserta didik terhadap kompetensi ketrampilan pada pembelajaran mulok pokok bahasan budidaya tumbuhan obat. 1) Tabulasi semua data yang diperoleh dari setiap aspek kompetensi ketrampilan. 2) Menghitung skor total ratarata dari setiap aspek dengan menggunakan rumus:
Keterangan: Ẋ = Skor Rata-Rata ΣX = Jumlah Skor n = Jumlah Peserta didik 3) Mengubah skor rata-rata menjadi nilai dengan kriteria Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut Widoyoko (2009) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
∑
Ẋ= Keterangan: Ẋ = Skor Rata-Rata ΣX = Jumlah Skor n = Jumlah Penilai 3) Mengubah skor rata-rata menjadi nilai dengan criteria Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut Widoyoko (2009) dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.2 Kriteria Nilai Rerata Total Skor Masing-Masing Komponen Nilai Interval skor Kategori A > 4,20 Sangat baik B 3,41 - 4,20 Baik C 2,61 - 3,40 Cukup D 1,81 - 2,60 Kurang E < 1,80 Sangat kurang Sumber: Widyoko, 2009.
∑
Ẋ= Tabel 2.3 Kriteria Nilai Rerata Total Skor Masing-Masing Aspek Nilai Interval skor Kategori A > 3,20 Sangat baik B 2,41 - 3,20 Baik C 1,61 - 2,40 Cukup D 0,81 - 1,60 Kurang E < 1,60 Sangat kurang Sumber: Widyoko, 2009.
7
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi ketrampilan mengembangkan kompetensi ketrketr abstrak peserta didik sedangkan ampilan peserta didik pada untuk mengetahui kompetensi pembelajaran mulok pokok bahasan ketrampilan kongkrit peserta didik budidaya tumbuhan obat. Pelakmaka pada pertemuan kedua peserta sanaan penelitian dilakukan selama didik melakukan praktikum tentang dua minggu sesuai dengan jadwal teknik budidaya tumbuhan obat. mata pelajaran mulok di kelas VII1 Data Validasi Produk 2 dan VII . Pertemuan pertama Data penilaian dosen ahli dapat membahas mengenai prosedur teknik dilihat pada tabell berikut ini. budidaya tumbuhan obat untuk Tabel 3.1 Hasil Validasi Produk Dosen Ahli Produk yang dinilai Nilai Kategori Rencana pelaksanaan pembelajaran 3,87 Baik Bahan ajar 3,83 Baik Lembar Kerja Peserta Didik 3,43 Baik Sumber: hasil analisis penelitian 2015 Hasil validasi produk dari dosen ahli jika dibuat dalam bentuk grafik sebagai berikut.
skor rerata
perolehan kriteria penilaian dosen ahli terhadap perangkat pembelajaran 4 3,8 3,6 3,4 3,2 RPP
Bahan LKPD ajar
perangkat pembelajaran
Gambar 3.1 Grafik Penilaian Dosen Ahli Terhadap Perangkat Pembelajaran Mulok Penilaian dari pendidik yaitu Mastin Makrun, S.Pd. data dilakukan oleh guru mata pelajaran hasil penilaian dapat dilihat pada mulok di SMP Negeri 1 Batudaa tabel berikut ini. Tabel 3.2 Hasil Validasi Produk Oleh Guru Mulok Produk uk yang dinilai Nilai Kategori Rencana pelaksanaan pembelajaran 3,87 Baik Bahan ajar 3,88 Baik Lembar Kerja Peserta Didik 3,73 Baik Sumber: hasil analisis penelitian 2015
8
Hasil validasi produk oleh guru mulok jika dibuat dalam bentuk
grafik sebagai berikut.
