UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIEF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
Mata kuliah
:
Analisa Laporan Keuangan
Pengajar
:
Agus Giyanto
Kelas
:
Perbankan Syariah VI D
A L K
M
LAPORAN KEUANGAN INTI : NERACA
U DAN
D
A
H
RUGI/LABA
ALK : MEMBANDING-BANDINGKAN, MENGHUBUNG-HUBUNGKAN ELEMEN-ELEMEN YANG ADA PADA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI LEBIH DALAM TENTANG KONDISI KEUANGAN
DIANALISA SETIAP PERBANDINGAN DAN HUBUNGAN MASING-MASING ELEMEN LAPORAN KEUANGAN YANG TERKAIT, MEMBANDINGKAN DENGAN BEBERAPA PERIODE ATAU DENGAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS SEJENIS DALAM PERIODE YANG SAMA
3.17KASUS TERPADU a. Teori ALK b. Likuiditas Rasio Cepat= 0.6 7
1.8 Rasio Lancar =
6
Tingkat likuiditas perusahaan baik itu dari sisi rasio lancar maupun rasio cepatnya selama dua tahun berturut-turut 1996 dan 1997 ada dibawah rata-rata industri, sehingga nampaknya perusahaan lebih jelekdibanding perusahaan yang lain pada umumnya. Lebih ladi pada tahun 1997 kondisi likuiditas perusahaan merosot tajam sedikitnya menurun sampai 50 % dibanding keadaan tahun 1996, baik itu dari rasio lancar maupun rasio cepatnya, perusahaan menghadapi masalah likuiditas yang sangat serius, dalam kondisi tidak merosot saja masih dibawah rata-rata industri, terlih dengan kemerosotan tajam ini. Dengan mengambil langkah-langkah perbaikan disusunlah rencana kerja dan juga proyeksi/estimasi Laporan Keuangan untuk tahun 1998. Berdasarkan angka estimasi 1998, diperoleh angka proyeksi perbaikan untuk tingkat likuiditas perusahaan yang optimal dan meningkat cukup signifikan dibanding kondisi tahun 1997 ( rasio cepat dari 0,4 di tahun 1997 menjadi 0,67 untuk 1998 meningkat 0.27 atau 67,5%; sementara rasio lancar dari 1,1 pada tahun 1997 menjadi 1,86 di tahun 1998, menigkat 0,76 atau 69 %). Meskipun telah diupayakan perbaikan tingkat likuiditas dengan sangat esktrim, namun nampaknya masih berada dibawah rata-rata industri pada tahun 1996 dan 1997, kelihatannya perbaikan harus dilaksanakan secara bertahap dan tentunya harus secara konsisten berkelanjutan, perbaikannya membutuhkan waktu. Secara prinsip ketiga pihak yakni manajer dalam menjalankan perusahaan, bankir dalam menganalisis kredit maupun pemegang saham dalam menilai sahamnya, mempunyai kepentingan yang sama terhadap rasio likuidiats ini. Ketiganya memprihatinkan kondisi keuangan perusahaan dalam hal kemampuannya membayar kewajiban jangka pendeknya, sehingga manajer yakin kalau perusahaan mampu menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, berarti perusahaan masih mampu beroperasi dengan baik untuk saat ini, sambil terus memperbaiki operasional perusahaan secara keseluruhan. Sementara itu bankir menilai kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya, berarti untuk satu tahun ini perusahaan masih mampu membarar kredit atasu bunga pinjamannya, sehingga pihak bank tidak akan ada kredit bermasalah dalam tahun ini. Dari pemegang saham memperhatikan tingkat likuidiats perusahaan sebagai tolok ukur menilai perusahaan masih mampu membayar kewajiban jangka pendeknya sehingga tidak khawatir setidaknya dalam satu tahun ini akan adanya tuntutan pihak ketiga yang tak terselesaikan yang mungkin bisa mempengaruhi nilai sahamnya, mengingat rumor kebangkrutan atau likuiditas yang jelek sangat sensitif sekali di pasar. 4.1 c
