UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JL. KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT PERIODE 19 JUNI - 26 JULI 2013
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
FAUZIA, S.Farm. 1206329606
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JL. KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT PERIODE 19 JUNI - 26 JULI 2013
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker
FAUZIA, S.Farm. 1206329606
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014
ii
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Nama
Fauzia, S. Farm.
NPM
na63296A6
Program Studi
Apoteker - Fakultas Farmasi UI
Judul Laporan
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Atrika
Jl. Kartini Raya No. 34 JakartaPusat periode 19 Junt - 26 Juli 2013
Telah berhasil dipertahankan
di
hadapan Dewan penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Apoteker pada Program Studi Apoteker, Fakutrtas Farmasi, universitas Indonesia
DEWAIY PENGUJI Pembimbing
I
: Dr. Harmita,
Pembirnbing
II
: Drs. Jahja Atmadja,
Apt. Apt.
Penguji
I
:
Dr Hermari fury*.li
Penguji
II
:
Drrc. Jr",herrir Anirn, M 5,, fipg
Penguji
III
: Drs. Matuandi Nr.r, Apr.
Ditetapkan di
: Depok
Tanggal
:
13
Jantxrt ZaH
1il
Univercitas lndonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Fauzia, S.Farm
NPM
: 1206329606
Tanda Tangan
:
Tanggal
: 13 Januari 2014
iv Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Atrika ini. Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan guna menyelesaikan pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. Dalam penulisan laporan ini, penulis tidak terlepas dari bimbingan, arahan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia.
2.
Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS., Apt., selaku Pj.S. Dekan Fakultas Farmasi sampai dengan 20 Desember 2013.
3. Dr. Harmita, Apt., selaku Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia dan pembimbing dari Apotek Atrika yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama penulis melaksanakan PKPA. 4. Bapak Winardi Hendrayanta sebagai Pemilik Sarana Apotek Atrika yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan PKPA. 5. Drs. Jahja Atmadja, Apt., selaku pembimbing dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama penyusunan laporan PKPA. 6. Para karyawan Apotek Atrika atas ilmu, arahan, dan bantuan yang telah diberikan selama pelaksanaan PKPA ini. 7.
Bapak dan Ibu staf pengajar beserta segenap karyawan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia.
8.
Seluruh keluarga tercinta, terutama mama, ayah, nenek, kakak, serta kedua adik penulis atas kasih sayang, dukungan, perhatian, semangat dan doa yang telah diberikan, yang senantiasa sabar dan tanpa lelah memberikan dukungan moril dan materil serta semangat, motivasi, dan bantuan kepada penulis serta
v Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
sepupu sekaligus sahabat terbaik penulis yaitu Wellysa Nur Amanda atas semangat, doa, dan kebersamaan selama ini. 9.
Teman-teman Apoteker Angkatan 77, khususnya Anna, Pea, Renny, dan Elis yang telah membuat masa perkuliahan menjadi lebih indah, menyenangkan, dan penuh kebersamaan.
10. Semua pihak yang telah banyak membantu hingga terselesaikannya laporan PKPA ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pihak yang membaca. Akhir kata, penulis berharap semoga pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama menjalani PKPA yang dituangkan dalam laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Penulis
2014
vi Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Fauzia, S.Farm
NPM
: 1206329606
Program Studi : Apoteker Fakultas
: Farmasi
Jenis karya
: Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JL. KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT PERIODE 19 JUNI – 26 JULI 2013 beserta perangkat yang ada (bila diperlukan) dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/ formatkan, mengelola dalam bentuk basis data, merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di
: Depok
Pada Tanggal : 13 Januari 2014 Yang menyatakan
(Fauzia, S.Farm.)
vii Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama NPM Program Studi Judul
: : : :
Fauzia, S. Farm 1206329606 Profesi Apoteker Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Atrika Jl. Kartini Raya No. 34 A Jakarta Pusat Periode 19 Juni - 26 Juli 2013
Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Atrika bertujuan agar para calon Apoteker dapat memahami tugas pokok, fungsi, dan peran Apoteker di sebuah apotek serta memahami dan melaksanakan kegiatan di apotek, baik secara teknis kefarmasian maupun non teknis kefarmasian. Sedangkan tujuan dari tugas khusus adalah melakukan pengelompokan dan penyimpanan “obat - obat dalam” non generik yang terdapat di Apotek Atrika secara farmakologi agar terjadinya kesalahan dalam hal pengambilan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit pasien dapat dihindari.
Kata kunci : Apotek Atrika, pengelompokan secara farmakologi Tugas umum : ix + 76 halaman; 4 gambar; 19 lampiran Tugas khusus : v + 67 halaman; 4 tabel; 4 lampiran Daftar Acuan Tugas Umum : 17 (2011-1980) Daftar Acuan Tugas Khusus : 15 (2013-2001)
viii Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name NPM Program Study Title
: : : :
Fauzia, S. Farm 1206329606 Apothecary Profession Report of Professional Practice Pharmacist in Apotek Atrika Jl. Kartini Raya No. 34A Central Jakarta Period Juny 19th - July 26th 2013
Pharmacists Professional Practice at Apotek Atrika intended that the pharmacist can understand basic tasks, functions, and the role of pharmacists in a pharmacy as well as to understand and carry out activities in the pharmacy, both technical and non-technical pharmacy. The purpose of the special task is to perform clustering and storage "obat-obat dalam non-generik” contained in Apotek Atrika pharmacologically to avoid making mistakes in terms of taking drug.
Keywords : Apotek Atrika, pharmacology classification General Assignment : ix + 76 pages; 4 pictures; 19 appendices Specific Assignment : v + 67 pages; 4 tables; 4 appendices Bibliography of General Assignment : 17 (2011-1980) Bibliography of Specific Assignment : 15 (2013-2001)
ix Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................... KATA PENGANTAR .................................................................................... HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................... ABSTRAK ...................................................................................................... ABSTRACT .................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
ii iii iv v vii viii ix x xii xiii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2 Tujuan ..................................................................................... 2 BAB 2. TINJAUAN UMUM APOTEK ....................................................... 2.1 DefinisiApotek ......................................................................... 2.2 Landasan Hukum Apotek......................................................... 2.3 Tugas dan Fungsi Apotek ........................................................ 2.4 Persyaratan Saran dan Prasarana Apotek ................................. 2.5 Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek .................................. 2.6 Pengalihan Tanggung Jawab Pengelolaan Apotek ................... 2.7 Tata Cara Perizinan Apotek...................................................... 2.8 Pencabutan Surat Izin Apotek .................................................. 2.9 Tenaga Kerja di Apotek ........................................................... 2.10 Sediaan Farmasi di Apotek ...................................................... 2.10.1 Obat OTC (Over The Counter) ..................................... 2.10.2 Obat Ethical .................................................................. 2.10.3 Obat Wajib Apotek ....................................................... 2.11 PengelolaanApotek .................................................................. 2.11.1 Perencanaan................................................................... 2.11.2 Pengadaan ..................................................................... 2.11.3 Penyimpanan ................................................................. 2.11.4 Administrasi .................................................................. 2.11.5 Pelayanan ...................................................................... 2.12 Pengadaan Persediaan Apotek ................................................. 2.13 Pengendalian Persediaan Apotek ............................................. 2.14 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek .............................. 2.14.1 Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) .................. 2.14.2 Pelayanan Informasi Obat (PIO) ................................... 2.14.3 Konseling ...................................................................... 2.14.4 Swamedikasi .................................................................
3 3 3 4 4 5 7 8 11 12 14 14 16 22 23 24 24 25 25 25 27 29 31 33 34 35 35
BAB 3. TINJAUAN KHUSUS APOTEK ATRIKA ................................... 37 3.1 Sejarah dan Lokasi ................................................................... 37
x Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
3.2 3.3 3.4
3.5
Tata Ruang ............................................................................... Struktur Organisasi .................................................................. Tugas dan Fungsi Jabatan ........................................................ 3.4.1 Apoteker Pengelola Apotek (APA) ................................ 3.4.2 Apoteker Pendamping .................................................... 3.4.3 Asisten Apoteker ............................................................ 3.4.4 Juru Resep ...................................................................... 3.4.5 Kasir ............................................................................... 3.4.6 Keuangan........................................................................ 3.4.7 Pesuruh ........................................................................... 3.4.8 Kurir ............................................................................... Kegiatan di Apotek Atrika ....................................................... 3.5.1 Kegiatan Teknis Kefarmasian ........................................ 3.5.2 Kegiatan Non-Teknis Kefarmasian ................................
37 38 38 38 39 40 41 41 41 42 42 42 42 47
BAB 4. PEMBAHASAN ................................................................................ 51 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 60 5.1 Kesimpulan .............................................................................. 60 5.2 Saran ......................................................................................... 60 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 61
xi Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 4.1
Logo golongan obat .................................................................... Tanda peringatan pada kemasan obat bebas terbatas.................. Matriks VEN-ABC ..................................................................... Alur penerimaan resep tunai .......................................................
xii Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
15 16 30 57
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Peta lokasi Apotek Atrika......................................................... Lampiran 2 Papan nama Apotek Atrika ....................................................... Lampiran 3 Denah ruang Apotek Atrika...................................................... Lampiran 4a Ruang tunggu Apotek Atrika.................................................... Lampiran 4b Ruang etalase depan Apotek Atrika ......................................... Lampiran 5a Lemari penyimpanan narkotika di Apotek Atrika .................... Lampiran 5b Lemari penyimpanan psikotropika di Apotek Atrika ............... Lampiran 6 Struktur organisasi Apotek Atrika ............................................ Lampiran 7 Etiket dan label yang digunakan di Apotek Atrika................... Lampiran 8a Kopi resep Apotek Atrika ......................................................... Lampiran 8b Surat pesanan Apotek Atrika .................................................... Lampiran 9a Surat Pesanan narkotika. ........................................................... Lampiran 9b Laporan penggunaan narkotika ................................................ Lampiran 10 Surat pesanan psikotropika. ...................................................... Lampiran 11 Laporan penggunaan psikotropika............................................ Lampiran 12 Berita acara pemusnahan resep................................................. Lampiran 13a Kartu stok kecil ......................................................................... Lampiran 13b Kartu stok besar (kartu gudang) ............................................... Lampiran 14 Faktur pengiriman ke cabang Apotek Atrika ...........................
xiii Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
63 64 65 66 66 67 67 68 69 70 70 71 71 72 73 74 75 75 76
Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Manusia yang sehat dapat beraktivitas dan bekerja dengan lebih optimal sehingga lebih produktif dibandingkan dengan manusia yang kurang sehat. Hal ini tentu saja dapat melahirkan Sumber Daya Manusia yang unggul dan kompeten yang sangat dibutuhkan pada era globalisasi saat ini. Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin tingginya pendidikan manusia, saat ini manusia lebih peduli dan mengerti akan pentingnya kesehatan bagi hidup mereka. Oleh sebab itu, agar derajat kesehatan yang lebih baik dapat diwujudkan dan ditingkatkan maka diperlukan adanya upaya kesehatan. Menurut SK Menkes RI Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan ini salah satunya dapat diwujudkan dengan pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, persediaan obat-obatan yang memadai, berkualitas, aman, distribusi merata, dan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Upaya kesehatan yang dilakukan perlu didukung pula oleh saran kesehatan yang memadai. Salah satu sarana kesehatan yang dapat digunakan untuk mendukung terwujudnya derajat kesehatan ini adalah apotek. Definisi Apotek berdasarkan KepMenKes No. 1332/MenKes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara PemberianIzin Apotek, adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Selain sebagai tempat yang menyediakan dan menyalurkan obat/ perbekalan kesehatan, apotek juga berperan sebagai tempat dilakukannya pelayanan farmasi secara langsung kepada pasien guna meningkatkan kualitas hidup pasien. Agar peran dan fungsi apotek ini dapat
1 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
2
berjalan dengan baik, maka diperlukan seorang tenaga profesional yang memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam mengelola apotek. Tenaga profesional yang tepat untuk menjalankan tugas ini adalah apoteker. Sebagai penanggung jawab apotek, seorang apoteker harus bisa melakukan pengelolaan perbekalan farmasi di apotek dengan baik dan mampu menjalankan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien (patient oriented). Selain itu, apoteker di apotek juga harus bertanggung jawab terhadap keberlangsungan apotek, sehingga kemampuan manajerial seperti keuangan, manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), akutansi, serta manajemen operasional merupakan hal lainnya yang harus dikuasai oleh seorang apoteker (Aliya, 2011). Berdasarkan latar belakang ini, Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia mewajibkan semua calon apoteker yang menjalani Program Pendidikan Profesi Apoteker untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di apotek. Salah satu apotek yang menjadi tempat pelaksanaan PKPA tersebut adalah Apotek Atrika. Melalui PKPA di Apotek Atrika yang dilaksanakan mulai tanggal 19 Juni sampai 26 Juli 2013, diharapkan calon apoteker akan dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan dalam bidang farmasi komunitas.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Atrika bertujuan agar para calon Apoteker dapat : a.
Memahami tugas pokok, fungsi, dan peran apoteker di sebuah apotek.
b.
Memahami dan melaksanakan kegiatan di apotek, baik secara teknis kefarmasian maupun non teknis kefarmasian.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
BAB 2 TINJAUAN UMUM APOTEK
2.1 Definisi Apotek Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002, apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia, alat kesehatan, dan kosmetika, sedangkan perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009, pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan
termasuk
pengendalian
mutu
sediaan
farmasi,
pengamanan,
pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.
2.2 Landasan Hukum Apotek Apotek memiliki landasan hukum yang diatur dalam : a. Undang – Undang Negara, yaitu : 1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. 2. Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 3. Undang-Undang Kesehatan RI No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan. b. Peraturan Pemerintah, yaitu : 1. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980 tentang perubahan atas PP No. 26 Tahun 1965 tentang Apotek. 2. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. c. Peraturan Menteri Kesehatan, yaitu : 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/PER/X/1993 tentang Kententuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. 2. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktek, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian.
3 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
4
d. Keputusan Menteri Kesehatan, yaitu: 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang Perubahan
Atas
Peraturan
No.922/MENKES/PER/X/1993
Menteri
tentang
Kesehatan
Ketentuan
dan
RI
Tata
Cara
Pemberian Izin Apotek. 2. Keputusan Kementerian Kesehatan RI No. 1027/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
2.3 Tugas dan Fungsi Apotek Menurut Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980, tugas dan fungsi apotek adalah: a.
Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.
b.
Sarana
farmasi
yang
melaksanakan
peracikan,
pengubahan
bentuk,
pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat. c.
Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus mendistribusikan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
d.
Sebagai sarana tempat pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi kepada masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya.
2.4 Persyaratan Sarana dan Prasarana Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1027/MENKES/SK/ IX/2004, apotek harus berlokasi pada daerah yang mudah dikenali oleh masyarakat. Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata “APOTEK”. Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh anggota masyarakat. Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah dari aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya. Hal tersebut berguna untuk menunjukkan integritas dan kualitas produk serta mengurangi risiko kesalahan penyerahan. Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah oleh Apoteker untuk memperoleh informasi dan konseling.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
5
Kebersihan lingkungan apotek harus dijaga. Apotek harus bebas dari hewan pengerat, serangga, dan hama. Apotek harus memiliki suplai listrik yang konstan, terutama untuk lemari pendingin. Perabotan apotek harus tertata rapi, lengkap dengan rak-rak penyimpanan obat dan barang-barang lain yang tersusun dengan rapi, terlindung dari debu, kelembaban, dan cahaya yang berlebihan serta diletakkan pada kondisi ruangan dengan temperatur yang telah ditetapkan. Apotek harus memiliki : a.
Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien.
b.
Tempat untuk menempatkan informasi bagi pasien, termasuk penempatan brosur atau materi informasi.
c.
Ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatan medikasi pasien.
d.
Ruang racikan.
e.
Keranjang sampah yang tersedia untuk staf maupun pasien.
2.5 Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002, disebutkan bahwa Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker, yang berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker. Setiap tenaga kefarmasian yang menjalankan pekerjaan kefarmasian harus telah terdaftar dan memiliki izin kerja atau praktek. Sebelumnya, Apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian harus memiliki surat izin berupa Surat Penugasan (SP) atau Surat Izin Kerja (SIK) bagi Apoteker. Namun sejak tanggal 1 Juni 2011, diberlakukan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 889/Menkes/PerV/2011 tentang Registrasi, Izin Praktek, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Berdasarkan Permenkes ini, setiap Tenaga Kefarmasian wajib memiliki surat tanda registrasi. Untuk tenaga kefarmasian yang merupakan seorang Apoteker, maka wajib memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA). Setelah memiliki STRA, Apoteker wajib memiliki surat izin sesuai tempat kerjanya. Surat izin tersebut dapat berupa Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) untuk Apoteker yang bekerja di fasilitas pelayanan
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
6
kefarmasian atau Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) untuk Apoteker yang bekerja di fasilitas produksi atau distribusi farmasi. Apoteker yang telah memiliki SP atau SIK wajib mengganti SP atau SIK dengan STRA dan SIPA/SIKA dengan cara mendaftar melalui website Komite Farmasi Nasional (KFN). Setelah mendapatkan STRA, Apoteker wajib mengurus SIPA dan SIKA di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian dilakukan. STRA dikeluarkan oleh Menteri, dimana Menteri akan mendelegasikan pemberian STRA kepada KFN. STRA berlaku selama lima tahun dan dapat diregistrasi ulang selama memenuhi persyaratan. Untuk memperoleh SIPA atau SIKA, Apoteker mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian dilaksanakan. Permohonan SIPA atau SIKA harus melampirkan : a.
Fotokopi STRA yang dilegalisir oleh KFN.
b.
Surat pernyataan mempunyai tempat praktek profesi atau surat keterangan dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian atau dari pimpinan fasilitas produksi atau distribusi/penyaluran.
c.
Surat rekomendasi dari organisasi profesi.
d.
Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak dua lembar dan 3 x 4 cm sebanyak dua lembar. Dalam mengajukan permohonan SIPA sebagai Apoteker pendamping
harus dinyatakan permintaan SIPA untuk tempat pekerjaan kefarmasian pertama, kedua, atau ketiga. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus menerbitkan SIPA atau SIKA paling lama dua puluh hari kerja sejak surat permohonan diterima dan dinyatakan lengkap. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah Apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (SIA). Seorang Apoteker Pengelola Apotek harus memenuhi kualifikasi sebagai berikut : a.
Memiliki ijazah yang telah terdaftar pada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
b.
Telah mengucapkan sumpah atau janji sebagai Apoteker.
c.
Memiliki SIK dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
7
d.
Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan tugasnya sebagai Apoteker.
e.
Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi secara penuh dan tidak menjadi APA di apotek lain. Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotek,
APA harus menunjuk Apoteker Pendamping. Apabila APA dan Apoteker Pendamping karena hal-hal tertentu berhalangan melakukan tugasnya, APA menunjuk Apoteker Pengganti. Penunjukan tersebut harus dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat. Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya lebih dari 2 (dua) tahun secara terus menerus, SIA atas nama Apoteker bersangkutan dicabut.
2.6 Pengalihan Tanggung Jawab Pengelolaan Apotek Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.922/MenKes/Per/X/1993 pasal 23 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1332/MenKes/SK/X/2002 pasal 24, pengalihan tanggung jawab pengelolaan apotek dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a.
Pada setiap pengalihan tanggung jawab pengelolaan kefarmasian yang disebabkan karena penggantian APA kepada Apoteker pengganti, wajib dilakukan serah terima resep, narkotika, obat dan perbekalan farmasi lainnya serta kunci-kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika (Pasal 23 ayat 1).
b.
Pada kegiatan serah terima tersebut wajib dibuat berita acara serah terima sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan dalam rangkap empat yang ditandatangani oleh kedua belah pihak (Pasal 23 ayat 2).
c.
Apabila APA meninggal dunia, dalam jangka waktu dua kali dua puluh empat jam, ahli waris APA wajib melaporkan kejadian tersebut secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota (Pasal 24 ayat 1).
d.
Apabila pada apotek tersebut tidak terdapat Apoteker pendamping, pada pelaporan dimaksud Pasal 24 ayat (1) wajib disertai penyerahan resep,
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
8
narkotika, psikotropika, obat keras, dan kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika (Pasal 24 ayat 2). e.
Pada penyerahan yang dimaksud pada pasal 24 ayat (1) dan (2), dibuat berita acara seperti yang dimaksud pasal 23 ayat (2) dan dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Balai POM setempat (Pasal 24 ayat 3).
2.7 Tata Cara Perizinan Apotek Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002 disebutkan bahwa SIA adalah surat izin yang diberikan oleh Menteri kepada Apoteker
atau
Apoteker
bekerjasama
dengan
pemilik
sarana
untuk
menyelenggarakan apotek di suatu tempat tertentu. Izin apotek diberikan oleh Menteri, kemudian Menteri melimpahkan wewenang pemberian izin apotek kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melaporkan pelaksanaan pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek sekali setahun kepada Menteri dan tembusan disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Berdasarkan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.1332/Menkes/SK/X/2002 pasal 7 dan 9 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/Menkes/PER/X/1993 mengenai Tata Cara Pemberian Izin Apotek adalah sebagai berikut : a. Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan contoh formulir APT-1. b. Dengan
menggunakan
formulir
APT-2
Kepala
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM untuk melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan apotek melakukan kegiatan. c. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambatlambatnya 6 (enam) hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan setempat dengan menggunakan contoh formulir APT-3.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
9
d. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam (b) dan (c) tidak dilaksanakan, apoteker pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat
dengan
tembusan
kepada
Kepala
Dinas
Provinsi
dengan
menggunakan contoh formulir APT-4. e. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (c) atau pernyataan ayat (d) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan SIA dengan menggunakan contoh formulir APT-5. f. Dalam hal hasil pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM dimaksud ayat (c) masih belum memenuhi syarat. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam waktu 12 (dua belas) hari mengeluarkan Surat Penundaan dengan menggunakan contoh formulir APT-6. g. Terhadap Surat Penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (f), Apoteker diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnya dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal Surat Penundaan. h. Apabila apoteker menggunakan sarana pihak lain, maka penggunaan sarana dimaksud wajib didasarkan atas perjanjian kerja sama antara apoteker dan pemilik sarana. i. Pemilik sarana yang dimaksud (poin h) harus memenuhi persyaratan tidak pernah terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang obat sebagaimana dinyatakan dalam surat penyataan yang bersangkutan. j. Terhadap permohonan izin apotek yang ternyata tidak memenuhi persyaratan APA dan atau persyaratan apotek atau lokasi apotek tidak sesuai dengan permohonan, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam jangka waktu selambat-lambatnya (12) dua belas hari kerja wajib mengeluarkan
surat
penolakan
disertai
dengan
alasannya
dengan
menggunakan formulir model APT-7. Dalam mengajukan permohonan perizinan apotek, Apoteker selaku penanggung jawab melampirkan: 1. Data Apoteker.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
10
-
Fotokopi KTP Apoteker Pengelola Apotek (APA).
-
Fotokopi NPWP APA.
-
Pasfoto berwarna ukuran 4x6 cm 1 lembar.
-
Fotokopi Surat Izin Kerja.
-
Fotokopi Surat Lolos butuh dari Dinas Kesehatan Provinsi bagi APA yang berasal dari luar Provinsi.
-
Surat Izin dari Atasan bagi APA yang PNS/ TNI/ Polri.
2. Data Pemilik Sarana Apotek (PSA) -
Fotokopi KTP PSA/ Pemilik Perusahaan.
-
Fotokopi NPWP.
-
Pasfoto berwarna ukuran 4x6 cm 1 lembar.
3. Fotokopi Akte Perusahaan bila berbentuk Badan Hukum yang telah terdaftar di Departemen Kehakiman dan HAM RI. 4. Salinan Akte Perjanjian kerjasama antara APA dan PSA. 5. Fotokopi IMB yang telah dilegalisir. 6. Fotokopi Undang-Undang Gangguan (UUG) dari Dinas Tramtib yang telah dilegalisir. 7.
Surat Pernyataan dari APA tidak bekerja pada perusahaan Farmasi lain di atas materai Rp 6.000,00.
8. Surat Pernyataan APA yang menyaakan akan tunduk serta patuh kepada peraturan yang berlaku di atas materai Rp 6.000,00. 9. Surat Pernyataan dari APA tidak melakukan penjualan Narkotika, Obat Keras Tertentu tanpa resep di atas materai Rp 6.000,00. 10. Surat Pernyaaan PSA tidak pernah terlibat dan tidak akan terlibat dalam pelanggaran peraturan di bidang Farmasi/obat dan tidak ikut campur dalam hal pengelolaan obat di atas materai Rp 6.000,00. 11. Peta lokasi dan denah ruangan beserta fungsi dan ukurannya. 12. Struktur organisasi dan tata kerja/ tata laksana. 13. Rencana jadwal buka apotek. 14. Daftar ketenagaan berdasarkan pendidikan. 15. Kelengkapan Asisten Apoteker/ D3 Farmasi -
Surat Izin Asisten Apoteker.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
11
-
Fotokopi KTP.
-
Surat pernyataan bersedian bekerja di atas materai Rp 6.000,00.
16. Daftar peralatan peracikan obat. 17. Daftar buku pustaka. 18. Perlengkapan administrasi -
Contoh etiket, kartu stock, copy resep.
-
Blanko SP, blanko faktur, form laporan Narkotika.
2.8 Pencabutan Surat Izin Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota setempat wajib melaporkan pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek dalam jangka waktu setahun sekali kepada Menteri dan tembusan disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Surat izin apotek dapat dicabut oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota apabila : a.
Apoteker
tidak
lagi
memenuhi
kewajibannya
untuk
menyediakan,
menyimpan dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya terjamin. Sediaan farmasi yang sudah dikatakan tidak bermutu baik atau karena sesuatu hal tidak dapat dan dilarang untuk digunakan seharusnya dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditanam atau dengan cara lain yang ditetapkan oleh Menteri. b.