Rerata Skor
Perolehan Kriteria Penilaian Pendidik Terhadap Perangkat Pembelajaran Mulok 3,9 3,8 3,7 3,6 3,5 RPP
Bahan LKPD Ajar
Perangkat Pembelajaran
Gambar 3.2 Grafik Penilaian Guru Mulok Terhadap Perangkat Pembelajaran Mulok Uji Coba Perangkat pembelajaran MuMu lok yang telah divalidasi oleh ahli materi, ahli bahasa dan guru mata pelajaran kemudian diujicobakan dalam 2 tahap. Tahap pertama dilakukan dalam kelompok kecil dan tahap kedua dalam kelompok besar. Uji Coba Kelompok Kecil Sebelum melakukan uji coba kelompok besar maka terlebih dahulu dilaksanakan uji ji coba kelompok kecil. Uji coba kelompok kecil dilakukan di kelas VII4 SMP Negeri 1 Batudaa sebanyak 5 peserta didik. Pada uji kelompok kecil peserta didik mengisi angket respon peserta didik terhadap bahan ajar dan LKPD teknik budidaya tumbuhan obat. Uji Coba Kelompok Besar Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama di kelas VII1 dilaksanakan pada hari kamis tanggal gal 28 mei 2015 dan di kelas
VII2 dilaksanakan pada hari jumat tanggal 29 Mei 2015 pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin tanggal 8 Juni 2015 di kelas VII1 dan VII2. Pembelajaran mulok yang dilakukan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) (RP yang disusun sebelum penelitian dilaksanakan. Materi yang diberikan pertama adalah prosedur teknik budidaya tumbuhan obat. Data Hasil Uji Coba Data Hasil Uji Coba Kelompok Kecil Uji coba kelompok kecil dilakukan di kelas VII4 SMP Negeri 1 Batudaa sebanyak 5 peserta didik. didik Data hasil penelitian meliputi hasil respon peserta didik terhadap bahan ajar dan Lembar Kerja Peserta Didik. Hasil respon peserta didik terhadap bahan ajar dan Lembar Kerja Peserta Didik dapat dilihat pada tabel berikut ini.
9
Tabel 3.3 Respon Peserta Didik terhadap Bahan Ajar dan Lembar Kerja Peserta Didik pada Uji Coba Kelompok Kecil No Produk yang dinilai Kategori 1. Bahan ajar Baik 2. Lembar Kerja Peserta Didik Baik Sumber: hasil analisis penelitian 2015 abstrak dan kompetensi ketrampilan Data Uji Coba Kelompok Besar Data hasil penelitian pada uji coba kongkrit peserta didik kelas VII1 dan kelompok besar meliputi hasil VII2 di SMP Negeri 1 Batudaa. penilaian kompetensi ketrampilan Kompetensi Ketrampilan Abstrak Tabel 3.4 Hasil Penilaian Ketrampilan Abstrak Kelas VII1 dan VII2 Kelas Jumlah Aspek Penilaian Ketrampilan Siswa SB B C K 1 VII 21 8 13 0 0 VII2 16 7 9 0 0 Sumber: hasil analisis penelitian 2015 Kompetensi Ketrampilan Kongkrit Tabel 3.5 Hasil Penilaian Ketrampilan Kongkrit Kelas VII1 dan VII2 Kelas Jumlah Aspek Penilaian Ketrampilan Siswa SB B C K 1 VII 21 3 18 0 0 2 VII 16 4 12 0 0 Sumber: hasil analisis penelitian 2015 kompetensi ketrampilan peserta didik Pembahasan sebagai dasar dan penguatan Pengembangan Kompetensi Keterkemampuan dalam kehidupan bermampilan Peserta Didik Berdasarkan peraturan mentasyarakat, berbangsa, dan bernegara. eri pendidikan dan kebudayaan Sedangkan mata pelajaran umum republik Indonesia nomor 58 tahun kelompok B merupakan program 2014 tentang kurikulum 2013 kurikuler yang bertujuan untuk Sekolah Menengah Pertama/Madmengembangkan kompetensi sikap, rasah Tsanawiya memutuskan bahwa kompetensi pengetahuan, dan struktur kurikulum 2013 terdiri dari kompetensi ketrampilan peserta didik Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, terkait lingkungan dalam bidang muatan pembelajaran, mata pelasosial, budaya, dan seni. Muatan dan jaran, dan beban belajar. acuan pembelajaran mata pelajaran Mata pelajaran SMP dikelumum Kelompok A bersifat nasional ompokan atas mata pelajaran umum dan dikembangkan oleh Pemerintah kelompok A dan mata pelajaran sedangkan muatan dan acuan umum kelompok B. Mata pelajaran pembelajaran mata pelajaran umum umum kelompok A merupakan Kelompok B bersifat nasional dan program kurikuler yang bertujuan dikembangkan oleh Pemerintah dan untuk mengembangkan kompetensi dapat diperkaya dengan muatan lokal sikap, kompetensi pengetahuan, dan
10