Perputara Persediaan =
0
2
Artinya perusahaan memproyeksikan untuk mendatangkan persediaannya sebanyak 4,1 Kali dalam setahun atau rata-rata setiap 88 hari atau setiap 3 bulan persediaan harus didatangkan. dengan nilai persediaan seperti yang ada pada proyeksi laporan keuangan ini. 44.9 DSO =
3
Atau 45 Hari, yang bearti rata-rata penjualan perusahaan dilaksanakan secara kredit dengan jangka waktu pembayaran 45 hari. 8.6 Perputara Aktiva Tetap =
1
Artinya perusahaan memproyeksikan untuk mengoperasionalkan Aktiva Tetapnya dengan baik sehingga mampu mencetak angka penjualan sebesar 8,61 Kali dari nilai ativa Tetap yang dimiliki tersebut. 2.0 Perputara Total Aktiva =
1
Artinya perusahaan memproyeksikan untuk mengoperasionalkan seluruh Aktiva yang ada dengan baik sehingga mampu mencetak angka penjualan sebesar 2,01 Kali dari nilai seluruh Aktiva yang dimiliki tersebut. Perputaran Persediaan diproyeksikan sebanyak 4,1 Kali dalam setahun atau setiap 3 bulan didatangkan, kelihatannya angkanya semakin kecil dibandingkan dengan dua tahun lalu yakni 4,8 di 1996 dan 4,5 pada tahun 1997, bahkan jauh dibawah rata-rata industri yang mencapai 6,1. Dengan memperhatikan nilai persediaan pada laporan keuangan 1996 dan 1997 nampak sekali perusahaan sebenarnya sudah menambah persediaan (1997 nilainya $ 1.287.360 dibanding 1996 sebanyak $ 715.200 atau meningkat 80 % dan berhasil meningkatkan angka penjualannya (pejualan 1997 sebanya $ 5.834.000 meningkat dibanding 1996 yang berjumlah $ 3.432.000 atau naik 70%). Hal ini dijadikan dasar dalam memproyeksikan rencana penjualan 1998, yakni meningkatkan nilai persediaan menjadi sebesar $ 1.716.480 atau meningkat sebanyak $ 429.120 atau 33 % dibanding 1997, guna mencapai target peningkatan penjualan sebesar 20,60 % pada tahun 1998. Yang harus diperhatikan peningkatan nilai persediaan berarti perluasan gudang, sehingga menambah biaya gudang, demikian juga menambah biaya asuransi gudang dan isinya tersebut, juga harus dikontrol ketat kualitas dari persdiaan yang banyak itu jangan sampai menjadi jelek atau ketinggalan zaman, mengingat rara-rata industrinya lebih cepat mendatangkan persediaan yakni, 6,1 Kali setahun atau setiap 59 hari atau 2 bulan sekali barang didatangkan. DSO perusahaan sepanjang tahun 1996 ( 36,8 hari) dan 1997 (39 hari), masih sangat longgar dibanding rata-rata perusahaan yang lainnya dalam memberikan kredit penjualannya kepada para konsumen, dalam hal ini nampak semakin longgar. Namun, kelihatannya memang perusahaan menghadapi dilema untuk meningkatkan target penjualannya, sehingga memberikan iming-iming kepada para konsumennya untuk memberikan jangka waktu pembayaraanya semakin lama, yakni 45 hari untuk rencana tahun 1998. Memang strategi ini dipasang untuk semakin mendongkrak nilai penjualan perusahaan sehingga mampu mrealisasikan rencananya, yang terpenting harus diawasi secara ketat jangan sampai muncul masalah baru yakni adanya piutang yang tidak dapat tertagih, bagian marketing dan pengawasannpiutang harus bekerja keras. Meskipun cara pembayarannya terlihat lebih longgar dari rata-rata industri yang hanya 32 hari, pemberian jangka waktu pembaran selama 45 hari tidak menjadi masalah sepanjang perusahaan