APA berhalangan melakukan tugasnya lebih dari dua tahun secara terus menerus.
c.
Pelanggaran terhadap Undang-Undang Obat Keras Nomor, St. 1937 N. 541, Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, Undang-Undang No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, serta ketentuan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.
d.
Surat Izin Kerja APA dicabut.
e.
Pemilik Sarana Apotek terbukti terlibat dalam pelanggaran perundangundangan di bidang obat.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
12
f.
Apotek tidak dapat lagi memenuhi persyaratan mengenai kesiapan tempat pendirian apotek serta kelengkapan sediaan farmasi dan perbekalan lainnya baik merupakan milik sendiri atau pihak lain. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebelum melakukan pencabutan
surat izin apotek berkoordinasi dengan Kepala Balai POM setempat. Pelaksanaan pencabutan surat izin apotek dilaksanakan setelah dikeluarkan: a.
Peringatan secara tertulis kepada APA sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 2 (dua) bulan.
b.
Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya 6 (enam) bulan sejak dikeluarkannya penetapan pembekuan kegiatan apotek. Pembekuan izin apotek sebagaimana dimaksud dalam huruf (b) di atas,
dapat dicairkan kembali apabila apotek telah membuktikan memenuhi seluruh persyaratan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan ini. Pencairan izin apotek dilakukan setelah menerima laporan pemeriksaan dari Tim Pemeriksaan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.Apabila SIA dicabut, APA atau Apoteker Pengganti wajib mengamankan perbekalan farmasi sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. Pengamanan tersebut wajib mengikuti tata cara sebagai berikut: a.
Dilakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaan narkotika, obat keras tertentu dan obat lain serta seluruh resep yang tersedia di apotek.
b.
Narkotika, psikotropika, dan resep harus dimasukkan dalam tempat yang tertutup dan terkunci.
c.
Apoteker Pengelola Apotek wajib melaporkan secara tertulis kepada Kepala Wilayah Kantor Kementerian Kesehatan atau petugas yang diberi wewenang olehnya, tentang penghentian kegiatan disertai laporan inventarisasi yang dimaksud dalam huruf (a).
2.9 Tenaga Kerja di Apotek Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 menyebutkan bahwa tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri dari Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
13
terdiri atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi dan tenaga menengah farmasi/ Asisten Apoteker. Tenaga pendukung untuk menjamin kelancaran kegiatan pelayanan kefarmasian di suatu apotek, yaitu Apoteker Pengelola Apotek (APA), Asisten Apoteker, juru resep, kasir, dan pegawai administrasi/ tata usaha. APA adalah Apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek. APA bertanggung jawab penuh terhadap semua kegiatan yang berlangsung di apotek, juga bertanggung jawab kepada pemilik modal (jika bekerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek). Tugas dan kewajiban APA di apotek adalah sebagai berikut : a.
Memimpin seluruh kegiatan apotek, baik kegiatan teknis maupun non-teknis kefarmasian sesuai dengan ketentuan maupun perundangan yang berlaku.
b.
Menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik dan yang keabsahannya terjamin.
c.
Mengatur, melaksanakan, dan mengawasi administrasi.
d.
Mengusahakan agar apotek yang dipimpinnya dapat memberikan hasil yang optimal sesuai dengan rencana kerja dengan cara meningkatkan omset, mengadakan pembelian yang sah dan penekanan biaya serendah mungkin.
e.
Melakukan pengembangan apotek. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332 tahun 2002, dalam
melakukan tugasnya, seorang APA dapat dibantu oleh Apoteker Pendamping dan Apoteker Pengganti. Apoteker Pendamping yaitu Apoteker yang bekerja di apotek selain APA dan/atau menggantikan APA pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek. Apoteker Pengganti adalah Apoteker yang menggantikan APA jika APA berhalangan hadir selama lebih dari tiga bulan secara terus-menerus, telah memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dan tidak bertindak sebagai APA di tempat lain. Tenaga pendukung lainnya untuk menjamin kelancaran kegiatan pelayanan kefarmasian di suatu apotek adalah Asisten Apoteker. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1332/MENKES/SK/ X/2002, Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai Asisten Apoteker. Tenaga pendukung yang tidak kalah pentingnya adalah juru resep, kasir dan pegawai administrasi atau tata usaha. Juru resep adalah orang yang membantu
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
14
Asisten Apoteker dalam menyiapkan (meracik) obat menurut resep. Kasir merupakan petugas yang mencatat penerimaan dan pengeluaran uang yang dilengkapi dengan kuitansi, nota, tanda setoran, dan lain-lain. Pegawai administrasi atau tata usaha bertugas membantu Apoteker dalam kegiatan administrasi seperti membuat laporan harian.
2.10 Sediaan Farmasi di Apotek Menurut
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1332/MENKES/
SK/X/2002, sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia, alat kesehatan, dan kosmetika. Obat merupakan satu di antara sediaan farmasi yang dapat ditemui di apotek. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. Obat-obat yang beredar di Indonesia digolongkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dalam 4 (empat) kategori, yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, dan obat golongan narkotika. Penggolongan ini berdasarkan tingkat keamanan dan dimaksudkan untuk memudahkan pengawasan terhadap peredaran dan pemakaian obat-obat tersebut. Setiap golongan obat diberi tanda pada kemasan yang terlihat. Berdasarkan ketentuan peraturan tersebut, maka obat dibagi menjadi beberapa golongan yaitu (Umar, 2011; Departemen Kesehatan RI, 1997).
2.10.1 Obat OTC (Over The Counter) Obat-obat yang boleh dibeli oleh pasien tanpa resep dokter disebut obat OTC (Over The Counter). Contoh dari obat OTC ini adalah obat bebas dan obat bebas terbatas.
2.10.1.1 Obat Bebas Obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter adalah obat bebas. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
15
lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contohnya adalah parasetamol (Kementerian Kesehatan, 2006).
Obat bebas
Obat bebas terbatas
Obat Keras
Narkotika
Gambar 2.1 Logo golongan obat
2.10.1.2 Obat Bebas Terbatas Obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai dengan tanda peringatan disebut obat bebas terbatas. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam (Kementerian Kesehatan, 2006). Wadah atau kemasan obat bebas terbatas perlu dicantumkan tanda peringatan dan penyerahannya harus dalam bungkus aslinya. Tanda peringatan tersebut berwarna hitam dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar 2 cm (atau disesuaikan dengan kemasannya) dan diberi tulisan peringatan penggunaannya dengan huruf berwarna putih (Kementerian Kesehatan, 2006). Terdapat enam golongan peringatan untuk obat bebas terbatas, yaitu:
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
16
a.
P no.1 : Awas! Obat Keras. Bacalah aturan memakainya. Contoh obat golongan ini adalah Stopcold, Inza, dan obat flu lainnya.
b.
P no.2 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan. Contoh obat golongan ini adalah Listerine dan Betadine Gargle.
c.
P no.3 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar badan. Contoh obat golongan ini adalah Rivanol dan Canesten.
d.
P no.4 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk dibakar.
e.
P no.5 : Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan. Contoh obat golongan ini adalah Suppositoria untuk laksatif.
f.
P no.6 : Awas! Obat Keras. Obat wasir, jangan ditelan. Contoh obat golongan ini adalah Suppositoria untuk wasir.
Contoh tanda peringatan dapat dilihat pada Gambar 2.2
Gambar 2.2 Tanda peringatan pada kemasan obat bebas terbatas 2.10.2 Obat Ethical Obat yang dapat diperoleh oleh pasien dengan adanya resep dari dokter disebut obat ethical. Contoh dari obat ethical ini adalah obat keras, psikotropika, dan narkotika.
2.10.2.1 Obat Keras Obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter disebut obat keras. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
17
merah dengan garis tepi berwarna hitam. Obat-obat yang masuk ke dalam golongan ini antara lain obat jantung, antihipertensi, antihipotensi, obat diabetes, hormon, antibiotika, psikotropika, dan beberapa obat ulkus lambung dan semua obat injeksi.
2.10.2.2 Psikotropika Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika yang digolongkan menjadi (Undang-Undang No. 5 Tahun 1997) : a.
Psikotropika golongan I Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh dari obat psikotropika golongan I adalah ecstasy (MDMA), psilosin (jamur meksiko/jamur tahi sapi), LSD (lisergik deitilamid), dan meskalin (kaktus amerika).
b.
Psikotropika golongan II Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh obat golongan psikotropika golongan II adalah amfetamin, metakualon, dan metilfenidat. Sekarang obat psikotropika golongan I dan II dikategorikan dalam obat narkotika golongan I.
c.
Psikotropika golongan III Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh obat psikotropika golongan III adalah amorbarbital, flunitrazepam, dan kastina.
d.
Psikotropika golongan IV Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh obat psikotropika
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
18
golongan
IV
adalah
barbital,
bromasepam,
diazepam,
estazolam,
fenorbarbital, klobazam, dan klorazepam. Pengelolaan psikotropika di apotek adalah sebagai berikut : a.
Pemesanan Surat Pesanan (SP) psikotropika harus ditandatangani oleh APA serta dilengkapi dengan nama jelas, stempel apotek, nomor SIPA dan SIA. Satu surat pesanan ini dapat terdiri dari berbagai macam nama obat psikotropika dan dibuat tiga rangkap. Berbeda dengan narkotika, pemesanan psikotropika dapat ditujukan kepada PBF mana saja yang menjual jenis psikotropika yang diperlukan.
b.
Penyimpanan Obat-obatan golongan psikotropika cenderung disalahgunakan sehingga disarankan agar menyimpan obat-obatan tersebut dalam suatu rak atau lemari khusus.
c.
Penyerahan Obat golongan narkotika dan psikotropika hanya dapat diserahkan oleh apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dan dokter. Penyerahan psikotropika oleh apotek hanya dapat dilakukan kepada apotek lainnya, rumah
sakit,
pengguna/pasien.
puskesmas, Penyerahan
balai
pengobatan,
psikotropika
dokter,
oleh
rumah
dan sakit,
kepada balai
pengobatan, puskesmas hanya dapat dilakukan kepada pengguna/pasien. Penyerahan psikotropika oleh apotek, rumah sakit, puskesmas, dan balai pengobatan dilaksanakan berdasarkan resep dokter. Penyerahan psikotropika oleh dokter hanya boleh dilakukan dalam keadaan menjalankan praktek terapi dan diberikan melalui suntikan, menolong orang sakit dalam keadaan darurat dan menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek. Psikotropika hanya dapat diserahkan oleh apotek dengan adanya resep dokter. d.
Pelaporan Apotek wajib membuat dan menyimpan catatan kegiatan yang berhubungan dengan
psikotropika
dan
melaporkan
kepada
Dinas
Kesehatan
Kota/Kabupaten setempat dengan tembusan kepada Balai Besar POM atau Balai POMsetempat.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
19
e.
Pemusnahan Pada pemusnahan psikotropika, Apoteker wajib membuat berita acara dan disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk dalam tujuh hari setelah mendapat kepastian. Menurut pasal 53 Undang-Undang No. 5 Tahun 1997, pemusnahan psikotropika dilakukan apabila berkaitan dengan tindak pidana, psikotropika yang diproduksi tidak memenuhi standar dan persyaratan bahan baku yang berlaku, kadaluarsa, serta tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan
kesehatan
dan/
atau
pengembangan
ilmu
pengetahuan.
Pemusnahan psikotropika dilakukan dengan pembuatan berita acara yang sekurang-kurangnya memuat tempat dan waktu pemusnahan; nama pemegang izin khusus; nama, jenis, dan jumlah psikotropika yang dimusnahkan; cara pemusnahan; tanda tangan dan identitas lengkap penanggung jawab apotek dan saksi-saksi pemusnahan. Tujuan pengaturan di bidang psikotropika adalah untuk menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan,
mencegah
terjadinya
penyalahgunaan
psikotropika
dan
memberantas peredaran gelap psikotropika.
2.10.2.3 Narkotika Definisi narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika dibagi menjadi tiga golongan, yaitu (Undang-Undang No. 35 Tahun 2009) : a.
Narkotika golongan I Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh narkotika golongan ini adalah heroin, kokain, ganja, dan obat-obat psikotropika golongan I dan II.
b.
Narkotika golongan II Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
20
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh narkotika golongan ini adalah morfin, petidin, dan metadon. c.
Narkotika golongan III Narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh narkotika golongan ini adalah kodein. Pengaturan narkotika dalam Undang-Undang nomor 35 tahun 2009
meliputi segala bentuk kegiatan dan/atau perbuatan yang berhubungan dengan narkotika dan prekursor narkotika. Peraturan ini perlu dilakukan dengan tujuan untuk : a.
Menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b.
Mencegah, melindungi,
dan menyelamatkan
Bangsa Indonesia dari
penyalahgunaan narkotika. c.
Memberantas peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika.
d.
Menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi penyalah guna dan pecandu narkotika. Pengelolaan narkotika di apotek adalah sebagai berikut :
a.
Pemesanan Pemesanan narkotika hanya dapat dilakukan di Pedagang Besar Farmasi (PBF) Kimia Farma dengan menggunakan Surat Pesanan Narkotika yang ditandatangani oleh APA, dilengkapi nama jelas, nomor SIK, dan stempel apotek. Satu lembar surat pesanan hanya dapat digunakan untuk memesan satu macam narkotika. Surat pesanan tersebut terdiri dari empat rangkap yang masing-masing akan diserahkan ke BPOM, Suku Dinas Kesehatan, distributor, dan untuk arsip apotek.
b.
Penerimaan dan Penyimpanan Penerimaan narkotika dilakukan oleh APA atau AA yang mempunyai SIK dengan menandatangani faktur, mencantumkan nama jelas, nomor SIA, dan stempel apotek (Kemenkes RI, 1978). Apotek harus mempunyai tempat khusus yang dikunci dengan baik untuk menyimpan narkotika. Tempat
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
21
penyimpanan narkotika di
apotek harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut : 1.
Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
2.
Harus mempunyai kunci yang kuat.
3.
Dibagi dua, masing-masing dengan kunci yang berlainan; bagian pertama dipergunakan untuk menyimpan morfin, petidin, dan garam-garamnya serta persediaan narkotika; bagian kedua dipergunakan untuk menyimpan narkotika lainnya yang dipakai sehari-hari.
4.
Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang dari 40x80x100 cm, maka lemari tersebut harus dibaut pada tembok atau lantai.
5.
Lemari khusus tidak boleh digunakan untuk menyimpan barang lain selain narkotika, kecuali ditentukan oleh Menteri Kesehatan.
6.
Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh penanggung jawab atau pegawai lain yang dikuasakan.
7.
Lemari khusus harus ditempatkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum.
c.
Pelayanan resep Menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009, disebutkan bahwa narkotika hanya dapat diserahkan kepada pasien untuk pengobatan penyakit berdasarkan resep dokter. Selain itu, berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (sekarang Badan POM) No. 336/E/SE/1997 disebutkan bahwa apotek dilarang melayani salinan resep yang mengandung narkotika. Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum sama sekali, apotek boleh membuat salinan resep tetapi salinan resep tersebut hanya boleh dilayani oleh apotek yang menyimpan resep asli. Salinan resep dari narkotika dengan tulisan iter tidak boleh dilayani sama sekali. Dengan demikian dokter tidak boleh menambahkan tulisan iter pada resep-resep yang mengandung narkotika.
d.
Pelaporan Apotek berkewajiban menyusun dan mengirimkan laporan bulanan yang ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nomor SIK, SIA, nama jelas
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
22
dan stempel apotek. Laporan tersebut terdiri dari laporan penggunaan bahan baku narkotika, laporan penggunaan sediaan jadi narkotika, dan laporan khusus pengunaan morfin, petidin dan derivatnya. Laporan penggunaan narkotika ini harus dilaporkan setiap bulan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten setempat dengan tembusan Balai Besar POM/Balai POM dan berkas untuk disimpan sebagai arsip. e.
Pemusnahan Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 28/Menkes/Per/I/1978 pasal 9 mengenai pemusnahan narkotika, APA dapat memusnahkan narkotika yang rusak, kadaluarsa, dan tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan dan/ atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Pemusnahan narkotika dilakukan dengan
pembuatan berita acara yang
sekurang-kurangnya memuat: tempat dan waktu (jam, hari, bulan, dan tahun); nama pemegang izin khusus, APA atau dokter pemilik narkotika; nama, jenis, dan jumlah narkotika yang dimusnahkan; cara pemusnahan; tanda tangan dan identitas lengkap penanggung jawab apotek dan saksi-saksi pemusnahan. Berita acara pemusnahan narkotika tersebut dikirimkan kepada Suku Dinas Pelayanan Kesehatan setempat dengan tembusan kepada Balai Besar POM setempat.
2.10.3 Obat Wajib Apotek Berdasarkan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
347/MENKES/SK/VII/1990, Obat Wajib Apotek (OWA) adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh Apoteker di apotek. OWA bertujuan untuk pelaksanaan swamedikasi di apotek. Swamedikasi adalah pelayanan farmasi yang memberikan kesempatan kepada pasien untuk memilih sendiri tindakan pengobatan berdasarkan penyakit yang diderita dengan bantuan rekomendasi dari apoteker. Obat-obat yang digunakan untuk pelaksanaan swamedikasi meliputi obat bebas, obat bebas terbatas, dan OWA. Swamedikasi bertujuan untuk :
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
23
a.
Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan dengan ditunjang melalui sarana yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman, dan rasional.
b.
Meningkatkan peran apoteker di apotek dalam pelayanan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) serta pelayanan obat kepada masyarakat. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 919/MENKES/PER/X/1993,
obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a.
Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia dua tahun, dan orang tua di atas 65 tahun.
b.
Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit.
c.
Penggunaan tidak memerlukan cara dan/atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.
d.
Penggunaan
diperlukan
untuk
penyakit
yang
prevalensinya
tinggi
diIndonesia. e.
Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri. Dalam melayani pasien yang memerlukan OWA, Apoteker di apotek
diwajibkan untuk : a. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang disebutkan dalam OWA yang bersangkutan. b. Membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan. c. Memberikan informasi, meliputi dosis dan aturan pakainya, kontraindikasi, efek samping dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh pasien.
2.11 Pengelolaan Apotek Sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku, apotek harus dikelola oleh seorang Apoteker yang profesional. Dalam mengelola apotek, Apoteker harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat, kemampuan berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisiplin, kemampuan
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
24
mengelola sumber daya manusia secara efektif, selalu belajar sepanjang karir, dan membantu
memberikan
pendidikan
dan
peluang
untuk
meningkatkan
pengetahuan. Pengelolaan apotek dapat dibedakan atas pengelolaan teknis farmasi dan non teknis farmasi. Sebagai pengelola teknis farmasi, APA bertanggung jawab mengawasi pelayanan resep, mengawasi mutu obat yang dijual, memberikan pelayanan informasi obat dan membuat laporan mengenai penggunaan obat-obat khusus (narkotika dan psikotropika). Adapun sebagai pengelola non teknis farmasi, seorang APA bertanggung jawab terhadap semua kegiatan administrasi, keuangan, dan bidang lain yang berhubungan dengan apotek. Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku meliputi: perencanaan, pengadaan, penyimpanan, administrasi, dan pelayanan.
2.11.1 Perencanaan Kegiatan perencanaan meliputi penyusunan rencana keperluan yang tepat, mencegah terjadinya kekurangan dan sedapat mungkin mencegah terjadinya kelebihan perbekalan farmasi yang tersimpan lama dalam gudang. Banyaknya jenis perbekalan farmasi yang dikelola mendorong diperlukannya suatu perencanaan yang dilakukan secara cermat sehingga pengelolaan persediaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu diperhatikan pola penyakit, kemampuan masyarakat, dan budaya masyarakat.
2.11.2 Pengadaan Pengadaan perbekalan farmasi harus diterapkan sebaik mungkin agar pengendalian, keamanan, dan jaminan mutu perbekalan farmasi dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Prinsip pengadaan tidak hanya sekedar membeli barang, tetapi juga mengandung pengertian meminta kerja sama pemasok dalam menyediakan barang yang diperlukan. Pengadaan harus sesuai dengan keperluan yang direncanakan sebelumnya dan harus sesuai dengan kemampuan atau kondisi
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
25
keuangan yang ada. Sistem atau cara pengadaannya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.11.3 Penyimpanan Obat atau bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Ketika isi harus dipindahkan ke dalam wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru yang memuat sekurang-kurangnya nomor batch dan tanggal kadaluarsa. Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai untuk menjamin kestabilan bahan. Penataan perbekalan farmasi perlu memperhatikan peraturan yang berlaku dan kemudahan dalam melakukan kegiatan pelayanan serta memiliki nilai estetika. Penataan sedemikan rupa pada desain lemari harus menjamin kebersihan dan keamanan perbekalan farmasi senantiasa terjaga.
2.11.4 Administrasi Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek, perlu dilaksanakan kegiatan administrasi yang meliputi administrasi umum dan administrasi pelayanan. Kegiatan administrasi umum meliputi pencacatan, pengarsipan, pelaporan narkotika dan psikotropika, dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Administrasi pelayanan meliputi pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan pasien dan pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.
2.11.5 Pelayanan Pelayanan apotek diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/MenKes/Per/X/1993 pasal 14 sampai dengan pasal 22, dan perubahan terhadap ketentuan pasal 19 dalam Peraturan tersebut ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/MenKes/SK/X/2002 pasal 19, yang meliputi : a.
Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan. Pelayanan resep ini sepenuhnya atas tanggung jawab APA dan sesuai dengan keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat (Pasal 12 ayat 1 dan 2).
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
26
b.
Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat (Pasal 15 ayat 1).
c.
Apotek tidak diizinkan untuk mengganti obat generik yang ditulis dalam resep dengan obat paten (Pasal 15 ayat 2).
d.
Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis dalam resep, Apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter penulis resep untuk pemilihan obat yang lebih tepat (Pasal 15 ayat 3). Namun, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, apoteker dapat mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen aktifnya/obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien.
e.
Apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat yang diserahkan secara tepat, aman, dan rasional atas permintaan masyarakat (Pasal 15 ayat 4a dan 4b).
f.
Apabila Apoteker menganggap bahwa dalam resep terdapat kekeliruan atau penulisan resep yang tidak tepat, Apoteker harus memberitahukan kepada dokter penulis resep. Apabila atas pertimbangan tertentu dokter penulis resep tetap pada pendiriannya, dokter wajib melaksanakan secara tertulis atau membubuhkan tanda tangan yang lazim di atas resep (Pasal 16 ayat 1 dan 2).
g.
Salinan resep harus ditandatangani oleh Apoteker (Pasal 17 ayat 1).
h.
Resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek dengan baik dalam jangka waktu tiga tahun (Pasal 17 ayat 2).
i.
Resep dan salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep atau yang merawat penderita, penderita yang bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku (Pasal 17 ayat 3).
j.
APA, apoteker pendamping, atau apoteker pengganti diijinkan untuk menjual obat keras yang dinyatakan sebagai Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA) tanpa resep. DOWA ditetapkan oleh Menteri KesehatanRI (Pasal 18 ayat 1 dan 2).
k.
Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka Apotik, APA harus menunjuk Apoteker pendamping (Pasal 19 ayat 1).
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
27
l.
Apabila APA dan Apoteker Pendamping karena hal-hal tertentu berhalangan melakukan tugasnya, APA menunjuk Apoteker Pengganti (Pasal 19 ayat 2).
m. Penunjukan dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) dan (2) harus dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi (Pasal 19 ayat 3). n.
Apoteker pendamping dan apoteker pengganti harus memenuhi persyaratan seperti persyaratan yang ditetapkan untuk APA (Pasal 19 ayat 4).
o.
Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya lebih dari dua tahun secara terus menerus, Surat Izin Apotek atas nama Apoteker bersangkutan dicabut (Pasal 19 ayat 5).
p.
APA turut bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan Apoteker pendamping dan Apoteker pengganti dalam hal pengelolaan apotek (Pasal 20).
q.
Apoteker Pendamping yang dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pelayanan kefarmasian selama yang bersangkutan bertugas menggantikan APA (Pasal 21).
r.
Dalam pelaksanaan pengelolaan apotek, APA dapat dibantu oleh Asisten Apoteker (Pasal 22 ayat 1).
s.
Asisten Apoteker melakukan pekerjaan kefarmasian di Apotek di bawah pengawasan Apoteker (Pasal 22 ayat 2).
2.12 Pengadaan Persediaan Apotek Pengadaan merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi berdasarkan fungsi perencanaan dan penganggaran. Tujuan pengadaan yaitu untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup dengan kualitas harga yang dapat dipertanggungjawabkan dalam waktu dan tempat tertentu secara efektif dan efisien menurut tata cara dan ketentuan yang berlaku (Quick, 1997; Seto, Yunita&Lily, 2004). Persyaratan yang perlu diperhatikan dalam fungsi pengadaan, yaitu : a.
Doematig, artinya sesuai tujuan atau rencana. Pengadaan harus sesuai kebutuhan yang sudah direncanakam sebelumnya.
b.
Rechtmatig, artinya sesuai hak atau kemampuan.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
28
c.
Wetmatig, artinya sistem atau cara pegadaannya harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Model pengadaan secara umum berdasarkan waktu adalah sebagai berikut:
a. Annual purchasing, yaitu pemesanan satu kali dalam satu tahun. b. Scheduled purchasing, yaitu pemesanan secara periodik dalam waktu tertentu misalnya mingguan, bulanan, dan sebagainya. c. Perpetual purchasing, yaitu pemesanan dilakukan setiap kali tingkat persediaan rendah. d. Kombinasi antara annual purchasing, scheduled purchasing, dan perpetual purchasing yaitu pengadaan dengan pemesanan yang bervariasi waktunya, seperti cara ini dapat diterapkan tergantung dari jenis obat yang dipesan. Misalnya obat impor yang mahal cukup dipesan sekali dalam setahun saja. Obat-obatan yang termasuk slow moving dapat dipesan secara periodik setiap tahun (scheduled purchasing), dan obat-obatan yang banyak diminati oleh pembeli maka pemesanan dilakukan secara perpetual purchasing. Setelah menentukan jenis pengadaan yang akan diterapkan berdasarkan frekuensi dan waktu pemesanan maka pengadaan atau pembelian barang di apotek dapat dilakukan dengan cara : a.