oleh pemerintah daerah dan/atau satuan pendidikan. Kompetensi ketrampilan peserta didik adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik untuk menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan akal, fikiran dan kreativitas untuk mengubah sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah produk. Uji Coba Perangkat Uji coba perangkat pembelajaran meliputi dua tahap yaitu uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Uji coba kelompok kecil dilakukan di kelas VII4 SMP Negeri 1 Batudaa sebanyak 5 peserta didik. Uji coba kelompok kecil bertujuan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap bahan ajar dan LKPD teknik budidaya tumbuhan obat. Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil dapat diketahui bahwa respon peserta didik terhadap bahan ajar dan LKPD yang dikembangkan termasuk dalam kategori “baik”. Setelah melakukan uji coba kelompok kecil maka selanjutnya dilaksanakan uji coba kelompok besar di kelas VII1 dan VII2 SMP Negeri 1 Batudaa. Uji coba kelompok besar bertujuan untuk memperoleh data pengembangan kompetensi ketrampilan abstrak dan data pengembangan kompetensi ketrampilan kongkrit. Pengembangan Kompetensi Ketrampilan Abstrak Peserta Didik Aspek penilaian kompetensi ketrampilan abstrak peserta didik lebih menekankan pada pengembangan kemampuan belajar yang merujuk kepada pemahaman konsep yang meliputi ketrampilan
mengamati/observasi, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Pengembangan kompetensi ketrampilan abstrak peserta didik dapat diketahui dengan menggunakan lembar observasi penilaian ketrampilan abstrak peserta didik. Peneliti dapat menilai kompetensi ketrampilan abstrak peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada kegiatan awal peneliti memberikan apersepsi untuk mendekatkan peserta didik pada materi pembelajaran yang akan dibahas. Setelah pemberian apersepsi kemudian peneliti memberikan materi singkat tentang teknik budidaya tumbuhan obat dengan menggunakan bahan ajar mulok yang mengakomodir potensi lokal Gorontalo. Setelah memberikan materi singkat kemudian peneliti membagi peserta didik menjadi 3 kelompok. Masing-masing kelompok diberikan tugas untuk mendiskusikan soal yang ada pada LKPD selama 30 menit. Dengan diskusi kelompok peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran baik pada aspek mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Dari berbagai jenis tumbuhan obat yang mereka amati pada bahan ajar yang sebagian besar berada di lingkungan sekitar tempat tinggalnya dapat merangsang rasa keingintahuan peserta didik, untuk menjawab rasa keingintahuannya peserta didik menjadi lebih aktif dalam menggali informasi dan mengumpulkan data tentang bagaimana cara membudidayakan tumbuhan obat yang ada
11
di sekitar lingkungan mereka. kelompok lain. Setelah semua Dengan menggunakan bahan ajar kelompok mempresentasikan hasil budidaya tumbuhan obat yang diskusinya, pada fase konfirmasi mengakomodir potensi lokal Goronpeneliti memberikan penguatan talo sebagai literatur peserta didik terkait teknik budidaya tumbuhan secara berkelompok lebih mudah obat. merancang teknik budidaya Dari hasil penilaian diskusi tumbuhan obat yang ingin mereka dan presentasi kelompok guru dapat budidayakan. menilai kompetensi ketrampilan Peserta didik mengasosiasi abstrak peserta didik yang meliputi yaitu menuliskan hasil rancangan ketrampilan mengamati, menanya, budidaya tumbuhan obat dalam mengumpulkan informasi, mengabentuk bagan sesuai dengan prosedur sosiasi dan mengkmunikasikan. Data yang telah ditentukan dalam bahan respon peserta didik terhadap ajar. Secara berkelompok peserta kompetensi ketrampilan abstrak pada didik mempresentasikan hasil diskusi pembelajaran mulok pokok bahasan sesuai dengan kelompok masingbudidaya tumbuhan obat diubah masing. Peserta didik diberikan kesemenjadi data kualitatif. mpatan menanggapi dan menanyakan tentang hasil diskusi Tabel 3.6 Respon Keseluruhan Peserta Didik Kelas VII1 dan VII2 Terhadap Proses Pembelajaran Mulok Pokok Bahasan Budidaya Tumbuhan Obat pada Aspek Kompetensi Ketrampilan Abstrak