3
mampu merealisasikan nilai penjualan yang direncanakan dan mengawasi piutang-piutangnya sehingga tidak terdapat piutang yang tak tertagih. Hal ini sangat perlu mendapatkan atensi perusahaan mengingat data keuangan menunjukkan angka Piutang Usaha yang semakin tahun semakin meningkat. Jika pada tahun 1996 Piutang sebesar $ 351.200, dan 1997 meningkat menjadi $ 632.160 atau meningkat $280.960 atau 80%, dan proyeksi 1998 saldo Piutang akan menjadi $ 878.000, jadi Piutang sangat harus dikontrol ketat, hanya menjual kepada konsumen yang bonafide saja, apalagi dengan iming-iming kredit/waktu pembayaran yang lebih longgar/lama tentunya banyak konsumen yang berminat. Perputara Aktiva Tetap diproyeksikan pada tahun 1998 sebesar 8,61 Kali dalam setahun, artinya target pada tahun 1998 ini penjualannya bisa 8,61 Kali dari nilai Aktiva Tetap Bersih, memang nampak lebih besar dari rat-rata industri yang hanya 7 Kali. Dalam hal ini sesungguhnya lebih pada pengoptimalan aktiva Tetap yang dimiliki perusahaan, mengingat pada tahun 1996 pernah mencapai rasio ini sebesar 10 Kali, sehingga nampaknya 1997 perusahaan terlalu bernafsu dengan meningkatkan investasinya dengan menambah Aktiva Tetap pada tahun 1997 sebesar $ 711.950 atau 145 % (yaitu 1996 sebesar $ 491.000 menjadi 1997 sebesar $ 1.202.950), dengan pengharapan Perputaran Aktiva Tetapnya sama dengan 1996, maka penjualannya dapat meningkat tajam, tetapi ternyata memang meningkat, hanya saja tidak seperti yang diharapkan yakni hanya meningkat sebesar $ 2.402.000 atau 70 % dari penjualan 1996. Dengan mendasarkan data 1996, 1997 dan rata-rata industri, maka perusahaan mencoba mengoptimalkan Aktiva Tetap yang ada dengan mematok target rasio Aktiva Tetap ini lebih besar dari tahun 1997 yang hanya 6,2 Kali, ditargetkan diatas rata-rata industri yakni 7 Kali, dengan mempertimbangkan bahwa tahun 1997 ada penambahan Aktiva Tetap yang sangat besar namun tetap jauh dibawah realisasi 1996 sebesar 10 kali. Tahun 1997 dengan penambahan Aktiva Tetap, maka aktiva yang dimiliki perusahaan masih baru jadi diharapkan lebih produktif lagi, dibandingkan perusahan lain yang mungkin masih mengoperasionalkan aktiva yang lama. Perputaran Total Aktiva yang diproyeksikan pada 1998 sebesar 2,01 Kali, hampir sama dengan realisasi tahun 1997 sebesar 2 Kali dan semuanya masih dibawah rata-rata industri tentunya bermakna nantinya masih dapat ditingkatkan. Namun, mengingat proyeksi peningkatan Total Aktiva tahun 1998 ini berupa peningkatan pada Persediaan dan Piutang, maka perusahaan belum berani mengenjot penjualan dengan manrgetkan rasio Perputaran Total Ativa sehingga mendekati atau sama dengan rata-rata industri yang besarnya 2,6 Kali.