Pembelian kontan atau kredit Pembelian kontan adalah pihak apotek langsung membayar harga obat yang dibeli dari distributor, biasanya untuk apotek yang baru dibuka karena untuk melakukan pembayaran kredit apotek harus menunjukkan kemampuannya dalam menjual, sedangkan pembelian kredit adalah pembelian yang pembayarannya sampai jatuh tempo.
b.
Pembelian konsinyasi (kredit atau titipan obat) Pembelian konsinyasi adalah titipan barang dari pemilik kepada apotek, dimana apotek bertindak sebagai agen komisioner yang menerima komisi bila barang tersebut terjual. Bila barang tersebut tidak terjual sampai batas waktu kadaluarsa atau waktu yang telah disepakati maka barang tersebut dapat dikembalikan pada pemiliknya.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
29
2.13 Pengendalian Persediaan Apotek Aktivitas
pengendalian
persediaan
bertujuan
untuk
pengaturan
persediaan obat di apotek agar menjamin kelancaran pelayanan pasien di apotek secara efektif dan efisien. Unsur dari pengendalian persediaan ini mencakup penentuan cara pemesanan atau pengadaannya, menentukan jenis persediaan yang menjadi prioritas pengadaan, hingga jumlah persediaan yang optimal dan yang harus ada di apotek untuk menghindari kekosongan persediaan. Oleh karena itu, pengelolaan dan pengendalian persediaan obat di apotek berfungsi untuk memastikan pasien memperoleh obat yang diperlukan, mencegah risiko kualitas barang yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan, dan mendapatkan keuntungan dari pembelian dengan memilih distributor obat yang memberi harga obat bersaing, pengiriman cepat, dan kualitas obat yang baik. Salah satu cara untuk menentukan dan mengendalikan jenis persediaan yang seharusnya dipesan adalah dengan melihat pergerakan keluar masuknya obat dan mengidentifikasi jenis persediaan yang menjadi prioritas pemesanan. Metode pengendalian persediaan dengan menyusun prioritas tersebut dapat dibuat dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut (Quick, 1997): a.
Analisis VEN (Vital, Esensial, Non-esensial) Pengendalian obat dengan memperhatikan kepentingan dan vitalitas obat yang harus selalu tersedia untuk melayani permintaan untuk pengobatan. Vital dalam analisis VEN maksudnya adalah obat untuk penyelamatan hidup manusia atau untuk pengobatan karena penyakit yang mengakibatkan kematian. Pengadaan obat golongan ini diprioritaskan. Contohnya adalah obat-obat hipertensi dan diabetes. Obat esensial adalah obat yang banyak diminta untuk digunakan dalam tindakan atau pengobatan penyakit terbanyak, yang resepnya sering datang ke apotek. Dengan kata lain, obat-obat golongan ini adalah obat yang fast moving. Obat non-esensial adalah obat pelengkap yang tidak banyak diminta dan tidak esensial.
b.
Analisis Pareto (ABC) Analisis pareto disusun berdasarkan penggolongan persediaan yang mempunyai nilai harga yang paling tinggi. Pareto membagi persediaan berdasarkan atas nilai rupiah sehingga untuk mengendalikan persediaan
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
30
barang difokuskan pada item persediaan yang bernilai tinggi daripada yang bernilai rendah. Analisis ABC Merupakan metode pembuatan grup atau penggolongan berdasarkan peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan dibagi menjadi 3 kelompok besar yang disebut kelompok A, B dan C. Kelompok A adalah inventory dengan jumlah sekitar 20% dari item tapi mempunyai nilai investasi sekitar 80% dari total nilai inventory. Kelompok B adalah inventory dengan jumlah sekitar 30% dari item tapi mempunyai nilai investasi sekitar 15% dari total nilai inventory. Sedangkan kelompok C adalah inventory dengan jumlah sekitar 50% dari item tapi mempunyai nilai investasi sekitar 5% dari total nilai inventory. Besarnya persentase ini adalah kisaran yang bisa berubah-ubahdan berbeda antara perusahaan satu dengan yang lainnya (Widiyanti, 2005).
c.
Analisis VEN-ABC Mengkategorikan item berdasarkan volume dan nilai penggunaannya selama periode
waktu
tertentu,
biasanya
1
tahun.
Analisis
VEN-ABC
menggabungkan analisis pareto dan VEN dalam suatu matriks sehingga analisis menjadi lebih tajam. Matriks dapat dibuat sebagai berikut :
V
E
N
A
VA EA NA
B
VB EB NB
C
VC EC NC
Gambar 2.3 Matriks VEN – ABC Matriks di atas dapat dijadikan dasar dalam menetapkan prioritas untuk menyesuaikan anggaran atau perhatian dalam pengelolaan persediaan. Semua obat vital dan esensial dalam kelompok A, B, dan C hendaknya disediakan, tetapi kuantitasnya disesuaikan dengan kebutuhan konsumen apotek. Untuk obat nonesensial dalam kelompok A tidak diprioritaskan, sedangkan kelompok B dan C pengadaannya disesuaikan dengan kebutuhan.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
31
2.14 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Pharmaceutical care (PC) seringkali diartikan sebagai Asuhan Kefarmasian atau Pelayanan Kefarmasian. Pharmaceutical care adalah tanggung jawab farmakoterapi dari seorang Apoteker untuk mencapai dampak tertentu dalam meningkatkan kualitas hidup pasien. PC diimplementasikan dengan Good Pharmacy Practice (Cara Praktek di Apotek yang Baik). Dengan demikian Good Pharmacy Practice merupakan suatu pedoman yang digunakan untuk menjamin bahwa layanan yang diberikan Apoteker kepada setiap pasien telah memenuhi kualitas yang tepat. Pedoman tersebut perlu disusun secara nasional dengan inisiatif dari organisasi profesi Apoteker dan pemerintah. Dengan adanya pedoman tersebut diharapkan bahwa masyarakat dapat menggunakan obat-obatan dan produk serta jasa kesehatan dengan lebih tepat sehingga tercapai tujuan terapi yang diinginkan. Pelaksanaan Good Pharmacy Practice di farmasi komunitas adalah sebagai berikut : a.
Melakukan serah terima obat kepada pasien atas resep dokter dengan beberapa kriteria.
b.
Melakukan pemilihan obat pada pasien dalam upaya pengobatan diri sendiri (swamedikasi).
c.
Memonitor kembali penggunaan obat oleh pasien akan tujuan yang optimal melalui telepon atau kunjungan residensial.
d.
Melakukan ceramah tentang kesehatan dan obat, memberdayakan masyarakat tentang penggunaan obat yang baik dan upaya dalam pencegahan penyakit di masyarakat. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004, standar pelayanan kefarmasian di apotek meliputi peayanan resep, promosi dan edukasi, serta pelayanan residensial (home care). a.
Pelayanan Resep 1) Skrining resep Apoteker
melakukan
skrining
resep
yang
meliputi
persyaratan
administratif, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis. Skrining terhadap persyaratan administratif meliputi nama, SIP dan alamat dokter;
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
32
tanggal penulisan resep; tanda tangan/paraf dokter penulis resep; nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien; nama obat, potensi, dosis dan jumlah yang minta; cara pemakaian yang jelas; dan informasi lainnya. Skrining kesesuaian farmasetik meliputi bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian. Skrining pertimbangan klinis meliputi adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan. 2) Penyiapan obat Penyiapan obat dimulai dengan peracikan. Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas, dan memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis, dan jumlah obat, serta penulisan etiket yang benar. Etiket harus jelas dan dapat dibaca. Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga terjaga kualitasnya. Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh Apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien dan tenaga kesehatan. Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas, dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas, serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi. Apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi, pengobatan, dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan salah sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya. Untuk penderita penyakit tertentu seperti kardiovaskuler, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya, Apoteker harus memberikan konseling secara berkelanjutan.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
33
Setelah penyerahan obat kepada pasien, Apoteker harus melaksanakan pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu seperti kardiovaskuler, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya. b.
Promosi dan Edukasi Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, Apoteker harus berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu diseminasi informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet atau brosur, poster, penyuluhan, dan lain-lainnya.
c.
Pelayanan Residensial (Home Care) Apoteker sebagai care giver diharapkan juga dapat melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia
dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk
aktivitas ini Apoteker harus membuat catatan berupa catatan pengobatan (medication record).
2.14.1
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) di bidang kefarmasian
merupakan rangkaian kegiatan interaksi positif antara Apoteker dengan pasien, keluarga pasien, atau dengan tenaga kesehatan. Tujuannya adalah untuk membangun hubungan dan kepercayaan dengan pasien, mendapatkan informasi dari pasien, memberikan instruksi pada pasien yang berkaitan dengan obat, serta untuk memberikan dukungan maupun semangat kepada pasien supaya penyakitnya cepat sembuh. Konseling dan informasi yang diberikan berupa informasi mengenai efek samping, dosis, cara penggunaan, interaksi obat, harga obat, dan lain-lain. Seorang Apoteker harus dapat menyarankan pengobatan yang rasional dan dapat memberikan alternatif pengobatan lain yang lebih aman dan efektif. Latar belakang perlunya KIE adalah sebagai berikut : a.
Ketidakpatuhan pasien Berbagai macam penyebab ketidakpatuhan antara lain status ekonomi pasien maupun adanya interaksi antara pasien dengan tenaga kesehatan yang kurang baik. Ketidakpatuhan ini dapat terjadi dalam bentuk resep tidak ditebus oleh
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
34
pasien, resep yang lama tidak ditebus kembali, atau dosis yang tidak efektif membuat pasien menggandakan dosis sendiri. b.
Penggunaan obat yang tidak rasional Hal ini dapat berupa obat tidak tepat indikasi, tidak tepat pasien, jenis obat, dosis, rute pemberian, waktu pemberian, durasi pemberian dan obat tidak terjangkau oleh pasien.
c.
Penggunaan obat yang tidak benar Hal ini lebih ditekankan pada teknik penggunaan obat oleh pasien. Terdapat beberapa bentuk sediaan obat yang memerlukan teknik khusus dalam penggunaannya agar lebih efektif, antara lain obat asma yang menggunakan inhaler, suppositoria, dan obat tetes. KIE dapat memberikan manfaat, baik bagi pasien, keluarga pasien,
tenaga kesehatan, maupun Apoteker. Beberapa manfaat tersebut, antara lain : a.
Bagi pasien, keluarga, atau tenaga kesehatan 1) Menurunkan kesalahan dalam menggunakan obat. 2) Menurunkan ketidakpatuhan. 3) Menurunkan efek samping obat. 4) Menurunkan biaya pengobatan. 5) Meningkatkan pemahaman tentang penyakit. 6) Meningkatkan penggunaan obat yang rasional.
b. Bagi Apoteker 1) Meningkatkan citra profesi. 2) Meningkatkan kepuasan kerja. 3) Menarik customer.
2.14.2
Pelayanan Informasi Obat (PIO) Peranan terhadap keberadaan Apoteker di apotek dalam pemberian
informasi obat kepada pasien, dokter, maupun tenaga medis lainnya sangat penting. Pelaksanaan PIO di apotek bertujuan untuk tercapainya penggunaan obat yang rasional, yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat regimen (dosis, cara, saat dan lama pemberian), tepat obat, dan waspada efek samping. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian, cara penyimpanan obat,
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
35
jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi. Dalam memberikan informasi obat, seorang Apoteker harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a.
Mandiri, berarti Apoteker bebas dari segala bentuk keterikatan dengan pihak lain sehingga menyebabkan informasi yang diberikan menjadi tidak objektif.
b.
Objektif.
c.
Seimbang, berarti Apoteker dalam memberikan informasi harus melihat dariberbagai sudut pandang yang mungkin berlawanan.
d.
Ilmiah,
berarti
Apoteker
dalam
menyampaikan
informasi
harus
berdasarkansumber data atau referensi yang dapat dipercaya. e.
Berorientasi pada pasien, berarti informasi yang disampaikan tidak hanya mencakup informasi produk, seperti ketersediaan, kesetaraan generik, melainkan juga mencakup informasi yang mempertimbangkan kondisi pasien.
2.14.3
Konseling Salah satu bentuk standar pelayanan kefarmasian yang dilakukan
Apoteker di apotek adalah pemberian konseling. Apoteker harus memberikan konseling mengenai sediaan farmasi, pengobatan, dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau pasien dapat terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan obat yang salah. Untuk penderita penyakit tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya, Apoteker harus memberikan konseling secara berkelanjutan.
2.14.4
Swamedikasi Swamedikasi adalah melakukan pengobatan mandiri tanpa melalui dokter
ketika sedang sakit. Umumnya, swamedikasi dilakukan untuk mengatasi gangguan kesehatan ringan mulai dari batuk pilek, demam, sakit kepala, maag, masalah pada kulit, hingga iritasi ringan pada mata. Konsep modern dari swamedikasi adalah upaya pencegahan terhadap penyakit, dengan mengonsumsi vitamin dan suplemen kesehatan atau suplemen makanan untuk meningkatkan
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
36
daya tahan tubuh. Beberapa hal yang menjadi faktor berkembangnya swamedikasi di masyarakat adalah : a.
Harga obat yang melambung tinggi dan biaya pelayanan kesehatan yang semakin mahal mendorong masyarakat berinisiatif untuk mengobati dirinya sendiri dengan obat-obatan yang tersedia di pasaran tanpa melalui konsultasi dengan dokter. Biasanya penggunaan obat yang dipilih adalah kategori obat OTC dan obat DOWA.
b.
Pergeseran pola pengobatan dari kuratif rehabilitatif menjadi preventif rehabilitatif. Penyebabnya adalah tingkat pengetahuan masyarakat yang semakin tinggi; penghasilan per individu yang meningkat; teknologi informasi semakin cepat, mudah, dan jelas; dan lain-lain. Untuk itu, upaya yang dilakukan adalah pencegahan terhadap kemungkinan terserang penyakit, sehingga obat-obatan yang dicari adalah obat-obat bebas dan suplemen makanan atau suplemen kesehatan. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan
swamedikasi, antara lain : a.
Membaca secara teliti informasi yang tertera pada kemasan atau brosur di dalam kemasan. Informasi yang diberikan meliputi komposisi zat aktif,indikasi, kontraindikasi, efek samping, interaksi obat, dosis, dan cara penggunaan.
b.
Memilih obat dengan jenis kandungan zat aktif sesuai keperluan, misalnya apabila gejala penyakit hanya batuk maka obat yang dipilih hanya mengatasi batuk saja, tidak perlu obat penurun demam.
c.
Penggunaan obat hanya jangka pendek (seminggu), jika gejala menetap atau memburuk maka segera konsultasikan ke dokter.
d.
Memperhatikan aturan pemakaian, bagaimana cara memakainya, berapa jumlahnya, berapa kali sehari, dipakai sebelum atau sesudah makan atau menjelang tidur, serta berapa lama pemakaiannya.
e.
Perlu diperhatikan masalah kontraindikasi (pada keadaan mana obat tidak boleh digunakan) dan bagaimana cara penyimpanan obat (obat disimpan dimana dan apakah sisa obat yang disimpan dapat digunakan lagi).
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS APOTEK ATRIKA
3.1 Sejarah dan Lokasi Apotek Atrika didirikan pada tanggal 21 Juli 2001 dengan nomor SIA 1387.01/KANWIL/SIA/01/0. Apotek ini merupakan apotek kerjasama dengan Pemilik Sarana Apotek (PSA) Atrika yaitu Bapak Winardi Hendrayanta. Sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA) Atrika adalah Bapak Dr. Harmita, Apt. Apotek Atrika terletak di Jalan Kartini Raya No. 34 Jakarta Pusat yang merupakan kawasan pemukiman penduduk. Apotek Atrika terletak di tepi jalan yang mudah dijangkau oleh kendaraan dan dilalui oleh angkutan umum serta merupakan jalan dua arah dengan badan jalan yang tidak terlalu lebar. Di sekitar apotek terdapat banyak praktek dokter umum, dokter spesialis, dan dokter hewan. Peta lokasi Apotek Atrika dapat dilihat pada Lampiran 1. Apotek Atrika buka dari hari Senin hingga Sabtu, mulai pukul 08.00 sampai 22.00 WIB, kecuali untuk hari Sabtu hanya sampai pukul 17.00 WIB, sedangkan hari Minggu dan hari libur nasional tutup.
3.2 Tata Ruang Bagian depan Apotek Atrika memiliki halaman yang dapat digunakan sebagai tempat parkir. Bangunan Apotek Atrika terbagi menjadi dua bagian, yaitu ruang depan dan ruang dalam. Ruang depan terdiri dari ruang tunggu, kasir, tempat penerimaan resep sekaligus tempat penyerahan obat, dan etalase untuk obat OTC. Ruang dalam terdiri atas ruang racik yang dikelilingi lemari untuk obat ethical, kamar mandi, dan tempat pencucian atau wastafel. Gambar tata ruang dan denah ruang Apotek Atrika dapat dilihat pada Lampiran 3. Penyusunan obat di Apotek Atrika dilakukan berdasarkan farmakologi obat dan jenis sediaannya yang kemudian disusun berdasarkan abjad. Penggolongan obat secara farmakologi yang terdapat di Apotek Atrika, diantaranya
antibiotika,
antimikroba,
antivirus,
vitamin,
saluran
kemih,
antithyroid, antimigrain, analgesik/ antiinflamasi, gastrointestinal dan saluran pencernaan, saluran pernafasan, antihistamin, kortikosteroid, kontrasepsi /hormon,
37 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
38
antipsikosis, cardiovascular dan golongan lain. Sediaan yang terdapat di Apotek Atrika dibagi menjadi tiga, yaitu sediaan oral padat (tablet, kapsul), sediaan oral cair (sirup, suspensi), dan sediaan topikal (salep, krim, suppositoria, obat tetes mata, obat tetes telinga, dan sebagainya). Selain itu, juga terdapat lemari terpisah untuk menyimpan obat fast moving, obat generik berlogo, obat golongan narkotika, psikotropika, dan obat yang telah mendekati waktu kadaluwarsa.
3.3 Struktur Organisasi Pembentukan struktur organisasi dan pembagian tugas serta wewenang tiap jabatan dilakukan oleh APA. Seorang APA harus dapat memprediksi dan membentuk struktur organisasi apotek, disertai dengan uraian fungsi dan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya. APA harus mengetahui kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan tipe orang yang bagaimana yang dapat melaksanakan fungsi kegiatan tersebut sehingga apotek dapat beroperasional sesuai rencana. Apotek Atrika mempunyai beberapa orang karyawan dengan rincian sebagai berikut: a.
b.
Tenaga teknis farmasi, yaitu : Pemilik Sarana Apotek
: 1 orang
Apoteker Pengelola Apotek
: 1 orang
Apoteker Pendamping
: 1 orang
Asisten Apoteker
: 2 orang
Juru resep
: 1 orang
Tenaga non teknis farmasi, yaitu: Tenaga keuangan dan kasir
: 2 orang
Kurir
: 1 orang
Gambar struktur organisasi Apotek Atrika dapat dilihat pada Lampiran 6.
3.4 Tugas dan Fungsi Jabatan 3.4.1 Apoteker Pengelola Apotek (APA) Tugas dan tanggung jawab APA adalah sebagai berikut :
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
39
a.
Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang sesuai dengan fungsinya (apotek sebagai tempat pengabdian profesi) dan memenuhi segala kebutuhan perundang-undangan di bidang perapotekan yang berlaku.
b.
Memimpin seluruh kegiatan manajerial apotek termasuk mengkoordinasikan dan mengawasi dinas kerja karyawan lainnya antara lain mengatur daftar giliran kerja, menetapkan pembagian beban kerja, dan tanggung jawab masing-masing karyawan.
c.
Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk meningkatkan omset
penjualan
dan
mengembangkan hasil
usaha
apotek dengan
mempertimbangkan masukan dari karyawan lainnya untuk perbaikan pelayanan dan kemajuan apotek. d.
Melayani permintaan obat bebas dan resep dokter, mulai dari penerimaan resep, menyiapkan obat, meracik, menulis etiket, mengemas, sampai dengan menyerahkan obat.
e.
Memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien untuk mendukung penggunaan obat yang rasional. Dalam hal ini Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini.
f.
Melaksanakan pelayanan swamedikasi.
g.
Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nomor resep, nama pasien kemudian menyerahkan obat kepada pasien dan memberikan informasi tentang penggunaan obat tersebut serta informasi tambahan lain yang diperlukan.
h.
Membuat salinan resep dan kuintasi bila dibutuhkan.
i.
Mengatur dan mengawasi pengamanan hasil penjualan tunai harian.
j.
Bertanggung jawab atas pengadaan obat, terutama obat-obat golongan narkotika dan psikotropika.
3.4.2 Apoteker Pendamping Tugas dan tanggung jawab Apoteker Pendamping adalah sebagai berikut :
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
40
a.
Melaksanakan tugas dan tanggung jawab APA ketika APA sedang tidak berada di tempat.
b.
Menjamin penyampaian informasi obat kepada pasien.
c.
Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nama pasien, dan cara pakainya.
d.
Mencatat dan menghitung bon penjualan kredit untuk resep-resep kredit.
e.
Bertanggung jawab atas pengadaan obat.
3.4.3 Asisten Apoteker Tugas dan fungsi Asisten Apoteker adalah sebagai berikut : a.
Melakukan pendataan kebutuhan barang.
b.
Mengatur, mengontrol, dan menyusun obat pada tempat penyimpanan obat di ruang peracikan.
c.
Melayani permintaan obat bebas dan resep dokter, mulai dari penerimaan resep, menyiapkan obat, meracik, menulis etiket, mengemas, sampai dengan menyerahkankan obat.
d.
Memberi harga untuk resep-resep yang masuk dan memeriksa kelengkapan resep.
e.
Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nomor resep, nama pasien kemudian menyerahkan obat kepada pasien dan memberikan informasi tentang penggunaan obat tersebut serta informasi tambahan lain yang diperlukan.
f.
Mencatat keluar masuk barang.
g.
Melakukan pengecekan terhadap obat-obat yang mempunyai kadaluarsa.
h.
Menyusun daftar masuknya barang dan menandatangani faktur obat yang masuk setiap harinya.
i.
Mencatat penerimaan uang setelah dihitung terlebih dahulu, begitu juga dengan pengeluaran yang harus dilengkapi dengan kuitansi, nota dan tanda setoran yang sudah diparaf APA atau karyawan yang ditunjuk.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
41
3.4.4 Juru Resep Tenaga yang membantu Asisten Apoteker dalam meracik obat di apotek adalah juru resep. Tugas dan kewajiban juru resep adalah : a.
Membantu tugas Apoteker dan Asisten Apoteker dalam penyediaan atau pembuatan obat jadi maupun obat racikan.
b.
Menyiapkan dan membersihkan alat-alat peracikan serta melaporkan hasil sediaan yang sudah jadi kepada Asisten Apoteker.
c.
Membuat obat-obat racikan standar di bawah pengawasan Asisten Apoteker.
d.
Menjaga kebersihan apotek.
3.4.5 Kasir Tugas dan tanggung jawab kasir adalah sebagai berikut : a.
Menerima pembayaran tunai maupun dengan kartu kredit.
b.
Menerima barang masuk.
c.
Memberi harga untuk resep-resep yang masuk.
d.
Melayani penjualan obat bebas dan bebas terbatas.
e.
Mencatat, menghitung, dan menyimpan uang hasil penjualan.
f.
Menyetor uang hasil penjualan ke bagian keuangan.
g.
Bertanggung jawab terhadap kesesuaian uang yang masuk dengan penjualan.
3.4.6 Keuangan Tugas dan kewajiban bagian keuangan adalah sebagai berikut: a.
Bertanggung jawab terhadap kondisi aliran kas yang terjadi.
b.
Menerima uang yang disetor oleh kurir dan penjualan obat tunai, baik obat bebas dan bebas terbatas maupun penjualan obat dengan resep.
c.
Mengeluarkan
uang
yang diperlukan
untuk
melaksanakan
kegiatan
operasional apotek, seperti listrik dan telepon. d.
Menyimpan bukti pembayaran dan pembelian barang, serta bukti pertukaran faktur dengan PBF.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
42
3.4.7 Pesuruh Tugas dan tanggung jawab pesuruh adalah sebagai berikut : a.
Menjaga kebersihan apotek.
b.
Menjamin kerapian apotek.
c.
Membantu petugas apotek lain yang memerlukan bantuan non-teknis kefarmasian.
3.4.8 Kurir Tugas dari seorang kurir adalah sebagai berikut : a.
Mengantar obat dan sediaan farmasi untuk pelayanan pesan antar.
b.
Menjamin obat yang tepat sampai kepada pasien yang tepat.
c.
Menerima uang hasil pembayaran obat.
3.5 Kegiatan di Apotek Atrika Tenaga kerja Apotek Atrika bekerja secara bergantian berdasarkan jam kerja yang telah dibagi menjadi dua shift, yaitu shift I pukul 08.00-16.00 dan shift II pukul 16.00-22.00. Apotek Atrika buka hari Senin sampai Jumat mulai pukul 08.00-22.00 WIB, hari Sabtu pukul 08.00-16.00, sedangkan hari Minggu dan hari libur nasional tutup. Kegiatan yang dilakukan di Apotek Atrika dikelompokkan menjadi dua bidang, yaitu kegiatan di bidang teknis kefarmasian dan kegiatan non-teknis kefarmasian.