No Aspek kompetensi keterampilan abstrak Skor Kategori 1. Observasi/mengamati 2,83 Baik 2. Menanya 2,51 Baik 3. Mengumpulkan informasi 2,89 Baik 4. Menalar 2,70 Baik 5. Mengkomunikasikan 2,27 Cukup Sumber: hasil analisis penelitian 2015 Pengembangan kompetensi Pengembangan Kompetensi Ketraketrampilan kongkrit peserta didik mpilan Kongkrit Peserta Didik Pengembangan kompetensi kelas VII1 dan VII2 di SMP Negeri 1 ketrampilan kongkrit lebih meneBatudaa melalui praktek budidaya kankan pada kemampuan belajar tumbuhan obat dapat menambah, peserta didik yang merujuk kepada menumbuhkan, dan mewujudkan objek yang dapat diamati. benda atau makhluk hidup agar lebih Kompetensi ketrampilan kongkrit besar/tumbuh, berkembangbiak dan meliputi kemampuan meniru, melabertambah banyak. kukan, menguraikan, merangkai, Berdasarkan hasil penilaian memodifikasi, dan mencipta. yang dilakukan pada kegiatan praPengembangan kompetensi ktikum dengan menggunakan peraketrampilan kongkrit peserta didik ngkat pembelajaran mulok budidaya dapat diketahui dengan menggutumbuhan obat yang mengakomodir nakan lembar observasi penilaian potensi lokal Gorontalo dapat mengketerampilan kongkrit peserta didik. embangkan kompetensi ketrampilan
12
peserta didik kelas VII1 dan VII2 di SMP Negeri 1 Batudaa. Dari hasil aspek penilaian kompetensi ketrampilan kongkrit yang meliputi aspek meniru, melakukan, menguraikan, dan memodifikasi yang telah dijumlah dan dikualitatifkan dapat diketahui bahwa peserta didik di kelas VII1 yang berjumlah 21 peserta didik hanya 3% peserta didik yang memiliki kompetensi ketrampilan kongkrit sangat baik dan 97% peserta didik memiliki kompetensi ketrampilan kongkrit baik. Tidak berbeda nyata dengan peserta didik di kelas VII1 peserta didik di kelas VII2 yang berjumlah 16 peserta didik hanya 4% peserta didik yang memiliki kompetensi ketrampilan kongkrit sangat baik dan 96% peserta didik memiliki kompetensi ketrampilan kongkrit dalam kategori baik. Dengan menggunakan perangkat pembelajaran mulok yang mengakomodir potensi lokal Gorontalo dapat memotivasi peserta didik dalam melakukan praktek budidaya tum-buhan obat karena selain dengan mudah dapat menemukan jenis tanaman obat yang ada di dalam bahan ajar di lingkungan sekitar tempat tinggalnya pada pertemuan sebelumnya peserta didik juga telah dibekali pengetahuan tentang prosedur teknik budidaya tumbuhan obat yang biasa digunakan oleh masyarakat Gorontalo dalam membudidayakan tumbuhan obat sehingga dalam melakukan praktek lebih mudah dan menyenangkan. Sebagaimana proses pembelajaran mata pelajaran mulok tidak hanya menekankan penguasaan
penge-tahuan berdimensi kognitif, hafalan konseptual atau pengembangan pengetahuan untuk pengetahuan itu sendiri. Berdasarkan hasil penilaian pengembangan kompetensi ketrampilan kongkrit dapat diketahui bahwa setiap peserta didik memiliki aspek pengembangan kompetensi ketrampilan kongkrit yang berbedabeda dalam melakukan praktek budidaya tumbuhan obat. Sebagian peserta didik trampil dalam meniru, melakukan serta menguraikan dan sebagian peserta didik hanya trampil merangkai dan memodifikasi, tetapi selain itu ada juga peserta didik yang mampu menguasai semua aspek kompetensi ketrampilan kongkrit dalam melakukan praktikum baik itu dalam aspek meniru, melakukan, menguraiakan dan memodifikasi. Hasil penilaian menunjukan bahwa seluruh peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan praktek budidaya tumbuhan obat. Data penilaian kompetensi ketrampilan kongkrit pada setiap aspek kemudian dirata-ratakan dan diubah menjadi data kualitatif berdasarkan rumus yang dikutip dari Widoyoko (2009) untuk mengetahui respon peserta didik secara keseluruhan terhadap praktek teknik budidaya tumbuhan obat. Berdasarkan skor rata-rata menunjukan bahwa respon ketrampilan kongkrit peserta didik pada aspek meniru, menyiapkan alat dan bahan, melakukan dan menguraikan termasuk dalam kategori baik. Sedangkan aspek memodifikasi pada praktek teknik budidaya tumbuhan obat termasuk dalam kategori cukup.