0.5 d
RasioHutang=
6
Atau 56 %, artinya Total Aktiva perusahaan yang didanani dari selurh hutang meliputi 56 %, sisanya 44 % dari Ekuitas yaitu Modal saham sendiri dan saldo akumulasi laba yang ditahan. 5.8 TIE
=
0
Artinya Laba perusahaan sebelum pajak dan beban bunga, bisa untuk membayar 5,8 Kali besarnya bunga itu sendiri atau dengan membagi angka 1 dengan TIE dikalikan 100%, diperoleh angka 17,24 %. Arti lanjutannya bahwa laba sebelum beban bunga dan pajak tersebut, akan dialokasikan 17,24 % nya untuk membayar bunga. Rasio Cakupan Beban tetap =
4.3
4
0 Rasio Hutang perusahaan pada tahun 1996 sebesar 54,8 % masih dalam batas wajar meskipun sudah diatas rata-rata industri yang hanya 50 %. Namun pada tahun 1997 perusahaan melakukan penambahan investasi berupa pembelian aktiva Tetap (1997 Aktiva Tetap bertambah $ 711.950) yang rupanya bersumber dari penambahan Wesel Bayar dan Pinjaman Jangka Panjang (Hutang Wesel bayar 1997 meningkat sebesar $ 520.000 dibanding 1996 dan Pinjaman Jangka Panjang 1997 bertambah $ 676.568 dibanding 1996). Jadi kalau kita perhatikan maka peningkatan pada laporan keuangan 1997 baik Piutang Usaha, Persediaan dan Aktiva Tetap perusahaan, bersumber dari peningkatan dari Hutang perusahaan, baik Hutang Usaha, Wesel Bayar maupun Pinjaman Jangka Panjang. Tentu saja hal ini menjadikan perusahaan dipenuhi dengan Hutang, yang tampak pada Rasio Hutangnya di 1997 sebesar 95.4 %, suatu hal yang sangat buruk sekali karena berarti 95.4 % Total Aktiva perusahaan didanai dari Hutang, pemilik hanya mendanai 4,6 %. Dengan kata lain pemilik yang sesungguhnya dari perusahaan adalah para kreditur itu sendiri, karena pemegang saham hanya "memiliki 4,6 %”. Maka tidak ada cara lain kecuali harus direncanakan untuk membayar hutang-hutang tersebut di masa datang. Bagaimana caranya antara lain dengan merencanakan di tahun 1998 perusahaan menerbitkan saham untuk dilempaar kepasar, kita perhatikan proyeksi 1998 akan diterbitkan saham sebanyak 150.000 lembar senilai $ 1.220.936 ( Lihat jumlah saham beredar 1996 dan 1997 sama 100.000 lembar dan 1998 menjadi 250.000 lembar atau meningkat 150.000 lembar , perhatikan juga Saham Biasa 1996 dan 1997 sama $ 460.000 dan 1998 menjadi $ 1.680.936 atau bertambah $1.220.936) Dengan rencana dana yang diperoleh dari penerbitan saham biasa sebesar $ 1.220.936 tersebut perusahaan berencana melunasi sebagian besar Hutangnya baik Hutang usaha, Wesel Bayar maupun Pinjaman Jangka Panjangnya, sehingga dicapai Rasio Hutang sampai 56 %, walaupun masih diatas rata-rata industri tetapi kalu tercapai sudah merupakan hal spektakuler yang bagus sekali. TIE 1998 diproyeksikan sebesar 5,8 Kali, artinya perusahaan membuat rencana sehingga tersedia Laba sebelum beban bunga dan pajak yang nilainya 5,8 Kali besarnya beban bunga itu sendiri. Rencana ini terkait dengan kondisi keuangan 1997 yang terlihat perusahaan tidak mempunyai kemampuan untuk membayar bunga pinjaman mengingat perusahaan masih mengalami kerugian operasional (tidak terdapat laba sebelum beban bunga dan pajak, yakni negatif. Hal ini tentunya sangat tergantung dari keberhasilan rencana penerbitaan saham apakah dapat diserap pasar(laku dijual) atau tidak, mengingat lebih dari 50 % dana yang diperoleh dari penerbitan saham itu akan digunakan untuk membayar Hutasng wsel Bayar dan Pinjaman Jangka Panjang, yang diharapkan akan menurunkan beban bunga yang harus dibayar. Selain untuk melunasi hutang, hasil yang diperoleh dari penerbitan saham biasa direncanakan untuk menambah modal