3.5.1 Kegiatan Teknis Kefarmasian 3.5.1.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi a.
Pengadaan Barang APA merupakan orang yang bertanggung jawab dalam pengadaan perbekalan farmasi, tetapi untuk menjaga kelancaran dan ketepatan persediaan barang, Asisten Apoteker dapat melakukan pengadaan barang untuk keperluan mendesak yang dilakukan pada pagi hari dengan surat pesanan sementara yang diparaf oleh Asisten Apoteker. Pengadaan barang di Apotek Atrika, baik jenis maupun jumlah barang disesuaikan dengan kondisi keuangan dan kategori arus barang fast moving atau slow moving. Pengadaan juga
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
43
didasarkan pada obat-obat yang banyak diresepkan oleh dokter yang praktek di sekitar apotek. Pengadaan barang bisa dilakukan dengan cara konsinyasi, COD (cash on delivery),atau kredit. Konsinyasi adalah penitipan barang dari distributor kepada apotek, di mana apotek bertindak sebagai agen komisioner yang menerima komisi bila barang terjual, bila tidak terjual barang tersebut dapat dikembalikan. Biasanya konsinyasi dilakukan untuk obat-obat baru yang belum dijual di apotek, di mana sedang dalam masa promosi, sementara pembayaran dilakukan hanya terhadap barang yang telah terjual. COD adalah pembelian barang di mana pembayaran dilakukan secara langsung pada saat barang datang, sedangkan pembayaran yang dilakukan secara kredit dilakukan setelah jatuh tempo. b.
Pemesanan Barang Berdasarkan buku defekta, pemesanan dilakukan kepada PBF dan menggunakan surat pesanan langsung kepada salesman atau melalui telepon.
c.
Penerimaan Barang Asisten Apoteker memeriksa barang yang diterima berdasarkan surat pesanan dan faktur, baik kuantitas maupun kualitas (tanggal kadaluarsa, keadaan fisik barang, kode produksi/bets dan lain-lain). Apabila barang yang diterima sesuai
dengan
surat
pesanan,
maka
petugas
selanjutnya
menandatangani,memberi stempel apotek pada faktur dan memberi nomor faktur untuk kemudian dicatat di buku penerimaan barang yang berisi tanggal penerimaan, nomor urut faktur dan nama PBF. Selanjutnya, faktur asli diserahkan kembali ke PBF dan salinan faktur disimpan di apotek sebanyak dua lembar. Penerimaan dicatat dalam buku pemasukan barang dalam yang berisi tanggal penerimaan, nama obat dan jumlah barang yang diterima (satuan terkecil) dan tanggal kadaluarsa. Kemudian dilakukan pencatatan faktur ke buku faktur yang berisi tanggal faktur, nama PBF, jumlah barang (satuan terbesar), nama obat, tanggal kadaluwarsa, harga satuan, potongan harga dan PPN. Jumlah barang yang diterima kemudian ditambahkan ke dalam kartu stok besar (kartu gudang) dan kartu stok kecil. Bila terjadi perubahan harga barang maka perubahan harga dicatat di buku perubahan harga kemudian juga di buku daftar harga barang dan komputer kasir.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
44
Gambar kartu stok besar dan kecil dapat dilihat pada Lampiran 13a hingga 13b. d.
Penyimpanan Barang Apotek Atrika melakukan penyimpanan barang berdasarkan bentuk sediaan obat dan menurut abjad, baik untuk obat ethical, maupun untuk obat OTC. Obat disusun berdasarkan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out), di mana obat yang memiliki tanggal kadaluarsa terlebih dahulu diletakkan di bagian yang paling depan dan/atau paling atas, agar keluar terlebih dahulu. Selain itu, terdapat juga lemari khusus untuk menyimpan barang-barang yang mendekati waktu kadaluarsa. Penyimpanan narkotika dilakukan di lemari khusus yang menempel di dinding dan kunci lemari tersebut disimpan oleh Apoteker Pendamping.
e.
Pengeluaran Barang Apotek Atrika melakukan pengeluaran barang dengan sistem FEFO (First Expired First Out), yaitu barang yang memiliki batas kadaluarsa lebih awal dikeluarkan terlebih dahulu. Barang yang keluar dari penjualan bebas dicatat pada buku penjualan barang bebas (OTC), sedangkan barang yang keluar dari penjualan resep dicatat pada buku resep.
f.
Pemeriksaan dan Pencatatan Stok Barang Kegiatan ini dilakukan setiap hari berdasarkan buku penjualan dan buku resep. Jumlah barang yang ada dicocokkan dengan jumlah yang tertera pada kartu stok kecil. Barang yang habis dicatat pada buku defekta untuk dilakukan pemesanan.
g.
Pembuatan Sediaan Standar (Anmaak) Obat-obat yang dibuat oleh apotek berdasarkan resep-resep standar dalam buku resmi untuk dijual bebas ataupun berdasarkan resep dokter disebut dengan sediaan standar. Beberapa sediaan standar yang dibuat di Apotek Atrika adalah minyak kayu putih, minyak telon, lisol, obat batuk putih, obat batuk hitam, obat biang keringat, rivanol, salicyl spiritus, dan bedak salisilat. Sediaan standar ini ditempatkan di rak obat bebas dan disusun berdasarkan abjad.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
45
3.5.1.2 Pengelolaan Narkotika a.
Pengadaan Narkotika Kegiatan ini telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penerimaan narkotika dilakukan oleh Apoteker Pendamping atau Asisten Apoteker yang memiliki SIK dan bukti penerimaannya diterima dan disimpan oleh Apoteker Pengelola Apotek. Gambar Surat Pesanan (SP) Narkotika dapat dilihat pada Lampiran 9a.
b.
Penyimpanan Narkotika Narkotika disimpan di dalam lemari khusus yang menempel di dinding dan kuncinya dipegang oleh Apoteker Pendamping.
c.
Pelayanan Narkotika Pelayanan resep yang mengandung narkotika telah dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku. Setiap pengeluaran narkotika harus dicatat di kartu stok dan diperiksa kesesuaian jumlahnya. Narkotika pada resep digaris bawah merah, dan resepnya disimpan terpisah dari resep lain.
d.
Pelaporan Narkotika Laporan penggunaan narkotika dibuat setiap bulan dan dikirim ke Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulannya dengan tembusan kepada Balai Besar POM DKI Jakarta dan untuk arsip. Gambar Laporan Penggunaan Narkotika dapat dilihat pada Lampiran 9b.
3.5.1.3 Pengelolaan Psikotropika a.
Pengadaan Psikotropika Pemesanan psikotropika dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Gambar Surat Pesanan (SP) Psikotropika dapat dilihat pada Lampiran 10.
b.
Penyimpanan Psikotropika Di Apotek Atrika, psikotropika disimpan dalam lemari khusus dan kunci lemari dipegang oleh Apoteker Pendamping.
c.
Pelayanan Psikotropika Pelayanan resep prikotropika diserahkan atas dasar resep dokter dan salinan resep. Resep yang mengandung psikotropika disimpan terpisah dari resep lain.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
46
d.
Pelaporan Psikotropika Laporan penggunaan psikotropika dibuat setiap bulan dan dikirimkan ke Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat paling lambat setiap tanggal 10 setiap bulannya dengan tembusan kepada balai Besar POM DKI Jakarta dan untuk arsip. Gambar Laporan Penggunaan Psikotropika dapat dilihat pada Lampiran 11.
3.5.1.4 Pelayanan Apotek a.
Pelayanan Obat dengan Resep Proses pelayanan obat dengan resep di Apotek Atrika dilakukan sesuai dengan prinsip HTKP (Harga, Timbang, Kemas, Penyerahan). Asisten Apoteker menerima resep dari pasien, kemudian dilakukan skrining resep dan diberi harga pada huruf H dari HTKP berdasarkan harga yang terdapat pada komputer kasir. Setelah itu, pada huruf H tersebut diberi paraf. Apabila resep berasal dari dokter untuk dipakai sendiri atau pada keadaan tertentu lainnya, harga yang telah dihitung kemudian dikurangi diskon sejumlah yang ditentukan. Pasien membayar harga obat yang disetujui di kasir dan kasir mencatat alamat dan nomor telepon pasien. Resep kemudian dibawa ke bagian peracikan untuk dikerjakan oleh Asisten Apoteker dan juru resep. Setelah semua bahan dalam resep ditimbang, maka huruf T pada HTKP diberi paraf. Resep yang telah selesai dikerjakan dan diberi etiket diperiksa oleh Apoteker atau Asisten Apoteker, kemudian huruf K dari HTKP diberi paraf. Resep yang telah diperiksa kemudian diserahkan kepada pasien. Apoteker atau Asisten Apoteker yang menyerahkan obat menyampaikan informasi yang berkaitan dengan obat tersebut memberikan paraf pada huruf P pada HTKP. Resep yang telah selesai dikumpulkan berdasarkan nomor urut resep per hari dan dicatat dalam buku resep. Pelayanan resep secara tunai sama dengan pelayanan resep secara kredit, tetapi untuk pelayanan resep secara kredit, kuitansi pembayarannya tidak diserahkan ke pasien tetapi disimpan untuk dilakukan penagihan pada awal bulan berikutnya. Alur pelayanan resep, Gambar label HTKP dan Etiket Apotek Atrika dapat dilihat pada Lampiran 7.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
47
b.
Pelayanan Obat Tanpa Resep Apotek Atrika melakukan penjualan obat tanpa menggunakan resep dokter (obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat wajib apotek) dan penjualan sediaan lain di luar obat-obatan. Pembayarannya dilakukan di kasir secara tunai kemudian barang dan struk pembayaran diserahkan kepada pembeli.
3.5.2 Kegiatan Non-Teknis Kefarmasian 3.5.2.1 Kegiatan Administrasi a.
Administrasi Personalia Apotek Atrika melakukan administrasi personalia yang berkaitan dengan semua hal mengenai urusan pegawai yang meliputi absensi, gaji, hak cuti, dan fasilitas lain yang berhubungan dengan pegawai.
b.
Administrasi Umum Apotek Atrika melakukan administrasi umum yang meliputi laporan penggunaan bahan baku dan sediaan jadi narkotika, laporan penggunaan psikotropika dan segala hal yang berhubungan dengan urusan administrasi.
c.
Administrasi Penjualan Apotek Atrika melakukan kegiatan administrasi penjualan dengan melakukan pencatatan terhadap semua penjualan resep dan penjualan bebas secara tunai. Pengaturan juga dilakukan terhadap harga jual yang dimasukkan ke dalam buku daftar harga jual yang dijadikan sebagai acuan. Apabila terdapat perubahan harga, maka harga yang tertera pada buku harga jual akan diubah.
d.
Administrasi Pembelian Apotek
Atrika
melakukan
kegiatan
administrasi
pembelian
dengan
melakukan pencatatan terhadap semua pembelian di buku pembelian dan pengumpulan faktur-faktur berdasarkan debitur. Tanggal tukar faktur yang ditentukan oleh Apotek Atrika adalah setiap tanggal 5 dan 15, sedangkan tanggal pembayaran akan ditentukan pada tanggal tukar faktur. e.
Administrasi Pajak Apotek Atrika melakukan administrasi pajak dengan melakukan pencatatan dan pengumpulan faktur pajak serta menghitung jumlah pajak yang harus
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
48
dibayarkan oleh apotek. Kegiatan administrasi pajak juga menangani pajak lain yang harus dibayarkan oleh apotek, seperti pajak reklame. f.
Administrasi Pergudangan Apotek Atrika melakukan administrasi pergudangan dengan melakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran obat menggunakan kartu stok yang tersedia untuk setiap obat sehingga dapat diketahui sisa persediaan.
g.
Administrasi Piutang Pengumpulan kuitansi piutang dilakukan terhadap penjualan kredit kepada suatu badan sosial dan melakukan pencatatan apabila telah dilunasi.
3.5.2.2 Sistem Administrasi Apotek Atrika memiliki sistem administrasi yang dikelola dengan baik, dimulai dari perencanaan, pengadaan, pengelolaan, dan pelaporan barang yang masuk dan keluar, pengelolaan ini dilakukan oleh Apoteker dan Asisten Apoteker yang dibantu oleh karyawan administrasi. Kelengkapan administrasi di Apotek Atrika meliputi : a. Buku Defekta Buku ini digunakan untuk mencatat daftar nama obat atau sediaan yang telah habis atau hampir habis sehingga harus segera dipesan agar dapat memenuhi kebutuhan di apotek. Dengan adanya buku ini, proses pemesanan menjadi lebih cepat sehingga tersedianya barang di apotek dapat terkontrol dan terjamin dengan baik. b. Surat Pesanan (SP) Surat ini digunakan untuk melakukan pemesanan barang ke PBF. Terdiri dari 2 lembar, di mana 1 lembar pertama untuk diberikan kepada PBF dan lembar terakhir untuk keperluan arsip di apotek. Dalam surat pesanan terdapat tanggal pemesanan, nama PBF yang ditunjuk, nomor dan nama barang, jumlah pesanan, tanda tangan pemesanan, dan stempel apotek. Gambar surat pesanan (SP) Apotek Atrika dapat dilihat pada Lampiran 8b. c. Buku Faktur Berfungsi sebagai buku penerimaan barang, dalam buku ini tercantum tanggal, nomor urut faktur, nama PBF, nomor faktur, jumlah barang, nama
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
49
barang, tanggal kadaluarsa, harga satuan, diskon, harga setelah potongan, dan jumlah harga seluruh barang. Buku penerimaan barang depan dan barang dalam dipisahkan. d. Buku Perubahan Harga Buku ini berfungsi untuk mencatat perubahan harga barang. Jika ada perubahan harga barang, maka harga terkini barang tersebut dicatat di buku perubahan harga, kemudian dilakukan perubahan harga barang pada buku daftar harga, komputer kasir, dan juga dilakukan pemberitahuan pada Apotek Atrika cabang. e. Buku Daftar Harga Buku ini berfungsi untuk mencatat harga barang untuk penjualan bebas dan untuk penjualan resep. Pada buku ini tercantum nama obat dengan merek dagang, generik, maupun bahan baku. Penyusunan nama obat berdasarkan abjad dan dipisahkan antara obat dengan nama dagang dan generik. f. Kartu Stok Besar Kartu ini berfungsi untuk mencatat barang-barang yang masuk atau baru dibeli. Kartu stok besar memuat tanggal penerimaan barang, jumlah barang, nama PBF, nomor faktur, harga satuan, diskon, nomor batch, dan tanggal kadaluarsa. g. Kartu Stok Kecil Kartu ini berfungsi untuk mencatat jumlah barang yang keluar dan masuk serta sisa stok barang di lemari. Kartu stok kecil memuat tanggal keluar/masuk barang, keterangan (nomor resep/penjualan untuk pengeluaran barang, tanggal kadaluarsa untuk pemasukan barang), jumlah yang masuk, jumlah yang keluar, dan sisa stok barang pada lemari. h.
Buku Pemasukan Barang Dalam Buku ini berfungsi untuk mencatat pemasukan obat-obat ethical. Di dalam buku ini tercantum nama barang, jumlah barang dalam satuan terkecil, dan tanggal kadaluarsa.
i.
Buku Pemasukan Barang Luar Buku ini berfungsi untuk mencatat pemasukan obat-obat OTC.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
50
j.
Buku Resep Buku ini berfungsi untuk mencatat pengeluaran obat berdasarkan resep. Buku ini memuat tanggal dibuatnya resep, nomor resep, nama obat, jumlah obat serta bentuk dan jumlah sediaan yang dibuat.
k.
Buku Penjualan Obat Bebas Buku ini berfungsi untuk mencatat pengeluaran obat-obat bebas yang memuat tanggal penjualan, nama obat, jumlah, dan harga obat.
l.
Buku Pembelian dan Penggunaan Narkotika dan Psikotropika Buku ini bertujuan untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran golongan narkotika dan psikotropika, yang mencantumkan nama obat, bulan, persediaan awal, penambahan jumlah yang meliputi tanggal pembelian, jumlah, nama PBF, pengurangan, dan sisa serta keterangan lain jika ada.
m. Buku Pengiriman Barang ke Cabang Buku ini berfungsi untuk mencatat barang-barang yang dikirimkan ke Apotek Atrika cabang. Terdapat buku berbeda untuk setiap cabang. Buku ini memuat nama barang, jumlah barang, dan tanggal kadaluarsa. Gambar Buku Pengiriman Barang ke Cabang Atrika dapat dilihat pada Lampiran 14.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
BAB 4 PEMBAHASAN
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini dimulai pada tanggal 19 Juni 2013 hingga tanggal 26 Juli 2013. PKPA berlangsung selama 28 hari kerja yaitu Senin hingga Jum’at. Setiap harinya peserta PKPA dibagi menjadi 3 shift yaitu shift pagi, siang, dan malam dengan jam kerja selama 5 jam. Shift pagi dimulai pada pukul 09.00-14.00 WIB sedangkan shift siang dimulai pada pukul 13.0018.00 WIB dan shift malam dimulai pada pukul 17.00-21.00 WIB. Hari pertama PKPA di apotek, peserta PKPA melakukan perkenalan dan adaptasi dengan personalia apotek dan terhadap sistem dan kultur kerja di apotek sehingga memudahkan komunikasi antara peserta dan personalia apotek serta membantu kelancaran pelayanan di apotek. Personalia yang terdapat di apotek yaitu Apoteker Pengelola Apotek (APA), Apoteker Pendamping, Asisten Apoteker (AA), Kasir, Juru Racik, dan kurir. Selain itu peserta juga mempelajari denah dan tata letak obat di apotek untuk memudahkan saat pelayanan obat/resep. Prinsip yang diterapkan adalah Hargai, Timbang, Kemas dan Penyerahan (HTKP) dimana setiap tahap dilakukan oleh orang yang berbada sehingga pelayanan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Apotek Atrika terletak pada lokasi yang cukup strategis, yaitu dekat dengan pemukiman dan perumahan penduduk yang cukup padat, serta dekat dengan beberapa praktek dokter, mulai dari dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis (spesialis kulit, spesialis kulit dan kelamin), hingga dokter hewan. Apotek ini juga terletak di jalan dua arah yang cukup ramai dilalui kendaraan termasuk kendaraan umum, sehingga mudah untuk dicapai. Berdasarkan bangunan, Apotek Atrika memiliki ukuran bangunan 7 x 7,2 m2 yang terbagi menjadi dua ruangan. Ruang depan apotek digunakan sebagai counter untuk penerimaan resep, penyerahan obat, kasir, dan ruang tunggu. Selain itu, terdapat lemari/rak kaca untuk menyimpan produk OTC sehingga dapat menarik calon pembeli untuk membeli. Ruang tunggu juga selalu terjaga kebersihannya dan dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC) untuk menambah kenyamanan pelanggan. Pada bagian depan Apotek Atrika terdapat papan nama penunjuk
51 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
52
keberadaan apotek yang cukup jelas dan halaman parkir yang dapat digunakan sebagai tempat parkir sebuah mobil dan beberapa sepeda motor. Keberadaan Apotek Atrika cukup mudah dilihat dengan adanya papan nama apotek berwarna kuning dengan tulisan “Apotik” berwarna merah. Ruang bagian dalam digunakan sebagai ruang racik dan ruang kerja dengan luas yang cukup untuk pekerjaan meracik. Peralatan apotek, seperti timbangan, mortir dan alu, gelas ukur, dan buku-buku referensi tertata dengan rapi pada tempatnya. Desain ruang racik Apotek Atrika yang menempatkan meja racik pada bagian tengah di antara lemari obat akan mempermudah pekerjaan peracikan obat. Meja kerja diletakkan di sudut ruangan agar tidak mengganggu pekerjaan meracik obat. Pada ruang racik juga terdapat toilet yang disediakan untuk karyawan dan wastafel untuk mencuci peralatan racik. Apotek Atrika tidak memiliki gudang penyimpanan obat karena lokasi apotek yang dekat dengan beberapa PBF sehingga obat yang diterima langsung diletakkan pada lemari obat dan disediakan dalam jumlah yang disesuaikan dengan arus barang. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi dengan menghemat biaya pemeliharaan stok dan perawatan gudang dan juga mengurangi risiko kerugian akibat barang yang kadaluarsa maupun yang tidak terjual. Salah satu kegiatan rutinitasdi apotek yaitu pengadaan obat-obatan dan barang di apotek yang dilakukan sesuai kebutuhan apotek dengan cara mencatat obat-obatan yang telah mencapai level stock minimum ke dalam buku defecta yang kemudian dilakukan pemesanan kepada PBF yang menyediakan produk tersebut dengan menyerahkan surat pesanan. Proses pengadaan barang di Apotek Atrika dilakukan melalui pembelian secara kredit dengan memperhatikan arus barang (fast moving atau slow moving) dan arus uang. Pemesanan obat dilakukan setiap hari, baik melalui telepon maupun melalui medical representative yang datang ke apotek. Barang pesanan selalu diantar dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 hari (24 jam), sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dengan pihak PBF. Sedangkan obat-obat golongan narkotika dan psikotropika dilakukan dengan prosedur berbeda. Pemesanan obat-obat golongan narkotika dan psikotropika dilakukan dengan menggunakan surat pesanan khusus, diisi dan ditandatangani oleh APA. Surat Pesanan (SP) untuk narkotika ditujukan kepada PT. Kimia Farma
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
53
sebagai distributor tunggal narkotika di Indonesia, dan pembayaran atas pesanan narkotik dilakukan secara COD (Cash On Delivery). Sementara untuk obat-obat psikotropika dapat melalui PBF lain yang menyediakan obat tersebut. Surat pesanan untuk narkotika terdiri dari 4 rangkap, yaitu untuk diberikan ke PBF (PT. Kimia Farma), Balai POM, pabrik obat (PT. Kimia Farma) dan arsip. Dalam satu surat pesanan hanya boleh digunakan untuk satu jenis narkotika dan dicantumkan pula jumlah sisa stok obat narkotika tersebut yang tersedia di apotek. Sementara itu, untuk psikotropika menggunakan SP rangkap 3 yang diserahkan kepada PBF, Balai POM, dan sebagai arsip. Dalam satu SP psikotropika boleh digunakan untuk beberapa jenis obat namun masih ditujukan untuk PBF yang sama, namun tidak perlu dicantumkan sisa stok di apotek. Untuk pemesanan narkotika, SP harus diserahkan terlebih dahulu kepada distributor sebelum barang bisa diantarkan. Penerimaan obat golongan narkotika dan psikotropika juga dilakukan oleh APA, Apoteker Pendamping, atau Asisten Apoteker. Barang pesanan yang telah sampai di apotek dilakukan pengecekan untuk memeriksa barang yang diterima berdasarkan surat pesanan dan faktur, baik kuantitas maupun kualitas (tanggal kadaluarsa, keadaan fisik barang, kode produksi/batch dan lain-lain) yang dilakukan oleh petugas apotek dan untuk obat golongan narkotika dan psikotropika penerimaan dilakukan oleh APA, Apoteker Pendamping, atau Asisten Apoteker. Apabila barang yang diterima sesuai dengan surat pesanan, maka petugas selanjutnya menandatangani dan memberi stempel apotek pada faktur. Selanjutnya, faktur asli diserahkan kembali ke PBF dan salinan faktur disimpan di apotek sebanyak dua lembar. Pembelian dicatat dalam buku pembelian yang berisi tanggal pembelian, nama PBF, nomor faktur, nama dan jumlah barang yang diterima, tanggal kadaluarsa, harga satuan, potongan harga, dan harga total. Jumlah barang yang diterima kemudian ditambahkan ke dalam kartu stok besar dan kartu stok kecil. Bila terjadi perubahan harga barang maka perubahan harga dicatat di buku perubahan harga kemudian juga di buku daftar harga barang dan komputer kasir. Barang yang telah diperiksa dan dilakukan pencatatan dimasukkan ke dalam lemari penyimpanan obat yang disusun berdasarkan efek farmakologis, obat generik, kecepatan putaran obat dan bentuk sediaan. Sediaan yang terdapat
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
54
di Apotek Atrika dibagi menjadi tiga, yaitu sediaan oral padat (tablet, kapsul), sediaan oral cair (sirup, suspensi), dan sediaan topikal (salep, krim, suppositoria, obat tetes mata, obat tetes telinga, dan sebagainya). Obat disusun berdasarkan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out), di mana obat yang memiliki tanggal kadaluarsa terlebih dahulu diletakkan di bagian yang paling depan dan/atau paling atas, agar keluar terlebih dahulu. Selain itu, terdapat juga lemari khusus untuk menyimpan barang-barang yang mendekati waktu kadaluarsa. Penyimpanan narkotika dilakukan di lemari khusus yang menempel di dinding dan kunci lemari tersebut disimpan oleh Apoteker Pendamping. Penyimpanan obat diletakkan dalam lemari kaca sehingga memudahkan proses pengambilan obat ketika diperlukan. Obat-obat juga tersusun dengan rapi dalam lemari-lemari penyimpanan obat ethical, yang terdiri dari obat keras, narkotika dan psikotropika, dan obat generik sehingga terlindung dari debu, kelembapan, dan cahaya yang berlebihan, serta diletakkan pada kondisi ruangan dan temperatur yang sesuai. Dalam ruangan penyimpanan baik untuk obat ethical maupun OTC terdapat 1 buah AC yang diset suhunya pada 22oC. Obat-obat Over The Counter (OTC) diletakkan pada lemari penyimpanan di ruang depan, sedangkan obat-obat ethical diletakkan pada lemari penyimpanan di ruang dalam. Penyimpanan obat disusun secara abjad dan berdasarkan jenis sediaan, untuk obat-obat OTC dan disusun berdasarkan efek farmakologis pada lemari obat ethical. Masing-masing kelompok disusun berdasarkan abjad dari bagian atas lemari hingga ke bagian bawah lemari secara zig-zag sehingga memudahkan pencarian.Pada lemari OTC, dilakukan pemisahan berdasarkan jenis sediaan yaitu padat, cair, dan setengah padat. Di ruang depan apotek terdapat 3 buah etalase untuk menyimpan OTC sediaan padat, 1 buah lemari untuk menyimpan OTC sediaan cair, dan 1 buah lemari untuk menyimpan OTC sediaan obat luar. Tempat penyimpanan obat di Apotek Atrika yaitu obat-obatan disimpan pada kotak kemasannya yang menunjukkan kesesuaian dengan nama obat didalamnya. Kotak-kotak tersebut tersusun rapi pada rak-rak obat. Penyusunan obat-obat ethical didasarkan pada kelas farmakoterapi (farmakologi) secara alfabetis. Adapun kelompok-kelompok obat tersebut meliputi golongan obat generik, obat tetes, obat luar, sebagian kecil kelas farmakoterapi (antibiotika, antimikroba,
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
55
antivirus,
vitamin,
analgesik/antiinflamasi, pernafasan,
saluran
kemih,
gastrointestinal
antihistamin,
kortikosteroid,
dan
antithyroid, saluran
antimigrain,
pencernaan,
kontrasepsi/hormon,
saluran
antipsikosis,
cardiovascular dan golongan lain), obat-obat oral dalam bentuk sediaan cair juga memiliki rak obattersendiri. Umumnya, di Apotek Atrika, sediaan yang berupa cairan seperti emulsi, suspensi, sirup maupun sirup kering disimpan secara terpisah dengan sediaan yang secara fisik berbentuk padatan seperti tablet, kapsul, kaplet, pil, trochisi, dan sediaan sejenis lainnya. Obat berbentuk semi padat juga disusun secara terpisah, misalnya salep, krim, dan pasta. Beberapa obat yang sering digunakan dalam obat racikan, seperti teofilin dan CTM, juga memiliki tempat khusus di meja racik sehingga dapat mempermudah pekerjaan meracik obat. Untuk obat-obat ethical yang memiliki kecenderungan fast moving seperti Interdoxin® diletakkan di tempat terpisah. Obat yang akan kadaluarsa (dalam waktu tiga hingga enam bulan ke depan) diletakkan di tempat terpisah, dikelompokkan sesuai bulan kadaluarsa, dan dilakukan pencatatan pada buku khusus “obat yang akan expired”. Obat-obat tersebut akan didahulukan untuk dijual atau dipersiapkan untuk dikembalikan kepada PBF. Pada lemari obat dari obat yang akan kadaluarsa diberi catatan untuk mengingatkan agar jika terdapat permintaan terhadap obat tersebut maka obat yang akan kadaluarsa diserahkan terlebih dahulu. Perjualan obat dengan tanggal kadaluarsa yang dekat, harus mempertimbangkan penyakit yang diderita oleh pasien apakah penyakit yang derita berat atau ringan. Bila pasien menderita penyakit berat (kronis) maka obat yang diberikan bukan obat dengan tanggal kadaluarsa yang dekat. Jika obat dengan tanggal kadaluarsa yang dekat sudah terjual atau dikembalikan pada PBF, maka statusnya akan dicatat pada buku khusus “obat yang akan expired”. Jika obat-obat tersebut tidak terjual atau tidak dapat dikembalikan ke PBF hingga batas kadaluarsanya, maka obat-obat tersebut akan dimusnahkan. Penyimpanan narkotika dan bahan baku narkotika serta obat keras tertentu disimpan dalam lemari khusus. Lemari khusus penyimpanan narkotik dan psikotropik harus memenuhi persyaratan menurut PERMENKES RI No. 28/MENKES/PER/I/1978. Obat golongan narkotika dan psikotropika di Apotek
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
56
Atrika disusun berdasarkan abjad dan disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku, yakni dalam lemari khusus berkunci yang terpisah dari lemari obat ethical lain, dan letaknya tersembunyi dari penglihatan umum. Kunci lemari narkotik dan psikotropik dipegang oleh penanggung jawab apotek. Harus diperhatikan untuk obat golongan narkotika dan psikotropika penyimpanan dan penggunaannya untuk menghindari risiko kehilangan atau penyalahgunaan obat. Berdasarkan hasil pengamatan peserta PKPA, lemari narkotik dan psikotropik yang ada di Apotek Atrika telah memenuhi persyaratan PERMENKES RI No. 28/MENKES/PER/I/1978
namun
dalam
teknis
pelaksanaannya
masih
memerlukan penertiban. Tata cara penyimpanan (letak obat) didesain sedemikian rupa untuk mempermudah dalam proses penyediaan (khususnya pengambilan) obat, yang berperan dalam menentukan cepat lambatnya obat sampai ke tangan pasien. Dengan adanya pengaturan seperti dijelaskan di atas, obat dapat sampai ke tangan pasien dengan cepat (efisiensi waktu) sehingga meningkatkan citra Apotek Atrika. Pelayanan yang dilakukan di Apotek Atrika meliputi dua hal, yaitu pelayanan swamedikasi dan pelayanan resep. Pelayanan swamedikasi dilakukan berdasarkan permintaan pasien tanpa resep dokter terhadap obat bebas, bebas terbatas, maupun obat wajib apotek. Pelayanan yang lainnya yaitu pelayanan resep tunai dimana resep yang masuk terlebih dahulu dilakukan identifikasi kelengkapan melalui skrining resep oleh pegawai yang merangkap menjadi kasir. Setelah itu, sesuai dengan prinsip pelayanan resep di Apotek Atrika yaitu Hargai, Timbang, Kemas, dan Penyerahan. Resep dihargai yakni dihitung harganya berdasarkan margin laba dan pajak apotek. Kemudian, pasien diminta persetujuaannya untuk menebus obat yang sudah ditetapkan (harganya) dengan cara membayar. Di sini, pasien mempunyai hak penuh untuk menentukan jumlah obat yang akan diambil, setuju atau tidak dengan harga yang ditetapkan. Apabila pasien kurang setuju, apoteker dapat menyarankan obat lain yang lebih rendah harganya tapi dengan indikasi yang sama atau menghubungi dokter. Setelah memperoleh persetujuan pasien, artinya setelah obat ditebus, maka dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu penyiapan obat. Obat yang diracik, dihitung dosisnya dengan seksama sebelum diracik untuk menghindari kesalahan penimbangan. Jika
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
57
obat tidak perlu diracik, obat diambil dari rak obat. Obat yang telah diambil dan diracik, dikemas dalam plastik tertutup dan diberi etiket yang berisi tentang aturan pakai obat serta indikasi obat (jika perlu). Langkah terakhir, yaitu penyerahan obat. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek dinyatakan bahwa sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien. Di Apotek Atrika, penyerahan obat ke tangan pasien dilakukan oleh apoteker (disertai pelayanan informasi obat) dan asisten apoteker.