13
Tabel 3.8 Respon Keseluruhan Peserta Didik Kelas VII1 dan VII2 Terhadap Proses Pembelajaran Mulok Pokok Bahasan Budidaya Tumbuhan Obat pada Aspek Kompetensi Ketrampilan rampilan Kongkrit No Aspek kompetensi keterampilan kongkrit Skor Keterangan 1. Meniru 2,97 Baik 2. Menyiapkan alat dan bahan 2,89 Baik 3. Melakukan 2,70 Baik 4. Mengurai 2,69 Baik 5. Memodifikasi 2,29 Cukup Hasil respon peserta didik kelas kompetensi ketrampilan abstrak dan VII1 dan VII2 pada proses kongkrit jika dibuat dalam dala bentuk pembelajaran mulok pokok bahasan grafik sebagai berikut. budidaya tumbuhan obat pada aspek
skor rata-rata kompetensi ketrampilan
Kompetensi Ketrampilan Abstrak dan Kongkrit Peserta Didik Kelas VII1 dan VII2
3 Mengamati/Meniru
2,5 2
Menanya/Persiapan
1,5
Mengumpulkan informasi/Melakukan
1 Menalar/Mengurai
0,5 0
Mengkomunikasikan/Memodifikasi
Abstrak
Kongkrit
Aspek Yang Dinilai
Gambar 3.3 Grafik Respon Keseluruhan Peserta Didik Kelas VII1 dan VII2 Terhadap Proses Pembelajaran Mulok Pokok Bahasan Budidaya Tumbuhan Obat pada Aspek Kompetensi Ketrampilan Abstrak dan Ketrampilan Kongkrit Kendala-Kendala Kendala yang Ditemukan Dalam Pengembangan Kompetensi Ketrampilan Peserta Didik Di SMP Negeri 1 Batudaa Kendala-kendala kendala yang ditemukan dalam pengembangan pengembanga kompetensi ketrampilan peserta didik di SMP Negeri 1 Batudaa yaitu sebagai berikut:
Kendala-kendala kendala yang ditemukan dalam pengembangan kompetensi ketrampilan kongkrit adalah sebagai berikut: 1. Peserta didik belum terbiasa dengan kegiatan praktek budidaya tumbuhan mbuhan obat sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menjelaskan secara
14
rinci tahapan-tahapan praktek budidaya. 2. Sebagian peserta didik menganggap pupuk kandang merupakan sesuatu yang kotor dan mengandung kuman sehingga dalam mencampur media tanam mereka menggunakan polybag untuk mengalasi tangan mereka. 3. Ketersediaan waktu yang diberikan oleh sekolah sehingga pelaksanaan kegiatan praktek kurang maksimal. 4. Pengembangan kompetensi ketrampilan kongkrit meliputi aspek meniru, melakukan, menguraikan, merangkai, memodifikasi dan mencipta. Namun aspek mencipta tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan sumber daya yang digunakan dalam praktek.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal yaitu: 1. Pengembangan kompetensi ketrampilan peserta didik kelas VII1 dan VII2 di SMP Negeri 1 Batudaa pada pembelajaran mulok pokok bahasan budidaya tumbuhan obat meliputi tahap perencanaan, validasi perangkat, revisi dan uji coba perangkat. Berdasarkan hasil uji coba dapat diketahui bahwa pengembangan kompetensi ketrampilan peserta didik kelas VII1 dan VII2 di SMP Negeri 1 Batudaa adalah “baik”. 2. Kendala-kendala yang ditemukan dalam pengembangan kompetensi
ketrampilan peserta didik kelas VII1 dan VII2 di SMP Negeri 1 Batudaa pada pembelajaran mulok pokok bahasan budidaya tumbuhan obat adalah ketersediaan waktu yang diberikan oleh sekolah sehingga pelaksanaan kegiatan praktek kurang maksimal dan pengembangan kompetensi ketrampilan kongkrit meliputi aspek meniru, melakukan, menguraikan, merangkai, memodifikasi dan mencipta. Namun aspek mencipta tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan sumber daya yang digunakan dalam praktek. Saran 1. Pengembangan produk lebih lanjut Pengembangan perangkat pembelajaran mulok pada pokok bahasan budidaya tumbuhan obat yang dikembangkan pada penelitian ini yaitu RPP, bahan ajar dan LKPD. Maka dari itu perlu diadakan pengembangan perangkat lebih lanjut yaitu silabus mata pelajaran mulok pada pokok bahasan budidaya tumbuhan obat yang mengakomodir potensi lokal gorontalo. 