kerja perusahaan yakni menambah persediaan yang tahun 1998 diproyeksikan meningkat sebesar $ 429.120, dan diharapkan dengan tersedianya persediaan barang dagangan akan meningkatkan nilai penjualan yang pada akhirnya akan tersedia laba operasional yaitu laba sebelum beban bunga dan pajak. Tantangan terberat perusahaan yakni tahun 1998 merencanakan penerbitan saham sementara laporan keuangan 1997 perusahaan dalam kondisi merugi, tertarikkah para investor membeli saham perusahaan yang tahun sebelumnya merugi, ini benar-benar tantangan. Rasio Cakupan Beban Tetap diproyeksikan 1998 sebesar 4,3 Kali, tentu suatu ini merupakan rencana besar yang super spektakuler perlu kerja keras, mengingat tahun 1997 perusahaan tidak mempunyai kemampuan rasio ini sama sekali, bahkan minus 3 Kali. Tantangannya bagaimana membalikan rasio cakupan beban tetap yang tahun 1997 minus 3 Kali menjadi Plus 4,3 Kali,
5
meskipun angka proyeksi ini masih jauh dari rata-rata industry. Semua ini tergantung sekali dengan keberhasilan perusahaan dalam melemparkan sahamnya nanti pada 1998 ke pasar. Terasa beart memang terlebih lagi sejak 1996 perusahaan memang dlam kondisi kemampuan membayar beban tetapnya jauh dibawah rata-rata industry (1996 angkanya 2,4 Kali sementara rata-rata industry 5,1 Kali). e
Marjin Laba
=
Basic Earning Power =
3.60%
14.60%
R O A
=
7.25%
R O E
=
16.34%
Marjin Laba perusahan pada tahun 1996 sebesar 2,6 % masih jauh dibawah rata-rata industri yang besarnya 3,6 %, terlebih lagi pada tahun 1997 karena kemerosotan dan kerugian tajam menjadikan angkanya menjadi „Minus“ 8,9 %. Nampaknya dalam proyeksi 1998 perusahaan harus melakukan efisiensi besar-besaran seperti terlihat pada Total Biaya Operasi 1998 diproyeksikan sama dengan tahun 1997 yaitu sebesar $ 6.524.960, sementara nilai penjualannya harus naik dari $ 5.834.000 di tahun 1997 menjadi $ 7.035.600 di tahun 1998. Perusahaan harus mengoptimalkan aktiva tetap yang baru ditambah dengan hutang pada tahun 1997 lalu. Kemungkinan produksi ditambah dan atau harga jual ditingkatkan (dengan kredit yang lebih longgar seperti nampak pada analisa DSO diatas). Penetapan rencana marjin laba 1998 sebesar 3,6 % tentu sangat berat mengingat rata-rata industri hanya 3,5 %. Bisa jadi hal ini menjadi rintangan tersendiri dari perusahaan. Kunci sukses dari semua rencana perusahaan selain dari penerbitan saham yang akan dijual di tahun 1998, juga pada produksi dan penjualan yang lebih bagus. Memang kondisi keuangan perusahaan semenjak 1996 sudah dalam keadaan lebih buruk dari rata-rata industri, BEP perusahaan hanya 14,2 % sementara rata-rata industri 19,1 %. Terlebih lagi di tahun 1997 saat perusahaan dalam kehancuran, tidak ada lagi kemampuan Total Aset perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum beban bunga dan pajak, bahkan merugi sehingga rasio ini menunjukkan angka Minus 24,1 %. Dalam proyeksi 1998, diharapkan Basic Earning Powernya mencapai 14,60 %, tentu saja angka yang sangat berat untuk membalik kondisi Minus 24,1 % di tahun 1997. Meskipun masih jauh dari rata-rata industri yang 19,1 %, penetapan target 14,60 % sudah merupakan standar prestasi yang sangat bagus mengingat perusahaan dalam kondisi seperti ini. Mengenai ROA perusahaan kondisi dan rencana perusahaan untuk tahun 1998 senada dengan Basic Earning Power nya seperdiuraikan di atas, terlebih lagi dengan peningkatan 6