Resep
Kasir (harga obat)
Apoteker/ asisten apoteker (kuitansi/ copy resep/ penyerahan obat)
Apoteker/ asisten apoteker (isi/ etiket/ kemas/ periksa)
Apoteker/ asisten apoteker (timbang)
Asisten apoteker/ juru racik (racik)
Gambar 4.1. Alur penerimaan resep tunai Berdasarkan bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap tahap pelayanan resep dilakukan oleh orang yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi human error dalam melayani resep sehingga pasien tidak akan dirugikan dari segi materi maupun kesehatannya. Adanya orang yang berbeda dalam pengerjaan dapat meminimalisisasi kesalahan persepsi, seperti kesalahan membaca jenis obat, aturan pakai dan dosisnya. Selain itu, untuk mempermudah cross-check atau pengecekan silang, Apotek Atrika telah menerapkan sistem dokumentasi berupa paraf pada resep yang dilayani. Pada struk resep disediakan kolom yang bertanda harga (H), timbang/racik (T), isi/etiket, kemas/periksa, kuitansi/copy resep (K) dan penyerahan (P). Petugas yang bertanggung jawab di tahap terkait akan membuat paraf di kolom yang tersedia. Dengan demikian, bila terjadi kesalahan di salah satu tahap dapat dideteksi dan di-cross check dengan cepat serta tepat. Sistem ini juga dapat mendorong petugas untuk lebih teliti dan
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
58
berhati-hati dalam melayani resep sebab kesalahan dapat dideteksi person to person. Pihak Apotek juga memberikan layanan delivery (pesan-antar) obat untuk resep namun dibatasi dalam jarak tertentu. Layanan-layanan ini tentunya merupakan suatu tawaran yang menarik bagi pasien sehingga dapat mendorong peningkatan penjualan di Apotek. Obat golongan narkotika hanya dapat diberikan kepada pasien yang membawa resep asli dari dokter. Resep yang mengandung narkotika tidak boleh diulang dan jika tidak ditebus semua, maka sisa obat yang belum diambil hanya bisa dibeli pada apotek yang sama (apotek asal yang menyimpan resep aslinya). Jika resep yang diterima mengandung narkotika, maka pada resep diberi garis merah dan disimpan terpisah dari resep obat non narkotika. Untuk obat golongan psikotropika dapat diberikan berdasarkan resep asli dari dokter atau salinan resep. Resep yang mengandung psikotropika dapat diulang jika perlu. Apotek Atrika melakukan pelaporan penggunaan obat golongan narkotika dan psikotropika kepada Suku Dinas Kesehatan Kotamadya Jakarta Pusat setiap periode, yakni setiap bulan untuk obat golongan narkotika dan psikotropika. Pelaporan narkotika dan psikotropika dilakukan sebelum tanggal 10. Untuk obat-obat golongan narkotika dan psikotropika yang rusak dan sudah kadaluarsa, harus dilakukan pemusnahan dengan disaksikan oleh APA, Asisten Apoteker dan petugas dinas kesehatan dan dibuat berita acara pemusnahannya. Selain itu, Apotek Atrika juga melayani pengiriman ke cabang Apotek Atrika sesuai permintaan. Setiap pengeluaran barang atau obat, baik karena pembelian maupun karena pengiriman, dicatat pada kartu stok dan buku yang sesuai dengan jenis pengeluaran, yaitu buku catatan resep, buku penjualan bebas, dan buku pengiriman. Untuk pengiriminan barang ke cabang Apotek Atrika sejak tanggal 1 Maret 2012 ditulis di buku nota sebagai faktur pengiriman yang berisi informasi mengenai jumlah, jenis, expired date, dan batch number barang yang dikirim. Kartu stok narkotika dan psikotropika tidak disimpan bersama kartu stok lainnya melainkan di dalam lemari penyimpanan narkotika dan psikotropika. Pengelolaan resep di Apotek Atrika dapat dikatakan sudah dilakukan dengan baik. Semua resep yang sudah dibuat, disimpan per hari berdasarkan
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
59
nomor urut resep. Selain itu, dicatat pula informasi mengenai tanggal pembuatan resep, nomor resep, nama obat, dan jumlah obat yang diberikan dalam buku catatan resep. Resep-resep tersebut disimpan selama 3 tahun. Setelah itu, dilakukan pemusnahan resep dengan membuat berita acara yang selanjutnya dilaporkan kepada Suku Dinas Kesehatan Kotamadya Jakarta Pusat. Dari segi kewirausahaan, Apotek Atrika selalu berusaha meningkatkan penjualan dan pelayanan kepada masyarakat. Hal itu didukung dengan adanya hubungan kerjasama yang senantiasa dijaga dengan baik oleh Apotek Atrika terhadap apotek pesaing maupun dengan dokter. Sebagai contoh, apabila suatu obat tidak tersedia di Apotek Atrika, maka apotek dapat berusaha memperolehnya dari apotek lain. Selain itu, Apotek Atrika telah melakukan pelayanan dengan baik, di antaranya pelayanan resep yang cepat dan tepat yang didukung dengan pemberian informasi obat kepada pasien. Akan tetapi, kegiatan konseling di Apotek Atrika belum berjalan dengan baik atau masih jarang dilakukan. Sedangkan kegiatan monitoring penggunaan obat dan terhadap efek yang tidak diinginkan dari penggunaan obat di Apotek Atrika belum dilakukan, padahal kegiatan tersebut merupakanpekerjaan kefarmasian yang dilakukan Apoteker di apotek secara profesional dalam menerapkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan a.
Apoteker Pengelola Apotek (APA) di Apotek Atrika telah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
b.
Sistem pengelolaan teknis kefarmasian dan non teknis kefarmasian telah dilaksanakan dengan cukup baik sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku.
5.2 Saran a.
Dalam sistem persediaan minimum untuk obat-obatan harus benar-benar diterapkan baik dengan metode Analisis VEN, Analisis Pareto ABC maupun Analisis VEN-ABC supaya dapat menghindari kekosongan stok.
b.
Perlu ditingkatkan atau diperbaikinya sarana dan prasarana dalam pengelolaan administrasi dengan menggunakan sistem komputerisasi dalam pencatatan stok barang sehingga aktivitas dapat berlangsung lebih efisien dan cepat sertapeningkatan kenyamanan konsumen saat menunggu proses pelayanan, dengan penyediaan televisi ataupun radio.
60 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Aliya, L.S. (2011). Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Keselamatan Jalan Keselamatan No. 27 Manggarai, Jakarta Selatan. Depok : Universitas Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan No. 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. (1990). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 347/MenKes/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib Apotek. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan No. 919/MENKES/PER/X/1993 Tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/PER/X/1993Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Ijin Apotik. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1332/MENKES/SK/X/2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor. 922/MENKES/PER/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. (2006). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia. (1980). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1980 Tentang Perubahan dan Tambahan Atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 26 Tahun 1965 Tentang Apotek. Jakarta : Pemerintah Republik Indonesia.
61 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
62
Pemerintah Republik Indonesia. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta : Pemerintah Republik Indonesia. Presiden Republik Indonesia. (1997). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika. Jakarta : Presiden Republik Indonesia Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta : Presiden Republik Indonesia Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Jakarta : Presiden Republik Indonesia Quick, J. (1997). Managing Drug Supply, The selection, Procurement, Distribution, and Use of Pharmaceuticals, 2nd ed Revised and Expanded. Kumarian Pers. Seto, S., Yunita, N., & T, L. (2004). Manajemen Farmasi. Jakarta : Airlangga University Pers. Umar, Muhammad. (2011). Manajemen Apotek Praktis cetakan keempat. Jakarta: Wira Putra Kencana. Widiyanti, Teja. (2005). Penerapan Analisis Pareto dalam Manajemen Persediaan di Suatu Perusahaan Farmasi Industri Sekunder. Yogyakarta : Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
LAMPIRAN
62 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
63
Lampiran 1 Peta lokasi Apotek Atrika
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
64
Lampiran 2 Papan nama Apotek Atrika
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
65
TOILET
RAK OBAT GENERIK
LEMARI PSIKOTROPIKA
LEMARI NARKOTIKA (DITANAM ATAS) DAN ALAT GELAS (BAWAH)
KARTU STOK
TIMBANGAN GRAM HALUS
MEJA RACIK
TIMBANGAN GRAM KASAR
RAK OBAT KORTIKOSTEROID DAN FAST MOVING
MEJA KERJA
MEJA KERJA
RAK OBAT PENCERNAAN DAN SIRUP
MEJA KOMPUTER
RAK OBAT KONTRASEPSI, RAK OBAT HORMON, ANTIPSIKOSIS, KARDIOVASKULAR KARDIOVASKULAR, (BAWAH) DAN ANTIHISTAMIN, DAN PERNAFASAN(ATAS) PENCERNAAN
Lampiran 3 Denah ruang Apotek Atrika
RAK OBAT BAHAN BAKU (BAWAH) DAN OBAT TETES TELINGA, HIDUNG, DAN MATA (ATAS KIRI ATAS KANAN)
RAK OBAT OTC LIQUID
KASIR
RAK OBAT ANTIMIKROBA / ANTIVIRUS (BAWAH) DAN VITAMIN DAN SUPLEMEN(ATAS)
RAK OBAT OTC LIQUID DAN TOPIKAL
RAK OBAT ANALGETIK / ANTIPIRETIK (BAWAH) DAN ANTIBIOTIK(ATAS)
RAK OBAT KONSINYASI
COUNTER OBAT OTC SOLID
COUNTER OBAT OTC SOLID
MEJA
MEJA KARTU STOK GUDANG DAN PEMBUKUAN
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
66
Lampiran 4a Ruang tunggu Apotek Atrika
Lampiran 4b Ruang etalase depan Apotek Atrika
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
67
Lampiran 5a Lemari penyimpanan narkotika di Apotek Atrika
Lampiran 5b Lemari penyimpanan psikotropika di Apotek Atrika
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
68
Lampiran 6 Struktur organisasi Apotek Atrika
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
69
Lampiran 7 Etiket dan label yang digunakan di Apotek Atrika
KOCOK DAHULU
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
70
Lampiran 8a Kopi resep Apotek Atrika
Lampiran 8b Surat pesanan Apotek Atrika
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
71
Lampiran 9a Surat pesanan narkotika
Lampiran 9b Laporan penggunaan narkotika
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
72
Lampiran 10 Surat pesanan psikotropika
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
73
Lampiran 11 Laporan penggunaan psikotropika
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
74
Lampiran 12 Berita acara pemusnahan resep POM.53.OB.53.AP.53.P1 BERITA ACARA PEMUSNAHAN RESEP Pada hari ini …… tangggal ……… bulan ……. tahun ………. sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 280/Men.Kes/SK/V/1981 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengelolaan Apotik, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Apoteker Pengelola Apotek S.I.P.A Nomor Nama Apotek Alamat Apotek
: : : :
Dengan disaksikan oleh : 1. Nama Jabatan S.I.K. Nomor 2. Nama Jabatan S.I.K. Nomor
: : : : : :
Telah melakukan pemusnahan resep pada Apotek kami yang telah melewati batas penyimpanan selama tiga tahun, yaitu: Resep dari tanggal ………….............. sampai dengan tanggal ……………………………… seberat ………………………….. kg. Tempat dilakukan pemusnahan : Demikian berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab. Berita acara ini dibuat dalam rangkap empat dan dikirimkan kepada: 1. Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI. 2. Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi 3. Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan 4. Satu sebagai arsip di Apotek. ……, ……………… 20…. Saksi-saksi:
Yang membuat berita acara,
1.
( S.I.K No:
)
2.
( S.I.K No:
)
( S.I.P.A. No:
)
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
75
Lampiran 13a Kartu Stok Kecil
Lampiran 13b Kartu Stok Besar (Kartu Gudang)
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
76
Lampiran 14 Faktur Pengiriman ke Cabang Apotek Atrika
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JL. KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT PERIODE 19 JUNI - 26 JULI 2013
PENYIMPANAN “OBAT-OBAT DALAM” NON GENERIK DI APOTEK ATRIKA SECARA FARMAKOLOGI
FAUZIA, S.Farm. 1206329606
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
PENYIMPANAN “OBAT-OBAT DALAM” NON GENERIK DI APOTEK ATRIKA SECARA FARMAKOLOGI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker
FAUZIA, S.Farm. 1206329606
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014
ii
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
ii iii iv v
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2 Tujuan ..................................................................................... 3 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 2.1 Penyimpanan Obat ................................................................... 2.1.1 Definisi Penyimpanan Obat ............................................ 2.1.2 Tujuan Penyimpanan Obat .............................................. 2.1.3 Sistem Penyimpanan Obat .............................................. 2.2 Penyimpanan Obat Secara Farmakologi .................................. 2.2.1 Antibiotik ........................................................................ 2.2.2 Antelmintik ..................................................................... 2.2.3 Antijamur ........................................................................ 2.2.4 Antihistamin .................................................................... 2.2.5 Antikonvulsi ....................................................................
4 4 4 4 5 7 7 9 9 10 11
BAB 3. METODE PENGKAJIAN ............................................................... 13 3.1 Waktu dan Tempat Pengkajian ................................................ 13 3.2 Metode Pengkajian ................................................................... 13 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 14 4.1 Hasil ......................................................................................... 14 4.2 Pembahasan .............................................................................. 27 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 30 5.1 Kesimpulan .............................................................................. 30 5.2 Saran ......................................................................................... 31 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 32
iii Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3
Penerapan suhu/ cara penyimpana obat yang dianjurkan terkait dengan catatan penyimpanan yang tertera pada label obat .............. Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk sediaan padat oral di Apotek Atrika secara farmakologi ................. Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk sediaan cair oral di Apotek Atrika secara farmakologi.................... Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk sediaan setengah padat topikal di Apotek Atrika secara farmakologi ......................................................................................
iv Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
6 14 21
23
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan padat oral “obatobat dalam” di Apotek Atrika ..................................................... Lampiran 2 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan cair oral “obatobat dalam” di Apotek Atrika ..................................................... Lampiran 3 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan setengah padat topikal “obat-obat dalam” di Apotek Atrika ............................... Lampiran 4 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan obat tetes topikal “obat-obat dalam” di Apotek Atrika ...........................................
v Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
34 51 55 67
Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Medication error (kesalahan pengobatan) merupakan salah satu isu kesehatan yang menjadi pusat perhatian saat ini dan merupakan ancaman serius bagi keselamatan dan kesehatan publik (Nurfianti, 2010). Hal ini dapat terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Institute of Medicine (IOM), Amerika Serikat, yang menunjukkan bahwa angka kematian yang disebabkan oleh kesalahan pegobatan (medication error) berkisar antara 44.000-98.000 orang per tahun. Angka kematian tersebut lebih besar dibandingkan angka kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas (43.458 orang), penyakit kanker (42.297 orang), maupun AIDS (16.526 orang) (Virawan, 2012). Menurut Kepmenkes Nomor 1027/ MENKES/ SK/ IX/ 2004, medication error adalah suatu kejadian yang merugikan pasien yang diakibatkan oleh kesalahan pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat dicegah (Kemenkes, 2004). Kerugian yang dialami pasien dapat bermacam-macam mulai dari kerugian dalam hal biaya, psikis, bahkan sampai menyebabkan kematian. Kesalahan pengobatan ini dapat terjadi dalam 4 fase, yaitu fase prescribing, fase transcribing, fase dispensing, dan fase administration oleh pasien. (Ariani, 2005). Medication error pada fase prescribing terjadi akibat adanya kesalahan dalam penulisan resep. Kesalahan ini antara lain disebabkan oleh : obat yang diresepkan tidak tepat indikasi, tidak tepat pasien atau kontraindikasi, tidak tepat obat, tidak tepat dosis, dan tidak tepat aturan pakai. Pada fase transcribing, error terjadi pada saat pembacaan resep untuk proses dispensing. Error pada fase dispensing terjadi pada saat pengambilan, penyiapan, hingga penyerahan resep oleh petugas apotek. Sedangkan error pada fase administration adalah error yang terjadi pada proses penggunaan obat. Fase ini dapat melibatkan petugas apotek dan pasien atau keluarganya (Purba, Soleha, dan Sari, 2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Auburn University di 36 rumah sakit dan nursing home di Colorado dan Georgia, USA
1 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
2
pada tahun 2002, dari 3216 jenis pemberian obat, diperoleh hasil sekitar 43% medication error disebabkan oleh kesalahan dalam waktu pemberian obat dan sekitar 4% medication error disebabkan karena pemberian obat yang tidak tepat kepada pasien (salah obat) (Virawan, 2012). Pada tahun 2006, Dwiprahasto melakukan penelitian yang serupa yang menunjukkan hasil bahwa 11% medication error di rumah sakit berkaitan dengan kesalahan saat menyerahkan obat ke pasien dalam bentuk dosis atau obat yang keliru (Dwiprahasto, 2006). Tahun 2001 dalam laporan FDA Safety, Thomas Maria R dan kawankawan menemukan bahwa yang mejadi penyebab terjadinya kesalahan obat adalah : komunikasi (19%), pemberian label (20,6%), nama pasien yang membingungkan (13%), faktor manusia (42%), dan disain kemasan (20,6%). Adapun kesalahan yang berhubungan dengan faktor manusia antara lain berhubungan dengan : kurangnya pengetahuan (12,3%), kurangnya kinerja (13,2), kelelahan (0,3%), kesalahan kecepatan infuse (7%), dan kesalahan dalam menyiapkan obat (7%). Sedangkan menurut penelitian tersebut, menurut jenis kesalahannya, kesalahan yang paling banyak adalah salah obat (20%), over dosis (17%), salah rute obat (8%), salah teknik (7%), dan kesalahan dalam monitoring (7%) (Mulyana, 2013). Dari data diatas dapat terlihat bahwa kesalahan dalam pemberian obat merupakan salah satu faktor kritis terjadinya medication error. Hal ini diperkuat dengan adanya Laporan Peta Nasional Insiden Keselamatan Pasien (Kongres PERSI Sep 2007) yang menyebutkan bahwa kesalahan dalam pemberian obat menduduki peringkat pertama (24,8 %) dari 10 besar insiden yang dilaporkan (Mulyana, 2013). Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Darmansjah, salah satu ahli farmakologi dari FKUI, Beliau mengungkapkan bahwa medication error yang disebabkan oleh kesalahan dalam pemberian obat sering terjadi di Indonesia namun belum ada data yang jelas mengenai angka kematian yang disebabkan oleh kesalahan pemberian obat ini (Nainggolan, 2003). Kesalahan pemberian obat ini salah satunya dapat disebabkan karena adanya kesalahan dalam pemilihan dan pengambilan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit pasien. Apoteker sebagai tenaga profesi farmasi memiliki peranan penting dalam meminimalkan medication error ini. Apoteker
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
3
khususnya yang
bekerja di apotek dapat berkontribusi untuk meminimalkan
kejadian kesalahan pengobatan dengan menerapkan sistem penyimpanan dan pengelompokkan obat yang tepat sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam pengambilan obat yang tidak tepat. Sistem penyimpanan secara farmakologi merupakan sistem penyimpanan yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini. Sistem penyimpanan secara farmakologi sangat tepat untuk mengatasi permasalahan ini karena dapat mengurangi kesalahan dalam pengambilan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit pasien sehingga akibat fatal yang mungkin ditimbulkan dapat dicegah. Hal ini dikarenakan pada sistem penyimpanan secara farmakologi, obat dikelompokkan berdasarkan khasiat atau kelas terapi obat (seperti golongan antibiotik, analgetik, antipiretik, antidiabetes, dan lain-lain) sehingga tenaga farmasis khususnya apoteker dapat menganalisa ketepatan peresepan yang diberikan oleh dokter dengan berpatokan pada pengelompokkan obat yang sesuai dengan indikasi (Sheina, Umam, dan Solikhah, 2010). Dalam hal ini tenaga farmasis dapat dengan mudah menemukan kejanggalan apabila antara satu obat dengan obat lainnya yang diresepkan tidak saling berkesinambungan dan tidak sesuai dengan indikasi untuk penyakit pasien. Berkaitan dengan pentingnya pengelompokan obat secara farmakologi, maka dalam laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) kali ini, penulis bermaksud untuk melakukan pengelompokaan “obat-obat dalam” non generik yang terdapat di Apotek Atrika secara farmakologi. Dari hasil pengelompokkan ini, diharapkan terjadinya akibat fatal yang disebabkan karena pemberian obat yang tidak sesuai dengan indikasi pasien dapat dihindari. 1.2 Tujuan Melakukan pengelompokkan dan penyimpanan “obat-obat dalam” non generik yang terdapat di Apotek Atrika secara farmakologi agar terjadinya kesalahan dalam hal pengambilan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit pasien dapat dihindari.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyimpanan Obat 2.1.1 Definisi Penyimpanan Obat Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pengurusan, penyelenggaraan, dan pengaturan atau pengelompokkan barang persediaan di dalam ruang penyimpanan agar setiap kali diperlukan dapat dilayani dengan cepat (Muharomah, 2008). Menurut Departemen Kesehatan RI (2003), penyimpanan obat adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia, dan mutunya tetap terjamin.