2. Pengembangan kompetensi ketrampilan kongkrit Pada tahap uji coba kelompok besar sebaiknya dipersiapkan sedemikian rupa agar semua aspek pada pengembangan kompetensi ketrampilan kongkrit dapat dilaksanakan dengan baik.
15
Daftar Pustaka Abdiyani, 2008. Keanekaragaman jenis Tumbuhan Bawah Berkhasiat Obat di Dataran Tinggi Dieng. Balai Penelitian Kehutanan. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. V.1: 79-92. Antonius, 2009. Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Eklesiologi Program Studi S1 Filsafat. Malang: Universitas Negeri Malang. Arisandi dan Andriani. 2011. Khasiat Berbagai Tanaman Untuk Pengobatan. Jakarta: Eksa Media. Asmaliyah, 2010. Pengembangan Biofarmaka di Sumatera Selatan Palembang November 2010. Basrowi, Suwandi, 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: PT. Ghalia Indonesia. Depdiknas, 2006. Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Permendiknas. Depdiknas, 2007. “Bahan Sosialisasi Pengembangan Kurikulum Berbasis Kemampuan Dasar”. Dirjend Dikdasmen Depdiknas. Depdiknas, 2011. “Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasi-
onal. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Djemari. 2004. Penyusunan Tes hasil Belajar. Program Pascasarjana: UNY. Eko
Putro Widoyoko, (2009), Evaluasi Program Pembelajaran, Pustaka Pelajaran, Yogyakarta.
Hairida, 2010. “Pemanfaatan Budidaya dan Teknologi Lokal dalam rangka Pengembangan Sains”. Vol. 1. No. 1. Januari 2010. Harwiyadin Kama, dkk, 2011. “Tumbuhan Obat Tradisional Di Sulawesi Utara”. Balai Penelitian Kehutanan Manado. Mulyasa, 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa, 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa, 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Muliati, 2013. Teknik Penilaian Kompetensi Keterampilan Dalam Implementasi Kurikulum 2013. Sulawesi Selatan: Widyaiswara Madya, LPMP. Nana Sudjana, 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
16
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Netti Septina, dkk. 2008. Perangkat Pembelajaran Biologi Untuk Sekolah Menengah Umum (SMU). Jurnal Penelitian. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Darmajaya Lampung. Permendikbud, 2014. Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Permendikbud, 2014. Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Suganda, 2002. “Pasca Panen Tanaman Obat” Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Vita Mustika, 2011. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berupa Komik pada Materi Cahaya Di SMP. Jember: Universitas Jember. Widyaningrum, 2011. Kitab Tanaman Obat Nusantara. Yogyakarta: Media Pressindo.
Zizah Nurhana, 2012. Penggunaan Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Siswa Kelas XI IPS Di SMA N 1 Klirong Kebumen. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Zulaecha Ngiu, 2014. Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta: CV Budi Utama.