Hutang perusahaan pada tahun 1997 yang berdampak pada peningkatan beban bunga, sehingga menghasilkan Laba Bersih semakin jatuh, perusahaan semakin merugi (dampak pajak hanya mengikuti saja mengingat tarif pajak tetap 40 %). Selengkapnya terlihat ROA perusahaan di tahun 1996 ada dibawah rata-rata industri (9,1%) yakni hanya 6%, dan semakin hancur pada tahun 1997 menjadi „Minus“ 18,1 %, dan rencana 1998 sebesar 7,25 % suatu target berat yang menjadi tantangan. Analisa tentang ROE pada dasrnya sebangun dengan analisa tentang BEP dan ROA di atas, namun yang sangat ekstrim disini yaitu ROE tahun 1998 menjadi spektakuler „Minus“ 391,4 %, hal ini dikarenakan semakin merugi perusahaan tentu saja semakin menurunkan „Ekuitas“ perusahaan (Ekuitas adalah Modal saham Biasa + Laba/Rugi ditahan, jadi semakin merugi tentunya akan semakin menurunkan jumlahnya). Karena pembaginya semakin kecil, maka menghasilkan angka yang semakin besar, karena merugi maka menjadi minus. (Perhatikan 1996 Total Ekuitas $ 663.768 dan pada 1997 menjadi $ 132.832, ekuitas menajdi semakin kecil; disisi lain laba 1996 sebesar $ 87.960 dan rugi 1997 sebesar ($ 519.936). Dalam proyeksi 1998 perusahaan mematok target 16,34 %, walaupun masih dibawah rata-rata industri yakni sebesar 18,2%, namun target ini sungguh berat. Dari ketiga rasio earning tersebut diatas, nampaknya rencana 1998 bagi perusahaan sangat tergantung pada suksesnya perusahaan menerbitkan saham yang ditawarkan untuk dijual, sehingga hasilnya menambah ekuitas, dapat digunakan untuk mengurangi hutang serta menambah modal kerja untuk meningkatkan earning (laba) yang diinginkan.
f
Price Earning Ratio =
Market Book Ratio =
12.00
1.96
Kali
Kali
Secara historical sudah dibahas kondisi keuangan perusahaan dua tahun di 1996 dan 1997 secara berturut-turut yang tercermin dalam setiap rasionya, demikian juga untuk kedua rasio terkait dengan harga sahamnya dipasar diatas. Baik untuk PE Ratio dan MB Ratio, pada tahun 1996 masing-masing sebesar 9,7 Kali dan 1,3 Kali semuanya ada dibawah rata-rata industri yang besarnya 14,2 Kali dan 2,4 Kali. Dengan kerugian yang terjadi pada tahun 1997, secara otomatis menurunkan Laba Bersih Per Lembar sahamnya (Earning Per Share/ EPS), dan kebetulan diiringi dengan penurunan harga sahamnya di pasar. Kesemuanya itu menjadikan PE Ratio perusahaanpun turun di 1997 menjadi „Minus“ 0,4 Kali. Sedangkan angka MB Ration pada tahun 1997 meningkat menjadi 1,7 Kali dibanding tahun 1996 sebesar 1,3 Kali, tetap masih dibawah rata-rata industri sebesar 2,4 Kali. Selain itu kenaikan angka di 1997 tersebut dikarenakan meskipun semakin merugi pasar masih memberikan nilai terhadap saham perusahaan walaupun merosot drastis harganya dari $8.5 per lembar menjadi $ 2.25 atau merosot 73 % lebih. Justru karena kerugian 7
yang sangat besar menjadikan nilai buku semakin kecil, konsekuensi logisnya meskipun harga sahamnya merosot karena nilai buku per lembar sahamnya juga merosot dari $6.638 menjadi $ 1.328 atau merosot 80%, dampaknya MB Ratio meningkat karena kemerosotan pembaginya lebih tinggi. Kalau kita melihat proyeksi tahun 1998 untuk PE Ratio 12 Kali dan MB Ratio 1,96 Kali memberikan gambaran bahwa investor memberikan apresiasi dan harapan yang tinggi terhadap perusahaan, karena bersedia membayar saham perusahaan sebesar 12 Kali dari laba yang akan diterimanya. g. Penggunaan Persamaan Du Pont Yang diperluas untuk rencana 1998: R O E = =
Marjin Laba
X
Perputaran Total Aktiva
X Multiplier Ekuitas
3,6 %
X
2,01
X
Kali
2,25 Kali