2.1.2 Tujuan Penyimpanan Obat Penyimpanan obat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tujuan dari penyimpanan dapat tercapai. Tujuan dari penyimpanan obat antara lain (Muharomah, 2008) : a.
Mempertahankan mutu obat dari kerusakan akibat penyimpanan yang tidak baik
b.
Mempermudah pencarian di gudang/ ruang penyimpanan
c.
Mencegah kehilangan
d.
Mempermudah stock opname dan pengawasan
e.
Mencegah bahaya penyimpanan yang salah
f.
Memenuhi permintaan barang secara tepat (tepat barang, kondisi, jumlah, waktu, dan harga) dan cepat Secara lebih terperinci, menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia yang dikutip dari Suryandana (2001), tujuan penyimpanan yaitu agar diperoleh keadaan/ kondisi : a.
Aman, yaitu setiap obat yang disimpan tetap aman dari kehilangan (akibat dicuri orang lain, dicuri karyawan sendiri, dimakan hama (tikus) atau hilang sendiri (susut, tumpah, dan menguap) dan kerusakan
4 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
5
b.
Cepat, yaitu cepat dalam hal penanganan barang berupa menaruh/ menyimpan, mengambil, dan lain-lain
c.
Tepat, yaitu bila terdapat permintaan akan suatu obat, obat yang diserahkan memenuhi lima tepat yaitu tepat obat, kondisi, jumlah, waktu, dan harganya
d.
Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
e.
Mudah, yaitu : - Mudah menangani obat dan mudah menempatkan di tempatnya - Mudah menemukan dan menggambilnya kembali - Mudah mengetahui Jumlah persediaan (minimum-maksimum) - Mudah dalam hal pengawasan
2.1.3 Sistem Penyimpanan Obat Sistem penyimpanan obat dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa kategori, seperti berdasarkan jenis dan bentuk sediaan, suhu penyimpanan dan stabilitas, serta pengelompokan berdasarkan sifat bahan obat (Ikatan Apoteker Indonesia, 2012). Penyimpanan berdasarkan jenis sediaan merupakan suatu proses penyimpanan
dengan
mengelompokkan
obat
sesuai
jenisnya
dan
menempatkannya pada tempat terpisah. Pengelompokan obat berdasarkan bentuk sediaan misalnya dengan mengelompokkan obat menjadi obat oral (tablet, kapsul, sirup), obat suntik (ampul, vial, cairan infus), dan obat luar (salep, gel, tetes mata, obat kumur) (Sheina, Umam, dan Solikhah, 2010). Selain berdasarkan jenis dan bentuk sediaan, penyimpanan obat juga perlu memperhatikan suhu penyimpanan untuk menjaga stabilitas obat. Suhu penyimpanan dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu (1) penyimpanan suhu beku (-20°C dan -10°C) yang umumnya digunakan untuk penyimpanan vaksin, (2) penyimpanan suhu dingin (2°-8°C), (3) penyimpanan suhu sejuk (8°-15°C), dan (4) penyimpanan suhu kamar (15°-30°C). Pengelompokan berdasarkan kestabilan suhu ruang ini harus disesuaikan dengan instruksi penyimpanan yang tertera di kemasan obat (Lihat Tabel 2.1). Untuk obat yang stabilitasnya dipengaruhi oleh cahaya, maka obat harus disimpan di tempat yang terlindung dari cahaya langsung. Obat yang bersifat higroskopis harus disimpan dengan menggunakan adsorben/ dessicator (Ikatan Apoteker Indonesia, 2012).
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
6
Tabel 2.1 Penerapan suhu/ cara penyimpanan obat yang dianjurkan terkait dengan catatan penyimpanan yang tertera pada label obat Catatan pada Label
Suhu/ Cara Penyimpanan
Simpan tidak lebih dari 30°C
2°C sampai 30°C
Simpan tidak lebih dari 25°C
2°C sampai 25°C
Simpan tidak lebih dari 15°C
2°C sampai 15°C
Simpan tidak lebih dari 8°C
2°C sampai 8°C
Simpan tidak kurang dari 8°C
8°C sampai 25°C
Lindungi dari cahaya
Simpan dan serahkan dengan wadah yang tidak tembus cahaya Simpan pada kelembapan tidak lebih dari
Lindungi dari uap
60%, diserahkan dalam wadah tertutup kedap
Penyimpanan berdasarkan sifat bahan misalnya dilakukan pada Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). B3 harus disimpan di area terpisah dan diberi simbol sesuai klasifikasinya. Terdapat beberapa klasifikasi B3, diantaranya adalah Mudah Meledak, Bersifat Pengoksidasi, Mudah Terbakar, Beracun, Bersifat Iritasi, Bersifat Korosif, Merusak Lingkungan, dan lain-lain. Area penyimpanan B3 pun harus difasilitasi dengan alat pengaman yang dapat meminimalisasi kerusakan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Secara garis besar, penyimpanan obat di tiap kategori ini dapat disusun berdasarkan abjad dan atau berdasarkan farmakologi (Ikatan Apoteker Indonesia, 2012). Penyimpanan obat berdasarkan abjad memiliki keuntungan dibandingkan dengan penyimpanan obat secara farmakologi dalam hal kemudahan dalam pencarian obat. Hal ini dikarenakan dalam penyimpanan secara abjad, obat disusun secara urut berdasarkan alfabet tanpa memperhatikan khasiat dari masingmasing obat (Muharomah, 2008). Sistem penyimpanan obat di apotek atau gudang instalasi farmasi dapat menggunakan metode FIFO, FEFO, ataupun kombinasi diantaranya. Pada Metode FIFO (First In First Out), obat-obatan yang baru masuk diletakkan di belakang
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
7
obat yang terdahulu sehingga obat yang pertama kali datang yang akan digunakan atau di ambil terlebih dahulu (Sheina, Umam, dan Solikhah, 2010). Penerapan teknik FEFO dimaksudkan untuk menghindari adanya obat yang sudah kadaluarsa terkirim atau diserahkan kepada pasien. Metode ini dapat dilakukan dengan cara (Ikatan Apoteker Indonesia, 2012) : a.
Obat disusun sesuai dengan urutan batas tanggal kadaluarsa. Obat dengan batas kadaluarsa (Expired date) yang lebih dekat ditempatkan pada bagian depan tempat penyimpanan, sedangkan obat dengan batas kadaluarsa sesudahnya ditempatkan dibelakangnya
b.
Penambahan obat yang baru masuk, ditempatkan pada atau dimasukkan melalui bagian belakang tempat/ rak penyimpanan atau sisi penempatan/ penyimpanan (kecuali jika terpaksa menerima obat dengan batas kadaluarsa lebih dekat, maka ditempatkan pada bagian depan).
c.
Obat yang akan dipakai terlebih dahulu adalah obat yang berada pada bagian depan, atau pada sisi pengambilan.
d.
Kartu stok dibuat untuk setiap nomor bets obat.
2.2 Penyimpanan Obat secara Farmakologi Penyimpanan obat secara farmakologi adalah sistem penyimpanan obat dengan mengelompokkan obat-obatan ke dalam beberapa kategori berdasarkan indikasi atau kelas terapinya (Muharomah, 2008). Berdasarkan kelas terapinya, obat-obatan ini dapat dikelompokkan kedalam kategori seperti yang akan antibiotik, antelmintik, antijamur, antihistamin, antikonvulsi, dan lain-lain.
2.2.1
Antibiotik Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme
(khususnya dihasilkan oleh fungi) atau dihasilkan secara sintetik atau semisintetik yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain. Berdasarkan daya kerjanya, antibiotik dibedakan menjadi 5 (lima) macam, yaitu (Pratiwi, 2008) :
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
8
a.
Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel Antibiotik ini adalah antibiotik yang merusak lapisan peptidoglikan yang menyusun dinding sel bakteri Gram positif maupun Gram negatif, contohnya penisilin. Contoh : penisilin, ampisilin, amoksisilin, dan lain-lain.
b.
Antibiotik yang merusak membran plasma Membran plasma bersifat semipermeabel dan mengendalikan transpor berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel. Adanya gangguan atau kerusakan struktur pada membran plasma dapat menghambat atau merusak kemampuan membrane plasma sebagai penghalang (barrier) osmosis dan mengganggu sejumlah proses biosintesis yang diperlukan dalam membran. Antibiotik yang bersifat merusak membran plasma umum terdapat pada antibiotik golongan polipeptida yang bekerja dengan mengubah permeabilitas membran plasma sel bakteri. Contohnya adalah polimiksin B yang melekat pada fosfolipid membran; amfoterisin B, mikonazol, dan ketokonazol yang ketiganya merupakan antifungi yang bekerja dengan cara berkombinasi dengan sterol pada membran plasma fungi.
c. Antibiotik yang menghambat sintesis protein Aminoglikosida merupakan kelompok antibiotik yang gula aminonya tergabung dalam ikatan glikosida. Antibiotik ini memiliki spektrum luas dan bersifat bakterisidal dan mekanisme penghambatan pada sintesis protein. Antibiotik ini berikatan pada subunit 30S ribosom bakteri (beberapa teriat juga pada subunit 50S ribosom) dan menghambat translokasi peptidil-tRNA dari situs A ke situs , dan menyebabkan kesalahan pembacaan mRNA dan mengakibatkan bakteri tidak mampu menyintesis protein vital untuk pertumbuhannya. Contohnya adalah streptomisin sebagai obat alternatif TBC, namun memiliki kelemahan berupa resistensi bakteri yang cukup tinggi serta adanya efek toksik. Contoh lainnya adalah gentamisin yang berasal dari Micromonospora yang efektif untuk infeksi Pseudomonas, dan tobramisin yang berupa sediaan aerosol untuk mengontrol infeksi pada pasien sistik fibrosis.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
9
d.
Antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat (DNA/RNA) Penghambatan pada sintesis asam nukleat berupa penghambatan terhadap transkripsi dan replikasi mikroorganisme. Yang termasuk antibiotik penghambat sintesis asam nukleat ini adalah antibiotik golongan kuinolon dan rifampisin.
e.
Antibiotik yang menghambat sintesis metabolit esensial Penghambatan terhadap sintesis metabolit esensial antara lain dengan adanya kompetitor berupa antimetabolit, yaitu substansi yang secara kompetitif menghambat metabolit mikroorganisme, karena memiliki struktur yang mirip dengan substrat normal bagi enzim metabolism. Contohnya adalah antimetabolit sulfanilamid (sulfa drug) dan para amino benzoic acid (PABA).
2.2.2
Antelmintik Antelmintik atau obat cacing ialah obat yang digunakan untuk
memberantas atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh. Contoh dari antelmintik ini adalah mebendazol yang bekerja dengan menyebabkan kerusakan struktur subselular dan menghambat sekresi asam asetilkolinesterase cacing serta dapat pula bekerja dengan menghambat ambilan glukosa secara ireversibel sehingga terjadi pengosongan (deplesi) glikogen pada cacing yang mengakibatkan cacing akan mati secara perlahan-lahan. Contoh lain dari antelmintik adalah pirantel pamoat, albendazol, tiabendazol, prazikuantel, dan lain-lain (Syarif dkk., 2007).
2.2.3
Antijamur Menurut Ganiswara yang dikutip dari Hezmela (2006), antijamur
merupakan bahan yang dapat membasmi jamur pada umumnya, khususnya yang bersifat patogen bagi manusia. Berdasarkan sifat toksisitas selektif, senyawa antifungi atau antijamur dapat dibedakan menjadi senyawa fungisida dan fungistatik.
Fungisida
merupakan
senyawa
antijamur
yang
mempunyai
kemampuan untuk membunuh jamur dengan jalan melisiskan dinding sel jamur yang berakibat jamur tidak dapat bereproduksi kembali, meskipun kontak dengan obat telah dihentikan. Berbeda halnya dengan fungisida, senyawa fungistatik tidak
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
10
memiliki kemampuan untuk membunuh, namun senyawa ini mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan jamur sehingga jumlah sel jamur yang hidup relatif tetap. Bila kontak dengan obat yang bersifat fungistatik ini dihentikan, pertumbuhan jamur akan berlangsung
kembali. Berdasarkan cara
kerjanya, obat antijamur dibedakan menjadi 4 yaitu : a.
Berikatan kuat dengan sterol yang terdapat pada membran sel jamur. Ikatan ini mengakibatkan kebocoran membran sel, sehingga terjadi kehilangan beberapa bahan intrasel dan menyebabkan kerusakan yang tetap pada sel jamur. Contoh: nistatin dan amfoterisin.
b.
Masuk kedalam sel jamur dengan bantuan sitosin deaminasi dan dalam sitoplasma akan bergabung dengan RNA setelah mengalami deaminase menjadi 5-fluorourasil. Sintesis protein sel jamur terganggu akibat penghambatan langsung sintetis DNA oleh metabolit fluorourasil. Contoh : flusitosin.
c.
Menghambat mitosis jamur dengan mengikat protein mikrotubuler dalam sel. Contoh : griseofulvin.
d.
Menimbulkan gangguan terhadap sintesis asam nukleat atau penimbunan peroksida dalam sel jamur sehingga terjadi kerusakan dinding sel yang mengakibatkan permeabilitas terhadap berbagai zat intrasel meningkat. Contoh : imidazol (mikonazol, klotrimazol).
2.2.4
Antihistamin Antihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek
histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor histamin. Secara farmakologi, reseptor histamin dapat dibagi dalam dua tipe , yaitu reseptor H1 dan reseptor H2. Berdasarkan hal ini, antihistamin juga dapat dibagi dalam dua kelompok, yakni antagonis reseptor H1 dan antagonis reseptor H2 (Syarif dkk., 2007).
2.2.4.1 Antagonis reseptor H1 (AH1) AH1 menghambat efek histamine pada pembuluh darah, bronkus, dan bermacam-macam otot polos. Selain itu, AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
11
hipersensitivitas atau keadaan lain yang disertai penglepasan histamin endogen secara berlebihan. Berdasarkan daya kerjanya terhadap SSP, AH1 dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu AH1 generasi I dan AH1 generasi II (Syarif dkk., 2007). a.
AH1 generasi I : prometazin, oksomemazin, tripelennamin, (klor) feniramin, difenhidramin, siproheptadin, azelastin , sinarizin, meklozin, hidroksizin, ketotifen, dan oksatomida. Obat-obat ini berkhasiat sedatif terhadap SSP dan kebanyakan memiliki efek antikolinergis
b.
AH1 generasi II : astemizol, terfenadin, feksofenadin, setirizin, loratidin, levokabastin, dan emedastin. Zat- zat ini bersifat hidrofil dan sukar mencapai CCS (Cairan Cerebrospinal) sehingga pada dosis terapeutis tidak bekerja sedatif. Keuntungan lainnya, obat-obat kategori ini memiliki t⅟2 yang lebih panjang sehingga dosisnya cukup dengan 1-2 kali sehari.
2.2.4.2 Antagonis reseptor H2 (AH2) Antagonis reseptor H2 bekerja dengan menghambat secara efektif sekresi asam lambung yang meningkat akibat histamin dengan jalan persaingan terhadap reseptor H2 di lambung. Senyawa ini banyak digunakan pada terapi tukak lambung dan usus guna mengurangi sekresi asam klorida dan pepsin, juga sebagai zat pelindung tambahan pada terapi dengan kortikosteroida. Burimamid dan metiamid merupakan antagonis reseptor H2 yang pertama kali ditemukan, namun karena toksik tidak digunakan di klinik. Antagonis reseptor H2 yang ada dewasa ini adalah simetidin, ranitidin, famotidin, dan nizatidin (Syarif dkk., 2007). 2.2.5
Antikonvulsi Antikonvulsi (antikejang) digunakan untuk mencegah dan mengobati
bangkitan epilepsi (epileptic seizure) dan non-epilepsi. Bangkitan epilepsi merupakan fenomena klinis yang berkaitan dengan letupan listrik atau depolarisasi abnormal yang eksesif, terjadi di suatu fokus dalam otak yang menyebabkan bangkitan paroksismal. Fokus ini merupakan neuron epileptik yang sensitif terhadap rangsang, disebut neuron epileptik. Neuron inilah yang menjadi sumber bangkitan epilepsi. Hingga kini, ada 16 obat antiepilepsi, dan obat-obat tersebut digolongkan dalam 5 golongan kimiawi, yakni hidantoin (fenitoin,
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
12
mefenitoin, dan etotoin), barbiturat (fenobarbita dan primidon), oksazolidindion (trimetadion), suksimid (etosuksimid), dan asetil urea. Pada umumnya obat antiepilepsi dimetabolisme di hati, kecuali vigabatrin dan gabapentin yang dieliminasi oleh ekskresi ginjal. Fenitoin mengalami metabolism hepar yang tersaturasi. Banyak obat antiepilepsi bekerja pada beberapa tempat (Syarif dkk., 2007).
Berbeda halnya dengan penyimpanan secara abjad, penyimpanan obat secara farmakologi dapat menyulitkan pencarian obat dengan cepat jika petugas apotek belum mengenal dengan baik klasifikasi obat berdasarkan efek farmakologi. Walaupun demikian, sistem penyimpanan ini merupakan sistem penyimpanan terbaik karena dapat mengurangi terjadinya kesalahan dalam pengambilan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit pasien, sehingga akibat fatal yang mungkin ditimbulkan dapat dicegah. Oleh karena itu, sistem penyimpanan ini sangat dianjurkan untuk diterapkan di dalam sistem penyimpanan di apotek maupun gudang Instalasi Farmasi (Sheina, Umam, dan Solikhah, 2010).
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
BAB 3 METODE PENGKAJIAN
3.1 Waktu dan Tempat Pengkajian Pengkajian dan pengelompokkan secara farmakologi terhadap “obat-obat dalam” non generik dilakukan di Apotek Atrika Jalan Kartini Raya No. 34 A, Jakarta Pusat pada saat minggu ketiga hingga minggu keempat pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) periode 19 Juni - 26 Juli 2013. 3.2 Metode Pengkajian Pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai “obat-obat dalam” non generik yang terdapat di Apotek Atrika, kemudian mengelompokkan obat-obatan tersebut berdasarkan kelas terapinya dengan mengacu pada beberapa literatur. Data kemudian disajikan dalam bentuk tabel kategori penggolongan.
13 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Setelah diperoleh data dan diperiksa mengenai kesesuaian antara data “obat-obat dalam” dengan stok fisik yang terdapat di Apotek Atrika, maka selanjutnya
dilakukan
pengelompokan
terhadap
obat-obatan
ini
secara
farmakologi. Pada pengelompokan kali ini, obat pertama kali dipisahkan berdasarkan bentuk sediaan, yaitu sediaan padat (tablet, kapsul, dll), cair (sirup, obat tetes, dll), dan setengah padat (salep, krim, dll). Untuk sediaan cair, obat dibedakan kembali berdasarkan tujuan pemakaian obat, apakah obat tersebut termasuk obat untuk pemakaian luar seperti obat tetes mata dan tetes telinga atau termasuk obat untuk pemakaian dalam (sirup, drops, dll). Tujuan diadakannya pengelompokan berdasarkan bentuk sediaan ini adalah untuk memudahkan pada saat pencarian obat. Berdasarkan hasil pengkajian dan pengelompokan mengenai efek terapi yang terdapat dalam sediaan “obat dalam” di Apotek Atrika, maka ditetapkan beberapa kelas terapi untuk masing-masing kategori sediaan obat. Untuk sediaan padat, obat digolongkan menjadi 22 buah kelas terapi, yaitu : analgetik dan antipiretik, antelmintik, anti asma, antibiotik, antidiabetes, antihistamin dan anti alergi, antijamur, antikonvulsan, antiparkinson, antituberkulosis, antivertigo, antivirus, elektrolit, hormon kelamin, obat batuk dan pilek, obat dislipidemia, obat kardiovaskuler, obat kontrasepsi oral, obat saluran cerna, obat saluran kemih, obat sistem muskoskeleletal, serta suplemen vitamin dan terapi penunjang. Secara rinci, pengelompokan ini dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1
Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk sediaan padat oral di Apotek Atrika secara farmakologi
Kelas Terapi
Nama Obat
Zat Aktif
Analgesik dan Antipiretik
Arcoxia 90 mg
Etoricoxib
Arcoxia 120 mg
Etoricoxib
Cataflam 25 mg
Kalium diklofenak
14 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
15
Kelas Terapi
Nama Obat
Zat Aktif
Cataflam 50 mg
Kalium diklofenak
Dolo Neurobion
Parasetamol, Vit B6, Vit B1, Vit B12
Dumin 500 mg
Parasetamol
Flamar 25 mg
Natrium diklofenak
Flamar 50 mg
Natrium diklofenak
Mefinal 250 mg
Asam mefenamat
Mefinal 500 mg
Asam mefenamat
Neuralgin RX
Metampiron, Tiamin HCl, Piridoksin HCl, Sianokobalamin, Kafein
Antelmintik
Antiasma
Antibiotik
Novalgin 500 mg
Natrium metamizol
Pirofel 20 mg
Piroksikam
Ponstan 500 mg
Asam mefenamat
Proris 200 mg
Ibuprofen
Ronalgin 500 mg
Metampiron
Sanmol 500 mg
Parasetamol
Sumagesic
Parasetamol
Ultracet
Tramadol HCl, Asetaminofen
Voltaren 25 mg
Natrium diklofenak
Voltaren 50 mg
Natrium diklofenak
Helben 400 mg
Albendazol
Vermox 500 mg
Mebendazol
Bricasma
Terbutalin sulfat
Etaphylline 250 mg
Asefilin piperazin
Euphylline Retard MITE
Teofilin anhidrat
Meptin Mini 0,025 mg
Prokaterol HCl hemihidrat
Profilas 1 mg
Ketotifen hidrogen fumarat
Ventolin 2 mg
Salbutamol sulfat
Akilen 400 mg
Ofloksasin
Amoxil 500 mg
Amoksisilin
Amoxillin 500 mg
Amoksisilin
Amoxsan 250 mg
Amoksisilin
Amoxsan 500 mg Bactrim Forte 160 mg
Amoksisilin Sulfametoksazol dan Trimetoprim
Baquinor 250 mg
Siprofloksasin
Baquinor Forte 500 mg
Siprofloksasin
Bicrolid 250 mg
Klaritromisin
Biothicol 500 mg
Tiamfenikol
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
16
Kelas Terapi
Nama Obat
Zat Aktif
Cefat 500 mg
Sefadroksil monohidrat
Cefspan 100 mg
Sefiksim
Cefspan 200 mg
Sefiksim
Ceptik 200 mg
Sefiksim
Claneksi 500 mg
Klavulanat
Cravox 500 mg
Levofloksasin
Erysanbe 500 mg
Eritromisin stearat
FG Troches
Fradiomisin sulfat, gramisidin-S HCl
Flagyl Forte 500 mg
Metronidazol
Interdoxin 50 mg
Doksisiklin hiklat
Interflox 500 mg
Siprofloksasin
Lincocin 500 mg
Linkomisin HCl
Meiact 200 mg
Sefditoren pivoksil
Mezatrin 250 mg
Azitromisin
Prolic 150 mg
Klindamisin HCl
Prolic 300 mg
Klindamisin HCl
Sanlin 500 mg
Tetrasiklin dapar fosfat
Sanprima Forte
Antidiabetes
Amoksisilin dan Asam
Sulfametoksazol dan Trimetoprim
Siclidon 100 mg
Doksisiklin hiklat
Soxime 500 mg
Sefuroksim aksetil
Spirasin 500 mg
Spiramisin
Sporetic 100 mg
Sefiksim
Super Tetra 250 mg
Tetrasiklin fosfat kompleks
Tarivid 200 mg
Ofloksasin
Tarivid 400 mg
Ofloksasin
Tetrin 500 mg
Tetrasiklin HCl
Thiamycin 500 mg
Tiamfenikol
Voxin 500 mg
Levofloksasin hemihidrat
Zistic 500 mg
Azitromisin dihidrat
Zithromax 500 mg
Azitromisin dihidrat
Zycin 500 mg
Azitromisin
Amaryl 4 mg
Glimepirid
Diamicron MR 60 mg
Gliklazid
Glucobay 100 mg
Akarbose
Glucophage 500 mg
Metformin HCl
Glucophage 850 mg
Metformin HCl
Glucophage XR 500 mg
Metformin HCl
Glucotrol XL 10 mg
Glipizid
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
17
Kelas Terapi
Nama Obat
Zat Aktif
Glurenorm 30 mg
Glikuidon
Januvia 100 mg
Sitaglipin
Antihistamin
Aerius 5 mg
Desloratadin
dan Antialergi
Alloris 10 mg
Loratadin
Avil 25 mg
Feniramin hidrogen maleat
Bestalin 25 mg
Hidroksizin dihidroklorida
Celestamine
Antikonvulsan Antiparkinson Antituberkulosis
Antivertigo
Deksklorfeniramin maleat
Cerini 10 mg
Setirizin HCl
Claritin 10 mg
Loratadin
Cortidex 0,5 mg
Deksametason
Dextamine
Deksametason
Heptasan 4 mg
Siproheptadin HCl
Homoclomin 10 mg
Homoklorsiklizin HCl
Incidal OD 10 mg
Setirizin dihidroklorida
Kalmethason 0,5 mg
Deksametason
Lameson 4 mg
6α-metilprednisolon
Lameson 8 mg
6α-metilprednisolon
Lameson 16 mg
6α-metilprednisolon
Medixon 4 mg
Metilprednisolon
Ocuson
Antijamur
Betametason,
Betametason, Deksklorfeniramin maleat
Ryzen 10 mg
Setirizin diHCl
Sanexon 4 mg
6α-metilprednisolon
Telfast HD 180 mg
Feksofenadin HCl
Urbason 4 mg
6α-metilprednisolon
Xyzal 5 mg
Levosetirizin diHCl
Diflucan 150 mg
Flukonazol
Formyco 200 mg
Ketokonazol
Mycoral 200 mg
Ketokonazol
Nizoral 200 mg
Ketokonazol
Spyrocon 100 mg
Itrakonazol
Tegretol 200 mg
Karbamazepin
Parlodel 2,5 mg
Bromokriptin mesilat
Beniazide 400 mg
Isonikotinat hidrazid, Vit B6
INH Ciba 300 mg
Isoniazid, Vit B6
Rimactane 450 mg
Rifampisin
Sanazet 500 mg
Pirazinamid
Merislon 6 mg
Betahistin mesilat
Unalium 10 mg
Flunarizin
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
18
Kelas Terapi Antivirus
Elektrolit Hormon Kelamin
Nama Obat
Zat Aktif
Herclov 500 mg
Valasiklovir
Inclovir 500 mg
Valasiklovir
Isprinol 500 mg
Metisoprinol
Zoter 400 mg
Asiklovir
Aspar- K 300 mg
Kalium L-aspartat
Gynaecosid
Obat Batuk dan Pilek
Metilestrenolon, Metilestradiol
Orgabolin 2 mg
Etilestrenol
Primolut- N 5 mg
Noretisteron
Bisolvon 8 mg
Bromheksin HCl
Epexol 30 mg
Ambroksol HCl
Fluimucil 200 mg
Asetil sisteina
Fluimucil Paed Sach
Asetil sisteina
Longatin 25 mg
Noskapin
Mucohexin 8 mg
Bromheksin HCl
Mucopect 30 mg
Ambroksol HCl
Nalgestan Rhinofed
Fenilpropanolamin HCl, Klorfeniramin maleat Pseudoefedrin, Terfenadin Loratadin, Pseudoefedrin HCl
Rhinos SR
immediate release, Pseudoefedrin HCl sustained release
Romilar 15 mg Tremenza
Trifed
Dekstrometorfan HBr Pseudoefedrin HCl, Triprolidin HCl Pseudoefedrin HCl, Triprolidin HCl PCT, Dekstrometorfan HBr,
Tuzalos
Fenilpropanolamin HCl, Klorfeniramin maleat
Obat Dislipidemia
Obat Kardiovaskuler
Vectrine 300 mg
Erdostein
Crestor 5 mg
Kalsium rosuvastatin
Crestor 10 mg
Kalsium rosuvastatin
Lipanthyl Penta 145 mg
Fenofibrat
Lipitor 10 mg
Kalsium atorvastatin
Lipitor 20 mg
Kalsium atorvastatin
Angioten 50 mg
Kalium losartan
Betablok 50 mg
Bisoprolol fumarat
Cardismo 20 mg
Isosorbit mononitrat
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
19
Kelas Terapi
Obat Kontrasepsi Oral
Obat Saluran Cerna
Nama Obat
Zat Aktif
Cedocard 5 mg
Isosorbit mononitrat
Concor 5 mg
Bisoprolol fumarat
Exforge 5 mg/80 mg
Amlodipin, Valsartan
Farnormin 50 mg
Atenolol
Glaucon 250 mg
Asetazolamid
Herbesser 30 mg
Diltiazem HCl
Imdur 60 mg
Isosorbit mononitrat
Lasix 40 mg
Furosemid
Letonal 100 mg
Spironolakton
Norvask 5 mg
Amlodipin
Norvask 10 mg
Amlodipin
Diane 35
Siproteron asetat, Etinilestradiol
Mycrogynon LB
Levonogestrel, Etinilestradiol
Yasmin Pil KB
Drospirenon, Etinilestradiol
Biodiar 630 mg
Attapulgit
Buscopan 10 mg
Hiosin-N-butilbromida
Buscopan Plus
Hiosin-N-butilbromida, Parasetamol
Cedantron 8 mg
Ondansetron HCl
Damaben 10 mg
Metoklopramid HCl
Disflatyl 40 mg
Dimetilpolisiloksan
Dramamine 50 mg
Dimenhidrinat, Vit B6
Imodium 2 mg
Loperamid HCl
Lacbon
Spora viable dari L. sporogenes > 50 juta Per viable cell L. acidop hillus
Lacto-B Sachet
bifidobacterium longun, S. faeeium, Vit C, Vit B, Vit B2, Vit B5, Niasin, Protein, fat
Lancid 30 mg
Lansoprazol
Lapraz 20 mg
Lansoprazol
Librozym Plus
Diastase, Pankreatin, Simetikon
Lodia 2 mg
Loperamid HCl
Motilium 10 mg
Domperidon
Nexium 20 mg
Esomeprazol
Nexium 40 mg
Esomeprazol Pancreatic lipase, Pancreatic
Pankreon Comp
amylase, Pancreatic protease, Biledispert
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
20
Kelas Terapi
Nama Obat
Zat Aktif Metilpolisiloksan, Mg-
Polycrol Forte
hidroksida, Al-hidroksida koloidal Dimetilpolisiloksan, Mg-
Polysilane
hidroksida, Al-hidroksida koloidal
Polysilane Max
Famotidin, Kalsium karbonat, Mg(OH)2
Prazotec 30 mg
Lansoprazol
Primperan 100 mg
Metoklopramid HCl
Pumpitor 20 mg
Omeprazol
Rantin 150 mg
Ranitidin HCl
Rantin 300 mg
Ranitidin HCl
Sanmetidin 200 mg
Simetidin
Strocain P 400 mg
Polimigel
Vometa FT
Domperidon
Vosedon 10 mg
Domperidon
Zantac 150 mg
Ranitidin HCl
Avodart 0,5 mg
Dutasterid
Harnal D 0,2 mg
Tamsulosin HCl
Prostacom 5 mg
Finasterid
Urispas 200 mg
Flavoksat HCl
Urotracin 400 mg
Asam pipemidat
Obat Sistem
Epsonal 50 mg
Eperison HCl
Muskuloskeletal
Myonal 50 mg
Eperison HCl
Obat Saluran Kemih
Glukosamin, Kondroitin OA Plus
sulfat, Vit C, Vit E, Manganese, Selenium, Zn, MSM, Boron, Kolagen II
Oste Suplemen, Vitamin, dan Terapi
Glukosamin HCl, Kondroitin sulfat, Vit C, Mg, Mn Likopen, Ekstrak anggur,
Penunjang Antox 650 mg
Ekstrak teh hijau, β karoten, Vit B3, B6, B12, C, E, Zn, Selenium
Asthin Force Becom-Zet
Natural astaxantin Zn , Vit E, C, B1, B2, B3, B5, B6, B9, B12 Vit B1, B2, B6, B12,
Becombion Forte
nikotinamid, Ca D (+) pantotenat
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
21
Kelas Terapi
Nama Obat Bio ATP Imboost Imboost Force 950 mg
Imunos 1100 mg
Mecola Mecola Forte
Zat Aktif ATP, Vit B1 disulfida, Vit B6, B12, E Echinacea, Zn picolinat E. purpurea, Ekstrak elderberry hitam, Zn picolinat Echinacea, Zn picolinat, Selenium, Vit C Alpha Lipoic Acid (ALA), Vit B12 Alpha Lipoic Acid (ALA) Vit A, D, C, B1, B2, B6, B9, B12, Nikotinamid, Ca-
Obimin AF
pantotenat, Besi (II) fumarat, Ca-laktat, Tembaga (II) sulfat, KI, Dimetilpolisiloksan, Naflourida Vit A, C, E, B1, B2, B6, B12,
Vigoral
nikotinamid, dl-pantenol, Besi (II) fumarat
Vitalong C
Vitamin C Vit E, C, B1, B2, Niacinamid,
Zegavit
Vit B6, B12, Asam folat, Ca, Asam pantotenat, Zn
Untuk sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian dalam atau secara oral, kelas farmakologi untuk tiap obat antara lain : analgesik dan antipiretik, antelmintik, antiasma, antibiotik, antihistamin dan antialergi, antijamur, antivirus, elektrolit, obat batuk dan pilek, obat saluran cerna, serta suplemen dan terapi penunjang. Secara rinci, pengelompokan ini dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk sediaan cair oral di Apotek Atrika secara farmakologi Kelas Terapi
Nama Obat
Zat Aktif
Novalgin Syrup 60 mL
Metampiron
Antelmintik
Helben Syrup 10 mL
Albendazol
Antiasma
Lasal Syrup 100 mL
Salbutamol sulfat
Analgesik dan Antipiretik
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
22
Kelas Terapi
Nama Obat
Zat Aktif Salbutamol sulfat,
Lasal Expectoran Syr 100 mL Antibiotik
Amoxsan Drops 15 mL
Amoksisilin
Amoxsan Dry Syrup 60 mL
Amoksisilin
Amoxsan Forte Dry Syr 60 mL
Amoksisilin
Cefat Syrup 60 mL
Sefadroksil monohidrat
Cefat Forte Syrup 60 mL
Sefadroksil monohidrat
Cefspan Syrup 30 mL
Sefiksim
Claneksi Dry Syrup 60 mL
Claneksi Forte Syr 60 mL
Antihistamin dan Antialergi
Elektrolit
Amoksisilin dan Asam Klavulanat
Sporetic Syrup 30 mL
Sefiksim
Aerius Syrup 60 mL
Desloratadin
Bestalin Syrup 100 mL
Hidroksizin dihidroklorida Betametason, Deksklorfeniramin maleat Betametason, Deksklorfeniramin maleat
Claritin Syrup 30 mL
Loratadin
Intrizin Drops 15 mL
Setirizin diHCl
Intrizin Syrup 60 mL
Setirizin diHCl
Kandistatin Drops 12 mL
Nistatin
Mycostatin Drops 12 mL
Nistatin
Isprinol Syrup 60 mL
Metisoprinol
Pedialyt Liquid 500 mL
Renalyte Liquid 200 mL Obat Batuk dan Pilek
Klavulanat
Metronidazol
Celestamine Syrup 60 mL
Antivirus
Amoksisilin dan Asam
Flagyl Syrup 60 mL
Celestamin Syrup 30 mL
Antijamur
Gliserilguaiakolat
Natrium, Kalium, Dekstrosa, Sitrat, Klorida Natrium, Kalium, Klorida, Sitrat, Glukosa
Mucopect Drops 20 mL
Ambroksol HCl
Mucopect Syr Anak 60 mL
Ambroksol HCl
Mucopect Syrup Dewasa 60 mL
Ambroksol HCl
Rhinos Junior 60 mL
Pseudoefedrin HCl, Klorpeniramin HCl maleat
Rhinos Neo Drops 10 mL
Pseudoefedrin HCl
Toplexil Syrup 120 mL
Oksomemazin, Guaifenesin Pipazetat HCl,
Transpulmin Syrup 60 mL
Gliserilguaiakolat, Na sitrat, Fenilpropanolamin HCl
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
23
Kelas Terapi Obat Saluran Cerna
Suplemen dan Terapi Penunjang
Nama Obat
Zat Aktif
Inpepsa Syrup 100 mL
Sukralfat
Inpepsa Syrup 200 mL
Sukralfat
Nifural Syrup 60 mL
Nifuroksazid
Primperan Syrup 60 mL
Metoklopramid HCl
Vometa Drops 10 mL
Domperidon
Vometa Syrup 60 mL
Domperidon
Imboost Syrup 120 mL
Echinacea, Zn picolinate
Imboost Force Syr 60 mL
E. purpurea, Ekstrak elderberry hitam, Zn picolinat
Imboost Force Syr120 mL
E. purpurea, Ekstrak elderberry hitam, Zn picolinat
Kelas kategori yang ditetapkan untuk sediaan setengah padat “obat dalam” di Apotek Atrika berdasarkan pengkajian terhadap khasiat atau kelas terapi masing masing obat adalah sebagai berikut : antibiotik topikal, antiekzem, antiinflamasi topikal, antijamur topikal, antivirus topikal, emolien dan pelindung kulit, obat jerawat, obat kulit lain, serta obat wasir. Secara rinci, pengelompokan ini dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk sediaan setengah padat topikal di Apotek Atrika secara farmakologi Kelas Terapi Antibiotik Topikal
Nama Obat
Zat Aktif
Bactroban Ointment 5 g
Mupirosin
Bactroban Ointment 10 g
Mupirosin
Bioplacenton Gel 15 g
Neomisin Sulfat, Ekst. plasenta
Burnazine Cream 35 g
Perak Sulfadiazin Framisetin sulfat 1% (di dalam
Daryant-Tulle
kasa pembalut ukuran 10x10 cm)
Chloramfecort Cream 10 g
Kloramfenikol
Chloramfecort-H Cream 10 g
Kloramfenikol
Digenta Cream 10 g
Gentamisin, Betametason
Diprogenta Cream 5 g
Diprogenta Cream 10 g
Gentamisin sulfat, Betametason dipropionat Gentamisin sulfat, Betametason dipropionat
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
24
Kelas Terapi
Nama Obat Diprogenta Ointment 5 g
Diprogenta Ointment 10 g
dipropionat Gentamisin sulfat, Betametason dipropionat Gentamisin sulfat
Garamycin Cream 15 g
Gentamisin sulfat
Garamycin Ointment 5 g
Gentamisin sulfat
Garamycin Ointment 15 g
Gentamisin sulfat Fluosinolon asetonida, Gentamisin
Kalmicetune Ointment 20 g
Kloramfenikol
Nebacetine Ointment 5 g
Neomisin sulfat, Basitrasin
Nebacetine Powder 5 g
Neomisin sulfat, Basitrasin
Betason Cream 5 g
Betametason valerat, Klorkresol
Betason-N Cream 5 g
Antiinflamasi Topikal
Gentamisin sulfat, Betametason
Garamycin Cream 5 g
Gentasolon Cream 10 g
Antiekzem
Zat Aktif
Betametason-17-valerat, Neomisin Sulfat
Decoderm Cream 10 g
Flupredniliden asetat
Dermovate Cream 10 g
Klobetasol propionat
Esperson 0,25% Cream 5 g
Desoksimetason
Esperson 0,25% Cream 15 g
Desoksimetason
Hydrocortisone 1% Cream 5 g
Hidrokortison asetat
Hydrocortisone 2,5% Cr 5 g
Hidrokortison asetat
Ikaderm Cream 10 g
Klobetasol propionat
Ikaderm Ointment 10 g
Klobetasol propionat
Inerson Ointment 15 g
Desoksimetason
Kloderma Cream 5 g
Klobetasol propionat
Kloderma Cream 10 g
Klobetasol propionat
Kloderma Ointment 10 g
Klobetasol propionat
Locoid Cream 10 g
Hidrokortison 17-butirat
Locoid Lipocream 10 g
Hidrokortison 17-butirat
Locoid Scalp Lotion 20 mL
Hidrokortison 17-butirat
Lotasbat Cream 10 g
Klobetasol propionat
Lotasbat Ointment 10 g
Klobetasol propionat
Benoson Cream 5 g
Betametason valerat
Benoson Cream 15 g
Betametason valerat Betametason valerat, Mikonazol
Benoson-N Cream 5 g
nitrat Betametason valerat, Mikonazol
Benoson-N Cream 15 g Cinolon Cream 10 g
nitrat Fluosinolon asetonid
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
25
Kelas Terapi
Nama Obat
Zat Aktif Fluosinolon asetonid, Neomisin
Cinolon-N Cream 10 g
Antijamur Topikal
sulfat
Diprosone OV Cream 5 g
Betametason dipropionat
Diprosone OV Cream 10 g
Betametason dipropionat
Diprosone OV Ointment 5 g
Betametason dipropionat
Diprosone OV Ointment 10 g
Betametason dipropionat
Elocon Cream 5 g
Mometason furoat
Elocon Cream 10 g
Mometason furoat
Elocon Ointment 5 g
Mometason furoat
Elocon Ointment 10 g
Mometason furoat
Intercon Cream 10 g
Mometason furoat
Kenacort-A Cream 10 g
Triamcinolon asetonida
Mofacort Cream 10 g
Mometason furoat
Batrafen Cream 10 g
Siklopiroksolamin
Baycuten-N Cream 5 g
Klotrimazol, Deksametason asetat
Daktarin Oral Gel 10 g
Mikonazol
Daktarin Powder
Mikonazol nitrat
Exoderil Cream 15 g
Naftilina hidroklorida
Formyco Cream 10 g
Ketokonazol
Loprox NL 1,5 g Solution
Siklopiroks
Mycoral Cream 5 g
Ketokonazol
Mycorine Cream 5 g
Miconazol nitrat
Mycorine Cream 15 g
Miconazol nitrat
Mycospor Cream 15 g
Miconazol nitrat
Nizoral Cream 5 g
Ketokonazol
Nizoral Cream 15 g
Ketokonazol
Nizoral SS 1% 80 mL
Ketokonazol
Nizoral SS 2% 80 mL
Ketokonazol
Profungal Cream 15 g
Ketokonazol
Thecort Cream 5 g
Mikonazol nitrat
Trosyd Cream 10 g
Tiokonazol
Trosyd Cream 20 g
Tiokonazol
Virumerz Gel 10 g
Tromantadin HCl
Zoter Cream 5 g
Asiklovir
Zovirax Cream 2 g
Asiklovir
Zovirax Cream 5 g
Asiklovir
Emolien dan
Carmed 10% Cream
Urea
Pelindung Kulit
Carmed 20% Cream
Urea
Carmed Lotion
Urea
Antivirus Topikal
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
26
Kelas Terapi
Nama Obat
Zat Aktif
Pabanox Cream 20 g
Padimate O, Oksibenzon, TiO2
Pabanox Lot SPF 15 120 mL
Padimate O, Oksibenzon, TiO2
Parasol Cream SPF 33 20 g
Parasol Lot SPF 30 120 mL
Obat Jerawat
Obat Kulit Lain
Etileksil-metoksinamat, TiO2, Oksibenzon Etileksil-metoksinamat, TiO2, Oksibenzon
Pasquam Cream 20 g
Dekspantenol
Mediklin Gel 15 g
Klindamisin fosfat
Mediklin TR Gel 15 g
Klindamisin fosfat, Tretionin
Aloxid 2% Solution 60 mL
Minoksidil
Aloxid 5% Solution 60 mL
Minoksidil
Bepanthen Ointment 20 g
Dekspantenol
Lanakeloid-E Cream 10 g
Centella asiatica
Madecassol Ointment 10 g
Ekstrak Centella asiatica
Mederma Gel 20 g
Ekstrak Allium cepa, Allantoin
Mediquin Cream 15 g
Hidrokuinon
Melanox Cream 15 g
Hidrokuinon
Melanox Forte Cream 15 g
Hidrokuinon
Melanox ES Whitening Cream
Hidrokuinon
Regrou 2% Solution 30 mL
Minoksidil
Regrou Forte 5% Sol 30 mL
Minoksidil Eukaliptol, Mentol, Camphora,
Transpulmin BB Balsam 10 g
Sage oil, Ekstrak bunga cammomile Eukaliptol, Mentol, Camphora,
Transpulmin BB Balsam 20 g
Sage oil, Ekstrak bunga cammomile Eukaliptol, Mentol, Camphora,
Transpulmin BB Cream 10 g
Sage oil, Ekstrak bunga cammomile Eukaliptol, Mentol, Camphora,
Transpulmin BB Cream 20 g
Sage oil, Ekstrak bunga cammomile
Obat Wasir
Vitacid 0,05% Cream 20 g
Asam retinoat
Vitacid 0,1% Cream 20 g
Asam retinoat
Faktu Ointment 20 g
Policresulen, Sinkokain
Faktu Suppositoria
Policresulen, Sinkokain
Ultrapoct-N Cream 10 g
Ultrapoct-N Suppositoria
Flukortolon pivalat, Lidokain HCl Flukortolon pivalat, Lidokain HCl
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
27
4.2 Pembahasan Penyimpanan obat secara farmakologi bertujuan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam hal pengambilan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit pasien, sehingga pengobatan yang rasional dapat tercapai. Pada tugas khusus kali ini, dilakukan pengkajian dan pengelompokan secara farmakologi terhadap “obat-obat dalam” non generik yang terdapat di Apotek Atrika. “Obat-obat dalam” yang dimaksud dalam hal ini adalah obat-obatan ethical, obat DOWA (Daftar Obat Wajib Apotek), dan beberapa obat bebas yang termasuk ke dalam “obat-obat dalam” pada daftar obat di Apotek Atrika. Pada hakikatnya, secara teori obat bebas termasuk ke dalam obat Over The Counter (OTC), namun beberapa obat bebas di Apotek Atrika dimasukkan ke dalam daftar “obat dalam” dengan tujuan untuk memudahkan pengambilan obat serta mengefisiensikan waktu peracikan dan atau pengambilan obat, karena obatobat bebas yang masuk ke dalam daftar “obat dalam” ini merupakan obat yang paling sering diresepkan oleh dokter. Obat-obat bebas ini antara lain Dumin 500 mg tablet, Sanmol 500 mg tablet, Sumagesic tablet, Biodiar 630 mg tablet, LactoB sacchet, Vitalong C tablet, dan beberapa obat bebas lainnya. Pengelompokan secara farmakologi didasarkan atas efek terapi atau khasiat yang terdapat dalam obat. Efek terapi yang dihasilkan oleh obat ini dipengaruhi oleh zat aktif yang terkandung di dalam obat. Pada pengelompokan kali ini, obat yang memiliki efek terapi yang sama walaupun berbeda mekanisme kerjanya dikelompokkan dalam satu kategori kelas terapi. Hal ini salah satunya dapat terlihat pada contoh pengelompokan kategori antibiotik pada Tabel 4.1. Amoksisilin yang terkandung dalam sediaan Amoxan 250 mg dan tiamfenikol yang terdapat pada sediaan Thiamycin 500 mg memiliki mekanisme yang berbeda dalam melakukan aktivitas kerjanya. Namun, karena kedua zat ini memiliki khasiat yang sama yaitu membunuh dan atau menghambat pertumbuhan bakteri, maka kedua obat ini dikelompokkan ke dalam kategori yang sama. Amoksisilin bekerja dengan menghambat pembentukan mukopeptida atau peptidoglikan yang diperlukan untuk sintesis dinding sel bakteri, sedangkan tiamfenikol yang merupakan antibiotik golongan kloramfenikol bekerja dengan menghambat sintesis protein bakteri. Antibiotik ini terikat pada ribosom subunit
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
28
50S dan menghambat enzim peptidil transferase sehingga ikatan peptida tidak terbentuk pada proses sintesis bakteri (Syarif dkk., 2007). Penyimpanan obat secara farmakologi memiliki kekurangan dalam hal lamanya pelayanan. Hal ini disebabkan karena sistem penyimpanan secara farmakologi dapat menyulitkan pencarian obat dengan cepat terutama jika farmasis di apotek belum mengenal dengan baik klasifikasi obat berdasarkan efek farmakologinya. Oleh karena itu, untuk meminimalisir hal ini, maka “obat-obat dalam” dikelompokkan secara sederhana atau menggunakan kelas terapi yang luas sehingga lebih memudahkan farmasis di apotek untuk mengenal klasifikasi obat. Dalam hal ini, pengelompokan hanya terbatas pada kelas farmakologi secara umum, seperti kelas obat saluran cerna, obat batuk dan pilek, obat kardiovaskuler, dan lainnya. Sebagai contoh, pada obat saluran cerna, obat-obat yang termasuk kategori ini memiliki berbagai khasiat seperti antiemetik (Primperan Syrup 60 mL), obat diare (Nifural Syrup 60 mL), antasida(Inpepsa Syrup 100 mL dan 200 mL), dan khasiat lainnya yang berkaitan dengan saluran cerna. Pembagian berdasarkan sub kelas farmakologi untuk kategori obat ini tidak dilakukan karena selain untuk memudahkan farmasis di apotek dalam mengenal dan menghafal klasifikasi obat, juga
dimaksudkan
untuk
memperkecil
ruang
penyimpanan
di
apotek.