= 16,28 %. Dengan memperhatikan rencana 1998 sesuai penggunaan persamaan Du Pont Yang diperluas tersebut diatas, nampaknya R O E perusahaan ditargetkan sebesar 16,28 %, meskipun masih dibawah rata-rata industri yang besarnya 18,20% target ini diharapkan mampu mendongkrak kinerja perusahaan secara bertahap. Jika diperhatikan tiga elemen persamaan diatas, yaitu Marjin Laba, Perputaran Total Aktiva dan Multiplier ekuitas, maka nampak kekuatan dan kelemahan perusahaan sebagai berikut: Kekuatan: Mempunyai target yang optimistis pada Marjin Laba sebesar 3,6 % yaitu diatas rata-rata industri yang besarnya 3,5 %. Mungkin berat namun nampaknya rencana ini telah ditetapkan sebagai suatu yang mungkin bisa diarih, yakni dengan dukungan Aktiva tetap yang baru dibeli tahun 1997 (Lihat Neraca 1997 Aktiva Tetap Naik $ 711.950 dari $491000 di tahun 1996 menjadi $1.202.950 1997), mesin dan peralatan baru tersebut mampu menghasilkan produk yang lebih bagus dibanding pesaing, tentunya dapat berharap harga barang yang dihasilkannya pun lebih bagus/tinggi, sehingga mampu menghasilkan marjin yang lebih besar. Kelemahan: Perputaran Total Aktiva sebesar 2,01 Kali memberikan gambaran lebih kecil dari ratarata industri yang besarnya 2,6 Kali. Hal ini tentunya dikarenakan perusahaan baru saja membeli Aktiva tetap baru, berarti menambah investasinya dalam aktiva dan dampaknya total aktivanya meningkat. Kalau kita lihat peningkatan penjualan hanya 20 % (1997 $ 5.834.000 dan 1998 $ 7.035.600, meningkat $1.201.600), sementara investasi yang ditanamkan bertambah yakni penambahan aktiva tetap dan persediaan diantaranya, sehingga penambahan Total Aktivanya meningkat sebanyak 22 % (1997 $ 2.866.592 dan 1998 $ 3.497.152 atau meningkat $630.560). Karena peningkatan investasi barunya lebih besar dari peningkatan penjualan di tahun 1998, maka rasio ini masih memberikan nilai belum seperti rata-rata industri. Diharapkan saat perusahaan telah pulih kembali mampu mengoperasiona;lkan aset-asetnya dengan lebih optimal, maka akan ada peningkatan dari rasio ini. 8
h. Peningkatan DSO mempengaruhi harga saham. NERACA DSO = 44.9
1988
DSO = 32
DSO = 44.9
DSO = 32
62 Piutang Usaha Aktiva Lancar Lainnya
878
5
1,802
2
817
7
1,6 Hutang
1,945
92
Ekuitas
1,552
52
3,497
44
1,80 81
Aktiva Tetap Bersih
1,5
3,24 Kewajiban + Total Aktiva 3,497 4 Ekuitas DSO 44,9, DIPERBAIKI MENJADI 32, ARTINYA PENERIMAAN UANG ATAU PEMBERIAN KREDIT DIPERCEPAT MENJADI 32 HARI, NAMUN KEBIJAKAN INI TIDAK MEMPENGARUHI PENJUALAN SEHINGGA:
3,2
DSO 32 HARI MAKA : PIUTANG =
DSO
X PENJUALAN 3
=
2
=
7
X
: 360 7,035,600.0 0
:
360
625,386.6 62 ATAU
5
DALAM RIBUAN
Pada tahun 1998 pertama kali memperbaiki DSO menjadi 32 hari dengan nilai penjualan tetap sebesar $ 7.035.600, maka saldo Piutang menjadi $625 (dalam ribuan) atau turun 253 ($ 878 - $ 625), akibatnya Total Aktiva menjadi 3.244. Sehingga Total Kewajiban dan Ekuitas pun menjadi 3.244, mengingat Penjualan tidak berubah, maka kemungkinan pertama Laba tidak berubah atau ekuitas tidak berubah, akibatnya yang harus berubah adalah Hutang/Kewajiban menjadi $1.692 (turun $253 dari $ 1.945). Diusahakan Hutang Usaha tetap jangan dikurangi, artinya perusahaan fokus mengurangi Hutang Wesel bayar atau Hutang Jangka Panjang yang keduanya memang harus membayar bunga. Selanjutnya, karena hutang turun, maka beban/biaya Hutangpun turun, akhirnya laba bersih meningkat, laba per lembar sahampun meningkat. Hal ini yang mendorong investor tertarik untuk membeli saham perusahaan karena akan ada peningkatan laba untuk pemegang saham meningkat, karena permintaan membeli saham meningkat, otomatis harga saham meningkat sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran. 9
i. Tingkat persediaan bisa saja disesuaikan, yakni dengan menurunkan saldonya, antara lain dengan menghitung lebih tepat waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi dan waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan kepada konsumen, sehingga tidak ada persediaan yang tersimpan terlalu lama digudang, secara simplenya barang datang dari bagian produksi langsung kirim ke konsumen, datang lagi dst. Dengan demikian barang yang digudang benar-benar cepat dan tepat berputar, sehingga saldonya bisa ditekan seminim mungkin. Jika saldo persediaan sudah minim, menurun, maka analisanya sama seperti Piutang Usaha tersebut diatas, khususnya dampak terhadap laba dan harga sahamnya. j. Sebagai Manajer Kredit , saya hanya fokus pada pencapaian target penjualan yang aman sesuai standar , sebagaimana telah ditetapkan perusahaan untuk rencana tahun 1998, yang memang cukup berat. Artinya meskipun selama tahun 1997 DSO nya 39 Hari jauh diatas rata-rata industri yang hanya 32 Hari, di tahun 1998 akan melonggarkan lagi kreditnya menjadi 45 Hari kepada para konsumen. Hal ini guna mendukung rencana keseluruhan perusahaan sepert apa yang ada dalam proyeksi laporan keuangan yang telah disusun. Adapun masalah likuiditas terkait dengan kewajiban perusahaan terhadap para pemasok dan bank yang memberikan pinjaman itu urusan dari manajer keuangan atau direktur keuangan. Hal ini terkait dengan penilaian masing-masing kinerja manajer marketing, keuangan dll. Jika saya sebagai petugas bank, maka saya berkepentingan sekali untuk membuat perusahaan mampu dan bersedia membayar kewajiba-kewajibannya, namun tetap mengupayakan perusahaan tetap mampu beroperasi dengan lancar, tetap berlangsung terus jalannya perusahaan dan berkembang. Hal ini dengan membimbing perusahaan untuk mempercepat penarikan Piutang Usaha yang beredar atau memperpendek jangka waktu kreditnya kepada para konsumen, artinya merevisi rencana tahun 1998 yang melonggarkan kreditnya dengan DSO 45 Hari. Intinya tidak mengambil langkah untuk meminta pembayaran mutlak/pelunasan kredit dan tidak memperpanjang lagi, namun tetap berupaya semaksimalnya untuk perusahaan tetap mampu menjual dengan kredit dan mampu membayar hutang-hutangnya. Hal ini dengan memperhatikan rencana 1998 yang cukup bagus, namun tetap waspada atas kesuksesan rencana tersebut, artinya di bimbing ketat pelaksanaan dari rencana tersebut, dan segera mengambil tindakan jika perlu sesegera mungkin. Langkah menghentikan pinjaman dari bank adalah langkah terakhir saat perusahaan memang sudah tidak berprospek lagi. Seandainya perusahaan di awal tahun menambahkan rencananya dengan meningkatkan modalnya dengan tambahan $1,2 baru dengan bukti , maka hal ini meringankan saya sebagai petugas bank, karena semakin memperkuat ewkuitas sekaligus meningkatkan likuiditas perusahaan. Pinjaman akan saya rekomendasikan terus diberikan oleh bank. k. Yang harus dilakukan perusahaan pada tahun 1996, sebenarnya cukup memperbaiki sedikit saja setiap kekurangan yang ada, tidak terburu-buru menambah aktiva tetap dengan menggunakan hutang yang malah menambah beban dan ternyata tidak berjalan 10
optimal. Sebenarnya bukan menghindari hutang, tetapi hanya maenggunakan hutang saat perlu saja.
l. Beberapa Masalah Potensial dan Keterbatasan Analisis rasio Keuangan; m. Faktor Kualitatif yang Harus dipertimbangkan analis Ketika Mengevaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan di Masa depan
SELAMAT BELAJAR YA NAAAAKKK................
SALAM ENJOY !
11