Pengelompokan yang lebih spesifik sampai pada sub kelas farmakologi tiap obat tentu saja membutuhkan ruang penyimpanan yang lebih besar atau rak penyimpanan yang lebih banyak. Hal ini tidak memungkinkan untuk apotek yang memiliki ruang penyimpanan “obat-obat dalam” yang tidak begitu luas. Hal yang berbeda dilakukan terhadap obat-obat golongan antimikroba. Pada obat-obat golongan ini, pengelompokan dilakukan berdasarkan sub kelas farmakologinya yang terdiri dari antibiotik, antivirus, antijamur, antelmintik, dan antituberkulosis. Tujuan dari dilakukannya hal ini salah satunya adalah untuk mencegah terjadinya resistensi terhadap antibiotik akibat pemberian obat yang salah. Selain itu, penyakit yang disebabkan oleh mikroba merupakan penyakit yang banyak dijumpai saat ini dan beberapa penyakit yang disebabkan oleh mikroba ini dapat menular, sehingga pemberian obat yang benar-benar tepat harus
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
29
dilakukan agar tidak terjadinya kondisi yang lebih parah akibat kesalahan pengambilan obat. Kelompok obat yang telah disusun secara farmakologi selanjutnya disusun secara alfabetis untuk mempermudah dalam pencarian dan pengambilan. Untuk sedian obat tetes, baik tetes mata maupun tetes telinga, dan obat luar lainnya, tidak dilakukan pengelompokan secara farmakologi. Penyimpanan obat-obat ini hanya dilakukan secara alfabetis dikarenakan jumlah sediaan obat yang sedikit serta khasiat yang hampir sama antara sediaan obat yang satu dengan yang lainnya. Daftar keseluran obat ini beserta alamat PBF-nya dapat dilihat pada Lampiran 1, 2, 3, dan 4. Untuk obat-obatan yang dipersyaratkan disimpan pada suhu dingin, disimpan dalam lemari pendingin (contoh Faktu Suppositoria dan Ultrapoct-N Suppositoria) dan dilengkapi dengan adanya termometer untuk menjamin suhu didalam lemari pendingin berada pada suhu yang telah ditetapkan. Untuk sistem penyimpanan obat, obat disimpan berdasarkan kombinasi sistem FIFO (First in First Out) dan FEFO (First Expired First Out). Kombinasi kedua sistem ini merupakan kombinasi terbaik karena menjamin bahwa obat yang disimpan masih memenuhi syarat mutu, khasiat, dan keamanan. Penggunaan label pada kemasan obat dengan menggunakan warna-warna yang cerah dan berbeda untuk tiap kelas terapi obat juga dapat dilakukan untuk menghindari kesalahan pada saat pengambilan obat, memudahkan pencarian obat, serta memudahkan dalam mengidentifikasi apabila ada obat yang diletakkan tidak sesuai
dengan
tempatnya.
Pada
masing-masing
kemasan
dapat
pula
ditambahankan mengenai instruksi penandaan waktu pemakaian obat dengan memberikan tanda pada masing-masing kotak obat. Tanda yang diberikan antara lain, (√) jika obat diberikan setelah makan atau pada saat makan, (X) jika obat diberikan pada saat perut kosong (satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan), dan (±) jika obat dapat diberikan bersama makanan atau pada saat perut kosong.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan a.
Berdasarkan hasil pengkajian dan pengelompokan mengenai efek terapi yang terdapat dalam sediaan “obat dalam” di Apotek Atrika, telah ditetapkan beberapa kelas terapi untuk masing-masing kategori sediaan obat yang terdiri dari sediaan padat oral, sediaan cair oral, dan sediaan setengah padat topikal.
b.
Terdapat 22 buah kelas terapi yang telah ditetapkan untuk sediaan padat oral “obat dalam” di Apotek Atrika, antara lain : analgetik dan antipiretik, antelmintik, anti asma, antibiotik, antidiabetes, antihistamin dan anti alergi, antijamur,
antikonvulsan,
antiparkinson,
antituberkulosis,
antivertigo,
antivirus, elektrolit, hormon kelamin, obat batuk dan pilek, obat dislipidemia, obat kardiovaskuler, obat kontrasepsi oral, obat saluran cerna, obat saluran kemih, obat sistem muskoskeleletal, serta suplemen vitamin dan terapi penunjang. c.
Terdapat 10 buah kelas terapi yang telah ditetapkan untuk sediaan cair oral “obat dalam” di Apotek Atrika, obat antara lain : analgesik dan antipiretik, antelmintik, antiasma, antibiotik, antihistamin dan antialergi, antijamur, antivirus, elektrolit, obat batuk dan pilek, obat saluran cerna, serta suplemen dan terapi penunjang.
d.
Kelas terapi yang ditetapkan untuk sediaan setengah padat “obat dalam” di Apotek Atrika berdasarkan pengkajian terhadap khasiat masing masing obat adalah sebagai berikut : antibiotik topikal, antiekzem, antiinflamasi topikal, antijamur topikal, antivirus topikal, emolien dan pelindung kulit, obat jerawat, obat kulit lain, serta obat wasir.
e.
Pengelompokan secara farmakologi tidak dilakukan terhadap sedian obat tetes, baik tetes mata maupun tetes telinga, dan obat luar lainnya yang terdapat di Apotek Atrika. Penyimpanan obat-obat ini hanya dilakukan secara alfabetis dikarenakan jumlah sediaan obat yang sedikit serta khasiat yang hampir sama antara sediaan obat yang satu dengan yang lainnya.
30 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
31
5.2 Saran a.
Pengelompokan obat secara farmakologi sebaiknya tidak hanya dilakukan untuk ”obat-obat dalam” saja tetapi juga dilakukan terhadap obat Over The Counter (OTC), sehingga pengobatan swamedikasi pasien secara tepat dan efisisen dapat tercapai.
b.
Proses pembelajaran secara terus-menerus mengenai farmakologi obat perlu dilakukan oleh seorang farmasis di apotek. Hal ini bertujuan agar pemahaman dan pengenalan yang baik tentang klasifikasi obat berdasarkan efek farmakologi dapat dimiliki oleh seorang farmasis di apotek sehingga dapat menunjang tercapainya pengobatan yang rasional untuk pasien.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, N.W. (2005). Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Resep Dokter Anak di Apotek-Apotek Kota Yogjakarta Bagian Barat Tahun 2003. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2003). Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas. Jakarta : Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dwiprahasto.
(2006).
Intervensi
Pelatihan
untuk
Meminimalkan
Risiko
Medication Error di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer. Jurnal Berkala Ilmu
Kedokteran
,
XXXVIII.
September
15,
2013.
http://i-
lin.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=5603. Hezmela, R. (2006). Daya Antijamur Ekstrak Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K. Schum) dalam Sediaan Salep. Jakarta : Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, 8-9. Ikatan Apoteker Indonesia. (2012). Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 47 – 2012 s/d 2013. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan, 597-599. Kementerian Kesehatan. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004
Tentang
Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Muharomah, S. (2008). Manajemen Penyimpanan Obat di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun 2008. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 14-16. Mulyana, D.S. (2013). Analisis Penyebab Insiden Keselamatan Pasien oleh Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit X Jakarta. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2. Nurfianti, A. (2010). Bar Code Medication Administrartion Systems. Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1. Pratiwi, T.S.( 2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama, 154-160.
32 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
33
Purba, A.V., Soleha, M., dan Sari, I.D. (2007). Kesalahan dalam Pelayanan Obat (Medication Error) dan Usaha Pencegahannya. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 10 (1) : 31-33. Sheina, B., Umam, M.R., dan Solikhah. (2010). Penyimpanan Obat di Gudang Instalasi Farmasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1. Kes Mas, 4 (10) : 29-30. Suryandana, A.I. (2001). Tinjauan Pelaksanaan Penyimpanan Obat di Bagian Farmasi Balai Pengobatan Departemen Penerangan Jakarta. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 27. Syarif, et al (Ed. ke-5). (2007). Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Uniersitas Indonesia, 179, 182, 277, 278, 281, 541, dan 542. Virawan, M.K. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Staf Perawat dan Staf Farmasi Menggunakan Enam Benar dalam Menurunkan Kasus Kejadian yang Tidak Diharapkan dan Kejadian Nyaris Cedera di Rumah Sakit Umum Surya Husadha. Depok : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia,1-2.
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
LAMPIRAN
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
34
Lampiran 1 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan padat oral "obat-obat dalam" di Apotek Atrika Kelas Terapi Antibiotik
Nama Obat
Nama PBF
Alamat PBF
No. Telpon PBF
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Amoxillin 500 mg
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
Amoxsan 250 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Amoxsan 500 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Bactrim Forte 160 mg
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
Baquinor 250 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Baquinor Forte 500 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Bicrolid 250 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Biothicol 500 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Cefat 250 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Cefat 500 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Akilen 400 mg Amoxil 500 mg
Cefspan 100 mg
Cefspan 200 mg
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
35
Lampiran 1 (Lanjutan) PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
Claneksi 500 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Cravox 500 mg
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Kallista Prima
Jl. Kemang Timur Raya No.26 (Kompleks IAPCO), Jakarta Selatan
(021) 3800403/ 3855558
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Merapi Utama Pharma
Jl. Pulobuaran Raya No.4 Blok III EE Kav. No.1, Kawasan Industri Pulogadung
(021) 3141906
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
PT. Merapi Utama Pharma
Jl. Pulobuaran Raya No.4 Blok III EE Kav. No.1, Kawasan Industri Pulogadung
(021) 3141906
Mezatrin 250 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Prolic 150 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Ceptik 200 mg
Erysanbe 500 mg
FG Troches
Flagyl Forte 500 mg
Interdoxin 50 mg Interflox 500 mg Lincocin 500 mg
Meiact 200 mg
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
36
Lampiran 1 (Lanjutan) Prolic 300 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Sanlin 500 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Sanprima Forte
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Siclidon 100 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Soxime 500 mg
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
Spirasin 500 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Sporetic 100 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Super Tetra 250 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta 13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta 13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Voxin 500 mg
PT. Kallista Prima
Jl. Kemang Timur Raya No.26 (Kompleks IAPCO), Jakarta Selatan
(021) 3800403/ 3855558
Zistic 500 mg
PT. United Dico Citas
Jl. Johar No.5, Menteng, Jakarta Pusat 10350
(021) 3149338
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
Tarivid 200 mg Tarivid 400 mg
Tetrin 500 mg
Thiamycin 500 mg
Zithromax 500 mg
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
37
Lampiran 1 (Lanjutan) Antijamur
Zycin 500 mg
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
Diflucan 150 mg
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Formyco 200 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Mycoral 200 mg
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
Nizoral 200 mg
Antivirus
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Spyrocon 100 mg
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
Herclov 500 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Inclovir 500 mg Isprinol 500 mg
Zoter 400 mg
Antelmintik Helben 400 mg
Vermox 500 mg Antituberkulosis
Beniazide 400 mg
INH Ciba 300 mg
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
38
Lampiran 1 (Lanjutan) PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Exforge 5 mg/80 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
Farnormin 50 mg
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
Glaucon 250 mg
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Rimactane 450 mg
Sanazet 500 mg Obat Kardiovaskuler
Angioten 50 mg
Betablok 50 mg
Cardismo 20 mg
Cedocard 5 mg
Concor 5 mg
Herbesser 30 mg
Imdur 60 mg
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
39
Lampiran 1 (Lanjutan) Lasix 40 mg
Letonal 100 mg
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Tempo
Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat
(021) 29218888
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Tempo
Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat
(021) 29218888
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Tempo
Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat
(021) 29218888
Norvask 5 mg
Norvask 10 mg Antidiabetes Amaryl 4 mg
Diamicron MR 60 mg
Glucobay 100 mg Glucophage 500 mg Glucophage 850 mg
Glucophage XR 500 mg
Glucotrol XL 10 mg
Glurenorm 30 mg
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
40
Lampiran 1 (Lanjutan) PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Tempo
Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat
(021) 29218888
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Tempo
Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat
(021) 29218888
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
Januvia 100 mg Obat Batuk dan Pilek
Bisolvon 8 mg
Epexol 30 mg
Fluimucil 200 mg
Fluimucil Paed Sach Longatin 25 mg Longatin 50 mg
Mucohexin 8 mg
Mucopect 30 mg
Nalgestan
Rhinofed Rhinos SR
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
41
Lampiran 1 (Lanjutan) PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Tremenza
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Trifed
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Kallista Prima
Jl. Kemang Timur Raya No.26 (Kompleks IAPCO), Jakarta Selatan
(021) 3800403/ 3855558
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
Alloris 10 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Avil 25 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Romilar 15 mg
Tuzalos
Vectrine 300 mg Antihistamin dan Antialergi
Aerius 5 mg
Bestalin 25 mg
Celestamine
Cerini 10 mg
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
42
Lampiran 1 (Lanjutan) PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Lameson 4 mg
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
Lameson 8 mg
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
Lameson 16 mg
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
Medixon 4 mg
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Claritin 10 mg
Cortidex 0,5 mg
Dextamine
Heptasan 4 mg
Homoclomin 10 mg
Incidal OD 10 mg
Kalmethason 0,5 mg
Ocuson
Ryzen 10 mg
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
43
Lampiran 1 (Lanjutan) Sanexon 4 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Telfast HD 180 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
Xyzal 5 mg
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
Crestor 5 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
Crestor 10 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
Lipanthyl Penta 145 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
Lipitor 10 mg
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Tempo
Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat
(021) 29218888
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Tempo
Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat
(021) 29218888
Cedantron 8 mg
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
Damaben 10 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Urbason 4 mg
Obat Dislipidemia
Lipitor 20 mg
Obat Saluran Cerna
Biodar 630 mg
Buscopan 10 mg
Buscopan Plus
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
44
Lampiran 1 (Lanjutan) PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 3800403/ 3855558
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Kimia Farma Trading & Distribution
Komplek Majapahit Permai Blok A 105-106 Jl. Majapahit No.18-22, Jakarta Pusat
(021) 34833395/ 96
Lacto-B Sachet
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
Lancid 30 mg
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
Lapraz 20 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Librozym Plus
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
Lodia 2 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Motilium 10 mg
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
Disflatyl 40 mg
Dramamine
Imodium 2 mg
Lacbon
Nexium 20 mg
Nexium 40 mg
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
45
Lampiran 1 (Lanjutan) Pankreon Comp
PT. Kimia Farma Trading & Distribution
Komplek Majapahit Permai Blok A 105-106 Jl. Majapahit No.18-22, Jakarta Pusat
(021) 34833395/ 96
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 3800403/ 3855558
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
Polycrol Forte
Polysilane
Polysilane Max
Prazotec 30 mg Primperan 100 mg
Pumpitor 20 mg
Rantin 150 mg
Rantin 300 mg
Sanmetidin 200 mg
Strocain P 400 mg
Vometa FT
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
46
Lampiran 1 (Lanjutan) PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
Vosedon 10 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Zantac 150 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Bricasma
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
Etaphylline 250 mg
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
Euphylline Retard MITE
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Meptin Mini 0,025 mg
PT. Merapi Utama Pharma
Jl. Pulobuaran Raya No.4 Blok III EE Kav. No.1, Kawasan Industri Pulogadung
(021) 3141906
Profilas 1 mg
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 3800403/ 3855558
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 3800403/ 3855558
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 3800403/ 3855558
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
Antiasma
Ventolin 2 mg
Obat Kontrasepsi Oral Diane 35
Mycrogynon LB
Yasmin Pil KB
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
47
Lampiran 1 (Lanjutan) Hormon Kelamin
Analgesik dan Antipiretik
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Orgabolin 2 mg
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Primolut- N 5 mg
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Dumin 500 mg
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Flamar 25 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Flamar 50 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Mefinal 250 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Mefinal 500 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
Gynaecosid
Arcoxia 90 mg
Arcoxia 120 mg
Cataflam 25 mg
Cataflam 50 mg
Dolo Neurobion
Neuralgin RX
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
48
Lampiran 1 (Lanjutan)
Nonflamin 50 mg
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. United Dico Citas
Jl. Johar No.5, Menteng, Jakarta Pusat 10350
(021) 3149338
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
Novalgin 500 mg
Pirofel 20 mg
Ponstan 500 mg
Proris 200 mg
Ronalgin 500 mg
Sanmol 500 mg
Sumagesic
Ultracet
Voltaren 25 mg
Voltaren 50 mg
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
49
Lampiran 1 (Lanjutan) PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Avodart 0,5 mg
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
Harnal D 0,2 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
Prostacom 5 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
Urispas 200 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
Urotracin 400 mg
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Aspar- K 300 mg
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Merislon 6 mg
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
Unalium 10 mg
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
Antiparkinson
Parlodel 2,5 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Anugerah Pharmindo Lestari Tegretol 200 mg
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
Antikonvulsan
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
Myonal 50 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
OA Plus
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
Oste
PT. Parit Padang Global
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
Asthin Force
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
Becom-Zet
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
Obat Saluran Kemih
Elektrolit
Antivertigo
Obat Sistem Muskuloskeletal
Suplemen, Vitamin, dan Terapi Penunjang
Epsonal 50 mg
Antox 650 mg
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
50
Lampiran 1 (Lanjutan) PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Mecola
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
Mecola Forte
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
Vigoral
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
Vitalong C
PT. United Dico Citas
Jl. Johar No.5, Menteng, Jakarta Pusat 10350
(021) 3149338
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Becombion Forte Bio ATP Imboost
Imboost Force 950 mg
Imunos 1100 mg
Obimin AF
Zegavit
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
51
Lampiran 2 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan cair oral "obat-obat dalam" di Apotek Atrika Kelas Terapi
Nama Obat
Nama PBF
Antibiotik
Alamat PBF
No. Telpon PBF
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Amoxsan Forte Dry Syrup 60 mL
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Cefat Syrup 60 mL
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Cefat Forte Syrup 60 mL
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Cefspan Syrup 30 mL
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Claneksi Dry Syrup 60 mL
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Claneksi Forte Syrup 60 mL
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Tempo
Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat
(021) 29218888
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Amoxsan Drops 15 mL
Amoxsan Dry Syrup 60 mL
Flagyl Syrup 60 mL
Sporetic Syrup 30 mL
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
52
Lampiran 2 (Lanjutan) Antijamur
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 5305600 - 5305602
Isprinol Syrup 60 mL
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
Antelmintik
Helben Syrup 10 mL
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
Obat Batuk dan Pilek
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Mucopect Drops 20 mL PT. Tempo
Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat
(021) 29218888
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Rhinos Junior 60 mL
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
Rhinos Neo Drops 10 mL
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
Toplexil Syrup 120 mL
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Kandistatin Drops 12 mL
Mycostatin Drops 12 mL Antivirus
Mucopect Syrup Anak 60 mL
Mucopect Syrup Dewasa 60 mL
Transpulmin Syrup 60 mL Antihistamin dan Antialergi Aerius Syrup 60 mL
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
53
Lampiran 2 (Lanjutan) Bestalin Syrup 100 mL
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Indofarma Global Medica (IGM)
Jl. Dr. Saharjo No.45 Blok 13-85, Jakarta Selatan 12850
(021) 83791374 / 83792048
Celestamin Syrup 30 mL
Celestamine Syrup 60 mL
Claritin Syrup 30 mL
Intrizin Drops 15 mL
Intrizin Syrup 60 mL
Suplemen dan Terapi Penunjang
Imboost Syrup 120 mL
Imboost Force Syrup 60 mL
Imboost Force Syrup 120 mL
Zinkid 100 mL
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
54
Lampiran 2 (Lanjutan) Obat Saluran Cerna
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Lasal Syrup 100 mL
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
Lasal Expectoran Syrup 100 mL
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
Inpepsa Syrup 100 mL
Inpepsa Syrup 200 mL
Nifural Syrup 60 mL
Primperan Syrup 60 mL
Vometa Drops 10 mL
Vometa Syrup 60 mL Antiasma
Analgesik
dan
Novalgin Syrup 60 mL
Antipiretik Elektrolit Pedialyt Liquid 500 mL
Renalyte Liquid 200 mL
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
55
Lampiran 3 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan setengah padat topikal "obat-obat dalam" di Apotek Atrika Kelas Terapi
Nama Obat
Antibiotik Topikal Bactroban Ointment 5 g
Bactroban Ointment 10 g
Nama PBF
Alamat PBF
No. Telpon PBF
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
Bioplacenton Gel 15 g
Burnazine Cream 35 g
Daryant-Tulle
Chloramfecort Cream 10 g
Chloramfecort-H Cream 10 g
Digenta Cream 10 g
Diprogenta Cream 5 g
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
56
Lampiran 3 (Lanjutan) PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Diprogenta Cream 10 g
Diprogenta Ointment 5 g
Diprogenta Ointment 10 g
Garamycin Cream 5 g
Garamycin Cream 15 g
Garamycin Ointment 5 g
Garamycin Ointment 15 g
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
57
Lampiran 3 (Lanjutan) Gentasolon Cream 10 g
Kalmicetune Ointment 20 g
Nebacetine Ointment 5 g
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
Nebacetine Powder 5 g Antijamur Topikal
Batrafen Cream 10 g
Baycuten-N Cream 5 g
Daktarin Oral Gel 10 g
Daktarin Powder
Exoderil Cream 15 g
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
58
Lampiran 3 (Lanjutan) PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Nizoral Cream 5 g
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Nizoral Cream 15 g
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Nizoral SS 1% 80 mL
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Nizoral SS 2% 80 mL
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Profungal Cream 15 g
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Thecort Cream 5 g
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
Formyco Cream 10 g Loprox NL 1,5 g Solution Mycoral Cream 5 g
Mycorine Cream 5 g
Mycorine Cream 15 g
Mycospor Cream 15 g
Trosyd Cream 10 g
Trosyd Cream 20 g Antivirus Topikal
Virumerz Gel 10 g
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
59
Lampiran 3 (Lanjutan) Zoter Cream 5 g
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
Zovirax Cream 2 g
Zovirax Cream 5 g Antiekzem Betason Cream 5 g
Betason-N Cream 5 g
Decoderm Cream 10 g
Dermovate Cream 10 g
Esperson 0,25% Cream 5 g
Esperson 0,25% Cream 15 g
Hydrocortisone 1% Cream 5 g
Hydrocortisone 2,5% Cream 5 g
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
60
Lampiran 3 (Lanjutan) PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Ikaderm Cream 10 g
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
Ikaderm Ointment 10 g
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
Inerson Ointment 15 g
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
Locoid Cream 10 g
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
Locoid Lipocream 10 g
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
Locoid Scalp Lotion 20 mL
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 5305600 - 5305602
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Kloderma Cream 5 g
Kloderma Cream 10 g
Kloderma Ointment 10 g
Lotasbat Cream 10 g
Lotasbat Ointment 10 g Antiinflamasi Topikal Benoson Cream 5 g
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
61
Lampiran 3 (Lanjutan) PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 5305600 - 5305602
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 5305600 - 5305602
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 5305600 - 5305602
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Cinolon Cream 10 g
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Cinolon-N Cream 10 g
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
Benoson Cream 15 g
Benoson-N Cream 5 g
Benoson-N Cream 15 g
Diprosone OV Cream 5 g
Diprosone OV Cream 10 g
Diprosone OV Ointment 5 g
Diprosone OV Ointment 10 g
Elocon Cream 5 g
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
62
Lampiran 3 (Lanjutan) PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
Intercon Cream 10 g
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
Kenacort-A Cream 10 g
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 5305600 - 5305602
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
Elocon Cream 10 g
Elocon Ointment 5 g
Elocon Ointment 10 g
Mofacort Cream 10 g Obat Kulit Lain Aloxid 2% Solution 60 mL
Aloxid 5% Solution 60 mL
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
63
Lampiran 3 (Lanjutan) PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Lanakeloid-E Cream 10 g
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
Madecassol Ointment 10 g
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Surya Prima Perkasa
Jl. Bima No.21 - Kemanggisan, Jakarta 11480
(021) 9561061/ 53654891 95
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Surya Prima Perkasa
Jl. Bima No.21 - Kemanggisan, Jakarta 11480
(021) 9561061/ 53654891 95
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Surya Prima Perkasa
Jl. Bima No.21 - Kemanggisan, Jakarta 11480
(021) 9561061/ 53654891 95
Bepanthen Ointment 20 g
Mederma Gel 20 g
Mediquin Cream 15 g
Melanox Cream 15 g
Melanox Forte Cream 15 g
Melanox ES Whitening Cream
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
64
Lampiran 3 (Lanjutan) PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Transpulmin BB Cream 10 g
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
Transpulmin BB Cream 20 g
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
Regrou 2% Solution 30 mL
Regrou Forte 5% Solution 30 mL
Transpulmin BB Balsam 10 g
Transpulmin BB Balsam 20 g
Vitacid 0,05% Cream 20 g
Vitacid 0,1% Cream 20 g PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
Emolien dan
Carmed 10% Cream
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
Pelindung Kulit
Carmed 20% Cream
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
Carmed Lotion
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
65
Lampiran 3 (Lanjutan) PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
Ultrapoct-N Cream 10 g
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Ultrapoct-N Suppositoria
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920
(021) 4608820
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
Pabanox Cream 20 g
Pabanox Lotion SPF 15 120 mL
Parasol Cream SPF 33 20 g
Parasol Lotion SPF 30 120 mL
Pasquam Cream 20 g Obat Wasir Faktu Ointment 20 g
Faktu Suppositoria
Obat Jerawat Mediklin Gel 15 g
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
66
Lampiran 3 (Lanjutan) PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/ 5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
Mediklin TR Gel 15 g
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
67
Lampiran 4 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan obat tetes "obat-obat dalam" di Apotek Atrika Kelas Terapi
Nama Obat
Antibiotik
Nama PBF
Alamat PBF
No. Telpon PBF
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
Sagestam Eye/Ear Drops 5 mL
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930
(021) 46826464
Catarlent Eye Drops 15 mL
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
Cendo Xitrol Eye Drops 5 mL
Gol. Lain
Cendo Lyteers Eye Drops 15 mL
Conver 2% Eye Drop 15 mL
Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014